65
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN-PENGABDIAN FAKULTAS HUKUM UNUD EFEKTIFITAS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PAJAK HOTEL DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN DI PROVINSI BALI PENELITI I Made Walesa Putra, S.H.,M.Kn./0022028202 (Ketua) Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247 Putu Dina Marta Ratna Sari/ 1416051251 Dana SP DIPA-042.04.2.400107/2015 tanggal 15 April 2015, Perjanjian No.960B/UN14.1.11/KU/2015, tanggal 4 Mei 2015 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA BULAN NOVEMBER TAHUN 2015

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

UNIT PENELITIAN-PENGABDIAN FAKULTAS HUKUM UNUD

EFEKTIFITAS PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PAJAK HOTEL DALAM

BIDANG KEPARIWISATAAN DI PROVINSI BALI

PENELITI

I Made Walesa Putra, S.H.,M.Kn./0022028202 (Ketua)

Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H

MAHASISWA

Aloysius Adi Kurnia/1103005110

Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193

Maysha Uri Vatriska/1416051247

Putu Dina Marta Ratna Sari/ 1416051251

Dana SP DIPA-042.04.2.400107/2015 tanggal 15 April 2015,

Perjanjian No.960B/UN14.1.11/KU/2015, tanggal 4 Mei 2015

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

BULAN NOVEMBER TAHUN 2015

Page 2: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247
Page 3: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247
Page 4: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmatNyalah penelitian yang berjudul EFEKTIFITAS

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PAJAK HOTEL DALAM

BIDANG KEPARIWISATAAN DI PROVINSI BALI dapat kami

selesaikan. Kami menyadari sepanjang pelaksanaan penelitian ini banyak

pihak yang membantu pelaksanaannya. Untuk itu dalam kesempatan ini

kami menyampaikan rasa terima kepada:

1. Rektor Universitas Udayana

2. Ketua LPPM Universitas Udayana

3. Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana beserta staff

4. Ketua Unit Penelitian Pengabdian Fakultas Hukum Universitas

Udayana

5. Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana

6. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Denpasar dan Kabupaten

Badung beserta Staff

7. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian

penelitian ini.

Kami menyadari dalam penelitian ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik bagi penyempurnaan

penelitian ini sangat kami harapkan. Akhir kata dengan segala

kerendahan hati, kami berharap semoga hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu

hukum perpajakan terutama terkait dengan bidang Pajak Daerah berupa

Pajak Hotel.

Denpasar, Oktober 2015

Tim Peneliti

Page 5: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

RINGKASAN ..................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Tujuan Khusus Penelitian ................................................................ 2

C. Urgensi (Keutamaan) Penelitian..................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 13

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 13

B. Spesifikasi Penelitian..................................................................... 13

C. Lokasi Penelitian ........................................................................... 14

D. Data dan Sumber Data.................................................................. 14

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 15

F. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 16

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 18

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................

A. Simpulan ...........................................................................................

Page 6: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

JADWAL PELAKSANAAN ............................................................................. 21

LAMPIRAN ....................................................................................................... 22

Page 7: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

RINGKASAN

EFEKTIFITAS PENEGAKAN HUKUM

TERHADAP PAJAK HOTEL DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN

DI PROVINSI BALI

PENELITI

I Made Walesa Putra, S.H.,M.Kn.

Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H

Pajak Hotel sebagai pajak daerah, merupakan sumber pendapatan penting bagi

pemerintah daerah di Provinsi Bali. Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar,

termasuk seluruh kabupaten di Provinsi Bali telah memiliki Peraturan Daerah

tentang Pajak Hotel yang mengatur secara tegas pemungutan, pemeriksaan,

pengawasan sampai dengan pemberian sanksi terhadap pelanggaran pajak hotel.

Namun beberapa tahun terakhir masih banyak terjadi kasus pengemplangan pajak

hotel, kondisi ini sangat merugikan pemerintah daerah hingga puluhan miliar

rupiah, dan tentunya merugikan masyarakat secara tidak langsung.

Penelitian ini, metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis

empiris, yuridis untuk menganalisis berbagai peraturan tentang pajak hotel dan

peraturan pelaksanaannya. Pendekatan empiris untuk menganalisa hukum yang

dilihat dari perilaku masyarakat/pemerintah daerah antara lain: Dinas Pendapatan

Daerah (Dispenda), Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Bali,

Kejaksaan dan instansi terkait lainnya.

Penelitian berangkat dari pengumpulan data melalui wawancara dengan instansi-

instansi, atau aparat-aparat terkait mengenai kondisi pemungutan dan penegakan

pajak hotel, kemudian secara yuridis dilakukan analisis peraturan perundang-

undangan, serta peraturan pelaksanaannya yang mengatur tentang pajak hotel.

Berdasarkan analisa yuridis–empiris tersebut dibuat suatu kajian hukum dan pada

akhirnya diharapkan penelitian ini menemukan sebab terjadinya kebocoran

pendapatan daerah tersebut serta memberikan solusi dan masukan supaya tidak

terjadi hal serupa. Diharapkan pengembalikan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang bersumber dari pajak hotel sesuai dengan kondisi nyata dan akhirnya dapat

mendukung pembangunan daerah termasuk sarana dan prasarana Masyarakat Bali.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah pembangunan hotel dan operasionalnya dari tahun ke tahun

semakin marak di Bali yang merupakan pusat pariwisata Indonesia. Keberadaan

hotel dapat memberikan nilai positif terhadap penyerapan tenaga kerja untuk

bekerja dibidang perhotelan selain juga memberikan income bagi daerah di bidang

perpajakan.

Pajak Hotel sebagai salah satu jenis pajak daerah, merupakan sumber

pendapatan daerah penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dan

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga perlu perhatian khusus.

Mulai dari pengaturan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan,

akuntabilitas, terutama pemungutan, pengawasan serta penegakan hukum

terhadap pelanggarannya.

Namun pertumbuhan hotel di Pulau Dewata-Bali tidak serta merta

membangun kesadaran pemiliknya untuk membayar pajak. Dibeberapa wilayah

terjadi pelanggaran pajak hotel, seperti kasus dugaan pengemplangan pajak Vila

Ocean Blue Pool I dan II, yang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Denpasar

dimana masih mengumpulkan data guna melakukan gelar kasus di Kejaksaan

Agung (Kejakgung) Jakarta. Ada juga kasus ditangani Kejaksaan Negeri

Denpasar mengusut dugaan penggelapan pajak sejumlah hotel berbintang yang

nilainya mencapai puluhan miliar rupiah.1 Serta data dari Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Bali mengungkapkan sebanyak

175 dari 2.111 unit hotel, pondok wisata, dan restoran di Kabupaten Badung

belum tercatat sebagai wajib pajak (WP) karena lemahnya sistem pengawasan.2

Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah

dirugikan oleh para pengemplang pajak hotel pada akhirnya juga merugikan

1 http://www.merdeka.com, 10 Hotel di Bali diduga gelapkan pajak hingga puluhan

miliar, diakses 5 februari 2015.

2 http://www.antarabali.com, BPKP: 175 Hotel di Badung Belum Wajib Pajak, 26

November 2014, diakses 10 Februari 2015.

Page 9: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

masyarakat Bali yang kehilangan kesempatan menikmati pembangunan beserta

sarana prasarananya.

Jelas bahwa kebanyakan negara-negara di dunia, pajak merupakan

penerimaan yang terbesar sebagai pembiayaan, bahkan yang utama. Pajak

merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mendistribusikan beban

pemerintah kepada rakyatnya, karena pajak disamping memenuhi fungsi budgeter

(anggaran) juga memenuhi fungsi reguler (pengaturan), baik di bidang sosial,

budaya dan ekonomi. Pungutan pajak mengurangi penghasilan atau kekayaan

individu, tapi sebaliknya merupakan penghasilan masyarakat yang kemudian

dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan

pembangunan oleh pemerintah.

Berdasarkan latar belakang disebut sebelumnya, banyaknya kasus terjadi

sehingga efektifitas pemungutan, pemeriksaan, pengawasan serta penegakan pajak

hotel di daerah-daerah Provinsi Bali masih dipertanyakan. Dikarenakan terjadi

ancaman ataupun kehilangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari

pajak hotel. Apabila hal tersebut tidak dilakukan suatu terobosan, koreksian, serta

perbaikan segera, maka akan lebih banyak kerugian timbul dimasa mendatang.

Selain itu akan terjadi ketidakadilan terhadap wajib pajak lain yang telah

memenuhi kewajiban khususnya bidang pajak hotel.

Penegakan hukum bidang perpajakan dalam hal ini pajak hotel selain

merupakan ranah hukum administrasi dan perdata, namun juga dapat masuk

wilayah hukum pidana, dimana tentunya ada ancaman sanksi pidana terhadap

pelanggarannya.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan masukkan ataupun

menemukan solusi terkait pemecahan permasalahan pendapatan daerah berupa

pajak hotel di Provinsi Bali. Hingga diharapkan meningkatkan ataupun

memaksimalkan pendapatan daerah-daerah di provinsi Bali, akhirnya dapat

mendukung pembangunan daerah termasuk sarana dan prasarana masyarakat.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang diteliti penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana efektivitas pemungutan, pemeriksaan, pengawasan, serta

penegakan pajak hotel dibidang kepariwisataan di Provinsi Bali?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi serta bagaimana pemecahannya terkait

pemungutan, pemeriksaan, pengawasan, serta penegakan pajak hotel

dibidang kepariwisataan di Provinsi Bali?

Page 11: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik

Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi terdiri atas

daerah-daerah kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan

kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan kepada masyarakat. Demikian sejalan dengan isi Undang - Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Berlakunya Undang-Undang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir bersama dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan

memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan

kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara.

Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, Daerah berhak

mengenakan pungutan kepada masyarakat. Payung perundangan yakni Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menempatkan perpajakan

sebagai salah satu perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban

kepada rakyat, seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur

dengan Undang-Undang. Dengan demikian, pemungutan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah harus didasarkan pada Undang-Undang.

Pajak-pajak sebenarnya merupakan jiwa negara, sebab tanpa pajak negara

tidak akan atau sukar hidup, kecuali apabila negara itu mempunyai pendapatan

dari sumber-sumber alam (minyak, gas bumi, tambang emas, biji besi,

magnesium dan sebagainya) dan/atau dari perdagangan/industri-industri. Jadi

pajak-pajak pada hakekatnya mengenai hidup negara secara ekonomis, bukan

hidup secara manusiawi. Banyak sedikitnya uang yang diperlukan oleh negara

tergantung kepada tingkat ekonomi negara serta rakyatnya. Pajak-pajak ditangan

Page 12: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

pemerintah digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, yang akan

tercemin dalam tingkat kesejahteraan rakyat. Lebih sejahtera, lebih makmur

masyarakat, lebih tinggi tingkat ekonominya. Maka dapat dikatakan bahwa

pajak-pajak disamping untuk kelangsungan hidup negara (dengan anggaran

rutinnya) juga digunakan untuk pembangunan yang akan menyejahterakan dan

memakmurkan rakyat Indonesia (melalui anggaran pembangunan). Dengan ini

mudah dimengerti bahwa pajak-pajak pungutannya selalu berdasarkan keadaan

ekonomi rakyat dan hasilnya digunakan untuk meningkatkan ekonomi rakyat,

dan penghasilannya yang hanya cukup kebutuhan primer, tidak wajar dikenakan

pajak atas penghasilnnya. Untuk itu berlaku asas daya pikul.3

Hukum pajak dapat dibagi dalam Hukum Pajak Formil dan Hukum Pajak

Materiil. Dengan adanya tax reform, ketentuan Hukum Pajak Formil dimuat

dalam undang-undang tersendiri, yaitu UU No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Hukum Pajak Formil memuat

ketentuan-ketentuan yang mendukung ketentuan Hukum Pajak Materiil.4

Pajak sebagai sumber penerimaan negara telah dipungut di Indonesia sejak

awal kemerdekaan. Pungutan terhadap pajak bersifat memaksa dan terutang oleh

wajib pajak dengan tidak mendapat prestasi kembali secara langsung, hasil dari

pungutan pajak dapat digunakan membiayai pengeluaran negara dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.5

Pajak adalah gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam

masyarakat. Masyarakat terdiri dari individu, individu mempunyai hidup sendiri

dan kepentingan sendiri, yang dapat dibedakan dari hidup masyarakat dan

kepentingan masyarakat. Negara adalah masyarakat yang mempunyai tujuan

tertentu. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup

masyarakat dan kepentingan masyarakat. Untuk kelangsungan hidup masing-

masing diperlukan biaya. Biaya hidup individu, menjadi beban dari individu

3 Rochmat Soemitro, Dewi Kania Sugiharti, 2004, Asas dan Dasar Perpajakan I, PT

Refika Aditama, Jakarta, h.43-44.

4 H.Lutfi Effendi, 2010, Pokok-Pokok Hukum Pajak, Bayumedia, Malang, h.19.

5 Marihot P. Siahaan, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo,

Jakarta, h. 7.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

yang bersangkutan dan berasal dari penghasilan sendiri. Biaya hidup negara

adalah untuk kelangsungan alat-alat negara, administrasi negara, lembaga negara

dan seterusnya serta dibiayai dari penghasilan negara.6

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang mempunyai dua fungsi

yaitu:

1) Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi pemerintah, untuk

membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2) Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat pengatur atau melaksanakan

pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.7

Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah menentukan “Pajak ditetapkan dengan Peraturan

Daerah”. Sebagai tindak lanjut ketentuan pasal tersebut, Pemerintah Provinsi

Bali, Pemerintah Kota Denpasar, termasuk seluruh kabupaten di Provinsi Bali

telah menetapkan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel, antara lain:

1) Peraturan Daerah Provinsi Bali No 1 Tahun 2011, tentang Pajak Hotel;

2) Peraturan Walikota Denpasar No 5 Tahun 2011, tentang Pajak Hotel;

3) Peraturan Daerah Kabupaten Badung No 15 Tahun 2011, tentang Pajak

Hotel;

4) Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No 2 Tahun 2011, tentang Pajak

Hotel;

5) Peraturan Daerah Kabupaten Bangli No 15 Tahun 2011, tentang Pajak

Hotel;

6) Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana No 3 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel;

7) Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem No 16 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel;

8) Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan No 24 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel;

6 Erly Suandy, 2000, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta, h. 5

7 Mardiasmo, 2011, Edisi Revisi, Perpajakan, Andi, Yogyakarta

Page 14: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

9) Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung No 1 Tahun 2012, tentang

Pajak Hotel;

10) Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng No 8 Tahun 2011, tentang Pajak

Hotel;

H.Bohari merangkum dan sekaligus mengintisarikan unsur-unsur yang

terkait dengan pemungutan pajak adalah sebagai berikut:

1) Bahwa pajak itu adalah suatu iuran, atau kewajiban menyerahkan sebagian

kekayaan (pendapatan) kepada negara. Dapat dikatakan bahwa negara

menarik sebagian daya beli masyarakat untuk negara.

2) Bahwa perpindahan atau penyerahan iuran itu adalah bersifat wajib, dalam

arti bahwa bila kewajiban itu tidak dilaksanakan maka dengan sendirinya

dapat dipaksakan, artinya hutang tersebut dapat ditagih dengan

menggunakan kekerasan seperti Surat Paksa dan Sita.

3) Perpindahan ini adalah berdasarkan undang-undang atau peraturan yang

dibuat pemerintah yang berlaku umum. Sekirannya pungutan pajak tidak

didasarkan undang-undang atau peraturan, maka ini tidak sah dan

dianggap sebagai perampasan hak.

4) Tidak ada jasa timbal (tegen) yang dapat ditunjuk, artinya antara pembayar

pajak dengan prestasi dari negara tidak ada hubungan langsung. Prestasi

dari negara seperti hak untuk mendapatkan perlindungan dari alat-alat

negara, hak penggunaan jalan umum, hak untuk mendapatkan pengairan

dan lain sebagainya. Prestasi tersebut tidak ditujukan secara langsung

kepada individu pembayar pajak, tetapi ditujukan secara kolektif atau

kepada anggota masyarakat secara keseluruhan. Buktinya orang miskin

yang tidak membayar pajakpun dapat menikmati prestasi dari negara.

Bahkan orang miskin lebih banyak mungkin menggunakan prestasi negara

dibandingkan dengan orang kaya seperti dalam penggunaan sarana

/kesehatan.

5) Uang yang dikumpulkan tadi oleh negara digunakan untuk membiayai

pengeluaran umum yang berguna untuk rakyat, seperti pembuatan jalan,

Page 15: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

jembatan, gedung, gaji untuk pegawai negeri termasuk ABRI, dan

sebagainya.8

Secara umum, pendapatan asli daerah dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

(1) Retribusi yang dipungut dengan kompensasi layanan tertentu ; dan

(2) Pajak yang dipungut tanpa kompensasi layanan.9

Pasal 1 ayat (20) UU No 28 Tahun 2009, mengartikan pajak hotel adalah

pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel, pada ayat (21) UU ini

menyebutkan yang dimaksud hotel adalah fasilitas penyedia jasa

penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut

bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma

pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos

dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Selanjutnya Pasal 32 UU No 28 Tahun 2009 menyebutkan:

(1) Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh Hotel

dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan

Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan,

termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

(2) Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fasilitas

telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika,

transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola

Hotel.

Tentang subyek pajak, wajib pajak, dasar pengenaan pajak, serta tarif

pajak hotel diatur mulai Pasal 33 sampai dengan Pasal 36 UU No 28 Tahun

2009. Subyek pajak hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan

pembayaran kepada orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel. Wajib

Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel. Dan

dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya

8 H.Bohari, 1993, Pengantar Hukum Pajak, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, h.25-26.

9 Wahyudi Kumorotomo, 2006, Desentralisasi Fiskal Politik Perubahan Kebijakan 1974-

2004. Penerbit Kencana, Jakarta, h.125.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

dibayar. Sedangkan tarif Pajak Hotel ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).

Sistem perpajakan dianut Indonesia dan telah diundangkan adalah Self

Assessment System, artinya suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan

kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan,

dan membayar sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Dengan demikian penentuan besarnya pajak

terutang berada pada wajib pajak sendiri. Sedangkan tugas aparatur perpajakan

adalah melaksanakan pengendalian tugas pembinaan, penelitian, pengawasan

dan penetapan sanksi10

.

Sekalipun pejabat pajak hanya memberikan bimbingan kepada wajib pajak

untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan haknya, pejabat pajak berwenang

memberikan sanksi hukum berdasarkan tingkat pelanggaran hukum yang

dilakukan oleh wajib pajak. Pejabat pajak tidak terlibat pada penentuan jumlah

pajak yang terutang sebagai beban yang dipikul oleh wajib pajak, melainkan

hanya mengarahkan cara bagaimana wajib pajak memenuhi kewajiban dan

menjalankan hak agar tidak terjadi pelanggaran hukum.11

Dalam rangka penerimaan negara melalui pajak tentu saja Self Assessment

System harus diawasi agar wajib pajak menghitung dan/atau melaporkan pajak

yang terutang dengan benar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.12

Dalam sistem perpajakan, pungutan pajak dalam masyarakat dapat

dibenarkan atau tidak, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa teori, yaitu sebagai

berikut13

:

1) Teori Asuransi

10

Djamaludin Gede, 2002, Hukum Pajak, Fakultas Ekonomi Indonesia, h.32.

11 Muhammad Djafar Saidi, 2007, Pembaharuan Hukum Pajak, PT RajaGrafindo

Perkasa, Jakarta, h.201.

12 Y Sri Pudyatmoko, 2009, Pengantar Hukum Pajak, Andi, Yogyakarta, h.133.

13 Rochmat Soemitro dan Dewi Kania Sugiharti, op.cit., h. 28 – 34.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Teori asuransi ini mengatakan bahwa pajak diibaratkan sebagai suatu

premi asuransi yang harus dibayar oleh setiap orang karena orang

mendapatkan perlindungan atas hak-haknya dari pemerintah. Teori ini

tidak mempunyai banyak pendukung karena tidak sesuai dengan kenyataan

dan juga tidak sesuai dengan sifat-sifat pajak, sehingga teori ini ditinggal

orang.

2) Teori Daya Pikul

teori daya pikul ini setiap orang wajib membayar pajak sesuai dengan daya

pikul masing-masing. Daya pikul maksudnya kekuatan seseorang untuk

memikul suatu beban dari apa yang tersisa, setelah seluruh penghasilannya

dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran yang mutlak untuk kehidupan

primer diri sendiri beserta keluarganya.

3) Teori Kepentingan

Teori kepentingan ini mengukur besarnya pajak sesuai dengan besarnya

kepentingan wajib pajak yang dilindungi. Jadi lebih besar kepentingan

yang dilindungi maka lebih besar pula pajak yang harus dibayar. Teori ini

tidak sesuai dengan sifat pajak, sebab justru pajak sifatnya adalah suatu

pembayaran yang tidak ada imbalannya secara langsung dapat ditunjuk

dan menurut teori ini pajak harus sesuai dengan kepentingan masing-

masing

4) Teori Daya Beli

Teori daya beli ini pajak diibaratkan sebagai pompa yang menyedot daya

beli seseorang/anggota masyarakat, yang kemudian dikembalikan lagi

kepada masyarakat. Jadi sebenarnya uang yang berasal dari rakyat kembali

lagi kepada masyarakat melalui saluran lain, sehingga pada hakikatnya

pajak tidak merugikan rakyat, oleh sebab itu maka pungutan pajak dapat

dibenarkan.

5) Teori Kewajiban Pajak Mutlak

Teori kewajiban pajak mutlak ini negara itu merupakan satu kesatuan yang

didalamnya setiap warga negara terikat. Tanpa adanya organ atau lembaga

itu individu tidak mungkin dapat hidup. Lembaga tersebut oleh karena

memberi hidup kepada warganya dapat membebani setiap anggota

Page 18: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

masyarakatnya dengan kewajiban-kewajiban yang antara lain kewajiban

mambayar pajak, berdasarkan pemikiran tersebut maka pemungutan pajak

walaupun membebani individu dapat dibenarkan

6) Teori Pembenaran Pajak menurut Pancasila

Teori Pembenaran Pajak menurut Pancasila ini Pancasila mengandung

sifat kekeluargaan dan gotong royong. Gotong royong adalah usaha yang

dilakukan secara bersama, tanpa diberi imbalan yang ditujukan untuk

kepentingan umum atau kepentingan bersama, sedangkan kekeluargaan

yang merupakan sifat Pancasila mengandung arti bahwa setiap anggota

keluarga berdasarkan hakikat kekeluargaan mempunyai kewajiban untuk

ikut membantu, mempertahankan, melangsungkan hidup keluarga da

menjaga nama baik keluarga tanpa suatu imbalan, melainkan hanya

melakukan pengorbanan saja. Pembayaran pajak dalam rangka pemikiran

ini merupakan sesuatu yang tidak sukar diberikan pembenarannya. Jadi

berdasarkan Pancasila, pungutan pajak dapat dibenarkan karena

pembayaran pajak dipandang sebagai uang yang tidak keluar dari

lingkungan masyarakat tempat wajib pajak hidup.

Sedangkan landasan hukum pemeriksaan pajak adalah Pasal 29 dan Pasal

29A jo Pasal 31 UU No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU KUP. Pasal 29 ayat (1)

UU KUP menyatakan, bahwa direktur jendral pajak berwenang melakukan

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib

pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Pasal 31 UU KUP menyatakan bahwa, tata cara

pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Paraturan Menteri Keuangan.14

Sanksi terhadap pelanggaran pajak tidak hanya dapat dikenakan secara

perdata dan administratif tapi juga dapat sanksi pidana. Ancaman hukuman pidana

tidak saja terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tapi

14

Fidel, 2014, Tax Law: Proses Beracara di Pengadilan Pajak dan Peradilan Umum,

Carofin Media, Tangerang, h.3.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

banyak juga tercantum dalam undang-undang diluar KUHP. Hal ini disebabkan

antara lain karena15

:

a. Adanya perubahan sosial yang cepat, sehingga perubahan-perubahan

itu perlu disertai dan diikuti peraturan-peraturan hukum dengan sanksi

pidana;

b. Kehidupan modern yang semakin kompleks sehingga disamping

adanya peraturan pidana berupa unifikasi yang bertahan lama (KUHP)

diperlukan pula peraturan-peraturan pidana yang bersifat temporer;

c. Pada banyak peraturan hukum yang berupa undang-undang di

lapangan hukum administrasi negara, perlu dikaitkan dengan sanksi-

sanksi pidana untuk mengawasi peraturan-peraturan itu agar ditaati.

Sanksi-sanksi pidana terdapat dalam undang-undang diluar KUHP antara

lain dalam Undang-Undang Tindak Pidana Ekonomi, Undang-Undang Tindak

Pidana Subversi, Tindak Pidana Korupsi, Undang-Undang Pajak, dan lain-lain.

15

Arif Surojo, 2010, Pengantar Pajak Diklat Teknis Substantif Dasar (DTSD)

Kepabeanan dan Cukai (Modul I-IV), Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai, Jakarta, h.13. dalam Adrian Sutedi, 2013, Hukum

Pajak, Sinar Grafika, Jakarta, h.11.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Untuk memperoleh suatu pembahasan sesuai dengan apa yang

terdapat di dalam tujuan penyusunan penelitian ini, metode pendekatan yang

digunakan dalam penelitian adalah pendekatan yuridis empiris. Menurut

Ronny Hanitijo Soemitro adalah pendekatan terhadap hukum sebagai law-

in-action karena menyangkut persoalan internal antara hukum dengan

pelantara-pelantara sosial yang lain16

. Pendekatan yuridis empiris, yuridis

untuk menganalisis berbagai peraturan tentang pajak hotel dan peraturan

pelaksanaannya. Pendekatan empiris untuk menganalisis hukum yang

dilihat dari perilaku masyarakat/pemerintah daerah yang nyata atau sesuai

dengan kenyataan. Demikian pendekatan yuridis empiris digunakan untuk

memberikan gambaran secara kualitatif efektifitas penegakan pajak hotel

dalam bidang kepariwisataan di Provinsi Bali.

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analitis. 17

Deskriptif dalam arti bahwa dalam penelitian ini peneliti

bermaksud untuk menggambarkan dan melaporkan secara rinci, sistematis

dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berkaitan efektifitas

penegakan pajak hotel dalam bidang kepariwisataan di Provinsi Bali.

Sedangkan analitis berarti mengelompokkan, menghubungkan,

membandingkan data-data yang diperoleh baik dari segi teori maupun

praktek.

Penelitian ini tidak hanya bertujuan memberikan gambaran tentang

fakta-fakta yang ada yang diperoleh di lapangan maupun dari studi

kepustakaan. Tetapi setelah dipelajari ketentuan hukumnya dan diteliti di

16

Ronny Hanitijo Soemitro, 1994, Metodelogi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia,

h.24.

17

Bambang Sunggono, 2002, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 76.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

lapangan, diadakan analisa untuk memperoleh faktor pendukung dan

hambatannya.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pemerintah Provinsi Bali dan beberapa

Pemerintah Daerah Kabupatennya khususnya terkait efektifitas penegakan

pajak hotel. Untuk mendukung data yang diperoleh tersebut, penelitian juga

dimungkinkan dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah, Perhimpunan

Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Bali, serta Aparat Penegak Hukum terkait.

D. Data dan Sumber Data

Penelitian ini membutuhkan dua jenis data yang berasal dari sumber

yang berbeda yaitu:

1. Data Primer, yaitu data-data yang berasal dari sumber data utama, yang

berwujud tindakan sosial, kata-kata dari pihak yang terlibat dengan

dan/atau di dalam pemungutan, pemeriksaan, pengawasan dan

penegakan pajak hotel di Provinsi Bali. Data primer ini akan diperoleh

melalui responden tertentu yang di pilih secara purposive. Penentuan

responden, dilakukan terhadap beberapa responden yang memenuhi

kriteria sebagai berikut: (1). Mereka yang memahami dan menguasai

permasalahan di bidang pajak hotel (2). Mereka yang sedang terlibat

dengan (berwenang) semua pemungutan, pengawasan, dan penegakan

pajak hotel.

2. Data sekunder, yaitu data yang berasal dari bahan bahan pustaka, yang

meliputi dokumen tertulis, yang bersumber dari peraturan perundang

undangan (hukum positif di Indonesia), maupun peraturan

pelaksanaannya, termasuk didalamnya berbagai peraturan daerah yang

dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat, hasil-hasil penelitian,

artikel-artikel ilmiah, buku (literatur), dokumen resmi, arsip dan data

terkait pajak hotel dalam bidang kepariwisataan di Provinsi Bali.

Page 22: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Di dalam penelitian hukum, data sekunder mencakup bahan hukum

primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier18

. Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari:

1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat19

, seperti:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

c. Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

d. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 1 Tahun 2011, tentang Pajak

Hotel.

e. Peraturan Walikota Denpasar No 5 Tahun 2011, tentang Pajak

Hotel.

f. Peraturan Daerah Kabupaten Badung No 15 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel.

g. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No 2 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel.

h. Peraturan Daerah Kabupaten Bangli No 15 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel.

i. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana No 3 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel.

j. Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem No 16 Tahun 2011,

tentang Pajak Hotel.

k. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan No 24 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel.

l. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung No 1 Tahun 2012, tentang

Pajak Hotel.

m. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng No 8 Tahun 2011, tentang

Pajak Hotel.

18 Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, 2004, Penelitian Normatif suatu Tinjauan Singkat,

Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.13.

19

Soejono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, h. 52.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang erat hubungannya

dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan

memahami bahan hukum primer20

, seperti buku-buku, hasil penelitian,

jurnal ilmiah dan artikel-artikel.

3. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum yang memberikan informasi

tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder21

, seperti

kamus.

E. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data terutama dalam prosedur pengumpulan

data primer dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling

atau judgemental sampling (tidak semua populasi dijadikan sampel namun

hanya sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan alasan kuat dapat

memberikan data).22

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, akan dikumpulkan

melalui 3 (tiga) cara yaitu, melalui observasi, wawancara (intervew) dan studi

kepustakaan (liabrary research) yang dilakukan dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut23

:

1. Pada tahap orientasi awal, disamping akan dilakukan studi kepustakaan,

yang dilakukan dengan cara menginventarisir peraturan perundang-

undangan, buku-buku dan literatur lain sebagai sumber data sekunder

yang berkaitan dengan fokus permasalahan, juga akan dilakukan

observasi awal. Cara ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

bersifat umum dan relatif menyeluruh, tentang apa yang tercakup di

dalam fokus permasalahan yang akan diteliti. Dengan demikian

20 Roni Hanitijo Soemitro, op.cit, h.12.

21

Roni Hanitijo Soemitro, op.cit, h.12.

22 Muhamad Muhdar, 2010, Bahan Kuliah Metode Penelitian Hukum Sub Pokok Bahasan

Penulisan Hukum.

23

S.Nasution, 1998, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung, h.73.

Page 24: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

diharapkan dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang

obyek permasalahan yang akan diteliti.

2. Pada tahap orientasi terfokus, akan dilakukan wawancara secara intensif

dan mendalam terhadap para informan, dengan cara wawancara yang

tidak terstruktur, agar tidak kaku dalam memperoleh informasi dengan

mempersiapkan terlebih dahulu gambaran umum pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan.

3. Studi dokumen, yaitu meneliti berbagai dokumen serta bahan-bahan

yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

F. Teknik Pengelolahan dan Analisis Data

Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kualitatif yaitu

data yang diperoleh disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara

kualitatif agar dapat kejelasan masalah yang akan dibahas.

Analisis data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan

data diskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh narasumber secara

tertulis atau lisan dan juga perilakunya secara nyata, diteliti dan dipelajari

sebagai sesuatu yang utuh.24

Pengertian dianalisis disini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan

penginterpretasian secara logis, sistematis. Logis sistematis menujukkan cara

berpikir deduktif-induktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan-

laporan penelitian ilmiah.

Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara

deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai

dengan permasalahan yang diteliti.25

Kemudian untuk menarik kesimpulan dapat menggunakan metode

metode deduktif dan metode induktif, penarikan kesimpulan secara deduktif

yaitu penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menuju hal yang

24

Soejono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grasindo,

Jakarta, h 12.

25 H.B. Sutopo, 1988, Metode Penelitian Kualitatif Bagian II, UNS Press, Surakarta, h.

37.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

bersifat khusus. Secara induktif adalah menarik kesimpulan dengan cara

berangkat dari pengetahuan yang khusus kemudian menilai suatu kejadian

yang umum.

Penelitian ini menggunakan metode penarikan kesimpulan yang

induktif, yaitu menilai suatu kejadian yang bersifat khusus menuju yang sifat

umum.

Page 26: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pemungutan, Pemeriksaan, Pengawasan, serta

Penegakan Pajak Hotel dibidang Kepariwisataan di Provinsi Bali

Dinas Pendapatan Kota/Kabupaten di Provinsi Bali mempunyai

tanggung jawab langsung terhadap realisasi beberapa penerimaan pajak, sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang disesuaikan dengan

kebijakan otonomi Daerah yaitu:

1) Pajak Hotel;

2) Pajak Restoran;

3) Pajak Hiburan;

4) Pajak Penerangan Jalan;

5) Pajak Bumi dan bangunan;

6) Pajak Air Tanah;

7) BPHTB ( Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan);

8) Pajak Reklame.

Penelitian dilakukan di wilayah Provinsi Bali dengan mengambil

sample lokasi di Dinas Pendapatan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Pemilihan lokasi berdasarkan pada jumlah hotel terbanyak (obyek penelitian)

sehingga tidak semua populasi dijadikan sampel namun hanya sampel yang

telah ditentukan terlebih dahulu dengan alasan kuat dapat memberikan data.

Berdasarkan data Badan Statistik Provinsi Bali sebagai berikut26

:

Tabel 1

Jumlah Hotel Berbintang di Bali Menurut Lokasi dan Kelas Hotel

Tahun 2014

No Kab/Kota Kelas Hotel

Jumlah Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1

1 Jembrana 0 0 2 0 0 2

26

http://bali.bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/136, diakses 6 November 2015.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

2 Tabanan 2 0 0 0 0 2

3 Badung 44 55 45 11 9 164

4 Gianyar 7 9 5 0 1 22

5 Klungkung 0 0 2 3 0 5

6 Bangli 0 0 0 0 0 0

7 Karangasem 1 2 2 1 1 7

8 Buleleng 1 1 9 2 1 14

9 Denpasar 3 4 10 8 8 33

Jumlah 58 71 75 25 20 249

Sumber: BPS Provinsi Bali

Dengan demikian Kabupaten Badung dan Kota Denpasar berturut-turut

merupakan wilayah peringkat 1 dan 2 dalam hal memiliki jumlah hotel

berbintang terbanyak di Provinsi Bali yaitu masing-masing sejumlah 164 dan

33 unit hotel. Sementara itu berdasarkan data lain di Kabupaten Badung dalam

Sistem Informasi MAPATDA Dispenda Badung (Lampiran 1), Kabupaten

Badung di akhir tahun 2014 memiliki hotel bintang sejumlah 168 unit serta

hotel non bintang (termasuk villa dan rumah kost) sejumlah 1.495 unit, serta

mengalami peningkatan total (hotel bintang dan non bintang) di bulan

September 2015 sejumlah 1.859 unit. Kabupaten Badung memiliki Wajib

Pajak Baru Hotel sejumlah 300 wajib pajak di tahun 201527

.

1. Dinas Pendapatan Kota Denpasar

Dinas Pendapatan Kota Denpasar beralamat di Jln. Letda Tantular

No. 12 Denpasar-Bali. Dengan visi menjadikan KKDS (Kemampuan

Keuangan Daerah Sendiri) sebagai sumber pendanaan yang utama dalam

menunjang pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya

dengan keharmonisan dan keseimbangan secara berkelanjutan, serta

memiliki misi:

27

http://dispenda.badungkab.go.id/, Perjanjiankinerja Tahun 2015Kepala Seksi

Pendataan Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung, diakses tanggal 9

November 2015

Page 28: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

1) menjaga hubungan yang positif dengan wajib pajak selaku mitra kerja

pemerintah dalam pemungutan pajak

2) mewujudkan penegakan perda serta sanksi hukum yang tegas.

3) mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.

4) menggali sumber-sumber pendapatan.

5) mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas28

Dinas Pendapatan Kota Denpasar yang keberadaannya tersusun dalam

struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, yang terdiri dari :

1) Sub Bagian Umum

2) Sub Bagian Kepegawaian

3) Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Bina Program, yang terdiri dari :

1) Seksi Perencanaan

2) Seksi Data dan Informasi

3) Seksi Evaluasi dan Pelaporan

4. Bidang Pendataan dan Penetapan, yang terdiri dari :

1) Seksi Pendataan

2) Seksi Penetapan

3) Seksi Pemeriksaan

5. Bidang Penagihan, yang terdiri dari :

1) Seksi Pembukuan, Restitusi dan Verifikasi

2) Seksi Penagihan dan Perhitungan

3) Seksi Pertimbangan dan Keberatan

6. Bidang PBB, BPHTB dan Pendapatan lain-lain, yang terdiri dari :

1) Seksi PBB

2) Seksi BPHTB

3) Seksi Pendapatan Lain-lain

28

http://pendapatan.denpasarkota.go.id diakses tanggal 10 November 2015

Page 29: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Pengaturan Daerah serta Peraturan Walikota Denpasar tentang

Pajak Daerah khususnya terkait dengan Pajak Hotel antara lain:

1) Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 5 Tahun 2011 tentang

Pajak Hotel

2) Peraturan Walikota Denpasar No. 11 Tahun 2012 tentang

Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP)

Pelayanan Pajak Air Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan Dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

pada Dinas Pendapatan Kota Denpasar

3) Peraturan Walikota Denpasar No. 13 Tahun 2013 tentang Tata

Cara Penerbitan dan Pengisian SPTPD

4) Peraturan Walikota Denpasar No. 16 Tahun 2013 tentang Tata

Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administratif dan

Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak Air Tanah,

Pajak Reklame, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Hotel

di Kota Denpasar

5) Peraturan Walikota No. 38 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Penghapusan Piutang Pajak Kadaluwarsa Untuk Pajak Ait

Tanah, BPHTB, Pajak Reklame, Restauran, Hiburan, Hotel dan

Pajak Penerangan Jalan di Kota Denpasar

6) Peraturan Walikota Denpasar No. 49 Tahun 2014 tentang

Sistem dan Mekanisme Pemungutan Pajak Hotel, Pajak

Restoran dan Pajak Hiburan.

Pada tahun Anggaran 2014 Dinas Pendapatan Kota Denpasar telah

mengkoordinasikan penerimaan yang bersumber pada Pendapatan Asli

Daerah dengan target sebesar Rp 644.117.977.749,- dan dapat direalisasi

sebesar Rp. 698.705.007.355,99 atau 108,5%.29

Kebijakan yang ditempuh dalam upaya mengamankan target

Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) untuk mendukung rencana

pembangunan di Kota Denpasar adalah dengan program Peningkatan

29

http://pendapatan.denpasarkota.go.id, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

(LAKIP) pada Dinas Pendapatan Kota Denpasar, diakses tanggal 9 November 2015

Page 30: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Penerimaan Daerah melalui peningkatan pemahaman tugas-tugas aparatur

dan peningkatan kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi.

Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui indikator

sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut :

Data Tahun 2014

Indikator

Sasaran

Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase

Pajak Daerah

Retribusi

Daerah

Hasil

Pengelolaan

Kekayaan

Daerah yang

Dipisahkan

Lain-lain

Pendapatan Asli

Daerah yang

sah

Dana

Perimbangan

(Dana Bagi

Hasil)

Lain-lain

Pendapatan

Daerah yang

sah

490.800.592.125,-

48.754.559.000,-

22.893.460.624,-

81.669.366.000,-

69.458.635.426,-

128.398.116.750,67

511.041.442.068,24

54.764.869.960,00

24.953.437.777,60

107.958.671.622,00

69.892.793.041,00

130.292.235.494,04

104,12

112,33

109,00

132,19

100,63

101,48

Data Tahun 2013

Indikator

Sasaran

Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase

Pajak Daerah

Retribusi

450.258.600.000,00

42.685.463.848,00

504.981.564.103,82

47.874.288.091,00

112,15

112,16

Page 31: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Daerah

Hasil

Pengelolaan

Kekayaan

Daerah yang

Dipisahkan

Lain-lain

Pendapatan Asli

Daerah yang

sah

Dana

Perimbangan

(Dana Bagi

Hasil)

Lain-lain

Pendapatan

Daerah yang

sah

20.740.398.065,80

73.271.531.902.73

74.651.447.459.03

112.952.323.902,77

20.774.562.997.87

82.325.306.699,75

72.201.429.179,00

100.119.248.492,69

100,16

116,45

96,72

88,64

Dari data tahun 2013 sampai dengan 2014 terjadi kenaikan penerimaan

pajak. Dari 8 (delapan) jenis pajak yang ditargetkan sebesar Rp

490.800.592.125,00 realisasinya sebesar Rp 511.041.442.068,24

(104,12%). Jenis-jenis pajak tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

- Pajak Hotel ditargetkan Rp. 105.955.000.000,00 dan tercapai Rp.

119.103.974.297,46 atau 112,41 %.

- Pajak Restoran ditargetkan Rp. 59.000.000.000,00 dan tercapai Rp.

65.059.349.397,68 atau 110,27%.

- Pajak Hiburan ditargetkan Rp. 10.117.500.000,00 dan tercapai Rp.

10.687.215.006,10 atau 105,63%.

- Pajak Reklame ditargetkan Rp. 5.723.092.125,00 dan tercapai Rp.

1.637.901.306,00 atau 28.62%.

- Pajak Penerangan Jalan ditargetkan Rp. 62.000.000.000,00 dan tercapai

Rp. 66.225.005.594,00 atau 106,81%.

- Pajak Air Tanah ditargetkan Rp. 8.005.000.000,00 dan tercapai Rp.

8.416.599.313,00 atau 105,14%

Page 32: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

- Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditargetkan Rp.

94.500.000.000,00 dan tercapai Rp. 98.685.571.472,00 atau 104,43% .

- BPHTB ditargetkan Rp. 145.500.000.000,00 dan tercapai Rp.

141.225.825.682,00 atau 97,06%.

Berdasarkan data yang diperoleh selama 2 tahun terakhir tersebut

dapat dilihat ada kenaikan penerimaan pajak daerah di Dispenda Denpasar

termasuk pajak hotel, yang menyebutkan target perolehan melebihi 100%

yaitu sebesar 112,41 %.

2. Dinas Pendapatan Daerah /Pasedahan Agung Kabupaten Badung

Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung

(Dispenda Badung) bertempat di Pusat Pemerintahan Kab. Badung

Mangupraja Mandala Unit 31 yang beralamat di jalan Raya Sempidi,

Mengwi, Badung-Bali. Dengan visi meningkatkan pendapatan asli daerah

untuk menunjang pembangunan berdasarkan tri hita karana menuju

masyarakat yang adil, sejahtera dan ajeg, serta memiliki misi:30

1) mewujudkan tingkat kesadaran/kepatuhan wajib pajak untuk membayar

pajak;

2) mewujudkan sumber-sumber penerimaan pendapatan asli daerah (PAD)

yang mantap dan dinamis;

3) mewujudkan kualitas pelayanan publik yang memuaskan;

4) mewujudkan penguatan lembaga subak untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah (PAD).

Pengaturan Daerah serta Peraturan Bupati Badung tentang Pajak

Daerah khususnya terkait dengan Pajak Hotel antara lain:

1) Peraturan Daerah Kabupaten Badung No 15 Tahun 2011 tentang Pajak

Hotel

2) Peraturan Bupati Badung No 21 Tahun 2012 Tentang Tata Cara

Pemungutan Pajak Parkir, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan, Dan Pajak Penerangan Jalan.

30

http://dispenda.badungkab.go.id/, diakses tanggal 9 November 2015

Page 33: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

3) Peraturan Bupati Badung No 28 Tahun 2013 Tentang Penentuan

Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak Daerah

4) Peraturan Bupati Badung No 84 Tahun 2012 Tentang Tata Cara

Pembetulan Kesalahan Tulis, Kesalahan Hitung, dan atau Kekeliruan

Penerapan Ketentuan Tertentu dalam Peraturan Perundang-Undangan

Perpajakan Daerah

5) Peraturan Bupati Badung No 34 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pengurangan atau Penghapusan Sanki Administratif dan Pengurangan

atau Pembatalan Ketetapan Pajak Daerah

Berdasarkan data Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas

Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung Tahun 2014

mengenai Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Badung dengan

pencapaian:31

1) Jumlah Pendapatan Asli Daerah (dalam ribuan)

Ditahun 2014 target yang ditetapkan adalah sebesar Rp

2.197.959.212 dengan realisasi kinerja sebesar Rp.2.237.143.264,

sehingga capaian kinerja di Tahun 2014 mencapai 123,75%.

Dari jumlah realisasi di tahun 2014 tersebut terdiri dari (dalam

ribuan):

o Pajak Daerah dari target APBD induk tahun 2014 ditetapkan

sebesar Rp.1.986.068.718 dapat direalisasikan sebesar

Rp.2.339.852.467 atau 117,81%.

o Retribusi Daerah dari target APBD induk tahun 2014 ditetapkan

sebesar Rp.75.687.000 dapat direalisasikan sebesar

Rp.119.485.799 atau sebesar 157,87%.

o Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dari target

APBD induk tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp.77.554.931 dapat

direalisasikan sebesar Rp.125.339.002 atau 161,61%.

o Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dari target APBD

induk tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp.58.648.562 dapat

direalisasikan sebesar Rp.135.405.506 atau 230,88%.

31 http://dispenda.badungkab.go.id/laporan-kinerja-instansi-pemerintah-2014/

Page 34: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Dilihat dari proporsi Realisasi PAD di Kabupaten Badung Pajak

Daerah menempati posisi tertinggi disusul dengan lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang sah, Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang sah.

2) Jumlah Wajib Pajak yang terhubung dengan monitoring transaksi

Pajak Daerah

Indikator Kinerja Jumlah Wajib Pajak yang terhubung dengan

alat monitoring transaksi Pajak Daerah adalah merupakan indikator

baru yang ditetapkan berdasarkan hasil review Rencana Strategis yang

baru muncul di Tahun 2014.Dari Target Kinerja yang ditetapkan

sebesar 90 Wajib Pajak (WP) telah mencapai realisasi sebesar 90 Wajib

Pajak (WP) dengan capaian kinerja 100%. Indikator Jumlah Wajib

Pajak yang terhubung dengan alat monitoring transaksi Pajak Daerah,

diharapkan mampu memberikan gambaran potensi riil dan transparan

dari pendapatan Wajib Pajak yang seharusnya disetor kepada

Pemerintah Daerah.

3. Pelaksanaan Pemungutan, Pemeriksaan, Pengawasan, serta

Penegakan Pajak Hotel dibidang Kepariwisataan di Kota

Denpasar dan Kabupaten Badung

a. Pendataan dan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak

Daerah (NPWPD), Serta Pemungutan Pajak Hotel

Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subyektif dan

obyektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan wajib mendaftarkan diri dan melaporkan usahannya.

Pengaturan Pajak hotel di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung

diatur dengan peraturan daerah (perda) masing-masing, untuk Kota

Denpasar berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar No 5 Tahun 2011

tentang Pajak Hotel sedangkan untuk Kabupaten Badung berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Badung No 15 Tahun 2011 tentang Pajak

Page 35: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Hotel. Di dalam kedua perda tersebut tarif pajak ditetapkan sebesar 10 %

(sepuluh perseratus).

Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup

juga motel, losmen, gubuk wisata, wisma pariwisata, pesanggrahan rumah

penginapan dan sejenisnya serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih

dari 10 kamar.

Di Kabupaten Badung Wajib Pajak Hotel dikelompokan menjadi:

a) Hotel Bintang Lima,

b) Hotel Bintang Empat,

c) Hotel Bintang Tiga,

d) Hotel Bintang Dua,

e) Hotel non Bintang,

f) Villa, dan

g) Rumah Kos.

Pemungutan berdasarkan Pasal 1 Angka 18 Peraturan Bupati

Badung No 21 Tahun 2012 adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari

perhimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang

terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta

pengawasan penyetorannya.

Di Kabupaten Badung berdasarkan Keputusan Kepala Dinas

Pendapatan Daerah/Sedahan Agung Kabupaten Badung No 22 Tahun

2014 tentang Standar Operasional Prosedur Pemungutan Pajak Parkir,

Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Penerangan Jalan di

Kabupaten Badung, bahwa tata cara pendaftaran Nomor Pokok Wajib

Pajak Daerah (NPWPD) antara lain:

- Wajib pajak mendaftarkan dan melaporkan usaha dengan mengisi

formulir pendaftaran dan pendataan dengan jelas, lengkap dan benar.

- Bidang pendaftaran dan pendataan menerima dan meregistrasi

formulir pendaftaran.

Page 36: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

- Bidang pendaftaran dan pendataan melakukan penelitian administrasi

dan penelitian lapangan yang dituangkan dalam Berita Acara

penelitian.

- Bidang pendaftaran dan pendataan menerbitkan NPWPD dan

memohon tanda tangan Kepala Dinas.

- Kepala Dinas Menandatangani NPWPD.

- Bidang pendaftaran dan pendataan menyerahkan NPWPD yang sudah

ditandangani oleh Kepala Dinas kepada Wajib Pajak.

- Wajib Pajak menerima penyerahan NPWPD dari bidang pendaftaran

dan pendataan yang dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan

NPWPD.

Menurut Kadek Viki Kristyan, SH, MKn., Sub Bagian Penyusunan

Program Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung,

menyebutkan penentuan wajib pajak hotel didasarkan pada Objek Pajak,

yaitu pelayanan yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran jasa

pelayanan dan jasa penunjang sebagai kelengkapan Hotel yang sifatnya

memberikan kemudahan dan kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan

hiburan, demikian berdasarkan wawancara tanggal 28 Oktober 2015.

Ida Bagus Nyoman Stiti Arcana, S.Sos Kepala Seksi Penerimaan

Sumber Lain-Lain, Dispenda Badung, menyebutkan informasi mengenai

usaha hotel yang ada di Kabupaten Badung juga diperoleh antara lain dari

sumber instansi lainnya yang terkait seperti Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu (BPPT), Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Pariwisata.

Dengan koordinasi dengan instansi tersebut mencegah atau meminimalisir

adanya kemungkinan usaha hotel yang tidak melaporkan usahanya.

Demikian juga ditegaskan Anak Agung Ngurah Oka Wiranata, S.S.

Kasi Bidang Pendataan Dispenda Denpasar, wawancara tanggal Kamis, 12

November 2015, menyebutkan dengan sistem Self Assesment, merupakan

kewajiban wajib pajak sendiri (termasuk wajib pajak hotel) untuk

membayarkan dan melaporkan kewajiban perpajakannya, apabila ada

terindikasi/laporan suatu usaha yang termasuk objek pajak hotel dan

belum terdaftar, maka Dispenda Denpasar akan melakukan pengecekan

Page 37: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

langsung ketempat usaha berada. Bahkan untuk mengetahui adanya obyek

pajak yang belum melaporkan usahanya sering dilakukan pengecekan pada

dinas Perizinan dan Dinas Pariwisata Kota Denpasar secara manual

sebagai salah satu upaya pendataan wajib pajak.

Apabila dugaan ada usaha termasuk hotel yang belum dilaporkan

atau tidak memenuhi kewajiban perpajakkannya maka akan dilakukan

pencarian data secara rutin setiap catur wulan yang bekerja sama dengan

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, kemudian dilakukan evaluasi dan

yang terbukti akan dikukuhkan NPWPD, sehingga dapat segera memenuhi

kewajiban perpajakannya.

b. Pemeriksaan Pajak Hotel

Kadek Viki Kristyan, SH, MKn, upaya hukum Wajib Pajak kurang

bayar, telah lapor, tidak bayar apabila dilakukan pemeriksaan pajak oleh

Dispenda dan telah ditetapkan Surat Ketetapan Pajak Daerah dapat

mengajukan keberatan dan Banding. Keberatan diproses di Dinas

Pendapatan Daerah sedangkan Banding hanya kepada Pengadilan Pajak

terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.

Tata cara pemeriksaan pajak berdasarkan Keputusan Kepala Dinas

Pendapatan Daerah/Sedahan Agung Kabupaten Badung No 22 Tahun

2014 antara lain:

- Bidang penetapan menyusun program pemeriksaan untuk kelompok

pemeriksaan

- Kelompok pemeriksaan memberitahukan secara tertulis/

menyampaikan surat pemeriksaan kepada wajib pajak.

- Kelompok pemeriksaan dapat melakukan pemeriksaan melalui:

a) Pemeriksaan lengkap;

b) Pemeriksaan sederhana (dapat dilakukan di lapangan atau dikantor)

- Kelompok pemeriksaan membuat laporan pemeriksaan.

- Pemberian tanggapan atas hasil pemeriksaan dan pembahasan akhir

pemeriksaan.

- Penerbitan surat ketetapan.

Page 38: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

- Surat ketetapan diterima oleh wajib pajak.

c. Pengawasan Pajak Hotel

Kadek Viki Kristyan, SH, MKn. Menambahkan untuk Pengawasan

Pajak Hotel Kabupaten Badung dilakukan sebagai berikut:

a) Bidang Pendaftaran dan Pendataan terkait dengan Penyetoran SPTPD

(memberikan surat teguran penyetoran SPTPD)

b) Bidang Penetapan terkait dengan Ketetapan Pajak baik itu kurang

lapor maupun kurang bayar yang dilakukan dengan prosedur

pemeriksaan (Penerbitan dan pendistribusian Surat Tagihan dan Surat

Ketetapan Pajak Daerah, Pemeriksaan Pajak Daerah).

c) Bidang Pembukuan dan Pelaporan terkait dengan rekonsiliasi Pajak

Hotel.

d) Bidang Penagihan terkait dengan Penagihan Pajak.

e) Bendahara penerimaan terkait dengan rekonsiliasi dengan Bank

Persepsi.

d. Penagihan Pajak Hotel

Tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah/Sedahan Agung

Kabupaten Badung No 22 Tahun 2014 antara lain:

- Bidang penetapan dapat menerbitkan STPD apabila:

a) Pajak yang terutang tidak atau kurang bayar;

b) Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran

pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung.

c) Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga.

- Bidang penetapan melakukan penelitian terhadap kartu data pada

sistem MAPATDA apabila terdapat wajib pajak yang akan diterbitkan

STPD.

- Bidang penetapan melakukan koordinasi dengan bendahara penerima

apabila pajak yang terutang tidak atau kurang bayar.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

- Bendahara penerima memberikan keterangan kepada bagian

penetapan.

- Bidang penetapan melakukan koordinasi dengan bidang pendaftaran

dan pendataan apabila dari penelitian SPTPD terdapat kekurangan

pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis/atau salah hitung.

- Bidang pendaftaran dan pendataan memberikan keterangan kepada

bidang penetapan.

- Bidang penetapan menghitungkan sanksi administrasi berupa bunga,

kemudian mencetak STPD dan menyampaikan kepada Wajib Pajak.

- STPD diterima oleh wajib pajak.

Tata cara penagihan pajak berdasarkan Keputusan Kepala Dinas

Pendapatan Daerah/Sedahan Agung Kabupaten Badung No 22 Tahun

2014 antara lain:

- Bidang penagihan membuat daftar wajib pajak yang akan dilakukan

tindakan penagihan pajak.

- Bidang penagihan memuat Konsep Surat Teguran kemudian memohon

tanda tangan Kepala Dinas.

- Kelapa dinas menandatangani Surat Teguran dan memerintahkan

bidang penagihan untuk menyampaikan kepada wajib pajak.

- Bidang penagihan menyampaikan surat teguran kepada wajib pajak

dan mencatat tanggal penerimaan surat teguran.

- Wajib pajak menerima surat teguran dan dalam jangka waktu 7 (tujuh)

hari kerja setelah penerimaan surat teguran, wajib pajak harus

melunansi pajak yang terutang.

- Bidang penagihan akan melakukan pengawasan terhadap pelunasan

utang pajak sesuai dengan jangka waktu dalam surat teguran.

- Juru sita membuat konsep surat paksa apabila apabila jumlah pajak

yang masih harus dibayarkan tidak dilunasi dalam jangka waktu

sebagaimana ditentukan dalam surat teguran.

- Kepala Dinas memeriksa dan menandatangani konsep Surat Paksa.

Page 40: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

- Jurusita memberitahukan Surat Paksa kepada wajib pajak dan mencatat

tanggal penerimaan Surat Paksa.

- Wajib pajak menerima surat paksa.

- Juru sita membuat konsep Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan

(SPMP) apabila wajib pajak tidak melunasi utang pajak yang

tercantum dalam surat paksa.

- Kepala Dinas memeriksa dan menandatangani Konsep Surat Perintah

Melaksanakan Penyitaan (SPMP).

- Juru Sita melaksanakan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan

(SPMP) ke Wajib Pajak dan membuat Berita Acara.

- Wajib pajak dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah

tanggal surat teguran, Wajib Pajak harus melunasi pajak terutang.

- Juru sita membuat konsep surat untuk melaksanakan lelang kepada

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) apabila

wajib pajak belum juga melunasi utang pajak.

- Kepala dinas memeriksa dan menandatangani konsep surat untuk

melaksanakan lelang.

- Juru sita mengirimkan surat untuk melaksanakan lelang di KPKNL.

- KPKNL menetapkan hari, tanggal, jam, dan tempat melaksanakan

lelang.

- Juru sita memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada wajib

pajak hari, tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang.

e. Penegakan hukum Pajak Hotel

Menurut Anak Agung Ngurah Oka Wiranata, S.S. Kasi Bidang

Pendataan Dispenda Denpasar, terkait penegakan hukum pajak hotel di

Kota Denpasar, sampai dengan saat ini belum ada kasus masuk pengadilan

pajak, umumnya terselesaikan sampai dengan tahap teguran ataupun

penagihan. Mengingat Dispenda Kota Denpasar terdiri dari 4 bidang:

1) Bidang Pendataan dan Penetapan

2) Bidang Penagihan

3) Bidang PBB, BPHTB, dan Pendapatan Retribusi Lain-Lain

Page 41: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

4) Bidang Bina Program

Umumnya permasalahan seperti belum atau telat bayar atau kurang bayar

terselesaikan di bidang penagihan.

Ketut Trisna Aryani SE, MPD Kepala Seksi Data dan Informasi

Dispenda Denpasar juga mengungkapkan bahwa wajib pajak di wilayah

Kota Denpasar masih kooperatif sehingga hanya maksimal teguran saja,

belum sampai pada upaya penyitaan aset untuk pembayaran utang

pajaknya.

Kadek Viki Kristyan, SH, MKn., Sub Bagian Penyusunan Program

Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung,

menyebutkan bahwa penegakan hukum bagi Wajib Pajak yang tidak

memenuhi ketentuan dapat dikenakan sanksi administratif dan sanksi

pidana. Sanksi administratif terdiri dari bunga dan kenaikan, dan sanksi

pidana terdiri dari: kurungan dan denda

Kewenangan Dispenda dalam menegakkan hukum perpajakan

sebatas yang diatur dalam Peraturan Daerah yaitu terkait dengan

Pemungutan Pajak Daerah, pengenaan sanksi administrasi sampai dengan

penagihan pajak dengan surat paksa, selain itu terkait dengan Ketentuan

Pidana ditegakkan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Satuan

Polisi Pamong Praja termasuk jenis pidana pelanggaran.

Demikian juga kondisi di Kabupaten Badung, Ida Bagus Nyoman

Stiti Arcana, S.Sos Kepala Seksi Penerimaan Sumber Lain-Lain,

menyebutkan kondisi di Kabupaten Badung umumnya wajib pajak enggan

untuk mengajukan keberatan pajak apalagi harus banding ke pengadilan

pajak karena memperhitungkan biaya yang akan keluar lebih besar

daripada keberatan yang dialami dan harus bersidang di luar kota di

Surabaya.

Dan disampaikan oleh I Ketut Gede Sudiartha Kepala Bidang

Penagihan Dispenda Badung, wawancara tanggal 28 Oktober 2015,

pembinaan persuasif dengan teguran tertulis, dengan kebijakan koperatif

sehingga di Kabupaten Badung belum ada pelanggaran kewajiban

perpajakannyayang dilanjutkan ke pengadilan. Sanksi telat bayar yaitu

Page 42: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

dengan bunga 2% perbulan dari pajak yang tidak atau terlambat bayar,

sampai maksimal 24 bulan. Sedangkan sanksi administrasi berupa

kenaikan 25% dari pokok pajak terutang untuk wajib pajak yang tidak

mengisi SPTPD.

Untuk Sanksi Administratif yang ditetapkan dalam Peraturan

Daerah Kota Denpasar No 5 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel serta

Peraturan Daerah Kabupaten Badung No 15 Tahun 2011 tentang Pajak

Hotel, diatur dengan ketentuan bahwa:

- Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD (pajak dalam

tahun berjalan tidak atau kurang dibayar dan dari hasil penelitian

SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis

dan/atau salah hitung) ditambah dengan sanksi administratif berupa

bunga sebesar 2% (dua perseratus) setiap bulan untuk paling lama 15

(lima belas) bulan sejak saat terhutangnya pajak.

- Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB (dalam hal;

jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang

terutang tidak atau kurang dibayar dan dalam hal; jika SPTPD tidak

disampaikan kepada Walikota dalam jangka waktu tertentu dan setelah

ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam surat teguran) dikenakan sanksi administratif berupa

bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan dihitung dari pajak yang

kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua

puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

- Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT (jika

ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terhutang) dikenakan

sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus perseratus)

dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

- Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB (jika kewajiban mengisi

SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terhutang dihitung secara jabatan)

dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua

puluh lima perseratus) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif

Page 43: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan dihitung dari pajak

yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24

(dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

B. Kendala-kendala apa yang dihadapi serta bagaimana pemecahannya

terkait pemungutan, pemeriksaan, pengawasan, serta penegakan

pajak hotel dibidang kepariwisataan di Provinsi Bali

1. Kendala yang dihadapi terkait pemungutan, pemeriksaan,

pengawasan, serta penegakan pajak hotel dibidang kepariwisataan di

Provinsi Bali

Sekalipun melihat kinerja Dispenda Kota Denpasar dan Kabupaten

Badung yang telah baik dalam hal pelayanan serta penegakan pajak hotel,

namun masih ada kendala-kendala dihadapi terkait pelayanan,

pemungutan, pemeriksaan, pengawasan, serta penegakan pajak hotel.

Penyebab wajib pajak tidak takut disanksi adalah dikarenakan

kurang sadarnya dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, sehingga perlu

upaya yang kontinyu dalam menyadarkan wajib pajak untuk mau

melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan amanat UU dan Perda.

Ketut Trisna Aryani, SE, MPD Kasi Data Infomasi Dispenda Kota

Denpasar, menyampaikan bahwa kendala yang dihadapi antara lain adalah

kurang kesadaran wajib pajak untuk melaporkan dirinya sebagai wajib

pajak antara lain dengan menutupi usahanya seolah-olah bukan merupakan

objek pajak hotel, sementara usaha yang dilakukan sebenarnya telah

memenuhi syarat sebagai objek pajak hotel. Upaya penyembunyian objek

pajak ini misalkan beralasan kamar yang tersedia adalah untuk anggota

keluarga dan bukan disewakan.

Kadek Viki Kristyan, SH, MKn., Sub Bagian Penyusunan Program

Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung

(wawancara tanggal 28 Oktober 2015) menambahkan, beberapa penyebab

tidak dilaporkannnya usaha hotel yang dimiliki warga adalah karena masih

Page 44: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

ada kurang kesadaran warga pemilik usaha untuk memenuhi kewajibannya

sehingga perlu upaya yang kontinyu dalam menyadarkan wajib pajak

untuk mau melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan amanat

undang-undang dan peraturan daerah.

Ida Bagus Nyoman Stiti Arcana, S.Sos Kepala Seksi Penerimaan

Sumber Lain-Lain, wawancara tanggal 28 Oktober 2015 membenarkan

bahwa Wajib Pajak usaha hotel tidak melaporkan penghasilannya salah

satunya karena kesadaran Wajib Pajak belum maksimal.

Selain itu Ida Bagus Stiti Arcana, S.Sos menyebutkan kendala yang

dihadapi bawah Dispenda Kabupaten Badung belum memiliki Penilai Aset

internal hal ini yang menentukan terkait penyitaan apabila ada tunggakan

pajak dari Wajib Pajak. Selain juga kurang partisipasi masyarakat sekitar

usaha untuk melapor keberadaan usaha hotel tersebut menimbulkan

kesulitan mendeteksi keberadaan usaha tersebut.

Serta juga kendala kurangnya jumlah sumber daya

manusia/personil khususnya yang dimiliki Dispenda Kabupaten Badung,

di bidang pendataan hanya sejumlah 35 orang untuk mengurus kurang

lebih 2500 wajib pajak di Kabupaten Badung.

Permasalahan di bidang pajak daerah termasuk pajak hotel juga

disampaikan Ketua Komisi III DPRD Badung, Nyoman Satria, bahwa

selama ini potensi pajak di Badung terutama pajak hotel dan restoran

sering hilang. Dikarenakan antara lain tidak maksimalnya penerapan

sistem pajak online, serta saat ini banyak transaksi yang diselesaikan diluar

negeri, termasuk uang-uangnya, sebagaimana disampaikan pada Harian

Jawapos. 32

32

Jawa Pos, Radar bali, Jumat, 9 Oktober 2015, Potensi Kehilangan Pajak Capai Rp 3,2

T, h. 25.

Page 45: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

2. Upaya mengatasi kendala, upaya preventif serta upaya perbaikan

lainnya terkait pemungutan, pemeriksaan, pengawasan, serta

penegakan pajak hotel dibidang kepariwisataan di Provinsi Bali

Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian

pelaksanaannya di daerah dituangkan dalam Peraturan Daerah, selanjutnya

ada hal yang harus diatur dengan Peraturan Walikota salah satunya tentang

Tata cara Penerbitan dan Pengisian Surat pemberitahuan Pajak Daerah

(SPTPD). Berkaitan dengan hal tersebut tanggal 22 Juni 2013 Kepala

Dinas Pendapatan Kota Denpasar Drs. Ida Bagus Subrata MM, didampingi

Dewa Wirama dari Universitas Udayana mengadakan sosialisasi tentang

Tata cara Penerbitan dan Pengisian Surat pemberitahuan Pajak Daerah

(SPTPD) kepada petugas pungut khususnya Pajak Hotel, Restoran dan

Hiburan di Dinas Pendapatan Kota Denpasar.

Dalam sambutannya ada beberapa hal yang disampaikan oleh

Kepala Dinas yaitu berkaitan dengan pelaksanaan sebelumnya, dimana

sebelumnya melalui pemungutan pajak rampung yang dilaksanakan setiap

3 bulan, disini semua wajib pajak diperiksa pembukuannya untuk

mengetahui penjualan dan pembayarannya sehingga dapat dievaluasi

wajib yang kurang bayar atau sebaliknya selanjutnya dibuatkan berita

acara perampungan. Dan sesuai dengan arahan BPK dijelaskan oleh Bapak

Kadis sifat pemungutan Pajak Hotel Restoran adalah self assessment

artinya wajib pajak yang melaporkan sendiri penjualannya dan berapa

pajak yang harus dibayar, berdasarkan hal itu mulai bulan Juni 2013 Dinas

Pendapatan Kota Denpasar mulai menerapkan sistem pelaporan dan

pengisian SPTPD kepada seluruh wajib pajak hotel restoran dan hiburan di

Kota Denpasar. Ada beberapa hal penting yang harus diketahui oleh wajib

pajak dalam kaitannya dengan pengisian SPTPD. 1. Pajak Hotel, Pajak

restoran dan Pajak Hiburan yang telah dipungut disetor ke kas daerah

selambat-lambatnya tangaal 20 bulan berikutnya. 2. Wajib pajak wajib

memperhitungkan dan melaporkan sendiri pajak terutang dengan

menggunakan SPTPD. 3. Perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak

Page 46: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

dilakukan setiap bulan Apabila ada keterlambatan penyetoran akan

dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% setiap bulannya.

4. SPTPD Pajak Hotel, Pajak restoran dan Pajak Hiburan harus

disampaikan kepada Walikota melalui Kepala Dinas Pendapatan Kota

Denpasar selambat lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya dengan

dilampirkan keterangan dan/atau dokumen pendukung. 5. Apabila batas

waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, batas waktu

penyampaian SPTPD jatuh pada hari berikutnya. Dengan diberlakukan

peraturan Walikota tentang Tata cara Penerbitan dan Pengisian Surat

pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) diharapkan seluruh wajib pajak di

Kota Denpasar pro aktif melaporkan penjualannya setiap bulan yang

disertai dengan dokumen/laporan penjualannya dan memperhatikan

peraturan peraturan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Kota

Denpasar.33

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran wajib

pajak untuk membayar pajak khususnya pajak hotel di Kabupaten Badung,

dilakukan pemberian penghargaan terhadap wajib pajak terbaik. Sebagai

wujud apesiasi dan terima kasih Pemkab Badung kepada wajib pajak yang

sudah patuh melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan

yang berlaku dan atas kontribusi yang besar kepada pendapatan daerah,

maka Pemkab Badung kembali memberikan penghargaan kepada wajib

pajak daerah terbaik. Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Bupati

Badung A.A. Gde Agung di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung,

Jumat (19/6). Penyerahan penghargaan wajib pajak terbaik, berdasarkan

dua parameter yakni kepatuhan terbaik dan penyetoran pajak terbaik.

Untuk kepatuhan terbaik diukur dari penyetoran surat pemberitahuan pajak

daerah (SPTPD) terutang tepat waktu sebelum jatuh tempo dan ketepatan

waktu menyetor pajak yakni sebelum jatuh tempo penyetoran, hasil

laporan pajak dalam SPTPD sesuai dengan yang seharusnya dilaporkan,

tidak memiliki utang pajak, tidak memiliki denda administrasi, jumlah

33

http://pendapatan.denpasarkota.go.id, Dispenda Gelar Sosialisasi Pelaporan Pajak

Daerah, diakses tanggal 9 November 2015

Page 47: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

setoran dan kooperatif terkait pemasangan alat on line system. Sementara

penyetoran pajak terbaik diukur berdasarkan jumlah utang pajak, tingkat

kepatuhan dan jumlah penyetoran.

Dalam kesempatan tersebut Adi Arnawa juga menyampaikan target

dan realisasi pendapatan daerah tahun 2014. Target pendapatan daerah

sebesar Rp. 3,1 T lebih, realisasinya Rp. 3,4 T lebih atau realisasi sekitar

109,14 persen. Target pajak daerah Rp. 2,1 T lebih, terealisasi sebesar Rp.

2,3 T lebih (107,22%). Sedangkan perkembangan realisasi penerimaan

pendapatan daerah tahun 2015 hingga bulan April, dimana target

pendapatan daerah Rp. 3,2 T lebih, terealisasi Rp. 1 T lebih (33,15%).

Target pajak daerah Rp. 2,3 T lebih, realisasinya baru Rp. 697,5 M lebih

(30,29%). Selain itu untuk optimalisasi penerimaan pajak daerah telah

dilaksanakan system pelaporan dan penyetoran pajak secara on line.

“Dengan system on line, sampai saat ini tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam pelaporan SPTPD meningkat dari sebelumnya hanya mencapai 60%

dan saat ini sudah mencapai 90%,” jelasnya.

Sementara Bupati Badung A.A. Gde Agung menyampaikan bahwa

penghargaan ini diberikan kepada wajib pajak terbaik dalam upaya

meningkatkan dan mempererat hubungan kemitraan antara pemerintah

kabupaten badung dengan para wajib pajak dalam upaya

menumbuhkembangkan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam

memenuhi kewajiban perpajakan sekaligus memotivasi para wajib pajak

agar lebih meningkatkan partisipasi dan prestasinya dalam mendukung

peningkatan pendapatan daerah badung. Bupati menegaskan bahwa untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan pajak daerah, Dispenda

Badung telah melakukan upaya-upaya pembenahan dan penyempurnaan

system pelaporan dan penyetoran pajak secara on line. Dilakukan pula

pengadaan alat pemantau transaksi on line secara bertahap mulai 2012.

“Kami harapkan pemasangan alat pemantau transaksi secara online ini

terus dikembangkan sehingga dapat mengakomodasi system transaksi

pajak pada wajib pajak dareah yang mempergunakan system web service,”

tegas Gde Agung seraya mengharapkan kesadaran para wajib pajak daerah

Page 48: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

untuk membangun “respect and trust” diantara kita bersama serta

menjawab sikap skeptis yang berkembang sementara ini.

Sementara kategori wajib pajak daerah dengan tingkat kepatuhan

terbaik, untuk hotel bintang 5 diraih Ayodya Resort Bali, Hotel Bintang 4

Mercure Nusa Dua, Hotel Bintang 3 The Rani Hotel & Spa, Hotel Non

Bintang Balaka Beach Inn Bali, vila Alila Villas Uluwatu, Restoran Klapa

New Kuta Beach Restorant & Spa, Hiburan Puri Rafting dan Spa Tropic

Spa. Untuk kategori wajib pajak daerah dengan tingkat penyetoran terbaik,

untuk hotel bintang 5 W. Retreat & Spa, Bintang 4 Hard Rock Hotel Bali,

Bintang 3 Grand Whiz Hotel Nusa Dua, Bintang 2 Puri Raja Hotel, Hotel

Non Bintang Harris Hotel, Restoran Ultimo, Hiburan Waterbom dan

Parkir Basemant Kuta Square Parkir.34

Demikian juga Dispenda Kota Denpasar, dalam Rangka memotifasi

dan meningkatkan kesadaran para wajib pajak dan meningkatkan peran

serta wajib pajak dalam berpasrtisipasi menunjang pembangunan di Kota

Denpasar, Dinas Pendapatan Kota Denpasar secara rutin mengadakan

kegiatan tahunan yaitu Pemberian Penghargaan kepada wajib pajak hotel

restoran terbaik di Kota Denpasar.35

Dalam rangka optimalisasi pelayanan pajak daerah di Kabupaten

Badung menuju pelayanan secara elektronik, maka Dispenda Badung

membahas notifikasi system transaksi pajak melalui mobile banking dan

internet banking bersama PT. Bank BPD Bali sebagai bank persepsi

rekening Kasda Kabupaten Badung yang telah ditunjuk dengan Keputusan

Bupati Badung36

.

Pembahasan notifikasi transaksi pajak dengan e-banking yang

dipimpin oleh Sekretaris Dispenda Kabupaten Badung, A.A. Gede Agung

34

http://dispenda.badungkab.go.id/, Pemkab Badung Beri Penghargaan Kepada Wajib

Pajak Terbaik, diakses tanggal 24 November 2015

35 http://pendapatan.denpasarkota.go.id, Pemberian Penghargaan Kepada Wajib Pajak

Hotel Dan Restoran Terbaik Kota Denpasar Tahun 2012, diakses tanggal 9 November 2015

36 http://dispenda.badungkab.go.id/, Optimalisasi Pelayanan Pajak Dengan Elektronik

Banking (e-Banking), diakses tanggal 24 November 2015

Page 49: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Arimayun, S.TP, M.Par dalam rangka validitas transasksi serta

mengantisipasi misinformasi notifikasi transaksi dengan e-banking

tersebut. BPD Bali merencanakan setelah final pembahasan notifikasi

transaksi dan uji coba transaksi, maka mulai bulan Agustus tahun 2015

sudah bisa dilakukan transaksi mobile banking, dan transaksi pajak daerah

via ATM BPD Bali sekitar bulan September 2015, dimulai dari pelayanan

transaksi PBB-P2 yang kemudian dilanjutkan dengan pelayanan transaksi

pajak daerah lainnya. Wajib Pajak daerah yang dapat dilayani dengan e-

banking BPD tentu harus memiliki rekening pada BPD Bali serta

melakukan registrasi user secara formal ke BPD Bali untuk mendaftarkan

nama penanggung pajak, nomor handphone (HP) serta email untuk

konfirmasi dan laporan hasil transaksi e-banking yang dilakukan. BPD

Bali merencanakan segera bersama Asosiasi BPD se-Indonesia, agar dapat

memanfaatkan fasilitas ATM BPD seluruh Indonesia untuk transaksi pajak

daerah, serta menjajaki kerjasama dengan group beberapa bank pengguna

ATM bersama setelah notifikasinya disepakati. BPD Bali bekerjasama

dengan LPD se-Bali dan PPOB (tempat pembayaran listrik dan air yang

bekerjasama dengan BPD Bali) telah melayani transaksi PBB-P2, serta

bekerjasama dengan Dispenda Badung menggunakan mobil unit layanan

keliling BPD pada pelaksanaan pekan PBB di beberapa Daerah Kabupaten

Badung.

Pada tanggal 08 Juli 2015 bertempat di ruang rapat Dinas

Pendapatan Daerah Kab. Badung, dilaksanakan Focus Group Discussion

(FGD) tentang Sistem Online Pajak Daerah yang diikuti oleh SKPD

terkait, wajib pajak, asosiasi pariwisata, dan Konsultan Hukum dari PT.

Lintas Daya Manunggal. FGD dipimpin oleh Sekretaris Dispenda

Kabupaten Badung, A.A. Gede Agung Arimayun, S.TP, M.Par, Kegiatan

ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari berbagai sumber tentang

perlunya Ranperda Sistem Online Pajak daerah di Kab. Badung.37

37

http://dispenda.badungkab.go.id/, Focus Group Discussion (FGD) Tentang Sistem

Online Pajak Dearah, diakses tanggal 24 November 2015

Page 50: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Sistem Online Pajak Daerah ini memiliki Manfaat Praktis antara

lain;

1) Sistem online pajak daerah menjadi cerminan transparansi dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

2) Sistem ini memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien bagi

wajib pajak untuk mengetahui hingga membayarkan pajak kapan saja

dan dimana saja dengan alat komunikasi yang dimilikinya.

3) Kondisi ini akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi dunia

usaha untuk membayar pajak.

4) Dengan sistem ini, negara akan menghemat anggaran untuk

membiayai biaya administrasi dan biaya kepatuhan. Administrasi pajak

akan efektif dengan memperkecil kemungkinan dari wajib pajak tidak

terdaftar, wajib pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan

Pajak Daerah, penyelundup pajak dan penunggak pajak.

5) Melalui paperless system, maka upaya untuk penyelematan lingkungan

akan semakin optimal.

Kesimpulan dari FGD ini para peserta memandang perlu disusunnya

Ranperda Sistem Online Pajak Daerah di Kab. Badung.

Sementara itu Kepala Dinas Pendapatan daerah / Pasedahan Agung

Kab. Badung, Wayan Adi Arnawa mengatakan dalam rangka optimalisasi

dan transparansi Penerimaan Pajak Daerah, Dinas Pendapatan

Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung telah melakukan inovasi

dengan menerapkan sistem online dalam pemungutan pajak daerah. Sistem

pajak online ini mencakup: sistem pelaporan (SPTPD online), sistem

pembayaran (bekerjasama dengan PT.BPD Bali), sistem monitoring

(pengawasan) transaksi usaha secara online wajib pajak, administrasi

perpajakan daerah dan sistem perijinan terintegrasi dengan Sistem

Informasi Manajemen Daerah Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung

Kabupaten. Khusus mengenai sistem pengawasan terhadap data transaksi

usaha wajib pajak telah dilaksanakan sejak Tahun 2013.

Penyelenggaraan monitoring terhadap data transaksi usaha wajib pajak

Page 51: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

diperuntukkan kepada wajib pajak hotel, Restoran, Hiburan dan Parkir.

Mekanisme kerja sistem ini adalah berupa pemasangan Alat Monitoring

Data Transkasi Usaha secara Online (tapping box), dimana alat ini

bertujuan untuk merekam dan menyimpan setiap data transaksi usaha

wajib pajak yang terjadi, serta dapat dipantau dari dashboard (sistem

monitoring) yang berada di Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung

Kabupaten Badung secara online real time. Sedangkan untuk wajib pajak

hotel akan dipasangkan webservice dikarenakan sistem wajib pajak hotel

memiliki database tersendiri, adapun latar belakang dari penerapan Sistem

Monitoring Pajak Online adalah, sebagai berikut;38

- Pajak Hotel, Restoran, Hiburan dan Parkir merupakan komponen

utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Badung.

- Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membantu dalam

menciptakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pajak daerah

- Sistem online dapat meminimalkan biaya administrasi pengelolaan

pajak (paperless, biaya ATK)

- Percepatan penyampaian data transaksi penjualan wajib pajak

berikut data sistem monitoring pajak online yang sudah terpasang

di wajib pajak,

Tahun 2013 terpasang 25 Alat Monitoring Online di 10 Wajib

Pajak

Tahun 2014 terpasang 175 Alat Monitoring Online di 118 Wajib Pajak

dan untuk Tahun 2015 akan terpasang 200 Alat Monitoring Online dan 30

Webservice di 30 Hotel.

Untuk APBD Tahun 2016 beberapa kegiatan yang telah dirancang

dalam rangka pelaksanaan Sistem Online Pajak Daerah :

1) Kegiatan Konfigurasi Webservice Monitoring Data Transaksi Usaha

Wajib Pajak dengan target 200 Wajib Pajak;

2) Kegiatan Pendataan alat pencatatan data transaksi usaha wajib pajak

sebagai inventarisasi kebutuhan untuk kebutuhan alat monitoring dan

38

http://dispenda.badungkab.go.id/, Penerapan Sistem Monitoring Pajak Online, diakses

tanggal 24 November 2015

Page 52: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

webservice wajib pajak (pada Tahun 2016 ditargetkan survey terhadap

1.000 wajib pajak)

3) Kegiatan Pemeliharaan Alat dan Sistem Monitoring Data Transaksi

Usaha Wajib Pajak untuk pengawasan terhadap alat dan sistem yang

telah dipasang di wajib pajak (400 alat monitoring dan 30 webservice)

Seiring dengan perkembangan aplikasi teknologi informasi serta

dalam rangka penggunaan IT yang efektif dan efisien untuk optimalisasi

penerimaan pajak daerah, maka Dispenda Kabupaten Badung berdasarkan

Perbup 56 Tahun 2013 Tentang Online System Pembayaran Dan

Pelaporan Transaksi Pajak Parkir, Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak

Hiburan, dalam monitoring transaksi pajak online melaksanakan

pengembangan system Web Service dimana sebelumnya hanya

memanfaatkan Tapping Box yang berfungsi untuk memantau seluruh

transaksi yang mengalir ke printer. Solusi ini tidak tepat untuk diterapkan

pada Wajib Pajak hotel atau wajib pajak lainnya yang memiliki proses

bisnis lebih kompleks dari jenis pajak restoran, parkir atau hiburan. Karena

tidak seluruh transaksi dilakukan cetak invoice melalui printer. Selain itu,

biasanya hotel memiliki sistem informasi yang digunakan untuk

melakukan administrasi proses bisnisnya dengan menggunakan basis data

sebagai wadah untuk menampung seluruh data yang ada. Berlatar belakang

hal tersebut, maka Dispenda memiliki alternatif terobosan penerapan Pajak

Online berbasis Web Service untuk menjawab hambatan tersebut.39

Web Service

1) Web Service adalah sebuah sistem software yang di desain untuk

mendukung interoperabilitas interaksi mesin ke mesin melalui sebuah

jaringan.

2) Data transaksi yang dicatat bukan berasal dari hasil print struk,

melainkan diambil dari basis data penerimaan wajib pajak.

39

http://dispenda.badungkab.go.id/, Pengembangan Implementasi Monitoring Pajak

Online Realtime Berbasis Web Service, diakses tanggal 9 November 2015

Page 53: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

3) Tugas web service adalah mencatat semua transaksi penjualan wajib

pajak, baik yang berasal dari customer maupun travel agent.

4) Dalam penerapan Web Service pada wajib pajak, diperlukan jaringan

internet yang menghubungkan antara server Dispenda dengan Server

Wajib Pajak

5) Pihak wajib pajak perlu membuka jaringan ke server Dispenda yang

bertujuan untuk pengiriman data transaksi penjualan

6) Pihak Wajib Pajak perlu membuka hak akses dalam instalasi Web

Service

Sebelum penerapan system Web Service Dispenda Badung telah

melakukan sosialisasi terhadap wajib pajak yang berpotensi dipasang

webservice serta dilanjutkan dengan pembahasan kesepakatan pemasangan

webservice dengan mengundang beberapa manager dan vendor. Saat ini

Sistem Monitoring Pajak Online berbasis Web Service diimplementasikan

di Parkir Bandara Ngurah Rai yang dikelola oleh SBU (yang sebelumnya

dimonitoring dengan 13 alat Tapping Box), Hotel Grand Ixora (telah diuji

coba sejak tahun 2014) dan Hotel Ibis Dewi Sri yang menggunakan Sistem

Perhotelan Rhapsody dari Realta. Respon wajib pajak yang bersedia

dipasang system monitoing Tapping Box dan Web Service ini

menunjukkan komitmen untuk berusaha secara jujur dan transparan yang

diharapkan dapat segera diikuti oleh wajib pajak lainnya, sehingga target

pemasangan 30 webservice tahun 2015 dapat dituntaskan dan untuk

Tahun 2016 akan dianggarkan pemasangan webservice untuk 200 Wajib

Pajak.

Kadek Viki Kristyan, SH, MKn., Sub Bagian Penyusunan Program

Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung,

(wawancara tanggal 24 November 2015) menyangkut permasalahan yang

disampaikan melalui Jawa Pos tertanggal 9 Oktober 2015 bahwa

banyaknya transaksi yang diselesaikan di luar negeri, hal tersebut bisa

dideteksi dengan Pemeriksaan Pajak dimana sesuai juga dengan Peraturan

Bupati Badung No 21 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak

Parkir, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Penerangan

Page 54: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Jalan, Pasal 36 ayat (2) huruf b menyebutkan pemeriksaan pajak hotel

dalam rangka memeriksa Surat Pemberitahuan Pajak Daerah dan data

pendukung untuk menerbitkan SKPDN, SKPDKB, SKPDKBT, atau

STPD, sasarannya:

1) Memeriksa data jumlah kamar, tarif kamar serta contract rate;

2) Memeriksa laporan laba rugi (profit and loss statement);

3) Memeriksa data penjualan harian (daily sales report);

4) Memeriksa data penjualan kas dan kredit pada buku besar (ledger);

5) Memeriksa data penjualan kredit dengan daftar piutang;

6) Memeriksa data penjualan dan pengumuman service;

7) Memeriksa daftar pembayaran gaji dan service karyawan;

8) Memeriksa bukti transfer bank untuk pembayaran gaji dan service

(bukti pendebetan rekening hotel di Bank);

9) Memeriksa voucher payment atau bukti pengeluaran kas untuk

pembayaran gaji dan service pada rekening koran Bank;

10) Memeriksa jumlah pengeluaran kas untuk pembayaran gaji dan

service pada rekening koran Bank;

11) Memeriksa Laporan Guest In House (Laporan tamu Check in dan

Check out)

Ketut Trisna Aryani SE, MPD, Kepala Seksi Data dan Informasi

Dispenda Kota Denpasar saat ini memang banyak transaksi pembayaran

yang dilakukan secara online dari penyewa kamar kepada hotel yang

dibayarkan secara tidak langsung atau melalui agen yang berada didalam

maupun luar negeri. Namun transaksi tersebut dapat di telusuri walaupun

pembayaran melalui transfer bahkan melalui agen. Sebagai sarana

pengecekan dalam hal ada indikasi kekurangan pembayaran dilakukan

pemeriksaan dari Dispenda Kota Denpasar bekerjasama dengan Fakultas

Ekonomi Udayana dimana pemeriksaan diakan secara rutin maksimal

sekali dalam 6 bulan.

AA.Gede Agung Arimayun, STP, M.PAR. Sekertaris Dispenda

Badung, menyebutkan dalam penegakan hukum bidang pajak khususnya

pajak hotel di Kabupaten Badung, Dispenda Badung memiliki batas

Page 55: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

kewenangan dalam upaya-upaya penegakannya, antara lain sampai dengan

penyelesaian keberatan yang diajukan wajib pajak, sementara itu terkait

sanksi administrasi seperti pencabutan izin usaha serta sanksi pidana

merupakan kewenangan instansi lain seperti halnya dinas terkait perizinan

jika terkait izin usaha serta pengadilan dalam hal ada indikasi pelanggaran

pidana.

Page 56: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Bahwa pelaksanaan mulai pendataan, pemungutan, pemeriksaan,

pengawasan, serta penegakan pajak hotel dibidang kepariwisataan di

Provinsi Bali yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Kota Denpasar

dan Kabupaten Badung dirasakan telah efektif. Pengaturan secara

normatif mulai dari pendataan wajib pajak hotel sampai dengan

penegakan hukumnya telah dimiliki secara lengkap oleh Dispenda

Denpasar maupun Dispenda Badung, serta terselesaikannya

permasalahan piutang pajak secara kooperatif dengan wajib pajak juga

menjadi indikator bahwa kinerja dispenda telah dilaksanakan dengan

baik dengan tanpa harus sampai penyelesaian di pengadilan pajak.

2. Kendala-kendala terkait pendataan, pemungutan, pemeriksaan,

pengawasan, serta penegakan pajak hotel dibidang kepariwisataan di

Provinsi Bali antara lain; kurang maksimalnya kesadaran warga untuk

memenuhi kewajiban perpajakan (pajak hotel), ada upaya menutup-tutupi

usaha hotelnya, serta tidak maksimal informasi dari warga sekitar dan

juga kurang sebandingnya jumlah wajib pajak dengan personil di Bidang

Pendataan khususnya di Dispenda Badung. Beberapa program kerja yang

dijalankan Dispenda Denpasar dan Badung dirasakan dapat

mengantisipasi permasalahan yang muncul antara lain dengan sosialisasi

pengisian dan pelaporan SPTPD, pemberian penghargaan terhadap wajib

pajak terbaik sebagai upaya meningkatkan kesadaran warga, sistem

monitoring/pengawasan secara online dengan pemasangan Alat

Monitoring Data Transkasi Usaha secara Online (tapping box), serta

penerapan Pajak Online berbasis Web Service untuk lebih efektif

pengawasan.

Page 57: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

B. Saran

1. Pengaturan secara hukum yang dirasakan komplit akan lebih efektif

dengan dukungan personil atau sumber daya manusia, dalam hal ada

kekurangan personil khususnya dalam bidang pendataan di Kabupaten

Badung sehingga di perlukan penyesuaian jumlah personil tersebut

dengan segera.

2. Perlu sosialisasi lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran para wajib

pajak akan kewajibannya mengingat yang tergolong wajib pajak hotel

adalah juga penginapan ataupun rumah kosan yang memiliki jumlah

kamar diatas 10 unit. Sehingga diharapkan tahun depan dapat terwujud

sebagai tahun penegakan hukum di bidang perpajakan.

Page 58: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Bohari, H, 1993, Pengantar Hukum Pajak, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Effendi, H.Lutfi, 2010, Pokok-Pokok Hukum Pajak, Bayumedia, Malang.

Fidel, 2014, Tax Law: Proses Beracara di Pengadilan Pajak dan Peradilan

Umum, Carofin Media, Tangerang.

Gede, Djamaludin, 2002, Hukum Pajak, Fakultas Ekonomi Indonesia.

Kumorotomo, Wahyudi 2006, Desentralisasi Fiskal Politik Perubahan Kebijakan

1974-2004. Penerbit Kencana, Jakarta.

Mardiasmo, 2011, Edisi Revisi, Perpajakan, Andi, Yogyakarta.

Nasution, S, 1998, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung.

Pudyatmoko, Y Sri, 2009, Pengantar Hukum Pajak, Andi, Yogyakarta.

Saidi, Muhammad Djafar, 2007, Pembaharuan Hukum Pajak, PT RajaGrafindo

Perkasa, Jakarta.

Siahaan, Marihot P., 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT. Raja

Grafindo, Jakarta.

Soekanto, Soejono 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press.

Soekanto, Soejono Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja

Grasindo, Jakarta.

Soekanto, Soejono dan Sri Mamudji, 2004, Penelitian Normatif suatu Tinjauan

Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soemitro, Ronny Hanitijo 1994, Metodelogi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia.

Soemitro, Rochmat, Dewi Kania Sugiharti, 2004, Asas dan Dasar Perpajakan I,

PT Refika Aditama.

Suandy, Erly, 2000, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.

Sunggono, Bambang, 2002, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta.

Sutedi, Adrian, 2013, Hukum Pajak, Sinar Grafika, Jakarta.

Sutopo, H.B, 1988, Metode Penelitian Kualitatif Bagian II, UNS Press, Surakarta.

Page 59: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Website:

http://www.merdeka.com, 10 Hotel di Bali diduga gelapkan pajak hingga

puluhan miliar, diakses 5 februari 2015.

http://www.antarabali.com, BPKP: 175 Hotel di Badung Belum Wajib Pajak, 26

November 2014, diakses 10 Februari 2015.

http://dispenda.badungkab.go.id/

http://pendapatan.denpasarkota.go.id

http://bali.bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/136

Surat Kabar:

Jawa Pos, Radar bali, Jumat, 9 Oktober 2015, Potensi Kehilangan Pajak Capai Rp

3,2 T

Page 60: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

LAMPIRAN UMUM

LAMPIRAN FORMAT BIODATA KETUA TIM PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) I Made Walesa Putra,S.H.,M.Kn. L

2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3. Jabatan Struktural -

4. NIP 19820222 200912 1003

5. NIDN 0022028202

6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 22 Februari 1982

7. Alamat Rumah

Jl. Gn Batur Perum Nusa Bumi Ayu A7

Denpasar

8. HP 081934354488

9. Alamat Kantor Jln. P. Bali No.1 Denpasar 80114

10. Nomor Telepon/Faks (0361) 222666/ Fax. 234888

11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= … orang; S-2= …Orang; S-3=

Orang …

13. Mata Kuliah yg diampu 1. Viktimologi

2. Tindak Pidana Tertentu

3. Penitensier

4. Hukum Kesehatan

5. Hukum Pidana

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Univ Atmajaya

Yogayakarta

(UAJY)

Magister

Kenotariatan UGM

-

Bidang Ilmu Hk Perdata –

Agraria

Hukum Perdata -

Tahun Masuk 2000 2004 -

Tahun Lulus 2004 2006 -

Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Pandangan

Masyarakat

Terhadap Sistem

Pembagian Hasil

Tanah Pertanian

Setelah Berlakunya

UU No 2 Tahun

1960 Tentang

Kendala-Kendala

dalam Pelaksanaan

Prinsip Kehati-

hatian Terhadap

Pemberian Kredit

Dengan Jaminan

Hak Tanggungan

Pada Bank

-

Page 61: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

Perjanjian Bagi Hasil Di Kabupaten

Tabanan Propinsi

Bali

Tabungan Negara Cabang Yogyakarta

Nama Pembimbing/Promotor SW Endah

Cahyowati,

S.H.,M.S.

Prof.DR.Nindyo

Pramono,S.H.,M.S.

-

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No

. Tahun Judul Penelitian

1. 2011 Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan

Berlakunya UU No 8 Tahun 2010

2. 2011 Perlindungan Hukum Nasabah Balicon

3. 2012 Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Pidana dlm Pelaksanaan Jabatan

Notaris

4. 2012 Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Kasus

Pembuatan Jalan By Pass Ida Bagus Mantra Denpasar -Karangasem)

5. 2012 Pertanggungjawaban Pidana Pers dlm Penyebaran Berita Bohong (Kajian

Yuridis thp Peraturan Perundang-undangan di bidang Pers)

6. 2012 Analisis Yuridis Pertanggung-jawaban Pidana Pimpinan Redaksi Pada

Pelanggaran Kegiatan Pers (Kajian Yuridis Terhadap Peraturan Perundang-

Undangan Di Bidang Pers)

7. 2013 Implementasi UU No 20 Tahun 2011 terhadap Perizinan Pembagunan

Kondotel di Wilayah Kabupaten Badung

8. 2013 Penelitian Buku Ajar Hukum Keluarga dan Perkawinan Prodi Magister

Kenotariatan Udayana

9. 2013 Penelitian Identifikasi & Inventarisasi Hasil Karya Budaya Masyarakat Bali

10 2014 Pemaknaan Sumpah Pemuda sebagai Pemersatu Bangsa bagi Generasi Muda

Masa Kini

11 2014 Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Perspektif Pembaharuan Hukum

Pidana

12 2014 Efektifitas Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Terhadap

Perlindungan Hukum Konsumen Di Bali

13 2014 Konsep Cybernotary Terkait Pengaturan Hukum Kewenangan Notaris

Dalam Pembuatan Akta Otentik Di Indonesia

Page 62: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

1. 2012 Sosialisasi Pentingnya Pembuatan Surat Keterangan Silsilah Keluarga Untuk

Keperluan di Bidang Keperdataan Bagi Warga Banjar Pasti Desa Pandak

Gede, Kec.Kediri Kab.Tabanan

2. 2012 Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran

Tanah

3. 2012 Pengenalan Kedudukan Akta Notaris Untuk Legalisasi Hubungan Hukum

Masyarakat di Banjar Pasti, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri,

Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali.

4. 2012 Sosialisasi Pembebanan Hak Tanggungan dalam Pemberian Kredit BPR di

Kabupaten Badung

5. 2014 Sosialisasi Pentingnya Akta PPAT dalam transaksi Jual Beli Tanah di Desa

Buahan Kaja, Kec Payangan, Kab Gianyar, Prop Bali

6. 2014 Diseminasi Tentang Risalah RUPS PT Menuju Akta Otentik Dari Perspektif

Cybernotary

7. 2014 Sosialisasi Peran Notaris/PPAT Dalam Transaksi Jual Beli Tanah Di Desa

Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

8. 2014 Sosialisasi Hukum Kontrak Sewa Rumah Di Banjar Pembungan Desa

Sesetan Denpasar Selatan

Page 63: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247
Page 64: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247
Page 65: LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UNIT PENELITIAN ......Diah Ratna Sari Hariyanto, S.H.,M.H MAHASISWA Aloysius Adi Kurnia/1103005110 Kadek Febby Sara Sitra Dewi/1103005193 Maysha Uri Vatriska/1416051247