Laporan Pendahuluan Nyeri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI DI RUANG BEDAHRSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Oleh : KhairannoorDosen Pembimbing : Syamsul Firdaus S.kp, M.kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASINJURUSAN KEPERAWATANBANJARBARU2013

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUANNama: KhairannoorNim: PO7120112159Judul : Laporan pendahuluan kebutuhan rasa nyaman Nyeri di ruang bedah RSUD Ratu Zalecha Martapura

Menyetujui,

Pembimbing AkademikKepala Ruangan Bedah

Syamsul Firdaus S.kp, M.kes H.Ahmad Ramadansyah,S.Kep

TINJAUAN TEORIA. PENGERTIAN Nyeri merupakan suatu kondisiyang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan bersifat individual. Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi untuk melindungi diri. Ketika suatu jaringan mengalami cedera, ataukerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeriseperti serotonin, histamin, ion kalium,bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yangakan mengakibatkan respon nyeri (Kozier dkk). Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanikseperti pembengkakan jaringan yang menekanpada reseptor nyeri. (Taylor C. dkk) (Potter&Perry, 2006).Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 1997)Nyeri akut dalam NANDA (2011) merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa , awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung 6 bulan (NANDA, 2011).

Skala Nyeri

Keterangan : 0 : Tidak Nyeri 1-3 : Nyeri ringan : secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara objektif klien mendesis,menyeringai dapat menunjukkan lokasi nyeri tidak dapat mendiskripsikannya,dapat mengikuti perintah dengan baik. 7-9 : Nyeri berat : secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi masih merespon terhadap tindakan,dapat menunjukkan lokasi nyeri,tidak dapat mendeskripsikannya,tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi. 10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu berkomunikasi,memukul.B. ETIOLOGI Penyebab secara fisik : Trauma Mekanik:ujung-ujungsyarafbebasmengalamikerusakanakibatbenturan, gesekanatauluka Trauma termis : nyerikarenaujungsarafreseptormendapatrangsanganakibatpanasdandingin Trauma elektrik : pengaruhaliranlistrik yang kuatmengenaireseptor rasa nyeri Neoplasma (kanker/tumor) Adanyatekananataukerusakanjaringan yang mengandungreseptornyerikarenatarikan, jepitanataumetastase Peradangan :Kerusakanujung-ujungsarafreseptorakibatadanyaperadanganatauterjepitolehpembengkakan. Secara Psikis : Trauma Psikologis Stimulasi MekanikDisebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan penekanan jaringan Stimulus KimiawiDisebabkan oleh bahan kimia Stimulus ThermalAdanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang dipersepsikan sebagai nyeri 44C-46C Stimulus NeurologikDisebabkan karena kerusakan jaringan saraf Stimulus PsikologikNyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat psikologis Stimulus ElektrikDisebabkan oleh aliran listrikC. PATOFISIOLOGITerdapat 2 tahap konudksi impuls noriseptif yaitu mellaui system noriseptif reseptor di perifer, lewat serabut afere, masuk medulla spinalis kemudian ke batang otak oleh mesenfalon. Kedua, melalui tingkat pusat impuls noriseptif mesenfalon ke korteks serebri di korteks asosiasinya sensasi nyeri dapat dikenalkarakteristiknya. Impuls-impuls nyeri disalurkan ke sumsum tulang belakang oleh 2 jenis serabut bermielin A delta dan C dari saraf aferen ke spinal dan sel raat dan sel horn. Impuls nyeri menyebrangi sumsum belakang pada interneuron-interneuronbersambung dengan jalur spinalis asenden. Paling sedikit ada 6 jalur ascenden untuk impuls-impuls nosireseptor yang letak belahan vencral dari sumsum belakang yang paling utama. Impuls-impuls ke batang otak dan sebagian ke thalamus mengaktifkan respon automik dan limbuk pada otak. Kemudian afektif digerakan (Potter&Perry, 2006). D. MANIFESTASI KLINIS Posisi yang memperlihatkan pasien Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi yang memberikan rasa nyaman Ekspresi umum Tampak meringis, merintih Cemas, wajah pucat Ketakutan bila nyeri timbul mendadak Keluar keringat dingin Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam posisi menggenggam Pasien tampak mengeliat karena kesakitan Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah Lokasi nyeri Waktu timbulnya nyeri Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri Karakteristik nyeri Faktor pencetus timbulnya nyeri Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri

E. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan nyeri dapat dibagi 2 cara yaitu: Manajemen Farmakologi. Analgetika narkotika. Analgetika non narkotika Manajemen Farmakologi. DistraksiDistraksi merupakan metode nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. RelaksasiRelaksasi adalah pembebasan mental dan fisikal dari ketegangan. Stimulasi KulitStimulasi kulit dapat digunakan dengan cara pemberian kompres dingin, kompres hangat, balsam analgetik, dan stimulasi kontrateral. Pemberian kompre hangat dan dingin bersifat terapeutik

F. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosaTujuanIntervensiRasional

Nyeri berhubungan dengan agen cedera (fisik, biologi, kimia)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil :Indicator terget

1. Melaporkan nyeri berkurang2. Ekspresi wajah 3. Perubahan tekanan darah444

1: keluhan ekstrim2: keluhan berat3: keluhan sedang4: keluhan ringan5: tak ada keluhana. Kaji nyeri dengan melihat PQRST.P : tanyakan apa yang memperburuk nyeri atau ketidaknyamanan?Q : tanyakan bagaimana jenis nyerinya?R: apakah nyeri menjalar ke bagian tubuh yang lain? Dan dimana nyeri yang dirasakan?S: berapa skala nyerinya?T: berapa lama nyeri berlangsung dan apakah hilang timbul atau terus menerus?b. Jelaskan faktor penyebab nyeric. Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman dan penerimaan respon nyeri pasien.d. Monitor TTVe. Berikan terapi dan mengajarkan klien relaksasi nafas dalama. Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan, perubahan dalam karakteristik nyerib. Supaya klien dapat memahami nyerinya dan mengurangi kecemasanc. Dengan menggunakan komunikasi terapetik akan lebih mudah menggali pengalaman klien terhadap respon nyerid. Ketika seseorang mengalami nyeri maka TTV akan meningkate. Menurunkan nyeri dan kecemasan

DiagnosaTujuanIntervensiRasional

Gangguan pola tidur berhubungan dengan psikologis, lingkungan, fisiologisSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan tidur tercapai dengan kriteria hasil :Indicator terget

1. Waktu tidur2. Pola tidur3. Perasaan segar setelah tidur4. TTV normal4444

1: keluhan ekstrim2: keluhan berat3: keluhan sedang4: keluhan ringan5: tak ada keluhana. Identifikasi faktor penyebab nyerib. Tentukan efek samping obat pada pola tidur pasien.c. Ciptakan lingkungan yang nyamand. Anjurkan pasien untuk tidur siang e. Pantau pola tidur pasien dan catat adanya kelainan tidur pasiena. Dapat mengeliminasi atau meminimalisisr penyebab nyerib. Obat memiliki efek samping terhadap tidur seseorangc. Kualitas tidur menjadi baik dengan adanya lingkungan yang mendukungd. Tidur siang membantu dalam pola tidur pasien yang baike. Catat adanya apneu, ketidaknyamanan, nyeri.

DiagnosaTujuanIntervensiRasional

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis, faktor ekonomi, ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien, ketidakmampuan untuk mencerna makanan, ketidakmampuan menelan makanan, psikologis.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi menjadi seimbang, dengan kriteria hasil Indicator terget

1. Masukan peroral2. Porsi habis3. Tonus otot meningkat4. Berat badan tidak menurun4444

1: keluhan ekstrim2: keluhan berat3: keluhan sedang4: keluhan ringan5: tak ada keluhan1. Kaji pola makan, kebiasaan makan dan makanan yang disukai2. Berikan makanan sesuai diet dan berikan selagi hangat3. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering4. Anjurkan klien untuk meningkatkan nutrisi yang adekuat 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet sesuai indikasi1. Meningkatkan nafsu makan klien dan menghindari makanan yang alergi2. Meningkatkan kenyamanan saat makan3. Meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster4. Glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.5. Meningkatkan proses penyembhan

DAFTAR PUSTAKAMcCloskey, J. & Gloria M. B. (2000). Nursing Outcome Classificatian (NOC). Second Ed. New York : Mosby. McCloskey, J. & Gloria M. B.. (2005). Nursing Intervention Classificatian (NIC). Second Ed. New York : Mosby. NANDA. (2011). Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC.Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2. Jakarta : EGC.