32
LAPORAN PENAHULUAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR MAMMAE I. konsep dasar medik A. Pengertian Karsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984) Kanker payudara adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati dan kulit (Erik T, 2005). Apabila sel tersebut sudah mengalami malignasi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus-menerus membelah tanpa memerhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang ‘tumbuh baru’ tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen (Daniel gale 1996). Sumber buku 5 tahun terakhir, jurnal/penelitian bebas B. Klasifikasi Klasifikasi kanker payudara Tumor primer (T) 1.Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan 2.To : Tidak terbukti adanya tumor primer

Laporan Pendahuluan CA.mamaE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lp

Citation preview

LAPORAN PENAHULUANPADA KLIEN DENGAN TUMOR MAMMAE

I. konsep dasar medikA. PengertianKarsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984)Kanker payudara adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati dan kulit (Erik T, 2005). Apabila sel tersebut sudah mengalami malignasi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus-menerus membelah tanpa memerhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau berkembang tumbuh baru tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen (Daniel gale 1996).Sumber buku 5 tahun terakhir, jurnal/penelitian bebasB. KlasifikasiKlasifikasi kanker payudaraTumor primer (T)1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor4. T1 : Tumor < 2 cmT1a : Tumor < 0,5 cmT1b : Tumor 0,5 1 cmT1c : Tumor 1 2 cm1. T2 : Tumor 2 5 cm2. T3 : Tumor diatas 5 cm3. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.T4a : Melekat pada dinding dadaT4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelitT4c : T4a dan T4bT4d : Mastitis karsinomatosisNodus limfe regional (N)1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral Metastas jauh (M)1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan2. M0 : Tidak ada metastase jauh3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikuladitabelin

C. EtiologiMenurut nnnnnnnn (2000), beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist (Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya :1. Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah menopause2. tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar3. anak pertama lahir setelah usia 35 tahun4. menarche kurang dari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun.5. menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi6. pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara risikonya 3-9 kali lebih besar7. adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar8. pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali lebih intggi9. radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar10. riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih tinggi.11. kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapat kanker payudara 11 kali lebih tinggi.

D. Manifestasi KlinikMenurut mndra adapun manifestasi klinis tumor mmae yaitu sbb :1. Adanya benjolan pada payudara dan teraba jelas.2. Adanya tumor / gumpalan gumpalan keras yang melekat pada jaringan dan disekitar payudara .3. Adanya perasaan agak berat pada puting susu.4. Terjadinya penarikan puting susu kedalam.5. Kelenjar disela diketiak membesar dan akhirnya timbul koreng pada buah dada yang tidak sembuh-sembuh.

E. Patofisiologi Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh.Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:

1. Fase induksi: 15-30 tahunSampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.2. fase in situ: 1-5 tahunpada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yangbisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.3. fase invasiSel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.4. fase diseminasi: 1-5 tahunBila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.Sumber ?patwayF. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik.Menurut dono. Blblbablaba lnjutkan1. Laboratorium :a. Morfologi sel darahb. Laju endap darahc. Tes faal hatid. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasmae. Pemeriksaan sitologikPemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar spontan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi2. MammagrafiPengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.3. UltrasonografiBiasanya digunakan untukmndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae ultrasonography berguna untukmembedakan tumor sulit dengan kista.kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.4. ThermographyMengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.5. XerodiographyMemberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.6. BiopsiUntuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.7. CT. ScanDipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain8. Pemeriksaan hematologiYaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

G. KomplikasiMenurut Carpenito (1999) dan R.Sjamsuhidayat (2004) komplikasi kanker payudara adalah:Gangguan NeurovaskularMetastasis: otak, pleura, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang

H. Penatalaksanaan1. Medis Menurut indro blablalbla lnjutkana. Pembedahan breast-conserving Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara. Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.b. Mastektomi Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh. Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker sering kambuh. Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau modifikasi mastektomi radikal : seluruh jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan kelenjar getah bening ketiak. Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat. Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya. Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon. Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari 1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 5 cm, setelah pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm, kemoterapi biasanya diberikan sebelum pembedahan. Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral (pengangkatan kedua payudara). c. Rekonstruksi PayudaraUntuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di kemudian hari. Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang masuk ke dalam laliran darah.d. Kemoterapi & Obat Penghambat HormonKemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita. Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obat tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara. Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara. Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita. Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang. Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan. Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa efek yang sama dengan terapisulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi tamoxifen tidak mengurangi hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.i. Penatalaksanaan keperawatanMenurut dyok blablabal2. PreventifKanker payudara dapat dicegah dengan beberapa tindakan seperti berikut :a. Penggunaan obat obat hormonal harus dengan sepengetahuan dokterb. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker atau yang berhubungan, jangan menggunakakn alat kontrasepsi yang mengandung hormone, seperti pil, suntikan, dan susuk KB.c. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan. Bagi wanita beresiko tinggi, lakukan juga pemeriksaan mammografi secara berkala, terutama pada usia di atas 49 tahun.d. Memberikan air susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormone oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon estrogen. Hormone estrogen dianggap memegang peranan penting dalam perkembangan sel kanker payudara.e. Menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran segar. Kedelai beserta produk olahannya yang mengandung fitoestrogen yang dapat menurunkan kejadian kanker payudara.f. Hindari makanan berkadar lemak tinggi (Dalimartha, 2004).3. RehabilitatifAda beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak bergantung kepada stadium klinik penyakit.Cara cara yang dikenal adalah :a. Pembedahan, baik yang bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menhilangkan gejala gejala penyakit)b. Penyinaran, baik yang bersifat kuratif maupun paliatifc. Khemoterapi / sitostatika yang merupakan pengobatan suportif (penunjang)d. Hormonal, yang merupakan pengobatan suportif dan berupa tindakan ablasi (melenyapkan) atau aditif (penambahan)e. Imunoterapi, sebagai tindakan untuk menaikkan daya tahan tubuhf. Simptomatik, termasuk cara perawatan / penanggulangan keluhan-keluhan dari penderita kanker payudara yang sudah lanjut.Untuk mendapatkan apakah suatu kanker payudara masih operable kurabel memerlukan suatu pembatasan yang tegas, sebab pembedahan pada penderita kanker payudara stadium lanjut (stadium IIIb dan IV), bukan saja sangat merugikan penderita dengan cacat yang hebat disebabkan operasi, juga pembedahn radikal dan memang tidak mungkin radikal akan membersihkan prognosis yang lebih buruk karena merangsang metastasis yang cepat. Tetapi janganlah menutup kemungkinan operasi yang kuratif pada kanker payudara stadium dini dengan menggolongkannya dalam stadium lanjut (Ramli et al., 2000).

II KONSEP KEPERAWATANa. Pengkajian1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktro etiologi/resiko.3. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mamma.Riwt pxkt sekrg, dhulu, keluargaPemfis head to toeKepala IPPA, dst4. Pemeriksaan klinis ;Mencari benjolan Karen aorgan payudara dipengaruhi oelh faktoe hormone antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.a. Inspeksi Simetri mamma kiri-kanan Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda radang, peaue d orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.b. Palpasi Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas. Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila) Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh) Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)Bio-psiko-sosio-spiritualGordonKingVrginiadll

5. Pemeriksaan penunjangc. Pemeriksaan penunjang klinis Pemeriksaan radiologist Mammografi/USG Mamma X-foto thoraks Kalau perlu Galktografi Tulang-tulang USG abdomen Bone scan CT scan Pemeriksaan laboratorium rutin, darah lengkap, urine duyla darah puasa dan 2 jpp enxym alkali sposphate, LDH CEA, MCA, AFP HOrmon reseptor ER, PR Aktivitas estrogen/vaginal smear Pemeriksaan sitologis FNA dari tumor Cairan kista dan pleura effusion Secret putting susud. Pemeriksaan sitologis/patologis Durante oprasi Vries coupe Pasca operasi dari specimen operasi5. Penatalaksanaan(lihat landsan teori)

6. Dignosa Keperawatana. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.b. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.c. Gangguan citra tubuh terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.d. Gangguan ketidakseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.e. Defesiensi pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasiveg. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.h. Ketidakefektifan pola nafas b. ekspansi paru menurun

b. Perencanaan1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.Tujuan : Klien dapat mengurangi rasa cemasnya Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

Tabel ditambah kolom nmr, kh dan 7an

INTERVENSIRASIONAL

a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.

b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.

c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.

f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.

a. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.b. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.e. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.g. Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.Tujuan :- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas - Melaporkan nyeri yang dialaminya- Mengikuti program pengobatan- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin

INTERVENSIRASIONAL

a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitasb. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinyac. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TVd. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.

f. Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klieng. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik da. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan.b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi.c. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.d. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.

e. Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.g. Untuk mengatasi nyeri.

3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.Tujuan : Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya

INTERVENSIRASIONAL

a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga.g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.

h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.Kolaboratifi. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan albumin

j. Berikan pengobatan sesuai indikasiPhenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacidk. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infusa. Memberikan informasi tentang status gizi klien.

b. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.

d. Kalori merupakan sumber energi.

e. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.f. Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.

g. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.

h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).

i. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.j. Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.

k. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

4. Defesiensi pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.Tujuan : Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-katan siap. Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut. Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengo- batan. Bekerjasama dengan pemberi informasi.

INTERVENSIRASIONAL

a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan dan akibatnya.b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker.c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan.d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien.e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya.f. Review klien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal.g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi.

h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.

a. Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan klien.

b. Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi serta kesalahan pengertian.

c. Membantu klien dalam memahami proses penyakit.

d. Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.

e. Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit klien.f. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.g. Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi intake makanan dan minuman.h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasiveTujuan :- Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal

INTERVENSIRASIONAL

a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama.b. Jaga personal hygine klien dengan baik.

c. Monitor temperatur.

d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.Kolaboratiff. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.

g. Berikan antibiotik bila diindikasikana. Mencegah terjadinya infeksi silang.

b. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.c. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.d. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.e. Mencegah terjadinya infeksi.

f. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.g. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.

6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.Tujuan :- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.c. Ubah posisi klien secara teratur.

d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.

a. Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.b. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.c. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif

7. Gangguan citra tubuh terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.Tujuan :Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabilKriteria hasil :- Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya- Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.- Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif.- Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.

INTERVENSIRASIONAL

a. Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.

b. Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan perasaan dan pikiran tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan.c. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang penyakitnya.d. Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.e. Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan.f. Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara profesional.a. Perasaan empatik dan perhatian untuk siap membantu klien dalam mengatasi permasalahan yang ada.b. Perasaan yang diungkapakan pada orang yang dipercaya akan membuat perasaan lega dan tidak tekanan batin.

c. Informasi yang akurat memberikan masukan dan instropeksi diri dalam menerima dirinya.d. Ektulisasi diri dibutuhkan bagi klien dengan kaneker.

e. Respon klien yang negatfi diperlukan bantuan baik fisik mapun psikis-moral untuk memenuhi kebutuhan sejhri-sehari.

f. Dampak dari pada chemoterapi perlu adanya penjelasan dan perawatan rambut.g. Konseling kesehatan secara bersama akan lebih lebih efektif.

8. Ketidakefektifan pola nafas b.d ekspansi paru menurunTujuan :Setelah diberikan tindakan perawatan, gangguan pola nafas dapat teratasi denganKriteria hasil :- Mendemonstrasikan batuk efektif- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,irama nafas frekuensi pernafasan dalam rentang normal)- Tanda-tanda vital dalam rentang normal

INTERVENSIRASIONAL

a. Kaji suara nafas, catat adanya suara tambahanb. Posisikan pasien untuk memaksimalkan c. ventilasid. Monitor tanda-tanda vital.e. Lakukan fisioterapi dada bila perlu

a. Mengetahui adanya sumbatan jalan nafas/ atau ketidakefektifan jalan nafasb. Mempertahankan jalan napas yang paten

c. Mengetahui perkembangan kliend. Membantu mengoptimalkan jalan napas

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, PhiladelphiaCarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia. Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Muchlis Ramli dkk, 2000. Deteksi Dini Kanker, FKUI, Jakarta.