23
LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS OLEH: Ridho Kunto Prabowo NIM : 30901201523 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANANSIETAS

OLEH:

Ridho Kunto PrabowoNIM : 30901201523

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG2012/2013

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

1. Definisi : Ansietas adalah perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai dengan gejala fisiologis (Tomb, 2004) Ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (RTA), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2002) Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Ansietas berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya, sementara ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian tersebutKlasifikasi ansietas adalah :a. Ansietas ringanBerhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitasb. Ansietas sedangMemungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarahc. Ansietas beratAnsietas ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan perhatian pada hal kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/ tuntutand. PanikBerhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Lahan persepsi sudah terganggu sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/ tuntutan2. Faktor Predisposisi : a. Biologis1) Latar belakang genetik : a. Riwayat ansietas dalam keluarga, ada komponen genetik yang sedang dan dihubungkan dengan fobia sosial dan depresi mayorb. Sensitivitas laktatc. Kembar monozigot 5 x > dizigotd. Sindrom kromosom 13 terkait dengan gangguan panik, sakit kepala berat, hipotiroid2) Status nutrisi : a. BB kurang (terlalu kurus) atau lebih dari BB ideal (overweight)3) Kondisi kesehatan secara umum : memiliki riwayat penyakit fisika. Riwayat penyakit kanker (semua jenis kanker)b. Riwayat gangguan pada paru-paru : (seperti ada pada penyakit paru obstruksif kronik, oedema paru, sumbatan jalan nafas, asma, embolus)c. Riwayat gangguan jantung(Penyakit jantung bawaan atau demam rhematik, riwayat serangan jantung, dan hipertensi, kondisi arteriosclerosis)d. Riwayat penyakit endokrin(Hipertiroid, hipoglikemi, hipotiroid, premenstrual sindrom, menopause)e. Riwayat penyakit neurologis (Epilepsi, Huntingtons disease, Multiple Sclerosis, Organic Brain Syndrome)f. Riwayat penyakit gastrointestinal : Gastritis, Ulkus Peptik, CHg. Riwayat penyakit integumen : Herpes, Varisela, Eskoriasish. Riwayat penyakit muskuloskletal : Fraktur dengan Amputasi,i. Riwayat penyakit reproduksi : Impoten, Frigid, Infertil, j. Riwayat penyakit kelamin : Gonorhoe, Sipilisk. Riwayat penyakit imunologi : HIV/AIDS, Sindrom Steven Johnson

4) Riwayat penggunaan zata. Intoksikasi : obat antikolinergik, aspirin, kafein, kokain, halusinogen termasuk phenchiclidine, steroid dan simpatomimetik5) Riwayat putus zat : alkohol, narkotik, sedatif-hipnotik6) Sensitivitas biologi : a. Secara anatomi : gangguan pada sistem limbik, talamus, korteks frontal.b. Sistem neurokimia : GABA (Gama Amino Butiric Acid) defisiensi relatif atau ketidakseimbangan GABA , Norepinephrin : terlalu aktif atau kurang aktif di bagian otak yang berkaitan dengan ansietasSerotonin : kekurangan atau ketidakseimbangan7) Paparan terhadap racunb. Psikologis1) IntelegensiaRetardasi mental ringan IQ 50-70Retardasi mental sedang IQ 35-50Kadang-kadang tidak mampu membuat penilaian dan keputusanKadang-kadang tidak mampu berkonsentrasi2) Kemampuan verbalAdanya gangguan sensori penglihatan dan pendengaran: - buta - tuliAdanya kerusakan area motorik bicara : - pelo - gagap Adanya pembatasan kontak sosial dengan keluarga dan teman : - perbedaan budaya - lokasi tempat tinggal yang terisolasi Proses pengobatan yang menyebabkan gangguan bicara : ICU, NGT, ETT, trakeostomi3) Kepribadian ambang, histrionik, narsisistik, menghindar, dependen, obsesif kompulsif/ kepribadian pencemas4) Pengalaman masa laluPengalaman yang tidak menyenangkan : - di keluarga : masa kecil yang kacau, berpisah dengan orang tua pada usia awal/ dini, proses imitasi dan identifikasi diri terhadap kedua orang tua - di tempat kerja : mutasi, PHK, pensiun, turun jabatan, konflik di tempat kerja - di sekolah : tinggal kelas, tidak lulus, sering pindah sekolah - di masyarakatRiwayat pasca trauma yang buruk (pengalaman berperang, perkosaan, kecelakaan yang serius, deprivasi atau penyiksaan yang buruk) 5) Konsep diria) Gambaran diri: - tidak menyukai tubuhnya - merasa tidak sempurna - ketidak puasan terhadap ukuran tubuh, fungsi, penampilan dan potensi yang dimiliki b) Identitas diri - kerancuan identitas c) Peran - konflik peran - peran ganda - ketidak mampuan menjalankan peran - tuntutan peran tidak sesuai usiad) Ideal diri - ideal diri tidak realistis - ideal diri terlalu rendah - ambisius e) Harga diri - harga diri rendah situasional8). Motivasi - motivasi rendah 9) Pertahanan psikologis - self kontrol (kadang tidak mampu menahan diri terhadap dorongan yang kurang positif) - menurut pandangan Psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan super ego c. Sosial Budaya1) Usia : remaja, dewasa awal2) Gender : wanita : pria = 2 : 13) Pendidikan : kurang/ rendah4) Pendapatan : kurang/ rendah5) Pekerjaan : tidak tetap, tidak punya pekerjan, tidak mandiri dalam ekonomi, beban kerja yang terlalu tinggi6) Status sosial : belum bisa memisahkan diri dari autokritas keluarga7) Latar belakang budaya : budaya yang individualis, nilai budaya yang bertentangan dengan nilai kesehatan dan nilai dirinya 8) Agama dan keyakinan : semua agama, kurang mengamalkan ajaran agama dan keyakinannya/mempunyai religi dan nilai agama yang buruk9) Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power syndrome10) Pengalaman sosial : adanya perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal, berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan orang yang dicintai, lingkungan sosial yang rawan bencana, kriminalitas, kadang tidak mampu berhubungan secara intim dengan lawan jenis11) Peran sosial : gagal melaksanakan peran sosial12) Keluarga : proses imitasi dan identifikasi diri terhadap kedua orang tua

3. Faktor Presipitasi a. Nature Faktor-faktor biologis;1) Status nutrisi : BB kurang (terlalu kurus) atau lebih dari BB ideal (overweight)2) Kondisi kesehatan secara umum : memiliki sakit fisik (kehilangan salah satu bgn tubuh, kehilangan fungsi tubuh) 3) Sensitivitas biologi : secara anatomi : gangguan pada sistem limbik, talamus, korteks frontalsistem neurokimia : GABA (Gama Amino Butiric Acid), norepinephrIn, serotonin4) Paparan terhadap racunFaktor-faktor psikologis 1) IntelegensiaRetardasi mental ringan IQ 50-70Retardasi mental sedang IQ 35-50Kadang-kadang tidak mampu membuat penilaian dan keputusanKadang-kadang tidak mampu berkonsentrasi2) Kemampuan verbaladanya gangguan sensori penglihatan dan pendengaran: -buta -tuliadanya kerusakan area motorik bicara : -pelo - gagapadanya pembatasan kontak sosial dengan keluarga dan teman : perbedaan budaya,lokasi tempat tinggal yang terisolasiproses pengobatan : ICU, NGT, ETT, Trakeostomi3) MoralKonflik dengan norma atau peraturan di masyarakat, tempat kerja Pelanggaran norma dan nilai di masyarakat Terlibat masalah hukum4) Kepribadian : ambang, histrionik, narsisistik, menghindar, dependen, obsesif kompulsif/ kepribadian pencemas5) Pengalaman yang tidak menyenangkan : (korban perkosaan, kehilangan pekerjaan/ pensiun, kehilangan sesuatu/ orang yang dicintai, saksi kejadian traumatis, ketegangan peran, kekerasan, penculikan, perampokan, kehamilan di luar nikah, perselingkuhan)6) Konsep diri Gambaran diri: - tidak menyukai tubuhnya - merasa tidak sempurna - ketidak puasan terhadap ukuran tubuh, fungsi, penampilan dan potensi yang dimiliki Identitas diri - kerancuan identitas Peran - konflik peran - peran ganda - ketidak mampuan menjalankan peran - tuntutan peran tidak sesuai usiaIdeal diri- ideal diri tidak realistis- ideal diri terlalu rendah- ambisiusHarga diri- harga diri rendah situasional7) Motivasi - motivasi rendah 8). Pertahanan psikologis - self kontrolFaktor sosial budaya1) Usia : remaja, dewasa awal2) Gender : wanita : pria = 2 : 13) Pendidikan : kurang/ rendah4) Pendapatan : kurang/ rendah5) Pekerjaan : tidak tetap, tidak punya pekerjan, beban kerja yang terlalu tinggi6) Status sosial : menengah ke bawah7) Latar belakang budaya : budaya yang individualis8) Agama dan keyakinan : semua agama, kurang mengamalkan ajaran agama 9) dan keyakinannya10) Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power syndrome11) Pengalaman sosial : berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan orang yang dicintai, lingkungan sosial yang rawan kriminalitas, bencana alam, peperangan/ konflik, kecelakaan)12) Peran sosial : gagal melaksanakan peran sosial, gagal membentuk keluarga baru, belum menikah b. OriginInternal:1) Persepsi Individu yang buruk tentang dirinya dan orang lain Eksternal1) Kurang dukungan kelompok/ peer group2) Kurang dukungan keluarga2) Kurang dukungan masyarakat c. Timing1) Stres terjadi dalam waktu dekat2) Stres terjadi dalam waktu yang cukup lama3) Stres terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus d. Number1) Sumber stres lebih dari satu (semua stressor yang ada selama usia tumbang) 2) Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat4. Penilaian stressor a. Kognitif1) Kerusakan perhatian2) Kurang konsentrasi3) Pelupa4) Kesalahan dalam menilai5) Preokupasi6) Bloking7) Penurunan lapangan pandang8) Berkurangnya kreativitas9) Produktivitas menurun10) Bingung11) Sangat waspadai12) Berkurangnya objektivitas13) Takut kehilangan kontrol14) Takut bayangan visual15) Takut akan terluka atau kematian16) Kesadaran diri meningkat17) Mimpi buruk

b. Afektif1. Mudah terganggu2. Tidak sabar3. Gelisah4. Tegang5. Nervous6. Takut7. Alarm8. Frustasi9. Teror10. Gugup11.Gelisah12. Merasa bersalah16. Pemalu17. Frustasi

c. FisiologikCardiovaskuler1.Palpitasi2. Jantung berdebar3. TD meningkat4. Rasa mau pingsan5. Pingsan6. TD menurun7. Denyut nadi menurunPernafasan1. Nafas cepat2. Nafas pendek3. Tekanan pada dada4. Nafas dangkal5. Pembengkakan pada tenggorok6. Sensasi tercekik7. Terengah-engahNeuromuskular1.Refleks meningkat2.Reaksi kejutan3.Mata berkedip-kedip4.Insomnia5.Tremor6.Rigiditas7.Gelisah8.Wajah tegangGastrointestinal1. Kehilangan nafsu makan2. Menolak makanan3. Rasa tidak nyaman pada abdomen4. Mual5. Rasa terbakar di perut6. Diare7. Perut melilitTraktus Urinarius1. Tidak dapat menahan kencing2. Sering berkemihReproduksi1. Tidak datang bulan (amenore)2. Darah haid berlebihan3. Darah haid amat sedikit4. Masa haid berkepanjangan5. Masa haid amat pendek6. Haid beberapa kali dalam sebulan7. Menjadi dingin8. Ejakulasi diniIntegumen1. Wajah kemerahan2. Berkeringat setempat (telapak tangan)3. Gatal4. Rasa panas dan dingin pada kulit5. Wajah pucat6. Berkeringat seluruh tubuh

d. Behavioral1.Gelisah2.Ketegangan fisik3.Tremor4. Gugup5. Bicara cepat6. Kurang koordinasi7.Cenderung mendapat cedera8. Menarik diri dari hubungan interpersonal9. Menghalangi10. Melarikan diri dari masalah11. Menghindar12. Hiperventilasie. Respon Sosial1. Kadang kadang menghindari kontak sosial/ aktivitas sosial menurun2. Kadang-kadang menunjukkan sikap bermusuhan

5. Sumber Koping a. Personal ability1) Kurang komunikatif2) Hubungan interpersonal yang kurang baik3) Kurang memiliki kecerdasan dan bakat tertentu4) Mengalami gangguan fisik5) Perawatan diri yang kurang baik6) Tidak kreatifb. Sosial Support1) Hubungan yang kurang baik antar : indiv, keluarga , kelp dan masyarakat2) Kurang terlibat dalam organisasi sosial/ kelompok sebaya3) Ada konflik nlai budaya c. Material Assets1) Kurang memilki penghasilan secara individu. 2) 2. Sulit mendapat pelayanan kesehatan3) 3. Tidak memiliki pekerjaan/ vokasi/ posisid. Positive beliefs1) Tidak mempunyai keyakinan dan nilai yang positif2) Kurang memiliki motivasi3) Kurang berorientasi kesehatan pada 4) pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan )6. Mekanisme koping KonstruktifKecemasan dijadikan sebagai tanda dan peringatan. Individu menerimanya sebagai suatu pilihan untuk pemecahan masalah. Seperti : negosiasi/ kompromi, meminta saran, perbandingan yang positif, penggantian rewardsDestruktifMenghindari kecemasan tanpa menyelesaikan masalah atau konflik tsb. Seperti denial, supresi atau proyeksi, menyerang, menarik diri

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

A. Proses Keperawatan1. Kondisi KlienNy. A ( 30 tahun), bekerja, dirawat di Rumah Sakit B untuk pertama kalinya dengan keluhan nyeri pada perut kanan bagian bawah. Ny. A merasa gelisah, cemas, tidak bisa tidur karena baru pertama kalinya dirawat di Rumah Sakit2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas3. Tujuan :1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya2. Pasien mampu mengenal ansietas3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi ansietas4. Tindakan keperawatan1. Bina hubungan saling percayaDalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :a. mengucapkan salam terapeutikb. berjabat tanganc. menjelaskan tujuan interaksid. membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien2. Bantu pasien mengenal ansietasa. bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannyab. bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietasc. bantu pasien mengenal penyebab ansietasd. bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas 3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diria. pengalihan situasib. latihan relaksasi1) Tarik nafas dalam2) mengerutkan dan mengendurkan otot-ototc. teknik 5 jari4. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul

B. Proses pelaksanaan tindakanOrientasi :Assalamualaikum mbak, perkenalkan nama saya Novi Dwi Irmawati, panggil saja saya Ibu Novi, saya perawat yang akan merawat mbak selama di rumah sakit ini, saya akan datang setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore, Apa betul ini mbak LS ? Mbak lebih suka dipanggil siapa?Tujuan saya merawat mbak untuk membantu mengatasi masalah yang mbak rasakanBagaimana perasaan Mbak L pagi ini?O, jadi Mbak L semalam tidak bisa tidur?Baiklah, mbak, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan yang Mbak rasakan?Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?Kita berbincang-bincang disini saja ya mbak, di ruangan mbak?

KerjaCoba mbak ceritakan apa yang mbak rasakan? Oh, jadi mbak merasa gelisah, cemas karena harus dirawat di RS?Apakah sebelumnya mbak pernah mengalami sakit sehingga perlu dirawat di RS? Jadi mbak baru pertama kali dirawat di RS ? Selama ini, bila mbak punya masalah yang mengganggu, apa yang mbak lakukan?Jadi kalau mbak punya masalah, mbak akan memikirkan terus masalah itu sehingga mbak merasa gelisah, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan?Apakah sebelumnya mbak pernah mengalami masalah yang mbak anggap cukup berat?Apakah mbak mampu menyelesaikan masalah tersebut?Wah, baik sekali, berarti dulu mbak pernah mampu menyelesaikan masalah yang cukup berat, saya yakin sekali mbak sekarang juga akan mampu menyelesaikan kecemasan yang mbak rasakanBaiklah mbak, bagaimana kalau sekarang kita coba latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara yang cukup mampu untuk mengurangi kecemasanyang mbak rasakan. Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, mbak perhatikan saya, lalu mbak bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya mbak.Mbak silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, mbak tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu bapak hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba mbak praktikkan. Wah bagus sekali, mbak sudah mampu melakukannya. Mbak bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai mbak merasa relaks atau santai

TerminasiBagaimana perasaan mbak setelah kita ngobrol tentang masalah yang mbak rasakan dan latihan relaksasi?Bagus sekali, jam berapa mbak akan berlatih lagi melakukan cara ini? Mari, kita masukkan dalam jadual harian mbak. Jadi, setiap mbak merasa cemas, mbak bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat. Latihan relaksasi ini hanya salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan, masih ada cara lain dengan latihan mengerutkan dan mengendurkan otot, bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok pagi, seperti biasa jam 10 pagi di ruangan ini? Assalamualaikum, mbak