Upload
mikumiku
View
82
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
LAPORAN PENDAHULUAN
Citation preview
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
1/50
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
ANGINA PEKTORIS
A.Definisi
Angina pektoris ialah suatu klinis dimana pasien mendapat serangan sakit dada yang
khas, seperti ditekan/terasa berat didada yang menjalar ke lengan kiri. Biasanya timbul pada
waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitas.
(Sjaifoellah, 1996: 249)
Angina Pektoris adalah nyeri dadainterminten yang disebabkan oleh iskemia
miokardium yang reversibel dan sementara. (Robbins, 2007: 409)
Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma
nyeri atau perasaan tertekan didada depan. (Smeltzer, 2009: 779).
B.Klasifikasi1.Angina stabil atau angina klasik
Terjadi suaktu arteri koroner yang ameroskerotik tidak dapat bedilatasi untuk
meningkatkan aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhanoksegen.
2.Angina prinzmetal
Terjadi tanpa peningkatan beban kerja jantung
3.Angina tidak stabil
Merupakan kombinasi dari angina klasik dan angina varian
C.Etiologi
Angina Rektoris diperkirakan karena berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan
suplai oksigen ke jantung tidak kuat, atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat.
Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung ateroklerotik dan hampir selalu
berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama.
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina :
1.Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen.
2.Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan
darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.3.Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah masentrik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung (pada jantung
yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina
semakin buruk).
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
2/50
4.Stres atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi
jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan menigkatnya tekanan darah, dengan
demikian beban kerja jantung juga meningkat.
(Smeltzer, 2001: 779)
D.Klasifikasi
1.Angina stabil
Terjadi sewaktu arteri koroner yang asteroklerotik dan tidak dapat berdilatasi untuk
meningkatka aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhan oksigen.
2.Angina prinzmetal
Terjadi tanpa peningkatan beban kerja jantung
3.Angina tidak stabil
Merupakan kombinasi angina klasik dan angina varian.
()E.Tanda dan Gejala
1.Nyeri pada dada
2.Pasien memperlihatkan rasa sesak dan tercekik terus menerus.
3.Rasa faal / lemah dilengan atas.
4.Pergelangan tangan dan tangan mulai nyeri.
(Smeltzer, 2001: 780)
F.Patofisiologi
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard. Karena
suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan karena penyempita
pembuluh darah koroner karena proses ateroeklerosis. Walaupun kebutuhan suplai darah
berkurang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat. Oleh
karena itu sakit dada angina timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas fisik, misalnya
sedang berjalan cepat atau berjalan mendaki
(Soeparman, 2001 ; 1082)
Angina Pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau
paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan. Penyebabnya diperkirakan
berkurangnya aliran darah koroner yang menyebabkan suplai oksigen kejantung tidakadekuat, atau dengan kata lain suplai kebutuhan jantung meningkat.Angina biasanya
diakibatkan oleh penyakit jantung ateros klerotik dan hampir selalu berhubungan dengan
sumbatan arteri koroner utama.
(Smeltzer, 2009: 779).
G.Komplikasi
1.Infraksi miokardium yang akut (serangan jantung).
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
3/50
2.Kematian karena serangan jantung secara mendadak.
3.Aritma kardiak.
4.Hipoksemia
5.Trombosis vena dalam
6.Syok kardiogenik
(Carpenito, 1999: 68)
H.Pemeriksaan Diagnosa
1.Enzim / isoenzim jantung, biasanya DBM : meningkat, menunjukkan kerusakan miokard.
2.EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar depresi pada segmen ST
gelombang T menunjukkan iskemia. Peninggian ST atau penurunan lebih dari 1 mm
selama nyeri tanpa abnormalitas bila bebas nyeri menunjukkan Iskemia Miokard
Transien Distritmia dan blok jantung juga ada.
3.Foto DadaBiasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi jantung atau
komplikasi paru.
4.Kolesterol / trigeliserida serum
Mungkin meningkat (faktor resiko CAD).
5.Kateterisasi jantung dengan Angiografi
Di indikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri
tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia dan penyakit jantung. Keluarga yang
mengalami nyeri dada pada penyakit katup, gangguan kontraktilitas, gagal ventrikel, dan
abnormalitas sirkulasi. Catatan : 10% pasien dengan angina tidak stabil mempunyai arteri
koroner yang tampak normal.
(Doenges, 1999: 74)
I.Penatalaksanaan
1.Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen
jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui
terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor resiko.secara bedah tujuan ini dicapai
melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atauangioplasti koroner transliminal perkutan (PTCA = percutaneous transluminal coronary
angioplasty), (didiskusikan di bawah). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis
dan pembedahan.
Seperti yang akan didiskusikan kemudian, terdapat beberapa pendekatan yang akhir-
akhir ini sering di gunakan untuk revaskularisasi jantung. Tiga teknik utama yang
menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner mencakup
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
4/50
penggunaan alat intrakoroner utnuk meningkatkan aliran darah, penggunaan untuk
menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi.
Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dipakai oleh salah satu
atau seluruh teknik diatas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan.
Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan kemunduran proses
angina yang di derita pasien.
Terapi Farmakologi
Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina
pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigemn jantung yang
akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri augina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi baik vena maupun arteria
sehingga mempengaruhi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena
di seluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjalahpenurunan tekanan pengisian (preload).Nitrat juga melemaskan arteriol sistemik dan
menyebabkan penurunan tekanan darah (penurunan afterload). Semuanya itu berakibat
pada penurunan kebutuhan oksigen jantung, merupakan suatu keadaan yang lebih
seimbang antara suplai dan kebutuhan.
Nitrogliserinbiasanya diletakkan dibawah lidah (subtingual) atau dipipi (kantong
bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
a.Pasien diminta tidak menggerakkan lidah dan jangan menelan ludah sampai tablet
nitrogliserin larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dapat dikunyah untuk dapat
mempercepat penyerapan di bawah lidah.
b.Sebagai pencegah, pasien harus selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat
tidak stabil dan harus di simpan dalam botol gelap tertutup rapat. Nitrogliserin tidak
boleh di simpan dalam botol plastik atau logam.
c.Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena panas, uap, udara,
cahaya dalam waktu lama. Bila nitrogliserin masih segar, pasien akan merasa terbakar
di bawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan berdenyut. Persediaan
nitrogliserin harus diperbaharui setiap 6 bulan sekali.
d.Selain menggunakan dosis yang telah ditentukan, pasien harus mengatur sendiri dosisyang diperlukan, yaitu dosis terkecil yang dapat menghilangkan nyeri. Obat harus
digunakan untuk mengantisipasi bila akan melakukan aktivitas yang mungkin akan
menyebabkan nyeri. Karena nitrogliserin dapat meningkatkan toleransi pasien
terhadap latihan dan stress bila di gunakan sebagai pencegahan (misalk sebelum
latihan, menaiki tangga, hubungan seksual) maka lebih baik gunakan obat
inisebelum rasa nyeri muncul.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
5/50
e.Pasien harus mengingat berapa lama kerja nitrogliserin dalam menghilangkan nyeri,
bila nyeri tidak dapat dikurangi dengan nitrogliserin, harus dicurigai adanya ancaman
terjadinya infark miokardium.
f.Bila nyeri menetap setelah memakai tiga (3) tablet sublingual dengan interval 5 menit,
pasien dianjurkan segera dibawa ke fasilitas perawatan darurat terdekat.
Efek samping nitrogliserin meliputi rasa panas, sakit kepala berdenyut, hipertensi, dan
takikardia. Penggunaan preparat nitrat long-acting masih diperdebatkan. Isorbid dinitrat
(isordil) tampaknya efektif sampai 2 jam bila digunakan dibawah lidah, tetapi efeknya
tidak jelas bila diminum peroral.
Salep Nitrogliserin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam bentuk lanonin-
petrolatum. Bentuk ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan terhadap nyeri angina dan
mengurangi nyeri. Bentuk ini sangat berguna bila digunakan pada pasien yang mengalami
angina pada malam hari atau yang harus menjalankan aktivitas dalam waktu cukup lama(misal main golf) karena mempunyai efek jangka panjang sampai 24 jam. Dosis biasanya
ditingkatkan sampai terjadi sakit kepala atau efek berat terhadap tekanan darah atau
frekuensi jantung, kemudian diturunkan sampai dosis tertinggi yang tidak menimbulkan
efek samping tersebut. Cara pemakaian salep biasanya dilampirkan pada kemasan. Pasien
selalu diingatkan untuk mengganti tempat yang akan dioleskan salep untuk mencegah
iritasi kulit.
2.Penatalaksanaan Keperawatan
a.Berikan posisi semifowler
b.Berikan oksigen konsentrasi tinggi (6-10 liter/menit)
c.Kolaborasi pemberian nitrogen, bete bloker dan kalsium anatagonis)
d.Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan
e.Lakukan EGC
f.Observasi bunyi jantung
g.Observasi adanya mual, muntah dan konstipasi
( Smeltzer, 2001: 780)
J.Fokus Pengkajian
1.Aktifitas IstirahatGejala :
-Pola hidup, menonton, kelemahan.
-Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah 1 tahun.
-Nyeri dada bila kerja.
-Menjadi terbangun bila nyerie dada.
Tanda : dispenia saat kerja
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
6/50
2.Sirkulasi
Gejala :
-Takikardia, disritmia
-Tekanan darah normal meningkat / menurun
-Bunyi jantung : mungkin normal ; 54 lambat / murmur sistolik transien lambat
(disfungsi otot tapilaris) mungkin ada saat nyeri.
-Kulit / membran mukosa lembab, dingin, pucat pada adanya vasokontriksi.
3.Makanan / Cairan
Gejala : - Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan.
Tanda : - Takikardia, disritmia
-Tekanan darah normal, meningkat atau menurun.
4.Integritas Ego
Gejala : stresor kerja, keluarga, dan lain-lain.Tanda : ketakutan, mudah marah
5.Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala :
-Nyeri dada subternal, antenor yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas
atas (lebih pada kiri daripada kanan).
-Kualitas : macam ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terbakar.
-Durasi biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3
menit).
-Faktor pencetus : nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar, seperti marah
atau hasrat seksual, olah raga pada suhu ekstrim atau mungkin tak dapat diperkirakan
dan atau terjadi selama istirahat.
-Faktor penghilang : nyeri mugkin responsif terhadap mekanisme penghilang tertentu
(contoh : istirahat, obat antiangina)
-Nyeri dada baru atau terus menerus yang telah berubah frekuensi, durasinya, karakter
atau dapat diperkirakan (contoh : tidak stabil, bervariasi, prinzmetal).
6.Pernapasan
Gejala : dispenia saat kerja, riwayat merokokTanda : meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
7.Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : - riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes.
-Penggunaan / kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang
dijual bebas.
Pertimbangan DRG menunjukkan secara lama dirawat 3,8 hari
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
7/50
Rencana perulangan : - Perubahan pada penggunaan / terapi obat.
-Bantuan / pemeliharaan tugas dengan perawat di rumah.
-Perubahan pada susunan fisik rumah.
( Doenges, 1999: 73)K.Pengkajian Intervensi
1.Nyeri (akut) berhubungan dengan respon otomatis
Kriteria hasil : - Menyatakan / menunjukkan nyeri hilang.
-Melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi dan
beratnya.
Intervensi :
a.Kaji dan catat respons pasien / efek obat.
R. memberikan informasi tentang kemajuan penyakit.
b.Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.
R. memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek
berulang.
c.Berikan penyuluhan tentang angina pektoris.
R. memberikan pengetahuan tentang penyakit yang diderita pasien.
d.Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
R. meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard / mencegah iskemia.
(Doenges, 1999: 75)
2.Curah jantung menurun berhubungan dengansuplai darah dan oksigen berkurangTujuan : curah jantung pasien normal dan tidak gelisah lagi.
Kriteria hasil : berpartisipasi pada perilaku / aktifitas yang menurunkan kerja jantung.
Intervensi :
a.Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, TD
R. Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia dan menurunnya curah
jantung.
b.Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam / melakukan aktivitas perawatan diri,
sesuai indikasi.
R. penghematan energi, menurunkan kerja jantung.
c.Berikan penyuluhan tentang anatomi jantung kepada pasien.
R. untuk memberikan pengetahuan tentang organ-organ dan fungsi dari jantung.
d.Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan.
R. meningkatkan kesediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk memperbaiki
kontraktilitas, menurunkan iskemia dn kadar asam laktat.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
8/50
(Doenges, 1999: 77)
3.Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
Tujuan : pasien tidak cemas lagi
Kriteria hasil : menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai.
Intervensi :
a.Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stres.
R. menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa dan prognasis.
b.Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh : menolak, depresi dan marah.
Biarkan pasien / orang terdekat mengetahui ini sebagai reaksi normal. Catat
pernyataan masalah, contoh : serangan jantung tak dapat terelakkan.
R. perasaan tidak di ekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan
gambaran diri.
c.Dorongan keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.R. meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga kerja tidak berubah.
d.Berikan sedatif, tranquilizer sesuai indikasi.
R. mungkin diperlukan untuk membantu pasien rilek sampai fisik mampu untuk
membuat strategi koping adekuat.
(Doenges, 1999: 79)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marlynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta; EGC.
Soeparman. 1987.Penyakit Dalam. Jakarta; Balai Penerbit FKUI.
Smetzer, Suzanne C. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 1999.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.Jakarta: EGC
1 Pengertian
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada
di daerah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas, yaitu
seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri, kadang-kadang
dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan. Sakit dada tersebut biasanya
timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan
aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah Noer,1996).
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
9/50
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard, karena
suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1
sampai 5 menit, bila sakit dada terus berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat
serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan angina pektoris biasa. Pada pasien angina
pektoris dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak napas,perasaan kadang-kadang sakit dada
disertai keringat dingin
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak
nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktik Kardiovaskuler)
2.2 ETIOLOGI
Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
1. Ateriosklerosis
2. Spasmearterikoroner
3. Anemia berat
4. Artritis5. Aorta Insufisiensi
2.3 MANIFESTASI KLINIS
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa
tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang
ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah
(retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar
ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus menerus.
Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri.Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama
nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan.
2.4 PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplay oksigen ke
sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis,
namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan.Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga
meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi
dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner
mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai
respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai
darah) miokardium.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
10/50
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksido yang
berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat
menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini
belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan
lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akanberkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium
dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai
oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi.
Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
1. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah,
disertai peningkatan kebutuhan oksigen.3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan,
sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung.
4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung
meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban
kerja jantung juga meningkat.
2.5 TIPE ANGINA
1. Angina Pektoris Stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan
kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik tangga.
Berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen niokard.
Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
Durasi nyeri 315 menit.
2. Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark; Angina kresendo)
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada individu denganperburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja
jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus
yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
Kurang responsif terhadap nitrat.
Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
11/50
Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang
beragregasi.
3. Angina Prinzmental (Angina Varian: Istrahat)
Angina yang terjadi karena spasme arteri koronaria. Berhubungan dengan risiko tinggi
terjadinya infark.
Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
EKG menunjukkan elevasi segmen ST.
Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut.
Dapat terjadi aritmia.
4. Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari,biasanya saat tidur dan dapat dikurangi dengan duduk tegak.
Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
5. Angina Refrakter atau Intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tidak tertahankan.
6. Angina Dekubitus
Angina saat berbaring.
7. Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak menunjukkan
gejala.
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu
serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa
pasien pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan
pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan
perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG
akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.
Foto Rontgen DadaFoto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien
hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi
arkus aorta.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun
demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering dilakukan
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
12/50
pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung
akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar
kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti
hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus
yang juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.
Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal, maka seringkali perlu
dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien
disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai
kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian
pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen
ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping
depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan
besar pasien memang menderita angina pectoris.Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara
Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan
sesudah melakukan latihan tersebut.
Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah
sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak
latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan
diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak
cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normalsetelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita
iskemia.
2.7 TERAPI FARMAKOLOGI
Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris.
Nitrogengliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi jantung yang akan mengurangi iskemia
dan mengurangi nyeri angina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria
sehingga mempengaruhi sirkulasi parifer dengan pelebaran vena terjadi penggumpalan darah
vena di seluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah
penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melepaskan arteriol sistemik dan
menyebabkan penurunan tekanan darah (penurunan afterload). Semua itu berakibat pada
penurunan oksigen pada jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplay
dan kebutuhan.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
13/50
Efek samping nitrogliserin meliputi sakit kepala berdenyut, hipertensi, dan takikardi.
Penggunaan preparat nitrat long-acting masih diperdebatkan. Isrobid dinitrat (isordil) tampaknya
efeksamping 2 jam bila digunakan di bawah lidah, tapi efeknya tidak jelas bila diminum peroral.
Salep Nitrogliserin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam bentuk Lnilin-petrolatum.
Bentuk ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan terhadap nyeri angina dan mengurangi nyeri.Bentuk ini sangat berguna bila digunakan pada pasien yang mengalami angina pada malam hari
atau yang menjalankan aktivitas dalam waktu yang cukup lama (misal main golf) karena
mempunyai efek jangka panjang sampai 24 jam. Biasanya dosis ditingkatkan sampai sakit kepala
atau efek berat terhadap tekanan darah atau tekanan jantung, kemudian diturunka sampai dosis
tertinggi yang tidak menimbulkan efek samping tersebut. Cara pemakaian salep biasanya
dilampirkan pada kemasan. Pasien diingatkan untuk mengganti tempat yang akan dioleskan salep
untuk mencegah iritasi kulit.
2.8 PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung
dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi
farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat dicapai melalui
revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angiosplasti koroner
transluminar perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary angioplasty). Biasanya
diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan penyakit arteri koroner
mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laseruntuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi.
Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang dicapai oleh salah satu atau
seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA sedang dilakukan. Ilmu
pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan kemunduran proses angina yang
diderita pasien.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
14/50
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Angina Pektoris
3.1 Pengkajian
Perawat mengumpulkan informasi tentang seluruh segi aktivitas pasien, terutama mereka yang
ditemukan beresiko mengalami serangan jantung atau nyeri angina. Pertanyaan yang sesuai
mencakup:
Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Setelah melakukan aktivitas tertentu? Setelah
melakukan aktivitas secara umum? Setelah mengunjungi anggota keluarga atau teman-teman?
Bagaimana pasien menggambarkan nyerinya?
Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap?
Bagaimana hal itu terjadi dalam berapa detik? Menit? Jam? Apakah kualitas nyeri menetap atau terus-menerus?
Apakah rasa nyaman disertai dengan gejala seperti perspirasi yang berlebihan, sedikit sakit
kepala, mual, palpitasi dan napas pendek?
Berapa menit nyeri berlangsung setelah minum notrogliserin?
Bagaimana nyeri berkurang ?
3.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama untuk klien ini mencakup
yang berikut:Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium
Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi
Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap terapuitik berhubuangan dengan tidak mau menerima
perubahan pola hidup yang sesuai.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
15/50
3.3 Intervensi dan Implementasi
Tujuan utama mencakup mencegah nyeri, mengurangi cemas, menghindari salah paham
terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang diberika, mematuhi program perawatan diri
dan mencegah komplikasi.
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium
Intervensi :
Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
Letakkan klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi
fowler.
Observasi tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
Ciptakanlingkunan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
Kolaborasi pengobatan.
2. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
Intervensi :
Jelaskan semua prosedur tindakan.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
Dorong keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya.
Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan
datang dan meningkatkan stabilitas jantung.
Kolaborasi.
3. Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasiIntervensi :
Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah
raga.
Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.Intervensi :
Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi.
Catat warna kulit dan kualittas nadi.
Tingkatkan katifitas klien secara teratur.
Pantau EKG dengan sering.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
16/50
Intervensi keperawatan
Pencegahan Nyeri. Pasien harus memahami gejala kompleks dan harus menghindrari
aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri angina seperti latihan mendadak, pajanan
terhadap dingin, dan kegembiraan emosional.belajar untuk merubah, menyesuaikan dan
beradaptasi terhadap stres tersebut amatlah penting.
Bagi pasien yang serangannya terutama terjadi pada pagi hari, perlu dilakukan pembuatan
jadwal kegiatan sehari-hari. Idealnya kegiatan tidak dilakukan terburu-buru in dilakukan
sepanjang hari, sehingga semua tugas dan perjanjian yang direncanakan dapat dijalankan tanpa
rasa tertekan dan terburu-buru.
Mengurangi Kecemasan. Pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut akan kematian.
Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan direncanakan sedemikian rupa sehingga waktu
dimana ia jauh dari tempat tidur diusahakan seminimal mungkin, karena perasaan takut akan
meninggal tersebut sering dapat dikurangi dengan adanya kehadiran fisik orang lain.pasien rawat
jalan harus diberikan informasi mengenai penyakitnya dan penjelasan mengenai pentingnyamematuhi petunjuk yang telah diberikan.
Penyuluhan Pasien dan Pendekatan Asuhan di Rumah. Program penyuluhan untuk pasien
dengan angina dirancang untuk menjelaskan sifat dasar penyakit dan menunjukan data yang
diperlukan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina, memperlambat perkembangan penyakit
yang mendasarinya, bila mungkin memberikan perlindungan dari komplikasi lain.
3.4 Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Bebas dari nyeri.2. Menunjukkan penurunan kecemasan
a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
b. Mematuhi semua aturan medis.
c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah.
d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadinya episode nyeri.
3. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi
a. Menjelaskan proses terjadinya angina
b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
c. EKG dan kadar enzim jantung normal
d. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut4. Mematuhi program perawatan diri
a. Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi
b. Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
17/50
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit
dadadi dearah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang
khas, yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
kiri, kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan.
Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera
hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah Noer,1996).
2. Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
a. Ateriosklerosisb. Spasmearterikoroner
c. Anemia berat
d. Artritis
e. Aorta Insufisiensi
3. Tipe Angina
a. Angina pektoris stabil
b. Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark; Angina kresendo)
c. Angina Prinzmental (Angina Varian: Istrahat)d. Angina Nokturnal
e. Angina Refrakter atau Intraktabel
f. Angina Dekubitus
g. Iskemia tersamar
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiogram
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
18/50
b. Foto Rontgen Dada
c. Pemeriksaan Laboratorium
d. Uji Latihan Jasmani
e. Thallium Exercise Myocardial Imaging
5. Diagnosa yang dapat ditemukan, antara lain:
a.Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium
b. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
c. Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi
d. Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap terapuitik berhubuangan dengan tidak mau menerima
perubahan pola hidup yang sesuai.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
LAPORAN PENDAHULUAN ANGINA PECTORIS
2.1.PENGERTIAN
1. Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau
reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
2. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas
yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang
timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer,
1996)
3. Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman
yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)
4. Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksismal nyeri atau
perasaan tertekan di dada depan. (Brunner dan Suddart, 1997)
2.2.ETIOLOGI
1. Suply oksigen ke miokard turun
Faktor pembuluh darah : aterosklerosis, spasme, arteritis
Faktor sirkulasi : hipotensi, stenosis aorta, insufisiensi aorta.
Faktor darah : anemia, hipoksemia, polisitemia.
2. Curah jantung meningkat : anemia, hipertiroid, aktifitas berat, emosi, makan terlalu banyak.3. Kebutuhan oksigen miokard meningkat : kerusakan miokard, hipertropi miokard, hipertensi miokard
2.3.FAKTOR-FAKTOR RESIKO
1. Dapat Diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hiperlipidemia)
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
19/50
b. Rokok
c. Hipertensi
d. Stress
e. Obesitas
f. Kurang aktifitas
g. Diabetes Mellitus
h. Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Ras
d. Herediter
e. Kepribadian tipe A
2.4.FAKTOR PENCETUS SERANGANFaktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
1. Emosi
2. Stress
3. Kerja fisik terlalu berat
4. Hawa terlalu panas dan lembab
5. Terlalu kenyang
6. Banyak merokok
2.5.KOMPLIKASI
1. Stres psikologis
2. Miokard infark
3. Aritmia
4. Gagal jantung
2.6.GAMBARAN KLINIS
1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan
kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya
perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
2.7.TIPE SERANGAN
1. Angina Pektoris Stabil
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
20/50
Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen
niokard.
Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
Durasi nyeri 315 menit.
2. Angina Pektoris Tidak Stabil
Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.
Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
Kurang responsif terhadap nitrat.
Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.
Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.
Resiko tinggi pada infark miokard
3. Angina Prinzmental (Angina Varian).
Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
Dapat terjadi aritmia.
4. Angina Nocturnal
Nyeri terjadi pada malam hari
biasanya saat tidur
dapat dikurangi dengan duduk tegak
umumnya akibat gagal ventrikel kiri
5. Angian dekubitus
Angina saat berbaring
6. Angina Refrakter Intrakable
Angina yang sangat berat, sampai tak tertahankan
7. Iskemia tersamar
Terdapat bukti objektif, tapi pasien tidak merasakan gejala.
2.8.PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang
diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui
secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas
perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering
ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila
kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah danoksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan
tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksid) yang berfungsi untuk
menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi
dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard
berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
21/50
%. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan
berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi
mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan
nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot
kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan
hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
http://1.bp.blogspot.com/-874i_67l41Q/T4uy7ugTRgI/AAAAAAAABL8/Vh6DhqMu7k8/s1600/4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-m-LW5LAJRiA/T4uy4yfsYFI/AAAAAAAABL0/lvQX3S9W950/s1600/3.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-a4X5HSvj7HU/T4uy3V4C9gI/AAAAAAAABLs/Vx4giMTlcJU/s1600/2.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-ts4OpW8M5gY/T4uy0PJdgdI/AAAAAAAABLk/q2sklE78C8o/s1600/1.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-874i_67l41Q/T4uy7ugTRgI/AAAAAAAABL8/Vh6DhqMu7k8/s1600/4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-m-LW5LAJRiA/T4uy4yfsYFI/AAAAAAAABL0/lvQX3S9W950/s1600/3.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-a4X5HSvj7HU/T4uy3V4C9gI/AAAAAAAABLs/Vx4giMTlcJU/s1600/2.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-ts4OpW8M5gY/T4uy0PJdgdI/AAAAAAAABLk/q2sklE78C8o/s1600/1.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-874i_67l41Q/T4uy7ugTRgI/AAAAAAAABL8/Vh6DhqMu7k8/s1600/4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-m-LW5LAJRiA/T4uy4yfsYFI/AAAAAAAABL0/lvQX3S9W950/s1600/3.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-a4X5HSvj7HU/T4uy3V4C9gI/AAAAAAAABLs/Vx4giMTlcJU/s1600/2.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-ts4OpW8M5gY/T4uy0PJdgdI/AAAAAAAABLk/q2sklE78C8o/s1600/1.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-874i_67l41Q/T4uy7ugTRgI/AAAAAAAABL8/Vh6DhqMu7k8/s1600/4.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-m-LW5LAJRiA/T4uy4yfsYFI/AAAAAAAABL0/lvQX3S9W950/s1600/3.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-a4X5HSvj7HU/T4uy3V4C9gI/AAAAAAAABLs/Vx4giMTlcJU/s1600/2.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-ts4OpW8M5gY/T4uy0PJdgdI/AAAAAAAABLk/q2sklE78C8o/s1600/1.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-ts4OpW8M5gY/T4uy0PJdgdI/AAAAAAAABLk/q2sklE78C8o/s1600/1.JPG5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
22/50
2.1.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Elektrokardiografi (EKG)
30 % normal, 70 % abnormal pada episode nyeri dada atau aktifitas, berupa
depresi segmen ST, atai gel.T inverted.Gambar 2.1 : ST depresi, T inversi yang dalam, pada V2,V3 < V4,V5
a. Kardiak enzim
CK, CKMB, LDH, SGOT biasanya normal. Bila meningkat tanda
infark miokard.
b. Stres test / treadmil test
ST depresi atau T inverted, serangan angina saat latihan.
c. Angiografi koroner
10% normal, 90% berupa lesi koroner.
d. Serum lipid
http://1.bp.blogspot.com/-wbUdIPxq94M/T4utKHFDZwI/AAAAAAAABLU/clgc2iAFAEs/s1600/untitled.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-qQhk34CX2pc/T4uy_R6QMWI/AAAAAAAABMM/8giENI1HysQ/s1600/6.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-x0nKRA2Dc2E/T4uy-HC6LkI/AAAAAAAABME/8p6-JetJNF4/s1600/5.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-wbUdIPxq94M/T4utKHFDZwI/AAAAAAAABLU/clgc2iAFAEs/s1600/untitled.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-qQhk34CX2pc/T4uy_R6QMWI/AAAAAAAABMM/8giENI1HysQ/s1600/6.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-x0nKRA2Dc2E/T4uy-HC6LkI/AAAAAAAABME/8p6-JetJNF4/s1600/5.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-wbUdIPxq94M/T4utKHFDZwI/AAAAAAAABLU/clgc2iAFAEs/s1600/untitled.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-qQhk34CX2pc/T4uy_R6QMWI/AAAAAAAABMM/8giENI1HysQ/s1600/6.JPGhttp://1.bp.blogspot.com/-x0nKRA2Dc2E/T4uy-HC6LkI/AAAAAAAABME/8p6-JetJNF4/s1600/5.JPG5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
23/50
HDL, LDL, Trigliserida meningkat, faktor resiko CAD/PJK.
2.2.TERAPI FARMAKOLOGI
NitrogliserinMerupakan obat pilihan utama untuk menangani angina pectoris. Nitrogliserin diberikan
untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia sehingga
mengurahi nyeri pada angina.
Nitrogliserin merupakan bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan pembuluh darah
baik vena maupun arteri perifer sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran
vena terjadi pengumpulan darah vena seluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang
kembali ke jantung dan terjadilah penurunan bebanpreload. Nitrat juga melemaskan arteriol
sistemik dan menyebabkan penurunan tekanan darah (penurunan afterload). Semuanya itu
berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih
seimbang antara kebutuhan dan suplai.Nitrogliserin biasanya diletakkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gigi dan pipi
(bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam waktu 3 menit.
Pasien diminta untuk tidak menggerakkan lidah dan jangan menelan ludah hingga tablet
larut semua. Jika nyeri dirasakan sangat berat, tablet dapat dikunyah terlebih dahulu untuk
meningkatkan daya penyerapannya.
Sebagai pencegahan, pasien harus selalu membawa obat ini. Obat ini sangat tidak stabil
sehingga harus disimpan dalam botol yang berwarna gelap dan tertutup rapat. Tidak boleh
disimpan dalam botol plastik dan logam.
Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tak aktif bila terkena panas uap, udara, cahaya
dalam waktu yang relatif lama.
Bila nyeri menetap hingga lebih dari tiga tablet dalam interval 5 menit, segera bawa ke
instalasi gawat darurat, curigai telah terjadi IMA.
Efek samping dari nitrogliserin adalah rasa panas, sakit kepala berdenyut, hipertensi, dan
takikardi. Isordil dinitrat tampak efeknya hingga dua jam jika melalui sub lingual, efeknya
menjadi tidak jelas jika peroral.
Penyekat Beta-Adrenergik
Bila pasien masih mengeluhkan nyeri dada meskipun telah diberikan nitrogliserin dan
merubah gaya hidup, obat ini mungkin diperlukan. Obat ini bekerja menurunkan kebutuhan
oksigen jantung dengan menurunkan implus saraf simpatis ke jantung. Hasilnya terjadi
penurunan frekuensi jantung, tekanan darah, dan waktu kontraktilitas jantung yang menciptakan
suatu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan. Hal ini sangat membantu dalam menguranginyeri dada dan memungkinkan pasien untuk beraktivitas berat, misal olahraga.
Efeksamping dari obat ini adalah kelemahan muskuloskeletal, bradikardi, dan depresi
mental.
Pemberian obat ini perlu pemantauan terhadap tekanan darah dan frekuensi jantung.
Pemantauan dilakukan dengan pasien dalam posisi tegak dan dilakukan setelah 2 jam pemberian.
Penghentian mendadak konsumsi obat ini dapat menimbulkan gejala angina yang lebih parah dan
menyebabkan IMA.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
24/50
Antagonis Ion Kalsium
Penggunaan obat ini sangat berpengaruh terhadap kebutuhan dan suplai oksigen bagi
jantung. Secara fisiologis, ion kalsium berperan dalam mempengaruhi kontraksi sel otot dan
berperan dalam stimulasi listrik otot jantung.
Antagonis Ion Kalsium meningkatkan suplai oksigen jantung dengan cara melebarkan
dinding otot polos arteriol koroner dan mengurangi kebutuhan jantung dengan menurunkantekanan arteri sistemik dan demikian juga beban ventrikel kiri. Sangat berguna untuk jenis
angina prinzmetal.
Pemberian pada gagal jantung harus dengan hati-hati, karena adanya penyekatan terhadap
kalsium yang dibutuhkan dalam kontraltilitas. Hipotensi dapat terjadi dalam pemberian IV. Efek
samping lain yang bisa terjadi adalah konstipasi, distres lambung, pusing, atau sakit kepala.
Pemberian, umumnya 6-12 jam, untuk setiap individu pemberiannya dapat berbeda dosis.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANGINA PEKTORIS
3.1.PENGKAJIANa. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Keluahan yang paling dirasakan oleh pasien saat pengkajian, alasan utama masuk rumah sakit.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan dan keluha pasien saat timbulnya serangan, waktu dan frekuensi timbulnya serangan, tindakan
yang telah dilakukan untuk mengurangi gejala.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien, terutama yang berkaitan dengan penyakit saat ini.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita yang berhubungan dengan penyakit pasien saat ini,
mengkaji hubungan penyakit secara herediter.
f. Riwayat psikososial
Mengkaji dampak penyakit pasien saat ini terhadap keadaan psikologis pasien dan kehidupan sosialnya.
g. Pola aktivitas
Pola nutrisi dan cairan
Pola eliminasi
Istirahat
Personal higiene
Aktivitas pasien
h. Kesan umum
Kaji kondisi pasien secara umum. Secara tidak langsung menentukan tingkat ketergantuang pasien.i. Tanda-tanda vital
1. tekanan darah
2. denyut nadi
3. pernapasan
4. suhu
5. tinggi badan
6. berat badan
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
25/50
j. Pemeriksaan fisik
Kepala dan Leher
Wajah
Mungkin didapatkan pucat, grimace yang menandakan pasien dalam ketakutan/kecemasan
Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku :
Kulit
kaji tanda adanya sianosis
Kuku
Kaji keadekuatan perfusi dengan CRT
Pemeriksaan Payudara dan Ketiak (bila diperlukan)
Pemeriksaan Thorax / Dada :
Inspeksi :
Bentuk thorax
Pernapasan
PalpasiPerkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi : letak iktus kordis
Palpasi : letak iktus kordis, adakah getaran
Perkusi : letak jantung
Auscultasi : suara jantung, apakah normal apa tidak
Pemeriksaan Abdomen :
Bising
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Pemeriksaan Kelamin dan daerah sekitarnya (bila diperlukan) :
Pemeriksaan Muskuloskeletal :
Pemeriksaan Neurologi :
Kesadaran, GCS
Pemeriksaan Status Mental :
k. Pemeriksaan Penunjang Medis :
EKG Cardiac isoenzyme
Normal (LDH/lactat dehydrogenase, CPK/creatinin phospokinase, CK-MB/Creatinin Kinase-Myocard
Balance, SGOT/Serum glutamic oxaloacetik transaminase)
Faal lemak
LDL / HDL, trigliserida
Tiroid serum
Darah lengkap
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
26/50
Thorax rongent
Echocardiogram
Kateterisasi jantung
Cardio scaning
3.2.PRIORITAS KEPERAWATAN
a. Mengurangi keluhan nyeri
b. Membantu klien dalam mengubah gaya hidup
c. Memberikan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan, dan tindakan pencegahan
d. Mempersiapkan klien untuk tindakan pembedahan, bila ada indikasi
3.3.DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung karena melemahnya kontraksi.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi.
3.4.FOKUS INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan selama 1-3 jam diharap nyeri berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
pasien dapat mengekspresikan bahwa nyeri berkurang/hilang secara verbal.
Tanda vital dalam batas normal.
Individu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk meningkatkan kenyamanan
Gambaran EKG tidak ada
segmen ST elevated/depresi.
Intervensi :
Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
Letakkan klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi fowler.
Observasi tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
Ciptakanlingkunan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
Kolaborasi pengobatan.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kurangnya curah jantung karena melemahnya kontraksi.
Tujuan :Setelah dilakukan asuhan selama 1-3 jam diharap curah jantung normalKriteria hasil :
- Nyeri angina tidak ada
- Klien bertoleransi terhadap aktivitas.
- Klien berpartisipasi dalam prilaku yang menurunkan curah jantung
- Tanda vital dalam batas normal.
- Hipotensi orthostatic tidak ada
- AGD dalam batas normal.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
27/50
- Tidak ada suara nafas tambahan.
Intervensi :
Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi.
Catat warna kulit dan kualittas nadi.
Tingkatkan aktifitas klien secara teratur.
Pantau EKG dengan sering.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1- 2 hari diharapkan kecemasan berkurang.
Kriteria hasil :
- klien menyatakan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
- Klien menunjukkan strategi koping yang efektif
Intervensi :
Jelaskan semua prosedur tindakan.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
Dorong keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya.
Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan datang dan
meningkatkan stabilitas jantung.
Kolaborasi.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan :
- berpatisipasi dalam proses belajar
- Bertanggung jawab untuk belajar dan mencari informasi tentang penyakitnya.
- Berpartisipasi dalam program pengobatan
- Melakukan perubahan pola hidup.
Intervensi :
Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah raga.
Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan
LAPORAN PENDAHULUAN Angina Pektoris
I. Diagnosa Medik:
Angina Pektoris
II. Definisi:
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
28/50
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma
nyeri atau perasaan tertekan di dada depan (Smeltzer & Bare, 2002).
Angina pektoris adalah nyeri dada yang menyertai iskemia miokardium (Price & Wilson, 2002).
Angina dapat dijumpai sebagai nyeri yang dijalarkan, atau nyeri yang seolah berasal dari mandibula,
lengan atas, atau pertengahan punggung (Price & Wilson, 2002).
III. Etiologi
Penyebabnya diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke
jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat
seperti aterosklerosis.
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri angina:
- latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
- Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai
peningkatan kebutuhan oksigen.
- Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesenterik untuk pencernaan,
sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung (pada jantung yang sudah sangat parah,pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).
- Stres atau bebagai emosi akibat situasi yang memegangkan, menyebabkan freuensi jantung meningkat
akibat pelepasan adrenalin dan kerja jantung juga meningkat.
IV.Jenis Angina Pektoris
ektoris stabil
Apabila plak ateroma yang berada di A. koronaria stabil, maka serangan AP selalu timbul pada
kondisi yang sama yaitu pada waktu terjadi peningkatan beban jantung.
Diagnosis AP stabil dapat ditegakkan apabila dalam anamnesis didapati bahwa serangan AP
timbul setiap kali pada waktu melakukan aktivitas fisik, menghilang lagi bila istirahat atau dengan
pemberian nitrat, lamanya serangan tidak lebih dari 5 menit, tidak disertai keluhan sistemik (seperti
muntah dan keringat dingin ), gejala AP sudah di alami sejak 1 bulan, dan beratnya tidak berubah di
dalam beberapa tahun terakhir.
2. Angina Pektoris Tak Stabil
Apabila keadaan plak ateroma pada A. koronaria menjadi tidak stabil, misalnya mengalami
perdarahan, ruptur atau terjadi fissura, sehingga terbentuk trombus di daerah plak yang menghambat
aliran darah koroner dan terjadi serangan AP. Serangan AP jenis ini datang tidak tentu, dapat terjadi
pada waktu penderita sedang melakukan kegiatan fisik atau dalam keadaan istirahat, dan gejalanya
bervariasi tergantung bentuk besar kecil dan keadaan trombus.
3. Variant Angina(Prinzametal Angina Vasospastik)
Spasme A. Koronaria dapat terjadi walaupun tanpa adanya lesi ateroklerotik atau peningkatanbeban jantung. AP yang disebabkan oleh spasme A. Koronaria disebut varient angina atau Prinzmental
angina (pertama kali dilaporkan oleh Prinzmental pada tahun tahun 1959).
Sifat AP jenis ini ialah selalu timbul pada waktu yang sama (biasanya pagi di waktu sedang
istirahat), pada EKG tampak elevasi segmen ST, dan nyeri dada menghilang dengan pemberian nitrat
(Boestan dan suryawan, 2003).
V. Patofisiologi (Web of Caution). Terlampir
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
29/50
VI. Pemeriksaan Fisik:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data seperti berikut:
1. Nyeri dada terasa tertekan disertai rasa takut atau rasa akan menjelang ajal.
2. Refered pain: ke leher, dagu, bahu, dan lengan sebelah kiri.
3. Rasa sesak, tercekik
4. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan dan tangan disertai nyeri.
VII. Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik/Penunjang
Pada EKG terlihat depresi gelombang ST.
VIII. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul:
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner, iskemia
miokardia.
2. Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan, iskemi jaringan,
lemah.
3. Risiko penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikal.
4. Ansietas b.d ancaman kehilangan/kematian.
IX. Intervensi Keperawatan dan Rasional (Doenges, 2000).
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner, iskemia
miokardia.
a. Anjurkan pasien untuk meberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada
Rasional : Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan
sejumlah besar norepinefrin, yang meningkatkan agregasi trombosit.Nyeri tak bisa ditahan menyebabkan
respon vosovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung.
keefektifan dari terapi yang diberikan.
b. Kaji dan catat respon pasien/efek obat.
Rasional: Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit.
c. Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada: frekuensi, durasinya,dan lokasi nyeri.
Rasional: Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak
stabil (angina stabil biasanya berakhir 3-5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat
berakhir lebih dari 45 menit).
d. Observasi gejala yang berhubungan, contoh dispnea, mual/muntah, pusing, keinginan berkemih.
Rasional: Penurunan curah jantung merangsang sistem saraf simpatis/parasimpatis menyebabkan berbagai rasasakit/sensasidimana pasien tidak dapat mengidentifikasi apakah berhubungan dengan episode angina.
e. Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan, atau lengan (khsusnya pada sisi kiri).
Rasional: Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri sering lebih kepermukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal
yang sama.
f. Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.
Rasional: Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan risiko cedera jaringan/nekrosis.
g. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
30/50
Rasional: Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang.
h. Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.
Rasional: TD dapat meningkat secara dini sehubingan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi. Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah
jantung.
i. Ciptakan lingkungan yang nyaman, tenang, batasi pengunjng bila perlu.
Rasional : Stres mental/emosi meningkatkan kerja miokard.
j. Kolaborasi, Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional: Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard/mencegah iskemia.
k. Kolaborasi, berikan antiangina sesuai indikasi, seperti nitrogliserin: sublingual.
Rasional: Untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina.
l. Pantau perubahan seri EKG.
Rasional: Iskemia selama serangan angina dapat menyebabkan depresi segmen ST.
2. Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan, iskemi jaringan,
lemah.
a. Catat frekuensi, irama dan perubahan TD sebelum, selama, sesudah aktivitas sesuai indikasi.
Rasional: Kecendrungan menentukan respon pasien terhadap aktivitas dan dapat mengindikasikan penurunnan
oksigen.
b. Tingakatkan istirahat, batasi aktivias pada dasar nyeri/respon hemodinamik, berikan kaitvitas senggang
yang tidak berat.
Rasional: Menurunkan kerja miokard/konsumsi oksigen, menurunkan resiko Komplikasi (perluasan IM).
c. Batasi pengunjung dan/kunjungan oleh pasien.
Rasional: Pembicaraan yang panjang sangat mempengaruhi pasien
d. Anjurkan pasien menhindari peningkatan tekanan abdomen, conton: mengejan saat defekasi.
Rasional: Aktivitas yang menhan nafas dan menunduk dapat mengakibatkan bradikardi, penurunan caruah jantung,
dan takikardi.
e. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktivitas
Rasional: Aktivitas yang maju, memberikan kontrol jantung.
f. Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan tidak toleran terhadap aktivitas.
Rasional: Palpitasi, nadi tidak teratur, adanya nyeri dada, atau dispenia dapat mengindikasikan kebutuhan
perubahan program olah raga.
3. Risiko penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikal.
a. Monitor TTV, contoh frekuensi jantung, TD
Rasional: Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan
menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD
(hipertensi atau hipotensi) karena respons jantung.
b. Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi
Rasional: Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kekuatan
nadi. ketidakteraturan merupakan diritmia, perlu intervensi
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
31/50
lanjut.
c. Catat terjadinya S3, S4, adanya murmur, bunyi nafas.
Rasional: S3 dihubungkan dengan GJK, murmur menunjukkan gangguan
aliran darah normal dalam jantung, bunyi krekels menunjukkan
kongesti paru.
d. Catat respon terhadap aktifitas dan peningkatan istirahat dengan tepat.
Rasional: kelebihan latihan dengan meningkatkan konsumsi/kebutuhan
oksigen dan mempengaruhi fungsi miokardia.
e. Berikan makanan kecil/mudah dikunyah. Batasi asupan kafein, contoh: kopi, coklat, cola.
Rasional: Makanan besar dapat meningkatakan kerja miokardia. Kafein
adalah perangsang langsung pada jantung yang dapat
meningkatkan kerja jantung.
f. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional: Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan
miokard, menurunkan iskemi dan disritmia lanjut.
4. Ansietas b.d ancaman kehilangan/kematian.
a. Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stres
Rasional: Menurunkan cemas rdan takut terhadap diagnosa dan prognosis
b. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh menolak, depresi, dan marah. Biarkan pasien/orang
terdekat mengetahui ini sebagai reaksi normal. Catat pernyataan masalah, contoh serangan jantung tak
dapat dielakan.
Rasional: Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri. Pernyataan
masalah menurunkan tegangan, mengklarifikasi tingkat koping, dan memudahkan pemahamanperasaan.
Adanya bicara tentang diri negatif meningkatkan tingkat cemas dan eksaserbasi serangan angina
c. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.
Rasional: Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak
berubah.
d. Beritahu pasien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan datang
dan meningkatkan stabilitas jantung.
Rasional: Mendorong pasien untuk mengontrol tes gejala (contoh, tak ada angina dengan tingkat aktivitas tertentu),
untuk meningkatkan kepercayaan pada program medis dan mengintegrasikan kemampuan dalam
persepsi diri.
e. Kolaborasi, berikan sedatif, tranquilizer sesuai indikasi
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
32/50
Rasional: Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adekuat.
X. Daftar Pustaka:
Boestan, I & Suryawan, R. (2003).Ilmupenyakit jantung. Surabaya: Airlangga Universitas Press
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2001). Medical surgical nursing. Vol. 2 edisi 7.St. Lois. Missouri : Elsevier saunders.
Doenges, M.E. (2000). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia. A & Wilson, L. M. (2002). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakited: 6. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical-bedah Brunner & Suddarth, vol:2. Jakarta:
EGC.
RENCANA KEPERAWATANNYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM
Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien
berkurang/ teratasiKriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang,
pasien melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan
beratnya.
INTERVENSI RASIONALAnjurkan pasien untuk memberitahuperawat dengan cepat bila terjadi nyeri
dada.Nyeri dan penurunan curah jantungdpat merangsang sistem saraf simpatis
untuk mengeluarkan sejumlah besar
nor epineprin, yang meningkatkan
agregasi trombosit dan mengeluarkan
trombokxane A2.Nyeri tidak bisa
ditahan menyebabkan respon
vasovagal, menurunkan TD dan
frekuensi jantung.
Identifikasi terjadinya faktor pencetus,
bila ada: frekuensi, durasi, intensitasdan lokasi nyeri.
Membantu membedakan nyeri dada
dini dan alat evaluasi kemungkinankemajuan menjadi angina tidak stabil
(angina stabil biasanya berakhir 3
sampai 5 menit sementara angina tidak
stabil lebih lama dan dapat berakhir
lebih dari 45 menit.Evaluasi laporan nyeri pada rahang,
leher, bahu, tangan atau lengan
Nyeri jantung dapat menyebar contoh
nyeri sering lebih ke permukaan
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
33/50
(khusunya pada sisi kiri. dipersarafi oleh tingkat saraf spinalyang sama.
Letakkan pasien pada istirahat total
selama episode angina.Menurunka kebutuhan oksigen
miokard untuk meminimalkan resiko
cidera jaringan atau nekrosis.Tinggikan kepala tempat tidur bila
pasien napas pendekMemudahkan pertukaran gas untuk
menurunkan hipoksia dan napas
pendek berulangPantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami
peningkatan disritmia yang
mengancam hidup secara akut, yang
terjadi pada respon terhadap iskemia
dan atau stressPanatau tanda vital tiap 5 menit selama
serangan anginaTD dapat meningkat secara dini
sehubungan dengan rangsangan
simpatis, kemudian turun bila curahjantung dipengaruhi.
Pertahankan tenang , lingkungan
nyaman, batasi pengunjung bila perluStres mental atau emosi meningkatkan
kerja miokardBerikan makanan lembut. Biarkan
pasien istirahat selama 1 jam setelah
makanMenurunkan kerja miokard
sehubungan dengan kerja pencernaan,
manurunkan risiko serangan anginaKolaborasi:Berikan antiangina sesuai indikasi:
nitrogliserin: sublingualNitrigliserin mempunyai standar untuk
pengobatan dan mencegah nyeri
angina selam lebih dari 100 tahunPENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN
INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD TRANSIEN/MEMANJANG)Tujuan:Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi
peningkatan curah jantung.Kriteria hasil:Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan
disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada
perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung.
INTERVENSI RASIONALPantau tanda vital, contoh frekuensi
jantung, tekanan darah.Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung. Perubahan juga terjadipada TD (hipertensi atau hipotensi)
karena respon jantungEvaluasi status mental, catat terjadinya
bingung, disorientasi.Menurunkan perfusi otak dapat
menghasilkan perubahan sensorium.Catat warna kulit dan adanya kualitas
nadiSirkulasi perifer menurun bila curah
jantung turun, membuat kulit pucat
dan warna abu-abu (tergantung tingkat
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
34/50
hipoksia) dan menurunya kekuatan
nadi periferMempertahankan tirah baring pada
posisi nyaman selama episode akutMenurunkan konsumsi oksigen atau
kebutuhan menurunkan kerja miokard
dan risiko dekompensasiBerikan periode istirahat adekuat.
Bantu dalam atau melakukan aktivitas
perawatan diri, sesuai indikasiPenghematan energy, menurunkan
kerja jantung.Pantau dan catat efek atau kerugian
respon obat, catat TD, frekuaensi
jantung dan irama (khususnya bila
memberikan kombinasi antagonis
kalsium, betabloker, dan nitras)
Efek yang diinginkan untuk
menurunkan kebutuhan oksigen
miokard dengan menurunkan stress
ventricular. Obat dengan kandungan
inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemik miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta
dapat memberi efek terkumpul padacurah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK Angina hanya gejalab patologis yangdisebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang emepengaruhi
fungsi jantung emnjadi dekompensasi.Kolaborasi :Berikan obat sesuai indikasi : penyekat
saluran kalsium, contoh ditiazem
(cardizem); nifedipin (procardia);
verapamil(calan).
Meskipun berbeda pada bentuk
kerjanya, penyekat saluran kalsium
berperan penting dalam mencegah dan
menghilangkan iskemia pencetus
spasme arteri koroner danmenurunkan tahanan vaskuler,
sehingga menurunkan TD dan kerja
jantung.Penyakit beta, contoh atenolol
(tenormin); nadolol (corgard);
propanolol (inderal); esmolal
(brebivbloc).
Obat ini menurunkan kerja jantung
dengan menurunkan frekuensi jantung
dan TD sistolik.INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA
OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH JANTUNG.Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang
dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi
fisiologis.INTERVENSI RASIONALKaji respons klien terhadap aktivitas,
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20
Menyebutkan parameter membantu
dalam mengkaji respons fisiologi
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
35/50
kali per menit di atas frekuensi
istirahat; peningkatan TD yang nyata
selama/sesudah aktivitas; dispnea atau
nyeri dada; keletihan dan kelemahan
yang berlebihan; diaphoresis; pusing
atau pingsan.
terhadap stress aktivitas dan, bila ada
merupakan indikator dari kelebihan
kerja yang berkaitan dengan tingkat
aktivitas.
Instruksikan pasien tentang teknik
penghematan energi.Teknik menghemat energi mengurangi
penggunaan energy, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.Berikan dorongan untuk melakukan
aktivitas/perawatan diri bertahap jika
dapat ditoleransi. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
Memberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN
ANCAMAN TERHADAP STATUS KESEHATAN.Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien
turun sampai tingkat yang dapat diatasi.Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan
masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.INTERVENSI RASIONALJelaskan tujuan tes dan prosedur,
contoh tes stress.Menurunkan cemas dan takut terhadap
diagnose dan prognosis.Tingkatkan ekspresi perasaan dan
takut,contoh menolak, depresi, dan
marah.Perasaan tidak ekspresikan dapat
menimbulkan kekacauan internal dan
efek gambaran diri.Dorong keluarga dan teman untuk
menganggap pasien sebelumnya.Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
keluarga dan kerja tidak berubah.Kolaborasi : berikan sedative,
tranquilizer sesuai indikasiMungkin diperlukan untuk membantu
pasien rileks sampai secara fisik
mampu untuk membuat strategi
koping adekuat.KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI,KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA
INFORMASI.Tujuan :Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan
pasien bertambah.Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan
perubahan pola hidup.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
36/50
INTERVENSI RASIONALKaji ulang patofisiologi kondisi.
Tekankan perlyunya mencegah
serangan angina.Pasien dengan angina membutuhkan
belajar mengapa hal itu terjadi dan
apakah dapat dikontrol. Ini adalah
focus manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.Dorong untuk menghindari
faktor/situasi yang sebagai pencetus
episode angina, contoh: stress
emosional, kerja fisik, makan terlalu
banyak/berat, terpajan pada suhu
lingkungan yang ekstrem
Dapat menurunkan insiden /beratnya
episode iskemik.
Kaji pentingnya control berat badan,
menghentikan merokok, perubahan
diet dan olahraga.Pengetahuan faktor resiko penting
memberikan pasien kesempatan untuk
membuat perubahan kebutuhan.Tunjukan/dorong pasien untukmemantau nadi sendiri selama
aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana,
hindari regangan.
Membiarkan pasien untukmengidentifikasi aktivitas yang dapat
dimodifikasi untuk menghindari stress
jantung dan tetap dibawah ambang
angina.Diskusikan langkah yang diambil bila
terjadi serangan angina, contoh
menghentikan aktivitas, pemberian
obat bila perlu, penggunaan teknik
relaksasi.
Menyiapkan pasien pada kejadian
untuk menghilangkan takut yang
mungkin tidak tahu apa yang harus
dilakukan bila terjadi serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan untukmengontrol/mencegah serangan
angina.Angina adalah kondisi rumit yangsering memerlukan penggunaan
banyak obat untuk menurunkan kerja
jantung, memperbaiki sirkulasi
koroner, dan mengontrol terjadinya
serangan.Tekankan pentingnya mengecek
dengan dokter kapan menggunakan
obat-obat yang dijual bebas.Obat yang dijual bebas mempunyai
potensi penyimpangan.
4. EVALUASI1) Pasien bebas dari nyeri.2) Peningkatan curah jantung
a. EKG dan kadar enzim jantung normalb. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut
3) Pasien dapat mengontrol aktivitas yang dapat memicu serangan angina4) Menunjukan penurunan kecemasan
a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
37/50
b. Mematuhi semua aturan medisc. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri
menetap atau sifatnya berubahd. Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeri
5) Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas dari
komplikasia. Menjelaskan proses terjadinya anginab. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
BAB IIIPENUTUP
A. KesimpulanAngina pectoris tidak stabil adalah suatu sindrom klinik yang berbahaya dan merupakan
tipe angina pectoris yang dapat berubah menjadi infark ataupun kematian. Pengenalan
klinis angina pectoris termasuk patofisologi, factor resiko untuk terjadinya IMA serta
perjalanan penyakitnya perlu diketahui agar dapat dilakukan pengobatan yang tepatataupun usaha pencegahan agar tidak terjafi infark miokard. Pengobatan bertujuan untuk
memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas hidup baik secara medical maupun
therapy. Prinsipnya menambah suplay O2 ke daerah iskemik atau mengurangi kebutuhan
02.B. Saran
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
38/50
Pencegahan pada angina pectoris sangat penting olehnya dimulai pada usia dini dan
disarankan untuk menghindarkan kegemukan, menghindarkan stress, diet rendah lemak,
aktifitas fisik tidak berlebihan, dan tidak merokok.
Laporan pendahuluan angina pektoris
A. latar Belakang Masalah
Indonesia sehat 2010 merupakan visi baru pembangunan kesehatan guna
mengantifikasi dan menjawab tantangan-tantangan baru serta perubahan global dalam
bidang kesehatan, sesuai dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan.
Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 1 menerangkan bahwa : sehat
yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup produtif
secara social dan ekonomi.
Oleh karena itu untuk menghadapi era globalisasi ini, keperawatan sangat di tuntut
peranan dan keikutsertaan dalam mensuksenkan dan mewujudkan tujuan pembangunan
kesehatan dengan cara memberi asuhan keperawatan akan terwujud bila perawat memiliki
ilmu pengetahuan, keterampilan yang cukup dan bersikap sesuai dengan profesi dalam
menjalankan tugas memberikan asuhan keperawatan.
Nyeri angina disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap
miocardeim.
Menurut Elizabeth J. Crowin (2001, 363)
Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon
terhadap oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel myocardium di bandingkan kebutuhab
mereka akan oksigen. Nyeri angina dapt menyebar ke lengan kiri, punggung rahang atau
ke daerah abdomen.
Berdasarkan data yang di peroleh dari data epidemic di ruang VIII Rumah Sakit
Dustira jumlah pasien yang di rawat dengan penyakit jantung orang. Dan di antara jumlah
itu .
Orang dengan penyakit Angina pectoris dalam tiga bulan terakhir.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
39/50
Mampu melakukan asuhan keperawatan secara langsung dan komperhensip meliputi
aspek bio-psiko-sosio-spritual dengan melalui pendekatan proses keperawatn pada klien
dengan gangguan sist. Cardiovaskuler.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan system kardiovaskuler yaituAngina pectoris.
b. Mampu membuat diagnosa keperawatan dengan gangguan Angina pectoris.
c. Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguanAnguna pectoris.
d. Mampu melaksanakan tindakan perawtan yang berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.
e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah di berikan.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan dan memberi pelayanan kepada klien.
g. Dapat mengetahui kesenjangan antara teori dan praktrk.
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan Asuhan Keperawatan ini kami menggunakan metode deskriptif
yang berbentuk studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data di lakukan dengan cara :1. Obervasi dengan melakukan pengamatan langsung pada tingkah laku dan respon klien
terhadap penyakitnya.
2. Wawancara adalah bertanya pada klien dan keluarga serta perawat mengenaimasalh ataugangguan yang terjadi pada klien.
3. Pemeriksaan fisik dengan merlakukan pemeriksaan fisik head to toe untuk mendapatkanmasalah dan gangguan yang di rasakan oleh klien.
4.Studi dokumentasi adalah mendapatkan informasi tentang klien dari catatan medik danperawat dan juga keterangan dari perawat.
5. Studi perpustakaan adalah kami mendapatkan data dari membaca buku-buku yang beradadi perpustakaan.
6. Partisipasi Ajktif adalah melibatkan klien dan keluarga dalam proses Asuhan keperawatan.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
40/50
D. Sistimatika penulisan
Bab satu menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan,
sistematika penulisan.
Bab dua menguraikan tentang tinjauan teroritas meliputi : konsep dasar Angina pectoris
berupa pengertian, etiologi, gambaran klinik anatomi fisiologi serta tinjauan teoritas asuhan
keperawatan pada klien Angina pectoris berupa : pengkajian, Diagnosa keperawatan dan
perencanaan.
Bab tiga menguraikan tentang tinjauan kasus
Bab empat menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TERORITAS
(ANGINA PEKTORIS UNSTABLE)
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
a. Menurut Elizabeth J. Corwin (2001: 363)
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon
terhadap oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel myocardium di bandingkan kebutuhan
mereka akan oksigen. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, punggung, rahang atau
ke daerah abdomen.
b. Munurut Purnawan Juandi (1982 : 84)
Angina pectoris adalah nyeri dada akibat kurangnya penyediaan oksigen bagi myocardium
(mypcard hypoxaemia), aterosklerosis arteri kovoner. Nyeri dada ini spesifik yaitu nyeri
substernal yang menjalar ke bahu kiri, lengan kiri sampai jari, dapat juga ke tenggorok,abdomen atau ke Belakang. Biasanya nyeri ini berlangsung sebebtar 2-3 menit, paling lama
jam.
c. Menurut Marylin Doenges (2003 : 73)
Nyeri angina de sebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap myocardium.
5/26/2018 LAPORAN PENDAHULUAN
41/50
d. Menurut Soehardo Kertohoesodo (1987 : 264)
Angina pectoris di rasakan sebagai nyaeri di daerah prekardial dibawah sternum yang
menekan dan mempersulit pernafasan. Angina pectoris menjalar ke bahu kiri, ke tangan
dan sampai ujung jari, tangan kiri, kadang-kadang pada tulang rahang.
e. Menurut Perawatan V-C (1997 : 30)
Angina pektoritas merupakan suatu sindroma yang terutama terdiri dari gejala-gejala
subjektif seperti perasaan tidak enak berupa perasaan nyeri tekan atau nyeri terhimpit pada
tengah-tengah sternum, biasanya timbul setelah gerak badan dan hilang jika gerak badan
dihentikan.
f. Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (1996 : 1082)
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dad
yang kahs yaitu seperti di tekan atau seperti berat di dada yang sering kali menjalar ke
lengan kiri. Sakit dada biasa