LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    1/10

    LAPORAN Pembuatan Tertier Butil klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik

    I. JUDUL PERCOBAAN

    Pembuatan Tertier Butil klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik

    II. TUJUAN PERCOBAAN

    Pada akhir percobaan mahasiwa diharapkan mahir mengenai hal-hal berikut :

    1. cara penyusunan dan penggunaan alat yang diperlukan dalam pembuatan senyawa organik

    yang berwujud cair seperti merefluks, ekstraksi pelarut, menggunakan corong pisah,

    pengeringan, dan destilasi.

    2. Asas-asas reaksi subtitusi nukleofilik alifatik.

    3. Perbedaan yang khas antara subttusi jenis SN1dengan SN2.

    III. LANDASAN TEORI

    Gugus hidroksi dalam tertier butil alkohol gugus yang paling mudah disubtitusi dan

    hal ini menyebabkan alkohol tersebut dapat bereaksi dengan hal pekat pada suhu kamar.

    Reaksi tersebut adalah reaksi subtitusi nukleofilik tipe SN1 yang melibatkan pembuatan

    senyawa antara iopn karbonion yang relatif stabil.

    CH3 OH + H+ CR3 OH23RC++ H2O

    R3C+

    + Cl-

    CR3Cl( Tim Dosen kimia organik, 2011 : 14)

    alkohol sekunder apalagi yang primer memerlkukan kondisi yang sangat kuat untuk

    melakukan reaksi sbutitusi, yang biasanya memerlukan pemanasan campuran alkohol asam

    dengan sel klorida anhidrat. Bila olkoholnya berupa alkohol alisiklik, dianjurkan

    menggunakan CaCl2 anhidrat sebagai pengganti ZnCl2. Reaksi yang menggunakan HCl

    ZnCl2merepakan reaksi tipe SN2.Terutama untuk alkohol primer

    Mekanisme SN1juga memungkinkan terjadi:

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    2/10

    Jalur reaksi yang terakhir ini cenderung terjadi penyusunan ulang gugus alkil. (Tim Dosen

    Kimkia Organik, 2011 : 15)

    Penyusunan ulang dapat dilakukan dengan menggunakansenyawa klorida yang

    digunakan dengan tionil klorida atau campuran tionil klorida dengan dengan piridin yang

    digunakan dapat dalam jumlah katalik atau ekimolar. Bila hanya menggunakan tionil klorida

    saja, yang pertama kali terbentuk adalah ester klorosilfit yang kemudian terurai menjadi alkil

    klorida dengan mekenisme siklik (SN1)

    (Tim Dosen Kimia Organik, 2011 : 15)

    Kosep yang digunakan untuk membahas reaksi nukloefilik adalah konsep

    putus/pembentuka ikatan heterolitik. Jelas konsep ini tidak bisa menjelaskan mengapa pada

    reaksi subtitusi nukloefilik adakalanya alkil halida primer dan sekunder yang membuat hasil

    yang lebih banyak dari pada alkil halidaprimer dan sekunder. Untuk itu, teori kimia organik

    harus memperluas tersebut di atas dapat di jelaskan.

    Mekanisme SN2

    Apabila 2-bromobutana dengan hidroksida (OH) direaksikan:

    CH3 CH3

    OH-+ H C Br HO C H + Br

    CH3CH2CH2 CH2CH3

    Maka akan diperoleh faktor-faktor sebagai berikut:

    1. kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi alkil bromida dan konsentrasi OH

    -

    .2. Apabila R 2 bromobutana digunakan sebagai reaktan maka produk yang dihasilkan adalah

    S 2 butanol.

    3. Apabila digunakan nukleofil dan gugus sisa/lepas yang sama, kecepatan reaksinya lebih

    besar untuk subtrat berupa halida primer dan sekunder dibandingkan dengan substrat berupa

    halida tertier.

    Mekanisme SN1

    persamaan kecepatan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    3/10

    (s)3-bromo-3-metil-heksana 50% S 50% R

    Ternyata dari percobaan tersebut, diperoleh data data sebagai berikut :

    1. kecepatan reaksi tidak bergantung pada konsentrasi air.

    2. produk yang di hasilkan tidak punya sifat aktiv.

    3. apabila dari reaksi di atas reaktan halida tertier di ganti dengan halida halida primer maka,

    maka reaksi berjalan lancar.

    (Rasyid, Muhaidah, 2009 : 115-116)

    Jika nukloefil bersifat bersifat netral dan begitupunh dengan substrat yang bersifatnetral, produk akan bemuatan positif, jika nukleofil bersifat berupa ion negatif dan

    substratnya netral maka produk yang di hasilkan akan netral. Dalam kedua kasus ini pasangan

    elektron bebas dari nukleofil memasok elektron untul ikatan kovalen baru. Terdapat dua

    mekanisme utama substitusi nukleofil. Keduanya diberi simbol SN1dan SN2. Ada beberapa

    petiunjuk yang dapat digunakan untuk mengenali apakah nukleofil bereaksi dengan

    substratnya bereaksi melalui mekanisme SN2 diantaranya laju reaksi bergantung pada

    konsentrasi nukleofilnya maupun substratnya. Tipa penggantianm melalui SN2 selalu

    mengakibatkan reaksi inversi. Reaksi akan paling cepat bila pada alkil halida pada substrat

    berupa metil atau primer dan paling lambat jika tertier halidanya. Dan halida sekunder

    berreaksi pada rteaksi pertemngahan.sedangkan SN1 kebalikannya (Hurd, Harold, 2003 : 195-

    204)

    Pengantian suatu SN2pada karbon tak jenuh sukar berlansung, bila reaksi SN1 tidak

    dapat berjalan secara lansung, karena tidak stabil dari ion karbonium yang dihasilkan yaitu

    suatu kation fenil. Sekalipun substutisi nukjleofil pada senyawa aromatik tidak begitu bisa

    terjadi, tapi kita dapat melihat hanya sediokit kasus pada kondisi tertentu.

    ( Zean, Drs. Warry, 1984 : 43)

    Pembentukan ikatan dan pemutusan ikatan terjadi pada waktu yang sama dalam reaksi

    menurut reaksi SN2. Ada suatu tahapan peralihan tetapi tidak ada hasil antara. Reaksi yang

    berjalan menurut reaksi SN1 mencakup karbokation yang sama yaitu, karbokation memilimki

    suatu bidang simetri. (Pine, Stanley H, 1980 : 417-420)

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    4/10

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    5/10

    7. Mendekantasi cairan yang kering melalui corong yang di lengkapi dengan kertas saring

    berlipat.

    8. Menampung ke dalam wadah kecil dengan menutupnya menggunakan kertas aluminium

    supaya tidak menguap.

    VI. HASIL PENGAMATAN

    12,5 ml tertier butil alkohol (bening) + 42,5ml HCl pekat (bening)di kocok 20 menit

    ,terbentuk dua lapisan(halida lapisan atas dan asam lapisan bawah)buang asam, halida lapisan

    atas + 10 ml NaHCO3 kocok 5 menit, halida lapisan atas + 10 ml airkocok 5 menit, halida lapisan

    atas + CaCl2 larutan beningdi saring, larutan beningdi tampung, dalam wadah kecil

    sebanyak 5,8 ml tertier butil klorida dengan ciri bening, dingin dan berbau.

    VII. ANALISIS DATA

    Diketahui :

    1. Massa tertier butil alkohol =12,5 ml

    2. Volume HCl pekat= 42,5000 ml

    3. Massa jenis tertier butil alkohol= 0,7900 g/ml

    4. Massa jenis HCl= 1,1800 g/ml

    5. Mm tertier butil alkohol= 74,0000 g/ml

    6. Mm HCl pekat= 36,5000 g/ml

    7. Mm (CH3)3CCl= 92,5800 g/ml

    Ditanyakan, % randemen dan berat praktek...?

    Penyelesaian=

    Massa jenis TBC = massa praktek

    Volume

    = 9,8836 gram

    5,8 ml

    = 0,8420 g/ml

    Massa HCl = volume x massa jenis

    = 42,5000 ml x 1,1800 g/ml

    = 50,1500 gram

    n HCl = gram

    Mm

    = 50,575 gram

    36, 5000 g/m

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    6/10

    (CH3)COH + HCl (CH3)CCl + H2O

    M : 0,1689 mol 1,3700mol - -

    B : 0,1689 mol 0,1689mol 0,1689mol 0,1689mol

    S : - 1,2050mol 0,1689mol 0,1689mol

    massa teori (CH3)CCl = n x Mm

    =o,1689mol x 92,500 g/mol

    =15,7250 gram

    massa praktek (CH3)CCl = 4,8836 gram

    jadi % rendemen = massa praktek x 100%

    massa teori

    = 31,06 %

    VIII. PEMBAHASAN

    Pada percobaan pembuatan tertier butil klorida 12,5 gram tertier butil alkohol di

    tambah dengan 42,5 gram HCl pekat menghasilkan larutan yang berwarna keruh dan berasap.

    Larutan ini berasap karena terjadi reaksi eksoterm. Pada umumnya , pada pembuatan

    senyawa-senyawa pekat sebagai reaktan. HCl pekat disini sebagai reaktan. Lalu digunakan

    HCl pekat karena memiliki jumlah mol yang banyak sehingga hasil yang akan diperoleh akan

    lebih maksimal. Campuran kemudian di kocok, dan selama pengocokan sesekali penutup di

    longgarkan untuk mengurangi tekanan. Tekanan ini muncul karena tertier butil alkohol

    bereaksi secara eksoterm sehingga suhunya meningkat dan menimbulkan tekanan. Sebagai

    mana yang di jelaskan pada teori bahwa suhu berbanding lurus dengan dengan tekanan.

    Ketika di kocok larutan berwarna putih dan berbuih. Larutan berbuih akibat dari pengocokan.

    Setelah itu larutran itu di diamkan beberapa menit sampai lapisannya memisah sempurna.

    Hasilnya terbentuk dua lapisan, dimana lapisan atas adalah lapisan halida dan lapisan bawah

    adalah asam. Terpisahnya lapisan ini karena adanya perbedaan kerapatan jenis dari maupun

    dari asam dengan asam yang kerapatannya adalah 1,1800 gram dan halida adalah g/ml.

    Adapun reaksi yang terjadi :

    (CH3)COH + HCl (CH3)CCl + H2O

    Dimana reaksinya dengan mekanisme sebagai berikut :

    Tahap pertama : pembentukan sebuah karbokation dengan pemisahan gugus pergi.

    CH3 CH3

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    7/10

    CH3 C OH lambat CH3 C+ + HO

    CH3 CH3

    Tahap kedua : serangan nuikleofil

    HCl H+ + Cl-

    CH3 CH3

    CH3 C+ + Cl- cepat CH3 C Cl + H+OH-

    CH3 CH3

    Bentuk umum dari rteaksi di atas adalah

    N: + RX R Nu + x:

    Dengan Nu menandakan nukleofil menanmdakan pasangan elektron serta RX

    menanadakan subtrat dengan gugus pergi x. Pada reaksi tersebut, pasangan elektron dari

    nukleofil menyerang subtrat membentuk ikatan baru, sementara gugus pergi melepaskan diri

    bersama dengan sepasangan elektron. Produk utamanya RNu. Nukleofil dapat mememiliki

    dapat memiliki muatan listrik negativ ataupun netral, sehingga produk yang di hasilkan

    biasanya netral atau bermuatan positiv. Dan pada yang terjadi pada rteaksi diatas adalah

    produk yang netral. Setelah itu lapisan bawah di buang dan lapisan atas yakni halida di cuci

    dengan NaHCO3 pencucian dengan senyawa rersebut bertujuan untuk mengikat sisa sisa

    asam yang terdapat pada klorida. Pada proses pencucian ini, masih terbentuk dua lapisan,

    lapisan atas (halida) dan lapisan bawah (garam yang larut dalam air).

    Reaksi yang terjadi adalah

    NaHCO3 + HCl NaCl + H2 O + CO2

    Setelah itu lapisan wbawah di buang dan lapisan atas di cuci lagi dengan air yang

    bertujuan memisahkan garam yang terdapat pada halida setra melarutkannya. Kumudian

    alipsan bawah di buang (air + garam), lalu menambahkan CaCl2 anhidrat dfalam larutan

    halida tersebut yang bertujuan untuk mengikat air yang masih tersisah dalah halida tersebut.

    Masih adannya dalam halida di tanmdai dengan larutnya CaCl2tapi setelah Air terikat CaCl2

    tadi terdapat endapan putih .

    CaCl2 + H2O CaCl2*H2O

    Kemudian larutan tersebut didekantasi melalui corong pisah yang di lengkapi dengan

    kertas saring berlipat, yang bertujuan agar larutan yang bercampur dengan CaCl2 tadi betul

    betuil terikat dengan H20 atau sisa sisa asamnya dan juga mendapatkan larutan tertier butil

    klorida murni. Dari dekantasi tersebut diperoleh tertier butil klorida sebanyak 5,8 ml.

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    8/10

    Tertier butil klkorida yang didapat tidak di destilasi karena hasil yang

    diperoleh sangat sedikit sehingga tidak memungkinkan melakukan destilasi. Dan seharusnya

    diperoleh berdasarkan teori adalah 15,7250 gram tapi yang di dapatkan hanya 4,8836 gram.

    Hal ini sudah menunjukkan selisih yang cukup jauh dari teori yang seharusnya, sehingga

    rendemen yang di peroleh juga sedikit yaitu hanya 31,06 % dan berat prakteknya 0,778 gram.

    Hasil yang diperoleh pada saat praktikum agak jauh berbeda dari yang seharusnya ,

    hal ini disebabkan karena kesalahan pada saat praktikum di mana pada saat pengocokan

    larutan pada corong pisah. Larutan yang di kocok tampatb sehingga mengurangi massa tertier

    butil klorida yang seharusnya di peroleh.

    IX. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Dalam pembuatan tertier butil klorida dilakukan dilakukan dengan dua teknik pemisahan

    yakni pengeringan dan penyaringan

    a. pengeringan adalah pemisahan atas komponen penyusun suatu senyawa organik dengan

    menggunakan senyawa anhidrat.

    b. penyaringan adalah proses pemisahan dari komponen penyusunnya berdasarkan perbedaan

    wujudnya sehingga biasa menggunakan kertas saring.

    2. Dalam reaksi subtitusi nukleofil terdapat dua jenis subtitusi yakni SN1 SN2 dan pada

    percobaan dilakuakan reaksi berlansung dengan mekanisme SN1 yaitu dengan asas

    pembentukan karbokation tyerlebih dahulu lalu serangan nukleofil.

    B. Saran

    1. dalam melakukan percobaan supaya asisten lebih memperhatikan asistennya dan

    membimbing dengan baik.

    2. sebaiknya dalam membimbing praktikannya diarahkan dan di instruksikan apa yang harus

    dilakukan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2011. Subtitusi nukleofil. http:// id.wikipedia.org/wiki/subtitusi nukleofil. Di akses pada

    tanggal 13 april 2011

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    9/10

    Hurd, Harold. 2003.Kimia Organik. Jakarta:Erlangga

    Dine H. Stanley,dkk. 1980.Kimia Organik.Bandung: ITB

    Rasyid, Muhaidah. 2009.Kimia Organik 1.Makassar: UNM

    Tim Dosen Kimia Organik. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Makassar: Jurusan Kimia

    FMIPA UNM

  • 7/22/2019 LAPORAN Pembuatan Tertier Butil Klorida Reaksi Subtitusi Nukleofilik - Copy

    10/10