31
L A P O R A N PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERMINASI ODP DAN ODC DALAM KONFIGURASI FTTH (FIBER TO THE HOME) di PT. TELKOM STO CENTRUM BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN Diajukan untuk melengkapi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Sekolah Menengah Kejuruan Telekomunikasi Sandhy Putra Banjarbaru Dibuat Oleh: RAUDHATUL JANNAH NIS : 121866 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASI SMK TELKOM SANDHY PUTRA BANJARBARU TAHUN 2014

Laporan Magang FFTH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Contoh Laporan Magang FFTH

Citation preview

L A P O R A NPENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)

TERMINASI ODP DAN ODC DALAM KONFIGURASI FTTH (FIBER TO THE HOME)

di PT. TELKOM STO CENTRUM BANJARMASIN,KALIMANTAN SELATAN

Diajukan untuk melengkapi Persyaratan Dalam Menyelesaikan PendidikanPada Sekolah Menengah Kejuruan Telekomunikasi Sandhy Putra

Banjarbaru

Dibuat Oleh:

RAUDHATUL JANNAHNIS :   121866

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASISMK TELKOM SANDHY PUTRA BANJARBARU

TAHUN 2014

KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmatnya penulis dapat meyelesaikan

Pendidikan Sistem Ganda ( PSG ) hingga tersusunnya laporan ini dengan batas waktu yang telah

diberikan.

          Adapun laporan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Sandhy Putra Banjarbaru sebagai bahan acuan

pembrian nilai. Laporan ini disusun berdasarkan hasil yang diperoleh penulis dari kegiatan

Pendidikan Sistem Ganda ( PSG ) di PT. TELKOM Banjarmasin STO 1 Centrum selama kurang

lebih 3 bulan dari tanggal 1 juli 2012 sampai dengan tanggal 30 september 2014. Dalam

kesempatan kali ini juga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1.   Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mendapatkan

kemudahan dalam melaksanakan PSG.

2.   Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual kepada penulis.

3.   Bapak Khairullah selaku Manager STO 1 Centrum.

4.   Bapak Sawiyo selaku koordinator pembimbing.

5.   Bapak Hadi suhardi selaku koordinator pembimbing.

6.   Bapak Abdul Karim yang selaku Kepala SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru.

7.   Bapak Husnul Ridho selaku ketua pelaksana pendidikan Sistem Ganda.

8.   Bapak Jarminto selaku kepala kurikulum SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru.

9.   Staf pengajar SMK Telkom Sandhy puta banjarbaru yang telah memberikan bekal untuk

melaksanakan PSG berupa ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis serta telah

menbimbing penulis selama proses PSG.

10.    Teman-Teman serta seluruh karyawan PT. Telkom Banjarmasin yang        secar langsug

maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan    motivasi kepaa penulis selama

proses PSG di PT. Telkom Banjarmasin,                            Kalimantan Selatan.

          Penulis menyadari meskipun penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

kritik dan saran penulis harapkan agar laporan ini jauh dari baik. Penulis tidak lupa untuk

meminta maaf yang sebesar besarnya jika selama pelaksanaan PSG dan pembuatan laporan di

PT. Telkom Banjarmasin ini terdpat ucapan atau tingkah laku yang tidak berkenadihati semua

pihak, karena semata mata hanya bentuk dari ketidaksengajaan.

          Demikian laporan ini dibuat agar dipergunakan sebagai mana mestinya agar dapat

bermanfaat menambah wawasan tentang telekomunikasi bagi semua pihak.

Banjarmasin ,        September 2014 

                                                                                                                           Penulis

A.    Latar Belakang Pendidikan Sistem Ganda ( PSG )

          Untuk menghadapi pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini, perusahaan -

perusahaan swasta maupun perusahaan yang berada dibawah naungan pemerintahan saling

berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan dalam bidang teknologi. Mereka memiliki

banyak tenaga kerja yang ahli dan terampil dalam bidang Teknologi untuk mendukung

berkembangnya perusahaan. Ditambah lagi dengan menghadapi era dunia pasar yang bebas

dimana competitor untuk mendapatkan keuntungan tersebut semakin kecil karena tidak hanya

orang dalam negri saja yang bisa menanam saham di indonesia yang kita banggakan ini.

          Untuk memenangkan kompetisi tersebut, khususnya dalam bidang komunikasi,

perusahaan-perusahaan komunikasi pun saling berlomba-lomba dalam hal penyediaan jasa

yang terbaik bagi kustomer. Seghingga munculah teknologi yang bervariasi untuk ditawarkan

kepada kostumer dikarenakan berbagai macam  inovasi untuk menghasilkan perkembangan

yang pesat dalam setiap perusahaannya. Namun tudak hanya itu saja yang diperlukan

memenangkan persaingan tersebut, sumber daya manusia yang terampil, ulet, inovatis dan

penuh kreaktifitas juga menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk mendukungnya keberhasilan

suatu perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas ini dapat diwujudkan dengan

pelatihan dan pendidikan formal, salah satu alternatif untuk mewujudkan sumber daya yang

berkualitas ini yaitu dengan melahirkan Sekolah Menengah Kejuruan diberbagai bidang

khususnya dalam bidang Telekomunikasi.

Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang telekomunikasi diharapkan dapat

melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap pakai dibidang telekomunikasi

serta dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang berbeda dan lebih baik daripada teknologi

sebelumnya.

            Untuk lebih memperkokoh skill dan keterampilan siswanya maka siswa Wajib

melaksanakan kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang berbeda pelaksanaannya dengan

pendidikan di sekolah, dimana para siswa diperkenalkan langsung dengan dunia usaha/industri

(DU/DI) dan akan mendapat pengakuan berupa pemberian sertifikat.

               Dalam laporan ini akan dibahas tentang maksud, arti dan cara-cara dalam intalasi dan

terminasi FTTH dari ODC hingga ODP. Karna dalam pelaksanna PSG selama 3 bulan banyak

sekali pelajaran baru yang di berikan kepada penulis, jadi penulis mengambil satu tema untuk

dilaporkan ke pihak sekolah yaitu dengan judul yang tersebut diatas, Terminasi ODC hingga

ODP dalam konfigurasi FTTH.

Pelaksanaan PSG didasari pada perjanjian kerjasama antara PT. Telekomunikasi

Indonesia dengan Yayasan Sandhykara Putra Telkom Nomor : TEL. 175/ HK810 / HRC60/ 2012

dan Nomor : PKS. 09/ PDD / DPPPYSPT/ V/2012. Tentang : PELAKSANAAN PENDIDIKAN

SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di bawah

pembinaan Yayasan Sandhykara Putra Telkom untuk diberikan kesempatan guna

memanfaatkan fasilitas TELKOM melalui Pendidikan Sistem Ganda.

B.    Maksud dan Tujuan1. Maksud dari pelaksanaan PSGAdapun maksud pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini adalah untuk

memperkenalkan para siswa/siswi SMK Telekomunikasi Sandhy Putra Banjarbaru pada dunia

usaha/industri (DU/DI) secara nyata yang tentunya berbeda jauh dengan pembelajaran yang

diberikan disekolah dengan aspek hampir semua pekerjaan dilakukan secara praktek dan tidak

banyak memerlukan teori. Karena sebagian teori sudah dipelajari di sekolah. Pendidikan Sistem

Ganda (PSG) ini juga dimaksudkan untuk memperluas dan menambah wawasan siswa/siswi

serta lebih memperkokoh lagi skill dan keterampilan siswa/siswi SMK Telekomunikasi Sandhy

Putra Banjarbaru agar siap menjadi tenaga kerja yang ahli dan professional yang dibutuhkan

oleh dunia usaha/industry (DU/DI) sekarang.

2. Tujuan dari pelaksanaan PSG     Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bertujuan untuk :

a.      Menambah serta memperluas wawasan dan pengetahuan siswa/siswi tentang teknologi

informasi dan komunikasi yang belum pernah didapatkan disekolah.

b.      Memperkokoh skill dan keterampilan siswa/siswi sebagai modal untuk menjadi tenaga kerja

yang ahli dan profesional dari berbagai bidang yang dipilih.

c.      Mempersiapkan tenaga kerja dimasa yang akan datang sebagai regenerasi untuk memajukan

perusahaan dibidang telekomunikasi serta mengembangkan berbagai teknologi yang baru.

d.      Menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki keahlian professional mempunyai etos kerja yang

tinggi, kreatif, kompetitif, berwawasan luas dan memiliki sumber daya manusia yang optimal.

e.      Memberikan kesempatan bagi siswa yang berpotensi untuk menjadi tenaga kerja yang terampil

dan produktif berdasarkan pengakuan standar potensi serta memberikan penghargaan

terhadap Pengalaman kerja siswa/siswi berupa pemberian sertifikat.

f.       Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang

berkualitas dan professional.

g.       Dapat membantu siswa untuk lebih memahami cara terminasi ODC hingga ODP.

3. Maksud penyusunan laporan PSGAdapun maksud penyusunan laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini adalah sebagai

penunjang dan sarana ilmu bagi media pembelajaran disekolah mengingat pesatnya

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di seluruh dunia yang tidak hanya bisa

dihitung dalam hitungan jam bahkan dalam hitungan menit dan detik.

4.  Tujuan penyusunan Laporan PSGa.     Sebagai Evaluasi Belajar Tahap Akhir yang merupakan salah satu persyaratan kelulusan SMK

Telekomunikasi Sandhy Putra Banjarbaru.

b.     Sebagai Evaluasi dari hasil kerja Pendidikan Sistem Ganda yang telah dilaksanakan.

c.      Sebagai Pelengkap persyaratan uji koimpetensi dan nilai PSG SMK Telekomunikasi Sandhy

Putra Banjarbaru.

d.     Untuk Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah serta sebagai referensi untuk peserta

magang selanjutnya,

e.     Sebagai bahan pertimbangan antara ilmu yang dipelajari disekolah dengan ilmu yang dipelajari

pada saat Pendidikan Sistem Ganda.

C.    Batasan Masalah          Dalam penulisan laporan ini, penulis hanya dapat membahas tentang  fiber optic, sistem

kerja FTTH ( Fiber To The Home ) menggunakan teknologi GPON. Secara umum isi laporan PSG

dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Sistematika laporan

pada bagian awal dan akir biasanya sama. Laporan Prakerin yang digaris kan dalam laporan ini

adalah.

1.   Bagian Awal, Berisi :

Kata pengantar dan ucapan terimakasih. Pada bagian ucapan terimakasih disanalah penulis

menyampaikan rasa terima kasihnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis

menyelesaikan laporan ini.

2.   Bagian inti berisi :

a.   Bab I Pendahuluan

      Bab ini berisi tentang latar belakang pembuatab laporan, maksud dan tujuan dari PSG dan

penyusunan laporan, batasan masalah mengenai kajian materi, metode penulisan.

b.   Bab II Landasan Teori

         Bab ini berisikan tentang Landasan teori secara umum yang berkaitan erat dengan judul

laporan dan ruang lingkup yang diambil.

c.    Bab III Instalasi ODC dan ODP

      Pada bab ke III ini, penulis akan mendalami kearah cara-cara instalasi dari ODC hingga ke ODP.

d.   Bab IV Penutup

      Bab ini berisi tentang kesimpulan dari meteri dan saran-saran yang ditujukan bagi pihak

sekolah, dan bagi pihak PT.Telekomunikasi,Tbk. Serta masalah yang dihadapi dan pemecahan

masalahnya.

3.   Bagian Akir, berisi :

Pada bagian akir ini akan ada lampiran lampiran seperti journal penulis selama melaksanakan

PSG, daftar hadir penulis selama melaksanakan PSG, survey kepuasan pelanggan dan yang

terakir adalah lembar konsultasi selama pembuatan laporan.

D.     Metode          Metode-metode digunakan dalam pengumpulan data pada penyusunan laporan adalah

sebagai :

1.    Metode Praktikum

      Yaitu data yang didapatkan langsung ketika penulis melaksanakan

      praktikum di lapangan/ruangan.

2.    Metode Observasi

      Yaitu data didapatkan langsung pada saat penulis melakukan pengamatan dan pendataan

terhadap objek yang kita pilih untuk diamati.

3.    Metode Wawancara

      Yaitu penulis memperoleh data yang dengan cara melakukan tanya jawab kepada

narasumber/pihak yang terkait dibidangnya.

4.    Metode Kepustakaan

      Yaitu data didapatkan oleh penulis dengan cara mengumpulkan bukubuku terkait dalam

penyusunan laporan yang ada diperpustakaan sebagai bahan pembuatan laporan.

5.    Metode Industri

      Yaitu penulis mengambil kesimpulan selama melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda yang

dikumpulkan dari praktek dilapangan maupun teori yang didapatkan dari pembimbing

lapangan.

LANDASAN TEORI

               Pada bab kedua ini, akan diberikan pembahasan tentang teori-teori yang berhubungan

gengan GPON ( Gigabit Passive Optical Network ) FTTx dan Fiber Optic. Hal- hal yang dijelaskan

yaitu:

A.    GPON

          GPON adalah salah satu teknologi akses dengan menggunakan fiber optic sebagai media

transport ke pelanggan. Teknologi GPON ini sudah dirilis oleh ITU-T (International

Telecomunication Union - Terminals for Telemanic Service ) dan GPON juga bisa

mengakomodasikan legalicy system yang sudah diimplementasikan pada jaringan akses

pelanggan. Teknologi ini mendukung kecepatan yang besar, peningkatan dalam

pengamanan, bandwidth yang besar dan pilihan protocol pada layer 2 OSI seperti ATM, GEM,

dan Ethernet.

Perangkat Jaringan GPON

1.   Optical Distribution Network   (ODN)

            Konfigurasi jaringan optik atau kadang dengan istilah ODN adalah jaringan optik antara

perangkat OLT atau Optical Line Termination sampai perangkat ONU atau Optical Network

Unit untuk beberapa produk disebut sebagai ONT atau Optical Network Terminal. Komponen

ODN terdiri atas kabel optik dan passive splitter. Level sinyal optik (optical budget) yang

distandartkan adalah 28 dB sampai 29 dB, sehingga jarak maksimum yang bisa dilayani adalah

20 Km. Jarak sejauh itu hanya dapat diimplementasikan dengan aturan pemecahan jaringan

optik atau Splitting sebanyak 1:32, 1:64, 1:128 dan jumlah level spliting ratio maksimim 2 level.

Gambar 2.1 Splitting

Transmisi gelombang optik pada jaringan PON menggunakan 3 panjang gelombang untuk

membawa sinyal komunikasi dengan memanfaatkan perangkat WDM. Sinyal optik pertama

dengan panjang gelombang 1490nm digunakan untuk transmisi upstream dan sinyal optik

ketiga dengan panjang gelombang 1550 nm digunakan sebagai sinyal transmisi analog,

khususnya video. Jenis kabel optik yang dipakai mengacu kepada standart kebel optik ITU-T

G.652. dalam kaitannya dengan kemampuan jarak operasi FTTx dan jumlah ONU yang bisa

ditangani, jaringan outside plant optik untuk FTTx (Fiber to the x) dikelompokan dalam

beberapa kelas, yaitu class A,B dan C. Berdasarkan hasil evaluasi teknis RFI atau Radio

frequency Interference, para vendor umumnya menggunakan class B+ yang dimaksud adalah

ODN dengan kemampuan jarak operasi 20 Km dengan kemampuan menangani ONT sampai 32

ONT

        

                  Gambar 2.2 tabel kelas-kelas laser

2.   Optical Line Termination (OLT)

                           OLT adalah peripheral yang berada pada kantor pusat operator jaringan telekomunikasi,

levelnya berada dibawah server. OLT menyediakan interface dengan isi jaringan yaitu TU atau

Tribuary. Unit dan dihubungkan dengan satu atau lebih ODN. TU menyediakan pula port 2 mbps

yang menggunakan interface V5.1 yang sesuai dengan rekomendasi ITU-T G.703 setiap

perangkat OLT dapat menerima TU dari beberapa jenis layanan. Blok diagram OLT dapat dilihat

pada gambar 1.3

 gambar 2:3 tabel blok diagram OLT

Blok fungsional OLT terdiri dari 3 blok, yaitu :

a.           PON care shell. Blok ini terdiri dari 2 bagian yaitu ODN                interface function dan PON

TC function.

b.           Cross-conect shell. Menyediakan kenoksi antara PON.

c.            Service shell, shell ini sebagai translator antara service                interface dan TC frame

interface pada PON.

3.   Passive Splitter (PS)

Spliter pada PON dikatakan pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan

terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node plitter, sehingga sifatnya idle dan cara

kerjanya membagi daya optik sama rata. Jenis-jenis splitter antara lain adalah 1:2, 1:4, 1:8, 1:16,

1:32, 1:64, 1:128. pada gambar 1.4 ditunjukkan diagram blok passive splitter.

       Gambar 2.4 blok diagram passive splitter

Keterangan :

Pi = daya masukan

Po = daya keluaran

Penguatan = A = 10 log ( po/pi) dB (1.1)

Redaman = a = 10 log (pi/po) dB

4.      optical Network Unit (ONU)

ONU yaitu peripheral yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik untuk

kemudian sinyal tersebut dimultiplex agar didistribusikan menggunakan kabel tembaga ke

tempat pelanggan. ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal

optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang

diperlukan untuk layanan pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan

yang dihubungkan dengan pelanggan dengan menggunakan Twisted coper pair melalui suatu

adaptation unit (AU) yang menyediakan fungsi penyesuaian antara ONU dengan sisi pelanggan.

Pada gambar 1.5 ditunjukan diagram blok fungsional ONU.

                           Gambar 2.5 diagram blok fungsional ONU

B.    FTTx (Fiber To The x )

               FTTx merupakan teknologi akses jaringan tetap yang sekarang sedang hot. Hal ini

ditunjukan dengan besarnya pangsa pasar, bersaingnya  vendor-vendor telekomunikasi besar

untuk menjual produk-produk dan layanan-layanan deployment FTTx serta banyak

dibicarakannya FTTx pada media.

               Dengan berkembangnya internet dengan layanan berbasis IP dan

koneksibroadband maka kebutuhan akan bandwidth yang besar dengan kecepatan tinggi

meningkat. Hal ini juga didorong oleh operator yang berusaha memberikan layanan baru untuk

meningkatkan mutu dan kualitasnya. Operator maupun vendor telekomunikasi saat ini sedang

giat-giatnya menjual produk maupun layanan seperti IPTV atau Internet Protocol

television dan Cable TV/CATV atau  Community Antena Television, video on demandyang

membutuhkan bandwidth yang besar.

               Saat ini jaringan ke rumah-rumah didominasi oleh jaringan kabel tetap atau fixed

wireline dengan digunakannya tembaga yang memiliki kekurangan karena dianggap tidak dapat

memberikan bandwidth yang tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik. Karena hal itu otang

mulai beralih ke teknologi kabel optik untuk mendapatkan bandwidth yang lebih tinggi

menggunakan teknologi FTTx ( Fiber To The x ) yaitu istilah generik yang digunakan untuk

beberapa arsitektur jaringan fiber optik untuk telekomunikasi yang menggantikan jaringan

kabel tembaga. Beberapa arsitektur optik tersebut adalah :

1.     FTTH ( Fiber To The Home )

        Adalah arsitektur jaringan kabel fiber optik dibuat hingga sampai kerumah-rumah atau

ruangan dimana terminal berada, mengenai FTTH akan dibahas lebih lanjut pada bab

selanjutnya.

2.     FTTB ( Fiber To The Building )

        Jaringan kabel optik sampai pada gedung komersial atau tempat tinggal dan kemudian

didistribusikan ke masing-masing ruangan dengan jaringan kabel tembaga berupa kabel telpon

atau kabel CAT 5e/6.

3.     FTTP ( Fiber To The Premises)

        FTTP merupakan nama generik yang digunakan istilah FTTB dan FTTH karena secara

arsitektur FTTB dan FTTH sama.

4.     FTTC ( Fiber To the Curb )

        Jaringan fiber dibuat sampai pada satu titik pendistribusian yang berada sekitar 33 meter

dari tempat pengguna berada. Daru curb ke rumah-rumah digunakan koneksi kabel tembaga.

Curb biasanya melayani 8 sampai 24 pelanggan.

5.     FTTN ( Fiber To The Node/Neighbohood)

        Jaringan fiber dibuat sampai pada suatu node yang berupa kabinet kerlokasi dipinggir jalan

sehingga disebut juga FTTCab. Jarak antara titik pendistribusian dengan pelanggan pada FTTN

lebih jauh daripada FTTC. Jumlah pelanggan yang bisa dilayani juga lebih banyak biasanya

sampai ratusan pelanggan. FTTN juga menggunakkan kabel tembaga untuk koneksi dari kabinet

ke rumah-rumah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa inti perbedaan antara teknologi FTTx diatas adalah kabel fiber

optic disambungkan sedekat mungkin dengan terminal yang dimiliki pelanggan seperti

diilustrasikan pada gambat berikut :

                  Gambar 2.6 instalasi fiber optic

C.    FO (Fiber Optik)

               Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai dengan

kemajuan teknologi dalam bidangtelekomunikasi dunia yang sedang majudengan pesat serta

pengaruh era globalisasi dan arus informasi yang sangatdiperlukan masyarakat modern,

kemajuan perekonomian serta majunya teknologi telekomunikasi merupakan titik tolak dan

potensi besar untuk dapat meningkatkan dan mewujudkan berbaqgai jenis pelayanan

komunikasi yang lebih canggih untuk komunikasi suara, gambar, dan data.

               Akhit-akhir ini permintaan masyarakat modern akan kebutuhan komunikasi data sangat

pesat. Untuk mengirimkan data dalam jumlah besar dan memerlukan keakuratan dan juga yang

mampu menjaga kerahasiaan data tersebut. Keunggulan Fiber Optic sebagai media transmisi

terutama mampu meningkatkan pelayanan sistem komunikasi data, seperti peningkatan jumlah

kanal yang tersedia, kemampuan mengirimkan data dengan kecepatan Gbps, terjaminnya

kerahasiaan data yang dikirimkan, sehingga pembicaraan tidak dapat disadap, tidak terganggu

oleh gelombang elektromagnetik, petir dan cuaca.

               Dalam sistem komunikasi data fiber optik digunakan modem “16 Chanel Data

Multiplexer ZAT-16” yang merupakan modem khusus yang dianggap sesuai. Interface RS-232-

C   V.24/V.28 yang berfungsi untuk menghubungkan komputer dengan berbagai piranti lainnya,

sistem ini mampu juga menggunakan kedua jenis protokol yaituasyncronous

protocol dan  syncronous protocol untuk menghasilkan transmisi kecepatan tinggi.

               Jenis fiber optic yang digunakan adalah fiber optic multi-mode graded indeks. Cahaya

yang digunakan pada gelombang optik adalah LED (light Emiting Diode). Pemilihannya

disesuaikan dengan kepentingan sistem yang dirancang agar dapat menghasilkan sistem yang

lebih efektif dan optimal. Ditinjau dari nilai ekonomi dan teknologinya. Sistem ini mampu

menberikan transmisi data dengan jauh luntasan sejauh 16 km jika menggunakan modem ZAT-

16, sedangkan dengan modemlainnhya hanya mampu menjangkau 15 meter saja.

               Kecepatan transmisi yang mampu dicapai adalah berveriasi dari 300 baud, 600 baud,

1200 baud, 2400 baud, 4800 baud, 9600 baud, dan 19200 baud yang telah direkomendasikan

oleh CCITT. Sedangkan kualitas transmisi dapat mencapat Bit error rate10.

1.     Perambatan Cahaya Pada Fiber Optic

                                                           Gambar 2.7 perambatan sinar fiber optic

      Teknologi fiber optik maju pesat dan sedang berkembang pemanfaatannya untuk sistem

teknologi telekomunikasi maju dan handal. Penemuan fiber optic sebagai media transmisi pada

suatu sistem k0omunikasi didasarkan pada hukum snellius untuk perambatan cahaya pada

media transparan seperti pada kasa yang terbuat dari quartz kualitas tinggi yang dibentuk dari

dua lapisan utama yaitu lapisan inti yang biasanya disebut core terletak pada bagian yang paling

dalam dengan indeks bias n1 dan dilapisi oleh cladding dengan indeks bias n2 yang lebih kecil

dari n1.

                                                 Gambar 2.8 hukum snellius

      Menurut hukum snellius jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber optic atau media

yang transparan, dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang mempunyai indeks

bias lebih kecil dari udara menuju fiber optic core yang berupa kuarsa murni yang mempunyai

indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti fiber optic core

menuju ujung lainnya.

      Dewasa ini ada 3 jenis serat optik yang populer pemanfaatannya pada sistem komunikasi

serat optik yaitu:

a.   Serat optik Single-mode index

      Pada single mode fiber, terlihat pada gambar bahwa index bias akan berubah dengan segera

pada batas antara core dan cladding ( step index ). Bahannya terbuat dari silica glass baik untuk

cladding maupun covernya. Diameter core jauh lebih kecil sekitar 10 µm, dibandingkan dengan

diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi atenuasi akibat adanya

fading. Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalutkan informasi jarak jauh karena

disamping atenuasi yang kecil juga mempunyai jangkauan frekuaensi yang lebar. Misalnya

untuk ukuran 10/15 mm, pada panjang gelombang cahaya 1330 nm, redaman maksimumnya

0,4-0,5 dB/km dan lebar pita frequensi minimum untuk 1 Km sebesar 10 GHz.

      Single mode fiber juga dapat dibuaat dengan indeks bias yang berubah secara perlahan-lahan

atau graded index.

                                  Gambar 2.9 single mode fiber optic

b.       Serat Optik Multi-Mode Graded Index

         Multi-mode graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component glass atau dapat

juga dengan silica glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat optik tipe ini, indeks

bias berubah secara perlahan-lahan. Indeks bias berubah mengecil perlahan mulai dari pusat

core sampai batas antara core dengan cladding. Makin mengecilnya index bias ini menyebebkan

kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan berakibat dispersi waktu antara

berbagai mode cahaya yang merambat akan berkurang dan pada akirnya semua mode cahaya

akan tiba pada waktu yang bersamaan di penerima.. diameter core jenis ini lebis kecil

dibandingkan dengan core jenis multi-mide step index, yaitu 30 – 60 µm untuk core dan 100 –

150 µm untuk claddingnya.

 Gambar 2.10 graded index fiber

c.        Serat Optik Multi mode step index

      Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besarnya 50 – 400 µm

dibandingkan dengan diameter cladding 125 – 500 µm sama halnya dengan single-mode fiber,

pada serat optik ini terjadi perubahan index bias denggan segera atau lazim disebut step index.,

pada batas antara core dan cladding. Diameter core yang besar ( 50 – 400 µm ) digunakan untuk

menaikkan efisiensi coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti LED.

Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam material/ bahan yang

digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase bahan silica glass pada SO ini

akan meningkatkan performance. Tetapi jenis SO ini tidak populer karna meskipun kadar

silicanya ditingkatkan, atenuasi sewaktu transmit tetap besar, sehingga hanya baik digunakan

untuk menyalurkan data dengan kecepatan rendah dan jarak dekat.

      Gambar 2.11 step index fiber

2.     Konfigurasi Dasar Sistem Komunikasi Fiber Optik

Sistem komunikasi fiber optik terdiri dari 3 komponen utama yaitu :

a.     Transmitter berupa Laser Diode (LD) dan Light Emiting Diode (LED)

b.     Media transmisi berupa Diber Optic.

c.     Receiver yang merupakan detektor penerima digunakan PIN dan APD.

3.     Transmitter

        Transmitter terdiri dari 2 bagian yaitu :

a.      Rangkaian elektrik berfungsi untuk mengkoversi sinyal digital menjadi sinyal analog

selanjutnya data tersebut dimasukkan kedalam sinyal gelombang optik yang telah termodulasi.

b.     Sumber gelombang optik berupa sinar laser diode (LD) dan LED yang pemakaainnya

disesuaikan dengan sistem komunikasi yang diperlukan.

1)   Laser diode dapat digunakan untuk sistem komunikasi Kabel laut  (SKKL) dan sistem

komunikasi serat optik (SKSO), karena LD mempunyai karakteristik yang handal yaitu dapat

memancarkan daya dengan intensitas tinggi, stabil, hampor monokromatis, terfokus, dan

merambat dengan kecepatan sangat tinggi, sehingga dapat menempuh jarak sangat jauh.

Pembuatannya kabel oni terbilang sangat sukar karena memerlukan spesifikasi tertentu

sehingga harganya pun mahal. Jadi LD tidak ekonomis dan tidak efisien jika digunakan untuk

sistem komunikasi jarak dekat dan pada trafik kurang padat.

2)   LED digunakan untuk sistem komunikasi jarak sedang dan dekat agar sistem dapat ekonomis

dan efektif karena LED lebih mudah pembuatannya sehingga harganya pun lebih murah.

4.     Receiver

Receiver atau bagian penerima terdiri dari 2 bagian taitu detector penerima dan rangkaian

elektrik.

Detektor penerima berfungsi untuk merangkap cahaya yang berupa gelombang optik pembawa

informasi, dapat berupa PIN Diode atau Avalance Photo Diode, pemilihannya tergantung

keperluan sistem komunikasinya.

a.      Untuk komunikasi jarak jauh digunakan detektor APD yang dapat bekerja pada panjang

gelombang 1310 nm. 1490 nm serta 1550 nm dengan kualitas yang baik. Artinya detector APD

mempunyai sensitivitas dan respon yang tinggi terhadap sinar laser LD sebagai pembawa

informasi dalam gelombang optik.

b.     Untuk komunikasi jarak pendek labih efisien jika menggunakan detektor PIN Diode, karena PIN

baik digunakan untuk bitrate rendah dan sensitivitasnya tinggi untuk LED.

c.      Sumber cahaya LD terlihat memiliki daya besar, stabil, konstan  pada bitrate berapapun,

sedangkan sumber cahaya LED mempunyai daya pancar yang lebih kecil dan pada bitrate 100

Mbps dayanya mulai menurun.

d.     Detekyor penerima PIN bereaksi baik pada bitrate rendah tetapi kurang sensitif bila bitrate

dinaikkan.

e.      Detektor penerima APD lebih sensitiv pada bitrate tinggi. Untuk transmisi jarak jauh diperlukan

daya pancar yang lebih besar dan sensitifitas yang tinggi, sistem serat optik akan menggunakan

laser LD sebagai sumber cahaya dan APD sebagai detektor penerima. Sedangkan untuk

transmisi jarak dekat cukup digunakan LED sebagai sumber optik dan PIN sebagai  detektoe

penerima.

f.      Rangkaian elektrik berfungsi untuk mengkonversi cahaya pembawa informasi terhadap data

informasi yang dibawa dengan melakukan timing regenerate serta konversi sinyal elektrik ke

dalam interface v.28 yang berupa sinyal digital dan sebaliknya.

5.     Atenuasi

Atenuasi adalah besaran pelemahan energi sinyal informasi dari serat optik yang dinyatakn

dalam dB dan disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu absopsi, hamburan atau scatering dan

mivro-bending. Gelas yang merupakan bahan pembuat serat optik biasanya terbentuk dari

Silikon Dioksida (SiO2). Variasi indeks bias diperoleh dengan menambahkan bahal lain seperti

titanium, thallium, germanium adau boron. Dengan susunan bahan yang tepat maka akan

didapatkan atenuasi yang sekecil mungkin. Atenuasi menyebabkan pelemahan energi sehingga

amplitudo delombang yang sampai pada penerima menjadi lebih kecil dari pada amplitudo yang

dikirimkan oleh pemancar.

        Atenuasi serat optik merupakan katakteristik penting yang harus diperhatikan mengingat

kaitannya dalam menentukan jaraj repeater, jenis pemancar dan penerima optik yang harus

digunakan. Besarnya atenuasi dinyatakan oleh persamaan 1.

                                                                                                                                                                      Persamaan

(1).............

6.     Absorbsi

Absorbsi merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu gelas dapat

mengarbsorbsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal ini disebabkan oleh

adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk daerah inframerah, terjadi absorbsi

yang besar. Ini disebabkan adanya getaran ikatan kimia. Oleh karena itu sebaiknya penggunaan

serat optik harus menjauhi daerah uktraviolet dan infrared. Penyebab absorbsi lain adanya

transmisi ion-ion logan dan ion OH, yang ternyata memberikan sumbangan arbsorbsi yang

cukup besar. Semakin lama usia suatu serat maka bisa diduga akan semakin banyak ion

OH-  didalamnya yang menyebabkan kualitas serat menurun.

7.     Hamburan

Seberkas cahaya yang melalui suatu gelas dengan variasi indeks bias disepanjang gelas tadi,

sebagian energinya akan hilanh dihamburkan oleh benda-benda kecil yang ada didalam gelas.

Hamburan yang disebabkan oleh tumbukan cahaya dengan partikel tersebut dinamakan

Hamburan Rayleigh. Besarnya hamburan rayleight ini berbanding terbalik dengan pangkat

empat panjang gelombang cahaya yaitu 1/ . Sehingga dapat disimpulkan untuk , hamburanλ λ

reyleight besar dan sebaliknya. Ternyata pada panjang gelombang sekitar 0,85 µm yaitu

panjang gelombang sinar laser galium Alimunium Arsenik, hamburan Rayleight memberikan

loss akibat hamburan sangat kecil dibandingkan dengan loss serat optik multi-mode. Karen a itu

serat optik single mode lebih baik mutunya sebagai media transmisi dibandingkan dengan serat

optik multi-mode.

8.     Micro-bending

Atenuasi lainnya adalah yang disebabkan micro-bending yaitu pembengkokan serat optik untuk

memenuhi persyaratan ruangan. Namun pembengkokan dapat pula terjadi secara tidak sengaja

seperti misalnya serat optik yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang

merambat didalamnya akan berbelok dari arih transmisi dan hilang. Hal ini tentu saja

menyebabkan atenuasi.

9.     Dispersi

Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui sepanjang serat

optik. Dispersi akan membatasi lebar pita dari serat. Dispersi yang terjadi pada serat secara

garis besar ada dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal dikenal dengan nama lain

dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi material dan dispersi waveguide.

10. Karakteristik transmisi

        Sifat transmisi informasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.     Informasi yang akan ditransmisikan berupa data dalam bentuk digital sedangkan bentuk sinyal

carrier yang akan melewati media transmisi serat optik berupa sinyal analog.

2.     Untuk itu diperlukan prosesd modulasi dan demodulasi yaitu proses yang mengubah data

digital ke analog dan juga proses sebaliknya dengan menggunakan sebuah modem dengan

pirantinya.

3.     Dalam hai ini jenis serat optik yang digunakan sebagai media transmisi adalah serat optik multi-

mode graded index.

      Sistem komunikasi data menggunakan serat optik telah berkembang dengan pesat yang

merupakan teknologi maju. Apabila dibandingkan dengan sistem kabel tembaga 2 kawat atau 4

kawat ataupun sistem gelombang radio maka sistem komunikasi serat optik (SKSO) mempunyai

kelebihan dan kekurangannya, yaitu sebagai berikut :

a.       Keuntungan serat optik

1)  Mempunyai bandwidth yang lebar. Frequensi pembawa optik bekerja pada daerah frequensi

yang tinggi yaitu       sekitar 1013  Hz sampai dengan 1016 Hz, sehingga         informasi yang dibawa

akan menjadi lebih banyak.

2)  Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel         yang terbuat dari tembaga, terutama

pada frequensi        yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1310 nm                yaitu 0,2

dB/Km.

3)  Kebal terhadap gangguan gelombang elektromegnet.        Fiber optic terbuat dari kaca atau

plastik yang        merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi              medan magnet,

frequensi radio dengan gangguan listrik.

4)  Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi. Kemampuan fiber optic dalam

menyalurkan              sinyal frequensi tinggi, sangat cocok untuk pengiriman            sinyal digital

pada sistem multipleks digital dengan         kecepatan beberapa Mbps hingga Gbps.

5)  Ukuran dan berat fiber optic kecil dan ringan. Diameter   inti FO berukuran micro sehingga

pemakaian ruangan        lebih ekonomis.

6)  Tidak mengalirkan arus listrik karena bahannya yang      terbuat dari kaca atau plastik

sehingga tidak dapat dialiri aris listrik dan terhindar dari terjadinya           hubungan pendek.

7)  Sistem dapat diandalkan dengan lifetime selama 20-30   tahun dan mudah dalam

pemeliharaannya.

b.      Kerugian serat optik

1)      Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan lapisan penguat sebagai

proteksi.

2)      Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan.

3)      Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapt memberikan catuan pada pemasangan

repeater.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA PSG

A.    Kegiatan-Kegiatan Yang di Lakukan

               Kegiatan-kegiatan yang penulis lakukan selama PSG sangat banyak seperti survey titik

koordinat perangkat optik, pembuatan jalur kabel (pemetaan) pada google earth, DSLAM dan

lain-lain. Namun untuk lebih terarah penulis akan melaporkan suatu kegiatan yang berkaitan

dengan laporan ini, yaitu mengenai konfigurasi, perencanaan, serta instalasi pada jaringan

FTTH. Konfigurasi FTTH secara garis besar dimulai dari Metro atau dapat disebut juga dengan

stasiun bumi, kemudian ke OLT (optical Line Termination) sebagai tempat terminasi awal dari

jaringan FTTH itu sendiri,  dari OLT ke ODF, ODC, ODP dan roset dirumah pelanggan, namun

pada bab ini penulis hanya akan menjelaskan sesuai pengalaman yang pernah dialami oleh

penulis yaitu instalasi dari ODC ke ODP.

1.    Pengetahuan Singkat Mengenai FTTH

          Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat optik

dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai

medium penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan

perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel konvensional.

Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan

istilah Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet, yang cepat, suara

(jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.

Penghantaran dengan menggunakan teknologi FTTH ini dapat menghemat biaya dan mampu

mengurangkan biaya operasi dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

Ciri-ciri inheren serat optik membenarkan penghantaran 

isyarat telekomunikasi dengan lebar jalur yang lebih besar dibandingkan dengan

penggunaankabel konvensional

Dari gambar mengilustrasikan arsitektur umum dari suatu jaringan FTTH. Biasanya jarak

antara pusat layanan dengan pelanggan dapat berkisar maksimum 20 km. Dimana pusat

penghantaran penyelenggara layanan (service provider) yang berada di kantor utama disebut

juga dengan central office (CO), disini terdapat peralatan yang disebut dengan OLT. Kemudian

dari OLT ini dihubungkan kepada ONU yang ditempatkan di rumah-rumah pelanggan

(customer's) melalui jaringan distribusi serat optik (Optical Distribution Network, ODN). Isyarat

optik dengan panjang gelombang (wavelength) 1490 nm dari hilir (downstream) dan isyarat

optik dengan panjang gelombang 1310 nm dari hulu (upstream) digunakan untuk mengirim

data dan suara.

Sedangkan layanan video dikonversi dahulu ke format optik dengan panjang gelombang 1550

nm oleh optik pemancar video (optical video transmitter). Isyarat optik 1550 nm dan 1490 nm

ini digabungkan oleh pengabung (coupler) dan ditransmisikan ke pelanggan secara bersama.

Singkatnya, tiga panjang gelombang ini membawa informasi yang berbeda secara simultan dan

dalam berbagai arah pada satu kabel serat optik yang sama.

2.   Optical Distribution Cabinet

          Optical Distribution Cabinet (ODC)  adalah suatu ruang yang berbentuk kotak atau

kubah (dome) yang terbuat dari material khusus yang berfungsi sebagai tempat instalasi

sambungan jaringan optik single-mode,yang  berisi connector, splicing,maupun splitter dan

dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu pada jaringan akses optik pasif

(PON), untuk hubungan telekomunikasi

Gambar 3.1 ODC

a.        Konstruksi 

       Konstruksi ODC secara umum harus kuat, kokoh, sehingga mampu        melindungi

fungsi-fungsi perangkat yang dipasang di dalamnya    terhadap pengaruh-pengaruh

lingkungan. Konstruksi secara umum          dapat terbuat dari bahan logam atau metal,

plastik atau fiber glass yang diperkuat, atau bahan- bahan sejenis yang lain.

       Konstruksi perangkat ODC harus memiliki kelengkapan sebagai    berikut:

1)       Tempat splitter,

2)       Splitter tray,

3)       Alur patch cord,

4)       Konektor untuk terminasi kabel feeder,

5)       Konektor untuk terminasi kabel distribusi,

6)       Memiliki klem pemegang/penarik kabel,

7)       Adaptor parking lot ( tempat penyimpan core yang belum          terpakai).

   Optical Distribution Cabinet (ODC) merupakan titik terminasi kabel fiber optik feeder

dengan kabel fiber optik distribusi. ODC terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu bagian terminasi

kabel feeder dan bagian terminasi kabel distribusi. Untuk kabel fiber optic yang mencatu

ODC lainnya tidak dilakukan terminasi, tetapi disambung secara langsung (direct splicing)

b.        Pemasangan dan terminasi kabel

Kabel tray dipasang dalam ODC untuk lintasan kabel, sehingga kabel fiber optic/ pigtail/

patchcord akan sesuai jalurnya. Terminasi kabel pada ODC meliputi terminasi kabel fiber

optic feeder dan distribusi dimana terdapat 3 kabel yaitu 2 feeder dan satu distribusi, dimana

satu kabel feeder masuk ke panel feeder dan satunya di splicing tray untuk fiber optic yang

diteruskan ke ODC lainnya. Serta 1 kabel distribusi masuk ke panel ditribusi yang

selanjutnya menuju ODP. Konektor maupun ujung patchcord yang tidak digunakan harus

selalu tertutup oleh dush cap.

Sedangkan patchcord yang dipakai harus sesuai dengan aturan dalam STEL yang terkait

dan mempunyai panjang yang cukup, tempatkan sisa panjang (extralength) patchcord

tersebut pada cabledrawer atau cableguid

c.        Penyambungan bagian In ke bagian Out

Penyambungan bagian in dan bagian out pada ODC menggunakan pathcord. Sedangkan

penyambungan bagian in dan bagian out dari splitter atau yang langsung ke adaptor bagian

out disesuaikan dengan kondisi lapangan.

d.     Kabel input

          Kabel fiber optik yang masuk ke dalam perangkat ODC harus masuk melalui jalurnya,

biasanya diperangkat terdapat lubang untuk masuk kabel input tersebut. Untuk di

kabinet/perangkat ODC kabel input biasanya berupa kabel feeder sedangkan kabel

outputnya berupa kabel distribusi. Jika diperangkat ODC tersebut terdapat lebih dari satu

lubang masuk/keluar maka untuk kemudahkan pengaturan dan kerapihan instalasi jalur

kabel input/kabel feeder dengan kabel output/kabel distribusi harus dibedakan. Atur kabel

input tersebut sejak terminasi/sampai ke rak/frame dimana perangkat ODC tersebut

dipasang sehingga tidak saling mengganggu dengan kabel lain yang ada, tidak menghalangi

pemasangan dan pembongkaran perangkat, memenuhi nilai estetika dan jika diperlukan

pergunakan tray kabel dan kabel tirep/ties. Sebelum masuk ke perangkat ODC kulit

pelindung/PE kabel input tersebut harus dalam kondisi terkupas dan untuk keamanan setiap

loose tube dari kabel input tersebut harus dilindungi oleh flexible pipe. Untuk setiap belokan

atau tekukan dari kabel input tersebut harus di atur sedemikian rupa sehingga terhindar dari

patahnya kabel tersebut dan bending. Agar kabel input tersebut kondisinya rapih dan tidak

terurai maka di ujung pengupasan ke arah kabel yang belum dikupas PE nya di ikat dengan

kabel tirep/ties dan ntuk lebih aman lagi dari batas kabel yang dikupas dilindungi oleh kabel

spiral sampai batas yang diperlukan agar tidak mengganggu untuk beloknya dan terminasi

kabel.

3.     Optical Distribution Point

            Optic Distribution Point ( ODP) adalah sebuah perangkat keras yang berfungsi

melindungi sambungan fiber optic. Dan fungsi utama dari ODP adalah membagi satu core

optic menjadi beberapa core untuk keperluan pelanggan.

1.     Pemasangan Optical distributon Point

Perangkat ODP bisa dipasang pada tiang, permukaan tanah (pedestel) atau dinding. Untuk

ODP yang dipasang ditiang harus mempunyai spesifikasi kedap air dan terlindungi dari

masuknya benda asing kedalam ODP. Adapun fungsinya dari pemasangan ODP itu sendiri

adalah sebagai berikut :

a.      Untuk mencatu pelanggan residensial melalui OTP

b.     Untuk terminasi antara kabel distribusi / kabel feeder dan kabel drop .

c.      Untuk keperluan akses atau terminasi kabel fiber optik ke pelanggan HRB, maka dapat

ditempatkan atau dipasang ODP di dinding degung HRB tersebut. Selanjutnya tarik dan

terminasikan kabel fiber optik dari ODC yang memungkinkan baik secara teknis maupun non

teknis, jika memungkinkan minimal kapasitas kabel 12 core untuk koneksi ke pelanggan

atau perangkat yang ada di HRB tersebut. Jika terdapat kesulitan/kendala penarikan dari

ODC maka penarikan kabel fiber optic memungkinkan berasal dari ODP lain yang

mempunyai kapasitas besar (minimal 24 core).

d.     Untuk keperluan kabel fiber optik ke perangkat-perangkat yang ditempatkan di remote,

misalkan perangkat MSAN, IP-DSLAM, MSAN dan GPON dapat menempatkan atau

memasang ODP di kabinet tersebut. Selanjutnya tarik dan terminasikan kabel fiber optik dari

ODC yang memungkinkan baik secara teknis maupun non teknis, jika memungkinkan

minimal 12 core. Jika terdapat kesulitan/kendala penarikan dari ODC maka penarikan kabel

fiber optic memungkinkan berasal dari ODP yang mempunyai kapasitas besar (minimal 24

core)

2.   Termiasi ODP

Metode terminasi kabel distribusi di ODP  hampir sama dengan terminasi kabel distribusi di

ODC. Untuk kabel drop optik metode terminasi dilakukan dengan menggunakan connector

atau adaptor yang diterminasikan langsung ke kabel distribusi yang telah menggunakan

connector. Prosedur terminasi kabel drop optik pada ODP adalah sebagai berikut

a.   Lakukan pengukuran jarak ODP hingga rumah pelanggan.

b.   Tarik kabel optikal drop wire  (ODW) hingga rumah pelanggan yang  sudah diukur

sebelumnya, melalui polongan hand hole yang sudah  disediakan oleh PT.Telkom

c.   Setelah kabel sampai kerumah pelanggan, potong ujung kabel yang akan diterminasikan di

ODP.

d.   Kupas kabel, dalam ODW akan terdapat 2 serat yang berwarna orange dan biru.

e.   Pilih salah satu warna, dan kupas coating lalu bersihkan menggunakan tissu dan alkohol.

f.    Potong serat/ core yang sudah dibersihkan menggunakan fiber striper

g.   Lakukan penyambungan optical drop wire dengan kabel FO distribusi yang  sebelumnya

sudah diterminasi di ODP menggunakan fusion splicer.

h.   Konector yang tidak/ belum terpakai harus selalu tertutup dush cap.

3.   Penyambungan bagian In ke bagian Out

Penyambungan di ODP dapat langsung disambung ke adaptor connector atau

disambungkan dengan menggunakan bagian in dan out dari splitter. Penyambungan bagian

in dan bagian out pada ODP tidak menggunakan patchcord atau jumper tetapi berupa in dan

out konektor front dan back artinya satu konektor yang bagian depannya sebagai in dan

bagian belakangnya sebagai out. Sedangkan penyambungan bagian in dan bagian out dari

splitter atau yang langsung ke adaptor bagian out disesuaikan dengan kondisi lapangan

B.    Permasalahan yang dihadapi1.     Merancang FTTH baru

Melakukan rancangan jaringan FTTH suatu komplek atau area  yang belum pernah

diinstalasi jaringan FTTH sebelumnya.

2.     Jarak rumah ke STO

STO atau yang biasa disebut dengan Sentral Telepon Otomat,  terletak di pusat – pusat

Telkom di suatu kawasan. STO  menyebarkan jaringan dengan splitter –splitter untuk dikirim

ke  ODC atau yang sering disebut RK (Rumah Kabel). Jarak yang  dibutuhkan diusahakan

tidak terlalu jauh, karena semakin jauh  jaraknya maka semakin jauh kabel fiber optik yang

diperlukan serta  mempengaruhi redaman yang akan di hasilkan oleh kabel fiber optik 

tersebut.

3.     Konfigurasi GPON

Konfigurasi GPON tidak terlalu sulit, konfigurasi GPON  biasanya tergantung dari vendor

yang digunakan tetapi jika  terjadi kesalahan konfigurasi dalam pemasangan. Ini akan

berakibat  fatal, karena FTTH merupakan jaringan point to multipoint sehingga  semua

jaringan yang mengarah akan mengalami gangguan.

4.     Proses maintenance

Proses maintenance biasa dilakukan ketika terdapat komplain  dari pelanggan, terjadi putus

kabel, jumlah redaman yang tiba – tiba  meningkat

C.    Pemecahan masalahSesuai dengan hasil yang kami teliti di PT. Telkom,Tbk maka usulan untuk  masalah yang

dihadapi yaitu :

1.     Merancang desain komplek, menghitung jarak yang dibutuhkan,  mengatur redaman agar

tidak terjadi gangguan, dan melakukan  konfigurasi.

2.     Dengan melalukan perhitungan yang matang, seperti mencari jarak  terpendek

menggunakan suatu software dan melakukan survei lapangan  untuk memastikan seluruh

area mendapatkan izin galian.

3.     Orang yang melakukan konfigurasi GPON harus didampingi dengan  orang yang

memahaminya juga, agar jika terjadi kesalahan dapat  diselesaikan dengan mudah.

4.     Melakukan pengecekan rutin agar dapat diketahui apakah ada kabel fiber  yang tertindih,

terlipat atau terputus. Jika terjadi kabel putus atau kabel  tertindih dilakukan pengecekan

dengan device setelah didapat lokasinya,  tim akan langsung menggali dan

menyambungnya kembali.

PENUTUPDemikian laporan hasil Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang telah dibuat penulis dari hasil

kegiatan PSG yang berlangsung ± 3 bulan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman

praktek dan pengumpulan data-data selama prakerin berlangsung. Penulis sadar tentunya

masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat pada laporan ini, terutama disebabkan

karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Semoga laporan ini bermanfaat

bagi para pembaca dan angkatan selanjutnya yang akan melaksanakan Pendidikan Sistem

Ganda (PSG).

A.   Kesimpulan1.   Layanan T.I.M.E. (Telecommunication, Information, Multimedia          dan Edutainment)

pada PT Telkom memerlukan sistem  jaringan      akses fiber optik yang berbasis FTTH

dengan Teknologi GPON.

2.   Secara umum jaringan FTTH dapat dibagi menjadi 4 segmen   

  catuan kabel yaitu Catuan Kabel Feeder, Catuan Kabel Distribusi,

  Catuan Kabel Penanggal/Drop dan Catuan kabel Rumah/Gedung.

3.   Penarikan jaringan baru biasanya dimulai dari ODC sampai ODP                        dan

Komponen yang diperlukan dari ODC sampai ke ODP adalah                          ODC, tiang,

kabel fiber optic dan ODP

4.   Dalam penarikan jaringan baru harus mengerti cara terminasi kabel                    pada

perangkat ODC dan ODP serta instalasi kabel fiber optik.

B.   Saran1.   Saran untuk PT. Telkom STO centrum Banjarmasin

a.       Masing-masing bagian dan divisi mempunyai peranan yang saling        mendukung dan

jangan saling menyalahkan apalagi lepas tangan, maka diperlukan kekompakan dan kerja

sama antar personil dari        masingmasingbagian dan divisi.

b.        Jika kita menghendaki kemajuan perusahaan mulailah dari diri kita        sendiri.

kemajuan perusahaan terletak pada orang yang bekerja      pada perusahaan tersebut.

c.        Kesejahteraan para karyawan dan staff PT.Telekomunikasi,tbk      harus diperhatikan

karena tanpa karyawan dan staff tersebut PT.        Telekomunikasi,tbk juga tidak akan

mungkin menjadi salah satu        perusahaan telekomunikasi terbesar dan terbaik di negeri

ini.         Sebelum menerapkan suatu teknologi yang baru kepada    masyarakat.

d.        Sebelum menerapkan suatu teknologi yang baru kepada      masyarakat, sebaiknya PT.

Telekomunikasi,tbk perlu mempertimbangkan dan mempersiapkan dengan lebih matang      

infrastruktur, serta diperlukannya sosialisasi menyeluruh kepada      masyarakat Karena kita

tau terkadang masyarakat belum siap untuk        menerapkan suatu teknologi yang baru dan

infrastruktur teknologi      itu belum siap 100%.

e.        Hendaknya agar PT.TELKOM menambah teknisi yang ada dan        benarbenar ahli

dan profesional dan pernah mengikuti DIKLAT     dari PT.TELKOM sendiri

2.   Saran bagi pihak sekolah

a.        Sebelum melaksanakan PRAKERIN, siswa hendaknya dibekali        keterampilan dan

pengetahuan yang cukup tentang dunia        pertelekomunikasian.

b.        Hendaknya pembimbing sekolah dapat menjalin hubungan yang    baik dengan

pembimbing laporan agar siswa PSG juga mudah           untuk melakukan konsultasi

c.        Pelajaran yang ada disekolah hendaknya mengikuti perkembangan        yang terjadi

didunia pertelekomunikasian. karena seperti kita tau,        perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi di        dunia perkembangannya sangat pesat sekali.