27
LAPORAN KUNJUNGAN PRAKTIKUM TEKNIK SEPARASI BAHAN PANGAN PT. TIRTA INVESTAMA (AQUA) Disusun oleh Elsa Mauliani 240210120013 Alfredo Matheus 240210120076 Elen Wima Husen 240210120102 Andri Laksono 240210120112 Subhan Aristiadi R 240210110021 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

Laporan Kunjungan Ke PT Tirta Investama Aqua

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Teknik Separasi Bahan Pangan mengenai Separasi Membran

Citation preview

LAPORAN KUNJUNGAN

PRAKTIKUM TEKNIK SEPARASI BAHAN PANGANPT. TIRTA INVESTAMA (AQUA)

Disusun oleh

Elsa Mauliani

240210120013Alfredo Matheus

240210120076

Elen Wima Husen

240210120102

Andri Laksono

240210120112

Subhan Aristiadi R

240210110021

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANDEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGANJATINANGOR

2015

BAB IPENDAHULUAN1.1 Sejarah Berdirinya Aqua

Pendirian merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aqua berawal dari pendirian PT Aqua Golden Mississippi yang didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai Pertamina pada awal tahun 1970-an dan pegawai Petronas pada awal dekade 1980-an.[1] Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.

Ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan di Bangkok, Thailand. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air, karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Atasan Tirto, Ibnu Sutowo juga mengatakan : "Aneh Tirto iki, banyu banjir kok diobokke dalam botol" (Anonim1, 2014). Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai pabrik itu PT Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun. Tirto sempat ragu dengan nama PT Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan target pasarnya, ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang Indonesia. Sebelum bernama Aqua, dahulu bernama Puritas (nama lain dari Pure Artesian Water), yang berlogo daun semanggi. Tetapi, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadi Aqua, karena kata Puritas sulit diucapkan. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46/liter.Pada tahun 1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.

Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua, merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua Secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai dua triliun rupiah pada tahun 1985. Pada tahun 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian, terjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.

Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Grup Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada tahun 1998 juga, AQUA (yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama) melakukan langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini AQUA memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.Pada tahun 2001, DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %, sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas AQUA Group. AQUA menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001. Aqua, yang sejak saat itu sampai sekarang bernaung di PT. Tirta Investama mengembangkan AQUA, seperti perluasan kegiatan produksi Aqua Group ditindaklanjuti melalui peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP (System Application and Products for Data Processing) dan HRIS (Human Resources Information System). Kemudian pada tahun 2005 Danone membantu korban tsunami di Aceh dan pada tanggal 27 September 2005, AQUA memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari Danone. Mizone hadir dengan dua rasa, yaitu orange lime dan passion fruit. Aqua untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk air mineral di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Aqua sebagai produk air mineral yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak, mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas.

Dalam pemasarannya, grup distribusi Aqua memiliki jaringan distribusi air mineral yang terluas di Indonesia, yang mana menembus sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (Anonim2, 2011). Hingga saat ini, AQUA mempunyai beberapa sumber mata air, yaitu:

Brastagi

Lampung (Jabung dan Umbul Cancau)

Mekarsari (Kubang)

Subang (Cipondoh)

Wonosobo (Mangli)

Klaten (Sigedang)

Pandaan

Kebon Candi

Mambal

Menado (Airmadidi)

Kunjungan kami kali ini yaitu mengunjungi sumber mata air AQUA di Subang, tepatnya di Kecamatan Cisalak, Ds. Darmaga, dalam rangka mengikuti kegiatan kunjungan Praktikum Teknik Separasi Bahan Pangan yang membahas subjek Pemisahan Membran. 1.2 TujuanTujuan pelaksanaan kunjungan ke pabrik Aqua Subang ini adalah untuk mengetahui bagaimana aplikasi dari bahasan Pemisahan Membran pada Mata Kuliah Teknik Separasi Bahan Pangan di industry besar yang sesungguhnya, dan untuk melihat sejauh mana proses produksi dan pengolahan air mineral di PT. Tirta Investama Aqua mulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi (finished goods).

BAB II

PEMBAHASAN2.1Kondisi Sumber Mata Air

Aqua Berasal dari sumber mata air terpilih dan terlindung, sehingga menjamin bahwa segala kebaikan alam dari sumbernya tetap terjaga dalam setiap tetesnya. Ini berarti bahwa setiap tetes AQUA memiliki segala kebaikan dan keseimbangan mineral alami. Sumber mata air dipilih setelah melalui proses yang penuh ketelitian dan hati-hati. Setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat selama kurang lebih 1 tahun sebelum akhirnya dapat menjadi mata air AQUA.

Berdasarkan pengamatan pada kunjungan pabrik, sumber mata air yang digunakan teridi dari beberapa rumah sumber, masing-masing sumber memiliki debit air yang berbeda. Contohnya pada rumah sumber 3, suhu air pada rumah sumber 3 yaitu 25,3oC dengan pH 6,53 dan debit sebesar 19,4 L/detik.

Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi standar yang dibuat oleh Good Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus kualitas produk akhir sesuai dengan SNI 01-3553-2006 atau "Codex for Bottle Water".2.2Produk Aqua

Aqua merupakan produk air minum dalam kemasan keluaran PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Aqua pertama kali diproduksi pada tahun 1974 dan diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dari pabrik di Bekasi. Harga per botol adalah Rp.75,-. Selanjutnya pada tahun 1985 dilakukan Pengembangan produk AQUAdalam bentuk kemasan botol PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk AQUA menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi. AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.Produk Aqua sendiri sekarang terdiri dari beberapa kemasan yaitu

Kemasan gelas (cup) 240ml Kemasan botol plastik: 330mL, 600mL dan 1500mL Kemasan botol kaca: 380mL Kemasan galon: 19 ltr.

Gambar 1. Berbagai kemasan Aqua(Sumber: http://id.wikipedia.org)

Kemasan Aqua 240 ml, 330 ml, 600 ml dan 1500 ml, dan 19L terdiri dari bahan dasar yang sama yaitu plastik golongan resin yang berwana putih, HDPE yang tidak berwarna dan Shiny Blue yang berwarna biru. Namun komposisi plastik tiap golongan berbeda bergantung pada kebutuhan. Contohnya pada Aqua kemasan galon, digunakan lebih banyak shiny blue guna memperkuat kemasan sehingga dapat melindungi air mineral Aqua hingga ke tangan konsumen. Selain itu penggunaan shiny blue bertujuan memperikan warna biru pada kemasan yang dapat melindung air dari paparan sinar matahari langsung, karena pada kemasan galon tidak digunakan kemasan sekunder seperti kemasan lainnya yang dapat melindungi dari paparan sinar matahari.2.3 Proses Produksi Aqua Botol2.3.1 Pembuatan KemasanProses pembuatan kemasan botol 600 mL berlanngsung dalam ruangan SPS (Small Packaging Size). Proses pembuatan botol plastik aqua berukuran 600 mL dengan bahan dasar preform dan biji-biji PET resin menggunakan suatu proses yang dikenal dengan Blow Molding. Preform mempunyai bentuk yang hampir sama dengan tabung reaksi kimia dimana memiliki ukuran yang beragam sesuai dengan volume botol yang akan di produksi. Warna dari botol aqua adalah biru dan tutup botolnya berwarna biru tua. Perbedaan warna tersebut disebabkan perbedaan konsentrasi warna yang digunakan.

Blow molding atau blow forming adalah suatu proses pembuatan plastik (termoplastik) yang bentuknya memiliki rongga-rongga pada bagian tengah dari produk. Plastik cair pada proses ini berbentuk pipa kemudian dimasukan kedalam cetakan lalu ditiup hingga menempel pada dinding cetakan. Pada hasil cetakanya, proses ini cenderung memiliki ketebalan dinding yang tidak merata dan umumnya produk berupa silinder. Proses ini terdiri dari pembentukan sebuah tabung (disebut parison) dan memasukkan udara atau gas lain yang menyebabkan tabung tersebut mengembang menjadi berongga, tertiup bebas sesuai cetakan untuk membentuk menjadi produk dengan ukuran dan bentuk tertentu. Proses pembuatan botol plastik aqua berawal dari penuangan preform kedalam oven. Sebelumnya preform di masukan kedalan plastik besar agar dalam penuangan dapat dilakukan secara cepat. Setelah preform masuk kedalam oven, kemudian preform dipanaskan yang bertujuan untuk melembekan tekstur/bentuk dari preform itu sendiri agar dapat mudah dibentuk. Proses berikutnya preform tersebut dipindahkan menuju rel dimana sebelumnya preform tersebut dipindahkan menggunakan jump roller. Setelah preform tersebut tersusun di rel kemudian preform itu menuju gate. Dimana gate itu berfungsi sebagai alat deteksi (detektor) apakah suhu pada preform tersebut layak atau tidak untuk dibuat menjadi botol. Apabila suhu pada preform sudah sesuai untuk di buat menjadi botol maka gate akan terbuka namun jika suhu belum mencapai suhu yang telah ditentukan maka preform secara otomatis di buang dan tidak dapat digunakan lagi. Preform dibuang tersebut tidak didaur ulang untuk digunakan kembali di prusahaan aqua ini. Tetapi preform tersebut akan dijual kepada produsen preform. Dengan kata lain, aqua hanya akan membuat botol yang berasal dari preform yang baru.

Proses berlanjut ke heater dan selanjutnya menuju korp finger dimana korp finger ini berfungsi untuk mengatur atau menyusun preform-preform agar masuk kedalam mold (cetakan). Mold ditutup dan kemudian menuju noching. Noching pun naik dimana sudak terdapat beberapa nozzle yang siap menghembuskan angin bertekanan tinggi yang tekanannya kurang lebih 30 bar. Setelah nozzle masuk kedalam mold dan menghembuskan angin tersebut, maka botol pun jadi, mold pun terbuka dan botol pun berjalan diatas conveyor menuju tahap pengisian atau filling.

2.3.2 Separasi Membran

Teknik separasi membran yang seringkali digunakan pada pemurnian air mineral dalam kemasan ialah reverse osmosis. Dengan menggunakan teknik ini, air tidak dilakukan proses pemanasan untuk membunuh bakteri dan virus. Reverse osmosis (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.

Reverse Osmosis (RO) atau Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah "solute" rendah ke daerah "solute" tinggi melalui sebuah membran semi permeabel. Membran semi permeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran (Inviro, 2011).Jadi reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah "solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap "solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan liquid murni dari sisi satunya.

Membran yang digunakan untuk reverse osmosis memiliki lapisan padat dalam matriks polimer - baik kulit membran asimetris atau lapisan interfasial dipolimerisasi dalam membran tipis-film-komposit - di mana pemisahan terjadi. Dalam kebanyakan kasus, membran ini dirancang untuk memungkinkan air hanya untuk melewati melalui lapisan padat, sementara mencegah bagian dari zat terlarut (seperti ion garam). Proses ini mensyaratkan bahwa tekanan tinggi akan diberikan pada sisi konsentrasi tinggi membran, biasanya 2-17 bar (30-250 psi) untuk air tawar dan payau, dan 40-82 bar (600-1200 psi) untuk air laut, yang memiliki sekitar 27 bar (390 psi) tekanan osmotik alam yang harus diatasi. Proses ini terkenal karena penggunaannya dalam desalinasi (menghilangkan garam dan mineral lainnya dari air laut untuk mendapatkan air tawar), namun sejak awal 1970-an itu juga telah digunakan untuk memurnikan air segar untuk aplikasi (Ilham, 2013).Proses pemurnian air aqua menggunakan 2 ukuran filter. Proses pemurnian di pabrik aqua Subang ini tidak menggunakan filter karbon karena sumber mata air di daerah ini tergolong baik dan tidak terlalu banyak mengandung zat-zat pengotor. Ukuran filter yang digunakan diantaranya :

1.Pre-filter ukuran 5 mikron digunakan untuk memfilter partikel yang ada sampai ukuran 5mikron.

2.Filter ukuran 1 mikron digunakan untuk memfilter partikel yang berukuran sampai dengan 1 mikron (parasit).Masing-masing membran tersebut biasanya dilakukan pencucian menggunakan air produk atau air yang sama untuk dijadikan produk. Pabrik aqua di Subang ini memiliki tiga sumber mata air. Dimana di setiap sumber mata air ini selalu dilakukan pemantauan terhadap kualitas air yang akan digunakan. Parameter yang digunakan dalam menentukan kualitas air aqua adalah aliran air, parameter fisik (pH balance, kebersihan, kejernihan, keseimbangan mineral), parameter kimia (kadar minimal kalsium dan sodium), parameter mikrobiologi (bebas E.coli dan Pseudomonas), lingkungan mata air dan sekitar, stabilitas fisik, stabilitas kimia, kesinambungan mata air dan infrastruktur. Dilakukan pengujian terhadap coliform pada sumber air setiap harinya, pengujian coliform mingguan pada produk akhir, pemeriksaan kimiawi dan fisika menyeluruh setiap bulannya pada produk akhir dan pemeriksaan tahunan untuk logam berat dalam produk akhir. Masing-masing air yang berasal dari sumber mata air, setelah lolos dari pengujian dialirkan menuju pabrik ke ruangan produksi. Dimana pada ruangan tersebut terdapat proses separasi membran untuk memurnikan air menggunakan 2 jenis filter berdasarkan ukurannya. Setelah dilakukan pemurnian, air diberikan pencahayaan berupa sinar Ultra Violet (UV). Pencahayaan tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah bakteri atau koloni yang ada pada air. Setelah itu, air masuk kedalam suatu ruangan yang berisikan ozon dimana pemberian gas ozon tersebut bertujuan sebagai desinfektan. Kemudian air yang telah bebas dari kontaminan tersebut sudah siap untuk di-filling dalam kemasan botol 600 mL. 2.3.3 Filling dan Penutupan

Tahap filling atau pemasukkan air kedalam botol berlangsung dengan cepat dengan bantuan mesin (tidak manual). Mesin filling dilengkapi juga dengan mesin penutupan dan penyegelan tutup botol aqua. Jadi dalam satu ruangan terdapat tahapan filling air ke dalam botol dan sekaligus menutup serta menyegel tutup botol secara otomatis menggunakan mesin. Kemudian botol-botol tersebut akan keluar dari ruangan dan berjalan diatas conveyor menuju tahapan pengemasan akhir.

2.3.4 Pengemasan akhir

Botol-botol aqua yang telah selesai diproduksi kemudian masuk kedalam tahapan pengemasan akhir yaitu dimasukkan kedalam kardus. Perjalanan botol aqua dari tahapan filling dan penutupan kemasan hingga pengemasan akhir, terdapat botol yang keluar dari conveyor sehingga tidak meneruskan kedalam tahapan pengemasan akhir. Hal tersebut disebabkan karena botol aqua tersebut tidak memenuhi standar kualitas. Jadi sepanjang lintasan tersebut, terdapat pengecekan otomatis terhadap masing-masing botol aqua. Sedangkan botol-botol aqua yang lolos dari pengecekan akan dimasukkan kedalam kardus secara manual oleh pekerja.2.4Proses Produksi Aqua Galon

Air dalam pengisian aqua galon yang diambil dari sumber pertama dilakukan pengaliran menuju penampungan 19000 L. Sebelum didistribusikan dilakukan filtrasi membran 25 mikron. Lalu dialirkan ke dalam Home Office Delivery (HOD) untuk mengisikan ke dalam galon. Water treatment dalam HOD sama dengan di tempat Small Packaging Size (SPS) untuk pengemasan produk 600 mL. Air yang berasal dari penampungan dilakukan filtrasi membran 5 mikron yang dilanjutkan difiltrasi dengan membran 1 mikron. Filtrasi membran ini bertujuan untuk menghambat zat-zat pengotor yang lebih besar ukurannya dari 1 mikron. Setelah difiltrasi dilewatkan pada sinar UV dan ozonisasi hal ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri atau desinfektan. Penggunaan sinar UV dan ozonisasi sangat efektif dalam proses desinfeksi karena tidak membutuhkan reagen-reagen kimia yang akan teresidu di dalam produk. Air yang sudah dilakukan perlakuan (water treatment) dapat langsung diisikan ke dalam kemasan baik small packaging maupun galon.

Galon aqua merupakan jenis plastik nomor 7 atau other menurut The Society of Plastic Industry pada Tahun 1998 di Amerika Serikat dan kemudian diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti International Organization for Standarization (ISO). Tujuan pemberian kode ini adalah untuk memudahkan konsumen mengenali keamanan dan bahaya kemasan plastik. Kode ini biasanya di cetak di bawah kemasan plastik berupa angka (dan huruf) dalam lingkaran segitiga (logo daur ulang), yang biasanya tercantum di bagian bawah kemasan.Plastik galon aqua berasal dari polycarbonate (PC) yang aman digunakan pada makananan (food grade). PC memiliki sifat yang keras, jernih, dan tahan panas. Galon kosong yang dibawa oleh truk kosong sebelum dimasukkan ke dalam conveyer, dilakukan tes uji kelayakan pertama oleh petugas logistik penerimaan. Galon yang terindikasi tercium bau solar, tidak akan diterima dan diisi ulang kembali dan semua dikembalikan ke reseller semua satu truk. Hal ini untuk mempertahankan mutu air kemasan galon aqua. Sedangkan galon yang tidak terindikasi bau solar, dimasukkan ke dalam conveyer, dilakukan pengecekan fisik meliputi bau dicium dengan jarak 10-15 cm, memeriksa bagian kotoran lumpur maupun lumut, cacat, dan kondisi label. Setiap galon yang tidak lolos sortir, dipisahkan dan ditandai dengan kapur untuk penanganan apakah perlu dibersihkan, pelabelan baru, atau dilakukan pembelahan galon untuk galon yang sudah tidak layak pakai. Pengecekan dilakukan secara bergilir setiap 30 menit sekali rolling petugas pengecek. Hal ini dilakukan untuk mencegah kejenuhan petugas dalam menyortir galon aqua kosong.

Selanjutnya Galon yang sudah di sortir masuk ke dalam mesin Washer. Galon dilakukan pencucian dengan otomatis dengan mesin pertama dibasahi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk melarutkan kotoran sehingga lebih mudah dalam pembersihan. Kemudian dilakukan pencucian dengan detergen dengan tekanan yang harus 3 bar dengan suhu antara 55-60 oC. Detergen yang digunakan adalah jenis food grade. Selain melarutkan kotoran, detergen digunakan untuk menghilangkan expired date dari galon. Conveyer dilanjutkan menuju tempat desinfektan dengan menggunakan desinfektan yang food grade pada konsentrasi tertentu. Tahap selanjutnya dilakukan pembilasan dengan tekanan 1,1 bar dan soft water. Terakhir dilakukan pembilasan akhir dengan air produk.

Galon yang sudah dicuci, dimasukkan ke dalam ruanga filler air produk. Ruangan filler sangat dijaga sanitasi terlihat dari petugas pengontrol filler air harus menggunakan pakaian standar untuk mencegah kontaminasi. Ruangan harus dijaga sejuk dengan RH 42% dan suhu 24,8 oC. Semua pemasukkan air produk dilakukan secara otomatis dan aseptis. Pengisian satu galon aqua hanya memerlukan waktu 10 detik sebanyak 19 L air. Setelah pengisian, dilakukan penutupan galon aseptis dengan mesin dan pencetakan kode produksi serta tanggal kadaluarsa, dilanjutkan keluar menuju ruang pengecekan terakhir.2.5Proses Sanitasi dan Penanganan Limbah Industri

2.5.1Proses Sanitasi

Sanitasi lingkungan pabrik beserta isinya akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dan kelangsungan perusahaan. Sanitasi berhubungan dengan kelangsungan proses produksi dan kualitas produk. Sanitasi meliputi lingkungan pabrik, ruangan pengolahan, bahan baku yang digunakan, karyawan yang bekerja dan limbah yang dihasilkan. Sanitasi diperlukan untuk melindungi produk supaya kualitas produk dapat terjaga dengan baik dan stabil. Hal yang sangat diperhatikan PT. Tirta Investama dalam sanitasi adalah sanitasi pekerja, sanitasi peralatan, sanitasi ruangan produksi,dan paling penting adalah sanitasi bahan baku air bersih seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.1. Sanitasi PekerjaProduk erat sekali hubngannya dengan para pekerja, baik burk suatu tergantung dari para pekerja itu sendiri. Untuk itu perlu adanya sanitasi pekerja agar produk yang sudah maupun yang belum jadi tidak mudah terkontaminasi. Adapun tindakan-tindakan yang diambil perusahaan dalam mencegah kontaminasi itu sendiri diantaranya adalah :

Harus membersihkan tubuh sebelum dan sesudah bekerja minimal mencuci tangan dan kaki dengan air mengalir.

Menggunakan sepatu tertutup pada saat di ruang produksi.

Menggunakan pakaian khusus (suit) yang sangat tertutup dan kedap udara untuk karyawan diruang-ruang tertentu.

Karyawan ikut bertanggungjawab terhadap kelancaran proses produksi dengan bekerja sesuai bidang pekerjaannya.

Ikut menjaga kebersihan tempat dan lingkungan pabrik.

Menggunakan peralatan sesuai fungsinya.

2. Sanitasi Peralatan

Sanitasi peralatan diperlukan untuk menjaga kebersihan peralatan. Hal ini dilakukan dengan cara membersihkan semua peralatan setelah proses produksi berlangsung. PT. Investama memiliki jadwal tersendiri untuk proses sanitasi pada setiap alat yang digunakan sehingga setiap alat memiliki cara, bahan, dan waktu sanitasi yang berbeda-beda.

Sanitizer dan zat pembersih yang digunakan untuk membersihkan alat dapat dipastikan tidak akan membahayakan atau mengkontaminasi produk yang dihasilkan. Namun sayangnya pada kunjungan tersebut, pemandu tidak menyebutkan apa-apa saja senyawa kimia yang digunakan untuk sanitasi dan kebersihan pada setiap alatnya karena alat-alat yang digunakan sangat banyak.3. Sanitasi ruangan

Selain sanitasi terhadap karyawan dan peralatan kebersihan lingkungan kerja juga menjadi perhatian utama. Kebersihan tempat kerja akan meminimalkan kontaminan yang dapat merusak produk. Kebersihan tempat pengolahan dan lingkungan sekitar pabrik di jaga dengan pembersihan secara teratur serta pembuangan limbah sesuai tempatnya.

Ruang produksi air mineral jarang terdapat kotoran-kotoran yang sekiranya dapat mengkontaminasi produk. Hal ini terjadi karena tidak ada bahan bahan berlemak atau berminyak yang digunakan ketika proses produksi. Selain itu limbah kemasan juga kering sehingga jarang mengotori ruang-ruang produksi. Namun hal ini tidak menjadi alasan bagi PT. Tirta Investama untuk tidak melakukan pembersihan ruangan secara terjadwal.

2.5.2Pengolahan Limbah

Dalam proses pengolahan air mineral di PT. Tirta Investama, terdapat 2 jenis limbah yang dihasilkan. Limbah-limbah tersebut adalah air kotor hasil filtrasi dan limbah kemasan.

Limbah hasil filtrasi air mineral (air buangan) akan dialirkan menuju rumah pengolahan limbah yang dimiliki PT. Tirta Investama. Di rumah pengolahan limbah cair tersebut limbah diolah dan diukur COD, BOD, dan DO nya sebelum dibuang ke lingkungan. Pengolahan limbah cair yang dilakukan PT. Tirta Investama tentunya memenuhi standar Internasional pembuangan limbah cair sehingga sangat aman bagi lingkungan.

Sementara untuk limbah kemasan (kemasan reject dan galon reject) akan dihancurkan dan diolah kembali menjadi biji plastik yang nantinya akan digunakan lagi untuk pembuatan kemasan. Sehingga PT. Tirta Investama menerapkan sistem recycle untuk pengolahan limbah kemasan sehingga mengurangi dampak pembuangan limbah plastik pada lingkungan.

Pengecekan terakhir dengan petugas cek dilakukan secara visual galon. Pengecekan dilakukan manual dengan melewatkan galon disinari sinar. Pengecekan terutama dilihat dari headspace galon yang diproduksi. Volume dari setiap galon ada yang berbeda-beda terlihat dari ketinggian headspace dari galon yang baru keluar dari ruangan filler. Mutu dari galon terdiri dari mutu A paling baik, B masih dapat diterima, sedangkan C tidak sesuai standar yang perlu dilakukan produksi ulang. Galon yang sudah lolos uji diteruskan dengan conveyer menuju truk pengangkut di terminal loading.

BAB III

KESIMPULAN

PT. Tirta Investama Subang memiliki beberapa sumber mata air sebagai pasokan bahan dasar pembuatan produk air mineral AQUA. Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi standar yang dibuat oleh Good Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus kualitas produk akhir sesuai dengan SNI 01-3553-2006 atau "Codex for Bottle Water"Produk yang dihasilkan di PT. Tirta Investama Subang terdiri dari AQUA dengan kemasan botol 600 ml dan AQUA galon 19 L. Sehingga proses produksi dilakukan secara berbeda pada keduanya. Sementara prinsip pengolahan dari air mineral AQUA sendiri ditekankan pada filtrasi membran dengan beberapa tahap penyaringan yang setiap tahapnya memiliki ukuran membran yang berbeda-beda.

Hal yang sangat diperhatikan PT. Tirta Investama dalam masalah sanitasi adalah sanitasi pekerja, sanitasi peralatan, sanitasi ruangan produksi dan paling penting adalah sanitasi bahan baku air bersih (mata air). Sementar untuk pengolahan limbah cair diolah terlebih dahulu di dalam rumah pengolahan limbah sebelum dibuang dan daur ulang untuk limbah kemasannya.DAFTAR PUSTAKAAnonim1. 2014. Aqua (Air Mineral). Available at http://id.wikipedia.org (di akses tanggal 14 Juni 2015)

Anonim2. 2011. Company Profile PT. Danone AQUA. Availble at https://aquaairmineral.wordpress.com (di akses tanggal 14 Juni 2015)

Ilham. 2013. Membran Filtrasi Reverse Osmosis. Available at : http://ielhaaaam. blogspot.com (Diakses pada 13 Juni 2015).

Inviro. 2011. Reverse Osmosis. Available at : http://inviro.co.id (Diakses pada 13 Juni 2015).