41
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO) TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG Ade Pramono (07 175 082) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya motor induksi digunakan sebagai motor penggerak beban pada berbagai industri. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki kontruksi yang aman untuk digunakan dalam keperluan perindustrian. Seperti halnya perindusrian, PT. PERTAMINA (Persero) juga menggunakan motor induksi sebagai pemompa minyak. 1.2 Tujuan Kerja Praktek Ada pun tujuan dari kerja praktek ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang elektro khususnya aplikasi motor induksi di bidang industri 2. Mengetahui cara kerja induksi rotor sangkar sebagai pemompa BBM 3. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja yang berhubungan dengan bidang elektro 1.3 Batasan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam laporan kerja praktek ini dibatasi pada prinsip dan penggunaan motor induksi dengan rotor sangkar sebagai alat pemompa BBM di PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM TELUK KABUNG 1.4 Metoda Penulisan Metodologi yang dilakukan dalam kerja praktek dan penulisan laporan kerja praktek ini adalah : a. Studi Literatur Yaitu dengan melakukan studi dari buku-buku ataupun instruksi manual yang berkaitan dengan topik yang dibahas b. Tinjauan Lapangan

Laporan KP Ade Pramono

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada umumnya motor induksi digunakan sebagai motor penggerak beban pada

berbagai industri. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki kontruksi

yang aman untuk digunakan dalam keperluan perindustrian. Seperti halnya

perindusrian, PT. PERTAMINA (Persero) juga menggunakan motor induksi

sebagai pemompa minyak.

1.2 Tujuan Kerja Praktek Ada pun tujuan dari kerja praktek ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang elektro khususnya

aplikasi motor induksi di bidang industri

2. Mengetahui cara kerja induksi rotor sangkar sebagai pemompa BBM

3. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja yang

berhubungan dengan bidang elektro

1.3 Batasan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam laporan kerja praktek ini dibatasi pada prinsip

dan penggunaan motor induksi dengan rotor sangkar sebagai alat pemompa BBM

di PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM TELUK KABUNG

1.4 Metoda Penulisan Metodologi yang dilakukan dalam kerja praktek dan penulisan laporan kerja

praktek ini adalah :

a. Studi Literatur

Yaitu dengan melakukan studi dari buku-buku ataupun instruksi manual

yang berkaitan dengan topik yang dibahas

b. Tinjauan Lapangan

Page 2: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 2

Melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diamati serta

peralatan-peralatan lain

c. Diskusi dengan Pembimbing Lapangan, karyawan, serta petugas di

lapangan

d. Pembahasan

e. Menyimpulkan Hasil Pembahasan

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah :

BAB I : Pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan, batasan

masalah, metoda kerja praktek, dan sistematika penulisan

BAB II : Tinjauan Umum PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM Teluk

Kabung Padang yang berisikan profil perusahaan

BAB III : Tinjauan Pustaka yang berisikan sistem kelistrikan PT.

PERTAMINA (Persero) Terminal BBM Teluk Kabung

BAB IV : Tinjauan Pustaka yang berisikan tentang motor induksi dengan rotor

sangkar

BAB V : Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran

Page 3: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 3

BAB II

Profil PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM Teluk Kabung

2.1 Sejarah Pertamina Pada tahun 1945, Jepang, dengan disaksikan pihak sekutu, menyerahkan tambang

minyak Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini adalah bekas

daerah konsesi BBM sebelum perang dunia kedua. Pada masa revolusi fisik, tambang

minyak ini hancur total. Lapangan-lapangan minyak di daerah lain di Indonesia dapat

dikuasai kembali oleh Belanda dan pihak asing berdasarkan konsesi, namun lapangan

minyak di Sumatera Utara dan Aceh dapat dipertahankan bangsa Indonesia. Oleh

sebab itu didirikan perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI) pada

bulan Januari 1951 di Sumatera Utara. Lima bulan setelah didirikan, pimpinannya

Nirwojudo, S.H..

Semenjak kedaulatan Republik Indonesia diakui pada September 1949, hingga

akhir 1953 Pemerintah masih ragu apakah mengembalikan Tambang Minyak

Sumatera Utara kepada BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan “koordinator” untuk

pertambangan oleh Menteri Perekonomian pada tahun 1954 belum membawa

perbaikan. Pada tahun yang sama, karyawan setempat mengganti PTMRI menjadi

Tambang Minyak Sumatera Utara (TMSU). Pada tanggal 24 Oktober 1956,

Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 1956, untuk tidak

menyerahkan tambang minyak itu kepada SHELL. Dalam usaha menyelamatkan

tempat itu, maka dikeluarkan Peraturan Kekuasaan Militer (PUSAT) No. Prt/PM/107

tanggal 15 Oktober 1957 dan disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman

RI No. J.A5/32/11 tanggal 3 April 1958. Dengan dikeluarkan peraturan tersebut,

maka Pemerintah RI membatalkan kepemilikan dan kosesi SHELL dan

menghibahkannya kepada perusahaan nasional, sehingga seluruh pengelolaan

diberikan kepada Angkatan Darat. Oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada waktu

itu Jendral A.H Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk

Page 4: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 4

perusahaan minyak yang berstatus Perseroan Terbatas, yaitu PT. Eksploitasi

Tambang Minyak Sumatera Utara (PT. ETMSU). Sebagai kuat pelaksana, Ibnu

Sutowo.

Pada tanggal 10 Desember 1957 atas nama KASAD A.H Nasution, selaku

pengusa perang, nama PT. EMTSU dirubah menjadi PT. Perusahaan Minyak

Nasional (PERMINA), dengan Kol. Dr. Ibnu Sutow sebagai Presiden Direktur.

Tanggal 10 Desember 1957 itulah ditetapkan sebagai hari jadi PERTAMINA.

Pada tahun 1959, Indonesia menggunakan kembali UUD 1945. Oleh sebab itu

sesuai pasal 33 ayat 1 “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat” maka hak

untuk mengelola industri perminyakan jatuh ke tangan pemerintah, maka dikeluarkan

UU No. 44 tahun 1960. Kemudian dikeluarkan PP No. 3/1961 untuk mendirikan PN.

PERTAMIN, PP No. 198/1961 menjadi PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA, PP

No. 199/1961 mendirikan PT. PERMIGAN.

Untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas lebih tinggi dari apa yang telah

dicapai oleh masing-masing perusahaan, pada bulan Agustus 1968, pemerintah

mengintegrasikan PN. PERMINA dan PN. PERTAMIN menjadi satu perusahaan

berdasarkan PP No 27/1968, dan diberi nama Perusahaan Negara Pertambangan

Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN. PERTAMINA), mulai saat itu PN.

PERTAMINA merupakan satu-satunya perusahaan nasional Indonesia yang diberi

wewenang untuk mengelola semua bentuk kegiatan di bidang industri minyak dan

gas bumi.

Susunan PN. PERTAMINA saat itu, adalah :

Dr Ibnu Sutowo sebagai Direktur Utama

Ir. Trisulo sebagai Direktur Eksploitasi, Produksi, dan Pengolahan

Ir. Soedarno Matosewojo sebagai Direktur Muda Pengolahan

Page 5: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 5

Ir. Sudino sebagai Direktur Eksplorasi dan Produksi

J.M. Joenoes sebagai Direktur Pembekalan Dalam Negeri

Drs. Joedo Sumbono sebagai Direktur Keuangan

Mayor S.M. Geudong sebagai Direktur Muda ADM. Keuangan

Dengan dikeluarkannya UU No.8/1971 PN. PERTAMINA diubah menjadi

Perusahaan Tambang Minyak dan Gas Bumi Negara yang disingkat PERTAMINA.

Selama ini, pengelolaan minyak dan gas diserahkan kepada (BUMN) Pertamina

yang dibentuk berdasarkan UU No. 27/1968. Selanjutnya melalui UU No.8/1971,

Pemerintah menyerahkan kuasa pertambangan kepada Pertamina untuk mengelola

minyak dan gas bumi nasional secara penuh. Tapi selama lebih dari 30 tahun,

Pertamina dapat dikatakan belum berhasil mengembangkan kemampuan operasional,

termasuk dalam pengembangan kapabilitas investasi dan teknologi. Persentase

produksi minyak dari ladang yang dikelola Pertamina selalu rendah, tidak pernah

lebih dari 10% dari total produksi minyak nasional. Angka itu terus menurun. Oleh

sebab itu, sekitar tahun 1998 muncul gagasan menata ulang migas nasional. Konon,

gagasan ini didasari kenyataan bahwa Pertamina tidak efisien mengelola migas

nasional, karena bersifat monopoli. Digulirlah liberalisasi untuk mengakhiri era

monopoli Pertamina. Lahirlah UU No. 22/2001 tentang migas pada 23 Oktober 2001,

menggantikan UU No. 8/1971. Berawal dari semua itu, maka Pertamina berubah

status dan berganti nama menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO).

Tugas Pertamina :

• Melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil

yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dan negara

Page 6: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 6

• Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi

untuk dalam negeri yang pelaksanaaannya diatur dengan peraturan

pemerintah

2.2 Bisnis Pertamina

2.2.1 Upstream Activities (aktifitas hulu) Aktifitas hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan geotermal.

Tujuan aktifitas eksplorasi adalah untuk menemukan cadangan minyak dan gas baru

sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksi. Usaha ini dimaksudkan untuk

memelihara kesinambungan produksi. Eksplorasi dan Aktifitas Produksi dilakukan

melalui pengaturan operasi bersama dan operasi sendiri.

Format Persekutuan Bisnis adalah JOB-EOR (Joint Operating Body for

Producting Sharing Contract), TAC (Technical Assistant Contract), Consortium

Cooperating System, IP (Indonesia Participation), PPI (Pertamina Participation

Interest), dan pinjaman proyek. Sedangkan untuk sektor geotermal, persekutuan

bisnis adalah JOC (Joint Operating Contract).

Pertamina hulu mempunyai 64 kontrak pengaturan operasi bersama minyak

dan gas. Mereka terdiri dari 6 persekutuan di bawah sistem kontrak JOB-EOR, 12

persekutuan di bawak kontrak JOB-TAC, 34 persekutuan di bawak kontrak TAC, 1

persekutuan di bawah kontrak Consortium Cooperating System, 3 pinjaman proyek,

dan 8 di bawah sistem kontrak IP/PPI. Sementara itu ada 8 JOC untuk penggunaan

geotermal.

2.2.1.1 Upstream Operating Area Perusahaan mempunyai blok yang dioperasikan sendiri, mencakup tujuh area minyak

dan gas, selain itu terdapat juga tiga area produksi geotermal :

• Daerah Operasi Hulu NAD & Sumatera Bagian Utara

• Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat

• Daerah Operasi Hulu Kalimantan Sangatta

Page 7: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 7

• Daerah Operasi Bunyu

• Daerah Operasi Hulu Sumatera Bagian Tengah

• Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Timur

• Area Operasi Sangatta

• Daerah Operasi Hulu Sumatera Bagian Selatan

• Area Geotermal Lahendong

• Area Geotermal Sibayak

• Area Geotermal Kamojang

2.2.1.2 Networking • JOB/PSC Pertamina – Medco Madura PTY, Ltd.

• JOB/PSC Pertamina – Medco Simenggaris. Pty, Ltd

• JOB/PSC Pertamina – Exspan Tomori Sulawesi, Ltd

• JOB/PSC Pertamina – YPF Jambi Merang

• JOB Pertamina – Irian Jaya Gas & Oil Co, Ltd

• JOB/PSC Pertamina – Lasmo (Malagot), Ltd

• JOB Pertamina – Golden Spike Indonesia, Ltd

• JOB Pertamina – Golden Spike South Sumatera, Ltd

• JOB Pertamina – Mobil Langsa. Inc

• JOB/PSC Pertamina – Talisman (Ogan Komering), Ltd

2.2.2 Downsteram Actifities (Aktifitas hilir) Perusahaan diikutsertakan dalam penyulingan minyak dan gas, manajemen distribusi

dan pemasaran produk yang telah disuling. Sasaran utama dan aktifitasnya adalah

untuk memenuhi permintaan bahan bakar pasar domestik, juga permintaan petrokimia

dan produk non bahan bakar di pasar internasional dan domestik.

2.2.2.1 Processing Unit • Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara

• Unit Pengolahan II Dumai / Sei Pakning

• Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan

Page 8: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 8

• Unit Pengolahan IV Cilacap

• Unit Pengolahan V Balikpapan

• Unit Pengolahan VI Balongan

• Unit Pengolahan VII Sorong

Pada umumnya produksi pertamina terdiri dari :

1. Bahan Bakar

• Bensin (Motor Gasoline)

Permium adalah suatu jenis minyak pembakaran dari hasil

penyulingan berwarna kuning dan bening

• Minyak Tanah (Kerosene)

Minyak tanah adalah suatu minyak bakar dari hasil penyulingan

berwarna bening. Pemakaian minyak tanah umumnya adalah

sebagai bahan bakar dalam rumah tangga

• Solar

• Solar Industri

• Marine Fuel Oil

2. Bahan Bakar Special (khusus)

• Aviation Gasoline (Avgas)

Avgas adalah bahan bakar yang berasal dari pecahan minyak tanah

yang dirancang untuk bahan bakar angkutan udara pada pesawat

yang menggunakan mesin bahan bakar internal (Internal of

Combustion Engine), piston mesin atau penukaran mesin dengan

percikan

• Aviation Turbine Fuel (Avtur)

Avtur adalah bahan bakar dari pecahan minyak tanah yang

dirancang untuk bahan bakar angkutan udara pada pesawat yang

mempunyai mesin turbin atau mesin bakar luar

• Bio Solar

Page 9: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 9

Sekarang Pertamina bergerak di bidang energi terbarukan jenis

yang lain, yaitu biofuel. Salah satu biofuel yang digarap Pertamina

adalah biodiesel, yaitu bahan bakar diesel yang terbuat dari unsur

hayati-nabati non-fosil.

• Pertamax

Pertamax merupakan bahan bakar ramah lingkungan (unleaded)

beroktan tinggi hasil penyempurnaan produk Pertamina

• Pertamax Plus

Merupakan bahan bakar superior Pertamina dengan kandungan

energi tinggi dan ramah lingkungan, diproduksi dengan

menggunakan bahan baku pilihan berkualitas tinggi sebagai hasil

penyempurnaan formula terhadap produk Pertamina sebelumnya

• Pertamina Dex

Merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah

memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2,

memiliki angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas

(HSD mempunyai cetane number 45), memiliki kualitas tinggi

dengan kandungan sulfur dibawah 300 ppm, direkomendasikan

untuk mesin diesel terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga

pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta

menghasilkan tenaga yang lebih besar

3. Petrokimia

• Polytam

Pabrik Pertamina Polypropylene menghasilkan tiga polytam:

a. Polytam Film ; digunakan sebagai material untuk tas

plastik makanan, sayur mayur, buah-buahan, dan kantong

serbaguna untuk berbagai kebutuhan

b. Polytam benang ; digunakan sebagai material untuk

kantong plastik, tali plastik, jerami, dan serabut tali rafia

Page 10: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 10

c. Polytam Suntikan ; dugunakan sebagai meterial untuk

membuat barang-barang plastik, kebutuhan rumah tangga

• Purified Terephthalic Acid

PTA adalah suatu bubuk atau kristal putih yang tidak dapat

dilarutkan air, clorofoam, ether, dan asam acetate, tetapi larut

dalam alkohol dan alkali

a. PTA digunakan sebagai bahan baku utama untuk serabut

poliester untuk industri tekstil

b. PTA diproses seperti kepingan poliester yang digunakan

sebagai bahan baku untuk :

1) Poliester Serabut : untuk industri tekstil dan lain-

lain

2) Poliester Filamen : untuk benang poliester

3) Botol PET (Polyethilene Terepthalate)

4) PET Film

• Paraxylene

Adalah suatu hidrokarbon campuran yang berbau harum, dimana

diproduksi dari proses aromatication minyak nafta padat pada

suatu unit platform dan kemudian dipisahkan untuk menghasilkan

Benzen dengan penyaringan dan dengan penyerapan paraxylene

• Benzene

Benzen adalah titik awal untuk banyak turunan yang diperlukan

dalam produksi suatu barang keperluan hidup sehari-hari. Benzen

juga untuk memproduksi Ethilene, yang mana digunakan untuk

menghasilkan styrene, yang dibuat dari karet sintetis. Ini juga

untuk menghasilkan ciclohexane, yang mana digunakan untuk

memproduksi nilon. Komoditas bahan kimia yang dikenal seperti

polystyrene dan nilon sudah digunakan untuk pembuatan barang

Page 11: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 11

sehari-hari yang mencakup cat, pakaian, penutup kompter, dan

pembungkus

• Propylene

Adalah suatu campuran hidrokarbon yang merupakan bentuk gas

pada suhu dan tekanan normal. Oleh karena itu untuk membuatnya

lebih mudah dalam penyimpanan dan penanganannya, suatu

tekanan spesifik harus diberikan perubahan dalam bentuk cair.

4. Non Bahan Bakar

• Aspal ( Asphalt)

Minyak aspal adalah salah satu dari produk terbaik sebagai suatu

campuran asphaltic dengan kondisi semisolid, warna hitam

kecoklatan dan tidak memiliki karakteristik metalik, yang

dihancurkan CS2 ( Karbon Disulphide), memiliki suatu karakter

tahan air dan mudah lengket. Pertamina menghasilkan aspal dalam

dua tingkatan , yaitu Asphalt Penetration 60/70, Asphalt

Penetration 80/100

• Lube Base oil

Minyak pelumas dasar digunakan sebagai material untuk

memproduksi minyak pelumas. Material ini ditambahkan dan

dicampur dengan zat adiktif untuk minyak pelumas seperti

“Mesran” dan merek lainnya yang dapat ditemukan di pasaran

• Solven

Pertamina menghasilkan sepuluh jenis bahan pelarut, lima

diatntaranya :

1) Low Aromatic White Spirit (LAWS), yang digunakan

sebagai bahan pengencer cat dan vernis, suatu bahan

pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil, dan bahan

pelarut pencuci pakaian

Page 12: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 12

2) Special Boiling Point (SBP-XX), digunakan sebagai lem

dan bahan pelarut karet, bahan pelarut industri (cat dan

bahan pengencer, tinta, dan industri obat-obatan), industri

kosmetik

3) Minyak Gas Khusus, digunakan pada industri obat-obatan,

yang utama dalam pembuatan pil Kina. Sebagai bahan

pelarut dalam proses penyaringan kulit Kina

4) Minasol-M, digunakan pada industri cat, bahan pengencer,

vernis, industri tinta, industri karet, dan lem, juga di dalam

industri obat-obatan

5) Pertasol Cadan CB, Pertasol CA digunakan sebagai bahan

pengencer vernis, tinta, komponen dalam proses pembuatan

karet pada industri ban, dan bahan adhesive seperti lem,

industri farmasi (kosmetik). Pertasol CB digunakan bahan

pengencer cat, vernis, tinta, pencuci pakaian, bahan pelarut

untuk cetakan pada tekstil

• Green Coke

Kokas hijau yang diproduksi di unit pengolaan II Dumai, adalah

berasal dari pemanfaatan unsur karbon padat, dimana mampu

diubah dari residu kasar menjadi kokas hijau

• Calcined Coke

Kokas kapur digunakan sebagai suatu anoda (listrik) di dalam

pabrik peleburan aluminium, grafit, dan lain-lain

• Parrafin Wax

Diproduksi oleh unit pengolahan Pertamina Balikpapan

diklasifikasikan berdasarkan kualitas yang berhubungan dengan

titik lebur, warna, dan ini minyak.

Penggunaan untuk :

1) Hard Scale White Wax and Fully Refined White Wax

Page 13: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 13

a. Lilin dan lilin penghias

b. Juga digunakan pada industri kecil seperti:

o Kertas pembungkus

o Bahan baku untuk semir sepatu, semir, dan

lain-lain

2) Lilin batik : untuk produsen batik

3) Match wax : untuk membuat korek api

• Slack wax

Slack wax adalah suatu campuran minyak dan wax (lilin),

diperoleh dari minyak pelumas. Slackwax adalah hasil dari wax

(lilin) kasar dengan pendinginan dan penyulingan bahan pelarut

filter pressing wax. Ini mencukupi sebagai bahan baku dan lebih

lanjut disuling dan dicampur untuk menciptakan produk lilin

minyak tanah yang memiliki nilai tambah. Slackwax diproduksi

oleh unit pengolahan Pertamina Cilacap

• Heavy Aromate

• Sulphur

Di alam, material tersebut dapat ditemukan di area gunung api dan

dapat digali dengan penggunaan proses Frasch. Disampin itu,

belerang juga dapat diperoleh dari residu industri tambang,

termasuk pemurnian/proses pengolahan gas dan minyak tanah

Belerang digunakan untuk :

1) Industri ban dan barang-barang karet

2) Pupuk, berkenaan dengan industri farmasi dan industri

rayon

3) Kertas, pulp, aki, deterjen, dan industri gula

4) Juga sebagai bahan utama untuk asam sulfat, aluminium

sulfat, dan ammonium sulfat

Page 14: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 14

5. Gas

• Liquid Petroleum Gas

LPG adalah cahaya produk berupa gas yang mana dihasilkan dari

penyulingan produk minyak tanah atau juga dihasilkan dari

pemadatan gas alam di dalam unit pengolahan sebagai bahan bakar

untuk rumah tangga dan industri.

Di kawasan industri, LPG digunakan sebagai pengganti freon,

aerosol, bahan pendingin, kosmetik, dan juga digunakan sebagai

bahan baku produk khusus.

• BBG

Bahan Bakar Gas (BBG) adalah gas bumi yang telah dimurnikan,

aman, bersih, andal, dan murah. Dipakai sebagai bahan bakr

kendaraan bermotor. Komposisi BBG sebagian besar terdiri dari

gas metana dan etana lebih kurang 90% dan selebihnya adalah

propana, buthana, nitrogen, dan karbondioksida. BBG lebih ringan

dari udara dengan berat jenis sekitar 0,6036 dan mempunyai nilai

oktan 120.

• Musicool

Musicool bahan pendingin hidrokarbon.

Ketika kebutuhan mendesak untuk mengurangi pemanasan global

dan konsumsi energi, Pertamina telah proaktif dalam

mengembangkan produk yang menyingkirkan kerusakan CFC

pada lapisan ozon.

Pertamina musicool adalah bahan pendingin hidrokarbon dan

dikembangkan dari riset intensif dan dikembangkan sejak 1996

bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung dan Swisscontact.

Musicool adalah suatu “penyelamat lingkungan” organik, tidak

beracun, dan memiliki potensi rendah untuk mempengaruhi

pemanasan global.

Page 15: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 15

6. Produk lainnya

• Minyak pelumas

2.3 Bisnis lainnya Pertamina memiliki 13 anak perusahaan dan 16 usaha patungan yang

beroperasi dalam berbagai industri seperti hotel, ke hulu dan ke arah muara bisnis

pendukung (jasa) pengiriman, perusahaan penerbangan, galangan kapal, pelayanan

pemasaran, rumah sakit, jasa pengeboran minyak, layanan manajemen, pemborong,

penyalur, asuransi, pabrikasi, manufakturing, dan yang lainnya.

Cabang dan usaha patungan portofolio investasi, dimana semua itu diharapkan

untuk meningkatkan nilai perusahaan, baik itu dalam bentuk dividen maupun

dukungan mereka untuk aktifitas Pertamina.

2.3.1 Anak Perusahaan 1. PT. Elnusa, Tbk

2. PT. Patra jasa

3. PT. Pelita Air Service

4. PT. Pertamina Tongkang

5. PT. Pertamina Bina Medika

6. PT. Patra Niaga

7. PT. Patra Dok Dumai

8. Pertamina Energy Trading Ltd

9. PT. Usayana

10. PT. Pertamina Dana Ventura

11. PT. Pertahulu Energi

12. PT. Pertamina Training & Consulting

13. PT. Tugu Pratama Indonesia

14. PT. Pertajaya Lubrindo

15. PT. Pertamina EP

Page 16: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 16

2.4. Visi, Misi, dan Nilai Perjalanan restrukturisasi semenjak 1994 telah menghasilkan beberapa

milestone dan yang terakhir adalah Tumbuh dan Berkembang Menuju Pertamina baru

di tahun 2010. Konsep Pertamina baru tersebut lahir dari seluruh jajaran Direksi pada

bulan Mei 2000 yang lalu telah menghasilkan Scenario planning Pertamina dimana

Pertamina memilih untuk Tumbuh dan Berkembang ditengan situasi dan kondisi yang

mendorong baik internal maupun eksternal. Untuk itu maka setiap langkah, daya dan

upaya restrukturisasi yang dilakukan harus membantu mewujudkan visi, misi, dan

tata nilai Pertamina baru yang dicita-citakan yang telah disahkan oleh Direksi

Pertamina melalui surat keputusan Direksi No. 120/C000/2000-SO tanggal 8

Desember 2000.

2.4.1 Visi Menjadi Perusahaan yang unggul, maju, dan terpandang (to be respected leading

company)

2.4.2 Misi o Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia

o Merupakan etitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan

berdasarkan tata nilai unggulan

o Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja,

dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional

2.4.3 Tata Nilai o Fokus

Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk

meningkatkan nilai tambah perusahaan

o Integritas

Mampu mewujudkan komitmen ke dalam tindakan nyata

o Visionary – Berwawasan jauh ke depan

Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang

akan datang untuk dapat tumbuh dan berkembang

Page 17: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 17

o Excellance- unggul

Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha

o Mutual Respect – kesetaraan dan kesederajatan

menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederjat dalam kegiatan

usaha

2.5 Logo

Gambar 1. Logo Pertamina

2.5.1 Arti/makna Logo 1. Elemen logo membentuk huruf “P” yang secara keseluruhan merupakan

representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang bergerak

maju dan progresif

2. warna-warna yang berani menunjukkan langkah-langkah besar yang diambil

Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan

dinamis, dimana :

a) biru mencerminkan : andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab

b) hijau mencerminkan : sumber daya energi yang berwawasan

lingkungan

c) merah mencerminkan: keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam

menghadapi berbagai macam kesulitan

Tanda merek Pertamina adalah lambang penting dari brand tersebut. Itu

perwujudan dari suatu keunikan dari suatu persepsi tentang cita-cita Pertamina dan

kepercayaan merek.Pada intinya, sasaran pokok program Branding adalah untuk

melindungi dan meningkatkan asset yang tak ternilai ini. Segala yang mengandung

identitas Pertamina haru dievaluasi karena konribusi itu membentuk merek.

Page 18: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 18

2.6 Sejarah PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM Teluk Kabung Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan industri dan kebutuhan masyarakat

terhadap BBM untuk daerah Sumatera Barat dan daerah pesisir barat Sumatera,

kemudian terbatasnya daya tampung BBM pada tangki timbun di depot Teluk Bayur,

maka PT. Pertamina melakukan penambahan daya tamping BBM, sebagai berikut :

• Tahun 1988 sampai 1993, penambahan daya tampung BBM dengan cara

menempatkan tanker besar pada perairan Teluk Bungus. Sistem ini disebut

STS (Ship to Ship)

Pengertian STS :

BBM dibawa dari kilang memakai tanker besar kemudian dibongkar pada

tanker besa rlain di teluk bungus. Dari tanker besar di teluk bungus di bagi-

bagikan ke tanker kecil untuk dibawa ke depot-depot tujuan. Hal ini dilakukan

karena :

o Apabila tanker kecil langsung ke kilang untuk di bawa ke depot-depot

tujuan maka terjadi pemadatan tanker di dermaga kilang

o Kalau tanker besar dari kilang membawa BBM langsung ke depot-

depot tujuan, hal ini tidak bisa dilakukan karena :

� Kedalaman perairan dan besarnya dermaga di depot-depot

tujuan tidak mencukupi untuk kapal besar

� Daya tamping BBM di depot tujuan tidak mencukupi untuk

menampung tanker besar

• Sehubungan biaya operasional STS cukup besar, maka PT. Pertamina

(Persero) membangun Terminal Transit di teluk kabung sebagai pengganti

STS. Terminal transit BBM di Teluk Kabung mulai beroperasi pada tahun

1993 namun sekarang menjadi Terminal BBM Teluk Kabung

Sasaran yang diharapkan dengan adanya terminal BBM, antara lain :

1. Meningkatkan sasaran kelancaran suplay dan distribusi BBM untuk

pelayanan daerah Sumatera Barat dan Daerah Barat Sumatera

Page 19: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 19

2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi PT. Pertamina (Persero)

Terminal BBM Teluk Kabung berada di wilayah kerja Pertamina unit PMS-I

yang berkedudukan di Kota Padang dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Sumatera

Barat, Riau, Aceh. Terminal BBM merupakan salah satu sarana yang dibangun

Pertamina yang berfungsi sebagai tempat penimbunan sementara BBM, untuk

melayani pembekalan daerah-daerah sekitar dengan memperhatikan aspek-aspek

yang berkaitan dengan kilang transportasi, geografis, dan kebutuhan serta tentunya

faktor ongkos.

Pembangunan terminal BBM merupakan usaha untuk mensukseskan tugas

pokok pertamina, yaitu menjamin pengadaan dan pendistribusian BBM dalam negeri

secara berkesinambungan sesuai kebutuhan.

2.6.1 Komitmen Tim Manajemen PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I � Menjadi panutan bagi semua pekerja

� Menjadi pelopor agen perubahan

� Memberdayakan pekerja sebagai mitra kerja

� Menjadikan mutu sebagai sistem manajemen dan budaya kerja

� Menerapkan reward dan punishment secara konsisten dan berkesinambungan

� Menjalin hubungan dengan stake holder secara sinergis sebagai mitra kerja

2.6.2 Visi dan misi PT. PERTAMINA (Persero) UPMS-1 Visi

“Menjadi unit bisnis yang prima dan terpercaya”

Misi

1. Melakukan kegiatan, pemasaran dan niaga dalam bidang BBM, BBK,

Pelumas, LPG, dan Pertokimia

2. Mengelola unit bisnis secara profesional, kompetitif berdasarkan tata

nilai unggulan

3. Memberikan kepuasan bagi bisnis group, pelanggan, pekerja, dan

masyarakat

Page 20: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 20

4. Menjadi unit bisnis yang siap bersaing di pasar regional

2.6.3 Program kerja Layanan Jasa Pemeliharaan Program kerja berawal dari strategi untuk melaksanakan

kebijaksanaan teknik. Untuk mencapai keberhasilan penerapan sistem

manajemen LJP harus dibuat perencanaan yang efektif dengan tujuan dan

sasaran yang jelas, dapat diukur dengan indikator kinerja yang diserahkan

dengan mempertimbangkan sumber bahaya (identifikasi bahaya) penilai dan

pengendalian resiko dari kegiatan dan produk sesuai dengan persyaratan yang

berlaku serta hasil pelaksanaan tinjauan atau kajian awal LJP.

Perencanaan kerja harus mengacu pada visi dan misi perusahaan serta

kebijaksanaan pimpinan pada setiap kegiatan unit bisnis PDN (Pemasaran dan

Niaga/Perdagangan) dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.

PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Teluk Kabung menetapkan

program manajemen lingkungan dibuat sedemikian rupa agar pencapaian

yang dihasilkan dapat semaksimal mungkin. Program manajemen lingkungan

yang dibuat memperhatikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,

penanggung jawab, tahapan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

targettujuan dan sasaran tersebut, rencana biaya yang dibutuhkan, target

waktu pelaksanaan, serta bentuk realisasi yang dihasilkan.

Setelah tujuan dan sasaran yang ditetapkan, langkah berikutnya adalah

menbuat program perbaikan dan peningkatan Teknik untuk pencapaian tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan.

Agar program efektif dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

1. Menunjuk penaggung jawab guna mencapai tujuan dan sasaran dari

setiap fungsi dan tingkatan organisasi kegiatan unit bisnis UPMS

2. Menetapkan metoda jadwal pelaksanaan (waktu) untuk mencapai

tujuan dan sasaran

Page 21: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 21

3. Program LJP yang disusun harus bersifat dinamis dan dapat

dimodifikasi sejalan dengan kemajuan penerapan tujuan dan sasaran,

meningkatnya produk, proses, atau perubahan fasilitas

4. Melibatkan seluruh pekerja dalam mengembangkan program LJP dan

pelaksanaannya

5. Sasaran dan tanggung jawab atas pelaksanaan program perlu

dikomunikasikan kepada seluruh pekerja

6. Program perbaikan dan peningkatan LJP yang disusun bertujuan untuk

mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku

7. Mengevaluasi ulang langkah tindak lanjut program, apabila terdapat

perubahan yang signifikan atas produk, proses, fasilitas, atau material.

Usahakan perubahan ini sebagai bagian dari proses manajemen

8. Membuat program perbaikan dan penilaian LJP tersebut sesederhana

mungkin dan dipusatkan kepada upaya perbaikan yang berkelanjutan

Tugas Pokok Layanan Jasa Pemeliharaan

1. Mengkoordikir usulan anggaran

2. Melaksanakan pemeliharaan aset

3. Membuat proses kontrak dan melaksanakan pengawasannya

4. Melayani pengadaaan material

Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan

Tugas dan tanggung jawab fungsi LJP

1. Melaksanakan perawatan pada seluruh aset perusahaan

2. Melakukan perhitungan biaya untuk pelaksanaan anggaran operasi dan

investasi

3. Membuat kontrak dengan pihak III dalam melaksanakan perbaikan aset

perusahaan

4. Membuat laporan secara berkala untuk seluruh aset perusahaan

Page 22: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 22

5. Membuat perencanaan anggaran operasi dan investasi untuk satu tahun

mendatang

2.7 Struktur Organisasi Pengertian organisasi secara umum adalah wadah serta proses

kerjasama sejumlah manusia yang berikat dalam hubungan formal dalam

rangkaian Hierarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Sukanto Rekso Hadiprojo, organisasi adalah adanya

orang-orang, susunan usahanya harus dikoordinasi, tersusun dari sub sistem

yang saling berhubungan dan saling bergantung, bekerjasama atas dasar

pembangunan kerja, peran dan wewenang serta mempunyai tujuan tertentu

yang hendak dicapai.

Jadi organisasi pada suatu perusahaan merupakan suatu faktor yang

paling penting untuk mencapai tujuan. Apabila perusahaan semakin besar,

maka masalah organisasipun semakin kompleks.

Dalam suatu organisasi akan ditemui apa yang disebut struktur

organisasi. Sukanto Reksohadiprojo dan Hani Handoko memberikan batasan

mengenai struktur organisasi sebagai berikut :

“ struktur Organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh

kegiatan antara fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawab

pelaksanaan integrasi dan koordinasi terhadap bagian yang diciptakan.

Dengan mepertahankan struktur organisasi suatu perusahaan dapat

mengetahui satuan-satuan yang ada di organisasi tersebut seta bagaimana

pendelegasian tugas dan masing-masing satuan tersebut.”

Page 23: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 23

PT. PERTAMINA (Persero) Terminal BBM Teluk Kabung

Struktur Organisasi

Page 24: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 24

BAB III

SISTEM KELISTRIKKAN PT. PERTAMINA (Persero) TERMINAL BBM TELUK KABUNG

3.1 Kebutuhan Energi Listrik PT. Pertamina (Persero) Terminal Teluk Kabung Energi listrik merupakan sumber energi utama dalam suatu industri dan

perusahaan, begitu juga dengan PT. Pertamina. Beban energi listrik yang harus

dilayani adalah kantor, filling shed, rumah pompa, tangki timbun, bengkel dan

laboratorium, dan area dermaga. Dalam operasionalnya membutuhkan energi

listrik yang cukup besar. Sebagian besar energi listrik dipakai dalam proses

pemompaan BBM dari tangki timbun ke mobil tangki atau dari kapal tangker ke

tangki timbun.Total energi listrik yang dibutuhkan kira-kira 3 MVA

3.2 Sumber Energi Listrik PT. Pertamina Teluk Kabung Untuk memenuhi kebutuhan listriknya, PT. Pertamina mendapat supply dari

PLN sebagai sumber listrik utama. Namun untuk antisipasi bila terjadi

pemadaman, PT. Pertamina mempunyai dua unit generator set (genset). Daya

terpasang pada masing-masinggenset adalah 1500KVA.

Dalam beroperasi, kedua genset terpasang secara paralel agar bisa memenuhi

semua kebutuhan listrik.

3.3 Pendistribusian Energi Listrik ke Beban Sistem distribusi yang ada pada PT. Pertamina Teluk Kabung memakai kabel

berisolasi dengan penghantar tembaga. Energi listrik dari PLN dipasang pada

busbar tegangan rendah yang terbuat dari lempeng tembaga. Dari busbar,

jaringan listrik dibagi untuk masing-masing kantor, filling shed, dan dermaga.

Tegangan kerja saluran distribusi adalah tegangan rendah 380 volt tiga fasa.

Untuk kantor, energi listrik memakai tegangan rendah 220 V 1 phasa dengan

kabel udara.

Page 25: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 25

3.4 Peralatan Proteksi dan Pengontrolan Untuk melindungi beban berupa motor, dipakai peralatan proteksi dan

pembatas berupa Circuit breaker dan thermal overload relay. Untuk motor-

motor yang penting selain menggunakan CB dan TOR peralatan proteksi

dilengkapi dengan relai arus lebih.

Untuk pengotrolan dan pengoperasian motor, PT. Pertamina menggunakan

kontaktor magnetik yang terdapat pada MCC. Tombol operasi masing-masing

motor terdapat di dekat masing-masing motor.

Page 26: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 26

BAB IV

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR PADA PEMOMPA MINYAK di PT. PERTAMINA (Persero) TELUK KABUNG PADANG

4.1 Motor Induksi Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak-balik (ac) dimana

putaran rotor dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang

disebut slip. Mesin induksi (asinkron) ini pada umumnya hanya memiliki satu

suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator. Belitan rotornya tidak terhubung

langsung dengan sumber tenaga listrik, melainkan belitan ini dieksitasi oleh

induksi dari perubahan medan magnetik yang disebabkan oleh arus pada belitan

stator.

Keuntungan motor induksi adalah konstruksinya yang sederhana tetapi

padat dan kuat, ukurannya lebih kecil dan lebih ringan sehingga harga lebih

murah, perawatan mudah, dan memiliki efisiensi yang tinggi.

4.1.1 Konstruksi Motor Induksi Secara umum motor induksi terdiri dari rotor, celah dan stator. Rotor

merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan

stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor. Stator merupakan bagian yang

diam dan mempunyai kumparan yang dapat menginduksikan medan

elektromagnetik kepada kumparan rotornya. Antara stator dengan rotor ada celah

udara yang jaraknya kecil,seperti pada gambar I. Celah berfungsi sebagai tempat

berpindahnya energi dari stator ke rotor.

Page 27: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 27

Gambar I. Konstruksi utama motor induksi

Komponen stator merupakan bagian terluar dari motor yang merupakan

bagian yang diam dan mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan

laminasi inti yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang

berbentuk silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas.

Setiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi. Tiap lembaran besi

tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk menyatukan

inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa. Untuk motor

tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120°. Kawat kumparan

yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian

tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris.

Berdasarkan rotornya, ada dua jenis motor induksi yaitu :

a. Motor Induksi Tiga Fasa Sangkar Tupai ( Squirrel-cage Motor)

Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti

stator pada motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan-lapisan pelat baja

beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat

baja yang dipabrikasi. Lilitan-lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator

yang terpisah 120 derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam hubungan

delta ( ∆ ) ataupun bintang ( Υ ).

Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah

coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor

Page 28: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 28

yang lebih besar, batang rotor tidak di cor melainkan dibenamkan ke dalam alur

rotor dan kemudian di las dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor sangkar

tupai tidak selalu ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerap kali

dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga

mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar.

Pada ujung cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagai

pendingin. Rotor jenis rotor sangkar standar tidak terisolasi, karena batangan

membawa arus yang besar pada tegangan rendah. Motor induksi dengan rotor

sangkar ditunjukkan pada Gambar2.

Gambar 2.Konstruksi motor induksi rotor sangkar

b. Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan ( wound-rotor motor )

Motor rotor belitan (motor cincin slip) berbeda dengan motor sangkar

tupai dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan

terisolasi serupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Υ.

Masing-masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang

terpasang pada poros rotor. Secara skematik dapat dilihat pada gambar 5. Dari

gambar ini dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat merupakan penghubung

tahanan kendali variabel luar ke dalam rangkaian rotor.

Page 29: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 29

Gambar 3.Skematik Rotor Belilitan

Pada motor ini, cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel

eksternal yang berfungsi membatasi arus pengasutan yang mengakibatkan

pemanasan rotor. Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal pada

rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar dengan

arus pengasutan yang lebih kecil dibanding dengan rotor sangkar. Konstruksi

motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada gambar 4.

Page 30: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 30

Gambar 4: (a) Rotor Belitan, (b) Konstruksi Motor Induksi Tiga Phasa

dengan Rotor Belitan

4.1.2 Slip

Motor induksi tidak dapat berputar pada kecepatan sinkron. Seandainya

hal ini terjadi, maka rotor akan tetap diam relatif terhadap fluksi yang berputar.

Maka tidak akan ada GGL yang diinduksikan dalam rotor, tidak ada arus yang

mengalir pada rotor, dan karenanya tidak akan menghasilkan kopel.

Kecepatan rotor, sekalipun tanpa beban, harus lebih kecil sedikit dari

kecepatan sinkron agar adanya tegangan induksi pada rotor, dan akan

menghasilkan arus di rotor, arus induksi ini akan berinteraksi dengan fluks listrik

sehingga menghasilkan kopel. Selisih antara kecepatan rotor dengan kecepatan

sinkron disebut slip (s). Slip dapat dinyatakan dalam putaran setiap menit, tetapi

lebih umum dinyatakan sebagai persen dari kecepatan sinkron.

Slip�S� � � nr � 100%

Keterangan:

nr = kecepatan rotor

Persamaan dapat dibahasakan:

1. saat S = 1 dimana nr = 0, ini berati rotor masih dalam keadaan diam atau akan

berputar.

Page 31: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 31

2. S = 0 menyatakan bahwa ns = nr, ini berarti rotor berputar sampai kecepatan

sinkron. Hal ini dapat terjadi jika ada arus DC yang diinjeksikan ke belitan

rotor, atau rotor digerakkan secara mekanik.

3. 0 < S < 1, ini berarti kecepatan rotor diantara keadaan diam dengan kecepatan

sinkron. Kecepatan rotor dalam keadaan inilah dikatakan kecepatan tidak

sinkron. Biasanya slip untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi pada saat beban

penuh adalah 0,04.

4.1.3 Diagram Rugi-rugi dan Aliran Daya

Sebuah motor induksi pada dasarnya bisa digambarkan sebagai

transformer (pengubah) berputar. Inputnya adalah sistem tiga fasa dari

tegangan dan arus. Untuk transformer biasa, keluaran adalah daya elektrik

dari belitan sekunder. Belitan sekunder adalah motor induksi (rotor) “shorted

out”, jadi tidak ada keluaran elektrik terdapat pada motor induksi normal.

Melainkan keluarannya adalah mekanikal. Hubungan antara input daya

elektrik dan output daya mekanik dari motor ini ditunjakkan pada diagram

aliran daya pada gambar 4.5

Pin�√3VT.IL cosφ

Daya input untuk motor induksi Pin berasal dari tegangan dan arus

elektrik tiga phasa. Rugi-rugi pertama yang dihadapi oleh mesin adalah rugi-

Page 32: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 32

rugi �� pada belitan stator (rugi-rugi tembaga stator PSCL). Kemudian

beberapa jumlah daya hilang karena arus eddy dan hysterisis pada stator (Pinti).

Daya yang tertinggal pada titik inilah yang dipindahkan ke rotor dari mesin ke

celah udara antara stator dan rotor. Daya ini disebut daya celah udara PAG

dari mesin. Setelah daya dipindahkan ke rotor, beberapa hilang karena ��

(rugi-rugi tembaga PRCL) dan sisanya diubah dari bentuk elektrik menjadi

bentuk mekanik (PCONV). Akhirnya, rugi-rugi friksi dan angin PF&W dan rugi-

rugi yang lain dikurangi. Daya yang tersisa adalah output dari motor POUT.

Rugi-rugi ini tidak selalu muncul pada diagram aliran daya pada titik

yang ditunjukkan pada gambar 4.5 . Karena pada dasarnya rugi-rugi inti,

dimana mereka dihitung untuk mesin yang agak berubah-ubah. Rugi-rugi inti

dari motor induksi menjadi secara parsial dari rangkaian stator dan parsial dari

rangkaian rotor. Karena motor induksi biasanya beroperasi pada kecepatan

hampir kecepatan sinkron, gerakan relatif magnetik terhadap permukaan rotor

lumayan lambat dan rugi-rugi inti rotor sangat sedikit dibandingkan rugi-rugi

inti stator. Karena pecahan terbesar dan rugi-rugi inti datang dari rangkaian

stator, semua rugi-rugi inti diletakkan bersama pada satu titik dari

diagram.Rugi-rugi ini diwakili pada rangkaian ekivalen motor induksi oleh

resistor RC (atau konduktansi GC). Jika rugi-rugi inti hanya diberikan oleh

nomor (X watts) disamping elemen rangkaian mereka sering dikumpulkan

bersama dengan rugi-rugi mekanik dan mengurangi pada titik dari diagram

dimana rugi-rugi mekanik ditemukan.

Semakin tinggi kecepatan motor induksi, makin tinggi juga rugi-rugi

friksi, angin, dan lainnya. Dengan kata lain, semakin tinggi kecepatan motor

(hingga mencapai nsync), semakin rendah rugi-rugi inti. Oleh karena itu, ketiga

kategori dari rugi-rugi kadang dikumpulkan bersama dan disebut rugi-rugi

rotational. Total rugi-rugi rotational dari motor induksi sering

dipertimbangkan untuk konstan dengan perbedaan kecepatan, karena rugi-rugi

komponen berubah pada arah yang berlawanan dengan perubahan kecepatan.

Page 33: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 33

4.1.4 Daya dan torka dari motor induksi

Gambar 4.5 menunjukkan rangkaian ekivalen per-phasa dari motor

induksi. jika rangkaian ekivalen diuji dengan baik, ini bisa digunakan untuk

memperoleh persamaan daya dan torka mengatur operasi dari motor.

Arus input untuk satu phasa dari motor bisa ditemukan dengan

membagi tegangan input dari impedansi ekivalen total:

�1 � !"#$%

dimana

#$% � 1 & '(1 & 1)* � '+, & -./0�

1�

Oleh karena itu, rugi-rugi tembaga stator, inti dan tembaga rotor bisa

ditemukan. rugi-rugi tembaga stator pada tiga phasa diberikan

PSCL = 3�1� 1

Rugi-rugi inti diberikan oleh

PCORE = 321�)* Jadi daya celah udara bisa ditemukan sebagai

PAG = Pin-PSCL-Pcore

Lihat lebih dekat pada rangkaian ekivalen dari rotor. elemen satu-satunya dari

rangkaian ekivalen dimana daya celah udara bisa digunakan pada resistor

R2/s. Oleh karena itu, daya celah udara bisa diberikan oleh :

PAG = 3��24 5�-

rugi-rugi resistif aktual pada rangkaian rotor diberikan oleh persamaan

PRCL = 3��2 6 Setelah rugi-rugi tembaga rotor, inti dan tembaga stator dikurangi dari daya

input motor, daya yang tersisa diubah dari bentuk elektrik menjadi mekanik.

Pengubahan daya ini kadang disebut pengembangan daya mekanik diberikan

oleh,

Page 34: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 34

Pconv = PAG – PRCL

� 3�2� 5�- � 3�2� 2

� 3�2� 2 78- � 19

� 3�2� 2 78:-- 9 Perhatikan dari persamaan (20) dan (22) bahwa rugi-rugi tembaga rotor

sebanding dengan daya celah udara dikali slip

PSCL = s PAG

Oleh karena itu, lebih rendah slip motor,maka lebih rendah pula rugi-rugi

rotor pada mesin. catat juga bahwa jika rotor tidak berputar, slip S = 1 dan

daya celah udara secara keseluruhan diserap rotor. Ini logis, karena jika rotor

tidak berpuar, daya keluaran P out harus menjadi nol. Karena Pconv ini juga

memberikan hubungan lain antara daya celah udara dan daya yang diubah dari

bentuk elektrik menjadi mekanik :

Pconv = PAG – PRCL

= PAG – s PAG

Pconv = (1 – s) PAG

Akhirnya jika ruugi-rugi friksi dan belitan serta lainnya diketahui, daya

keluaran bisa dicari dengan

Pout = PCONV – PF&W – Pmist

Torka Induksi τind pada mesin didefinisikan sebagai torka yang dihasilkan

oleh konversi daya elektrik menjadi mekanik internal. Torka ini berbeda

dengan torka yang sebenarnya tersedia pada terminal motor dengan jumlah

yang sama dengan torka friksi dan belitan pada mesin. Torka yang

diinduksikan diberikan oleh persamaan

τind = ;<=>?@A

Torka ini isebut juga torka yang dikembangkan dari mesin.

Torka yang diinduksikan dari motor induksi bisa ditampilkan pada bentuk

yang berbeda juga. Persamaan (9) ditampilkan pada kecepatan sebenarnya.

Page 35: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 35

Pada istilah dari kecepatan sinkron dan slip, sementara persamaan (25)

ditampilkan PCONV pada istilah dari PAG dan slip.

Subtitusi dari dua persamaan ini kepada persamaan (27) menghasilkan :

τind = �8:-�;BC�8:-�@-D><

τind = ;BC@-D><

Persamaan terakhir sangan berguna karena menunjukkan torka yang

diinduksikan langsung pada istilah dari daya celah udara dan kecepatan

sinkron, yang tidak mengubah-ubah. Sebuah pengetahuan dari PAG hinggga

langsung menghasilkan τind.

4.1.5 Spesifikasi Teknis Motor Induksi Dalam laporan ini, jenis motor induksi yang digunakan adalah motor induksi rotor sangkar. Ada 15 buah motor induksi yang digunakan dalam proses pemompaan minyak. Motor induksi ini dijalankan secara bergantian, sehingga motor tidak terbebani dan umur motor jadi lebih panjang. Spesifikasi berbagai jenis motor induksi dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.2 Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal merupakan pompa yang sangat umum digunakan untuk

pemompaan air dalam berbagai penggunaan industri. Biasanya lebih dari 75%

pompa yang dipasang di sebuah industri adalah pompa sentrifugal.

4.2.1 Cara Kerja Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang paling sederhana

dalam berbagai proses pabrik.

1. Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau

dalam hal jet pump oleh tekanan buatan.

2. Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan,

sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan

impeler pada kecepatan tinggi.

Page 36: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 36

3. Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa

turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin

diffuser stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.

Gambar 5 . Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal

4.2.2 Komponen Pompa Sentrifugal Komponen utama dari pompa sentrifugal terlihat pada Gambar 6 dan

diterangkan dibawah ini:

1. Komponen berputar: impeller yang disambungkan ke sebuan poros

2. Komponen satis: casing, penutup casing, dan bearings

Page 37: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 37

Gambar 6. Komponen Utama Pompa Sentrifugal

a) Impeler

Impeler merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan

untuk aliran fluida yang sudah terpasang. Impeler biasanya

terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless

steel, namun bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana

kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya, maka penting

untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeler

dalam kondisi yang baik.

Gambar 7. Impeler Jenis Tertutup dan Terbuka

Page 38: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 38

Jumlah impeler menentukan jumlah tahapan pompa. Pompa

satu tahap memiliki satu impeler dan sangat cocok untuk layanan

head (=tekanan) rendah. Pompa dua tahap memiliki dua impeler

yang terpasang secara seri untuk layanan head sedang. Pompa

multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih terpasang seri untuk

layanan head yang tinggi.

b) Batang Torak

Batang torak memindahkan torque dari motor ke impeler

selama startup dan operasi pompa.

c) Wadah

Fungsi utama wadah adalah menutup impeler pada

penghisapan dan pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk

tangki tekanan. Tekanan pada ujung penghisapan dapat sekecil

sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung pengiriman dapat

dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu tahap. Untuk

pompa multi - tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi.

Wadah dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini

untuk menjamin batas keamanan yang cukup.

Fungsi wadah yang kedua adalah memberikan media

pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan impeler.

Oleh karena itu wadah pompa harus dirancang untuk:

1. Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian

pompa untuk pemeriksaan, perawatan dan perbaikan

2. Membuat wadah anti bocor dengan memberikan kotak

penjejal

3. Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke

flens secara langsung

4. Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak

(motor listrik) tanpa kehilangan daya.

Page 39: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 39

Gambar 8. Wadah

Page 40: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 40

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan dan dari hasil penulisan

laporan dapat diambil kesimpulan, yaitu :

1. PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Teluk Kabung menggunakan

motor induksi untuk memompa BBM dalam penyaluran atau distribusi

minyak

2. Motor induksi yang digunakan oleh PT. Pertamina (Persero) Terminal

BBM Teluk Kabung adalah motor 3 phasa tipe rotor sangkar

3. Tipe pompa yang digunakan PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM

Teluk Kabung dalam menyalurkan BBM dari Tangki Timbung ke Filling

Shed atau ke kapal tangker berupa pompa sentrifugal yang dikopling

dengan motor induksi 3 phasa

5.2 Saran Pemakaian motor induksi hendaknya digunakan pada kondisi nominal dan

beban yang diberikan tidak berlebihan agar motor induksi dapat beroperasi

dengan baik dan dapat mengurangi kerusakan pada motor induksi.

Page 41: Laporan KP Ade Pramono

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. PERTAMINA (PERSERO)

TERMINAL BBM TELUK KABUNG PADANG

Ade Pramono (07 175 082) 41

DAFTAR PUSTAKA

Azzakir, Rahmat. 2008. Laporan Kerja Praktek : Pengggunaan Motor Induksi pada

Mesin Crane di Pabrik Kelapa Sawit PT. Tidar Kerinci Agung. Unand.Padang.

Chapman, Stephen, J. 1996. Elektric Machinery Fundamentals, Third Edition. Mc.

Graw-Hill Inc., New York.

Zuhal.1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Gramedia. Jakarta.