75
PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 (unaudited) PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 (unaudited) LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN DAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 30 JUNI 2012 (unaudited) DAN 30 JUNI 2012 (unaudited) www.bankdki.co.id www.bankdki-syariah.com

LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

  • Upload
    ngocong

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIRPERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIRPADA TANGGAL 30 JUNI 2013 (unaudited)PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 (unaudited)

LAPORAN KEUANGANLAPORAN KEUANGAN

DAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012DAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012DAN 30 JUNI 2012 (unaudited)DAN 30 JUNI 2012 (unaudited)

www.bankdki.co.id www.bankdki-syariah.com

Page 2: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKI Laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (tidak diaudit)

Page 3: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI
Page 4: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKI LAPORAN KEUANGAN

Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 dan

Periode Enam Bulan yang Berakhir pada 30 Juni 2013 dan 2012

Daftar Isi Halaman

Laporan Akuntan Independen

Laporan Posisi Keuangan …………………………….. 1 - 4

Laporan Laba Rugi Komprehensif ……………………. 5 - 6

Laporan Perubahan Ekuitas ........................................ 7 - 8

Laporan Arus Kas ........................................................ 9 - 10

Catatan atas Laporan Keuangan …………………….. 11 - 71

***************************

Page 5: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1

PT BANK DKI LAPORAN POSISI KEUANGAN

Per. 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013 Catatan/ Desember 2012

Unaudited Notes Audited

ASET

Kas 413,137 2b,2u,3 440,296

Giro pada 2b,2c,2u,

Bank Indonesia 2,827,773 2ab,2ac,4 2,270,577

Giro pada bank lain,

setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai 2b,2c,2h,

per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 2u,2ab,

masing-masing sebesar Rp1.335 dan Rp1.313 1,119,632 2ac,5 542,671

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain,

setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai

per 30 June 2013 dan per 31 Desember 2012, 2b,2d,2h,

masing-masing sebesar Rp.Nihil dan Rp.Nihil 2u,2ab,2ac,

2,083,420 6,30 4,805,002

Efek-efek,

setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai 2b,2e,2h,

per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 2u,2ab

masing-masing sebesar Rp40 4,903,013 2ac 7 1,490,459

Efek yang dibeli dengan janji 2b,2f,2ab

dijual kembali 221,517 2ac,8, 1,854,822

Kredit yang diberikan 2b,2g,2u

- Pihak berelasi 16,186 2ab,2ac,9,30 20,301

- Pihak ketiga 16,377,191 14,863,092

Total kredit yang diberikan 16,393,377 14,883,393

Cadangan kerugian

penurunan nilai (163,903) 2h,9 (157,501)

Total kredit yang diberikan - neto 16,229,474 14,725,892

Page 6: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2

PT BANK DKI LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Per. 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013 Catatan/ Desember 2012

Unaudited Notes Audited

Penyertaan saham,

setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai

per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 2b,2h,2i

masing-masing sebesar RpNihil 11,537 2ab,2ac,10 11,537

Aset tetap,

setelah dikurangi akumulasi penyusutan per

30 Juni 2013 dan dan 31 Desember 2012

masing-masing sebesar

Rp214.257 and Rp203.497 93,761 2j,2ac,11 96,129

Aset lain-lain - neto 734,399 2b,2h,2k,2l,2u,12 382,241

TOTAL ASET 28,637,663 26,619,626

Page 7: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3

PT BANK DKI LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Per. 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013 Catatan/ Desember 2012

Unaudited Notes Audited

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Liabilitas segera 496,916 2b,2m,2u,13 1,007,483

Simpanan dari nasabah

- Pihak berelasi 12,700,377 2b,2n,2u 7,741,378

- Pihak ketiga 9,670,395 2ab,14,30 12,898,290

Total simpanan dari nasabah 22,370,772 20,639,668

Simpanan dari bank lain

- Pihak berelasi -- 2b,2o,2u --

- Pihak ketiga 975,703 2ab,15,30 751,595

Total simpanan dari bank lain 975,703 751,595

Repo 595,500 16 289,125

Surat berharga yang diterbitkan 747,914 2b,2p,17 1,497,359

2b,2q,2u,

Pinjaman yang diterima 103,931 2ab,18 104,082

Utang pajak 23,193 2v,20 68,019

Liabilitas pajak tangguhan - neto -- 2v,2ac --

Beban yang masih harus 2b,2k,2u,

dibayar dan liabilitas lain-lain 591,302 2w,19 325,886

TOTAL LIABILITAS 25,905,231 24,683,217

Page 8: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4

PT BANK DKI LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Per. 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013 Catatan/ Desember 2012

Unaudited Notes Audited

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal

sebesar Rp1.000.000 per saham

(nilai penuh) modal dasar - 1.500.000

lembar saham, modal ditempatkan dan

disetor penuh 200.000 lembar saham

Seri A per 30 Juni 2013 dan

31 Desember 2012, 1.381.159

dan 931.159 lembar saham Seri B,

masing-masing per 30 Juni 2013

dan 31 Desember 2012 1,581,159 21 1,131,159

Uang muka setoran modal 1 22 1

(Rugi) laba - bersih atas perubahan nilai

wajar untuk efek-efek tersedia untuk

dijual setelah pajak tangguhan 11,624 (1,342)

Saldo laba 23

Dicadangkan

Cadangan umum dan wajib 523,995 390,958

Cadangan khusus 92,330 76,349

Tidak dicadangkan 523,323 339,284

TOTAL EKUITAS 2,732,432 1,936,409

TOTAL LIABILITAS DAN

EKUITAS 28,637,663 26,619,626

Page 9: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5

PT BANK DKI LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Periode Enam bulan yang Berakhir pada

Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013 Catatan/ Juni 2012

Unaudited Notes Unaudited

PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH 1,197,274 2r,2s,2t,24 921,466

BEBAN BUNGA DAN SYARIAH (458,113) 2r,2s,25 (384,954)

PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH - NETO 739,161 536,512

PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA

Provisi dan komisi dari

transaksi selain kredit yang diberikan 26,826 2t 13,784

Keuntungan (kerugian) transaksi

mata uang asing 9 2u 13

(Kerugian) keuntungan penilaian

efek-efek yang diperdagangkan

yang belum direalisasi (18,126) 2b,2e,2u (8,853)

Keuntungan penjualan efek-efek - neto 18,137 2b 19,204

Lain-lain 68,240 26 62,726

TOTAL PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 95,086 86,873

(Pembentukan) pembalikan 2h,6c,

kerugian penurunan nilai (6,313) 9d,9 (15,586)

Pembalikan cadangan

kerugian atas komitmen dan kontinjensi (26) 2h,31 (25)

BEBAN OPERASIONAL LAINNYA

Beban gaji dan tunjangan

kesejahteraan (281,286) 2w,27,28 (232,411)

Beban umum dan administrasi (87,046) 27 (60,667)

Premi penjaminan (26,334) (16,844)

Beban jasa sewa pihak ketiga

Beban promosi (14,713) (16,366)

Lain-lain (38,312) (36,022)

TOTAL BEBAN OPERASIONAL LAINNYA (447,691) (362,309)

LABA OPERASIONAL 380,217 245,466

PENDAPATAN (BEBAN) NON-

OPERASIONAL - NETO 33,106 29 6,671

LABA SEBELUM

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 413,323 252,137

Page 10: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 6

PT BANK DKI LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF (lanjutan)

Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013 Catatan/ Juni 2012

Unaudited Notes Unaudited

BEBAN PAJAK PENGHASILAN

Kini -- 2v --

Tangguhan -- 2v --

BEBAN PAJAK - NETO -- --

LABA PERIODE BERJALAN 413,323 252,137

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN:

Perubahan (kerugian) keuntungan bersih

yang belum direalisasi atas efek-efek

yang tersedia untuk dijual - setelah

pajak tangguhan 7,394 --

TOTAL LABA KOMPREHENSIF

PERIODE BERJALAN 420,717 252,137

Page 11: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

7

PT BANK DKILAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Issued and fully paid-up share

capital Additional paid

in capital Advances for paid-in capital

Gains on changes in fair value of AFS marketable

securities, net of deferred tax

General & legal reserves Special reserves

Unappropriated retained earnings Total Equity

SALDO PER 31 DESEMBER 2011 631,159 -- 1 146 359,756 76,349 181,442 1,248,854

Laba tahun berjalan -- -- -- -- -- -- 302,137 302,137

Pendapatan komprehensif lainnya -- -- -- (481) -- -- -- (481)

TOTAL LABA KOMPREHENSIF 631,159 -- 1 (334) 359,756 76,349 483,579 1,550,511

TAHUN BERJALAN

Tambahan modal disetor 68,841 -- -- -- -- -- -- 68,841

Pembagian laba :

Deviden -- -- -- -- -- -- (150,240) (150,240)

Cadangan umum dan wajib -- -- -- -- -- 31,201 (31,201) --

Cadangan khusus -- -- -- -- -- -- -- --

SALDO PER 30 JUNI 2012 700,000 -- 1 (334) 359,756 107,550 302,138 1,469,112

Page 12: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

8

PT BANK DKILAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (lanjutan)

Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Issued and fully paid-up share

capital Additional paid

in capital Advances for paid-in capital

Gains on changes in fair value of AFS marketable

securities, net of deferred tax

General & legal reserves Special reserves

Unappropriated retained earnings Total Equity

SALDO PER 31 DESEMBER 2012 1,131,159 -- 1 (1,342) 390,957 76,349 339,284 1,936,408

Laba tahun berjalan -- -- -- -- -- -- 413,323 413,323

Pendapatan komprehensif lainnya -- -- -- 12,966 -- -- -- 12,966

TOTAL LABA KOMPREHENSIF 1,131,159 -- 1 11,624 390,957 76,349 752,607 2,362,697

TAHUN BERJALAN

Tambahan modal disetor 450,000 -- -- -- -- -- -- 450,000

Pembagian laba :

Deviden -- -- -- -- -- -- (80,265) (80,265)

Cadangan umum dan wajib -- -- -- -- 133,038 -- (133,038) --

Cadangan khusus -- -- -- -- -- 15,981 (15,981) --

SALDO PER 30 JUNI 2013 1,581,159 -- 1 11,624 523,995 92,330 523,323 2,732,432

Page 13: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

9

PT BANK DKI LAPORAN ARUS KAS

Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013 Juni 2012

Unaudited Unaudited

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan bunga dan

bagi hasil, provisi dan komisi 1,171,277 904,300

Beban bunga dan bonus, provisi dan komisi (469,618) (361,003)

Penerimaan kredit yang telah dihapusbukukan 8,373 9,498

Pembayaran pajak penghasilan (3,389) 10,584

Pendapatan operasional lainnya 86,714 77,374

Beban operasional lainnya - bersih (374,509) (361,780)

Pendapatan (beban) non operasional

lainnya - bersih 14,146 (7,818)

Laba sebelum perubahan dalam

aset dan liabilitas operasi 432,994 271,155

Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi

Penurunan (Kenaikan) pada:

Efek-efek (41,840) (545,526)

Kredit Yang Diberikan (3,652,591) (3,446,961)

Penempatan pada Bank Indonesia

dan bank lain 2,155,669 (1,384,537)

Aset lain-lain (248,244) 87,414

Kenaikan (Penurunan) pada:

Liabilitas segera 283,018 45,909

Simpanan dari nasabah dan bank lain 2,563,221 6,759,844

Liabilitas lain-lain 123,600 60,909

Arus kas neto diperoleh dari

aktivitas operasi 1,615,827 1,848,207

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian efek yang tersedia

untuk dijual - neto (3,153,594) (116,253)

Penambahan investasi saham 0 0

Perolehan aset tetap 75,129 (33,701)

Arus kas neto di digunakan untuk

aktivitas investasi (3,078,465) (149,954)

Page 14: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

10

PT BANK DKI LAPORAN ARUS KAS (lanjutan)

Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013 Juni 2012

Unaudited Unaudited

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pinjaman yang Diterima (3,443) (3,949)

Pembayaran Pinjaman 0 (11,787)

Pembayaran surat berharga (749,236) 0

Penambahan Modal Disetor 881,159 68,841

Pembayaran deviden (80,265) (150,240)

Arus kas neto (digunakan untuk)

diperoleh dari aktivitas

pendanaan 48,215 (97,135)

KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS (1,414,423) 1,601,118

KAS DAN SETARA KAS - AWAL PERIODE 7,687,522 6,071,914

Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 18,960 14,490

KAS DAN SETARA KAS - AKHIR PERIODE 6,292,059 7,687,522

Kas dan Setara Kas Terdiri dari:

Kas 413,137 363,587

Giro pada Bank Indonesia 2,827,773 2,109,683

Giro pada Bank Lain 1,119,632 443,581

Penempatan pada bank lain - jangka waktu

jatuh tempo tiga bulan atau kurang

sejak tanggal perolehan 1,710,000 3,114,900

Surat berharga - jangka waktu

jatuh tempo tiga bulan atau

kurang sejak tanggal perolehan 0 0

Efek yang dibeli dengan janji

dijual kembali (jatuh tempo

kurang dari 3 bulan) 221,517 1,655,771

Jumlah 6,292,059 7,687,522

Page 15: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

11

HALAMAN INI SENGAJA DI KOSONGKAN

Page 16: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

1. UMUM

a. Pendirian Bank

PT Bank DKI pertama kali didirikan di Jakarta dengan nama “PT Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya” sebagaimana tercantum dalam Akta Perseroan Terbatas Perusahaan Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya No. 30 tanggal 11 April 1961 dibuat oleh dan dihadapan Eliza Pondaag S.H., notaris di Jakarta, dan telah disetujui oleh Departemen Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/31/13 tanggal 11 April 1961 dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No. 1274 tanggal 26 Juni 1961 serta telah diumumkan dalam Tambahan No. 206 Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 1 Juni 1962.

Dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, kedudukan hukum Bank diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah DKI - Jakarta berdasarkan Peraturan Daerah, Jakarta - DKI No. 6 Tahun 1978 tanggal 21 Agustus 1978 tentang Bank Pembangunan Daerah Jakarta (BPD Jaya) yang telah disetujui oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Pem.10/87/1-858-sk tanggal 5 Desember 1978 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah DKI Jakarta No. 12 Tahun 1979 Seri D No. 11 tanggal 2 Mei 1979 serta sebagaimana Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1993 tanggal 15 Januari 1993 dengan meningkatkan modal dasar dari sebesar Rp50.000 menjadi sebesar Rp300.000 sampai dengan tanggal 5 Mei 1999, dan sejak tanggal 6 Mei 1999 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan modal dasar sebesar Rp700.000.

Perubahan dari Bank Pemerintah Daerah menjadi Perseroan Terbatas telah disetujui oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta No. 1 tahun 1999 tanggal 1 Februari 1999 dengan Akta No. 4 tanggal 6 Mei 1999 yang dibuat oleh dan dihadapan notaris Harun Kamil, S.H., notaris di Jakarta, dan telah disahkan oleh Kementerian Kehakiman melalui Surat Keputusan No. C-8270.HT.01.01.Th.99 tanggal 7 Mei 1999.

Pada tanggal 4 Juni 1999, perubahan tersebut diumumkan dalam Berita Negara No. 45, Tambahan No. 3283.

Ruang lingkup kegiatan Bank adalah untuk menjalankan aktivitas umum perbankan. Bank memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas sebagai Bank Devisa sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 25/67/KEP/DIR tanggal 30 November 1992. Pada tanggal 8 Maret 2004, Bank mulai melakukan aktivitas Perbankan Syariah setelah menerima Surat Bank Indonesia No. 6/39/DpbS, tanggal 13 Januari 2004 tentang pembukaan kantor cabang syariah Bank.

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 101 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, pada tanggal 28 September 2007 tentang Penambahan Modal Dasar menjadi Rp1.500.000 yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. C-04111.HT.01.04 Tahun 2007 tanggal 22 November 2007 dan peningkatan modal disetor sebesar Rp68.641 berdasarkan akta No. 93 yang dibuat dihadapan notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH di Jakarta pada tanggal 31 Mei 2012 yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.10-26751 tertanggal 20 Juli 2012.

Kantor Pusat Bank berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda III/7-9, Jakarta. Bank memiliki kantor-kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas dan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) sebagai berikut:

Juni 2013 Des 2012

Kantor Cabang Konvensional 23 19 Kantor Cabang Pembantu Konvensional 39 35 Kantor Kas Konvensional 99 97 Payment Point 31 31 Kantor Cabang Syariah 2 2 Kantor Cabang Pembantu Syariah 8 6 Kantor Kas Syariah 6 7 Kantor Layanan Syariah 53 40 ATM 238 265

Page 17: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

b. Penawaran Umum Obligasi Bank

Pada tahun 2008, Bank menerbitkan Obligasi V (lima) sebesar Rp425.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,25% per tahun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 4 Maret 2013, dan Obligasi Subordinasi I (satu) sebesar Rp325.000 dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, jatuh tempo pada 4 Maret 2018 dengan opsi beli kembali tahun ke-5 (lima) sejak tanggal emisi. Obligasi tersebut membayar bunga tetap sebesar 12,25% per tahun untuk tahun pertama sampai tahun ke-5 (lima) dan sebesar 22,25% per tahun untuk tahun ke-6 (enam) sampai tahun ke-10 (sepuluh).

Pada tahun 2011, Bank menerbitkan Obligasi VI (enam) Seri A sebesar Rp125.000 dengan tingkat bunga

tetap sebesar 9,25% per tahun untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun jatuh tempo pada 17 Juni 2014, Obligasi VI (enam) Seri B sebesar Rp325.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,90% untuk jangka waktu 5 (lima) tahun akan jatuh tempo pada 17 Juni 2016 dan Obligasi Subordinasi II (dua) sebesar Rp300.000 dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun akan jatuh tempo pada 17 Juni 2018 tanpa opsi untuk pembelian kembali (buy back) sampai dengan tanggal jatuh tempo.

c. Dewan Komisaris dan Direksi

Susunan Dewan Komisaris yang menjabat pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 26 April 2010 yang didokumentasikan dalam Akta Notaris No. 29 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., sedangkan untuk pengangkatan Sukri Bey, telah disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 5 Maret 2009 yang didokumentasikan dalam Akta Berita Acara Rapat No. 3 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., dan pengangkatan Sukri Bey telah diperpanjang pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 5 Maret 2012 yang didokumentasikan dalam Akta Berita Acara Rapat No. 91 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.

Dewan Komisaris Bank per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Komisaris Utama Agoest Soebhektie Komisaris Zainal Abidin Hasni Komisaris Sukri Bey

Direktur Utama yang menjabat pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat

berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 84 tanggal 27 Desember 2010.

Direktur Keuangan dan Direktur Pemasaran yang menjabat pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. dalam Akta Notaris No. 36 tanggal 15 Juli 2010.

Direktur Operasional yang menjabat pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. dalam Akta Notaris No. 91 tanggal 31 Mei 2012.

Direksi Bank per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013 31 Desember 2012

Direksi Direktur Utama Eko Budiwiyono Eko Budiwiyono Direktur Kepatuhan Agus Suryantono Agus Suryantono Direktur Pemasaran Mulyatno Wibowo Mulyatno Wibowo Direktur Keuangan Benny Santoso Benny Santoso Direktur Operasional Martono Soeprapto Martono Soeprapto

Page 18: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

d. Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Karyawan

Berdasarkan peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.I.5 tentang Komite Audit dan Peraturan Bank Indonesia

No. 8/4/PBI/2006 serta perubahannya PBI No. 8/14/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Bank diwajibkan membentuk dan mengangkat Komite Audit yang harus diketuai oleh Komisaris Independen.

Susunan Komite Audit pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Surat

Keputusan Direksi No. 226 tahun 2010 tanggal 5 Juli 2010 tentang Pengangkatan Komite Audit PT Bank DKI. Trisniati Anwar pengangkatannya dilakukan melalui Surat Keputusan Direksi No. 318 tahun 2010 tentang Perubahan Komite Audit PT Bank DKI tanggal 27 September 2010. Susunan Komite Audit pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Komite Audit Ketua Zainal Abidin Hasni *) Anggota Trisniati Anwar Anggota Ratna Heimawaty Zain Anggota Dharmadi Wijaya

*) Merangkap sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Pemantau Risiko.

Komite Pemantau Risiko pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan

Surat Keputusan Direksi No. 227 Tahun 2010 tanggal 5 Juli 2010, tentang Pengangkatan Komite Pemantau Risiko PT Bank DKI. Salohot Lubis pengangkatannya dilakukan melalui Surat Keputusan Direksi No. 329 tahun 2010 tentang Perubahan Komite Pemantau Risiko PT Bank DKI tanggal 8 Oktober 2010. Susunan Komite Pemantau Risiko pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Komite Pemantau Risiko

Ketua Zainal Abidin Hasni *) Anggota Abdul Wahab Anggota Arizal Anas Anggota Salohot Lubis

*) Merangkap sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit.

Komite Remunerasi dan Nominasi pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat

berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 251 Tahun 2010 tanggal 29 Juli 2010 tentang Pengangkatan Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank DKI. Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Komite Remunerasi dan Nominasi Ketua Agoest Soebhektie **) Anggota Sukri Bey Anggota Enny Rantih Sofyan

**) Merangkap sebagai Komisaris Utama.

Dewan Pengawas Syariah Unit Usaha Syariah Bank untuk 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat

berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 26 April 2010 yang aktanya dibuat oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 29 tanggal 26 April 2010. Susunan Dewan Pengawas Unit Usaha Syariah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Page 19: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

Dewan PengawasUnit Syariah Ketua KH. Munzir Tamam, MA Anggota Drs. H. S. Hidayat, MA Anggota Kanny Hidaya

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank mempunyai tenaga kerja masing-masing

sejumlah 2.301 orang (1.478 karyawan tetap dan 823 karyawan tidak tetap) dan 2.094 orang (1.452 karyawan tetap dan 642 karyawan tidak tetap) (tidak direview/tidak diaudit).

e. Penyelesaian laporan keuangan

Laporan keuangan ini telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Bank pada tanggal

30 Juli 2013. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Bank adalah seperti

dijabarkan di bawah ini:

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan Bank telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI).

Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terlampir dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP.06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP. 554/132/2010 tanggal 30 Desember 2010 serta Surat Edaran Bapepam dan LK No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi, dan Perbankan”.

Untuk unit usaha syariah yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip perbankan syariah, laporan

keuangannya disajikan sesuai dengan PSAK No. 101, “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102, “Akuntansi Murabahah”, PSAK No. 105, “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106, “Akuntansi Musyarakah”, dan PSAK No. 107, “Akuntansi Ijarah”, yang menggantikan PSAK No. 59 tentang “Akuntansi Perbankan Syariah” yang berkaitan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan untuk topik tersebut dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Laporan keuangan telah disajikan berdasarkan nilai historis, kecuali disebutkan lain dan disusun dengan

dasar akuntansi akrual (kecuali pendapatan dari istishna dan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah).

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas

dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan, Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan dan efek yang di beli dengan janji dijual kembali dengan jatuh tempo kurang dari 3 (tiga) bulan sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

Mata uang fungsional dan penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah

(Rp). Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan, kecuali bila dinyatakan secara khusus, adalah dibulatkan dalam jutaan Rupiah.

Page 20: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”,

PSAK No. 55 (Revisi 2011), ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

PSAK No. 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian

informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban

keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberikan definisi dan karakteristik derivatif, antara lain, kategori-kategori dari masing-masing instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai.

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-masing instrumen keuangan untuk posisi

keuangan dan kinerja, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Bank selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana perusahaan mengelola risiko tersebut.

Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank

Indonesia dan bank lain, efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, kredit yang diberikan, penyertaan saham, pendapatan bunga yang akan diterima dan tagihan transaksi ATM.

Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan dari nasabah, simpanan dari bank lain, surat

berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain (seperti liabilitas yang masih harus dibayar dan setoran jaminan).

(i) Klasifikasi

Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan

awal:

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-

klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan;

Kredit yang diberikan dan piutang; Investasi dimiliki hingga jatuh tempo; Investasi tersedia untuk dijual.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:

Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas

keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;

Liabilitas keuangan lain.

Kelompok aset dan liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas

keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking.

Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok ini, kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung

nilai efektif. Aset dan liabilitas dalam kelompok ini dicatat pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan dengan keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Page 21: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam

kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau

dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau

telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini.

Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk

dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi yang diakui sebagai ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif.

Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan

sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi saat pengakuan liabilitas.

Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif.

(ii) Pengakuan awal

a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang

telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian yaitu tanggal Bank berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.

b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset

keuangan atau liabilitas keuangan tidak diklasifikasikan sebagai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.

Bank, pada pengakuan awal, dapat menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu sebagai

nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:

penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul; atau

aset keuangan dan liabilitas keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar; atau

aset keuangan dan liabilitas keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.

(iii) Pengukuran setelah pengakuan awal

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur

pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajarnya.

Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan lainnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Page 22: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

(iv) Penghentian pengakuan

a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika:

- Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau

- Bank telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut atau

menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan, dan

antara (a) Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, tetapi telah mentransfer kendali atas aset.

Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai

pengembalian kredit atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Ketika kredit tidak dapat dilunasi maka akan dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai.

Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass-

through arrangement dan tidak mentransfer serta tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut.

Melanjutkan keterlibatan yang diambil dalam bentuk jaminan atas aset yang ditransfer adalah diukur

dari nilai tercatat awal dari aset dan jumlah maksimum pertimbangan bahwa Bank diminta untuk membayar.

b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan

atau dibatalkan atau kadaluarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu

liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut

diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

(v) Pengakuan pendapatan dan beban

a. Pendapatan dan beban bunga atas aset tersedia untuk dijual serta investasi keuangan dan liabilitas

keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan

yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai.

Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

c. Dividen diakui ketika Bank berhak menerima pembayaran itu diberikan.

(vi) Reklasifikasi aset keuangan

Sebelum 1 Januari 2012, Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke

kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.

Page 23: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

Mulai 1 Januari 2012, suatu aset keuangan diklasifikasikan keluar dari kategori nilai wajar melalui laporan laba rugi ketika kondisi berikut ini terpenuhi: aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam jangka waktu dekat; dan terdapat suatu keadaan yang tidak terduga.

Suatu aset keuangan yang direklasifikasi keluar dari kategori nilai wajar melalui laporan laba rugi

direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi. Setiap keuntungan atau kerugian yang sudah diakui dalam laporan laba rugi tidak dapat dibalik. Nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi akan menjadi biaya diamortisasi yang baru, sebagaimana berlaku.

Bank tidak mereklasifikasi instrumen keuangannya ke dalam atau ke luar dari kategori nilai wajar melalui

laporan laba rugi.

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika,

perusahaan telah, dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dimana:

a. mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan

berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan

tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat

diantisipasi secara wajar oleh Bank.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual

dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan pada ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.

(vii) Saling hapus

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan

posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

(viii) Pengukuran biaya diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok kredit, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.

(ix) Pengukuran nilai wajar

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan,

diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran.

Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar

aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.

Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik

penilaian. Bank menggunakan credit risk spread sendiri untuk menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar.

Page 24: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread, Bank mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread, Bank mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas.

Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar

dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi.

Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek

ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset neto efek-efek tersebut.

Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen

tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta liabilitas kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya.

Aset keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur dengan menggunakan

harga penawaran; liabilitas keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka nilai tengah dari pasar dapat dipergunakan untuk menentukan posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai.

(x) Perbedaan 1 (satu) hari

Pada saat nilai transaksi berbeda dengan nilai wajar dari transaksi pasar lainnya yang dapat diobservasi

saat ini atas instrumen yang sama atau berdasarkan teknik penilaian yang hanya menggunakan variabel data dari pasar yang dapat diobservasi, Bank secara langsung mengakui perbedaan antara nilai transaksi dan nilai wajar (“1 hari” keuntungan atau kerugian) pada laporan laba rugi komprehensif. Jika nilai wajar ditentukan berdasarkan data yang tidak dapat diobservasi, maka perbedaan antara nilai transaksi dan nilai model hanya dapat diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada saat data menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut tidak diakui lagi.

c. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

d. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain terdiri dari Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money, deposito berjangka, deposito mudharabah dan FASBI Syariah.

Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga

efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

e. Efek-efek

Efek-efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi (terdiri dari obligasi perusahaan dan Pemerintah)

dan wesel jangka menengah di pasar uang dan pasar modal.

Efek-efek pada awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya langsung yang dapat diatribusikan, kecuali

untuk nilai wajar melalui laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, efek-efek dicatat sesuai dengan kategorinya yaitu investasi tersedia untuk dijual, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Penilaian efek-efek didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut:

Page 25: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

1. Efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan

metode bunga efektif kurang dari penurunan nilai.

2. Efek-efek yang dimiliki untuk diperdagangkan dinyatakan pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang

timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

3. Efek-efek yang diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar. Laba atau

rugi selisih kurs atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan efek-efek tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

f. Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali

Efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi keuangan sebesar

jumlah penjualan kembali dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi dan penyisihan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan, dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek dibeli hingga dijual menggunakan metode suku bunga efektif.

Efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

g. Kredit yang diberikan

Kredit yang diberikan merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan dengan pihak penerima kredit dan mewajibkan pihak penerima kredit untuk melunasi setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga.

Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat

diatribusikan secara langsung dan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku efektif dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai.

Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

Setiap amortisasi diskon atau premium termasuk dalam pendapatan bunga dalam laporan laba rugi

komprehensif.

Restrukturisasi kredit

Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit atau perpanjangan jangka waktu pembayaran.

Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit hanya diakui

bila nilai tunai penerimaan kas masa depan yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.

Pembiayaan syariah

Kredit yang diberikan meliputi pembiayaan syariah yang terutama terdiri dari piutang syariah, pembiayaan

mudharabah dan pembiayaan musyarakah.

Piutang syariah adalah tagihan yang timbul dari transaksi berdasarkan akad-akad murabahah, ijarah dan qardh.

Pembiayaan musyarakah adalah akad antara Bank dan nasabah untuk melakukan usaha tertentu dalam suatu

kemitraan dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi dana.

Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara Bank dan nasabah dimana Bank sebagai

pemilik dana, sedangkan nasabah bertindak selaku pengelola bisnis, yang dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil dengan nisbah (porsi bagi hasil) yang telah disepakati.

Page 26: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

Ijarah adalah sewa menyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik objek sewa dengan penyewa

termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah sewa menyewa antara pemilik

dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik

objek sewa baik dengan jual beli atau pemberian (hibah) pada saat tertentu sesuai akad sewa.

Murabahah adalah pembiayaan dalam bentuk transaksi jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan barang ditambah keuntungan yang disepakati. Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan marjin yang ditangguhkan yang tidak dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian.

Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan yang diperjanjikan dengan kewajiban pihak meminjam

mengembalikan pokok kredit secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

h. Penyisihan kerugian penurunan nilai

Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:

a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;

c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang

dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak akan dipertimbangkan oleh pemberi pinjaman jika tidak terdapat hal tersebut;

d) terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau f) data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas

masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk:

1) memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan

2) kondisi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.

Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk

setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama.

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset

keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu

kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.

Berdasarkan kriteria diatas, Bank melakukan penilaian secara individual untuk kredit dalam segmen pasar

Page 27: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

Berdasarkan kriteria di atas, Bank melakukan penilaian secara kolektif untuk: (a) Kredit korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Kredit dalam segmen pasar usaha kecil dan konsumer.

Penyisihan kerugian penurunan nilai atas asset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang dinilai secara

individual dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Sedangkan untuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif Bank menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) dan dengan memperhatikan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini.

Bank menggunakan metode analisis model statistik (migration analysis method) untuk penilaian penurunan nilai

aset keuangan secara kolektif.

Perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan diamortisasi).

Bank menggunakan nilai wajar agunan sebagai dasar arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu

kondisi berikut: 1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal pengikatan

agunan.

Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan

menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank

mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Dalam hal instrumen ekuitas diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar efek di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui.

Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang

tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.

Page 28: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai efek tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan diakui pada tahun terjadinya.

Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang

atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.

Jika, pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada periode berjalan.

Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.

Untuk aset Unit Usaha Syariah, Bank menerapkan PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana

telah diubah dengan PBI No. 9/9/2007 tanggal 18 Juni 2007 dan PBI No. 10/24/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008 serta PBI No. 13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 dalam menentukan kerugian penurunan nilai.

Kewajiban untuk membentuk penyisihan kerugian aset produktif tidak berlaku bagi aset produktif untuk transaksi

sewa dengan perpindahan hak milik berupa akad ijarah atau ijarah muntahiyah bittamlik. Bank wajib membentuk penyusutan/amortisasi terhadap aset ijarah muntahiyah bittamlik.

Khusus untuk surat berharga dan penempatan pada bank, kualitasnya ditetapkan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu

lancar, kurang lancar dan macet. Sedangkan untuk penyertaan modal kualitasnya ditetapkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.

Penyisihan minimum yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai

berikut:

Persentase penyisihan kerugian penurunan nilai/ Percentage of allowance Klasifikasi for impairment losses

Lancar Minimum 1,00% Dalam perhatian khusus Minimum 5,00% Kurang lancar Minimum 15,00% Diragukan Minimum 50,00% Macet 100,00%

Persentase di atas diterapkan kepada aset unit usaha syariah Bank terkait penurunan nilai secara kolektif setelah

dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

Dalam menghitung penyisihan kerugian penurunan nilai, Bank tidak memperhitungkan seluruh agunan yang ada

antara lain karena tanggal penilaian agunan yang dilakukan telah melampaui jangka waktu seperti yang telah ditentukan oleh peraturan Bank Indonesia yang terkait.

Penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009) yang menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah aset yang dapat dipulihkan.

PSAK yang direvisi ini juga yang menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Pada setiap akhir laporan posisi keuangan, Bank menilai apakah terdapat indikasi suatu aset non keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi bahwa aset non keuangan tersebut mengalami penurunan

Page 29: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

nilai, maka Bank membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP (SE-BI) tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun Bank tetap harus menghitung penyisihan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.

i. Penyertaan saham

Investasi pada saham dengan persentase kepemilikan dibawah 20% dan tidak memiliki pengaruh yang

signifikan dicatat dengan metode biaya dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai.

j. Aset tetap

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, yang berdampak

pada pengakuan aset, penentuan nilai tercatat dan beban depresiasi dan kerugian penurunan nilai yang diakui.

Harga perolehan awal atas properti dan peralatan terdiri dari harga beli dan semua biaya langsung yang dapat

diatribusikan untuk membuat aset dalam kondisi siap pakai dan berlokasi di tempat yang digunakan. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu dikapitalisasi sebagai biaya penggantian atas jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian, jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan aset ditelaah kembali dan jika

sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Semua aset tetap kecuali tanah, disusutkan selama estimasi masa manfaat aset tersebut sebagai berikut:

Metode/Method Tahun/Years

Gedung/Building Garis lurus/straight line method 20 Kendaraan/Vehicle: Mobil/Car Saldo menurun berganda/Double Declining 8 Motor/Motorcycle Saldo menurun berganda/Double Declining 4 Inventaris dan peralatan/ Inventory and equipment Saldo menurun berganda/Double Declining 4 dan/and 8

Semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan,

biaya survei dan pengukuran, biaya notaris dan pajak-pajak, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan ditangguhkan sehubungan dengan akuisisi hak atas tanah diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

Selain itu, hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.

Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya

dihapuskan dari akun tersebut. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Page 30: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

k. Tagihan dan liabilitas akseptasi

Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi. Tagihan akseptasi disajikan

setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.

Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi diklasifikasikan

sebagai liabilitas keuangan lainnya dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi.

l. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa kontrak masing-masing biaya dengan menggunakan metode

garis lurus (straight line method).

m. Liabilitas segera

Liabilitas segera dicatat pada saat liabilitas kepada masyarakat maupun kepada bank lain timbul.

Akun ini diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain dan dihitung berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

n. Simpanan dari nasabah

Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan dan deposito.

Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat melalui cek, Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau sarana perintah pembayaran lainnya.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan

melalui ATM jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank.

Termasuk di dalam simpanan adalah produk simpanan syariah yang dikelola oleh Unit Usaha Syariah Bank yang terdiri dari:

a. Giro wadiah merupakan giro dimana nasabah mendapatkan pendapatan bonus berdasarkan kebijakan Unit

Usaha Syariah Bank. Giro wadiah dicatat sebesar nilai terhutang kepada nasabah.

b. Tabungan wadiah merupakan simpanan pihak ketiga yang mendapat bonus berdasarkan kebijakan Bank.

Tabungan wadiah dicatat atau dinyatakan sebesar nilai investasi pemegang tabungan.

c. Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan pihak ketiga yang memberikan pemilik dana imbalan

bagi hasil dari pendapatan yang diperoleh Unit Usaha Syariah Bank atas penggunaan dana tersebut sesuai dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Deposito mudharabah dicatat sebesar nilai nominal.

Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan

diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif kecuali simpanan syariah dan dana syirkah temporer yang dinyatakan sebesar nilai liabilitas Unit Usaha Syariah Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.

o. Simpanan dari bank lain

Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk

giro (termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah), interbank call money yang jatuh tempo menurut perjanjian dan tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari, deposito berjangka dan sertifikat investasi Mudharabah antarbank (syariah).

Page 31: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

Kecuali Unit Usaha Syariah, simpanan dari bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan

biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

p. Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

Efek-efek yang dijual dengan janji dijual kembali (repo) disajikan sebagai liabilitas sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi selisih antara harga jual dan harga pembelian kembali yang disepakati. Selisih antara harga jual dan harga pembelian kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual hingga saat dibeli kembali.

q. Surat berharga yang diterbitkan

Surat berharga yang diterbitkan terdiri dari obligasi yang diterbitkan oleh Bank.

Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya

perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat-surat berharga yang diterbitkan.

Obligasi yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi.

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi disajikan sebagai pengurang hasil emisi obligasi yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Perbedaan antara nilai tercatat surat berharga yang diterbitkan dengan harga pembelian kembali tidak diakui

sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif.

r. Pinjaman yang diterima

Pinjaman diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan

kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.

Pinjaman diterima diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan

diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman diterima dan biaya transaksi merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

s. Pendapatan dan beban bunga

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. Revisi PSAK ini

mengidentifkasi kondisi dimana kriteria pengakuan pendapatan terpenuhi dan, oleh karena itu, pendapatan boleh diakui, dan penentuan perlakuan akuntansi dari pendapatan yang muncul dari beberapa transaksi dan peristiwa, dan juga menyediakan pedoman praktis atas penerapan kriteria pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui sejauh itu memiliki kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada Bank dan pendapatan dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar yang diperkirakan akan diterima, dikurangi potongan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode

suku bunga efektif. Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi dan seluruh imbalan dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau

penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) antara umur kontraktual dan umur estimasi kepada nilai tercatat dari aset atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian pembiayaan di masa mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.

Page 32: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian

penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.

Kredit yang diberikan dan piutang yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 (sembilan

puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau ketika adanya keraguan atas ketepatan waktu pembayaran, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang yang mengalami penurunan nilai (impairment). Pendapatan bunga yang sudah diakui tetapi belum ditagih akan dibatalkan pada saat kredit yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang yang mengalami penurunan nilai.

Pendapatan dan beban bunga yang disajikan di dalam laporan laba rugi komprehensif meliputi:

(i) Bunga atas aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang

dihitung menggunakan suku bunga efektif;

(ii) Bunga atas aset keuangan untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual yang dihitung menggunakan

suku bunga efektif;

(iii) Bunga atas semua aset diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.

Pendapatan dan beban bunga diakui dengan menggunakan dasar akrual, kecuali pendapatan bunga atas

kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai non performing.

Pada saat kredit yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (non

performing loan), bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pengakuannya. Bunga yang dibatalkan diakui sebagai tagihan kontinjensi dalam catatan atas laporan keuangan.

Penerimaan tunai atas pembiayaan dan piutang yang diberikan yang diklasifikasikan sebagai diragukan atau

macet dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok pembiayaan dan piutang. Kelebihan penerimaan dari pokok pembiayaan dan piutang diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif.

Beban emisi obligasi, yang meliputi biaya notaris, akuntan publik, underwriter, konsultan hukum, penilai dan

biaya lain diamortisasikan sesuai jangka waktu obligasi.

t. Pendapatan bagi hasil dan beban bonus secara syariah

Pendapatan dan beban bunga termasuk pendapatan margin dan bagi hasil serta beban hak pihak ketiga atas

bagi hasil dana syirkah temporer dari Unit Usaha Syariah. Pendapatan Unit Usaha Syariah terdiri dari pendapatan margin murabahah, bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah, pendapatan ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT). Pendapatan dari murabahah diakui dengan menggunakan metode akrual.

Pendapatan dari transaksi pembiayaan atas dasar bagi hasil diakui pada saat angsuran diterima secara tunai.

Pendapatan ijarah diakui selama masa akad secara proporsional.

Beban Unit Usaha Syariah merupakan beban bagi hasil tabungan mudharabah serta bonus giro wadiah, yang

diakui pada saat timbulnya kewajiban untuk melakukan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati.

u. Pendapatan provisi dan komisi

Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pinjaman, atau pendapatan provisi

dan komisi yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif dan diklasifikasikan sebagai bagian dari pendapatan bunga pada laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan ini mencakup provisi dan komisi.

Pendapatan atau komponen pendapatan yang terkait dengan kinerja tertentu diakui setelah memenuhi kriteria

yang sesuai dan diklasifikasi sebagai bagian dari provisi dan komisi dari transaksi selain kredit yang diberikan dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan ini meliputi pendapatan jasa penjaminan emisi, pendapatan arranger, upfront fees dan pendapatan komitmen.

Page 33: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

v. Transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai

Tukar Mata Uang Asing”, mengatur bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat

transaksi dilakukan. Pada tanggal posisi keuangan, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs Spot Reuters pada pukul 16.00 WIB.

Selisih penjabaran mata uang asing atas efek utang dan aset dan liabilitas moneter lainnya yang diukur

berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs. Aset dan kewajiban non-moneter dicatat menggunakan nilai historis. Akun-akun laba rugi setiap bulannya dijabarkan dengan menggunakan kurs spot rata-rata untuk bulan yang bersangkutan. Saldo untuk tahun berjalan merupakan jumlah dari penjabaran bulanan tersebut.

Selisih penjabaran mata uang asing atas unsur-unsur aset dan liabilitas non-moneter seperti efek ekuitas

dilaporkan sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian nilai wajar. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek tersedia untuk dijual dicatat pada akun keuntungan atau kerugian dan bukan bagian dari akun keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dalam ekuitas.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

30 Juni 2013 31 Desember 2012

Pound Sterling Inggris 15.248 15.515 Euro 12.949 12.732 Dolar Australia 9.218 10.007 Dolar Amerika Serikat 9.925 9.638 Dolar Singapura 7.810 7.879 Dolar Hong Kong 1.279 1.243 Yen Jepang 102 112

w. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan estimasi penghasilan kena pajak untuk tahun yang bersangkutan dan dihitung menggunakan tarif pajak yang berlaku.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang

menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari

perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas, kecuali perbedaan yang dikenakan pajak final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku

pada tanggal pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Efek pajak tangguhan yang timbul dari akuisisi disajikan sebagai bagian dari akun “Aset atau Liabilitas Pajak Tangguhan”.

Page 34: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus di laporan keuangan, kecuali aset dan

liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak ("SKP") diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

x. Program pensiun dan imbalan kerja

Efektif 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara

lain memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Bank memilih mempertahankan metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode 10% koridor sehubungan dengan pengakuan keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul.

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek seperti upah, iuran jaminan sosial, cuti jangka pendek, bonus dan imbalan non-

moneter lainnya diakui selama periode jasa diberikan. Imbalan kerja jangka pendek diukur sebesar jumlah yang tidak didiskontokan.

Program pensiun iuran pasti

Iuran terutang kepada dana pensiun sebesar persentase tertentu gaji pegawai yang menjadi peserta program

pensiun iuran pasti Bank dicadangkan dan diakui sebagai biaya ketika jasa tersebut telah diberikan oleh pegawai-pegawai yang memenuhi kriteria tersebut kepada Bank. Pembayaran aktual dikurangkan dari iuran terutang. Iuran terutang diukur berdasarkan jumlah yang tidak didiskontokan.

Program imbalan pasti dan imbalan kerja jangka panjang lainnya

Imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya seperti cuti panjang dan penghargaan

dicadangkan dan diakui sebagai biaya ketika jasa telah diberikan oleh pegawai yang memenuhi kriteria. Imbalan kerja ditentukan berdasarkan peraturan Bank dan persyaratan minimum Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003, mana yang lebih tinggi.

Imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya secara aktuaria ditentukan berdasarkan metode

Projected Unit Credit. Perkiraan liabilitas pada tanggal laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, dikurangi nilai wajar aset program dan disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuaria yang belum diakui , biaya jasa masa lalu yang belum menjadi hak (non-vested), biaya pemutusan kontrak kerja dan keuntungan/kerugian kurtailmen.

Biaya imbalan pasca-kerja yang diakui selama periode berjalan terdiri dari biaya jasa kini, bunga atas liabilitas,

keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu dan dikurangi dengan iuran pegawai dan hasil yang diharapkan dari aset program.

Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas

nilai yang lebih tinggi antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata-rata sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria.

Biaya jasa masa lalu diakui langsung sebagai biaya, kecuali untuk biaya jasa masa lalu yang belum menjadi hak

(non-vested) yang diamortisasi dan diakui sebagai biaya selama periode hak.

Biaya pemutusan kontrak kerja dan keuntungan/kerugian kurtailmen diakui pada periode dimana Bank

menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program.

Page 35: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

y. Sewa

Efektif 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. Penentuan apakah suatu

perjanjian adalah atau mengandung suatu sewa didasarkan pada substansi perjanjian dan memerlukan penilaian apakah pemenuhan perjanjian ini tergantung pada penggunaan aset spesifik atau aset dan perjanjian memberikan hak untuk menggunakan aset. Penilaian ulang hanya dibuat setelah permulaan sewa jika salah satu dari hal berikut ini berlaku: a. terdapat perubahan dalam persyaratan kontraktual, selain pembaharuan atau perpanjangan dari perjanjian

b. Opsi pembaharuan dilaksanakan atau perpanjangan diberikan, kecuali jika persyaratan pembaharuan atau perpanjangan awalnya telah termasuk dalam persyaratan sewa

c. terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan tergantung pada suatu aset spesifik; atau d. terdapat perubahan substansial pada aset.

Dalam kondisi penilaian ulang dilakukan, akuntansi sewa harus dimulai atau dihentikan dari tanggal ketika perubahan keadaan semakin meningkatkan perlunya penilaian ulang untuk skenario a, c, atau d diatas, dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan periode untuk skenario b.

Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Bank sebagai lessee Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode penyusutan garis lurus

selama masa sewa.

z. Laba Per Saham Dasar

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba Per Saham”, yang

menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham.

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah

saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan.

aa. Dividen

Pembagian dividen kepada para pemegang saham diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham.

ab. Informasi Segmen

Bank menentukan dan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang secara internal diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Perubahan kebijakan akuntansi disebabkan karena implementasi PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. Sebelumnya, segmen operasi ditentukan dan disajikan sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”. Pengambil keputusan operasional Bank adalah Dewan Direksi.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional perusahaan untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Bank mengungkapkan segmen operasionalnya berdasarkan segmen usaha yang meliputi perbankan konvensional dan syariah. Segmen pendapatan, biaya, hasil, aset dan liabilitas, termasuk bagian yang dapat diatribusikan langsung kepada segmen, serta yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut.

Page 36: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

ad. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Bank menerapkan perubahan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan dengan pihak berelasi, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan.

Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan Bank.

Suatu pihak dianggap pihak berelasi dengan Bank jika:

a. Suatu pihak langsung atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, (i) mengendalikan,

atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Bank; (ii) memiliki kepentingan dalam Bank yang memberikan pengaruh signifikan atas Bank; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Bank;

b. suatu pihak yang berelasi dengan Bank; c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Bank sebagai venturer; d. suatu pihak adalah anggota dari personil dari manajemen kunci Bank; e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan (a) atau (d); f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh

atau untuk pihak yang memiliki hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, yaitu individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e);

g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Bank atau entitas yang terkait dengan Bank.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan dan rinciannya telah disajikan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan. Selanjutnya, saldo dan transaksi yang material antara Bank dan Pemerintah Negara Republik Indonesia dan entitas lain yang berelasi dengan dan/atau dikendalikan oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia, diungkapkan juga dalam Catatan 30.

ae. Pertimbangan, estimasi, dan asumsi akuntansi yang signifikan

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah menggunakan pertimbangan dan

estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Pertimbangan dan estimasi paling signifikan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Pertimbangan yang signifikan

1. Usaha yang berkelanjutan

Manajemen telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.

2. Nilai wajar atas instrumen keuangan

Mulai 1 Januari 2012, dalam rangka penerapan PSAK No. 60, Bank menyajikan nilai wajar atas instrumen keuangan berdasarkan hirarki nilai wajar berikut:

Tingkat 1 - nilai wajar berdasarkan harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif; Tingkat 2 - nilai wajar yang menggunakan input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1

yang dapat diobservasi, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya diperoleh dari harga); dan

Tingkat 3 - nilai wajar yang menggunakan input yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

Page 37: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

Bila nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tercatat pada posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika statistik.

Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang dapat diobservasi. Bila data pasar yang dapat diobservasi tersebut tidak tersedia, manajemen mempertimbangkan masukan dan asumsi yang diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan seperti model umpan balik likuiditas dan volatilitas untuk transaksi derivatif dan tingkat diskonto jangka panjang, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.

3. Klasifikasi pada investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo

Bank mengklasifikasikan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Klasifikasi memerlukan pertimbangan signifikan untuk memiliki investasi tersebut sampai dengan jatuh tempo.

Dalam membuat pertimbangan ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo.

4. Aset keuangan tanpa harga kuotasi dalam pasar aktif

Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, yaitu antara lain, apakah aset memiliki harga kuotasi atau tidak dalam pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi apakah aset keuangan memiliki kuotasi pasar dalam pasar aktif adalah penentuan apakah harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dan apakah harga tersebut merepresentasikan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.

5. Kontinjensi

Bank saat ini terlibat dalam beberapa kasus hukum. Estimasi atas biaya yang mungkin terjadi atas penyelesaian tuntutan-tuntutan tersebut sudah dikonsultasikan dengan penasihat dari luar yang menangani pembelaan Bank dalam hal-hal tersebut dan berdasarkan analisa dari hasil yang mungkin terjadi. Bank saat ini tidak percaya kalau kasus-kasus ini akan memiliki efek kerugian yang material pada laporan keuangan. Bagaimanapun, ada kemungkinan dari hasil-hasil operasi di masa akan datang akan terpengaruh secara material oleh perubahan dari perkiraan-perkiraan atau dalam keefektifan dari strategi yang berhubungan dengan kasus-kasus ini.

6. Mata Uang Fungsional

PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, mengharuskan manajemen untuk menggunakan pertimbangannya untuk menentukan mata uang fungsional entitas yang dapat merepresentasikan secara benar efek ekonomi dari transaksi yang mendasarinya, peristiwa dan kondisi yang relevan dengan entitas.

Dalam pembuatan pertimbangan tersebut, Bank memperhatikan hal-hal berikut: a. nilai mata uang yang sangat mempengaruhi harga jual untuk instrumen keuangan dan jasa-jasa (ini

seringkali menjadi mata uang yang digunakan, yaitu mata uang dimana harga jual instrumen keuangan dan jasa-jasa didenominasi dan direalisasikan)

b. mata uang dimana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan; dan

c. nilai mata uang dimana penerimaan dari kegiatan operasi biasanya didapatkan.

7. Sewa Operasi

Bank, sebagai lessee, telah mengadakan perjanjian sewa untuk bangunan yang digunakannya untuk operasi. Bank telah menentukan bahwa semua risiko dan manfaat signifikan dari kepemilikan properti yang disewa dalam sewa operasi tersebut tidak dapat dialihkan kepada Bank.

Page 38: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

Perkiraan akun-akun yang signifikan

1. Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang

Bank me-review kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individu dan pada setiap tanggal posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam mengestimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai.

Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan di masa mendatang atas penyisihan penurunan nilai tersebut.

2. Penurunan nilai efek tersedia untuk dijual

Bank mereview efek yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penurunan nilai atas investasi tersebut dinilai apakah terdapat penurunan signifikan atau berkepanjangan nilai wajar dibawah nilai perolehan atau terdapat bukti objektif telah terjadi penurunan nilai. Penentuan apa yang dimaksud dengan “signifikan” dan “berkepanjangan” membutuhkan pertimbangan dari Bank.

Dalam menentukan pertimbangan, Bank mengevaluasi, diantaranya faktor lainnya, pergerakan dan durasi harga pasar historis serta sejauh mana nilai wajar dari investasi kurang dari biaya perolehannya.

3. Penurunan nilai atas aset tidak produktif

Bank melakukan penilaian atas penurunan nilai pada aset tidak produktif kapan saja terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat pada suatu aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh Bank yang dapat memicu adanya penilaian atas penurunan nilai termasuk hal-hal berikut: Kinerja dibawah rata-rata yang signifikan yang relatif terhadap hasil historis atau proyeksi hasil operasi

yang diharapkan di masa yang akan datang;

Perubahan yang signifikan dari cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi untuk bisnis secara keseluruhan; dan

Tren industri dan ekonomi yang negatif.

4. Pengakuan Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer sampai pada batas adanya kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia dimana kerugian dapat dimanfaatkan. Pertimbangan manajemen yang signifikan juga diperlukan untuk menentukan jumlah dari aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan waktu yang mungkin terjadi dan tingkatan dari penghasilan kena pajak di masa yang akan datang bersama dengan strategi perencanaan pajak di masa yang akan datang.

5. Nilai kini dari kewajiban pensiun

Biaya untuk program pensiun manfaat pasti dan imbalan pasca-kerja ditentukan menggunakan penilaian aktuaria. Penilaian aktuarial melibatkan pembuatan asumsi mengenai tingkat diskonto, tingkat pengembalian dari aset yang diharapkan, peningkatan gaji di masa depan, tingkat kematian dan peningkatan jumlah pensiun di masa depan. Karena sifat jangka panjang rencana-rencana ini, estimasi memiliki ketidakpastian yang signifikan.

af. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan

Sejak 1 Januari 2012, selain standar akuntansi yang direvisi seperti disebutkan di atas, Bank juga

menerapkan revisi standar akuntansi berikut, tetapi tidak memiliki dampak signifikan terhadap kinerja dan posisi keuangan Bank:

a. PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengatur

akuntansi dan pelaporan program tersebut untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

Page 39: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

b. PSAK No. 26 (2011), “Biaya Pinjaman”, mengatur biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara

langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset yang memenuhi kualifikasi dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.

c. PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitas yang

melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.

d. ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

e. ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”,

membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.

f. ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”.

g. ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”, memberikan pedoman mengenai persyaratan dan

kondisi dilakukannya penilaian ulang atas derivatif melekat.

Page 40: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

3. KAS

Juni 2013 Desember 2012

Jumlah nosional Jumlah nosional Mata uang asing Ekuivalen Mata uang asing Ekuivalen (Dalam nilai penuh) Rupiah (Dalam nilai penuh) Rupiah

Rupiah 407,391 436,035

Mata uang asing: Dolar Amerika Serikat 573,234 5,689 432,245 4,166 Dolar Singapura 2,827 22 5,109 40 Dolar Australia 500 5 1,860 19 Euro 1,520 20 2,220 28 Yen Jepang 60,000 5 39,918 4 Pound Sterling Inggris 260 4 260 4

5,745 4,261

Total 413,137 440,296

Kas dalam mata uang Rupiah termasuk kas pada mesin Automatic Teller Machine (ATM) pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, adalah masing-masing sebesar Rp 86.318 and Rp 41.721.

4. GIRO PADA BANK INDONESIA

30 Juni 2013 31 Desember 2012

Jumlah nosional Jumlah nosional Mata uang asing/ Ekuivalen Mata uang asing/ Ekuivalen (Dalam nilai penuh) Rupiah (Dalam nilai penuh) Rupiah

Rupiah 2,738,448 2,217,571 Dolar Amerika Serikat 9,000,000 89,325 5,500,000 53,006

Total 2,827,773 2,270,577

Bank dipersyaratkan untuk memiliki Giro Wajib Minimum (GWM) dalam mata uang Rupiah untuk konvensional dan syariah, serta GWM dalam mata uang asing dalam kegiatannya melakukan transaksi mata uang asing. GWM disimpan dalam bentuk giro pada Bank Indonesia.

Rasio GWM pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 dihitung berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang “Perubahan Atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang GWM Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing”. Mulai tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing dan mulai tanggal 1 Juni 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tersebut di

atas, Bank harus memenuhi persyaratan GWM utama dalam Rupiah sebesar 8% pada kedua tanggal dan dalam Dolar Amerika Serikat masing-masing sebesar 8% dan 1%. Bank juga dipersyaratkan untuk memenuhi GWM sekunder sebesar 2,5% dalam rupiah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, perhitungan rasio GWM berdasarkan prinsip

perbankan syariah didasarkan pada PBI No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip perbankan syariah dimana peraturan ini diubah dengan PBI No. 8/23/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan PBI No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008. Setiap bank diwajibkan memelihara GWM dalam rupiah dan mata uang asing yang besarnya ditetapkan masing-masing sebesar 5% dan 1% dari dana pihak ketiga dalam rupiah dan mata uang asing.

Page 41: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

Persentase Giro Wajib Minimum Utama dan Sekunder Bank pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

masing-masing adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012

Rupiah: : - Utama 12.58% 8.21% - Sekunder 15.92% 9.30% Dolar Amerika Serikat 9.77% 10.75%

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia

tentang Giro Wajib Minimum.

5. GIRO PADA BANK LAIN

a. Berdasarkan mata uang

30 Juni 2013/ 31 Desember 2012

Jumlah nosional Jumlah nosional mata uang asing Ekuivalen mata uang asing Ekuivalen (Dalam nilai penuh) Rupiah (Dalam nilai penuh) Rupiah

Rupiah 16,274 8,509

Mata uang asing Dolar Amerika Serikat 108,267,837 1,074,558 54,411,932 524,395 Euro 1,684,983 21,818 364,076 4,636 Yen Jepang 43,213,612 4,395 43,395,975 4,860 Dolar Singapura 291,052 2,273 167,615 1,321

Dolar Australia 178,840 1,649 26,252 263

Total mata uang asing 1,104,693 535,475

Total giro pada bank lain 1,120,967 543,984 Cadangan kerugian penurunan nilai (1,335) (1,313)

Neto 1,119,632 542,671

b. Berdasarkan pihak-pihak

Juni 2013 Desember 2012

Pihak ketiga Rupiah 16,274 8,509

Mata uang asing 1,104,694 535,474

Total pihak ketiga 1,120,967 543,983

Cadangan kerugian penurunan nilai (1,335) (1,313)

Total 1,120,967 543,983

c. Berdasarkan klasifikasi kolektibilitas Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, giro pada bank lain diklasifikasikan lancar,

kecuali giro pada Bank Indover pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp1.335 dan Rp1.313 yang diklasifikasikan macet.

Page 42: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

d. Cadangan kerugian penurunan nilai Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012

Saldo awal 1,313 1,739 Pembalikan kerugian selama periode berjalan - - Penyesuaian karena penjabaran mata uang asing 22 (426)

Saldo akhir 1,335 1,313

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain telah memadai pada

tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

f. Giro pada bank lain yang digunakan sebagai jaminan

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat giro pada bank lain yang dijadikan

agunan oleh Bank.

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

a. Berdasarkan jenis dan mata uang Juni 2013

Jenis penempatan Tingkat Bunga dan mata uang Jangka Waktu/ Rata-rata per Tahun Nilai tercatat

Rupiah Fasilitas simpanan 1 hari - 5 hari 6.80% 4,500 Bank Indonesia Deposito Berjangka BI - - - Call money 1 – 10 Hari 6,33% 1,010,000 Deposito berjangka 7 Hari 6,00% 1,068,920

Neto 2,083,420

Desember 2012

Jenis penempatan Tingkat Bunga dan mata uang Jangka Waktu/ Rata-rata per Tahun Nilai tercatat

Rupiah Fasilitas simpanan Bank Indonesia 1 - 5 hari 6.80% 758,918 Call money 1 - 10 Hari 6.33% 2,095,000 Deposito berjangka BI 6 hari 4.25% 999,764 Deposito berjangka 231 -1.562 Hari 6.00% 951,320

Total Rupiah 4,805,002 Dolar Amerika Serikat Call money - - -

Total Dolar Amerika Serikat -

Total 4,805,002 Cadangan kerugian penurunan nilai -

Neto 4,805,002

Page 43: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

b. Berdasarkan pihak-pihak

Juni 2013 Desember 2012

Pihak Berelasi Rupiah

Bank Indonesia - FASBI 4,500 758,918 Bank lain - pasar uang antar bank - - Deposito berjangka - 999,764

Total Rupiah 4,500 1,758,682

Pihak ketiga Rupiah Deposito Berjangka 1,068,920 951,320 Bank lain - pasar uang antar bank 1,010,000 2,095,000

Total Rupiah 2,078,920 3,046,320

Mata uang asing Deposito Berjangka - - Bank lain - pasar uang antar bank - -

Total mata uang asing - -

Total pihak ketiga 2,078,920 3,046,320

Total 2,083,420 4,805,002 Cadangan kerugian penurunan nilai - -

Neto 2,083,420 4,805,002

c. Cadangan kerugian penurunan nilai

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai pada Bank Indonesia dan bank lain adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012

Saldo awal - - (Pembalikan)/pembentukan - selama periode berjalan - -

Saldo akhir - -

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

adalah dalam klasifikasi lancar.

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal

31 Desember 2012 yang dibentuk telah memadai.

Page 44: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

7. EFEK-EFEK

a. Berdasarkan jenis dan mata uang Juni 2013

Tingkat Bunga/ Nilai Nominal/ Nilai Tercatat/

Nilai wajar melalui laporan laba rugi Rupiah Obligasi 4.20% - 7.35% 864,652 864,652 Mata Uang Asing Obligasi 3,30% - 4,88% 121,519 121,519

Total nilai wajar melalui laporan laba rugi 986,171

Tersedia untuk dijual Rupiah Obligasi 0% - 15,50% 1,242,691 3,478,397 Wesel jangka menengah 50,000 50,000

Total efek yang tersedia untuk dijual 3,784,187

Dimiliki hingga jatuh tempo

Rupiah Obligasi 11,80% - 13,60% 5,000 5,000

Total efek-efek 4,903,053 Cadangan kerugian penurunan nilai (40)

Neto 4,903,013

Desember 2012

Tingkat Bunga/ Nilai Nominal/ Nilai Tercatat/

Nilai wajar melalui laporan laba rugi Rupiah Obligasi 4,20% - 7,35% 163,000 166,118 Mata Uang Asing Obligasi 3,30% - 4,88% 57,825 62,013 Total nilai wajar melalui laporan laba rugi 220,825 228,132

Tersedia untuk dijual Rupiah Sertifikat Bank Indonesia 0.00 - - Obligasi 4,02% - 15,50% 1,012,691 1,027,407 Wesel jangka menengah 6,50% - 9,2% 230,000 229,960

Total efek yang tersedia untuk dijual 1,257,367

Dimiliki hingga jatuh tempo

Rupiah Obligasi 11,80% - 13,60% 5.000 5.000

Total efek-efek 1,490,499 Cadangan kerugian penurunan nilai (40)

Neto 1,490,459

Page 45: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

Perincian efek-efek berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: Juni 2013 Desember 2012

Jumlah nosional Jumlah nosional Mata uang asing Ekuivalen Mata uang asing Ekuivalen (Dalam nilai penuh/ Rupiah (Dalam nilai penuh) Rupiah

Rupiah 4,398,049 1,428,485 Dolar Amerika Serikat 50.881.980 505,004 6.434.583 62,013

Total 4,903,053 1,490,499 Cadangan kerugian penurunan nilai (40) (40)

Neto 4,903,013 1,490,459

Harga pasar efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual berkisar antara 98,50% - 117,00% dan 97,48% - 101,41% dari nilai nominal pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Seluruh keuntungan yang belum direalisasi sebesar Rp146 pada tanggal 31 Desember 2012 seluruhnya telah terealisasi pada periode yang berakhir 30 Juni.

b. Berdasarkan pihak-pihak

Informasi mengenai investasi surat berharga dengan pihak - pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 30.

Juni 2013 Desember 2012

Pihak berelasi -- 11,537 Pihak ketiga 4,903,053 1,478,962

Total 4,903,053 1,490,499 Cadangan kerugian penurunan nilai (40) (40)

Neto 4,903,013 1,490,459

c. Berdasarkan penerbit

Juni 2013 Desember 2012

Nilai wajar melalui laporan laba rugi Pemerintah Republik Indonesia

dan Bank Indonesia 166,125 158,920 Korporasi 820,046 69,212 Bank -- --

Total nilai wajar melaluli laporan laba rugi 986,171 228,132

Tersedia untuk Dijual Pemerintah Republik Indonesia

dan Bank Indonesia 2,951,495 413,213 Korporasi 657,691 669,097 Bank 175,000 175,057

Total tersedia untuk dijual 3,784,187 1,257,367

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pemerintah Republik Indonesia

dan Bank Indonesia 132,695 1,000 Korporasi -- 4,000 Bank -- --

Total dimiliki hingga jatuh tempo 132,695 5,000

TOTAL 4,903,053 1,490,499

Penyisihan kerugian penurunan nilai (40) (40)

NETO 4,903,013 1,490,459

Page 46: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

d. Berdasarkan peringkat

Juni 2013 Peringkat/ Nilai tercatat/

Rating Carrying value Rupiah Obligasi

Pemerintah Republik Indonesia BBB-** 3,742,628 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia idAAA* 250,000 PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) idAA* 165,000 PT Bank International Indonesia Tbk idAA+* 80,000 PT Medco Energi Internasional Tbk idAA-* 110,000 PT Bank Pan Indonesia Tbk idAA* 60,000 PT BCA Finance idAA+* 30,000 PT Mandala Multifinance Tbk idA* 25,000 PT Jasa Marga (Persero) Tbk idAA* 22,691 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) idAA+* 4,000

Total obligasi 4,489,319

Wesel jangka menengah PT Sarana Multigriya

Finansial (Persero) idAA* -- PT Bank OCBC NISP Tbk idAAA* 50,000 PT Pegadaian (Persero) idAA-* --

Total wesel jangka menengah 50,000

Mata uang asing Obligasi

Pemerintah Republik Indonesia BBB-** 255,789 PT Pertamina (Persero) BBB-** 107,944

Total obligasi 363,734

Total efek-efek 4,903,053 Cadangan kerugian penurunan nilai (40)

Neto 4,903,013

Desember 2012 Peringkat/ Nilai tercatat/

Rating Carrying value Rupiah Obligasi

Pemerintah Republik Indonesia BBB-** 543,875 Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia idAAA* 229,847 PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) idAA* 115,038 PT Bank International Indonesia Tbk idAA+* 80,040 PT Medco Energi Internasional Tbk idAA-* 60,070 PT Bank Pan Indonesia Tbk idAA* 59,990 PT BCA Finance idAA+* 27,977 PT Mandala Multifinance Tbk idA* 24,979 PT Jasa Marga (Persero) Tbk idAA* 22,691 PT Indofood Sukses Makmur Tbk idAA+* 20,017 PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional Tbk AA-** 10,002 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) idAA+* 4,000

Total obligasi 1,198,526

Wesel jangka menengah PT Sarana Multigriya

Finansial (Persero) idAA* 199,933 PT Bank BPD Aceh idA-* 25,025 PT Pegadaian (Persero) idAA-* 5,002

Total wesel jangka menengah 229,960

Mata uang asing Obligasi

Pemerintah Republik Indonesia BBB-** 40,795 PT Pertamina (Persero) BBB-** 21,218

Total obligasi 62,013

Total efek-efek 1,490,499 Cadangan kerugian penurunan nilai (40)

Neto 1,490,459

Page 47: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

e. Berdasarkan kolektibilitas

Juni 2013 Desember 2012

Pokok Cadangan Pokok Cadangan

Lancar 4,903,013 40,000,000 1,490,459 40,000,000

f. Cadangan kerugian penurunan nilai

Cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 berasal dari unit usaha syariah sebesar Rp40.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 yang dibentuk tersebut telah memadai.

8. EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI

Juni 2013

Pendapatan Tanggal Liabilitas Bunga yang Jenis Nilai Tanggal Jatuh Penjualan Belum Nilai Counterparty Sekuritas Nominal Dimulai Tempo Kembali Direalisasi Tercatat

Rupiah Bank Indonesia FR0064 250,000 6/18/2013 7/17/2013 222,381 864 221,517

Total 250,000 222,381 864 221,517

* termasuk bunga yang diterima pada saat masa kepemilikan atas aset yang mendasarinya Desember 2012

Pendapatan Tanggal Liabilitas Bunga yang Jenis Nilai Tanggal Jatuh Penjualan Belum Nilai Counterparty Sekuritas Nominal Dimulai Tempo Kembali Direalisasi Tercatat

Rupiah Bank Indonesia FR0026 500,000 12/12/2012 2/19/2013 543,199 3,313 539,886 Bank Indonesia FR0040 500,000 12/03/2012 1/25/2013 723,725 2,147 721,578 Bank Indonesia FR0053 500,000 12/14/2012 2/15/2013 577,326 (16,032) 593,358

Total 1,500,000 1,844,250 (10,572) 1,854,822

* termasuk bunga yang diterima pada saat masa kepemilikan atas aset yang mendasarinya

Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diklasifikasikan lancar. Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan adanya cadangan penurunan nilai atas efek yang dibeli dengan

janji dijual kembali pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Page 48: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

9. KREDIT YANG DIBERIKAN

a. Berdasarkan pihak-pihak, jenis dan mata uang

Juni 2013 Desember 2012

Pihak Berelasi Rupiah Modal kerja 5,537 6,025 Investasi 188 273 Karyawan 9,448 11,074 Konsumen 1,012 2,929

Total Rupiah 16,186 20,301

Total pihak berelasi 16,186 20,301

Pihak Ketiga Rupiah Modal Kerja 4,410,900 4,199,043 Konsumsi 9,023,575.9 7,506,997 Investasi 808,279 561,154 Sindikasi 1,367,561 1,317,233 Pinjaman Karyawan 315,393 291,226

Total Rupiah 15,925,709 13,875,653

Mata uang asing Modal Kerja 81,677 428,220 Investasi 190,089 88,561 Sindikasi 179,716 470,658

Total mata uang asing 451,481 987,439

Total pihak ketiga 16,377,191 14,863,092

Total 16,393,377 14,883,393 Cadangan kerugian penurunan nilai (163,903) (157,501)

Neto 16,229,474 14,725,893

Perincian kredit yang diberikan berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012 Jumlah nosional Jumlah nosional Mata uang asing/ Mata uang asing/ Notional amount Notional amount Foreign currency Ekuivalen/ Foreign currency Ekuivalen/

(Dalam nilai penuh/ Equivalent (Dalam nilai penuh/ EquivalentIn full amount) Rupiah In full amount) Rupiah

Rupiah 15,941,895 13,895,954 Dolar Amerika Serikat 45,489,310 451,481 102,458,003 987,439

Total 16,393,377 14,883,393 Cadangan kerugian penurunan nilai (163,903) (157,501)

Neto 16,229,474 14,725,893

Page 49: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

b. Berdasarkan sektor ekonomi

Juni 2013 Desember 2012

Rupiah Konstruksi 1,646,775 1,520,270 Jasa Keuangan 1,737,179 1,128,220 Listrik 575,074 530,916 Perdagangan Umum dan 721,417 616,885 administrasi Industri 1,058,175 1,017,913 Jasa Bisnis 197,290 580,748 Transportasi 200,037 203,530 Pertambangan 167,787 172,034 Real Estate 305,536 202,822 Jasa Pelayanan Sosial 145,283 168,513 Pertanian 9,185 8,767 Lain-lain 9,178,157 7,745,336

Total Rupiah 15,941,895 13,895,954 Mata uang asing Konstruksi -- -- Jasa Keuangan -- -- Listrik 144,930 137,780 Perdagangan Umum dan -- -- administrasi -- Industri 81,677 229,305 Jasa Bisnis 45,159 51,159 Transportasi -- 48,145 Pertambangan 179,716 521,050 Real Estate -- -- Jasa Pelayanan Sosial -- -- Pertanian -- -- Lain-lain -- --

Total mata uang asing 451,481 987,439

Cadangan kerugian penurunan nilai (163,903) (157,501)

Neto 16,229,474 14,725,893

c. Berdasarkan kolektibilitas

Juni 2013 Desember 2012

Pokok/ Pokok/ Principal Principal

Individual 88,968 86,318 Kolektif Lancar 15,633,175 14,111,289 Dalam Perhatian Khusus 326,868 296,270 Kurang Lancar 126,400 25,226 Diragukan 14,674 18,127 Macet 203,292 346,163

Total 16,393,377 14,883,393 Cadangan kerugian penurunan nilai (163,903) (157,501)

Neto 16,229,474 14,725,893

Page 50: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

d. Cadangan kerugian penurunan nilai

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: Juni 2013 Desember 2012

Saldo awal 157,501 89,596 Penyisihan (pembalikan) selama tahun berjalan 6,402 67.120 Penyesuaian karena penjabaran mata uang asing -- 785

Saldo akhir 163,903 157,501

Penurunan nilai : Individual 43,800 43,800 Kolektif 120,103 113,701

Saldo akhir 163,903 157,501

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 telah memadai.

e. Informasi signifikan lainnya

Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Tingkat suku bunga rata-rata untuk kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah masing-masing sebesar 11,44% dan 15,16%, sedangkan dalam mata uang asing masing-masing adalah 6,12% dan 5,19%.

2. Kredit yang diberikan dengan agunan dijamin dengan simpanan, agunan kas yang diikat dengan hak

tanggungan atau dengan surat kuasa untuk menjual atau mengikat dengan hak tanggungan atau dengan agunan lain yang dapat diterima oleh Bank.

3. Kredit tetap terdiri dari kredit untuk modal kerja, investasi dan konsumsi. Kredit untuk modal kerja dan

investasi terdiri dari kredit jangka panjang, tetap, berulang dan diskonto, sedangkan kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit konsumsi lain.

4. Kredit kepada Komisaris, Direksi dan karyawan Bank, memperoleh tingkat bunga sampai dengan 4,50%

per tahun dengan jangka waktu jatuh tempo berkisar antara 1 (satu) sampai dengan 15 (lima belas) tahun. Kredit ini dibayar melalui pemotongan gaji setiap bulannya. Perbedaan antara tingkat bunga kredit Komisaris, Direksi dan karyawan Bank dengan Base Lending Rate (BLR) ditangguhkan dan dicatat sebagai beban yang ditangguhkan untuk kredit karyawan, yang merupakan bagian dari aset lain-lain.

5. Kredit yang diberikan kepada pihak-pihak yang berelasi sebelum cadangan kerugian penurunan nilai

(Catatan 30) pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp20.301 dan Rp37.779 Bank memberikan kredit kepada pihak-pihak berelasi diluar Komisaris, Direksi dan karyawan Bank sebelum penyisihan kerugian (Catatan 30) pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp9.448 dan Rp12.949 dengan syarat dan ketentuan yang sama dengan kredit kepada pihak ketiga lainnya.

6. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

7. Rasio kredit bermasalah bruto (rasio NPL-bruto) Bank, terhadap jumlah kredit yang diberikan adalah sebesar 3,61% dan 3,20% masing-masing pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, sedangkan rasio kredit bermasalah neto terhadap total kredit (rasio NPL-neto) adalah sebesar 2,71% dan 2,26% masing-masing pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Page 51: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

9. Dalam jumlah kredit termasuk pembiayaan yang diberikan berdasarkan prinsip Syariah dari unit Syariah

pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012

Ijarah/IMBT 938,432 822,237 Pembiayaan Mudharabah 231,572 255,768 Pembiayaan Musyarakah 289,860 175,213 Piutang Murabahah 64,443 58,719 Pinjaman Qardh 11,225 9,681

Total 1,535,532 1,321,618

Seluruh pembiayaan dalam bentuk mudharabah dan musyarakah diberikan dalam bentuk kas.

10. Kredit yang telah dihapusbukukan oleh Bank dicatat sebagai kredit ekstra-komtabel di dalam rekening administratif.

10. PENYERTAAN SAHAM Penyertaan saham per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012 Jenis

usaha/ Persentase kepemilikan

Nilai nominal

Persentase kepemilikan

Nilai nominal

Metode Biaya Perolehan PT Asuransi Bangun Askrida Asuransi 3.55% 11,537 3.55% 11,537

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank DKI No. 56 tertanggal 14 Oktober 1998, Bank melakukan investasi saham pada Dana Pensiun Bank DKI sebanyak 82 lembar dengan harga per lembar Rp11 dengan total penyertaan senilai Rp927 dengan persentase pemilikan kurang dari 20%. Pada tanggal 19 April 2011, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dalam akta notaris No. 45 yang diaktakan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Bank menyetujui untuk melakukan penambahan penyertaan sebanyak Rp25.000 ke PT Asuransi Bangun Askrida.

Berdasarkan Acara Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham PT Asuransi Bangun Askrida dalam akta

notaris yang diaktakan oleh Notaris Kartono. SH No. 58 tanggal 16 Mei 2011, penambahan penyertaan Bank pada PT Asuransi Bangun Askrida telah disetujui bersama dengan pemegang saham lainnya adalah sebesar Rp9.880. Bank memperoleh deviden tunai pada periode yang berakhir pada 31 Desember 2012, masing sebesar Rp1.329.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 kolektibilitas penyertaan saham diklasifikasikan lancar. Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan adanya cadangan penurunan nilai atas penyertaan saham pada

tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Page 52: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

11. ASET TETAP

Juni 2013

Saldo Awal/ Saldo Akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Ending Balance Additions Disposals Reclassification Balance

Biaya perolehan Tanah 13.799 - - - 13,799 Gedung 56.324 400 - - 56,724 Kendaraan 17,596 70 - - 17,666 Peralatan 211,908 7,921 - - 219,829

299,626 8,391 - - 308,018 Akumulasi Penyusutan - Gedung 18,015 1,483 - - 19,498 Kendaraan 14,326 457 - - 14,783 Peralatan 171,156 8,820 - - 179,976

203,497 10,760 - - 214,257

Nilai Buku 96,129 93,761

Desember 2012

Saldo Awal/ Saldo Akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Ending Balance Additions Disposals Reclassification Balance

Biaya perolehan Tanah 13,799 - - - 13,799 Gedung 56,324 - - - 56.324 Kendaraan 16,353 1,243 - - 17,596 Peralatan 200,743 11,165 - - 211,908

287,219 12,408 - - 299,626 Akumulasi Penyusutan - Gedung 15,568 2,447 - - 18,015 Kendaraan 13,271 1,055 - - 14,326 Peralatan 151,388 19,768 - - 171,156

180,227 23,270 - - 203.497

Nilai Buku 106,992 96,129

Seluruh hak atas tanah yang dimiliki oleh Bank merupakan Hak Guna Bangunan dengan sisa umur berkisar antara 8 (delapan) tahun sampai dengan 16 (enam belas) tahun. Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperpanjang.

Beban penyusutan yang dibebankan pada periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012

adalah masing-masing sebesar Rp10.760 dan Rp23.270.

Seluruh aset tetap secara langsung dimiliki oleh Bank pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Aset tetap selain tanah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 and 31 Desember 2012 telah diasuransikan atas risiko

kebakaran kepada beberapa perusahaan asuransi dengan nilai pertanggungan yang memadai.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas

aset tersebut.

Berdasarkan penelaahan aset tetap secara individual, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi

adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Tidak ada aset tetap yang dijaminkan oleh bank

Page 53: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

12. ASET LAIN-LAIN

Juni 2013 Desember 2012

Pendapatan bunga yang akan diterima 129,498 108,126 Beban yang ditangguhkan untuk kredit karyawan (Catatan 9e) 65,456 68,344 Biaya Dibayar Dimuka - - Beban ditangguhkan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp6.132 dan Rp5.660) 3,508 3,328 Properti terbengkalai 140 140 Aset yang tidak dipergunakan 92.461 92.461 Lain-lain (setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Rp1.016 masing-masing per 30 Juni 2013

dan 31 Desember 2012 293,254 9,640

Total 584,317 282,037

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk atas aset-aset yang disebutkan di atas telah memadai.

13. LIABILITAS SEGERA

Liabilitas segera terdiri atas kiriman uang, deposito yang sudah jatuh tempo tetapi belum diambil nasabah, transaksi kliring, pembayaran diterima dimuka yang diterima dari nasabah, setoran pajak yang diterima oleh bank sebagai bank persepsi dan simpanan sementara yang belum diselesaikan.

Juni 2013 Desember 2012

Rupiah

Titipan pengiriman uang 5,819 675,191

Setoran pembayaran rekening

Kepada pihak ketiga 441,610 267,672

Kewajiban jatuh tempo 10,208 36,273

Setoran pihak ketiga yang

Akan diselesaikan 13,456 10,626

Setoran pajak yang

Akan diselesaikan 21,675 7,704

Lain-lain 3,093 5,678 Total Rupiah 495,861 1,003,144

Mata uang asing

Setoran pembayaran rekening

Kepada pihak ketiga 189 3,407

Kewajiban jatuh tempo 867 932

Total mata uang asing 1,056 4,340

Total liabilitas segera 496,916 1,007,483

Page 54: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

14. SIMPANAN DARI NASABAH

a. Berdasarkan pihak-pihak, jenis dan mata uang

Juni 2013 Desember 2012

Pihak Berelasi (Catatan 30) Rupiah Giro 5.378.880 6.658.483

Tabungan 10.524 6.355

Deposito berjangka 7.310.784 1.076

Total Rupiah 12.700.187 7.741.243 Mata uang asing Giro - -

Deposito - 135

Total mata uang asing - 135

Total pihak berelasi 12.700.187 7.741.378

Pihak Ketiga Rupiah Giro 2.348.441 5.948.158

Tabungan 3.695.895 3.980.596

Deposito berjangka 3.248.719 2.916.734

Total Rupiah 9.329.055 12.845.488

Mata uang asing Giro 341.530 52.802

Deposito berjangka - -

Total mata uang asing 341.530 52.802

Total pihak ketiga 9.670.585 12.898.290

Total 22.370.772 20.639.668

Perincian simpanan nasabah dalam mata uang adalah sebagai berikut: 30 Juni/ 31 Desember/ June 30, 2013 December 31, 2012

Jumlah nosional Jumlah nosional Mata uang asing Ekuivalen Mata uang asing Ekuivalen (Dalam nilai penuh) Rupiah (Dalam nilai penuh) Rupiah

Rupiah 22.029.242 20.586.731 Mata uang asing Dolar Amerika Serikat 34.326.536 340.691 5.390.183 51.948 Yen Jepang 7.974.528 811 8.699.793 974 Euro 2.160 28 1.184 15

Total mata uang asing 341.530 52.937

Total 22.370.722 20.639.688

Simpanan nasabah berdasarkan prinsip syariah termasuk di dalamnya adalah giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.

Giro wadiah dan tabungan wadiah merupakan simpanan wadiah yad-dhamanah dimana nasabah akan memperoleh pendapatan bonus.

Page 55: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

Tabungan mudharabah merupakan simpanan dana dimana nasabah akan mendapatkan imbalan bagi hasil atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan sebelumnya.

Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan deposito dari pihak lain yang memberikan bagian dari pendapatan atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan sebelumnya.

b. Tabungan berdasarkan jenis

Juni 2013 Desember 2012

Tabungan Bank DKI 3.527.491 3.824.800 Tabungan Syariah 161.139 143.657 Tabungan Haji 17.789 18.495

Total 3.706.419 3.986.951

15. SIMPANAN DARI BANK LAIN

a. Berdasarkan jenis dan mata uang Juni 2013 Desember 2012

Jumlah nosional Jumlah nosional Mata uang asing Ekuivalen Mata uang asing Ekuivalen (Dalam nilai penuh) Rupiah (Dalam nilai penuh) Rupiah

Rupiah Giro 15.410 23.416 Call Money 510.192 - Deposito berjangka 3.414 5.264

Total Rupiah 529.016 28.680 Dolar Amerika Serikat Call money 25.006.222 248.187 55.010.656 530.165 Deposito berjangka 20.000.000 198.500 20.000.000 192.750

Total Dolar Amerika Serikat 446.687 722.915

Total 975.703 715.595

b. Berdasarkan pihak-pihak

Juni 2013 Desember 2012

Pihak berelasi - - Pihak ketiga 975.703 751.595

Total 975.703 751.595

c. Tingkat suku bunga per tahun dan sisa periode sampai dengan jatuh tempo Informasi mengenai sisa jangka waktu atas simpanan dari bank lain diungkapkan masing-masing pada

Catatan 39.

Page 56: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

16. Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

Juni 2013 Beban bunga

yang belum Nilai Tanggal Tanggal Nilai direalisasi/ Nilai

Jenis efek/ Nominal/ Mulai / jatuh tempo/ beli kembali/ Unrealize tercatat/Types of Nominal Starting Maturity Repurchase interest Carrying

Counterparty securities amount date date value expense value

Rupiah Deutsche Bank Seri FR0060 297,750 27 Maret/ 11 April/ 297,750 -- 297,750

March 2012 April 2017 Deutsche Bank Seri VR0031 297,750 11 Maret/ 15 Mei/ 297,750 -- 297,750

March 2013 May 2018

Total 221,381 595,500 -- 595,500

Desember 2012 Beban bunga

Tanggal Nilai yang belum Nilai Tanggal jatuh beli direalisasi/ Nilai

Jenis efek/ Nominal/ Mulai / tempo/ kembali/ Unrealize tercatat/Types of Nominal Starting Maturity Repurchase interest Carrying

Counterparty securities amount date date value expense value

Rupiah Deutsche Bank Seri FR0060 277,200 27 Maret/ 11 April/ 205,790 0 205,790

March 2012 April 2017 Deutsche Bank Seri VR0031 112,253 27 Maret/ 11 April/ 83,335 0 83,335

March 2012 April 2017

Total 221,381 289,125 0 289,125

17. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

a. Berdasarkan jenis

Juni 2013 Desember 2012

Obligasi V (lima) setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi -- 424,882

Obligasi VI (enam) Seri A

setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi 124,807 124,711

Obligasi VI (enam) Seri B,

setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi 324,098 323,948

Obligasi Subordinasi I (satu)

setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi -- 324,909

Obligasi Subordinasi II (dua) setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi 299,009 298,910

Total 747,914 1,497,359

Obligasi Bank DKI V (lima) sebesar Rp425.000, diterbitkan pada 20 Februari 2008 telah jatuh tempo dan telah

di lunasi pada tanggal 4 Maret 2013. Obligasi tersebut membayar tingkat bunga tetap sebesar 11,25% per tahun dengan basis kwartalan. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Obligasi Bank DKI V (lima) mempunyai peringkat idA+ (Pefindo) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Wali Amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mega Tbk.

Page 57: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

53

Obligasi Subordinasi I (satu) Bank DKI sebesar Rp325.000, diterbitkan pada 20 Februari 2008 telah jatuh tempo dan dilunasi pada tanggal 4 Maret 2013. Obligasi tersebut membayar suku bunga tetap 12,25% per tahun untuk tahun pertama sampai tahun ke-5 (lima) dan sebesar 22,25% per tahun untuk tahun ke-6 (enam) sampai tahun ke-10 (sepuluh) yang dibayar setiap triwulan. Obligasi tersebut memiliki opsi pembelian kembali (buy back) pada harga pasar yang dapat dilakukan setelah tahun ke-5 (lima) sejak tanggal emisi. Pada tanggal 31 Desember 2012, Obligasi Subordinasi I (satu) Bank DKI sama mempunyai peringkat idA (Pefindo). Obligasi Subordinasi I (satu) Bank DKI terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Wali Amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mega Tbk.

Obligasi Bank DKI VI (Enam) Seri A sebesar Rp125.000, diterbitkan pada 17 Juni 2011 dan akan jatuh tempo

pada 17 Juni 2014, dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun. Bunga obligasi dibayar setiap 3 (tiga) bulanan. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, obligasi Bank DKI VI (Enam) mempunyai peringkat idA+ (Pefindo). Obligasi VI (Enam) Bank DKI terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Wali Amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Obligasi Bank DKI VI (Enam) Seri B sebesar Rp325.000, diterbitkan pada 17 Juni 2011 dan akan jatuh tempo

pada tahun 17 Juni 2016, dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,90% per tahun dan dibayar setiap 3 (tiga) bulanan. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Obligasi Bank DKI VI (Enam) mempunyai peringkat idA+ (Pefindo). Obligasi VI (Enam) Bank DKI terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Wali amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Obligasi Subordinasi II (dua) Bank DKI sebesar Rp300.000, diterbitkan pada 17 Juni 2011, akan jatuh tempo

pada 17 Juni 2018 serta mempunyai suku bunga tetap 11,00% per tahun. Obligasi subordinasi ini tidak mempunyai opsi untuk pembelian kembali (buy back) sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulanan. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Obligasi Subordinasi II (dua) Bank DKI mempunyai peringkat idA (Pefindo). Obligasi Subordinasi II (dua) Bank DKI terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Wali Amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Sehubungan dengan penerbitan Obligasi VI A, Obligasi VI B dan Obligasi Subordinasi II, Bank tidak

diperbolehkan melakukan antara lain: menerbitkan obligasi atau instrumen hutang lain yang sejenis yang mempunyai kedudukan lebih tinggi

yang pembayarannya didahulukan dari obligasi. mengagunkan sebagian maupun seluruh pendapatan atau harta kekayaan emiten, melaksanakan

perubahan bidang usaha utama dan/atau memberikan ijin atau persetujuan kepada perusahaan anak untuk mengadakan perubahan bidang usaha utamanya, mengurangi modal dasar dan modal disetor.

menjual atau mengalihkan aset kepada pihak manapun, baik sebagian atau seluruhnya kecuali penjualan atau pengalihan tersebut baik dalam satu transaksi atau gabungan yang dalam 1 tahun berjalan tidak melebihi 20% dari seluruh aset Bank berdasarkan laporan keuangan terakhir yang telah diaudit.

Selain itu, Bank juga diwajibkan untuk melakukan beberapa hal, antara lain seperti:

memelihara kondisi keuangan Bank yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK dan/atau menyerahkan laporan keuangan tengah tahunan yang tidak diaudit kepada wali amanat dalam kondisi sehat sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

mempertahankan peringkat komposit 3 yang tergolong “cukup baik” sesuai penilaian internal berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia. b. Berdasarkan mata uang

Semua surat berharga yang diterbitkan adalah dalam mata uang Rupiah. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian obligasi yang diterbitkan.

Page 58: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

18. PINJAMAN YANG DITERIMA

Juni 2013 Desember 2012

Departemen Keuangan 85.000 85.000 PT Sarana Multigriya Financial (Persero) 18.240 18.240 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 422 559

Bank Indonesia 6 6 PT Jamsostek (Persero) 263 276

Total 103.931 104.081

(i) Departemen Keuangan Juni 2013 Desember 2012

Pinjaman untuk Usaha Mikro dan Kecil 85.000 85.000

Total 85.000 85.000

Pinjaman untuk usaha mikro dan kecil

Berdasarkan perjanjian pinjaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT Bank Pembangunan Daerah

DKI Jakarta No. KP-032/DP3/2004 tanggal 16 September 2004, pinjaman ini merupakan fasilitas kredit yang diperoleh dari Departemen Keuangan Republik Indonesia untuk disalurkan sebagai kredit usaha mikro dan kecil dengan maksimum kredit masing-masing sebesar Rp50 dan Rp500. Berdasarkan perjanjian pinjaman, Departemen Keuangan akan menyediakan dana, untuk kredit usaha mikro dan kecil sebesar Rp50.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar suku bunga SBI 3 bulan.

Berdasarkan Persetujuan Perubahan Terhadap Perjanjian Pinjaman No. KP-032/DP3/2004 tanggal 16

September 2004 antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta dalam rangka Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil No. AMA-26/KP-032/DP3/2006 tanggal 29 Mei 2006, Pemerintah Republik Indonesia menyediakan pinjaman sejumlah Rp60.000 dan tanggal penarikan dana terakhir pada tanggal 31 Juli 2006.

Berdasarkan Perubahan Perjanjian Pinjaman No. KP-032/DP3/2004 tanggal 16 September 2004 yang terakhir

diubah dengan No. AMA-26/KP-032/DP3/2006 tanggal 29 Mei 2006 antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT Bank DKI dalam rangka Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil No. AMA-42/KP-032/DSMI/2009 tanggal 14 April 2009, Pemerintah Republik Indonesia menyediakan pinjaman dalam jumlah setinggi-tingginya sebesar Rp85.000, memperpanjang jangka waktu pinjaman sampai dengan 10 Desember 2019, menunda tanggal terakhir penarikan data tanggal 31 Mei 2009. Pembayaran angsuran pertama akan dimulai tanggal 10 Desember 2017 dan berakhir tanggal 10 Desember 2019.

Pinjaman tersebut sudah disalurkan sebagai kredit program pemerintah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013

dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp67.923 dan Rp63.152.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian pinjaman.

(ii) PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)

Pada tanggal 24 September 2008, Bank menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan PT Sarana Multigriya

Finansial (Persero) No. 024/PP/SMF-DKI/IX/2008 untuk pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp100.000 bersifat aflopend (unrevolving). Jangka waktu pinjaman selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung mulai sejak tanggal 24 September 2008 dan akan berakhir pada tanggal 24 September 2018. Bunga pinjaman sebesar 10,50% per tahun yang dihitung secara bulanan.

Page 59: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

55

Pada tanggal 24 September 2008, Bank menerima pencairan tahap I (pertama) atas Pinjaman tersebut sebesar Rp30.400 dengan tingkat bunga tetap 10,50% untuk 5 (lima) tahun pertama yang akan jatuh tempo pada tanggal 24 September 2013.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian pinjaman.

(iii) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Juni 2013 Desember 2012

Pembiayaan bersama 12 12 Pinjaman Rekening Dana

Investasi (RDI) 410 547

Total 422 559

a. Pembiayaan Bersama

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) dan Bank

Pembangunan Daerah DKI Jakarta tentang Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) No. 11/PKS/DIR/1990 tanggal 6 April 1990, kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan pembiayaan bersama yang disepakati sampai dengan pembiayaan Rp10.000 dengan pembagian 80% dari KPR akan didanai oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan sisanya sebesar 20% akan akan didanai oleh Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta dengan tingkat bunga sebagai berikut:

11% untuk KPR T21 atau lebih kecil dimana Bank memperoleh bunga dari debitur sebesar 12% 15% untuk KPR T27 dan T36 dimana Bank memperoleh bunga dari debitur sebesar 16% 16,5% untuk KPR T45, T54 dan T70 dan ruko dimana Bank memperoleh bunga dari debitur sebesar

17,5%.

Debitur KPR yang disetujui tidak melebihi 20 tahun masa kredit dengan pengertian penyertaan dana PT

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tidak lebih dari 15 tahun terhitung sejak tanggal penyediaan dana.

b. Pinjaman Rekening Dana Investasi (RDI)

Berikut merupakan rincian dari penerusan pinjaman antara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan

Bank Daerah Khusus Ibukota Jakarta:

No. 27/PKS/DIR/1997 tanggal 29 April 1997 untuk Tahun III Pelita VI sebesar Rp344, biaya

administrasi 3% per tahun dan biaya komitmen 0,25% per tahun atas jumlah dana pinjaman yang belum ditarik dengan jangka waktu 15 tahun. Pinjaman ini dibayar kembali dengan 24 kali angsuran setiap 6 bulan pada tanggal 10 April dan 10 Oktober yang dimulai sejak 10 Oktober 2000 dan berakhir di 10 April 2012.

No. 27/PKS/DIR/1998 tanggal 17 Maret 1999 untuk Tahun IV Pelita VI dengan jumlah pinjaman

sebesar Rp871, biaya administrasi sebesar 2% per tahun (KPR Rumah Sangat Sederhana), 2,5% per tahun (KPR sampai dengan T21) dan 3% per tahun (KPR T27 dan T36), dan biaya komitmen 0,25% per tahun atas jumlah dana pinjaman yang belum ditarik dengan jangka waktu 15 tahun. Pinjaman ini dibayar kembali dengan 24 kali angsuran setiap 6 bulan pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli yang dimulai sejak 1 Juli 2001 dan akan berakhir di 1 Januari 2013.

No. 54/PKS/DIR/2001 tanggal 2 November 2001 untuk Tahun Anggaran 2001 dengan jumlah pinjaman

sebesar Rp3.012, biaya administrasi yang telah disepakati awalnya dan ditetapkan kemudian dan biaya komitmen 0,25% per tahun atas jumlah dana pinjaman yang belum ditarik dengan jangka waktu 13 tahun. Pinjaman ini dibayar kembali dengan 22 kali angsuran setiap 6 bulan pada tanggal 1 Maret dan 1 September yang dimulai sejak 1 Maret 2004 dan akan berakhir pada tanggal 1 September 2014.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian kerja sama.

Page 60: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

(iv) Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) memberikan kredit likuiditas yaitu Kredit Pemilikan Rumah Sederhana/Sangat Sederhana

(KPRS/RSS). Untuk setiap pemberian KPRS/RSS, BI akan menyediakan kredit likuiditas sebagai berikut:

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 29/149/KEP/DIR tanggal 31 Desember 1996, untuk Tahun III

Pelita VI tahun 1996/1997, Bank Indonesia memberikan 75% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 50% untuk Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana T18 - T21 dengan bunga pinjaman kepada Bank 4% dan 50% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 dengan bunga pinjaman 9%.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 30/141/KEP/DIR tanggal 1 April 1997, untuk Tahun IV Pelita VI

tahun 1997/1998, Bank Indonesia memberikan 60% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 35% untuk Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana T18 - T21 dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 20% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 dengan bunga pinjaman kepada Bank 9%.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 31/93/KEP/DIR tanggal 1 Juli 1998, untuk Tahun V Pelita VI

tahun 1998/1999, Bank Indonesia memberikan 67,5% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 60% untuk Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana T18 - T21 dengan bunga pinjaman kepada Bank 3% dan 62,5% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 dengan bunga pinjaman kepada Bank 9%.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 31/93/KEP/DIR tanggal 1 Juli 1998, untuk Tahun 1999, Bank

Indonesia memberikan 67,5% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 60% untuk Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana T18 - T21 dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 62,5% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 dengan bunga pinjaman kepada Bank 9%.

Atas pinjaman ini, Bank akan mendapat bunga sebesar 8,5% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana, 11% untuk Kredit Rumah Sederhana T18 - T21 dan 14% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 per tahun atas kredit kepemilikan rumah yang diberikan.

Rincian Kredit Pemilikan Rumah Sederhana/Sangat Sederhana adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012

Pinjaman likuiditas KPR-RS 6 6

Total 6 6

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi kewajibannya sesuai

dengan perjanjian pinjaman.

(v) PT Jamsostek (Persero)

Berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT Jamsostek (Persero) dan Bank tentang pinjaman uang muka

perumahan kerjasama Bank No. PER/64/072008 tanggal 2 Juli 2008 yang menyatakan bahwa masing-masing peserta program Jamsostek mendapatkan maksimal pinjaman sebesar Rp20 untuk pinjaman uang muka perumahan kerjasama Bank (PUMP-KB) dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.

Atas pinjaman ini, Bank dikenakan biaya bunga sebesar 4%, dimana bunga yang diberikan pada peserta jamsostek adalah 6%.

Pinjaman ini kemudian diperpanjang melalui:

adendum pertama No. PER/85/072009 tanggal 2 Juli 2009 dimana kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang perjanjian kerjasama ini sampai dengan 1 Juli 2010.

adendum kedua No. PER/05/012011 tanggal 11 Januari 2011 dimana kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang perjanjian kerjasama ini sampai dengan 1 Juli 2011.

Page 61: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

57

Surat No. B/7876/092011 perihal adedum perjanjian kerjasama dimana Bank sebelumnya telah mengajukan permohonan perpanjangan kepada PT Jamsostek (Persero) dan meningkatkan maksimal pinjaman untuk setiap peserta jamsostek Rp20 (bagi tenaga kerja dengan upah yang dilaporkan sampai dengan Rp5), Rp30 (bagi tenaga kerja dengan upah yang dilaporkan Rp5 - Rp10) dan Rp50 (bagi tenaga kerja dengan upah yang dilaporkan Rp10 - Rp50).

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kerja sama.

19. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN LIABILITAS LAIN-LAIN

Juni 2013 Desember 2012

Imbalan kerja 168.308 122.624 Liabilitas yang masih harus dibayar: Operasional bank 27.136 11.282 Pendanaan 7.992 11.341 Bonus dan tantiem 45.000 92.776 Liabilitas syariah 18.500 18.500 Setoran jaminan 21.140 26.810 Cadangan legal (Catatan 33) 8.000 8.000 Liabilitas beban jasa 4.964 4.972 Liabilitas lainnya 290.262 29.581

Total 591.302 325.886

20. PERPAJAKAN

Utang Pajak

Juni 2013 Desember 2012

PPh Pasal 4 Final - Wapu 4,123 4,631 PPh Pasal 21 - Wapu 18,559 9,784 PPh Pasal 23 Jasa - Wapu 344 508 PPh Pasal 25 - Wapu 1 33 PPh Pasal 29 - Wapu -- 52,912 Pajak Pertambahan Nilai 166 152

Total 23,193 68,020

21. MODAL SAHAM Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo tambahan modal disetor sebesar Rp20.000, merupakan tambahan

setoran modal dari Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 29 Desember 2010, yang risalah rapatnya didokumentasikan dalam Akta No. 109 dibuat oleh Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., pada tanggal yang sama, secara musyawarah mufakat rapat menyetujui Pengesahan Tambahan Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebesar Rp20.000.

Berdasarkan pernyataan keputusan rapat Bank yang tertuang dalam pernyataan keputusan rapat dengan akta No.

10 tanggal 10 Februari 2011, para pemegang saham Bank menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan modal disetor menjadi Rp631.159 dimana ada penambahan modal oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebesar Rp20.000. Penambahan ini merupakan kelanjutan dari Akta No. 109 dibuat oleh Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., pada tanggal 29 Desember 2010.

Page 62: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

58

Berdasarkan Akta Notaris No. 93 Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., tanggal 31 Mei 2012, telah diadakan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank. RUPS-LB menyetujui untuk menambah Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada Bank sebesar Rp68.841 serta meningkatkan modal ditempatkan/modal disetor Bank dari Rp631.159 menjadi Rp700.000.

Berdasarkan Akta Notaris No. 09 Ny. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., tanggal 5 Nopember 2012,

telah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank. RUPS-LB menyetujui untuk menambah Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada Bank sebesar Rp431.159 serta meningkatkan modal ditempatkan/modal disetor Bank dari Rp700.000 menjadi Rp1.131.159.

Berdasarkan Akta Notaris No. 47 Ashoya Ratam,S.H,MKn, tanggal 26 April 2013diadakan Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank. RUPS-LB menyetujui untuk menambah Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada Bank sebesar Rp450.000 serta meningkatkan modal ditempatkan/modal disetor Bank dari Rp1.131.159 menjadi Rp1.581.159.

Susunan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Juni 2013

Jumlah lembar saham ditempatkan dan Persentase Pemegang saham disetor penuh kepemilikan (%) Jumlah

Saham Seri A (Monumen Nasional) Pemerintah Propinsi DKI Jakarta 200.000 12.65% 200,000 Saham Seri B Pemerintah Propinsi DKI Jakarta 1.380.159 87.29% 1,380,159 PD Pasar Jaya 1.000 0.06% 1,000

Total 1.581.159 100.00% 1,581,159

Desember 2012

Jumlah lembar saham ditempatkan dan Persentase Pemegang saham disetor penuh kepemilikan (%) Jumlah

Saham Seri A (Monumen Nasional) Pemerintah Propinsi DKI Jakarta 200.000 17.68% 200,000 Saham Seri B Pemerintah Propinsi DKI Jakarta 930.159 82.23% 930,159 PD Pasar Jaya 1.000 0.09% 1,000

Total 1.131.159 100.00% 1,131,159

22. UANG MUKA SETORAN MODAL

Akun ini merupakan setoran yang dilakukan oleh pemegang saham untuk penambahan modal, tetapi belum

melalui persetujuan RUPS dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Uang muka setoran modal per tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 terdiri dari kelebihan dana setoran modal tahun 2009 dan hasil tagih sisa kredit Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sejak April 2005 sampai dengan April 2006 sebesar Rp1.

Page 63: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

59

23. SALDO LABA Saldo laba pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012

Cadangan umum dan wajib 523,995 390,958 Cadangan khusus 92,330 76,349 Saldo laba tahun lalu 110,000 -- Saldo laba periode berjalan 413,323 339,284

Total 1,139,648 806,591

Pada periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012,

tantiem dan jasa produksi karyawan masing untuk tahun 2012 dibebankan sebagai beban periode berjalan.

Cadangan umum dan wajib pada awalnya dibentuk dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 61 ayat (1) Undang-

undang No. 1/1995 mengenai Perseroan Terbatas (kemudian diganti dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40/2007), yang mengharuskan perusahaan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum dan wajib sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk pembentukan penyisihan tersebut.

24. PENDAPATAN BUNGA Juni 2013 Desember 2012

Kredit yang diberikan 956,854 1,664,076 Penempatan dan giro pada Bank Indonesia 25,723 141,299 Efek-efek 124,048 150,585 Pendapatan bagi hasil 55,427 97,365 Deposits on call 11,111 28,474 Call money 16,578 29,598 Deposito berjangka 7,399 20,722 Giro pada bank lain 134 138

Total 1,197,274 2,132,257

25. BEBAN BUNGA DAN SYARIAH Juni 2013 Desember 2012

Simpanan dari nasabah 392,470 732,996 Surat berharga yang diterbitkan 51,931 165,891 Pinjaman yang diterima 11,565 21,917 Simpanan dari Bank lain 1,851 3,543 Lainnya 296 321

Total 458,113 924,669

26. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA LAIN-LAIN Juni 2013 Desember 2012

Pendapatan jasa administrasi dan fee 34,516 60,861 Pendapatan ATM 12,491 37,281 Pendapatan dari kredit hapus buku 872 2,152 Unit usaha syariah - pendapatan lainnya 4,340 8,517 Denda pelunasan percepatan kredit 2,012 5,341 Denda tunggakan kredit 872 2,152 Jasa pengiriman uang 1,020 2,209 Lainnya 12,119 17,162

Total 68,240 135,675

Page 64: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

60

27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Juni 2013 Desember 2012

Beban sewa 33,662 87,188 Beban penyusutan (Catatan 11) 10,824 23,208 Beban rutin kantor 16,259 32,065 Perbaikan dan pemeliharaan 7,165 16,087 Beban telekomunikasi 6,888 3,418 Listrik dan air 6,153 11,969 Transportasi 3,662 6,975 Peralatan dan perabot kantor 1,845 4,131 Lainnya 588 1,015

Total 87,046 186,056

28. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN

Juni 2013 Desember 2012

Tunjangan dan kesejahteraan karyawan 264,071 522,645 Gaji dan upah karyawan 16,514 75,324 Seleksi karyawan 702 1,574

Total 281,287 599,543

Termasuk di dalam beban gaji dan tunjangan terdapat pencadangan bonus karyawan, dan tantiem Direksi yang

dibentuk oleh Bank dan dibayarkan untuk periode enam bulan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013.

Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa cuti besar,

penghargaan masa kerja, uang duka, uang purna tugas, uang pisah, tunjangan cacat dan program pensiun untuk pegawai tetap, sesuai dengan kinerja Bank dan pegawai serta Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.

29. PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERASIONAL - NETO Juni 2013 Desember 2012

Laba (rugi) penjabaran transaksi valuta asing 8,132 10,468 Pendapatan non-operasional 26,405 2,361 Pendapatan komisi pihak ketiga 177 556 Pendapatan Sewa 108 268 Laba penjualan aset - - Lain-lain - neto (1,717) (3,055)

Total 33,106 10,598

Page 65: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

61

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI

a. Jenis hubungan dan unsur transaksi pihak berelasi

Pihak-pihak berelasi/ Related parties

Jenis hubungan/ Type of relationship

Personel manajemen kunci/ Key management personnel

Komisaris dan Direksi, kepala grup dan kepala cabang/Boards of Commissioners and Directors, group heads and head of branches

PD Dharma Jaya Pengendalian melalui Pemerintah Republik Indonesia/Control through the

Government of the Republic of Indonesia

PT Asuransi Bangun Askrida Pengendalian melalui Pemerintah Republik Indonesia/Control through the Government of the Republic of Indonesia

PT Darbeni Bangun Karya Pengendalian melalui Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank DKI/ Control through Yayasan Kesejahteraan

Karyawan Bank DKI

Dana Pensiun Bank DKI Personel Manajemen Kunci/ Key Management Personnel

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank DKI Personel Manajemen Kunci/

Key Management Personnel

PT BPR Darbeni Rizki Pengendalian melalui Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank DKI/ Control through Yayasan Kesejahteraan

Karyawan Bank DKI

ASET

a. Kredit yang diberikan (Catatan 9)

Juni 2013 Desember 2012

Entitas berelasi dengan Pemerintah provinsi PD Dharma Jaya 5,537 5,537

Pihak berelasi Personil manajemen kunci 9,448 12,949 PT. Darbeni Bangun Karya 1,201 1,327 PT BPR Darbeni -- 488

Total 16,186 20,301

b. Penyertaan saham (Catatan 10)

Juni 2013 Desember 2012

PT Asuransi Bangun Askrida 11,537 11,537

LIABILITAS

c. Simpanan dari nasabah (Catatan 14)

Juni 2013 Desember 2012

Entitas dan lembaga pemerintah 12,688,081 7,725,545 Personel manajemen kunci 12,296 15,833

Total 12,700,377 7,741,378

Page 66: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

62

31. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Komitmen dan kontinjensi Bank berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas pada tanggal-tanggal

30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Juni 2013 Desember 2012 TAGIHAN KOMITMEN 1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik

a. Rupiah 69,600 69,600 b. Valuta asing -- --

2. Posisi pembelian spot dan derivatif 110,955 -- 3. Lainnya 618,560 796,678

KEWAJIBAN KOMITMEN -- 1. Fasilitas kredit nasabah yang belum ditarik

a. BUMN i. Committed

- Rupiah -- -- - Valuta asing -- --

ii. Uncommitted - Rupiah -- -- - Valuta asing -- --

b. Lainnya i. Committed -- -- ii. Uncommitted 2,762,176 1,915,934

2. Fasilitas kredit bank lain yang belum ditarik a. Committed

i. Rupiah -- -- ii. Valuta asing -- --

b. Uncommitted i. Rupiah 1,000 1,233 ii. Valuta asing -- --

3. Irrevocable L/C yang masih berjalan a. L/C luar negeri 611,542 796,678 b. L/C dalam negeri 7,018 --

4. Posisi penjualan spot dan derivatif 110,560 -- 5. Lainnya -- --

TAGIHAN KONTINJENSI -- 1. Garansi yang diterima

a. Rupiah -- -- b. Valuta asing -- --

2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian a. Bunga kredit yang diberikan 100,156 34,774 b. Bunga lainnya -- --

3. Lainnya 2,376 --

KEWAJIBAN KONTINJENSI -- 1. Garansi yang diberikan

a. Rupiah 1,491,894 486,184 b. Valuta asing 520,102 11,822

2. Lainnya -- --

Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan adanya cadangan penyisihan untuk komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit.

Bank terlibat dalam berbagai kasus hukum tertentu baik sebagai penuntut maupun pihak yang dituntut. Kasus

hukum signifikan per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

a. Pada tanggal 28 Januari 2002, gugatan dari The Tjin Kok mengenai ganti rugi atas penempatan bangunan yang terletak di Jl. Pintu Besar Selatan Jakarta Barat pada tahun 1962-1964 sebesar Rp35.000 ditanggung renteng antara Bank dengan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung, Bank dan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dinyatakan kalah dan diwajibkan untuk membayar ganti rugi ditambah bunga ganti rugi pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp15.633 yang akan ditanggung antara Bank dan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.

Page 67: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

63

Sehubungan dengan masalah hukum tersebut, Bank telah mencadangkan kemungkinan kerugian sebesar Rp8.000 dan Rp8.000 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

b. Pada tanggal 4 April 2002, gugatan dari Djunaidy A. (mantan Direktur Umum Bank) mengenai uang penghargaan dan jasa pengabdian pada akhir masa jabatan sebesar Rp7.500 yang belum dibayar Bank akibat krisis ekonomi dan moneter. Di tingkat Pengadilan Tinggi, Bank kalah dan wajib membayar penghargaan dan jasa pengabdian sebesar Rp1.240 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Bank mengajukan keberatan dan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, belum ada keputusan final yang diterima dari Mahkamah Agung.

Sehubungan dengan masalah hukum tersebut, Bank telah mencadangkan kemungkinan kerugian sebesar Rp1.250 dan Rp1.250 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Manajemen berpendapat bahwa cadangan penyisihan yang dibentuk sehubungan dengan masalah hukum per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah telah memadai.

32. MANAJEMEN RISIKO Risiko adalah potensi kerugian yang melekat dalam setiap aktivitas Bank yang dikelola melalui suatu proses

identifikasi, pengukuran dan pemantauan yang berkelanjutan, sesuai dengan batas risiko dan kendali lainnya. Proses manajemen risiko ini sangat penting untuk menjamin profitabilitas Bank yang berkelanjutan dan setiap individu di dalam Bank bertanggung jawab untuk eksposur risiko yang berkaitan dengan tanggung jawabnya.

Bank dihadapkan dengan risiko-risiko berikut dari laporan keuangannya:

a. risiko kredit b. risiko likuiditas c. risiko pasar

i. risiko tingkat bunga ii. risiko nilai tukar

Bank juga dihadapkan dengan risiko operasional, risiko hukum, risiko strategi, risiko reputasi dan risiko kepatuhan.

Proses manajemen risiko pada Bank diterapkan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mencakup Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko untuk setiap risiko bawaan (Inherent risk) pada masing - masing aktivitas fungsional yang dimiliki oleh Bank.

Demi mendukung keefektifan dari proses tersebut Bank telah menyusun kerangka penilaian atas Sistem

Pengendalian Risiko (Risk Control System) yang mana didalamnya terdapat: peran aktif Dewan Komisaris dan Direksi; kerangka kerja yang memadai tentang kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko yang sejalan dengan visi, misi dan strategi bisnis Bank; penyusunan mekanisme yang memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen risiko dan fungsi pengendalian risiko telah berjalan dengan baik; serta membangun kerangka infrastruktur sistem informasi terkait penerapan manajemen risiko yang efektif.

Pada saat ini, Bank telah memulai pembangunan infrastruktur, kerangka kerja dan mekanisme pengelolaan risiko yang berlaku secara Enterprise-wide, yang didasari dengan 3 elemen kunci, yakni:

(1) Kepemilikan Risiko

Implementasi Enterprise-wide Risk Management (ERM) menekankan adanya fungsi identifikasi dan pendefinisian risiko, fungsi penilaian dan pengukuran risiko, fungsi perlakuan dan solusi risiko, serta adanya fungsi pemantauan dan pelaporan risiko.

(2) Infrastruktur

Dalam pelaksanaannya, ERM mencakup seluruh aspek yang ada pada Bank, antara lain: sumber daya manusia, teknologi, metodologi, prosedur dan pelaporan.

(3) Tata Kelola Demi menjaga kelangsungan implementasi ERM agar tetap efektif maka perlu diciptakan kerangka kerja tata kelola ERM yang mencakup: budaya dan sadar risiko, filosofi risiko, toleransi risiko dan appetite, kebijakan terkait risiko serta struktur organisasi dengan fungsi yang memadai.

Page 68: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

64

Elemen kunci pelaksanaan ERM disusun didalam sebuah sistem aplikasi yang terintegrasi yang disebut a-Risk,

dimana didalam aplikasi tersebut risiko dikelola secara bertahap, dimulai dari identifikasi seluruh potensi risiko yang ada pada seluruh unit kerja; identifikasi penyebab dan penentuan unit pemilik risiko; pengukuran dampak dan kemungkinan terjadinya risiko - risiko yang telah teridentifikasi; analisa dan penentuan solusi atas risiko; pelaporan dan penentuan risk maturity gap; analisa ‘risk that matter’ guna menentukan rencana mitigasi risiko; implementasi rencana mitigasi risiko; diakhiri dengan pemantauan dan pengendalian risiko.

Kerangka manajemen risiko

Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen risiko, termasuk persetujuan dan evaluasi atas kebijakan manajemen risiko.

Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kebijakan dan strategi manajemen risiko dan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan institusi terkait lainnya atau lembaga.

Komite Pemantau Risiko dibentuk oleh Keputusan Direksi No. 227 Tahun 2010 tanggal 5 Juli 2010 tentang Pengangkatan Komite Pemantau Manajemen Risiko PT Bank DKI, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi No. 329 Tahun 2010 pada tanggal 8 Oktober 2010 pada perubahan Komite Pemantau Risiko PT Bank DKI.

Komite Pemantau Risiko adalah komite yang bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk diimplementasikan oleh Direktur Utama terkait manajemen risiko.

Komite Pemantau Risiko berfungsi memberikan rekomendasi melalui Dewan Komisaris kepada Direktur Utama dalam menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya, perbaikan atau penyempurnaan penerapan manajemen risiko dan penetapan atas hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis.

Unit Manajemen Risiko (Grup Manajemen Risiko dan Kepatuhan (GRK)) adalah satuan kerja yang melaksanakan fungsi manajemen risiko yang independen terhadap satuan kerja bisnis seperti tresuri dan investasi, kredit, pendanaan, akuntansi, dan terhadap grup audit intern (GAI).

Peran dan tanggung jawabnya adalah: - mengidentifikasi dan menetapkan metodologi pengukuran risiko untuk setiap jenis risiko serta

mengevaluasi/mereview metodologi pengukuran tersebut. - menetapkan limit eksposur portofolio - melakukan pemantauan risiko secara portofolio dan melakukan stress testing. - menyusun laporan profil risiko Bank.

Divisi Asset Liability Management (ALMA) dan Treasuri Bank bertanggung jawab untuk mengatur aset dan liabilitas Bank dan struktur keuangan secara keseluruhan. Selain itu, divisi ini juga terutama bertanggung jawab untuk risiko pendanaan dan likuiditas Bank.

Pengukuran risiko dan sistem pelaporan

Risiko Bank diukur dengan menggunakan metode yang mencerminkan baik kerugian yang diperkirakan akan timbul dalam keadaan normal dan kerugian yang tidak terduga, yang merupakan estimasi kerugian aktual utama berdasarkan model statistik. Model menggunakan probabilitas berasal dari pengalaman masa lalu, disesuaikan untuk mencerminkan lingkungan ekonomi. Bank juga menjalankan skenario kasus terburuk yang akan timbul dalam hal kejadian ekstrem yang kemungkinan tidak akan terjadi, pada kenyataannya terjadi.

Pemantauan dan pengendalian risiko terutama dilakukan berdasarkan batas yang ditetapkan oleh Bank. Batasan ini mencerminkan strategi bisnis dan lingkungan pasar Bank, serta tingkat risiko bahwa Bank bersedia menerima dengan penekanan tambahan pada industri yang dipilih. Selain itu, kebijakan Bank adalah untuk mengukur dan memantau kapasitas untuk menanggung keseluruhan risiko sehubungan dengan eksposur risiko agregat di semua jenis risiko dan kegiatan.

Untuk semua tingkat di seluruh Bank, laporan risiko yang diran cang secara spesifik, disiapkan dan didistribusikan untuk memastikan bahwa semua divisi usaha memiliki akses ke informasi yang luas, penting dan up-to-date.

Mitigasi risiko

Sebagai bagian dari manajemen risiko secara keseluruhan, Bank menggunakan derivatif dan instrumen lainnya untuk mengelola risiko akibat perubahan suku bunga, mata uang asing, risiko ekuitas, risiko kredit dan eksposur yang timbul dari transaksi yang diperkirakan apabila diperlukan.

Page 69: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

65

Sesuai dengan kebijakan Bank, risiko suatu transaksi/produk dinilai sebelum melaksanakan transaksi lindung nilai, yang disetujui oleh pejabat yang berwenang dalam Bank. Efektivitas lindung nilai diuji oleh Unit Pengendalian Risiko (berdasarkan pertimbangan ekonomi sesuai peraturan PSAK akuntansi lindung nilai). Efektivitas semua hubungan lindung nilai dipantau oleh Unit Pengendalian Risiko setiap bulan. Dalam situasi ketidakefektifan, Bank akan melaksanakan hubungan lindung nilai baru untuk mengurangi risiko secara terus menerus.

Bank secara aktif menggunakan agunan untuk mengurangi risiko kredit (Catatan 14c).

Konsentrasi risiko berlebihan

Konsentrasi timbul ketika sejumlah counterparties terlibat dalam kegiatan usaha yang sama, atau kegiatan di wilayah geografis yang sama, atau memiliki fitur ekonomi serupa yang akan menyebabkan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajiban kontrak secara bersama-sama juga terpengaruh oleh perubahan ekonomi, kondisi politik atau lainnya. Konsentrasi menunjukkan kepekaan relatif dari kinerja Bank untuk mempengaruhi perkembangan industri tertentu atau lokasi geografis.

Untuk menghindari konsentrasi yang berlebihan dari risiko, kebijakan dan prosedur Bank mendefinisikan pedoman khusus untuk fokus pada mempertahankan portofolio yang terdiversifikasi. Konsentrasi risiko kredit yang telah teridentifikasi dikendalikan dan dikelola sesuai kebijakan dan prosedur tersebut. Lindung nilai selektif digunakan dalam Bank untuk mengelola konsentrasi risiko pada kedua hubungan dan tingkat industri.

Dalam upaya meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko pada industri perbankan, telah diterbitkan PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, yang selanjutnya telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, yang mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan profil risiko triwulanan.

Sebagaimana diamanatkan Bank Indonesia terkait penerapan manajemen risiko, Bank menyusun laporan profil risiko triwulanan secara self assessment. Dari hasil self assesment profil risiko triwulanan yang disampaikan kepada Bank Indonesia posisi Desember 2012, peringkat risiko Bank secara keseluruhan berada pada tingkat risiko komposit “low to moderate”.

Risiko Lainnya a. Risiko operasional

Secara umum perhitungan Risiko Operasional terdiri dari tiga metode. Metode tersebut adalah basic indicator approach, standard approach dan advance measurement approach. Secara bertahap model tersebut akan dikembangkan mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih.

Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan pemberian limit kewenangan, password, membangun Data Recovery Center (DRC) dan juga pemisahan fungsi antara checker, maker dan approval. Tindakan-tindakan pencegahan diharapkan untuk dapat memitigasi risiko operasional dengan lebih baik.

Risiko operasional dikembangkan dengan pendekatan ERM. Bank telah menerapkan self assesment ke seluruh organisasi di Bank. Bank diharapkan dapat meningkatkan pengendalian Risiko operasional dan mendukung Grup Audit Internal dalam melakukan Risk Based Audit (RBA).

Kualitas penerapan manajemen risiko untuk risiko operasional terutama dalam penerapan ERM disusun sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh dapat maksimal. Melalui siklus, screening oleh Risk Officer dan Risk Reviewer/Risk Validator.

b. Risiko Hukum

Risiko hukum yang utama adalah kelemahan perikatan karena tidak terpenuhinya syarat kontrak. Bank telah membentuk Grup Corporate Secretary yang memiliki unit untuk menangani masalah kontrak dan perjanjian. Terhadap masalah litigasi, Grup Manajemen Risiko memiliki Departemen Litigasi untuk menangani masalah litigasi.

Page 70: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

66

c. Risiko Strategi

Risiko strategi tergolong low to moderate, strategi yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Pengendalian risiko strategik dilaksanakan dengan memantau antara rencana bisnis yang ditargetkan dengan realisasi yang dicapai.

Bank memiliki Komite Pemantau Manajemen yang bertujuan untuk menanggulangi risiko strategis yang dapat

berdampak secara signifikan.

d. Risiko Reputasi

Risiko Reputasi dikelola dengan memperhatikan keluhan nasabah serta dengan merespon setiap berita yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap Bank.

Untuk meningkatkan citra sosial, Bank berusaha memberikan pelayan terbaik bagi masyarakat. Hal ini

dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya mendidik karyawan dengan pelatihan service excellent.

e. Risiko Kepatuhan

Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan memantau seluruh perjanjian dan komitmen serta memastikan bahwa Bank telah memenuhi seluruh aturan yang berlaku.

Risiko Kepatuhan Bank diupayakan seminimal mungkin terhadap terjadinya penyimpangan atas perjanjian

dan komitmen.

33. RISIKO KREDIT Risiko kredit adalah risiko bahwa Bank akan mengalami kerugian karena nasabah atau counterparties gagal untuk

melunasi kewajiban kontrak mereka. Pada saat jatuh tempo Bank mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batas jumlah risiko yang bersedia diterima oleh Bank untuk counterparty individu dan untuk konsentrasi geografis dan industri, dan dengan memantau eksposur dalam hubungannya dengan batas-batas tersebut.

Pengelolaan Risiko Kredit Bank dimulai dengan membangun struktur organisasi yang mampu mendukung

pengendalian Risiko Kredit, yakni dengan pemisahan fungsi antara analis risiko dan analisis pemasaran, sehingga four-eye principle dapat dicapai.

Analisa risiko dimulai dengan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko kredit. Identifikasi

Risiko Kredit dilakukan secara dini agar dapat diketahui kemungkinan terjadinya gagal bayar oleh debitur. Pengukuran risiko kredit digunakan untuk perhitungan CAR dan untuk klasifikasi Non-Performing Loan (NPL) berdasarkan jenis kredit maupun sektor usaha serta untuk perhitungan rasio-rasio yang akurat yang dapat mendeteksi sedini mungkin kemungkinan terjadinya gagal bayar (default).

Manajemen yakin akan kemampuan Bank untuk mengendalikan dan memelihara eksposur minimal atas risiko kredit yang berasal dari kredit yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai kebijakan kredit dan manual atas proses kredit yang

diberikan yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit Bank. Setiap saat pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijakan Bank tersebut.

Bank telah memiliki sistem deteksi dini permasalahan melalui ”early warning system” dan pemantauan yang disiplin.

Seluruh kredit yang diberikan memiliki agunan kecuali untuk jenis kredit yang diberikan tertentu seperti kredit personal dan fasilitas antarbank (pinjaman yang diterima).

34. RISIKO LIKUIDITAS Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko yang akan dihadapi Bank ketika mengalami kesulitan dalam memenuhi

kewajiban yang berkaitan dengan liabilitas keuangan yang diselesaikan dengan menggunakan kas atau aset keuangan lainnya.

Risiko likuiditas muncul karena adanya kemungkinan bahwa Bank tidak mampu memenuhi pembayaran kewajiban

Page 71: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

67

jatuh temponya dalam keadaaan normal dan tertekan. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber pendanaan selain deposit inti, dan mengadopsi kebijakan dalam mengelola aset untuk tujuan likuiditas dan untuk memantau estimasi arus kas dan likuiditas harian.

Bank telah mengembangkan proses pengendalian internal dan rencana kontinjensi untu mengelola risiko likuiditas.

Hal ini menggabungkan penilaian ekspektasi arus kas dan ketersediaan jaminan tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk menjamin tambahan dana yang dibutuhkan.

Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan dengan memperhatikan rasio-rasio penting yang terkait dengan kemampuan

likuiditas Bank, seperti: loan to deposit (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Rasio aset likuid dibandingkan dengan pasiva likuid, proyeksi arus kas dan profil satuh tempo.

Arus kas merupakan hal yang paling utama dalam pengelolan risiko likuiditas. Oleh karena itu dalam

memperkirakan proyeksi arus kas, Bank berusaha melakukan perhitungan dengan optimal, yakni dengan mempertimbangkan aspek instrumen yang bersifat kontraktual maupun yang bersifat behavioral.

35. RISIKO PASAR

Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam faktor dalam pasar, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar dan harga ekuitas. Bank mengklasifikasi ekposur kepada risiko pasar kedalam portofolio diperdagangkan (trading book) atau tidak diperdagangkan (banking book) dan mengatur portofolionya secara terpisah. Risiko pasar untuk portofolio diperdagangkan diatur dan dikendalikan berdasarkan metode Value-at-Risk (VaR) yang merefleksikan keterkaitan antara beberapa faktor risiko. Posisi tidak diperdagangkan dikelola dan dipantau secara bulanan dengan menggunakan Assets & Liabilities Gap Report sesuai ketentuan BI.

Metodologi VaR membantu Bank untuk mengetahui potensi kerugian maksimal yang mungkin timbul pada suatu tingkat keyakinan tertentu dimasa yang akan datang. Metodologi VaR menggunakan metode variance co-variance yang mengukur durasi suatu portofolio trading. Penggunaan VaR saat ini terbatas pada kebutuhan internal untuk menganalisa risiko pasar dan tidak dimaksudkan sebagai perhitungan capital charge dalam rangka perhitungan permodalan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) (CAR). Bank melakukan penilaian VaR secara bulanan.

Posisi Devisa Neto Bank pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Juni 2013

Aset/ Kewajiban/ Posisi Devisa Neto/

Mata Uang Asing Laporan Posisi Keuangan

Dolar Amerika Serikat 2,844,528 2,603,946 240,582 Euro 21,825 56 21,769 Yen Jepang 5,182 1,612 3,570 Dolar Australia 1,657 -- 1,657 Dolar Singapura 2,302 -- 2,302 Pound Sterling Inggris 4 -- 4

Total Laporan Posisi Keuangan 2,875,498 2,605,614 269,884

Rekening Administratif

Dolar Amerika Serikat 298,025 354,422 56,397

Total Gabungan 3,173,523 2,960,036 326,281

Total Modal Tier I dan Tier II 2,276,384 Rasio PDN (Keseluruhan) 14.33% Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan) 11.86%

Page 72: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

68

Desember 2012

Aset/ Kewajiban/ Posisi Devisa Neto/

Mata Uang Asing Laporan Posisi Keuangan

Dolar Amerika Serikat 2,753,855 2,635,300 118,555 Euro 4,679 30 4,649 Yen Jepang 5,839 1,949 389 Dolar Australia 281 -- 281 Dolar Singapura 1,361 -- 1,361

Pound Sterling Inggris 4 -- 4 Total Laporan

Posisi Keuangan 2,766,019 2,637,279 12,874

Rekening Administratif Dolar Amerika Serikat 663,837 746,129 82,292

Total Gabungan 3,429,856 3,383,408 211,032

Total Modal Tier I dan Tier II 1,831,405 Rasio PDN (Keseluruhan) 11.52% Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan) 7.03%

Menurut peraturan Bank Indonesia nomor : 7/37/PBI/2005 Pasal 2 ayat 1, Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto pada akhir hari kerja dengan ketentuan sebagai berikut : a. Secara keseluruhan paling tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari modal; dan b. Untuk neraca paling tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari modal.

Page 73: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

69

36. MANAJEMEN MODAL DAN RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Manajemen modal Bank secara aktif mengatur modal dasar untuk mencukupi risiko bawaan dalam bisnis. Kecukupan modal Bank

dipantau menggunakan, diantara ukuran lain, peraturan dan rasio yang dibentuk oleh Komite Basel dalam Supervisi Bank (BIS rules/ratio) dan diadopsi oleh Bank.

Tujuan utama kebijakan manajemen permodalan Bank adalah untuk memastikan bahwa Bank telah memenuhi

persyaratan modal yang diwajibkan dan memastikan Bank telah menjaga peringkat kredit yang kuat dan rasio modal yang sehat agar dapat mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai saham para pemegang saham.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua persyaratan modal yang

diwajibkan. Pemenuhan tersebut digambarkan pada tabel berikut:

Juni 2013 Desember 2012

Aset tertimbang menurut risiko - Tanpa memperhitungkan risiko pasar 13,270,739 12,568,450 - Dengan memperhitungkan risiko pasar 16,401,489 14,821,836 - Dengan memperhitungkan risiko operasional 15,510,752 14,632,220

Modal

Modal inti 2,111,317 1,498,712 Modal pelengkap 197,087 324,521

Total modal 2,308,404 1,823,233

Rasio kecukupan modal Tanpa memperhitungkan risiko pasar 17.39% 14.51% Dengan memperhitungkan

risiko pasar 14.07% 12.30% Dengan memperhitungkan

risiko operasional 14.88% 12.46% Rasio modal inti terhadap aset tertimbang

tanpa memperhitungkan risiko pasar 15.91% 11.92% Rasio liabilitas penyediaan

modal minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia 8.00% 8.00%

Sesuai dengan PBI No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, rasio kewajiban penyediaan modal minimum

harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan dan SE BI No. 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 tentang CAR Kredit Operasional. Sesuai dengan SE BI No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011 yang terkait dengan perhitungan CAR, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan transaksi rekening administratif, namun Bank tetap menghitung cadangan kerugian penurunan nilai tersebut mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Bank juga menghitung CAR Risiko Pasar sesuai dengan SE BI No. 14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012.

Page 74: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

70

37. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 17/PMK.05/2005 tanggal 3 Maret 2005, program

penjaminan dinyatakan berakhir pada tanggal 21 September 2005. Selanjutnya, berdasarkan Undang-undang No. 24 tertanggal 22 September 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Program Penjaminan dari LPS mulai berlaku efektif pada tanggal 22 September 2005 yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tanggal 13 Oktober 2008 adalah maksimal sebesar Rp2.000. Semua bank yang telah memperoleh izin usaha dinyatakan sebagai peserta penjaminan LPS.

Salah satu syarat pelaksanaan jaminan Pemerintah adalah pembayaran dividen tunai kepada para pemegang

saham harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Unit Pelayanan Penjaminan Pemerintah (sebelumnya BPPN).

38. INFORMASI SEGMEN Bank mempertimbangan jenis usaha sebagai segmen operasinya. Jenis usaha Bank adalah sebagai berikut:

Juni 2013

Konvensional Syariah Total

Pendapatan bunga 1,141,847 55,427 1,197,274 Beban bunga (456,994) (1,119) (458,113)

Pendapatan bunga dan syariah - neto 684,853 54,308 739,161

Pendapatan operasional lainnya 90,735 4,351 95,086 Beban operasional lainnya (426,270) (27,760) (454,030)

Pendapatan non operasional - neto 32,957 149 33,106 Beban pajak - neto -- -- --

Laba akhir periode 382,274 31,049 413,323

Aset 26,179,626 2,458,037 28,637,663

Liabilitas 23,478,243 2,426,988 25,905,231

Desember 2012

Konvensional Syariah Total

Pendapatan bunga 2,034,892 97,365 2,132,257 Beban bunga (921,851) (2,818) (924,669)

Pendapatan bunga dan syariah - neto 1,113,041 94,547 1,207,588

Pendapatan operasional lainnya 215,876 8,546 224,422 Beban operasional lainnya (896,229) (96,335) (992,564)

Pendapatan non operasional - neto 10,423 174 10,597 Beban pajak - neto (110,760) -- (110,760)

Laba akhir periode 332,352 6,932 339,284

Aset 25,103,926 1,515,700 26,619,626

Liabilitas 23,174,449 1,508,768 24,683,217

Page 75: LAPORAN KEUANGAN - idx.co.id · Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2 PT BANK DKI LAPORAN POSISI

PT BANK DKICATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit)

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

71

39. ANALISIS JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS Tabel dibawah ini menunjukkan analisis aset dan kewajiban yang dianalisa sesuai dengan waktu ketika aset dan

kewajiban diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan:

Juni 2013 Desember 2012

Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo dalam satu lebih dari satu dalam satu lebih dari satu tahun/ Due satu tahun/ tahun/ Due satu tahun/ Within One Due beyond Within One Due beyond

Year One Year Total Year One Year Total

ASET KEUANGAN Kas 413,137 -- 413,137 420,296 20,000 440,296 Giro pada Bank Indonesia 2,827,773 -- 2,827,773 2,270,577 -- 2,270,577 Giro pada bank lain, 1,119,632 -- 1,119,632 542,671 -- 542,671 Penempatan pada Bank Indonesia 2,083,420 -- 2,083,420 4,805,002 -- 4,805,002 Efek-efek - net -- 4,903,013 4,903,013 -- 1,490,459 1,490,459 Efek yang dibeli dengan janji

dijual kembali 221,517 -- 221,517 -- 1,854,822 1,854,822 Kredit yang diberikan - net 2,493,688 13,735,786 16,229,474 3,244,354 11,481,538 14,725,892 Penyertaan saham, -- 11,537 11,537 -- 11,537 11,537

ASET NON KEUANGAN Aset tetap - net -- 93,761 93,761 -- 96,129 96,129 Aset lain-lain - net -- 734,399 734,399 -- 382,241 382,241

TOTAL ASET 9,159,167 19,478,496 28,637,663 11,282,900 15,336,726 26,619,626

Juni 2013 Desember 2012

Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo dalam satu lebih dari satu dalam satu lebih dari satu tahun/ Due satu tahun/ tahun/ Due satu tahun/ Within One Due beyond Within One Due beyond

Year One Year Total Year One Year Total

LIABILITAS KEUANGAN Liabilitas segera 496,916 -- 496,916 1,007,483 -- 1,007,483 Total simpanan dari nasabah 22,370,772 -- 22,370,772 20,639,668 -- 20,639,668 Total simpanan dari bank lain 975,703 -- 975,703 751,595 -- 751,595 Repo 595,500 -- 595,500 289,125 -- 289,125 Surat berharga yang diterbitkan -- 747,914 747,914 749,791 747,568 1,497,359 Pinjaman yang diterima -- 103,931 103,931 12 104,070 104,082

LIABILITAS NON KEUANGAN Utang pajak -- 23,193 23,193 -- 68,019 68,019 Liabilitas pajak tangguhan - neto -- -- -- -- -- -- Beban yang masih harus --

dibayar dan liabilitas lain-lain -- 591,302 591,302 -- 325,886 325,886

TOTAL LIABILITAS 24,438,891 1,466,340 25,905,231 23,437,674 1,245,543 24,683,217