10
BAB I PENDAHULUAN A. Tekanan Darah 1. Pengertian Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh j an t ung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut – 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan j an t un g , dan disebut tekanan s i sto l e . Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat j an t ung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan d i asto l e . Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Kelainan tekanan darah Kelainan pada tekanan darah arteri dibagi ke dalam dua jenis yaitu tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah. Kedua tekanan darah ini terjadi ketika ketika tekanan darah arteri melebihi atau kurang dari tekanan darah yang normal pada manusia yaitu 90/60 sampai 120/80 mmHg. Tekanan darah rendah biasanya kurang dari 90/60 mmHg. Walaupaun sering diabaikan tapi tekana darah rendah juga bisa mengakibatkan kerusakan pada fungsi organ vital dalam tubuh. Hal ini disebabkan tekanan darah arteri dan vena terlalu lemah untuk menyebarkan oksigen atau nutrisi ke seluruh jaringan organ tubuh. Sehingga organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi secara normal. Faktor - Faktor Tekanan Darah Faktor Jenis Kelamin

LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Citation preview

Page 1: LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tekanan Darah

1. Pengertian

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah

ketika darah di pompa oleh j an t ung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan

darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut – 120 /80

mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat

denyutan j an t un g , dan disebut tekanan s i sto l e . Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan

saat j an t ung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan d i asto l e . Saat yang

paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan

duduk atau berbaring. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh

lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana

akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.

Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling

rendah pada saat tidur malam hari.

2. Kelainan tekanan darah

Kelainan pada tekanan darah arteri dibagi ke dalam dua jenis yaitu tekanan darah tinggi

dan tekanan darah rendah. Kedua tekanan darah ini terjadi ketika ketika tekanan darah arteri

melebihi atau kurang dari tekanan darah yang normal pada manusia yaitu 90/60 sampai

120/80 mmHg. Tekanan darah rendah biasanya kurang dari 90/60 mmHg. Walaupaun sering

diabaikan tapi tekana darah rendah juga bisa mengakibatkan kerusakan pada fungsi organ

vital dalam tubuh. Hal ini disebabkan tekanan darah arteri dan vena terlalu lemah untuk

menyebarkan oksigen atau nutrisi ke seluruh jaringan organ tubuh. Sehingga organ tidak

mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi secara normal.

3. Faktor - Faktor Tekanan Darah

a. Faktor Jenis Kelamin

Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan perbedaan jenis kelamin

berpengaruh terhadap kerja sistem kardioaskuler. Dibandingkan dengan laki-laki dengan

usia yang sama, wanita premenopause memiliki massa ventriel kiri jantung yang lebih

kecil terhadap body mass ratio, yang mungkin mencerminkan afterload jantung yang

lebih rendah pada wanita. Hal ini mungkin akibat dari tekanan darah arteri yang lebih

rendah, kemampuan complince aorta yang lebih besar dan kemampuan peningkatan

penginduksian mekanisme vasodilatasi.

Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek protektif estrogen dan mungkin

dapat menjelaskan mengapa pada wanita premenopause memiliki resiko lebih rendah

menderita penyakit kardiovaskular. Tetapi, setelah menopause perbedaan jenis kelamin

tidak akan berpengaruh pada kemungkinan terderitanya penyakit kardiovaskular. Hal ini

mungkin disebabkan karena berkurangnya jumlah estrogen pada wanita yang sudah

Page 2: LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

menopause.

b. Faktor Gravitasi

Tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmhg setiap 12 cm di bawah jantung

karena pengaruh gravitasi. Di atas jantung, tekanan darah akan menurun dengan jumlah

yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka tekanan darah sistole adalah 210 mmHg di

kaki tetapi hanya 90 mmHg di otak. Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan

sama (Anggita, 2012).

Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi

berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat

dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-

keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup

ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung (Anggita,

2012).

i. Berbaring

Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit

dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang

berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak

darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali

ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap

denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk

memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit (Anggita,

2012).

Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus

melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi

sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2

maksimal. VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia

pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada posisi berbaring, dalam keadaan

istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya

sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama

dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah

isi sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml.

Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi

sekuncup; hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diatole akibat frekuensi

denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung hanya

berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3 detik

tersebut) (Ganong, 2002).

ii. Berdiri

Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali

ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya

Page 3: LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau

berbaring ke posisi berdiri (Ganong, 2002).

Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh

”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami

penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak

bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan

pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot

menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup

(Ganong, 2002).

Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian

selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti

volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung

berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke

seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung

begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada

tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan

darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke

atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir

kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka

darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga

pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan

jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan

darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang

dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang

maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002).

iii. Duduk

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini

dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-

sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot

rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar

otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu

mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat

jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat.

Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen (Guyton dan Hall, 2002).

Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya

dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan pingsan.

Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke

otak (Guyton dan Hall, 1997).

Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi berbaring, yang mana

merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi berkurang dan

lebih banyak darah yang mengalir ke otak (Guyton dan Hall, 1997).

Page 4: LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

4. Hubungan tekanan darah dengan curah jantung

Nilai tekanan darah ditentukan oleh perkalian curah jantung dengan tahanan perifer total.

Perubahan pada salah satu dari kedua factor tersebut cenderung mengubah tekanan darahnya,

jika terjadi kegagalan kedua factor tersebut, maka akan mengakibatkan penurunan tekanan

darah (Kusmiyati, 2009).

Di bawah ini adalah hubungan dalam diagram alur :

A. Kesanggupan kardiovaskuler

1. Kebugaran kardiovaskuler

Dalam bahasa sehari-hari sering disebut dengan kebugaran kardiovaskuler. Istilah

kebugaran kardiovaskuler sama pengertiannya dengan beberapa istilah lain seperti daya tahan

jantung, kebugaran aerobik, dan daya tahan kardiorespirasi. Kata kardio berarti pembuluh

darah dan pembuluh jantung. Sehingga istilah kardiovaskuler lebih tepat daripada

kardiorespirasi (Fox, dkk, 1987: 8). Karena respirasi lebih mengacu kepada paru-paru dan

pergantian oksigen dan karbondioksida yang terjadi diantara paru-paru, darah dan otot.

Menurut Rusli Lutan (2002: 40), kebugaran kardiovaskuler adalah ukuran kemampuan

jantung untuk memompa darah yang kaya oksigen ke bagian tubuh lainnya dan kemampuan

untuk menyesuaikan serta memulihkan dari aktivitas jasmani. Daya tahan kardiovaskuler

menurut Depdikbud (1997: 5) adalah kesanggupan sistem jantung, paru, dan pembuluh darah

untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen

dan menyalurkan ke jaringan yang aktif sehingga dapat dipergunakan pada proses

metabolisme tubuh. Menurut Djoko Pekik (2004: 27), daya tahan paru-jantung adalah

kemampuan fungsional paru-jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu lama.

Page 5: LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

Sedangkan menurut Mochamad Sajoto (1988: 44), kebugaran kardiovaskuler adalah keadaan

di mana jantung seseorang mampu bekeja dengan mengatasi berat beban selama suatu kerja

tertentu (Dwi Artya, 2011).

Kebugaran kardiovaskuler sangat penting untuk menunjang kerja otot dengan mengambil

oksigen dan menyalurkannya keseluruh jaringan otot yang sedang aktif, sehingga dapat

digunakan untuk proses metabolisme. Oleh karena itu kebugaran kardiovaskuler dianggap

sebagai komponen kebugaran jasmani yang paling pokok. Tujuan untuk meningkatkan

kebugaran kardiovaskuler setiap individu berbeda-beda tergantung kebutuhan dan kondisi

seseorang. Semakin berat tugas atau kerja fisik seseorang, semakin tinggi pula tingkat

kebugaran kardiovaskuler yang harus dimiliki oleh orang tersebut (Dwi Artya, 2011).

2. Tes Harvard

Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosa

penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian kebugaran, dan

kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantung berdaptasi (kembali normal),

semakin baik kebugaran tubuh. Tes Harvard adalah cara yang akurat untuk menilai

kebugaran untuk menyelesaikan tes aerobik yang maksimal dan mengukur denyut jantung

serta konsumsi oksigen yang menggunakan alat bantu pernapasan dan oksigen / karbon

dioksida. Tentu saja pendekatan ilmiah ini berada di luar jangkauan bagi banyak orang dan

tidak praktis. (Anonim, 2008).

Page 6: LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

LAPORAN PRAKTIKUM

A. Tujuan Praktikum

1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring.

2. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit.

3. Mengukur tekanan darah arteri brachialis selama perangsangan dingin.

4. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah arteri brachialis.

5. Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor.

6. Melakukan percobaan “naik turun bangku”.

7. Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara cepat dan lambat.

8. Menilai indeks kesanggupan badan manusia berdasarkan hasil sub 7.

B. Alat yang Diperlukan

1. Sfigmomanometer

2. Stetoskop

3. Ember kecil berisi es dan thermometer kimia

4. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch)

5. Bangku setinggi 19 inci

6. Metronom (frekuensi 120/menit)

C. Tata Kerja

i. Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold pressor test).

1. Suruhlah orang percobaan berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit

2. Selama menunggu pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas

orang percobaan.

3. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit

sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal).

4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukkan tangan kirinya kedalam air es

(40C) sampai pergelangan tangan.

5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan

diastoliknya.

6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada

pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dari tekanan basal maka

OP termasuk hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah OP masih dibawah angka-

angka tersebut diatas, maka OP termasuk dolongan hiporeaktor.

7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan

sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai ke tekanan darah basal.

8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastoliknya

pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan 2 kali.

Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 60

pendinginan.

Suruhlah o.p. segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan

sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.

Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukanlah percobaan yang kedua

Page 7: LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

untuk menetapkan tekanan diastolic pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

ii. Percobaan Naik Turun Bangku

1. Suruhlah orang percobaan berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil

mendengarkan detakan sebuah metronome dengan frekuensi 120 kali per menit.

2. Suruhlah orang percobaan berdiri menghadap bangku, tepat pada satu detakan

metronome.

3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya

dinaikkan ke bangku sehingga orang percobaan berdiri tegak di atas bangku

4. Pada detakan ketiga, kai yang naik pertama diturunkan.

5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan pula sehingga

orang percobaan berdiri tegak lagi didepan bangku.

6. Siklus tersebut diulang terus-menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih

dari 5 menit.

7. Segera setelah itu OP disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut

nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1’-1’30’’, dari 2’-

2’30’’ dan dari 3’ – 3’ 30’’.

8. Hitunglah indeks kesanggupan orang percobaan serta berikan penilaiannya

menurut cara berikut.

Penilaian Indeks Kesanggupan

Petunjuk-petunjuk:

Carilah baris yang berhubungan dengan lamanya percobaan.

Carilah lajur yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30”

pertama.

Indeks kesanggupan badan terdapat dipersilangan baris dan lajur. Penilaiannya

o Kurang dari 50 = kurang

o 50-80 = sedang

o Lebih dari 80 = baik

a. Cara lambat

Indeks kesanggupan badan = lamanaik−turundalamdetik x 100

2x jumlah ketigaharga denyut nadi tiap30 ¿

Penilaiannya:

o Kurang dari 55 = kesanggupan kurang.

o Kurang dari 55 - 64 = kesanggupan sedang.

o Kurang dari 65 – 79 = kesanggupan cukup.

o Kurang dari 80 -89 = kesanggupan baik.

o Lebih dari 90 = kesanggupan amat baik.

b. Cara cepat

Dengan rumus

Page 8: LAPORAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

Indeks kesanggupan badan = lamanaik−turun dalamdetik x 100

5.5x harga denyut nadi selama 30 pertama ¿

Dengan daftar