34
PREVENTIVE MAINTENANCE SISTEM PLTA PT PJB UP CIRATA Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mata kuliah PKL pada semester V Program Studi Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin Oleh: Dindin Sarifatudin 121211073 Dzikri Dalwatul Ielmi 121211074 Mufti Mumtaazul Fikri 121211085

Laporan Kerja Praktek Cirata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembangkit listrik tena turbin air

Citation preview

MENGHITUNG PERPINDAHAN PANAS PADA GENERATOR AIR COOLER PT PJB UP CIRATA

PREVENTIVE MAINTENANCE SISTEM PLTA

PT PJB UP CIRATALaporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mata kuliah PKL pada semester V Program Studi Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin

Oleh:Dindin Sarifatudin 121211073Dzikri Dalwatul Ielmi 121211074

Mufti Mumtaazul Fikri 121211085

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diterima dan disahkan padahari .............., tanggal ....................., tahun ...........

Disahkan Oleh

Pembimbing I

Pembimbing Perusahaan

()

NIP()

NIK.

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik MesinJurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Bandung

(Rudy Yuni Widyatmoko, M.Sc)NIP. 196406261992031002

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas campur tangan-Nya sehingga penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan laporan ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa penulis telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan baik.Dengan ini penulis bertima kasih kepada kepala instansi yang selama kurang lebih 1 bulan ini telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Laporan ini dapat terbuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing dari pihak kampus maupun pihak instansi, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih.Akhir dari kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian laporan ini. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini tersebut.Bandung, 26 Oktober 2014 Penyusun DAFTAR ISILembar PengesahaniiKata PengantariiiDaftar Isiiv

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1.3 Ruang Lingkup Bahasan

1.4 Sistematika Laporan

II. Tinjauan Umum Perusahaan

2.1 Sejarah Singkat PT. PJB UP CIRATA

2.2 Ruang Lingkup Kegiatan PT PJB UP Cirata

2.3 Struktur Organisasi

2.4 Fasilitas PT PJB UP Cirata

III. PembahasanBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kita semua tentu telah mengenal energi listrik sebagai salah satu energi yang dapat dikonversikan menjadi berbagai jenis energi lain. Dibandingkan dengan penyimpanan energi lain, energi listrik menjadi yang paling mudah untuk disimpan dan dirubah. Oleh karena itu sekarang alat elekrtonik menjadi sangat berkembang karena sumber energinya yang mudah didistribusi dan dikonversikan.

Energi listrik didapatkan dengan cara mengubah energi lain menjadi ggl induksi dan membangkitkan arus, ketika diberi beban arus akan membangkitkan energi dan daya listrik. Salah satu cara pembangkitan energi listrik yang paling effisien adalah dengan menggunakan PLTA, karena pada dasarnya kita tidak membutuhkan bahan bakar untuk proses pembangkitanya. Kita hanya membuat simulasi air yang ditampung menyimpan energi potensial pada elevasi tertentu. Lalu dialirkan ke tempat yang lebih rendah melalui terowongan-terowongan. Air dialirkan menuju turbin dan memutar turbin yang dihubungkan dengan generator. Generator merubah energi putaran menjadi energi listrik.

PLTA menggunakan berbagai sistem yaitu sistem air (Water Way), sistem pendinginan (Cooling System). Sistem udara tekan (Air Pressure System) dan sistem listrik. Sebagai salah satu penunjang peralatan, sistem pendingin tetntunya sangat penting dikarenakan setiap peralatan memiliki rentang suhu optimal untuk bekerja. Bila suhu berada diluar rentang yang dianjurkan, sistem masih bisa berjalan tetapi dengan tingkat effisiensi yang lebih rendah. Oleh karena itu sistem pendingin menjadi sangat penting dan kami tertarik untuk menghitungnya sebagai tema pada laporan praktikum kami.1.2 Tujuan Praktek Kerja LapanganTujuan dalam mengerjakan kerja praktek sebenarnya luas. Sebagai contoh kami ingin mengetahui lingkungan pekerjaan yang sebenarnya, struktur organisasi sebenarnya dalam pekerjaan, koordinasi dalam bekerja, bekerja sama dengan depertemen lain dalam perusahaan dan belajar beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan. Secara umum kami dilibatkan seperti salah satu pekerja di perusahaan yang kami tuju yaitu PT. PJB Unit Pembangkit Cirata.

Namun kami memiliki tujuan khusus yaitu mengetahui kondisi sebenarnya penerapan strategi maintenance yang diterapkan di PT PJB UP Cirata. Dalam melakukan pada bagian peralatan tertentu, metode perawatannya dan bagaimana cara start up suatu peralatan yang terintegrasi dengan sistem-sistem lain yang tidak sederhana.

1.3 Ruang Lingkup BahasanSistem pendingin memiliki alur yang panjang dimulai dari pengambilan air dari bagian setelah turbin (Draft Tube) lalu melalui pompa dan didistribusikan menuju 4 peralatan yang membutuhkan pendinginan yang massive. Dikarenakan sistem pendingin memiliki cabang dan setiap cabang memiliki peralatan dan penunjang sendiri-sendiri, kami memilih salah satu pendingin sebagai tema dari laporan kerja praktek yang kami lakukan. Yaitu sistem pendingin udara pada generator.

Kami tidak akan menjelaskan secara detail sistem pendinginan pada peralatan lain maupun perjalanan air dari draft tube menuju setiap peralatan. Kami hanya memfokuskan pembahasan pada pekerjaan yang kami lakukan selama mengikuti PKL di PT PJB UP Cirata.1.4 Sistematika LaporanI. Pendahuluan

Bab ini berisikan Latar Belakang, Tujuan PKL, Ruang Lingkup Bahasan dan Sistematika LaporanII. Tinjauan Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan tinjauan umum perusahaan, yang antara lain meliputi Sejarah Singka Perusahaan, Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan dan Fasilitas Pabrik.III. Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Di Perusahaan

Disusun sesuai dengan tempat tugas di perusahaan, dan lingkup pekerjaan yang ditangani selama PKL, serta masalah yang dihadapi selama PKL. Dalam hal ini termasuk studi kasus, analisis dan pemecahannya. Laporan disesuaikan dengan kartu bimbingan kegiatan PKL.IV. Kesimpulan dan Saran Bab ini memberikan gambaran tentang kesimpulan yang dapat diambil dari isi bab-bab sebelumnya. Saran dibuat berdasarkan pengalaman, temuan-temuan, selama melaksanakan PKL untuk kesempurnaan pelaksanaan PKL pada masa yang akan datang.

BAB 2TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN2.1 Sejarah Singkat PT. PJB UP CIRATA

PLTA Cirata, sejak pertama kali dioperasikan pada tahun 1988 dikelola oleh PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat (PLN KJB) dengan nama Sektor Cirata.Pada tanggal 3 Oktober 1955 PLN (Persero) membentuk 2 anak perusahaan yaitu PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali I dan II yang disebut PT PJB I dan PT PJB II, dimana Sektor Cirata masuk wilayah kerja PT PJB II.Tahun1997, Sektor irata berubah nama menjadi Unit Pembangkit Cirata (UP) Cirata, dan sejak tanggal 3 Oktober 2000, PT PJB II berubah nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB).Daerah pengaliran Sungai Citarum merupakan daerah yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi. Sungai Citarum tidak pernah kering sepanjang tahun dan airnya digunakan penduduk untuk berbagai keperluan seperti, pembangkit tenaga listrik, irigasi, sumber air, dll. Dalam memenuhi kebutuhan listrik yang semakin meningkat, pemerintah menentukan kebijaksanaan penghematan penggunaan bahan bakar minyak. Pemanfaatan potensi tenaga air sebagai sumber energi listrik semakin bertambah penting mengingat keterbatasan sumber energi primer disamping usaha konservasi air.

Unit Pembangkit (UP) Cirata berlokasi di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered Purwakarta. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah Kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut Kota Bandung atau 100 km dari Kota Jakarta melalui jalan Purwakarta.

Selain mengelola UP Cirata, PJB sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak dalam bidang pembangkitan tenaga listrik juga mengelola UP Gresik, UP Paiton, UP Brantas di Jawa Timur, UP Muara Karang di Jakarta, UP Muara Tawar di Bekasi Jawa Barat, serta Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Talan Duku di Sumatra Selatan dan UBP Kendari di Sulawesi Tenggara. UP Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, dengan banguna Power House 4 lantai di bawah tanah yang pengoperasiannya dikendalikan dari ruang kontrol switchyard berjarak kurang lebih 2 dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house, serta waduk seluas 62 dengan elevasi muka banjir 223 m, elevasi muka air normal tertinggi 220 m dan terendah 205 m, sehingga volume air waduk seluruhnya 2165 juta meter kubik dengan isi efektif waduk 796 juta meter kubik.2.2 Ruang Lingkup Kegiatan PT PJB UP CirataKegiatan usaha inti dari PLTA Cirata adalah pembangkitan tenaga listrik dengan total daya terpasang 1008 MW, terdiri atas Cirata I (4 unit masing-masing operation daya terpasang 126 MW) yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan total daya terpasang 504 MW, dan Cirata II (4 unit masing-masing 126 MW) yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1,428 GWh per tahun yang kemudian disalurkan jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Bali.

Tabel Kapasitas Daya Listrik dan Tanggal Mulai Beroperasi Masing-masing Pembangkit

Jenis PembangkitMulai BeroperasiKapasitas

PLTA Unit 125 Mei 1988126 MW

PLTA Unit 229 Februari 1988126 MW

PLTA Unit 330 September 1988126 MW

PLTA Unit 410 Agustus 1988126 MW

PLTA Unit 515 Agustus 1997126 MW

PLTA Unit 615 Agustus 1997126 MW

PLTA Unit 715 April 1998126 MW

PLTA Unit 815 April 1998126MW

Total1008 MW

Untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 GWh, dioperasikan 8 buah turbin dengan kapasitas masing-masing 120.000 KW dengan putaran 187,5 RPM. Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 m dengan debit air maksimum 135 m3/detik. Turbin yang digunakan di waduk Cirata adalah Turbin Franis, spesifikasinya adalah :

Tipe : Francis, Vertical ShaftProduksi: VOEST-ALPINERate Net Head: 106,8 mRated Output: 129,6 MWKecepatan: 187,5 rpmDebit pada kondisi di atas: 132,5 m3/sRunaaway speed: 400 rpmSpiral Case inlet diameter: 4300 mmDraft Tube outlet diameter: 6400 mmDiameter Runner : Dth = 3400 mmJumlah Runner Blade : 16 Jumlah Guide Vane: z = 24Bukaan max. Guide Vane: 260 mmKetinggian Guide Vane :980 mmJumlah Servomotor: 2Tekanan normal operasi guide vane : 55 kg/cm2Tekanan oli minimum guide vane : 38,5 kg/cm2Langkah servomotor: 440 mmDiameter piston servomotor: 400 mm

2.3 Struktur Organisasi

Organisasi UP Cirata, sejak 21 Oktober 1999 mengalami perubahan mengikuti perkembangan organisasi di PLN PJB yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis ang selalu berubah. Perubahan yang mendasar dari unit pembangkit adalah dipisahkannya fungsi operasional dan fungsi pemeliharaan, sehingga Unit Pembangkit menjadi organisasi yang lean and clean.

PT PJB UP Cirata sebagai anak perusahaan memiliki struktur organisasi sendiri yang dipimpin oleh manager unit seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar Struktur Organisasi PT PJB UP CIRATA2.4 Fasilitas PT PJB UP Cirata

Mengoperasikan unit pembangkit Cirata dapat dilakukan dengan 3 mode system pengoperasian :

1. Mode operasi local manual, yaitu sistem pengoperasian yang dilakukan oleh operator secara manual dari panel unit kontrol Power house2. Mode operasi local auto, yaitu sistem pengoperasian yaitu dilakukan oleh operator secara automatic dari panel unit kontrol di ruang Power House.

3. Mode operasi remote, yaitu sistem pengoperasian yang komputerisasi dimana unit dioperasikan dari control desk di ruang kontol Switchyard yang berjarak sekitar 2 Km dari lokasi pembangkit listrik.

Dalam mengoperasikan seluruh unit pembangkit listrik di Cirata, mengutamakan menggunakan mode operasi remote untuk mengoperasikan dan mengontrol semua sistem, karena lebih efisien dan efektif. Namun demikian, operator dilokasi rumah pembangkit selalu siap dengan mode operasi local auto maupun mode operasi local manual.PLTA Cirata mempunyai 4 bangunan utama yakni waduk atau bendungan sebagai tempat penampungan air, saluran air, powerhouse atau gedung unit pembangkit dan switchyard atau unit transmisi yang akan menyalurkan energi listrik ke konsumen-konsumen. PLTA ini memiliki terowongan sebagai akses jalan menuju powerhouse. Di PLTA Cirata ini, powerhouse terletak didalam perut bukit. Karena itulah dibuatlah terowongan ini sebagai akses jalan menuju powerhouse.

Terowongan Akses menuju Power HousePower house bawah tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 235 meter, lebar 35 meter, tinggi 49 meter, menjadikan power house PLTA cirata sebagai bangunan bawah tanah terbesar di indonesia. Suasana didalam powerhouse sangat lembab dan panas. Suasana siang hari atau malam hari tiada berbeda didalam powerhouse, karena sinar matahari tidak pernah bisa mencapai ruangan tersebut. Dinding-dindingnya penuh dengan mur dan baut dengan ukuran yang sangat besar. Mur dan baut ini adalah penahan dinding dari tekanan air waduk yang pastinya sangat tinggi.

Power House Bawah Tanah di PLTA Cirata1. Manajemen Sumber daya AirAir merupakan sumber energi utama yang digunakan untuk memutar turbin pembangkit tenaga listrik sebanyak 8 unit. Oleh karena itu dibangun Waduk Cirata seluas 62 Km2 dengan elevasi muka air banjir 223 m, elevasi muka air normal 220 m dan elevasi muka air rendah 205 m, sehingga volume air waduk 2.165 juta meter3 dan efektif waduk 796 juta m3. Air waduk ini dikelola dengan baik mencakup jumlah maupun mutunya agar tidak mengganggu atau merusak mesinmesin.

BAB 3 PEMBAHASAN3.1 Sistem-sistem di PLTA Cirata1. Waterway

Merupakan sitem siklus air dimulai dari pintu air yang berada di reservoir sampai ke pembuangan (Draft Tube). Pengelolaan air tersebut sudah terintegrasi, dimulai dari resrevoir yang menyimpan energi potensial air dari tempat yang lebih tinggi. Selanjutnya terdapat intake gate yang berfungsi sebagai pintu air mengalirkan air ke headrace tunnel, air yang diam bergerak menuju tempat yang lebih rendah. Terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik, pada satu tunnel dibagi menjadi dua saluran, sebelum cabang tersebut terdapat saluran peredam tekanan balik yang terbuka ke atas yang bernama surge tank yang memiliki fungsi untuk menahan tekanan balik yang berasal dari bawah. Hal ini terjadi ketika pintu air pada cabang penstock pertama kali dibuka dan inlet valve yang tertutup akan mengakibatkan benturan yang menyebabkan kenaikan tekanan dan berbalik menuju ke cabang tersebut, bila tidak ada saluran peredam (surge tank) maka sistem akan pecah karena tidak kuat menahan tekanan. Dari cabang terdapat saluran penstock yang menurun dengan sudut tertentu yang diameternya pun berangsur-angsur menurun lalu saluran menjadi datar kembali. Setelah itu air menuju inlet valve yang digerakkan dengan hidrolik SAC dan kembali menggunakan berat dari bandul pemberat, selain itu terdapat saluran by pass dari sebelum inlet valve dan setelah inlet valve dikarenakan karena tekanan kedua bagian tersebut berbeda cukup jauh, sehingga tekananya perlu disamakan terlebih dahulu sebelum inlet valve dibuka agar mencegah terjadinya kerusakan. Setelah itu air menuju guide fan yang merupakan pengontrol buka tutup runner pada spiral case, kontrol ini diperlukan untuk menjaga agar putaran turbin tetap pada 187,5 rpm dikarenakan beban selalu dinamis berubah sesuai jaringan. Air yang telah diarahkan masuk menuju spiral case, saluran yang mirip cangkan keong yang masuk secara tegak lurus turbin dan keluar sejajar dengan turbin. Air lalu menuju Draft Tube yang melengkung dan menuju ke Tail Race (saluran buang air) .2. Cooling Water System

Sistem pendinginan pada PLTA di cirata menggunakan air sebagai media pendinginan, air yang dipakai berasal dari draft tube. Ditarik menggunakan pompa CWP (Cooling Water Plan) yang setiap turbin terdapat dua unit pompa yang diparalel, sementara hanya satu pompa yang dipakai secara efektif. Tujuanya adalah unit cadangan bila salah satu pompa terdapat masalah maka unit turbin masih dapat bekerja. Setelah pompa terdapat dua filter yang mengkondisikan air dari kontaminanmikro dan mikro, yang pertama merupakan makro filter dan yang kedua merupakan CBM filter (mikro). Kemudian dua jalur tersebut di gabungkan kembali.

Setelah itu saluran air dibagi empat menuju empat bagian turbin yang membutuhkan pendinginan. Bagian-bagian tersebut yaitu Generator Air Cooler, Thrustbearing Oil Cooler, Governoor Oil Cooler, dan Turbin Oil Cooler. Pada setiap bagian tedapat bagian pemindah panas, sebagai contoh pada turbin terdapat radiator yang cara kerjanya kebalikan dari radiator mobil. Udara panas didalam generator dialirkan ke dalam radiator yang terdapat sirkulasi air dingin. Sementara pada thrustbearing, governor, dan turbin perpindahan panas menggunakan shell and tube yang didalamnya terdapat dua saluran yang dikontakan yaitu oli panas dari equipment dan air dingin dari CWP. Sehingga suhu pelumasan dari setiap bagian unit dapat terjaga, sehingga pelumasan dapat berjalan dengan baik.

3. Air Pressure System

Untuk 8 unit turbin terdapat 8 blower yang memiliki 4 terowongan udara sehingga setiap terowongan udara terbagi dua menjadi dua saluran yang tiap saluran terdapat 1 blower. Tetapi saat operasi, hanya 4 unit blower yang aktif sementara 4 lainnya adalah cadangan jika salah satu blower utama terjadi kerusakan. Dari blower udara dihubungkan menuju pressure tank utama yang bertekanan 70 bar. Pressure tank utama tersebut menyuplai 4 sistem, yaitu

1.Inlet valve pressure tank

2.Governor Pressure Tank

3.Brake

4.Maintenance Seal

Sebenarnya di dalam pressure tank oli merupakan medium yang dipakai sebagai contoh, untuk menggerakan hidrolik atau cervo. Tapi disiapkan keadaan dimana penyuplai tekanan tidak dapat beroperasi sementara unit harus tetap berjalan. Oleh karena itu dibutuhkan penyimpan energi tekan di dalam pressure tank. Dikarenakan oli tidak dapat menyimpan energi tekan maka di dalam pressure tank terdapat udara sebagai penimpan energi tekan. Perbandingan udara dan oli harus dijaga pada perbandingan tertentu agar kerja dari oli terjaga. Udara pada pressure tank dapat ditekan (compressible) sehingga walaupun penyuplai tekanan mati, energi tekanan pada udara dapat memberi energi tekan pada oli sehingga oli masih dapat tetap bekerja.

Pressure tank pada inlet valve dan governor digunakan untuk menggerakan hidrolik, sementara pada brake air ppressure digunakan secara independen untuk sistem pneumatik untuk menekan rem. Ketika unit dimatikan, penurunan putaran dari 187,5 menuju 30 rpm akan berlangsung cepat, sementara dari 30 rpm menuju 0 rpm akan memakan waktu yang cukup lama, sehingga brake digunakan untuk mempercepat waktu tersebut. Pada maintenance seal, udara tekan digunakan untuk menekan seal agar mencegah kebocoran air dari turbin. Tetapi karena penggunaannya sangat berbahaya dan terletak tepat di atas turbin, maintenance seal jarang digunakan.3.2 Praktek Kerja Lapangan

Pada saat kami praktek kami ditempatkan di bagian pemeliharaan mesin yang biasa disebut bagian Har Mesin. Bagian Har Mesin menangani pemeliharaan mesin yang sebagian besarnya merupakan preventive maintenance, sementara untuk predictive maintenance dilakukan oleh bagian Engineering. Walaupun kedua bagian ini terpisah namun pada saat bekerja kedia bagian ini harus padu sehingga terjadi aktivitas maintenance yang baik dan pemeliharaan dapat berlangsung sesuai dengan yang kita inginkan. Pada dasarnya pekerjaan yang kita lakukan adalah membersihkan, melakukan penggantian, mengecek kondisi dari penunjang mesin seperti suplai udara dan pelumasan.

Sementara untuk bagian Engineering menggunakan alat-alat yang canggih seperti pengukur vibrasi, laser alignment dan oil purifier. Dalam pengerjaannya pun sering dibantu oleh bagian Har Mesin, karena di bagian Maintenance memiliki jumlah staf yang lebih banyak dan biasa menangani pekerjaan lapangan. Untuk pekerjaan berat seperti overhaul turbin pun semua bagian Maintenance turut membantu dikarenakan butuh banya orang untuk melakukanya.Dalam waktu sebulan kami telah turut membantu dalam berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh bagian Har mesin beberapa yang sama seperti esensi mencegah terjadinya kerusakan:

1. Melakukan pengecekan naik turunnya tail race yang disertai dengan pelumasan kembali yang dilakukan setelah diketahui bahwa pergerakan naik turunya tidak lancar dan lambat. Ada pula pelat hanger yang digerinda agar pergerakan menjadi semakin lancar.

2. Melakukan pengecekan terhadap kondsi Air Cooler pada unit turbin yang sedang berjalan, kami menemukan adanya rembesan air di sisi-sisi penampung. Setelah dicek tidak terdapat kebocoran kami hanya membersihkannya.

3. Pengecekan Grease pada katup-katup yang terdapat pada semua unit, dengan penambahan grease pada ulir katup yang terlihat kering.

4. Pengecekan bagian-bagian turbin seperti level air turbin dan sistem pendukung seperti kondisi cooling water yang dipompakan ke setiap unit, pengecekan oil thrust bearing.

5. Mengukur suhu pada water inlet dan outlet pada generator air cooler unit yang sedang berjalan menggunakan laser.

6. Memodifikasi keluaran udara dari Pressure Tank yang saluranya menuju penghalang, sehingga keluaran udara tidak baik. Modifikasi dilakukan dengan cara memotong dan membengkokan saluran buang ke ara bagian yang kosong.

7. Penguransan oli Thrust bearing dari tangki persediaanya. Dikarenakan pompa sedang tidak dapat beroperasi pengurasan oli dilakukan secara manual dengan menggunakan ember. Pengurasan dilakukan sampai tangki kering.

Masalah yang dihadapi saat kami PKL salah satunya adalah terdapat korosi pada pipa generator air cooler yang disebabkan air yang bocor dari sambungan pipa dengan tube sheet. Tube sheet yang merupakan bagian penyangga pipa memiliki lubang yang lebih besar diameternya dari pada tube yang terdapat pada air cooler. Kemudian tube sheet disambung dengan dipanaskan terlebih dahulu sehingga lubang sesak dengan tube dari air cooler, karena pada dasarnya diameter pada tube sheet lebih besar dari tube air cooler maka terdapat clearance pada sambunganya. Ketika tube sheet dihubungkan dengan flange pipa water cooler air dapat masuk ke dalam clearance dan keluar melalui clearance tersebut. Karena pada dasarnya air sumber dari water cooler merupakan air dari draft tube yang kondisinya secara real tidak dipantau kandungan kimianya. Maka air tersebut bisa mempercepat terjadinya korosi pada bagian pipa terutama yang dekat dengan flange. 3.3 Preventive Maintenance Sistem-sistem PLTA Yang dimaksud dengan pemeliharaan adalah memelihara, merawat, serta menjaga setiap saat agar instalasi PLTA beserta alat-alat bantunya selalu dalam kondisi siap operasi. Sedangkan yang dimaksud overhaul disini adalah jenis pemeliharaan terencana yang dilakukan secara periodik. Pelaksanaan pemeliharaan ini secara umum ditentukan oleh jam kerja mesin yang telah mencapai batas yang telah ditentukan.

Pemeliharaan yang dimaksud di atas adalah pemeliharaan terencana secara periodik yang terdiri dari Annual Inspection, General Inspection, dan Major Overhaul.

Batasan jam kerja tersebut sebelumnya telah disepakati pada forum diskusi pemeliharaan tanggal 6 Februari 1987, dimana pada diskusi tersebut batas selang waktu untuk major overhaul (MO) dibagi tiga pola :

a. pola A, pada pola ini unit pembangkit PLTA melakasanakan MO setelah unit mencapai interval 40.000 jam kerja.

b. pola B, pada pola ini unit pembangkit PLTA melaksanakan MO setelah unit mencapai interval 60.000 jam kerja.

c. pola C, pada pola ini unit pembangkit PLTA melaksanakan MO setelah unit mencapai interval 80.000 jam kerja.

Untuk pemeliharaan annual inspection dan general inspection pelaksanaannya disesuaikan dengan selang waktu tiap-tiap pola. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan mencakup pemeriksaan, perbaikan , penyempurnaan , penggantian, penyetelan, pengujian dan lain sebagainya.

Kegiatan yang dilakukan tiap jenis adalah sebagai berikut :

a. Annual InspectionRuang lingkup kegiatan annual inspection meliputi pemerikasaan, pengukuran dengan membuka mainhole atau bagian lain tanpa melepaskan bagian utama, penyetelan, perbaikan kecil dan pengujian.

Hal ini biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali dalam satu tahun anggaran. Karena ruang lingkup pekerjaan seperti yang disebutkan maka waktu yang diperlukan relatif pendek.

b. General InspectionRuang lingkup kegiatan general inspection meliputi pemeriksaan, pengukuran dengan membuka mainhole dan bagian lain tanpa atau melepas bagian utama bila perlu, penyetelan, perbaikan, penggantian (bukan peralatan utama) dan dilakukan pengujian. Dengan demikian pelaksanakan general inspection memerlukan waktu lebih lama dari annual inspection dan dilaksanakan pada pertengahan major overhaul.c. Ruang lingkup kegiatan major overhaul meliputi pembongkaran total, perbaikan, pemeriksaan, pengukuran, penyetelan, penggantian peralatan dan dilakukan pengujian. Karena dilakukan pembongkaran dibagian utama maka waktu yang diperlukan relatif lebih lama dari GI.

BAB 4KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanDAFTAR PUSTAKA