Upload
santy-chie
View
307
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A
DENGAN COMBUSTIO
DI RUANG BUGENVIL RSUD DR. SOESILO SLAWI
Disusun oleh :
1. Anggi Meidina
2. Dwi Apriani
3. Dwi Puspa Destia N
4. Dwi Suci Hikmawati
5. Fitriani Safika
6. Indah Rukmana
7. Nur Baeti
8. Ririn Setianingsih
9. Siti Eti Nurjanah
10. Trisna Yuniati
11. Tri Wahyuningsih
12. Yessi Furani V
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KOTA TEGAL
2013/2014
0
LAPORAN PENDAHULUAN
COMBUSTIO
(LUKA BAKAR)
A. Pengertian
Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara
kulit dengan panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi
(Long, 1996).
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan
energi dari sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui
konduksi atau radiasi elektromagnetik (Effendy, 1999).
B. Etiologi
Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn) GasCairan
Bahan padat (Solid) Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn) Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn) Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
C. Patofisiologi
Akibat dari luka bakat tersebut kulit akan mengalami kerusakan pada epidermis,
dermis maupun jaringan subkutan, hal itu tergantung dari faktor penyebab dan
lamanya kontak dengan sumber panas. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi
itegritas kulit dan kematian- kematian sel. Luka bakar dapat dibedakan menjadi 3
menurut kedalamannya :
Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat I merusak bagian kulit yaitu epidermis, ini biasa dikarenakan
akibat terjemur matahari. Pada awalnya terasa nyeri dan kemudian gatal akibat
stimulasi reseptor sensoris dan biasanya akan sembuh dengan spontan tanpa
meninggalkan jaringan parut.
1
Luka bakar derajat II
Luka bakar ini mengenai kulit bagian epidermis dan dermis, termasuk kelenjar
keringat dan sebasea, saraf sensoris dan motorik, kapiler dan folikel rambut. Luka
ini akan sembuh dalam waktu berkisar 3 sampai 35 hari. Namun bila luka ini
mengalami infeksi atau suplai darahnya mengalami gangguan maka luka ini dapat
berubah menjadi luka bakar dengan kedalamannya penuh.
Luka bakar derajat III
Yang terkena dalam luka bakar derajat III adalah bagian lapisan lemak. Pada
lapisan ini banyak mengandung kelenjar keringat dan akar folikel rambut. Luka
akan tampak berwarna putih , coklat, merah atau hitam. Luka ini tidak akan
menimbulkan rasa nyeri karena semua reseptor sensoris telah mengalami
kerusakan total.
PATHWAYS
Arus listrik Radiasi Api Bahan kimia Asap
Inhalasi AsapKontak dengan permukaan kulit
Edema laring dan trakheal
Spasme dan akumulasi lendir
Dilatasi selPermeabilitas kapiler menurun
Pemajanan ujung saraf
Sodium, Klorida, Na+, Protein hilang
Dehidrasi jaringan
D. klasifikasi luka bakar
2
Nyeri
Kerusakan Integritas kulit/jaringan
Resti kekurangan volume cairan Resti Perubahan perfusi jaringan
Kerusakan pertukaran gas
Intoleransi aktivitas
Luka bakar diklasifikasikan :
1. Keparahannya :
a. Luka bakar minor, yakni cedera luka bakar ketebalan partial yang kurang
dari 15 % LPTT pada orang dewasa dan 10 % LPTT pada anak- anak.
b. Luka bakar sedang yakni cedera ketebalan partial dengan 15 % sampai 25
% dari LPTT pada orang dewasa atau 10 % sampai 20 % LPTT pada
anak- anak.
c. Luka bakar mayor, yakni cedera ketebalan partial lebih dari 25 % LPTT
pada orang dewasa atau 20 % pada anak- anak, mengenai daerah mata,
wajah, telinga, kaki dan perineum.
2. Lokasi :
Luka bakar pada kepala, leher dan dada seringkali mempunyai kaitan
erat dengan komplikasi pulmonal.
Luka bakar yang mengenai wajah erat kaitannya mengenai mata yang
dapat menyebabkan abrasia kornea. Bila pada telinga dapat menyebabkan
kordritis aurikuler dan rentan terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih
lanjut. Bila luka bakar mengenai ekstrimitas akan menyebabkan kehilangan
waktu yang lama untuk dapat bekerja kembali.
Luka bakar yang mengenai daerah peritoneum akan memudahkan
terjadinya infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan feses.
3. Ukuran luka bakar
Ukuran luka bakar ditentukan dengan salah satu dari dua metode yaitu
role of nine atau diagram Lund & Browder. Ukuran luka bakar ditunjukan
dengan presentasi LPTT (luas permukaan tubuh total).
4. Usia korban luka bakar
Usia sangat mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam
perawatan luka bakar. Angka kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar
terjadi pada anak- anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama mereka
kelompok uasia 0- 1 tahun dan klien berusia 65 tahun.
E. Penatalaksanaan3
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penatalaksanaan luka
bakar yaitu ; penyembuhan luka, infeksi dan penganan luka.
1. Penyembuhan luka
proses penyembuhan luka terbagi dalam tiga fase yaitu inflamasi,
fibroblastik dan maturasi.
2. Infeksi
Masalah yang sering terjadi yaitu adanya infeksi yang anantinya akan
diikuti terjadinya sepsis, sehingga perlu diperhatikan adanya tanda- tanda
infeksi meliputi merah, bengkak, nyeri dengan jumlah mikroorganisme
lebih dari 100.000/gram jaringan.
3. Penanganan luka
Penanganan luka merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya
infeksi maupun menghindari terjadinya sindrom kompartement karena
adanya luka bakar circumferencial.
F. Biopatofisiologi
G. Diagnosa keperawatan
Derajat I
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d stimulasi saraf sensoris, luka
4
Luka bakar
Lapisan lemak
Derajat III
Gangguan perfusi jaringan
Sensori abnormal
Penurunan kesadaran
Epidermis
Stimulasi reseptor sensoris
Nyeri
Derajat I
Resti injuri
Resti infeksiCemas
Gangguan integritas kulit Elektrolit dan protein
keluar
Permeabilitas pembuluh darah
Gangguan keseimbangan cairan el
Epidermis dan dermis
Lepuh dan oedem
Derajat II
Gangguan pernafasan
2. Gangguan perfusi jaringan b/d kerusakan jaringan epidermis.
Derajat II
1. Gangguan integritas kulit b/d terjadi lepuh dan oedem pada kulit.
2. Gangguan pernafasan b/d penyumbatan saluran pernafasan karena oedem
3. Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang kodisinya.
4. Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit b/d haluaran cairan elektrolit
Derajat III
1. Resti infeksi b/d terbukanya lapisan kulit pelindung.
2. Resti injuri b/d penurunan kesadaran
H. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
5
Gangguan rasa
nyaman nyeri b/d
stimulasi saraf
sensoris, luka
Gangguan perfusi
jaringan b/d
Rasa nyeri berkurang
setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
dengan KH :
- pasien mengatakan
nyeri berkurang.
- Pasien menunjukan
skala nyeri pada
angka 3.
- Ekspresi wajah klien
rileks.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Tutup luka sesegera
mungkin.
Berikan tempat tidur
ayunan sesuai indikasi
Tutup jari/ ekstrimitas pada
posisi yang berfungsi
menggunakan bebat dan
papan kaki sesuai
keperluan
Ubah posisi dengan sering
dan rentang gerak pasif dan
aktif sesuai indikasi
Kaji keluhan nyeri,
perhatikan lokasi/ karakter
dan intensitas (skala 0-10)
Bantu pasien untuk
mengungkapkan
perasaannya tentang nyeri.
Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi
Kaji warna, sensasi,
gerakan, nadi perifer dan
Suhu berubah dan gerakan
udara dapat menyebabkan nyeri
hebat pada pemajanan ujung
saraf
Peninggian linen dari luka
membantu menurunkan nyeri
Posisi fungsi menurunkan
deformitas/ kontraktur dan
meningkatkan kenyamanan.
Gerakan dan latihan dapat
menurunkan kekakuan sendi
dan kelelahan otot.
Nyeri hampir selalu ada pada
hampir setiap derajat dan yang
paling berat saat ganti balutan
atau debridemen.
Pernyataan memungkinkan
pengungkapan emosi dan dapat
meningkatkan mekanisme
koping.
Dengan analgetik membantu
meningkatkan rasa nyaman
Pembentukan oedem dapat
secara cepat menekan
6
kerusakan
jaringan
epidermis
Gangguan
integritas kulit b/d
terjadi lepuh dan
oedem pada kulit
Gangguan
pernafasan b/d
selama 2 X 24 jam
pasien dapat
memperlihatkan hasil :
- Nadi perifer teraba
dengan kualitas dan
kuantitas yang
sama.
- Pengisisan kapiler
baik dan warna kulit
normal pada area
yang cidera.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 X 24 jam
pasien dapat
memperlihatkan hasil
KH :
- Pada kulit pasien
tumbuh adanya
regenerasi kulit
- Mencapai
penyembuhan tepat
waktu pada area
luka
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
pengisian kapiler pada
ektrimitas luka bakar
melingkar
Tinggikan ektrimitas yang
sakit dengan tepat.
Monitor TTV secara teratur
tiap 30 menit
Perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi
sekitar luka
Evaluasi warna sisi graft
dan donor
Kaji reflek menelan
pembuluh darah, sehingga
mempengaruhi sirkulasi.
Meningkatkan sirkulasi
sistemik
Disritmia jantung dapat terjadi
karena perpindahan elektrolit
Memberikan informasi tentang
kebutuhan penanaman kulit dan
kemungkinan petunjuk tentang
sirkulai the graft
Mengevaluasi keefektifan
sirkulasi dan mengidentifikasi
terjadinyta komplikasi.
Dugaan cidera inhalasi
7
penyumbatan
saluran
pernafasan karena
oedem
Cemas b/d
kurangnya
pengetahuan
tentang kodisinya
Gangguan
keseimbangan
selama 3 X 24 jam
tidak ada gangguan
siositem perbafasan
dengan KH :
- menunjukan bunyi
nafas yang benar
- Frekuensi dalam
rentang normal
.
Setelah mendapatkan
pendidikan kesehatan
tentang kodisinya
pasien tidak sring
bertanya dengan KH :
- paham akan
kodisinya, prognosis
dan pengobatan
- berpartisipasi dalam
program pengobatan
Tidak terjadi gangguan
haluaran urine setelah
Dorong batuk/ latihan
nafas dalam dan perubahan
posisi sering
Hisapan pada perawatan
ekstrem, pertahankan
teknik steril.
Selidiki perubahan
perilaku/ mental contoh
gelisah agitasi, kacau
mental
Kolaborasi pemberian
pelembab O2 melalui cara
yang tepat.
Berikan informasi
kesehatan
Kaji ulang perawatan luka
bakar, identifikasi sumber
yang tepat untuk perawatan
pasien rawat jalan dan
bahannya.
Awasi TTV. Perhatikan
pengisian kapiler dan
Meninggikan ekspansi,
memobilisasi, dan drainase
Membantu mempertahankan
jalan nafas bersih, tetapi harus
waspada karena oedem trakeal.
Perubahan kesadaran dapat
menunjukan terjadinya
hipoksia.
O2 memperbaiki hipoksemia
dan asidosis, pelembab
menurunkan terjadinya
pengeringan saluran
pernafasan.
Pasien akan mengetahui akan
kodisi tubuhnya
Meningkatkan kemampuan
merawat diri setelah pulang dan
meningkatkan kemandirian.
Memberikan pedoman untuk
penggantian cairan dan
8
cairan, elektrolit
b/d haluaran
cairan elektrolit
Resti infeksi b/d
terbukanya
lapisan kulit
pelindung.
Resti injuri b/d
penurunan
kesadaran
dilkakukan tindakan
keperawatan dengan
KH :
- menunjukan
haluaran urin yang
adekuat, TTV stabil
dan membran
mukosa lembab
Infeksi tidak terjadi
setelah dilakukan
perawatan selama 3 X
24 jam KH :
- bebas eksudat
purulen dan tidak
demam
injuri tidak terjadi
setelah menjalani
perawatan dengan KH :
- tidak ada cidera
kekuatan nadi perifer
Awasi haluaran urine dan
berat jenis. Observasi
warna urine dan hemates
sesuai indikasi
Pertahankan pencatatan
kumulatif yang jumlah dan
tipe pemasukan cairan
Kolaborasi pemasangan
urine kateter tak menetap
Implementasikan teknik
isolasi yang tepat sesuai
indikasi
Gunakan sarung tangan
masker, skort dan teknik
aseptik kuat selama proses
perawatan
Jauhkan benda tajam yang
ada disekitar pasien
Pasang pengaman pada
tempat tidur
mengkaji respon
kardiovaskuler
Urine dapat berwarna merah
karena adanya darah dan
mioglobin.
Penggantian masif/ cepat
dengan tipe cairan yang
berbeda
Memungkinkan obsevasi ketat
fungsi ginjal dan mencegah
statis atau reflek urine.
Tergantung luasnya luka dan
untuk menurunkan infeksi
silang.
Mencegah terpajan pada
organisme infeksius
Mencegah terjadinya fraktur
Pasien tidak akan terjatuh
DAFTAR PUSTAKA
9
Brunner and Suddarth. (1996). Text book of Medical- Surgical Nursing. Jakarta :
EGC.
Doengoes Marilynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans.
Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made
Kariasa, Ni Made Sumarwati. Jakarta : EGC.
Effendi Christantie.(1999). Perawatan pasien luka bakar. Jakarta : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN COMBUSTIO
DI RUANG BOUGENVIL RSUD DR. SOESILO SLAWI
10
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 4 Januari 2014Jam : 20.25 WIBRuang : BougenvilNo.RM : 324975
Identitas pasien
Nama pasien : Tn. A
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : laki- laki
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Sumingkir
Tgl pengkajian : 6 Januari 2014 (08.00-08.30 wib)
Penanggung jawab :
Nama : Ny. M
Umur : 56 tahun
Hubungan dg pasien : Ibu
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Penyakit Sekarang
11
1. Keluhan Utama MRS
Pasien mengatakan tersiram air panas bakso pada sebagian muka-leher,
punggung kiri atas, perut kiri bawah, tangan dan lengan kiri, lengan kanan,
kaki dan paha kanan, dan paha kiri ± 4 hari yang lalu saat berjualan bakso.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan pertama kali
Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka bakar.
b. Pengobatan yang dilakukan (SMRS)
Pasien mengatakan sebelum masuk RS,luka bakarnya tidak diberi ataupun
dilakukan pengobatan apapun.
c. Kondisi saat masuk RS
Pasien masuk RS dengan kondisi luka bakar grade II pada daerah muka-
leher ± 3%, punggung kiri atas ± 4,5%, perut kiri bawah ± 4,5%, tangan
dan lengan kiri ± 4,5%, lengan kanan ±4,5%, kaki dan paha kanan ± 4,5%,
paha kiri ± 4,5%.
d. Penggunaan alat bantu
Pasien terpasang iv line pada tangan kanan.
Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita sakit seperti yang
dialami saat ini, dan pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit karena
penyakit lain.
2. Riwayat pengobatan
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat pengobatan apapun karena tidak
pernah mempunyai penyakit yang serius.
3. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit yang dialami pasien saat
ini dan keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, paru,
ginjal, DM, hati maupun hipertensi.
Perjalanan Penyakit
1. Diagnosa medis saat masuk RS12
Combustio grade II 30%
2. Tindakan dan obat yang diberikan saat masuk RS
IGD (tanggal 4 januari 2014) :
Pasang infus RL drip ketorolac 1 amp 20 tpm, inj ceftriaxon 1 gr, inj ranitidine
1 amp.
Ruangan (tanggal 5-6 januari 2014) :
Infuse RL 20 tpm + ketorolac drip 3x1 amp, inj ceftriaxon 1 gr 2x1, inj
ranitidine 2x1 amp, ganti balut + salep Mebo, obat oral : cefixime 2x1,
ergotamin 2x1, as.mefenamat 3x1
3. Pemeriksaan penunjang
-
PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON
1. Pola manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan adalah segala- galanya dan penting, apabila ada
anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien makan dengan porsi biasa 3 x sehari
dengan menu nasi, lauk- pauk, sayur, dan ditambah minum 7 gelas/ hari. Namun
setelah sakit pasien tetap makan seperti biasa, sehari 3x dengan menu yang
ditentukan RS.
3. Pola eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dengan konsistensi lunak
dan BAK 5 – 7 x / hari, setelah masuk rumah sakit pasien tidak mengalami
kesulitan dalam BAB, yaitu tetap 1 x / hari dengan konsistensi lunak warna
kuning. Sedangkan BAK pasien 3- 4 x / hari dibantu keluarga, warna urin kuning.
4. Pola aktivitas
Pasien mengatakan saat sebelum sakit dan masuk rumah sakit, pasien adalah
seorang pedagang bakso. Diwaktu sakit seperti saat ini pasien tidak mampu
melakukan kegiatan apapun dan hanya bedrest total karena terdapat luka bakar
grade II pada daerah muka-leher ± 3%, punggung kiri atas ± 4,5%, perut kiri
bawah ± 4,5%, tangan dan lengan kiri ± 4,5%, lengan kanan ±4,5%, kaki dan paha 13
kanan ± 4,5%, paha kiri ± 4,5% yang cukup serius sehingga tidak dapat
beraktifitas karena untuk bergerak sedikit saja susah dan terasa nyeri.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dengan alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat dan orang lain
4 : Tergantung total
5. Pola persepsi diri
Pasien mengatakan berpandangan positif terhadap sakitnya yang mungkin cobaan
dari Allah swt dan yakin bisa sembuh, emosi pasien stabil, pasien patuh terhadap
terapi dan pengobatan.
6. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya
yaitu 7 jam dimalam hari. Ketika sakit pasien sulit untuk tidur dan terjaga.
7. Pola perseptual
Penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan sensori/ perabaan pasien
masih baik dan berfungsi normal.
8. Pola peran dan hubungan
Hubungan dan interaksi pasien dengan keluarga yang menunggu baik, terlihat dari
perhatian keluarga yang diberikan pada pasien. Interaksi pasien terhadap petugas
medis dan pasien lain juga cukup baik.
14
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien adalah seorang jejaka yang belum menikah.
10. Pola manajemen koping - stress
Pasien mengatakan perubahan dalam hidup yang dirasakan adalah saat sakit
seperti sekarang tidak bisa bekerja. Perilaku pasien terhadap pengobatan patuh
karena ingin cepat sembuh dan kembali beraktifitas normal.
11. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Pasien mengatakan beragama Islam, sebelum sakit ia biasa menjalankan ibadah
solat 5 waktu, namun selama sakit ia hanya dapat berdoa sesuai dengan agama
dan kepercayaannya.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Composmentis dengan GCS : E= 4, M= 6, V= 5
Nadi : 99x/ menit
Pernafasan : 25x/ menit
Suhu tubuh : 380 C
Tekanan darah : 120/ 70 mmHg
Kulit :
Turgor kurang, warna kulit sawo matang,kulit kering terdapat luka bakar luka bakar
grade II pada daerah muka-leher ± 3%, punggung kiri atas ± 4,5%, perut kiri bawah ±
4,5%, tangan dan lengan kiri ± 4,5%, lengan kanan ±4,5%, kaki dan paha kanan ±
4,5%, paha kiri ± 4,5%.
Kepala :
Bentuk kepala mesosephal, kotor, berbau, tidak ada lesi, rambut hitam dan lurus.
Mata :
Udem palpebra tidak ada, reflek pupil simetris isokor, konjungtiva anemis, sclera
tidak ikteric.
Hidung :
Bentuk simetris, septum deviasi tidak ada, polip hidung tidak membesar, tidak ada
scret hidung.
Telinga :15
Simetris, tidak ada tanda peradangan ditelinga. Cerumen tidak ada penumpukan.
Mulut :
Rongga mulut : tidak radang mukosa (stomatitis).
Gigi : gigi putih bersih.
Gusi : tidak ada luka
Lidah : lidah bersih
Bibir : Bibir kering.
Tonsil : tonsil tidak membesar.
Pharing : tidak ada peradangan
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, tidak ditemukan distensi vena jugularis,
terdapat luka bakar grade II muka-leher ± 3%.
Punggung :
Terdapat luka bakar grade II pada punggung kiri atas ± 4,5%.
Dada :
Paru- paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris, peningkatan
frekuensi pernafasan.
Palpasi : tactil fremitus normal.
Perkusi : terdengar suara tympani.
Auskultasi : suara nafas vesikuler
Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis.
Palpasi : ictus cordis teraba di IC V
Perkusi : batas jantung normal.
Auskultasi : bunyi jantung I (normal) Bunyi jantung II Normal)
Abdoment :
Inspeksi : datar, simetris, terdapat luka bakar grade II pada sebagian perut kiri
bawah ± 4,5%.
Auskultasi : peristaltik usus normal 10x/mnt
Palpasi : hepar tidak membesar
Perkusi : terdapat suara tympani.16
Genetalia
Tidak ada jamur, testis dan skrotum normal. Pada anus tidak terdapat hemoroid.
Ekstrimitas :
Ekstrimitas atas : Terdapat luka bakar grade II pada tangan dan lengan kiri ± 4,5%,
dan pada lengan kanan ± 4,5%.
Ekstrimitas bawah: Terdapat luka bakar grade II pada kaki dan paha kanan ± 4,5%,
dan pada paha kiri ±4,5%.
Ektrimitas seluruhnya tidak terjadi oedem.
Program terapi : (tanggal 5 januari 2014)
Terapi injeksi :
- Ceftriaxon 2x1 gr
- Ranitidin 2x1 amp
- Ketorolac 3x1 amp drip
Terapi topical :
- Salep mebo
Terapi oral :
- cefixime 2x1
- ergotamin 2x1
- as.mefenamat 3x1
Terapi infus :
- RL 20 tpm
Diet : TKTP
ANALISA DATA
17
NO TGL/ JAM DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH TTD
1.
2.
3.
6 jan 2014
08.00
6 jan 2014
08.00
6 jan 2014
08.00
DS : Pasien mengatakan nyeri pada
daerah yang terkena luka bakar.
DO :
P: luka bakar grade II karena tersiram
air panas bakso
Q: seperti terbakar
R: pada daerah yang terdapat luka
bakar
S: skala nyeri 6
T: tiap waktu
- Pasien tampak kesakitan
TD : 120/ 70 mmHg
RR : 25 x/ menit
N : 99 x/ menit
S : 38 0 C
DS : -Pasien mengatakan nyeri pada
daerah yang terdapat luka bakar.
- Pasien mengatakan
lemas
DO : -luka tampak masih basah
- Bibir kering
- Konjungtiva anemis
- Kulit kering
DS : pasien mengatakan tidak dapat
melakukan kegiatan apapun hanya
bedrest karena luka bakar terasa
nyeri apalagi bila bergerak.
DO : - pasien tampak terbaring lemas
-semua aktivitas tampak dibantu
Kerusakan kulit/ jaringan,stimulasi saraf sensori,
Kehilangan cairan melalui rute abnormal.
Nyeri luka bakar
Gangguan rasa
nyaman: nyeri
akut
Resiko tinggi
kekurangan
volume cairan
Intoleransi aktivitas
18
19
Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas :
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut b/d kerusakan kulit/ jaringan,stimulasi saraf sensori
2. Intoleransi aktivitas b/d nyeri luka bakar3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan melalui rute
abnormal
RENCANA PERAWATAN
No
TGL/JAM DP TUJUAN INTERVENSI TTD
1
2
6 jan 2014
08.15
6 jan 2014
08.20
Gangguan rasa
nyaman nyeri b/d
kerusakan kulit/
jaringan, stimulasi
saraf sensoris
Intoleransi
aktivitas b/d nyeri
luka bakar
Resiko tinggi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri dapat
berkurang dengan KH :
- pasien mengatakan nyeri
berkurang.
- Pasien menunjukan skala
nyeri pada angka 3.
- Ekspresi wajah klien rileks.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan Intoleransi
aktivitas dapat diatasi dengan
KH :
- Pasien dapat
kembali beraktivitas mandiri
- Pasien dapat
bermobilisasi ditempat tidur.
Setelah dilakukan tindakan
▪ Tutup luka sesegera
mungkin.
▪ Monitor KU + TTV
▪ Kaji keluhan nyeri,
perhatikan lokasi/ karakter
dan intensitas (skala 0-10)
▪ Ajarkan teknik relaksasi
▪ Selidiki perubahan perilaku/
mental contoh gelisah
agitasi, kacau mental
▪ Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik
Monitor KU + TTV
Kaji kemampuan pasien
untuk mobilisasi
Kaji kemampuan aktivitas
pasien
Latih pasien untuk mencoba
latihan ambulansi
Lakukan debridement pada
luka.
20
3 6 jan 201408.30
kekurangan
volume cairan b/d
kehilangan cairan
melalui rute
abnormal
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan tidak terjadi
kekurangan volum cairan
dengan KH :
- Pasien tidak
menunjukkan tanda dehidrasi
- Bibir
lembab
Monitor KU + TTV
Kaji tanda dehidrasi
Berikan terapi cairan sesuai
indikasi
Perkirakan drainase luka dan
kehilangan yang tampak
Anjurkan pasien untuk
banyak minum
Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi
21
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari Pertama
N
o
TGL/
JAM
DP IMPLEMENTASI RESPON TTD
1.
2.
6 jan 2014
08.15
6 jan 2014
08.30
1
3
▪ Membersihkan luka dengan cairan
NaCl, mengolesi luka dengan salep
Mebo, dan menutup luka dengan
kassa.
▪ Memonitor KU + Mengukur S, N ,
RR, TD
▪ Mengkaji keluhan nyeri, perhatikan
lokasi/ karakter dan intensitas (skala
0-10)
▪ Mengajarkan teknik napas dalam
▪ Menyelidiki perubahan perilaku/
mental contoh gelisah agitasi, kacau
mental
▪ Memberikan inj ketorolac 3x1 amp
drip
▪ Memonitor KU + Mengukur S, N ,
RR, TD
Mengkaji tanda dehidrasi
Memberikan infuse RL 20 tpm
Memperkirakan drainase luka dan
Luka masih tampak basah
KU lemah, S=38,2 ᴼC N=
90x/mnt,RR=25x/mnt,TD=120/
80 mmHg.
skala nyeri 6,nyeri pada
anggota tubuh yang terkena
luka bakar,dan terasa seperti
terbakar
pasien tampak melakukan napas
dalam
Pasien tampak gelisah
Injeksi ketorolac masuk 1
ampul/drip
KU lemah, S=38,2 ᴼC
N=90x/mnt RR=25x/mnt
TD=120/80 mmHg
luka tampak basah, bibir
kering, konjungtiva anemis
Terpasang infuse RL 20 tpm
Tampak luka bakar masih basah
22
3. 6 jan 2014
08.30
2
kehilangan yang tampak
Menganjurkan pasien untuk banyak
minum
Memberikan inj ranitidine 2x1 amp
dan ceftriaxon 2x1 gr
▪ Memonitor KU + Mengukur S, N ,
RR, TD
Mengkaji kemampuan pasien untuk
mobilisasi
Mengkaji kemampuan aktivitas pasien
Melatih pasien untuk mencoba latihan
ambulansi
Melakukan debridement pada luka,
membersihkan luka dengan NaCl dan
mengolesi luka bakar dengan salep
Mebo.
mengeluarkan cairan
Pasien menuruti anjuran
perawat dengan minum banyak
Injeksi ranitidine masuk 1
amp/iv dan ceftriaxon masuk 1
gr/iv
KU lemah, S=38,2 ᴼC
N=90x/mnt RR=25x/mnt
TD=120/80 mmHg
pasien mengatakan masih takut
bergerak
pasien belum mampu
beraktifitas mandiri
pasien belum mampu
melakukan
luka dibersihkan dan tampak
masih basah
EVALUASI KEPERAWATAN
23
Hari Pertama
N
o
TGL/
JAM
DP EVALUASI TTD
1.
2.
3.
6 jan 2014
12.45
6 jan 2014
13.00
6 jan 201413.00
1
3
2
S: Pasien mengatakan nyeri pada daerah yang terkena
luka.
O: - KU lemah
- Pasien tampak gelisah
- skala nyeri 6
-S=38,2 ᴼC N= 90x/mnt RR=25x/mnt TD=120/80
mmHg
-Luka pasien dibersihkan dengan NaCl, diberi
salep nebo dan ditutup balutan
-Pasien tampak melakukan napas dalam
-inj ketorolac drip masuk 1 amp
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-Kaji nyeri, lakukan perawatan luka, monitor
KU+TTV, beri analgetik
S: Pasien mengatakan lemas dan nyeri.
O: - KU lemah
- S=38,2 ᴼC N=90x/mnt RR=25x/mnt TD=120/80
mmHg
- luka tampak basah
- bibir kering, konjungtiva anemis
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-monitor KU+TTV, kaji tanda dehidrasi, berikan
cairan perinfus, anjurkan banyak minum
S: Pasien mengatakan lemas dan tidak dapat bergerak
24
maupun beraktivitas karena nyeri.
O: - KU lemah
- S=38,2 ᴼC N=90x/mnt RR=25x/mnt TD=120/80
mmHg
- pasien masih takut bergerak
- luka dibersihkan dan tampak masih basah
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-monitor KU+TTV, kaji kemampuan mobilisasi, latih pasien bergerak dan aktivitas mandiri, lakukan debridement luka
25
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari Kedua
N
o
TGL/ JAM DP IMPLEMENTASI EVALUASI
1.
2.
7 jan 2014
08.15
7 jan 2014
08.3
1
3
▪ Melakukan debridement luka,
membersihkan luka dengan NaCl ,
mengolesi luka bakar dengan salep Mebo,
dan menutup luka .
▪ Memonitor KU + Mengukur S, N , RR,
TD
▪ Mengkaji keluhan nyeri, perhatikan
lokasi/ karakter dan intensitas (skala 0-
10)
▪ Memberikan inj ketorolac 3x1 amp drip
▪ Memonitor KU + Mengukur S, N , RR,
TD
Mengkaji tanda dehidrasi
Memberikan infuse RL 20 tpm
Memperkirakan drainase luka dan
kehilangan yang tampak
Menganjurkan pasien untuk banyak
minum
Memberikan inj ranitidine 2x1 amp dan
ceftriaxon 2x1 gr
Pukul 13.00 wib
S: Pasien mengatakan masih nyeri
pada daerah yang terkena luka.
O: - KU lemah
- skala nyeri 5
-S=37 ᴼC N= 86x/mnt
RR=24x/mnt TD=120/80 mmHg
-Luka pasien dibersihkan dan
dibalut
-inj ketorolac drip masuk 1
amp/iv
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-Kaji nyeri, lakukan perawatan luka,
monitor KU+TTV, beri analgetik
Pukul 13.00 wib
S: Pasien mengatakan lukanya terasa
nyeri.
O: - KU lemah
- S=37ᴼC N=86x/mnt
RR=24x/mnt TD=120/80 mmHg
- luka masih tampak basah
mengeluarkan cairan bulla
- bibir kering, konjungtiva anemis
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
26
3. 7 jan 2014
08.30
2 ▪ Memonitor KU + Mengukur S, N , RR,
TD
Mengkaji kemampuan pasien untuk
mobilisasi
Mengkaji kemampuan aktivitas pasien
Melatih pasien untuk mencoba latihan
ambulansi
Melakukan debridement pada luka,
membersihkan luka bakar, dan mengolesi
luka bakar dengan salep Mebo.
-monitor KU+TTV, kaji tanda
dehidrasi, berikan cairan perinfus,
kaji luka bakar
Pukul 13.00 wib
S: Pasien mengatakan masih takut
untuk bergerak dan beraktifitas
karena masih nyeri.
O: - KU lemah
- S=37ᴼC N=86x/mnt
RR=24x/mnt TD=120/80 mmHg
- pasien tampak hanya terbaring
lemas
- luka dibersihkan dan tampak
masih basah
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-monitor KU+TTV, kaji kemampuan mobilisasi, latih pasien bergerak dan aktivitas mandiri, debridement luka dan beri salep
27
Hari Ketiga
N
o
TGL/ JAM DP IMPLEMENTASI EVALUASI
1.
2.
8 jan 2014
17.00
8 jan 2014
17.15
1
3
▪ Memonitor KU + Mengukur S, N , RR,
TD
▪ Mengkaji keluhan nyeri, perhatikan
lokasi/ karakter dan intensitas (skala 0-
10)
▪ Memberikan inj ketorolac 1 amp drip
▪ Memonitor KU + Mengukur S, N , RR,
TD
Mengkaji tanda dehidrasi
Memberikan infuse RL 20 tpm
Mengkaji luka pasien
Memberikan inj ranitidine 2x1 amp dan
ceftriaxon 2x1 gr
Pukul 20.20 wib
S: Pasien mengatakan nyeri sedikit
berkurang.
O: - KU sedang
- skala nyeri 4
-S=37 ᴼC N= 80x/mnt
RR=24x/mnt TD=120/80 mmHg
-inj ketorolac drip masuk 1 amp
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
-Kaji nyeri, lakukan perawatan luka
tiap hari, beri analgetik
Pukul 20.30 wib
S: Pasien mengatakan nyeri sedikit
berkurang.
O: - KU sedang
- S=37ᴼC N=80x/mnt
RR=24x/mnt TD=120/80 mmHg
- luka tampak sedikit kering
- bibir lembab, konjungtiva tidak
anemis
- Injeksi ranitidine masuk 1
amp/iv dan ceftriaxon 1 gr/iv
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
28
3. 7 jan 2014
17.15
2 ▪ Memonitor KU + Mengukur S, N , RR,
TD
Mengkaji kemampuan pasien untuk
mobilisasi
Mengkaji kemampuan aktivitas pasien
Melatih pasien untuk mencoba latihan
ambulansi
-monitor KU+TTV, berikan cairan
perinfus.
Pukul 20.30 wibS: Pasien mengatakan sudah mulai
berani untuk bergerak dan melakukan
aktivitas karena nyeri sudah
berkurang.
O: - KU sedang
- S=37ᴼC N=80x/mnt
RR=24x/mnt TD=120/80 mmHg
- pasien tampak sudah mulai
bergerak dan sedikit beraktivitas
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
latih pasien bergerak dan aktivitas mandiri, debridement luka dan beri salep tiap hari
29