28
fadlan LAPORAN KASUS EPISODE DEPRESI SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK (F32.11) IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Jenis kelamin : laki-laki Umur : 70 tahun Suku bangsa : SIWA Agama : Islam Status perkawinan : sudah menikah Warga Negara : Indonesia Pendidikan : SMP (tamat) Pekerjaan : tani Alamat : MRS atau poli : 12 Oktober 2015 ALLOANAMNESA Nama : TN. J Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta 1

LAPORAN KASUS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kasus selulitis

Citation preview

Page 1: LAPORAN KASUS

fadlan

LAPORAN KASUS

EPISODE DEPRESI SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK (F32.11)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 70 tahun

Suku bangsa : SIWA

Agama : Islam

Status perkawinan : sudah menikah

Warga Negara : Indonesia

Pendidikan : SMP (tamat)

Pekerjaan : tani

Alamat :

MRS atau poli : 12 Oktober 2015

ALLOANAMNESA

Nama : TN. J

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan pasien : Anak Pasien

Keluhan utama : sulit tidur dan gelisah

1

Page 2: LAPORAN KASUS

Anamnesis terpimpin:

Dialami sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pasien merasa jantung berdebar-

debar dan sulit tidur bahkan pasien pernah tidak tidur selama 2 hari 2 malam.

Pasien selalu merasa cemas memikirkan masalah sengketa empang yang dialami

awalnya pasien menerima sebidang empang dari pemberian tanah transmigrasi

pada tahun 1970-an, tetapi pasien tidak pernah mengurus empang tersebut untuk

dibuatkan sertifikat yang sah, beberapa tahun yang lalu ada orang yang

mengklaim tanah tersebut dengan bukti kepemilikan yang sah, dan pasien pun

ingin menjual tanah tersebut tetapi menurut aturan pasien tidak memiliki bukti

kepemilikan sah. Hal itu pun terus kepikiran hingga pasien gelisah, sering

mengurung diri, malas makan, tidak pernah bicara terhadap keluarga pasien dan

semangat untuk hidup berkurang. Riwayat HT (+), Riwayat DM (-), Riwayat

Trauma, riwayat penggunaan obat – obatan terlarang (-)

Riwayat premorbid:

o Lahir normal, cukup bulan dan ditolong oleh dukun

o Pertumbuhan dan perkembangan baik sejak kecil

o Pergaulannya baik dengan lingkungan sekitar

o Pekerjaan sebagai petani dan pendidikan terakhir tamat SMA

Riwayat keluarga:

o Pasien anak ke-2 dari 6 bersaudara (♀, ♂, ♂, ♂, ♀, ♂ )

o Pasien memiliki 3 orang anak ( ♀, ♀, ♀ )

o Hubungan dengan keluarga baik

o Pasien tinggal dirumah dengan istri saja

2

Page 3: LAPORAN KASUS

o Tidak ada keluarga pasien yang pernah sakit dengan gejala yang sama

Riwayat penyakit sebelumnya:

o Riwayat penyakit dahulu:

o Riwayat opname (-)

o Trauma (-)

o Infeksi (-)

o Kejang (-)

o Riwayat penggunaan zat psikoaktif:

NAPZA:

Rokok (+): tapi sudah 2 tahun berhenti merokok.

Alkohol (+): sekali-kali minum anggur.

Obat-obatan terlarang (-)

AUTOANAMNESA

DM : “Assalamu’alaikum, Pak M. Saya dengan Fadlan, pak”

P : “Wa’alaikumsalam, dok.”

DM : “Apa keluhannya sampai bapak ke rumah sakit?”

P : “Gelisah dan Jantungku berdebar-debar, dok.”

DM : “Sejak kapan bapak rasakan hal tersebut?”

P : “Sudah ada 1 bulan, dok.”

DM : “Selain jantung bapak yang berdebar-debar, apa lagi yang biasa bapak

rasakan?”

3

Page 4: LAPORAN KASUS

P : “Saya juga susah tidur, dok.”

DM : “Sejak kapan bapak susah tidur?”

P : “Sama kayak jantung berdebar-debar, dok. Sudah 1-2 bulan juga, dok.”

DM : “Kapan biasanya bapak merasakan jantung bapak berdebar-debar dan

bapak susah tidur?”

P : “Itu, dok. Kalau saya memikirkan empangku, dok.”

DM : “ada masalah apa dengan empang bapak?”

P : “saya mau jual empangku dok tapi bermasalah surat suratnya.”

DM : “kenapa tidak diurus surat suratnya?

P : “awalnya itu tanah sengketa dari pemerintahan Suharto dok 1970-an tapi

saya tidak urus surat suratnya kira tidak apa-apa ji dok tapi dibelakang

ada orang bilang tanahnya itu dan ada naurus surat suratnya dia jadi pas

mau kujual ada orang mau beliki tapi tetangga tahan tahan itu orang beli

itu tanah katanya tetangga itu tanah tanah sengketa/ bermasalah. Jadi

kupikir terus itu pembelinya.

DM : “Sejak kapan masalah tersebut terjadi, pak?”

P : “Adami mungkin 1 tahun, dok. Awalnya saya tidak pikirji, dok. Karena

saya piker insyallah tidak ji itu 1-2 bulan ini kupikir teruski”

DM : “Mengapa masalah tersebut bisa mengganggu pikiran bapak??”

P : “Begini, dok. Selaluji sy piker dok saya juga tidak tahu

DM : “Apakah masih ada masalah lain yang menggangu pikirannya bapak?”

P : “ituji saja dok ”

DM : “sekarang efek dari sengketa tanah apami kita rasa?.”

4

Page 5: LAPORAN KASUS

P : “sekarang saya jadi susah tidur dok dan tidak enak perasaanku kaya ada

sakit di dalam dada.”

DM : “Sejak kapan masalah tersebut terjadi, pak?”

P : “baru baru iniji dok.”

DM : “Biasanya, kalau bapak pusing memikirkan masalah-masalah tersebut,

apa yang biasa bapak lakukan?”

P : “Saya ambil air wudhu terus saya shalat, dok. Kalau sudahka shalat, jadi

tenang dan enak perasaanku, dok.”

DM : “Bagaimana bapak mengatasi susah tidurnya bapak?”

P : “Saya ke puskesmas minta obat tidur, dok. Saya dikasih diazepam, dok.”

DM : “Apa yang bapak rasakan setelah minum diazepam?”

P : “Kalau saya minum ini hari, saya bisa tidurji hari pertama dan hari kedua

setelah minum obat, dok. Tapi hari ketiganya tidak bisa lagi tidur. Jadi,

saya minum obat lagi, dok.

DM : “Mengapa bapak sampai tidak makan?”

P : “Tidak ada nafsu makanku, dok. Saya juga lemas sekali sampai biar

bantal susah saya angkat, dok. Saya juga sering keringat dingin dari

badan sampai kaki tapi kepala tidak, dok.”

DM : “Apakah ada gejala lain yang bapak biasa rasakan seperti sakit ulu hati?”

P : “Iya, dok. Di daerah sini, dok tapi tidak seringji dok. (sambil menunjuk

daerah epigastrium)”

DM : “Apakah masih ada gejala lain yang bapak biasa rasakan seperti sakit

kepala?”

5

Page 6: LAPORAN KASUS

P : “Iya, dok. Di daerah kepala sampai ketengkuk, dok. (sambil memegang

kepalanya)”

DM : “Sebelumnya, bapak pernah berobat kemana, pak?”

P : “Saya sudah berobat ke dokter penyakit dalam dengan dokter saraf, dok.”

DM : “Mengapa bapak periksakan diri ke dokter penyakit dalam dengan dokter

saraf, pak?”

P : “Tidak tauka juga, dok. Hanya disuruhka orang saja.”

DM : “Apakah bapak belum pernah ke dokter ahli jiwa sebelumnya, pak?”

P : “Belum pernah, dok.”

DM : “Bagaimana hasil pemeriksaan dari dokter penyakit dalam dan dokter

saraf, pak?”

P : “Katanya tidak adaji kelainan, dok. Waktu ke dokter penyakit dalam,

saya ditempel-tempeli itu alat, saya tidak tahu namanya terus hasilnya

tidak ada masalah katanya, dok.”cuman tinggiji tensiku biasa dok.

DM : “Maaf sebelumnya, pak. Apakah bapak pernah merasa putus asa sampai

bapak membuat suatu hal-hal yang aneh seperti berpikir mau bunuh diri

atau bapak melukai diri bapak sendiri, pak?”

P : “Tidak pernahji, dok.”

DM : “Apakah bapak biasa mendengar suara atau lihat bayangan-bayangan,

pak?”

P : “Tidak ada, dok.”

DM : “Bagaimana dengan konsentrasi bapak?”

P : “Baikji, dok.”

DM : “Apakah bapak bisa menghitung 100 kurang 7, pak?”6

Page 7: LAPORAN KASUS

P : “93, dok.”

DM : “Kalau 93 dikurang 7 berapa, pak?”

P : “Mmmm..86, dok.”

DM : “Apakah bapak bisa mengulangi angka yang saya sebut, 9 8 5 7 6?”

P : “9 8 5 7 6”

DM : “Sebelum bapak datang kesini, bapak darimana?”

P : “Dari dokter penyakit dalam terus saya disuruh ke dokter jiwa. Jadi, saya

ke sini, dok.”

DM : “Maaf sebelumnya, pak. Saya mau menanyakan keadaan bapak dahulu

dimulai sejak lahir, pak. Dulu bapak lahirnya normal atau tidak, pak?

Apakah cukup bulan? dan dibantu oleh siapa, pak?”

P : “Normalji, dok. Cukup bulan dan dibantu oleh dukun, dok.”

DM : ”Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bapak sejak kecil, pak?

P : “Baikji, dok.”

DM : “Apa pendidikan terakhir bapak? Apakah bapak tamat?

P : “SMP, dok. Tamatji.”

DM : “Apa yang bapak kerja sekarang?”

P : “Sekarang saya sudah tidak kerjami, dok. Dulu saya kerja tani, dok.”

DM : “Sejak kapan bapak tidak kerja lagi?”

P : “Semenjak sakitka’, dok.”

DM : “Bapak anak ke berapa dari berapa bersaudara, pak?”

P : “Anak ke 2 dari 6 bersaudara, dok.”

7

Page 8: LAPORAN KASUS

DM : “Apakah bapak bisa menyebutkan jenis kelaminnya satu persatu, pak?”

P : “Perempuan, laki-laki, laki-laki, laki-laki, perempuan, laki-laki.”

DM : “Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga yang lain, pak?”

P : “Baikji, dok.”

DM : “Bapak tinggal dengan siapa dirumah, pak?”

P : “Tinggal dengan istri saja, dok.”

DM : “Apakah ada keluarga bapak yang pernah sakit yang gejalanya sama

dengan yang bapak rasakan?

P : “Tidak ada, dok.”

DM : “Apakah bapak pernah mengalami kecelakaan lalu kepala bapak

terbentur?”

P : “Tidak pernah, dok.

DM : “Apakah bapak pernah demam tinggi, pak? Atau apakah bapak pernah

kena malaria?”

P : “Tidak pernah, dok.”

DM : “Apakah bapak pernah kejang-kejang sebelumnya seperti mati-mati

ayam begitu, pak?”

P : “Tidak pernah, dok.”

DM : “Apakah bapak merokok, pak?”

P : “Merokok, dok. Tapi sudah 2 tahun saya berhenti merokok, dok.”

DM : “Apakah bapak biasa minum minuman keras, pak?”

P : “Tidak pernahji dok

8

Page 9: LAPORAN KASUS

DM : “Apakah bapak juga pernah memakai obat-obatan terlarang?”

P : “Tidak, dok.”

DM : “Terima kasih atas kesempatan waktunya bapak. Selanjutnya bapak akan

diperiksa oleh dokter, pak. Insya Allah bapak cepat sembuh.

Wassalamu’alaikum wr wb

P : “Iya, dok. Wa’alaikusalam.”

LAPORAN PSIKIATRIK:

I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan utama:

Sulit tidur dan jantung berdebar-debar.

B. Riwayat gangguan sekarang:

Keluhan dan gejala:

Dialami sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu. Pasien merasa jantung

berdebar-debar dan sulit tidur bahkan pasien pernah tidak tidur selama

2 hari 2 malam. Pasien selalu merasa cemas memikirkan masalah

sengketa tanah empang yang dia ingin jual tapi tidak bias karna ada

surat suratnya dan telah dimiliki surat sah oleh orang lain Pada awal

munculnya gejala ini, pasien sering sulit makan dan tidur selama

beberapa malam malam dan gelisah dan sering konsumsi obat tidur

dari puskesma,. Pasien diberi diazepam. Jika, pasien tidak minum

diazepam, pasien tetap tidak bisa tidur. Jadi, pasien harus

mengkonsumsi diazepam terus menerus. Pasien pernah memeriksakan

diri ke dokter penyakit dalam dan dokter saraf tapi tidak ditemukan

adanya kelainan. Pasien belum pernah berobat ke dokter ahli jiwa.

9

Page 10: LAPORAN KASUS

Rasa cemas yang dirasakan pasien tidak terus menerus, hanya pada

saat ketika pasien memikirkan masalah empangnya. Nafsu makan

pasien menurun yang bisa menyebabkan penurunan berat badan. Bila

rasa cemas datang, pasien biasanya ambil air wudhu lalu shalat.

Setelah shalat, pasien merasa perasaannya lebih tenang dan nyaman.

Dalam keseharian, pasien masih dapat mengurus dirinya sendiri dan

melakukan aktifitas lainnya, tapi tidak semaksimal sebelum merasa

sakit.

Hendaya / disfungsi:

Hendaya dalam bidang sosial (+): pasien tidak mempunyai

minat dan semangat untuk ngobrol bersama keluarganya.

Hendaya dalam bidang pekerjaan (+): pasien tidak dapat

melakukan aktifitas semaksimal seperti sebelum sakit.

Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+): pasien

pernahgangguan tidurbeberapa malam

Faktor stressor psikososial:

Masalah dengan tetangga sekitar yang menceritakan kepada pembeli

empang bila tanahnya bermasalah

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan

psikis: tidak ada data yang mendukung adanya penyakit sebelumnya.

C. Riwayat gangguan sebelumnya:

Riwayat penyakit dahulu:

o Riwayat opname (-):

o Trauma (-):

o Infeksi (-)

10

Page 11: LAPORAN KASUS

o Kejang (-)

Riwayat penggunaan zat psikoaktif:

NAPZA:

o Rokok (+): tapi sudah 2 tahun berhenti merokok.

o Alkohol (+): sekali-kali minum anggur.

o Obat-obatan terlarang (-)

Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya: tidak ada / tidak pernah.

D. Riwayat kehidupan pribadi:

o Lahir normal, cukup bulan dan ditolong oleh dukun

o Pertumbuhan dan perkembangan baik sejak kecil

o Pergaulannya baik dengan lingkungan sekitar

o Pekerjaan sebagai petani dan pendidikan terakhir tamat SMP

E. Riwayat kehidupan keluarga:

o Pasien anak ke-2 dari 6 bersaudara (♀, ♂, ♂, ♂, ♀, ♂ )

o Pasien memiliki 3 orang anak ( ♀, ♀, ♀ )

o Hubungan dengan keluarga baik

o Pasien tinggal dirumah dengan istri saja

o Tidak ada keluarga pasien yang pernah sakit dengan gejala yang

sama

11

Page 12: LAPORAN KASUS

F. Situasi sekarang:

o Pasien hanya tinggal berdua dengan istri

o Keadaan ekonomi cukup

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya:

o Pasien merasa dirinya sakit dan perlu berobat

o Pasien ingin agar ada jalan keluar untuk masalah empangnya

o Pasien merasa lemah, tidak punya semangat dan nafsu makan

menurun

II. STATUS MENTAL

A. Deskripsi umum:

1. Penampilan: seorang laki-laki memakai gamis dengan songkok dan

celana panjang kain hitam. Berpakaian bersih dan rapi. Wajah sesuai

umur, kelihatan murung dan lesu. Pembawaan tenang serta cara

berjalan biasa.

2. Kesadaran: baik

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: tenang dan seringkali menunduk.

4. Pembicaraan: respon lambat, kecepatan sedang, intonasi sedang.

5. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif

B. Keadaan afektif ( mood, afek dan empati):

o Mood: depresi

o Afek: depresif

o Empati: dapat dirabarasakan

12

Page 13: LAPORAN KASUS

C. Fungsi intelektual (kognitif):

o Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: sesuai

dengan taraf pendidikan

o Daya konsentrasi: baik

o Orientasi (waktu, tempat dan orang)

Waktu: baik

Tempat: baik

Orang: baik

o Daya ingat

Segera: baik

Jangka pendek: baik

Jangka panjang: terganggu

o Pikiran abstrak: baik

o Bakat kreatif: tidak ada

o Kemampuan menolong diri sendiri: baik

D. Gangguan persepsi

1. Halusinasi: tidak ada

2. Ilusi: tidak ada

3. Depersonalisasi: tidak ada

4. Derealisasi: tidak ada

E. Proses berfikir

13

Page 14: LAPORAN KASUS

1. Arus pikiran

o Produktivitas: cukup

o Kontiniuitas: relevan dan koheren

o Hendaya berbahasa: tidak ada

2. Isi pikiran

o Preokupasi: ada. Pasien selalu memikirkan masalah empangnya

o Gangguan isi pikiran: tidak ada

F. Pengendalian impuls: baik

G. Daya nilai

1. Norma sosial: cukup

2. Uji daya nilai: cukup

3. Penilaian realitas: cukup

H. Tilikan (insight): derajat 6. Pasien sadar dirinya sakit dan perlu

pengobatan.

I. Taraf dapat dipercaya: dapat dipercaya.

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Pemeriksaan fisik:

o Status internus

o T: 150/100 mmHg

o N: 80 x/menit

o S: 36,5 oC

14

Page 15: LAPORAN KASUS

o P: 20 x/menit

o Tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab

tidak dilakukan

o

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Dialami sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu. Pasien merasa jantung berdebar-

debar dan sulit tidur bahkan pasien pernah tidak tidur selama 2 hari 2 malam.

Pasien selalu merasa cemas memikirkan masalah sengketa tanah empang yang dia

ingin jual tapi tidak bias karna ada surat suratnya dan telah dimiliki surat sah oleh

orang lain Pada awal munculnya gejala ini, pasien sering sulit makan dan tidur

selama beberapa malam malam dan gelisah dan sering konsumsi obat tidur dari

puskesma,. Pasien diberi diazepam. Jika, pasien tidak minum diazepam, pasien

tetap tidak bisa tidur. Jadi, pasien harus mengkonsumsi diazepam terus menerus.

Pasien pernah memeriksakan diri ke dokter penyakit dalam dan dokter saraf tapi

tidak ditemukan adanya kelainan. Pasien belum pernah berobat ke dokter ahli

jiwa. Rasa cemas yang dirasakan pasien tidak terus menerus, hanya pada saat

ketika pasien memikirkan masalah empangnya. Nafsu makan pasien menurun

yang bisa menyebabkan penurunan berat badan. Bila rasa cemas datang, pasien

biasanya ambil air wudhu lalu shalat. Setelah shalat, pasien merasa perasaannya

lebih tenang dan nyaman. Dalam keseharian, pasien masih dapat mengurus

dirinya sendiri dan melakukan aktifitas lainnya, tapi tidak semaksimal sebelum

merasa sakit.

Dari status mental ditemukan mood pasien kesan depresi, afek pasien kesan

depresif, dan empati dapat dirabarasakan. Terdapat preokupasi, yaitu pasien selalu

memikirkan berulang-ulang masalah rumah tangga anaknya. Tilikan (insight)

derajat 6, yaitu pasien merasa sakit dan membutuhkan pengobatan. Taraf dapat

dipercaya yaitu dapat dipercaya.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL 15

Page 16: LAPORAN KASUS

Aksis I

Dari autoanamnesa didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan

utama jantung berdebar-debar dan sulit tidur. Pasien selalu

memikirkanempangnya yang bermasalah. Hal ini menimbulkan hendaya

dalam bidang pekerjaan, sosial dan penggunaan waktu senggang, sehingga

dapat dikategorikan sebagai gangguan jiwa. Dari status mental tidak

didapatkan adanya hendaya berat dalam menilai realita maka diagnosis

sebagai gangguan jiwa non-psikotik. Dari hasil pemeriksaan fisik dan

neurologis tidak didapatkan adanya disfungsi otak maka dapat

digolongkan sebagai gangguan jiwa non-organik. Dari autoanamnesa

didapatkan mood pasien yang depresi, afek depresif serta pasien mudah

lelah sehingga aktivitasnya menurun, hal ini dapat digolongkan sebagai

epidose depresif (F32). tidur pasien terganggu dan nafsu makan terganggu

serta episodenya telah berlangsung lebih dari 2 minggu, hal ini dapat

digolongkan sebagai episode depresif sedang (F32.1). Pasien juga

mengeluh sering sakit kepala, nyeri ulu hati disertai ada yang sakit terasa

di bagian dada sehingga dapat digolongkan episode depresif sedang

dengan gejala somatik (F32.11).

Aksis II

Berdasarkan riwayat premorbid tidak ditemukan ciri kepribadian yang

khas.

Aksis III

Tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik.

Aksis IV

Faktor stressor psikososial diduga akibat masalah perceraian anaknya.

16

Page 17: LAPORAN KASUS

Aksis V

GAF Scale 70-61 = beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

VI. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik

Tidak ditemukan kelainan organobiologik, tetapi diduga terdapat ketidak

seimbangan neurotransmitter di otak sehingga membutuhkan

farmakoterapi.

Psikologis

Ditemukan gejala depresif yang memerlukan psikoterapi suportif.

Sosiologi

Adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu

senggang sehingga memerlukan sosioterapi.

VII. PROGNOSIS

Faktor-faktor yang berpengaruh pada prognosis pasien:

Faktor pendukung

o Late onset

o Sistem support yang baik

o Menikah

o Adanya factor stressor yang jelas

o Adanya keinginan untuk berobat

17

Page 18: LAPORAN KASUS

Faktor penghambat

o Tingkat pendidikan yang rendah

Sehingga prognosisnya adalah bonam.

VIII. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan PPDGJ-III depresif mempunyai gejala utama (pada derajat ringan,

sedang dan berat), yaitu:

o Afek depresif

o Kehilangan minat dan kegembiraan

o Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

Adapun gejala lainnya, yaitu:

o Konsentrasi dan perhatian berkurang

o Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

o Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

o Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

o Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

o Tidur terganggu

o Nafsu makan berkurang

Berdasarkan PPDGJ-III, klasifikasi depresi adalah sebagai berikut:

1. Episode depresif ringan (F32.0)

o Minimal harus ada dua dari tiga gejala utama depresi

18

Page 19: LAPORAN KASUS

o Ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala lainnya

o Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya

o Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2

minggu

o Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa

dilakukan

o F32.00 = tanpa gejala somatik

o F32.01 = dengan gejala somatik

2. Episode depresif sedang (F32.1)

o Minimal harus ada dua dari tiga gejala utama depresi

o Ditambah sekurang-kurangnya tiga (sebaiknya empat) dari gejala lainnya

o Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2

minggu

o Menghadapi kesulitan yang nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,

pekerjaan dan urusan rumah tangga

o F32.10 = tanpa gejala somatik

o F32.11 = dengan gejala somatik

3. Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2)

o Semua tiga gejala utama harus ada

o Ditambah minimal empat dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya

harus berintensitas berat

19

Page 20: LAPORAN KASUS

o Episode depresi terjadi harus berlangsung sekurang-kurangnya dua

minggu, namun dibenarkan dalam kurang waktu yang lebih singkat

apabila terjadi gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat

o Sangat tidak mungkin pasien akan meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan

dan urusan rumah tangga

4. Episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3)

o Memenuhi seluruh kriteria episode depresif berat tanpa gejala psikotik

o Disertai waham, halusinasi, atau stupor depresi

Pasien mengalami ketiga gejala utama, yaitu: afek depresif, kehilangan minat dan

kegembiraan, serta rasa lelah sehingga menurunnya aktivitas dan juga mengalami

tiga dari gejala lainnya serta lamanya penyakit sudah berlangsung selama lebih

dari satu bulan. Pasien juga mengalami hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan

dan penggunaan waktu senggang. Pasien juga sering merasa nyeri pada ulu hati,

keringatan pada badan dank ram-kram pada jari-jari tangan dan kaki. Berdasarkan

petunjuk-petunjuk tersebut, pasien digolongkan dalam episode depresif sedang

dengan gejala somatik (F32.11).

IX. RENCANA TERAPI

o Farmakoterapi

Amitriptilin 25 mg 0-0-1 selama 7 hari

o Psikoterapi

o Individu

o Ventilasi: memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan

perasaan dan keinginan serta masalahnya sehingga merasa lega.

20

Page 21: LAPORAN KASUS

o Konseling: memberi informasi dan pengertian kepada pasien

mengenai penyakitnya sehingga membantu membuka wawasan

pasien dan akhirnya pasien dapat memahami tentang penyakitnya.

o Keluarga

Sosial: member penjelasan kepada keluarga dan orang disekitarnya

sehingga tercipta suatu dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif

sehingga membantu proses penyembuhan.

X. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan penyakitnya serta efektivitas obat dan

kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan. Bila terjadi

peningkatan nilai GAF Scale menandakan bahwa pengobatan tersebut efektif

dalam mengobati penyakit pasien ini.

21