Upload
nishyaparmana
View
18
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
koaas mata polri
Citation preview
PEMBIMBING:DR . AGAH GADJAL I , SPMDR . HERMANSYAH, SPM
DR . GARTATI ISMAIL , SPMDR . MUSTAFA K . SHAHAB, SPM
DR . HENRY A . W, SPM
Disusun oleh:Annishya Sari
Parmana1102010030
LAPORAN KASUSUVEITIS ANTERIOR GRANULOMATOSA
No. Rekam Medis: 779664
IDENTITAS
PASIEN
• Nama : Ny. W • Umur : 31 tahun• Jenis Kelamin : Perempuan • Tanggal lahir : 20 Maret 1984• Agama : Islam• Bangsa / Suku : Indonesia / Jawa • Pendidikan : S1• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Alamat : Jakarta Selatan• Status : Menikah• Tanggal pemeriksaan : Senin, 19 Oktober 2015
Penglihatan buram pada mata sebelah kiri sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
Keluhan Utama
silau pada mata kiri dan mata terasa pegal
Keluhan tambahan
ANAMNESA (Autoanamnesis pada 19 Oktober 2015)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 tahun SMRS timbul titik-titik pada mata
kiri pasien. Mata merah (-)
1 bulan SMRS penglihatan mulai buram. Mata pegal (+), silau (+), mata merah (-). Keluhan dirasakan terus-menerus.
1 minggu SMRS, pasien berobat ke poli mata RS Polri,
menurut dokter terdapat perlengketan pada matanya dengan lensa. Diberikan obat
tetes mata.
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengaku sudah menggunakan kacamata sejak usia 17 tahun.Riwayat penyakit diabetes melitus (-)Riwayat penyakit hipertensi (-)Riwayat mengalami benturan atau trauma benda lain (-)Riwayat sakit serupa (-)Riwayat alergi makanan (-)Riwayat alergi obat (-)Riwayat infeksi herpes (-)Riwayat sakit sendi berulang (-) Riwayat penyakit keluargaRiwayat keluarga dengan sakit yang sama (-)Riwayat penyakit diabetes melitus (-)Riwayat penyakit hipertensi (+)
Riwayat KebiasaanPasien tidak memiliki hewan peliharaan di rumahRiwayat merokok dan minum alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis:Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos MentisTanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menitRespirasi : 20
kali/menitSuhu : afebris
OD OS
Visus 5/40 2/60
Kedudukan bola mata Ortoforia
Gerakan bola mata
P. Lapangan Pandang Luas Luas
Palpebra superior Tenang Tenang
Palpebra inferior Tenang Tenang
Konjungtiva tarsal superior Tenang Tenang
Konjungtiva tarsal inferior Tenang Tenang
OD OS
Konjungtiva Bulbi Tenang Injeksi Siliar (+)
Kornea Jernih, ulkus (-), infiltrat (-), sikatriks (-)
Presipitat keratik (Mutton Fat) (+)
Bilik Mata Depan Sedang, Jernih, hipopion (-)
Sedang, Cells (1+) & Flares (1+), hipopion(-)
Iris Nodul (-), Kripte (+), sinekia (-)
Nodul (-),Kripte (+), sinekia (-)
Pupil Regular, 3mmRCTL (+), RCL (+)
Regular, 3mmRCTL (+), RCL (+)
Lensa Jernih Jernih
• Pasien perempuan, 31 tahun, dengan keluhan penglihatan buram pada mata kiri sejak 1 bulan SMRS. Keluahan diawali dengan muncul titik-titik pada mata kiri sejak 1 tahun SMRS. Keluhan disertai dengan rasa silau dan pegal mata. Riwayat perlengketan pada matanya.
• Pada pemeriksaan opthalmologis :• Visus OD : 5/40• Visus OS : 2/60
• Konjungtiva bulbi OS :• Injeksi Siliar (+)
• Kornea OS :• Mutton fat (+)
• COA OS :• Sel dan Flare (+1)
RESUMEDIAGNOSIS
KERJA• Uveitis anterior granulomatosa OS
DIAGNOSIS BANDING
• Uveitis anterior nongranulomatosa
PENATALAKSANAAN
• Rencana terapi :• Kortikosteroid sistemik : tab
Methylprednisolon 3x8mg• Kortikosteroid + Antibiotik topical : Cendo
Xytrol (Dexamethasone 1mg/ml, Neomycin sulfat 3.5mg/ml, Polymyxin B sulfat 10.000 IU/ml) 6xOS
• Kontrol ke poliklinik mata 1 minggu mendatang
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam : Ad Bonam • Quo Ad Fungsionam : Dubia • Quo Ad Sanactionam : Dubia Ad bonam• Quo Ad Cosmetican : Ad Bonam
UVEITIS ANTERIOR
DEFINISI • Peradangan pada iris dan badan siliar.
ETIOLOGI
• Peradangan iris dan badan siliar yang dapat berjalan akut maupun kronis.
• Penyebab dari iritis tidak dapat diketahui dengan melihat gambaran klinisnya saja
• Uveitis anterior dapat disebabkan oleh gangguan sistemik di tempat lain, yang secara hematogen dapat menjalar ke mata atau timbul reaksi alergi mata.5
Etiologi Uveitis Anterior
Autoimun:- Artritis rheumatoid juvenilis - Uveitis terinduksi-lensa- Spondilitis ankilosa - Sarkoidosis- Sindrom reiter - Penyakit chron- Kolitis ulserativa - Psoriasis
Infeksi:- Sifilis - Herpes simpleks- Tuberkulosis - Onkoserkiasis- Lepra (morbus Hensen) - Adenovirus- Herpes Zoster
Keganasan:- Sindrom masquerade - Limfoma- Retinoblastoma - Melanoma maligna- Leukemia
Lain-lain:- Idiopatik - Iridosiklitis heterokromik Fuchs- Uveitis traumatika - Gout- Ablatio retina - Krisis glaukomatosiklitik (PSS)
Radang
Pd. melebar
Permeabilitas Meningkat
Eksudasi(+)
Edema Iris
Miosis, Refleks pupil
menurun
Hifema
Injeksi Siliaris
Sel radang
dan fibrin
BMD
Kornea
Keratik presipitat
Pupil
Seklusio Pupil
Oklusio Pupil
Organisasi ke lensa
Sinekia Posterior
Peningkatan TIO (glaukoma sekunder)
Organisasi ke endotel kornea
Sinekia Anterior
Cells and Flare (+) Hipopion
PATOFISIOLOGI UVEITIS ANTERIOR
Non
granulomatosa
Granulomatosa
Onset Akut Kronik
Sakit Nyata Tidak ada atau ringan
Fotofobia Nyata Ringan
Penglihatan kabur Sedang Nyata
Merah
sirkumkorneal
Nyata Ringan
Perisipitat keratik Putih halus Kelabu besar (Mutton Fat)
Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur
Synechia
posterior
Kadang-kadang Kadang-kadang
Nodul iris Kadang-kadang Kadang-kadang
Tempat Uvea anterior Uvea anterior dan
posterior
Perjalanan Akut Menahun
Rekurens Sering Kadang-kadang
KLASIFIKASI UVEITIS ANTERIOR
Injeksi Siliaris
Melebarnya a. siliar anterior (arteri perikorneal):- Hiperemis padat daerah sekitar kornea, berkurang ke
arah forniks- Lakrimasi (+), Fotofobia (+), Nyeri tekan kornea (+)
FAKTOR RESIKO
1. Faktor Genetik (HLA-B27)
2. Riwayat penyakit Infeksi (STD, Herpes Simplex, H. Zoster)
3. Riwayat penyakit Autoimun (Behcet’s, Crohn’s, Sarkoidosis)
4. Riwayat Cedera/Trauma Mata (termasuk riwayat Operasi)
5. Hewan peliharaan (Kucing)
6. Penyakit Immunodefisiensi (HIV)
• Flouresence Angiografi (FA)• Mengevaluasi penyakit korioretinal dan
komplikasi intraokular dari uveitis posterior.• FA sangat berguna baik untuk intraokular
maupun untuk pemantauan hasil terapi pada pasien.
• USG• Pemeriksaan ini dapat menunjukkan
kejernihan vitreous, penebalan retina, dan pelepasan retina
• Biopsi korioretinal• Pemeriksaan ini dilakukan jika diagnosis
belum dapat ditegakkan dari gejala dan pemeriksaan laboratorium lainnya.
• Pemeriksaan laboratorium mendalam umumnya apalagi kalau jenisnya non-granulomatosa atau jelas berespon dengan terapi non-spesifik. Pada uveitis anterior yang tetap tidak responsif harus diusahakan untuk menemukan diagnosis etiologinya.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Banding
Konjungtivitis Pada konjungtivitis penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, terdapat sekret dan umumnya tidak disertai rasa sakit, fotofobia atau injeksi silier.
Keratitis/ keratokonjungtivitis
Penglihatan dapat kabur pada keratitis, ada rasa sakit serta fotofobia.
Glukoma akut Terdapat pupil yang melebar, tidak ada sinekia posterior dan korneanya beruap/ keruh.
Neoplasma Large-cell lymphoma, retinoblastoma, leukemia dan melanoma maligna bisa terdiagnosa sebagai uveitis.
Penatalaksanaan Tujuan dari pengobatan
uveitis anteriormemperbaiki tajam penglihatan,
meredakan nyeri pada okular,
menghilangkan inflamasi okularmencegah terjadinya sinekia,
dan mengatur tekanan intraokular.13
Pengobatan uveitis anterior tidak spesifik,
kortikosteroid topikal
cycloplegics agent.
Antiinflamasi steroid atau antiinflamasi non-steroid oral
Komplikasi
• Glaukoma Sekunder• Katarak• Edema diskus Optikus dan makula• Edema Kornea• Ablasio Retina• Panuveitis• Endoftalmitis• Panoftalmitis• Kebutaan
Prognosis• Kebanyakan kasus uveitis anterior
berespon baik jika dapat didiagnosis secara awal dan diberi pengobatan.
• Uveitis anterior mungkin berulang, terutama jika ada penyebab sistemiknya, karena itu baik para klinisi dan pasien harus lebih waspada terhadap tanda dan mengobatinya dengan segera.
• Prognosis visual pada iritis kebanyakan akan pulih dengan baik, jika tanpa disertai adanya katarak, glukoma, atau posterior uveitis.
ANALISA KASUS
Non granulomatosa Granulomatosa Pada Pasien
Onset Akut Kronik Keluhan bermula 1tahun yang
lalu timbul titik-titik yang
kemudian mulai terlihat kabur
sejak 1 bulan SMRS.
Sakit Nyata Tidak ada atau
ringan
Pasien mengaku tidak sakit,
namun hanya terasa pegal.
Fotofobia Nyata Ringan Pasien mengaku merasa silau.
Penglihatan kabur Sedang Nyata Pasien mengaku mata kiri
penglihatan kabur sejak 1
bulan SMRS
Merah
sirkumkorneal
Nyata Ringan Terdapat injeksi siliar (+)
Perisipitat keratik Putih halus Kelabu besar Pada pemeriksaan
opthalmologis terdapat
”mutton fat”
Perjalanan Akut Menahun Perjalanan penyakit bermula 1
tahun yang lalu
TEORI uveitis granumomatosa
PASIEN
Pemeriksaan Fisik
• Injeksi perikorneal/siliar• Presipitat keratik • Nodul iris• Sel-sel aquos dan Flare pada
BMD• Hipopion atau Hifema• Miosis dan iregularitas pupil• Refleks pupil menurun/hilang• Sinekia Posterior/Anterior
(Iris Bombe)• Shadow Test +/- • Penurunan/Peningkatan TIO
• Injeksi siliar (+)• Presipitat Keratik (+)• Cells (1+) & Flares
(1+)• Riwayat Sinekia Post
(+)
Tatalaksana yang diberikan pasien :• Kortikosteroid sistemik : tab
Methylprednisolon 3x8mg• Kortikosteroid + Antibiotik topical : Cendo
Xytrol (Dexamethasone 1mg/ml, Neomycin sulfat 3.5mg/ml, Polymyxin B sulfat 10.000 IU/ml) 6x1 tetes
Tatalaksana yang diberikan sudah sesuai. Pasien
diberikan kostikosteroid sistemik dan topikal yang berguna untuk mencegah
terjadinya cacat akibat peradangan yang terjadi.