54
Laporan Kasus “Efusi Pleura + Tuberkulosis” Oleh : Tri Fitri Sari Pembimbing : Dr. Rizky A.,Sp.P

Laporan Kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

interna

Citation preview

Laporan Kasus Efusi Pleura ec. TB Relaps

Laporan KasusEfusi Pleura + TuberkulosisOleh :Tri Fitri Sari

Pembimbing :Dr. Rizky A.,Sp.PIdentitas PasienNama: Ny. NUsia: 20 tahunAlamat: Jl. Kalibaru barat No. 152, Jakarta UtaraMasuk RS tgl : 18 Mei 2015Dokter yang merawat : dr. Rizky A., Sp.PKeluhan Utama :Sesak nafas sejak 1 minggu SMRSKeluhan Tambahan :Batuk, nyeri ulu hati, mual, demam, keringat berlebih, nafsu makan menurun, lemasRiwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang ke RSIJ Sukapura dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu SMRS. Sesak dirasakan bertambah berat sejak 3 hari SMRS. Sesak dirasakan muncul secara tiba-tiba terutama saat sedang aktivitas sehari-hari dan berkurang ketika pasien berbaring. Keluhan nyeri dada disangkal. Sesak disertai dengan batuk berdahak. Dahak berwarna putih, kental, darah (-). Pasien juga mengeluh kadang-kadang demam yang hilang timbul terutama timbul saat malam hari sejak 3 minggu yang lalu. Demam ini dirasakan tidak terlalu tinggi. Karena pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Demam mulai dirasakan setelah pasien melahirkan anak kedua (40 hari SMRS). Pasien mengeluh keluar keringat berlebih terutama saat malam hari. Sejak 3 hari SMRS pasien mengeluh nyeri pada ulu hati disertai mual namun tidak muntah. Nafsu makan menurun disertai badan terasa lemas. Pasien mengatakan setelah melahirkan berat badan pasien turun sebanyak 3 kg. BAK dan BAB pasien lancar, tidak ada keluhan.Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien pernah mendapatkan pengobatan TB paru 2 tahun yang lalu selama 6 bulan dan sudah dinyatakan sembuh.Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat Keluhan serupa disangkal. Riwayat TB dalam keluarga disangkal.Riwayat Alergi :Alergi makanan dan obat-obatan disangkal.Riwayat Pengobatan :Pasien tidak mengkonsumsi obat apapun sebelum berobat ke RS.Riwayat Kebiasaan :Tidak pernah berolahragaMerokok dan meminum alkohol disangkalNafsu makan berkurangSaat ini sedang menyusuiPemeriksaan FisikKeadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : ComposmentisStatus Gizi :BB = 40 kgTB = 152 cmIMT = 17,31 (Underweight)Tanda tanda Vital :TD = 120/80 mmHgN = 90 kali/menit, teratur, kuat angkatRR = 24 kali/menitS = 37,5OC

Status GeneralisataKepala : Normocephal, rambut terlihat hitam, tidak mudah rontokMata : Conjunctiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-)Telinga : Normotia, Serumen (-/-)Mulut : Mukosa bibir kering, anemis (-), Sianosis (-), Faring hiperemis (-/-)Leher : Pembesaran KGB (-/-)ThoraxParuInspeksi: Bentuk dan gerak dada simetris. Tidak ada bagian yang tertinggal. Pernapasan reguler.Palpasi: Nyeri tekan (-), krepitasi (-), Vocal Fremitus kanan dan kiri melemah.Perkusi: Sonor pada kedua paru. Redup pada bagian bawah kanan dan kiri.Auskultasi : Vesikuler (+/+) melemah pada bagian bawah kanan dan kiri. Ronkhi (+/+). Wheezing (-/-). JantungInspeksi: Ictus cordis tidak terlihatPalpasi: Ictus cordis tidak terabaPerkusi:Batas atas : ICS II linea midclavicularis SinistraBatas Kanan : ICS IV linea parasternal DextraBatas Kiri: ICS V linea midclavicularis SinistraAuskultasi: Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-), Gallop (-)AbdomenInspeksi : Datar, lemasAuskultasi : BU (+) normalPalpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+)Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomenEkstremitasAtasBawah AkralHangatHangat Edema-/--/- CRT 2/3 kadar normal tertinggi serum (>200)

Perbedaan transudat dan eksudat

Gejala 1.Sesak nafas2.Rasa berat pada dada3.Berat badan menurun pada neoplasma4.Batuk berdarah pada karsinoma bronchus atau metastasis5.Demam subfebris pada TBC, demam menggigil pada empiema6.Ascites pada sirosis hepatis

Diagnosisa. Anamnesa keluhan pada gejala klinisb. Pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi yang sakit)*cairan pleura 500 cc penurunan pergerakan hemitoraks yang sakit, fremitus dan suara napas melemah* >1000 cc dada cembung dan egofoni* >2000 cc suara napas melemah atau menurun, mungkin menghilang sama sekali dan mediastinum terdorong kearah paru yang sehatc. Rontgen thoraks

d. Pemeriksaan Laboratorium

Analisa Cairan PleuraTransudat : jernih, kekuninganEksudat: kuning, kuning-kehijauanKilotoraks: putih seperti susu (banyak mengandung lemak)Empiema: kental dan keruh

PenatalaksanaanDitujukan pada pengobatan dasar dan pengosongan cairan (torasentesis).Indikasi untuk melakukan torasentesis:- Menghilangkan sesak napas yg ditimbulkan oleh akumulasi cairan rongga pleura- Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal- Bila terjadi reakumulasi cairanPengambilan pertama cairan pleura tidak boleh > 1000 cc karena pengambilan dalam waktu singkat dapat menyebabkan sembab paru yang ditandai batuk dan sesak nafas

Aspirasi cairan pleura berguna sebagai sarana diagnostik dan terapeutik. Cara :Pelaksanaan sebaiknya dilakukan pada pasien dengan posisi duduk.Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru sela iga garis aksila posterior dengan memakai jarum abocath nomor 14 atau 16

Pemasangan WSD :Efusi Pleura massiveEfusi Pleura haemorhagicHematotoraks, EmpyemaChylotoraks, Chiliform

PencegahanLakukan pengobatan yang adekuat pada penyakit-penyakit dasarnya yang dapat menimbulkan efusi pleura. Merujuk penderita ke rumah sakit yang lebih lengkap bila diagnosa kausal belum dapat ditegakkan.Tindakan yang dapat dilakukan untuk menentukan dan mengobati penyakit dasarnya misalnya biopsi pleura , bronkoskopi, torakotomi, dan torakoskopi.Prognosis Efusi pleura maligna memiliki prognosis jelekDaftar PustakaAlsagaff, Hood dan H. Abdul Mukty. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga University Press Bahar, Asril. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Ed. 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UIHalim, Hadi. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Ed. 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UIPerhimpunan Dokter Paru Indonesia. Kanker paru (kanker paru karsino bukan sel kecil). Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.;2001. Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol 2. Ed. 6. Jakarta EGC.Terima Kasih...