35
Laporan Kasus IUFD Oleh : Herdi

Laporan Kasus

  • Upload
    agung

  • View
    232

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ad

Citation preview

Laporan Kasus IUFD

Laporan KasusIUFDOleh : Herdi

BAB IPENYAJIAN KASUS Identitas PasienNama: Ny. S Usia : 23 th Agama : IslamPekerjaan : Mengurus rumah tanggaStatus : MenikahAlamat: Sui Bulan, RT 04/06, Kec Sungai Raya, Kab Kubu RayaAgama : IslamTanggal masuk RS : 10-10-2011No RM :742862

Autoanamnesis :Sejak pukul 19.00 WIB (8-10-2011) pasien merasa mulas, pukul 06.00 WIB (9-10-2011) keluar darah bercampur lendir, disertai pengeluaran air. Pasien dipimpin meneran oleh dukun sejak pukul 09.00 WIB (9-10-2011) sambil perut pasien didorong-dorong. Kemudian pasien dibawa ke bidan dan dipimpin meneran, namun kemudian pasien dirujuk ke rumah sakit. Sejak jam 11.00 WIB (9-10-2011) pasien merasa gerakan janin sudah tidak terasa.Riwayat perkawinan : menikah 1 x, selama 1 tahun Riwayat obstetri:kehamilan pertama, belum pernah melahirkan, tidak pernah keguguran (G1P0A0)HPHT tanggal 18-12-2010Taksiran persalinan tanggal 25-9-2011Usia kehamilan 41 mingguSiklus haid 28 hari, teratur, lamanya 3-4 hari, tidak disertai nyeriPemeriksaan FisikStatus generalisBB/TB: 52 kg/156cmKU: lemahKesadaran: komposmentisTekanan Darah: 110/70 mmHgNadi: 96 x/menitRR: 25 x/menitTemperatur: 37,4 derajat CelciusKonjungtiva: anemis (-/-), Ikterik (-/-)THT: tidak tampak kelainanLeher : tidak tampak kelainanJantung: tidak tampak kelainanParu: tidak tampak kelainan

Status lokalisPemeriksaan luar: dilakukan jam 06.40 WIB tanggal 10-10-2011TFU: 1 jari dibawah px, 34 cmDJJ: tidak adaHis: tidak adaTBJJ: 3565 gram

Pemeriksaan Dalam: dilakukan jam 06.55 WIB tanggal 10-10-2011Portio: tidak terabaPembukaan: 10 cm/lengkapPenurunan: H IVKetuban: (-)Terbawah: kepalaLain-lain: - Diagnosis : kala II memanjang pada G1P0A0 Hamil aterm dalam persalinan kala II , persalinan berlangsung 36 jamPerencanaan : AntibiotikRencana persalinan pervaginam (Vakum Ektraksi)Observasi KU dan tanda vital

Prognosis Ibu : bonam Anak: malam

Follow up10-10-2011, 08.10 WIBS : bayi tidak lahirO: KU baik, kesadaran komposmentis DJJ (-), his (-), pembukaan lengkap, ketuban (-), penurunan H IVA: kala II memanjang, IUFD pada G1P0A0 hamil aterm inpartu kala IIP: Vakum Ekstraksi

10-10-2011, 09.40 WIBTelah dilakukan vakum ekstraksi a/i kala II memanjang, IUFD pada G1P0A0 hamil aterm. Bayi perempuan lahir mati, BB/PB: 3000 g/ 50 cm. placenta lahir spontan lengkap.10-10-2011, 10.30 WIBS : nyeri perut(+), pengeluaran darah sedikitO: KU baik, kesadaran komposmentis TD: 130/80 mmHg, N: 88 x/mt, RR 23 x/mt, T: 36,8 C, kontraksi Uterus Baik, TFU 1 jr bawah pusat.A: post Vakum Ekstraksi a/i kala II memanjang, IUFD pada G1P0A0 hamil aterm Inpartu kala II lama persalinan 38 jam P: observasi KU, TTV, perdarahan

Terapi post vakum ekstraksi: Infus RL drip syntocinon 10 IUAsam mefenamat 3 x 500 mg/ 24 jamAmoksisilin 3 x 500 mg/24 jamVitamin B kompleks 3 x 1 tablet/24 jamPasang Dower Catheter 11-10-2011, 07.30 WibS: nyeri perut (+), pengeluaran darah sedikitO: kesadaran compos mentis, TD: 120/80 mmHg, N: 84x/menit, RR: 24x/menit, T:37C,A: Post VE hari I atas indikasi kala II memanjang, IUFD pada G1P0A0 hamil atermP: observasi KU, TTV, perdarahan, obat oral (Asam mefenamat 3 x 500 mg, Amoksisilin 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet).12-10-2011, 10.30 WIBS : nyeri perut (-), pengeluaran darah sedikit,O: KU baik, TD 120/80 mmHg, N: 88x/menit, RR: 22x/menit, T:37C,A: Post VE hari II atas indikasi kala II memanjang, IUFD pada G1P0A0 hamil atermP : -up Catheter -Bladder training -observasi KU, TTV - Obat oral lanjut13-10-2011, 10.30 WIBS : nyeri perut (-), pengeluaran darah sedikit, BAB (+), BAK(+)O: KU baik, TD 130/80 mmHg, N: 90x/menit, RR: 23x/menit, T:36,8C,A: Post VE hari III atas indikasi kala II memanjang, IUFD pada G1P0A0 hamil atermP : Obat oral lanjut, observasi KU, TTV

14-10-2011, 10.30 WIBS : nyeri perut (-), pengeluaran darah sedikit,O: KU baik, TD 110/70 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, T:36,6C,A: Post VE hari IV atas indikasi kala II memanjang, IUFD pada G1P0A0 hamil atermP : Obat oral lanjut, observasi KU, TTVBAB IITINJAUAN PUSTAKADefinisi World Health Organization (WHO) mendefinisikan Kematian Janin Dalam Kehamilan (IUFD = intra uterine fetal death) sebagai kematian konsepsi sebelum keluar secara lengkap (complete expulsion) atau ekstraksi dari ibu, tanpa memandang tua kehamilan.Secara umum IUFD dikelompokkan dalam 4 kategori : kurang dari 20 minggu (early fetal death), 20-28 minggu, lebih dari 28 minggu (late fetal death) dan tidak terkategorikan. Pasien biasanya tidak merasakan gejala apa-apa selain tidak merasakan gerakan bayi. Dengan pemeriksaan denyut jantung tidak terdengar. Dan pemastian diagnosis harus dengan USG. Pemeriksaan USG memperlihat : 1. Gerak jantung tidak ada 2. Tulang Punggung bayi yang sangat melengkung 3. Tulang kepala saling tumpang tindih (tanda spalding)Etiologi Beberapa penyebab IUFD mencakup sifilis, isoimunisasi Rh, toksemia dan diabetes, secara signifikan menyebabkan IUFD dalam beberapa dekade. Faktor risiko lain mencakup faktor ibu, sosiodemografik, dan faktor pelayanan medisDIAGNOSIS1. Diperlukan satu pengamatan pertumbuhan janin2. Ibu mengeluh gerakan janin berkurang/tidak ada3. Djj (-)4. Pemeriksaan dengan ultrasonografi memiliki ketepatan diagnostik 100% pada IUFD intra uterine fetal death yakni dengan tidak terlihatnya aktivitas jantung janin.

Manajemen Induksi persalinan harus dianjurkan segera setelah diagnosis ditegakkan. Induksi dapat disertai preinduksi untuk pendataran serviks dengan oksitosin intravena. Ketika kematian janin intrauterine telah berlangsung 3-4 minggu, kadar fibrinogen dapat turun hingga menyebabkan koagulopati. Namun hal ini jarang terjadi dikarenakan induksi dini. Pada beberapa kasus gemeli, induksi setelah kematian bayi kembar biasanya ditunda untuk memberi kesempatan janin untuk mengalami maturasi.Kematian janin awal dapat ditangani dengan insersi laminaria diikuti dengan dilatasi dan ekstraksi. Pada wanita dengan kematian janin sebelum usia kehamilan 28 minggu, induksi dapat dilakukan dengan menggunakan supposituria prostaglandin E2 intravaginal (10-20 mg/ 4-6 jam), misoprostol melalui vaginal atau oral (400 mcg/ 4-6 jam) dan atau oksitosin. Pada wanita dengan kematian janin setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu, digunakan dosis yang lebih rendah.BAB IIIPEMBAHASANIUFD merupakan kematian konsepsi sebelum keluar secara lengkap (complete expulsion) atau ekstraksi dari ibu, tanpa memandang tua kehamilan. Pasien biasanya tidak merasakan gejala apa-apa selain tidak merasakan gerakan bayi. Dengan pemeriksaan denyut jantung tidak terdengar. Dan pemastian diagnosis harus dengan USG1. Dalam kasus ini, kematian janin intrauterin didiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik berupa tidak dirasakannya gerak janin dan tidak terdengarnya denyut jantung janin.Berdasarkan usia kehamilan, kematian janin pada kasus ini tergolongkan late fetal death yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu. Sebaiknya pada kasus ini juga dilakukan pemeriksaan USG, untuk memastikan keadaan janin.

Penyebab IUFD dapat digolongkan berdasarkan faktor ibu, faktor janin, faktor intrapartum, faktor plasenta, faktor tali pusat dan yang tidak diketahui penyebabnya. Adapun pada kasus ini tidak didapatkan tanda maupun gejala faktor ibu yang dapat menyebabkan IUFD. Sedangkan dari segi plasenta dan tali pusat juga tidak didapatkan hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya IUFD. Sebab tidak terdapat tanda dan gejala adanya solusio plasenta, infark plasenta, plasenta previa maupun insufisiensi plasentaAdanya partus lama yaitu masa persalinan yang mencapai 37 jam hingga janin meninggal, diperkirakan menjadi penyebab hipoksia hingga mengakibatkan kematian janin pada kasus ini.Pada penatalaksanaan awal pasien masuk rumah sakit, pasien diberi pengobatan berupa injeksi antibiotik intravena. Hal ini mempertimbangkan upaya profilaksis terhadap infeksi yang bisa saja terjadi mengingat bahwa ketuban telah pecah selama 37 jam. Persalinan pervaginam ( dengan Vakum Ekstraksi) pun direncanakan, mengingat bahaya adanya fetal distres yang mungkin terjadi.

Segera setelah ditegakkan diagnosis IUFD, dilakukan terminasi kehamilan berupa vakum ektraksi. Terminasi harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya koagulopati pada ibu jika janin tidak dikeluarkan dalam waktu 3-4 minggu. Selain itu, adanya kontak antara lingkungan luar dengan selaput amnion, dapat meningkatkan resiko infeksi yang dapat berakhir dengan sepsis, yang dapat berakibat fatal bagi ibu. Terapi yang diberikan post vakum ekstraksi adalah berupa: Infus RL drip syntocinon 10 IU ( Untuk mencegah perdarahan post partum)Asam mefenamat 3 x 500 mg/ 24 jam ( sebagai analgetik)Amoksisilin 3 x 500 mg/24 jam ( antibiotic/ untuk pencegahan infeksi post partum)Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet/24 jam

TERIMAKASIH