34
I. PENDAHULUAN I.1Latar Belakang Pada awalnya, ilmu ukur wilayah hanya menggunakan tali sebagai pembatas lahan dan sebagai penanda dari titik atau sudut pertanian milik individu.Tentu saja hal ini dianggap masih susah dan membutuhkan waktu yang lama jika ingin mengukur suatu wilayah yang luas atau permukaan buminya tidak rata. Seiring dengan perkembangan zaman, pengukuran wilayah dianggap hal yang sangat penting dan terus dikembangkan hingga saat kini kita bisa mengukur suatu wilayah dengan menggunakan peralatan canggih. Pengukuran suatu wilayah atau tempat terjadi ketika manusia mulai membangun struktur besar. Bukti paling awal mengenai praktek pengukuran wilayah dilakukan oleh masyarakat yang membangun Stonehenge, mereka menggunakan pasak dan tali sebagai media pengukuran wilayah. Ilmu ukur wilayah merupakan metode pengukuran titik- titik dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah dengan cermat. Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk membuat sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya. Ilmu ukur wilayah juga merupakan sebuah pekerjaan. surveyor menggunakan berbagai elemen matematika seperti geometri dan trigonometri, juga fisika dan keteknikan. Ilmu ukur wilayah saat ini tidak hanya digunakan oleh

Laporan IUW pertama.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan IUW pertama.docx

I.PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada awalnya, ilmu ukur wilayah hanya menggunakan tali sebagai pembatas

lahan dan sebagai penanda dari titik atau sudut pertanian milik individu.Tentu saja

hal ini dianggap masih susah dan membutuhkan waktu yang lama jika ingin

mengukur suatu wilayah yang luas atau permukaan buminya tidak rata. Seiring

dengan perkembangan zaman, pengukuran wilayah dianggap hal yang sangat

penting dan terus dikembangkan hingga saat kini kita bisa mengukur suatu

wilayah dengan menggunakan peralatan canggih. Pengukuran suatu wilayah atau

tempat terjadi ketika manusia mulai membangun struktur besar. Bukti paling

awal mengenai praktek pengukuran wilayah dilakukan oleh masyarakat yang

membangun Stonehenge, mereka menggunakan pasak dan tali sebagai media

pengukuran wilayah.

Ilmu ukur wilayah merupakan metode pengukuran titik-titik dengan

memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah

dengan cermat. Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan

digunakan untuk membuat sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi

konstruksi, dan tujuan lainnya. Ilmu ukur wilayah juga merupakan sebuah

pekerjaan. surveyor menggunakan berbagai elemen matematika seperti geometri

dan trigonometri, juga fisika dan keteknikan. Ilmu ukur wilayah saat ini tidak

hanya digunakan oleh engineering, tapi hampir semua orang menggunakannya

jika ingin membangun, menandai, mengukur dan memanfaatkan suatu lahan guna

penelitian mengenai kontur atau potensi dari lahan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum pengenalan alat

dalam ilmu ukur wilayah agar praktikan dapat mengetahui dan menggunakan alat

yang dipakai dalam melakukan pengukuran suatu daerah atau wilayah tersebut

sesuai dengan fungsinya serta kita juga dapat mengetahui bagaimana

pengaplikasian alat-alat yang digunakan dalam ilmu ukur wilayah dalam bidang

teknik pertanian.

Page 2: Laporan IUW pertama.docx

I.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui jenis-jenis alat

yang digunakan dalam pengukuran wilayah. Praktikan diharapkan dapat

mengetahui bagian-bagian dari alat tersebut beserta fungsinya, dan dapat

mengoperasikan alat tersebut.

Kegunaan dari praktikum ini adalah dapat diterapkan dalam pengukuran

wilayah atau area serta lahan dengan berbagai metode pengukuran dan diterapkan

dalam pemetaan (pembuatan peta) suatu wilayah.

Page 3: Laporan IUW pertama.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ilmu Ukur Wilayah

Surveying sering disebut sebagai suatu disiplin ilmu yang mencakup semua

metode mengukur, memproses, dan menyebarluaskan informasi mengenai

bentuk fisik bumi dan lingkungannya. Ilmu ukur wilayah (surveying) adalah

sebuah metode pengukuran titik-titik dengan memanfaatkan jarak dan sudut di

antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah dengan cermat. Berbagai titik

tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk membuat

sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya

Secara sederhana, surveying meliputi pekerjaan pengukuran jarak dan sudut.

Jarak bisa berupa jarak dalam arah vertikal (yang disebut juga ketinggian) maupun

jarak horisontal. Begitu juga dengan sudut, bisa diukur dalam bidang vertikal

maupun horisontal (Kusumawati, 2012).

Menurut Kusumawati (2012), yang menyatakan bahwa berdasarkan luas

cakupan daerah pengukurannya, surveying dikelompokkan menjadi:

1. Survei geodesi (Geodetic Surveying), dengan luas cakupan pengukuran lebih

dari 37 km x 37 km. Rupa muka bumi merupakan permukaan lengkung.

2. Survei tanah datar (Plane Surveying) atau ilmu ukur tanah, dengan luas

cakupan pengukuran maksimum 37 km x 37 km. Rupa muka bumi dianggap

sebagai bidang datar. Kegiatan survei terdiri dari pekerjaan lapangan dan

pekerjaan kantor. Pekerjaan lapangan secara garis besar meliputi pengukuran

kerangka dasar horisontal, pengukuran kerangka dasar vertikal, dan

pengukuran detail. Sedangkan pekerjaan kantor meliputi perhitungan dan

penggambaran.

2.2 Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara dua

titik atau lebih. Alat waterpass mempunyai beberapa bagian utama. Waterpass ini

dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek

apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam

kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti

waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk

Page 4: Laporan IUW pertama.docx

melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat

(koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan

pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai

pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai

penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Alat ini

bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk

menutupi cahaya matahari agar dapat mengukur dengan objektif dan terhindar

dari kerusakan (Kusumawati, 2012).

Menurut Kusumawati (2012), yang menyatakan bahwa secara umum bagian

waterpass terdiri dari:

a. Penjelas bayangan: berfungsi untuk memfokuskan bayangan dan memperjelas

obyek yang dibidik.

b. Sekrup pengungkit: berfungsi untuk menggerakkan teropong secara vertikal

dengan terbatas.

c. Klem horisontal: berfungsi untuk mengunci perputaran alat arah horisontal.

d. Penggerak halus horisontal: berfungsi untuk menggerakkan waterpass pada

arah horisontal secara halus setalah klem aldehide horisontal dikunci agar

kedudukan benang pada alat tepat pada obyek yang dibidik.

e. Penutup nivo: berfungsi untuk melindungi nivo tabung

f. Lensa okuler: berfungsi untuk mengamati objek yang dibidik

g. Lensa obyektif: berfungsi untuk menerima obyek yang dibidik.

h. Plat dasar: berfungsi sebagai tempat landasan alat di atas statif

i. Sekrup ABC: berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat (sumbu I vertikal).

Pengaplikasian peralatan yang sering digunakan dalam ilmu ukur

wilayah seperti penggunaan dari theodolite, waterpass, global positioning

system, bak ukur, meteran, patok dan kaki tiga serta total station

ada begitu banyak yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contoh yang paling sering kita jumpai adalah penentuan luas batas

wilayah persawahan yang dimiliki oleh setiap petani dalam sebuah area

persawahan atau perencanaan pembuatan saluran irigasi untuk pengairan.

Dimana kita ketahui bahwa ilmu ukur wilayah merupakan ilmu, seni, dan

teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun

Page 5: Laporan IUW pertama.docx

unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar yang merupakan bagian

dari ilmu geodesi (Kusumawati, 2012).

2.3 Theodolite

Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk

menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan

waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut

yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon. Theodolite merupakan alat

yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei.

Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar

berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu

vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop

tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi

sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua

sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Survei

dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan

luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki

relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini,

keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan

efisien (Safru, 2010).

Menurut Safru (2010), Syarat–syarat utama yang harus dipenuhi alat

theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah:

1. Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertikal.

2. Sumbu kedua haarus benar – benar mendatar.

3. Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.

4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

Theodolite merupakan alat yang sangat modern Theodolite diciptakan sebagai

pembaharuan dari sistem Waterpass yang dirasa masih memiliki banyak

kekurangan. Sehingga orang terus berinisiatif untuk menciptakan hal baru.

Menurut Safru (2010), theodolite dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

Page 6: Laporan IUW pertama.docx

1. Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang

menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada

tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.

2. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan

diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu.

Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang

berbentuk lingkaran yang mempunyai jari-jari plat pada bagian bawah.

3. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah

sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan teropong yang mempunyai

diafragma dan mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat

yang berbentuk lingkaran tegak seperti plat lingkaran mendatar.

2.4 Total Station

Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal

dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi chip memori, sehingga data

pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian diunduh dan diolah

secara computerize (Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, 2011).

Menurut Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (2011), tujuan

penggunaan TS, antara lain:

a. Upaya mengurangi kesalahan dari manusia. Contohnya adalah kesalahan

pembacaan dan kesalahan pencatatan data

b. Aksesibilitas ke sistem berbasis komputer

c. Mempercepat proses

d. Memberikan kemudahan (ringkas)

2.5 Kaki Tiga

Kaki tiga adalah tempat dudukan dari alat yang sering digunakan untuk

pengukuran lahan atau area serta wilayah yang tingginya dapat

diatur sehingga memudahkan dalam pengamatan. Secara umum, kaki tiga

memiliki lima bagian utama yang perlu diketahui yaitu dudukan alat,

sekrup pengunci, tali pembawa, sekrup penyetel, dan kaki statif. Dudukan

alat berfungsi sebagai tempat meletakkan alat pada saat melakukan pengamatan.

Sekrup pengunci berfungsi untuk mengunci alat sehingga tidak jatuh dari

Page 7: Laporan IUW pertama.docx

dudukan. Sekrup penyetel di bagian bawah digunakan untuk mengatur tinggi kaki

tiga dan menahannya pada tinggi tersebut (Pratikto, 2010).

Gambar 1. Kaki Tiga

Sumber: Pratikto.2010.

2.6 Bak Ukur

Rambu ukur atau bak ukur adalah alat semacam mistar dengan ukuran

panjang yang dapat dipendekan baik dilipat atau sebagian dapat dimasukan ke

bagian lain dan ditarik bila perlu dipanjangkan. Rambu ukur digunakan sebagai

pelengkap alat ukur optik, seperti waterpas sewaktu melakukan pengukuran jarak

atau beda tinggi dan dapat pula digunakan untukmengukur tinggi kedudukan alat

Waterpass atau Theodolite diatas kaki tiga dari permukaan tanah (Nawawi, 2010).

Bak ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala

pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3 m - 5 m dilengkapi dengan

angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. Umumnya dicat dengan

warna merah, putih, hitam, kuning (Nawawi, 2010).

Page 8: Laporan IUW pertama.docx

Gambar 2. Bak Ukur

Sumber: Nawawi,2010.

2.7 Meteran

Meteran sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji

dalambentuk pita dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena

umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalambentuk

gulungan atau rol. Kegunaan utama atau yang umum dari meteran ini adalah

untuk mengukur jarak atau panjang. Kegunaan lain yang juga pada dasarnya

adalah melakukan pengukuran jarak (Nawawi, 2010).

2.8 GPS

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem jaringan satelit yang

secara terus menerus memancarkan sinyal radio dengan frekuensi yang sangat

rendah. Alat penerima GPS secara pasif menerima sinyal, dengan syarat bahwa

pandangan ke langit tidak boleh terhalang, sehingga alat hanya bekerja di ruang

terbuka. Satelit GPS bekerja pada referensi waktu yang teliti dan memancarkan

data yang menunjukkan lokasi dan waktu pada saat itu. Operasi dari seluruh satelit

GPS yang ada disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal yang sama dengan

posisi kita saat itu (Mujianto, 2010).

Page 9: Laporan IUW pertama.docx

GPS adalah sistem yang dapat membantu kita mengetahui posisi koordinat

dimana kita berada. Sedangkan untuk menerima sinyal yang dipancarkan

oleh GPS, kita membutuhkan suatu alat yang dapat membaca sinyal

tersebut. Yang biasa kita sebut sebagai GPS adalah sebenarnya merupakan

alat penerima. Karena alat ini dapat memberikan nilai koordinat

dimana ia digunakan maka keberadaan GPS merupakan terobosan besar dalam

sistem informasi geografis (Mujianto, 2010).

Page 10: Laporan IUW pertama.docx

III. METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan alat dilaksanakan pada hari Selasa, 10Maret 2015 pada

pukul 15.00 sampai 17.00 WITA, beretempat di Laboratorium Mekanika Fluida

dan Hidrologi, Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat yaitu bak ukur,

waterpass, kaki tiga, meteran, global positioning system (GPS) dan theodolite

serta total station.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja untuk praktikum pengenalan alat adalah:

3.3.1 Waterpass

a. Menyiapkan waterpass yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari

waterpass dan fungsi bagian-bagian tersebut.

c. Kalibrasi dengan memutar tiga sekrup penyeimbang hingga cairan

pada nivo kotak berada di tengah.

3.3.2 Theodolite

a. Menyiapkan theodolite yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari

theodolite dan fungsi bagian-bagian tersebut.

c. Menyalakan theodolite dengan menekan tombol power.

d. Kalibrasi dengan memutar tiga sekrup penyeimbang hingga cairan

pada nivo kotak dan nivo tabung seimbang.

3.3.3 Total station

a. Menyiapkan total station yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari

total station dan fungsi bagian-bagian tersebut.

Page 11: Laporan IUW pertama.docx

c. Menyalakan total station dengan menekan tombol power.

d. Kalibrasi dengan memutar tiga sekrup penyeimbang hingga cairan

pada nivo kotak dan nivo tabung seimbang.

3.3.4 Kaki tiga

a. Menyiapkan kaki tiga yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari

kaki tiga dan fungsi bagian-bagian tersebut.

c. Membuka pengunci di bagian bawah kaki tiga dan melebarkan kaki

tiga hingga dapat berdiri tegak.

d. Memasang alat pada dudukan kaki tiga dan mengencangkan pengunci

pada alat.

e. Menentukan tinggi kaki tiga dan mengencangkan sekrup pengunci di

bagian bawah kaki tiga.

f. Mengatur posisi kaki tiga hingga bandul di bawah kaki tiga sejajar

dengan patok yang dibuat.

3.3.5 GPS

a. Menyiapkan GPS yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari

GPS dan fungsi bagian-bagian tersebut.

c. Menyalakan GPS dengan menekan tombol power.

d. Menekan tombol menu dan masuk ke menu utama.

e. Memilih pilihan untuk kalibrasi alat.

f. Memutar alat dengan arah putaran yang sesuai dengan perintah alat.

3.3.6 Bak ukur

a. Menyiapkan bak ukur yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari

bak ukur dan fungsi bagian-bagian tersebut.

c. Menarik bak ukur hingga tinggi yang diinginkan.

d. Memasang nivo pada bagian belakang bak ukur.

e. Menegakkan bak ukur dan menyesuaikannya hingga nivo seimbang.

Page 12: Laporan IUW pertama.docx

3.3.7 Meteran

a. Menyiapkan meteran yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai bagian-bagian dari

meteran dan fungsi bagian-bagian tersebut.

c. Menarik pita ukur untuk mengukur jarak.

d. Memutar engkol untuk menggulung kembali pita ukur..

Page 13: Laporan IUW pertama.docx

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 3. Bagian-bagian Waterpass

Tabel 1 Bagian-bagian waterpass dan FungsinyaNo Nama Bagian Alat Fungsi

1 Teropong Sebagai alat pembidik

2 Pemutar focus Mempertajam penglihatan pada objek

3 Pemutar halus Memperhalus objek yang dilihat

4 Nivo kotak Menentukan kedataran alat

5 Sekrup penyeimbang Menyeimbangkan alat

Sumber: Data Primer, 2015.

Page 14: Laporan IUW pertama.docx

1

11

8

12

3

2

9

5

7

4 610

Gambar 4. Bagian-bagian theodolite

Tabel 2. Bagian-bagian theodolite dan fungsinyaNo Nama Bagian Alat Fungsinya

1 Display Menampilkan posisi wilayah

2 Gagang Memegang alat

3 Nivo kotak Menentukan kedataran alat

4 Nivo tabung Menentukan kedataran alat

5 Pemutar fokus Mempertajam penglihatan pada bak ukur

6 Pemutar halus horisontal Memperhalus objek yang dilihat

7 Pemutar halus vertikal Memperhalus objek yang dilihat

8 Pengunci horisontal Menahan alat agar tidak bergerak horisontal

9 Pengunci vertikal Menahan alat agar tidak bergerak vertikal

10 Sekrup penyeimbang Menyeimbangkan nivo

11 Teropong Sebagai alat membidik

12 Tombol power Menghidupkan dan mematikan alat

Sumber: Data

Primer, 2015.

Page 15: Laporan IUW pertama.docx

Gambar 5. Total Station dan Bagian-bagiannya

Tabel 3. Total station dan bagian-bagiannya No Nama Bagian Alat Fungsinya

1 Gagang Memegang alat

2 Teropong Sebagai alat membidik

3 Pengunci horisontal Menahan alat agar tidak bergerak horisontal

4 Pemutar halus horisontal Memperhalus objek yang dilihat

5 Pengunci vertikal Menahan alat agar tidak bergerak vertikal

6 Pemutar halus vertikal Memperhalus objek yang dilihat

7 Dudukan Penyangga alat

8 Nivo kotak Menentukan kedataran alat

9 Sekrup penyeimbang Mengatur keseimbangan alat

10 Display Menampilkan posisi wilayah

11 Nivo tabung Menentukan kedataran alat

Sumber: Data primer, 2015.

3

1

Page 16: Laporan IUW pertama.docx

Gambar 6. Kaki Tiga dan bagian-bagiannya

Tabel 4. Bagian Alat Kaki Tiga dan FungsinyaNo Bagian Alat Fungsinya

1 Kepala statif Sebagai tempat meletakkan alat

2 Sekrup pengunci Sebagai penahan alat agar tidak bergerak

3 Tali pembawa Untuk membawa alat

4 Sekrup Penyetel Sebagai penahan kaki statif agar tidak bergerak

5 Kaki statif Sebagai penopang alat

Sumber: Data Primer, 2015.

Gambar 7. Bak Ukur

Tabel 5. Bagian bak Ukur dan FungsinyaNo Bagian Alat Fungsinya

1 Batang Rambu Sebagai alat bantu mengukur beda tinggi dan jarak

2 Pengunci Sebagai pengencang atau penahan alat alat

3 Skala Pembacaan Sebagai ukuran yang diamati

Sumber: Data Primer, 2015.

41

2

42

5

1

3

Page 17: Laporan IUW pertama.docx

Gambar 8. Meteran dan bagian-bagiannya

Tabel 6. Bagian Meteran dan FungsinyaNo Bagian Alat Fungsi

1 Gagang Sebagai tempat memegang alat

2 Enkol Memutar pita ukur

3 Pengait Mengukur jarak

4 Pita ukur Menahan objek yang akan diukur

Sumber: Data Primer, 2015.

Gambar 9. GPS dan bagian-bagiannya

Tabel 7. Bagian GPS dan FungsinyaNo Nama Bagian Alat Fungsi

1 Antena Menangkap sinyal

2 Tombol On/Off Menghidupkan atau mematikan alat

3 Display Menampilkan perintah yang ada pada GPS

4 Tombol Menjalankan fungsi yang ada pada GPS

Sumber:Data Primer, 2015.

4.2 Pembahasan

3

2

12

3

4

Page 18: Laporan IUW pertama.docx

Pada praktikum pertama, asisten memperkenalkan pengenalan alat yang akan

digunakan pada praktikum ilmu ukur wilayah. Tujuan dari perkenalan alat ini agar

kita dapat mengetahui alat dan bagian yang digunakan dan juga mengetahui fungsi

dari alat-alat tersebut. Ilmu ukur wilayah dipakai sebagai metode pengukuran

titik-titik dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik permukaan

bumi dan digunakan untuk membuat sebuah peta. Hal ini sesuai dengan pendapat

Kusumawati (2010), yang menyatakan bahwa ilmu ukur wilayah merupakan

turunan dari ilmu geodesi dengan melakukan penggambaran bentuk dan ukuran

permukaan bumi dengan memanfaatkan jarak dan sudut diantara setiap titik

permukaan bumi.

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah theodolite, waterpass,

total station, GPS, bak ukur, kaki tiga dan meteran. Waterpass merupakan alat

yang berfungsi untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih. Waterpass

memiliki tingkat ketelitian yang tinggi namun hanya dapat mengukur pada

keadaan horisontal saja. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur

beda tinggi antara dua titik atau lebih. Waterpass terdiri dari sebuah teropong

dengan garis bidik horisontal dengan sebuah nivo tabung, dan memiliki sekrup

penyetel fokus dan juga sekrup penggerak horisontal. Theodolite merupakan

penyempurnaan dari waterpass namun pada theodolite dapat mengukur secara

vertikal dan horisontal. Hal ini sesuai dengan pendapat Safru (2010), yang

menyatakan bahwa Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan

untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.Pada

dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar

berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu

vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.

GPS (Global Positioning System) merupakan alat untuk menentukan letak

atau posisi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mujianto (2010), yang menyatakan

bahwa GPS adalah suatu sistem yang dapat membantu kita mengetahui posisi

koordinat dimana kita berada.Sedangkan untuk menerima sinyal yang

dipancarkan oleh GPS, kita membutuhkan suatu alat yang dapat membaca sinyal

tersebut. Karena alat ini dapat memberikan nilai koordinat dimana ia digunakan

maka keberadaan GPS merupakan terobosan besar dalam sistem informasi

Page 19: Laporan IUW pertama.docx

geografis (SIG). Alat lain yang digunakan adalah kaki tiga, bak ukur, dan

meteran. Alat-alat ini merupakan alat pendukung dalam menggunakaan alat-alat

yang lainnya.

V. PENUTUP

Page 20: Laporan IUW pertama.docx

V.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ilmu ukur wilayah (Surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik

dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu

wilayah dengan cermat.

2. Proses centering pada theodolite perlu mengatur nivo kotak dan nivo tabung.

Sedangkan pada waterpass proses centering hanya perlu mengatur nivo kotak.

3. Theodolite digunakan untuk mengukur jarak dan sudut. Sedangkan Waterpass

hanya digunakan untuk mengukur beda tinggi saja.

V.2 Saran

Sebaiknya nivo alat yang digunakan pada saat pengukuran sudah dalam keadaan

seimbang dan berada pada posisi yang seharusnya. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan hasil pengukuran yang teliti dan terpercaya.

Page 21: Laporan IUW pertama.docx

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.2011. Penggunaan Alat Total Station.Jakarta :Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

Kusumawati Yuli. 2012. Ilmu Ukur Tanah. Malang : Graha Ilmu.

Mujiyanto. 2010. Penggunaan Global Positioning System (GPS) Untuk Memetakan Keberadaan Titik Kasus Penyakit. Ulam.ac.id. Diakses pada 10 Maret 2015.

Nawawi, Gunawan. 2010. Mengoperasikan dan Merawat Alat Ukur Tanah. psbtik.smkn1cms.net. Diakses pada 10 Maret 2015.

Pratikto, Sony Andre. 2010. Aplikasi Ilmu Ukur Wilayah dalam Penerapan Alat Pemetaan dan Pekerjaan Dasar Survey. USI.ac.id. Diakses pada 10 Maret 2015.

Safru, Urly. 2010. Ilmu Ukur Tanah 2 tentang theodolit. //http:wordpress.com. Diakses pada 10 Maret 2015.

Winardi. Penentuan Posisi dengan GPS untuk Survei Terumbu Karang. LIPI.

Page 22: Laporan IUW pertama.docx
Page 23: Laporan IUW pertama.docx
Page 24: Laporan IUW pertama.docx
Page 25: Laporan IUW pertama.docx