25
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patahan di Aceh sungguh komplek dan masih sangat sedikit diteliti. Di pulau Sumatera, pergerakan lempeng Indo-Australia menabrak dan menunjam ke bawah lempeng Eurasia yang kemudian menghasilkan rangkaian busur pulau depan (forearch islands) atau zona prismatik akresi yang non-vulkanik (seperti: P. Simeulue, P. Banyak, P. Nias, P. Batu, P. Siberut hingga P. Enggano), dan rangkaian pegunungan Bukit Barisan dengan jalur vulkanik di tengahnya, serta sesar aktif “The Great Sumatera Fault” atau patahan Sumatra yang membelah pulau Sumatera mulai dari Teluk Semangko hingga Banda Aceh dan menerus ke laut Andaman. Di Aceh sendiri, terdapat patahan Sumatra segmen Aceh, Seulimuem, Tripa, Batee, Peusangan-Blang Pidie, Lhokseumawe, dan Blangkejeren.Sesar Sumatera segmen Aceh membentang mulai dari Aceh Tengah menerus sampai ke Mata Ie dan sampai ke Pulau Aceh.salah satu hasil gaya kompresi dan ekstensi membentuk Graben, Indrapuri ataupun Mata Ie sebagai hasil dari percabangan Sesar Sumatera yang mengarah ke Pulau Weh dan Pulau Aceh. Pemandangan graben terlihat di perbukitan Lambirah Sibreh. Lambirah sendiri berfungsi sebagai horst yang juga merupakan bagian dari bukit barisan dan manifestasi permukaan Sesar Sumatera yang mengarah ke Pulau Aceh. Di sisi utara terlihat samar-samar horst yang juga merupakan manifestasi permukaan Sesar Sumatera yang mengarah ke Pulau Weh. Di sepanjang horst Lambirah terdapat bentukan triangular facet yang mencirikan pengangkatan dan pembelahan. Metode geofisika adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan melalui sifat sifat fisis batuan dengan melakukan pengukuran di atas permukaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemetaan patahan adalah metode gravity (gaya berat). Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi medan gravitasi bumi karena perbedaan densitas pada batuan yang diukur. Oleh sebab itu, metode gravity sangat tepat digunakan untuk pendugaan patahan karena metode ini mampu mendeteksi perbedaan kontras densitas batuan. Perbedaan kontras densitas batuan yang signifikan mengindikasikan bahwa terdapat zona patahan dan

Laporan Gravity

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gravity meter

Citation preview

Page 1: Laporan Gravity

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Patahan di Aceh sungguh komplek dan masih sangat sedikit diteliti. Di pulau

Sumatera, pergerakan lempeng Indo-Australia menabrak dan menunjam ke bawah

lempeng Eurasia yang kemudian menghasilkan rangkaian busur pulau depan

(forearch islands) atau zona prismatik akresi yang non-vulkanik (seperti: P.

Simeulue, P. Banyak, P. Nias, P. Batu, P. Siberut hingga P. Enggano), dan rangkaian

pegunungan Bukit Barisan dengan jalur vulkanik di tengahnya, serta sesar aktif “The

Great Sumatera Fault” atau patahan Sumatra yang membelah pulau Sumatera mulai

dari Teluk Semangko hingga Banda Aceh dan menerus ke laut Andaman.

Di Aceh sendiri, terdapat patahan Sumatra segmen Aceh, Seulimuem, Tripa,

Batee, Peusangan-Blang Pidie, Lhokseumawe, dan Blangkejeren.Sesar Sumatera

segmen Aceh membentang mulai dari Aceh Tengah menerus sampai ke Mata Ie dan

sampai ke Pulau Aceh.salah satu hasil gaya kompresi dan ekstensi membentuk

Graben, Indrapuri ataupun Mata Ie sebagai hasil dari percabangan Sesar Sumatera

yang mengarah ke Pulau Weh dan Pulau Aceh. Pemandangan graben terlihat di

perbukitan Lambirah Sibreh. Lambirah sendiri berfungsi sebagai horst yang juga

merupakan bagian dari bukit barisan dan manifestasi permukaan Sesar Sumatera

yang mengarah ke Pulau Aceh. Di sisi utara terlihat samar-samar horst yang juga

merupakan manifestasi permukaan Sesar Sumatera yang mengarah ke Pulau Weh. Di

sepanjang horst Lambirah terdapat bentukan triangular facet yang mencirikan

pengangkatan dan pembelahan.

Metode geofisika adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi

bawah permukaan melalui sifat – sifat fisis batuan dengan melakukan pengukuran di

atas permukaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemetaan patahan

adalah metode gravity (gaya berat). Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi

medan gravitasi bumi karena perbedaan densitas pada batuan yang diukur. Oleh

sebab itu, metode gravity sangat tepat digunakan untuk pendugaan patahan karena

metode ini mampu mendeteksi perbedaan kontras densitas batuan. Perbedaan kontras

densitas batuan yang signifikan mengindikasikan bahwa terdapat zona patahan dan

Page 2: Laporan Gravity

2

mengetahui bentuk Graben antara patahan segmen Aceh dan segmen Seulimum di

daerah tersebut.

1.2 Tujuan

a. Memahami konsep Metode Gravity

b. Memahami konsep Anomali Gravity

c. Memahami bagian-bagian alat gravity meter

d. Dapat membaca alat gravity meter

e. Mampu mengoperasikan alat gravity meter

f. Mengetahui kontras densitas batuan di zona patahan Segmen Aceh dengan

densitas batuan di sekitarnya

g. Memetakan struktur patahan Segmen Aceh menggunakan metode gravity.

1.3 Rumusan Masalah

a. Bagaimana mengidentifikasi jenis – jenis batuan penyusun zona patahan

berdasarkan sifat densitas batuan menggunakan metode gravity.

b. Bagaimana cara mengetahui kontras densitas batuan di zona patahan dengan

batuan disekitarnya menggunakan metode gravity

c. Bagaimana memetakan patahan menggunakan metode gravity.

d. Bagamana bentuk Graben sesar segmen Aceh.

Page 3: Laporan Gravity

3

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Metode Gravity

Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan

bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa jebakan mineral dari

daerah sekeliling (ρ=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang

sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk

mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai

purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi

biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan

anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan

menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat

gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian anomali kecil

dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat

teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Disribusi massa jenis yang tidak homogen ini dapat disebabkan oleh struktur

geologi yang ada di bawah permukaan bumi. Walaupun kontribusi struktur

geologi terhadap variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi sangat kecil

dibandingkan dengan nilai absolutnya, tetapi dengan peralatan yang baik variasi

medan gravitasi di permukaan bumi dapat terukur dari titik ke titik sehingga dapat

dipetakan. Selanjutnya dari peta tersebut dapat dilakukan interpretasi bentuk atau

struktur bawah permukaan.

Variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi tidak hanya disebabkan

oleh distribusi massa jenis yang tidak merata, tetapi juga oleh posisi titik amat

di permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh adanya bentuk bumi yang tidak bulat

sempurna dan relief bumi yang beragam. Untuk itu diperlukan metode-metode

tertentu untuk mereduksi pengaruh selain karena distribusi massa jenis.

Page 4: Laporan Gravity

4

Gambar 2.1 Respon anomali Gravitasi dari Benda sub-surface

Metode gravity merupakan metode geofisika yang didasarkan pada

pengukuran variasi medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan

dipermukaan bumi, dikapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari

adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan dibawah

permukaan, sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan

medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya.

Karena perbedaan medan gravitasi ini relatif kecil maka alat yang digunakan

harus mempunyai ketelitian yang tinggi.

Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk

menemukan struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai

metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon.

Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan

lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal tetapi pada

prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat

massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur

bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah

permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkaheksplorasi baik itu

minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode ini dilakukan dalam bentuk

kisi atau lintasan penampang.

Manfaat lain dari metode gravitasi adalah bahwa pengukuran dapat

dilakukan didaerah budaya banyak dikembangkan, dimana metode geofisika

lainnya mungkin tidak bekerja. Sebagai contoh, pengukuran gravitasi bisa dibuat di

dalam bangunan, di daerah perkotaan dan di daerah kebisingan budaya, listrik,

Page 5: Laporan Gravity

5

dan elektromagnetik. Pengukuran kondisi bawah permukaan dengan metode

gravitasi membutuhkan sebuah gravimeter dan sarana untuk menentukan lokasi dan

elevasi relatif sangat akurat dari stasiun gravitasi.

Unit pengukuran yang digunakan dalam metode gravitasi adalah gal,

berdasarkan gaya gravitasi di permukaan bumi. Gravitasi rata-rata di permukaan

bumi adalah sekitar 980 gal. Unit umum digunakan dalam survei gravitasi daerah

adalah milligal (10 - gal 3). Teknik aplikasi lingkungan memerlukan pengukuran

dengan akurasi dari beberapa gals μ (10-6gals), mereka sering disebut sebagai survei

mikro

Reduksi Data Gravity

Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa kenyataannya bumi kita ini adalah bulat

dan homogen isotropik, sehingga terdapat variasi harga percepatan gravitasi

untuk masingmasing tempat. Hal-hal yang dapat mempengaruhi harga percepatan

gravitasi adalah :

1. Koreksi Pasang Surut

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan efek gravitybenda-benda di luar bumi

seperti matahari dan bulan. Efekgravity bulan di titik P pada permukaan bumi

diberikan olehpersamaan potensial berikut ini :

Dimana : D = deklinasi , i = inklinasi , t = moon hour dan c= jarak rata-rata kebulan.

Cara lain untuk memperoleh koreksi harga pasang surut adalah

denganmemakai tabel dari EAES – dari Geophysical Prospecting yang diterbitkan

setiaptahun, koreksi tidal ini bervariasi antara 0,3 mgal – 0,1 mgal.

2. Koreksi Apungan ( Drift)

Koreksi apungan diberikan sebagai akibat adanyaperbedaan pembacaan gravity

dari stasiun yang sama padawaktu yang berbeda, yang disebabkan karena

adanyaguncangan pegas alat gravimeter selama prosestransportasi dari satu

stasiun ke stasiun lainnya. Untukmenghilangkan efek ini, akusisi data didesain

dalam suaturangkaian tertutup, sehingga besar penyimpangan tersebutdapat

diketahui dan diasumsikan linier pada selang waktutertentu (t).

3. Koreksi Udara Bebas

Merupakan koreksi pengaruh ketinggian terhadap medangravitasi bumi, yang

merupakan jarak stasiun terhadapspheroid referensi. Besarnya faktor koreksi (Free

AirCorrection/FAC) untuk daerah ekuator hingga lintang 45oatau -45oadalah –

0,3085 mGal/m. Sehinga besarnya anomali pada posisi tersebut menjadi FAA (Free

AirAnomali), yaitu:

Page 6: Laporan Gravity

6

Dengan h=hp-ho , ho = ketinggian di base.

4. Koreksi Bouguer(BC)

Koreksi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatanbenda berupa slab tak

berhingga yang besarnya diberikanoleh persamaan:

Dengan h = elevasi ketinggian dan ρ ialah densitas rata-rata. Salah satu metode

yang digunakan untuk mengestimasirapat massa adalah metode Nettleton. Dalam

metode inidilakukan korelasi silang antara perubahan elevasi terhadap suatu

referensi tertentu dengan anomali gravity-nya, sehingga rapat massa terbaik

diberikan oleh harga korelasi silang terkecil sesuai dengan persamaan.

Selain metode Nettleton’s, estimasi rapat massa dapat puladiturunkan melalui

metode Parasnis. Selanjutnya, setelah BC diberikan, anomaly gravity menjadiSimple

Bouguer Anomaly .

5. Koreksi Medan ( Terrain)

Koreksi ini diterapkan sebagai akibat dari adanyapendekatan Bouguer. Bumi

tidaklah datar tapi berundulasisesuai dengan topografinya. Hal ini

yangbersifatmengurangi dalam SBA ( Simple Bouguer Anomaly ),sehingga

dalam penerapan koreksi medan, efek gravityblok-blok topografi yang tidak rata

harus ditambahkanterhadap SBA. Dengan demikian anomali gravity menjadi :

dengan CBA adalah Complete Bouguer Anomaly dan TC adalah Terrain

Correction. Perhitungan TC ini dapatmenggunakan Hammer chart seperti

padagambar di bawah ini :

Page 7: Laporan Gravity

7

Gambar 2.2 Hammer Chart yang digunakan untuk koreksi medan

Berdasarkan besarnya radius dari titik pengukuran gravity,Hammer Chart tersebut

dapat dikelompokkan menjadi :

a. Inner Zone

Memiliki radius yang tidak terlalu besar sehinggabisa didapatkan dari

pengamatan langsung dilapangan. Dapat dibagi menjadi beberapa zona:-Zona B

: radius 6,56 ft dan dibagi menjadi 4sektor.- Zona C : radius 54,6 ft dan dibagi

menjadi 6sektor.

b. Outer Zone

Zona ini memiliki radius yang cukup jauh, sehinggabiasanya perbedaan ketinggian

dengan titikpengukuran gravity menggunakan analisa petakontur. Outer Zone dibagi

menjadi beberapa zona:- Zona D : radius 175 ft dan dibagi menjadi 6sektor.- Zona

E : radius 558 ft dan dibagi menjadi 8sektor.- Zona F : radius 1280 ft dan dibagi

menjadi 8sektor.- Zona G : radius 2936 ft dan dibagi menjadi12 sektor.- Zona

H : radius 5018 ft dan dibagi menjadi12 sektor.- Zona I : radius 8575 ft dan

dibagi menjadi12 sektor.- Zona J : radius14612 ft dan dibagi menjadi12 sektor.-

Zona K sampai M, masing-masing dibagi 12sektor.

Untuk menghitung Terrain Correction (TC) tiap sector dapat digunakan persamaan :

Terrain correction untuk masing-masing stasiunpengukuran gravity adalah total

dari TC sektor-sektordalam satu stasiun pengukuran tersebut.

B. Gravity Meter

Titik ukur gravitasi di lapangan tidak tetap, berpindah dari suatu tempat (titik) ke

tempat lain. Oleh karena itu diperlukan alat yang mudah dioperasikan, tidak mudah

Page 8: Laporan Gravity

8

rusak atau berubah settingnya dalam perjalanan, dan mempunyai ketelitian baik

sesuai dengan penggunaannya.Pengukuran dengan metode benda jatuh bebas

tentu tidak mungkin digunakan. Para pakar telah merancang alat pengukuran

gravitasi di lapangan yang disebut gravity meter atau gravimeter. Pada dasarnya

alat ini bekerja berdasarkan benda yang digantungkan pada pegas.

Gambar 2.3 sebuah gravimeter

2. Prinsip Kerja Gravity Meter

Secara sederhana, mekanisme LaCoste Romberg Seismograph ini terdiri dari

suatu beban pada ujung batang yang ditahan oleh zero length spring yang berfungsi

sebagai spring utama. Perubahan besarnya gaya tarik bumi akan menyebabkan

perubahan kedudukan benda, dan pengamatan dilakukan dengan pengaturan kembali

kedudukan beban pada posisi semula(Null Adjusment). Pengaturan kembali ini

dilakukan dengan memutar measuring screw. Banyaknya pemutaran measuring

screwterlihat pada dial counter, yang berarti besarnya variasi gaya tarik bumi

dari suatu tempat ke tempat lain.

Page 9: Laporan Gravity

9

Gambar 2.4 Sketsa diagram dari LaCoste Romberg

Perubahan kedudukan pada ujung batang, disamping adanya gaya tarik bumi,

juga disebabkan oleh adanya goncangan-goncangan. Untuk menghilangkan

goncangan maka pada ujung batang yang lain dipasang Shock Eliminating

Spring.Zero length spring dipakai pada keadaan dimana gaya per berbanding lurus

dengan jarak antara titik per dan titik dimana gaya bekerja. Jika keadaan zero

length sempurna, maka berlaku :

Dimana k adalah konstanta Per, sedangkan s adalah jarak antara titik ikat Per

dimana gaya bekerja.Dari gambar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

peralatn tersebut tidak tergantung besar sudut α, ß, dan θ, sehingga jika terjadi

penyimpangan sudut yang kecil dari titik keseimbangan maka gaya pada sistem ini

tidak dapat kembali lagi dan secara teoritis dapat diatur mempunyai periode yang

tidak berhingga, biasanya perioda alat ini sekitar 15 detik.

Page 10: Laporan Gravity

10

BAB III

METODELOGI

3. 1 WaktudanLokasi

AdapunWaktudanLokasipengukuran Gravity, yaitu:

Lokasi : Mata Ie- Lampeunerut

Waktu : Pukul 09 .00 – 18.00 WIB

LetakKoordinat

Base :

TG1.1 : 5°29'29.83"U

95°17'47.82"T

TG1.2 : 5°29'41.81"U

95°18'11.83"T

TG1.3 : 5°29'42.63"U

95°18'22.69"T

TG1.4 : 5°29'43.42"U

95°18'33.96"T

TG1.5 : 5°29'39.41"U

95°18'58.58"T

TG1.6 : 5°29'39.48"U

95°19'19.23"T

TG1.7 : 5°29'46.20"U

95°19'31.04"T

TG1.8 : 5°29'52.59"U

95°19'45.34"T

TG1.9 : 5°30'4.53"U

95°19'48.99"T

TG1.10 : 5°30'39.81"U

95°19'44.48"T

TG1.11 :5°30'48.49"U

95°20'12.46"T

TG1.12 :5°30'55.21"U

95°20'24.36"T

TG1.13 :5°31'1.04"U

95°20'39.24"T

TG1.14 :5°31'19.20"U

95°20'46.32"T

TG1.15 :5°31'23.75"U

95°20'57.83"T

TG1.16 :5°31'28.19"U

95°21'11.46"T

TG1.17 :5°31'36.09"U

95°21'19.01"T

TG1.18 :5°31'36.21"U

95°21'29.55"T

TG1.19 :5°31'39.46"U

95°21'41.20"T

Page 11: Laporan Gravity

11

Gambar 3.1.1 LokasiBentangan Line survey Gravity Mata Ie - Lampeunerut

3.2 Peralatan

Adapunperalatan yang kami

gunakandalampraktikumMetodegayaberatinidapatdilihatpada tabel berikutini.

Tabel 3.1 Peralatan yang digunakandalampraktikumMetode Gaya Berat

(Gravity)

No. Alat Jumlah

1. ScintrexAutograv CG-5 1 buah

2. Tripot 1 buah

3. Antena GPS 1 buah

4. GPS Garmin 1 buah

5 Rol 1 buah

6 Komas 1 buah

7 Alat Tulis 1 set

3.3 Cara Kerja

Adapuncarakerjametodegayaberatinidalam proses akusisinyaadalahsebagaiberikut.

1. Cara pengukuran data di Base Station (Control Point).

Page 12: Laporan Gravity

12

a. Tekantombol untukmenyalakanalat.

b. KemudiantekanSETUP untukmenampilkanlayar menu.

c. Kemudianpada menu pilihSurvey seperti yang terlihatpadagambar.

d. Isi Survey ID denganmemberikannama yang mudah diingat, misalnya:geo1.

e. Pilih Parameter (Params).

f. KemudianpindahkesystemdangantidenganLat/Long.

Page 13: Laporan Gravity

13

g. KemudiantekantombolF3.

h. TekanOK.

i. Langkah selanjutnya pilih Auotograv sepeti gambar di bawah ini :

j. TekanOK/YES.

k. PilihOptions.

l. Kemudianaturwaktusepertigambar di bawahini :

Page 14: Laporan Gravity

14

m. Kemudiantekantombol .

n. Setelahselelesaimelakukanpengaturan, kemudianbawaalattersebutke area

terbukadanpasangantena GPS di port com 2pada gravity meter seperti yang

ditunjukkanpada gambar di bawahini :

o. KemudiantekantombolCheck GPS.

Page 15: Laporan Gravity

15

p. Kemudiantekan OK.

q. TekanMeasure.

r. SelanjutnyatekantombolRead GPS (F4) minimal 4 satelitharusditemukan.

s. KemudiantekanFunction/edit (F3).

t. Langkahberikutnyaadalahmelakukan

Elevationmenggunakanpenggarisseperti yang diterangkanpadagambar :

Page 16: Laporan Gravity

16

u. Kemudian edit Line ID dengankode 9999 N atau seperti pada gambar.

v. Tekan tombol Function/edit (F3).

w. Tekan MEASURE untuk melakukan Leveling dan usahakan pada leveling

akan muncul tanda seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

*dilarang keras menyentuh bagian kiri tripot saat melakukan leveling.

a. Setelah proses leveling selesai, maka kita akan mulai melakukan pengukuran

dengan menekan F5 (Start) atau Remote Control sebanyak 1 kali tekan

(tekan secara hati - hati).

Page 17: Laporan Gravity

17

2. Pengukuran Pada stasiun lain (Titik-titan yang telah di tentukan)

a. Adapunlangkah-langkah yang dilakukansaatpengukuranpadastasiun-

stasiunlain, dapatdilakukanulanglangkah-langkahsepertipengukurandibase.

Pada titan-titan yang telahditentukanmemiliki panjang ± 6 Km.

Danmemakaispasi 250 meter untukmelalukan survey metodegayaberat.

b. Setiapmelakukanlokasiatau titan yang mau di ukur,

kitaharusmenandaiterlebihdahulukoordinatpada GPS garmin, yaitusebagai

pembuat track atau lintasan.

3.4 DigramAlir

Akusisi

• Base Station

• Base Lain

Prossesing

• Memakai Excel

• Surfer

Interpretasi

• Segmen Aceh

Page 18: Laporan Gravity

18

BAB IV

ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

4.1 Data Hasil Pengukuran

Adapun Data hasil pengukuran metode gaya berat dengan menggunakakn

alat : Scintrex Autograv CG-5 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Metode Gaya Berat

Page 19: Laporan Gravity

19

4.2 Analisa Data

Pada tahap pengolahan data sering disebut dengan reduksi data gravitasi,

secaraumum pengolahan data gravitasi dapat dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahap

awal dan tahap lanjutan. Tahap awal meliputi seluruh proses mulai dari pembacaan

nilai gravitasi sampai di dapatkan nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses

tersebut meliputi,konversi pembacaan gravitimeter ke milligal, koreksi apungan

(drift correction), koreksi tidal (tide correction ), koreksi lintang (latitude

correction), koreksi udara bebas (free airCorrection), koreksi Bouguer (Bouguer

correction) dan koreksi medan (terraincorrection). Dalam pelaksanaannya mulai

dari konversi data sampai semua koreksi dapat dilakukan dengan bantuan perangkat

lunak Microsoft office Excel. Sedangkan tahap selanjutnya adalah pengkonturan dan

pemodelan data anomali Bouguer berdasarkan informasi nilai densitas.

Adapun reduksi gravity sebagai berikut:

Koreksi Drift

Koreksi drift dapat dicari dengan rumusan sebagai berikut :

Page 20: Laporan Gravity

20

Keterangan : Gn = pembacaan di base akhir

G1 = pembacaan di base awal

tf = waktubaca di base akhir

ti = waktubaca di base awal

maka didapat dari data : drift =0,00001, nilai drift yang didapat sangat

kecil, sehingga kita tidak perlu mengoreksi koreksi drift.

Koreksi Udara Bebas (FAC) dan Koreksi Bouguer

Untuk mengoreksi data dengan FAC dan BC, diharuskan mempunyai

informasi beda ketinggian (h) pada setiap titan pengukuran dan besar massa

jenis rata-rata (ρ). Koreksi FAC dan BC dirumuskan dengan :

Dengan h = + untuk BC dan h= - untuk FAC dan densitas rata-rata yang

digunakan

(dari hasil Metode Nettleton) didapat ρ.

Koreksi Lintang

Untuk mengoreksi lintang, maka kita harus dapat informasi mengenai posisi

geodetic untuk setiap titik pengukuran. Koreksi lintang di rumus kan

sebagai berikut:

Dengan : ϕ = sudut lintang dalam radian. Dengan menggunakan rumusan ini,

kita untuk ϕ = 06°55’=6,91°=0,1206 rad.

Maka : g(ϕ) = 978106,5 mgal

Koreksi Medan (Terrain)

Kita melakukan pengukuran jauh dari medan-medan luar ( seperti gunung

dsb), sehingga untuk koreksi medan kita gunankan untuk inner zone,

sehingga kita harus mempunyai informasi tentang beda ketinggian untuk

setiap titik pengukuran. Pada pengukuran, jarak antar titik ialah 200 meter.

Dengan membaca Hammer Chart, maka kita dapat menentukan besar dari

koreksi terrain disetiap titik pengukuran. Berikut table hasil pembacaan

Terrain Correction Hammert Chat.

Page 21: Laporan Gravity

21

Gambar 4.1.1 Tabel Hammer Chat

Tabel 4.1.1Koreksi gravity

Page 22: Laporan Gravity

22

1. Menentukan anomaly bouguer (BA)

Tabel 4.1.2 Tabel Anomaly Bouguer

NO Stasiun Ketinggian Gravity

G obs Anomaly

(miligal) Bouguer

1 TG1.1 58.132 2550.5108 2608.643 2564.462

2 TG1.2 21.13 2559.253 2580.383 5118.589

3 TG1.3 21.15 2555.973333 2577.123 5115.301

4 TG1.4 24.145 2552.896 2577.041 5111.643

5 TG1.5 24.125 2548.990667 2573.116 5107.728

6 TG.1.6 25.17 2546.922333 2572.092 2554.928

7 TG1.7 24.125 2546.682 2570.807 5105.414

8 TG1.8 28.15 2545.886667 2574.037 5103.807

9 TG1.9 33.165 2543.96 2577.125 5100.869

10 TG1.10 26.152 2545.239333 2571.391 5103.561

11 TG1.11 27.123 2542.937 2570.06 2541.821

12 TG1.15 21.157 2542.387333 2563.544 5101.695

13 TG1.14 19.153 2542.739667 2561.893 5102.443

14 TG1.13 19.154 2542.564333 2561.718 2546.295

15 TG1.12 20.159 2543.089333 2563.248 5102.596

Page 23: Laporan Gravity

23

4.3 Interpretasi

Gambar 5.5.1 grafik anomaly gravity terhadap jarak spasi pengukuran

Data yang didapatkan dari hasil pengukuran dengan metode gravity setelah

dilakukan prosesing data dapat dihitung nilai anomali free air (AFA) dan anomaly

bouger lengkap (ABL). Seperti yang kita lihat pada anomaly gravity di atas

(gambar 5.1.1) bahwa sesar dapat terdeteksi dengan baik yaitu ditandai dengan nilai

anomaly bouguer lengkap (ABL) yang berubah turun secara drastis (curam). Hal ini

dapat dibuktikan bahwa ada empat buah sinklin dari suatu anomali gravity pada

koordinat (N5 29.497 E95 17.797),(N5 29.658 E95 19.320),(N5 30.808 E95

20.208),dan (N5 31.017 E95 20.654).Ini menunjukkan bahwa di sekitar kedua titik

tersebut relative mempunyai densitas rendah, dan bisa diartikan bahwa metode gaya

berat yang di ukur mendapatkan nilai anomaly yang kontas, sehingga dapa diketaui

pada daerah tersebut diduga adanya patahan atau sesar. Walaupun dari data yang

dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode gaya berat panjang linenya

tidak memotong seluruh patahan yang berada di aceh, kita ketahui bahwa Banda

Aceh dan Aceh Besar khususnya, berada didalam cekungan yang diapit oleh

tunjaman gunung disebelah barat dan timur, yang berbentuk seperti graben yang

dihasilkan oleh adanya segmen Seulimum dan segmen Aceh.

Pada dasarnya penyelidikan metode gravitasi adalah mencari perbedaan nilai

medan gravitasi dari satu titik ke titik yang lain di suatu tempat yang disebabkan oleh

distribusi massa yang terdapat di bawah permukaan daerah penelitian. Namun data

yang diperoleh di lapangan merupakan hasil kompleks dari kontribusi banyak

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

0 1000 2000 3000 4000

Series1

Anomaly Gravity Bouguer

Terhadap Jarak

Anomaly bouguer 2D

Jarak (m)

An

om

aly

Bo

ugu

er (

Mga

l)

Page 24: Laporan Gravity

24

hal.Perbedaan lintang di setiap tempat, bentuk topografi bumi yang tidak datar, dan

gaya tarik planet lain seperti matahari dan bulan merupakan hal-hal yang

mempengaruhi nilai medan gravitasi yang disebabkan benda anomali di bawah

permukaan yang sebenarnya. Oleh karena itu dilakukan pengolahan data

gravitasi yang bertujuan untuk mereduksi penyebab medan gravitasi yang tidak

berhubungan dengan struktur geologi penyebab anomali.

Page 25: Laporan Gravity

25

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil-hasilpenelitianseperti diuraikan diatas maka dapatdisimpulkanhal-

halsebagaiberikut :

Lokasisesar yang diperkirakandarimetode gravity berdasarkan anomaly

bouguer yaitu berada di koordinat(N5 29.497 E95 17.797),(N5 29.658 E95

19.320),(N5 30.808 E95 20.208), dan (N5 31.017 E95 20.654)yang

ditunjukkanadanyapenurunansecaradrastis (curam).

Adapun koreksi yang digunakan untuk mereduksi data adalah drift (kelelahan

alat), bouguer ,free air ,lintang, dan terrain (medan).

Penyelidikanmetodegravitasiadalahmencariperbedaannilaimedangravitasidari

satutitikketitik yang lain di suatutempat yang disebabkanolehdistribusimassa

yang terdapat di bawahpermukaandaerahpenelitian.

5.2 SARAN

Bagipeneliti yang

inginmelanjutkanpenelitianinidisarankanuntukmemperluasdaerahpenelitiankh

ususnyakearahutaradaerahpenelitian.

Dibutuhkanpenelitianlebihlanjut baik dari bidang geofisika dan

geologimaupun agar patahan yang terdapat di aceh dapat terpetakan.