Upload
heruhardian
View
124
Download
30
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Gravity meter
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Patahan di Aceh sungguh komplek dan masih sangat sedikit diteliti. Di pulau
Sumatera, pergerakan lempeng Indo-Australia menabrak dan menunjam ke bawah
lempeng Eurasia yang kemudian menghasilkan rangkaian busur pulau depan
(forearch islands) atau zona prismatik akresi yang non-vulkanik (seperti: P.
Simeulue, P. Banyak, P. Nias, P. Batu, P. Siberut hingga P. Enggano), dan rangkaian
pegunungan Bukit Barisan dengan jalur vulkanik di tengahnya, serta sesar aktif “The
Great Sumatera Fault” atau patahan Sumatra yang membelah pulau Sumatera mulai
dari Teluk Semangko hingga Banda Aceh dan menerus ke laut Andaman.
Di Aceh sendiri, terdapat patahan Sumatra segmen Aceh, Seulimuem, Tripa,
Batee, Peusangan-Blang Pidie, Lhokseumawe, dan Blangkejeren.Sesar Sumatera
segmen Aceh membentang mulai dari Aceh Tengah menerus sampai ke Mata Ie dan
sampai ke Pulau Aceh.salah satu hasil gaya kompresi dan ekstensi membentuk
Graben, Indrapuri ataupun Mata Ie sebagai hasil dari percabangan Sesar Sumatera
yang mengarah ke Pulau Weh dan Pulau Aceh. Pemandangan graben terlihat di
perbukitan Lambirah Sibreh. Lambirah sendiri berfungsi sebagai horst yang juga
merupakan bagian dari bukit barisan dan manifestasi permukaan Sesar Sumatera
yang mengarah ke Pulau Aceh. Di sisi utara terlihat samar-samar horst yang juga
merupakan manifestasi permukaan Sesar Sumatera yang mengarah ke Pulau Weh. Di
sepanjang horst Lambirah terdapat bentukan triangular facet yang mencirikan
pengangkatan dan pembelahan.
Metode geofisika adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi
bawah permukaan melalui sifat – sifat fisis batuan dengan melakukan pengukuran di
atas permukaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemetaan patahan
adalah metode gravity (gaya berat). Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi
medan gravitasi bumi karena perbedaan densitas pada batuan yang diukur. Oleh
sebab itu, metode gravity sangat tepat digunakan untuk pendugaan patahan karena
metode ini mampu mendeteksi perbedaan kontras densitas batuan. Perbedaan kontras
densitas batuan yang signifikan mengindikasikan bahwa terdapat zona patahan dan
2
mengetahui bentuk Graben antara patahan segmen Aceh dan segmen Seulimum di
daerah tersebut.
1.2 Tujuan
a. Memahami konsep Metode Gravity
b. Memahami konsep Anomali Gravity
c. Memahami bagian-bagian alat gravity meter
d. Dapat membaca alat gravity meter
e. Mampu mengoperasikan alat gravity meter
f. Mengetahui kontras densitas batuan di zona patahan Segmen Aceh dengan
densitas batuan di sekitarnya
g. Memetakan struktur patahan Segmen Aceh menggunakan metode gravity.
1.3 Rumusan Masalah
a. Bagaimana mengidentifikasi jenis – jenis batuan penyusun zona patahan
berdasarkan sifat densitas batuan menggunakan metode gravity.
b. Bagaimana cara mengetahui kontras densitas batuan di zona patahan dengan
batuan disekitarnya menggunakan metode gravity
c. Bagaimana memetakan patahan menggunakan metode gravity.
d. Bagamana bentuk Graben sesar segmen Aceh.
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Metode Gravity
Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan
bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa jebakan mineral dari
daerah sekeliling (ρ=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika yang
sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk
mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai
purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi
biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan
anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian anomali kecil
dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat
teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Disribusi massa jenis yang tidak homogen ini dapat disebabkan oleh struktur
geologi yang ada di bawah permukaan bumi. Walaupun kontribusi struktur
geologi terhadap variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi sangat kecil
dibandingkan dengan nilai absolutnya, tetapi dengan peralatan yang baik variasi
medan gravitasi di permukaan bumi dapat terukur dari titik ke titik sehingga dapat
dipetakan. Selanjutnya dari peta tersebut dapat dilakukan interpretasi bentuk atau
struktur bawah permukaan.
Variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi tidak hanya disebabkan
oleh distribusi massa jenis yang tidak merata, tetapi juga oleh posisi titik amat
di permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh adanya bentuk bumi yang tidak bulat
sempurna dan relief bumi yang beragam. Untuk itu diperlukan metode-metode
tertentu untuk mereduksi pengaruh selain karena distribusi massa jenis.
4
Gambar 2.1 Respon anomali Gravitasi dari Benda sub-surface
Metode gravity merupakan metode geofisika yang didasarkan pada
pengukuran variasi medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan
dipermukaan bumi, dikapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari
adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan dibawah
permukaan, sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan
medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya.
Karena perbedaan medan gravitasi ini relatif kecil maka alat yang digunakan
harus mempunyai ketelitian yang tinggi.
Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk
menemukan struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai
metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon.
Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan
lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal tetapi pada
prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat
massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur
bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah
permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkaheksplorasi baik itu
minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode ini dilakukan dalam bentuk
kisi atau lintasan penampang.
Manfaat lain dari metode gravitasi adalah bahwa pengukuran dapat
dilakukan didaerah budaya banyak dikembangkan, dimana metode geofisika
lainnya mungkin tidak bekerja. Sebagai contoh, pengukuran gravitasi bisa dibuat di
dalam bangunan, di daerah perkotaan dan di daerah kebisingan budaya, listrik,
5
dan elektromagnetik. Pengukuran kondisi bawah permukaan dengan metode
gravitasi membutuhkan sebuah gravimeter dan sarana untuk menentukan lokasi dan
elevasi relatif sangat akurat dari stasiun gravitasi.
Unit pengukuran yang digunakan dalam metode gravitasi adalah gal,
berdasarkan gaya gravitasi di permukaan bumi. Gravitasi rata-rata di permukaan
bumi adalah sekitar 980 gal. Unit umum digunakan dalam survei gravitasi daerah
adalah milligal (10 - gal 3). Teknik aplikasi lingkungan memerlukan pengukuran
dengan akurasi dari beberapa gals μ (10-6gals), mereka sering disebut sebagai survei
mikro
Reduksi Data Gravity
Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa kenyataannya bumi kita ini adalah bulat
dan homogen isotropik, sehingga terdapat variasi harga percepatan gravitasi
untuk masingmasing tempat. Hal-hal yang dapat mempengaruhi harga percepatan
gravitasi adalah :
1. Koreksi Pasang Surut
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan efek gravitybenda-benda di luar bumi
seperti matahari dan bulan. Efekgravity bulan di titik P pada permukaan bumi
diberikan olehpersamaan potensial berikut ini :
Dimana : D = deklinasi , i = inklinasi , t = moon hour dan c= jarak rata-rata kebulan.
Cara lain untuk memperoleh koreksi harga pasang surut adalah
denganmemakai tabel dari EAES – dari Geophysical Prospecting yang diterbitkan
setiaptahun, koreksi tidal ini bervariasi antara 0,3 mgal – 0,1 mgal.
2. Koreksi Apungan ( Drift)
Koreksi apungan diberikan sebagai akibat adanyaperbedaan pembacaan gravity
dari stasiun yang sama padawaktu yang berbeda, yang disebabkan karena
adanyaguncangan pegas alat gravimeter selama prosestransportasi dari satu
stasiun ke stasiun lainnya. Untukmenghilangkan efek ini, akusisi data didesain
dalam suaturangkaian tertutup, sehingga besar penyimpangan tersebutdapat
diketahui dan diasumsikan linier pada selang waktutertentu (t).
3. Koreksi Udara Bebas
Merupakan koreksi pengaruh ketinggian terhadap medangravitasi bumi, yang
merupakan jarak stasiun terhadapspheroid referensi. Besarnya faktor koreksi (Free
AirCorrection/FAC) untuk daerah ekuator hingga lintang 45oatau -45oadalah –
0,3085 mGal/m. Sehinga besarnya anomali pada posisi tersebut menjadi FAA (Free
AirAnomali), yaitu:
6
Dengan h=hp-ho , ho = ketinggian di base.
4. Koreksi Bouguer(BC)
Koreksi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatanbenda berupa slab tak
berhingga yang besarnya diberikanoleh persamaan:
Dengan h = elevasi ketinggian dan ρ ialah densitas rata-rata. Salah satu metode
yang digunakan untuk mengestimasirapat massa adalah metode Nettleton. Dalam
metode inidilakukan korelasi silang antara perubahan elevasi terhadap suatu
referensi tertentu dengan anomali gravity-nya, sehingga rapat massa terbaik
diberikan oleh harga korelasi silang terkecil sesuai dengan persamaan.
Selain metode Nettleton’s, estimasi rapat massa dapat puladiturunkan melalui
metode Parasnis. Selanjutnya, setelah BC diberikan, anomaly gravity menjadiSimple
Bouguer Anomaly .
5. Koreksi Medan ( Terrain)
Koreksi ini diterapkan sebagai akibat dari adanyapendekatan Bouguer. Bumi
tidaklah datar tapi berundulasisesuai dengan topografinya. Hal ini
yangbersifatmengurangi dalam SBA ( Simple Bouguer Anomaly ),sehingga
dalam penerapan koreksi medan, efek gravityblok-blok topografi yang tidak rata
harus ditambahkanterhadap SBA. Dengan demikian anomali gravity menjadi :
dengan CBA adalah Complete Bouguer Anomaly dan TC adalah Terrain
Correction. Perhitungan TC ini dapatmenggunakan Hammer chart seperti
padagambar di bawah ini :
7
Gambar 2.2 Hammer Chart yang digunakan untuk koreksi medan
Berdasarkan besarnya radius dari titik pengukuran gravity,Hammer Chart tersebut
dapat dikelompokkan menjadi :
a. Inner Zone
Memiliki radius yang tidak terlalu besar sehinggabisa didapatkan dari
pengamatan langsung dilapangan. Dapat dibagi menjadi beberapa zona:-Zona B
: radius 6,56 ft dan dibagi menjadi 4sektor.- Zona C : radius 54,6 ft dan dibagi
menjadi 6sektor.
b. Outer Zone
Zona ini memiliki radius yang cukup jauh, sehinggabiasanya perbedaan ketinggian
dengan titikpengukuran gravity menggunakan analisa petakontur. Outer Zone dibagi
menjadi beberapa zona:- Zona D : radius 175 ft dan dibagi menjadi 6sektor.- Zona
E : radius 558 ft dan dibagi menjadi 8sektor.- Zona F : radius 1280 ft dan dibagi
menjadi 8sektor.- Zona G : radius 2936 ft dan dibagi menjadi12 sektor.- Zona
H : radius 5018 ft dan dibagi menjadi12 sektor.- Zona I : radius 8575 ft dan
dibagi menjadi12 sektor.- Zona J : radius14612 ft dan dibagi menjadi12 sektor.-
Zona K sampai M, masing-masing dibagi 12sektor.
Untuk menghitung Terrain Correction (TC) tiap sector dapat digunakan persamaan :
Terrain correction untuk masing-masing stasiunpengukuran gravity adalah total
dari TC sektor-sektordalam satu stasiun pengukuran tersebut.
B. Gravity Meter
Titik ukur gravitasi di lapangan tidak tetap, berpindah dari suatu tempat (titik) ke
tempat lain. Oleh karena itu diperlukan alat yang mudah dioperasikan, tidak mudah
8
rusak atau berubah settingnya dalam perjalanan, dan mempunyai ketelitian baik
sesuai dengan penggunaannya.Pengukuran dengan metode benda jatuh bebas
tentu tidak mungkin digunakan. Para pakar telah merancang alat pengukuran
gravitasi di lapangan yang disebut gravity meter atau gravimeter. Pada dasarnya
alat ini bekerja berdasarkan benda yang digantungkan pada pegas.
Gambar 2.3 sebuah gravimeter
2. Prinsip Kerja Gravity Meter
Secara sederhana, mekanisme LaCoste Romberg Seismograph ini terdiri dari
suatu beban pada ujung batang yang ditahan oleh zero length spring yang berfungsi
sebagai spring utama. Perubahan besarnya gaya tarik bumi akan menyebabkan
perubahan kedudukan benda, dan pengamatan dilakukan dengan pengaturan kembali
kedudukan beban pada posisi semula(Null Adjusment). Pengaturan kembali ini
dilakukan dengan memutar measuring screw. Banyaknya pemutaran measuring
screwterlihat pada dial counter, yang berarti besarnya variasi gaya tarik bumi
dari suatu tempat ke tempat lain.
9
Gambar 2.4 Sketsa diagram dari LaCoste Romberg
Perubahan kedudukan pada ujung batang, disamping adanya gaya tarik bumi,
juga disebabkan oleh adanya goncangan-goncangan. Untuk menghilangkan
goncangan maka pada ujung batang yang lain dipasang Shock Eliminating
Spring.Zero length spring dipakai pada keadaan dimana gaya per berbanding lurus
dengan jarak antara titik per dan titik dimana gaya bekerja. Jika keadaan zero
length sempurna, maka berlaku :
Dimana k adalah konstanta Per, sedangkan s adalah jarak antara titik ikat Per
dimana gaya bekerja.Dari gambar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
peralatn tersebut tidak tergantung besar sudut α, ß, dan θ, sehingga jika terjadi
penyimpangan sudut yang kecil dari titik keseimbangan maka gaya pada sistem ini
tidak dapat kembali lagi dan secara teoritis dapat diatur mempunyai periode yang
tidak berhingga, biasanya perioda alat ini sekitar 15 detik.
10
BAB III
METODELOGI
3. 1 WaktudanLokasi
AdapunWaktudanLokasipengukuran Gravity, yaitu:
Lokasi : Mata Ie- Lampeunerut
Waktu : Pukul 09 .00 – 18.00 WIB
LetakKoordinat
Base :
TG1.1 : 5°29'29.83"U
95°17'47.82"T
TG1.2 : 5°29'41.81"U
95°18'11.83"T
TG1.3 : 5°29'42.63"U
95°18'22.69"T
TG1.4 : 5°29'43.42"U
95°18'33.96"T
TG1.5 : 5°29'39.41"U
95°18'58.58"T
TG1.6 : 5°29'39.48"U
95°19'19.23"T
TG1.7 : 5°29'46.20"U
95°19'31.04"T
TG1.8 : 5°29'52.59"U
95°19'45.34"T
TG1.9 : 5°30'4.53"U
95°19'48.99"T
TG1.10 : 5°30'39.81"U
95°19'44.48"T
TG1.11 :5°30'48.49"U
95°20'12.46"T
TG1.12 :5°30'55.21"U
95°20'24.36"T
TG1.13 :5°31'1.04"U
95°20'39.24"T
TG1.14 :5°31'19.20"U
95°20'46.32"T
TG1.15 :5°31'23.75"U
95°20'57.83"T
TG1.16 :5°31'28.19"U
95°21'11.46"T
TG1.17 :5°31'36.09"U
95°21'19.01"T
TG1.18 :5°31'36.21"U
95°21'29.55"T
TG1.19 :5°31'39.46"U
95°21'41.20"T
11
Gambar 3.1.1 LokasiBentangan Line survey Gravity Mata Ie - Lampeunerut
3.2 Peralatan
Adapunperalatan yang kami
gunakandalampraktikumMetodegayaberatinidapatdilihatpada tabel berikutini.
Tabel 3.1 Peralatan yang digunakandalampraktikumMetode Gaya Berat
(Gravity)
No. Alat Jumlah
1. ScintrexAutograv CG-5 1 buah
2. Tripot 1 buah
3. Antena GPS 1 buah
4. GPS Garmin 1 buah
5 Rol 1 buah
6 Komas 1 buah
7 Alat Tulis 1 set
3.3 Cara Kerja
Adapuncarakerjametodegayaberatinidalam proses akusisinyaadalahsebagaiberikut.
1. Cara pengukuran data di Base Station (Control Point).
12
a. Tekantombol untukmenyalakanalat.
b. KemudiantekanSETUP untukmenampilkanlayar menu.
c. Kemudianpada menu pilihSurvey seperti yang terlihatpadagambar.
d. Isi Survey ID denganmemberikannama yang mudah diingat, misalnya:geo1.
e. Pilih Parameter (Params).
f. KemudianpindahkesystemdangantidenganLat/Long.
13
g. KemudiantekantombolF3.
h. TekanOK.
i. Langkah selanjutnya pilih Auotograv sepeti gambar di bawah ini :
j. TekanOK/YES.
k. PilihOptions.
l. Kemudianaturwaktusepertigambar di bawahini :
14
m. Kemudiantekantombol .
n. Setelahselelesaimelakukanpengaturan, kemudianbawaalattersebutke area
terbukadanpasangantena GPS di port com 2pada gravity meter seperti yang
ditunjukkanpada gambar di bawahini :
o. KemudiantekantombolCheck GPS.
15
p. Kemudiantekan OK.
q. TekanMeasure.
r. SelanjutnyatekantombolRead GPS (F4) minimal 4 satelitharusditemukan.
s. KemudiantekanFunction/edit (F3).
t. Langkahberikutnyaadalahmelakukan
Elevationmenggunakanpenggarisseperti yang diterangkanpadagambar :
16
u. Kemudian edit Line ID dengankode 9999 N atau seperti pada gambar.
v. Tekan tombol Function/edit (F3).
w. Tekan MEASURE untuk melakukan Leveling dan usahakan pada leveling
akan muncul tanda seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
*dilarang keras menyentuh bagian kiri tripot saat melakukan leveling.
a. Setelah proses leveling selesai, maka kita akan mulai melakukan pengukuran
dengan menekan F5 (Start) atau Remote Control sebanyak 1 kali tekan
(tekan secara hati - hati).
17
2. Pengukuran Pada stasiun lain (Titik-titan yang telah di tentukan)
a. Adapunlangkah-langkah yang dilakukansaatpengukuranpadastasiun-
stasiunlain, dapatdilakukanulanglangkah-langkahsepertipengukurandibase.
Pada titan-titan yang telahditentukanmemiliki panjang ± 6 Km.
Danmemakaispasi 250 meter untukmelalukan survey metodegayaberat.
b. Setiapmelakukanlokasiatau titan yang mau di ukur,
kitaharusmenandaiterlebihdahulukoordinatpada GPS garmin, yaitusebagai
pembuat track atau lintasan.
3.4 DigramAlir
Akusisi
• Base Station
• Base Lain
Prossesing
• Memakai Excel
• Surfer
Interpretasi
• Segmen Aceh
18
BAB IV
ANALISA DATA DAN INTERPRETASI
4.1 Data Hasil Pengukuran
Adapun Data hasil pengukuran metode gaya berat dengan menggunakakn
alat : Scintrex Autograv CG-5 dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Metode Gaya Berat
19
4.2 Analisa Data
Pada tahap pengolahan data sering disebut dengan reduksi data gravitasi,
secaraumum pengolahan data gravitasi dapat dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahap
awal dan tahap lanjutan. Tahap awal meliputi seluruh proses mulai dari pembacaan
nilai gravitasi sampai di dapatkan nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses
tersebut meliputi,konversi pembacaan gravitimeter ke milligal, koreksi apungan
(drift correction), koreksi tidal (tide correction ), koreksi lintang (latitude
correction), koreksi udara bebas (free airCorrection), koreksi Bouguer (Bouguer
correction) dan koreksi medan (terraincorrection). Dalam pelaksanaannya mulai
dari konversi data sampai semua koreksi dapat dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak Microsoft office Excel. Sedangkan tahap selanjutnya adalah pengkonturan dan
pemodelan data anomali Bouguer berdasarkan informasi nilai densitas.
Adapun reduksi gravity sebagai berikut:
Koreksi Drift
Koreksi drift dapat dicari dengan rumusan sebagai berikut :
20
Keterangan : Gn = pembacaan di base akhir
G1 = pembacaan di base awal
tf = waktubaca di base akhir
ti = waktubaca di base awal
maka didapat dari data : drift =0,00001, nilai drift yang didapat sangat
kecil, sehingga kita tidak perlu mengoreksi koreksi drift.
Koreksi Udara Bebas (FAC) dan Koreksi Bouguer
Untuk mengoreksi data dengan FAC dan BC, diharuskan mempunyai
informasi beda ketinggian (h) pada setiap titan pengukuran dan besar massa
jenis rata-rata (ρ). Koreksi FAC dan BC dirumuskan dengan :
Dengan h = + untuk BC dan h= - untuk FAC dan densitas rata-rata yang
digunakan
(dari hasil Metode Nettleton) didapat ρ.
Koreksi Lintang
Untuk mengoreksi lintang, maka kita harus dapat informasi mengenai posisi
geodetic untuk setiap titik pengukuran. Koreksi lintang di rumus kan
sebagai berikut:
Dengan : ϕ = sudut lintang dalam radian. Dengan menggunakan rumusan ini,
kita untuk ϕ = 06°55’=6,91°=0,1206 rad.
Maka : g(ϕ) = 978106,5 mgal
Koreksi Medan (Terrain)
Kita melakukan pengukuran jauh dari medan-medan luar ( seperti gunung
dsb), sehingga untuk koreksi medan kita gunankan untuk inner zone,
sehingga kita harus mempunyai informasi tentang beda ketinggian untuk
setiap titik pengukuran. Pada pengukuran, jarak antar titik ialah 200 meter.
Dengan membaca Hammer Chart, maka kita dapat menentukan besar dari
koreksi terrain disetiap titik pengukuran. Berikut table hasil pembacaan
Terrain Correction Hammert Chat.
21
Gambar 4.1.1 Tabel Hammer Chat
Tabel 4.1.1Koreksi gravity
22
1. Menentukan anomaly bouguer (BA)
Tabel 4.1.2 Tabel Anomaly Bouguer
NO Stasiun Ketinggian Gravity
G obs Anomaly
(miligal) Bouguer
1 TG1.1 58.132 2550.5108 2608.643 2564.462
2 TG1.2 21.13 2559.253 2580.383 5118.589
3 TG1.3 21.15 2555.973333 2577.123 5115.301
4 TG1.4 24.145 2552.896 2577.041 5111.643
5 TG1.5 24.125 2548.990667 2573.116 5107.728
6 TG.1.6 25.17 2546.922333 2572.092 2554.928
7 TG1.7 24.125 2546.682 2570.807 5105.414
8 TG1.8 28.15 2545.886667 2574.037 5103.807
9 TG1.9 33.165 2543.96 2577.125 5100.869
10 TG1.10 26.152 2545.239333 2571.391 5103.561
11 TG1.11 27.123 2542.937 2570.06 2541.821
12 TG1.15 21.157 2542.387333 2563.544 5101.695
13 TG1.14 19.153 2542.739667 2561.893 5102.443
14 TG1.13 19.154 2542.564333 2561.718 2546.295
15 TG1.12 20.159 2543.089333 2563.248 5102.596
23
4.3 Interpretasi
Gambar 5.5.1 grafik anomaly gravity terhadap jarak spasi pengukuran
Data yang didapatkan dari hasil pengukuran dengan metode gravity setelah
dilakukan prosesing data dapat dihitung nilai anomali free air (AFA) dan anomaly
bouger lengkap (ABL). Seperti yang kita lihat pada anomaly gravity di atas
(gambar 5.1.1) bahwa sesar dapat terdeteksi dengan baik yaitu ditandai dengan nilai
anomaly bouguer lengkap (ABL) yang berubah turun secara drastis (curam). Hal ini
dapat dibuktikan bahwa ada empat buah sinklin dari suatu anomali gravity pada
koordinat (N5 29.497 E95 17.797),(N5 29.658 E95 19.320),(N5 30.808 E95
20.208),dan (N5 31.017 E95 20.654).Ini menunjukkan bahwa di sekitar kedua titik
tersebut relative mempunyai densitas rendah, dan bisa diartikan bahwa metode gaya
berat yang di ukur mendapatkan nilai anomaly yang kontas, sehingga dapa diketaui
pada daerah tersebut diduga adanya patahan atau sesar. Walaupun dari data yang
dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode gaya berat panjang linenya
tidak memotong seluruh patahan yang berada di aceh, kita ketahui bahwa Banda
Aceh dan Aceh Besar khususnya, berada didalam cekungan yang diapit oleh
tunjaman gunung disebelah barat dan timur, yang berbentuk seperti graben yang
dihasilkan oleh adanya segmen Seulimum dan segmen Aceh.
Pada dasarnya penyelidikan metode gravitasi adalah mencari perbedaan nilai
medan gravitasi dari satu titik ke titik yang lain di suatu tempat yang disebabkan oleh
distribusi massa yang terdapat di bawah permukaan daerah penelitian. Namun data
yang diperoleh di lapangan merupakan hasil kompleks dari kontribusi banyak
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
0 1000 2000 3000 4000
Series1
Anomaly Gravity Bouguer
Terhadap Jarak
Anomaly bouguer 2D
Jarak (m)
An
om
aly
Bo
ugu
er (
Mga
l)
24
hal.Perbedaan lintang di setiap tempat, bentuk topografi bumi yang tidak datar, dan
gaya tarik planet lain seperti matahari dan bulan merupakan hal-hal yang
mempengaruhi nilai medan gravitasi yang disebabkan benda anomali di bawah
permukaan yang sebenarnya. Oleh karena itu dilakukan pengolahan data
gravitasi yang bertujuan untuk mereduksi penyebab medan gravitasi yang tidak
berhubungan dengan struktur geologi penyebab anomali.
25
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil-hasilpenelitianseperti diuraikan diatas maka dapatdisimpulkanhal-
halsebagaiberikut :
Lokasisesar yang diperkirakandarimetode gravity berdasarkan anomaly
bouguer yaitu berada di koordinat(N5 29.497 E95 17.797),(N5 29.658 E95
19.320),(N5 30.808 E95 20.208), dan (N5 31.017 E95 20.654)yang
ditunjukkanadanyapenurunansecaradrastis (curam).
Adapun koreksi yang digunakan untuk mereduksi data adalah drift (kelelahan
alat), bouguer ,free air ,lintang, dan terrain (medan).
Penyelidikanmetodegravitasiadalahmencariperbedaannilaimedangravitasidari
satutitikketitik yang lain di suatutempat yang disebabkanolehdistribusimassa
yang terdapat di bawahpermukaandaerahpenelitian.
5.2 SARAN
Bagipeneliti yang
inginmelanjutkanpenelitianinidisarankanuntukmemperluasdaerahpenelitiankh
ususnyakearahutaradaerahpenelitian.
Dibutuhkanpenelitianlebihlanjut baik dari bidang geofisika dan
geologimaupun agar patahan yang terdapat di aceh dapat terpetakan.