Upload
vevy-ajaa
View
168
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Farfis
Citation preview
PERCOBAAN IV
KECEPATAN DISOLUSI INTRIKSIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pengaruh pH medium disolusi terhadap kecepatan disolusi
intrinsiknya sebagai preformulasi untuk bentuk sediaan.
II. DASAR TEORI
Disolusi didefinisikan sebagai proses dimana zat padat masuk dalam
pelarut dan menghasilkan larutan. Sederhananya, disolusi adalah proses dimana
zat padat larut. Disolusi didasarkan pada afinitas antara zat padat dan pelarutnya.
Karakteristik fisik dari formulasi dosis, kelembaban unit suatu dosis, kemampuan
penetrasi dari media disolusi, proses pengembangan, disintegrasi dan deagregasi
dari bentuk sediaan merupakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
karakteristik disolusi obat (Troy, 2006).
Laju disolusi intrinsik merupakan laju dimana suatu padatan melarut di
dalam suatu pelarut dalam batasan kuantitatif. Bila suatu tablet sediaan obat
lainnya dimasukkan ke dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam
larutan dari bentuk padatnya. Jika obat tersebut tidak dilapisi polimer, matriks
padatan juga mengalami disintegrasi menjadi granul-granul dan granul yang lain
emngalami pemecahan menjadi partikel-partikel yang halus. Disintegrasi,
deagregasi, dan disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan melepasnya
suatu obat dari bentuk dimana oat tersebut diberikan (Voight, 1999).
Kecepatan disolusi dari substansi obat berhubungan dengan tingkat
keenceran larutan. Untuk obat netral ada hubungan langsung antara kelarutan dan
kecepatan disolusi seperti yang didemonstrasikan oleh persamaan Noyes dan
Whitney tetapi, bergantung pada pH dari media disolusi. Saat disolusi pada
partikel obat, lapisan batas dari ion-ion obat yang berkonsentrasi tinggi dan ion
lawan terbentuk di sekitar partikel. Penggunaan dari garam asam kuat
mempercepat disolusi dari obat basa yang lemah. Penambahan dari kecepatan
disolusi sering menyebabkan peningkatan bioavailabilitas dari obat yang susah
1
Gambar 1. Alat-alat Uji Disolusi (Troy, 2008)
larut, dimana kelarutan adalah tingkat batas dari penyerapan obat (Wermuth,
2008).
Kecepatan disolusi dari zat yang dilarutkan dari sebuah padatan dapat
dijelaskan menggunakan persamaan Noyes-Whitney seperti dibawah.
dCdt
= A x Dh
(S−C)
Keterangan :
dC/dt = kecepatan disolusi obat
A = luas permukaan dari padatan
D = koefisien difusi air
h = ketebalan lapisan difusi air
S = kelarutan obat dalam air pada permukaan padatan yang dilarutkan
C = konsentrasi dari obat
(Qiu, 2009).
Dari persamaan Noyes-Whitney, kecepatan disolusi dapat dilihat secara
langsung berbanding lurus dengan kelarutan air dan juga luas permukaandari obat
yang terkena media disolusi. Ini merupakan penerapan umum ketika
mengembangkan bentuk sediaan secara langsung dari obat yang susah larut, untuk
menambah kecepatan disolusi obat dengan meningkatkan luas permukaan dari
obat dengan cara mengecilkan ukuran partikel. Disolusi obat harus terjadi sebelum
obat memberi efek farmakologinya. Untuk beberapa kelas pengobatan, seperti anti
hipertensi, pereda nyeri, dan anti kejang, mungkin diharuskan untuk menghasilkan
bentuk sediaan yang cepat larut untuk meredakan gejala secara cepat (Qiu, 2009).
2
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan disolusi,
yaitu:
a. Sifat fisikokimia dari obat
1. Kelarutan: kelarutan obat dalam air adalah faktor yang sangat penting
dimana menentukan kecepatan disolusinya.
2. Ukuran partikel dan luas permukaan: ukuran partikel dan luas permukaan
berbanding terbalik satu sama lain. Ketika ukuran partikel berkurang, luas
permukaan akan bertambah. Kecepatan disolusi dari obat berbanding lurus
dengan luas permukaan efektif dari partikel obat.
3. Keadaan Kristal : polimorf menunjukkan perbedaan gerak disolusi. Obat
yang tak berbentuk menunjukkan kecepatan disolusi yang lebih cepat
dibandingkan dengan bentuk Kristal.
4. Formulasi garam
(Paradkar, 2008).
b. Faktor Formulasi
Faktor formulasi diklasifikasikan menjadi :
1. Faktor eksipien
a. Pencair: kecepatan disolusi dari tablet dapat dipengaruhi oleh : perubahan
pada konsentrasi dari pencair yang digunakan atau penggantian pencair
tersebut.
b. Pengurai: penguraian dari bentuk sediaan padat merupakan langkah
penting sebelum disolusi. Penguraian dapat meningkatka luas permukaan
dan mempengaruhi kecepatan disolusi.
c. Pengikat dan agen granulasi: memberikan sifat kohesif pada formulasi
obat yang ditumbuk.
d. Minyak pelumas: minyak pelumas dapat menurunkan atau meningkatkan
kecepatan disolusi. Sebagian besar dari minyak pelumas hidrofobik di
alam dan minyak tersebut membentuk lapisan hidrofobik tipis disekitar
bentuk sediaan dan menurunkan kecepatan disolusi.
e. Surfaktan: secara umum surfaktan ditambahkan sedikit ke pembentukan
tablet hidrofobik untuk meningkatkan disolusi
3
(Paradkar, 2008).
2. Faktor pengolahan
Metode dari granulasi, ukurannya, kepadatan, kadar air, umur dari butiran,
gaya tekan yang digunakan pada proses pembuatan tablet, seluruhnya
mempengaruhi karakteristik kecepatan disolusi dari obat (Paradkar, 2008).
4
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. Timbangan analitik
b. Alat-alat gelas
c. Stopwatch
d. Alat uji disolusi apparatus 2
e. Spektrofotometer UV
3.2 Bahan
a. Pelet/tablet obat
b. Lilin kuning murni
c. Medium disolusi
IV. PERHITUNGAN
4.1 Pembuatan HCl 0,1 N
Diketahui:
V2 = 250 ml
BM = 36,46 g/mol
BJ = 1,19 g/cm3
C = 37% b/b
Ditanya:
V HCl = ?
Penyelesaian:
BJ= massavolume
1,19 g/cm ³=100 gramv
v= 100 gram1,19 g /cm³
V = 84,04 cm3 = 84,04 ml
M 1=massaMr
x1000
v
5
M 1= 37 gram36,46 g /mol
x1000
84,04 ml
¿ 37.0003064,0984
MHCl 37% b/b = 12,0753 M
M2HCl = N/ek
= 0,1 gr ek/L
1 gr ek/mol
= 0,1 M
M1.V1 = M2. V2
12,0753 M . V1 = 0,1 M . 250 mL
V1 = 25 M. mL
12,0753
= 2,0724 mL
= 2,1 mL
= 2 mL
4.2 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam Aquades:
Perhitungan :
Parasetamol = 10 mg
Aquades = ad 10 ml
4.3 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam HCl:
Perhitungan :
Parasetamol = 10 mg
HCl = ad 10 ml
4.4 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam Aquades:
Diketahui : Kadar larutan stok Parasetamol (Cstok) = 1 mg/ml
=1 x 103 µg/ml
Kadar larutan baku Parasetamol (Cbaku) = 100 µg/ml
Volume larutan baku Parasetamol (Vbaku) = 10 ml
Ditanya : Volume larutan stok Parasetamol yang diambil …?
6
Penyelesaian :
Cstok . Vstok = Cbaku . Vbaku
1000 µg/ml . Vstok = 100 µg/ml . 10 ml
Vstok = 1 ml
Jadi, volume larutan stok Parasetamol yang diambil sebanyak 10 ml
4.5 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam HCl:
Diketahui : Kadar larutan stok Parasetamol (Cstok) = 1 mg/ml
=1 x 103 µg/ml
Kadar larutan baku Parasetamol (Cbaku) = 100 µg/ml
Volume larutan baku Parasetamol (Vbaku) = 10 ml
Ditanya : Volume larutan stok Parasetamol yang diambil …?
Penyelesaian :
Cstok . Vstok = Cbaku . Vbaku
1000 µg/ml . Vstok = 100 µg/ml . 10 ml
Vstok = 1 ml
Jadi, volume larutan stok Parasetamol yang diambil sebanyak 10 m
4.6 Pembutan Larutan Seri Paracetamol
4.6.1 Larutan Seri Paracetamol 1 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL
Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 1 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
100 µg/mL. Vbaku = 1 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0,1 mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,1 mL.
7
4.6.2 Larutan Seri Paracetamol 2 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL
Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 2 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
100 µg/mL. Vbaku = 2 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0,2 mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,2 mL.
4.6.3 Larutan Seri Paracetamol 3 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL
Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 3 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
100 µg/mL. Vbaku = 3 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0,3 mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,3 mL.
4.6.4 Larutan Seri Paracetamol 4 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL
Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 4 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
8
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
100 µg/mL. Vbaku = 4 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0, mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,4 mL.
4.6.5 Larutan Seri Paracetamol 5 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL
Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 5 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
100 µg/mL. Vbaku = 5 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0, mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,5 mL.
4.7 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur
4.7.1 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,01 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan seri Parasetamol = 1μg/mL
Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,01 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
1 µg/mL. Vbaku = 0,01 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0,1 mL
9
Jadi, volume larutan seri Parasetamol yang diambil adalah 0,1 mL.
4.7.2 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,02 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan seri Parasetamol = 2μg/mL
Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,02 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
2 µg/mL. Vbaku = 0,02 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0,2 mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,2 mL.
4.7.3 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,03 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan seri Parasetamol = 3μg/mL
Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,03 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
3 µg/mL. Vbaku = 0,03 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0,3 mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,3 mL.
4.7.4 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,04 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan seri Parasetamol = 4μg/mL
Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,04 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
10
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
4 µg/mL. Vbaku = 0,04 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0,4 mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,4 mL.
4.7.5 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,05 µg/mL:
Diketahui:
Kadar larutan seri Parasetamol = 5μg/mL
Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,05 µg/mL
Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL
Ditanya:
Volume larutan baku Parasetamol =…..?
Penyelesaian:
Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur
5 µg/mL. Vbaku = 0,05 µg/mL. 10 mL
Vbaku = 0,5 mL
Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,5 mL.
V. CARA KERJA
5.1 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam Aquades:
11
Ditimbang 10 mg serbuk parasetamol
Dimasukkan ke dalam beaker glass
Dilarutkan dengan aquades dan dituang kedalam labu ukur 10 ml
Dimasukkan aquades hingga tanda batas 10 ml dan digojog hingga homogen
5.2 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam HCl:
5.3 Pembutan Larutan baku Paracetamol 100 µg/mL dalam aquades:
5.4 Pembutan Larutan baku Paracetamol 100 µg/mL dalam HCl:
12
Dimasukkan kedalam botol vial dan diberi label larutan stok parasetamol 1mg/ml dalam aquades
Dimasukkan ke dalam beaker glass
Dilarutkan dengan HCl dan dituang kedalam labu ukur 10 ml
Dimasukkan HCl hingga tanda batas 10 ml dan digojog hingga homogen
Dimasukkan kedalam botol vial dan diberi label larutan stok parasetamol 1mg/ml dalam HCl
Ditimbang 10 mg serbuk parasetamol
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Dilarutkan dalam aquades dan genapkan volume sampai tanda.
Dimasukkan kedalam botol vial dan diberikan label Larutan Baku parasetamol 100 µg/mL
Dipipet 1 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 1 mg/mL
5.5 Pembutan Larutan Seri Paracetamol dalam aquades:
5.5.1 Larutan Seri Paracetamol 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4 µg/mL, 5
µg/mL dalam aquades:
5.6 Pembutan Larutan Seri Paracetamol dalam HCl:
5.6.1 Larutan Seri Paracetamol 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4 µg/mL, 5
µg/mL dalam HCl:
13
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Dilarutkan dalam aquades dan genapkan volume sampai tanda.
Dimasukkan kedalam botol vial dan diberikan label Larutan Baku parasetamol 100 µg/mL
Dipipet 1 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 1 mg/mL
Dimasukkan masing-masing kedalam ke dalam labu ukur 10 mL
Dilarutkan dalam aquades dan genapkan volume sampai tanda.
Dipipet 0,1 mL, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 larutan baku
parasetamol dengan konsentrasi 100 µg/mL
Dimasukkan masing-masing larutan kedalam botol vial dan
diberikan label larutan seri parasetamol 1 µg/mL, 2 µg/mL,
3 µg/mL, 4 µg/mL, 5 µg/mL dalam aquades
Dipipet 0,1 mL, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 larutan baku
parasetamol dengan konsentrasi 100 µg/mL
5.7 Pembutan Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur dalam Aquades:
5.7.1 Larutan Seri Siap Ukur Paracetamol 0,01 µg/mL, 0,02 µg/mL, 0,03
µg/mL, 0,04 µg/mL, 0,05 µg/mL dalam aquades:
14
Dimasukkan masing-masing kedalam ke dalam labu ukur 10 mL
Dilarutkan dalam HCl dan genapkan volume sampai tanda.
Dimasukkan masing-masing larutan kedalam botol vial dan
diberikan label larutan seri parasetamol 1 µg/mL, 2 µg/mL,
3 µg/mL, 4 µg/mL, 5 µg/mL dalam HCl
Dimasukkan masing-masing kedalam ke dalam labu ukur 10 mL
Dilarutkan dalam aquades dan genapkan volume sampai tanda.
Dipipet 0,1 mL, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 larutan seri
parasetamol dengan konsentrasi 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4
µg/mL, 5 µg/mL
Dimasukkan masing-masing larutan kedalam botol vial dan
diberikan label larutan seri parasetamol 0,01 µg/mL, 0,02 µg/mL,
0,03 µg/mL, 0,04 µg/mL, 0,05 µg/mL dalam aquades
5.8 Pembutan Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur dalam HCl:
5.8.1 Larutan Seri Siap Ukur Paracetamol 0,01 µg/mL, 0,02 µg/mL, 0,03
µg/mL, 0,04 µg/mL, 0,05 µg/mL dalam HCl:
5.9 Kecepatan Disolusi Intrinsik
15
Dimasukkan masing-masing kedalam ke dalam labu ukur 10 mL
Dilarutkan dalam HCl dan genapkan volume sampai tanda.
Dipipet 0,1 mL, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 larutan seri
parasetamol dengan konsentrasi 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4
µg/mL, 5 µg/mL
Dimasukkan masing-masing larutan kedalam botol vial dan
diberikan label larutan seri parasetamol 0,01 µg/mL, 0,02 µg/mL,
0,03 µg/mL, 0,04 µg/mL, 0,05 µg/mL dalam HCl
Tabung percobaan diisi dengan medium disolusi, suhunya diatur dengan thermostat pada 37 ± 0,5oC
Pelet diletakkan pada dasar tabung dengan sisi yang terbuka mengarah ke atas
Motor pemutar segera dinyalakan dengan kecepatan 100 putaran per menit. Jarak antara permukaan pelet dengan batang pengaduk
± 2 cm
Pelet bentuk tablet bahan obat dituangi lilin cair pada satu sisinya, sehingga hanya satu permukaan pelet yang terbuka yang langsung
bersinggungan dengan medium disolusi.
16
Sampel hasil disolusi diambil tiap selang waktu tertentu (menit ke5, 10, 20, 30, 45 dan 60)
Selanjutnya sampel yang diperoleh ditentukan kadarnya secara spektrofotometrik
DAFTAR PUSTAKA
Paradkar, A. R.. 2008. Biopharmaceutics & Pharmacokinetics. Chennai: Pragati
Books Pvt. Ltd. Hal. 114-116.
Qiu, Y., Y. Chen, et al.2009. Developing Solid Oral Dosage Forms:
Pharmaceutical Theory & Practice. United Stated: Academic Press. Hal.
411.
Troy, David B., P. Beringer. 2006. Remington: The Science and Practice of
Pharmacy 21st edition. United Stated: Lippincott Williams & Wilkins. Hal.
672-678.
Voight. 1999. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press.
Wermuth, C. Georges. 2008. The Practice of Medicinal Chemistry 3rd edition.
London: Academic Press. Hal. 79.
17