32
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

Laporan

Evaluasi Pelaksanaan Anggaran

Triwulan II 2016

Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Page 2: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

1 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan III-2015

Kantor Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan

Laporan

Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016

Ruang Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Page 3: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada
Page 4: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

i | daftar EPA

Executive Summary

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai peran sangat strategis dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanaan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia nomor PMK-169/PMK.01/2012 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal

Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Evaluasi pelaksanaan anggaran berkaitan tentang

penilaian pelaksanaan anggaran, seperti operasionalisasi/teknis pelaksanaan anggaran,

kendala-kendala pembayaran, teknis keterlaksanaan kegiatan, dan isu-isu terkait pelaksanaan

anggaran lainnya. Dalam pelaksanaanya, evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan melalui

kegiatan evaluasi pelaksanaan anggaran (EPA).

Dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan II-2016, Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau telah melaksanakan kegiatan

rapat koordinasi pelaksanaan APBN dalam rangka menjamin kelancaran dan akuntabilitas

pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau.

Berdasarkan hasil Evaluasi Pelaksanaan Anggaran triwulan II tahun 2016 dapat digambarkan

perkembangan pelaksanaan anggaran lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi

Kepulauan Riau adalah:

Kategori Pelaksanaan Anggaran

Gambaran Pelaksanaan Anggaran

Pagu Anggaran Pagu triwulan II-2016 mengalami kenaikan 1.03% menjadi Rp.6.416,15 miliar daripada awal tahun anggaran sebesar Rp.6.350,55 miliar.

Realisasi Anggaran Realisasi sampai dengan triwulan II-2016 sebesar 35,17%. Realisasi terbesar pada satuan kerja Kewenangan Kantor Daerah dan jenis belanja pegawai. Realisasi pada kewenangan dan jenis belanja tersebut di atas 37%.

Rencana Penarikan Halaman III DIPA

Tingkat deviasi rencana penarikan dana hingga triwulan II-2016 adalah 27,11%. Tingkat deviasi paling tinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 96,85% dan sebaliknya tingkat deviasi paling rendah pada bulan April sebesar 0,85%.

Revisi Anggaran Revisi DIPA sampai dengan triwulan II-2016 sebanyak 480 revisi. Dengan nilai perbandingan revisi BA per satker terbesar pada BP Batam dengan nilai 6.

Pengelolaan UP TUP Jumlah UP hingga triwulan II-2016 sebesar Rp39.62 miliar. Terdapat satu UP yang dikenakan sanksi pemotongan 25% dan delapan UP yang belum dilakukan GUP melebihi batas waktu. Terdapat delapam TUP dengan total Rp1.65 miliar dengan satu TUP mengalami keterlambatan pertanggungjawaban.

Kontrak dan Penyelesaian Tagihan

Kontrak yang terdaftar sampai dengan triwulan II-2016 sebanyak 1.167 kontrak. Penyampaian kontrak ke KPPN yang mengalami keterlambatan adalah 60,41%. Keterlambatan tersebut terjadi pada 44 K/L.

Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi yang sudah dilaksanakan, telah diidentifikasi berbagai permasalahan yang dialami oleh satuan kerja dengan rincian permasalahan sebagai berikut:

Page 5: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

ii | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

Topik FGD Gambaran Umum Permasalahan Rekomendasi

Bantuan Operasional Sekolah dan Bantuan Sosial

Kesulitan memenuhi persyaratan kartu perlindungan sosial yaitu KIP/KKS/ KPS/PKH; kendala pembukaan rekening; pertanggungjawaban BSM yang lambat, keraguan penggunaan dana BOS untuk kegiatan tertentu; dan lambatnya pertanggungjawaban BOS oleh sekolah swasta.

Berkoordinasi dengan pihak ter kait (Dinas Sosial/Kelurahan/BPS untuk mendapatkan KIP/KPS/ PKH/SKTM;

Melakukan pencairan dana Bansos secara bertahap;

Memberikan bimbingan teknis pada bendahara di sekolah swasta dalam pengelolaan dana BOS.

Infrastruktur Terlambatnya pelaksanaan lelang, menunggu ijin dari Menteri Keuangan karena proyek multiyears, dana masih blokir, self blocking dan lelang yang berulang-ulang.

Berkoordinasi dengan Eselon I untuk ijin proyek multiyears;

Berkoordinasi dengan ULP dalam proses lelang;

Melengkapi data pendukung yang diperlukan untuk membuka blokir.

Pelaksanaan Anggaran Polhukam

Sisa hibah Pilkada 2015 yang belum dipertanggungjawabkan hingga semester I 2016 cukup besar. Pertanggung jawaban terkendala dalam proses pengajuan pengesahan belanja (pengajuan SP2HL).

Sisa hibah Pilkada 2015 segera dipertanggungjawabkan dengan me-ngajukan SP2HL. Apabila terdapat sisa hibah yang tidak digunakan, agar disetorkan ke rekening kas negara atau dikembalikan ke pemberi hibah.

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

DIPA terlambat diterima satker, blokir mandiri (self blocking), SK Pejabat Perbendaharaan belum diterbitkan, Juknis pelaksanaan kegiatan belum ada, kegiatan masih dalam proses lelang, beberapa kegiatan harus dilaksanakan pada Semester II-2016 karena masih memerlukan koordinasi dengan pihak lain.

Berkoordinasi dengan Gubernur/ Bupati/Walikota dalam penerbitan SK Pejabat Perbendaharaan;

Berkoordinasi dengan ULP dalam proses lelang;

Menyusun rencana kegiatan Semester II dengan lebih akurat.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tersebut, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena

pengelola dana BOS pada sekolah negeri dan swasta tidak mempunyai pemahaman yang komprehensif sehingga terkendala dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban dana BOS. Permasalahan penyaluran dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) masih terkendala karena sedikit siswa yang dapat melengkapi persyaratan yang ditetapkan untuk memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Perlindungan Sosial (KPS), Program Keluarga Harapan (PKH) atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

2. Dana insfrastruktur belum terserap secara optimal karena beberapa kendala yang dialami satuan kerja dalam proses pengadaan barang dan jasa. Keterlambatan pelaksanaan lelang dan masih ditemukannya lelang yang dilakukan secara berulang-ulang masih menjadi faktor yang menghambat kelancaran penyerapan anggaran. Di sisi lain, adanya dana blokir dan blokir mandiri (self blocking) memberikan kontribusi tidak maksimalnya penyerapan anggaran infrastruktur.

Page 6: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

iii | daftar EPA

3. Dana sisa hibah yang cukup besar untuk mendukung pelaksanaan Pilkada 2015 belum dipertanggungjawabkan sampai dengan semester I TA 2016. Pertanggungjawaban dana hibah tersebut terkendala dalam proses pengajuan pengesahan belanja (pengajuan SP2HL).

4. Komitmen Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan maksimal masih terkendala dengan permasalahan yang masih bersifat koordinasi. Lambatnya penunjukan SK pejabat perbendaharaan, keterlambatan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan dan lambatnya pelaksanaan koordinasi dengan pihak terkait masih terjadi pada penyerapan anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau menyampaian saran sebagai berikut : 1. Kanwil Kementerian Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang

ditunjuk sebagai pengelola/manajemen dana BOS agar lebih aktif memberikan bimbingan teknis/penyuluhan tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban dana BOS ke sekolah negeri dan sekolah swasta. Selanjutnya, Pihak sekolah penerima dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) agar meningkatkan koordinasi dengan para siswa, orang tua siswa dan pihak terkait untuk dapat menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan untuk menerima Bantuan Siswa Miskin.

2. Percepatan pembangunan infrastruktur di Kepulauan Riau sangat perlu untuk mendorong perkembangan wilayah dan secara langsung akan bermanfaat untuk masyarakat. Oleh karena itu proses pengadaan barang dan jasa agar dilaksanakan dengan lebih cepat dan segera berkoordinasi dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP) apabila terdapat kendala dalam proses pengadaan.

3. Sisa dana hibah untuk pelaksanaan Pilkada 2015 agar segera dipertanggungjawabkan dengan mengajukan Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL). Apabila terdapat sisa dana hibah yang tidak dipergunakan, maka sisa dana hibah tersebut agar disetorkan ke rekening kas negara atau dikembalikan kepada pemberi hibah sebagaimana telah diatur pada surat perjanjian pemberian hibah.

4. Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan komitmennya untuk memaksimalkan penggunaan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan aktif berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pelaksana kegiatan dalam mengantisipasi secara dini permasalahan-permasalahan yang akan terjadi.

Page 7: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada
Page 8: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

v | daftar EPA

Daftar Isi

EXECUTIVE SUMMARY I

DAFTAR ISI V

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL VII

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. LATAR BELAKANG 1

1.2. TUJUAN 2

1.3. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN 3

1.4. PELAKSANAAN 3

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II 7

2.1. PAGU ANGGARAN 7

2.2. REALISASI ANGGARAN 8

2.3. RENCANA PENARIKAN DANA HALAMAN III DIPA VS REALISASI ANGGARAN 9

2.4. REVISI ANGGARAN 10

2.5. PENGELOLAAN UP DAN GU 11

2.6. DATA KONTRAK DAN PENYELESAIAN TAGIHAN 13

2.7. PERMASALAHAN PELAKSANAAN ANGGARAN 14

2.7.1 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAN BANTUAN SOSIAL 14

2.7.2 PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 15

2.7.3 PELAKSANAAN ANGGARAN DI BIDANG PENEGAKAN HUKUM, POLITIK, DAN KEAMANAN 17

2.7.4 DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 17

BAB III. PENUTUP 19

3.1. KESIMPULAN 19

3.2. REKOMENDASI 20

Page 9: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada
Page 10: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

vii | daftar EPA

Daftar Gambar dan Tabel

Gambar 1 Pagu DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau 7 Gambar 2 Realisasi DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau 8 Gambar 3 Komposisi Realisasi DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau 9 Gambar 4 Deviasi Halaman III DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau 10 Gambar 5 Revisi DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau 11 Tabel 1 Pelaksanaan Focus Group Discussion Triwulan II-2016 3

Tabel 2 Komposisi Revisi DIPA Triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau 11

Tabel 3 Uang Persediaan Triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau 12

Tabel 4 Tambahan Uang Persediaan Triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau 12

Tabel 5 Keterlambatan Penyampaian Data Kontrak ke KPPN Triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau 13

Page 11: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada
Page 12: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

1 | isi EPA

Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Salah satu keberhasilan dalam mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dapat dinilai dari pelaksanaan anggaran yang berjalan dengan baik. Hal tersebut

mendorong penyelesaian tingkat capaian kinerja yang dihasilkan dan realisasi anggaran

berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Berbagai kebijakan

reformasi dalam pengelolaan Keuangan Negara telah dilaksanakan. Kebijakan dengan tujuan

agar pengelolaan Keuangan Negara dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan akuntabel.

Sistem penganggaran berbasis kinerja, perencanaan kas yang lebih baik, pelaksanaan lelang

secara elektronik, perbaikan sistem yang mendukung kelancaran pencairan merupakan

berbagai reformasi pengelolaan Keuangan Negara yang dibangun untuk mendukung

keberhasilan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel.

Dalam pelaksanaannya, masalah-masalah pelaksanaan anggaran yang terjadi saat ini masih

relatif sama dengan periode-periode tahun anggaran sebelumnya. Berbagai masalah

pelaksanaan anggaran yang masih sering terjadi hingga saat ini antara lain:

a) penumpukan penyerapan anggaran pada akhir tahun;

b) keterlambatan penunjukan pejabat perbendaharaan;

c) keterlambatan pelaksanaan lelang;

d) keterbatasan pengetahuan para pejabat perbendaharaan/pengelola keuangan;

e) keterlambatan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan;

f) penundaan penyelesaian pekerjaan dan masalah pelaksanaan anggaran lainnya.

Dalam rangka mengantisipasi permasalahan-permasalahan tersebut dan untuk mendukung

peningkatan efektivitas dan efisiensi belanja Pemerintah maka diperlukan suatu proses

pengendalian. Salah satu proses pengendalian dilakukan melalui kegiatan evaluasi

pelaksanaan anggaran pada satuan kerja penerima APBN. Evaluasi pelaksanaan anggaran

sangat penting untuk melihat perkembangan pelaksanaan anggaran dalam periode yang telah

ditetapkan. Dalam evaluasi tersebut akan dilakukan suatu penilaian dan pengukuran terhadap

pelaksanaan aggaraan dan diikuti dengan identifikasi serta analisis terhadap permasalahan-

permasalahan dalam pelaksanaan anggaran. Evaluasi pelaksanaan anggaran ini sangat penting

dilakukan sehingga perkembangan pelaksanaan anggaran dapat terlihat dan permasalahan

yang timbul dapat teridentifikasi.

Page 13: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

2 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai peran sangat strategis dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal pelaksanaan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia nomor PMK-169/PMK.01/2012 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal

Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Berbagai evaluasi yang dilaksanakan terkait pelaksanaan

anggaran adalah terkait penilaian pelaksanaan anggaran, seperti operasionalisasi/teknis

pelaksanaan anggaran, kendala-kendala pembayaran, teknis keterlaksanaan kegiatan, dan isu-

isu terkait pelaksanaan anggaran lainnya.

Dalam pelaksanaanya, pelaksanaan evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan melalui kegiatan

pelaksanaan evaluasi pelaksanaan anggaran (EPA). Kegiatan EPA serta pelaporan hasil

pelaksanaannya dilaksanakan setiap triwulan. Penyusunan EPA secara Triwulanan

dilaksanakan agar dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan

lebih cepat. Fokus utama EPA terutama EPA Triwulan II adalah melakukan identifikasi

permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan anggaran yang terjadi pada Triwulan II-

2016.

1.2. Tujuan

Evaluasi pelaksanaan anggaran memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama dalam penyusunan

evaluasi tersebut antara lain:

a. Identifikasi isu-isu pelaksanaan anggaran yang terjadi hingga tingkat satuan kerja;

b. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait pelaksanaan anggaran;

c. Menilai pelaksanaan anggaran. Penilaian mencakup apakah telah dilaksanakan dengan

baik, mencapai target keluarannya, memenuhi tujuannya, memberikan dampak seperti

yang diharapkan, dan hal-hal lainnya.

d. Memberikan rekomendasi kebijakan, strategi implementasi, mekanisme pelaksanaan

anggaran yang bersifat teknis dan aplikatif;

e. Merumuskan tindak lanjut perbaikan pelaksanaan anggaran untuk periode berikutnya;

Selain tujuan tersebut, evaluasi pelaksanaan anggaran disusun untuk kepentingan manajerial.

Kepentingan manajerial tersebut berkaitan dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan

dengan APBN, antara lain:

a. bagi Kementerian Keuangan, sebagai masukan bagi pengambilan kebijakan anggaran;

b. bagi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sebagai bahan perumusan regulasi, strategi

pembinaan dalam rangka memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran;

Page 14: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

3 | isi EPA

c. bagi Kementerian Negara/Lembaga dan satuan kerjanya, sebagai bahan masukan

untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran beserta dengan persiapan-

persiapan dalam perencanaan dan penganggaran di waktu yang akan datang;

d. bagi Pemerintah Daerah terkait, K/L maupun satker yang menjadi tanggung jawabnya,

untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan hal-hal teknis pelaksanaan

keuangan pusat dan daerah sehingga dapat digunakan untuk mengharmonisasikan

kebijakan fiskalnya;

e. bagi masyarakat umum, sebagai alat kontrol pelaksanaan APBN yang diwujudkan

melalui kegiatan-kegiatan pemerintah;

f. bagi pihak Swasta, sebagai informasi terkait keikutsertaan dalam aktivitas pemerintah.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Evaluasi pelaksanaan anggaran yang dilakukan pada triwulan II tahun 2016 dilaksanakan

dalam beberapa tahapan pelaksanaan. Berbagai kegiatan evaluasi pelaksanaan anggaran

dengan satuan kerja dengan metode rapat koordinasi maupun Focus Group Discussion dalam

rangka menjamin kelancaran dan akuntabilitas pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan Juni dan Juli 2016.

Tabel 1 Pelaksanaan Focus Group Discussion Triwulan II-2016

FGD Pelaksanaan

Peserta Waktu Tempat

1. Focus Group Discussion Pelaksanaan Penyaluran dana

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Sosial

Selasa,

28 Juni 2016

Ruang Rapat

Kanwil DJPB

Provinsi

Kepulauan

Riau

15 satker

2. Rapat Koordinasi Terkait Pekerjaan Pembangunan

Infrastruktur

Rabu,

29 Juni 2016 9 satker

3. Rapat Koordinasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II

Tahun Anggaran 2016

Rabu,

29 Juni 2016 11 satker

4. Rapat Koordinasi Pelaksanaan Anggaran Semester I

Tahun 2016 pada SKPD Penerima Dana Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan

Kamis,

30 Juni 2016 30 satker

5. Rapat Koordinasi Terkait Realisasi APBN dan Pekerjaan

Pembangunan Infrastruktur

Rabu,

13 Juli 2016

Aula KPPN

Batam 19 satker

Sumber: Kanwil DJPB Provinsi Kepulauan Riau

1.4. Pelaksanaan

Pelaksanaan rapat koordinasi maupun FGD selama triwulan II tahun 2016 telah dilaksanakan

selama lima kali. Pelaksanaan rapat koordinasi maupun FGD tersebut adalah:

Page 15: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

4 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

a. Focus Group Discussion Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Sosial

Latar belakang FGD ini adalah membahas pelaksanaan penyaluran dan pertanggungjawaban

dana bantuan operasional sekolah dan bantuan sosial kepada sekolah swasta; pencairan

dana dan pertanggungjawaban dana bantuan operasional sekolah pada Madrasah; dan

permasalahan pelaksanaan bantuan operasional sekolah dan bantuan sosial. Maksud

kegiatan FGD adalah melakukan diskusi tentang pelaksanaan penyaluran dana Bantuan

Operasional Sekolah dan Bantuan Siswa Miskin di lingkungan Kementerian Agama Provinsi

Kepulauan Riau. Sedangkan tujuan dilakukan FGD tersebut adalah untuk mengidentifikasi

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pencairan dana/penyaluran

dana BOS dan BSM dan sekaligus memberikan langkah-langkah yang strategis dan tepat

dalam proses penyaluran/pencairan dana BOS dan BSM.

b. Rapat Koordinasi Terkait Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur

Latar belakang rapat ini merupakan bentuk koordinasi terkait pelaksanaan pembangunan

infrastruktur. Maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan

kegiatan pembangunan infrastruktur lingkup Kementerian Perhubungan dan Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Provinsi Kepulauan Riau terutama masih

terdapat proyek yang belum dilakukan kontrak. Tujuan dilakukan rapat ini adalah untuk

mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan dan memberikan langkah-langkah strategis dan tepat dalam kegiatan

pelaksanaannya.

c. Rapat Koordinasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II Tahun Anggaran 2016

Latar belakang rapat ini merupakan bentuk koordinasi terkait pelaksanaan dan

pertangungjawaban kegiatan pembangunan pada sektor Polhukam. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan pelaksaan anggaran di

bidang penegakan hokum, politik dan keamanan. Rapat ini ditujukan untuk tahap awal

evaluasi pelaksanaan anggaran Triwulan II Tahun Anggaran 2016 serta menekankan

kembali mengenai target optimalisasi pelaksanaan anggaran. Target optimalisasi

pelaksanaan anggaran 2016 adalah (a) penyelesaian program/ kegiatan pada sasaran

prioritas (95%); (b) pelaksanaan program/kegiatan dan pembayaran tepat waktu (85%);

dan (c) Kepatuhan pada peraturan/tata kelola pelaksanaan anggaran (90%). Target

optimalisasi pelaksanaan anggaran tersebut dapat dicapai dengan menggerakkan

pencapaian beberapa indikator, yang telah diberitahukan kepada peserta rapat untuk

meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan perlunya pelaksanaan kegiatan dengan

tepat waktu dan tepat sasaran, dengan tetap memperhatikan kepatuhan pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku

Page 16: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

5 | isi EPA

d. Rapat Koordinasi Pelaksanaan Anggaran Semester I Tahun 2016

Latar Belakang rapat ini merupakan bentuk pemantauan capaian kinerja pelaksanaan

anggaran tersebut dan inventaris daftar permasalahan yang dialami oleh satker terkait

pelaksanaan anggaran dan sebagai media komunikasi dan interaksi lintas satker, sehingga

dapat saling membagikan pengalaman dalam mengatasi permalasahan terkait pelaksanaan

anggaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi

oleh satker yang mengakibatkan tidak maksimalnya capaian kinerja pelaksanaan anggaran

satker di Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan dilakukan rapat ini adalah untuk mengidentifikasi

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan anggaran dan memberikan

langkah-langkah strategis dan tepat dalam kegiatan pelaksanaannya.

e. Rapat Koordinasi Terkait Realisasi APBN dan Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur

Latar belakang rapat ini merupakan bentuk koordinasi terkait pelaksanaan dan

pertangungjawaban kegiatan pembangunan Satuan Kerja lingkup Kementerian Keuangan

yang mendapatkan alokasi dana yang signifikan di Provinsi Kepulauan Riau namun

penyerapan anggarannya masih rendah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui

perkembangan pelaksanaan kegiatan belanja modal pembangunan infrastruktur

gedung/bangunan serta belanja modal peralatan dan mesin pada 14 (empat belas) Satuan

Kerja lingkup Kementerian Keuangan. Tujuan dilakukan rapat ini adalah untuk

mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan dan memberikan langkah-langkah strategis dan tepat dalam kegiatan

pelaksanaannya.

Page 17: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada
Page 18: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

7 | isi EPA

Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II

2.1. Pagu Anggaran

Pagu anggaran adalah alokasi dana atau batas maksimum anggaran yang diberikan oleh

Kementerian Keuangan kepada Kementeriaan Negara/Lembaga untuk setiap program

pemerintah sebagai acuan dalam pelaksanaan APBN. Pada tahun 2016, seluruh Kementerian

Negara/Lembaga di Provinsi Kepulauan Riau memperoleh alokasi dana sebesar Rp.6.416,15

miliar.

Gambar 1 Pagu DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau

Kewenangan Pagu (Rp) Jenis Belanja Pagu (Rp)

Kantor Pusat 3,244,245,021,000 Pegawai 1,296,450,308,000 Kantor Daerah 2,920,259,161,000 Barang 3,013,153,036,000 Dekonsentrasi 153,025,468,000 Modal 2,020,625,456,000 Tugas Pembantuan 98,620,986,000 Bantuan Sosial 6,935,340,000 Lain-Lain 78,986,496,000

Sumber: Omspan Perbendaharaan

Alokasi belanja APBN di Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar digunakan untuk membiayai

kegiatan satuan kerja pada kewenangan Kantor Pusat

diikuti oleh kewenangan Kantor Daerah. Berdasarkan jenis

belanja, alokasi belanja sebagian besar untuk membiayai

belanja barang dan belanja modal. Pagu terbesar di

Provinsi Kepulauan Riau disusun oleh enam Kementerian

Negara/Lembaga. Pagu tersebut memiliki porsi 74,56

persen dari total pagu anggaran di Provinsi Kepulauan

Kantor

Pusat

50.56%

Kantor

Daerah

45.51%

Dekonsentrasi

2.39%

Tugas Pembantuan

1.54%

Pegawai

20.21%

Barang

46.96%

Modal

31.49%

Bantuan Sosial

0.11%

Lain-Lain

1.23%

BA112

27.96%

BA033

15.09%

BA022

11.16%

BA060

7.66%

BA015

6.58%

BA012

6.11%

40 BA Lain

25.44%

Page 19: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

8 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

Riau. Pagu tertinggi adalah pagu Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Bebas Batam.

2.2. Realisasi Anggaran

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, Kementerian Negara/Lembaga melakukan

realisasi anggaran untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan/kegiatannya. Di Provinsi

Kepulauan Riau, pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh APBN dilakukan oleh satuan-satuan

kerja dibawah 46 Kementerian Negara/Lembaga.

Gambar 2 Realisasi DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau

Kewenangan Pagu (Rp) Jenis Belanja Pagu (Rp)

Kantor Pusat 1,105,846,179,845 Pegawai 673,812,359,319 Kantor Daerah 1,101,748,233,785 Barang 1,075,505,012,794 Dekonsentrasi 38,314,833,796 Modal 492,359,885,120 Tugas Pembantuan 10,665,026,366 Bantuan Sosial 622,193,500 Lain-Lain 14,274,823,059

Sumber: Omspan Perbendaharaan

Realisasi anggaran hingga triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau mencapai Rp2.256,57

miliar atau sebesar 34,17 persen. Realisasi satker-satker Kewenangan Kantor Daerah dan

Kantor Pusat merupakan realisasi yang cukup tinggi dengan penyerapan di atas 30 persen.

Berdasarkan jenis belanja, belanja pegawai memiliki realisasi tertinggi dengan tingkat

penyerapan jauh di atas jenis belanja lain.

34.09% 37.73%

25.04%

10.81%

KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH

DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUAN

51.97%

35.69%

24.37%

8.97%

18.07%

PEGAWAI BARANG MODAL BANTUAN SOSIAL

LAIN-LAIN

Page 20: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

9 | isi EPA

Gambar 3 Komposisi Realisasi DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: Omspan Perbendaharaan

Realisasi anggaran hingga triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau sangat dipengaruhi

oleh realisasi satker-satker Kewenangan Kantor Daerah dan Kantor Pusat. Realisasi kedua

jenis kewenangan tersebut menyumbang 97,83 persen dari total realisasi belanja. Berdasarkan

jenis belanja, realisasi belanja barang merupakan realisasi terbesar dibanding jenis belanja

lainnya diikuti oleh belanja pegawai dan belanja modal. Ketiganya menyumbang 99,34 persen

realisasi belanja total di Provinsi Kepulauan Riau.

2.3. Rencana Penarikan Dana Halaman III DIPA vs Realisasi Anggaran

Hal III DIPA memuat informasi rencana penarikan yang dibuat oleh satuan kerja dan atau

Kementerian Negara/Lembaga yang seharusnya dijadikan dasar atau standar dalam realisasi

dana belanja. Deviasi atas besaran rencana ini akan menjadi indikator buruknya perencanaan

anggaran dan tidak disiplinnya satuan kerja dan atau Kementerian Negara/Lembaga dalam

pelaksanaan anggaran.

Berdasarkan perbandingan antara perencanaan penarikan dana yang dibuat dan realisasi

pencairan dana yang dilaksanakan pada triwulan II tahun 2016, diperoleh rata-rata tingkat

ketepatan antara rencana penarikan dana perbulan dengan realisasi berkisar 27,11 persen.

Tingkat deviasi paling tinggi terjadi pada bulan Mei 2016 dan sebaliknya tingkat deviasi paling

rendah terjadi pada bulan April 2016. Terjadinya deviasi ini mengindikasikan bahwa rencana

yang dibuat belum sesuai dalam pelaksanaannya. Tingginya deviasi dipengaruhi oleh kurang

baiknya perencanaan pada satuan kerja-satuan kerja pada jenis kewenangan Tugas

Pembantuan dan Kantor Pusat.

Kantor

Pusat

49.01%

Kantor

Daerah

48.82%

Dekonsentrasi

1.70%

Tugas Pembantuan

0.47%

Pegawai

29.86%

Barang

47.66%

Modal

21.82%

Bantuan Sosial

0.03%

Lain-Lain

0.63%

Page 21: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

10 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

Gambar 4 Deviasi Halaman III DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau

Januari Februari Maret April Mei Juni Sem-1

Dekonsentrasi 57.89% 6.83% 28.70% 8.15% -12.43% -32.82% -3.85%

Kantor Daerah 18.35% -6.90% -14.08% -0.98% -11.81% -33.11% -12.45%

Kantor Pusat 9.24% -31.03% -5.57% -1.66% -277.62% -35.84% -50.94%

Tugas Pembantuan 100% -25.77% 81.52% 12.02% 72.85% 72.55% 53.40%

Sumber: PA Perbendaharaan

2.4. Revisi Anggaran

Implementasi penganggaran berbasis kinerja masih belum optimal diterapkan di Indonesia.

Hal tersebut dapat dilihat dari perencanaan anggaran yang masih kurang berkualitas sehingga

dalam pelaksanaan anggaran sering terjadi revisi anggaran (DIPA). Mayoritas revisi DIPA

disebabkan oleh perencanaan satuan kerja dan atau Kementerian Negara/Lembaga yang

belum baik, walaupun tidak tertutup kemungkinan terjadi karena sebab yang lain.

Perencanaan anggaran yang baik akan mendorong pelaksanaan anggaran yang baik. Oleh

karena itulah perencanaan merupakan salah satu indikator kualitas dan kinerja pelaksanaan

anggaran. Indikator tersebut menunjukkan apakah satuan kerja dan atau Kementerian

Negara/Lembaga serius dan bekerja dengan baik jauh sebelum pelaksanaan anggaran

dilaksanakan.

14.48%

-12.61% -7.89%-0.85%

-96.85%

-32.82%-27.11%

Januari Februari Maret April Mei Jun

Page 22: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

11 | isi EPA

Gambar 5 Revisi DIPA Triwulan II Tahun 2016 di Provinsi Kepulauan Riau

Sumber: PA Perbendaharaan

Hingga triwulan II-2016 telah terjadi revisi sebanyak 480 revisi. Revisi DIPA terbanyak terjadi

pada bulan Juni. Hampir tiap bulan terjadi revisi dengan jumlah yang cukup banyak dengan

jumlah di atas 70 revisi tiap bulannya. Berdasarkan indeks revisi, indeks terbesar terdapat

pada BA 112 BP Batam yang memiliki indeks 6. Hal itu menunjukkan bahwa revisi pada BA

tersebut sangat banyak yang memberikan gambaran bahwa perencanaan anggaran kurang

maksimal sehingga dilakukan beberapa kali perubahan DIPA untuk menyesuaikan kebutuhan

pada tahun berjalan.

Tabel 2 Komposisi Revisi DIPA Triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau

Kewenangan Januari Februari Maret April Mei Juni Total

Kantor Pusat - 5 4 5 6 7 27

Kantor Daerah 7 79 69 68 50 97 370

Dekonsentrasi 1 7 10 19 13 15 65

Tugas Pembantuan 1 3 3 2 3 6 18

9 94 86 94 72 125 480

Sumber: OMSPAN

2.5. Pengelolaan UP dan GU

Uang Persediaan (UP) digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan

kerja dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme

Pembayaran LS. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara

Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving) setelah digunakan minimal 50

persen. Maksimal pembayaran dengan UP kepada satu penerima paling banyak sebesar Rp.50

juta rupiah kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas. Pada akhir hari kerja,

9

9486

94

72

125

Januari Februari Maret April Mei Juni

BA Satker Revisi Indeks

'112 1 6 6.0

'115 1 4 4.0

'068 1 3 3.0

'054 8 22 2.8

'042 3 8 2.7

'060 27 63 2.3

'018 15 34 2.3

'066 4 9 2.3

'015 11 22 2.0

'024 11 22 2.0

'059 1 2 2.0

'092 1 2 2.0

27BA 196 280 1.4

Page 23: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

12 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

uang tunai yang berasal dari UP pada Kas Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar

Rp.50 juta rupiah.

Tabel 3 Rincian Uang Persediaan hingga Triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau

BA UP Satker GU Nihil Setoran Sisa UP GUP

44 39,619,809,500 415 231,841,000 61,381,250 39,326,587,250 405

BA Kode

Satker Nama Satker Total UP Setoran UP Sisa UP Batas Teguran

10 320094 Setda Provinsi Kepulauan Riau 50,000,000 - 50,000,000 Potong 25%

13 667785 Kanwilkumham Kepulauan Riau 10,000,000 83,250 9,916,750 sudah jatuh tempo

12 344826 Lanud Tanjungpinang 41,822,500 - 41,822,500 sudah jatuh tempo

55 320099 Bappeda Provinsi Kepulauan Riau 53,000,000 - 53,000,000 sudah jatuh tempo

25 320515 Kantor Kemenag Kab.Kep.Anambas 10,000,000 2,500,000 7,500,000 sudah jatuh tempo

56 431020 Kantor Pertanahan Kab. Bintan 100,000,000 - 100,000,000 sudah jatuh tempo

56 431020 Kantor Pertanahan Kab. Bintan 80,500,000 - 80,500,000 sudah jatuh tempo

33 498585 Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau

260,000,000 - 260,000,000 sudah jatuh tempo

27 329001 Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau 100,000,000 - 100,000,000 sudah jatuh tempo

Sumber: OMSPAN

Hingga triwulan II tahun 2016 terdapat 415 satker yang mengajukan uang persediaan. Dari

seluruh UP tersebut terdapat sembilan UP yang mengalami keterlambatan pertanggung

jawaban. Satu UP sudah dikenakan sanksi berupa pemotongan UP 25 persen dan delapan

lainnya sudah jatuh tempo namun belum dikenakan sanksi.

Tabel 4 Pengajuan Tambahan Uang Persediaan Selama Triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau

BA Satker TUP Setoran Sisa Status

013 Kemenkumham 2 128,455,000 - 128,455,000 OK

015 Kemenkeu 1 350,000,000 - 350,000,000 OK

025 Kemenag 1 65,200,000 - 65,200,000 OK

032 Kemen Kelautan Perikanan

1 144,350,000 144,350,000 OK

033 Kemen PUPR 1 258,684,000 1,800 258,682,200 Terlambat

040 Kemenpar 1 200,000,000 - 200,000,000 OK

042 Kemenristekdikti 1 499,999,000 - 499,999,000 OK

8 1,646,688,000 1,800 1,646,686,200

Sumber: OMSPAN

Selama triwulan II tahun 2016 terdapat delapan satker yang mengajukan tambahan uang

persediaan dengan total Rp1.646,69 juta. Dari delapan TUP tersebut terdapat satu TUP yang

mengalami keterlambatan pertanggungjawaban. TUP tersebut berasal dari BA033 Kemen

PUPR pada satker Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi

Kepulauan Riau (495370). TUP diajukan pada 10 Mei 2016 yang seharusnya

Page 24: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

13 | isi EPA

dipertanggungjawabkan pada 10 Juni 2016 namun hingga saat ini baru dilakukan setoran TUP

sebesar Rp1.800.

2.6. Data Kontrak dan Penyelesaian Tagihan

Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang mengakibatkan pengeluaran

negara dilakukan melalui pembuatan komitmen. Pembuatan komitmen dilakukan dalam

bentuk perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang jasa dan dalam bentuk penetapan

keputusan. Data perjanjian/kontrak disampaikan kepada KPPN paling lambat lima hari kerja

setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak untuk dicatat dalam Kartu Pengawasan

Kontrak di KPPN.

Total data kontrak yang mengalami keterlambatan penyampaian adalah 705 kontrak.

Keterlambatan tersebut terjadi pada 46 Kementerian Negara/Lembaga. Selama triwulan II-

2016 terjadi keterlambatan penyampaian data kontrak sebesar 60,41 persen. Terdapat

sembilan Kementerian Negara/Lembaga yang keseluruhan ADK kontrak terlambat dilaporkan

ke KPPN. Selain itu terdapat dua K/L yang keseluruhan ADK kontrak disampaikan ke KPPN

sebelum batas akhir pengiriman ADK kontrak berlalu.

Tabel 5 Keterlambatan Penyampaian Data Kontrak ke KPPN Triwulan II-2016 di Provinsi Kepulauan Riau

BA Ter

lambat Tidak

Terlambat Data

Kontrak Keter

lambatan BA

Ter lambat

Tidak Terlambat

Data Kontrak

Keter lambatan

019 3 - 3 100.00% 032 31 20 51 60.78%

027 5 - 5 100.00% 015 69 56 125 55.20%

040 3 - 3 100.00% 013 34 30 64 53.13%

060 76 - 76 100.00% 024 30 27 57 52.63%

067 1 - 1 100.00% 004 2 2 4 50.00%

089 2 - 2 100.00% 023 16 16 32 50.00%

112 7 - 7 100.00% 042 12 14 26 46.15%

115 2 - 2 100.00% 025 16 20 36 44.44%

116 2 - 2 100.00% 022 95 119 214 44.39%

026 13 1 14 92.86% 012 6 12 18 33.33%

054 24 2 26 92.31% 056 2 5 7 28.57%

010 7 1 8 87.50% 018 9 23 32 28.13%

033 197 48 245 80.41% 075 3 8 11 27.27%

066 3 1 4 75.00% 059 2 6 8 25.00%

092 3 1 4 75.00% 999 4 16 20 20.00%

068 2 1 3 66.67% 029 1 6 7 14.29%

076 2 1 3 66.67% 104 - 2 2 0.00%

005 13 7 20 65.00% 107 - 12 12 0.00%

063 8 5 13 61.54% 705 462 1167 60.41% Sumber: OMSPAN

Page 25: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

14 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

2.7. Permasalahan Pelaksanaan Anggaran

Berbagai permasalahan pelaksanaan anggaran masih dialami oleh satuan kerja yang

melaksanakan kegiatan sehingga sasaran yang ingin dicapai belum terealisasi dengan

maksimal. Beberapa permasalahan yang dialami pada tahun anggaran sebelumnya masih

terjadi pada semester I TA 2016. Berbagai permasalahan tersebut terkait kendala

administratif, koordinasi dengan pihak terkait, pengadaan barang jasa, dan adanya kebijakan

di bidang pelaksanaan anggaran.

2.7.1 Bantuan Operasional Sekolah dan Bantuan Sosial

Perkembangan umum penyerapan alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan

Bantuan Siswa Miskin (BSM) selama semester I tahun 2016 menunjukkan perkembangan yang

kurang optimal. Gambaran Umum penyerapan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan

Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah realisasi yang relatif lambat pada penyaluran dana

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) lingkup Kementerian

Agama Provinsi Kepulauan Riau khususnya pada sekolah Negeri.

Permasalahan-permasalahan yang menyebabkan rendahnya pencairan dana Bantuan

Operasional (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebagai berikut:

Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

a. Terdapat beberapa satuan kerja di lingkungan Kementerian Agama yang ragu-ragu untuk

membiayai beberapa kegiatan sekolah karena pemahaman yang kurang komprehensif

tentang penggunaan dana BOS.

b. Sebagian besar dana BOS baru direalisasikan pada awal Semester II tahun 2016 karena

banyak kegiatan operasional sekolah pada awal semester II tahun 2016 yaitu operasional

untuk kegiatan dalam rangka penerimaan peserta didik baru dan kegiatan pembelajaran

dan ekstrakurikuler siswa.

c. Lambatnya pertanggungjawaban dana Tim Manajemen BOS. Dana untuk kegiatan

manajemen BOS telah dilaksanakan namun belum dipertanggungjawabkan karena

persepsi satuan kerja yang ingin mempertangungjawabkan dana sekaligus untuk

menghindari kerepotan dalam menyusun pertanggungjawaban.

d. Kemampuan/kompetensi Bendahara pengelola penggunaan dana BOS di sekolah swasta

sangat terbatas sehingga proses penyusunan pertanggungjawaban sering terlambat dan

sering terjadi kesalahan. Kesalahan tersebut akan memperlambat pencairan dana pada

tahap selanjutnya.

Page 26: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

15 | isi EPA

e. Terdapat dana BOS untuk belanja modal yaitu untuk pengadaan buku kurikulum 2013

yang tidak dapat dicairkan karena pengadaan buku tersebut hanya dilakukan secara

terpusat di Jakarta dan sampai saat ini petunjuk teknisnya belum ada dan masih menunggu

dari Kantor Pusat Kementerian Agama Republik Indonesia.

Bantuan Siswa Miskin (BSM)

a. Persyaratan penerima manfaat BSM adalah siswa yang memiliki Kartu Indonesia Pintar

(KIP) atau orang tua siswa yang memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu

Perlindungan Sosial (KPS). Berdasarkan hasil pendataan ulang terhadap siswa/ orang tua

siswa, sangat sedikit siswa/orang tua siswa yang memiliki kartu KIP/KKS/KPS.

b. Siswa/orang tua siswa tidak memiliki KIP/KKS/KPS dapat menerima BSM namun harus

memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan/desa. Pada praktiknya,

Siswa/orang tua siswa enggan/tidak menyiapkan SKTM tersebut.

c. Terdapat kendala yang dihadapi sekolah dalam membuka rekening siswa penerima

Bansos. Koordinasi dengan siswa/orang tua sudah intensif dilakukan namun siswa/orang

tua siswa enggan untuk melakukan pembukaan rekening.

d. Kesalahan pemahaman terhadap pencairan dana BSM oleh Kanwil Kementerian Agama

Provinsi Kepulauan Riau/MIN/MTsN/MAN. Kanwil Kementerian Agama Provinsi

Kepulauan Riau/MIN/MTsN/MAN menganggap bahwa pencairan dana BSM dapat

dilakukan setelah kuota sejumlah siswa yang ditetapkan harus seluruhnya memenuhi

syarat penerima BSM dan selanjutnya baru dilakukan pencairan dana secara lengkap.

e. Untuk sekolah-sekolah yang mempunyai Filial, yaitu MAN Tanjungpinang (filial di Tanjung

Balai Karimun), MAN Batam (Filial di Batam) dan MTsN Batam (Filial di Batam) mengalami

kesulitan dalam mempercepat pengumpulan kelengkapan persyaratan penerima bantuan

sosial karena seringnya ditemukan kesalahan dalam dokumen/berkas yang diperlukan

sehingga pengiriman berkas sering dilakukan berulang-ulang.

2.7.2 Pembangunan Infrastruktur

Perkembangan umum penyerapan alokasi belanja modal khususnya pembangunan

infrastruktur hingga triwulan II-2016 relatif masih rendah. Permasalahan-permasalahan yang

mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran sebagai berikut:

Infrastruktur Jalan dan Jembatan

a. Keterlambatan proses lelang yang baru dimulai pada bulan Februari akibat perubahan

paket kegiatan sehingga kontrak baru dimulai pada bulan April sampai awal Juli 2015.

Page 27: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

16 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

b. Terdapat 1 (satu) paket pembangunan Fly Over Simpang Kabil (MYC) pada Satuan Kerja

Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kepulauan Riau belum dilakukan lelang,

dikarenakan menunggu surat rekomendasi/izin dari Kementerian Keuangan.

c. Pekerjaan pembangunan rumah susun mahasiswa pada Satuan Kerja SNVT Penyediaan

Perumahan Kepulauan Riau tidak dilaksanakan pekerjaannya karena belum adanya izin

dari Bappeda Provinsi Kepulauan Riau.

d. Pekerjaan kualitas rumah swadaya 2000 unit, belum dilakukan dikarenakan masih dalam

tahap verifikasi dan pendataan masyarakat yang akan menerima bantuan.

e. Akibat adanya penghematan anggaran dan instruksi dari Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat, sebagian pekerjaan pembangunan infrastruktur dibatalkan pada

Satker Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kepulauan

Riau.

Infrastruktur Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Udara

a. Pekerjaan lanjutan pembangunan Fasilitas Pelabuhan laut belum dikontrakkan karena

anggaran dalam DIPA masih dalam status blokir. Permasalahan lahan untuk pembangunan

infrastruktur belum diselesaikan dan belum tercatat sebagai aset daerah oleh Pemerintah

Daerah setempat (Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau). Permasalahan tersebut terjadi

pada satker Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungpinang.

b. Akibat adanya penghematan anggaran dan instruksi dari Kementerian Perhubungan,

sebagian pekerjaan pembangunan infrastruktur dibatalkan pada Satker Pangkalan

Penjagaan Laut dan Pantai Tanjung Uban.

c. Adanya proses jadwal ulang lelang, dikarenakan adanya gagal lelang, permasalahan terjadi

pada satker Satuan Kerja Perhubungan Darat Provinsi Kepri.

Infrastruktur Gedung dan Bangunan

a. Keterlambatan proses lelang pengadaan akibat tidak sesuai antara perencanaan yang

sudah dianggarkan dengan kondisi dilapangan jadi perlu direvisi ulang.

b. Pekerjaan pembangunan gedung yang tidak terealisasi (batal) permasalahan pada satker.

c. Adanya penghematan pagu anggaran K/L yang berakibat terjadinya perubahan perubahan

perencanaan pengadaan dan pembatalan sebagian pekerjaan, permasalahan pada saker.

d. DIPA belum bisa direalisasi menunggu penyelesaian revisi self blocking di DJA.

e. Pekerjaan proses lelang diulang kembali akibat adanya gagal lelang.

f. Kesiapan SDM melaksanakan kegiatan, dan imbas mutasi pegawai.

Page 28: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

17 | isi EPA

2.7.3 Pelaksanaan Anggaran di Bidang Penegakan Hukum, Politik, dan Keamanan

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi yang mengakibatkan rendahnya penyerapan

anggaran sebagai berikut:

a. Pertanggungjawaban sisa Hibah Pilkada TA 2015 untuk beberapa satker masih dalam

proses. KPU Provinsi Kepri telah menyetorkan sisa dana ke Kas Pemda sebesar Rp18,7

miliar dan mengajukan SP4HL pada tanggal 24 Juni 2016. KPU Natuna dan KPU Lingga

masih menjalani proses pertanggungjawaban di KPPN.

b. BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau mengalami kekurangan personil sarana

prasarana sehingga terdapat kegiatan yang terlambat/terhambat.

c. Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau telah menyelesaikan proses revisi di Direktorat

Jenderal Anggaran (DJA) untuk optimalisasi sisa kontrak, yang memunculkan Keluaran

baru sebagai hasil optimalisasi proyek. Berdasarkan revisi tersebut, terdapat pemblokiran

terkait pengematan anggaran (self-blocking) senilai Rp268 juta pada kegiatan pengawasan

pembangunan. Menurut informasi Eselon I, masih akan dilaksanakan revisi penghematan

tambahan. Pembangunan gedung kantor sedikit terhambat karena persetujuan konsultan

pengawas yang lambat, sehingga perkembangan fisik baru mencapai 32,5 persen akhir Juni

2016. Kendala lain dalam pelaksanaan anggaran adalah adanya penghematan/

pemotongan anggaran yang menjadikan serapan Belanja Barang berupa perjalanan dinas

dilakukan seefisien mungkin.

d. Pada tanggal 28 Juni 2016 sudah mengajukan SP2HL ke KPPN untuk pengesahan belanja,

namun terkendala penyelesaian di Panwaslu Batam mengingat ada hibah yang belum

direvisi. Revisi akan segera diajukan sehingga SP2HL dan SP4HL dapat segera diproses.

2.7.4 Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Perkembangan umum penyerapan alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan selama

semester I tahun 2016 menunjukkan gambaran umum penyerapannya relatif rendah/lambat.

Permasalahan-permasalahan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan menyampaikan yang

menyebabkan rendahnya pencairan dana pada periode Semester I Tahun Anggaran 2016

adalah sebagai berikut:

a. Rendahnya penyerapan anggaran pada satuan kerja karena beberapa kegiatan yang baru

terlaksana pada bulan Mei 2016 sehingga pertanggungjawaban baru dilaksanakan pada

Semester II tahun 2016.

b. Rendahnya penyerapan anggaran semester I tahun 2016 karena dipengaruhi oleh

keterlambatan DIPA diterima satuan kerja, dan keterlambatan SK Perubahan Pejabat

Perbendaharaan.

Page 29: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

18 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

c. Terdapat alokasi dana yang diblokir Mandiri (self blocking).

d. Beberapa kegiatan masih dalam proses lelang.

e. Petunjuk Teknis pelaksanaan kegiatan terlambat diterima dari Kantor Pusat Kementerian

Negara/Lembaga dan terdapat perubahan pada petunjuk teknis yang sudah diterima.

f. Beberapa kegiatan yang bersifat koordinasi dengan pihak terkait baru dilaksanakan pada

Semester II Tahun 2016. Kegiatan koordinasi tersebut berupa pertemuan dalam masalah

pengelolaan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.

g. Terdapat Bantuan Sosial yang belum terserap, karena masih adanya tahapan proses

identifikasi ulang kepada penerima Bansos.

Page 30: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

19 | isi EPA

Bab III. Penutup

3.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan rapat koordinasi dan focus group discussion terkait pelaksanaan anggaran

pada beberapa satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga maka dapat diambil kesimpulan

terkait pelaksanaan anggaran di Provinsi Kepulauan Riau.

1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena

pengelola dana BOS pada sekolah negeri dan swasta tidak mempunyai pemahaman yang

komprehensif sehingga terkendala dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban dana BOS.

Permasalahan penyaluran dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) masih terkendala karena

sedikit siswa yang dapat melengkapi persyaratan yang ditetapkan untuk memiliki Kartu

Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Perlindungan Sosial (KPS),

Program Keluarga Harapan (PKH) atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

2. Dana insfrastruktur belum terserap secara optimal karena beberapa kendala yang dialami

satuan kerja dalam proses pengadaan barang dan jasa. Keterlambatan pelaksanaan lelang

dan masih ditemukannya lelang yang dilakukan secara berulang-ulang masih menjadi

faktor yang menghambat kelancaran penyerapan anggaran. Di sisi lain, adanya dana blokir

dan blokir mandiri (self blocking) memberikan kontribusi tidak maksimalnya penyerapan

anggaran infrastruktur.

3. Dana sisa hibah yang cukup besar untuk mendukung pelaksanaan Pilkada 2015 belum

dipertanggungjawabkan sampai dengan semester I TA 2016. Pertanggungjawaban dana

hibah tersebut terkendala dalam proses pengajuan pengesahan belanja (pengajuan

SP2HL).

4. Komitmen Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan dana dekonsentrasi dan tugas

pembantuan dengan maksimal masih terkendala dengan permasalahan yang masih

bersifat koordinasi. Lambatnya penunjukan SK pejabat perbendaharaan, keterlambatan

petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan dan lambatnya pelaksanaan koordinasi dengan

pihak terkait masih terjadi pada penyerapan anggaran dekonsentrasi dan tugas

pembantuan.

Page 31: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada

20 | Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II-2016

3.2. Rekomendasi

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam kesimpulan pada kegiatan

rapat koordinasi dan focus group discussion, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi

Kepulauan Riau memberikan beberapa rekomendasi untuk mendukung pelaksanaan anggaran

di Provinsi Kepulauan Riau. Rekomendasi tersebut adalah:

1. Kanwil Kementerian Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang

ditunjuk sebagai pengelola/manajemen dana BOS agar lebih aktif memberikan bimbingan

teknis/penyuluhan tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban dana BOS ke sekolah

negeri dan sekolah swasta. Selanjutnya, Pihak sekolah penerima dana Bantuan Siswa

Miskin (BSM) agar meningkatkan koordinasi dengan para siswa, orang tua siswa dan pihak

terkait untuk dapat menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan untuk menerima Bantuan

Siswa Miskin.

2. Percepatan pembangunan infrastruktur di Kepulauan Riau sangat perlu untuk mendorong

perkembangan wilayah dan secara langsung akan bermanfaat untuk masyarakat. Oleh

karena itu proses pengadaan barang dan jasa agar dilaksanakan dengan lebih cepat dan

segera berkoordinasi dengan Unit Layanan Pengadaan (ULP) apabila terdapat kendala

dalam proses pengadaan.

3. Sisa dana hibah untuk pelaksanaan Pilkada 2015 agar segera dipertanggungjawabkan

dengan mengajukan Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL). Apabila

terdapat sisa dana hibah yang tidak dipergunakan, maka sisa dana hibah tersebut agar

disetorkan ke rekening kas negara atau dikembalikan kepada pemberi hibah sebagaimana

telah diatur pada surat perjanjian pemberian hibah.

4. Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan komitmennya untuk memaksimalkan

penggunaan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan aktif berkoordinasi

dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pelaksana kegiatan dalam

mengantisipasi secara dini permasalahan-permasalahan yang akan terjadi.

Page 32: Laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan II 2016 · 2018. 1. 16. · 1. Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih mengalami kendala karena pengelola dana BOS pada