35
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERAN BLOK BASIC SCIENCES BLOOD, SUPPORT AND MOVEMENT SYSTEM PEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric) Oleh : Kelompok 12 Ahmad Mustafid Alwi G1A014034 Talida Hasna G1A014035 Muhammad Ashif G1A014050 Nurullia Rahmawati G1A014051 Dani Muhammad Ridwan G1A014068 Lorisna H G1A014069 Lintang Inggar Sari G1A014072 Hanna Kalita G1A014094 Moh Azwar Ansori G1A014097 Kemal M Ghazali G1A014098 Asisten : Okmanita Dinda K G1A012051 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 1

Laporan Biokimia Kalsium SIAP REVISI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporam

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERAN

BLOK BASIC SCIENCES BLOOD, SUPPORT AND MOVEMENT SYSTEMPEMERIKSAAN KALSIUM DARAH(Metode CPC Photometric) INCLUDEPICTURE "https://c1.staticflickr.com/5/4004/4633599335_10dd216ef5_z.jpg" \* MERGEFORMATINET

Oleh :Kelompok 12Ahmad Mustafid AlwiG1A014034Talida HasnaG1A014035

Muhammad AshifG1A014050

Nurullia RahmawatiG1A014051

Dani Muhammad RidwanG1A014068

Lorisna HG1A014069

Lintang Inggar SariG1A014072

Hanna KalitaG1A014094

Moh Azwar AnsoriG1A014097

Kemal M GhazaliG1A014098

Asisten :Okmanita Dinda KG1A012051KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERANPURWOKERTO2014LEMBAR PENGESAHANPEMERIKSAAN KALSIUM DARAH

(Metode CPC Photometric)Oleh :Kelompok 12Ahmad Mustafid AlwiG1A014034

Talida HasnaG1A014035

Muhammad AshifG1A014050

Nurullia RahmawatiG1A014051

Dani Muhammad RidwanG1A014068

Lorisna HG1A014069

Lintang Inggar SariG1A014072

Hanna KalitaG1A014094

Moh Azwar AnsoriG1A014097

Kemal M GhazaliG1A014098

Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian praktikum Biokimia Kedokteran bloK Basic Sciences Blood, Support and Movement SystemFakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, PurwokertoDiterima dan disahkan

Purwokerto, Desember 2014Asisten,Okmanita Dinda KG1A012051I. PENDAHULUAN

A. Judul Laporan

Pemeriksaan Kalsium Darah Metode CPC PhotometricB. Tanggal PraktikumJumat, 12 Desember 2014C. Tujuan

1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar kalsium darah dengan metode CPC Photometric.2. Mahasiswa akan dapat menganalisis hasil pemeriksaan kadar kalsium darah.3. Mahasiswa akan dapat menerapkan hasil pemeriksaan kadar kalsium darah untuk menegakkan diagnosis.

4. Mahasiswa akan dapat menerapkan hasil pemeriksaan kadar kalsium darah untuk penelitian kimia darah.II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan struktur kalsiumMineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam tubuh diperlukan untuk pengaturan kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi (Almatsier, 2002). Kalsium merupakan salah satu nutrien esensial yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi tubuh (Gobinathan et al. 2009).

Kekurangan asupan kalsium dalam tubuh manusia menyebabkan abnormalitas metabolisme terutama pada usia dini, gangguan pertumbuhan seperti tulang kurang kuat, mudah bengkok, dan rapuh. Pada orang dewasa dengan usia di atas 50 tahun, akan kehilangan kalsium dari tulangnya sehingga menjadi rapuh dan mudah patah yang dikenal sebagai osteoporosis (Ensminger et al. 1995). Namun, bila kelebihan kalsium juga dapat beresiko terhadap tubuh seperti menyebabkan batu ginjal, kanker prostat, sulit buang air besar (konstipasi) dan penumpukan kalsium di pembuluh darah (Winarno, 1982).B. Bentuk kalsium di dalam tubuhDi dalam tubuh, 66% fosfor bersama kalsium berada dalam bentuk kalsium fosfat. Hubungan kalsium dan fosfor dalam tubuh sangat erat satu dengan yang lain, terutama dalam pembentukan kerangka dan pemeliharaan gigi. Secara biologis, hasil kali Ca dengan P selalu konstan, sehingga peningkatan kadar fosfat di dalam serum akan diikuti dengan penurunan kadar Ca serum. Kandungan fosfor lainnya ada dalam darah dan jaringan-jaringan lunak, dalam bentuk fosfat anorganik dan fosfat organik. Dalam serum, fosfat anorganik juga terbagi ke dalam 3 fraksi, yaitu ion fosfat, fosfat yang terikat protein dan fosfat dalam bentuk kompleks dengan Na, Ca, dan Mg (Sumardjo, 2009).C. Fungsi kalsiumKalsium adalah kation ekstrasel utama. Peran utama kalsium adalah untuk kontraksi dan eksitasi otot jantung dan otot lainnya, transmisi sinap sistem saraf, agregasi platelet, koagulasi, dan sekresi hormon dan regulator lain yang memerlukan eksositosis. Kadar kalsium normal dalam plasma 8,5-10,4 mg/dL, 45% terikat protein plasma terutama albumin, 10% terikat dengan dapar anion seperti sitrat dan fosfat. Empat puluh lima persen sisanya ada dalam bentuk ion dan merupakan bentuk aktif. Kadar kalsium dalam cairan ekstrasel 1% dari keseluruhan total kalsium tubuh sementara kadarnya dalam sel dijaga sekitar 1/10.000 dari kadar ekstrasel. Fungsi utama kalsium intrasel adalah second messenger intraselular untuk mengatur pembelahan sel, kontraktilitas otot, pergerakan sel, dan sekresi. (Setyorini, 2009)

D. Sumber Kalsium

Memperoleh asupan kalsium optimal dari makanan sangatlah memungkinkan. Susu dan produk olahannya seperti yogurt dan keju serta campuran makanan yang mengandung keju memiliki kandungan tertinggi per takaran saji. Susu kedelai dan beras, yogurt, tofu, dan keju mengandung jumlah kalsium yang setara dengan kalsium dalam produk-produk olahan susu sapi. Produk ikan kaleng yang menyertakan tulangnya (salmon atau sarden) juga mengandung banyak kalsium, tetapi irisan ikan segar tanpa tulang bukan sumber kalsium tinggi (Cosman, 2009).Sejumlah sayuran juga banyak mengandung kalsium, misalnya bok choy (kubis Cina), lobak Cina, kangkung, bayam, dan brokoli. Sementara sayuran dan buah yang mengandung sedikit kalsium adalah buncis, jeruk, minyak wijen, minyak zaitun, lemon, dan bawang putih (Cosman, 2009).Ada sejumlah orang yang fanatik percaya bahwa susu adalah satu-satunya sumber kalsium dan ada juga yang percaya bahwa susu mempunyai efek merugikan bagi kesehatan. Keduanya salah dan keduanya tidak bertanggung jawab terhadap kampanye gencar mereka yang dipasang di tempat umum dan iklan. Seperti yang telah disebutkan di atas, ada banyak cara untuk mendapatkan kalsium selain dari susu (Felicia, 2009).Tabel 1. Contoh Makanan yang Berkalsium Tinggi (Cosman, 2009)

MakananUkuran Penyajian (URT)Kalsium (mg)

Ikan Asin2 ptg200

Sarden Kaleng2 ptg354

Ikan Teri6 sdm1.200

Teri Bubuk6 sdm1.209

Kepiting ptg210

Udang Kering6 sdm1.209

Udang Segar4 ptg138

Tahu4 ptg124

Tempe4 ptg129

Kacang Panjang1 cup163

Bayam1 cup267

Bayam Merah1 cup368

Daun Melinjo1 cup219

Daun Ubi (Singkong)1 cup165

Daun Kacang Panjang1 cup134

Sawi1 cup220

Susu Segar1 gls115

Susu Bubuk1 gls770

Susu Kental Manis1 gls300

Mi Instan1 prg216

E. Hormon yang berperan1. Hormon PTHHormon paratiroid (PTH) adalah hormon peptida yang disekresi oleh kelenjar paratiroid, empat kelenjar seukuran bulir padi yang terletak di permukaan belakang kelenjar tiroid, satu di setiap sudut. Seperti aldosteron, PTH adalah esensial bagi kehidupan. Efek keseluruhan PTH adalah meningkatkan konsentrasi Ca2+ plasma (dan CES keseluruhan) sehingga mencegah hipokalsemia. Jika PTH tidak ada sama sekali maka kematian timbul dalam beberapa hari, biasanya akibat asfiksia karena spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui efeknya pada tulang, ginjal dan usus, PTH meningkatkan kadar Ca2+ plasma saat kadar itu mulai turun sehingga dalam keadaan normal hipokalsemia dan segala efeknya dapat dicegah. Hormon ini juga menurunkan konsentrasi PO43- plasma. (Sherwood, 2014) 2. Hormon kalsitonin

Kalsitonin berpengaruh tidak langsung terhadap konsentrasi posfat. Kadar kalsitonin yang meningkat akan menyebabkan penurunan kadar kalsium yang berefek pada peningkatan kadar posfat, dan sebaliknya (Martini, Nath & Bartholomew, 2012).

Gambar 2.4 Pengaruh kalsitonin terhadap kalsium yang secara tidak langsung mempengaruhi kadar posfat (Martini, Nath & Bartholomew, 2012).3. Hormon Kalsitriol

Kalsitriol merupakan hormon yang bertugas meningkatkan kadar kalsium dan fosfat dalam plasma. Kalsitriol memiliki tiga organ target, yaitu usus, tulang, dan ginjal. Kalsitriol pada usus berfungsi untuk meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat. Kalsitriol meningkatkan absorbsi kalsium oleh usus sekitar 35% (350 gram/hari). Sementara kalsitriol pada tulang berfungsi untuk meningkatkan aktivitas osteoklas (Martini et al., 2012).

Pada ginjal, kalsitriol berfungsi menurunkan reabsorpsi kalsium di tubuli ginjal. Sebanyak kurang lebih 10% kalsium (100 mg/hari) akan dieksresikan melalui urin, dan sekitar 41% kalsium plasma terikat pada protein plasma sehingga tidak akan difiltrasi oleh glomerulus (Bhagavan et al., 2011).F. Metabolisme kalsiumSekitar 99% Ca2+ di tubuh berada dalam bentuk kristal di tulang dan gigi. Dari sisa 1olonya, sekitar 0,9% ditemukan di dalam sel jaringan lunak; kurang dari 0,1% terdapat di CES. Sekitar separuh dari Ca2+ CES terikat ke protein plasma dan karenanya terbatas di plasma atau berikatan dengan POr3' sehingga tidak bebas ikut serta dalam reaksi-reaksi kimia. Separuh Ca CES lainnya dapat berdifusi bebas dan mudah berpindah dari plasma ke dalam cairan inrerstisium dan berinteraksi dengan sel. Ca2- bebas dalam plasma dan cairan interstisium dianggap sebagai satu cadangan. Hanya Ca2- CES bentuk bebas inilah yang secara biologis aktifdan berada di bawah kontrol; jumlah ini membentuk kurang dari seperseribu Ca2+ total di tubuh. (Sherwood, 2014)

Keseimbangan metabolisme kalsium diatur oleh tiga faktor, hormon paratiroid, vitamin D, dan kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Membran sel kelenjar paratiroid mengandung sensor kalsium yang dapat mendeteksi kadar kalsium darah. Aktivasi reseptor kalsium terjadi bila kadar kalsium darah tinggi, menyebabkan pelepasan fosfolipase A2, asam arakidonat, dan leukotrien. Leukotrien menginhibisi sekresi hormon paratiroid melalui degradasi 90% granul sekretori yang mengandung bentuk preformed hormon paratiroid. Aktivasi reseptor kalsium tidak akan terjadi bila kadar kalsium darah rendah. Hormon paratiroid bekerja dengan berikatan dengan reseptor membran sel organ target, yaitu reseptor hormon paratiroid 1 di ginjal dan tulang. Hormon paratiroid meningkatkan reabsorbsi kalsium dengan mempermudah pori kalsium di tubulus distal ginjal terbuka. Hormon paratiroid meningkatkan degradasi tulang dengan bekerja pada osteoblast melalui RANKL di tulang. Hormon paratiroid juga menstimulasi hidroksilasi 25-OH-vitamin D3 menjadi bentuk aktifnya (kalsitriol). Efek kalsitonin terhadap kalsium bertentangan dengan efek hormon paratiroid. Kalsitonin menginhibisi aktivitas osteoklast, mengurangi resorpsi tulang, dan meningkatkan ekskresi kalsium melalui ginjal, jadi fungsi kalsitonin menurunkan kadar kalsium darah. (Setyorini, 2009)

G. Faktor yang meningkatkan dan menurunkan kadar kalsiumFaktor yang mempengaruhi kadar kalsium darah adalah kalsium dalam makanan. Makanan yang mempunyai kalsium rendah dapat meningkatkan sekresi hormon paratiroid, yang dapat menyebabkan demineralisasi tulang (Maria C. Linder, 2006).

Kesehatan tulang selain terdapat pada kalsium, juga terdapat pada zat-zat lain seperti protein, fosfor, zink, mangan, kuprum, vitamin C, dan vitamin D. Kesehatan tulang dapat dipelihara dengan melakukan olahraga, karena olahraga adalah cara yang baik untuk menghindari kehilangan kalsium (Sadoso Sumosardjono, 2006)

.

III METODE PEMERIKSAANA. Alat dan Bahan

1. Alat:

a. Spuit 3 cc 1 buahb. Tourniquet 1 buahc. Vacuum med EDTA 1 buahd. Sentrifugator 1 buahe. Tabung reaksi 3 ml 1 buahf. Rak tabung reaksi 1 buahg. Mikropipet (10 l 100 l) 1 buahh. Yellow tip 1 buahi. Spektrofotometer 1 buah2. Bahan:

a. Serum

b. Working reagenB. Cara Kerja

C. Nilai Normal

1. Dewasa: 8,5-10,5 mg/dl..IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Probandus

a. Nama

: Dani Muhammad Ridwanb. Usia

: 19 tahun

c. Jenis kelamin: Laki-laki2. Hasil pemeriksaan kalsium darah adalah 10 mg/dL.3. Interpretasi pemeriksaan kalsium darah adalah normal, karena nilai normal kadar kalsium darah adalah 8,5-10,5 mg/dL.B. Pembahasan

Pada probandus yang diperiksa, didapatkan hasil yang normal, yaitu adalah sebesar 10 mg/dL walaupun dalam batas atas. Nilai normalnya adalah 8,5 10,5 mg/dL untuk pasien dewasa. Artinya, probandus masih bisa memiliki kemungkinan peningkatan kadar kalsium walaupun hanya sedikit. Hasil tidak sepenuhnya akurat dikarenakan adanya kesalahan praktikan dalam pengambilan samping darah, sentrifugasi, pencampuran dengan reagen, dan dalam masa inkubasi.

Peningkatan kadar kalsium darah bisa disebabkan karena sekresi hormon PTH dari parathyroid yang akan memberikan sinyal kepada osteoblast dan prekursornya untuk menstimulasi osteoklast memecah calsium dari tulang. Selain itu viamin D juga berperan penting dalam peningkatan kalsium di darah. Karena vitamin D yang mempengaruhi usus untuk menyerap kalsium dari makanan yang ada di usus. Lalu hiperparatiroidisme juga mempengaruhi penambahan kalsium di darah dengan signifikan, karena adanya tumor di paratiroid sehingga paratiroid mensekresikan PTH berlebih sehingga terjadi perombakan Ca2+ di tulang besar-besaran dan meningkatkan kalsium di darah. (Sherwood, 2014)

Penurunan kadar kalsium bisa diakibatkan oleh sekresi hormon kalsitonin oleh tiroid, karena hormon kalsitonin bekerja menghambat osteoklas dalam pemecahan Ca2+ di tulang sehingga kadar kalsium turun. Lalu dikarenakan defisiensi vitamin D yang menyebabkan penurunan penyerapan kalsium di usus. Selain dari dua hal itu masih ada satu hal penting yaitu karena hiposekresi PTH. Hipoparatiroidisme menyebabkan hipokalsemia dan hiperfosmatemia. Gejala terutama disebabkan oleh meningkatnya eksitabilitas neuromuskulus akibat berkurangnya penyerapan Ca2+. Ca2+ berkurang karena berhentinya fungsi paratiroid mensekresikan hormon PTH sehingga berhentinya fungsi kerja osteoklas dalam memecah tulang untuk melepaskan kalsium kedalam darah. (Sherwood, 2014)C. Aplikasi Klinis1. Hipoparatiroidismea. DefinisiHipoparatiroidisme adalah keadaan defisiensi hormon paratiroid atau keadaan resisten terrhadap hormon paratiroid yang dapat menyebabkan hipokalsemia, hiperfosfatemia dan hiperkalsiuria (Al-Azem, 2012). Hipoparatiroidisme adalah defisiensi hormon paratiroid yang menyebabkan reduksi perbedaan potensial pada membran neuromuskular dan menyebabkan irritabilitas neuromuskular (Kemp, 2008).

b. EtiologiHipoparatiroidisme dapat disebabkan (Shoback, 2008) :1) Sekresi hormon PTH yang tidak adekuat dalam perpindahan kalsium dari tulang ke peredaran darah,

2) Reabsorpsi kalsium dari nefron distal,

3) Stimulasi aktivitas ginjal 1-alfa-hidroxilase untuk absorpsi kalsium pada tractus gastrointestinales.

4) Mutasi genetik karena mikrodelesi kromosom 22q11.2 (GCMB/GCM2 dan GATA3)

5) Autoimun oleh Polyendocrine Syndrome Type 1 (APS-1)

6) Post-surgical (tiroidektomi 0,5-6,6% atau paratiroidektomi), kerusakan diseksi leher

7) Infiltrasi metastatis kelenjar paratiroid oleh tumor.

c. Patogenesis

Gejala hipoparatiroidisme disebabkan oleh defisiensi parathormon yang mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia) dan penurunan konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia). Tanpa adanya parathormon akan terjadi penurunan absorpsi intestinal kalsium dari makanan dan penurunan resorpsi kalsium dari tulang dan di sepanjang tubulus renalis. Penurunan eksresi fosfat melalui ginjal menyebabkan hipofosfaturia dan kadar kalsium serum yang rendah mengakibatkan hipokalsiuria (Marx, 2009).

Defisiensi parathormonKenaikan kadar fosfat (hiperfosfatemia) dan

penurunan konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia)

Penurunan absorpsi intestinal kalsium dari makanan

Penurunan resorpsi kalsium dari tulang dan sepanjang tubulus renalisPenurunan ekskresi fosfatHipoparatiroidismeGambar 4.1 Patogenesis Hipoparatiroidisme (Marx, 2009).

d. Tanda dan Gejala

Pasien dengan hipoparatiroidisme sering kali datang dengan paresthesia, kram, atau tetanus, hipoparatiroidisme juga dapat menunjukkan gejala akut seperti serangan jantung, bronchospasm, laryngospasm, atau arrhythmia. Hipoparatiroidisme pasca operasi dapat berupa manifestasi akut seperti tetanus, kejang, takikardi, dan mental terganggu. Manifestasi tersebut timbul akibat keadaan hipokalsemia. Anamnesis sangat penting untuk mengetahui adanya riwayat pembedahan, riwayat radiasi atau penyakit sistemik, serta riwayat penyakit keluarga (Bilezikian, 2012).

Dalam pemeriksaan fisik harus memperhatikan ada atau tidaknya tanda Trousseau dan tanda Chvostek, yang merupakan indikasi dari iritabilitas neuromuscular. Pemeriksaan yang hati-hati pada kulit untuk dan kandidiasis mukokutaneus. Tanda Trousseau dapat diamati dengan memasang dan menggembungkan sphygmomanometer pada lengan atas pasien hingga di atas tekanan sistolik pasien selama 3 menit (Shoback, 2008). Tanda Trousseau positif adalah terdapatnya spasme karpal yang menyakitkan. Kulit harus diperiksa secara hati-hati, jika terdapat jaringan parut pada leher (menandakan hipokalsemia pasca bedah), untuk melihat ada atau tidaknya vitiligo dan kandidiasis (menandakan APS tipe 1), dan untuk memeriksa adanya perubahan warna kulit akibat penyakit hepar (menandakan hemochromatosis). Tanda Chvostek dapat dilihat dengan menepuk pipi pasien (2 cm anterior dari daun telinga di bawah processus zygomaticus) di atas jalur nervus facial (Shoback, 2008). Tanda Chvostek positif adalah kedutan ipsilateral dari bibir atas. Manifestasi khas berupa gagal tumbuh, kelainan kongenital, hilangnya pendengaran, atau retardasi mental yang menandakan penyakit genetik (Shoback, 2008). Poin penting pemeriksaan fisik pada hipoparatiroidisme adalah sebagai berikut (Al-Azem, 2012):1) Pasien hipokalsemia menunjukkan gejala yang beragam, termasuk kelelahan otot, kejang, tetanus, serangan jantung dan gagal jantung kongestif. Hipokalsemia kronik ringan dapat tidak menunjukkan gejala.

2) Identifikasi etiologi dari hipokalsemia penting untuk diagnosis dan pentalaksanaan yang tepat.

3) Pada hipoparatiroidisme, hipokalsemia dikaitkan dengan hiperfosfatemia, dan rendahnya kadar hormon paratiroid.

4) Pasien hipokalsemia yang menunjukkan gejala akut, atau pasien dengan kadar kalsium