Upload
angga-nur-rahmat
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas MAtakuliah Aplikasi Software
Citation preview
Laporan Aplikasi Software
“Perbaikan Faktor Daya Pada Jaringan Radial”
Kelompok :
Adi Purnomo (100534402 )
Angga Nur Rahmat (100534402 )
Hanif Satrio (100534402 )
Happy Latifur R.P (100534402666)
Miftahul Huda (100534402 )
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
NOVEMBER 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Faktor Daya
Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya
semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total (lihat
gambar 1). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor
daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Secara
teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh perusahaan listrik memiliki faktor daya
satu, maka daya maksimum yang ditransfer setara dengan kapasitas sistim pendistribusian.
Sehingga, dengan beban yang terinduksi dan jika faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,5,
maka kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi tertekan. Jadi, daya reaktif (VAR) harus
serendah mungkin untuk keluaran KW yang sama dalam rangka meminimalkan kebutuhan
daya total (VA) Faktor Daya / Faktor kerja menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan
daya semu. Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi.
Dalam perbaikan faktor daya ini menggunakan kapasitor.
Daya Aktif
Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya.
Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain – lain. P = V.
I . Cos ö P = 3 . VL. IL . Cos ö Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan
dikonversikan dalam bentuk kerja.
Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari
pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang
menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan
daya reaktif adalah Var. Q = V.I.Sin ö Q = 3 . VL. IL. Sin ö
Daya Nyata
Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan
rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan
trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.
1.2 Kapasitor untuk Memperbaiki Faktor Daya
Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor pengkoreksi faktor daya pada
sistim distribusi listrik/instalasi listrik di pabrik/industry. Kapasitor bertindak sebagai
pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya akan mengurangi jumlah daya reaktif, juga daya
semu yang dihasilkan oleh bagian utilitas. Sebuah contoh yang memperlihatkan perbaikan
faktor daya dengan pemasangan kapasitor ditunjukkan dibawah ini:
Contoh 1.
Sebuah pabrik kimia memasang sebuah trafo 1500 kVA. Kebutuhan pabrik pada mulanya 1160
kVA dengan faktor daya 0,70. Persentase pembebanan trafo sekitar 78 persen (1160/1500 =
77.3 persen). Untuk memperbaiki faktor daya dan untuk mencegah denda oleh pemasok listrik,
pabrik menambahkan sekitar 410kVAr pada beban motor. Hal ini meningkatkan faktor daya
hingga 0,89 dan mengurangi kVA yang diperlukan menjadi 913 kVA, yang merupakan
penjumlahan vector kW dankVAr. Trafo 1500 kVA kemudian hanya berbeban 60 persen dari
kapasitasnya. Sehingga pabrik akan dapat menambah beban pada trafonya dimasa mendatang
(Studi lapangan NPC).
Prinsip Dasar dan Spesifikasi Elektriknya
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur
sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.
Bahan bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-
lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan
negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju
ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif,
karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan”
selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini
terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Kapasitansi
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x
1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan
memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan
electron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :
Q = CV …………….(1)
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat
metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik.
Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10-12) (k A/t) …(2)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
Udara vakum k = 1
Aluminium oksida k = 8
Keramik k = 100 – 1000
Gelas k = 8
Polyethylene k = 3
Untuk rangkain elektronik praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali. Umumnya
kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F) dan pF (10-12 F).
Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor.
Misalnya 0.047uF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF.
Tipe Kapasitor
Terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan electrochemical.
Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari
keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk
membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF,
yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk
kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene
terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate,
metalized paper dan lainnya.
Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan
bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.
Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya
adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor
polar dengan tanda + dan – di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas,
adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif
anoda dan kutup negatif katoda. Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum,
aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat
dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini
terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal
yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan
larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan
mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan
terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya. Dengan demikian berturut-
turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk kapasitor.
Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar
kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis,
sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. Karena
alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium
dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah Aluminium. Untuk mendapatkan
permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan
cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF,
4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco. Bahan electrolyte pada kapasitor
Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya
bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu
manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar
namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu
kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang
sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.
Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini
adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik,
karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil.
Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang
besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik dan telepon selular.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana memperkecil daya reaktif pada sistem distibusi radial 20 Kv
2. Bagaimana menentukan besar kapasitor untuk memperbaiki faktor daya sistem distribusi
radial 20 Kv
Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai pembahasan Perbaikan Faktor
Daya Pada Jaringan Radial
2. Mahasiswa dapat membuat aplikasi rancangan Perbaikan Faktor Daya Pada Jaringan
Radial
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pembuatan software Perbaikan Faktor Daya pada
proses pembelajaran perkuliahan Aplikasi Software Sistem Tenaga
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan Bahan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah :
1) Software yang digunakan untuk membangun aplikasi ini adalah Borland Delphi.
Bahasa program yang digunakan adalah C ++
2) Komputer / laptop
2.2 Rancangan Eksperimen
Pembuatan Program meliputi tahapan sebagai berikut :
a. Instal Software
b. Menjalankan software
c. Data-data yang digunakan adalah Cos PHI, Tan PHI, Daya Aktif / kW (P), Daya
Semu / kVA (S), Daya Reaktif (Q), dan tentunya jumlah jam
d. Pemakaian listrik dan biaya pemakaian listrik yang ditentukan oleh pengguna. Semua
input yang didapatkan dari pengguna masih bertipe string, oleh karena itu dilakukan
proses konversi ke bilangan pecahan, atau tipe double dalam bahasa pemrograman C++
e. Bahasa Program yang dipakai Bahasa Program yang dipakai adalah C++
2.3 Pengujian Program
Pengujian Program melalui tahapan :
1) Dilakukan dengan simulasi program dengan menggunakan data yang ada.
2) Akurasi Program
3) Pengamatan hasil
2.4 Analisis
Analisis hasil Produk dalam eksperimen ini dilakukan dengan
menggunakan acuan kriteria. Untuk menggunakan acuan ini harus
ditentukan kriterianya dulu. Hasil pengukuran dengan acuan ini
dikategori- kan dua, yaitu berhasil membuat produk berarti bahwa
kemampuan peneliti dalam mengerjakan sesuatu telah memenuhi kreteria
yang telah ditetapkan. Sedang yang belum berhasil harus diberi
kesempatan lagi. Acuan kreteria ini sangat tepat untuk pelaksanaan
eskperimen ini. Dalam kegiatan eksperimen , Data yang akan
dianalisa adalah perubahan yang dihasilkan oleh pengoperasian
perangkat lunak sebelum dan sesudah pengkuran dan perhitungan
secara matematis. Data yang diperoleh berupa factor daya dan profil
tegangan diukur dari simulasi sistem
Gambar 1 : Flow Chart Program Analisis
.BAB III
HASIL PENELITIAN
Saluran transmisi fasa 3, 20 km, 69 KV, mempunyai konstanta R = 0,02 ohm/km; X = 0,608 ohm/km; Y = j4,0 x 10-6 ohm/km. Saluran transmisi tersebut mensuplai beban 250 MW dan pf = 0,5 terbelakang.Panjang saluran 80 km, merupakan saluran pendek.Is = IR = IVS = VR + IzPR = 30 MW; pf = 0,9 terbelakangVR = 69 KV (L – L) = 69/√3 KV (L – N)
= 39,8 KV (L – N)
|IR| = PR
√3 VR ( L−L ) x pfJadi:
IR = 30.000 KW <−25,84 °
√3 x69 KV x 0,9 Ampere
= 278,91 ¿−25,84 °Z = (0,2 + j 0,608) 80 ohm
= 16 + j 48,64 ohm = 70,62 71,79VS = VR + IZ
= 39.800 + 278,91 ¿−25,84 ° x 70,62 71,79
= 39.800 + 19.696,62 45,95= 39.800 + 13.694,99 + j 14.156
= 67.430 + j 14.156 = 68.899<¿ 11,86 V (L – N)Atau |VS| = 68,9 KV (L – N) = 119,34 KV (L – L)Daya pada ujung kirim:PS = √3 |VS||I|cos θS
θS = 11,86 – (–25,84) = 37,7
PS = √3 x 119,34 x 278,91 x cos 37,7 KW= 45615,24 KW
= 45,6 MWEfisiensi transmisi:
Eff = PRPS
= 30
45,6 x 100%
= 65,8%Pengaturan tegangan:
VR(%)= ¿VR(NL)∨¿VR(FL)∨ ¿¿VR(FL)∨¿ x100 %¿
¿
|VR(NL)| = |VS| = 119,34 KV
|VR(FL)| = |VR| = 69 KV
VR(%)= 119.34−69
69 x 100%
= 72,9%
Saluran transmisi fasa 3, 80 km, 69 KV, mempunyai konstanta R = 0,02 ohm/km; X = 0,608 ohm/km; Y = j4,0 x 10-6 ohm/km. Saluran transmisi tersebut mensuplai beban 30 MW dan pf = 0,9 terbelakang.Panjang saluran 80 km, merupakan saluran pendek.Is = IR = IVS = VR + IzPR = 30 MW; pf = 0,9 terbelakangVR = 69 KV (L – L) = 69/√3 KV (L – N)
= 39,8 KV (L – N)
|IR| = PR
√3 VR ( L−L ) x pfJadi:
IR = 30.000 KW <−25,84 °
√3 x69 KV x 0,9 Ampere
= 278,91 ¿−25,84 °Z = (0,2 + j 0,608) 80 ohm
= 16 + j 48,64 ohm = 70,62 71,79VS = VR + IZ
= 39.800 + 278,91 ¿−25,84 ° x 70,62 71,79
= 39.800 + 19.696,62 45,95= 39.800 + 13.694,99 + j 14.156
= 67.430 + j 14.156 = 68.899<¿ 11,86 V (L – N)Atau |VS| = 68,9 KV (L – N) = 119,34 KV (L – L)Daya pada ujung kirim:PS = √3 |VS||I|cos θS
θS = 11,86 – (–25,84) = 37,7
PS = √3 x 119,34 x 278,91 x cos 37,7 KW= 45615,24 KW= 45,6 MW
Efisiensi transmisi:
Eff = PRPS
= 30
45,6 x 100%
= 65,8%Pengaturan tegangan:
VR(%)= ¿VR(NL)∨¿VR(FL)∨ ¿¿VR(FL)∨¿ x100 %¿
¿
|VR(NL)| = |VS| = 119,34 KV
|VR(FL)| = |VR| = 69 KV
VR(%)= 119.34−69
69 x 100%
= 72,9%
Kawat menengah:
Suatu saluran transmisi fasa 3, 250 km, 138 KV, konstanta kawat z = 0,64 71,8 ohm/km; Y = 4,0
x 10-6 < 90 ohm/km. Menyalurkan daya 100 MW dan pf = 0,9, tegangan pada ujung beban 150 KV
PR = 100 MW; pf = 0,9; VR = 150 KV (L – L)
IR = 100000
√3150 = 384,9 < 0 Ampere
VR = 150
√3 = 86,6 KV (L – N)
Z = 0,64 x 250 <71,8 ohm = 160 < 71,8 ohm
Y = 4 x 138 x 10-6 < 90 ohm = 0,6 x 10-3 < 90 ohm
VS = (1+ ZY2
) VR + Z IR
IS = (1+ ZY4
)Y VR + (1+ ZY2
) IR
1+ ZY2
= 1 + 160 < 71,8 x 0,4 x 10-3 < 90
= 1 + 0,064 < 161,8
= 1 – 0,061 + j 0,02 = 0,939 + j 0,02
= 0,94 < 1,22
1+ ZY4
= 1 + 160 < 71,8 x 0,2 x 10-3 < 90
= 1 + 0,032 < 161,8
= 1 – 0,030 + j 0,009 = 0,970 + j 0,009
= 0,97 < 0,53
VS = 0,94 < 1,22 x 86.600 + 160 < 71,8 x 384,9 < 0
= 76.485 + j 1.733 + 19.234 + j 58.503 = 95,719 + j 60,236 KV (L-N)
= 113,1 < 32,2 KV (L-N) = 195.89 < 32,2° KV (L-L)
IS = 0,97 < 0,53 x 0,6 x 10-3 < 90 x 86.600 + 0,94 < 1,22 x 384,9 < 0
= 50,4 < 90,53 + 361,8 < 1,22= -0,46 + j 50,4 + 361,72 + j 7,7
= 361,26 + j 58,1 = 365,9 < 9,1 Amper
θS = 32,2 – (9,1) = 23,1
PS = x 113,1 x 365,9 x cos 23,1 KW= 114.195,7 KW= 114,2 MW
Efisiensi transmisi:
Eff = PRPS
= 100
114,2 x 100%
= 87,6%Pengaturan tegangan:
VR(%)= ¿VR(NL)∨¿VR(FL)∨ ¿¿VR(FL)∨¿ x100 %¿
¿
VR(NL) = ¿VS∨ ¿
¿1+ZY2
∨¿¿¿
= 113,10,94
= 120,32 KV
VR(FL) = 86,6 KV
VR(%)= 120,32−86,6
86,6 x 100%
= 38,9%
Pembahasan
Implementasi Model Analisis Perbaikan Faktor DayaListrik Rumah Tangga Dengan
Simulasi Perangkat Lunak menggunakan bahasa pemrograman C# (C Sharp), cara kerja
program dengan cara menjalankan program, kemudian pengguna menginputkan parameter-
parameter yang dibutuhkan untuk proses perhitungan simulasi analisis perbaikan factor daya
listrik rumah tangga. Setelah semua parameter yang dibutuhkan diinput oleh pengguna,
kemudian program akan mengkalkulasi perhitungan yang dibutuhkan sehingga menghasilkan
output yang dicari.
Tahapan pembuatan program mencakup proses analisis kebutuhan, peninjauan masalah,
memodelkan masalah, peran- cangan algoritma program, pembuatan program, pengujian
program, proses implementasi program.
Pada analisis perhitungan dan program kaitannya dengan pemakaian listrik rumah tangga
daya 1300 Watt, dapat dilakukan dengan menurunkan daya reaktif (kVAR) cara yang bisa
ditempuh antara lain dengan memasang utilitas, komponen yang mampu menekan
timbulnya daya reaktif (kVAR) seperti kapasitor sehingga dapat mengurangi pasokan daya
reaktif dari instansi penyuplai energi listrik inilah inti dari perbaikan faktor daya.
Perbaikan faktor daya dapat diartikan sebagai usaha untuk membuat faktor daya/cos
mendekati 1. Untuk memperbaiki faktor daya dari suatu beban yang mempunyai faktor daya
yang rendah, diperlukan langkah awal dengan menganalisis faktor penyebab faktor daya
rendah setelah dilakukan analisis di lapangan menunjukkan bahwa beban- beban yang
tersambung pada saluran tenaga listrik sebagian besar adalah beban induktif, dimana beban-
beban induktif ini menyebabkan pemakaian daya semu menjadi berlebih dan tegangan pada
jaringan menjadi turun. Hal tersebut disebabkan turunnya faktor daya pada jaringan, yang
disebabkan oleh beban tersebut. Begitu juga beban-beban/pelanggan listrik yang mempunyai
daya besar yang mempunyai beban induktif dapat mengurangi faktor daya sehingga
pemakaian daya semu sangat berlebihan, hal ini sangat merugikan beban/pelanggan tersebut.
Kapasitor, dapat membangkitkan daya reaktif kapasitif yang dibutuhkan untuk
mengkompensir daya reaktif induktif dari beban, pemasangannya dapat dilakukan pada
tegangan menengah maupun tegangan rendah
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari Penelitian yang sudah di laksanakan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembuatan Program Simulasi Analisis Perbaikan Faktor DayaListrik Rumah Tangga
dapat dilakukan sesuai dengan analisis yang dilakukan dengan pendekatan
perhitungan matematis dan Implementasi langsung di pelanggan listrik.
2. Program memiliki akurasi lebih baik dibandingkan pada program
perhitungan tarif dasar listrik yang
dimiliki PLN, dikarenakan pada perhitungan program perhitungan nilai pecahan /
floating point tidak dibulatkan. Sehingga ketelitian hasil kalkulasi mencapai 10 digit
dibelakang koma.
3. Bila di analisis Hubungan antara perbaikan faktor daya (Cos Q) dengan
besarnya daya reaktif (kVAR) yang di
hasilkan maka dari hasil analisis perhitungan dapat dikatakan bahwa
setiap kenaikan faktor daya (Cos Q)
sebesar 0,05 akan diikuti angka penurunan daya reaktif (kVAR) dengan angka
penurunan rata-rata sebesar 0,221 kVAR.
4. Dalam hubungan perbaikan faktor daya analisis perhitungannya
menunjukkan pula bahwa setiap
kenaikkan Cos Q sebesar 0,05 akan diikuti dengan penurunan biaya rekening
listrik yang harus di bayarkan dengan rata-rata penurunan sebesar 5 %.