Upload
rozianty-khairiah
View
46
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
antro
Citation preview
LAPORAN ANTROPOLOGI
PSIKOLOGI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
ROZIANTY KHAIRIAH
NIM:11011204
STIKes Hang Tuah Pekanbaru
TP: 2011/2012
Pengertian
Antropologi Psikologi (Psychological Anthropology) adalah cabang dari
ilmu Antropologi yang berkembang pesat terutama di Amerika. Bidang ini
merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungan
antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari
sistem budaya yang ada.
Menurut Ember (1985; 388) mendefinisikan Antropologi Psikologi
sebagai studi yang dilakukan oleh para ahli Psikologi yang tertarik pada
perbedaan Psikologis diantara dan didalam suatu masyarakat dan
persamaan Psikologis pada rentang yang luas. Sementara itu kita juga
mengenal adanya istilah Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural
Psychology) yaitu studi yang dilakukan oleh para ahli Psikologi terhadap 2
atau lebih masyarakat.
Tujuan dari Antropologi Psikologi
Antropologi Psikologi adalah cabang dari Antropologi yang bersifat
interdisipliner yang mengkaji interaksi kebudayaan dan proses mental.
Antropologi Psikologi dikhususkan untuk memperhatikan cara
perkembangan manusia dan enkulturasi dalam kelompok budaya
tertentu dengan sejarah, bahasa, praktik dan kategori konseptualnya
sendiri yakni membentuk proses pengolahan kognisi, persepsi, emosi,
motivasi serta kesehatan mental. Juga memeriksa tentang bagaimana
pemahaman kognisi, emosi, motivasi dan proses psikologis sejenis
membentuk model proses budaya dan social. Bahkan setiap cabang dari
Antropologi Psikologi memiliki pendekatannya sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari pembelajaran
Antropologi Psikologi ialah untuk dapat memahami serta mengkaji
hubungan antara individu dan kebudayaan disekitarnya serta keadaan
mental yang dialaminya yang meliputi emosi, motivasi, tekanan, depresi,
semangat, perbedaan kodrat antara pria dan wanita dan lain sebagainya
baik kebudayaan yang ada disemua tempat didunia (bersifat Universal)
maupun yang hanya ada diwilayah tertentu (Non Universal) .
Dalam hal ini Antropologi Psikologi tidak hanya memusatkan perhatian
pada suku-suku bangsa terutama yang terpencil saja seperti
Etnopsikologi, namun juga kehidupan bangsa-bangsa modern yang sudah
diteliti bahkan sejak lahirnua Antropologi Psikologi.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian Antropologi Psikologi yang
telah dilakukan oleh berbagai ahli sejak dulu seperti:
1. Peran Jenis
Peran jenis adalah tingkat perilaku, sikap-sikap dan peranan-peranan
social yang oleh masyarakat atau kebudayaan tertentu dianggap
pantas atau tidak berdasarkan jenis kelamin (Kartono dan Gulo;
1987).
Margareth Mead (Dalam Koentjaraningrat, 1990; 49-50) melihat
bahwa konsep peran jenis (Sex Role) tidak dapat diaplikasikan secara
universal dan hanya dapat diterapkan pada sebagian masyarakat
tertentu.
Dalam studinya di kebudayaan Arapesh ternyata tidak ada perbedaan
secar Psikologis antara pria dan wanita. Umumnya keduanya memiliki
kepribadian yang halus, lembut, dan pasif, seperti umumnya yang
diharapkan pada seorang wanita dalam kebudayaan Eropa-Amerika.
Sebaliknya pada kebudayaan Mundugumor, dimana juga tidak ada
perbedaan psikologis antara Pria dan Wanita, baik pria dan wanita
menunjukkan sifatnya yang kasar, agresif serta aktif seperti yang
umumnya dimiliki oleh pria dalam kebudayaan Eropa-Amerika.
Dan pada kebuayaan Tschumbuli berbeda lagi, dimana terjadi
perbedaan yang menyolok pada psikologis pria dan wanita, hanya saja
pada kebudayaan ini pria terlihat feminine sedangkan wanitanya
bersifat maskulin. Para wanita ini pada umumnya bersifat agresif,
berlaku keras dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat, mereka
tidak terbiasa untuk berdandan atau merawat diri, sedangkan para pria
cenderung berprofesi sebagai seniman.
UNSUR-UNSUR ANTROPOLOGI
PSIKOLOGI
Unsur-unsur yang terdapat dalam Antropologi Psikologi seperti yang
dikemukakan oleh Milton Singer ada 3, yaitu:
1. Mempelajari / mengkaji kelompok hubungan kebudayaan dengan
sifat pembawaan manusia (Human Nature)
2. Mempelajari/mengkaji kelompok hubungan kebudayaan dengan
kepribadian khas kolektif tertentu (Typically Personality)
3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal
HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT
DAN KEBUDAYAAN
Hubungan antara penyakit dan kebudayaan memang cukup erat.
Dalam hal ini yang dimaksud kebudayaan adalah segala suatu perilaku
yang diaplikasikan dalam bentuk perbuatan atau penciptaan suatu hal
dilingkungan hidup sehari-hari yang telah membudi-daya atau telah
menjadi kebiasaan sehari-hari yang turun temurun dipercaya atau
diyakini oleh suatu kelompok masyarakat.
Penyakit dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik factor lingkungan
yang tidak sehat , perilaku hidup yang tidak sehat bahkan cenderung
jorok, pelayanan medis yang kurang memadai atau belum maksimal,
atau karena factor genetic yang memungkinkan seseorang menderita
penyakit menurun dan rentan terhadap penyakit.
Namun yang paling mendominasi munculnya suatu penyakit dalam
diri seseorang ialh lingkungan hidup dan perilaku sehari-hari. Dua hal ini
sangat berkaitan erat dengan kebudayaan yang ada dalam suatu
masyarakat, maksudnya persepsi masyarakat dalam kehidupan sehari-
harinya sangat ditentukan oleh kebudayaan yang ada disekitarnya.
Sebagai contoh; Dalam sebuah kelompok masyarakat telah menjadi
sebuah kebudayaan untuk makan dengan menggunakan tangan, dalam
hal ini jika tangan seseorang (terutama kuku) itu bersih maka tidaklah
mengapa, namun jika tangan dan kukunya tidak bersih dan tidak dicuci
dengan sabun, maka hasilnya bibit penyakit akan mudah menular.
Contoh lainnya misalnya; Dalam sebuah kelompok masyarakat
terdapat suatu kebudayaan yang melarang untuk membuat WC atau
Toilet didalam rumah, jadi setiap hendak buang air harus diluar rumah,
hal ini perlu disikapi dengan benar. Kotoran manusia yang berserakan
diluar rumah atau disekitar lingkungan tersebut sangat mencemari
lingkungan karena bibit penyakit sangat mudah untuk menyebar
(terutama melalui media lalat).
Intinya, masih banyak persepsi kebudayaan yang salah dalam
masyarakat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pikiran dan
pengetahuan para pendahulu kita yang mewariskan kebudayaannya
kepada kita. Mengapa kebiasaan seperti ini dapat terus berlangsung
meskipun kita menyadari bahwa kebiasaan ini dapat mengundang
penyakit ? Hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya yang kuat sebab
meskipun kebiasaan itu salah namun jika sudah menjadi kebiasaan
bersama maka hal tersebut dapat berubah menjadi hal yang benar dan
sulit untuk dihilangkan. Jadi kesimpulannya, kebudayaan yang sehat
dapat menciptakan polah hidup yang sehat juga didukung dengan factor-
faktor yang lain, sebaliknya, kebudayaan yang salah dan tidak sehat
dapat mengundang bibit penyakit tanpa kita sada
DAFTAR PUSTAKA
Danandjadja, James; Antropologi Psikologi: Teori, Metode, dan Sejarah
Perkembangannya. RajaGrafindo Persada 1994
Jakarta
Koentjaraningrat; Pengantar Antropologi Jilid 1. Rineka Cipta 2005 Jakarta