15
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KARBOHIDRAT disusun untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah praktikum biokimia Oleh : Nama : Muhammad Dzaky Alfawwaz NIM/Kelas : 1147020044/Biologi 3-B Kelompok : 6 Dosen : Rita Kharismawati Hidayat S. Si Tanggal Praktikum : Senin, 5 Oktober 2015 Tanggal Pengumpulan : Senin, 19 Oktober 2015 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

laporan analisa kuantitaif karbohidrat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biokimia

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIAANALISA KUANTITATIF TERHADAP KARBOHIDRATdisusun untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah praktikum biokimia

Oleh :Nama: Muhammad Dzaky Alfawwaz

NIM/Kelas: 1147020044/Biologi 3-B

Kelompok: 6

Dosen: Rita Kharismawati Hidayat S. Si

Tanggal Praktikum: Senin, 5 Oktober 2015

Tanggal Pengumpulan: Senin, 19 Oktober 2015

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM MEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG2015BAB IHASIL PENGAMATANA. Hasil PengamatanPerlakuanHasil

I. Perlakuan Awal Sampel1. 2 gr jagung digerus dan disaring.2. Filtrate diencerkan hingga mencapai volume 50 ml.3. 10 ml filtrate disiapkan dalam labu Erlenmeyer.4. Ditambahkan 20 ml aquades, 4 ml HCl 25%, dan batu didih.5. Dipanaskan dalam penangas air selama 46,5 menit dengan suhu 74,8oC.6. Didnginkan selama beberapa menit. Dan dinetralkan dengan NaOH7. Ditambahkan 10 ml larutan Luff school.

1. Didapatkan filtrate jagung berwarna kuning keruh 2 gr.2. Filtrate jagung berwarna kuning kelabu sebesar 50 ml.3. 10 ml filtrate jagung kuning kelabu di dalam Erlenmeyer4. Didapatkan filtrate berubah warna menjadi kelabu dan homogen.5. Filtrate berubah warna menjadi kelabu pekat, homogen,dan ada 2 fasa, yaitu fasa atas dengan tak berwarna dan fasa bawah dengan warna kelabu pekat.6. Filtrate berwarna kelabu pekat dan pH netral.7. Filtrate berubah warna kembali menjadi biru tosca pekat.

II. Perlakuan Awal Blangko1. 10 ml aquades disiapkan dalam labu Erlenmeyer2. Ditambahkan 20 ml aquades, 4 ml HCl 25%, dan batu didih.3. Dipanaskan dalam penangas air selama 46,5 menit dengan suhu 74,8oC.4. Didnginkan selama beberapa menit dan dinetralkan dengan NaOH.5. Ditambahkan 10 ml larutan Luff school.

1. 10 ml aquades tak berwarna di dalam Erlenmeyer2. Didapatkan larutan tak warna menjadi dan homogen.3. Larutan tetap tak berwarna menjadi homogen, dan ada 2 fasa, yaitu fasa atas dan fasa bawah tak berwarna dengan ada cincin ditengah-tengahnya.4. Larutan tak berwarna menjadi dan homogen dan pH netral.5. Larutan berubah warna kembali menjadi biru putih kental.

III. Titrasi Sampel1. Filtrate ditambahkan dengan 1 gr KI dan 6 ml H2SO4 6 N 2. Dititrasi pertama kali dengan Na2S2O3 0,8 ml.3. Ditetesi dengan 5 tetes amilum.4. Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 12,9 ml.

1. Filtrate berubah warna menjadi coklat tua, pekat dan berbuih.2. Filtrate berubah warna menjadi biru tosca muda dan ada tanda titik akhir perubahan warna ungu di larutan cepat menghilang. 3. Filtrate tetap berwarna biru tosca muda.4. Filtrate tetap berwarna biru tosca muda.

IV. Titrasi Blangko1. Blangko ditambahkan dengan 1 gr KI dan 6 ml H2SO4 6 N 2. Dititrasi pertama kali dengan Na2S2O3 14,3 ml.3. Ditetesi dengan 5 tetes amilum.4. Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 10,9 ml.

1. Blangko berubah warna menjadi coklat tua, pekat dan berbuih.2. Blangko tetap berwarna biru putih kental 3. Blangko berubah warna menjadi biru tosca muda dan lebih jernih.4. Blangko tetap berwarna biru tosca muda dan lebih jernih.

Perhitugan kuantitatif gula reduksi :A = x N = x 0,1 = 3,6 ml = 3,6 mgB = mg glukosa + ( x 0,4) = 3,6 + (2,5 x 0,4) = 3,6 + 1 = 4,6 mgC = x 100% = x 100% = 0,0115 x 100% = 1.15%

BAB IIPEMBAHASANPada praktikum kali ini praktikan membahas mengenai analisa kuantitatif karbohidrat. Analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan untuk untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel, dapat berupa satuan mol, ataupun persentase dalam gram. Analisa kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pereaksi yaitu Reagen Luff Schoorl. Penentuan kadar karbohidrat secara kuantitatif dilakukan dengan metode Luff-Schoorl dengan prinsip dasarnya adalah hidrolisis karbohidrat dalam sampel jagung menjadi monosakarida yang dapat mereduksi CuO menjadi Cu. Sampel yang digunakan adalah jagung, karena jagung mengandung karbohidrat dalam bentuk polisakarida berupa karbohidrat kompleks. Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut :R-CHO + 2Cu2+ R-COOH + Cu2O2Cu2+ + 4I- Cu 2I2 + I22S2O32- + I2 S4O62- + 2I-

Langkah awalnya berupa perlakuan awal sampel. Sampel berupa jagung digerus kemudian disaring agar didaptkan filtratnya. Sampel kemudian diencerkan dengan aquades sampai volume 50 ml dengan tujuan agar tidak terlalu pekat. Filtrate kemudian ditambah dengan dengan 4 ml HCL 25% yang berwarna kuning bening dan batu didih. Dihasilkan larutan campuran berwarna kelabu. penambahan HCL ini bertujuan untuk menghidrolisis karbohidrat kompleks, polimer karbohidrat sulit bereaksi sehingga dengan penambahan asam polimer akan terpecah menjadi monomer-monomer yang akan lebih bereaksi dengan senyawa lain. Hidrolisis sampel dapat memisahkan filtrate dengan karbohidrat. Sedangkan maksud penambahan batu didih adalah untuk mencegah terjadinya letupan (bumping) pada saat pemanasan. Kemudian filtrate dipanaskan didalam penangas air selama 46,5 menit dengan suhu 74,8oC. Pemanasan ini dilakukan sampai pada larutan terbentuk dua fasa, yaitu fasa atas dan fasa bawah atau endapan. Proses pemanasan bertujuan untuk menghomogenkan filtrate. Proses pemanasan diusahakan larut mendidih, hal ini dimaksudkan agar proses reduksi berjalan sempurna dan Cu tereduksi. Kemudian filtrate didinginkan, setelah dingin filtrat dinetralkan dengan menambahkan larutan NaOH yang tidak berwarna sampai filtrate ber-pH netral. Diuji dengan menggunakan pH indikator dan didapatkan pH filtrate netral berkisar 7. Dalam uji pH harus diperhatikan dengan baik karena pH yang terlalu rendah atau asam akan menyebabkan hasil titrasi akan menjadi lebih tinggi dari sebenarnya, karena terjadi oksidasi ion iodide menjadi I2. Sedangkan apabila pH yang lebih tinggi atau basa akan menyebabkan terjadinya resiko kesalahan, yaitu terjadinya reaksi I2 yang terbentuk dengan air. Filtrate yang ber pH netral kemudian ditambahkan 10 ml luff schoorl yang berwarna biru, sehingga larutan berubah warna menjadi biru tosca pekat. Komposisi larutan Luff schoorl terdiri dari larutan CuSO4+5H2O, larutan asam sitrat dan larutan Na2S2O3+IOH2O. Penambahan larutan Luff schoorl ini bertujuan sebagai reagen dalam menganalisa kandungan karbohidrat yang terdapat pada sampel. Langkah kedua adalah perlakuan awal blangko. Pembuatan larutan blanko pada dasarnya sama dengan perlakuan awal sample jagung, tapi tidak berisi analit dan memakai aquades sebagai sampelnya. Tujuannya untuk mengkomparasi filtrate dan sebagai larutan pembanding dalam analisa. Pembuatan blanko dilakukan dengan cara penambahan total 30 ml aquades dengan 6 ml H2SO4. Penambahan ini akan menimbulkan reaksi antara kuprioksida menjadi CuSO4 dengan H2SO4 dan CuSO4 tersebut bereaksi dengan KI.Langkah ketiga adalah titrasi sampel. Filtrate ditambahkan 1 gram KI dan 6 ml H2SO4. Pada penambahan KI pada filtrat tidak terjadi perubahan warna, namun pada saat filtrate ditambahkan H2SO4 secara perlahan pada larutan terbentuk buih-buih berwarna putih dan terdapat sedikit asap, kemudian filtrate berubah warna menjadi coklat pudar. Warna coklat yang pada filtrate disebabkan penambahan kalium iodide dan asam sulfat pada campuran filtrate, penambahan campuran ini akan menimbulkan reaksi antara kuprioksida menjadi tembaga sulfat dengan asam sulfat dan tembaga sulfat tersebut bereaksi dengan kalium iodide. Reaksi tersebut ditandai dengan timbulnya buih dan warna larutan menjadi coklat.Filtrate campuran kemudian dititrasi pertama kali dengan cepat dengan menggunakan larutan Na2S2O3 0,8 ml. Titrasi harus dilakukan dengan cepat untuk menghindari penguapan kalium iodide. Seharusnya filtrate campuran dititrasi sampai berubah warna menjadi kuning pudar, tetapi didapatkan warna biru tosca muda. Hal ini tidak sesuai karena filtrate campuran berubah pH menjadi tak netral sebelum dititrasi. Saat titrasi terdapat indicator titik akhir dengan adanya warna keungu-unguan yang nampak di dalam filtrate campuran dan cepat menghilang. Kemudian filtrate campuran ditambahkan 5 tetes amilum, pada saat penambahan amilum tidak terjadi perubahan warna. Amilum digunakan sebagai indicator. Penambahan indicator ini dilakukan setelah campuran mendekati titik akhir, hal ini dikarenakan apabila dilakukan di awal titrasi maka amilum dapat membungkus iod dan menyebabkan warna titik akhit tak terlihat tajam. Kemudian larutan campuran dititrasi kembali dengan Na2S2O3 12,9 ml sampai yang seharusnya mencapai titik akhir yang ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi putih, namun didpatakan warna biru tosca muda. Namun setelah itu dilakukan perhitungan kadar gula reduksi menggunakan rumus yang telah ditetapkan, maka didapatkan bahwa dari 2 gr filtrate jagung didapatkan 1,15% karbohidrat didalamnya.Langkah keempat adalah titrasi blangko. Larutan blangko ditambahkan 1 gram KI dan 6 ml H2SO4. Pada penambahan KI pada larutan blangko tidak terjadi perubahan warna, namun pada saat larutan blangko ditambahkan H2SO4 secara perlahan pada larutan terbentuk buih-buih berwarna putih dan terdapat sedikit asap, kemudian larutan blangko berubah warna menjadi coklat pudar. Warna coklat yang pada larutan blangko disebabkan penambahan kalium iodide dan asam sulfat pada larutan blangko, penambahan campuran ini akan menimbulkan reaksi antara kuprioksida menjadi tembaga sulfat dengan asam sulfat dan tembaga sulfat tersebut bereaksi dengan kalium iodide. Reaksi tersebut ditandai dengan timbulnya buih dan warna larutan menjadi coklat.Larutan blangko kemudian dititrasi pertama kali dengan cepat dengan menggunakan larutan Na2S2O3 14,3 ml. Seharusnya larutan blangko dititrasi sampai berubah warna menjadi kuning pudar, tetapi didapatkan warna biru tosca muda dengan lebih jernih. Hal ini tidak sesuai karena larutan blangko berubah pH menjadi tak netral sebelum dititrasi. Saat titrasi tidak terdapat indikator titik akhir. Kemudian larutan blangko ditambahkan 5 tetes amilum, pada saat penambahan amilum tidak terjadi perubahan warna. Kemudian larutan campuran dititrasi kembali dengan Na2S2O3 10,9 ml sampai yang seharusnya mencapai titik akhir yang ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi putih, namun didpatakan warna biru tosca muda dengan lebih jernih.Hal diatas sesuai dengan yang dinyataan Abdurrahmat (2010), bahwa pada praktikum kali ini dilakukan penetapan karbohidrat melalui penetapan kadar gula reduksi dengan metode Luff-Schoorl ditentukan bukan kuprooksidanya yang mengendap tetapi dengan menentukan kuprooksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi sesudah reaksi dengan sample gula reduksi yang dititrasi dengan Na-Thiosulfat. Selisihnya merupaka kadar gula reduksi. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat dengan cara Luff-Schoorl adalah mula-mula kuprooksida yang ada dalam reagen akan membebaskan Iod dari garam KI. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi menggunakan Na-Thiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator amilum. Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Selisih banyaknya titrasi blanko dan sample dan setelah disesuaikan dengan tabel yang menggambarkan hubungan banyaknya Na-Thiosulfat dengan banyaknya gula reduksi.

Persamaan reaksi yang terjadi selama proses praktikum berlangsung adalah sebagai berikut.R-COH + 2CuO Cu2O (s) + R-COOH (aq)H2SO4 (aq) + CuO CuSO4 (aq) + H2O (l)CuSO4 (aq) + 2KI (aq) CuI2 (aq) + K2SO4 (aq)2CuI2 Cu2I2 + I2I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + NaII2 + amilum Biru

BAB IIIKESIMPULANDari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:1. Analisis kuantitaif karbohidrat dapat dilakukan secara metode kimiawi dengancara Luff Schoorl dengan menghidrolisis sample menjadi monosakarida yang dapat mereduksi oksida pada luff yaitu Cu2+ menjadi Cu+.2. Selisih dari banyaknya jumlah titrasi blanko dan jumlah titrasi sample sebelum dan setelah titrasi disesuaikan menggunakan tabel yang menggambarkan hubungan banyaknya Na2S2O3 dengan banyaknya gula reduksi.3. Kandungan karbohidrat pada filtrate jagung 2 gr adalah sebanyak 1,15% dari beratnya.

DAFTAR PUSTAKAAbdurahmat,S, Asep. 2010. Bahan Ajar dan Penuntun Biokimia. Gorontalo: Universitas negeri Gorontalo.Hawab, H. M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang: Bayumedia PublishingKusharto C M, Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta :Graham Ilmu..Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

LAMPIRAN

Gambar 1. Filtrat dan larutan blangko setelah ditambahkan 1 gr KI dan 6 ml H2SO4 6N

Gambar 2. Filtrat sebelum titrasi sampel

Gambar 3. Filtrat sesudah titrasi sampel

Gambar 4. Larutan blangko sebelum titrasi blangko

Gambar 5. Larutan blangko setelah titrasi blangko