Upload
dangkhanh
View
245
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, Maret 2014
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i
KATA PENGANTAR
Pembangunan tanaman pangan tahun 2013 merupakan tahun ke tiga
pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2010-2014
sekaligus kelanjutan dan penyempurnaan pelaksanan program tahun sebelumnya
dalam mewujudkan sukses pencapaian swasembada beras dan jagung
berkelanjutan, pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan
diversifikasi pangan, dan peningkatan kesejahteraan petani.
Sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2013 adalah
mewujudkan pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan secara
berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional. Untuk mencapai
sasaran tersebut ditempuh melalui Program Peningkatan Produksi, Produktivitas,
dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan.
Indikator sasaran yang ditargetkan belum tercapai sesuai target yang ditetapkan.
Produksi padi, jagung,kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar
belum mencapai target, namun untuk produksi padi, kacang tanah dan ubi kayu
tahun 2013 mengalami kenaikan dari capaian produksi tahun 2012.
Capaian kinerja tahun 2013 mengalami banyak hambatan dan permasalahan yaitu
pelaksanaan beberapa kegiatan masih belum konsisten dengan jadwal yang telah
ditetapkan, sehingga menumpuk di akhir tahun/triwulan IV (antara lain: SL-PTT,
bantuan benih), sehingga tidak memberikan kontribusi secara optimal pada tahun
2013, masih terbatasnya kuantitas maupun kualitas SDM pertanian, penempatan
tenaga kerja belum sepenuhnya sesuai dengan bidang tugasnya, belum
optimalnya proses penyiapan dokumen pelaksanaan kegiatan.
Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel,
maka sesuai dengan amanat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7
tahun 1999, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang
ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Nomor 239 tahun 2003, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan sebagai salah satu Unit Kerja Eselon-I pada Kementerian Pertanian
melaksanakan Akuntabilitas Kinerja dan melaporkannya secara berjenjang dan
berkala setiap tahunnya sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
dan pengelolaan sumber daya yang difasilitasi melalui APBN.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 20,l3
Laporan yang dimaksud dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja yang berisi
gambaran hasil pencapaian kinerja atas pelaksanaan rencana kebijakan dan
program yang telah ditetapkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun 2013 ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertanggungjawaban dan penilaian kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
juga sekaligus sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan perencanaan
pembangunan tanaman pangan ke depan.
Jakarta, Maret 2014
Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
horo Kasih Anggoro, MS 419561 1061984031002 tr
lr
Direktorat Jenderal Tanaman
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/
Permentan/OT.140/10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan
unsur pelaksana pemerintahan pada Kementerian Pertanian yang bertugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
tanaman pangan, serta melaksanakan fungsi: penyiapan perumusan kebijakan di
bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan;
pelaksanaan kebijakan dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan
pascapanen tanaman pangan; penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan;
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; dan pelaksanaan administrasi
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Pelaksanakan tugas dan fungsi tersebut didukung oleh enam Unit Kerja Eselon II,
yaitu: Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan,
Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi,
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, dan Direktorat Pascapanen Tanaman
Pangan. Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit
Pelaksana Teknis, yaitu: Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan, Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura, dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman.
Sesuai Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2010-2014,
sasaran utama program pembangunan tanaman pangan periode 2010-2014
adalah: mewujudkan pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan
secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional;
mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan dan terkena Dampak Perubahan Iklim; dan mengamankan
kehilangan/susut hasil produksi. Sasaran tersebut diarahkan untuk mewujudkan
swasembada padi dan jagung berkelanjutan, pencapaian swasembada kedelai
tahun 2014, peningkatan diversifikasi pangan, dan peningkatan kesejahteraan
petani, mengacu pada Empat Target Sukses Pembangunan Pertanian 2010-2014.
Pencapaian sasaran tersebut ditempuh melalui pelaksanaan program utama
pembangunan yaitu: Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan iv
Berkelanjutan, yang meliputi delapan kegiatan utama, yaitu: Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia, Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi,
Pengembangan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, Penguatan
Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), Penanganan Pascapanen
Tanaman Pangan, Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan
Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, Pengembangan Peramalan Serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya.
Pada tahun 2013, target pencapaian kinerja sasaran strategis pembangunan
tanaman pangan meliputi: produksi padi 72,064 juta ton GKG, jagung 19,831 juta
ton pipilan kering, kedelai 1,50 juta ton biji kering, kacang tanah 1,20 juta ton biji
kering, kacang hijau 410 ribu ton biji kering, ubi kayu 26,3 juta ton umbi basah,
dan ubi jalar 2,45 juta ton umbi basah.
Pencapaian sasaran kinerja tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
komoditas padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar dikategorikan berhasil, kacang
tanah cukup berhasil, kedelai dan kacang hijau kurang berhasil.
Produksi padi mencapai 70,867 juta ton gabah kering giling (98,34% dari target
72,064 juta ton GKG), jagung 18,510 juta ton pipilan kering (93,34% dari target
19,831 juta ton), kedelai 808 ribu ton biji kering (53,84% dari target 1,50 juta ton),
kacang tanah 907 ribu ton biji kering (75,58% dari target 1,20 juta ton), kacang
hijau 210 ribu ton biji kering (51,22% dari target 410 ribu ton), ubi kayu 25,495 juta
ton umbi basah (96,94% dari target 26,3 juta ton), dan ubi jalar 2,366 juta ton umbi
basah (96,57% dari target 2,45 juta ton). Bila dibandingkan dengan produksi tahun
2012 (ATAP), capaian produksi padi, kacang tanah,ubi kayu tahun 2013 (ARAM II)
mengalami peningkatan, sedangkan jagung, kedelai, kacang hijau dan ubi jalar
mengalami penurunan.
Peningkatan produksi tersebut disebabkan naiknya produktivitas dan luas panen
dibandingkan tahun 2012. Produktivitas padi naik 0,20% (0,10 ku/ha) dan luas
panen naik 2,41% (324 ribu ha), produktivitas kacang tanah naik 36,77% (4,69
ku/ha), produktivitas ubi kayu naik 4,75% (10,17 ku/ha) dan luas panen naik
0,67% (7.522 ha) dibandingkan tahun 2012.
Sedangkan tidak tercapainya sasaran produksi jagung, kedelai,kacang hijau dan
ubi jalar pada tahun 2013 terutama disebabkan oleh penurunan luas panen. Luas
panen jagung tahun 2013 turun 2,53% (100.236 ha), kedelai turun 13.492 ha
(2,38%), kacang hijau turun 25,52% (62.253 ha) dan ubi jalar turun 6,71% (11.963
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan v
ha). Menurunnya luas tanam yang disebabkan antara lain: Penurunan luas
tanam/panen akibat lahan yang biasa digunakan beralih ke padi karena cukup air
dan persaingan dengan komoditas lainnya (ubi kayu di Lampung dan Sumatera
Utara), alih fungsi lahan dan terbatasnya lahan yang siap untuk perluasan areal,
terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan dan teknologi budidaya,
persaingan dengan komoditas lain yang lebih kompetitif (padi, jagung, komoditas
lainnya), rendahnya keuntungan petani dibanding komoditas lain, jaminan
pemasaran hasil yang kurang kondusif, harga kedelai impor yang lebih murah, dan
resiko kegagalan usaha tani kedelai lebih besar, karena lebih rentan terhadap
serangan OPT dan DPI.
Kinerja pengamanan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena
DPI tahun 2013 telah berhasil menekan luas pertanaman padi, jagung dan kedelai
yang terkena OPT dan DPI pada tahun 2013 lebih rendah dibandingkan dengan
tahun 2012. Pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena serangan OPT
dan DPI pada tahun 2013 padi sebesar 6,69%, jagung 1,08% dan kedelai 1,31%
terhadap total luas pertanaman. Dengan demikian luas pertanaman padi yang
aman mencapai 93,31% (98,22% dari target pengamanan 95% terhadap total luas
tanam), jagung 98,50% (103,78% dari target pengamanan 95% terhadap total luas
tanam) dan kedelai 97,75% (104,62% dari target pengamanan 95% terhadap total
luas tanam).
Kinerja pengamanan kehilangan/susut hasil produksi tahun 2013 telah
menurunkan susut hasil produksi padi sebesar 0,05% atau setara dengan
mengamankan produksi padi sebesar 37.891ton GKG, penurunan susut hasil
jagung 0,124% atau setara mengamankan produksi sebesar 22.952,94 ton pipilan
kering, dan penurunan susut hasil kedelai 0,151% atau setara dengan
mengamankan produksi sebesar 1.219,43 ton biji kering. Bila dibandingkan
terhadap capaian tahun 2012, penurunan susut hasil padi tahun 2013 turun
0,42%, jagung naik 0,112% dan kedelai turun 0,04%.
Realisasi kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia: SL-PTT padi 3,728
juta ha (85,02% dari target 4,386 juta ha), SL-PTT jagung hibrida 195.988 ha
(83,26% dari target 235.280 ha), dan Peningkatan Produksi, Provitas Jagung
(MBR di NTT) 9000 ha (85,71% dari target 10.500 ha).
Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi: SL-PTT kedelai
336.028 ha (81,61% dari target 411.740 ha), pengembangan kedelai model
89.789 ha (81,63% dari target 110.000 ha), Pengembangan Areal Tanam Baru
(PATB) paket teknologi 0 ha (0,00% dari target 118.500 ha), PATB paket
mekanisasi 50 unit (100% dari target), pengembangan ubi kayu 1.910 ha (91,83%
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan vi
dari target 2.080 ha), pengembangan ubi jalar 1.178 ha (96,16% dari target 1.225
ha).
Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan: pemberdayaan
penangkar benih padi 9.928 ha (89,44% dari target 11.100 ha), dan kedelai 2.517
ha (71,91% dari target 3.500 ha), perbanyakan benih sumber padi dan palawija
569 ha (80,04% dari target 711,25 ha), optimalisasi Unit Prosesing Benih 10 unit
(90,91% dari target 11 unit), serta pengawasan dan sertifikasi mutu benih di
118.609 ha (145,27% dari 81.650 ha).
Selain itu, realisasi kegiatan perbenihan yang anggarannya bersumber dari
Anggaran Subsidi (BA 999) meliputi: penyaluran Subsidi Harga Benih (BA 999.07)
padi inbrida 46.987 ton setara luas 1,879 juta ha (39,16% dari target 120.000 ton),
padi hibrida 1.810 ton setara luas 120.676 ha (24,14% dari target 7.500 ton),
jagung hibrida 599 ton setara 39.922 ha (7,98% dari target 7.500 ton), jagung
komposit 365 ton setara luas 14.593 ha (18,24% dari target 2.000 ton, kedelai
2.426 ton setara luas 60.640 ha (16,17% dari target 15.000 ton).
Penguatan Perlindungan Tanaman dari Gangguan Serangan OPT dan DPI:
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu 2.421 unit (96,84% dari target
2.500 unit), Sekolah Lapangan Iklim 188 unit (97,92% dari target 192 unit),
operasional brigade proteksi tanaman 82 unit (100% dari target 82 unit),
rehabilitasi/bangun gedung PBT 20 unit (100% dari target), bahan dan sarana
pengendalian OPT 30 paket (100% dari target), gerakan pengendalian OPT dan
DPI 235 kali (91,09% dari target 258 kali), Pemberdayaan Pos Pengembangan
Agen Hayati (PPAH) 413 kelompok (99,45% dari target 415 kelompok), Surveilans
OPT 32 paket (100% dari target 32 paket), bantuan transport petani pengamat
25.116 OB (97,64% dari target 25.774 OB), Lab Pengamatan Hama Penyakit/Lab
Agen Hayati (LPHP/LAH) 94 unit (100% dari target), mobil brigade Proteksi dan
Lab PHP 0% disebabkan tidak ada perusahaan yang sanggup.
Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan: penyaluran bantuan sarana
pascapanen padi 460 kelompok (95,44% dari target 482 kelompok), jagung 87
kelompok (94,57% dari target 92 kelompok), kedelai 54 kelompok (96,43% dari
target 56 kelompok), ubi kayu 27 kelompok (100% dari target), 25 kelompok
(100% dari target).
Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu
Laboratorium Pengujian: pengembangan metode pengujian mutu benih 10
metode (100% dari target), penerapan sistem mutu laboratorium di 8 laboratorium
(100% dari target), pelaksanaan uji profisiensi laboratorium pengujian benih di 36
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan vii
laboratorium (120% dari target 30 lab), dan pelaksanaan uji petik mutu benih yang
beredar 133 sampel (147,78% dari target 90 sampel).
Pengembangan Peramalan Serangan OPT: penyebaran data dan informasi
peramalan serangan OPT 72 paket (102,86% dari target 70 paket),
pengembangan model teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT
12 model (100% dari target), dan penerapan model teknologi pengamatan 25
provinsi (104,17% dari target 24 provinsi).
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya: penyusunan dokumen
perencanaan sebanyak 13 dokumen (92,86% dari target), pedoman pelaksanaan
program dan kegiatan APBN tahun 2012 lingkup Ditjen Tanaman Pangan
sebanyak 9 pedoman (100% dari target), penyusunan laporan sebanyak 4 paket
(100% dari target), bantuan bencana alam 0% dari target serta penyaluran
bantuan modal untuk LM-3 tanaman pangan sebanyak 279 unit (99,64% dari
target 280 unit).
Kinerja serapan anggaran APBN Sektoral (BA 018) Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan tahun 2013 secara keseluruhan dapat dikategorikan berhasil.
Berdasarkan data hasil rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan, total realisasi serapan anggaran mencapai
Rp.2.337.313.832.536 (80,95% dari pagu Rp.2.887.229.639.000) terdiri dari:
Satker Pusat Rp.209.815.239.357 (38,34% dari pagu Rp.547.152.009.000), Dinas
Provinsi Rp.343.397.977.128 (90,74% dari pagu Rp.378.428.301.000), dan Dinas
Kabupaten/Kota Rp.1.764.611.530.548 (90,91% dari pagu Rp.1.941.143.733.000).
Sisa anggaran yang tidak terserap disebabkan: Beberapa kegiatan tidak
terlaksana yaitu: (1) Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai senilai 236,5
milyar karena gagal lelang tiga kali; (2) Bantuan penanggulangan bencana ala
Rp22,3 milyar karena harus ada pernyataan kejadian bencana dari
instansi/lembaga berwenang/BNPB; (3) Mobil brigade proteksi dan mobil
laboratorium hama penyakit tanaman Rp.23 milyar karena tidak ada perusahaan
yang sanggup, sisa gaji/tunjangan Rp.15,34 milyar karena tidak ada rekruitmen
pegawai baru, dan sisa efisiensi pengadaan barang/jasa dan kegiatan lainnya.
Selain mengelola APBN Sektoral, pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan juga mengelola anggaran yang bersumber dari Bagian Anggaran Subsidi
(BA.999) berupa Subsidi Harga Benih (BA.999.07) dengan pagu DIPA
Rp.1.454.150.000 dan pagu kontrak 1.314.148.500 yang pelaksanaannya
dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation (PSO) oleh PT Sang Hyang Seri
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan viii
dan PT Pertani. Realisasi serapan anggaran subsidi mencapai Rp.398.700.796
atau 30,34% dari pagu Rp.1.314.148.500
Di samping keberhasilan, masih terdapat beberapa kendala dan hambatan
meliputi aspek administrasi, teknis, SDA, SDM, kelembagaan dan pembiayaan.
Upaya perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan antara lain meningkatkan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan
memperbaiki fungsi manajemen, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………...i
IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………………....iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….......ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….......xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………....xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………...1
1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan ...................................2
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja ..................................................3
1.4 Sumberdaya Manusia ........................................................................9
1.5 Dukungan Anggaran ..........................................................................9
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ......................................11
2.1. Rencana Strategik 2010-2014 .........................................................11
2.1.1 Visi ........................................................................................11
2.1.2 Misi ........................................................................................11
2.1.3 Tujuan ...................................................................................12
2.1.4 Sasaran .................................................................................12
2.1.5 Arah Kebijakan ......................................................................14
2.1.6 Program dan Kegiatan ..........................................................15
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 ................................16
2.3. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2011 ...............................................16
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .....................................................................19
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ........................19
3.2. Pecapaian Sasaran Strategis Tahun 2012 .....................................21
3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2012 .......................23
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan x
3.3.1 Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama
Tanaman Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka
Penyediaan Kebutuhan Nasional ..........................................23
3.3.2 Capaian Kinerja Lainnya .......................................................44
3.4 Akuntabilitas Keuangan ...................................................................54
3.4.1 APBN Sektoral ......................................................................54
3.4.2 APBN Subsidi .......................................................................55
3.5 Hambatan dan Kendala ...................................................................56
3.6 Upaya dan Tindak Lanjut .................................................................57
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................59
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2013 ...............................................21
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Eselon II lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan ...............................................................21
Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi
Tahun 2013 ...........................................................................................23
Tabel 4. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2013 ...........................24
Tabel 5. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi Tahun 2013 .................................25
Tabel 6. Realisasi Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Padi
Tahun 2013 ..........................................................................................27
Tabel 7. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung
Tahun 2013 ..........................................................................................28
Tabel 8. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2013 ........................28
Tabel 9. Capaian Produktivitas SL-PTT Jagung Tahun 2013 ............................30
Tabel 10. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Jagung Tahun 2013 ......31
Tabel 11. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai
Tahun 2013 ..........................................................................................31
Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2013 .......................32
Tabel 13. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2013 ............................34
Tabel 14. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kedelai
Tahun 2013 ..........................................................................................35
Tabel 15. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Tanah
Tahun 2013 ..........................................................................................36
Tabel 16. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Tanah
Tahun 2013 ..........................................................................................38
Tabel 17. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Hijau
Tahun 2013 ..........................................................................................38
Tabel 18. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Hijau
Tahun 2013 ..........................................................................................40
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xii
Tabel 19. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu
Tahun 2013 ..........................................................................................40
Tabel 20. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Kayu
Tahun 2013 ..........................................................................................42
Tabel 21. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Jalar
Tahun 2013 ..........................................................................................42
Tabel 22. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Jalar
Tahun 2013 ..........................................................................................44
Tabel 23. Capaian Sasaran Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil
Akibat Serangan OPT dan Terkena DPI Tahun 2013 ..........................44
Tabel 24. Capaian Pengamanan Pertanaman Padi Dari Gangguan
OPT dan DPI Tahun 2013 ...................................................................45
Tabel 25. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Padi
Tahun 2013 ..........................................................................................46
Tabel 26. Capaian Pengamanan Pertanaman Jagung Dari Gangguan
OPT dan DPI Tahun 2013 ...................................................................46
Tabel 27. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Jagung
Tahun 2012 ..........................................................................................47
Tabel 28. Capaian Pengamanan Pertanaman Kedelai Dari Gangguan
OPT dan DPI Tahun 2013 ...................................................................48
Tabel 29. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Kedelai
Tahun 2013..........................................................................................48
Tabel 30. Capaian Sasaran Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil
Produksi Tahun 2013 ..........................................................................49
Tabel 31. Capaian Penurunan Susut Hasil Padi Dari Fasilitasi Bantuan
Sarana Panen dan Pascapanen Tahun 2013 .....................................50
Tabel 32. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung Dari Fasilitasi
Bantuan Sarana Panen dan Pascapanen Tahun 2013 ......................50
Tabel 33. Capaian Penurunan Susut Hasil Kedelai dari Fasilitasi Bantuan Sarana
Pascapanen Tahun 2013 ............................ ........................................51
Tabel 34. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubi Kayu dari Fasilitasi Bantuan
Sarana Pascapanen Tahun 2013 ............... ........................................52
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xiii
Tabel 35. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubijalar dari Fasilitasi Bantuan Sarana
Pascapanen Tahun 2013 ............... ....................................................53
Tabel 36. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Menurut Kegiatan Tahun 2013 ..............................55
Tabel 37. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun 2013 ............................................................56
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Trend Perkembangan Produksi Padi Tahun 2007-2013 ....................24
Gambar 2. Trend Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2007-2013 ...............29
Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Kedelai Tahun 2007-2013 ...............33
Gambar 4. Trend Perkembangan Produksi Kacang Tanah Tahun 2007-2013 ....37
Gambar 5. Trend Perkembangan Produksi Kacang Hijau Tahun 2007-2013 ......39
Gambar 6. Trend Perkembangan Produksi Ubi Kayu Tahun 2007-2013 ............41
Gambar 7. Trend Perkembangan Produksi Ubi Jalar Tahun 2007-2013 .............43
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 2. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan, Pendidikan dan
Jenis Kelamin
Lampiran 3. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2013
Lampiran 3. Penetapan Kinerja Tahun 2013
Lampiran 4. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013
Lampiran 5. Capaian Produksi Padi Tahun 2013 Per Provinsi
Lampiran 6. Capaian Produksi Jagung Tahun 2013 Per Provinsi
Lampiran 7. Capaian Produksi Kedelai Tahun 2013 Per Provinsi
Lampiran 8. Capaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2013 Per Provinsi
Lampiran 9. Capaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2013 Per Provinsi
Lampiran 10. Capaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2013 Per Provinsi
Lampiran 11. Capaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2013 Per Provinsi
Lampiran 12. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2013
Lampiran 13. Realisasi Anggaran APBN Per Provinsi Tahun 2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sub sektor tanaman pangan memiliki peran yang strategis dalam pembangunan
nasional, terutama terhadap ketahanan pangan, ekonomi, sosial, politik, dan
keamanan nasional. Peran strategis tersebut tercermin melalui kontribusinya
dalam menyediakan kebutuhan pangan pokok terutama beras, jagung dan
kedelai, pembentukan PDB, penyumbang devisa, menopang sumber penghidupan
sekitar 26,13 juta rumah tangga petani (hasil sensus BPS 2013), penyerapan
tenaga kerja di perdesaan, peningkatan pendapatan petani, dan pemerataan
pembangunan.
Upaya pemenuhan kebutuhan beras sebagai salah satu peran strategis sub sektor
tanaman pangan merupakan tantangan yang cukup berat, mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang cukup besar, yaitu 237,56 juta orang (Sensus
Penduduk 2010) dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,50% per tahun dan
tingkat konsumsi beras sekitar 139,15 kg/kapita/tahun membutuhkan jumlah
penyediaan beras yang cukup besar dan meningkat setiap tahun. Berdasarkan
kondisi tersebut, dalam periode pembangunan jangka menengah lima tahun
Kabinet Indonesia Bersatu II (2010-2014) peningkatan produksi padi/beras
merupakan prioritas pembangunan untuk mencapai swasembada berkelanjutan
(dengan target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014), meningkatkan
produksi jagung dalam mempertahankan swasembada berkelanjutan dan
peningkatan produksi kedelai guna mencapai swasembada tahun 2014.
Dalam rangka mewujudkan pencapaian swasembada beras dan jagung
berkelanjutan, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, pada tahun
2010 produksi padi ditargetkan sebesar 66,68 juta ton gabah kering giling (GKG),
jagung 19,80 juta ton pipilan kering, kedelai 1,30 juta ton biji kering, dan pada
tahun 2014 ditargetkan meningkat masing-masing menjadi: padi 76,57 juta ton
GKG, jagung 20,823 juta ton pipilan kering, dan kedelai 1,50 juta ton biji kering
(hasil revisi target produksi pada Renstra awal Ditjen Tanaman Pangan). Selain
itu, juga dikembangkan komoditas tanaman pangan lainnya yaitu: kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar, serta komoditas pangan lokal spesifik lokasi
lainnya untuk mendukung peningkatan diversifikasi pangan dan kebutuhan
industri.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2
Untuk mencapai sasaran tersebut di atas merupakan tantangan yang berat,
mengingat banyak permasalahan dan kendala yang dihadapi antara lain:
meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, terbatasnya
sumberdaya lahan dan air, infrastruktur, sarana prasarana, akses petani terhadap
sumber permodalan, informasi dan teknologi, masih lemahnya kapasitas
kelembagaan petani dan penyuluh, serta koordinasi dan sinergitas antar
sektor/subsektor terkait pembangunan tanaman pangan masih belum optimal.
Namun demikian, tersedia potensi dan peluang untuk mendorong peningkatan
produksi antara lain: masih adanya peluang peningkatan produktivitas melalui
penyebarluasan pemanfatan inovasi teknologi baru yang lebih unggul,
mengoptimalkan peningkatan produktivitas rill di tingkat petani mendekati potensi
produksi yang saat ini masih terjadi kesenjangan yang cukup tinggi, optimalisasi
pemanfaatan lahan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dan perluasan
areal/cetak sawah baru, menurunkan tingkat kehilangan hasil serta peningkatan
kualitas hasil melalui pengamanan produksi dari kehilangan hasil akibat gangguan
serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan
Iklim (DPI) serta penanganan panen dan pascapanen, pemanfaatan fasilitas skim
kredit pembiayaan usaha tani yang tersedia (KKPE, KUR, dll), penguatan
kelembagaan dan manajemen usaha tani, serta perbaikan regulasi dan kebijakan.
Dengan mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, serta potensi dan
peluang yang tersedia, upaya peningkatan produksi tanaman pangan ditempuh
melalui Catur Strategi, yaitu: (1) Peningkatan Produktivitas, (2) Perluasan Areal
Tanam, (3) Pengamanan Produksi, serta (4) Penguatan Kelembagaan dan
Pembiayaan. Untuk menjamin terlaksananya Catur Strategi tersebut dibutuhkan
dukungan dan peran serta aktif dari seluruh pemangku kepentingan yang
mencakup sektor/sub sektor terkait, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota,
pengusaha, lembaga pembiayaan dan swadaya masyarakat, serta peran aktif
para petani/kelompok tani sebagai pelaku utama pembangunan.
1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/
Permentan/OT.140/10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan
unsur pelaksana pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 3
Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Pertanian.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standarisasi teknis di bidang tanaman pangan, dan memiliki fungsi
meliputi:
1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan
pascapanen tanaman pangan
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan
pascapanen tanaman pangan
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan,
budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen tanaman pangan
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/ Permentan/OT.140/10/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, susunan organisasi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal,
(2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, (3) Direktorat Budidaya Serealia, (4)
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, (5) Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan, (6) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan.
Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit Pelaksana
Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts/OT.130/6/2004, (2) Balai
Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor
41/Permentan/OT.140/9/2006, dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman
sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004.
Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 4
1) Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan pelayanan teknis
lainnya dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungaban
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dan memiliki fungsi meliputi:
a) Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program,
anggaran, dan kerja sama di bidang tanaman pangan
b) Pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan
c) Pelaksanaan evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,
pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan
masyarakat dan informasi publik
d) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang
tanaman pangan
e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang perbenihan tanaman pangan, dan memiliki fungsi
meliputi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan
pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih
aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan
mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan
umbi, dan kelembagaan perbenihan
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian
varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia,
produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas
dan pengawasan mutu benih. produksi benih serealia, produksi benih
aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan perbenihan
e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal tanaman Pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 5
3) Direktorat Budidaya Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta memberikankan bimbingan teknis dan evaluasi
di bidang budidaya serealia, dan memiliki fungsi meliputi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan
rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi
tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya
padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan
serealia lain
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi
irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan
serealia lain
e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Serealia.
4) Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang budidaya aneka kacang dan umbi, dan memiliki fungsi
meliputi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu,
aneka kacang, dan aneka umbi
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka
kacang, dan aneka umbi
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya
kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya kedelai,
ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi
e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Aneka Kacang
dan Umbi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 6
5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang perlindungan tanaman pangan, dan memiliki fungsi
meliputi:
a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data
organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan
pengendalian hama terpadu
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme
pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan
pengendalian hama terpadu
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak
perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan data
organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan
pengendalian hama terpadu
e) Pelaksanakan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan.
6) Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, bertugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, menyusun norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta memberikan bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang pascapanen tanaman pangan, dan memiliki fungsi
meliputi:
a) Penyiapkan perumusan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung
dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan
serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang,
serta aneka umbi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 7
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen padi,
jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi
e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen Tanaman
Pangan.
7) Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas melaksanakan pengembangan
pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem
manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan
hortikultura, dan memiliki fungsi meliputi:
a) Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu
benih dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium pengujian benih
b) Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian
laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman
pangan dan hortikultura
c) Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji
arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman
pangan dan hortikultura
d) Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura
yang beredar
e) Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (orange, green, and
blue certificate)
f) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem
manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan
hortikultura
g) Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak penandaan
SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura
h) Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan
pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama laboratorium
pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura
i) Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
Besar.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 8
8) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT),
bertugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan proteksi tanaman pangan dan
hortikultura, dan memiliki fungsi meliputi:
a) Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program
b) Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan faktor
penentu perkembangan OPT
c) Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan,
pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem
Pengendalian Hama Terpadu
d) Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian
OPT
e) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi
peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT
f) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu
dan standar laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit
g) Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan
OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura
h) Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.
9) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas
melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan, dan memiliki fungsi meliputi:
a) Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan produk
tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
b) Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan
produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
c) Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu
pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan
perkebunan
d) Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan
pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 9
e) Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang beredar,
serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
f) Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu pestisida,
pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
g) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT.
1.4 Sumber Daya Manusia
Jumlah sumber daya manusia tahun 2013 lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan sebanyak 792 orang meliputi, berdasarkan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 457 orang dan perempuan 335 orang. Berdasarkan golongan: golongan
I sebanyak 21 orang, golongan II 224 orang, golongan III sebanyak 482 orang
dan golongan IV sebanyak 65 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan meliputi S3
sebanyak 2 orang, S2 sebanyak 93 orang, S1/D4 sebanyak 346 orang, SM/D3
sebanyak 41 orang, SLTA sebanyak 274 orang, SLTP sebanyak 17 orang dan SD
sebanyak 19 orang.
Berdasarkan distribusi di masing-masing Unit Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis
terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 290 orang (sebanyak
115 orang ditempatkan di daerah), Direktorat Perbenihan sebanyak 64 orang,
Direktorat Budidaya Serealia 68 orang, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan
Umbi 59 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 67 orang, Direktorat
Pascapanen 64 orang, BBPOPT Jatisari 90 orang, BBPPMBTPH Cimanggis 56
orang dan BPMPT 34 orang.
1.5 Dukungan Anggaran
Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN Sektoral
(BA.018) sebesar Rp.2.887.229.639.000 (hasil revisi terakhir APBN-P
penghematan 1 Oktober 2013 dari anggaran DIPA awal Rp.3.138.097.366.000),
yang dilaksanakan dalam Program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu
Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasebada dan Swasembada Berkelanjutan.
Anggaran tersebut dialokasikan pada 337 satker pusat dan daerah dengan
rincian: 1) Satker Ditjen TP Pusat Rp.547.152.009.000,- 2) UPT Pusat (Balai
Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 10
dan Balai Besar Peramalan OPT Jatisari) Rp.20.505.596.000,- 3) dana
dekonsentrasi dan tugas pembantuan pada 64 satker Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Rp.378.428.301.000,-, dan 4) Tugas Pembantuan pada 301
satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Rp.1.941.143.733.000,-.
Kegiatan utama yang difasilitasi melalui APBN sektoral Ditjen Tanaman Pangan
tahun 2013 meliputi delapan kegiatan, yaitu: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman
Serealia, (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3)
Pengembangan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan
Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu
Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman
Pangan, (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan
Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, (7) Pengembangan Peramalan
Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan
Teknis Lainnya.
Selain anggaran sektoral (BA.018), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga
mengelola anggaran subsidi harga benih (BA.999.07) dengan pagu
Rp.1.454.150.000.000 yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public
Service Obligation (PSO) oleh BUMN (PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 11
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis 2010-2014
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menyusun Rencana Strategis Tahun
2010-2014 sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014 dan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2010-2014
merupakan penjabaran Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Program dan
Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan yang akan dilaksanakan selama
periode 2010-2014 berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang,
tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi selama
proses pembangunan sub sektor tanaman pangan lima tahun ke depan.
Renstra tersebut berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja
Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) tahunan, serta arahan bagi Unit Kerja
Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan maupun Stakeholder terkait dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembangunan tanaman pangan periode 2010-2014 secara menyeluruh,
terintegrasi, dan sinergis baik yang dibiayai melalui APBN maupun APBD dan
sumber pendanaan lainnya.
2.1.1 Visi
Visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2010-2014, yaitu ”Terwujudnya
Produksi Tanaman Pangan Yang Cukup dan Berkelanjutan”.
2.1.2 Misi
1) Mewujudkan birokrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
profesional dan berintegritas
2) Meningkatkan perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat
dan berkelanjutan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 12
3) Mengembangkan sistem penyediaan benih yang efisien, efektif, dan
berkelanjutan
4) Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan berkelanjutan
5) Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan berkelanjutan
6) Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait, serta masyarakat
dalam pembangunan tanaman pangan yang berkelanjutan.
2.1.3 Tujuan
1) Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan luas areal penerapan
budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan untuk peningkatan
produksi dalam rangka mencapai ketahanan pangan
2) Menyelenggarakan sistem penyediaan benih tanaman pangan yang efisien
dan berkelanjutan
3) Mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak
Perubahan Iklim untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman pangan
4) Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan
5) Menciptakan metoda pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu
laboratorium pengujian benih tanaman pangan
6) Menyediakan informasi dan menciptakan model peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan sebagai rujukan dalam pengamanan produksi
tanaman pangan
7) Menyelenggarakan pelayanan teknis dan administrasi secara profesional
dan berintegritas di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
2.1.4 Sasaran
Pada periode 2010-2014, pembangunan tanaman pangan diarahkan untuk
mewujudkan swasembada beras dan jagung berkelanjutan, pencapaian
swasembada kedelai tahun 2014, peningkatan diversifikasi pangan, dan
peningkatan kesejahteraan petani dalam rangka mendukung Empat Target
Sukses Pembangunan Pertanian. Untuk mewujudkan pencapaian tujuan tersebut,
ditetapkan sasaran strategis pembangunan tanaman pangan meliputi: (1)
tercapainya produksi komoditas utama tanaman pangan secara berkelanjutan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 13
dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional, (2) terkendalinya serangan
organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim, serta (3)
mengamankan kehilangan/susut hasil produksi pada proses panen dan
pascapanen.
1) Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Secara
Berkelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan swasembada berkelanjutan beras dan jagung, serta
pencapaian swasembada kedelai pada tahun 2014, produksi ketiga komoditas
tersebut ditargetkan meningkat setiap tahun dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014. Pada tahun 2010 produksi padi ditargetkan mencapai 66,68 juta
ton gabah kering giling (GKG), jagung 19,80 juta ton pipilan kering, dan kedelai
1,30 juta ton biji kering, dan pada tahun 2014 produksi padi ditargetkan 81,73
juta ton GKG, jagung 29,00 juta ton pipilan kering, kedelai 2,70 juta ton biji
kering.
Untuk mendukung terwujudnya diversifikasi pangan, produksi komoditas utama
tanaman pangan lainnya (selain padi, jagung dan kedelai) ditargetkan
meningkat dari tahun 2010 untuk kacang tanah 882 ribu ton biji kering, kacang
hijau 360 ribu ton biji kering, ubi kayu 22,25 juta ton umbi basah, dan ubi jalar
2,00 juta ton umbi basah, pada tahun 2014 produksi kacang tanah menjadi 1,30
juta ton biji kering, kacang hijau 430 ribu ton biji kering, ubi kayu 27,60 juta ton
umbi basah, dan ubi jalar 2,60 juta ton umbi basah.
Sasaran produksi padi, jagung, dan kedelai dalam proses perkembangannya
terjadi perubahan/revisi, dan untuk kedelai terakhir direvisi pada Sidang Kabinet
di Bukittinggi tanggal 29 Oktober 2013. Sehubungan dengan adanya revisi
tersebut, target produksi padi tahun 2014 menjadi 76,57 juta ton GKG, jagung
20,82 juta pipilan kering, kedelai 1,5 juta ton pipilan kering, sedangkan
komoditas lainnya tetap sesuai target awal Renstra 2010-2014. Perubahan
tersebut dengan tetap mempertimbangkan pertambahan jumlah penduduk
secara naisonal rata-rata sebesar 1,49 persen per tahun, permintaan bahan
baku industri dalam negeri, kebutuhan stok nasional dalam rangka stabilitas
harga, dan pemenuhan peluang ekspor.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 14
2) Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan dan Terkena Dampak Perubahan Iklim
Kemampuan dalam menangani serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sangat berpengaruh dalam mendukung
tercapainya target peningkatan produksi dan pencapaian swasembada pangan.
Oleh sebab itu, diperlukan antisipasi dan pengendalian serangan OPT dan DPI
pada pertanaman pangan sehingga dapat ditekan seminimal mungkin.
Luas pertanaman pangan yang aman dari serangan OPT dan DPI terutama padi,
jagung dan kedelai ditargetkan meningkat dari tahun 2010 sebesar 93,00% dari
total luas pertanaman, menjadi 95,00% pada tahun 2014, atau terjadi penurunan
luas serangan OPT dan DPI rata-rata sebesar 0,50% per tahun dari 7,00% pada
tahun 2010 menjadi 5,00% tahun 2014.
3) Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi
Selain pengamanan produksi dari gangguan serangan OPT dan DPI, pencapaian
target peningkatan produksi dan swasembada pangan juga dipengaruhi oleh
kemampuan mengamankan potensi kehilangan/susut hasil produksi. Pengamanan
potensi kehilangan/susut hasil produksi ditargetkan dapat menurunkan
kehilangan/susut hasil produksi pada saat panen dan pascapanen padi rata-rata
1,51% per tahun, dari baseline 13,00% menjadi 6,98% pada tahun 2014, jagung
0,24% per tahun, dari 5,20% menjadi menjadi 4,25% tahun 2014, kedelai 0,63%
per tahun, dari 15,50% menjadi 13,00% tahun 2014, kacang tanah 0,63% per
tahun, dari 15,20% menjadi 14,20% tahun 2014, ubi kayu 0,50% per tahun, dari
12,25% menjadi 10,25%, dan ubi jalar 0,50% per tahun dari 18,00% menjadi
16,00% tahun 2012.
2.1.5 Arah Kebijakan
Arah Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan 2010-2014 difokuskan pada
upaya peningkatan produksi komoditas utama tanaman pangan, meliputi:
1) Peningkatan produksi padi dalam rangka swasembada berkelanjutan dan
pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014
2) Peningkatan produksi jagung dalam rangka swasembada berkelanjutan
3) Peningkatan produksi kedelai dalam rangka pencapaian swasembada
tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 15
4) Peningkatan produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar
untuk mendukung diversifikasi pangan dan industri
5) Pengembangan tanaman pangan alternatif (sorghum, gandum, hotong,
ganyong, garut, talas, kacang koro) untuk memperkuat ketahanan pangan.
2.1.5 Program dan Kegiatan
Program pembangunan tanaman pangan yang difasilitasi APBN pada awal
kabinet Indonesia Bersatu II (tahun 2010) meliputi empat program, yaitu: (1)
Program Pengembangan Agribisnis/Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing
Produk Pertanian, (2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (3) Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani, dan (4) Program Penerapan Kepemerintahan
Yang Baik.
Mulai tahun 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan hanya mengelola satu
program, yaitu: Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman
Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Sasaran
dari program ini dimaksudkan untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang
cukup dan berkelanjutan melalui perluasan penerapan budidaya tanaman pangan
yang tepat yang didukung oleh sistem penyediaan benih, pengamanan produksi,
dan penanganan pascapanen yang efisien.
Perubahan tersebut sejalan dengan Restrukturisasi Program Pembangunan
Pertanian Berbasis Kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Bersamaan dengan perubahan program
tersebut, juga dilakukan penyempurnaan kegiatan disesuaikan dengan susunan
organisasi, tugas dan fungsi masing-masing unit kerja Eselon II lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan. Hal ini sesuai dengan pedoman Reformasi
Perencanaan dan Penganggaran yang ditetapkan melalui Surat Edaran Bersama
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan
Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009-SE1848/MK/2009 tanggal 19 Juni
2009.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka sejak tahun 2011 kegiatan yang
dilaksanakan meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, (2)
Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengembangan
Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan
Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, (6)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 16
Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu
Laboratorium Pengujian Benih, (7) Pengembangan Peramalan Serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya.
2.2 Rencana Kinerja Tahun 2013
Pembangunan tanaman pangan tahun 2013 merupakan kelanjutan dan
penyempurnaan dari pelaksanaan program tahun sebelumnya dan merupakan
rangkaian dalam mewujudkan sasaran strategis pembangunan tanaman pangan
2010-2014.
Sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2013 meliputi: padi
72,064 juta ton GKG, jagung 19,831 juta ton pipilan kering, kedelai 1,50 juta ton
biji kering, kacang tanah 1,20 juta ton biji kering, kacang hijau 410 ribu ton biji
kering, ubi kayu 26,30 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,45 juta ton umbi basah.
Selain target produksi tersebut juga ditargetkan pengamanan pertanaman minimal
95,00% luas areal pertanaman pangan (terutama padi, jagung dan kedelai) aman
dari gangguan OPT dan DPI, dan upaya pengamanan kehilangan/susut hasil
produksi dengan target padi 1,53%, jagung 0,25%, dan kedelai 0,50%.
2.3 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013
Sebagai komitmen dalam pencapaian sasaran strategis pembangunan tanaman
pangan, maka pada tahun 2013 telah ditetapkan target indikator kinerja sasaran
strategis, meliputi:
2.3.1 Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan
Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan Nasional
Indikator pencapaian sasaran strategis mewujudkan pencapaian produksi
tanaman pangan secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan
nasional tahun 2013 meliputi: produksi padi 72,06 juta ton GKG, jagung 19,83 juta
ton pipilan kering, kedelai 1,50 juta ton biji kering, kacang tanah 1,20 juta ton biji
kering, kacang hijau 410 ribu ton biji kering, ubi kayu 26,30 juta ton umbi basah,
dan ubi jalar 2,45 juta ton umbi basah.
Sasaran produksi padi, jagung dan kedelai tahun 2013 seperti diuraikan di atas
merupakan angka revisi dari sasaran Renstra awal berdasarkan hasil evaluasi
capaian produksi tahun 2010-2012, permasalahan yang dihadapi, serta potensi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 17
yang dimiliki dengan tetap mempertimbangkan tercapainya swasembada
berkelanjutan padi dan jagung, serta pencapaian swasembada kedelai tahun 2014
sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2010-2014)
dan Direktif Presiden.
Untuk mendukung sasaran produksi tersebut dilakukan upaya-upaya: peningkatan
produktivitas, peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat, pengamanan
pertanaman dari gangguan OPT dan DPI, pengamanan produksi dari susut hasil
panen dan pascapanen, penguatan peramalan serangan OPT, penguatan metode
pengujian mutu benih, dan peningkatan manajemen pembangunan tanaman
pangan.
Dukungan program dan kegiatan yang difasilitasi APBN Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan meliputi:
1. Pengelolaan Budidaya Serealia meliputi: Sekolah Lapangan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT ) padi 4.385.625 ha, jagung 235.380 ha.
2. Pengelolaan Budidaya Aneka Kacang dan Umbi meliputi :SL-PTT kedelai
411.740 ha, PTT Model 110.000 ha, PATB Kedelai 118.250 ha, mekanisasi
kedelai 50 unit (25.000 ha), pengembangan komoditas akabi lainnya 3.415 ha.
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan meliputi:
pemberdayaan penangkar 14.600 ha, perbanyakan benih sumber komoditas
tanaman pangan 711,25 ha, pengawasan mutu dan sertifikasi 81.650 ha,
subsidi benih padi 127.500 ton, jagung 9.500 ton, kedelai 15.000 ton,
pengembangan metode pengujian mutu benih 10 metode, penerapan sistem
mutu laboratorium pengujian benih 8 laboratorium, pelaksanaan uji proefisiensi
35 laboratorium.
4. Penguatan Perlindungan Tanaman meliputi: SL-PHT 2500 unit, SL Iklim 192
unit, gerakan pengendalian 258 kali, Pengamatan Peramalan Pengendalian
OPT 6.738 orang, penguatan brigade proteksi 82 unit, pengadaan mobil
brigade 66 unit dan LPHP 94 unit, pemberdayaan pos pengembangan agen
hayati 415 kelompok , renovasi gudang pestisida 20 unit, pengembangan
peramalan serangan OPT (model peramalan OPT 12 model)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 18
5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan meliputi: fasilitasi bantuan sarana
pascapanen padi 482 kelompok, jagung 92 kelompok, kedelai 56 kelompok, ubi
kayu 27 kelompok, ubi jalar 25 kelompok.
6. Dukungan Manajemen Pembangunan Tanaman Pangan meliputi: gaji dan
insentif petugas, POPT, PBT dan mantri tani, pembinaan, operasional satker,
perencanaan, monitoring dan evaluasi 439 satker,LM3 280 unit, bantuan
bencana alam 2 paket.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kinerja dikelompokan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring dengan kategori: (1)
sangat berhasil: realisasi >100% dari target, (2) berhasil: realisasi 80-100% dari
target, (3) cukup berhasil: realisasi 60-79% dari target, dan (4) kurang berhasil:
realisasi <60% dari target.
Pengukuran capaian sasaran kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun
2013 dilakukan dengan membandingkan realisasi masing-masing indikator kinerja
utama sasaran strategis terhadap target yang telah ditetapkan. Realisasi indikator
kinerja pencapaian produksi diukur melalui hasil perkalian angka luas panen dan
produktivitas. Data luas panen dan produktivitas diperoleh melalui pengukuran
dan pelaporan secara berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
dan pusat/nasional yang dilaksanakan secara bersama antara Dinas Pertanian
dan Badan Pusat Statistik (BPS). Data luas tanam dan luas panen diukur setiap
bulan dan disampaikan secara berjenjang dari kecamatan sampai dengan pusat
dengan Sistem Informasi Manajemen Tanaman Pangan (SIMTP).Capaian
produksi, luas panen dan produktivitas ditetapkan setiap empat bulan. Status
angka produksi tahun 2013 yang digunakan pada penyusunan LAKIP ini adalah
Angka Ramalan II yang dirilis secara resmi oleh BPS-RI tanggal 1 November
2013.
Realisasi indikator kinerja mengamankan produksi dari potensi kehilangan hasil
akibat serangan OPT dan terkena DPI diperoleh melalui hasil perhitungan
perbandingan luas pertanaman yang terkena serangan OPT Utama dan DPI
(banjir dan kekeringan) menurut jenis komoditas dengan total luas pertanaman
selama tahun bersangkutan. Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil
pengamatan Petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Koordinator
POPT Kabupaten/kota, dari Koordinator ke LPHP selanjutnya disampaikan ke
provinsi (BPTPH Provinsi), dan dari provinsi disampaikan ke pusat/ Direktorat
Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan setiap dua mingguan melalui
Sistem Informasi Manajemen OPT, email dan pos.
Tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat dihitung berdasarkan jumlah benih
bersertifikat yang digunakan oleh petani dibandingkan terhadap total kebutuhan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 20
benih pada tahun yang bersangkutan. Data dikumpulkan oleh Petugas Pengawas
Benih di lapangan dilaporkan ke provinsi (BPSBTPH) lalu dilaporkan ke pusat
(Direktorat Perbenihan) setiap bulan melalui website, e-mail dan pos.
Sedangkan indikator kinerja penurunan kehilangan/susut hasil produksi dihitung
melalui hasil perhitungan kapasitas kerja alat per musim tanam dibandingkan
dengan sasaran produksi tanaman pangan pada tahun yang bersangkutan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 21
3.2 Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2013
Berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2013, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan telah menetapkan pencapaian tujuh target indikator kinerja sasaran
strategis tahun 2013. Capaian indikator kinerja sasaran strategis tersebut
sebagaimana Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian
Kategori
Capaian
1. Mewujudkan
pencapaian produksi
secara berkelanjutan
dalam rangka
penyediaan
kebutuhan nasional
Jumlah Produksi:
- Padi (ribu ton gabah kering giling) 72.063 70.866 98,34 Berhasil
- Jagung (ribu ton pipilan kering) 19.831 18.510 93,34 Berhasil
- Kedelai (ribu ton biji kering) 1.500 808 53,84 Kurang Berhasil
- Kacang Tanah (ribu ton biji kering) 1.200 907 75,60 Cukup Berhasil
- Kacang Hijau (ribu ton biji kering) 410 210 51,20 Kurang Berhasil
- Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) 26.300 25.494 96,94 Berhasil
- Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) 2.450 2.366 96,58 Berhasil
Sumber: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Pencapaian target produksi tersebut didukung oleh capaian kinerja pengelolaan
sistem penyediaan benih, pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI,
serta pengamanan produksi dari susut hasil, dukungan manajemen pembangunan
tanaman pangan seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Eselon II lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Capaian
Kategori
Capaian
Mendorong
peningkatan
produktivitas
Tercapainya produktivitas:
- Padi Sawah (ku/ha) 52,79 53,10 100,59 Sangat Berhasil
- Padi Ladang (ku/ha) 31,77 33,59 105,73 Sangat Berhasil
- Jagung (ku/ha) 49,11 47,99 97,72 Berhasil
- Kedelai (ku/ha) 15,46 14,57 94,24 Berhasil
- Kacang Tanah (ku/ha) 14,50 17,43 120,21 Sangat Berhasil
- Kacang Hijau (ku/ha) 12,28 11,50 93,65 Berhasil
- Ubi Kayu (ku/ha) 195,00 224,18 114,96 Sangat Berhasil
- Ubi Jalar (ku/ha) 119,51 142,27 119,04 Sangat Berhasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 22
Mengamankan
produksi dari
serangan OPT dan
terkena DPI
Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Serangan OPT dan Terkena DPI:
Total Padi, Jagung dan Kedelai
(% thd. total luas tanam) 95,00 94,55 99,53 Berhasil
- Padi (% thd. total luas tanam) 95,00 93,31 98,22 Berhasil
- Jagung (% thd. total luas tanam) 95,00 98,59 103,78 Sangat Berhasil
- Kedelai (% thd. total luas tanam) 95,00 97,75 102,89 Sangat Berhasil
- Kacang Tanah 95,00 99,21 104,43 Sangat Berhasil
- Kacang Hijau 95,00 99,07 104,28 Sangat Berhasil
- Ubi Kayu 95,00 99,70 104,94 Sangat Berhasil
- Ubi Jalar 95,00 99,69 104,93 Sangat Berhasil
Terwujudnya
peningkatan
penggunaan benih
unggul bersertifikat
secara
berkesinambungan
Penggunaan benih unggul bersertifikat:
- Padi 50,00 46,63 93,26 Berhasil
- Jagung 50,00 47,29 94,58 Berhasil
- Kedelai 40,00 39,59 98,97 Berhasil
Mengamankan
produksi dari
kehilangan hasil
(susut hasil) pada saat
pascapanen
Penurunan Susut Hasil Produksi :
- Padi (%) 0,390 0,311 79,74 Cukup Berhasil
- Jagung (%) 0,094 0,124 131,91 Sangat Berhasil
- Kedelai (%) 0,318 0,497 156,29 Sangat Berhasil
- Ubi Kayu (%) 0,010 0,0092 92,00 Berhasil
- Ubi Jalar (%) 0,073 0,0226 30,96 Kurang Berhasil
Meningkatnya
Manajemen
Pembangunan
Tanaman Pangan
- Tercapainya nilai SAKIP 75,00 73,14 97,52 Berhasil
- Tercapainya nilai SPI Handal - - Kurang Berhasil
- Jumlah Unit Kerja Yang
Memperoleh Predikat WBK 9 5 55,55 Kurang Berhasil
- Penilaian Mandiri Penerapan
Reformasi Birokrasi 70 70,25 100,35 Sangat Berhasil
- Capaian Serapan Anggaran 100% 80,95% 80,95 Berhasil
Sumber: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 23
3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2013
3.3.1 Mewujudkan Pencapaian Produksi Komoditas Utama Tanaman
Pangan Secara Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Kebutuhan
Nasional
3.3.1.1 Produksi Padi
Berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM II) BPS-RI, produksi padi tahun 2013
sebesar 70,866 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mencapai 98,34% dari
target 72,063 juta ton GKG (berhasil). Dibandingkan dengan produksi tahun 2012
produksi tahun 2013 meningkat 2,62% (1,810 juta ton GKG). Bila dibandingkan
terhadap target produksi tahun 2014 sebesar 76,568 juta ton GKG, produksi padi
tahun 2013 (ARAM II) telah mencapai 92,55%.
Tabel 3. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Realisasi*
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Produksi (000 Ton) 65.201 69.056 72.064 76.568 70.866 108,69 102,62 98,34 92,55
Luas Panen (000 Ha) 13.022 13.445 13.858 14.312 13.769 105,74 102,41 99,46 96,20
Produktivitas (Ku/Ha) 50,05 51,36 52,00 52,68 51,46 102,82 100,20 98,96 97,68
Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Produksi padi tahun 2013 setara beras tersedia untuk konsumsi
langsung/penduduk sebesar 39,844 juta ton. Bila dibandingkan dengan total
kebutuhan konsumsi langsung penduduk sebesar 34.424 juta ton, terjadi surplus
beras 5,419 juta ton, dengan indeks swasembada 116%. Dibandingkan dengan
surplus beras tahun 2012 sebesar 5,734 juta ton menurun 315 ribu ton (5,49%).
Sedangkan bila dibandingkan dengan target surplus beras 10 juta ton pada tahun
2014, capaian surplus beras tahun 2013 telah mencapai 54,19%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 24
Tabel 4. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2013
Uraian 2012 2013 Selisih 2013-2012
(Absolut) (%)
Produksi Padi (Ton GKG) 68.956.292 70.866.571 1.910.279 102,77
Beras Tersedia Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) 38.769.470 39.844.000 1.074.530 102,77
Kebutuhan Beras Untuk Konsumsi Penduduk (Ton) 33.035.365 34.424.000 1.388.635 104,20
Surplus/Defisit Beras (Ton) 5.735.105 5.419.000 (316.105) 94,49
Indeks Swasembada (%) 117,36 115,74 (1,62) 98,62
Keterangan: Produksi padi tahun 2012 = ATAP, tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2012 = 244.688.283 jiwa, tahun 2013 = 248.358.607 jiwa Konsumsi beras perkapita tahun 2012= 135,01 kg, tahun 2013 = 134,33 kg perkapita per tahun
Sementara itu, perkembangan produksi padi selama periode tahun 2008-2013
menunjukan trend pertumbuhan yang positif, meningkat dari 60,325 juta ton GKG
pada tahun 2008 menjadi 70,866 juta ton GKG tahun 2013, atau tumbuh rata-rata
3,31% setiap tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kenaikan
produktivitas dari 48,94 ku/ha tahun 2008 menjadi 51,46 ku/ha tahun 2013, serta
luas panen 12,327 juta ha tahun 2008 menjadi 13,770 juta ha tahun 2013.
Gambar 1. Trend Perkembangan Produksi Padi Tahun 2008-2013
Keterangan: * Produksi padi tahun tahun 2013 = ARAM II BPS-RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 25
Kenaikan produksi padi tahun 2013 dibanding tahun 2012 disebabkan karena
peningkatan luas panen 324 ribu ha (2,41%) dan kenaikan produktivitas 0,10
ku/ha (0,20%).
Peningkatan produktivitas padi tahun 2013 didukung oleh upaya penerapan
teknologi budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT) melalui pelaksanaan
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sebagai media
pembelajaran para petani dalam penerapan teknologi budidaya tanaman yang
tepat serta manajemen usaha tani. Luas areal SL-PTT padi tahun 2013 seluas
3.729 juta ha atau 85,02% dari target 4,385 juta ha (padi inbrida 3,216 juta ha,
padi hibrida 106.562 ha, dan padi lahan kering 406.589 ha).
Produktivitas padi di lokasi SL-PTT tahun 2013 rata-rata mencapai 59,31 ku/ha.
Capaian produktivitas tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas
rata-rata nasional (ARAM II) dan mencapai di atas target yang ditetapkan. Dari
total realisasi tanam SL-PTT padi seluas 3,728 juta ha dan produktivitas rata-rata
59,31 ku/ha, dihasilkan produksi padi sebanyak 22,115 juta ton GKG atau
berkontribusi sebesar 31,206% terhadap total produksi padi nasional (ARAM II).
Tabel 5. Capaian Produktivitas SL-PTT Padi Tahun 2013
Komoditi
Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Realisasi
Rerata Nasional
(ARAM II)
SL-PTT Rerata Nasional
(ARAM II) Sasaran
Sasaran Realisasi
Padi 51,46 55,21 59,31 115,46 105,75
Peningkatan produksi padi tahun 2013 juga didukung oleh upaya pengamanan
hasil pada proses panen dan pascapanen melalui fasilitasi bantuan sarana
pascapanen yang telah menurunkan susut hasil padi sebesar 0,05% atau setara
dengan mengamankan produksi sebanyak 37.891 ton GKG.
Selain faktor peningkatan produktivitas tersebut di atas, capaian produksi padi
tahun 2013 (ARAM II) juga disebabkan oleh meningkatnya luas panen 2,41%
(324.389 ha). Peningkatan luas panen terutama disebabkan oleh peningkatan
indeks pertanaman (IP), serta dukungan perluasan lahan/cetak sawah,
optimalisasi pemanfaatan lahan, dan perbaikan jaringan irigasi/JITUT/JIDES yang
difasilitasi oleh APBN Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dan dukungan
rehabilitasi jaringan irigasi (primer dan sekunder) yang difasilitasi oleh
Kementerian Pekerjaan Umum.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 26
Sedangkan bila dibandingkan terhadap sasaran 2013 belum mencapai target. Hal
ini disebabkan antara lain: belum optimalnya peningkatan produktivitas dari target
52 ku/ha baru mencapai 51,46 ku/ha (98,96%), serta belum tercapainya target
luas panen seluas 13.858 ribu ha terealisasi 13.770 ribu ha (99,36%). Belum
optimalnya peningkatan produktivitas disebabkan oleh terganggunya penyerbukan
dan kualitas gabah akibat tingginya curah hujan sepanjang tahun, meningkatnya
pertanaman yang puso akibat serangan OPT dan DPI yang mencapai 96.754 ha
(OPT 4.422 ha, banjir 88.265 ha, dan kekeringan 4.067 ha) dibanding tahun 2012
yang hanya seluas 90.665 ha (OPT 2.225 ha, banjir 40.866 ha, dan kekeringan
47.573 ha), tingkat efisiensi serapan hara pupuk, serta penurunan tingkat
penggunaan benih unggul bersertifikat menjadi 46,63% dari 55,93% pada tahun
2012.
Sedangkan belum tercapainya target luas panen disebabkan pemanfaatan lahan
lebak dan rawa berkurang karena tingginya genangan air antara lain di Kalimantan
Selatan dan Riau, serta dan terjadinya konversi lahan ke non pangan (kelapa
sawit) yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun
2013 dalam rangka mendukung pencapaian produksi padi meliputi: penyaluran
bantuan benih (Subsidi Harga Benih, Cadangan Benih Nasional), pemberdayaan
penangkar benih, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional
pengawasan dan sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode
pengujian mutu benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji
profisiensi laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di
pasar bebas, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT),
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT), Sekolah Lapangan
Iklim, bantuan sarana pengendalian OPT , operasional Brigade Proteksi Tanaman,
operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan
OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan
informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan
pascapanen (padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar).
Sementara itu, pelaksanaan dukungan kegiatan APBN Ditjen Tanaman Pangan
yang dialokasikan untuk meingkatkan produksi padi tahun 2013 belum seluruhnya
berhasil secara optimal antara lain: SL-PTT terealisasi 3,729 Juta Ha (85,02%
dari target 4,386 Juta Ha), dukungan benih bersubsidi hanya terealisasi 45.102
ton setara luas 1,850 juta ha (35,37% dari target 127,5 ribu ton setara luas 5,3 juta
ha).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 27
Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara lain karena
adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran, masa transisi benih
bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis, varietas benih subsidi yang tersedia
tidak seluruhnya sesuai keinginan petani, keterlambatan jadwal waktu tanam, dan
kehatian-hatian yang sangat tinggi dari para pelaksana di lapangan serta
menunggu terbitnya DIPA revisi APBN-P penghematan yang baru terbit 1 Oktober
2013.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi padi tahun 2013 dapat
dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Realisasi Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Padi Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
Subsidi Harga Benih: Ton 127.500 47.468 37,22
- Padi Inbrida Ton 120.000 45.646 38,04
- Padi Hibrida Ton 7.500 1.821 24,28
Pemberdayaan Penangkar Benih Ha 11.100 9.928 89,44
Perbanyakan Benih Sumber Ha 299 235,5 78,76
Optimalisasi Unit Prosesing Benih Unit 11 10 91,67
Perancangan Metode Pengujian Mutu Benih Metode 9 9 100,00
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu: Ha 4.385.625 3.728.724 85,02
- Padi Inbrida Sawah Ha 3.746.100 3.215.574 85,84
- Padi Hibrida Ha 128.000 106.562 83,25
- Padi Lahan Kering Ha 511.525 406.585 79,49
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit 2.020 1.957 96,88
Sekolah Lapangan Iklim Unit 120 116 96,67
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
Sarana Pascapanen: Klp 482 460 95,44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 28
3.3.1.2 Produksi Jagung
Produksi jagung tahun 2013 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai
18,510 juta ton pipilan kering. Bila dibandingkan dengan target 19,831 juta ton
mencapai 93,34% (berhasil) dan namun bila dibandingkan dengan produksi tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 877 ribu ton (4,52%). Sementara itu jika
dibandingkan dengan target 2014 sebesar 20,823 juta ton mencapai 88,90%.
Tabel 7. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Jagung Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Realisasi*
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
07-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Produksi (000 Ton) 17.861 19.387 19.831 20.823 18.510 103,63 95,48 93,34 88,90
Luas Panen (000 Ha) 4.023 3.958 4.038 4.151 3.857 95,87 97,47 95,52 92,93
Produktivitas (Ku/Ha) 44,43 48,99 49,11 50,16 47,99 108,01 97,96 97,72 95,67
Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Bila dibandingkan dengan total kebutuhan jagung dalam negeri sebesar 14.387
juta ton pipilan kering, capaian produksi jagung tahun 2013 menunjukkan surplus
sebanyak 4,124 juta ton pipilan kering, dengan indeks swasembada mencapai
128,66%. Sedangkan bila dibandingkan dengan surplus jagung tahun 2012
sebesar 3,280 juta ton, capaian surplus jagung tahun 2013 meningkat sebanyak
844 ribu ton (25,73%).
Tabel 8. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2013
Uraian 2012 2013 Selisih 2013-2012
(Absolut) (%)
Produksi Jagung (Ton Pipilan Kering) 18.961.645 18.510.435 (451.210) 97,62
Kebutuhan (Ton Pipilan Kering) 16.097.111 14.386.500 (1.710.611) 89,37
Surplus/Defisit (Ton Pipilan Kering) 3.279.919 4.123.935 844.016 125,73
Indeks Swasembada (%) 117,80 128,66 10,86 109,22
Keterangan: Produksi jagung tahun 2011 = ATAP, tahun 2012 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2011 = 241.095.593 jiwa, tahun 2012 = 244.688.283 jiwa
Perkembangan produksi jagung periode 2008-2013 tumbuh positif, dari 16,317
juta ton pada tahun 2008 menjadi 18,510 juta ton pipilan kering tahun 2013 atau
rata-rata tumbuh 2,73% per tahun. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 29
kenaikan produktivitas dari 40,78 ku/ha tahun 2008 menjadi 47,99 ku/ha tahun
2013.
Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Jagung Tahun 2008-2013
Keterangan: *) Produksi jagung tahun 2013 = ARAM II BPS-RI
Penurunan produksi jagung tahun 2013 dibanding tahun 2012 disebabkan karena
penurunan luas panen 100 ribu ha (2,53%) dan produktivitas 1 ku/ha (2,04%).
Sedangkan faktor penyebab belum tercapainya target 2013 antara lain: luas
panen baru mencapai 3,857 juta ha (95,52% dari target) dan produktivitas yang
mencapai 47,99 ku/ha dari target 49,11 ku/ha (97,72%). Belum tercapainya target
luas panen disebabkan Iklim yang relatif basah, sehingga petani cenderung
memilih bertanam padi, terjadi kompetisi dengan komoditas ubikayu di beberapa
provinsi (Lampung, Sumut). Sedangkan penurunan produktivitas disebabkan oleh
penurunan penggunaan benih unggul bermutu yang hanya mencapai 47,55% dari
total luas pertanaman (lebih rendah dari tahun 2012 yang mencapai 61,02% dari
total luas pertanaman), curah hujan yang tinggi sehingga penyerbukan tidak
optimal.
Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara lain karena
adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran, masa transisi benih
bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis, varietas benih subsidi yang tersedia
sebagian tidak sesuai keinginan petani, terbatasnya kemampuan petani untuk
membeli benih (hibrida) secara swadaya karena harganya mahal, keterlambatan
jadwal waktu tanam, dan kehatian-hatian yang sangat tinggi dari para pelaksana
di lapangan serta menunggu terbitnya DIPA revisi penghematan yang baru terbit 1
Oktober 2013.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 30
Tabel 9. Capaian Produktivitas SL-PTT Jagung Tahun 2013
Komoditi
Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Provitas SL-PTT Thd.
Rerata Nasional
(ARAM II)
SL-PTT Rerata Nasional
(ARAM II) Sasaran
Sasaran Realisasi
Jagung Hibrida 47,99 65,00 61,45 112,47 82,71
Belum tercapainya produktivitas jagung di lokasi SL-PTT disebabkan antara lain:
belum semua komponen teknologi anjuran dipahami dan diterapkan secara penuh
oleh petani karena terbatasnya modal petani, fasilitasi paket bantuan masih
terbatas di lokasi Laboratorium Lapangan (LL=1ha per unit), sedangkan di luar LL
hanya dibantu benih saja, kurangnya intensitas pengawalan dan pendampingan,
kajian kebutuhan dan peluang (KKP) belum dilaksanakan sepenuhnya pada setiap
lokasi SL, serta penetapan paket teknologi anjuran belum sepenuhnya
berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan (PRA).
Faktor lainnya yang berkontribusi menjadi penyebab turunnya produktivitas jagung
adalah upaya pengamanan pertanaman dari gangguan serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pada tahun
2013 total luas pertanaman jagung yang puso karena serangan OPT dan DPI
seluas 8.627 ha atau 0,22% dari total luas tanam 3,973 juta ha lebih besar 0,11%
dibandingkan tahun 2012 seluas 4.388 ha atau 0,11% dari total luas pertanaman
3,994 juta ha. Jenis OPT utama yang menyerang tanaman jagung tahun 2013
meliputi: penggerek batang,penggerek tongkol, ulat grayak, tikus, lalat bibit, dan
bulai.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun
2013 dalam mendukung pencapaian produksi jagung meliputi: penyaluran
bantuan benih ( Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar benih,
perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan
sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu
benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi
laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas,
SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT (pestisida padat/cair, seed
treatment), operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-
PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT,
penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan
informasi peramalan serangan OPT, serta fasilitasi bantuan sarana panen dan
pascapanen (alat pemipil/corn sheller, dan alat pengering/dryer).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 31
Pelaksanaan dukungan kegiatan APBN Ditjen Tanaman Pangan yang
dialokasikan untuk meingkatkan produksi jagung tahun 2013 belum seluruhnya
berhasil secara optimal antara lain: SL-PTT terealisasi 195.563 Ha (83,08% dari
target 235.380 Ha), dukungan benih bersubsidi hanya terealisasi 970 ton setara
luas 38.794 ha (10,21% dari target 9.500 ton setara luas 380 ribu ha).
Tabel 10. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Jagung Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
SL-PTT Jagung Ha 235.380 195.563 83,08
Peningkatan Produksi, Provitas Jagung (MBR di NTT) Ha 10.500 9.000 85,71
Benih Bersubsidi Ton 9.500 970 10,21
Perbanyakan Benih Sumber Ha 123 112 91,06
SL-PHT Unit 315 307 97,46
SL-Iklim Unit 72 72 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
Bantuan Sarana Pascapanen Paket 92 87 94,57
3.3.1.3 Produksi Kedelai
Produksi kedelai tahun 2013 (berdasarkan Angka Ramalan II BPS-RI) mencapai
808 ribu ton biji kering. Bila dibandingkan dengan target 1,50 juta ton mencapai
53,84% (kurang berhasil) dan bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012
mengalami penurunan sebesar 36 ribu ton (4,15%). Sementara itu jika
dibandingkan dengan target 2014 sebesar 1,5 juta ton biji kering (revisi target
Sidang Kabinet Bukittinggi tanggal 29 Oktober 2013 dari sasaran Renstra awal 2,7
juta ton) mencapai 53,87%.
Tabel 11. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Realisasi*
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Produksi (000 Ton) 870 843 1.500 1.500 808 92,87 95,85 53,87 53,87
Luas Panen (000 Ha) 633 568 970 1.020 554 87,52 97,54 57,11 54,31
Produktivitas (Ku/Ha) 13,77 14,85 15,46 14,71 14,57 105,81 98,11 94,24 99,05
Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 32
Bila dibandingkan dengan kebutuhan 2,116 juta ton, produksi kedelai tahun 2013
masih defisit sebesar 1,308 juta ton biji kering atau baru mencapai indeks
swasembada 0,38.
Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2013
Uraian 2012 2013
Selisih
2013-2012
(Absolut) (%)
Produksi Kedelai (Ton Biji Kering) 843.153 807.568 (35.585) 95,78
Kebutuhan (Ton Biji Kering) 2.283.000 2.115.700 (167.300) 92,67
Surplus/Defisit (Ton Biji Kering) (1.439.847) 1.308.132 2.747.979 (90,85)
Indeks Swasembada (%) 36,93 38,17 1,24 103,35
Keterangan: Produksi kedelai tahun 2012 = ATAP, tahun 2013 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2011 = 241.095.593 jiwa, tahun 2012 = 244.688.283 jiwa
Meskipun capaian produksi kedelai tahun 2013 (ARAM II) mengalami penurunan
dari tahun 2012 dan belum mencapai target, namun perkembangan produksi
kedelai selama periode tahun 2008-2013 menunjukan trend pertumbuhan yang
positif, meningkat dari 775 ribu ton pipilan kering pada tahun 2008 menjadi 808
ribu ton pipilan kering tahun 2013 atau rata-rata tumbuh sebesar 1,48% per tahun.
Namun pertumbuhannya berfluktuasi, meningkat cukup tajam pada periode tahun
2009, dan selanjutnya mengalami penurunan. Trend penurunan sejak tahun 2010
sampai 2013 disebabkan pengaruh penurunan luas tanam/luas panen yang cukup
signifikan dari 722 ribu ha tahun 2009 menjadi 554 ribu ha pada tahun 2013.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 33
Gambar 3. Trend Perkembangan Produksi Kedelai Tahun 2008-2013
Keterangan: *) Produksi kedelai tahun 2013 = ARAM II BPS-RI
Rendahnya capaian produksi kedelai tahun 2013 disebabkan antara lain: a) belum
tercapainya luas tanam dan luas panen kedelai dari target 970 ribu ha hanya
terealisasi 554 ribu ha (57,13%), karena musim hujan sepanjang tahun yang
mengakibatkan lahan yang biasa digunakan kedelai dengan pola tanam padi
kedelai tidak digunakan (ditanami padi sepanjang tahun), tingginya risiko
kegagalan panen akibat kelembaban tinggi dan potensi serangan OPT), kompetisi
dengan komoditas lain yang lebih menguntungkan, harga kedelai impor lebih
murah dibandingkan harga kedelai lokal, serta kebijakan tarif dan non tarif kedelai
sangat minimal sehingga mengurangi minat petani untuk memproduksi,
kelangkaan benih baik benih unggul bersertifikat maupun benih tidak berlabel,
tidak tersedia lahan yang siap untuk perluasan areal tanam kedelai baik di lahan
PIRBUN dan lahan transmigrasi, jaminan pasar belum pasti (walaupun ada
kebijakan harga pembelian pemerintah kedelai Rp7.400,- per kg namun belum
efektif karena baru berlaku pada akhir tahun/Oktober 2013).
Selain pengaruh luas panen, tidak tercapainya target produksi kedelai 2013 juga
dipengaruhi belum optimalnya capaian produktivitas dari target 15,46 ku/ha
tercapai 14,57 ku/ha (94,22%). Hal tersebut disebabkan oleh terganggunya
penyerbukan,meningkatnya luas serangan OPT dan banjir akibat tingginya curah
hujan sepanjang tahun, tingkat efisiensi serapan hara pupuk, serta penurunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 34
tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat akibat ketersediaan benih yang
tidak mencukupi.
Khusus di lokasi SL-PTT capaian produktivitasnya lebih tinggi bila dibandingkan
dengan produktivitas nasional.
Tabel 13. Capaian Produktivitas SL-PTT Kedelai Tahun 2013
Komoditi
Produktivitas (Ku/Ha) % Capaian Provitas SL-PTT Thd.
Rerata Nasional
(ARAM II)
SL-PTT Rerata Nasional
(ARAM II) Sasaran
Sasaran Realisasi
Kedelai 14,57 16,00 15,68 107,62 97,81
Belum tercapainya produktivitas kedelai di lokasi SL-PTT disebabkan antara lain:
belum semua komponen teknologi anjuran dipahami dan diterapkan secara penuh
oleh petani karena terbatasnya modal petani, fasilitasi paket bantuan masih
terbatas di lokasi Laboratorium Lapangan (LL=1ha per unit), sedangkan di luar LL
hanya dibantu benih saja (benih subsidi), kurangnya intensitas pengawalan dan
pendampingan, serta penetapan paket teknologi anjuran belum sepenuhnya
berdasarkan hasil analisis kondisi dan potensi lapangan (PRA).
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan tahun
2013 dalam upaya mendukung pencapaian produksi kedelai meliputi: penyaluran
bantuan benih (Subsidi Harga Benih, CBN), pemberdayaan penangkar benih,
perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan
sertifikasi mutu benih, perancangan/pengembangan metode pengujian mutu
benih, penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih, uji profisiensi
laboratorium pengujian benih, pengujian mutu benih yang beredar di pasar bebas,
SL-PTT, SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT, operasional Brigade
Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP,
perancangan model peramalan OPT, penerapan/pengembangan model
peramalan OPT, penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT, serta
fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen ( power thresher, dan alat
pengering/dryer).
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kedelai tahun 2013
dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 35
Tabel 14. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kedelai Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
SL-PTT Kedelai Ha 411.740 336.028 81,61
Pengembangan Kedelai Model Ha 110.000 89.789 81,63
Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai
- Paket Teknologi Budidaya Kedelai Ha 118.500 0,00 0,00
- Paket Mekanisasi Usaha Tani Kedelai Unit 50 50 100,00
Benih Bersubsidi Ton 15.000 2.257 15,05
Perbanyakan Benih Sumber Ha 217 128 58,89
Pemberdayaan Penangkar Ha 3.500 2.517 71,91
SL-PHT Unit 165 157 95,15
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
Bantuan Sarana Pascapanen Klp 92 87 94,57
Kegiatan fasilitasi APBN Ditjen Tanaman Pangan yang dialokasikan untuk
mendukung peningkatan produksi kedelai tahun 2013 belum terlaksana secara
optimal antara lain: SL-PTT Kedelai terealisasi 336.028 Ha (81,61% dari target
411.740 Ha), pengembangan kedelai model 89.789 ha (81,63% dari target
110.000 ha), Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) yang ditargetkan seluas
118.500 ha tidak dapat dilaksanakan karena gagal lelang, serta dukungan benih
bersubsidi hanya terealisasi 2.257 ton setara luas 56.425 ha (15,05% dari target
15.000 ton setara luas 375 ribu ha).
Penyebab tidak tercapainya target pelaksanaan SL-PTT 100% antara lain karena
adanya kebijakan revisi APBN Penghematan Anggaran, masa transisi benih
bersubsidi dari sebelumnya bantuan gratis, varietas benih subsidi yang tersedia
tidak seluruhnya sesuai keinginan petani, sulitnya memperoleh benih kedelai di
lapangan secara swadaya, keterlambatan jadwal waktu tanam, kehatian-hatian
yang tinggi dari para pelaksana di lapangan,dan menunggu terbitnya DIPA revisi
penghematan yang baru terbit 1 Oktober 2013.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 36
3.3.1.4 Produksi Kacang Tanah
Produksi kacang tanah tahun 2013 (ARAM II) sebesar 907 ribu ton biji kering atau
mencapai 75,58% dari target 1,2 juta ton biji kering (cukup berhasil). Bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2012, produksi kacang tanah tahun 2013
meningkat sebesar 27,21%, dibandingkan rerata produksi lima tahun terakhir
(2008-2013) mengalami peningkatan 19,03%. Sedangkan bila dibandingkan
dengan target produksi tahun 2014 sebesar 1,30 juta ton biji kering, produksi
kacang tanah tahun 2013 (ARAM II) mencapai 69,77%.
Tabel 15. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun
2013
Uraian Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Realisasi*
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Produksi (000 Ton) 762 713 1.200 1.300 907 119,03 127,21 75,58 69,77
Luas Panen (000 Ha) 615 560 828 867 521 84,72 93,04 62,92 60,09
Produktivitas (Ku/Ha) 12,37 12,74 14,50 15,00 17,43 140,91 136,81 120,21 116,20
Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Perkembangan produksi kacang tanah selama periode tahun 2008-2013
cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan, dari 770 ribu ton biji kering
tahun 2008 menjadi 907 ribu ton biji kering tahun 2013 atau turun rata-rata 1,74%
per tahun. Pada periode 2008-2010 produksi kacang tanah cenderung stagnan,
rata-rata pada kisaran 775 ribu ton biji kering, tahun 2011 turun menjadi 691 ribu
ton biji kering dan meningkat lagi pada tahun 2012 menjadi 712 ribu ton biji kering.
Menurunnya produksi kacang tanah pada dua tahun terakhir (2011-2012)
dibanding periode sebelumnya antara lain disebabkan berkurangnya dukungan
fasilitasi kegiatan dan anggaran APBN, penerapan teknologi budidaya yang belum
optimal, serta masih terbatasnya penanganan panen dan pascapanen.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 37
Gambar 4. Trend Perkembangan Produksi Kacang Tanah Tahun 2008-2013*)
Keterangan: *) Produksi kacang tanah tahun 2013 = ARAM II BPS-RI
Capaian produksi kacang tanah tahun 2013 terutama disebabkan meningkatnya
produktivitas sebesar 12,74 ku/ha pada tahun 2012 menjadi 17,43 ku/ha pada
tahun 2013 . Meningkatnya produktivitas disebabkan oleh diterapkannya inovasi
teknologi budidaya kacang tanah yang sesuai, dukungan kegiatan APBD Daerah,
berjalannya pola kemitraan dengan swasta yang berpengaruh terhadap
peningkatan penggunaan varietas unggul, harga jual kacang tanah yang tinggi,
dan kondisi cuaca yang mendukung saat pemolongan. Sedangkan luas panen
mengalami penurunan seluas 38.917 ha dari 559.538 ha pada tahun 2012
menjadi 520.621 ha pada tahun 2013.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun 2013 meliputi: perbanyakan
benih sumber/operasional balai benih, operasional Brigade Proteksi Tanaman,
serta operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP,
penerapan/pengembangan model peramalan OPT, penyebaran data dan
informasi peramalan serangan OPT.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang tanah tahun
2013 dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.
(Rib
u T
on
Biji
Ker
ing)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 38
Tabel 16. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
Perbanyakan Benih Sumber Ha 50 38 76,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
3.3.1.5 Produksi Kacang Hijau
Produksi kacang hijau tahun 2013 (ARAM II) sebesar 210 ribu ton biji kering atau
mencapai 51,22% dari target 410 ribu ton biji kering (kurang berhasil). Bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2012 dan rerata lima tahun terakhir (2008-
2012), produksi kacang hijau tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 26,06%
dari tahun 2012 dan turun 31,37% terhadap rerata lima tahun terakhir. Sedangkan
bila dibandingkan dengan target produksi tahun 2014 sebesar 410 ribu ton biji
kering, produksi kacang hijau tahun 2013 (ARAM II) telah mencapai 51,22%.
Tabel 17. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kacang Hijau
Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Realisasi*
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Produksi (000 Ton) 306 284 410 410 210 68,63 73,94 51,22 51,22
Luas Panen (000 Ha) 273 245 334 342 521 190,84 212,65 155,99 152,34
Produktivitas (Ku/Ha) 11,25 11,60 12,28 12,58 11,50 102,22 99,14 93,65 91,41
Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Perkembangan produksi kacang hijau selama periode tahun 2008-2013
cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan dari 298 ribu ton biji kering
tahun 2008 menjadi 210 ribu ton biji kering tahun 2013 atau turun rata-rata 5,52%
per tahun. Pada periode tahun 2008-2011 produksi kacang hijau cenderung
stagnan, rata-rata pada kisaran 311 ribu ton biji kering, tahun 2012 turun menjadi
284 ribu ton biji kering.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 39
Gambar 5. Trend Perkembangan Produksi Kacang Hijau Tahun 2008-2013*)
Keterangan: *) Produksi kacang hijau tahun 2013 = ARAM II BPS-RI
Penurunan capaian produksi kacang hijau tahun 2013 disebabkan oleh
menurunnya luas panen yang cukup luas mencapai 62.523 ha (25,52%) dari
245.006 ha pada tahun 2012 menjadi 182.483 ha tahun 2013 yang antara lain
dipengaruhi oleh persaingan dengan komoditi lain, belum adanya kebijakan harga
yang memadai, serta tidak adanya jaminan pemasaran. Selain itu, terjadinya
penurunan produktivitas sebesar 0,10 ku/ha (0,85%) dari 11,60 ku/ha tahun 2012
menjadi 11,50 ku/ha tahun 2013, disebabkan oleh penerapan teknologi yang
belum optimal serta penanganan panen dan pascapanen yang masih terbatas.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung pencapaian produksi kacang hijau tahun 2013 meliputi: perbanyakan
benih sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi
mutu benih oleh BPSBTPH, SL-PHT, operasional Brigade Proteksi Tanaman, dan
operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, perancangan model peramalan
OPT, penerapan/pengembangan model peramalan OPT, dan penyebaran data
dan informasi peramalan serangan OPT.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi kacang hijau tahun
2013 dapat dilihat pada Tabel 18 berikut.
(Rib
u T
on
Biji
Ker
ing)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 40
Tabel 18. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
Perbanyakan Benih Sumber Ha 17,5 17,25 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
3.3.1.6 Produksi Ubi Kayu
Produksi ubi kayu tahun 2013 (ARAM II) sebesar 25,495 juta ton umbi basah atau
mencapai 96,94% dari target 26,3 juta ton umbi basah (berhasil). Bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar
5,45%, dan bila dibandingkan terhadap rerata lima tahun terakhir (2008-2012)
meningkat sebesar 9,95%. Sedangkan bila dibandingkan dengan target produksi
tahun 2014 sebesar 27,60 juta ton umbi basah, produksi ubi kayu tahun 2013
(ARAM II) telah mencapai 92,37%.
Tabel 19. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Realisasi*
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Produksi (000 Ton) 23.187 24.177 26.300 27.600 25.495 109,95 105,45 96,94 92,37
Luas Panen (000 Ha) 1.176 1.130 1.283 1.380 1.137 96,68 100,62 88,62 82,39
Produktivitas (Ku/Ha) 197,43 214,02 205 200,00 224,18 113,55 104,75 109,36 112,09
Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Pada tahun 2013 produksi ubi kayu mengalami peningkatan dari tahun 2012, dan
perkembangan produksi ubi kayu selama periode tahun 2008-2013 masih
menunjukan trend pertumbuhan yang posisitif, dari 21,757 juta ton umbi basah
pada tahun 2008 menjadi 25.495 juta ton umbi basah tahun 2013 atau tumbuh
rata-rata 3,27% per tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 41
Gambar 6. Trend Perkembangan Produksi Ubi Kayu Tahun 2008-2013*)
Keterangan: *) Produksi ubi kayu tahun 2013 = ARAM II BPS-RI
Capaian produksi ubi kayu tahun 2013 disebabkan oleh meningkatnya luas panen
seluas 7.522 ha (0,67%) dari 1.130 juta ha tahun 2012 menjadi 1.137 juta ha
tahun 2013 yang antara lain disebabkan oleh harga yang menjanjikan, adanya
kemitraan dengan industri olahan sehingga harga lebih kompetitif, adanya
penanaman ubikayu di lahan perkebunan milik rakyat yang sudah dibongkar, dan
adanya dukungan APBD daerah untuk pengembangan ubikayu.
Selain itu, produktivitas mengalami peningkatan rata-rata 10,17 ku/ha (4,75%)
dari 214,02 ku/ha tahun 2012 menjadi 224,18 ku/ha tahun 2013 yang didukung
oleh upaya perbaikan penanganan panen dan pascapanen melalui fasilitasi
bantuan sarana panen dan pascapanen yang mampu menurunkan susut hasil ubi
kayu sebesar 0,0092% atau setara dengan pengamanan produksi sebesar 2.294
ton.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung pencapaian produksi ubi kayu tahun 2013 meliputi: pengembangan
ubi kayu, perbanyakan benih sumber/operasional balai benih, operasional
pengawasan dan sertifikasi mutu benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade
Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP, serta
fasilitasi bantuan sarana panen dan pascapanen.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi ubi kayu tahun 2013
dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.
Rib
u T
on
Um
bi B
asa
h
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 42
Tabel 20. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
Perbanyakan Benih Sumber Ha 5 5 100,00
Pengembangan Ubi Kayu Ha 2.080 1.910 91,83
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT Data 70 72 102,86
Bantuan Sarana Pascapanen Klp 27 27 100,00
3.3.1.7 Produksi Ubi Jalar
Produksi ubi jalar tahun 2013 (ARAM II) sebesar 2,366 juta ton umbi basah atau
mencapai 96,57% dari target 2,45 juta ton umbi basah (sangat berhasil).
Dibandingkan dengan produksi tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
117.050 ton (4,71%) dari 2,483 juta ton menjadi 2,366 juta ton pada tahun 2013.
Namun, terhadap rerata lima tahun terakhir (2008-2012) mengalami peningkatan
sebesar 232.261 ton (10,87%). Dan bila dibandingkan dengan target produksi
tahun 2014 sebesar 2,60 juta ton umbi basah, produksi ubi jalar tahun 2012
(ARAM II) telah mencapai 91,00%.
Tabel 21. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Ubi Jalar Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Realisasi*
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012
ATAP
2012
Target
2013
Target
2014
Produksi (000 Ton) 2.134 2.483 2.450 2.600 2.366 110,87 95,29 96,57 91,00
Luas Panen (000 Ha) 179 178 197 213 166 92,74 93,26 84,26 77,93
Produktivitas (Ku/Ha) 119,15 139,29 124,38 122,07 142,27 119,40 102,14 114,38 116,55
Keterangan: * Realisasi tahun 2013 berdasarkan ARAM II BPS-RI
Perkembangan produksi ubi jalar selama periode lima tahun terakhir (2008-2013)
mengalami trend pertumbuhan positif dari 1,882 juta ton umbi basah tahun 2008
menjadi 2,366 juta ton umbi basah tahun 2013 atau tumbuh rata-rata 4,89% per
tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 43
Gambar 7. Trend Perkembangan Produksi Ubi Jalar Tahun 2008-2013*)
Keterangan: *) Produksi ubi Jalar tahun 2013 = ARAM II BPS-RI
Belum tercapainya produksi ubi jalar tahun 2013 disebabkan oleh menurunnya
luas panen yang cukup signifikan seluas 11.963 ha (6,71%) dari 178.295 ha
tahun 2012 menjadi 166.332 ha tahun 2013 yang antara lain disebabkan alih
fungsi lahan ke komoditas perkebunan dan pertambangan, pergeseran komoditas
lain yang lebih menguntungkan, harga ubi jalar kurang menjanjikan. Namun
demikian, produktivitas ubi jalar meningkat sebesar 2,98 ku/ha (2,14%) dari
139,29 ku/ha tahun 2012 menjadi 142,27 ku/ha tahun 2013. Peningkatan
produktivitas disebabkan antara lain oleh dukungan fasilitasi bantuan sarana
pascapanen yang mampu menyusutkan hasil ubi jalar sebesar 0,0226% atau
setara dengan pengamanan produksi sebesar 535 ton umbi basah.
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung pencapaian produksi ubi jalar tahun 2013 meliputi: perbanyakan benih
sumber/operasional balai benih, operasional pengawasan dan sertifikasi mutu
benih oleh BPSBTPH, operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional
petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP,perancangan model peramalan OPT,
penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT serta fasilitasi bantuan
sarana pascapanen.
Realisasi kegiatan dalam mendukung pencapaian produksi ubi jalar tahun 2013
dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.
Rib
u T
on
Um
bi B
asa
h
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 44
Tabel 22. Dukungan Kegiatan Pencapaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
Perbanyakan Benih Sumber Ha 6 6 100,00
Pengembangan Ubi Jalar Ha 1.225 1.178 96,16
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
Bantuan Sarana Pascapanen Klp 25 25 100,00
3.3.2 Capaian Kinerja Lainnya
3.3.2.1 Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Terkena Dampak Perubahan Iklim (DPI)
Pencapaian sasaran kinerja mengamankan potensi kehilangan hasil akibat
serangan OPT dan DPI diukur dengan tercapainya indikator luas pertanaman
pangan terutama padi, jagung dan kedelai yang aman dari gangguan OPT dan
DPI. Hasil pengukuran indikator kinerja sasaran ini capaiannya sangat berhasil.
Tabel 23. Capaian Sasaran Mengamankan Potensi Kehilangan Hasil Akibat
Serangan OPT dan Terkena DPI Tahun 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Capaian
Kategori
Capaian
Mengamankan
potensi kehilangan
hasil akibat serangan
OPT dan terkena DPI
Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman dari Gangguan Serangan OPT dan Terkena DPI:
Total Padi, Jagung dan Kedelai
(% thd. total luas tanam) 95,00 94,55 99,53 Sangat Berhasil
- Padi (% thd. total luas tanam) 95,00 93,31 98,22 Berhasil
- Jagung (% thd. total luas tanam) 95,00 98,59 103,78 Sangat Berhasil
- Kedelai (% thd. total luas tanam) 95,00 97,75 102,89 Sangat Berhasil
Pada tahun 2013 total pertanaman padi, jagung dan kedelai yang terkena
serangan OPT dan DPI seluas 1.039.094 ha atau 5,45% dari total luas tanam
19,071 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman padi, jagung dan kedelai yang
aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 18,468 juta ha (94,55% dari total
luas tanam) atau mencapai 99,53% dari target 95,00% dari total luas tanam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 45
(sangat berhasil). Dibandingkan dengan tahun 2012, luas pertanaman padi,
jagung dan kedelai yang terkena OPT dan DPI tahun 2013 tidak mengalami
perubahan sebesar 5,45%.
3.3.2.2 Luas Areal Pertanaman Padi Yang Aman dari Gangguan Serangan
OPT dan Terkena DPI
Upaya pengamanan pertanaman padi difokuskan pada antisipasi dan
pengendalian serangan OPT utama (penggerek batang, wereng batang coklat,
tikus, tungro, blas, dan kresek) dan antisipasi terhadap DPI, sehingga dapat
terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2013 pertanaman padi yang terkena
serangan OPT dan DPI seluas 969.393 ha atau 6,69% dari total luas tanam
14,495 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman padi yang aman dari
gangguan OPT dan DPI mencapai 13,525 juta ha (93,31% dari total luas tanam)
atau mencapai 98,22% dari target 95,00% dari total luas tanam (berhasil).
Dibandingkan tahun 2012, luas pertanaman padi yang terkena OPT dan DPI
tahun 2013 turun 0,07% dari 6,78% tahun 2011 menjadi 6,69% tahun 2012.
Tabel 24. Capaian Pengamanan Pertanaman Padi Dari Gangguan OPT dan DPI
Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
Tahun
2012
Target
2013
Realisasi
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012 2012 Target
Total Luas Tanam (Ha) 13.293.109 13.602.690 14.307.047 14.494.648 109,04 106,56 101,31
L. Tanam Yang Aman
Dari OPT dan DPI (Ha) 12.267.791 12.680.213 13.591.695 13.525.255 110,25 106,66 99,51
Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 92,29 95,39 95,00 93,31 101,11 97,82 98,22
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung upaya pengamanan pertanaman padi dari serangan OPT dan DPI
pada tahun 2013 meliputi: SL-PHT, SL-Iklim, bantuan sarana pengendalian OPT,
operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-
POPT-PHP, perancangan model peramalan OPT, penerapan dan pengembangan
model peramalan OPT, dan penyebaran data dan informasi peramalan serangan
OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman padi dari
gangguan OPT dan DPI tahun 2013 seperti pada tabel 25 berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 46
Tabel 25. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Padi Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Unit 2.020 1.957 96,88
Sekolah Lapangan Iklim Unit 120 116 96,67
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
3.3.2.2 Luas Areal Pertanaman Jagung Yang Aman dari Gangguan Serangan
OPT dan Terkena DPI
Upaya pengamanan pertanaman jagung yang dilakukan pada tahun 2013
difokuskan pada upaya antisipasi dan pengendalian terhadap OPT utama
(penggerek batang, penggerek tongkol,lalat bibit, ulat grayak, bulai, dan tikus) dan
DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2013 pertanaman
jagung yang terkena serangan OPT dan DPI seluas 56.130 ha atau 1,41% dari
total luas tanam 3,973 juta ha. Dengan demikian, luas pertanaman jagung yang
aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 3,917 juta ha (98,59% dari total luas
tanam) atau mencapai 103,78% dari target 95,00% dari total luas tanam (sangat
berhasil).
Bila dibandingkan dengan tahun 2012 luas pertanaman jagung yang terkena OPT
dan DPI tahun 2013 turun sebesar 0,08% dari 1,49% tahun 2012 menjadi 1,41%
tahun 2013. Begitu juga luas pertanaman yang puso meningkat 0,11% dari 0,11%
tahun 2012 menjadi 0,22% tahun 2013.
Tabel 26. Capaian Pengamanan Pertanaman Jagung Dari Gangguan OPT dan
DPI Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
Tahun
2012
Target
2013
Realisasi
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012 2012 Target
Total Luas Tanam (Ha) 4.335.496 3.994.370 4.250.813 3.973.374 91,65 99,47 93,47
L. Tanam Yang Aman
Dari OPT dan DPI (Ha) 4.228.843 3.934.854 4.038.272 3.917.349 92,63 99,56 97,01
Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 97,54 98,51 95,00 98,59 101,08 100,08 103,78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 47
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung upaya pengamanan pertanaman jagung dari serangan OPT dan DPI
pada tahun 2013 meliputi: SL-PHT, bantuan sarana pengendalian OPT,
operasional Brigade Proteksi Tanaman, operasional petugas POPT-PHP/THL-
POPT-PHP, serta penyebaran data dan informasi peramalan serangan OPT.
Realisasi kegiatan yang mendukung pengamanan pertanaman jagung dari
gangguan OPT dan DPI tahun 2013 seperti pada Tabel 27 berikut.
Tabel 27. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Jagung Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
SL-PHT Unit 315 307 97,46
SL-Iklim Unit 72 72 100,00
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
3.3.2.3 Luas Areal Pertanaman Kedelai Yang Aman dari Gangguan Serangan
OPT dan Terkena DPI
Upaya pengamanan pertanaman kedelai yang dilakukan pada tahun 2013
difokuskan pada upaya antisipasi dan pengendalian terhadap OPT utama
(penggerek polong, ulat grayak, penggulung daun, lalat kacang, tikus, dan ulat
jengkal) dan DPI, sehingga dapat terkendali dan tidak meluas. Pada tahun 2013
pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI seluas 13.570 ha atau
2,25% dari total luas tanam 603.271 ha. Dengan demikian, luas pertanaman
kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI mencapai 589.701 ha (97,75%
dari total luas tanam) atau mencapai 102,89% dari target 95,00% dari total luas
tanam (sangat berhasil). Bila dibandingkan dengan tahun 2012, luas pertanaman
kedelai yang aman dari gangguan OPT dan DPI tahun 2013 mengalami
peningkatan. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 luas pertanaman kedelai yang
terkena OPT dan DPI tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,60% dari
1,65% tahun 2012 menjadi 2,25% tahun 2013. Begitu juga luas pertanaman yang
puso naik 0,06% dari 0,24% tahun 2012 menjadi 0,30% tahun 2013.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 48
Tabel 28. Capaian Pengamanan Pertanaman Kedelai Dari Gangguan OPT dan
DPI Tahun 2013
Uraian Rerata
08-012
Tahun
2012
Target
2013
Realisasi
2013
% Capaian 2013 Thd.
Rerata
08-012 2012 Target
Total Luas Tanam (Ha) 670.098 612.327 1.018.500 603.271 90,03 98,52 59,23
L. Tanam Yang Aman
Dari OPT dan DPI (Ha) 647.038 602.224 967.575 589.697 91,14 97,92 60,95
Rasio Thd. Total L. Tanam (%) 96,56 98,35 95,00 97,75 101,23 99,39 104,62
Berbagai kegiatan yang difasilitasi melalui APBN Ditjen Tanaman Pangan dalam
mendukung upaya pengamanan pertanaman kedelai dari serangan OPT dan DPI
pada tahun 2013 meliputi: SL-PHT, operasional POPT-PHP dan THL-POPT-PHP,
perancangan model peramalan OPT. Realisasi kegiatan yang mendukung
pengamanan pertanaman kedelai dari gangguan OPT dan DPI tahun 2013 seperti
pada tabel 32 berikut.
Tabel 29. Dukungan Kegiatan Pengamanan Pertanaman Kedelai Tahun 2013
Kegiatan Satuan Target Realisasi %
Capaian
SL-PHT Unit 165 157 95,15
Operasional Brigade Proteksi Tanaman Unit 82 82 100,00
Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP OB 43.846 42.465 96,85
Perancangan Model Peramalan OPT Model 12 12 100,00
Penerapan/Pengembangan Model Peramalan OPT Provinsi 24 25 104,17
Penyebaran Data dan Informasi Peramalan Serangan OPT data 70 72 102,86
3.3.3 Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi
Pencapaian sasaran kinerja pengamanan kehilangan/susut hasil produksi diukur
dengan tercapainya indikator penurunan susut hasil produksi, meliputi penurunan
susut hasil produksi padi, jagung, kedelai, ubikayu dan ubijalar. Hasil pengukuran
terhadap indikator kinerja sasaran ini berhasil untuk penurunan susut hasil padi,
jagung, kedelai dan ubikayu, sedangkan penurunan susut hasil ubijalar masih
kurang berhasil.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 49
Tabel 30. Capaian Sasaran Mengamankan Kehilangan/Susut Hasil Produksi
Tahun 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Capaian
Kategori
Capaian
Mengamankan
kehilangan/susut hasil
produksi
Penurunan Susut Hasil Produksi :
- Padi (%) 0,390 0,311 79,74 Cukup Berhasil
- Jagung (%) 0,094 0,124 131,91 Sangat Berhasil
- Kedelai (%) 0,318 0,497 156,29 Sangat Berhasil
- Ubi Kayu 0,010 0,0092 92,00 Berhasil
- Ubi Jalar 0,073 0,0226 30,96 Kurang Berhasil
3.3.3.1 Penurunan Susut Hasil Produksi Padi
Target penurunan susut hasil padi pada tahun 2013 berdasarkan Renstra
Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar
1,79%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar
Rp.1.569.751.645.681,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk
fasilitasi bantuan sarana pascapanen padi diperkirakan hanya mampu
menurunkan susut hasil padi sebesar 0,390%. Realisasi penurunan susut hasil
padi tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi
APBN sebesar 0,31% atau mencapai 79,74% dari target (cukup berhasil).
Capaian penurunan susut hasil padi tahun 2013 sebesar 0,31% setara dengan
mengamankan produksi padi sebanyak 220.411 ton GKG dan untuk kontribusi
penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan
instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan. Hal ini tidak dapat
dilakukan karena alokasi dana untuk survey susut hasil tahun 2013, dimasukkan
dalam akun cadangan dan hilang pada saat penghematan anggaran oleh
Kementerian Keuangan. Apabila dibandingkan dengan angka penurunan susut
hasil padi tahun 2012 sebesar 0,47%, terjadi penurunan angka susut sebesar
0,15%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 50
Tabel 31. Capaian Penurunan Susut Hasil Padi Dari Fasilitasi Bantuan Sarana
Panen dan Pascapanen Tahun 2013
Uraian Tahun
2012
Target
2013
Realisasi
2013*)
Selisih
2013-2012
% Capaian 2013
Thd. Target
Produksi Padi (Ton GKG) 68.956.292 72.063.735 70.866.571 1.910.279 98,34
Penurunan Susut Hasil (%) 0,47 0,39 0,31 -0,16 79,74
Pengamanan Produksi (Ton GKG) 324.095 281.049 220.411 -103.684 78,42
*) ARAM II 2013 BPS-RI
Tidak tercapainya target penurunan susut hasil padi tahun 2013 sebesar 0,39%
(sesuai target Penetapan Kinerja) karena sebagian alat tidak terealisasi
disebabkan proses pengadaan di kabupaten terkendala oleh sistem satu pintu
(ULP di Sekretariat Daerah).
3.3.3.2 Penurunan Susut Hasil Produksi Jagung
Target penurunan susut hasil jagung pada tahun 2013 berdasarkan Renstra
Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar
0,25%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar
Rp.62.875.000.000,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi
bantuan sarana pascapanen jagung diperkirakan hanya mampu menurunkan
susut hasil jagung sebesar 0,094%. Realisasi penurunan susut hasil jagung tahun
2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar
0,124% atau mencapai 131,91% dari target (sangat berhasil).
Capaian penurunan susut hasil jagung tahun 2013 sebesar 0,124% setara dengan
penyelamatan produksi sebesar 22.953 ton dan untuk kontribusi penurunan susut
hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan instansi lainnya
masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia alokasi anggaran
untuk melakukan survey penghitungan susut hasil jagung. Dibandingkan dengan
capaian penurunan susut hasil jagung tahun 2012 sebesar 0,0117%, susut hasil
jagung tahun 2013 meningkat sebesar 0,1123%.
Tabel 32. Capaian Penurunan Susut Hasil Jagung dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013
Uraian Tahun
2012
Target
2013
Realisasi
2013*)
Selisih
2013-2012
% Capaian
2013 Thd. Target
Produksi Jagung (Ton PK) 18.961.645 19.831.047 18.510.435 -451.210 93,34
Penurunan Susut Hasil (%) 0,0117 0,094 0,124 0,112 131,91
Pengamanan Produksi (Ton PK) 2.219 18.641 22.953 20.734 111,23
*) ARAM II 2013 BPS-RI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 51
3.3.3.3 Penurunan Susut Hasil Produksi Kedelai
Target penurunan susut hasil kedelai pada tahun 2013 berdasarkan Renstra
Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar
0,75%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar
Rp.28.929.000.000,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi
bantuan sarana pascapanen kedelai diperkirakan hanya mampu menurunkan
susut hasil kedelai sebesar 0,318%. Realisasi penurunan susut hasil kedelai tahun
2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN sebesar
0,497% atau mencapai 156,29% dari target (sangat berhasil).
Capaian penurunan susut hasil kedelai tahun 2013 sebesar 0,497% setara
dengan penyelamatan produksi kedelai sebesar 4.014 ton dan untuk kontribusi
penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan
instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia
alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil kedelai.
Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil kedelai tahun 2012 sebesar
0,195%, susut hasil kedelai tahun 2013 meningkat sebesar 0,302%.
Tabel 33. Capaian Penurunan Susut Hasil Kedelai dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013
Uraian Tahun
2012
Target
2013
Realisasi
2013*)
Selisih
2013-2012
% Capaian
2013 Thd. Target
Produksi Kedelai (Ton BK) 783.158 1.500.000 807.568 24.410 53,84
Penurunan Susut Hasil (%) 0,195 0,318 0,497 0.302 156,29
Pengamanan Produksi (Ton BK) 1.527 4.770 4.014 2486 84,14
3.3.3.4 Penurunan Susut Hasil Produksi Ubikayu
Target penurunan susut hasil ubikayu pada tahun 2013 berdasarkan Renstra
Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar
0,50%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar
Rp.191.151.018.100,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi
bantuan sarana pascapanen ubikayu diperkirakan hanya mampu menurunkan
susut hasil ubikayu sebesar 0,010%. Realisasi penurunan susut hasil ubikayu
tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN
sebesar 0,0092% atau mencapai 92% dari target (berhasil).
Capaian penurunan susut hasil ubikayu tahun 2013 sebesar 0,0092% setara
dengan penyelamatan produksi ubikayu sebesar 2.345,5 ton dan untuk kontribusi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 52
penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan
instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia
alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil ubikayu.
Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil ubikayu tahun 2012 sebesar
0,0065%, susut hasil ubikayu tahun 2013 meningkat sebesar 0,0027%.
Tabel 34. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubikayu dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013
Uraian Tahun
2012
Target
2013
Realisasi
2013*)
Selisih
2013-2012
% Capaian
2013 Thd. Target
Produksi Ubikayu (Ton ) 24.177.372 26.300.000 25.494.507 1.317.135 96,94
Penurunan Susut Hasil (%) 0.0065 0,010 0,0092 0.0027 92,00
Pengamanan Produksi (Ton) 1.571,5 2.630 2.345,5 774 89,18
3.3.3.5 Penurunan Susut Hasil Produksi Ubijalar
Target penurunan susut hasil ubijalar pada tahun 2013 berdasarkan Renstra
Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2010 – 2014 adalah sebesar
0,50%. Untuk mencapai target tersebut diperlukan dukungan anggaran sebesar
Rp.14.598.445.596,- namun kemampuan dana APBN tahun 2013 untuk fasilitasi
bantuan sarana pascapanen ubijalar diperkirakan hanya mampu menurunkan
susut hasil ubijalar sebesar 0,073%. Realisasi penurunan susut hasil kedelai
tahun 2013 dari bantuan sarana panen dan pascapanen yang difasilitasi APBN
sebesar 0,0226% atau mencapai 30,96% dari target (kurang berhasil).
Capaian penurunan susut hasil ubijalar tahun 2013 sebesar 0,0226% setara
dengan penyelamatan produksi ubijalar sebesar 534,81 ton dan untuk kontribusi
penurunan susut hasil tahun 2013 dari anggaran APBD, swasta, swakelola dan
instansi lainnya masih kesulitan data untuk perhitungan serta tidak tersedia
alokasi anggaran untuk melakukan survey penghitungan susut hasil ubijalar.
Dibandingkan dengan capaian penurunan susut hasil ubijalar tahun 2012 sebesar
0,060%, susut hasil ubijalar tahun 2013 menurun sebesar 0,038%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 53
Tabel 35. Capaian Penurunan Susut Hasil Ubijalar dari Fasilitasi Bantuan Sarana Panen Tahun 2013
Uraian Tahun
2012
Target
2013
Realisasi
2013*)
Selisih
2013-2012
% Capaian
2013 Thd. Target
Produksi Ubijalar (Ton ) 2.483.460 2.600.000 2.366.410 -117.050 91.01
Penurunan Susut Hasil (%) 0.060 0.073 0.0226 -0.038 30.96
Pengamanan Produksi (Ton) 1498.7 1.898 534.81 -963.91 28.18
Dalam hal meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan dan kepemerintahan
yang bersih dan baik (Clean and Good Governance), pelaksanaan pembangunan
tanaman pangan tahun 2013 telah mendorong peningkatan kualitas manajemen
pembangunan dengan tercapainya indikator antara lain: tersusunnya rancangan
program dan kegiatan (12 rancangan), pedoman (9 pedoman), serta laporan (4
jenis laporan) pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman
pangan, terlaksananya operasional seluruh Satker pengelola anggaran dan
kegiatan tahun 2013 di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota (337 Satker),
meningkatnya partisipasi/peranserta masyarakat dan stakeholder terkait dalam
pembangunan tanaman pangan (279 unit LM3), serta meningkatnya pemahaman
dan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI).
Peningkatan kualitas manajemen pembangunan tersebut telah berhasil
mendorong tercapainya perolehan nilai SAKIP sebesar 73,14 atau “B” (Baik),
terdapat lima unit kerja ( Direktorat Budidaya Serealia, Direktorat Pascapanen,
BBPPOPT Jatisari, BBPPMBTPH Cimanggis, Balai Pengujian Mutu Produk
Tanaman) yang memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari
Menteri Pertanian pada tahun 2013, serta Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman
mendapat predikat SPI Terbaik I tingkat unit kerja Eselon III.
Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura Cimanggis sejak tahun 2006 telah ditetapkan oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) sebagai laboratorium yang terakreditasi dengan nomor UPP-162-
IDN dan Laboratorium Penyelenggara Uji Proefisiensi (LPUP) telah terakreditasi
dengan nomor UPP-001-IDN, memperoleh sertifikat dari International Seed
Testing Association (ISTA) dengan nomor IDML 001, dan mendapatkan ISO
9001:2008 sebagai unit kerja pelayanan publik oleh PT Sucofindo nomor 01241.
Balai Besar Peramalan OPT Jatisari pada tahun 2013 telah mendapatkan sertifikat
ISO 9001:2008 dari Delta Pas International sebagai unit kerja pelayanan publik
dengan ruang lingkup pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT tanaman
pangan dan hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 54
3.4 Akuntabilitas Keuangan
3.4.1 APBN Sektoral (BA 018)
Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengelola APBN Sektoral
(BA.018) sebesar Rp.2.887.229.639.000,-. Anggaran tersebut dikelola oleh 337
Satker lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: 3 Satker Pusat, 64
Satker Dinas Pertanian Provinsi (33 Satker dana dekonsentrasi, 31 Satker dana
tugas pembantuan) dan 301 Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Anggaran tersebut dialokasikan kedalam delapan kegiatan utama meliputi: 1)
Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp.1.222.370.594.000 (42,34% dari
pagu total), 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Rp.813.079.691.000 (28,16% dari pagu total), 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan
Benih Rp.201.442.269.000 (6,98% dari pagu total), 4) Penguatan Perlindungan
Tanaman Dari Gangguan Serangan OPT dan DPI Rp.232.163.012.000 (8,04%
dari pagu total), 5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan
Rp.161.100.496.000 (5,58% dari pagu total), 6) Pengembangan Pengujian Mutu
Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih
Rp.8.305.596.000 (0,29% dari pagu total), 7) Pengembangan Peramalan
Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Rp.12.200.000 (0,42% dari pagu
total), dan 8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Rp.236.567.981.000
(8,19% dari pagu total).
Bila diperhatikan komposisi alokasi anggaran menurut kegiatan utama tersebut,
terlihat bahwa alokasi anggaran diorientasikan pada kegiatan yang mendukung
langsung pencapaian produksi komoditas utama tanaman pangan terutama padi,
jagung dan kedelai, yang didukung dengan sistem penyediaan benih, penguatan
perlindungan tanaman dan penanganan pascapanen.
Kinerja serapan anggaran APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
tahun 2013 total realisasi serapan mencapai Rp.2.337.313.832.536 atau 80,95%,
dengan rincian menurut kegiatan seperti pada tabel 35.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 55
Tabel 36. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Menurut Kegiatan Tahun 2013
Kegiatan Pagu DIPA
(Rp.000)
Realisasi
(Rp.000)
%
Capaian
Kategori
Capaian
1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1.222.370.594 1.111.473.864 90,93 Berhasil
2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi 813.079.691 511.415.717 62,90 Cukup Berhasil
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih 201.442.269 181.020.742 89,86 Berhasil
4. Penguatan Perlindungan Tanaman Dari
Gangguan Serangan OPT dan DPI 232.163.012 193.106.490 83,18 Berhasil
5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 161.100.496 148.398.794 92,12 Berhasil
6. Pengembangan Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu Lab.Pengujian Benih 8.305.596 7.673.192 92,39 Berhasil
7. Pengembangan Peramalan Serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan 12.200.000 11.815.893 96,85 Berhasil
8. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya 236.567.981 172.409.141 72,88 Cukup Berhasil
Jumlah Berhasil
Tidak tercapainya serapan anggaran 100% disebabkan antara lain:
a. Beberapa kegiatan tidak terlaksana yaitu: (1) Perluasan Areal Tanam Baru
(PATB) Kedelai senilai 236,5 milyar karena gagal lelang tiga kali; (2) Bantuan
penanggulangan bencana ala Rp22,3 milyar karena harus ada pernyataan
kejadian bencana dari instansi/lembaga berwenang/BNPB; (3) Mobil brigade
proteksi dan mobil laboratorium hama penyakit tanaman Rp.23 milyar karena
tidak ada perusahaan yang sanggup melaksanakan.
b. Sisa gaji/tunjangan Rp.15,34 milyar karena tidak ada rekruitmen pegawai baru
dan realisasi tunjangan kinerja yang tidak mencapai target yang direncanakan
hanya 47% dari standar optimal tunjangan kinerja.
c. Sisa efisiensi pengadaan barang/jasa dan kegiatan lainnya.
3.4.2 APBN Subsidi (BA 999)
Selain mengelola APBN Sektoral, pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan juga mengelola anggaran yang bersumber dari Bagian Anggaran Subsidi
(BA.999) berupa Subsidi Harga Benih (BA.999.07) dengan pagu DIPA
Rp.1.454.150.000 yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service
Obligation (PSO) oleh BUMN (PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 56
Realisasi serapan anggaran subsidi harga benih mencapai Rp.398.700.796 atau
27,42% dari pagu Rp.1.454.150.000
Tabel 37. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun 2013
DIPA Kontrak Realisasi
(Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) thd Kontrak thd DIPA
1 PT SHS 872.490.000 788.489.100 202.423.824 25,67 23,20
2 PT PERTANI 581.660.000 525.659.400 196.276.973 37,34 33,74
1.454.150.000 1.314.148.500 398.700.797 30,34 27,42
No. BUMN
Jumlah
%
3.5 Hambatan dan Kendala
Beberapa hambatan dan kendala dalam pelaksanaan program pembangunan
tanaman pangan tahun 2013, meliputi aspek administrasi, teknis, SDM,
kelembagaan, dan pembiayaan, antara lain:
1) Aspek Administrasi
Masih terjadi keterlambatan penetapan pejabat pengelola keuangan (PPK,
Bendahara) dan tim teknis terutama pada satker kabupaten/kota, revisi DIPA
APBN Penghematan yang baru terbit 1 Oktober 2013 sehingga menganggu
pelaksanaan kegiatan dan serapan anggaran, adanya penggantian pejabat
pengelola anggaran dan kegiatan (terutama KPA, dan PPK) akibat terjadinya
mutasi jabatan di daerah, keterlambatan penyusunan pedoman dan petunjuk
teknis, penggabungan beberapa satker di dinas provinsi, belum lancarnya arus
pelaporan dari satker daerah ke pusat.
2) Aspek Teknis
Keterlambatan penetapan Calon Petani Calon Lokasi/CPCL, pengajuan Daftar
Usulan Pembelian Benih Bersubsidi (DUPBB) terlalu dekat dengan jadwal tanam,
keterbatasan produsen sarana pascapanen di daerah yang memiliki test report
sebagaimana yang disyaratkan dalam pedoman teknis, produsen dan penyalur
Alsintan tertentu (seperti flat bed dryer, vertical dryer, combine harvester) hanya
ada di Pulau Jawa, keterbatasan bengkel Alsintan di daerah, pemilihan lokasi
pelaksanaan SLPTT pola kawasan di beberapa daerah sulit dilaksanakan karena
karena keterbatasan data kriteria kawasan dan kurangnya pemahaman petugas di
lapangan terhadap kriteria kawasan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 57
Pelaksanaan beberapa kegiatan fisik lapangan belum konsisten dengan jadwal
yang telah ditetapkan, dan menumpuk di akhir tahun/triwulan IV (antara lain: SL-
PTT Padi, Jagung, Kedelai) sehingga tidak memberikan kontribusi secara optimal
pada tahun 2013, , lambatnya replikasi SL-PTT dan kegiatan lainnya pasca
pelaksanaan disebabkan kurangnya pembinaan lanjutan, sarana prasarana irigasi
banyak yang rusak dan tidak berfungsi optimal, alih fungsi lahan, serta
terbatasnya lahan yang siap untuk perluasan areal.
3) Aspek SDM, Kelembagaan, dan Pembiayaan
Terbatasnya kuantitas dan kualitas SDM petugas pertanian, penempatan tenaga
kerja belum sepenuhnya sesuai dengan bidang tugasnya, sering terjadi
mutasi/alih tugas pegawai terutama di daerah, masih lemahnya kelembagaan
petani sehingga mengakibatkan lemahnya posisi tawar dan akses petani terhadap
sumber daya pertanian dan permodalan, adopsi teknologi oleh petani belum
optimal sesuai anjuran, kurangnya komitmen pimpinan daerah dalam
pembangunan pertanian, minimnya dukungan dana APBD untuk perkembangan
pertanian di daerah, belum optimalnya keterpaduan dan sinergi kegiatan (antar
sektor, sub sektor, pusat-daerah, swasta)
3.6 Upaya dan Tindaklanjut
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dan kendala
pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan tahun 2013, antara lain:
1. Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Persiapan Pelaksanaan
Program, Kegiatan dan Anggaran
Pemantapan perencanaan kegiatan dan anggaran yang difokuskan pada kegiatan
yang kinerjanya cukup berhasil dan memberikan dampak nyata dan meluas bagi
petani dan masyarakat, penyempurnaan kegiatan yang kinerjanya masih belum
optimal, percepatan penetapan pengelola anggaran dan kegiatan (KPA,
bendahara, pejabat penguji SPM, PPK, Tim Teknis, Tim Pengadaan, Tim
Pemeriksa Barang), distribusi dan sosialisasi Pedoman, Juklak dan Juknis
pelaksanaan kegiatan, supervisi dan pengawalan penyusunan POK/ROK Satker
Daerah, dan percepatan penetapan CP-CL penerima bantuan.
2. Percepatan dan Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Kegiatan
Percepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
sehingga berdampak penuh pada tahun yang bersangkutan, antisipasi dan respon
cepat terhadap berbagai masalah petani, menyebarluaskan/replikasi teknologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 58
budidaya yang diterapkan pada kegiatan SL-PTT ke petani lain melalui kegiatan
pembinaan yang berkelanjutan, serta pembinaan lanjutan pada kegiatan carry
over tahun sebelumnya, dan kelompoktani eks pelaksana SL-PTT agar terus
melaksanakan dan mengembangkan teknologi anjuran pasca kegiatan.
3. Penguatan SDM, Kelembagaan dan Pembiayaan
Peningkatan kualitas kelembagaan penyuluhan, kelompok tani/gabungan
kelompok tani, lembaga keuangan mikro, fasilitasi kemitraan kelompok tani
dengan pengusaha dan lembaga permodalan, jaminan harga pasar, memperkuat
hubungan kelembagaan antara Dinas Pertanian, BPTP, dan Bappeluh sebagai
simpul koordinasi program dalam mengatasi berbagai permasalahan di tingkat
lapang.
4. Peningkatan Koordinasi, Sinergitas, Integrasi dan Komitmen
Peningkatan sinergi pelaksanaan program dan kegiatan antar unit kerja Eselon-1
lingkup Kementerian Pertanian, antar sektor, sub sektor, swasta/masyarakat,
peningkatan sinergi pembiayaan (APBN, APBD, DAK, subsidi, swasta, kredit,
swadaya masyarakat), peningkatan keterpaduan pembinaan dan pengawalan
antar fungsi terkait (Dinas Teknis, Penelitian dan Pengembangan, Penyuluhan),
membangun komitmen jajaran di masing-masing unit kerja untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan.
5. Peningkatan Pemantauan, Pengendalian dan Pelaporan
Menyusun dan menetapkan rencana supervisi, monitoring dan pengendalian
secara terpadu dan menetapkan Tim Pelaksananya, menyusun matriks kerja
monitoring dan pengendalian serta menetapkan rencana pengendalian di setiap
tingkatan, memantau pelaksanaan fisik/kegiatan/anggaran secara berkala setiap
bulan secara tepat dan akurat, memberikan terguran kepada Satker yang
kinerjanya lambat, meningkatkan/memperkuat penerapan Sistem Pengendalian
Internal (SPI), penyelesaian temuan hasil pemeriksaan secara tuntas dan cepat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 59
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap capaian indikator
kinerja utama sasaran strategis tahun 2013 meliputi: produksi padi, jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar, bahwa keberhasilan
pencapaian kinerja tersebut merupakan hasil kerjasama semua pelaku
pembangunan pertanian, mulai dari pusat hingga ke tingkat lapangan.
Indikator kinerja yang ditargetkan sebagian besar berhasil namun masih ada yang
belum berhasil. Produksi 7 komoditas utama tanaman pangan padi, jagung, ubi
kayu dan ubi jalar berhasil, kacang tanah cukup berhasil, kedelai dan kacang hijau
kurang berhasil.
Ke depan diperlukan upaya perbaikan dan penyempurnaan, mulai dari
perencanaan, pemilihan model kegiatan, organisasi pelaksanaan, serta
peningkatan pemantauan, evaluasi dan pengendalian secara berkesinambungan.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
KELOMPOK JABATAN FUNSIONAL
LAMPIRAN 2: SUMBER DAYA MANUSIA BERDASARKAN UNIT KERJA DAN GOLONGAN
I/a I/b I/c I/d Jmlh II/a II/b II/c II/d Jmlh III/a III/b III/c III/d Jmlh IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e Jmlh1 Sekretariat Direktorat Jenderal TP - - - 5 5 9 9 15 10 43 26 55 22 12 115 4 4 1 2 1 12 175 2 Direktorat Perbenihan TP - - - 2 2 - 4 2 2 8 11 13 9 9 42 7 4 1 - - 12 64 3 Direktorat Budidaya Serealia - - - 2 2 3 5 6 1 15 8 10 13 10 41 5 4 - 1 - 10 68 4 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi - - - 3 3 - 3 5 3 11 12 8 9 9 38 2 4 1 - - 7 59 5 Direktorat Perlindungan TP - - - - - - 4 7 1 12 16 20 4 9 49 2 3 1 - - 6 67 6 Direktorat Pascapanen TP - - - - - 2 2 7 6 17 20 7 5 8 40 2 4 1 - - 7 64 7 BBPPMBTPH Cimanggis - - - - - 3 4 3 1 11 10 12 11 7 40 2 2 1 - - 5 56 8 BBPOPT Jatisari - - - 1 1 6 6 12 8 32 28 11 9 6 54 2 - 1 - - 3 90 9 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman - - - - - - - 2 4 6 11 8 4 3 26 2 - - - - 2 34 10 Pegawai Ditjen TP Ditugaskan di Daerah - 3 3 2 8 17 47 2 3 69 12 23 2 37 1 - - - - 1 115
SUB TOTAL
TOTAL
21 224 482 65 792
NO UNIT KERJAGOLONGAN
TOTAL
L P S3 S2 S1/D4 SM/D3 SLTA SLTP SD1 Sekretariat Direktorat Jenderal TP 114 61 175 - 22 69 8 62 6 8 175 2 Direktorat Perbenihan TP 35 29 64 1 15 27 3 16 1 1 64 3 Direktorat Budidaya Serealia 46 22 68 - 12 31 4 16 3 2 68 4 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 27 32 59 1 12 26 5 12 1 2 59 5 Direktorat Perlindungan TP 31 36 67 - 9 38 2 17 1 - 67 6 Direktorat Pascapanen TP 32 32 64 - 11 31 5 16 - 1 64 7 BBPPMBTPH Cimanggis 22 34 56 - 2 35 7 44 - 2 90 8 BBPOPT Jatisari 65 25 90 - 7 29 1 19 - - 56 9 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman 9 25 34 - 2 23 3 6 - - 34 10 Pegawai Ditjen TP Ditugaskan di Daerah 76 39 115 - 1 37 3 66 5 3 115
TOTAL
JENIS KELAMINJUMLAH JUMLAH
792 792
NO UNIT KERJAPENDIDIKAN
LAMPIRAN 3: RENCANA KINERJA TAHUNAN 2013, DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Mewujudkan
pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional
Jumlah Produksi: - Padi (ribu ton gabah kering giling) 72.063 - Jagung (ribu ton pipilan kering) 26.000 - Kedelai (ribu ton biji kering) 2.250 - Kacang Tanah (ribu ton biji kering) 1.200 - Kacang Hijau (ribu ton biji kering) 410 - Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) 26.300 - Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) 2.450
2. Mengamankan kehilangan (susut) hasil produksi
Susut Hasil Produksi - Padi 1,53% - Jagung 0,25% - Kedelai 0,50%
3. Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI
Luas areal tanaman pangan yang ditoleransi terserang OPT dan terkena DPI Dibawah 5%
LAMPIRAN 4: PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013, DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional
Jumlah Produksi: - Padi (ribu ton gabah kering giling) 72.063 - Jagung (ribu ton pipilan kering) 19.831 - Kedelai (ribu ton biji kering) 1.500 - Kacang Tanah (ribu ton biji kering) 1.200 - Kacang Hijau (ribu ton biji kering) 410 - Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) 26.300 - Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) 2.450
LAMPIRAN 5: PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013, DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
Capaian Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional
Jumlah Produksi: - Padi (ribu ton gabah kering giling) 72.063 70.866 98,34 - Jagung (ribu ton pipilan kering) 19.831 18.510 93,34 - Kedelai (ribu ton biji kering) 1.500 807 53,84 - Kacang Tanah (ribu ton biji kering) 1.200 907 75,60 - Kacang Hijau (ribu ton biji kering) 410 210 51,20 - Ubi Kayu (ribu ton umbi basah) 26.300 25.494 96,94 - Ubi Jalar (ribu ton umbi basah) 2.450 2.366 96,58
LAMPIRAN 6: CAPAIAN PRODUKSI PADI PER PROVINSI TAHUN 2013
Rerata 2013*) Thd.2008-2013*) 2012
(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13)1 Aceh 1.402.287 1.556.858 1.582.393 1.772.962 1.788.738 1.968.474 7,13 10,05 2 Sumatera Utara 3.340.794 3.527.899 3.582.302 3.607.403 3.715.514 3.664.588 1,89 (1,37) 3 Sumatera Barat 1.965.634 2.105.790 2.211.248 2.279.602 2.368.390 2.373.806 3,87 0,23 4 R i a u 494.260 531.429 574.864 535.788 512.152 440.131 (1,92) (14,06) 5 Kep. Riau 404 430 1.246 1.223 1.323 1.396 41,61 5,52 6 J a m b i 581.704 644.947 628.828 646.641 625.164 685.681 3,51 9,68 7 Sumatera Selatan 2.971.286 3.125.236 3.272.451 3.384.670 3.295.247 3.593.463 3,95 9,05 8 Kep. Bangka Belitung 15.079 19.864 22.259 15.211 22.395 29.087 17,85 29,88 9 Bengkulu 484.900 510.160 516.869 502.552 581.910 626.176 5,43 7,61 10 Lampung 2.341.075 2.673.844 2.807.676 2.940.795 3.101.455 3.218.232 6,64 3,77 11 DKI Jakarta 8.352 11.013 11.164 9.516 11.044 10.141 5,27 (8,18) 12 Jawa Barat 10.111.069 11.322.681 11.737.070 11.633.891 11.271.861 12.009.422 3,64 6,54 13 Banten 1.818.166 1.849.007 2.048.047 1.949.714 1.865.893 2.046.832 2,61 9,70 14 Jawa Tengah 9.136.405 9.600.415 10.110.830 9.391.959 10.232.934 10.295.494 2,57 0,61 15 DI Yogyakarta 798.232 837.930 823.887 842.934 946.224 891.137 2,41 (5,82) 16 Jawa Timur 10.474.773 11.259.085 11.643.773 10.576.543 12.198.707 12.144.973 3,33 (0,44) 17 B a l i 840.465 878.764 869.161 858.316 865.553 857.157 0,42 (0,97) 18 Nusa Tenggara Barat 1.750.677 1.870.775 1.774.499 2.067.137 2.114.231 2.161.442 4,54 2,23 19 Nusa Tenggara Timur 577.895 607.359 555.493 591.371 698.566 725.507 5,00 3,86 20 Kalimantan Barat 1.321.443 1.300.798 1.343.888 1.372.988 1.300.100 1.514.654 3,02 16,50 21 Kalimantan Tengah 522.732 578.761 650.416 610.236 755.507 793.576 9,15 5,04 22 Kalimantan Selatan 1.954.284 1.956.993 1.842.089 2.038.309 2.086.221 1.990.788 0,54 (4,57) 23 Kalimantan Timur 586.031 555.560 588.879 552.616 561.959 573.382 (0,33) 2,03 24 Sulawesi Utara 520.193 549.087 584.030 596.223 615.062 641.236 4,28 4,26 25 Gorontalo 237.873 256.934 253.563 273.921 245.786 291.248 4,59 18,50 26 Sulawesi Tengah 985.418 953.396 957.108 1.041.789 1.024.316 1.033.241 1,04 0,87 27 Sulawesi Selatan 4.083.356 4.324.178 4.382.443 4.511.705 5.003.011 4.911.567 3,85 (1,83) 28 Sulawesi Barat 343.221 310.706 362.900 365.683 412.338 429.006 4,98 4,04 29 Sulawesi Tenggara 405.256 407.367 454.644 491.567 516.291 562.078 6,83 8,87 30 Maluku 75.826 89.875 83.109 87.468 84.271 113.178 9,38 34,30 31 Maluku Utara 51.599 46.253 55.401 61.430 65.686 71.002 7,06 8,09 32 Papua 85.699 98.511 102.610 115.437 138.032 172.196 15,19 24,75 33 Papua Barat 39.537 36.985 34.254 29.304 30.245 26.280 (7,64) (13,11)
32.346.997 34.880.131 36.374.771 34.404.557 36.526.663 37.397.999 3,05 2,39 27.978.928 29.518.759 30.094.623 31.352.347 32.529.463 33.468.572 3,66 2,89 60.325.925 64.398.890 66.469.394 65.756.904 69.056.126 70.866.571 3,31 2,62
Tahun
2008 2009 2010No. Provinsi
% Pertumbuhan
2013 *)
JawaLuar JawaIndonesia
2011 2012
Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2013 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 7: CAPAIAN PRODUKSI JAGUNG PER PROVINSI TAHUN 2013
Rerata 2013*) Thd.2008-2013*) 2012
(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13)1 Aceh 112.894 137.753 167.090 168.861 167.285 186.761 11,02 11,64 2 Sumatera Utara 1.098.969 1.166.548 1.377.718 1.294.645 1.347.124 984.453 (0,93) (26,92) 3 Sumatera Barat 351.843 404.795 354.262 471.849 495.497 525.205 9,35 6,00 4 R i a u 47.959 56.521 41.862 33.197 31.433 30.185 (7,61) (3,97) 5 Kep. Riau 1.125 1.064 961 923 849 818 (6,15) (3,65) 6 J a m b i 34.616 38.169 30.691 25.521 25.571 26.038 (4,83) 1,83 7 Sumatera Selatan 101.439 113.167 125.796 125.688 112.917 147.499 8,62 30,63 8 Kep. Bangka Belitung 1.193 1.403 1.055 850 967 1.061 (0,63) 9,72 9 Bengkulu 111.826 93.798 74.331 87.362 103.771 90.769 (2,62) (12,53) 10 Lampung 1.809.886 2.067.710 2.126.571 1.817.906 1.760.275 1.725.727 (0,51) (1,96) 11 DKI Jakarta 39 32 31 23 6 - (44,16) (100,00) 12 Jawa Barat 639.822 787.599 923.962 945.104 1.028.653 1.113.088 11,95 8,21 13 Banten 20.169 27.083 28.557 13.863 9.819 11.897 (3,95) 21,16 14 Jawa Tengah 2.679.914 3.057.845 3.058.710 2.772.575 3.041.630 3.042.420 2,90 0,03 15 DI Yogyakarta 285.372 314.937 345.576 291.596 336.608 271.751 0,13 (19,27) 16 Jawa Timur 5.053.107 5.266.720 5.587.318 5.443.705 6.295.301 5.741.833 2,92 (8,79) 17 B a l i 77.619 92.998 66.355 64.606 61.873 57.954 (4,41) (6,33) 18 Nusa Tenggara Barat 196.263 308.863 249.005 456.915 642.674 624.445 31,86 (2,84) 19 Nusa Tenggara Timur 673.112 638.899 653.620 524.638 629.386 711.278 2,09 13,01 20 Kalimantan Barat 181.407 166.833 168.273 160.819 170.123 161.632 (2,16) (4,99) 21 Kalimantan Tengah 5.982 8.048 9.345 9.208 7.947 7.283 5,43 (8,36) 22 Kalimantan Selatan 95.064 113.885 116.449 99.779 112.066 104.402 2,64 (6,84) 23 Kalimantan Timur 12.795 12.520 11.993 7.341 9.940 8.492 (4,86) (14,57) 24 Sulawesi Utara 466.041 450.989 446.144 438.504 440.308 439.263 (1,17) (0,24) 25 Gorontalo 753.598 569.110 679.167 605.782 644.754 677.249 (0,89) 5,04 26 Sulawesi Tengah 136.907 164.282 162.306 161.810 141.649 140.304 1,02 (0,95) 27 Sulawesi Selatan 1.195.691 1.395.742 1.343.044 1.420.154 1.515.329 1.440.003 4,09 (4,97) 28 Sulawesi Barat 40.252 58.320 58.020 82.995 122.554 121.232 26,80 (1,08) 29 Sulawesi Tenggara 93.064 71.655 74.840 67.997 78.447 69.137 (4,84) (11,87) 30 Maluku 18.924 15.859 15.273 13.875 18.281 12.315 (5,98) (32,63) 31 Maluku Utara 11.493 18.229 20.546 26.149 25.543 27.146 20,51 6,28 32 Papua 7.155 6.787 6.834 6.885 6.393 7.085 (0,01) 10,82 33 Papua Barat 1.711 1.585 1.931 2.125 2.049 1.710 0,88 (16,54)
8.678.423 9.454.216 9.944.154 9.466.866 10.712.017 10.180.989 3,50 (4,96) 7.638.829 8.175.532 8.383.482 8.176.384 8.675.005 8.329.446 1,84 (3,98)
No. Provinsi% Pertumbuhan
2013*)2010
JawaLuar Jawa
2008 2009
Tahun
2011 2012
16.317.252 17.629.748 18.327.636 17.643.250 19.387.022 18.510.435 2,73 (4,52) Indonesia
sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2013 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 8: CAPAIAN PRODUKSI KEDELAI PER PROVINSI TAHUN 2013
Rerata 2013*) Thd.2008-2013*) 2012
(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13)1 Aceh 43.885 63.538 53.347 50.006 51.439 51.637 5,15 0,38 2 Sumatera Utara 11.647 14.206 9.439 11.426 5.419 3.163 (16,95) (41,63) 3 Sumatera Barat 1.459 3.175 1.834 1.925 1.106 1.038 6,33 (6,15) 4 R i a u 4.689 5.298 5.830 7.100 4.182 3.192 (3,99) (23,67) 5 Kep. Riau 2 2 6 7 15 19 71,52 26,67 6 J a m b i 5.969 9.132 5.320 5.668 3.516 2.625 (9,10) (25,34) 7 Sumatera Selatan 7.305 13.702 11.664 13.710 12.162 8.761 10,20 (27,96) 8 Kep. Bangka Belitung 8 1 52 1 1 - 962,88 (100,00) 9 Bengkulu 2.316 5.323 2.719 3.458 2.316 3.454 24,84 49,14 10 Lampung 6.678 16.153 7.325 10.984 7.993 6.274 17,69 (21,51) 11 DKI Jakarta - - - - - - - - 12 Jawa Barat 32.921 60.257 55.823 56.166 47.426 48.636 12,66 2,55 13 Banten 6.452 15.888 11.662 5.885 5.780 11.900 34,84 105,88 14 Jawa Tengah 167.345 175.156 187.992 112.273 152.416 112.404 (3,76) (26,25) 15 DI Yogyakarta 34.998 40.278 38.244 32.795 36.033 31.712 (1,27) (11,99) 16 Jawa Timur 277.281 355.260 339.491 366.999 361.986 337.283 4,72 (6,82) 17 B a l i 9.323 13.521 5.554 8.503 8.210 7.066 4,36 (13,93) 18 Nusa Tenggara Barat 95.106 95.846 93.122 88.099 74.156 97.144 1,54 31,00 19 Nusa Tenggara Timur 2.295 2.101 1.780 1.378 2.781 1.852 4,42 (33,41) 20 Kalimantan Barat 1.562 2.046 3.477 2.027 1.339 1.806 12,03 34,88 21 Kalimantan Tengah 1.860 2.136 2.764 2.823 1.700 2.185 7,02 28,53 22 Kalimantan Selatan 3.818 3.838 3.809 4.376 3.860 3.609 (0,73) (6,50) 23 Kalimantan Timur 2.578 2.255 2.204 2.281 1.364 1.625 (6,47) 19,13 24 Sulawesi Utara 7.217 7.667 7.627 6.319 2.973 3.156 (11,65) 6,16 25 Gorontalo 2.514 5.527 3.403 2.156 3.451 4.113 24,80 19,18 26 Sulawesi Tengah 2.927 4.722 3.555 6.900 8.202 11.973 39,11 45,98 27 Sulawesi Selatan 29.125 41.279 35.711 33.716 29.938 38.956 8,31 30,12 28 Sulawesi Barat 2.054 3.153 3.195 2.433 3.222 2.175 6,18 (32,50) 29 Sulawesi Tenggara 3.812 5.615 3.203 6.113 3.710 3.717 11,21 0,19 30 Maluku 1.563 1.579 1.183 297 348 227 (23,31) (34,77) 31 Maluku Utara 1.278 652 944 1.100 1.303 1.261 5,51 (3,22) 32 Papua 3.983 3.998 4.152 3.959 4.156 4.062 0,46 (2,26) 33 Papua Barat 1.740 1.208 600 403 650 543 (13,78) (16,46)
518.997 646.839 633.212 574.118 603.641 541.935 1,62 (10,22) 256.713 327.673 273.819 277.168 239.512 265.633 1,95 10,91
Tahun
JawaLuar Jawa
2011 20122008 2009 2010No. Provinsi
% Pertumbuhan
2013 *)
775.710 974.512 907.031 851.286 843.153 807.153 1,47 (4,27) IndonesiaSumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2013 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 9: CAPAIAN PRODUKSI KACANG TANAH PER PROVINSI TAHUN 2013
Rerata 2013*) Thd.2008-2013*) 2012
(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13)1 Aceh 6.322 5.926 7.063 6.172 6.934 3.881 (6,28) (44,03) 2 Sumatera Utara 19.316 16.771 16.449 11.093 12.074 13.657 (5,14) 13,11 3 Sumatera Barat 10.260 9.207 9.162 11.908 9.597 11.641 4,22 21,30 4 R i a u 2.240 2.020 2.007 1.692 1.622 1.352 (9,39) (16,65) 5 Kep. Riau 94 104 144 143 164 166 12,86 1,22 6 J a m b i 2.367 2.184 1.782 1.680 1.535 1.502 (8,53) (2,15) 7 Sumatera Selatan 7.499 6.459 6.109 3.960 4.060 3.403 (13,62) (16,18) 8 Kep. Bangka Belitung 422 387 358 339 325 310 (5,97) (4,62) 9 Bengkulu 4.585 3.472 7.253 6.444 5.802 3.813 5,85 (34,28) 10 Lampung 13.088 11.090 17.617 12.911 10.694 10.406 (0,60) (2,69) 11 DKI Jakarta 17 9 10 7 1 - (50,33) (100,00) 12 Jawa Barat 78.512 89.454 99.058 73.705 76.574 91.353 4,45 19,30 13 Banten 16.319 19.782 20.381 12.246 11.691 12.788 (2,16) 9,38 14 Jawa Tengah 171.385 162.430 161.222 122.306 143.687 181.983 2,81 26,65 15 DI Yogyakarta 63.240 65.893 58.918 64.084 62.901 69.602 2,24 10,65 16 Jawa Timur 202.345 216.474 207.796 211.416 213.792 320.660 11,17 49,99 17 B a l i 16.592 15.583 11.582 11.212 11.616 10.765 (7,73) (7,33) 18 Nusa Tenggara Barat 32.348 38.615 33.666 37.965 38.890 60.440 15,44 55,41 19 Nusa Tenggara Timur 25.678 22.465 20.069 23.685 21.563 16.178 (7,82) (24,97) 20 Kalimantan Barat 2.012 2.107 2.125 1.767 1.663 1.255 (8,34) (24,53) 21 Kalimantan Tengah 1.417 1.365 1.032 772 771 709 (12,29) (8,04) 22 Kalimantan Selatan 16.476 15.221 14.445 12.181 12.377 11.029 (7,53) (10,89) 23 Kalimantan Timur 2.465 2.547 2.468 1.817 1.809 1.608 (7,54) (11,11) 24 Sulawesi Utara 8.640 8.493 8.671 9.049 8.247 8.430 (0,38) 2,22 25 Gorontalo 1.849 1.655 2.261 979 1.126 1.308 0,12 16,16 26 Sulawesi Tengah 8.758 10.225 8.424 10.513 9.473 6.937 (2,55) (26,77) 27 Sulawesi Selatan 36.269 32.331 41.898 24.808 27.402 45.553 10,93 66,24 28 Sulawesi Barat 744 1.001 2.022 1.230 1.001 1.045 16,63 4,40 29 Sulawesi Tenggara 6.938 5.089 4.942 4.540 5.199 5.022 (5,31) (3,40) 30 Maluku 3.077 3.133 2.950 2.839 1.941 1.557 (11,84) (19,78) 31 Maluku Utara 4.951 3.181 4.235 5.095 5.745 6.240 7,81 8,62 32 Papua 2.851 2.464 2.541 2.105 2.094 2.054 (6,01) (1,91) 33 Papua Barat 978 751 568 626 487 560 (8,92) 14,99
531.818 554.042 547.385 483.764 508.646 676.386 5,90 32,98 238.236 223.846 231.843 207.525 204.211 230.821 (0,30) 13,03
2008 2009 2011
JawaLuar Jawa
2010No. Provinsi
% Pertumbuhan
2013*)2012
Tahun
770.054 777.888 779.228 691.289 712.857 907.207 4,06 27,26 Indonesia Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2013 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 10: CAPAIAN PRODUKSI KACANG HIJAU PER PROVINSI TAHUN 2013
Rerata 2013*) Thd.2008-2013*) 2012
(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13)1 Aceh 1.777 1.341 1.164 1.507 1.453 957 (9,20) (34,14) 2 Sumatera Utara 5.493 4.426 3.345 3.250 3.817 2.308 (13,76) (39,53) 3 Sumatera Barat 1.434 1.346 1.134 1.121 1.073 720 (12,04) (32,90) 4 R i a u 1.688 1.014 1.228 995 920 666 (14,59) (27,61) 5 Kep. Riau - - - - - - - - 6 J a m b i 535 465 462 445 381 257 (12,87) (32,55) 7 Sumatera Selatan 4.172 3.188 3.280 2.611 2.480 1.783 (14,84) (28,10) 8 Kep. Bangka Belitung - - - - - - - - 9 Bengkulu 1.226 1.153 1.392 1.405 1.476 1.228 0,79 (16,80) 10 Lampung 4.003 3.863 3.524 3.644 3.212 2.928 (5,91) (8,84) 11 DKI Jakarta - - - - - - - - 12 Jawa Barat 12.187 16.195 14.624 14.221 10.198 9.175 (3,58) (10,03) 13 Banten 1.908 1.911 1.359 927 851 661 (18,21) (22,33) 14 Jawa Tengah 90.480 104.352 77.803 116.518 111.495 70.951 (0,20) (36,36) 15 DI Yogyakarta 514 473 610 371 300 341 (4,73) 13,67 16 Jawa Timur 72.126 83.629 79.878 80.329 66.778 56.657 (4,00) (15,16) 17 B a l i 895 1.134 754 884 1.528 1.095 10,99 (28,34) 18 Nusa Tenggara Barat 39.756 33.774 50.012 50.702 34.152 23.957 (5,62) (29,85) 19 Nusa Tenggara Timur 23.392 20.447 13.462 10.407 11.478 10.186 (14,08) (11,26) 20 Kalimantan Barat 463 1.309 1.310 1.687 862 578 25,95 (32,95) 21 Kalimantan Tengah 205 145 170 103 173 119 (2,94) (31,21) 22 Kalimantan Selatan 1.529 1.598 1.337 774 843 788 (10,31) (6,52) 23 Kalimantan Timur 1.136 1.212 932 761 556 442 (16,44) (20,50) 24 Sulawesi Utara 2.381 2.680 2.184 1.825 2.045 2.079 (1,73) 1,66 25 Gorontalo 411 287 281 219 198 187 (13,89) (5,56) 26 Sulawesi Tengah 873 1.014 1.031 1.312 1.373 847 2,28 (38,31) 27 Sulawesi Selatan 23.995 23.299 26.458 41.093 22.623 17.113 (0,67) (24,36) 28 Sulawesi Barat 1.293 1.093 839 714 930 703 (9,55) (24,41) 29 Sulawesi Tenggara 1.640 1.131 900 1.527 1.076 1.100 (1,82) 2,23 30 Maluku 638 740 888 692 674 859 7,75 27,45 31 Maluku Utara 383 331 299 272 275 323 (2,74) 17,45 32 Papua 969 645 800 762 841 767 (2,52) (8,80) 33 Papua Barat 557 291 245 264 196 149 (21,11) (23,98)
177.215 206.560 174.274 212.366 189.622 137.785 (3,05) (27,34) 120.844 107.926 117.431 128.976 94.635 72.139 (8,49) (23,77)
2011 20122008 2009 2010
JawaLuar Jawa
No. Provinsi% Pertumbuhan
2013*)
Tahun
298.059 314.486 291.705 341.342 284.257 209.924 (5,52) (26,15) Indonesia Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2013 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 11: CAPAIAN PRODUKSI UBI KAYU PER PROVINSI TAHUN 2013
Rerata 2013*) Thd.2008-2013*) 2012
(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13)1 Aceh 38.403 49.839 43.810 39.384 38.257 35.202 (3,27) (7,99) 2 Sumatera Utara 736.771 1.007.284 905.571 1.091.711 1.171.520 1.491.108 81,76 27,28 3 Sumatera Barat 102.285 115.492 193.188 191.946 213.647 232.335 99,60 8,75 4 R i a u 50.772 68.046 75.904 79.480 88.577 106.195 81,62 19,89 5 Kep. Riau 9.364 9.180 8.397 7.805 7.666 8.296 (11,11) 8,22 6 J a m b i 36.905 39.355 39.564 40.462 38.978 33.556 (8,14) (13,91) 7 Sumatera Selatan 197.150 166.890 159.929 159.346 143.565 147.913 (26,76) 3,03 8 Kep. Bangka Belitung 19.722 23.332 21.427 13.276 13.469 15.243 (13,28) 13,17 9 Bengkulu 49.478 37.311 43.847 47.735 57.618 50.656 10,41 (12,08) 10 Lampung 7.721.882 7.569.178 8.637.594 9.193.676 8.387.351 9.633.560 24,66 14,86 11 DKI Jakarta 454 305 290 176 47 - (250,34) (100,00) 12 Jawa Barat 2.034.854 2.086.187 2.014.402 2.058.785 2.131.123 2.194.525 7,77 2,98 13 Banten 115.591 105.621 118.979 107.052 82.796 90.377 (19,50) 9,16 14 Jawa Tengah 3.325.099 3.676.809 3.876.242 3.501.458 3.848.462 3.771.334 14,24 (2,00) 15 DI Yogyakarta 892.907 1.047.684 1.114.665 867.596 866.357 1.004.607 17,38 15,96 16 Jawa Timur 3.533.772 3.222.637 3.667.058 4.032.081 4.246.028 4.030.474 15,17 (5,08) 17 B a l i 169.761 171.456 163.746 166.291 147.201 148.263 (12,70) 0,72 18 Nusa Tenggara Barat 68.386 85.062 70.606 75.367 79.472 59.115 (6,04) (25,62) 19 Nusa Tenggara Timur 928.974 913.053 1.032.538 962.128 892.145 862.879 (6,00) (3,28) 20 Kalimantan Barat 193.804 166.584 177.807 141.550 153.564 170.495 (8,19) 11,03 21 Kalimantan Tengah 73.344 74.670 76.669 49.475 46.630 44.482 (41,34) (4,61) 22 Kalimantan Selatan 119.085 121.656 76.202 86.504 90.043 92.343 (15,04) 2,55 23 Kalimantan Timur 116.218 125.714 110.061 91.858 82.786 91.480 (20,19) 10,50 24 Sulawesi Utara 83.656 77.206 84.084 70.147 63.187 61.413 (28,11) (2,81) 25 Gorontalo 9.215 7.117 6.171 5.910 3.776 4.343 (61,38) 15,02 26 Sulawesi Tengah 70.181 82.294 74.128 83.139 93.642 79.522 17,05 (15,08) 27 Sulawesi Selatan 504.198 434.862 601.437 370.125 682.995 474.542 40,10 (30,52) 28 Sulawesi Barat 54.809 47.781 46.368 47.670 48.265 49.687 (8,78) 2,95 29 Sulawesi Tenggara 217.727 226.927 163.350 164.850 175.719 245.171 23,24 39,52 30 Maluku 107.214 124.442 144.407 125.763 119.545 94.224 (6,92) (21,18) 31 Maluku Utara 116.838 106.443 109.033 115.940 116.515 122.061 5,13 4,76 32 Papua 35.100 36.500 35.531 34.899 36.679 37.481 6,84 2,19 33 Papua Barat 23.072 12.228 25.113 20.440 9.747 11.625 6,72 19,27
9.902.677 10.139.243 10.791.636 10.567.148 11.174.813 11.091.317 11,75 (0,75) 11.854.314 11.899.902 13.126.482 13.476.877 13.002.559 14.403.190 20,61 10,77
2008 2009 2010
Luar JawaJawa
No. Provinsi% Pertumbuhan
2011 2012 2013*)
Tahun
21.756.991 22.039.145 23.918.118 24.044.025 24.177.372 25.494.507 16,35 5,45 Indonesia Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2013 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 12: CAPAIAN PRODUKSI UBI JALAR PER PROVINSI TAHUN 2013
Rerata 2013*) Thd.2008-2013*) 2012
(1) (2) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13)1 Aceh 38.403 49.839 43.810 39.384 38.257 35.202 (3,27) (7,99) 2 Sumatera Utara 736.771 1.007.284 905.571 1.091.711 1.171.520 1.491.108 81,76 27,28 3 Sumatera Barat 102.285 115.492 193.188 191.946 213.647 232.335 99,60 8,75 4 R i a u 50.772 68.046 75.904 79.480 88.577 106.195 81,62 19,89 5 Kep. Riau 9.364 9.180 8.397 7.805 7.666 8.296 (11,11) 8,22 6 J a m b i 36.905 39.355 39.564 40.462 38.978 33.556 (8,14) (13,91) 7 Sumatera Selatan 197.150 166.890 159.929 159.346 143.565 147.913 (26,76) 3,03 8 Kep. Bangka Belitung 19.722 23.332 21.427 13.276 13.469 15.243 (13,28) 13,17 9 Bengkulu 49.478 37.311 43.847 47.735 57.618 50.656 10,41 (12,08) 10 Lampung 7.721.882 7.569.178 8.637.594 9.193.676 8.387.351 9.633.560 24,66 14,86 11 DKI Jakarta 454 305 290 176 47 - (250,34) (100,00) 12 Jawa Barat 2.034.854 2.086.187 2.014.402 2.058.785 2.131.123 2.194.525 7,77 2,98 13 Banten 115.591 105.621 118.979 107.052 82.796 90.377 (19,50) 9,16 14 Jawa Tengah 3.325.099 3.676.809 3.876.242 3.501.458 3.848.462 3.771.334 14,24 (2,00) 15 DI Yogyakarta 892.907 1.047.684 1.114.665 867.596 866.357 1.004.607 17,38 15,96 16 Jawa Timur 3.533.772 3.222.637 3.667.058 4.032.081 4.246.028 4.030.474 15,17 (5,08) 17 B a l i 169.761 171.456 163.746 166.291 147.201 148.263 (12,70) 0,72 18 Nusa Tenggara Barat 68.386 85.062 70.606 75.367 79.472 59.115 (6,04) (25,62) 19 Nusa Tenggara Timur 928.974 913.053 1.032.538 962.128 892.145 862.879 (6,00) (3,28) 20 Kalimantan Barat 193.804 166.584 177.807 141.550 153.564 170.495 (8,19) 11,03 21 Kalimantan Tengah 73.344 74.670 76.669 49.475 46.630 44.482 (41,34) (4,61) 22 Kalimantan Selatan 119.085 121.656 76.202 86.504 90.043 92.343 (15,04) 2,55 23 Kalimantan Timur 116.218 125.714 110.061 91.858 82.786 91.480 (20,19) 10,50 24 Sulawesi Utara 83.656 77.206 84.084 70.147 63.187 61.413 (28,11) (2,81) 25 Gorontalo 9.215 7.117 6.171 5.910 3.776 4.343 (61,38) 15,02 26 Sulawesi Tengah 70.181 82.294 74.128 83.139 93.642 79.522 17,05 (15,08) 27 Sulawesi Selatan 504.198 434.862 601.437 370.125 682.995 474.542 40,10 (30,52) 28 Sulawesi Barat 54.809 47.781 46.368 47.670 48.265 49.687 (8,78) 2,95 29 Sulawesi Tenggara 217.727 226.927 163.350 164.850 175.719 245.171 23,24 39,52 30 Maluku 107.214 124.442 144.407 125.763 119.545 94.224 (6,92) (21,18) 31 Maluku Utara 116.838 106.443 109.033 115.940 116.515 122.061 5,13 4,76 32 Papua 35.100 36.500 35.531 34.899 36.679 37.481 6,84 2,19 33 Papua Barat 23.072 12.228 25.113 20.440 9.747 11.625 6,72 19,27
9.902.677 10.139.243 10.791.636 10.567.148 11.174.813 11.091.317 11,75 (0,75) 11.854.314 11.899.902 13.126.482 13.476.877 13.002.559 14.403.190 20,61 10,77
% Pertumbuhan
2011 20122009 2010
JawaLuar Jawa
No. Provinsi2008 2013*)
Tahun
21.756.991 22.039.145 23.918.118 24.044.025 24.177.372 25.494.507 16,35 5,45 Indonesia Sumber: BPS-RI (diolah): *) Tahun 2013 merupakan ARAM-II
LAMPIRAN 13: REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2013
LAMPIRAN 13: REALISASI ANGGARAN APBN PER PROVINSI TAHUN 2013
A. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Kewenangan
No Jenis Kewenangan Pagu DIPA (Rp.) Realisasi (Rp.) % 1. Pusat 547.152.009.000 209.815.239.357 38,35 2. UPT Pusat 20.505.596.000 19.489.085.413 95,04 3. Provinsi 378.428.301.000 343.397.977.218 90,74 4. Kabupaten/Kota 1.941.143.733.000 1.764.611.530.548 90,91
Jumlah 2.887.229.639.000 2.337.313.832.536 80,95
No Jenis Kewenangan Pagu DIPA (Rp.) Realisasi (Rp.) %
B. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
1. Pusat 547.152.009.000 209.815.239.357 38,35 2. UPT Pusat 20.505.596.000 19.489.085.413 95,04 3. Provinsi 378.428.301.000 343.397.977.218 90,74 4. Kabupaten/Kota 1.941.143.733.000 1.764.611.530.548 90,91
Jumlah 2.887.229.639.000 2.337.313.832.536 80,95
No Jenis Belanja Pagu DIPA (Rp.) Realisasi (Rp.) % 1. Belanja Pegawai 61.327.306.000 40.811.031.359 66,55 2. Belanja Barang 667.408.870.000 570.390.425.580 85,46 3. Belanja Modal 68.258.875.000 39.941.106.682 58,51 4. Belanja Bansos 2.090.234.588.000 1.686.171.268.915 80,95
Jumlah 2.887.229.639.000 2.337.313.832.536 80,95
No Jenis Kewenangan Pagu DIPA (Rp.) Realisasi (Rp.) %
C. Realisasi Anggaran Berdasarkan Kegiatan Utama
No Kegiatan Utama Pagu DIPA (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1.222.370.594.000 1.111.473.863.877 90,93 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Akabi 813.079.691.000 511.415.716.550 62,90 3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 201.442.269.000 181.020.741.694 89,86 4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI 232.163.012.000 193.106.489.980 83,18 5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 161.100.496.000 148.398.793.892 92,12 6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen TP 236.567.981.000 172.409.141.130 72,88 7. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu
Laboratorium Pengujian Benih 8.305.596.000 7.673.192.397 92,39
8. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan 12.200.000 11.815.893.016 96,85
D. Realisasi Anggaran Berdasarkan Provinsi
No Provinsi Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %1 Pusat 567.657.605.000 229.304.324.770 40,392 Aceh 137.938.771.000 129.857.340.623 94,143 Sumatera Utara 74.074.625.000 60.984.878.170 82,334 Sumatera Barat 50.564.042.000 40.647.469.110 80,395 Riau 44.684.589.000 26.581.856.384 59,496 Kepulauan Riau 1.287.911.000 805.001.700 62,507 Jambi 56.908.739.000 49.375.017.800 86,768 Sumatera Selatan 103.287.617.000 87.418.141.165 84,649 Kepulauan Babel 7.862.859.000 5.206.929.900 66,2210 Bengkulu 38.225.244.000 35.458.771.480 92,7611 Lampung 67.064.144.000 64.929.276.720 96,8212 DKI Jakarta 2.143.546.000 1.344.457.100 62,7213 Jawa Barat 139.581.533.000 133.599.424.111 95,7114 Banten 58.480.216.000 52.597.474.600 89,9415 Jawa Tengah 138.566.084.000 126.568.681.516 91,3416 DI Yogyakarta 46.590.930.000 38.656.539.300 82,9717 Jawa Timur 240.025.451.000 216.111.141.170 90,0418 Bali 24.234.682.000 21.791.940.161 89,9219 Nusa Tenggara Barat 146.170.684.000 142.620.071.998 97,5720 Nusa Tenggara Timur 117.404.910.000 105.508.060.282 89,8721 Kalimantan Barat 104.892.713.000 103.117.510.992 98,3122 Kalimantan Tengah 52.022.820.000 47.280.199.250 90,8823 Kalimantan Selatan 81.114.065.000 75.607.377.402 93,2124 Kalimantan Timur 29.360.069.000 22.273.154.550 75,8625 Sulawesi Utara 48.062.675.000 46.825.542.948 97,4326 Gorontalo 25.070.927.000 22.961.653.900 91,5927 Sulawesi Tengah 46.747.250.000 41.913.333.598 89,6628 Sulawesi Selatan 237.505.074.000 222.590.406.511 93,7229 Sulawesi Barat 44.198.722.000 37.447.592.645 84,7330 Sulawesi Tenggara 35.291.462.000 33.387.623.700 94,6131 Maluku 27.812.863.000 25.051.194.900 90,0732 Maluku Utara 25.917.567.000 24.974.932.500 96,3633 Papua 44.705.050.000 42.837.991.580 95,8234 Papua Barat 21.774.200.000 21.678.520.000 99,56
2.887.229.639.000 2.337.313.832.536 80,95Jumlah
Lampiran 14
Update :17 Feb 2014/N
Pagu Realisasi Pelaksana
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output Anggaran*) Anggaran % Kegiatan
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5)=(4):(3) (6) (7) (8) (9)=(8):(6) (10) 89
I PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN SEREALIA 1.222.564.895 1.105.752.106 90,45 Dit. Budidaya Serealia
Bansos SL-PTT Padi dan Jagung 1.032.861.997 961.927.418 93,13
1 SL-PTT Padi (Rp.230.540/ha) 965.739.335 840.634.270 87,05 4.385.625 ha 3.728.725 85,02 31 prov, 389 kab Dinas Kab
- SL-PTT Padi Kawasan Pertumbuhan (Rp.1.076.000/ha) 311.200.150 272.949.023 87,71 289.275 ha 253.719 87,71 24 prov, 138 kab Dinas Kab
- SL-PTT Padi Kawasan Pengembangan (Rp.786.000/ha) 396.640.765 350.154.420 88,28 504.450 ha 445.328 88,28 27 prov, 228 kab Dinas Kab
- SL-PTT Padi Kawasan Pemantapan (Rp.71.800/ha) 257.898.420 217.530.827 84,35 3.591.900 ha 3.029.677 84,35 27 prov, 348 kab Dinas Kab
- Gerakan Kawasan Padi Pertumbuhan 2.919.420 2.486.444 85,17 11.916 paket 10.149 85,17 Dinas Kab
- Gerakan Kawasan Padi Pengembangan 5.779.060 4.364.218 75,52 23.588 paket 17.813 75,52 Dinas Kab
- Gerakan Kawasan Padi Pemantapan 36.626.520 29.690.837 81,06 147.496 paket 121.187 82,16 Dinas Kab
2 SL-PTT Jagung (Rp.284.550/ha) 66.978.252 56.072.592 83,72 235.380 ha 195.988 83,26 30 prov, 207 kab Dinas Kab
- SL-PTT Jagung Kawasan Pertumbuhan (Rp.417.969/ha) 20.208.800 17.512.064 86,66 48.350 ha 41.898 86,66 17 prov, 71 kab Dinas Kab
- SL-PTT Jagung Kawasan Pengembangan (Rp.288.400/ha) 45.287.452 37.345.387 82,46 157.030 ha 129.492 82,46 22 prov, 144 kab Dinas Kab
- SL-PTT Jagung Kawasan Pemantapan (Rp49.400/ha) 1.482.000 1.215.141 81,99 30.000 ha 24.598 81,99 10 prov, 30 kab Dinas Kab
- Gerakan Kawasan Jagung Pertumbuhan 536.060 466.591 87,04 2.188 paket 1.904 87,04 Dinas Kab
- Gerakan Kawasan Jagung Pengembangan 1.668.940 1.379.367 82,65 6.812 paket 5.630 82,65 Dinas Kab
- Gerakan Kawasan Jagung Pemantapan 343.000 286.977 83,67 1.400 paket 1.171 83,67 Dinas Kab
3 Fasilitasi kemitraan pengembangan pangan alternatif 991.000 - 9 unit 7 9 Prov Dinas Prov
4 Pembinaan, pengawalan, pendampingan, monev 105.807.028 89.517.142 84,60
- CPCL, koordinasi, pengawalan dan monev Posko P2BN 102.642.448 88.272.505 86,00 428 satker 428 100,00 Pusat, Prov, Kab Pusat, Prov, Kab
- Ubinan padi 2.740.680 1.096.272 40,00 14.979 ubinan 5.992 40,00 389 kab Dinas Kab
- Ubinan jagung 423.900 148.365 35,00 2.345 ubinan 821 35,00 208 kab Dinas Kab
5 Peningkatan Produksi, Provitas Jagung (MBR di NTT) 33.722.500 27.786.639 82,40 10.500 Ha 9.000 85,71
Catatan : 1. Pagu anggaran dan target fisik kegiatan masih berdasarkan DIPA awal, untuk itu masing-masing agar disesuaikan sesuai dengan hasil revisi penghematan
2. Data realisasi anggaran bisa diperoleh dari data SAI (di Bagian Keuangan dan Perlengkapan Setditjen TP)
3. Waktu pemasukan laporan setiap hari Kamis.
4. Laporan/penjelasan mengenai permasalahan, kendala dan upaya-upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan diuraikan pada lembar tersendiri.
REALISASI KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN SEKTORAL (018) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013
(Posisi Laporan: 17 Februari 2014)
Fisik Kegiatan
LokasiTarget Realisasi
Jakarta, ..........bulan ........ 2013
Direktur/Pejabat yang Mewakili
(............................................................)
Pagu Realisasi Pelaksana
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output Anggaran Anggaran % Kegiatan
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5)=(4):(3) (6) (7) (8) (9)=(8):(6) (10) (11)
II PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KABI 813.128.914 513.720.965 63,18 Dit. Budidaya Akabi
(Penanggung-jawab Binaan Teknis: Dit. Budidaya Akabi) 812.670.764 513.720.965 458.150,00
1 SL-PTT Kedelai (Rp.655.040/ha) 269.708.172 225.516.720 83,62 411.740 ha 336.028 81,61 29 prov, 195 kab Dinas Kab
- SL-PTT Kedelai Kawasan Pertumbuhan (Rp.988.000/ha) 12.350.000 9.737.728 78,85 12.500 ha 9.856 78,85 9 prov, 20 kab Dinas Kab
- SL-PTT Kedelai Kawasan Pengembangan (Rp.675.790/ha) 240.066.172 197.330.680 82,20 355.240 ha 292.000 82,20 29 prov, 195 kab Dinas Kab
- SL-PTT Kedelai Kawasan Pemantapan (Rp.393.000/ha) 17.292.000 16.293.780 94,23 44.000 ha 41.460 94,23 4 prov, 8 kab Dinas Kab
2 Pengembangan Kedelai Model 202.350.000 199.413.100 98,55 110.000 ha 89.789 81,63 8 prov, 22 kab Dinas Kab
3 Pengembangan Areal Tanam Baru (PATB) Kedelai 286.500.000 41.999.375 14,66 118.500 ha - - 12 prov, 48 kab Pusat/Dinas Kab
-Paket Teknologi Budidaya Kedelai 236.500.000 - 118.500 ha - -
- Paket Mekanisasi Usaha Tani Kedelai (1 unit=500 ha) 50.000.000 41.999.375 84,00 50 unit 50 100,00
5 Pengembangan Ubi Kayu 12.864.800 12.164.658 94,56 2.080 ha 1.910 91,83 18 prov, 43 kab Dinas Kab
6 Pengembangan Ubi Jalar 9.536.625 9.007.245 94,45 1.225 ha 1.178 96,16 10 prov,26 kab Dinas Kab
7 Pengembangan Pangan Alternatif 456.050 411.500 90,23 110 ha 110 100,00 9 prov, 16 kab Dinas Kab
8 Koordinasi Kemitraan Akabi Lainnya 2.110.000 1.050.000 49,76 29 kali 24 82,76 30 prov Dinas Kab
9 Gerakan Penguatan Pengembangan Kawasan Kedelai di Provinsi 1.675.000 1.616.375 96,50 29 prov 29 100,00 29 prov Dinas Provinsi
10 Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten 3.051.000 2.877.093 94,30 160 kab 160 100,00 160 kab Dinas Kab
11 Ubinan kedelai 1.017.000 305.100 30,00 5.650 Unit 1.695 30,00 196 kab Dinas Kab
12 Pembinaan, pengawalan, pendampingan, monev 23.858.167 19.771.300 82,87 189 satker 189 100,00 Pusat, Prov, Kab
Catatan : 1. Pagu anggaran dan target fisik kegiatan masih berdasarkan DIPA awal, untuk itu masing-masing agar disesuaikan sesuai dengan hasil revisi penghematan
2. Data realisasi anggaran bisa diperoleh dari data SAI (di Bagian Keuangan dan Perlengkapan Setditjen TP)
3. Waktu pemasukan laporan setiap hari Kamis.
4. Laporan/penjelasan mengenai permasalahan, kendala dan upaya-upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan diuraikan pada lembar tersendiri.
LokasiTarget Realisasi
Jakarta, ..........bulan ........ 2013
Direktur/Pejabat yang Mewakili
(............................................................)
Fisik Kegiatan
Pagu Realisasi Pelaksana
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output Anggaran Anggaran % Kegiatan
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5)=(4):(3) (6) (7) (8) (9)=(8):(6) (10) (11)
III PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TP 201.158.424 177.180.032 88,08 Dit. Benih
(Penanggung-jawab Binaan Teknis: Dit. Benih) 168.187.354 141.777.688
1 Pengawasan dan Sertifikasi Benih (UPTD BPSBTPH) 21.602.642 19.410.039 89,85 81.650 Ha 118.609 145,27 32 Prov BPSBTPH
2 Insentif Petugas Pengawas Benih Tanaman (PBT, 828 org x 12 bulan) 2.484.000 2.484.000 100,00 9.936 OB 9.936 100,00 31 Prov BPSBTPH
Perbanyakan Benih Sumber 8.189.773 7.457.747 91,06 711,25 Ha 569 80,04
3 Perbanyakan Benih Sumber (di BBI) BS - BD 221 ha 174 78,64 76 Balai BBI
- Benih Padi 95 Ha 73,25 77,11
- Benih Jagung 32,5 Ha 27 83,08
- Benih Kedelai 63,5 Ha 48,5 76,38 711,25
- Benih Kacang Tanah 16 Ha 12 75,00
- Benih Kacang Hijau 6,25 Ha 6,25 100,00
- Benih Ubi Kayu 3 Ha 3 100,00
- Benih Ubi Jalar 4 Ha 4 100,00
- Benih Sorgum 1 Ha 0 -
4 Perbanyakan Benih Sumber (di BBI) BD - BP 490 Ha 395 80,66
- Benih Padi 204 Ha 162,25 79,53
- Benih Jagung 90 Ha 85 94,44
- Benih Kedelai 143 Ha 105 73,43
- Benih Kacang Tanah 34 Ha 26 76,47
- Benih Kacang Hijau 11 Ha 11 100,00
- Benih Ubi Kayu 5 Ha 4 80,00
- Benih Ubi Jalar 2 Ha 2 100,00
- Benih Sorgum 1 Ha 0 -
5 Pemberdayaan Penangkar 49.620.000 48.378.995 97,50 14.600 Ha 12.445 85,24 Dinas Prov
362 unit 299
- Padi 38.850.000 - 11.100 ha 9.928 89,44 30 Prov Dinas Prov
222 unit 199
- Kedelai 11.200.000 - 3.500 ha 2.517 71,91 23 Prov Dinas Prov
140 unit 101
6 Penilaian Varietas 5.613.082 4.696.887 83,68 87 unit 87 100,00
7 Pembinaan, monev pemberdayaan penangkaran benih 3.430.000 3.093.860 90,20 362 paket 362 100,00 28 Prov Provinsi
8 Pembinaan, pengawalan, monev subsidi, CBN 73.222.000 52.719.840 72,00 433 satker 433 100,00 Pusat, Prov, Kab Pusat, Prov, Kab
9 Revitalisasi/optimalisasi Balai Benih 12.215.630 10.994.067 90,00 11 paket 10 90,91 13 Balai BBI
Catatan : 1. Pagu anggaran dan target fisik kegiatan masih berdasarkan DIPA awal, untuk itu masing-masing agar disesuaikan sesuai dengan hasil revisi penghematan
2. Data realisasi anggaran bisa diperoleh dari data SAI (di Bagian Keuangan dan Perlengkapan Setditjen TP)
3. Waktu pemasukan laporan setiap hari Kamis.
4. Laporan/penjelasan mengenai permasalahan, kendala dan upaya-upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan diuraikan pada lembar tersendiri.
Target Realisasi
Fisik Kegiatan
Lokasi
Jakarta, ..........bulan ........ 2013
Direktur/Pejabat yang Mewakili
(............................................................)
Pagu Realisasi Pelaksana
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output Anggaran Anggaran % Kegiatan
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5)=(4):(3) (6) (7) (8) (9)=(8):(6) (10) (11)
IV PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN Dit. Perlintan
DARI GANGGUAN OPT DAN DPI 232.163.927 188.139.592 81,04
(Penanggung-jawab Binaan Teknis: Dit. Perlintan) 232.163.927 175.983.632
1 Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT) 32.638.458 29.374.612 90,00 31 Balai 31 99,61 32 Prov BPTPH
2 Operasional Brigade Proteksi Tanaman 5.396.300 3.296.393 61,09 82 unit 82 100,00 32 Prov BPTPH
3 Rehabilitasi/Bangun Gedung BPT (gudang pestisida) 5.000.000 1.305.000 26,10 20 unit 20 100,00 32 Prov BPTPH
4 Bahan dan Sarana Pengendalian OPT 1.900.000 1.212.001 63,79 30 paket 30 100,00 32 Prov BPTPH
5 Gerakan Pengendalian OPT dan DPI 5.758.863 4.650.917 80,76 258 kali 235 91,09 32 Prov BPTPH
6 Pemberdayaan Pos Pengembangan Agen Hayati (PPAH) 3.537.750 1.927.434 54,48 415 klp 413 99,45 32 Prov BPTPH
7 Surveilans OPT (Pengamatan OPT) 2.404.315 663.636 27,60 32 paket 32 100,00 32 Prov BPTPH
8 Bantuan Transport Petani Pengamat 8.445.000 8.239.200 97,56 25.774 orang 25.166 97,64 32 Prov BPTPH
9 Sekolah Lapangan Pengamatan Hama Terpadu (SLPHT) 51.750.000 48.460.915 93,64 2.500 Unit 2.421 96,84 32 Prov BPTPH
10 Sekolah Lapangan Iklim (SLI) 3.964.800 3.554.984 89,66 192 Unit 188 97,92 32 Prov BPTPH
11 Koordinasi penanggulangan OPT/DPI 2.212.780 1.231.291 55,64 14 paket 13 92,86 32 Prov BPTPH
12 BOP dan Honorer POPT-PHP 37.214.500 34.805.000 93,53 43.846 OB 42.465 96,85 32 Prov BPTPH
- PNS (2598 orangx 12 bulan) 16.144.000 15.873.200 98,32 31.174 OB 29.993 96,21
- Honorer (73 orang x 12 bulan) 1.074.000 879.000 81,84 876 OB 876 100,00
- THL (1.180 orang x 10 bulan) 19.996.500 18.052.800 90,28 11.796 OB 11.596 98,30
13 Lab Pengamatan Hama Penyakit/Lab Agen Hayati (LPHP/LAH) 8.751.697 4.676.983 53,44 94 unit 94 100,00 32 Prov BPTPH
14 Kegiatan Ditlind Pusat 11.116.512 9.362.640 84,22 1 paket 1 100,00
15 Mobil Brigade Proteksi dan Lab PHP 23.100.000 - - 66 unit - -
16 Kegiatan BPMPT 28.972.952 23.222.626 80,15 1 paket 1 100,00 Pusat
- Operasional BPMPT 1.525.100 904.086 59,28 1 paket 1 100,00
- Pengujian Mutu 2.229.850 1.516.071 67,99 1.700 Sampel 1.703 100,18
- Peralatan dan Fasilitas Kantor 25.218.002 20.802.469 82,49 3 paket 3 100,00 Pusat Pusat
Catatan : 1. Pagu anggaran dan target fisik kegiatan masih berdasarkan DIPA awal, untuk itu masing-masing agar disesuaikan sesuai dengan hasil revisi penghematan
2. Data realisasi anggaran bisa diperoleh dari data SAI (di Bagian Keuangan dan Perlengkapan Setditjen TP)
3. Waktu pemasukan laporan setiap hari Kamis.
4. Laporan/penjelasan mengenai permasalahan, kendala dan upaya-upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan diuraikan pada lembar tersendiri.
5. Sumber data fisik dari bahan Rapim B Ditjen TP tgl 24 Desember 2013
Target
Direktur/Pejabat yang Mewakili
(............................................................)
Fisik Kegiatan
Lokasi
Jakarta, ..........bulan ........ 2013
Realisasi
Pagu Realisasi Pelaksana
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output Anggaran Anggaran % Kegiatan
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5)=(4):(3) (6) (7) (8) (9)=(8):(6) (10) (11)
V PENANGANAN PASCAPANEN TANAMAN PANGAN 161.111.746 148.074.742 91,91 Dit. Pascapanen
(Penanggung-jawab Binaan Teknis: Dit. Pasca Panen) 163.418.278 148.074.742
1 Bantuan sarana pasca panen: 144.370.000 132.891.744 92,05 682 klp 653 95,75 Dinas Kab
- Padi 115.900.000 110.960.000 95,74 482 klp 460 95,44 237 kab Dinas Kab
- Jagung 15.280.000 14.800.000 96,86 92 klp 87 94,57 80 kab Dinas Kab
- Kedelai 8.860.000 8.750.000 98,76 56 klp 54 96,43 51 kab Dinas Kab
- Ubi Kayu 2.580.000 2.580.000 100,00 27 klp 27 100,00 25 kab Dinas Kab
- Ubi Jalar 1.750.000 1.750.000 100,00 25 klp 25 100,00 21 kab Dinas Kab
2 Database Sarana Pascapanen TP 1.001.175 545.677 54,50 31 prov 10 32,26 31 Prov Prov
3 Bimtek, monev pascapanen TP 18.047.103 14.637.321 81,11 288 satker 288 100,00 Pusat, Prov, Kab Pusat/Prov/Kab
Catatan : 1. Pagu anggaran dan target fisik kegiatan masih berdasarkan DIPA awal, untuk itu masing-masing agar disesuaikan sesuai dengan hasil revisi penghematan
2. Data realisasi anggaran bisa diperoleh dari data SAI (di Bagian Keuangan dan Perlengkapan Setditjen TP)
3. Waktu pemasukan laporan setiap hari Kamis.
4. Laporan/penjelasan mengenai permasalahan, kendala dan upaya-upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan diuraikan pada lembar tersendiri.
Target Realisasi
Fisik Kegiatan
Jakarta, ..........bulan ........ 2013
Direktur/Pejabat yang Mewakili
(............................................................)
Lokasi
Pagu Realisasi Pelaksana
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output Anggaran Anggaran % Kegiatan
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5)=(4):(3) (6) (7) (8) (9)=(8):(6) (10) (11)
VI PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN 12.200.000 11.281.806 92,47 Jatisari BBPOPT Jatisari
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (BBPOPT) *)
(Penanggung-jawab Binaan Teknis: BBPOPT) 12.200.000 11.488.985
1Pembayaran Gaji dan Tunjangan (93 org x 13 bln = 1209 OB) 4.748.693 4.694.012 98,85 1.209 OB 1.116 92,31 BBPOPT Jatisari
2 Penyelanggaraan Operasional Perkantoran 791.094 711.950 90,00 12 Bulan 12 100,00 BBPOPT Jatisari
3Administrasi Pelaksanaaan Kegiatan 470.430 443.530 94,28 12 Bulan 12 100,00 BBPOPT Jatisari
4 Rancangan kerja Balai Besar OPT 693.120 592.676 85,51 8 Rancangan 8 100,00
5Data dan Informasi Ramalan Serangan OPT Pangan 1.625.389 1.623.470 99,88 70 Data 72 102,86
6 Operasional Laboratorium Pengelolaan OPT 427.684 418.254 97,80 6 Paket 6 100,00
7Produk Agens Pengendali Hayati (Padat) 61.100 60.595 99,17 3.000 kg 3.000 100,00 BBPOPT Jatisari
8 Produk Agens Pengendali Hayati (Cair) 60.500 59.858 98,94 3.000 test tube 3.000 100,00 BBPOPT Jatisari
9Model Peramalan OPT 422.200 373.373 88,44 12 Model 12 100,00 BBPOPT Jatisari
10 Layanan Diseminasi Informasi P3OPT 1.144.494 887.386 77,54 6 Pameran 6 100,00 BBPOPT Jatisari
11Penerapan dan Pengembangan Peramalan OPT 292.149 283.959 97,20 24 Provinsi 25 104,17 BBPOPT Jatisari
12 Pelatihan Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT 297.000 199.348 67,12 93 Orang 152 163,44 BBPOPT Jatisari
13Laporan Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan OPT 301.800 279.387 92,57 51 Laporan 49 96,08 BBPOPT Jatisari
14 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 314.640 313.585 99,66 43 Unit 43 100,00 BBPOPT Jatisari
15Peralatan dan Fasilitas Kantor 535.521 533.417 99,61 190 Unit 190 100,00 BBPOPT Jatisari
16 Gedung Bangunan 14.186 14.186 100,00 8 m2 8 100,00 BBPOPT Jatisari
Catatan : 1. Pagu anggaran dan target fisik kegiatan masih berdasarkan DIPA awal, untuk itu masing-masing agar disesuaikan sesuai dengan hasil revisi penghematan
2. Data realisasi anggaran bisa diperoleh dari data SAI (di Bagian Keuangan dan Perlengkapan Setditjen TP)
3. Waktu pemasukan laporan setiap hari Kamis.
4. Laporan/penjelasan mengenai permasalahan, kendala dan upaya-upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan diuraikan pada lembar tersendiri.
Target Realisasi
Fisik Kegiatan
Lokasi
Jakarta, ..........bulan ........ 2013
Kepala Balai/Pejabat yang Mewakili
(............................................................)
Pagu Realisasi Pelaksana
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output Anggaran Anggaran % Kegiatan
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5)=(4):(3) (6) (7) (8) (9)=(8):(6) (10) (11)
VII 8.305.596 7.721.377,378 92,97 BBPPMBTPH Cimanggis
(Penanggung-jawab Binaan Teknis: BBPPMBTPH) *)
1 Gaji (59 orang, 13 bulan) 3.244.266 2.902.265 89,46 744 OB 744 100,00 Depok BBPPMBTPH Cimanggis
2 Operasional dan pemeliharaan kantor (mengikat) 1.170.004 1.046.455 89,44 12 Bulan 12 100,00 Depok BBPPMBTPH Cimanggis
3 Administrasi Pelaksanaan Kegiatan 351.510 351.066 99,87 12 Bulan 12 100,00
4 Pengembangan, pengujian, penerapan sistem mutu benih dan
operasional BBPPMBTPH
-
- Metode Pengujian Mutu Benih 541.960 472764 87,23 10 Metode 10 100,00 Depok BBPPMBTPH Cimanggis
- Penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih 297.840 251217 84,35 8 Lab 8 100,00 Depok BBPPMBTPH Cimanggis
- Pelaksanaan uji profisiensi 313.910 261004 83,15 30 Peserta 36 120,00 Depok BBPPMBTPH Cimanggis
- Uji petik mutu benih beredar 71.500 66.116 92 90 Cth bnh 133 147,78 Depok BBPPMBTPH Cimanggis
5 Operasional BBPPMBTPH 2.314.606,00 2.090.754,00 90,33 12 Bulan 12,00 100,00 Depok BBPPMBTPH Cimanggis
Catatan : 1. Pagu anggaran dan target fisik kegiatan masih berdasarkan DIPA awal, untuk itu masing-masing agar disesuaikan sesuai dengan hasil revisi penghematan
2. Data realisasi anggaran bisa diperoleh dari data SAI (di Bagian Keuangan dan Perlengkapan Setditjen TP)
3. Waktu pemasukan laporan setiap hari Kamis.
4. Laporan/penjelasan mengenai permasalahan, kendala dan upaya-upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan diuraikan pada lembar tersendiri.
Kepala Balai/Pejabat yang Mewakili
(............................................................)
LokasiTarget Realisasi
Jakarta, ..........bulan ........ 2013
PENGEMBANGAN METODE PENGUJIAN MUTU BENIH DAN
PENERAPAN SISTEM MUTU LAB PENGUJIAN (BBPPMBTPH)
Fisik Kegiatan
Pagu Realisasi Pelaksana
No. Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator Output Anggaran Anggaran % Kegiatan
(Rp. 000,-) (Rp. 000,-) Volume Satuan Volume %
(1) (2) (3) (4) (5)=(4):(3) (6) (7) (8) (9)=(8):(6) (10) (11)
VIII DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA 236.596.137 170.460.255 72,05 Setditjen TP
(Penanggung-jawab Binaan Teknis: Setditjen TP)
1 Gaji (731 orang x 13 bulan = 9.503 OB) 53.334.347 - 9.503 OB Pusat Pusat
2 Belanja Barang Operasional 10.304.289 - 1 satker Pusat Pusat
3 Dukungan Kawasan Lainnya (MP3I) 6.540.120 - 4 satker 3 prov Pusat, Prov
4 Dukungan Daerah Perbatasan dan Daerah Tertinggal 1.514.500 - 8 satker 7 kab Pusat, Kab
5 ULP, Satker, Perlengkapan, Sarana Gedung, IMB, Roda 4 28.526.440 - 1 satker Pusat Pusat
6 Bantuan untuk LM3 27.115.800 27.033.051 99,69 280 paket 279 99,64 Pusat Pusat, Prov, Kab
7 Bantuan Bencana Alam 22.000.000 - 1 paket Pusat Pusat
8 Pembinaan/operasional satker/perencanaan/monev 111.787.683 - 439 satker Pusat, Prov, Kab Pusat, Prov, Kab
Total 2.887.229.639 2.337.313.833 80,95
Fisik Kegiatan
LokasiTarget Realisasi