Upload
ujanghead
View
65
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peta merupakan suatu hal yang sangat penting, karena peta memberikan
berbagai macam informasi suatu daerah yang kita butuhkan dengan
informasinya yang beragam sesuai dengan jenis peta tersebut. Peta
mengandung berbagai macam informasi yang dapat bermanfaat bagi kita
terutama informasi-informasi yang berkaitan dengan pertambangan. Oleh karena
itu agar kita dapat memanfaatkan dan memahami peta kita perlu mempelajari
semua hal tentang perpetaan, baik pengertian, unsur-unsur peta, simbol-simbol
yang terdapat didalam peta, dan lain sebagainya.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Praktikum kali ini dilaksanakan dengan maksud, agar praktikan dapat
mengetahui dan memahami semua hal-hal yang berkaitan dengan peta termasuk
cara-cara perhitungan untuk mengkonversikan bilangan-bilangan yang
digunakan dalam peta seperti bilangan seksagesimal dan bilangan sentisimal.
1.2.2 Tujuan
Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang peta.
Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang dasar-dasar
pemetaan.
Praktikan dapat mengubah atau mengkonversikan bilangan seksagesimal
menjadi bilangan sentrisimal, maupun sebaliknya. Dan juga dapat mencari
dan menggambarkan arah suatu azimuth.
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peta
Orang-orang pada zaman dahulu adalah orang yang selalu mengembara
ke berbagai penjuru dunia, namun dalam penjelajahannya tesebut orang-orang
pada zaman dahulu belum mengenal arah dan tujuan, jadi pada zaman dahulu
manusia dalam melakukan penjelajahanya tersebut hanya menggunakan
nalurinya saja.
Untuk mempermudah dalam perjalanan selanjutnya para ahli yang telah
melakukan perjalan ke berbagai tempat di muka bumi ini, mulai menggambar
sebuah rute perjalanan sederhana ke tempat-tempat yang pernah mereka
singgahi, dari rute perjalanan yang sederhana ini mulailah berkembang menjadi
suatu peta sederhana, yang tidak hanya menggambarkan rute perjalan saja
tetapi juga menggambarkan keadaan alam sekitarnya.
Sesuai dengan perkembangan zaman dari yang bermula dari sebuah
gambar rute perjalanan yang telah dilakukan oleh para ahli, menjadi sebuah peta
sederhana, disitu mulai ada suatu perkembangan, sesuai dengan kemajua
zaman dan teknologi pun, hal-hal yang yang mengenai pemetaan pun ikut
berkembang juga, sekarang para ahli dalam membuat peta jauh lebih mudah dan
lebih canggih lagi, para ahli hanya perlu mengambil potret melalui udara atau
menggunakan potret dari satelit, setelah potret itu didapatkan barulah peta
dibuat, namun pembuatan peta hanya mengandalkan potret dari udara saja,
apabila kita ingin membuat sebuah peta yang detail tetap saja harus survey
langsung ke lapangan, karena apabila menggunakan potret udara saja daerah-
daerah yang kecil seperti jalan, gang, dan semacamnya tidak akan tertangkap
oleh potret udara, jadi hal tersebut memerlukan seorang petugas lapangan yang
mencatat dan mengukur langsung ke lapangan.
Bumi ini berbentuk bulat, oleh karena itu untuk menggambar sebuah peta
pada kertas atau pada bidang datar harus menggunakan proyeksi. Proyeksi
adalah sebuah sistem bayangan yang digunakan untuk menggambar sebuah
2
3
objek tiga dimensi menjadi sebuah objek dua dimensi, selain itu juga proyeksi
digunakan untuk memperkirakan arah, bentuk dan jarak.
Hal-hal yang telah dijelaskan diatas adalah berbagai unsur penting yang
harus diperhatikan untuk mendapatkan sebuah peta yang lengkap dan sempurna
yang didalamnya tedapat nama jalan, sungai, gunung, ketinggian serta kedalam
suatu tempat atau daerah.
Dengan mengerti apa yang dimaksud dengan hal-hal mengenai peta yang
telah dijelaskan diatas, kita dapat mendefinisikan apa itu peta, jadi peta adalah
gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang
datar seperti kertas dengan perbandingan tertentu, perbandingan itu disebut
dengan skala, skala adalah suatu ukuran perbandingan jarak dipeta yang
digambar pada kertas, dengan ukuran jarak sebenarnya dilapangan.
Itu adalah pengertian umu mengenai peta, dari hal tersebut banyak juga
yang mendifinisikan peta itu berbeda-beda, berikut ini adalah pengertian peta
menurut para ahli dan lembaga-lembaga internasional :
International cartographic association (ICA)
Menurut ICA peta adalah sebuah gambaran unsur-unsur abstrak yang
diambil dari daerah-daerah tertentu yang ada kaitannya dengan
permukaan bumi atau benda angkasa, yang biasanya peta-peta ini
digambarkan pada sebuah bidang datar yang ukurannya dikecilkan atau
diskalakan dengan skala tertentu.
Aryono Prihandito (1988)
Ayono Pihandito mengemukakan pendapatnya mengenai peta, menurut
beliau peta adalah sebuah gambaran dari permukaan bumi ini yang
mewakili keadaan aslinya di lapangan dengan menggunakan skala
tertentu dan sistem proyeksi tertentu pula yang mana peta itu
digambarkan dalam sebuah bidang datar.
Erwin Raisz (1948)
Erwin Raisz mengemukakan bahwa peta itu adalah gambaran
konvensional dari permukaan bumi yang dilihat vertikal dari atas bidang
datar yang menjadi media untuk menggambar peta itu sendiri, serta
didalmnya ada tulisan-tulisan yang memberikan informasi mengenai
daerah yang digambar dalam peta itu. Informasi-informasi yang terdapat
dalam peta ini biasanya berbentuk sebuah simbol-simbol tertentu yang
3
4
kemudian simbo-simbol itu disebut dengan legenda, legenda wajib
dicantumkan dalam setiap peta, apabila peta tidak mencatumkan legenda
itu bukanlah peta yang lengkap.
BAKOSURTANAL 2005 ( Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional)
BAKOSURTANAL adalah sebuah lembaga nasional yang bergerak
dibidang survei dan pemetaan, menurut lembaga ini peta adalah sebuah
sarana penyajian data dan media penyimpanan yang mana didalmnya
menyimpan berbagai informasi mengenai lingkungan yang bisa dijadikan
sumber informasi untuk perencanaan, penataan, dan pengambilan
keputusan yang biasa dibutuhkan oleh para ahli untuk bekerja.
Soetorjo Soerjosumarmo
Menurut Soetorjo Soerjosumarmo peta itu adalah gambar yang dilukis
dengan tinta, yang digambar pada sebuah media gambar yang datar
seperti kertas, yang mana gambar tersebut adalah gambaran dari
sebagian atau seluruh permukaan bumi yang ukurannya diperkecil dengan
skala.
2.2 Syarat-Syarat Pembuatan Peta
Dalam membuat sebuah peta, apabila kita ingin membuat sebuah peta
yang sempurna dan menarik ada beberapa syarat dalam pembuatan peta yang
harus sangat diperhatikan, untuk mencapai hasil yang sempurna dalam
pembuatan peta, berikut ini adalah beberapa syarat yang diperlukan untuk
membuat sebuah peta :
Peta harus conform
Yang dimaksud peta harus conform adalah gambar pada peta haruslah
sesuai dengan keadaannya dilapangan, seperti bentuk pulau, benua
bentuknya haruslah sama dengan keadaan dilapangannya, hal ini
dimaksudkan untuk membuat pengguna peta mempunyai gambaran
mengenai bentuk dari suatu pulau ataupun benua.
Peta harus ekuivalen dan ekuidistan
Apabila kita akan menggambar sebuah peta maka perlu ada sebuah skala
yang mana skala adalah sebuah perbandingan jarak,dan luas di peta
dengan keadaan di lapangan sesungguhnya, maka dari itu yang dimaksud
4
5
dengan ekuivalen adalah luas dan jarak di peta haruslah sama dengan
keadannya dilapangan, untuk mencapai hal tersebut, maka kita harus
menskalakan peta tersebut dengan tepat, karena jika kita tidak
menskalakan peta tersebut dengan tepat maka luas dan jarak yang ada di
peta dengan luas dan jarak di lapangan tidak akan sama.
Peta harus rapih dan juga bersih
Supaya peta yang dibuat mudah dibaca, dimengerti dan menarik maka
dalam membuat peta haruslah rapi dan juga bersih agar peta yang telah
dibuat itu menarik untuk dilihat orang.
Peta harus mudah dimengerti dan tidak membingungkan
Dalam pembuatan peta, peta tersebut haruslah mencantumkan berbagai
informasi yang lengkap dan sesuai dengan aturan agar peta tersebut
mudah untuk dipahami, dan tidak membuat bingung orang yang
membacanya.
Peta harus berisi informasi yang lengkap
Sebuah peta yang sempurna yaitu peta tesebut bisa dipahami oleh
banyak orang, maka setiap peta haruslah mencatumkan berbagai
informasi yang telah ditentukan, seperti mencantumkan legenda, daftar isi,
indeks, keterangan dan berbagai informasi yang ada dipeta tersebut
haruslah dicantumkan agar dapat mudah dipahami.
2.3 Unsur-Unsur Dalam Peta
Untuk membuat sebuah peta yang lengkap dan sempurna kita harus
memperhatikan juga unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam sebuah peta
agar peta tersebut menjadi sebuah peta yang sempurna, lengkap dan mudah
dipahami, berikut ini unsure-unsur peta yang harus dicantumkan dalam peta agar
peta mejadi peta lengkap :
Judul
Dalam pembuatan peta, supaya peta tersebut menjadi peta lengkap maka
unsur pertama yang harus diperhatikan adalah judul, judul ini haruslah
sesuai dengan isi peta yang dibuat, pembuatan judul ini haruslah
mencerminkan isi dan tipe peta yang telah dibuat, dalam meletakan judul
ini tidak boleh sembarangan karena ada aturan dalam meletakan judul
pada peta ini, judul pada peta biasanya diletakan di atas tengah, atau
5
6
kanan atas dari peta tesebut, namun alngkah lebih baik lagi, judul peta itu
diletakkan di kanan atas, tetapi apabila tidak bisa diletakan di kanan atas,
diletakan di tengah atas juga tidak apa-apa namun lebih baik lagi judul
peta diletakan di kanan atas, supaya peta yang dihasilkan bisa terlihat
lebih rapi
Legenda
Legenda adalah unsur penting lainnya yang harus dicantumkan dalam
peta, dan legenda ini adalah sebuah kunci yang penting untuk mambaca
dan memahi peta, agar peta mudah dipahami maka legenda yang
dicantumkan haruslah sesuai dengan standar yang telah disepakati,
dalam legenda biasanya terdapat sebuah simbol-simbol yang memberikan
keterangan mengenai sebuah tempat seperti gunung, sungai, kota, dan
sebagainya.
Gambar 2.1Legenda Peta
Tanda arah mata angin
Tanda arah yang dimaksud disini adalah tanda arah mata angin, dalam
peta perlu juga mencantumkan tanda arah agar peta tersebut mudah
dipahami, biasanya penempatan tanda arah itu diletakkan ditempatkan di
tempat yang sesuai, tanda arah ini biasanya berupa tanda panah ke arah
atas peta, selain berupa tanda panah banyak juga simbol-simbol yang lain
yang menunjukan tanda arah, namun apabila didalam peta ada garis
lintang dan garis bujur serta koordinat maka arah akan dapat diketahui,
karena berfungsi juga sebagai penunjuk arah.
6
7
Gambar 2.2Arah Mata Angin
Skala
Skala adalah sebuah perbandinga yang digunakan didalam peta,
perbandingan ini dapat mewakili jarak serta luas didalam peta dengan
jarak dan luas pada lapangan sesungguhnya, skala perlu dicantumkan
dalam peta karena dengan adanya skala kita dapat tahu jarak dan luas
suatu daerah yang digambar pada peta terhadap jarak dan luas pada
keadaan yang sebenarnya.
Simbol
Dalam peta terdapat juga simbol-simbol yang dapat mempermudah dalam
pembacaan peta, simbol-simbol ini dapat berupa sebuah simbol titik,
simbol garis, simbol area, simbol aliran, simbol batang,simbol lingkaran,
simbol bola.
Gambar 2.3Contoh Simbol Dalam Peta
7
8
Warna
Supaya lebih menarik peta juga harus diberi warna, namun selain
memberikan kesan agar peta terlihat lebih menarik, pemberian warna
pada peta juga merupakan saran untuk memprmudah dalam pembacaan
peta, karena warna-warna tesebut memiliki arti-arti tertentu, oleh karena
itu dalam pemberian warna pada peta, tidak boleh sembarangan karena
ada warna tertentu yang boleh dicantumkan pada peta, warna tersebut
ada lima warna yaitu, kuning, coklat, biru muda, dan biru tua.
Huruf
Dalam mencantumkan huruf dalam sebuah tidaklah boleh seenaknya,
karena dalam mencatumkan huruf dalam peta juga memiliki aturan yang
sudah disepakati, hal ini bertujuan agar informasi yang ada dalam peta
tersebut tersampaikan dengan benar dan orang yang membacanya pun
dapat mudah memahaminya. Sebagai contoh, untuk memberikan nama
pada sebuah objek hipsografi maka huruf yang digunakan haruslah tegak,
namun untuk objek hidrografi huruf yang digunakan harus miring.
Garis astronomis
Seperti yang telah kita ketahui garis astronomis adalah garis-garis yang
terdapat dalam peta untuk mengetahui letak dan posisi daerah yang
digambar pada peta, garis astronomi ini terbagi menjadi dua yaitu garis
lintang dan garis bujur, oleh karena itu untuk membuat peta yang lengkap
maka garis astronomi ini harus dicantumkan pula didalm peta.
Inset
Apabila didalam peta informasi yang dibutuhkan merasa masih kurang
lengkap atau kurang detail maka dalam membuat peta yang lengkap, kita
harus juga membuat inset, inset adalah peta yang disisipkan di peta
utama yang biasanya inset ini berukuran kecil, fungsi dari inset ini sendiri
adalah untuk penunjuk lokasi yang belum diketahui, untuk penjelas, dan
untuk penymabung.
Garis tepi
Sama hal nya dengan menggambar objek-objek yang umum, hal dasar
yang harus diperhatikan adalah garis tepi, garis tepi ini berfungsin untuk
memberikan ruang untuk menggambar, namun dalam menggambar peta
8
9
garis tepi ini dapat membantu dalam menggambar garis astronomi juga
supaya garis astronomi yang digambar itu sesuai.
Sumber dan tahun pembuatan
Untuk membuat peta yang berisikan informasi yang lengkap, kita harus
memperhatikan berbagai hal yang telah dijelaskan diatas, salah satunya
adalah mencamtumkan sumber dan tahun, yang dimaksud dengan
sumber disini adalah, dari mana sumber data yang kita dapatkan untuk
membuat peta tersebut, dan tahun pembuatan peta tersebut juga kita
harus mencantumkanya agar menjadi peta yang lengkap.
2.4 Proses Pemetaan
Untuk membuat sebuah peta yang baik dan benar, serta dapat menyajikan
informasi secara lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan haruslah mengikuti
pedoman yang telah ada dimana setiap langkah-langkah yang terdapat dalam
pedoman tersebut harus diikuti dengan seksama agar kita dapat membuat
sebuah peta yang sempurna. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam proses
pemetaan agar peta yang dihasilkan tersebut baik dan benar serta memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh orang banyak :
1. Pencarian dan pengumpulan data
Metode pengambilan data untuk pemetaan dibagi ke dalam dua metode
yaitu metode pengambilan data secara langsung, yaitu metode
pengambilan data secara langsung ke lapangan dengan cara melakukan
berbagai macam pengukuran terhadap objek daerah yang akan di
petakan, dengan menggunakan bantuan alat seperti theodolite, GPS, dan
alat-alat pendukung pengukuran lainnya, selai itu pula pengambilan data
secara langsung di lapangan dapat menggunakan pemotretan udara yang
bisa dilakukan dengan menggunakan foto udara dari satelite maupun
secara langsung menggunakan pesawat terbang dengan jalur khusus.
Selain metode pengambilan data secara langsung, dapat pula dengan
cara pengambilan data secara tidak langsung, yaitu metode pengambilan
data dengan cara tidak perlu langsung melakukan pengukuran langsung
ke lapangan, tetapi cukup dengan mencari peta dasar dan data tambahan
lainnya yang akan kita petakan, dan kita olah menjadi informasi yang akan
disajikan dalam peta.
9
10
2. Pengolahan data
Data yang telah kita dapatkan tersebut, baik data yang bersifat kualitatif
maupun data yang bersifat kuantitatif, dimana data kuantitatif dapat diolah
dengan perhitungan yang lebih rinci yang kemudian setelah itu kita
gambarkan data-data yang telah kita olah tersebut dengan sebuah simbol
yang akan disajikan dalam peta. Proses pengolahan data ini dapat
dilakukan dengan cara perhitungan manual maupun dengan sistem
komputasi yang dibantu dengan perangkat lunak yang telah tersedia dan
dapat membantu kita dalam memproses data.
3. Penyajian dan penggambaran data
Sama hal nya dengan tahap pengolahan data, proses penyajian dan
penggambaran data dalam peta pun dapat kita lakukan secara manual
maupun dengan bantuan perangkat lunak. Untuk penyajian dan
penggambaran data dengan cara manual diperlukan ketelitian yang
sangat tinggi dan didukun oleh peralatan-peralatan fungsional agar data
yang tersajikan didalam peta memiliki informasi yang benar-benar
berkualitas. Namun karena semakin berkembangnya teknologi maka
proses penyajian serta penggambaran data di dalam peta yang akan kita
buat, dilakukan secara digital atau dengan menggunakan perangkat lunak
yang terdapat dalam komputer, kelebihannya yaitu data yang disajikan
akurat dan juga mempermudah kita dalam melakukan pengerjaan
penyajian dan penggambaran data didalam peta.
4. Penggunaan data
Akhir dari proses pemetaan adalah penggunaan data yang terdapat dalam
peta yang telah dibuat, karena nilai akhir sebuah peta, apakah peta
tersebut baik atau buruk dinilai pada tahap ini. Sebuah peta dikatakan baik
apabila informasi yang terdapat dalam peta tersebut mudah dipahami dan
dimengerti oleh pengguna peta dan sebaliknya apabila peta tersebut tidak
mudah dipahami dan tidak dapat dibaca oleh pengguna peta maka peta
tersebut merupakan peta yang tidak baik.
Selain tahap-tahap yang telah dijelaskan diatas, ada juga seorang ahli
yang bernama Juhadi dan Lies noor, menyatakan dalam bukunya yang berjudul
“Desain dan Komposisi Peta Tematik”, bahwa sebuah peta yang sempurna
adalah sebuah peta yang dibuat dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini :
10
11
1. Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat
2. Mencari dan mengumpulkan data
3. Menentukan data yang akan digunakan
4. Mendesain simbol data dan simbol peta
5. Membuat peta dasar
6. Mendesain komposisi peta (lay out peta), unsur peta dan kertas
7. Pencetakan peta
8. Lettering dan pemberian simbol
9. Reviewing
10. Editing
11. Finishing
Gambar 2.4Contoh Peta (Peta Topografi)
11
12
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
Dalam praktikum kali ini kita diberi tugas untuk mengkonversikan sistem
seksagesimal kedalam sistem sentrisimal dan juga sebaliknya, dan kita juga
diberi tugas untuk mencari dan menggambarkan arah azimuth berdasarkan
nomor pokok mahasiswa teman-teman kita.
3.2 Pembahasan
1. Ubahlah dalam bentuk seksagesimal :
a) 1g 1c 1cc
1g = 1g x 360°
400g = 0,°9 0,°9 x 60’ = 0° 54’ 0’’
1c = 0,°9 x 1c x 60°
100c = 0,’54 0,’54 x 60’’ = 0° 0’ 32’’,4
1cc = 0’, 54 x 1cc x 60°
100c c = 0’’,324
Jadi :
1g = 0° 54’ 0’’
1c = 0° 0’ 32’’,4
1cc = 0° 0’ 0’’,324 +
1g 1c 1cc = 0° 0’ 32’’,72
b) 107g 0c 14cc
107g = 107g x 0,°9 = 96° 18’ 0’’
0c = 0c x 0,’54 = 0° 0’ 0’’
14cc = 14cc x 0’’,324 = 0° 0’ 4’’.536
Jadi :
107g = 96° 18’ 0’’
0c = 0° 0’ 0’’
14cc = 0° 0’ 4’’,536 +
12
13
107g 0c 14cc = 96° 18’ 4’’,536
c) 102g 12c 15cc
102g = 102g x 0,°9 = 91° 48’ 0’’
12c = 12c x 0,’54 = 0° 6’ 28’’,8
15cc = 15cc x 0’’,324 = 0° 0’ 4’’,86
Jadi :
102g = 91° 48’ 0’’
12c = 0° 6’ 28’’,8
15cc = 0° 0’ 4’’,86 +
107g 0c 14cc = 91° 54’ 33’’,66
d) 17g 8c 19cc,45
17g = 17g x 0,°9 = 15° 18’ 0’’
8c = 8c x 0,’54 = 0° 4’ 19’’,2
19cc,45 = 19cc,45 x 0’’,324 = 0° 0’ 6’’,3018
Jadi :
17g = 15° 48’ 0’’
8c = 0° 4’ 19’’,2
15cc = 0° 0’ 6’’,3018 +
17g 8c 19cc,45 = 15° 22’ 25’’,5018
e) 2g 14c 28cc
2g = 2g x 0,°9 = 1° 48’ 0’’
14c = 14c x 0,’54 = 0° 7’ 33’’,6
28cc = 28cc x 0’’,324 = 0° 0’ 9’’,072
Jadi :
2g = 1° 48’ 0’’
8c = 0° 7’ 33’’,6
15cc = 0° 0’ 9’’,072 +
2g 14c 28cc = 1° 55’ 42’’,672
2. Ubahlah dalam bentuk sentisimal :
1° = 1g x 400g
360° = 1g,111111111
13
14
1’ = 1g,111111111 x 1’ x 100c
60 ’= 1c,851851852
1’’ = 1c,851851852 x 1’’ x 100c c
60 ’’= 3,cc086419753
a) 1° 1’ 1’’
Jadi :
1° = 1g 11c 11cc,11111
1’ = 0g 1c 85cc,1851852
1’’ = 0g 0c 3cc,086419753 +
1° 1’ 1’’ = 1g 12c 99cc,38271495
b) 107° 0’ 14’’
107° = 107° x 1g,111111111 = 118g 89c 32cc,8890
0’ = 0’ x 1c,851851852 = 0g 0c 0cc
14’’ = 14’’ x 3,cc086419753 = 0g 0c 43cc, 20987654
Jadi :
107° = 118g 89c 32cc,8890
0’ = 0g 0c 0cc
1’’ = 0g 0c 43cc,20987654 +
107° 0’ 14’’ = 118g 89c 32cc,0988765
c) 192° 42’ 32’’
192° = 192° x 1g,111111111 = 213g 33c 33cc,33
42’ = 42’ x 1c,851851852 = 0g 77c 77cc,777778
32’’ = 32’’ x 3,cc086419753 = 0g 0c 98cc,76543213
Jadi :
192° = 213g 33c 33cc,33
42’ = 0g 77c 77cc,777778
32’’ = 0g 0c 98cc,76543213 +
192° 42’ 32’’ = 214g 12c 09cc,8732101
d) 279° 41’ 50’’
279° = 279° x 1g,111111111 = 310g 0c 0cc
41’ = 41’ x 1c,851851852 = 0g 75c 92cc,5925930
14
15
50’’ = 50’’ x 3,cc086419753 = 0g 0c 154cc,3209877
Jadi :
279° = 310g 0c 0cc
41’ = 0g 75c 92cc,5925930
50’’ = 0g 0c 154cc,3209877 +
279° 41’ 50’’ = 310g 77c 46cc,9135807
e) 0° 0’ 4’’
0° = 0° x 1g,111111111 = 0g 0c 0cc
0’ = 0’ x 1c,851851852 = 0g 0c 0cc
4’’ = 4’’ x 3,cc086419753 = 0g 0c 12cc,34567902
Jadi :
0° = 0g 0c 0cc
0’ = 0g 0c 0cc
4’’ = 0g 0c 12cc,34567902 +
0° 0’ 4’’ = 0g 0c 12cc,34567902
Untuk tugas mencari dan menggambarkan arah azimuth terdapat didalam
lampiran.
15
16
BAB IV
ANALISA
Untuk mempermudah mengkonversi sistem seksagesimal ke dalam
sistem sentrisimal maupun sebaliknya, kita harus mengkonversi terlebih dahulu
1g 1c 1cc kedalam satuan derajat, detik dan menit dengan rumus berikut ini :
1g = 1g x 360°
400g = a
1c = a x 1c x 60°
100c = b
1cc = b x 1cc x 60°
100c c = c
Sehingga didapat :
1g = 0°9 ; 1c = 0’,54 ; 1c = 0’’,324
Setelah kita mengetahui hal tersebut maka kita akan dengan mudah
menkonversikan sistem seksagesimal menjadi sistem sentrisimal yang memiliki
nilai yang lebih besar dari 1g 1c 1cc dengan cara kita hanya perlu mengkalikan
sistem seksagesimal yang telah diketahui dengan nilai tetapan konversi yang
telah didapat tadi.
Untuk mengkonversikan sistem sentrisimal menjadi sistem seksagesimal
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menkonversikan hal tersebut, sama
dengan langkah-langkah ketika kita menkonversikan sistem seksagesimal
menjadi sistem sentrisimal, namun rumus yang digunakan untuk
mengkonversikannya tentu saja berbeda. Berikut ini adalah rumus-rumus
tersebut :
1° = 1g x 400g
360° = ag
16
17
1’ = a x 1’ x 100c
60 ’ = bc
1’’ = bc x 100c c
60 ’’ = ccc
Sehingga didapat :
1° = 1g,111111111 ; 1’ = 1c,851851852 ; 1’’ = 3g,086419753
Dari hasil semua perhitungan yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
kita dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan hasil konversi anatara sistem
seksagesimal dengan sistem sentrisimal, tetapi kedua sistem tersebut memiliki
kesamaan yaitu sama-sama berbanding lurus, yaitu dimana setiap nilai dari
sistem seksagesimal maupun nilai sentrisimal yang memiliki nilai yang besar
maka hasil konversinya pun akan besar begitu juga sebaliknya, apabila nilai
seksagesimal maupun sentrisimalnya kecil maka nilai hasil konversinya pun
kecil. Hal tersebut dikarenekan kedua sistem tersebut sama-sama memiliki arah
yang sama yaitu ditarik searah jarum jam, sehingga hasilnya pun sama-sama
berbanding lurus.
17
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini kita jadi dapat mengetahui dan memahami semua
hal tentang peta dimana peta merupakan sumber informasi yang penting dari
suatu daerah, yang mana informasi tersebut bisa kita manfaatkan untuk berbagai
keperluan.
Dalam praktikum kali ini juga kita jadi dapat mengetahui dan memahami
bagaimana dasar-dasar dari pemetaan itu sendiri dimana kegiatan inti dari dasar
pemetaan dilakukan untuk membuat sebuah peta yang memberikan berbagai
macam informasi dari suatu daerah yang kita butuhkan.
Pada praktikum kali ini juga kita dapat mengubah atau menkonversikan
dari sistem seksagesimal dan sistem sentrisimal, dimana kedua jenis sistem
tersebut memiliki perbedaan pada satuannya maupun tetapannya. Kali ini juga
kita dapat mencari dan menggambarkan arah azimuth yang diambil berdasarkan
nomor pokok mahasiswa.
5.1 Saran
Dalam mengkonversikan sistem seksagesimal dan juga sistem sentrisimal
atau sebaliknya, sebaiknya pada saat melakukan perhitungan kita harus
mencamtumkan semua angka yang keluar didalam kalkulator, sehingga tidak
ada pembulatan. Hal tersebut dikarenakan agar hasil yang kita dapatkan tersebut
akurat.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/buku-catatan/pengertian-peta/
http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/09/pengertian-peta.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Peta
http://belajargeografiyuk.blogspot.com/2009/11/prinsip-prinsip-dasar-
membuat-peta.html
http://ipankreview.wordpress.com/tag/membuat-peta/
19
20
lAMPIRAN
20