183
Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan Kabupaten Maros BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 1 1.1. Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar. Permasalahan sampah bukan lagi sekadar masalah kebersihan dan lingkungan saja, tetapi sudah menjadi masalah sosial yang mampu menimbulkan konflik. Lebih parah lagi, hampir semua kota di Indonesia, baik kota besar atau kota kecil, tidak memiliki penanganan sampah yang baik. Umumnya kota di Indonesia memiliki manajemen sampah yang sama, yaitu dengan metode kumpul-angkut-buang. Sebuah metode manajemen persampahan klasik yang akhirnya berubah menjadi praktek pembuangan sampah secara sembarangan tanpa mengikuti ketentuan teknis di lokasi yang sudah ditentukan (open dumping). Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota/kabupaten di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penanganan yang baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan, baik terhadap tanah, air dan udara. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap sampah. Penanganan dan pengendalian akan menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun komposisi dari sampah sejalan dengan majunya kebudayaan. Oieh karena itu penanganan sampah di perkotaan relatif lebih dibanding sampah di desa-desa. Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah adalah

LAPORAN AKHIR PERSAMPAHAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mensam

Citation preview

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 1

    1.1. Latar Belakang

    Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari

    suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak

    mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena dalam

    penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang

    cukup besar.

    Permasalahan sampah bukan lagi sekadar

    masalah kebersihan dan lingkungan saja, tetapi

    sudah menjadi masalah sosial yang mampu

    menimbulkan konflik. Lebih parah lagi, hampir

    semua kota di Indonesia, baik kota besar atau

    kota kecil, tidak memiliki penanganan sampah

    yang baik. Umumnya kota di Indonesia memiliki

    manajemen sampah yang sama, yaitu dengan metode kumpul-angkut-buang. Sebuah

    metode manajemen persampahan klasik yang akhirnya berubah menjadi praktek

    pembuangan sampah secara sembarangan tanpa mengikuti ketentuan teknis di lokasi

    yang sudah ditentukan (open dumping).

    Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di

    kota/kabupaten di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penanganan yang baik

    akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan

    atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan, baik terhadap tanah, air

    dan udara. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan

    penanganan dan pengendalian terhadap sampah.

    Penanganan dan pengendalian akan menjadi semakin kompleks dan rumit dengan

    semakin kompleksnya jenis maupun komposisi dari sampah sejalan dengan majunya

    kebudayaan. Oieh karena itu penanganan sampah di perkotaan relatif lebih dibanding

    sampah di desa-desa. Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah adalah

    G-UserTypewriter

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 2

    masalah biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk

    pembuangan. Sebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan

    kota/kabupaten di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60%

    dari seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar ditangani dan dibuang

    dengan cara yang tidak saniter, boros dan mencemari.

    Untuk mendapatkan tingkat efektifitas dan

    efisiensi yang tinggi dalam penanganan sampah di

    kota, maka dalam pengelolaannya harus cukup

    layak diterapkan yang sekaligus disertai upaya

    pemanfaatannya sehingga diharapkan mempunyai

    keuntungan berupa nilai tambah. Untuk mencapai

    hal tersebut, maka perlu pemilihan cara clan

    teknologi yang tepat, perlu partisipasi aktif dari masyarakat dari mana sumber sampah

    berasal dan mungkin perlu dilakukan kerjasama antar lembaga pemerintah yang

    terkait. Disamping itu juga perlu aspek legal untuk dijadikan pedoman berupa

    peraturanperaturan mengenai lingkungan demi menanggulangi pencemaran

    lingkungan yang diakibatkan oleh sampah.

    Untuk mendukung pembangunan Kabupaten Maros yang berkelanjutan dan seiring

    dengan adanya peraturan-peraturan baru mengenai Lingkungan Hidup dan

    Persampahan maka perlu dicari suatu cara pengelolaan sampah secara baik dan benar

    melalui perencanaan yang matang dan terkendali dalam bentuk pengelolaan secara

    terpadu.

    1.2. Maksud Tujuan Dan Sasaran

    1.2.1 Maksud

    Maksud dari Kegiatan Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan adalah

    menyusun perencanaan pengelolaan persampahan mengenai aspek teknik, finansial,

    kelembagaan, aturan atau hukum serta aspek peran serta masyarakat dalam

    pengelolaan persampahan. Perencanaan didasarkan pada kaidah pengembangan sistem

    pengelolaan sampah terpadu dengan pendekatan paradigma baru yaitu minimalisasi

    sampah tertimbun di TPA.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 3

    1.2.2 Tujuan

    Tujuan dari Kegiatan Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan ini

    adalah 1). Tersusunnya program dan rencana inventasi pembiayaan pengelolaan

    persampahan, 2). Tersusunnya konsep efensiasi pembiayaan, 3). Tersusunnya reduksi

    sampah dari sumber sehingga tidak diperlukan lahan besar untuk TPA, 4). Dapat

    menghasilkan nilai tambah hasil pemanfaatan sampah menjadi barang yang memiliki

    nilai ekonomis, 5). Tersusunnya konsep pengelolaan persampahan yang ekonomis dan

    berwawasan lingkungan, 6). Dapat membuka lapangan pekerjaan melalui berdirinya

    badan usaha yang mengelola sampah menjadi bahan yang bermanfaat, 7). Tersusunnya

    konsep pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan, 8). Tersusunnya

    konsep pemberdayaan kelembagaan, peraturan daerah dan investasi serta pembiayaan

    pengelolaan persampahan.

    1.2.3 Sasaran

    Sasaran Kegiatan Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan ini adalah

    meningkatnya kebersihan lingkungan yang sehat dan bersih, berkurangnya konflik sosial

    masyarakat dalam operasional pengelolaan persampahan, terbentuknya pengolahan

    sampah dengan sistem 3R di sumber sampah, terbentuknya usaha daur ulang dan

    composting, dan berkurangnya beban operasional truk sampah dan TPA.

    1.3 Pengertian

    Dalam Laporan Akhir ini dipergunakan beberapa istilah yang banyak dipergunakan.

    Penting dipaparkan untuk diketahui, mengingat perbedaan penafsiran akan

    menimbulkan arti yang berlainan. Adapun istilah yang yang banyak dipergunakan

    tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat

    anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

    membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.

    2. Sampah perkotaaan adalah sampah yang ditimbulkan dari aktifitas kota termasuk

    didalamnya sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) rumah tangga.

    3. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk terdiri dari bekas

    makanan, bekas sayuran , kulit buah lunak, daun-daunan dan rumput.

    4. Sampah anorganik adalah sampah kering yang sukar atau tidak membusuk seperti

    kertas, kardus, kaca/gelas, plastik, besi dan logam lainnya.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 4

    5. Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan per orang dan per

    hari dalam satuan volume maupun berat.

    6. Sampah B3 Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari aktifitas RT,

    mengandung bahan dan/atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya/ atau

    beracun karena sifat kandungannya tersebut baik secara langsung maupun tidak

    langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau

    membahayakan kesehatan manusia.

    7. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang

    meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

    8. Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di sumbernya,

    baik individual maupun komunal.

    9. Pewadahan individual adalah cara penampungan sampah sementara di masing-

    masing sumbernya.

    10. Pewadahan komunal adalah cara penampungan sampah sementara secara

    bersama-sama pada satu tempat.

    11. Pengumpulan sampah adalah proses penanganan dengan cara pengumpulan dari

    masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara

    atau langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan.

    12. Pola pengumpulan individual langsung adalah cara pengumpulan sampah dari

    rumah-rumah/sumber sampah dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir

    tanpa melalui proses pemindahan.

    13. Pola pengumpulan individual tidak langsung adalah cara mengumpulkan sampah

    dari masing-masing sumber sampah dibawa ke lokasi pemindahan (menggunakan

    gerobak) untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir.

    14. Pola pengumpulan komunal langsung adalah cara pengumpulan sampah dari

    masing-masing titik wadah komunal dan diangkut langsung ke tempat pembuangan

    akhir.

    15. Pola pengumpulan komunal tidak langsung adalah adalah cara pengumpulan

    sampah dari masing-masing titik wadah komunal dibawa ke lokasi pemindahan

    (menggunakan gerobak) untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir.

    16. Pola penyapuan jalan adalah proses pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan

    dengan menggunakan gerobak.

    17. Pemindahan sampah adalah tahap memindahkan sampah hasil pengumpulan ke

    dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 5

    18. Pengangkutan sampah adalah tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan

    atau langsung dari sumber sampah menuju ke tempat pembuangan akhir.

    19. Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau

    merubah bentuk menjadi yang bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran,

    pengomposan, pemadatan, penghancuran, pengeringan, dan pendaurulangan.

    20. Pengomposan (composting) adalah sistem pengolahan sampah organik dengan

    bantuan mikroorganisme sehingga terbentuk pupuk organik (pupuk kompos).

    21. Potensi Pengomposan adalah jumlah atau volume sampah yang berpotensi untuk

    dikomposkan.

    22. Tingkat Pengomposan adalah jumlah atau volume sampah organik yang berhasil

    dikomposkan dibandingkan terhadap timbulan sampah organik potensi

    pengomposan.

    23. Pembakaran Sampah adalah salah satu teknik pengolahan sampah dengan

    membakar sampah secara terkendali, sehingga terjadi perubahan bentuk. Reduksi

    dari sampah padat menjadi abu, gas dan cairan.

    24. Pemadatan adalah uapaya mengurangi volume sampah dengan cara dipadatkan

    baik secara manual maupun mekanis sehingga pembuangan ke tempat pembuangan

    akhir lebih efisien.

    25. Daur Ulang adalah proses pengolahan sampah yang dapat menghasilkan produk

    yang bermanfaat lagi.

    26. Potensi Daur Ulang adalah sampah yang masih bisa dimanfaatkan kembali atau di

    daur ulang.

    27. Tingkat Daur Ulang adalah jumlah atau volume timbulan sampah anorganik yang

    berhasil di daur ulang dari timbulan sampah anorganik potensi daur ulang.

    28. Tingkat pelayanan adalah jumlah sampah yang berhasil dikelola baik dengan cara

    konvensional (kumpul-angkut-buang) dan juga dengan pendekatan pengolahan dan

    atau daur ulang.

    29. Tempat Penampungan Sementara (TPS) adalah tempat sebelum sampah diangkut

    ke tempat pendauran-ulang, pengolahan, dan/atau pemrosesan akhir.

    30. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) adalah tempat dilaksanakannya

    kegiatan mengguna ulang, mendaur ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan,

    dan pemrosesan akhir sampah.

    31. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah tempat untuk pemrosesan akhir sampah

    kota setelah direduksi melalui proses-proses di hulu.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 6

    1.4. Sistematika Penulisan

    Sistematika Penulisan Laporan Akhir terdiri dari 7 (tujuh) Bab, yang terdiri dari :

    Bab 1 Pendahuluan

    Bab 2 Metodologi Kegiatan

    Bab 3 Gambaran Umum Kabupaten Maros

    Bab 4 Kondisi Pengelolaan Sampah Saat ini

    Bab 5 Kriteria Perencanaan Dan Evaluasi Dampak TPA

    Bab 6 Identifikasi Permasalahan dan Analisis

    Bab 7 Perencanaan Pengelolaan Sampah Kabupaten Maros

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 7

    2.1. Umum

    Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan dilaksanakan

    sebagai berikut :

    1. Tahap Persiapan

    Tahap persiapan meliputi kegiatan penyusunan rencana kerja dan metode

    pendekatan kajian. Disamping hal tersebut, konsultan akan mengumpulkan dan

    mengevaluasi data sekunder/informasi yang ada dari semua stakeholder/

    pemangku kepentingan dan SKPDSKPD yang terkait.

    2. Survei Lapangan

    Untuk mempertajam pemahaman permasalahan yang terjadi, maka konsultan harus

    melakukan survei yang terdiri dari survei primer, pengambilan foto yang dapat

    menggambarkan situasi di lapangan.

    Survei-survei di atas didasarkan terhadap

    kebutuhan-kebutuhan utama untuk keperluan

    analisa kajian studi, selain itu konsultan harus

    merencanakan kegiatan pelaksanaan survei di

    lapangan yang meliputi lokasi survei, waktu

    pelaksanaan dan metodologi yang digunakan.

    3. Perencanaan Teknis

    Perencanaan teknis dilakukan untuk menyusun Rancangan Teknis Pengelolaan

    Sampah Kabupaten Maros.

    4. Pembahasan

    Pembahasan dilakukan untuk laporan hasil studi di setiap tahap laporan studi.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 8

    2.2. Tahap Persiapan Dan Koordinasi Tim

    2.2.1. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder

    Metodologi untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan referensi/data

    yang ada serta melakukan survey lapangan ke lokasi perencanaan dengan pengumpulan

    data secara langsung. Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan sebagai

    berikut :

    1) Studi Pustaka

    Studi pustaka/literatur dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang

    dibutuhkan dalam proyek.

    2) Survey Lapangan

    Survey lapangan dilakukan antara lain untuk mengevaluasi kondisi prasarana dan

    sarana persampahan eksisting (baik dari pemerintah, swasta maupun swadaya

    masyarakat) dan sistem pengelolaan persampahan eksisting saat ini.

    Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam

    pengidentifikasian kondisi persampahan

    eksisting, antara lain identifikasi terhadap

    kondisi eksisting persampahan yang meliputi:

    Lokasi/tapak wilayah yang diamati

    Jumlah timbulan sampah

    Komposisi dari timbulan sampah

    Pengumpulan dan pewadahan sampah

    Lokasi pembuangan sementara (TPS)

    Kegiatan pemilahan yang dilakukan di sumber

    Kegiatan pengolahan yang dilakukan di TPS

    Frekuensi pengumpulan dan pengangkutan sampah

    Institusi internal yang bertanggung jawab terhadap persampahan.

    2.2.2 Kebutuhan Data

    Data yang diperlukan untuk menunjang kegiatan ini antara lain :

    Kondisi fisik kawasan, meliputi :

    o Foto dan Peta

    o Lokasi dan batas wilayah

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 9

    Kondisi masyarakat setempat, meliputi :

    o Data kependudukan

    o Kondisi sosial-ekonomi

    Kondisi persampahan eksisting, meliputi :

    o Data timbulan sampah

    o Data komposisi sampah

    o Data sistem pewadahan sampah eksisting

    o Data sistem pengumpulan sampah eksisting

    o Data sistem pengangkutan sampah eksisting

    o Data pelaksanaan 3R eksisting

    o Data dan gambar eksisting sistem persampahan pada daerah perencanaan.

    Untuk mengetahui kondisi eksisting persampahan diperlukan survey, baik survey

    instansional maupun survey timbulan dan komposisi sampah.

    2.3 PROSES PERENCANAAN

    2.3.1 Survey dan Identifikasi Data

    1) Metode Survey Pengumpulan Data

    Pengumpulan data berkaitan dengan perencanaan sistem pengelolaan

    persampahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

    Pengumpulan data sekunder, dilakukan dengan menggunakan data yang ada

    baik dari hasil studi yang berkaitan dengan perencanaan sampah (RTRW, land

    use, Air Bersih, dll), kebijakan dan renstra daerah, hasil penelitian (seperti

    komposisi/karakteristik sampah, timbulan sampah, topografi, penyelidikaan

    tanah, dll), BPS (jumlah penduduk, pendapatan masyarakat, dll), maupun

    NSPM persampahan.

    Pengumpulan data primer, dilakukan dengan survey pengamatan lapangan dan

    lain-lain

    2) Identifikasi Data

    Data yang dibutuhkan untuk merencanakan sistem

    pengelolaan sampah adalah sebagai berikut :

    a. Data Kondisi Kota

    Data fisik Kabupaten, meliputi luas wilayah

    administrasi kota, luas wilayah urban,

    topografi wilayah, tata guna lahan,

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 10

    jaringan jalan, daerah komersial (pasar, pertokoan, hotel, restoran, dll),

    fasilitas umum (perkantoran, sekolah, taman, dll), fasilitas sosial. Data

    tersebut dilengkapi peta kabupaten, tata guna lahan, topografi dan lain-

    lain.

    Data kependudukan, meliputi jumlah penduduk per kelurahan, kepadatan

    penduduk administrasi, kepadatan penduduk urban, mata pencaharian,

    budaya masyarakat dan lain-lain.

    Data kondisi sosial ekonomi, meliputi alokasi dana APBD dan anggaran

    sektor kebersihan, data PDRB atau income penduduk (Rp/kk/bulan) dan

    lain-lain.

    b. Data Rencana Pengembangan Kota

    Rencana pengembangan wilayah, meliputi rencana tata guna lahan, rencana

    pengembangan jaringan jalan, rencana pengembangan perumahan/

    permukiman baru, rencana pengembangan daerah komersial, kawasan

    industri, rencana pengembangan fasilitas umum (perkantoran, sekolah, rumah

    sakit, taman, dll) dan rencana pengembangan fasilitas sosial.

    c. Data Kondisi Sistem Pengelolaan Persampahan Yang Ada

    Data kondisi sistem pengelolaan persampahan, meliputi :

    Aspek Institusi, meliputi bentuk institusi pengelola sampah, struktur

    organisasi, tata laksana kerja, jumlah personil baik ditingkat staf maupun

    operasional, pendidikan formal maupun training yang pernah diikuti di

    dalam dan luar negeri.

    Aspek Teknis Operasional, meliputi daerah pelayanan, tingkat pelayanan,

    sumber sampah, komposisi dan karakterirstik sampah, pola operasi

    penanganan sampah dari sumber sampai TPA, sarana/prasarana

    persampahan yang ada termasuk fasilitas bengkel, kondisi pengumpulan

    (frekuensi pengumpulan, ritasi, jumlah petugas dll), pengangkutan

    (frekuensi, ritasi, daerah pelayanan, jumlah petugas dll), pengolahan (jenis

    pengolahan, kapasitas atau volume, daerah pelayanan, jumlah petugas dll),

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 11

    pembuangan akhir (luas, kondisi lokasi, fasilitas TPA, kondisi operasi,

    penutupan tanah, kondisi alat berat dll). Selain itu juga data mengenai

    penanganan sampai medis (incinerator, kapasitas, vol sampah medis dll)

    dan sampah industri/B3 (jenis sampah, volume, metode pembuangan dll).

    Dilengkapi peta daerah pelayanan dan aliran volume sampah dari sumber

    sampai TPA yang ada saat ini.

    Aspek Pembiayaan, meliputi biaya investasi dan biaya

    operasi/pemeliharaan, tarif retribusi, realisasi penerimaan retribusi

    termasuk iuran masyarakat untuk pengumpulan sampah dan mekanisme

    penarikan retribusi.

    Aspek Peraturan, meliputi jenis perda yang ada, kelengkapan materi,

    penerapan sangsi dll.

    Aspek Peran Serta Masyarakat dan Swasta, meliputi program penyuluhan

    yang telah dilakukan oleh pemerintah kota/kab.

    2.3.2 Pengolahan Data / Analisa

    Analisa terhadap permasalahan yang dihadapi dalam

    pengelolaan persampahan meliputi :

    Analisa kondisi kota, yaitu tinjauan terhadap

    aspek topografi kota dalam hal penentuan

    metode pengumpulan dan pembuangan akhir

    sampah, jaringan jalan dalam hal penentuan

    rute pengangkutan dan penentuan lokasi TPA, fasilitas kota dalam hal

    penentuan urgensi daerah pelayanan dan besarnya timbulan sampah,

    demografi dalam hal penentuan tingkat pelayanan dan timbulan sampah,

    pendapatan per kapita dalam hal penentuan kemampuan masyarakat

    membayar retribusi, APBD dalam hal kemampuan daerah mensubsidi anggaran

    kebersihan dan penentuan tarif retribusi, dan lain-lain.

    Analisa rencana pengembangan kota, yaitu berkaitan dengan rencana

    pengembangan daerah pelayanan persampahan, penentuan lokasi TPA, rencana

    peruntukan lahan pasca TPA dan lain-lain

    Analisa kondisi pengelolaan sampah yang ada saat ini, yaitu berkaitan dengan

    kemungkinan peningkatan institusi pengelola sampah minimal dalam hal

    operasionalisasi struktur organisasi, peningkatan profesionalisasi SDM,

    peningkatan pelayanan yang aplikatif dalam periode perencanaan, peningkatan

    metode operasi penanganan sampah dari sumber sampai TPA yang terjangkau

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 12

    dan tidak mencemari lingkungan, peningkatan retribusi agar dapat mencapai

    cost recovery, peningkatan Peran Serta Masyarakat (PSM) agar secara bertahap

    dapat melaksanakan minimalisasi sampah/3R, kemungkinan peningkatan peran

    swasta dalam pengelolaan sampah dan lain-lain. Analisa dapat dilakukan

    dengan berbagai metode seperti pendekatan sistem input/output, analisa

    hubungan sebab akibat, analisa SWOT, analisa deskripsi dan metode lain yang

    disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam analisa tersebut juga diproyeksikan

    jumlah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan termasuk proyeksi

    timbulan sampah selama masa perencanaan.

    2.3.3 Perencanaan Teknis

    Program peningkatan pengelolaan persampahan kedepan akan mengadopsi

    paradigma baru, yaitu menerapkan metode pembatasan, pengurangan dan

    pemanfaatan sampah semaksimal mungkin melalui Metode 3R sehingga diharapkan

    jumlah sampah yang dibuang akan berkurang dan tidak membutuhkan lahan TPA yang

    terlalu luas.

    Perencanaan teknis tersebut meliputi :

    Pengembangan daerah pelayanan, dengan memperhatikan daerah yang saat ini

    sudah mendapatkan pelayanan, daerah dengan tingkat kepadatan tinggi,

    daerah kumuh dan rawan sanitasi, daerah komersial/pusat kota dan lain-lain

    sesuai kriteria. Pola pengembangan mengikuti pola rumah tumbuh dengan

    perkiraan timbulan sampah yang akan dikelola untuk jangka waktu

    perencanaan tertentu (berdasarkan hasil proyeksi). Pengembangan daerah

    pelayanan ini dilengkapi dengan peta.

    Rencana Kebutuhan Sarana/Prasarana, dengan memperkirakan timbulan

    sampah dan tipikal daerah pelayanan serta pola operasional penanganan

    sampah dari sumber sampai TPA terpilih. Sarana/prasarana tersebut meliputi

    jumlah dan jenis pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengolahan,

    pengangkutan dan pembuangan akhir.

    Rencana Pewadahan, meliputi jenis, jumlah dan lokasi pewadahan komunal

    maupun individual (wadah individual disediakan oleh masyarakat). Desain

    wadah sedemikian rupa (higienis, bertutup, tidak permanen, volume

    disesuaikan dengan volume sampah yang harus diwadahi untuk periode

    pengumpulan tertentu).

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 13

    Rencana Pengumpulan, meliputi pola pengumpulan (pengumpulan individual

    langsung/tidak langsung dan komunal) untuk setiap daerah pelayanan sesuai

    dengan kriteria perencanaan.

    Rencana Pengangkutan, meliputi pola pengangkutan sampah (door to door

    truck dan pengangkutan dari TPS ke TPA), jumlah dan armada pegamgkut

    sampah. Selain itu juga dilengkapi peta rute pengangkutan sampah dari hasil

    time motion study.

    Untuk mendukung program 3R diperlukan rencana peningkatan peran serta

    masyarakat sejak awal (dari perencanaan sampai pelaksanaan) terutama untuk pola

    penanganan sampah berbasis masyarakat melalui berbagai cara seperti pembentukan

    forum-forum lingkungan, konsultasi publik, sosialisasi, pendampingan, training dan

    lain-lain. Upaya ini harus diterapkan secara konsisten, terus menerus, terintegrasi

    dengan sektor lain yang sejenis dan masyarakat diberi kepercayaan untuk mengambil

    keputusan.

    Selain peran serta masyarakat, peningkatan aspek kemitraan juga merupakan hal

    penting yang perlu direncanakan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah

    terutama yang mempunyai nilai investasi tinggi dan membutuhkan penanganan yang

    lebih profesional meliputi pemilihan kegiatan yang secara teknis dan ekonomis layak

    dilakukan oleh swasta dengan metode atau pola kemitraan yang jelas dan terukur serta

    bersifat win-win solution.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 14

    3.1. Daerah Perencanaan

    Kabupaten Maros adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Letak

    kabupaten Maros sangat strategis, karena berdampingan dengan Kota madya Makassar

    dan Kabupaten Pangkep, dan jalur transportasi dari daerah lain sebelum memasuki

    Kabupaten Makassar sebagai ibu kabupaten Provinsi Sulewesi Selatan jalur melewati

    Kabupaten Maros. Hal ini menyebabkan Kabupaten Maros semakin tumbuh dengan

    pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang

    tersinkronisasi secara regional dengan Kabupaten-Kabupaten lainnya. Kabupaten Maros

    sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, mempunyai luas wilayah

    sekitar 1.619,12 km. Peta administrasi kabupaten Maros dapat dilihat pada gambar

    dibawah ini.

    Gambar 3.1: Peta administrasi Kabupaten Maros

    Sumber : Rencana Tata Ruang Wil.Kab. Maros tahun 2012-2023

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 15

    3.2. Aspek Fisik Kabupaten

    3.2.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Maros

    a. Kondisi Geografi dan Batas Administrasi

    Secara umum luas wilayah Kabupaten Maros kurang lebih 1.619,12 Km2 dan

    secara administrasi pemerintahan terdiri atas 14 wilayah kecamatan dan 103

    desa/kelurahan. Berdasarkan posisi dan letak geografis wilayah, Kabupaten Maros

    berada pada koordinat 4o45 5o12 Lintang Selatan dan 119o 25119o 58 Bujur Timur.

    Batas administrasi wilayahnya adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan

    Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Makassar dan Kabupaten Gowa

    Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

    Luas wilayah Kabupaten Maros berdasarkan hasil perhitungan dengan

    menggunakan peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 50.000 edisi I Tahun 1991 yang

    diterbitkan Bakosurtanal dan Peta Administrasi BPN Maros yaitu kurang lebih

    213.188,69 Ha. Sedangkan menurut BPS Kabupaten Maros 2009 luas wilayah Kabupaten

    Maros tercatat 1.619,12 Km, meliputi 14 kecamatan, dimana Kecamatan Tompobulu

    dan Kecamatan Mallawa merupakan 2 (dua) kecamatan terluas dengan luas masing-

    masing adalah 287,66 Km dan 235,92 Km. Sedangkan wilayah kecamatan dengan luas

    terkecil adalah Kecamatan Moncongloe dan Kecamatan Mandai dengan luas masing-

    masing adalah 46,87 Km dan 49,11 Km.

    b. Ketersediaan Lahan

    Kondisi tata guna lahan Kabupaten Maros secara umum terdiri atas:

    perkampungan, tambak, tegalan, sawah, kebun campuran, semak belukar, hutan

    lebat, hutan belukar, lahan terbangun dan lain-lain penggunaan lahan yang ada.

    Pergesaran pemanfaatan lahan kawasan Kabupaten Maros secara umum telah

    mengalami perubahan yang cukup cukup, akibat terjadinya peningkatan pembangunan

    aktivitas ekonomi. Penggunaan lahan di Kabupeten Maros digambarkan dalam

    Tabel 3.1

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 16

    Tabel 3.1. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Maros

    No Kecamatan Jumlah (Ha) Persentase (%)

    1 Kampung 3.420.481 2,12

    2 Tambak 8.018.885 4,96

    3 Tegalan 2.662.311 1,65

    4 Sawah 35.146.802 21,76

    5 Kebun Campuran 30.063.912 18,61

    6 Semak, Rumput Alang-Alang 17.472.039 10,82

    7 Hutan Lebat 37.185.559 23,02

    8 Hutan Belukar 17.746.132 10,99

    9 Lahan Terbangun 333.872 0,21

    10 Hutan Sejenis 5.564.755 3,44

    11 Kebun Sejenis 3.922.949 2,42

    Jumlah 161.537.697 100,00

    Sumber Data : BPN Kab. Maros, 2010

    Gambar 3.2. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Maros

    Sumber : Rencana Tata Ruang Wil. Kab. Maros tahun 2012-2023

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 17

    c. Geologi dan Geomorfologi

    Kabupaten Maros terbagi dalam 4 (empat) satuan geomorfologi, sebagai berikut:

    1) Satuan Pegunungan Vulkanik: menempati bagian utara, tengah dan timur

    puncak tertinggi Bulu Lekke (1.361 m dpl) menempati luas 30% dari luas

    daerah kabupaten Maros, dinampakkan dengan relief topografi yang tinggi,

    kemiringan terjal, tekstur topografi yang kasar dan batuan penyusunnya dari

    batuan gunung api (vulkanik).

    2) Satuan Perbukitan Vulkanik: Intrusi dan Sedimen : menempati daerah

    perbukitan yang menyebar secara setempat-setempat sekitar 15% dari luas

    kabupaten Maros, diperlihatkan dengan kenampakan topografi berbukit

    dengan batuan penyusun: batuan vulkanik, batuan intrusi (batuan beku), dan

    batuan sedimen.

    3) Satuan Perbukitan Karst: Satuan perbukitan ini tersebar cukup luas pada

    bagian tengah, timur laut daerah Kabupaten Maros yang meliputi Kecamatan

    Bontoa, Kecamatan Bantimurung, Kecamatan Simbang, Kecamatan Tanralili,

    Kecamatan Mallawa, dan Kecamatan Camba. Ciri khas pada satuan morfologi

    ini adalah kenampakan topografi berbukit-bukit karst dengan tekstur sangat

    kasar dengan batu gamping sebagai batuan penyusunnya.

    4) Satuan Pedataran Alluvium: terletak dibagian barat yang tersebar dengan

    arah utara-selatan, menempati sekitar 25% dari luas daerah kabupaten Maros.

    Tercirikan dengan bentuk morfologi topografi datar, relief rendah, tekstur

    halus dengan batuan dasar endapan alluvium.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 18

    Gambar 3.3. Peta Geologi Kabupaten Maros

    Sumber : Rencana Tata Ruang Wil.Kab. Maros tahun 2012-2023

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 19

    Table 3.2. Pembagian Satuan Geomorfologi Kabupaten Maros

    No

    Satuan Geomorfologi

    Daerah Sebaran Luas

    Daerah (%)

    Ciri Morfologi

    Batuan Penyusun

    1 Pegunungan Vulkanik

    Utara, Tengah Timur

    30

    Relief Topografi Tinggi Kemiringan Lereng Terjal, Tekstur Topografi Kasar

    Batuan Gunung Api

    2

    Perbukitan Vulkanik,Intrusi dan Sedimen

    Tersebar Setempat- Setempat Tidak Terkonsentrasi

    15

    Perbukitan Setempat- Setempat Kemiringan Lereng Sedang

    Batuan Vulkanik Beku (Intrusi) dan Sedimen

    3 Perbukitan Karst

    Tengah dan Timur Laut

    30

    Relief Topografi Kars Membentuk Tower-Tower Dengan Relief Yang Kasar

    Batu Gamping (Batu Kapur)

    4 Pedataran Alluvial

    Bagian Barat Dengan Arah Penyebaran Utara Sampai Selatan

    25 Topografi Datar, Relief Rendah, Tekstur Topografi Halus

    Endapan Aluvial

    Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Maros tahun 2010

    d. Jenis Tanah

    Hasil penelitian terdahulu berupa Pemetaan Geologi Lapangan dalam Skala 1:

    250.000 yang dilakukan oleh Rab. Sukamto dan Supriatna (1982) berupa peta Geologi

    Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai diperoleh bahwa sifat fisik, tekstur, atau

    ukuran butir, serta genesa dan batuan penyusunnya maka jenis tanah di Kabupaten Maros

    diklasifikasikan dalam 4 (empat) tipe, yaitu:

    1) Alluvial Muda, merupakan endapan aluvium (endapan aluvial sungai, pantai dan

    rawa) yang berumur kuarter (resen) dan menempati daerah morfologi pedataran

    dengan ketinggian 0-60 m dengan sudut kemiringan lereng

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 20

    2) Regosol, adalah tanah hasil lapukan dari batuan gunungapi dan menempati daerah

    perbukitn vulkanik, dengan ketinggian 110-1.540 m dengan sudut kemiringan lereng

    >15%. Sifat-sifat fisiknya berwarna coklat hingga kemerahan, berukuran lempung

    lanauanpasir lempungan, plastisitas sedang, agak padu, tebal 0,1-2,0 m. Luas

    penyebarannya sekitar 26,50% (429,06 km2) dari luas kabupaten Maros meliputi

    Kecamatan Cenrana, Kecamatan Camba, Kecamatan Mallawa, dan Kecamatan

    Tompobulu.

    3) Litosol, merupakan tanah mineral hasil pelapukan batuan induk, berupa batuan

    beku (intrusi) dan/atau batuan sedimen yang menempati daerah perbukitan intrusi

    dengan ketinggian 3-1.150 m dan sudut lereng

    70%. Kenampakan fisik yang terlihat berwarna coklat kehitaman, berukuran lempung

    pasiran, plastisitas sedang-tinggi, agak padu, permeabilitas sedang, rentan erosi,

    tebal 0,1-1,5 m. Luas penyebarannya sekitar 21,70% (351,35 km) dari luas

    Kabupaten Maros, meliputi Kecamatan Mallawa, Kecamatan Camba, Kecamatan

    Bantimurung, Kecamatan Bontoa, Kecamatan Simbang, Kecamatan Tompobulu, dan

    Kecamatan Tanralili.

    e. Hidrologi

    Keadaan hidrologi Kabupaten Maros, berdasarkan hasil observasi lapangan

    dibedakan: air permukaan (sungai, rawa dan sebagainya) dan air yang bersumber di bawah

    permukaan (air tanah). Air di bawah permukaan yang merupakan air tanah merupakan

    sumber air bersih untuk kehidupan sehari-hari masyarakat.

    Sumber air permukaan di wilayah Kabupaten Maros bersumber dari beberapa sungai

    yang tersebar dibeberapa kecamatan, yang pemanfaatannya untuk kebutuhan rumah

    tangga dan kegiatan pertanian. Sungai yang terdapat di Kabupaten Maros yakni; Sungai

    Maros, Parangpaku, Marusu, Pute, Borongkaluku, Batu Pute, Matturungeng, Marana,

    Campaya, Patunuengasue, Bontotanga dan Tanralili.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 21

    1) Sumberdaya Air

    Potensi sumberdaya air di wilayah Kabupaten Maros yang telah termanfaatkan

    oleh penduduk dalam kehidupan kesehariannya untuk berbagai keperluan bersumber

    dari air tanah dangkal (air permukaan dan air tanah dalam, air tanah

    dangkal/permukaan dapat berupa air sungai, sumur, rawa-rawa, bendungan, mata air

    dan lain sebagainya, sedangkan potensi air tanah dalam dengan pemanfaatan air

    melalui pengeboran.

    Penyediaan air minum merupakan suatu kebutuhan pokok penduduk di suatu

    daerah, terutama pada daerah-daerah yang potensi air tanahnya terbatas dan

    kualitasnya kurang memadai jika ditinjau dari aspek kesehatan. Meskipun demikian,

    pengadaan air minum masih terbatas dan umumnya penduduk menggunakan sumur air

    tanah dangkal, dalam (artesis), air permukaan dan mata air yang bersumber dari

    pegunungan.

    2) Peruntukan Air

    Sungai sebagai sumberdaya air yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

    yakni kebutuhan air bersih dan kepentingan pertanian (irigasi), dengan keberadaan

    beberapa sungai menurut Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Maros adalah Sungai

    Maros, Parangpakku, Marusu, Pute, Borongkaluku, Batu Pute, Matturungeng, Marana,

    Campaya, Patunungengasue, Bontotanga, dan Tanralili (BPS dan Dinas PU Pengairan

    Kab. Maros). Pada kawasan perkotaan peruntukan air lebih difokuskan pada kebutuhan

    air minum masyarakat perkotaan yang bersumber dari air tanah dangkal dan air tanah

    dalam serta sumber air yang dikelolah oleh PDAM.

    f. Klimatologi

    Kabupaten Maros termasuk daerah yang beriklim tropis, karena letaknya yang

    dekat dengan khatulistiwa dengan kelembaban berkisar antara 60-82 %, curah hujan

    tahunan rata-rata 347 mm/thn dengan rata-rata hari hujan sekitar 16 hari. Temperatur

    udara rata-rata 290 C. Kecepatan angin rata-rata 2-3 knot/jam. Daerah Kabupaten

    Maros pada dasarnya beriklim tropis dengan dua musim. Menurut Oldment, tipe iklim

    di Kabupaten Maros adalah tipe C2 yaitu bulan basah (200 mm) selama 23 bulan

    berturut-turut dan bulan kering (100 mm) selama 2 3 bulan berturut-turut. Beberapa

    desa di Kecamatan Camba yang berbatasan dengan Kabupaten Bone mempunyai iklim

    seperti daerah bagian Timur Sulawesi Selatan yakni musim hujan dalam priode bulan

    AprilSeptember dan musim kemarau dalam bulan OktoberMaret.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 22

    Kondisi curah hujan tahunan di Wilayah Kabupaten Maros ditandai dengan

    besarnya curah hujan yang terjadi tiap bulan di wilayah ini. Curah hujan tertinggi

    tahun 2008 terjadi pada bulan Februari yaitu mencapai 803 mm dengan jumlah hari

    hujan sebanyak 24 hh, sementara curah hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada

    bulan Januari yaitu mencapai 1226 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 29 hh. Pada

    tabel 3.3 memperlihatkan adanya peningkatan jumlah curah hujan dalam kurun waktu

    2 (dua) tahun terakhir.

    Table 3.3. Jumlah Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan Tahun 2011 di Kabupaten Maros

    Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan

    Januari 864 24

    Pebruari 502 20

    Maret 576 27

    April 395 26

    Mei 206 15

    Juni 9 3

    Juli 1 5

    Agusutus 0 1

    September 0 1

    Oktober 188 13

    Nopember 470 20

    Desember 772 28

    Rata-rata Tahunan 331.9 15

    Sumber : Stasiun Klimatologi Klas I (Bagian Sistem Data dan Informasi)

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 23

    Gambar 3.4 Peta Daerah Aliran Sungai Kab. Maros Sumber : Rencana Tata Ruang Wil.Kab. Maros tahun 2012 2023

    Gambar 3.5. Peta Hidrologi Kab. Maros Sumber : Rencana Tata Ruang Wil.Kab. Maros tahun 2012 2023

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 24

    3.3. Aspek Sosial Ekonomi

    3.3.1. Penduduk

    a. Jumlah Penduduk

    Penduduk Kabupaten Maros berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2011 berjumlah

    322.212 jiwa, yang tersebar di 14 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni

    41.735 jiwa yang mendiami Kecamatan Turikale. Secara keseluruhan, jumlah penduduk

    yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin laki-

    laki, hal ini tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang lebih kecil dari 100. Namun di

    Kecamatan Mandai dan Kecamatan Tanralili, rasio jenis kelamin Laki-laki lebih besar dari

    100, hal ini menunjukkan jumlah penduduk di dua kecamatan tersebut lebih besar dari

    penduduk perempuan. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ditemukan di Kecamatan

    Turikale, 1.380 jiwa/km2. Sedangkan yang terendah di Kecamatan Mallawa, 45 jiwa/km.

    Secara umum kondisi kependudukan di Kabupaten Maros dapat dilihat pada penjelasan

    Tabel 3.4.

    Tabel 3.4. Jumlah Penduduk Kabupaten Maros Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2011

    No Kecamatan Jumlah Penduduk

    (Jiwa) Persentase (%)

    1 Mandai 35,820 22,12

    2 Moncongloe 17,314 10,69

    3 Maros Baru 24,345 15,04

    4 Marusu 25,485 15,74

    5 Turikale 41,856 25,85

    6 Lau 24,463 15,11

    7 Bontoa 26,583 16,42

    8 Bantimurung 28,181 17,41

    9 Simbang 22,307 13,78

    10 Tanralili 24,595 15,19

    11 Tompobulu 14,214 8,78

    12 Camba 12,575 7,77

    13 Cenrana 13,711 8,47

    14 Mallawa 10,763 6,65

    Jumlah 322,212 100,00

    Sumber : BPS Kab. Maros (Maros Dalam Angka, 2011)

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 25

    b. Kepadatan Penduduk

    Hasil catatan registrasi yang diperoleh, tingkat kepadatan penduduk di

    Kabupaten Maros berdasarkan klasifikasinya dibedakan atas 3 (tiga) bagian yaitu

    kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Kepadatan tertinggi berada di wilayah

    Kecamatan Turikale dengan kepadatan penduduk sebesar 1.110 jiwa/km, kepadatan

    penduduk terendah berada di Kecamatan Tompobulu dengan jumlah sebesar 49

    jiwa/km2. Demikian pula halnya dengan pola penyebaran penduduk terjadi secara

    tidak merata. Data yang diperoleh menunjukkan pola penyebaran penduduk di

    Kabupaten Maros secara umum terakumulasi di pusat kota dan pusat-pusat

    pertumbuhan kota. Perkembangan jumlah penduduk, dan kepadatan dirinci menurut

    kecamatan di Kabupaten Maros pada Tabel 3.5.

    Tabel 3.5. Kepadatan Penduduk Kabupaten Maros Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2011

    No Kecamatan

    Jumlah Penduduk (Jiwa)

    Luas Wilayah (Km2)

    Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

    1 2 3 4 5

    1 Mandai 35,820 49,11 729

    2 Moncongloe 17,314 46,87 369

    3 Maros Baru 24,345 53,76 453

    4 Marusu 25,485 53,73 474

    5 Turikale 41,856 29,93 1,398

    6 Lau 24,463 73,83 331

    7 Bontoa 26,583 93,52 284

    8 Bantimurung 28,181 173,70 162

    9 Simbang 22,307 105,31 212

    10 Tanralili 24,595 89,45 275

    11 Tompobulu 14,214 287,66 49

    12 Camba 12,575 145,36 87

    13 Cenrana 13,711 180,97 76

    14 Mallawa 10,763 235,92 46

    Jumlah 322,212 1.619,12 199

    Sumber : BPS Kabupaten Maros ( Maros Dalam Angka )

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 26

    3.3.2. Iklim

    Iklim Kabupaten Maros tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan ratarata

    331,9 mm setiap bulannya, dengan jumlah hari hujan berkisar 183 hari selama tahun 2011,

    dengan ratarata suhu udara minimum 68,7 C dan ratarata suhu udara maksimum 89,3 C

    Penyinaran matahari selama tahun 2011 ratarata berkisar 67% secara geografis daerah ini

    terdiri dari 10% (10 desa) adalah pantai, 5% (5 desa) adalah kawasan lembah, 27% (28

    desa) adalah lereng/bukit dan 5% (60 desa) adalah daratan.

    Table 3.6. Suhu Udara Maksimum, Minimum dan Rata-rata

    Menurut Bulan Tahun 2011 di Kabupaten Maros

    Bulan Suhu Udara (C)

    Minimum Maksimum Rata-rata

    (1) (2) (3) (4)

    Januari 23.9 29.8 26.0

    Pebruari 23.9 30.3 26.2

    Maret 24.0 30.0 26.1

    April 24.5 30.5 26.7

    Mei 24.7 31.6 27.5

    Juni 23.3 31.2 26.6

    Juli 22.4 31.2 26.1

    Agusutus 22.8 32.9 27.1

    September 23.6 33.3 27.8

    Oktober 24.5 32.4 27.9

    Nopember 24.8 31.4 27.3

    Desember 24.6 29.6 26.4

    Rata Rata Tahunan 23.9 31.2 26.8

    Sumber : Stasiun Klimatologi Klas I (Bagian Sistem Data dan Informasi)

    3.3.3 Ketenagakerjaan

    Penduduk Usia Kerja (PUK) didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke

    atas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka

    yang termasuk dalam Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja atau sedang mencari

    pekerjaan. Sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus

    rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 27

    Penduduk usia kerja di Kabupaten Maros pada tahun 2010 berjumlah 218.855 jiwa.

    Dari seluruh penduduk usia kerja tersebut, yang masuk menjadi angkatan kerja berjumlah

    140.270 jiwa atau lebih dari 50 persen dari penduduk usia kerja.

    Dari seluruh penduduk usia kerja di Kabupaten Maros, terdapat 13.665 jiwa

    penduduk yang sedang mencari kerja. Dengan demikian diperoleh tingkat pengangguran

    yang merupakan rasio dari pencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja di Kabupaten

    Maros sebesar 9,74 persen.

    Tabel 3.7. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin, Kabupaten Maros, 2011

    No Lapangan Pekerjaan Utama Laki Laki Perempuan Jumlah Persentse

    1 2 3 4 5 6

    1. Pertanian 22,316 11,405 33,722 25.38

    2 Industri Pengolahan 9,876 2,750 12,626 9.50

    3 Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel

    13,879 16,892 30,771 23.16

    4 Jasa Kemasyarakatan 17,703 15,254 32,957 24.81

    5 Lainnya 20,544 2,232 22,776 17.14

    Sumber : Sakernas 2011

    3.3.4 Pendapatan Regional

    Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maros pada Tahun 2011 sebesar 7.57 persen.

    Selama tahun 2007-2011 perekonomian Kabupaten Maros mengalami pertumbuhan rata-

    rata besar 6.21 persen per tahun. Sektor pertanian merupakan sektor yang masih dominan

    peranannya dalam struktur perekonomian Kabupaten Maros Pada Tahun 2011 kontribusi

    sektor Pertanian terhadap total PDRB Kabupaten Maros sebesar 35,00 persen, disusul oleh

    sektor Jasa-jasa sebesar 23,59 persen dan sektor Industri Pengolahan sebesar 19,83 persen

    dan sektor-sektor lainnya.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 28

    Table 3.8. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga yang berlaku menurut Lapangan Usaha di Maros Tahun 2007-2011

    Lapangan usaha/industrial origin

    2007 2008 2009 2010 2011*

    (1) (2) (4) (5) (6) (7) 1. PERTANIAN

    a. Tanaman Bahan Makanan

    b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Pertanian

    2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan tanpa

    migas c. Penggalian

    3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. INDUSTRI MIGAS 1. Pengilangan Minyak 2. Gas Alam Cair b. INDUSTRI TANPA MIGAS 1. Makanan, minuman dan

    tembakau 2. Tekstil, barang kulit dan

    alas kaki 3. Brg kayu dan hasil hutan

    lainnya 4. Kertas dan barang

    cetakan 5. Pupuk kimia dan barang

    dari karet 6. Semen & Brg. Galian

    bukan logam dasar besi dan baja

    7. Logam dasar besi dan baja

    8. Alat angk. Mesin dan peralatanya

    9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH

    a. Listrik b. Gas kota

    c. Air bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAG. HOTEL & REST.

    a. Perdagangan dan eceran b. Hotel c. Restauran

    7. ANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan

    1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut

    4. Angk. Sungai, Danau & Penyeb.

    5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang

    Angkutan b. Komunikasi

    1. Pos & Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang

    Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JS PERU

    a. Bank b. Lemb. Keuangan tanpa

    Bank c. Jasa Penunjang Keuangan

    600,374.81

    268,271.42 247,02.70 37,102.59

    831.30 269,466.80

    24,048.48

    0.00

    0.00 24,048.48 315,595.40

    0.00 0.00

    315,595.40 11,603.08

    996.91

    3,904.32

    170.79

    2,598.23

    295,541.34

    0.00

    349.04

    421.69 14,575.65 13,802.33

    0.00 773.32

    23,233.22 119,380.62 106,364.23

    270.82 12,745,57 77,551.81 65,101.19

    0.00 33,067.00

    0.00

    39.34

    0.00 31,994.85

    12,014.62 12,014.62

    0.00

    95,095.82

    46,514.09 5,204.16

    0.00

    675,283.94

    299,886.27 27,945.29 43,046.91

    925.94 303,476.53

    26,567.29

    0.00

    0.00 26,567.29 366,350.97

    0.00 0.00

    366,350.97 13,688.59

    1,139.66

    4,472.54

    196.59

    2,789.92

    343,146.65

    0.00

    415.57

    501.46 16,056.93 15,188.65

    0.00 868.28

    27,065.54 141,499.74 126,386.83

    303.17 14,809.73 89,859.28 75,367.23

    0.00 37,384.37

    0.00

    43.04

    0.00 37,939.83

    14,492.05 14,492.05

    0.00

    109,170.20

    55,510.32 5,787.90

    0.00

    758,355.39 339,079.11 30,285.36 47,762.02 1,031.41

    340,197.49

    29,453.15

    0.00

    0.00 29,453.15 427,698.69

    0.00 0.00

    427,698.69 15,258.28

    1,247.39

    5,107.82

    223.23

    3,017.40

    401,810.23

    0.00

    472.99

    561.36 18,045.70 17.072.13

    0.00 973.58

    32,534.47 162,900.02 145,321.58

    340.05 17,238.39 102,403.40 85,655.18

    0.00 41,869.36

    0.00

    47.37

    0.00 43,738.45

    16,748.22 16,748.22

    0.00

    124,109.23

    64,697.00 6,586.98

    0.00

    890,948,67 404,302.19 33,554.44 53,090.87 1,209.72

    398,791.45

    33,044.85

    0.00

    0.00 33,044.85 519,514.66

    0.00 0.00

    519,514.66 17,866.04

    1,387.37

    5,985.16

    270.27

    3,433.82

    489,387.98

    0.00

    532.01

    652.01 20,393.72 19,291.47

    0.00 1,102.26 40,147.88 209,963.64 188,691.64

    405.73 20,865.97 118,427.05 98,203.76

    0.00 47,449.14

    0.00

    54.03

    0.00 50,700.59

    20,223.29 20,223.29

    0.00

    137,222.82

    69,473.00 7,477.65

    0.00

    1,063845.62 523,824.92 40,769.14 61,463.90 1,476.20

    427,311.45

    38,733.47

    0.00

    0.00 38,733.47 602,726.26

    0.00 0.00

    602,726.26 20,158.51

    1,564.81

    7,216.88

    322.39

    3,938.40

    568,221.30

    0.00

    595.32

    708.35 22,723.49 21,339.30

    0.00 1,384.19 46,215.07 238,161.39 212,896.72

    489.80 25,229.77 136,905.47 111,697.94

    0.00 52,288.40

    0.00

    58.05

    0.00 59,351.49

    25.207.53 25.207.53

    0.00

    172,520.84

    94,096.00 8,778.37

    0.00

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 29

    d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan

    8. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum

    1. Adm. Pemerintah & Pertahanan

    2. Jasa Pemerintah Lainnya

    b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & R.

    Tangga

    42,679.84 647.73

    239,127.68 230,695.68 143.031.43

    87,664.43

    8,431.82 3,801.44 1,804.76 2,825.62

    47,128.68 743.30

    334,855.46 324,948.24 201,467.91

    123,480.33

    9,907.22 4,355.91 2,103.62 3,447.69

    52,383.02 842.23

    497,106.92 485,592.09 301,067.10

    184,524.99

    11,514.83 5,009.29 2,471.75 4,033.79

    59,301,46 970.71

    628,404.01 614,860.30 381,213.39

    233,646.91

    13,543.71 5,873.15 2,880.47 4,790.09

    68.529.89 1,116.58

    716,904.46 701,135.63 434,704.09

    266,431.54

    15,768.83 7,078.45 3,338,42 5,351.96

    PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

    1,508,497.49 1,786,709.36 2,153,006.97 2,598,067.29 3,039,190.92

    Sumber : Maros dalam angka 2012

    3.4. Sarana dan Prasarana Kabupaten

    3.4.1 Sarana Pendidikan

    Pembangunan bidang Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

    Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara akan menentukan karakter dari

    pembangunan ekonomi dan sosial, karena manusia adalah pelaku aktif dari seluruh

    kegiatan tersebut. Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia

    pendidikan semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan

    yang dicanangkan pemerintah untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat untuk

    mengenyam bangku pendidikan. Peningkatan partisipasi pendidikan untuk memperoleh

    bangku pendidikan tentunya harus diikuti dengan berbagai peningkatan penyediaan sarana

    fisik pendidikan dan tenaga pendidik yang memadai.

    Tabel 3.9. Banyaknya sekolah menurut jenjang pendidikan

    di Kabupaten Maros Tahun 2011

    No

    Tingkat Pendidikan Sekolah Guru Murid

    Rasio Murid terhadap Guru

    1 2 3 4 5 6

    1 Taman Kanak-Kanak (TK) 104 377 3.374 9

    2 Sekolah Dasar (SD)Negeri 243 2.793 40.808 15

    3 Sekolah Dasar (SD)Swasta 11 130 1.897 15

    4 Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Negeri 38 913 11.191 12

    5 Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Swasta 22 370 2.481 7

    6 Sekolah Menengah Atas (SMA)

    Negeri 13 487 5.120 11

    7 Sekolah Menengah Atas (SMA)

    Swasta 12 241 1.481 6

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 30

    8 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

    2 89 1.104 12

    9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

    Swasta 13 262 1.667 6

    10 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 24 161 2.088 13

    11 Madrasah Tsanawiyah(MTs) 36 396 3.820 10

    12 Madrasah Aliyah (MA) 24 248 2.283 9

    Sumber : Maros Dalam Angka Tahun 2012

    3.4.2 Sarana Kesehatan

    Pembangunan kesehatan harus selalu dilakukan mengingat jumlah penduduk yang

    selalu bertambah dari tahun ke tahun, upaya yang dilakukan pemerintah antara lain

    dengan meningkatkan fasilitas sarana dan prasaran kesehatan, sehingga semua lapisan

    masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata, dan murah.

    Pada tahun 2011 di Kabupaten Maros terdapat 3 rumah sakit, 2 rumah bersalin, 14

    puskesmas, 395 posyandu, 4 balai kesehatan, 31 pustu, 66 poskesdes dan 3 Polindes Dalam

    pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB), jumlah akseptor baru yang terjaring pada

    tahun 2011 sebanyak 10.024 orang. Pada umumnya akseptor baru tersebut memilih

    menggunakan alat kontrasepsi Pil dan Suntikan yakni masing-masing 3.731 dan 5.005 orang

    atau kedua kontrasepsi tersebut dipilih sekitar 87,15 % dari seluruh akseptor baru.

    Untuk meningkatkan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat telah

    tersedia sarana kesehatan baik yang dibangun oleh pemerintah atau swadaya masyarakat

    antara lain Puskesmas, Puskesmas Keliling (pelayanan kesehatan mobile), Polindes,

    Posyandu, Praktek dokter, dan sarana kesehatan lainnya.

    Tabel 3.10. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Maros 2007 - 2011

    Tahun Ruma

    h Sakit

    Rumah Bersalin

    Puskesmas

    Posyandu Klinik/Balai Kesehatan

    Pustu Poskesdes Polindes

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

    2007 2 1 14 389 0 35 1 12

    2008 2 2 14 392 2 34 27 2

    2009 2 2 14 392 2 34 58 2

    2010 3 2 14 392 4 34 61 2

    2011 3 2 14 395 4 31 66 3

    Sumber : Maros Dalam Angka Tahun 2012

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 31

    3.4.3 Perdagangan dan Jasa

    Sektor perdagangan merupakan sektor ekonomi yang banyak diminati oleh semua

    kalangan masyarakat dalam kegiatan ekonomi baik itu secara formal maupun informal.

    Pada Tahun 2011, tercatat sebanyak 500 perusahaan dagang yang memiliki surat izin usaha

    perdagangan yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Maros. Menurut bentuk badan

    hukum, terdapat 40 perusahaan yang berbentuk PT, 186 berbentuk CV, 24 Koperasi, 264

    Perseorangan dan 0 perusahaan dagang berbentuk badan hukum lainnya

    Tabel 3.11. Banyaknya Perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

    menurut Kecamatan Tahun 2011

    Kecamatan Perusahaan

    Jumlah Total

    Besar Menengah Kecil (1) (2) (3) (4) (5)

    Mandai 4 14 63 81

    Moncongloe 0 3 7 10

    Maros Baru 2 5 22 29

    Marusu 6 12 36 54

    Turikale 16 31 166 213

    Lau 0 3 27 30

    Bontoa 0 4 14 18

    Bantimurung 0 1 10 11

    Simbang 1 2 11 14

    Tanralili 0 3 14 17

    Tompobulu 0 2 4 6

    Camba 0 0 6 6

    Cenrana 1 0 6 7

    Mallawa 0 0 4 4

    Jumlah Total 30 80 390 500

    Sumber : Maros Dalam Angka Tahun 2012

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 32

    3.4.4 Sarana Peribadatan

    Perkembangan pembangunan di bidang spritual dapat dilihat dari besarnya sarana

    peribadatan masing-masing agama. Tempat peribadatan umat Islam yang berupa masjid,

    langgar/mushola pada tahun 2011 masing-masing berjumlah 597 dan 47. Tempat

    peribadatan untuk umat Kristiani dan Katolik sebanyak 18 yang terdapat di 7 kecamatan.

    Tabel 3.12. Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Jenisnya

    di Kabupaten Maros tahun 2011

    Kecamatan Mesjid Musholla Gereja Pura Vihara

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    Mandai 55 7 4 - -

    Moncongloe 26 1 2 - -

    Maros Baru 43 5 0 - -

    Marusu 34 0 4 - -

    Turikale 46 8 2 - -

    Lau 49 3 - - -

    Bontoa 40 - - - -

    Bantimurung 53 2 - - -

    Simbang 47 1 - - -

    Tanralili 46 6 4 - -

    Tompobulu 47 2 1 - -

    Camba 37 7 - - -

    Cenrana 38 1 1 - -

    Mallawa 36 4 - - -

    Jumlah Total 597 47 18 - -

    Sumber : Maros dalam angka 2012

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 33

    3.4.5 Prasarana Air Minum

    Sebanyak 2.145.007 meter kubik air minum yang disalurkan oleh PDAM Kabupaten Maros

    selama tahun 2011 kepada 10.424 pelanggan yang dibedakan menjadi lima kelompok

    konsumen oleh PDAM Kabupaten Maros.

    Tabel 3.13. Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Air Minum Menurut Jenis Penggunanya

    di Kabupaten Maros Tahun 2006-2011

    Jenis Konsumen

    2006 2007 2008 2009 2010 2011

    1 2 3 4 5 6 7

    Sosial

    Umum

    Khusus

    149

    50

    99

    158

    50

    108

    169

    50

    119

    181

    50

    131

    181

    50

    131

    186

    50

    136

    Non Niaga

    Rumah Tangga

    Instasi Perintah

    6,291

    6,210

    81

    6840

    6751

    89

    7734

    7636

    98

    8540

    8439

    101

    8916

    8811

    105

    9461

    9355

    106

    Niaga

    Kecil

    Besar

    421

    419

    2

    449

    447

    2

    505

    503

    2

    604

    602

    2

    648

    646

    2

    719

    716

    3

    Industri

    Kecil

    Besar

    20

    9

    11

    25

    12

    13

    28

    14

    14

    49

    33

    16

    53

    37

    16

    53

    37

    16

    Khusus

    Pelabuhan

    Lainnya

    4

    4

    -

    5

    5

    -

    5

    5

    -

    5

    5

    -

    5

    5

    -

    5

    5

    -

    Jumlah 6,885 7,477 8,441 9,375 9,803 10,424

    Sumber : Maros dalam angka 2012

    3.4.6 Prasarana Listrik

    Jumlah daya terpasang di Kabupaten Maros sebesar 107.862.634 KW pada Tahun 2011,

    dengan jumlah pelanggan sebanyak 51.672 rumah tangga yang memiliki meteran listrik.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 34

    3.4.7 Prasarana Jalan

    Panjang Jalan di Kabupaten Maros pada Tahun 2011 terdiri dari Jalan Negara 87,96 km,

    Jalan Provinsi 115,30 km dan Jalan Kabupaten/Kota 1.393 km.

    Tabel 3.14. Pembagian Jalan menurut pemerintah Kabupaten Maros

    Tahun 2008-2011

    Jenis Jalan 2008 2009 2010 2011

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Jalan Negara 87,960.00 87,960.00 87,960.00 87,960.00

    Jalan Provinsi 75,531.00 75,531.00 75,531.00 75,531.00

    Jalan Kabupaten 1,357.45 1,392.06 1,393.06 1,393.06

    Jumlah Total 164,848.45 164,883.06 164,884.06 164,884.06

    Sumber : UPTD Praswil Kab. Maros/Pangkep

    3.4.8 Sarana Transportasi

    Di Kabupaten Maros, jumlah sarana dan prasarana transportasi darat menjadi faktor

    dominan dalam menunjang mobilitas penduduk dan gerak roda perekonomian. Dengan

    demikian peningkatan kualitas sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya

    menjadi faktor penentu bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan penduduk.

    Tabel 3.15. Jumlah Penumpang Penerbangan Dalam dan Luar Negeri di Kabupaten Maros Tahun 2008-2011

    Bulan 2008 2009 2010 2011

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Januari 407,388 401,859 463,083 602,049

    Februari 346,035 376,140 423,889 531,451

    Maret 389,519 408,566 517,942 597,503

    April 361,579 368,767 515,097 573,684

    Mei 394,384 415,997 539,249 601,372

    Juni 394,456 421,948 531,289 614,197

    Juli 418,373 456,088 619,450 679,527

    Agustus 421,485 436,231 517,949 532,211

    September 312,602 413,065 587,982 672,637

    Oktober 410,927 490,163 612,070 688,325

    Nopember 418,411 460,862 587,426 668,107

    Desember 431,030 510,603 622,516 694,345

    Jumlah Total 4,706,189 5,161,289 6,546,942 7,455,408

    Sumber: PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Sultan Hasanuddin

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 35

    4.1.Umum

    Salah satu aspek yang turut menentukan kebersihan

    suatu Kabupaten adalah pengelolaan

    persampahan di Kabupaten tersebut.

    Pengelolaan persampahan yang tidak

    terprogram akan menyebabkan

    penanganan sampah yang tidak tuntas,

    sehingga ada sampah yang tidak terangkut yang menyebabkan

    kebersihan dan keindahan Kabupaten tidak tercapai.

    Dalam proses pengumpulan sampah di Kabupaten Maros, sampah dari rumah tangga

    dikumpulkan baik yang gerobak dan menggunakan motor sampah maupun yang langsung

    masuk truk sampah. Sampah yang dikumpulkan melalui motormotor sampah kemudian

    dibawa ke suatu tempat pengumpulan atau peralihan yang disebut Tempat Penampungan

    Sampah Sementara (TPS) berupa kontainer sampah dan ke Tempat Pengolahan Sampah

    Terpadu (TPST). Di TPST dilakukan pemindahan, dan pemisahan. Sampah yang masih dapat

    dioleh dipindahkan kedalam TPST tetapi sampah yang

    tidak dapat diolah lagi dipindahkan ke dalam kontainer

    untuk dibawa ke Tempat Pemprosesan Akhir Sampah

    (TPA) dengan menggunakan Truck Arm Roll Umumnya

    jumlah truk dan biaya tidak mencukupi kebutuhan untuk

    memberikan pelayanan yang menyeluruh bagi semua

    wilayah disetiap Pemerintah Kabupaten. Hingga saat ini

    Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Bonto Ramba

    dioperasikan masih dengan metode Open Dumping .

    Pengelolaan persampahan Kabupaten Maros di bawah

    Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan yang

    merupakan unsur pelaksana teknis di bawah Bupati

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 36

    Kabupaten Maros yang berfungsi sebagai pelaksana pelayanan kebersihan (Operator) yang

    juga berfungsi melaksanakan pengaturan/pengendaliaan (Regulator). Didalam

    melaksanakan tugasnya Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan dipimpin

    oleh Kepala Badan sedangkan teknis operasionalnya dibawah Bidang Kebersihan yang

    dibantu oleh Kepala Sub Bidang dan staf bidang kebersihan.

    4.2. Aspek Organisasi Dan Manajemen

    4.2.1 Bentuk Institusi dan Struktur Organisasi

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maros No.12 Tahun 2012 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Maros,

    Instansi yang berwenang dalam pengelolaan kebersihan/persampahan adalah Badan

    Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (BLHKP). Struktur organisasi BLHKP terdiri

    dari Kepala Badan dengan dibantu oleh satu orang Sekretaris, empat Kepala Bidang, dan

    dua Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT). Selengkapnya, struktur Organisasi Badan

    Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Maros adalah sebagai berikut:

    Badan Lingkungan Hidup, kebersihan dan pertamanan terdiri dari :

    a. Kepala Badan;

    b. Sekretariat;

    c. Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan;

    d. Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengendalian Lingkungan;

    e. Bidang Kebersihan;

    f. Bidang Pertamanan dan Pemakaman;

    g. Unit Pelaksana Teknis;

    h. Kelompok Jabatan Fungsional.

    1. Sekretariat terdiri dari :

    a. Sub Bagian Program;

    b. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;

    c. Sub Bagian Keuangan.

    2. Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan terdiri dari :

    b. Sub. Bidang Penataan Lingkungan;

    b. Sub. Bidang pengelolaan Pencemaran air, Udara dan Tanah;

    c. Sub. Bidang Pengelolaan Pencemaran Kebisingan gangguan dan Penegakan Hukum.

    3. Bidang pelestarian lingkungan hidup dan pengendalian lingkungan terdiri dari :

    a. Sub Bidang Analisis Dampak Lingkungan;

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 37

    b. Sub Bidang Baku Mutu Lingkungan dan Status Lingkungan;

    c. Sub Bidang Konservasi dan Keanekaragaman Hayati.

    4. Bidang Kebersihan terdiri dari :

    a. Sub. Bidang Pemeliharaan Kebersihan;

    b. Sub. Bidang Pengelolaan dan Pemanfaatan limbah/sampah;

    c. Sub.Bidang Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.

    URAIAN TUGAS

    1. Kepala Badan

    Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan dipimpin oleh Kepala Badan

    mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

    di bidang lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan berdasarkan asas desentralisasi

    dan tugas pembantuan.

    Untuk menyelenggarakan tugas pokok Kepala Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan

    dan Pertamanan Daerah mempunyai fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Lingkungan Hidup, Kebersihan dan

    Pertamanan.

    b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan di bidang lingkungan hidup,

    kebersihan dan pertamanan.

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup, kebersihan dan

    pertamanan.

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    Uraian tugas Kepala Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan sebagai berikut:

    a. Merumuskan program kerja Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan

    berdasarkan rencana kerja yang telah dibuat.

    b. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan yang berkaitan penyelenggaraan program

    kegiatan badan.

    c. Membina bawahan dalam hal pelaksanaan tugas sesuai peraturan dan prosedur

    yang berlaku.

    d. Mengarahkan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga

    pelaksanaan tugas berjalan lancar.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 38

    e. Menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis badan dan koordinasi penyusunan

    rencana starategis serta koordinasi penyusunan laporan kinerja instansi

    Pemerintah.

    f. Merumuskan kebijakan bidang lingkungan hidup kebersihan dan pertamanan.

    g. Menyelenggarakan pengendalian dan pengawasan pencemaran dan kerusakan

    lingkungan serta kebersihan, pertamanan dan pemakaman.

    h. Memfasilitasi kegiatan instansi terkait dalam hal pengendalian dampak lingkungan

    dan kebersihan.

    i. Menyelenggarakan penataan dan penataan hukum lingkungan hidup, baik secara

    administrasi, perdata maupun pidana terhadap pelaku pencemaran dan perusakan

    lingkungan hidup, dengan mengembangkan skema insentif-disinsentif dan

    pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan.

    j. Menyelenggarakan pelayanan Bidang Lingkungan Hidup, Kebersihan dan

    Pertamanan dengan mengacu pada standar pelayanan minimal bidang lingkungan

    hidup, kebersihan dan pertamanan.

    k. Memfasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan melalui kegiatan pendidikan

    dan pelatihan.

    l. Memberikan rekomendasi dan melakukan penilaian kelayakan lingkungan terhadap

    usaha/kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

    m. Menyelenggarakan pembinaan jabatan fungsional di bidang lingkungan hidup,

    kebersihan dan pertamanan.

    n. Menyelenggarakan pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga

    non Pemerintah dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup, kebersihan dan

    pertamanan.

    o. Menyelenggarakan pengaturan, pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan

    urusan bidang lingkungan hidup, kebersihan, pertamanan dan pemakaman.

    p. Merumuskan sasaran pembangunan di bidang lingkungan hidup kebersihan,

    pertamanan dan pemakaman.

    q. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas

    tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi

    kerja.

    r. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada

    atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

    s. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang

    tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 39

    2. Sekretariat

    Sekretaris yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan kegiatan, memberikan

    pelayanan teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian, keuangan serta

    penyusunan program dalam lingkungan badan.

    Untuk melaksanakan tugas pokok Sekretaris mempunyai fungsi:

    a. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan.

    b. Pengelolaan urusan administrasi kepegawaian dan umum.

    c. Pengelolaan administrasi keuangan.

    d. Pengkoordinasian dan penyusunan program serta pengolahan dan penyajian data.

    e. Pengelolaan dan pembinaan organisasi dan tatalaksana.

    f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

    fungsinya.

    Uraian tugas Sekretaris sebagai berikut:

    a. Merencanakan operasional kegiatan sekretariat sebagai pedoman dalam

    pelaksanaan tugas.

    b. Membagi tugas ke bawahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi sesuai ketentuan

    yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

    c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai peraturan dan

    prosedur yang berlaku agar terhindar dari kesalahan.

    d. Menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang

    diharapkan.

    e. Mengadakan koordinasi kepada seluruh bidang sesuai peraturan yang berlaku agar

    pekerjaan berjalan lancar.

    f. Melaksanakan koordinasi perencanaan dan perumusan kebijakan tehnis setiap

    kegiatan sesuai peraturan yang berlaku agar pekerjaan berjalan lancar.

    g. Mengkoordinir penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) setiap kegiatan

    yang telah disusun oleh Kepala Sub Bagian.

    h. Mengkoordinasikan pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi penyusunan Laporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) pada setiap bidang agar sesuai

    dengan pelaksanaan kinerja masing-masing bidang.

    i. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengolahan dan penyajian data dan

    informasi sehingga dapat menghasilkan data yang lebih akurat.

    j. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelayanan administrasi kepegawaian dan

    umum untuk menghasilkan pelayanan yang maksimal.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 40

    k. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelayanan administrasi program untuk

    menghasilkan pelayanan yang maksimal.

    l. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan organisasi dan

    tatalaksana dalam lingkungan badan sehingga pembinaan dan ketatalaksanaan

    dapat berjalan dengan lancar.

    m. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-

    tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi

    kerja.

    n. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sekretaris dan memberikan saran

    pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

    o. Melaksanakan kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan baik lisan maupun

    tertulis sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

    3. Sub Bagian Program

    Sub Bagian Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok

    mengumpulkan bahan dan mengelola penyusunan program, penyajian data dan

    penyusunan laporan kinerja.

    Uraian tugas kepala sub bagian program sebagai berikut:

    a. Merencanakan kegiatan Sub. Bagian Program berdasarkan Renja Badan Lingkungan

    Hidup, Kebersihan dan Pertamanan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

    b. Membagi tugas tertentu dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada

    bawahan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga pelaksanaan tugas berjalan

    lancar.

    c. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai permasalahan yang

    timbul agar pelaksanaan tugas berjalan lancar.

    d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan sesuai peraturan dan prosedur yang

    berlaku agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.

    e. Menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang

    diharapkan.

    f. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) berdasarkan peraturan perundang

    undangan yang berlaku sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

    g. Menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) kegiatan badan

    sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 41

    h. Mengumpulkan bahan dan menyusun dokumen pelaksanaan kegiatan dan anggaran

    berdasarkan pedoman dan peraturan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan

    tugas.

    i. Mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melakukan penyusunan perencanaan

    program dan anggaran.

    j. Menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    Badan sebagai landasan laporan kinerja pegawai.

    k. Menghimpun dan menyajikan data dan informasi program dan kegiatan badan

    untuk lebih transparan dalam pengelolaan data dan informasi.

    l. Mengelola dan melakukan pengembangan sistem penyajian data berbasis

    teknologi informasi agar dapat menyajikan data yang lebih akurat dan cepat.

    m. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan kegiatan tahunan untuk bahan

    pertanggungjawaban Pimpinan.

    n. Mengevaluasi hasil kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah

    dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi kerja.

    o. Menyusun laporan hasil pelaksanaan Sub.Bagian Program dan memberikan saran

    pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

    p. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang

    tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

    4. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

    Sub Bagian Kepegawaian dan Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang

    mempunyai tugas pokok mengelola administrasi kepegawaian melakukan urusan

    ketatausahaan, administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang, serta

    urusan rumah tangga.

    Uraian tugas Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum sebagai berikut :

    a. Merencanakan kegiatan Sub Bagian Kepegawaian dan Umum sebagai pedoman

    dalam pelaksanaan tugas.

    b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai uraian tugas dan tanggung jawab sehingga

    pelaksanaan tugas berjalan lancar.

    c. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai permasalahan yang

    timbul untuk mencapai profesionalisme.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 42

    d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan sesuai peraturan dan prosedur yang

    berlaku agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.

    e. Menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang

    diharapkan.

    f. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) berdasarkan peraturan perundang

    undangan yang berlaku sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

    g. Menghimpun daftar hadir pegawai untuk tertib administrasi.

    h. Menyiapkan bahan administrasi surat tugas dan perjalanan dinas pegawai untuk

    kelancaran pelaksanaan tugas.

    i. Menyusun rencana formasi, informasi jabatan, dan bezetting pegawai sebagai

    bahan dalam formasi pegawai.

    j. Menyiapkan bahan dan mengelola administrasi kepegawaian meliputi usul

    kenaikan pangkat, perpindahan, pensiun, penilaian pelaksanaan pekerjaan,

    kenaikan gaji berkala, cuti, ijin, masa kerja, peralihan status dan layanan

    administrasi kepegawaian lainnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan

    tugas.

    k. Menyiapkan bahan usulan pemberian tanda penghargaan dan tanda jasa Pegawai

    Negeri Sipil sebagai bahan kelengkapan usulan.

    l. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pembinaan, peningkatan kompetensi,

    disiplin dan kesejahteraan pegawai negeri sipil sebagai bahan dalam formasi

    pegawai.

    m. Mengembangkan penerapan sistem informasi kepegawaian berbasis teknologi

    informasi sehingga dapat memperlancar akses data kepegawaian.

    n. Melakukan administrasi, pengarsipan naskah dinas, pengklafikasian dan

    pendistribusian surat masuk dan surat keluar menurut jenisnya sesuai ketentuan

    yang berlaku agar memudahkan pencariannya kembali.

    o. Menyiapkan bahan dan menyusun administrasi pengadaan pendistribusian

    pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan barang sesuai dengan peraturan dan

    prosedur yang berlaku agar pengelolaan asset dapat berjalan dengan baik dan

    benar.

    p. Mempersiapkan pelaksaanaan rapat dinas, upacara bendera, kehumasan, dan

    mengelola sarana dan prasarana serta melaksanakan urusan rumah tangga badan

    untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 43

    q. Menyiapkan bahan dan menyusun daftar inventarisasi barang serta menyusun

    laporan barang inventaris untuk kelancaran pengelolaan asset.

    r. Mengevaluasi hasil kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas tugas yang telah

    dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi kerja.

    s. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian kepegawaian dan umum dan

    memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan

    kebijakan.

    t. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang

    tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

    5. Sub Bagian Keuangan

    Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok

    melaksanakan penatausahaan administrasi keuangan meliputi penyusunan anggaran,

    penggunaan, pembukuan, pertanggungjawaban dan pelaporan.

    Uraian tugas Kepala Sub Bagian Keuangan sebagai berikut :

    a. Merencanakan kegiatan sub bagian keuangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

    tugas.

    b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai uraian tugas dan tanggung jawab sehingga

    pelaksanaan tugas berjalan lancar.

    c. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai permasalahan yang

    timbul untuk mencapai profesionalisme.

    d. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas bawahan sesuai peraturan dan prosedur yang

    berlaku agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.

    e. Menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang

    diharapkan.

    f. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) berdasarkan peraturan perundang

    undangan yang berlaku sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

    g. Melakukan koordinasi penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen

    Pelaksanaan Anggaran (DPA) berdasarkan usulan setiap kegiatan di lingkup Badan.

    h. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan dan penyajian data

    keuangan.

    i. Melakukan pengendalian keuangan lingkup badan.

    j. Melaksanakan pengendalian pengeluaran kas (cash flow).

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 44

    k. Menyusun dokumen terhadap penerbitan surat perintah membayar (SPM) lingkup

    badan.

    l. Melaksanakan pengujian dan analisa Surat perintah Membayar (SPM), Uang

    Persediaan (UP) Ganti Uang Persediaan (GU), Tambahan Uang Persediaan (TU) dan

    Langsung (LS) yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) lingkup badan.

    m. Membuat laporan keuangan realisasi anggaran belanja menurut rekening

    berdasarkan pengeluaran SPM.

    n. Melaksanaan urusan pengelolaan gaji dan melaksanakan penggajian.

    o. Meneliti kelengkapan surat permintaan pembayaran (SPP) yang diajukan oleh

    bendahara sesuai prosedur yang berlaku untuk menghindari kesalahan.

    p. Meneliti kebenaran pertanggung jawaban bendahara pengeluaran sesuai peraturan

    dan prosedur agar terhindar dari kesalahan.

    q. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian keuangan dan memberikan

    saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

    r. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang

    tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

    6. Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan

    Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan yang mempunyai tugas pokok

    perencanaan dan pengawasan, penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penataan

    lingkungan, pengelolaan pencemaran air, udara dan tanah serta pengelolaan pencemaran

    kebisingan, gangguan dan penegakan hukum.

    Untuk melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan

    mempunyai fungsi:

    a. Penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang pengawasan lingkungan dan

    penyelesaian sengketa lingkungan.

    b. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan penyidikan dan evaluasi teknis di bidang

    pengawasan dan penegakan hukum serta penyelesaian sengketa lingkungan hidup.

    c. Pembinaan dan koordinasi pemantauan Penataan atas perjanjian di bidang

    pengendalian dampak lingkungan skala Kabupaten.

    d. Pembinaan dan koordinasi penyelesaian konflik dalam pemanfaatan

    keanekaragaman hayati.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 45

    e. Pembinaan dan koordinasi penerapan paksaan Pemerintahan dan/atau uang paksa

    terhadap pencemaran air, udara dan tanah skala Kabupaten pada keadaan darurat

    dan/atau keadaan yang tidak diduga lainnya skala Kabupaten.

    f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

    fungsinya.

    Uraian tugas Kepala Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan sebagai berikut:

    a. Merencanakan operasional kegiatan Penataan dan pengawasan lingkungan sebagai

    pedoman dalam pelaksanaan tugas.

    b. Membagi tugastugas kepada bawahan sesuai tugas pokok masingmasing sehingga

    pelaksanaan tugas berjalan lancar.

    c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan sesuai prosedur dan

    peraturan agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.

    d. Menilai bawahan sesuai pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang

    diharapkan.

    e. Mengkoordinir penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) setiap kegiatan

    yang telah disusun.

    f. Melaksanakan analisis dan menghimpun data dan informasi untuk penyusunan

    bahan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan penegakan hukum, pengelolaan

    pencemaran air, udara dan tanah, kebisingan, gangguan air, udara dan tanah dan

    penyelesaian sengketa lingkungan lainnya.

    g. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan penyidikan dan evaluasi

    teknis di bidang pengawasan dan penegakan hukum serta penyelesaian sengketa

    lingkungan hidup.

    h. Melaksanakan koordinasi penyusunan dan sosialisasi produk hukum lingkungan

    hidup.

    i. Mengembangkan mekanisme pengawasan dan penegakan hukum lingkungan hidup.

    j. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pemantauan Penataan atas perjanjian di

    bidang pengendalian dampak lingkungan skala Kabupaten.

    k. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi penyelesaian konflik dalam pemanfaatan

    keanekaragaman hayati.

    l. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas

    tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta memberikan penilaian prestasi

    kerja.

  • Penyusunan Master Plan Pengelolaan Persampahan

    Kabupaten Maros

    BLHKP | Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan & Pertamanan Kab. Maros 46

    m. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bidang Penataan dan pengawasan

    lingkungan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

    perumusan kebijakan.

    n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang

    tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

    7. Sub Bidang Penataan lingkungan

    Sub Bidang Penataan li