6
M – lV POINT LOAD TEST 4.1 Tujuan Percobaan Point load test dilakukan untuk mengukur kekuatan (strength) dari percontoH batu secara tidak langsung di lapangan. 4.2 Teori Dasar Percobaan Pengujian ini menggunakan mesin uji point load dengan peconto berupa silinder atau bentuk lain yang tidak beraturan. Pengujian point load ini merupakan pengujian yang dapat dilakukan langsung di lapangan, dengan demikian dapat diketahui kekuatan batuan di lapangan sebelum pengujian di laboratorium dilakukan. Perconto yang disarankan untuk pengujian ini adalah batuan berbentuk silinder dengan diameter kurang lebih 50 mm. Dari uji ini akan didapatkan nilai point load strength index (Is) yang akan menjadi patokan untuk menentukan nilai kuat tekan batuan (c). 4.3 Alat-alat yang digunakan Mesin pengujian point load test, untuk menekan perconto yang berbentuk silinder, balok atau bentuk tidak beraturan lainnya dari satu arah secara menerus/ kontinu hingga perconto pecah. Mistar, untuk mengetahui jarak perubahan axial antara dua konsus penekan pada alat point load.

Laporan Akhir m4 Point Load

Embed Size (px)

DESCRIPTION

as

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir m4 Point Load

M – lV

POINT LOAD TEST

4.1 Tujuan Percobaan

Point load test dilakukan untuk mengukur kekuatan (strength) dari

percontoH batu secara tidak langsung di lapangan.

4.2 Teori Dasar Percobaan

Pengujian ini menggunakan mesin uji point load dengan peconto berupa

silinder atau bentuk lain yang tidak beraturan. Pengujian point load ini

merupakan pengujian yang dapat dilakukan langsung di lapangan, dengan

demikian dapat diketahui kekuatan batuan di lapangan sebelum pengujian di

laboratorium dilakukan. Perconto yang disarankan untuk pengujian ini adalah

batuan berbentuk silinder dengan diameter kurang lebih 50 mm.

Dari uji ini akan didapatkan nilai point load strength index (Is) yang akan

menjadi patokan untuk menentukan nilai kuat tekan batuan (c).

4.3 Alat-alat yang digunakan

Mesin pengujian point load test, untuk menekan perconto yang berbentuk

silinder, balok atau bentuk tidak beraturan lainnya dari satu arah secara

menerus/ kontinu hingga perconto pecah.

Mistar, untuk mengetahui jarak perubahan axial antara dua konsus

penekan pada alat point load.

Dial gauge, untuk mengukur beban maksimum yang dapat diterima

contoh batuan, hingga contoh tersebut pecah.

4.4 Prosedur

Contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran

diameter 50 mm.

Contoh diletakkan diantara dua konsus penekan alat point load, kemudian

dongkrak hidrolik diberikan tekanan sehingga kedua ujung konsus

penekan tepat menekan permukaan contoh yang akan diuji.

Page 2: Laporan Akhir m4 Point Load

Catat ukuran mistar pengukuran pada awal kedudukan kedua konsus

penekan mulai menekan contoh.

Foto 4.1Pengujian Diameteral

Pemberian tekanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga specimen

pecah.

Pembebanan dihentikan setelah specimen mengalami pecah dan matikan

alat penekan apabila perconto batuan sudah pecah.

Baca jarum penunjuk pembebanan maksimal (dial gauge) yang diberikan

alat sehingga perconto pecah.

Foto 4.2Saat sampel diameteral pecah

Catat ukuran mistar pada akhir kedudukan, maka akan didapatkan nilai

jarak antara dua konsus penekan.

4.5 Data Hasil Percobaan

Diameteral

Diameter sampel = 6 cm

Page 3: Laporan Akhir m4 Point Load

Panjang sampel = 2,5 cm

Tinggi akhir konus = 5,2 cm

Beban yang diberikan = 10 kg

Luas = 28,26 cm2

Axial

Diameter sampel = 6 cm

Panjang sampel = 2,7 cm

Tinggi akhir konus = 2,5 cm

Beban yang diberikan = 9 kg

Luas = 28,26 cm2

4.6 Pengolahan Data

σ Diameteral = beban/ luas

= 10/28,26

= 0,3538 kg/cm2

= 0,0353 mpa

σ Axial = beban/ luas

= 9/28,26

= 0,3184 kg/cm2

= 0,0318 mpa

IsDiameteral =P/D2

= 10/(5,2)2

= 0,3698 kg/cm2

Is Axial =P/D2

= 9/(2,5)2

= 1,44 kg/cm2

σc Axial= 23 x Is

= 23 x 1,44

= 33,12 kg/cm2

= 3,312 mpa

σc Diameteral = 23 x Is

= 23 x 0,3698

= 8,5054 kg/cm2

= 0,8505 mpa

Page 4: Laporan Akhir m4 Point Load

4.7 Data Hasil Pengolahan

Sampel

Panjan

g

sampel

(cm)

Luas

Teganga

n

(kg/cm2)

Teganga

n

(MPA)

P

(kg)

Point

Load

(kg/cm2)

Kuat

Tekan

(kg/cm2)

Kuat

Tekan

(mpa)

Diametera

l

2,5 28,2

6

0,3538 0,0353 10 0,3698 8,5054 0,8505

Axial 2,7 28,2

6

0,3184 0,0318 9 1,44 33,12 3,312

4.8 Analisa

Dalam pengujian kali ini sampel yang diambil berdiameter 6 cm.

Pengujian kali ini diuji dengan cara diameteral dan axial. Hal ini dimaksudkan

untuk mendapatkan Indeks Franklin, dan kuat tekan sampel tersebut. Pada

pengujian diameteral Indeks Franklin yang didapat sebesar 0,3698 kg/cm2 dan

kuat tekan sebesar 0,8505 MPa. Sedangkan pada pengujian Axial didapatkan

Indeks Franklin sebesar 1,44 kg/cm2 dan kuat tekan sebesar 3,312 MPa. Dilihat

dari hasil kuat tekan pada pengujian yang berbeda menunjukkan bahwa saat

sampel diberi beban maksimum pada posisi axial menghasilkan kuat tekan yang

lebih besar dibandingkan saat sampel pada posisi diameteral. Dari pengamatan

ini kita dapat dianalisa bahwa sampel saat mampu menerima beban yang lebih

besar saat posisi axial dibandingkan saat posisi diameteral.

4.9 Kesimpulan

Kesimpulan dari pengujian Point Load kali ini adalah kuat tekan dari

sampel saat posisi diameteral adalah 0,8505 Mpa, sedangkan kuat tekan sampel

saat posisi axial adalah sebesar 3.312 Mpa. Dan secara umum dapat

disimpulkan bahwa saat suatu sampel diberikan beban maksimum, bidang axial

mempunyai nilai kuat tekan lebih besar dibandingkan nilai kuat tekan bidang

diameteralnya. Artinya bidang lemah suatu sampel terdapat pada bidang

diameteralnya.