33
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : VIANDRA EDO B.P NIM : 111510501075 GOL/KELOMPOK : KAMIS/2 ANGGOTA : 1. SITI HAJAR (111510501070) 2. NGIDA ZULFA (111510501074) 3. DADANG C.N (111510501090) 4. ERLIV S. (111510501082) 5. RIZKI C. (111510501084) 6. DIMAS H. (111510501093) JUDUL ACARA : BATAS KRITIS UNSUR HARA (N) DAN PENGUKURAN KANDUNGAN KLOROFIL PADA TANAMAN TANGGAL PRAKTIKUM : 11 APRIL 2013 TANGGAL PENYERAHAN : 14 MEI 2013

LAPORAN 2 klintan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN 2 klintan

UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANLABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : VIANDRA EDO B.P

NIM : 111510501075

GOL/KELOMPOK : KAMIS/2

ANGGOTA : 1. SITI HAJAR (111510501070)

2. NGIDA ZULFA (111510501074)

3. DADANG C.N (111510501090)

4. ERLIV S. (111510501082)

5. RIZKI C. (111510501084)

6. DIMAS H. (111510501093)

JUDUL ACARA : BATAS KRITIS UNSUR HARA (N)

DAN PENGUKURAN KANDUNGAN

KLOROFIL PADA TANAMAN

TANGGAL PRAKTIKUM : 11 APRIL 2013

TANGGAL PENYERAHAN : 14 MEI 2013

ASISTEN : 1. MOH. AMINNUDDIN

2. ASRI RINA H

3. FAJAR FIRMANSYAH

4. FAKHRUSY ZAKARIYYA

5. KHUSNUL KHOTIMAH

6. NORMA LAILATUN NIKMAH

Page 2: LAPORAN 2 klintan

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Petani di Indonesia memiliki kecenderungan hanya memasok unsur N ke

dalam tanah melalui pupuk urea. Hal tersebut terbukti bahwa pupuk urea

menduduki peringkat tertinggi tingkat penjualan pupuk buatan. Padahal

kebutuhan N pada tanaman ada batasannya dan tidak hanya unsur N saja yang

dibutuhkan dalam proses metabolisme dan fisiologis tanaman. Meskipun

memamang benar bahwa unsur hara N merupakan unsur hara makro yan bersifat

esensial dan mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Fungsi dari unsur N juga tidak bisa

digantikan oleh unsur hara lain, dan apabila unsur ini tidak terpenuhi maka

tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya secara normal. Namun lepas

dari segala manfaat dan pentingnya unsur N, jika kandungan unsur N telah

melebihi batas kebutuhan tanaman, justru keracunan yang akan dialami oleh

tanaman. Selain itu dampak negatif lain yang muncul akibat kelebihan unsur N

akan menimbulkan gejala daun berubah pucat dan mudah rontok, pertumbuahan

tanaman terhambat, fase vegetatif terlalu lama dan tanaman tidak kunjung berbuah

kemudian yang terjadi adalah klorosis dan diikuti nekrosis (kematian).

Pada dasarnya unsur N (nitrogen) telah tersedia di alam sehingga dapat

mencukupi untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman. Tetapi tingkat

ketersediaan unsur N di suatu tempat tidak akan sama dengan tempat lain, ada

yang tergolong cukup atau kaya akan unsur N sehingga tanaman akan tumbuh

subur disekitarnya, ada pula yang kekurangan unsur N sehingga pertumbuhan

tanaman tersebut akan terhambat. Setiap tanaman juga tidak akan sama kebutuhan

akan unsur haranya. Tanaman budidaya termasuk dalam jenis tanaman yang

membutuhkan unsur hara yang kompleks, hal tersebut karena dengan sengaja pada

suatu lahan secara bersamaan ditanami tanaman tertentu sehingga dibutuhkan

unsur hara yang sama dan merata pada setiap tanaman. Namun setiap hari

persediaan unsur hara di alam jumlahnya akan terus berkurang, yang jelas

diakibatkan oleh penyerapan tanaman itu sendiri. Oleh karena itu para petani

Page 3: LAPORAN 2 klintan

secara intensif akan melakukan pemupukan untuk mencukupi kebutuhan hara

tanamannya.

Ketika tanaman memasuki masa vegetatif, maka tanaman sangat

membutuhkan unsur hara N, sehingga saat itu unsur hara N berperan vital bagi

tanaman. Unsur hara ini memiliki fungsi utama mensintesis klorofil yang

kemudian digunakan tanaman dalam proses fotosintesis. Klorofil merupakan

komponen terpenting tanaman yang menjadikan tanaman dapat membuat

makanannya sendiri. Oleh karena itu segala bentuk usaha meningkatkan produksi

suatu tanaman, jika ditinjau dari fisiologi tanaman maka langkah yang benar

adalah memaksimalkan fungsi dan kinerja klorofil tanaman. Unsur hara Nitrogen

sangat berperan dalam pembentukan dan kinerja klorofil, hal tersebut yang

menjadikan hara N harus diberi perhatian khusus dibandingkan unsur hara lain.

Oleh karena itu diperlukan pengujian untuk mendeteksi batas kritis suatu

tanaman terhadap kandungan unsur hara N sehingga diharapkan dapat diketahui

data yang akurat mengenai kebutuhan tanaman akan unsur hara N. Pengujian

batas kritis unsur hara ini bisa dilakukan dengan menganalisis klorofil suatu

tanaman.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui batas kritis suatu unsur hara pada tanaman.

Page 4: LAPORAN 2 klintan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Bojović dan Marković (2009) Kandungan nitrogen suatu wilayah

dapat diketahui melalui identifikasi klorofil. Nitrogen yang merupakan unsur hara

mobile diketahui dapat tinggal didalam tanaman bahkan diseluruh jaringan

tanaman, namun kandungan tertinggi nitrogen ada di bagian klorofil daun-daun

dewasa yang terdapat dibagian bawah batang tanaman. Daun yang sudah dewasa

dipastikan mempunyai klorofil yang lebih banyak, lebih kuat dan lebih produktif

menghasilkan makanan sehingga dibutuhkan pula katalisator berupa unsur N yang

banyak. Tandai lain yang dapat diamati dari penampakan luar adalah berubahnya

warna daun dewasa menjadi kemerahan akibat terlalu banyak nitrogen yang

terserap, nitrogen tersebut justru memacu terbentuknya “anthosianin” (Bojović

dan Marković ,2009)

Unsur hara yang memiliki peran penting ketika tanaman memasuki fase

vegetatif adalah unsur Nitrogen. Unsur ini memiliki peran mensintesis klorofil

yang kemudian dimanfaatkan dalam proses fotosintesis. Sedangkan untuk

tanaman Rosela sp, unsur nitrogen tidak hanya mempengaruhi sintesa protein

namun mendorong produksi kelopak bunga. Tanaman pada prinsipnya tidak dapat

menyerap unsur hara dalam bentuk kompleks, tetapi tanaman menyerap nitrogen

dalam bentuk ion NH4 dan NO3-. Namun masalah yang sering muncul saat

budidaya tanaman obat Rosela sp adalah kekurangan Nitrogen. Gejala yang

timbul akibat kekurangan nitrogen adalah terhambatnya pertumbuhan tanaman

atau tanaman kerdil yang ditandai dengan perubahan warna daun yang semula

hijau menjadi hijau pucat bahkan hijau kekuningan. Selain perubahan warna,

gejala muncul adalah klorosis yang kemudian diikuti nekrosis pada daun-daun tua

(Santoso B,2012).

Fotosintesis merupakan suatu proses metabolisme dalam tanaman yang

pada akhirnya membentuk karbohidrat dengan menggunakan karbon dioksida dari

udara dan air dari dalam tanah dan bantuan sinar matahari. Fotosintesa

berlangsung dalam kloroplast yang berisi klorofil. Klorofil dibedakan menjadi

klorofil a dan klorofil b. Klorofil a berwarna hijau tua sedangkan untuk klorofil b

Page 5: LAPORAN 2 klintan

berwarna hijau muda. Klorofil merupakan pigmen yang berfungsi sebagai

penangkap energi matahari. Klorofil berperan dalam proses pengadaan energi

yang akan digunakan untuk sintesa makromolekul di dalam sel, misalnya

karbohidrat dengan cara mereduksi karbon dioksida. Proses ini berlangsung dalam

sel dan hasil reaksi sampingan yang terjadi berupa molekul oksigen dan

merupakan sumber oksigen di udara (Jumin, 2010).

Menurut Sugiarti dalam Raharjo (2010) Dalam dunia pertanian sistem

budidaya yang baik akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan salah satunya

adalah kebutuhan unsur hara makro N, P dan K. Unsur hara ini sangat esensial

dalam mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas suatu tanaman. Oleh karena

itu keseimbangan unsur hara N, P dan K selalu diusahakan terpenuhi demi

mendapatkan produktivitas yang tinggi. Sumber dari unsur hara N, P dan K

mudah ditemukan dalam wujud pupuk buatan maupun pupuk organik. Namun

tetap diusahakan agar petani menggunakan pupuk organik karena selain

mencukupi kebutuhan hara N, P dan K pupuk organik dapat memperbaiki struktur

tanah dan meningkatkan populasi mikrobia dalam tanah (Raharjo M, 2010).

Kandungan hara N disekitar tanaman tidak dapat dipungkiri lagi sangat

menentukan pertumbuhan dan fisiologis tanaman. Pupuk majemuk NPK diketahui

dapat memberi suplai hara N yang cukup besar ke dalam tanah. Pupuk majemuk

NPK merupakan kombinasi seimbang antara pupuk tunggal N, P dan K. Oleh

karena itu perlakuan pemupukan majemuk NPK yang mengandung nitogen jelas

membantu pertumbuhan tanaman. Dalam pupuk majemuk setiap hara akan

memiliki peran masing-masing, fungsi hara nitrogen bagi tanaman adalah

bertindak sebagai pupuk yang mendukung pertumbuhan pada fase vegetatif suatu

tanaman. Hal tersebut dapat diketahui dengan warna hijau yang terlihat dari

keseluruhan tanaman apabila unsur N terpenuhi dengan tepat. Selain memperbaiki

keadaan tanaman saat fase vegetatif, unsur N juga diketahui mempengaruhi

pembentukan protein dalam sel tanaman (Wasis dan Fatia, 2011).

Menurut Perwitasari B (2012) Unsur nitrogen hanya dapat diserap

tanaman dalam bentu ion-ion tertentu, yaitu NH4 (ammonium) dan NO3- (nitrat).

Setiap ion tersebut ternyata memiliki peran dan manfaat yang berbeda, ion NH4

Page 6: LAPORAN 2 klintan

fokus pada pertumbuhan awal tanaman yang kemudian membuat tanaman tumbuh

dengan pesat, sel membesar dan tahan terhadap penyakit. Hara nitrogen memang

dibutuhkan oleh tanaman, karena jika kekurangan hara nitrogen tanaman akan

cepat menunjukkan gejala seperti pertumbuhan tanaman yang terhambat (kerdil)

gejala tersebut kemudian mempengaruhi proses fisiologis pembentukan selulosa

hasil fotosintesis, bahkan kekurangan nitrogen diduga dapat menurunkan daya

tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit (Perwitasari B et al.,2012).

Batas kritis unsur hara pada suatu tanaman sangat penting diketahui

sebelum melakukan tindakan pemupukan unsur hara. Jika pemberian unsur hara

kedalam tanah telah tepat maka diprediksikan pertumbuhan tanaman disekitar

tanah tersebut optimum bahkan meningkatnya hasil produksi tanaman tersebut.

Nilai dosis yang diketahui melalui analisa batas kritis dapat dijadikan sebagai

acuan aplikasi pemupukan tepat dosis. Penelitian dengan berbagai perlakuan telah

dilakukan hanya untuk menentukan dosis pemupukan yang tepat. Hasil data yang

kemudian menunjukkan tanaman dapat tumbuh optimal diasumsikan menjadi

acuan pemberian pupuk (Sarief, 1986).

Menurut Muthalib dalam Ai Nio Song (2011) Pigmen utama pada suatu

tanaman adalah klorofil. Klorofil merupakan pigmen pemberi warna hijau pada

tanaman, bahkan alga dan bakteri fotosintetik. Klorofil memegang peran penting

saat proses fotosintesis, yaitu pigmen yang mampu menyerap dan mengubah

energi cahaya menjadi energi kimia. Rantai kimia klorofil adalah (C20H39O) yang

akan berubah menjadi (C20H39OH) apabila terkena air. Pembentukan pigmen

klorofil terjadi didalam kloroplas dan dibantu beberapa katalisator yang

diantaranya adalah unsur Nitrogen (Ai dan Banyo ,2011).

Zat lemas nitrogen berfungsi meningkatkan pertumbuhan tanaman,

mendukung produktivitas klorofil, menjadi katalisator dalam penyusunan protein,

meningkatkan produksi tanaman dalam menumbuhkan daun dan tunas serta

memberi kondisi berkembangbiaknya mikroorganisme dalam tanah yang penting

bagi pertumbuhan dan kelangsungan pelapukan bahan bahan organik. Gejala

yang ditimbulkan akibat kelebihan unsur N diibaratkan putih telur yang lebih

banyak atau suatu sel yang berisi plasma yang terlalu banyak. Hal tersebut

Page 7: LAPORAN 2 klintan

menyebabkan penyimpangan pertumbuhan daun bahkan jaringan mati (Lahuddin,

2007).

Menurut Lakitan (2012) dalam bukunya Dasar–Dasar Fisiologi Tumbuhan,

dinyatakan bahwa beraneka ragam unsur hara dapat ditemukan di dalam tubuh

tanaman, namun unsur-unsur tersebut tidak seluruhnya dibutuhkan untuk

kelangsungan hidup tanaman tersebut. Hanya ada beberapa unsur hara yang

meracun bagi tanaman, unsur hara tersebut ada yang telah tergolong racun dari

awal, ada pula saat kondisi tertentu unsur hara tersebut berubah menjadi racun.

Unsur hara tersebut sebagian besar adalah unsur mikro dan logam berat seperti Fe,

Al, Cd, Ag, dan Pb. Sedangkan unsur yang kemudian berubah racun karena

kondisi tertentu dan paling banyak ditemukan kasusnya adalah kelebihan hara N

(nitrogen). Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan jaringan vascular pecah dan

mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan air. Gejala lain yang kemudian

timbul adalah klorosis bahkan nekrosis (Lakitan, 2012).

Page 8: LAPORAN 2 klintan

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum acara “Batas kritis suatu unsur hara (N) dan pengukuran

kandungan klorofil pada tanaman” dilaksanakan pada hari Kamis 11 April 2013

pukul 09.15 sampai selesai, praktikum bertempat di Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Dasar, Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Bak atau ember

2. Saringan pasir

3. Polibag

3.2.2 Bahan

1. Pasir steril

2. Bibit jagung

3. Pupuk Urea

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan polibag yang telah dilubangi bagian bawahnya, kemudian isi

dengan pasir steril.

2. Menyiapkan bibit tanaman dan mencuci akarnya sampai kotoran hilang,

menanam bibit yang telah disiapkan ke dalam polibag.

3. Memberian larutan nutrisi atau pupuk dengan menyiram pada media pasir

4. Melakukan pemeliharaan dan pemberantasan hama penyakit yang mungkin

menyerang.

Page 9: LAPORAN 2 klintan

DAFTAR PUSTAKA

Ai Nio Song dan dan Banyo Yunia. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman. Ilmiah Sains. 11(2):167-173.

Bojović Biljana dan Marković. 2009. Correlation between Nitrogen and Chlorophyll Content In Wheat (Triticum aestivum L.). Science Institute of Biology and Ecology, Faculty of Science, University of Kragujevac. 31(1):69-74.

Jumin, Hasan Basri. 2010. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lahuddin, M. 2007. Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi. Medan: USU Press.

Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Perwitasari B dkk. 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L) dengan Sistem Hidroponik. Agrovigor ISSN 1979-5777. 5(1):14-26.

Rahardjo m dan Pribadi e. 2010. Pengaruh Pupuk Urea, SP36, dan KCL Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb). Littri ISSN 0853 -08212. 16(3):98-105

Santoso B dkk. 2012. Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk Terhadap Pertumbuhan, Produksi Bunga, Dan Analisis Usaha Tani Rosela Merah. Littri ISSN 0853-8212. 18(1): 17 – 23.

Sarief, Saifuddin. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Buana.

Wasis B dan Fathia N. 2011. Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina (Gmelina arboreaRoxb.) Pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing). Silvikultur Tropika ISSN : 2086-8227. 2(1):14-18.

Page 10: LAPORAN 2 klintan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Tinggi Tanaman

Perlakuan

Ulangan

Hari ke-

0 3 6 9 12 15 18 21 24 27

0 gr (Kontrol)

1 - - 8 18,16 32,1 26,16 45,6 48 48,6 61

2 - - 8,6 12,6 19,6 23 28,3 31,9 35,3 48,6

1 gr1 - - 7 15,5 17,3 28 34,3 34,8 39,6 52

2 - - 14,6 19 26,3 28,7 26,6 27,4 44 53,3

2 gr1 - - 7,6 16,03 25 27,6 31 45,3 57 67,6

2 - - 14,3 15,63 25,16 26,8 25,9 28,6 38 50,3

3 gr1 - - 6,3 15,6 24,3 30 41 43,03 44 46

2 - - 5,3 7,1 27,3 25,3 29,5 22,2 46,6 54

4 gr1 - - 4,5 9,1 29,3 34,3 42,6 43,5 45,3 46,3

2 - - 6 7,3 28,5 27,1 25,6 23,3 34,3 46

5 gr1 - - 4,7 9,5 30,9 35 40,5 41,9 33,3 38,3

2 - - 7,7 8,8 7,7 30,3 27,4 32,8 34 47,3

6 gr1 - - 3,3 6,5 27,5 32,3 46,3 50,8 34,3 43,3

2 - - 6,1 8,1 30,16 31,7 30,3 16 31,6 41,9

B. Jumlah Daun

Perlakuan UlanganHari ke-

0 7 14 21 28

0 gr (Kontrol)

1 3 5 4,3 6,6

2 2,6 4,3 4,3 4,3

Page 11: LAPORAN 2 klintan

1 gr1 3 5,3 4,6 5,3

2 3 5 4 5

2 gr1 2,6 4,3 4,6 6,3

2 3,3 5 4,3 4,6

3 gr1 3 5 5,3 4,3

2 4,3 5 3 5,3

4 gr1 5 5 4,6 4,6

2 4,6 3,9 4,3 4

5 gr1 3 5 4 3

2 4,3 4,6 4 4

6 gr1 2,6 4,6 4,6 3,6

2 4 4,6 4 2,6

C. Panjang Daun

Perlakuan UlanganHari ke-

0 7 14 21 28

0 gr (Kontrol)

1 8 31,6 37,3 48,3

2 14,9 34,1

1 gr1 8,3 31,3 30,6 39,3

2 32,2 34,7

2 gr1 9,03 30,8 32,2 64,04

2 32,3 35,4

3 gr1 10,06 31 33,6 36,3

2 26,8 35,3

4 gr1 9,8 31,5 33,6 33,3

2 29,3 31,1

5 gr1 10,46 31,4 34,5 30,3

2 28,2 28,8

Page 12: LAPORAN 2 klintan

6 gr1 9,3 23,4 34 37,3

2

D. Lebar Daun

Perlakuan UlanganHari ke-

0 7 14 21 28

0 gr (Kontrol)

1 0,9 1,7 2,13 3

2 1,5 1,6 1,93 2,23

1 gr1 0,86 1,66 1,53 2,16

2 0,96 1,7 1,8 3,06

2 gr1 1,8 1,5 2,33 2,3

2 1,8 1,6 2,33 2,3

3 gr1 0,86 1,63 1,96 2,5

2 2,03 1,43 2,36 2,2

4 gr1 0,93 1,7 2,03 2,43

2 2 1,83 2,1 1,86

5 gr1 1,03 2,03 2,03 2,2

2 1,7 1,76 1,9 1,66

6 gr1 0,86 1,6 1,8 2

2 3,23 1,9 1,86 1,56

E. Gejala Morfologi Tanaman

Perlakuan UlanganGejala Morfologi

Tanaman

0 gr (Kontrol)1 daun klorosis

2 Kerdil, daun sempit

1 gr1 daun klorosis

2 Kerdil, daun sempit

Page 13: LAPORAN 2 klintan

2 gr1 daun klorosis

2 Tepi daun menguning

3 gr1 daun klorosis

2 subur tinggi

4 gr1 daun klorosis

2 subur tinggi

5 gr1 daun hijau

2 hijau, cukup subur

6 gr1 hijau

2 hijau, cukup subur

4.2 Pembahasan

Batas kritis dari suatu tanaman harus diketahui dan dipahami agar nantinya

dapat mengetahui dosis yang sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga

tanaman dapat tumbuh secara optimum dan dapat bereproduksi secara maksimal.

Untuk melakukan pengujian dari batas kritis suatu unsur hara maka dapat

dilakukan dengan cara menanam tanaman pada pot atau polybag dengan berbagai

kadar pupuk (gr). Tanaman yang tumbuh secara optimal dapat dijadikan sebagai

acuan atau dasar dari pemberian nutrisi seperti unsur N, sehingga apabila nantinya

akan dilakukan pada lapang atau lahan maka digunakan rasio atau perbandingan

sehingga komposisi yang nantinya duberikan untuk tanaman akan sama. Unsur

makro yaitu merupakan unsur hara yang jumlah kebutuhannya relatif besar

dibutukan oleh tanaman. unsur hara makro meliputi karbon (C), hidrogen (H),

Oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg)

dan sulfur (S). Dari sembilan unsur hara makro tersebut memiliki fungsi dan

peranan yang bebrbeda - beda dan ketersediaannya bagi tanaman sangat penting

karena kekurangan unsur hara ini tidak dapat digantikan dengan insur hara lain.

Sehingga apabila tanaman kekurangan suplai unsur hara makro maka akan

menunujukkan gejala kelainan yang tentunya dapat menurunkan produktivitas

Page 14: LAPORAN 2 klintan

tanaman. Namun kelebihan dari penyediaan unsur hara makro akan menyebabkan

kematian pada tanaman akibat keracunan unsur hara makro ini.

Unsur hara makro memiliki fungsi atau peranan penting yang berbeda -

beda tentunya dari unsur hara yang satu dengan unsur hara lainnya. berikut adalah

fungsi atau peranan unsur hara makro yaitu sebagai berikut :

1. Nitrogen (N), memiliki fungsi dalam memperbaiki pertumbuhan khususnya

pada fase vegetatif dan dapat memacu pembentukan protein. Kekurangan unsur

ini mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, daun menguning, daunnya sempit,

tegak dan pendek. Sedangkan kelebihan unsur ini mengakibatkan kematangan sel

menjadi terhambat, batang mudah roboh dan rentan terhadap penyakit.

2. Fosfor (P), memiliki fungsi yaitu memacu pembelahan sel, membantu dalam

membentuk albumin, dapat mempercepat proses pematangan, memacu

pertumbuhan bunga, biji dan buah, membuat batang kuat, memacu tumbuh dan

berkembangnya akar, memperkuat daya tahan terhadap OPT dan melancarkan

metabolisme dari karbohidrat. Kekurangan unsur ini meyebabkan buah dan biji

menjadi berkurang dan tidak sempurna, kerdil, daun menjadi keunguan atau

kemerahan.

3. Kalium (K), memiliki fungsi yaitu dalam memacu pembentukan pati, dapat

membuat aktif suatu enzim, mengatur pembuakaan dari stomata, melancarkan

proses fisiologi dan metabolik dalam sel, dapat mempengaruhi penyerapan unsur

lainnya, memperkuat terhadap kekeringan dan penyakit, dan dapat memacu

perkembangan air. Kekurangan unsur ini mengakibatkan tanaman cepat

menggabus, daun mengkerut dan mengkilap, daun menjadi coklat, batang pendek

atau kerdil, dan mengakibatkan dapat menurunkan kadar hidrat arang pada umbi -

umbian.

4. Kalsium (Ca), memiliki fungsi sebagai penyusun dinding sel, memacu atau

meningkatkan dari pembelahan sel dan pertumbuhan sel. Kekurangan unsur ini

mengakibatkan perumbuhan akar terhambat, daun mengeriput dan berubah warna

dan daun mengalami klorosis.

5. Magnesium (Mg), memiliki fungsi yaitu sebagai aktivator enzim, dapat

membentuk minyak dan membentuk klorofil. Kekurangan hara ini menyebabkan

Page 15: LAPORAN 2 klintan

klorosis pada daun, daun menjadi coklat dan mengkerut dan berpengaruh terhadap

pertumbuhan biji.

6. Belerang (S), memiliki fungsi yaitu dalam membentuk protein. Kekurangan

hara ini menyebabkan klorosis pada daun muda yakni berubahnya warna hijau

menjadi hijau muda, daun mengkilap keputihan, daun dapat berwarna kuning dan

hijau.

ketersediaan hara dalam tanah dipengaruhi oleh :

1. pH tanah, berhubungan dengan daya llarut mineral dalam tanah dan

berhubungan dengan banyaknya hara yang diserap oleh tanaman.

2. Tingkat energi ionisasi, menetukan interaksi dari ion yang mengakibatkan pada

kelimpahan hara dalam tanah.

3. KTK, berhubungan dengan kelimphan unsur hara dalam tanah dan

berhubungan dengan penyerapan unsur hara serta pencucian hara oleh tanah.

4. Proses pencucian (leaching), berhubungan dengan ion pada larutan tanah yang

tercuci atau terhanyut oleh aliran air atau irigasi.

5. Aktivitas mikroorganisme dalam tanah, terdapat beberapa mikroorganisme yang

menguntungkan dan merugikan bagi ketersediaan hara. Contoh mookroorganisme

yang menguntungkan bagi ketersediaan hara yaitu bakteri penambat nitrogen.

6. Genesa tabah, macam, jumlah, dan kelimpaan hara tanaman, sifat fisik dan

kimia ditentukan oleh batuan induk tanah tersebut.

7. Kondisi lingkungan, berhubungan dengan kelembaban dan temperatur dalam

penyerapan hara.

Mekanisme penyerapan unsur hara baik makro dan mikro yang terdapat

dalam tanah dapat melalui 3 cara yaitu :

1. Aliran massa

Yaitu merupakan gerakan unsur hara didalam tanah yang secara bersama -

sama dengan aliran massa air yang nantinya akan menuju akar tanaman. Unsur

hara yang ketersediannya dalam tanah yang biasanya melakukan proses ini yaitu :

Nitrogen (98,8%), Kalsium (71,4%), Belerang (95,0%), dan Mo (95,2%).

2. Difusi

Page 16: LAPORAN 2 klintan

Yaitu penyerapan hara dalam tanah dapat terjadi karena suatu perbedaan

konsentrasi. Unsur hara yang keberadaanya di permukaan akar konsentrasinya

lebih rendah daripada konsentrasi hara yang terdapat di permukaan koloid

organik, di permukaan koloid liat serta dalam larutan tanah. Dari ketiga posisi

tersebut yang konsentrasinya tinggi akan menyebabkan difusi yakni dari unsur

hara yang memiliki konsentrasi tinggi ke rendah atau permukaan akar tanaman.

Berikut adalah unsur hara yang tesedia di tanah yang melalui proses ini yaitu :

Fosfor (90,9%) dan Kalium (77,7%).

3. Intersepsi akar

Yaitu peristiwa dimana akar tanaman memperpendek jarak dengan unsur

hara yang tersedia dalam tanah. Dengan tumbuh dan memanjangnya akar tersebut

mengakibatkan akar mudah dalam menyerap unsur hara yang tersedia dalam

tanah. Unsur hara yang tersedia dalam tanah yang melakukan proses ini yaitu

Kalium (28,6%).

Unsur hara nitrogen kebanyakan berasal dari udara (N2), tetapi unsur N

yang dapat diserap tanaman dalam bentuk ion yaitu NH4+ dan NO3

-. Ion NH4+

diserap dalam bentuk aerob oleh tanaman sedangkan NO3- diserap dalam bentuk

anaerob oleh tanaman. Ion NO3- lebih cepat tersedia bagi tanaman dan ion ini

bersifat mobil dalm tanah. Ion ini dapat bebas bergerak dengan air tanah, sehingga

akan terjadi pencucian dan mengakibatkan erosi ke badan - badan air yang pada

akhirnya akan terjadi pengkayaan unsur N (eutrofikasi). Sedangkan ion NH4+ lebih

stabil dibanding NO3-. Kekurangan unsur N mengakibatkan pertumbuhan menjadi

terhambat, megakibatkan klorosis, tanaman menjadi kerdil, daun sempit, tegak,

pendek dan berwarna hijau kekuningan dan umumnya daun yang tua akan cepat

menguning dan lebih cepat mengalami kematian. Sedangkan kelebihan unsur N

dapat mengakibatkan keracunan bagi tanaman, umur fase vegetatif lebih panjang

daripada generatif yang nantinya dapat menurunkan produktivitas tanaman.

Kelebihan unsur N juga mengakibatkan warna hijau gelap dan mengakibatkan

kelebihan air sehingga rentan terhadap OPT. Unsur N diperlukan tanaman untuk

bagian vegetatif tanaman dan berperan dalam membentuk warna hijau pada daun

yang nantinya digunakan dalam fotosintesis. Unsur N juga berperan sintesis

Page 17: LAPORAN 2 klintan

klorofil sehingga dapat memacu pertumbuha tanaman serta merangsang dari

bagian - bagian vegetatif tanaman.

Berikut ini adalah grafik dari setiap parameter pengamatan :

Page 18: LAPORAN 2 klintan

Pada data garafik di atas dapat terlihat bahwa hasil penrtumbuhan tanaman

jagung selama 1 bulan dengan pengamatan yang dilakukan interval 3 hari sekali

untuk tinggi tanaman dan 1 minggu sekali untuk parameter jumlah daun, panjang

daun dan lebar daun, pada grafik pengamatan tinggi tanaman terlihat hasil

pertumbuhan tanaman paling baik adalah pada perlakuan pemberian pupuk urea 2

gram, hasil rata-rata pertumbuhan pada pengamatan hari ke 28 menunjukan hasil

angka yang paling tinggi di bandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Pada

Page 19: LAPORAN 2 klintan

garafik pengamatan jumlah daun hasil yang di dapatkan adalah pada perlakuan

control, karena di hari ke 28 hasil rata - rata jumlah daun dari semua ulangan

menunjukkan hasil paling banyak. Tetapi untuk hasil yang terbaik jika dilihat

perkembangannya dari awal pengmatan adalah pada perlakuan 2 dan 4 gram. Pada

grafik rata - rata panjang daun hasil yang menunjukkan angka paling baik adalah

pada perlakuan dengan pemupukan urea 2 gram, pada hari pengamatan ke 28

menunjukkan angka yang paling tinggi dari pada perlakuan lainnya. Sedangkan

pada grafik rata - rata lebar daun perlakuan yang menunjukkan hasil paling baik

adalah pada perlakuan pemberian pupuk urea sebanyak 4 gram. Dengan demikian

dari penjabaran data hasil pengmatan berdasarkan hasil grafik di ataas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil rata - rata yang memiliki nilai paling baik addalah pada

perlakuan pemberian pupuk urea 2 gram, hanya saja hasil tinggi tanaman dan

lebar daun sedikit kalah dengan hasil yang dimiliki pada perlakuan lainnya. Tetapi

hasil perlakuan urea 2 gram merupakan hasil perlakuan pemberian pupuk urea

paling optimal bagi tanaman jagung di banding perlakuan yang lain.

Pada perlakuan urea 4 gram memang menunjukan hasil baik tetapi secara

rata - rata hasil terbaik adalah pada perlakuan 2 gram. Terdapatnya hasil baik pada

perlakuan 4 gram dimungkinkan karena adanya faktor - faktor lain yang dapat

mempengaruhi hasil akhir dari pertumbuhan tanaman jagung. Factor yang

mungkin terjadi adalah karena adanya pengaruh dari media pasir yang dipakai.

Karena pasir yang dipakai untuk media pertumbuhan merupakan pasir campuran

atau pasir yang memiliki perbedaan jenis yang kemudian dicampur, sehingga

dimungkinkan terjadi kontaminasi unsur-unsur yang terkandung dalam pasir

karena jenis pasir yang berbeda pula. Pada saat proses penyiapan media proses

yang dilakukan kurang begitu baik, pada saatt pencucian media pasir proses yang

dilakukan kurang begitu bersih, sehingga mungkin adanya zat-zat hara yang

tersisan dalam media pasir yang berbeda-beda, sehingga pasir kurang steril dan

kontaminasi zat - zat yang terkandung pada media dapat memberikan pengaruh

pada setiap perlakuan, sehinnga hasil pertumbuhan tanaman jagung menjadi

beragam.

Page 20: LAPORAN 2 klintan

Dari gejala morfologi yang dialami oleh tanaman, pada perlakuan control,

1 gr, 2 gr, 3 gr, 4 gr, 5 gr dan 6 gr umumnya sudah menunjukkan gejala

kekurangan unsur N yaitu seperti gejala klorosis, kerdil, daun menyempit dan

daun menghijau. Dengan hasil ini maka pada perlakuan control benar – benar

mengalami gejala kekurangan N karena N tidak tersedia maupun disediakan atau

disuplai. Begitu pula pada perlakuan 1 gr menunjukkan bahwa perlakuan tersebut

mengalami defisiensi hara N. Dan apabila diamati dari setiap perlakuan, semakin

banyak urea yang diberikan maka tingkat kesuburannya tinggi tetapi

mengakibatkan gejala kelebihan hara N sehingga hara yang ada pada tanah lebih

besar daripada hara yang dibutukan oleh tanaman akibatnya tanaman mengalami

keracunan. Contohnya yaitu pada parameter tinggi tanaman mulai dari control dan

perlakuan 1 gr merupakan kekurangan hara N, sedangkan perlakuan 6 gr

tingginya menurun akibat kelebihan hara N. Dan perlakuan terbaiknya yaitu yang

kebutuhan hara dalam tanah dengan kebutuhan hara yang dibutuhkan oleh

tanaman sesuai dan mendapatkan hasil terbail yaitu pada perlakuan 2 baik ulangan

1 dan 2 menghasilkan tinggi yang optimal dibanding perlakuan lainnya. Dengan

kata lain disimpulkan bahwa ketersediaan unsur N dalam tanah diusahakan tidak

berlebih ataupun kurang tetapi harus sesuai dengan kebutuhan tanaman dalam

menyerap unsur hara.

Untuk memperkuat dari hasil yang telah didapat maka dapat di berikan

tambahan berupa literatur yang tersedia sesuai materi ini. Menurut Wasis dan

Fatia (2011) yang menyatakan bahwa unsur N sangat penting bagi tanaman

khususnya pada fase vegetatif karena dapat memperbaiki tanaman pada fase itu

dan berpengaruh terhadap pembentukan protein dalam sel tanaman. Menurut

Suparwoto dkk (2012) menyatakan bahwa ketersediaan hara makro dan mikro

dalam tanah harus seimbang untuk mendapatkan hasil tanaman dengan kualitas

yang baik. Tanaman yang kekurangan unsur hara akan menyebabkan gangguan

atau penyimpangan pada tanaman tersebut sehingga produktivitas tanaman dapat

menurun. Namun kekurangan unsur hara baik makro maupun mikro dapat diatasi

dengan menambah pupuk organik cair atau dengan menambahkan bahan organik

dalam tanah atau dapat pula dengan membiakkan cendawan dan bakteri pelaru

Page 21: LAPORAN 2 klintan

hara misalnya bakteri pelarut fosfat sehingga akar yang perumbuhannya kurang

panjang dapat dibantu penyerapan hara fosfat dengan bantuan cendawan dan

fungsi dari bakteri pelarut fosfat yaitu untuk mengurai unsur hara fosfat dalam

tanah yang masih belum terurai. Menurut Sarief (1986) menyatakan bahwa gejala

kekurangan dari unsur hara N yaitu daun menguning, pertumbuhan buah tidak

sempurna. Gejala tersebut dapat diatasi dengan menambah urea dengan

kandungan N 46%, ZA dengan kandungan N yaitu 21%, KNO3 dan pupuk daun

yan memiliki kandungan N tinggi.

BAB 5. PENUTUP

Page 22: LAPORAN 2 klintan

5.1 Kesimpulan

Dari data hasil dan pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai beikut:

1. Unsur hara makro merupakan suatu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah

banyak selain itu unsur hara makro harus tersedia bagi tanaman unsur hara

makro terdiri dari N, P, K, Ca, Mg, S, O, H dan C.

2. Fungsi unsur nitogen bagi tanaman antara lain merangsang pertumbuhan

tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu

sendiri, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman,

merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun.

3. Batas kritis merupakan salah satu petunjuk untuk menentukan kebutuhan

pupuk pada suatu jenis tanaman. Batas kritis menunjukan kekhasan gejala

akibat kekurangannsutu unsur hara pada tanaman.

4. Hasil perlakuan terbaik adalah pada urea 2 gram.

5.2 Saran

Pada praktikum yang telah dilakukan sebaiknya lebih dipersiapkan dalam

hal penyiapan dan pencucian media, sehingga media tetap steril dan tidak

memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman selama waktu satu bulan.