Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN PEMASARAN
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-
kegiatan pokok yang dilangsungkan oleh perusahaan
untuk mempertahankan hidup, untuk berkembang dan
mendapatkan laba.
Arti pemasaran sering dikacaukan dengan
pengertian penjualan, perdagangan, dan distribusi,
yang hanya merupakan bagian-bagian dari kegiatan
pemasaran secara keseluruhan. Proses pemasaran itu
sendiri dimulai jauh sejak sebelum barang-barang
diproduksi, dan tidak berakhir pada tahap penjualan
saja. Melainkan kegiatan pemasaran perusahaan harus
dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika
menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen
mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.
Sejak orang mengenal pemasaran, telah banyak
definisi-definisi pemasaran yang dikemukakan untuk
dapat menjelaskan arti dan pentingnya pemasaran, yang
pada akhirnya dapat memperjelas perbedaan antara
14
pemasaran dengan kegiatan penjualan, perdagangan dan
distribusi.
Untuk dapat memahami arti pemasaran dengan
benar, berikut ini penulis kemukakan definisi-definisi
pemasaran menurut Philip Kotler dan William J.
Stanton.
Menurut Philip Kotler :
"Marketing is a social and managerial process by which
individual and group obtain what they need and want
through creating and exchanging product and value with
other." (1988: 3) .
Menurut W.J. Stanton :
"Marketing is a total system of business activities
designed to plan,, price,, promote, and distribute want
satisfying goods and service to present and potential
customers". (1984: 7)
Dari kedua definisi tersebut di atas dapat
diketahui bahwa pemasaran meliputi segala aktivitas
mulai dari merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan suatu barang atau
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen dengan cara mempertukarkan suatu barang dan
jasa itu dengan suatu nilai tertentu.
15
Dengan ini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
aspek penting pemasaran adalah adanya transaksi atau
proses pertukaran yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
PENGERTIAN MANAJEMEN PEMASARAN
Pengertian pemasaran adalah lebih luas daripada
arti penjualan, karena pemasaran mencakup usaha
perusahaan yang dimulai dengan mengindentifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen yang perlu dipuaskan,
menentukan produk yang akan diproduksi, menentukan
harga yang sesuai, menentukan promosi dan
pendistribusian produk tersebut.
Berikut ini akan dijelaskan perbedaan konsep
penjualan dan konsep pemasaran. Konsep penjualan
mengatakan bahwa suatu perusahaan akan memperoleh
keuntungan dari penjualannya jika perusahaan melakukan
usaha penjualan yang agresif dan usaha promosi yang
gencar.
Adapun konsep pemasaran menyatakan bahwa
perusahaan akan sukses jika perusahaan itu mendasarkan
tujuan organisasinya pada pencapaian kebutuhan dan
keinginan target marketnya.
Di bawah ini penulis kutipkan definisi manajemen
pemasaran menurut Philip Kotler, yaitu :
16
" Marketing ( management ) is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods and services to create exchanges that satisfy individual and organizational objectives. " (1988: 11)
Jadi, manajemen pemasaran adalah proses perencanaan
dan penerapan konsepsi, penetapan harga, promosi dan
pendistribusian ide - ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang akan memuaskan kebutuhan
individu dan organisasi.
Bagi pemasaran, perubahan lingkungan dapat
merupakan tantangan yang memerlukan tanggapan dan cara
penyelesaian baru. Manajemen pemasaran berfungsi dalam
hal memilih, melaksanakan, mengkoordinasi, dan
mengelola kegiatan pemasaran yang dapat mencapai
tujuan perusahaan serta menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan.
2.3 KONSEP PEMASARAN DAN ORIENTASI PADA MASYARAKAT
Konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan
pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan
mengenal dan merumuskan kebutuhan dan keinginan
konsumen, kemudian merumuskan dan menyusun suatu
kombinasi dari kebijakan produk, harga, promosi dan
distribusi setepat - tepatnya agar kebutuhan konsumen
dapat dipuaskan secara memuaskan.
17
Definisi yang dikemukakan oleh Basu Swastha
( 1982 : 5) adalah :
"Konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis
yang menyatakan , bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan
hidup perusahaan"
Dari uraian di atas mengandung arti bahwa konsep
pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
konsumen yang harus disertai dengan koordinasi antara
fungsi - fungsi dalam perusahaan. Dengan koordinasi
antara fungsi ini, perusahaan dapat beroperasi secara
lebih efektif dan efisien dibanding dengan pesaingnya.
Ada tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar
dalam konsep pemasaran :
a) Orientasi kepada konsumen/ meliputi :
1. Penentuan kebutuhan pokok dari konsumen yang dilayani.
2. Penentuan kelompok pembeli sebagai sasaran penjualan.
3. Penentuan produk dan program pemasarannya. 4. Mengadakan penelitian kepada konsumen untuk
mengukur, menilai dan menaksirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka.
5. Penentuan dan pelaksanaan strategi pemasaran yang paling tepat ( Basu Swastha, 1982 : 5 )
b) Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen secara optimal, harus terdapat penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Dalam arti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam usaha yang dikoordinasi untuk memberikan kepuasan kepada
18
konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasi.
c) Kepuasan konsumen
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan yang dapat dipenuhi ini tidaklah berarti bahwa perusahaan harus memaksimisasikan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus mendapatkan laba dengan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Konsep pemasaran ini telah berkembang menjadi :
" Societal Marketing consept w, yaitu konsep pemasaran
yang berorientasi kepada masyarakat didukung oleh
pemasaran terpadu dengan maksud memberikan kepuasan
dan kesejahteraan kepada konsumen dalam jangka
panjang.
Sedangkan menurut Kotler ( 1988: 28 ) adalah sebagai
berikut :
w The sociental marketing concept holds the organization's task is to determine the needs, wants and interests of target markets and to deliver desired satisfaction more effectively and efficiently than competitors in a way that preserves or enchanges the customer's and the society's well being "
Definisi di atas menjelaskan bahwa kunci untuk
mencapai tujuan - tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efektif
dan lebih efisien dibanding para pesaing.
Konsep pemasaran ini mengharapkan para pemasar
untuk menyeimbangkan tiga hal yang perlu diperhatikan
dalam menetapkan kebijakan pemasaran yaitu, laba
19
perusahaan, pemuasan kebutuhan konsumen dan
kepentingan masyarakat.
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Perubahan lingkungan yang sering terjadi terus
menerus akan tercermin pada perilaku konsumen, yang
mana hal ini akan mempengaruhi kehidupan manusia.
Untuk itu manajer pemasaran dituntut untuk selalu
memperbaharui pengenalan produk terhadap konsumennya,
menilai kembali kebutuhan - kebutuhan mereka dan
memperkirakan kebutuhan konsumen di waktu yang akan
datang.
Menurut David L. Loudon dan Albert J. Delia
Bitta dalam bukunya Comsumer Behaviour Concepts and
Application ( 1984: 6 ) dijelaskan bahwa :
" Consumer behavior may be defined as the decision
process and physical activity individuals engage in
when evaluating, acquiring, using, or disposing of
goods and services."
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa perilaku
konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan dan
kegiatan fisik individu yang dilakukan dalam
mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan atau mengolah
barang dan jasa.
Adapun Leon G. Schiffman and Leslie L. Kanuk
memberikan definisi sebagai berikut :
20
" Consumer behavior can be defined as the behavior that consumers display in searching for, purchasin, using evaluating, and disposing of products, services and ideas which they expect will satisfy their needs." (1983: 6)
Dijelaskan bahwa perilaku konsumen adalah
perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam
mencari, membeli atau menggunakan dan mengevaluasi
penggunaan produk, jasa/ ide yang diharapkan dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Jadi perilaku konsumen merupakan studi bagaimana
individu mengambil keputusan dengan menggunakan sumber
sumber yang dimiliki berkaitan dengan proses
konsumsinya. Biasanya berkaitan dengan apa yang
dibeli, mengapa, bagaimana, di mana, dan seberapa
sering membeli.
Faktor - faktor dasar yang dapat mengarahkan
perilaku konsumen adalah motif, kebutuhan akan barang
atau jasa yang ditimbulkan oleh dorongan atau stimuli
dan individu - individu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya dengan barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan.
2.5 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen terdiri dari dua faktor yang dominan, yaitu:
21
a.Faktor Internal, dan
b.Faktor Eksternal. ( Basu Swastha, 1987 : 15 )
2.5.1 Faktor Internal
Faktor intern yang mempengaruhi perilaku
konsumen dijelaskan oleh Basu Swastha dan Hani
Handoko antara lain :
l.Motivasi. 2.Persepsi. 3.Belajar. 4.Sikap. 5.Kepribadian. ( Basu Swastha, 1987: 75-91 ).
ad.1 Motivasi
Menurut Gilbert Harrel : " Motivation is an
internal force that directs behavior toward the
fulfillment of needs ".
Dari definisi di atas diketahui bahwa motivasi
merupakan kekuatan penggerak yang berasal dari dalam
individu, yang dapat mengarahkan perilaku seseorang
untuk memenuhi kebutuhannya.
Motivasi yang terdiri dari mekanisme yang
membangkitkan energi dan kekuatan yang mengarahkan
energi tersebut nantinya dapat menimbulkan perilaku.
Kekuatan yang mengarahkan energi tercipta karena
adanya ketegangan berupa belum terpenuhinya kebutuhan.
Seseorang akan berusaha untuk mengurangi ketegangan
melalui perilakunya.
22
Teori motivasi Abraham Maslow :
Inti teori dari Abraham Maslow adalah bahwa
kebutuhan itu tersusun dalam suatu hierarki atau
jenjang tingkat kebutuhan. Yang paling rendah adalah
kebutuhan fisiologis dan tingkat kebutuhan yang
tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri.
Hierarki kebutuhan Maslow :
a. Kebutuhan Fisiologis.
Adalah kebutuhan untuk memenuhi kekurangan biologis
termasuk kebutuhan akan makan, minum, tempat
tinggal dan seks.
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan.
Adalah kebutuhan akan perlindungan dari bahaya,
ancaman dan ketentraman atau kestabilan.
c. Kebutuhan sosial.
Adalah kebutuhan akan kasih sayang, menjalin
hubungan dengan orang lain.
d. Kebutuhan ego.
Adalah kebutuhan akan reputasi, prestise,
kehormatan diri, kebutuhan akan status atau
kedudukan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Adalah kebutuhan akan penyelesaian pekerjaan
sendiri, pengembangan diri semaksimal mungkin.
( Schiffman, 1983: 63 )
23
ad.2 Persepsi
Dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk bahwa
•."Perception can be defined as the process by which an
individual selects, organizes, and interprets stimuli
into a meaningful and coherent picture of the world."
(1983:136)
Jadi, Persepsi adalah suatu proses di mana rangsangan
yang diterima dari panca indra diseleksi,
diorganisasi/ dan diartikan sehingga nantinya dapat
diperoleh gambaran dunianya yang lengkap. Studi
tentang persepsi adalah studi tentang sesuatu yang
ditambahkan atau dikurangi secara tidak sadar oleh
manusia terhadap rangsangan - rangsangan untuk
memperoleh imajinasi bagi dirinya.
Pengalaman yang diperoleh dari perbuatan masa
lalu atau dari proses belajar akan mempengaruhi
tingkah laku serta proses persepsi yang berbeda antara
konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. Pemasar
perlu memperhatikan persepsi konsumennya terhadap
produk yang dihasilkan, harga, iklan, dan kegiatan
pemasaran perusahaan tersebut.
ad.3 Belajar
Loudon dan Delia Bitta memberikan definisi
tentang belajar sebagai berikut:
24
" Learning can be viewed as a relatively permanent
change in behaviour occuring as a result of
experience." (1988: 459)
Jadi, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang
relatif menetap yang terjadi sebagai akibat dari
pengalaman.
Proses belajar terjadi karena adanya interaksi
individu dengan lingkungan. Proses belajar meliputi
mencari tanggapan dan fiksasi yaitu berhenti pada
suatu tahap tertentu melangkah pada tahap berikutnya.
Jika telah mencapai proses fiksasi maka nantinya akan
berbentuk kebiasaan yang bisa berfungsi sebagai
indikator perilaku.
Proses belajar pada suatu pembelian terjadi jika
konsumen ingin menanggapi suatu kepuasan atau
kekecewaan. Tanggapan konsumen ini sangat dipengaruhi
oleh pengalaman masa lalu. Apabila konsumen puas maka
tanggapannya akan baik dan ada kecenderungan tanggapan
yang sama akan terulang yaitu orang akan cenderung
membeli produk dengan merk tertentu setiap kali ia
melakukan pembelian. Sebaliknya jika konsumen kecewa
terhadap suatu produk, maka ia akan mengurangi
kebiasaan membeli bahkan mungkin dia tidak membeli
sama sekali.
25
ad.4 Sikap
Menurut James F. Engel dan kawan - kawan bahwa :
" Attitude is a mental and neural state of readiness
to respond that is, organized through experience and
exerts a directive and/ or dynamic influence on
behaviour." (1987: 115)
Hal ini berarti bahwa sikap adalah suatu keadaan jiwa
(mental) dan keadaan berfikir yang dipersiapkan untuk
memberikan tanggapan terhadap suatu obyek, yang
diorganisasi melalui pengalaman yang akan mempengaruhi
secara langsung dan atau dinamis terhadap perilaku.
Sikap merupakan kecenderungan melakukan persepsi
dan bertindak yang diperoleh dari hasil belajar dengan
maksud menyenangi atau tidak, secara konsisten
terhadap suatu obyek yang dapat berupa produk, jasa,
lembaga usaha atau manusia. Sikap konsumen bisa
merupakan sikap positif ataupun negatif terhadap
produk - produk tertentu. Dengan mempelajari keadaan
jiwa dan keadaan jiwa dan keadaan berfikir diharapkan
dapat menentukan perilaku seseorang.
ad.5 Kepribadian.
Schiffman dan Kanuk memberikan definisi tentang
kepribadian adalah sebagai berikut :
"Personality can be defined as those inner
psychological charactristics that both determine and
26
reflect how a person respond to his or her
environment." (1983: 85)
Maksudnya: Kepribadian adalah suatu karakteristik
individu yang. menunjukkan tanggapan yang relatif
konsisten terhadap lingkungannya. Jadi, kepribadian
adalah kumpulan faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku. Kepribadian juga
mencakup kebiasaan, sikap, dan lain - lain sifat atau
watak yang khas. Manfaat mempelajari kepribadian yaitu
kita dapat mengetahui variabel apa yang mempengaruhi
pola yang konsisten dalam pemilihan produk dan tahap -
tahap perilaku konsumen.
2.5.2 Faktor Eksternal
Faktor - faktor eksternal yang mempengaruhi
perilaku konsumen dijelaskan oleh Basu Swastha
dan Hani Handoko, yaitu meliputi antara lain:
1. Kebudayaan. 2. Kelas sosial. 3. Kelompok sosial. 4. Kelompok referensi. 5. Keluarga. (Basu, 1987: 15 )
ad.l Kebudayaan
Schiffman dan kanuk memberikan definisi
tentang kebudayaan sebagai berikut :
"Cuiture as the sum total of learned beliefs, values,
and customs which serve to regulate the consumer
27
behavior of members of a perticular society. " (1983:
388)
Maksudnya, Kebudayaan adalah keseluruhan nilai
nilai kepercayaan dan kebiasaan yang mengarahkan
perilaku anggota masyarakat tertentu.
Jadi, perilaku manusia sangat ditentukan oleh
kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan
selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan
atau perkembangan masyarakat tertentu.
Implikasi kebudayaan bagi perusahaan adalah
dituntut untuk membuat produk , penentuan harga
promosi, dan lambang-lambang yang dapat diterima
didalam kebudayaan konsumennya.
Ad.2 Kelas Sosial
Gilbert Harell memberikan definisi tentang kelas
sosial sebagai berikut :
"Social class is relatively permanent and homogeneous division in a society in which individuals or families sharing similar values, life styles, interest, and behavour can be ( hierarchically ) categorized." (1988: 314)
Jadi, kelas sosial adalah pembagian anggota masyarakat
ke dalam suatu hirarki kelas status yang berbeda yang
relatif permanen dan homogen di dalam masyarakat di
mana individu atau keluarga mempunyai nilai-nilai,
gaya hidup, kesenangan dan perilaku yang relatif sama
28
dengan kelas sosial yang sama dan berbeda dengan kelas
sosial yang lain.
Beberapa faktor yang bisa dipakai sebagai ukuran
kelas sosial adalah kesejahteraan, kekuasaan,
kehormatan (prestige), dan ilmu pengetahuan.
Perilaku konsumen antara kelas sosial yang satu
dengan yang lain akan berbeda, karena penggolongan
kelas sosial ini menyangkut aspek sikap yang berbeda -
beda. Oleh karenanya pembagian kelas sosial akan
mempengaruhi perilaku pembeliannya.
ad.3 Kelompok Sosial
Loudon dan Delia Bitta menjelaskan tentang
kelompok sosial sebagai berikut :
"A group consist of people who have a sense
relatedness as a result of interaction with each
other." (1988: 272)
Maksudnya, Kelompok sosial adalah terdiri dari orang -
orang yang mempunyai pandangan yang berhubungan
sebagai interaksi satu dengan yang lain.
Bentuk - bentuk kelompok sosial dapat digolongkan atas
dasar berbagai kriteria. Berikut ini bentuk - bentuk
kelompok sosial yang terjadi di masyarakat:
a)Kelompok yang berhubungan langsung ( face to
face group ).
29
b)Kelompok primer dan kelompok sekunder ( primary
groups dan secondary groups ).
c)Kelompok formal dan informal ( formal groups dan
informal groups ).
( Basu S. dan Hani H., 1987: 66-67 )
Ad.a Kelompok yang berhubungan langsung.
Yaitu kelompok yang anggotanya saling kenal
mengenal secara erat, seperti misalnya keluarga,
teman dekat, tetangga, kawan sekerja dan
sebagainya, keanggotaannya untuk sebagian besar
dipengaruhi oleh jabatannya, tempat kediaman, dan
usia.
Ad.b Kelompok primer dan sekunder.
Kelompok primer adalah kelompok - kelompok
yang ditandai dengan ciri - ciri adanya saling,
mengenal antara anggota - anggota serta kerja sama
erat yang bersifat pribadi.
Sedangkan, kelompok sekunder adalah kelompok -
kelompok besar yang terdiri dari banyak orang, dan
hubungan di antara anggotanya tidak perlu saling
mengenal secara pribadi, serta tidak begitu
langgeng.
30
Ad.c Kelompok formal dan informal.
Kelompok formal adalah kelompok - kelompok
yang mempunyai peraturan - peraturan yang tegas
dan dengan sengaja diciptakan untuk mengatur
hubungan antar anggota - anggotanya. Misalnya
peraturan - peraturan untuk memilih pemimpin,
iuran dan sebagainya. Sebaliknya kelompok informal
tidak mempunyai struktur dan organisasi yang
tertentu. Kelompok - kelompok tersebut biasanya
terbentuk karena pertemuan - pertemuan yang
berulang kali.
ad.4 Kelompok Referensi
schiffman dan Kanuk memberikan definisi tentang
kelompok referensi sebagai berikut:
" A reference group is any person or group that service as point of comparison ( or reference ) for an individual in the formation of either general or specific values, attitudes or behavior." ( 1983: 292 )
Maksudnya, kelompok referensi adalah kelompok yang
sering dijadikan pembanding dalam pembentukan nilai-
nilai, sikap, atau perilaku yang umum atau khusus.
Kelompok referensi mempengaruhi pembelian
individu dan sering menjadi pedoman dalam perilakunya.
Pemasar harus mengawasi kelompok referensi ini karena
31
kelompok ini sering menjadi penyebar pengaruh dalam
hal selera dan hobi.
ad.5 Keluarga
James F. Engel memberikan definisi tentang
keluarga adalah sebagai berikut :
w A family is a group of two or more persons related
by blood, marriage, or adoption who reside together."
( 1987: 270 )
Maksudnya, keluarga adalah sekelompok dua atau lebih
orang yang tinggal bersama - sama karena ikatan darah
perkawinan, atau karena adopsi.
Pada pasar konsumen, maka keluargalah yang
banyak melakukan pembelian. Peranan setiap anggota
keluarga dalam membeli berbeda - beda menurut macam
barang tertentu yang dibelinya. Setiap anggota
keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.
Oleh karena itu, manajer pemasaran perlu
mengetahui sebenarnya siapakah anggota keluarga yang
bertindak sebagai pengambil inisiatif, penentu,
pembeli atau siapa yang mempengaruhi suatu keputusan
dalam membeli suatu produk.
Macam - macam bentuk keluarga, yaitu :
a) Married couple, merupakan suatu kelompok yang
terdiri dari suami atau istri.
32
b) Nuclear family ( keluarga inti ) , merupakan suatu
kelompok yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
c) Extended family ( keluarga besar ), merupakan
suatu kelompok yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan orang - orang yang mempunyai
ikatan saudara dengan keluarga. Kelompok tersebut
seperti kakek , nenek, paman, bibi dan menantu.
2.6 PROSES KEPUTUSAN MEMBELI
Para pemasar telah jauh mendalami berbagai hal
yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan suatu
pengertian tentang bagaimana konsumen dalam
kenyataannya membuat keputusan mereka pada waktu
membeli sesuatu. Para pemasar harus mengenal siapakah
yang membuat keputusan itu, bagaimana tipe keputusan
membeli yang tercakup di dalamnya dan bagaimana langkah
- langkah dalam proses membeli.
Beberapa peranan yang mungkin dimainkan orang
dalam sebuah keputusan membeli menurut Philip Kotler
dijelaskan sebagai berikut:
a)Pengambil inisiatif ( inisiator ). Pengambil inisiatif adalah orang yang pertama menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
b)Orang yang mempengaruhi ( influences ). Seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasehatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
c)Pembuat keputusan ( decides ). Pembuat keputusan adalah seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli: apakah jadi
33
membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membeli.
d)Pembeli ( buyer ). Pembeli adalah seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
e)Pemakai ( user ). Pemakai adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati' atau memakai produk atau jasa. (1992: 205)
2.7 SEMANTIC DIFFERENCIAL SCALES
Skala perbedaan semantik berusahaa mengukur arti
obyek atau konsep bagi seorang responden. Responden
diminta untuk menilai suatu obyek/konsep pada suatu
skala yang mempunyai dua ajektif yang bertentangan.
( M. Singarimbun dan Sofian, 1989: 119 )
Dalam analisis semantic differencial, pertama -
tama dirumuskan atribut - atribut produk yang dianggap
penting dan relevan terhadap citra profil produk
tersebut, kemudian setiap atribut tersebut ditentukan
monopolar adjective scaienya. Responden diminta untuk
memberikan tanda pada setiap skala sesuai dengan
pendapatnya. Setelah itu dihitung rata - rata skala
dari tanggapan responden, kemudian memberi titik rata -
rata pada titik skala itu. Pada akhirnya titik - titik
pada skala itu dihubungkan, sehingga diperoleh profil
citra dari produk yang diteliti.
34
8 ANALISIS KETERGANTUNGAN ANTAR FAKTOR ( Test of
Independency )
Di dalam menganalisis ada atau tidaknya
ketergantungan antar faktor, perlu dilakukan pengujian
atau tes terhadap faktor - faktor yang ada dengan
menggunakan Chi Square Test.
Sebelum faktor - faktor tersebut diuji, perlu
terlebih dahulu dibentuk suatu tabel ketergantungan/
contingency tabel seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Tabel Ketergantungan (Contingency Table)
Variabel II
Bl
B2
•
•
Br
Jumlah
Variabel II
Al A2 A3 Ak
nil nl2 nl3 , nlc
n21 n22 n23 n2c
nrl nr2 nr3 nrc
n.l n.2 n.3 n.c
Jumlah
nl.
n2.
nr.
n
Sumber : Djarwanto Ps. Dan Pangestu Subagyo,
Statistik Induktif, Edisi Ketiga, BPFE,
35
Yogyakarta, 1990, hal. 221.
Keterangan nij n i 3 r c A B
individu dari baris I kolom j banyaknya individu dalam semua sampel 1,2,3, r, baris ke. 1,2,3, c, ko lorn ke. row (baris) colom (kolom) Parameter variabel I. Parameter variabel II.
Minimum frekuensi tiap sel adalah lima, jika
lebih kecil dari lima harus digabungkan dalam sel
yang di atas atau di bawahnya atau dihapuskan. Adapun
rumus - rumus yang dipergunakan dalam pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut :
(Djarwanto Ps. Dan P. Subagyo, 1990: 223)
r c (nij -e±j)2
x2 I 2 i=j j=i e..
13
dimana besarnya e. . = (n..) (n..) ID i 3
n Keterangan :
X2 : besarnya nilai signifikansi
eij : frekuensi diharapkan dari baris I kolom j.
Kriteria pengujian hipotesis :
a. Besarnya tingkat kesalahan (a) ditetapkan = 5%,
b. Pengujian memakai satu sisi sebelah kanan,
c. Prosedur pengujian hipotesis:
36
Ho : Pll = PI 2 = ..„ = Pic
P21 = P22 - = P2c
Prl = Pr2 = = Pre
(berarti kedua .faktor yang diuji tidak
berhubungan atau tidak saling tergantung).
HI : Pll * P12 *• * Pic
P21 * P22 * „ * P2c
Prl * Pr2 •*• *• Pre
(berarti kedua faktor yang diuji ada hubungan
dan saling bergantung).
d. Derajad kebebasan (df) = (r-1) (c-1)
e. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :
Ho diterima apabila x^ < x {a; (r-1)(c-1)},
Ho ditolak apabila x2 > x2 {a; (r-1)(c-1)}.
Jika ternyata x2 > x2 {a; (r-1) (c-1), maka Ho
ditolak dan hipotesis alternatif diterima, ini
berarti ada ketergantungan antara dua variabel yang
diuji, sedangkan untuk mengetahui derajad kekuatan
hubungan tersebut digunakan koefisien kontigensi (C )
yang rumusannya adalah : ( Anker, 1986 : 375 )
X
n + X2
37
Jadi, jika faktor yang satu semakin tergantung pada
faktor lainnya, maka harga C semakin besar. Dengan
kata lain, semakin kuat hubungan antar faktor,
semakin kuat nilai C, dapat melampaui nilai maksimum
(upper limit/UL) yang ditentukan dengan rumus :
a) jika r = c maka UL =
Ur-2) (c-b) Jika r * c maka UL = J +
V r c
Keterangan :
a. Koefisien kontigensi dinyatakan lemah jika C/UL di
bawah 0,40.
b. Koefisien kontigensi dinyatakan cukup jika C/UL di
antara 0,40 dan 0,70.
c. Koefisien kontigensi dinyatakan kuat jika C/UL di
antara 0,71 dan 0,89.
d. Koefisien kontigensi dinyatakan sangat kuat jika
C/UL > 0,90.
^