Upload
doankien
View
227
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Definisi Klinik Gigi
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/Menkes/Per/I/2011, pengertian klinik adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan spesialistik, diselenggarakan oleh
lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis
(Menkes RI, 2001).
Menurut Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor
028/Menkes/Per/I/2011, klinik berdasarkan pelayanannya dibagi menjadi 2
yaitu:
1. Klinik Pratama
Klinik yang melayani pelayanan medik dasar.
2. Klinik Utama
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik.
Klinik gigi menurut peraturan menteri nomor
920/Menkes/Per/XIII/1986 merupakan sarana pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang diberikan kepada masyarakat (Utoyo, 2008). Klinik adalah sarana
atau tempat yang dibangun untuk melakukan pelayanan perawatan kesehatan
7
pada seluruh masyarakat. Klinik gigi adalah sarana atau tempat yang
dibangun untuk melakukan perawatan gigi pada seluruh masyarakat yang
meliputi usaha-usaha pencegahan, pengobatan dan pemulihan (Depkes RI,
1996).
Menurut Utoyo, S. (2008) klinik gigi dibagi menjadi 6 jenis yaitu:
1. Klinik Gigi Orthodonti
Merupakan klinik gigi yang menangani pasien dengan masalah
pertumbuhan, perkembangan, variasi wajah, rahang dan gigi dan
abnormalitas dari hubungan gigi dan wajah serta perawatan
perbaikannya. Secara garis besar ada dua macam alat orthodonti
yang sering disebut dengan bracket atau behel, yaitu alat
orthodonti lepasan dan cekat. Selain beda cara pemakaiannya,
kedua alat ini juga memiliki fungsi yang berbeda. Pada umumnya
alat orthodonti lepasan digunakan pada anak-anak dengan kasus
mudah, sedangkan alat orthodonti cekat digunakan untuk pasien
dewasa atau anak-anak dengan kasus yang lebih sulit atau
kompleks (Indriati, 2010).
2. Klinik Gigi Pedodonti
Merupakan klinik gigi yang menangani masalah pertumbuhan dan
perkembangan pada gigi dan mulut pasien anak. Hal tersebut
dibedakan dengan pasien dewasa karena pasien anak memiliki
jenis gigi yang berbeda dengan gigi orang dewasa, dimana pasien
anak masih memiliki gigi susu sedangkan pasien dewasa memiliki
gigi tetap. Pada anak-anak, berada dalam masa pertumbuhan dan
8
perkembangan yang memerlukan perhatian khusus (Fajarrid,
2011).
3. Klinik Gigi Prosthodonti
Merupakan klinik gigi yang menangani penggantian satu atau
beberapa gigi asli dan jaringannya yang hilang dengan gigi tiruan.
Secara umum gigi tiruan dibagi menjadi dua bagian, yaitu gigi
tiruan lepas dan gigi tiruan cekat (Fajarrid, 2011).
4. Klinik Gigi Bedah Mulut
Merupakan klinik gigi yang menangani pasien yang membutuhkan
tindakan bedah, termasuk disini tindakan cabut gigi (ekstraksi)
sehingga didalam bagian klinik ini ada yang disebut bagian
eksodonti. Mulai dari cabut gigi sampai operasi gigi dan mulut
dilakukan di dalam klinik gigi ini (Fajarrid, 2011).
5. Klinik Gigi Konservasi
Merupakan klinik gigi yang menangani perawatan restorasi gigi
(misalnya tambalan gigi, pembuatan mahkota buatan) tiap-tiap
gigi. Terdapat bagian Endodontik yaitu perawatan saluran akar
gigi. Segala upaya yang ditujukan untuk mempertahankan gigi
selama mungkin di dalam mulut, yang salah satunya dengan
membuatkan restorasi pada tiap-tiap gigi yang membutuhkan
(Fajarrid, 2011).
6. Klinik Gigi Periodonti
Merupakan klinik gigi yang menangani pasien dengan perawatan
jaringan penyangga gigi, termasuk diantaranya gusi, tulang
rahang, dll. Misalnya bila gusi terlihat gelap dan mudah berdarah,
9
ini merupakan salah satu tanda adanya penyakit pada gusi
tersebut. Dari pembersihan karang gigi (skalling) sampai operasi
Flap, kuret, dilakukan di klinik gigi ini (Fajarrid, 2011).
Pada umumnya saat mengunjungi klinik atau praktik dokter gigi
pribadi, tidak disebutkan jenis/macam klinik gigi tersebut, karena klinik gigi
yang dikunjungi merupakan klinik gigi umum yang melayani semua macam
perawatan gigi dan mulut. Rumah sakit atau poliklinik gigi, ruang perawatan
gigi dibagi atas beberapa jenis sesuai jenis perawatan yang ditangani oleh
dokter yang berada di klinik tersebut. Di tiap macam klinik gigi biasanya ada
seorang dokter gigi spesialis, misalnya pada klinik gigi Orthodonti, disana
ditangani oleh seorang Orthodontist (Spesialis orthodonti) (Utoyo, S., 2008).
2.1.2 Sejarah Umum
Awal munculnya ilmu dokter gigi berasal dari peradaban lembah
Indus pada awal 7000 S.M berlokasi di Pakistan, dianggap sebagai awal dari
tehnik penyembuhan gigi dengan menggunakan semacam kayu berbentuk
busur yang pada umumnya digunakan untuk menghasilkan api pada jaman
dahulu yang dilakukan oleh pengrajin manik-manik.
Di Indonesia sendiri profesi dokter gigi juga sudah cukup dikenal
lama oleh masyarakat sejak zaman belanda, pada saat itu dokter gigi dikenal
dengan sebutan dukun gigi. Praktik dokter gigi sebenarnya sudah ada, tapi
sangat terbatas dan hanya melayani orang Eropa yang tinggal di Surabaya.
Terbatasnya jumlah dokter gigi saat itu, selain karena tingginya biaya
untuk menempuh pendidikan tersebut, bahkan orang pribumi yang ingin
10
menimba ilmu kedokteran harus kuliah di luar negeri karena banyak yang
menganggap kesehatan gigi bukanlah hal yang terlalu penting atau serius.
Beranjak dari kondisi itulah lantas penguasa kolonial Belanda
terdorong untuk mendirikan lembaga pendidikan kedokteran gigi STOVIT
(School tot Opleiding van Indische Tandartsen) di Surabaya, Jawa Timur,
tahun 1928. Waktu itu, angkatan pertamanya berjumlah sekitar 21 orang.
Tahun 1933 STOVIT meluluskan dokter gigi pertama. Sampai zaman
pendudukan Jepang, sekolah ini menghasilkan 80 dokter gigi. Kemudian pada
5 Mei 1943, Jepang mendirikan Ika Daigaku Sika Senmenbu (Sekolah Dokter
Gigi) di Surabaya. Sekolah ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
dokter gigi berkualitas dalam waktu singkat. Sekolah ini dibawah
kepemimpinan Dr. Takeda, sebelum diganti oleh Prof. Dr. Imagawa. Di
antara staff pengajar berkebangsaan Jepang, terdapat beberapa staff pengajar
warga Indonesia, satu di antaranya adalah Dr. R. Moestopo.
Dr.R. Moestopo yang kemudian pertama kali kali mendirikan Kursus
Kesehatan Gigi di Jakarta pada tahun 1952, meski praktik tukang gigi (dukun
gigi) yang keahliannya diperoleh secara turun-menurun itu sudah lebih dulu
ada di Indonesia.
Tujuan didirikannya kursus tersebut untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan tukang gigi di seluruh Indonesia yang jumlahnya saat itu
hampir 2.000 orang. Karena itu, tak mengherankan bila banyak tukang gigi
senior di negeri ini hasil didikan beliau. Tahun 1957, kursus tersebut
dikembangkan menjadi KURSUS TUKANG GIGI INTELEK “DR.
MOESTOPO”. Siswa yang menimba ilmu di tempat kursusnya itu harus lulus
SMP dan menjalani pendidikan minimal satu tahun.
11
Kemudian di tahun 1958, Dr. R. Moestopo setelah menimba ilmu dari
Amerika Serikat, mendirikan Dental College Dr Moestopo. Lembaga
pendidikan ini mendapat pengakuan resmi dari Departemen Kesehatan.
Atas dedikasinya itulah, Ir Soekarno sebagai Presiden Pertama RI
memberikan penghargaan khusus kepada beliau yang dianggap berhasil
mendidik dan menyalurkan tenaga kesehatan gigi yang sangat terjangkau oleh
rakyat kecil.
Dari tempat kursusnya inilah yang kemudian menjadi cikal bakal
Universitas Dr Moestopo Beragama.
2.1.3 Fungsi dan Tujuan
Fungsi di didirikannya klinik dokter gigi adalah untuk menangani
pasien yang mengalami gangguan pada gigi ataupun untuk melakukan
perawatan rutin.
Tujuan di lakukan perancangan klinik dokter gigi adalah untuk
memperbaiki pandangan masyarkat tentang tempat klinik dokter gigi sebagai
tempat yang meakutkan untuk di kunjungi. Karena itu penulis ingin
melakukan perancangan interior pada klinik dokter gigi yang dapat membuat
pengunjung merasa nyaman.
2.1.4 Klasifikasi Jenis Kegiatan/Pekerjaan
Menurut Utoyo, S. (2008), kegiatan klinik gigi terbagi atas dua
kegiatan, yaitu:
a. Kegiatan untuk pasien sebelum dilaksanakan operasi, yaitu:
12
- Memberikan penyuluhan mengenai hal-hal penting mengenai
pembedahan
- Pendataan pasien dan pengisian consent form;
- Perawatan gigi dan mulut
- Pembedahan atau menghambat penyembuhan setelah
pembedahan
- Pembuatan alat penutup celah langit- langit sebelum
dilakukan pembedahan
- Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.
b. Kegiatan untuk pasien sesudah dilaksanakan operasi adalah :
- Penyuluhan setelah pembedahan
- Perawatan luka bedah
- Buka jahitan
- Perawatan gigi dan mulut
- Perawatan Ortodonti, Prostodonti dan Pedodonti
2.1.5 Klasifikasi Fasilitas
Berikut adalah klasifikasi fasilitas peraturan Menteri kesehatan
Republik Indonesia NOMOR 028/MENKES/PER/I/2011 tentang klinik yang
harus dilengkapi apabila ingin mendirikan sebuah klinik antara lain :
- Pasal 9
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi dokter;
c. ruang administrasi;
13
d. ruang tindakan;
e. ruang farmasi;
f. kamar mandi/wc;
g. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
- Pasal 10
Prasarana klinik yang harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi
dengan baik, meliputi:
a. instalasi air;
b. instalasi listrik;
c. instalasi sirkulasi udara;
d. sarana pengelolaan limbah;
e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.
2.1.6 Persyaratan Umum
Berikut adalah beberapa syarat yang diajukan untuk mendirikan
sebuah klinik di Indonesia menurut peraturan Menteri kesehatan Republik
Indonesia NOMOR 028/MENKES/PER/I/2011 tentang klinik :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
14
dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan
dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
2. Tenaga medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi
spesialis.
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.
BAB II
JENIS
Pasal 2
(1) Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan
Klinik Utama.
(2) Klinik Pratama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
(3) Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan klinik yang
menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar
dan spesialistik.
(4) Klinik Pratama atau Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) dapat mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.
(5) Jenis Klinik Pratama atau Klinik Utama sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) serta pedoman penyelenggaraannya ditetapkan oleh Menteri.
15
Pasal 3
Klinik dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau
masyarakat.
Pasal 4
(1) Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dalam bentuk rawat jalan, one day care, rawat inap dan/atau home care.
(3) Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 (dua puluh empat)
jam harus menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan
yang setiap saat berada di tempat.
Pasal 5
(1) Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat jalan dapat
secara perorangan atau berbentuk badan usaha.
(2) Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat inap dan Klinik
Utama harus berbentuk badan usaha.
BAB III
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana,
peralatan, dan ketenagaan.
Bagian Kedua
Lokasi
16
Pasal 7
(1) Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-
masing.
(2) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang
diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan
pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk.
(3) Ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau klinik
instansi pemerintah tertentu yang hanya melayani karyawan perusahaan atau
pegawai instansi pemerintah tersebut.
Bagian Ketiga
Bangunan dan Ruangan
Pasal 8
(1) Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung
dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.
(2) Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan
bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
2.1.7 Persyaratan Fasilitas
Berdasarkan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1295/Menkes/Per /XII/2007:
Pasal 10
17
- Persyaratan Klinik Kedokteran:
a. Setiap dokter yang berpraktik di Klinik Kedokteran harus
mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Bagi praktik yang dibuka 24 jam harus :
1) Mempunyai dokter jaga yang setiap saat berada ditempat;
2) Mempunyai tenaga keperawatan minimal 3 (orang) orang
yang setiap saat berada ditempat.
c. Bangunan/ruangan sebagai berikut:
1) Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan tidak
bergabung dengan tempat tinggal
2) Mempunyai ruang pendaftaran/ruang tunggu, ruang konsultasi
kedokteran minimal 3x4 m2 dengan fasilitas tempat cuci
tangan dengan air yang mengalir, ruang administrasi, ruang
emergency, ruang tindakan, kamar mandi/WC dan ruang
lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan;
3) Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik
dilengkapi dengan mekanis (AC, kipas angin, exhaust fan) dan
penerangan yang cukup.
4) Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi;
5) Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah harus
dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Bangunan radiologi harus sesuai peraturan yang berlaku.
Pasal 1
18
Klinik Kedokteran Gigi merupakan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kedokteran gigi yang dilaksanakan oleh
lebih dari satu orang dokter gigi, dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Dipimpin oleh seorang dokter gigi /dokter gigi spesialis yang
mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik
sebagai penanggung jawab pelayanan.
b. Masing-masing dokter gigi /dokter gigi spesialis mempunyai
Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Bangunan/ruangan sebagai berikut:
1) Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan tidak
bergabung dengan tempat tinggal.
2) Mempunyai ruang pendaftaran /ruang tunggu, ruang
konsultasi kedokteran gigi minimal 3x4 m2 dengan
fasilitas tempat cuci tangan dengan air yang mengalir,
ruang administrasi, ruang emergency, kamar
mandi/WC dan ruang lainnya yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
3) Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi;
4) Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik
dilengkapi dengan mekanis (AC, kipas angin, exhaust
fan) dan penerangan yang cukup.
5) Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah
harus dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
19
d. Memiliki Peraturan Internal, Standar Prosedur Operasional
dan Peraturan Disiplin yang tidak bertentangan dengan
Standar Kompetensi, Standar Profesi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Memiliki izin fasilitas pelayanan kesehatan, izin
penyelenggaraan dan izin peralatan kedokteran sesuai dengan
ketentuan peratuan perundang-undangan yang berlaku;
f. Memasang papan nama fasilitas pelayanan kesehatan dan
daftar nama dokter yang berpraktik di klinik tersebut.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Sejarah
- Klinik Dent Smile
Klinik Dent Smile yang dijadikan studi kasus berlokasi di Jl. Sultan
Iskandar Muda No. 35, Jakarta Selatan. Klinik Dent Smiles didirikan oleh
drg. Sudarmono Sp. Ort., merupakan usaha keluarga yang pertama kali
berdiri pada tahun 2002, ketika itu Klinik Dent Smile di buka di RS. Mediros
yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan Kav. 149- Jakarta Timur. Karena
semakin berkembangnya usaha Klinik Dent Smile, drg Sudarmono pun
mengembangkan usahanya dengan membangun beberapa cabang di beberapa
wilayah strategis antara lain di Jl. Paus No. 7 Jakarta Timur, Jl. Boulevard
Raya Blok QF1 No. 14 Jakarta Utara, Jl. Tebet Raya No. 14B Jakarta Selatan,
Jl. Iskandar Muda No. 35 Jakarta selatan dan Jl. Perintis Kemerdekaan Kav.
149 Jakarta Timur.
20
Gambar 2.1 akses Klinik Dent Smile
Sumber :googlemaps.com,pukul 16.10, 23/2/2013
Klinik Dent Smile berada tepat di jalan arteri Pondok Indah sehingga
memudahkan pengunjung untuk datang dan melihat bangunan ruko Klinik
Dent Smile. Pada lahan Klinik Dent Smile tidak terdapat area parkir, karena
area parkir pada Klinik Dent Smile diutamakan untuk area parkir dokter yang
bekerja di klinik tersebut.
a. Aktifitas Klinik Dent Smile
21
Daftar Bagan 2.1 kegiatan di Klinik Dent Smile
b. Klinik Dent Smile Pondok Indah buka pada hari senin – jumat
pada jam 08.00-21.00, berikut adalah jumlah shift pada klinik
Dent Smile
- Shift 1 pukul 08.00-13.00
- Shift 2 pukul 13.00-15.00
- Shift 3 pukul 15.00-18.00
- Shift 4 pukul 18.00-21.00
Pada semua cabang terdapat 30 dokter gigi yang bekerja pada Klinik
Dent Smile, pada Klinik Dent Smile Pondok Indah terdapat 14 dokter gigi
yang berganti-gantian secara shift.
- Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic
Ultimo Aesthetic & Dental Center yang didirikan oleh Dr. Enrina
Diah SpBP adalah tempat klinik kecantikan yang memberikan pelayanan
mulai dari perawatan kecantikan, pelayanan dermatologi, bedah estetik dan
perawatan gigi. Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Center Jakarta berlokasi di
22
Plaza asia lantai 18, Jl. Jend. Sudirman Kav 59. Jakarta Pusat. Klinik Ultimo
Aesthetic & Dental Center juga memiliki cabang di Surabaya yang berlokasi
di Komplek Ruko Rich Palace Blok R-18 Jl. Mayjend Sungkono dan di Bali
yang berlokasi di Ruko Sunset Star, Jl. Sunset Road dewi sri kuta.
Gambar 2.2 Akses menuju Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic
Sumber :googlemaps.com,pukul 16.20, 23/2/2013
Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic terletak di daerah sudirman
yang akses cukup mudah dicapai oleh pengunjung. Akan tetapi karena
letaknya yang berada didalam gedung akan agak sulit untuk mencarinya bagi
para pengunjung yang baru pertama kali berkunjung.
a. Aktifitas Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic
23
Daftar Bagan 2.2 kegiatan di Ultimo Aesthetic & Dental Clinic
Klinik Ultimo Aesthetic & Dental Clinic yang berfokus pada
kecantikan pada Wanita dan Pria yang usia pengunjungnya antara 16-55
tahun.
b. Ultimo Aesthetic & Dental Clinic buka pada hari senin-jumat
pukul 8.30-18.00 dan pada hari sabtu pukul 9.00-16.00
Jadwal shift hari senin-jumat
- Shift 1 08.30-13.00
- Shift 2 13.00-16.00
Terdapat 6 orang dokter yang terdapat pada Ultimo Aesthetic &
Dental Clinic cabang jakarta.
- dD&d Restorative Dentistry
dD&d Restorative Dentistry adalah sebuah usaha klinik gigi yang
didirikan oleh Drg. Eko Priambodo, Drg. Dewi Noesanti, Drg. Syahdini
Meriana dan Drg. Jane sebagai sebuh klinik gigi kerjasama antar sesama
dokter gigi. d D & Restorative Dentistry beralamat di Kemang Utara No 27
Kemang, Jakarta Selatan.
24
Gambar 2.3 akses menuju dD&d Restorative Dentistry
Sumber :googlemaps.com,pukul 16.30, 23/2/2013
Lokasi d D & Restorative Dentistry cukup mudah dijangkau, karena
letaknya yang strategis. Untuk pengunjung yang baru pertama kali ke dD&d
Restorative Dentistry akan cukup kesulitan mencari letak klinik tersebut.
a. Aktifitas dD&d Restorative Dentistry
Daftar Bagan 2.3 kegiatan di d D & d Restorative Dentistry
25
Range umur pasien pada klinik dD&d Restorative Dentistry antara 5-
70 tahun. Klinik dD&d Restorative Dentistry buka setiap hari pada pukul
9.00 WIB - 22.00 WIB. Pada klinik dD&d Restorative Dentistry tidak
terdapat pergantian shift, hanya ada jam kosong dari jam 17.00 WIB - 19.00
WIB untuk memberikan waktu bagi staff untuk melangsungkan ibadah
mereka.
2.2.2 Desain
- Fasilitas Klinik Dent Smile
Gambar 2.4 Tampak depan Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
26
Gambar 2.5 Resepsionis & Kasir Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.6 Ruang tunggu Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.7 Ruang tunggu Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
27
Gambar 2.8 TV di ruang tunggu Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.9 Ruang tunggu Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.10 Ruang tunggu untuk meletakan laptop
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
28
Gambar 2.11 Area pantry Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.12 Ruang tunggu dilantai 2 Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.13 Ruang kamar mandi dilantai 2 Klinik Dent Smile
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
29
Gambar 2.14 Ruang perawatan 1
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.15 Ruang perawatan 2
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.16 Ruang perawatan VIP
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
30
Gambar 2.17 Area penyimpanan file pasien
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
- Fasilitas Ultimo Aesthetic & Dental Clinic
Gambar 2.18 Tampak depan Ultimo Aesthetic & Dental Clinic
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.19 Area Resepsionis Ultimo Aesthetic & Dental Clinic
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
31
Gambar 2.20 Ruang tunggu
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.21 Ruang tunggu
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.22 Ruang perawatan gigi
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
32
Gambar 2.23 Ruang perawatan kulit
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.24 Ruang perawatan kulit
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.25 Ruang tunggu VIP
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
33
Gambar 2.26 Ruang rapat
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.27 Ruang staff
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.28 Ruang pemilik
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
34
Gambar 2.29 Ruang pemilik
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
- Fasilitas Klinik d D & Restorative Dentistry
Gambar 2.30 Tampak depan Klinik d D&d Restorative Dentistry
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.31 Ruang tunggu
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
35
Gambar 2.32 Area istirahat staff
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.33 Area kursi pijat
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.34 Ruang perawatan 1
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
36
Gambar 2.35 Ruang perawatan 2
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.36 Ruang istirahat staff
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.37 Ruang arsip
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
37
Gambar 2.38 Ruang peralatan medis
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.39 Ruang CCTV
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
38
Gambar 2.40 Area outdoor
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
Gambar 2.41 Area koridor
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
39
Gambar 2.42 Area kamar mandi
Sumber :Foto Vendy christian valentino, 2013
2.2.3 Tabel Perbandingan Hasil Survey
K l i n i k D e n t S m i l e
Tampak depan
Ultimo Aesthetic & Dental
Tampak depan
dD&D Restorative Dentistry
Tampak depan
Resepsionis
Resepsionis
Resepsionis
40
Ruang tunggu
Ruang tunggu
Ruang tunggu
Ruang tunggu
Ruang tunggu
Ruang tunggu hanya ada di satu bagian saja
Ruang tunggu
Ruang tunggu
Ruang tunggu hanya ada di satu bagian saja
T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang tunggu dokter
T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang kursi pijat
41
Ruang tunggu lantai 2
T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n
T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang tunggu VIP
T i d a k d i s e d i a k a n
Area backoffice dan arsip
Area back office
Area arsip
T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang peralatan medis
Ruang perawatan 1
Ruang perawtan 1
Ruang perawatan 1
42
Ruang perawatan 2
T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang perawatan 2
Ruang perawatan 3 (VIP)
T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n
T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang perawtan kulit 1
T i d a k d i s e d i a k a n
T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang perawatan kulit 2
T i d a k d i s e d i a k a n
T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang rapat staff
T i d a k d i s e d i a k a n
43
T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n
Ruang istirahat staff
T i d a k d i s e d i a k a n T i d a k d i s e d i a k a n
Area duduk outdoor
Daftar tabel 2.1 Hasil perbandingan survey