35

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan Pengawaswebsite.bappebti.go.id/media/ckfinder/files/Lamp sk 79.pdfPokok-pokok pengaturan yang dilakukan pada SPA antara lain adalah sebagai berikut:

  • Upload
    ngodiep

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 1 dari 16

Dokumen StandarFungsionalitas Sistem Pengawasan Tunggal

(Supervisory System)

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 2 dari 16

1 Ringkasan dan Pendahuluan

1.1 Latar belakang Proyek

Pesatnya perkembangan industri berjangka di Indonesia, kompleksitas transaksiyang terjadi didalamnya, dan besarnya tuntutan masyarakat terhadap transparansiperdagangan berjangka serta untuk meningkatkan kredibilitas perdaganganberjangka di Indonesia, maka perlu adanya aturan main yang jelas dan adil.

Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), sebagai suatu kegiatan perdagangan telahberkembang dengan pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.Perkembangan tersebut tidak dapat dicegah, dan yang harus dilakukan olehPemerintah adalah mengendalikan dan mengarahkan agar sistem perdagangantersebut dapat bermanfaat bagi perkembangan perekonomian Indonesia.

Dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat Indonesia serta agarkegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, wajar dan fair maka diperlukaninfrastruktur pendukung SPA yang memadai. Salah satu bentuk infrastuktur yangdiperlukan adalah kelengkapan peraturan pelaksanaannya, termasuk sistempengawasan.

Pokok-pokok pengaturan yang dilakukan pada SPA antara lain adalah sebagaiberikut:

Pelaku dalam SPA terdiri dari :

o Penyelenggara SPA yaitu Pedagang Berjangka yang telah memperolehpersetujuan dari Bappebti sebagai Penyelenggara SPA.

o Peserta Sistem Perdagangan Berjangka yaitu Pialang Berjangka AnggotaKliring Berjangka.

Persyaratan untuk mendapatkan persetujuan sebagai Penyelenggara SPAantara lain badan hukum Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas yangkhusus bergerak di bidang Perdagangan Berjangka, anggota Lembaga KliringBerjangka, memiliki sistem perdagangan yang menjamin perdagangan yangwajar, fair dan transparan, dan memiliki kerjasama paling sedikit dengan 1(satu) Pialang Berjangka Anggota Kliring Berjangka.

Kontrak derivatif yang diperdagangkan adalah kontrak derivatif antar matauang asing (foreign cross currency) dan indeks, yang harus memenuhipersyaratan memiliki referensi harga yang terpercaya dan dapat diakses olehumum secara terus menerus, paling sedikit diminati oleh 2 Penyelenggara,dan memiliki spesifikasi standar.

Pelaksanaan kegiatan SPA :

o Penyelenggara wajib memberikan penawaran harga jual dan beli setiapsaat selama jam perdagangan;

o Peserta wajib memiliki sistem yang menjamin transparansi harga, yangmemungkinkan nasabah memperoleh harga yang terbaik dan peluangyang sama untuk bertransaksi;

o Penawaran harga jual dan beli merupakan penawaran dan permintaan riildan bukan merupakan sekedar harga indikatif;

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 3 dari 16

o Seluruh transaksi oleh Penyelenggara SPA harus dilaporkan ke BursaBerjangka dan didaftarkan ke Lembaga Kliring Berjangka;

o Peserta wajib membuat trading rules yang dikaji oleh Bursa Berjangka dandisetujui oleh Bappebti;

o Bentuk dan isi Trading Rules diatur oleh Bursa Berjangka dan disetujuioleh Bappebti.

Penyelenggara, Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka wajibmenyampaikan laporan bulanan, triwulan dan tahunan atas transaksi SPAkepada Bappebti.

Disamping itu Bursa Berjangka wajib memantau kegiatan dan memastikanseluruh transaksi yang terjadi di dalam SPA telah dilaporkan ke BursaBerjangka dan didaftarkan ke Lembaga Kliring Berjangka.

Lembaga Kliring Berjangka juga mempunyai kewajiban untuk menyediakanfasilitas pendaftaran, penjaminan penyelesaian transaksi termasukpengelolaan margin.

Seiring dengan semakin berkembangnya transaksi SPA maka dibutuhkan sebuahaplikasi trading yang dapat untuk melawan adanya Financial Fraud didalamindustri perdagangan futures dan derivatives di Indonesia. Untukmengakomodasikan hal tersebut maka pelaku industri sepakat untukmengembangkan sebuah Supervisory System. Aplikasi Supervisory System initerintegrasi dengan aplikasi SPA yang digunakan oleh masing-masingPenyelenggara SPA sehingga Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka danBappebti dapat melakukan pengawasan terhadap transaksi SPA. Hal inidimaksudkan agar tidak ada pihak yang dapat melakukan manipulasi terhadaptransaksi ataupun data financial nasabah sehingga pada akhirnya nasabahmendapatkan perlindungan yang lebih baik dan sistem perdagangan ini kembalimendapatkan integritasnya.

Pendekatan Supervisory System ini dilandasi ide akan adanya sebuah commonplatform functionalities untuk sebuah aplikasi SPA yang disetujui olehPenyelenggara SPA, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka dan Bappebti.Masing-masing aplikasi SPA yang telah digunakan oleh Penyelenggara SPA saatini diharuskan untuk menyamakan fungsionalitas yang dimilikinya sesuai dengancommon platform functionalities. Hal ini diharapkan mampu untuk menghindaridikeluarkannya biaya yang besar untuk membangun sebuah aplikasi “SinglePlatform” yang harus digunakan oleh semua stakeholder didalam industriPerdagangan Berjangka Komoditi.

Sesuai dengan tugas dari Bappebti yaitu untuk melakukan perumusan standar,norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis danevaluasi di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan di bidang pasar fisikdan jasa, maka disetujui bahwa Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka danBappebti akan merumuskan sebuah standar fungsionalitas untuk aplikasi SPAyang harus disetujui oleh semua pihak dan akan menjadi standar bagipengembangan aplikasi SPA yang boleh dipergunakan di Indonesia.

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 4 dari 16

1.2 Maksud dan Tujuan

Dengan menetapkan common platform functionalities ini diharapkan bahwa pihakotoritas dapat melakukan tugasnya untuk memastikan fungsi pengawasandilakukan dengan baik dan dapat meminimalisasi adanya kecurangan (fraud). Halini dapat dicapai dengan melakukan monitoring terhadap aktivitas Peserta SPAdan informasi financial dari masing-masing stakeholder secara real time.

1.3 Referensi

Berikut adalah referensi yang digunakan untuk merumuskan dokumen ini:

1. Dokumen archive Lembaga Kliring Berjangka-Bursa Berjangka berkaitandengan Supervisory System;

2. Risalah rapat Bappebti-Lembaga Kliring Berjangka-Bursa Berjangka-Genevacons;

3. Risalah rapat Lembaga Kliring Berjangka-Bursa Berjangka-PenyelenggaraSPA-Genevacons tanggal 2 Oktober 2009;

4. Risalah rapat Bursa Berjangka-Penyelenggara SPA-Genevacons tanggal 6Oktober 2009

1.4 Gambaran Dokumen

Dokumen ini dimaksudkan sebagai dokumen dasar common platformfunctionalities yang harus dimiliki oleh aplikasi SPA yang digunakan baik olehNasabah, Peserta SPA, Penyelenggara SPA, Bursa Berjangka, Lembaga KliringBerjangka dan Bappebti.

Dokumen ini hanya menggambarkan fungsionalitas secara garis besar dankebutuhan minimal dari sebuah aplikasi SPA, namun dokumen ini tidak sampaimerincikan ‘field’ yang harus ada di dalam aplikasi SPA.

1.5 Keadaan Pasar SPA

Saat ini masih belum jelas seberapa besar nilai transaksi yang terjadi di SPA.Namun, adanya kebutuhan untuk melakukan transaksi dengan menggunakantransaksi internasional di Indonesia melandasi pentingnya SPA. Dengan adanyakoordinasi yang baik antara Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga KliringBerjangka, dan Penyelenggara SPA maka kredibilitas dan volume transaksi dariSPA akan dapat ditingkatkan. Jika hal ini tidak dapat diakomodasikan olehstakeholder SPA, maka kemungkinan pelaku pasar atau investor akan melakukantransaksi di negara lain, seperti Singapura dan Hongkong.

SPA di Indonesia saat ini berjalan dengan aturan yang masih dipandang tidakterlalu rigid, sehingga masih terdapat Penyelenggara SPA yang bertindak tidakprofessional dan mencoba untuk mencari celah dari aturan agar dapat meraupkeuntungan atas transaksi yang dilakukan oleh Nasabah. Beberapa praktik bisnisyang mengandung kecurangan dan diduga dilakukan oleh para PenyelenggaraSPA adalah sebagai berikut:

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 5 dari 16

• Irregular trading methods;

• Mis-selling jasa dan produk yang di transaksikan;

• Tidak bersifat fair dan transparan kepada Nasabah;

• Kurang atau tidak adanya monitoring risiko;

• Lemah atau bahkan tidak adanya control terhadap capital.

Sebagai hasil dari praktik bisnis diatas maka hal ini menyebabkan melemahnyatingkat kepercayaan Nasabah yang menyebabkan tingkat investasinya semakinmenurun.

Dengan kondisi tersebut, Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangkamemiliki peranan penting untuk melakukan monitoring dan pengawasan terhadaptransaksi SPA. Namun pelaksanaan monitoring dan pengawasan ini menjadi sulitkarena adanya perbedaan sistem yang digunakan antara Penyelenggara SPAyang satu dengan Penyelenggara SPA lainnya. Kondisi ini menyebabkandiperlukannya satu aplikasi pengawasan yang nantinya akan berinteraksi denganmasing-masing aplikasi yang ada di Penyelenggara SPA sehingga monitoring danpengawasan dapat dilakukan oleh Bursa Berjangka ataupun Lembaga KliringBerjangka.

1.6 Tujuan Regulator

Dengan adanya Supervisory System dan standardisasi common platformfunctionalities, maka diharapkan dapat terwujud sebagai berikut:

Promotion of Orderly, Efficient and Fair markets;

Meningkatkan kepercayaan Nasabah terhadap transaksi SPA;

Mempromosikan bentuk transaksi SPA kepada masyarakat;

Meningkatkan proteksi terhadap Nasabah:

Membantu Nasabah untuk mendapatkan perjanjian/transaksi yang lebih fair;

Melakukan integrasi dengan Bank Penyimpan Dana Margin sehingga dapatdiketahui adanya backup financial terhadap seluruh transaksi yang dijalankan;

Adanya suatu acuan manajemen risiko yang terstandardisasi baik untukNasabah, Peserta SPA, Penyelenggara SPA maupun di Lembaga KliringBerjangka.

Tanpa adanya aturan yang dapat memenuhi kebutuhan yang ada, sertapengawasan yang memadai dari Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka danBappebti, maka sulit untuk mewujudkan transaksi SPA yang fair dan transaparan.Peluang ini harus dimanfaatkan oleh pihak otoritas untuk mengimplementasikanbentuk pengawasan yang sesuai dan fokus pada area berikut ini:

Tingkat monitoring dan Pengawasan yang memadai;

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 6 dari 16

Supervisory System yang dapat digunakan oleh pihak otoritas dalammelakukan monitoring dan pengawasan;

Market Oversight Credibility;

Peningkatan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku;

Perlindungan terhadap Nasabah;

Fair, efisien dan orderly markets;

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 7 dari 16

2 Overview Fitur dan Fungsionalitas

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka berikut ini adalah fungsionaltitasyang harus dimiliki oleh sebuah Supervisory System secara general:

2.1 Kebutuhan Umum

Berikut adalah daftar fungsionalitas kebutuhan umum didalam aplikasi SPA

No Deskripsi Kebutuhan

1. Server ditempatkan di wilayah Indonesia

2. Web based application

3. Memiliki DRC Sistem yang memadai

4. Memiliki BCP yang sesuai dan dapat diimplementasikan

5. Memiliki security minimal untuk sebuah aplikasi web based yang terdiri dari minimalsecurity terhadap tread sebagai berikut: Input validation, Authentication,Authorization, Configuration Management, Sensitive Data, Session Management,Cryptography, Parameter Manipulation, Exception management, Auditing andLogging.

6. Sistem Pengawasan Tunggal (Supervisory System) harus dapat melakukan real timemark to market berdasarkan pola perhitungan Variation Margin (VM) dan perhitunganreal time margin

7. Memiliki koneksi secara real time untuk data transaksi perdagangan yangdiregistrasikan ke Sistem Pengawasan, sedangkan untuk data diluar transaksiperdagangan response time maximal 2 detik (untuk aplikasi semi real time – yangtidak dapat memberikan response secara langsung)

8. Memiliki dokumentasi yang memadai mengenai arsitektur aplikasi, fungsionalitasaplikasi dan platform komunikasi

9. Memiliki audit trail dan logging exception sesuai dengan standard

10. Memiliki dokumentasi yang memadai mengenai help, user manual penggunaansistem dan adanya support fungsionalitas dari vendor (call center, web sites dansupport email)

11. Sistem Pengawasan Tunggal (Supervisory System) harus memiliki koneksi real timedengan Trading System (Sistem Perdagangan) yang dijalankan oleh PedagangPenyelenggara SPA

12. Sistem Pengawasan Tunggal (Supervisory System) diharuskan untuk mampumenyimpan data transaksi dengan batasan sebagai berikut:

1. Menyimpan data transaksi dan data keuangan paling singkat 5 (lima) tahunterakhir secara berturut-turut;

2. Memelihara rekam jejak kuotasi harga dari sumber referensi harga, saldodan mutasi equity nasabah dengan waktu paling singkat 6 (enam) bulanterakhir; dan

3. Setelah jangka waktu 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada angka 2harus disalin dan disimpan ke media penyimpanan data di luar databaseSistem Pengawasan Tunggal (Supervisory System)

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 8 dari 16

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 9 dari 16

2.2 Standard Fungsionalitas Supervisory System untuk Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka dan Bappebti(SRO’s)

No Funsionalitas Sistem Deskripsi Kebutuhan BursaBerjangka

LembagaKliring

Berjangka

Bappebti(Read Only)

A. Product Management

1. View specifications Confirm V - V

2. Product List Confirm V - V

3. Product Statistics Confirm V - V

4. Product Filter Confirm V - V

5. Contract code Confirm V - V

6. Tick size Confirm V - V

7. Contract size Confirm V - V

8. Set the Product Life Cycle/ProductMonth

Confirm V - V

B. Member Management

1. Trader Management – Create Confirm V V V

2. Trader Management – Cluster MemberManagement

Confirm V V V

3. Trader Management – ModifyParameter

Confirm V V V

4. Trader Management – Suspend Confirm V V V

5. Broker Management – Create Confirm V V V

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 10 dari 16

6. Broker Management – ModifyParameter

Confirm V V V

7. Broker Management – Suspend Confirm V V V

8. Monitoring, surveillance andsuspension

Confirm V V V

C. Online Reports

1. Member's account balance Confirm V V V

2. Account balance summary Confirm

Terdiri dari:

- Kode nasabah

- Mutasi transaksi

- Equity

- Realized & Unrealized

V V V

3. Transactions detail Confirm V V V

4. Print facility and privileges Confirm V V V

5. Settlement Price Confirm - V V

6. Interest Rate Cash Adjustment Confirm - V V

7. Product Specifications Confirm - V V

8. Realtime Margin Monitoring Confirm - V V

9. Segregated Account Balance Confirm - V V

10. Un segregated Account Balance Confirm - V V

11. Call Margin List Confirm - V V

12. MBD Report Dapat menerima laporan MBD yangdisampaikan oleh Peserta SPA secara

- V V

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 11 dari 16

harian

D. Audit

1. Login Log Confirm V V V

2. Connection Log Confirm V V V

3. Transaction Log Confirm V V V

4. Price Log Confirm V V V

5. Parameter Modification Log Confirm V V V

6. Exception Report Manual report via sistem

Contoh:

- Trading dibatalkan

- Trading dikoreksi

- Penutupan perdagangan padajam perdagangan

- Transaksi dilakukan diluar jamperdagangan

- Transaksi diluar trading rulesyang telah disepakati

V V V

E. Holiday Management

1. Currency holiday for determining valuedate for rollover positions

Confirm V - V

2. Product-specific holiday Confirm V - V

3. Monitoring and Surveillance Confirm V - V

F. Rollover

1. Set value date Confirm V - V

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 12 dari 16

2. Set closing prices Confirm V - V

3. Set rollover dates Confirm V - V

G. Business Intelligence

1. Summary member activities per product Confirm - V V

2. Summary member activities peraccount

Confirm - V V

3. Summary member activities per intervaltime – monthly

Confirm - V V

4. Summary member activities per intervaltime – yearly

Confirm - V V

5. Summary member activities per intervaltime – time interval

Confirm - V V

6. Financial and Transaction Confirm - V V

7. Print facility for certain items only Confirm - V V

H. Bank

1. Bank Reconciliation Confirm - V V

2. Bank Management Confirm - V V

I. Collateral Management

1. Bank Garansi Confirm - V V

2. Obligasi Confirm - V V

3. Saham Confirm - V V

4. Deposito Confirm - V V

5. Forex Confirm - V V

J. Clearing and Settlement

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 13 dari 16

1. Realtime Mark to Market Confirm - V V

2. Open Position Confirm - V V

3. End Of Day Confirm - V V

4. Cost per Product Confirm - V V

5. Cross Currency Confirm - V V

6. Interest computation and adjustment Confirm - V V

K. Risk Management

1. Margin Monitoring Confirm - V V

2. Margin Erosion Monitoring Confirm - V V

3. Monitor Open Interest (broker) Confirm - V V

4. Monitor Transaction Statistic Confirm - V V

5. Intraday Margining dan real timemargin call

Confirm - V V

6. Risk Profiling Confirm - V V

7. Base currency of Investors Minimal memiliki single currencysystem (IDR). Jika terdapat multicurrency sistem maka sistem tersebutdinyatakan telah memenuhi aturanyang berlaku

L. Transfer Position

1. Acc to Acc transfer Confirm - V V

2. Member to member transfer Confirm - V V

3. Bulk transfer acc to acc Confirm - V V

4. Bulk transfer member to member Confirm - V V

M. Reporting

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 14 dari 16

1. DFS Report Confirm - V V

2. Transaction List Confirm - V V

3. Contract Posting by Account Confirm - V V

4. Contract Posting by Product Confirm - V V

5. Margin Summary Confirm - V V

6. Fee Listing Confirm - V V

7. Daily Position Activity Confirm - V V

8. Match Out History Confirm - V V

9. Open Interest Confirm - V V

10. IRCA Confirm - V V

11. Open Position Confirm - V V

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 15 dari 16

2.3 Service Level Agreement

No Deskripsi Kebutuhan

1. Terdapat dokumen kontrak yang mendeskripsikan tingkat layanan yang diberikanoleh vendor kepada pengguna aplikasi SPA

2. Terdapat metric service level agreement yang mengandung kondisi sebagai berikut:

1. Abandonment Rate: tingkat permintaan layanan yang tidak terlayani

2. Average Speed to Answer: tingkat rerata permintaan layanan dapat dijawab

3. Time Service Factor: tingkat rerata rentang waktu suatu masalah dapatterjawab

4. First Call Resolution: tingkat rerata suatu masalah dapat diselesaikan dalam1 layanan telpon

5. Turn Around Time: tingkat rerata waktu yang dibutuhkan untuk mengatasimasalah

2.4 Business Continuity Planning

No Deskripsi Kebutuhan

1. Terdapat sebuah rencana yang dimiliki oleh perusahaan untuk me-recover danmenjalankan kembali fungsi-fungsi yang berkaitan dengan aplikasi kliring derivativedalam suatu rentang waktu tertentu apabila terdapat bencana (disaster). Dokumenrencana tersebut terdiri dari:

1. Referensi yang harus dilakukan pada saat sebelum kejadian, saat kejadiandan setelah kejadian bencana

2. Penghitungan business impact analysis (BIA)

3. Recovery requirement

4. Desain solusi

2. Terdapat Disaster Recovery Centre (DRC) yang mensupport BCP yang dijalankanoleh perusahaan yang ditempatkan didalam radius lebih dari 20 km dari serverutama

Lampiran 1 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 16 dari 16

3 Kesimpulan

Dengan adanya standard functionalities ini, maka diharapkan aplikasi SPA yangdigunakan oleh para Penyelenggara SPA akan memiliki platform fungsionalitasyang sama dan setara, sehingga kredibilitas SPA semakin meningkat dan tujuandari regulator dapat tercapai sehingga hal tersebut secara langsung akanmendorong dan memacu calon investor untuk berinvestasi dalam PerdaganganBerjangka.

Tujuan selanjutnya dari pembuatan standard functionality ini adalah akandibangunnya sebuah protocol komunikasi antara aplikasi SPA dengan aplikasisupervisory sehingga interkoneksi data menjadi semakin baik dan jalannyaaplikasi supervisory akan semakin optimal.

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 1 dari 18

Dokumen StandarFungsionalitas Sistem Perdagangan

UntukSistem Pengawasan Tunggal

(Supervisory System)

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 2 dari 18

1 Ringkasan dan Pendahuluan

1.1 Latar belakang Proyek

Pesatnya perkembangan industri berjangka di Indonesia, kompleksitas transaksiyang terjadi didalamnya, dan besarnya tuntutan masyarakat terhadap transparansiperdagangan berjangka serta untuk meningkatkan kredibilitas perdaganganberjangka di Indonesia, maka perlu adanya aturan main yang jelas dan adil.

Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), sebagai suatu kegiatan perdagangan telahberkembang dengan pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.Perkembangan tersebut tidak dapat dicegah, dan yang harus dilakukan olehPemerintah adalah mengendalikan dan mengarahkan agar sistem perdagangantersebut dapat bermanfaat bagi perkembangan perekonomian Indonesia.

Dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat Indonesia serta agarkegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, wajar dan fair maka diperlukaninfrastruktur pendukung SPA yang memadai. Salah satu bentuk infrastuktur yangdiperlukan adalah kelengkapan peraturan pelaksanaannya, termasuk sistempengawasan.

Pokok-pokok pengaturan yang dilakukan pada SPA antara lain adalah sebagaiberikut:

Pelaku dalam SPA terdiri dari :

o Penyelenggara SPA yaitu Pedagang Berjangka yang telah memperolehpersetujuan dari Bappebti sebagai Penyelenggara SPA.

o Peserta Sistem Perdagangan Berjangka yaitu Pialang Berjangka AnggotaKliring Berjangka.

Persyaratan untuk mendapatkan persetujuan sebagai Penyelenggara SPAantara lain badan hukum Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas yangkhusus bergerak di bidang Perdagangan Berjangka, anggota Lembaga KliringBerjangka, memiliki sistem perdagangan yang menjamin perdagangan yangwajar, fair dan transparan, dan memiliki kerjasama paling sedikit dengan 1(satu) Pialang Berjangka Anggota Kliring Berjangka.

Kontrak derivatif yang diperdagangkan adalah kontrak derivatif antar matauang asing (foreign cross currency) dan indeks, yang harus memenuhipersyaratan memiliki referensi harga yang terpercaya dan dapat diakses olehumum secara terus menerus, paling sedikit diminati oleh 2 Penyelenggara,dan memiliki spesifikasi standar.

Pelaksanaan kegiatan SPA :

o Penyelenggara wajib memberikan penawaran harga jual dan beli setiapsaat selama jam perdagangan;

o Peserta wajib memiliki sistem yang menjamin transparansi harga, yangmemungkinkan nasabah memperoleh harga yang terbaik dan peluangyang sama untuk bertransaksi;

o Penawaran harga jual dan beli merupakan penawaran dan permintaan riildan bukan merupakan sekedar harga indikatif;

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 3 dari 18

o Seluruh transaksi oleh Penyelenggara SPA harus dilaporkan ke BursaBerjangka dan didaftarkan ke Lembaga Kliring Berjangka;

o Peserta wajib membuat trading rules yang dikaji oleh Bursa Berjangka dandisetujui oleh Bappebti;

o Bentuk dan isi Trading Rules diatur oleh Bursa Berjangka dan disetujuioleh Bappebti.

Penyelenggara, Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka wajibmenyampaikan laporan bulanan, triwulan dan tahunan atas transaksi SPAkepada Bappebti.

Disamping itu Bursa Berjangka wajib memantau kegiatan dan memastikanseluruh transaksi yang terjadi di dalam SPA telah dilaporkan ke BursaBerjangka dan didaftarkan ke Lembaga Kliring Berjangka.

Lembaga Kliring Berjangka juga mempunyai kewajiban untuk menyediakanfasilitas pendaftaran, penjaminan penyelesaian transaksi termasukpengelolaan margin.

Seiring dengan semakin berkembangnya transaksi SPA maka dibutuhkan sebuahaplikasi trading yang dapat untuk melawan adanya Financial Fraud didalamindustri perdagangan futures dan derivatives di Indonesia. Untukmengakomodasikan hal tersebut maka pelaku industri sepakat untukmengembangkan sebuah Supervisory System. Aplikasi Supervisory System initerintegrasi dengan aplikasi SPA yang digunakan oleh masing-masingPenyelenggara SPA sehingga Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka danBappebti dapat melakukan pengawasan terhadap transaksi SPA. Hal inidimaksudkan agar tidak ada pihak yang dapat melakukan manipulasi terhadaptransaksi ataupun data financial nasabah sehingga pada akhirnya nasabahmendapatkan perlindungan yang lebih baik dan sistem perdagangan ini kembalimendapatkan integritasnya.

Pendekatan Supervisory System ini dilandasi ide akan adanya sebuah commonplatform functionalities untuk sebuah aplikasi SPA yang disetujui olehPenyelenggara SPA, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka dan Bappebti.Masing-masing aplikasi SPA yang telah digunakan oleh Penyelenggara SPA saatini diharuskan untuk menyamakan fungsionalitas yang dimilikinya sesuai dengancommon platform functionalities. Hal ini diharapkan mampu untuk menghindaridikeluarkannya biaya yang besar untuk membangun sebuah aplikasi “SinglePlatform” yang harus digunakan oleh semua stakeholder didalam industriPerdagangan Berjangka Komoditi.

Sesuai dengan tugas dari Bappebti yaitu untuk melakukan perumusan standar,norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis danevaluasi di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan di bidang pasar fisikdan jasa, maka disetujui bahwa Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka danBappebti akan merumuskan sebuah standar fungsionalitas untuk aplikasi SPAyang harus disetujui oleh semua pihak dan akan menjadi standar bagipengembangan aplikasi SPA yang boleh dipergunakan di Indonesia.

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 4 dari 18

1.2 Maksud dan Tujuan

Dengan menetapkan common platform functionalities ini diharapkan bahwa pihakotoritas dapat melakukan tugasnya untuk memastikan fungsi pengawasandilakukan dengan baik dan dapat meminimalisasi adanya kecurangan (fraud). Halini dapat dicapai dengan melakukan monitoring terhadap aktivitas Peserta SPAdan informasi financial dari masing-masing stakeholder secara real time.

1.3 Referensi

Berikut adalah referensi yang digunakan untuk merumuskan dokumen ini:

1. Dokumen archive Lembaga Kliring Berjangka-Bursa Berjangka berkaitandengan Supervisory System;

2. Risalah rapat Bappebti-Lembaga Kliring Berjangka-Bursa Berjangka-Genevacons;

3. Risalah rapat Lembaga Kliring Berjangka-Bursa Berjangka-PenyelenggaraSPA-Genevacons tanggal 2 Oktober 2009;

4. Risalah rapat Bursa Berjangka-Penyelenggara SPA-Genevacons tanggal 6Oktober 2009

1.4 Gambaran Dokumen

Dokumen ini dimaksudkan sebagai dokumen dasar common platformfunctionalities yang harus dimiliki oleh aplikasi SPA yang digunakan baik olehNasabah, Peserta SPA, Penyelenggara SPA, Bursa Berjangka, Lembaga KliringBerjangka dan Bappebti.

Dokumen ini hanya menggambarkan fungsionalitas secara garis besar dankebutuhan minimal dari sebuah aplikasi SPA, namun dokumen ini tidak sampaimerincikan ‘field’ yang harus ada di dalam aplikasi SPA.

1.5 Keadaan Pasar SPA

Saat ini masih belum jelas seberapa besar nilai transaksi yang terjadi di SPA.Namun, adanya kebutuhan untuk melakukan transaksi dengan menggunakantransaksi internasional di Indonesia melandasi pentingnya SPA. Dengan adanyakoordinasi yang baik antara Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga KliringBerjangka, dan Penyelenggara SPA maka kredibilitas dan volume transaksi dariSPA akan dapat ditingkatkan. Jika hal ini tidak dapat diakomodasikan olehstakeholder SPA, maka kemungkinan pelaku pasar atau investor akan melakukantransaksi di negara lain, seperti Singapura dan Hongkong.

SPA di Indonesia saat ini berjalan dengan aturan yang masih dipandang tidakterlalu rigid, sehingga masih terdapat Penyelenggara SPA yang bertindak tidakprofessional dan mencoba untuk mencari celah dari aturan agar dapat meraupkeuntungan atas transaksi yang dilakukan oleh Nasabah. Beberapa praktik bisnisyang mengandung kecurangan dan diduga dilakukan oleh para PenyelenggaraSPA adalah sebagai berikut:

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 5 dari 18

• Irregular trading methods;

• Mis-selling jasa dan produk yang di transaksikan;

• Tidak bersifat fair dan transparan kepada Nasabah;

• Kurang atau tidak adanya monitoring risiko;

• Lemah atau bahkan tidak adanya control terhadap capital.

Sebagai hasil dari praktik bisnis diatas maka hal ini menyebabkan melemahnyatingkat kepercayaan Nasabah yang menyebabkan tingkat investasinya semakinmenurun.

Dengan kondisi tersebut, Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangkamemiliki peranan penting untuk melakukan monitoring dan pengawasan terhadaptransaksi SPA. Namun pelaksanaan monitoring dan pengawasan ini menjadi sulitkarena adanya perbedaan sistem yang digunakan antara Penyelenggara SPAyang satu dengan Penyelenggara SPA lainnya. Kondisi ini menyebabkandiperlukannya satu aplikasi pengawasan yang nantinya akan berinteraksi denganmasing-masing aplikasi yang ada di Penyelenggara SPA sehingga monitoring danpengawasan dapat dilakukan oleh Bursa Berjangka ataupun Lembaga KliringBerjangka.

1.6 Tujuan Regulator

Dengan adanya Supervisory System dan standardisasi common platformfunctionalities, maka diharapkan dapat terwujud sebagai berikut:

Promotion of Orderly, Efficient and Fair markets;

Meningkatkan kepercayaan Nasabah terhadap transaksi SPA;

Mempromosikan bentuk transaksi SPA kepada masyarakat;

Meningkatkan proteksi terhadap Nasabah:

Membantu Nasabah untuk mendapatkan perjanjian/transaksi yang lebih fair;

Melakukan integrasi dengan Bank Penyimpan Dana Margin sehingga dapatdiketahui adanya backup financial terhadap seluruh transaksi yang dijalankan;

Adanya suatu acuan manajemen risiko yang terstandardisasi baik untukNasabah, Peserta SPA, Penyelenggara SPA maupun di Lembaga KliringBerjangka.

Tanpa adanya aturan yang dapat memenuhi kebutuhan yang ada, sertapengawasan yang memadai dari Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka danBappebti, maka sulit untuk mewujudkan transaksi SPA yang fair dan transaparan.Peluang ini harus dimanfaatkan oleh pihak otoritas untuk mengimplementasikanbentuk pengawasan yang sesuai dan fokus pada area berikut ini:

Tingkat monitoring dan Pengawasan yang memadai;

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 6 dari 18

Supervisory System yang dapat digunakan oleh pihak otoritas dalammelakukan monitoring dan pengawasan;

Market Oversight Credibility;

Peningkatan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku;

Perlindungan terhadap Nasabah;

Fair, efisien dan orderly markets;

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 7 dari 18

2 Overview Fitur dan Fungsionalitas

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka berikut ini adalah fungsionaltitasyang harus dimiliki oleh sebuah supervisory sistem secara general:

2.1 Kebutuhan Umum

Berikut adalah daftar fungsionalitas kebutuhan umum didalam aplikasi TradingSystem SPA

No Deskripsi Kebutuhan

1. Server ditempatkan di wilayah Indonesia

2. Memiliki DRC Sistem yang memadai

3. Memiliki BCP yang sesuai dan dapat diimplementasikan

4. Memiliki security minimal untuk sebuah aplikasi web based yang terdiri dari minimalsecurity terhadap tread sebagai berikut: Input validation, Authentication,Authorization, Configuration Management, Sensitive Data, Session Management,Cryptography, Parameter Manipulation, Exception management, Auditing andLogging.

5. Trading System tidak diperbolehkan memiliki fungsionalitas yang memungkinkanuntuk terjadi locking

6. Sistem Trading System harus dapat melakukan real time mark to marketberdasarkan pola perhitungan Variation Margin (VM) dan perhitungan real timemargin

7. Memiliki koneksi secara semi real time untuk data yang harus dilaporkan ke SistemPengawasan, dengan response time maximal 2 detik (untuk aplikasi semi real time –yang tidak dapat memberikan response secara langsung)

1. Saldo awal dan posisi terbuka rekening nasabah2. Exception report berupa transaksi diluar kewajaran dengan batasan minimal

sebagai berikut:a. Transaksi dilakukan diluar jam perdaganganb. Transaksi diluar trading rules yang telah disepakatic. Transaksi yang dibatalkand. Transaksi yang dikoreksie. Penutupan jam perdagangan diluar kesepakatan jam perdagangan

8. Memiliki dokumentasi yang memadai mengenai arsitektur aplikasi, fungsionalitasaplikasi dan platform komunikasi

9. Memiliki audit trail dan logging exception sesuai dengan standard

10. Memiliki dokumentasi yang memadai mengenai help, user manual penggunaansistem dan adanya support fungsionalitas dari vendor (call center, web sites dansupport email)

11. Trading System diharuskan untuk memiliki koneksi real time dengan SistemPengawasan Tunggal (Supervisory System) yang dijalankan oleh otoritas

12. Trading System diharuskan untuk mampu menyimpan data transaksi denganbatasan sebagai berikut:

1. Menyimpan data transaksi dan data keuangan paling singkat 5 (lima) tahun

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 8 dari 18

terakhir secara berturut-turut;2. Memelihara rekam jejak kuotasi harga dari sumber referensi harga, saldo

dan mutasi equity nasabah dengan waktu paling singkat 6 (enam) bulanterakhir; dan

3. Setelah jangka waktu 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada angka 2harus disalin dan disimpan ke media penyimpanan data di luar databaseTrading System (Sistem Perdagangan)

13. Trading System diharuskan untuk melaporkan data transaksi ke Sistem Pengawasansecara real time dengan data minimal sebagai berikut:

1. Seluruh transaksi perdagangan yang berlangsung2. Harga kuotasi dari penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif dan

informasi dari penyedia data atas transaksi yang terjadi

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 9 dari 18

2.2 Standard Fungsionalitas Trading System untuk Nasabah, Peserta SPA dan Penyelenggara SPA

No Fungsionalitas Sistem Batasan minimal yang harus dipenuhi

Nasabah PesertaSPA

Penyelenggara SPA

A. Alerts & Notification

1. Realtime margin call Kondisi minimal yang di sepakatiadalah sbb:1. terdapat fungsi real time margining

pada semua aplikasi2. cara penyampaian margin call

adalah melalui telpon (minimal),atau dengan cara pemberitahuanlain yang dianggap sesuai

V V -

2. Automatic trigger of liquidation order 1. Semua aplikasi memiliki automatictrigger namun, tidak semuadifungsikan karena adanya delayinformasi pada saat Investormelakukan transfer dana margin.

2. Diusulkan untuk tetapmemfungsikan liquidation ordertetapi tidak menggunakanmekanisme automatic

V V -

3. Liquidation confirmation Konfirmasi order likuidasi akandilakukan minimal melalui laporantrade confirmation. Tidak diperlukanadanya report khusus mengenaiperlakukan automatic liquidation

V V -

4. Trade confirmation Minimal dalam bentuk laporan tradeconfirmation

V V -

5. Interest computation and adjustment Confirm V - -

B. Online reports

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 10 dari 18

1. Investor Statement Confirm V V V

2. Real time account summary Confirm V V V

3. Current date transaction Confirm V V V

4. Transaction history Confirm V V V

5. Print facility for certain items only Confirm V V V

6. Position List Confirm V V V

7. Settled Positions Confirm V V V

C. Trading Platform

1. Realtime quotes Confirm V V V

D. Order management

1. Execute deals (market order) Confirm V V -

Accept resting orders (Personal Order Book)

2. Monitor working order by criteria Confirm V V -

3. Auto accept order Confirm V - -

Order list

4. Cancel Order Confirm V V -

5. View Order Confirm V V -

6. Amend Order Confirm V V -

7. Execute Order Confirm V V -

Order Type

8. Stop Order Confirm V V -

9. Good Till Confirm V V -

10. Limit Order Confirm V V -

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 11 dari 18

11. Auto Fill Entry Order Confirm - V -

12. Dealer (Pialang) tidak dapatmenggunakan ID investor untuk loginke dalam system perdagangan

Yang dimaksudkan adalah sebagaiberikut:

1. Dealer tidak diperbolehkanuntuk mengetahui ID daricustomer

2. Dealer tidak diperbolehkanmasuk kedalam sistem denganmenggunakan ID dari customer

3. Dealer diperbolehkan untukmelakukan/ menjalankan orderatas nama customer, namunlogin yang digunakan adalahlogin yang dimiliki oleh dealertersebut.

- V -

13. View own Investor only Confirm - V -

E. Price and Quotation

1. Bid/Offer/Deal Confirm V V -

2. Open/High/Low/Last/PreviousClose/Change(%+value)/ with up ordown icon and time stamp

Minimal fungsionalitas adalah bid offerdan high/low

V V -

Characteristics

3. Click and deal trading Confirm V V -

4. Fund pre-validation Confirm V V -

Open position

5. Real time marked-to-market Kondisi minimal yang di sepakatiadalah sbb:1. terdapat fungsi real time margining

pada semua aplikasi2. cara penyampaian margin call

V V -

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 12 dari 18

adalah melalui telpon (minimal),atau dengan cara pemberitahuanlain yang dianggap sesuai

6. Auto liquidation 1. Semua aplikasi memiliki automatictrigger namun, tidak semuadifungsikan karena adanya delayinformasi pada saat Investormelakukan transfer dana margin.

2. Diusulkan untuk tetapmemfungsikan liquidation ordertetapi tidak menggunakanmekanisme automatic

V V -

F. Customer management

1. Add, List, View, Search, Modify, SetPermission, Delete

Confirm - V -

G. Risk Management

1. Base currency of Investors Minimal memiliki single currencysystem (IDR). Jika terdapat multicurrency sistem maka sistem tersebutdinyatakan telah memenuhi aturanyang berlaku

- V -

2. Fund Transfer (in out mutasi bank) Confirm - V -

3. Realtime update of funds Fungsi realtime update funds sampaidengan level investor hanya terdapatpada level broker, namun trader dapatmelihat akumulasi funds pada levelbroker tersebut.

V V V

4. Realtime currency conversion Tidak diperlukan apabila hanya singlecurrency. Sedangkan jika sistem yangdimiliki adalah sistem multi currencymaka currency conversion ini mutlakdiperlukan

- - V

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 13 dari 18

5. Interest computation Confirm - - V

6. Realtime Margining Kondisi minimal yang di sepakatiadalah sbb:1. terdapat fungsi real time margining

pada semua aplikasi2. cara penyampaian margin call

adalah melalui telpon (minimal),atau dengan cara pemberitahuanlain yang dianggap sesuai

V V V

H. Suspension for account

1. Suspend Confirm - V -

2. Release Confirm - V -

I. Margining

1. Realtime margining Kondisi minimal yang di sepakatiadalah sbb:1. terdapat fungsi real time margining

pada semua aplikasi2. cara penyampaian margin call

adalah melalui telpon (minimal),atau dengan cara pemberitahuanlain yang dianggap sesuai

V V -

2. List customer with call margin Confirm - V -

J. Commission

1. Set Commision based on VolumeTransaction atau Number ofTransaction

Confirm - V -

2. Set Manual Adjustment for commission Confirm - V -

3. Set amount of commission Confirm - V -

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 14 dari 18

4. Set currency of commission Confirm - V -

K. Charging Type

1. Round turn on opening position Confirm - V -

2. Per transaction (opening and closingposition)

Fungsionalitas minimal yang disepakatiadalah adanya charging type pertransaction, terserah keputusanpedagang apakah akan dilakukan padaopen position atau pada close position.Hal ini dikarenakan adanya beberapakebijakan di pedagang yang menundapengenaan charging ini sampai suatukondisi adanya keuntungan bagiinvestor.

- V -

L. Financial Summary

1. Account Summary Confirm - V V

2. Customer Activity Summary Confirm - V V

3. Print facility for certain items only Confirm - V V

M. Dealer Management

1. Add, List, View, Search, Modify, SetPrivileges, Delete

Confirm - V -

N. Audit

1. Price log history Tidak diperlukan adanya fungsi logprice history karena data yang harusdisimpan menjadi amat besar,sehingga pedagang tidak mampu untukmenyimpan data tersebut.Selain alasan diatas terdapatkemungkinan performance dari sistemakan terganggu karena besarnya I/O

- V V

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 15 dari 18

database pada saat pelaksanaan writedata price history kedalam aplikasi

2. Transaction history Fungsionalitas ini akan dipindahkankebagian trader

- - V

3. Audit trail and log keeping Fungsi ini harus ada apabila fungsi setproduct margin di aktifkan untuk levelbroker.Namun jika tidak maka audit trail yangdimiliki oleh masing-masing aplikasiterbatas pada audit trail yang berkaitandengan sistem, misal catatan mengenaiaktivitas user (login time, log out dll).

- V V

O. Price Quotation

1. Electronic Quotation Distributions Confirm - - V

2. Audit Trail of ReferencePrice/Quotation

Confirm - - V

P. Product Management

1. View specifications Confirm - - V

2. Product List Confirm - - V

Q. Trade Registration Investor

1. Connect to Exchange's TRS Confirm, dengan batasandiperbolehkan untuk melakukan directmaupun indirect connection (melaluithird party application)

- - V

R. Cluster member management

1. Add, List, View, Search, SetPermission, Delete

Confirm - - V

2. Activate Confirm - - V

3. Deactivate Confirm - - V

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 16 dari 18

S. News and Ticker Price Management

1. Ticker Facility and New Entry Optional

T. Transaction Summary

1. Transaction Summary by Product Confirm - V V

2. Transaction Summary by Client Confirm - V V

3. Transaction Summary by Currenccy Confirm - V V

4. Transaction Summary by Date Confirm - V V

5. Transaction Summary by Open positionlisting with P/L

Confirm - V V

6. Transaction Summary by Nett Position Confirm - V V

7. Transaction Summary by ClusterMember

Dengan batasan cluster by broker'sclients

- - V

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 17 dari 18

2.3 Service Level Agreement

No Deskripsi Kebutuhan

1. Terdapat dokumen kontrak yang mendeskripsikan tingkat layanan yang diberikanoleh vendor kepada pengguna aplikasi Trading Sistem untuk SPA

2. Terdapat metric service level agreement yang mengandung kondisi sebagai berikut:

1. Abandonment Rate: tingkat permintaan layanan yang tidak terlayani

2. Average Speed to Answer: tingkat rerata permintaan layanan dapat dijawab

3. Time Service Factor: tingkat rerata rentang waktu suatu masalah dapatterjawab

4. First Call Resolution: tingkat rerata suatu masalah dapat diselesaikan dalam1 layanan telpon

5. Turn Around Time: tingkat rerata waktu yang dibutuhkan untuk mengatasimasalah

2.4 Business Continuity Planning

No Deskripsi Kebutuhan

1. Terdapat sebuah rencana yang dimiliki oleh perusahaan untuk me-recover danmenjalankan kembali fungsi-fungsi yang berkaitan dengan aplikasi kliring derivativedalam suatu rentang waktu tertentu apabila terdapat bencana (disaster). Dokumenrencana tersebut terdiri dari:

1. Referensi yang harus dilakukan pada saat sebelum kejadian, saat kejadiandan setelah kejadian bencana

2. Penghitungan business impact analysis (BIA)

3. Recovery requirement

4. Desain solusi

2. Terdapat Disaster Recovery Centre (DRC) yang mensupport BCP yang dijalankanoleh perusahaan dan terletak didalam radus lebih dari 20 km dari server utama

Lampiran 2 Peraturan Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka KomoditiNomor : 79/BAPPEBTI/Per/01/2010Tanggal : 21 Januari 2010

Halaman 18 dari 18

3 Kesimpulan

Dengan adanya standard functionalities ini, maka diharapkan aplikasi SPA yangdigunakan oleh para Penyelenggara SPA akan memiliki platform fungsionalitasyang sama dan setara, sehingga kredibilitas SPA semakin meningkat dan tujuandari regulator dapat tercapai sehingga hal tersebut secara langsung akanmendorong dan memacu calon investor untuk berinvestasi dalam PerdaganganBerjangka.

Tujuan selanjutnya dari pembuatan standard functionality ini adalah akandibangunnya sebuah protocol komunikasi antara aplikasi SPA dengan aplikasisupervisory sehingga interkoneksi data menjadi semakin baik dan jalannyaaplikasi supervisory akan semakin optimal.