Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
71
Lampiran 1. Panduan Wawancara (Interview Guide)
1. Berapakah usia ibu pada saat menikah?
2. Apa keluhan ibu saat hamil?
3. Apa saja makanan yang ibu konsumsi pada saat hamil?
4. Apakah ibu rutin memeriksakan kehamilan pada saat
mengandung?
5. Berapakah usia kandungan pada saat melahirkan?
6. Apakah ibu melahirkan secara normal atau tidak?
7. Berapakah berat dan panjang bayi saat lahir?
8. Apakah ibu minum susu untuk ibu hamil dan menyusui?
9. Apakah anak ibu pernah diberikan ASI Eksklusif?
10. Berapakah usia balita ibu sekarang?
11. Menurut ibu bagaimanakah kondisi lingkungan tempat
tinggal sekarang? Apakah baik untuk kesehatan? Apakah
tersedia air bersih?
12. Dalam keluarga biasanya sehari makan berapa kali?
Apakah dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarga?
13. Menurut ibu apakah zat gizi dalam makanan yang ibu dan
anak balita makan sudah mengandung zat gizi yang baik?
14. Apakah dengan memberikan makanan yang cukup dapat
memenuhi kebutuhan gizi anak?
72
15. Apakah ibu sering membuatkan makanan sesuai dengan
selerah anaknya?
16. Apakah ibu memberikan susu formula kepada balitanya?
17. Apakah balita ibu sudah mendapatkan pelayanan kesehatan
di posyandu?
18. Apakah anak dibawa ke posyandu dalam 3 bulan terakhir?
19. Berapa kali ibu menimbang balita dalam 1 tahun terakhir?
Apakah < 10x atau > 10x
20. Apakah anak sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap?
21. Apa yang ibu ketahui tentang gizi?
22. Apa saja macam-macam gizi yang ibu ketahui?
23. Bagaimana menurut ibu gizi yang baik untuk balita itu
seperti apa?
24. Apa pendidikan terakhir ibu?
25. Apakah pekerjaan ibu sekarang?
26. Apakah ibu sudah memberikan perhatian yang cukup
kepada balitanya?
27. Apakah pekerjaan kepala keluarga?
28. Bagaimanakah peran suami dan keluarga?
29. Apakah pendapatan kepala keluarga sudah cukup untuk
memenuhi biaya kehidupan keluarga?
73
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan
Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Universitas : Universitas Kristen Satya Wacana
Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran
Ibu Terhadap Pemenuhan Gizi Balita Dengan
Status Gizi Buruk Di Puskesmas Bara Permai
Sulawesi Selatan
Peneliti : Widy Kurniadewi Santha
Nim : 462011040
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh
peneliti tentang penelitian yang akan dilaksanakan sesuai dengan
judul di atas, maka saya mengetahui tujuan dari penelitian ini, yaitu
untuk mendeskripsikan peran ibu dalam proses pemenuhan status
gizi pada balita. Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian
ini akan dijaga kerahasiaannya dan berkas yang mencantumkan
identitas saya hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data
saja dan apabila sudah tidak digunakan lagi, kerahasiaan data
tersebut akan dimusnahkan.
Selanjutnya saya secara sukarela dan tidak ada unsur
paksaan saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian
ini.
Palopo, 26 Agustus 2015
Informan Peneliti
Widy Kurniadewi Santha
74
Lampiran 3. Verbatim
Riset Partisipan Pertama
(RP1)
Keterangan
Peneliti : P
Partisipan 1 : RP1
Kader : KA
Tanggal : 26 Agustus 2015
Tempat : Rumah RP1
Tujuan :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Menggali tentang faktor – faktor status gizi buruk di
Puskesmas Bara Permai
Hasil :
Setelah menghubungi RP1 dan membuat janji untuk bertemu,
peneliti menuju ke rumah pribadi RP1 ditemani ibu KA.
75
Inisial Verbatim Kode
P&KA
RP1
KA
P
RP1
P
RP1
P
RP1
“selamat sore”
“sore, mari silahkan masuk. Ada perlu apa nih?”
“Ini widy, mau penelitian untuk tugas akhirnya.
Ayo sudah widy apa yang mau kau tanyakan?”
(menyuruh peneliti melakukan wawancara)
“Maaf mengganggu tante. Ini saya dapat data
dari puskesmas kalau anak tante mengalami gizi
dibawa normal. Mau tanya sedikit boleh?”
“iya boleh, mau tanya apa?”
“Apa penyebabnya itu tante sampe berat badan
anaknya berkurang?”
“Dari pagi sampai sore menonton film kartun
terus malas sekali makan, banyak mainnya dan
menontonnya, orang bilang diurut, sudah diurut
tetap masih malas makan. Biasanya makan
hanya pagi saja itupun makan nasi kuning saja.
Kalau siang sudah tidak mau makan sampai
malam nanti dia lapar sendiri baru dia minta
makan”.
“Tidak dikasih vitamin kah?”
“Saya kasih vitamin, tapi selama umurnya 3
tahun sudah tidak pernah saya kasih lagi. karena
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
76
P
RP1
P
RP1
P
RP1
kalau habis itu vitaminnya tidak mau lagi makan”
“Jadi kaya ketergantungan yah tante?”
“Iya, jadi mau dikasih vitamin terus. Nanti kalau
dikasih terus nanti kecanduan, saya takut dengan
efek sampingnya. Karena biasanya orang kalau
dikasih vitamin 1 botol kah kalau sudah habis
langsung berhenti, ini kalau berhenti minum
vitamin pasti kembali juga malas makan”
“Iya tante, karena biasanya kalau begitu ada efek
sampingnya. Jangan juga sering dibiasakan
anak-anak minum vitamin. Vitamin apa yang
tante kasih?”
“Saya kasih vitamin ikan itu, sudah itu saya ganti
lagi, tapi tetap sama saja kalau vitaminnya sudah
habis yah kembali malas makan”.
“Apakah tante tidak memasakan makanan yang
dia suka?”
“Tidak tau apa makanan yang dia suka, dikasih
sayur tidak mau, dikasih ikan juga tidak mau,
daging juga tidak mau cuma kuahnya saja itupun
kadang-kadang saja. Orang bilang hati ayam
saja dikasihkan, saya sudah kasih tapi tetap saja
masih malas makan”.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
77
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
“Kalau telur atau mie begitu apakah dia makan?”
“Kalau telur dia makan , tapi kalau direbus tidak
mau makan kuningnya, jadi digoreng saja, karena
dia lebih suka digoreng dari pada direbus, karena
kalau digoreng dia makan dengan kuningnya”
“Coba lagi telur di dadar baru campur dengan
daun kelor”
“Itu masak tidak?”
“Iya masak karena seperti kaya daun soup itu.
Tante ambil sedikit sudah itu dicuci baru campur
dengan telur baru di dadar. coba saja karena dia
malas juga makan sayur, itu sudah ada sayurnya.
Sudah berapa umurnya anak tante sekarang?”
“4 tahun”.
“Kalau lagi main begini tidak mau makankah
tante kalau disuap?”
“Tidak mau sekali. Tapi kalau tidak makan siang
biasanya jam 5 begini minta makan sendiri”
“Berapa usia tante waktu pertama kali menikah?”
“23 tahun”
“Apakah tante punya keluhan selama hamil?”
“Tidak ada, biasa-biasa saja tidak ada keluhan
sama sekali, itupun muntah-muntah cuman sekali
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
78
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
saja. Tidak saya tau itu mau mengidam seperti
apa karena tidak pernah saya rasakan itu
mengidam”
“Waktu hamil makanan apa saja yang
dikonsumsi?”
“Saya lupa apa saja yang saya makan”
“Tidak ada pantangan kah?”
“Tidak ada pantangan sama sekali”.
“Apakah tante rutin periksa kandungan dulu
waktu hamil?”
“Iya rutin”
“Berapa usia kandungan tante waktu melahirkan?
9 bulan?”
“Tidak, 9 bulan lebih 2 minggu 3 hari. Itupun saya
tidak rasakan nanti dirangsang baru saya
rasakan, karena tinggal sedikit air ketuban atau
apakah itu didalam, bidannya bilang kalau mau
tinggal silahkan, tapi kalau tidak mau yah resiko
sama anak makanya saya tinggal saja”.
“Normal atau sesar?”
“Iya melahirkan normal”
“Berapa beratnya waktu lahir?”
“3,4 kg”
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
79
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
“Panjangnya berapa?”
“Tidak saya tau tidak saya sudah tidak ingat
berapa panjangnya”
“Ada buku KIAnya kah tante?”
“Sudah hilang saya lupa simpan dimana”
“Waktu tante hamil apakah mengkonsumsi susu
untuk ibu hamil?"
“Iya saya minum susu untuk ibu hamil”
“Kalau untuk ibu menyusui apakah tante minum
susu?”
“Ah tidak. Karena saya tidak menyusui”
“Berarti ini anak tidak diberikan ASI yah tante?”
“Iya tidak. Karena tidak mau”
“Apakah tidak di paksakan saja karena ASI itu
sangat bermanfaat sekali untuk bayi”?
“Sudah saya kasih tapi tetap saja dia tidak mau
jadi saya berhenti kasih dia ASI”
“Keluarga di dalam rumah sehari makan berapa
kali? Banyaknya seberapa?”
“Kadang 3x kadang juga 2x tidak tentu. kadang 1
piring, kadang juga setengah tergantung selerah
juga” (sambil tersenyum)
“Ini anak minum susu kaleng tidak tante?”
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
80
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
RP1
P
“Tidak mau minum susu, dulu saja minum susu
tapi pas 2 tahun berhenti sendiri minum susu”
“Susu apa yang tante kasih ke anaknya?”.
“SGM terus saya kasih karena saya kasih
laktogen mencret- mencret, kalau dancow hanya
setengah yang dia minum sudah itu tidak mau
lagi”.
“Dalam 3 bulan terakhir apakah tante pernah
membawa anaknya ke posyandu?
“Tidak pernah, selama sudah lengkap
imunisasinya tidak pernah lagi saya bawa ke
posyandu karena timbangannya begitu-begitu
terus 11 kg saja”.
“Pendidikan terakhir tante apa?”
“SMA”
“Apa yang tante ketahui tentang gizi?”
“ai saya kurang tau kalau itu”
“Bagaimana menurut tante gizi yang baik untuk
anak itu seperti apa?”
“Makanan yang sehat”
“Apa pekerjaan tante sekarang?”
“Ibu Rumah Tangga”
“Menurut tante apakah sudah memberikan
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
81
RP1
P
RP1
P
RP1
perhatian yang cukup kepada anaknya?”
“Iya karena tidak ada yang saya kerja cuma di
rumah saja jadi sudah pasti saya perhatikan
makanan apa saja yang dia makan”
“Apa pekerjaannya kepala keluarga?”
“Buruh”
“Mungkin untuk saat ini sudah cukup dulu, terima
kasih tante untuk waktunya. Nanti kalau ada yang
kurang saya datang lagi”. (sambil berjabat
tangan)
“Iya datang saja”. (sambil berjabat tangan)
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
82
Riset Partisipan Kedua
(RP2)
Keterangan
Peneliti : P
Partisipan 2 : RP2
Kader : KA
Tanggal : 27 Agustus 2015
Tempat : Rumah RP2
Tujuan :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Menggali tentang faktor – faktor status gizi buruk di
Puskesmas Bara Permai
Hasil :
Setelah menghubungi RP2 dan membuat janji untuk bertemu,
peneliti menuju ke rumah pribadi RP2 ditemani ibu KA.
83
Inisial Verbatim Kode
P&KA
RP2
KA
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
“selamat sore”
“Sore, mari silahkan masuk. Ada perlu apa ini?”
(sambil senyum)
“Ini widy, mau melakukan penelitian untuk tugas
akhirnya. Ayo sudah widy apa yang mau kau
tanyakan?” (menyuruh peneliti melakukan
wawancara)
“Maaf mengganggu tante. Ini saya dapat data
dari puskesmas kalau anak tante mengalami gizi
dibawa normal. Mau tanya sedikit boleh?”
“Iya boleh, mau tanya apa? (Sambil tersenyum)
“Berapa usia tante waktu pertama kali nikah?”
“22 tahun”.
“Ada keluhan pada saat hamil?”
“Sesak pada saat mengandung anak G. Waktu
kakaknya tidak sesak biasa-biasa saja”
“Apa saja yang tante konsumsi pada saat hamil?”
“Sama saja seperti biasanya seperti nasi, sayur,
ikan cuman kapurung (makan khas palopo) saja
yang saya tidak suka sampai sekarang.”
“Tante rutin tidak memeriksakan kandungan
kemarin?”
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
84
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
“Iya rutin”
“Berapa usia kandungan tante pada saat
melahirkan anak G?”
“9 bulan lebih 1 minggu. Karena dokter bilang
berat badannya masih kurang dan air ketubannya
juga masih cukup untuk 1 minggu”.
“Normal tidak tante?”
“Sesar. Anak ku 2 sesar semuanya. Yang anak
pertama sesar karena tidak ada kontraksi, saya
pergi dulu periksa terus dokternya bilang
seharusnya ini sudah harus lahir cuman tidak ada
tanda-tanda seperti orang yang mau melahirkan
jadi terpaksa harus sesar, sama saja dengan
anak kedua tapi dia ini karena berat badannya,
jadi harus sesar”
“Berapa beratnya ini anak G waktu lahir?”
“2,7 Kg”
“Berapa panjangnya tante?”
“Tidak saya ingat, ada di bukunya mungkin kalau
di catat juga sama bidannya kemarin.”.
“Waktu tante hamil apakah sering mengkonsumsi
susu untuk ibu hamil?”
“Iya kadang- kadang, biasa juga saya malas”
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
85
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
“Ini anak G diberikan ASI tidak tante?”
“Iya tapi kadang dibantu dengan susu kaleng
karena saya kerja.”
“Susu apa yang tante kasih?”
“Frisian Flag”
“Berapa usianya ini anak tante sekarang?”
“1 tahun 1 bulan”
“Masih minum ASI ini anak tante sampe
sekarang?”
“Iya masih”
“kalau boleh tau keluarga di sini sehari makan
berapa kali?”
“3 kali sehari biasa juga lebih. Kadang 1 piring”
“Ini anak G sudah makan, seperti makan bubur?”
“Iya biasa bubur biasa juga nasi yang lembek.”.
“Dia mau makan kah tante?”
“Makan tapi di paksa karena malas sekali makan,
susah sekali kalau dikasih makan.”
“Dalam 3 bulan terakhir tante sering tidak ke
posyandu?”
“Iya pergi terus, tapi tidak tau lagi nanti ini
timbangannya berapa kasihan.”
“Tante pendidikan terakhirnya apa?”
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
86
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
RP2
P
“D3 komputer”
“Tante kerjanya sekarang apa?”
“yah masih honorer/ PTT”
“Apa pekerjaan kepala keluarga?”
“Wiraswasta”
“Apa yang tante ketahui tentang gizi?”
“Untuk pertumbuhan anak”
“Berapa timbangannya ini anak G sekarang?”
“7,2 Kg. sudah 3 bulan berturut-turut itu 7,2
belum naik-naik, ini sudah 1 bulan malas sekali
makan.”
“Tidak pernah di buatkan makanan yang dia suka
kah?”
“Sudah saya buatkan, sembarang saja makanan
yang saya kasih tapi memang anak ini malas
sekali makan. Tiba-tiba itu tidak mau makan,
sejak waktu mau lebaran itu malas sekali makan”
“Tapi dia kuat minum susu tidak?”
“Iya kalau minum susu dia kuat”
“Bagaimana menurut tante sendiri gizi yang baik
untuk anak itu seperti apa?”.
“Mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat”.
“Menurut tante sendiri sudah memberikan
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
87
RP2
P
RP2
perhatian yang cukup kepada anak belom?”
“Tidak begitu karena saya sibuk kerja jadi yang
jaga neneknya, kalau soal makan kurang saya
perhatikan.”.
“Mungkin untuk saat ini sudah cukup dlu, terima
kasih tante untuk waktunya. Nanti kalau ada yang
kurang saya datang lagi”. (sambil berjabat
tangan)
“Iya datang saja”.(sambil berjabat tangan dan
tersenyum)
85
86
87
88
89
90
91
88
Riset Partisipan Ketiga
(RP3)
Keterangan
Peneliti : P
Partisipan 2 : RP3
Tanggal : 28 Agustus 2015
Tempat : Rumah RP2
Tujuan :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Menggali tentang faktor – faktor status gizi buruk di
Puskesmas Bara Permai
Hasil :
Setelah menghubungi RP3 dan membuat janji untuk bertemu,
peneliti menuju ke rumah pribadi RP3 seorang diri.
89
Inisial Verbatim Kode
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
“selamat siang tante”
“iya siang, mari silahkan masuk.” (sambil
senyum)
“Maaf mengganggu tante siang-siang, maksud
kedatangan saya ingin melakukan wawancara
sedikit untuk tugas akhir kuliah saya. Apakah
tante bersedia?”
“Iya bersedia, mau tanya apa? (Sambil
tersenyum)
“Berapa usia tante pertama kali nikah?”
“18 tahun”.
“Masih muda sekali yah tante. Ada keluhan pada
saat hamil?”
“Tidak ada keluhan saya biasa-biasa saja”
“Apa saja yang tante konsumsi pada saat hamil?”
“Susu, sayur, buah-buahan.”
“Tante rutin tidak memeriksakan kandungan
kemarin?”
“Iya rutin”
“Berapa usia kandungan tante pada saat
melahirkan? Pas 9 bulan atau lewat?”
“9 bulan lewat 3 hari”.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
90
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
“Normal atau sesar tante?”
“Normal semua anak saya itu semuanya lahir
normal”
“Kalau boleh tau berapa panjangnya bayi tante
waktu lahir?”
“48 cm”
“Berapa beratnya ini anak waktu lahir?”
“2,6 Kg”
“Waktu tante hamil apakah sering mengkonsumsi
susu untuk ibu hamil?”
“Iya kalau untuk minum susu saya rutin”.
“Kalau susu untuk menyusui kita minum
jugakah?”
“Iya kalau minum susu untuk ibu menyusui saya
juga rutin minum”
“Apakah anak ibu di berikan ASI?”
“Iya tapi kadang dibantu dengan susu kaleng
karena saya sekarang masih lanjut kuliah.”
“Susu apa yang tante kasih?”
“Batita”
“Sampai usia berapa anaknya diberikan ASI?”
“Sampai sekarang dia masih saya berikan ASI”
“Usia anak tante sekarang berapa tahun?”
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
91
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
“1 Tahun 2 bulan”
“kalau boleh tau keluarga di sini sehari makan
berapa kali?”
“3x sehari, kadang juga cuman 2x.”
“Apa saja yang dikonsumsi tante?”
“Yah seperti biasa nasi, ikan,sayur, kalau lagi
tidak ada uang kadang cuma makan nasi sama
sayur saja”
“Menurut tante apakah makanan yang tante
makan dan yang anak balita makan sudah
mengadung gizi yang baik?”
“Iya kalau menurut saya sudah cukup”
“Apakah dengan memberikan makanan yang
cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi anak?”
“Kayanya sih sudah saya juga kurang paham
kalau soal seperti itu.”
“Tante sering tidak membuatkan makanan yang
disukai oleh anak yang sesuai dengan
selerahnya?”
“Saya tidak tau selerahnya apa, pokoknya apa
yang saya kasih dia makan. Tapi akhir-akhir ini
malas sekali makan tidak tau kenapa bisa begitu,
itu badannya kurus sekali sekarang. Saya kasih
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
92
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
makanan yang dia mau tapi tetap saja malas
sekali makan.”
“Mungkin karena suka makan makanan ringan
jadi malas makan. Apakah tante tidak coba kasih
vitamin untuk merangsang nafsu makannya?”
“Kalau makanan ringan jarang-jarang saya kasih.
Saya mau kasih vitamin tapi saya takut”
“Tidak kenapa-kenapa kalau sekali-sekali asal
jangan terus-terusan tidak baik juga.”
“ou iya nanti saya coba”
“Apakah anak tante sudah mendapatkan
pelayanan di posyandu?”
“Iya sudah dapat”
“Dalam 3 bulan terakhir apakah tante membawa
anak ke posyandu?”
“Iya Sering, terakhir waktu dia umur 11 bulan”
“Dalam 1 tahun terakhir ini berapa kali tante bawa
ke posyandu untuk ditimbang? Apakah lebih dari
10x?”
“Iya lebih, dari umur 1 bulan – 11 bulan”
“Sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap ini
anaknya tante?”
“Iya sudah lengkap.”
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
93
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
RP3
P
“Apa yang tante ketahui tentang gizi?”
“Apa yah? Saya bingung”
“Bagaimana menurut tante gizi yang baik untuk
anak itu seperti apa?”.
“Dengan memberikan makanan yang sehat yang
mengandung protein”.
“Tante pendidikan terakhirnya apa?”
“SMA. Ini lagi kuliah sekarang ambil S1 Guru.”.
“Apa pekerjaan ibu sekarang?
“Ibu rumah tangga”
“Apakah tante sudah memberikan perhatian yang
cukup kepada anaknya?”
“Kalau saya lagi kuliah, neneknya yang jaga jadi
tidak tau makanan apa saja yang dia makan”
“Apa pekerjaan kepala keluarga?”
“Pegawai swasta”
“Bagaimana peran suami dalam keluarga?”
“Baik perannya sangat berperan aktif.”
“Apakah pendapatan kepala keluarga sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga?”
“Yah cukup tidak cukup di cukupkan saja.”
“Terima Kasih tante atas waktu dan
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
94
RP3
kesempatannya, maaf sudah mengganggu, nanti
kalau data saya masih kurang apakah saya boleh
datang kembali?” (sambil tersenyum)
“iya sama-sama datang saja kalau masih ada
yang kurang silahkan ditanyakan”. (sambil
senyum)
105
106
107
108
109
95
Riset Kader
(RKA)
Keterangan
Peneliti : P
Kader : KA
Tanggal : 02 September 2015
Tempat : Rumah KA
Tujuan :
1. Menjelaskan maksud dan tujuan
2. Menggali tentang faktor – faktor status gizi buruk di
Puskesmas Bara Permai
3. Mendapatkan informasi yang lebih akurat
Hasil :
Setelah menghubungi KA dan membuat janji untuk bertemu,
peneliti menuju ke rumah pribadi ibu KA.
96
Inisial Verbatim Kode
P
KA
P
KA
P
KA
P
KA
P
KA
P
KA
“selamat siang tante”
“Iya siang, Bagaimana widy ada yang bisa tante
bantu?” (sambil tersenyum)
“Maksud kedatangan saya, ingin melakukan
wawancara tentang status gizi buruk yang terjadi
di posyandu.”
“Ow iya, boleh” (sambil tersenyum)
“Jadi sekarang saya bisa langsung saja
wawancara?”
“Ow begitu, iya bisa, silahkan dimulai”
“Tante kader di sini ada berapa orang, dan paling
lama berapa tahun?”
“5 orang, tidak saya tahu berapa lama karena
berlanjut terus kecuali kalau dia pindah”
“Tante bisa sebutkan tugas Kader itu apa-apa
saja?”
“Menimbang, mengisi buku KMS, pemberian
vitamin A, memantau anak-anak yang kurang
gizi”
“Kalau melakukan tugas sebelum hari Posyandu
itu bagaimana tante apakah ada kendala?”
“Tidak ada kendala, berjalan dengan baik”
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
97
P
KA
P
KA
P
KA
P
“Sekarang dalam melaksanakan tugas apakah
ada kendala? Baik kendala dengan anggota
Kader sendiri maupun dengan warga yang ikut
kegiatan Posyandu?”
“Tidak ada kendala,cuman itu saja anak yang
usianya sudah 9 bulan tidak datang lagi
menimbang karena orang tuanya pikir
imunisasinya sudah lengkap padahal seharusnya
itu 5 tahun”
“Kalau kegiatan Posyandu pada tanggal merah
begitu bagaimana untuk pelaksanakannya
apakah ada kendala?”
“Biasanya tidak ada kalau tanggal merah, seperti
kalau jatuh pada hari minggu itu dimajukan ke
hari seninnya.”
“Kalau Petugas Kesehatan disini bagaimana
tante, sejauh ini menanggapi baik kegiatan di
Masyarakat maupun di Posyandu? Apa mereka
aktif dalam kegiatan Posyandu?”
“Sudah bagus mereka bekerja sama dengan
kami selaku kader di posyandu dan mereka juga
cukup aktif”
“Kalau menurut tante, Petugas Gizi di Puskesmas
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
98
KA
P
KA
P
KA
P
KA
P
KA
P
ini sudah cukup atau belum?”
“Sudah cukup”
“Kalau untuk kegiatan Posyandu apakah tugas
setiap kader saling bergantian misalnya seperti
hari ini tante di bagian penimbangan besok nanti
di pengisian KMS? Atau bagaimana?”
“Iya bergantian”
“Setiap saat bergantian itu mungkin ada kendala
yang tante dapati?”
“Tidak ada kendala karena saling membantu”
“Selama tante menjalani sebagai Kader apa tante
pernah menemukan ibu-ibu balita ada yang tidak
datang melakukan penimbangan di Posyandu?
kalau ada itu karena apa?”
“Sekarang sudah tidak ada kalau dulu banyak
karena alasannya itu anak ku sudah tidak sakit
menjadi sakit setelah dari posyandu, mungkin
mereka semua sudah menyadari pentingnya itu
kesehatan”
“Kalau untuk timbang ibu hamil biasa di
Posyandu tidak?”
“Iya ada”
“Kalau yang sering tante lihat selama menjalani
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
99
KA
P
KA
P
KA
P
sebagai Kader di Posyandu ini, apakah tante
sering menemui masalah yang menyebabkan
status gizi buruk, selain dari tidak periksa
kehamilan dengan tidak datang ke Posyandu?”
“Cuma itu saja yang anaknya malas makan kalau
sudah bermain, kurang perhatian dari orang
tuanya, menunya mau di buatkan seperti apalah.
Kalau tidak mau itu anaknya makan sudah orang
tuanya kasih biar saja sampai anaknya nanti mau
makan sendiri.”
“Kalau menurut tante, di Posyandu sekarang ini
apakah sarana dari Puskesmas sudah cukup
untuk memfasilitasi peralatan di posyandu?”
“Tidak maksimal, karena penimbangannya
kurang akurat, kamar mandinya belum ada”
“Kalau untuk KMS ini apakah semua memiliki
buku KMS?”
“Iya semuanya punya, kecuali yang pergi ke
klinik-klinik pergi periksa tidak melalui bidan atau
perawat langsung saja ke klinik”
“Trus kalau ini KMS apakah dipegang oleh Kader
atau diberikah kepada Ibu-Ibu balita yang pegang
masing-masing?”
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
100
KA
P
KA
P
KA
P
KA
P
KA
“Ibu-ibu balita sendiri yang pegang”
“Kalau saat pemberian kapsul vitamin A, pada
pemberian Imunisasi dan pada saat
penimbangan apakah ada yang tidak hadir?
Kalau ada yang tidak hadir bagaimana tindakan
dari Kader maupun tenaga kesehatan?”
“Ada, biasanya kalau tidak hadir kami melakukan
perkunjungan kerumah balita tersebut”
“Tapi kalau sekarang imunisasi ini apakah masih
ada yang tidak ikut jadwalnya?”
“Sekarang sudah ikut semua”
“Kalau untuk pemeriksaan kehamilan dan
pemberian tablet Fe itu di mana dan bagimana
sejauh ini?”
“Di posyandu, sejauh ini sudah berjalan cukup
baik”
“Kalau untuk pemeriksaan kehamilan apakah ada
Ibu-Ibu yang didapati yang tidak pernah
melakukan periksa kehamilan?”
“Pernah biasanya umur kehamilannya itu 5 bulan
baru dia datang periksa padahal seharusnya itu 3
bulan, tapi sekarang tinggal 12 saja yang begitu
tidak semua”
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
101
P
KA
P
KA
P
KA
P
KA
“Kalau untuk pembagian tablet Fe. Apa semua
Ibu Kader ikut membagikan tablet Fe ke Ibu
hamil?”
“Tidak cuma bidan yang kasih sama petugas
kesehatan saja”
“Untuk pelatihan penyegaran mengenai program
kesehatan, gizi, penyuluhan, KIA, dan Imunisasi
ada juga tentang pengisian KMS. Itu apakah ada
pelaksanaan kegiatan tersebut dari puskesmas
tidak tante? Kalo ada satu tahun berapa kali?”
“Iya ada pelatihan yang diberikan dari
puskesmas. Biasanya itu setahun 2x, biasa juga
setahun 1x tapi kadang juga dilihat dari sikonnya
saja.”
“Apakah semua Ibu-Ibu Kader ikut dalam
kegiatan itu?”
“Iya semuanya ikut”
“Sejauh ini kalau menurut tante bagaimana,
apakah sudah merasa cukup puas dengan
kegiatan Penyelenggaran Kader yang
dilaksanakan satu tahun satu kali?
“Iya belum maksimal menurut saya masih perlu
ditambah lagi waktu untuk pelatihannya”
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
102
P
KA
P
KA
P
KA
P
KA
P
KA
“Apakah diantara beberapa Kader itu ada yang
tidak pernah atau jarang aktif?”
“Iya semuanya aktif”
“Untuk pemberian MP-ASI pemulihan semua Ibu
Kader ikut mengontrol apa tidak?”
“Iya semuanya ikut karena sudah mendapat
pembagian tiap rumah”
“Saat tante ikut dalam memonitor, apakah ada
hal-hal kecil yang menyebabkan penurunan
badan pada balita itu sendiri karena apa?”
“Iya karena malas makan, perhatiannya hanya
untuk main saja”
“Menurut tante untuk pencegahan status gizi
buruk di Kecamatan ini bagaimana? Mungkin
juga mau berikan saran?”
“Bagaimana cara orang tua memberikan
perhatian, merubah lagi menu makanan anaknya,
rajin konsultasi dengan petugas kesehatan
seperti suster atau bidan biar dikasihkan petunjuk
dan rajin ke posyandu.”
“Terima kasih tante atas waktu dan
infomarmasinya” (sambil berjabat tangan)
“Iya sama-sama” (sambil berjabat tangan)
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
103
Riset Petugas Gizi
(RPG)
Keterangan
Peneliti : P
Petugas Gizi : PG
Tanggal : 04 September 2015
Tempat : Puskesmas Bara Permai
Tujuan :
1. Menjelaskan maksud dan tujuan
2. Menggali tentang faktor – faktor status gizi buruk di
Puskesmas Bara Permai
3. Mendapatkan informasi yang lebih akurat
Hasil :
Setelah menghubungi PG dan membuat janji untuk bertemu,
peneliti menuju ke Puskesmas Bara Permai untuk bertemu dengan
PG
104
Inisial Verbatim Kode
P
PG
P
PG
P
PG
P
PG
P
“selamat Pagi” (sambil berjabat tangan)
“Iya selamat pagi widy” (sambil berjabat tangan)
“Maaf mengganggu tante”
“Iya tidak kenapa-kenapa kebetulan saya tidak
lagi sibuk juga”
“Jadi begini tante, maksud dari kedatangan saya
seperti yang saya sudah sampaikan sebelumnya
maksud dan tujuan, sesuai janji yang saya
dengan tante sepakati kemaren waktu dan
tempat, jadi mungkin saya langsung saja untuk
mewawancarai tante tapi sebelum itu saya
ucapkan trima kasih karena sudah bersedia untuk
diwawancarai”
“iya baik, langsung saja. (sambil tersenyum)”
“Bagaimana persepsi tante mengenai program
pencegahan penanganan status gizi buruk baik
yang sudah berjalan ini?”
“Memang harus di tanggulangi karena kalau tidak
di tanggulangi itu gizi buruk akan berpengaruhi
pada perbaikan generasi kedepan.”
“Pemberian pelayanan pemulihan ini seperti
berupa apa?”
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
105
PG
P
PG
P
PG
P
“Untuk sekarang sudah tidak ada PMT pemulihan
jadi yang kita pakai sekarang itu PMT
penyuluhan. Karena kan sekarang ada namanya
itu keluarga harapan. Itu keluarga harapan
keluarga yang dikasih uang dari pemerintah kalau
saya tidak salah 1 juta ka setiap bulan termasuk
dengan balitanya yang ada di dalam rumah
tersebut karena itu untuk menjadi keluarga sadar
gizi.”
“Saat pemberian PMT tersebut syarat status gizi
anak bagaimana?”
“Kalau untuk PMT pemulihan itu dulu untuk anak
gizi buruk sama gizi kurang saja yang dapat tapi
karena sekarang keterbatasan dana jadi yang
sekarang dilakukan hanya PMT penyuluhan
untuk PMT pemulihan sudah tidak ada. Dulu saja
itu anak-anak dibuatkan bubur di buatkan susu
dan di kasih MP- ASI.”
“Apakah pemberian PMT pemulihan baik berupa
seperti MP-ASI juga diberikan kepada bayi BGM
atau gizi kurang?”
“Iya”
“Untuk pembagian MP-ASI/PMT bagaimana,
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
106
PG
P
PG
P
PG
apakah semua diberikan sama tanpa melihat usia
balita?”
“Untuk bubur diberikan kepada bayi usia 6-11
bulan, MP-ASI biskuit diberikan kepada anak
umur 12-24 bulan, anak umur 25-59 bulan
diberikan PMT”
“Apakah tidak ada program bagi balita BGM
untuk mendapatkan bantuan berupa PMT?”
“Ada itu program BGM tapi itu kalau dia BGM
bisa di kasih mineral mix, biasa juga ada susu.
Tapi kalau kaya dulu itu seperti PMT pemulihan
pokoknya 90 hari itu rutin diberikan makanan.
Kalau sekarang sudah tidak ada karena biaya
jadi hanya diberikan MP-ASI saja yang dikasih
tapi biasa juga di sertai dengan susu, mineral
mix, susu protein, sama taburia yang seperti
vitsin yang di campurkan kemakanan anak-anak
yang malas makan semacam suplemen makan.”
“Dalam pandangan ibu peran Puskesmas apakah
sudah bisa menangani masalah status gizi buruk
atau belum?”
“Kalau perannya puskesmas sudah bisa karena
buktinya toh setiap ada gizi buruk tidak pernah
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
107
P
PG
P
ada yang jatuh sampe ke kasus gizi buruk karena
itu di kasih perhatian memang kalau sudah di
dapat ada yang BGM jadi belum masuk gizi buruk
kalau dia sudah BGM itu sudah di intervensi”
“Sejauh ini bagaimana dengan perencanaan
yang sudah di buat oleh tim sehingga pada tahun
2014 sudah menunjukan tidak sebanding dengan
tahun 2013?”
“Untuk sekarang yang menjadi perhatian utama
itu gizi buruk jadi setiap kasus yang kita dapat
sudah harus cepat dilacak kemudian di intervensi
terus agar tidak masuk dalam kategori kasus gizi
buruk diusahakan bisa diatasi jika dia sudah
masuk kedalam status gizi buruk, karena itu
sudah ada program dari dinas kesehatan mala
sekarang ini ada lagi program baru namanya
Kadarsih. Kadarsih itu setiap rumah yang
mempunyai balita dikasihkan stiker kadarsih
disitu ada pesan-pesan seperti apa itu keluarga
sadar gizi.”
“Biasanya dari kondisi keluarga bagaimana yang
sering mengalami dampak status gizi buruk, dan
bagaimana dari sistem penghasilan mereka?”
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
108
PG
P
PG
P
“Rata-rata memang yang ekonominya rendah.
Rata-rata hanya sebagai honorer yang setiap
bulan gajinya hanya 300 ribu dan mereka juga
masih mengontrak rumah bukan rumah mereka
sendiri.”
“langkah-langkah operasional dalam upaya
pencegahan masalah status gizi buruk dari
Puskesmas seperti apa?”
“Ada protapnya itu yang di ikuti termasuk itu
protapnya kalau kita memantau berat badannya
di dapat hasilnya bagaimana baru di olah dia
status gizi buruk atau adakah penyakitnya karena
kalau sudah didapat balita tersebut akan masuk
ke ruangan klinik gizi. Di klinik gizi itu di kasih
protop disitu sudah ada langkah-langkah
penanggulangan gizi buruk, ada alur-alurnya itu
ditangani dulu di puskesmas tapi kalau 3x
berturut-turut masih saja berat badannya belum
bertambah itu baru di rujuk ke Rumah sakit malah
kadang ada yang sampai di opname.”
“Kalau untuk mengukur BB, TB, dan LILA anak
untuk memantau perkembangan anak selama
pemberian makan formula selama 30 hari
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
PG
P
PG
P
PG
P
PG
bagaimana?”
“Pakai sentimeter kita di puskesmas masih
menggunakan alat yang manual”
“Apakah tante sebagai koordinator petugas gizi,
tante juga berkunjung ke rumah-rumah balita
yang mengalami gizi buruk?”
“Iya semuanya kami kunjungi”
“Sejauh ini dalam menjalankan langkah-langkah
operasional apakah ada kendala?”
“Pasti ada kendala biasanya kendalanya itu di
dana karena kalau misalnya mereka sudah
mengerti sudah diberikan penyuluhan, ada juga
MP-ASI di kasih tapi kan dalam merubah sesuatu
itu misalnya hanya 1 dos atau 2 dos di kasih
paling baru berapa ons berubah tidak mungkin
mau langsung 1 kg. Nah kalau dianjurkan karena
ini kan sifatnya penyuluhan bukan
ketergantungan kita mau ajak keluarga untuk
sadar gizi jadi lebih mengutamakan makanan dari
pada yang lain-lain.”
“Bagaimana dalam mengatasi masalah tersebut
tante?”
“Awalnya kita bantu waktu kita temukan balita
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
110
P
PG
yang mengalami penurunan berat badan itu kita
berikan susu setelah keadaannya baik tapi ketika
tidak dikasih lagi berat badannya turun kembali
karena orang tuanya tergantung kepada apa
yang di kasih, maunya atau harapan kami
sebagai petugas gizi apa yang diberikan itu
hanya sebagai contoh saja jadi kalau ada
uangnya prioritaskan untuk itu jangan malah
memprioritaskan kepada barang-barang yang
tidak penting hanya memprioritaskan ke makanan
anak saja. Mengatasinya tetap dengan
penyuluhan. Tapi itu masalahnya biar dikasih
penyuluhan tergantung lagi dari masalah
ekonomi mereka yang tidak mendukung.”
“Kalau dalam aspek kesiapan petugas,
bagaimana kesiapan petugas dalam
malaksanakan program pencegahan gizi buruk?
Dan apakah sejauh ini ada hambatan?”
“Itu hambatannya kalau misalnya kita mau
berbuat tapi tidak ada alat sarana dan
prasarananya, kalau kita selalu siap, contohnya
kita mau memberikan contoh-contoh makanan
formula yang dibuat tapi tidak ada blender di
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
111
P
PG
P
PG
P
PG
puskesmas tidak ada panic jadi hanya dengan
kata-kata saja kita menyampaikan tidak dengan
diperagakan. Jadi kalau sudah ada anak yang
harus diberikan makanan formula kita hanya
merujuk ke rumah sakit.”
“Tante apa masalah yang sebenarnya sehingga
anak ini mengalami status gizi buruk?”
“Kurang perhatian dari orang tua, malas pergi ke
posyandu, kalau imunisasi anaknya juga sudah
lengkap pasti sudah tidak datang lagi ke
posyandu, masalah ekonomi.”
“Sejauh ini apakah ada kendala dalam
menjalankan program ini?”
“Iya pastinya selalu ada kendala”
“Kalau seperti kasus yang didapati ibu dengan air
susu kering atau kurang, itu apakah pernah?
Tindakan seperti apa yang harus diberikan?”
“Iya biasa, kalau kurang ASI nya kami
menganjurkan untuk makan-makanan yang
bergizi tapi sudah dikasih dengan contoh-
contohnya, kami juga bisa menyuruh ibu tetap
menyusui anaknya agar memberikan rangsangan
dengan isapan karena itu membantu produksi
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
112
P
PG
ASI. Kalau disini saya biasa menganjurkan untuk
makan sayur daun katuk, kacang ijo yang
dicampur dengan buah papaya baru diberikan
contoh-contoh makanan yang harus di konsumsi
ibu-ibu menyusui.”
“Kalau untuk penimbangan apakah masih ada
orang tua yang tidak membawa anaknya ke
Posyandu untuk di timbang atau saat di imunisasi
tidak hadir?”
“Masih banyak, kadang itu kalau ada pesta, hari
pasar yang bertepatan dengan hari posyandu kan
tanggal posyandu sudah ditentukan memang
misalnya tanggal 10 nah pas pada tanggal 10 itu
ada orang kawin, ada orang mati atau hari pasar
itu sudah pasti mereka tidak pergi yang seperti itu
biasanya di swiping tapi tidak pernah ada yang
lolos karena kalau tidak datang mereka di swiping
itu yang di swiping di kunjungi rumahnya.
Dampaknya dari swiping mereka malah
keenakan karena kalau tidak pergi posyandu
mereka bilang datang ji nanti itu petugas
kerumah, jadi ada yang masa bodoh juga. Kalau
pada saat pemberian vitamin A itu kami dari
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
113
P
PG
P
PG
P
PG
petugas bersurat ke gereja, ke masjid agar di
beritahukan kewarga.”
“Untuk memonitoring balita yang tidak datang
timbang apakah ada kendala?
“Pasti ada kendalanya itu kita harus kunjungi
rumahnya karena tidak bisa di tahu kalau tidak di
kunjungi untuk memonitoring”.
“Apakah semua ibu balita mempunyai KMS?”
“Iya untuk buku KMS semuanya punya sejak
awal ibunya hamil mereka sudah ada buku KIA
disitu sudah ada KMS di dalamnya”
“Kalau untuk konsumsi garam beryodium apakah
dari Puskesmas ada pemantauan dari tiap-tiap
keluarga?”
“Iya itu di pantau terus setiap 2x dalam setahun.
Caranya itu ada yang dari petugas kesehatan ke
sekolah di pantau dari sampel garam yang
dibawa oleh anak-anak kesekolah, ada juga
kalau kita kunjungan rumah ada yang kena status
gizi buruk itu sekalian kita ambil garamnya untuk
di periksa. Kalau soal garam beryodium itu di
pantau terus soalnya dulu itu banyak orang suka
dengan garam yang dibeli perliter, nanti setelah
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
114
P
PG
P
PG
P
PG
penyuluhan-penyuluhan tentang garam
beryodium makanya itu masuk dalam urutan ke-3
kalau di dalam keluarga sadar gizi. Jadi orang
yang dianggap sebagai keluarga sadar gizi
dikasih stiker”
“Untuk di Puskesmas dan Pustu ini tenaga
pelaksana gizi ada berapa orang tante?”
“Untuk TPG ada 2 orang sebagai Tenaga
Pelaksana Gizi”
“Kalau dari tante sendiri bagaimana, sebagai
tenaga pelaksana gizi apakah ada kendala
dalam menjalankan program pencegahan status
gizi buruk ini?”
“Itu kendalanya kalau kita mau berbuat tapi
sarana dan prasarananya tidak mendukung,
dananya, tapi walaupun seperti itu kita tetap
berusaha agar tidak jatuh kedalam kasus gizi
buruk.”
“Bagaimana kesiapan sarana dan prasarana
untuk memfasilitasi kegiatan ini? bagaimana
penanggulangan masalah balita status gizi buruk
tersebut?”
“Kalau untuk sarana dan prasarananya kurang
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
115
P
PG
P
PG
mendukung karena tergantung dari dananya lagi.
Tapi kita terus berusaha agar tidak jatuh sampai
ke kasus gizi buruk”
“Biasanya perawatan berapa lama sampai berat
badan balita tersebut kembali normal?”
“Yang idealnya itu 3 bulan tidak pernah lewat dari
3 bulan, dari segi makanan kalau 3 bulan itu
sudah baik, cuman kalau di tinggalkan lagi pasti
turun lagi berat badannya.”
“Untuk pelayanan konseling, pada saat Tim
kesehatan atau tante sendiri yang turun ke
lapangan apa yang sering ditemukan baik dari
anak-anak (balita) maupun orang tua, seperti
pada Konsumsi makanan, atau pemberian ASI?”
“Itu biasa kalau ASI Ekslusif yang di konseling
selalu itu ibunya bilang tidak ada ASInya tapi
sudah banyak juga yang sudah sadar jadi ASI
betul yang dia kasih ke anaknya karena selalu
kita anjurkan bilang ibu kalau punya uang mau
dipakai beli susu jangan anaknya dulu yang
dikasih ibu saja yang minum supaya ibu sehat ibu
banyak ASI jadi anak ibu minum ASI saja baru
setelah itu kami jelaskan kenapa anaknya harus
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
116
P
PG
P
PG
P
diberikan ASI.”
“Program konseling untuk Gizi ini biasa dilakukan
oleh tante sendiri atau bagaimana? Dan biasanya
kalau untuk program konseling sendiri biasa
dilakukan di kegiatan seperti apa tante? Dan
apakah ada kendala dalam melaksanakan
kegitan tersebut?”
“Memang untuk khususnya itu petugas gizi yang
melaksanakan tapi secara umum semua petugas
kesehatan karena biasa juga kalau dia masuk ke
dokter jadi dokter sudah kasih penyuluhan.
Setiap melaksanakan kegiatan selalu ada
kendala cuman masih bisa diatasi, contohnya
kalau dia datang konseling biasanya ibunya
kurang fokus karena anaknya rewel atau apakah
jadi kurang fokus. Biasanya dilaksanakan di
posyandu kadang juga dirumahnya kalau lagi di
kunjungi.”
“Menurut ta apa yang harus diperhatikan untuk
mutu pelayanan dan juga mungkin tante mau
sampaikan saran?”
“Kita harus memberikan perhatian khusus”
“Mungkin ini saja dulu trimakasih tante atas
267
268
269
270
271
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
117
PG
informasi yang saya dapatkan. Sekali lagi saya
ucapkan terima kasih tante” (Sambil berjabat
tangan)
“Iya sama-sama” (sambil berjabat tangan)
288
289
290
291
118
Lampiran 4. SURAT PERNYATAAN
Dengan ini, saya ………………………………………* menyatakan bahwa mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Widy Kurniadewi Santha NIM : 462011040 Fakultas : ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
KRISTEN SATYA WACANA
Telah datang menemui saya dalam rangka pengambilan
data sehubungan dengan penelitian (skripsi) yang dilakukan pada:
No Hari/Tanggal Kegiatan
1
2
3
Saya ……………………………………………* telah
membaca transkrip wawancara dan laporan observasi dan
menyatakan bahwa transkrip wawancara dan laporan observasi
tersebut benar adanya sesuai dengan yang sebenarnya terjadi.
Saya juga menyetujui permintaan peneliti terkait dengan
pencantuman transkripsi wawancara ke dalam bendel skripsi
dengan memperhatikan perlindungan terhadap identitas saya
sebagai partisipan penelitian dan digunakan sebagaimana
mestinya.
Palopo,…………………
*
Partisipan Riset
Catatan:
Bagian kosong dengan tanda * harap diisi dengan inisial atau nama
samaran Anda.
119
Lampiran 5. SURAT IJIN PENELITIAN DARI FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UKSW
120
Lampiran 6. SURAT IZIN PUSKESMAS BARA PERMAI