31
MODUL PRAKTIKUM SURVEY DAN PEMETAAN Revisi 05 Penerbitan Menyetujui Dr. Liliyana Dewi Susanawati, ST., MT Ketua Laboratorium TSAL FTP - UB Tanda Tangan LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

MODUL PRAKTIKUM

SURVEY DAN PEMETAAN

Revisi 05PenerbitanMenyetujui Dr. Liliyana Dewi Susanawati, ST., MT

Ketua Laboratorium TSALFTP - UB

Tanda Tangan

LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGANJURUSAN KETEKNIKAN PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2014

Page 2: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus mendaftarkan diri kepada petugas laboratorium.2. Praktikan harus hadir tepat pada waktunya, dan apabila terlambat lebih dari 10 menit tidak

diperkenankan mengikuti praktikum atau dikenakan sanksi lain yang mendidik.3. Pakaian harus sopan, rapid dan memakai sepatu.4. Praktikan harus bersikap soapn kepada semua praktikan, asisten, dan petugas laboratorium.5. Kerusakan peralatan menjadi tanggung jawab praktikan.6. Setiap praktikum selalu dimulai dengan pre-test.7. Laporan setiap praktikum harus sudah disetujui oleh asisten selambat-lambatnya 7 hari

setelah praktikum.8. Laporan akhr harus disetujui oleh asisten dan dijiid, sebagai syarat mengikuti ujian

praktikum.9. Tiap praktikum akan mendapatkan kartu praktikum.10. Meninggalkan acara praktikum diperkenankan jika :

- Sakit dengan keterangan dokter (atau diijinkan)- Keperluan mendadak dengan bukti

11. Segala sesuatu yang berhubungan dengan praktikum harus sudah selesai satu minggu setelah praktikum.

12. Hal – hal lain yang diperlukan ditentukan kemudian.

Ketua LaboratoriumTeknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Dr. Liliyana Dewi Susanawati, ST., MTNIP. 1976512 200812 2 001

DAFTAR ISI

2

Page 3: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

A. PENGENALAN ALAT...................................................................................................4A1. PENDAHULUAN .....................................................................................................4A2. TUJUAN PRAKTIKUM ...........................................................................................4A3. TUGAS ......................................................................................................................4A4. ALAT YANG DIGUNAKAN ..................................................................................4A5. PELAKSANAAN KERJA ........................................................................................4

B. PENGUNTINGAN DAN PROFIL ...............................................................................7B1. PENDAHULUAN .....................................................................................................7B2. ALAT YANG DIGUNAKAN ...................................................................................8B3. PENYETELAN ALAT ..............................................................................................8B4. PELAKSANAAN PENGUNTINGAN DAN PEMBUATAN PROFIL ...................9B5. PERSAMAAN ...........................................................................................................9B6. TUGAS ......................................................................................................................9

C. PENGGUNAAN GPS UNTUK PEMETAAN .............................................................13C1. PENDAHULUAN .....................................................................................................13C2. PELAKSANAAN ......................................................................................................13C3. TUGAS ......................................................................................................................13

D. PEMETAAN MENGGUNAKAN TOTAL STATION ...............................................15D1. PENDAHULUAN .....................................................................................................15D2. CARA KERJA ..........................................................................................................15D3. TUGAS ......................................................................................................................18

E. PEMETAAN SITUASI DAN TOPOGRAFI MENGGUNAKAN THEODOLIT.....19E1. PENDAHULUAN......................................................................................................19E2. ALAT YANG DIGUNAKAN ...................................................................................19E3. PEMBACAAN ..........................................................................................................19E4. TUGAS ......................................................................................................................20

3

Page 4: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

A. PENGENALAN ALAT

A.1. PENDAHULUAN

Alat-alat yang dipergunakan untuk pemetaan terdiri dari beberapa bagian. Pada

prinsipnya alat tersebut dapat dipergunakan untuk mengetahui elevasi dan jarak.

Alat ukur pada umumnya sama terdiri dari teropong yang dapat digunakan untuk

mengetahui jarak dan arah. Dalam penentuan jarak, elevasi wilayah, koordinat diperlukan

beberapa peralatan penunjang untuk mengatur keseimbangan alat atau pengukur tinggi.

A.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum pengenalan alat bertujuan untuk memperkenalkan alat-alat pemetaan sebelum

dilakukan pengambilan dan pengolahan data, sehingga praktikan dapat mengetahui fungsi dan

bagian-bagian dari alat pemetaan.

A.3 TUGAS

Pada praktikum materi pengenalan alat mahasiswa diminta :

1. Mengetahui bagian-bagian alat ukur.

2. Membedakan alat ukur theodolit dan pengunting.

3. Melakukan pemusatan atau keseimbangan alat.

4. Melakukan penyetelan alat.

5. Melakuakan percobaan sudut vertikal, sudut horizontal dan pembacaan benang atas,

bawah dan tengah.

6. Menghitung jarak dan perbedaan tinggi.

A.4 ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Pesawat pengunting dan theodolit

2. Tripot

3. Untung-unting

4. Meteran

5. Total Station

4

Page 5: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

A. 5 PELAKSANAAN KERJA

A. Mengetahui bagian-bagian alat dan membedakan jenis alat

1. Pasang pesawat theodolit dan penguntng pada tripot.

2. Perhatikan bagian-bagian dari masing-masing alat, sebutkan fungsi dan cara kerja.

3. Perhatikan perbedaan theodolit dan pengunting, sebutkan apa perbedaanya.

B. Pemusatan dan Penyetelan

1. Pasang pesawat tripot pada patok yang ditunjuk.

2. Pusatkan letak tripot pada patok yang ditunjuk.

3. Aturlah pesawat dengan menggunakan unting-unting atau prisma sehingga alat terletak

di atas patok.

4. Aturlah nivo kotak sehingga masuk pada skala paris.

5. Aturlah nivo tabung agar seimbang.

Arahkan teropong tegak lurus menyetel A dan B seimbangkan teropong dengan

mengatur nivo reverse, seimbangkan nivo

Putar teropong 900, seimbangkan nivo reverse.

Ulangi sampai teropong benar-benar seimbang.

6. Atur pembacaan paling terang dan tajam

Arahkan teropong pada objek

Atur round sel sehingga menghasilkan gambar paling terang

Atur dengan pengatur okuler, dapatkan gambar paling tajam.

7. Baca benang bawah, benang tengah dan benang atas, sudut vertical dan sudut

horizontal.

8. Hitung jarak antara perbedaan tinggi dua titik.

C. Pengukuran dan perhitungan

1. Baca benang tengah, benang atas, benang bawah, sudut vertical, sudut horizontal.

2. HItung jarak horizontal, perbedaan tinggi.

PERSAMAAN :

D – 100 X (Ba-Bb) Cos α2

V = H1 + D Tg α – H2

5

Page 6: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

D = Jarak Horizontal

H1 = Tinggi Alat

H2 = pembacaan benang tengah

Ba = benang atas

Bb = benang bawah

V = beda tinggi dari alat ke titik rambu

6

Page 7: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

B. PENGUNTINGAN DAN PROFIL

B1. PENDAHULUAN

Penguntingan adalah penentuan beda tinggi titik yang belum diketahui dari titik tertentu

yang telah diketahui, tujuan dari penguntingan untuk mendapatkan atau menentukan titik

pedoman dari wilayah atau daerah atau lokasi yang akan dilakukan pemetaan, sehingga lokasi

yang akan dipetakan dapat diketahui ketinggiannya di atas permukaan laut.

Titik pedoman utama untuk mendapatkan titik pedoman lokasi dapat diambil dari

triangulasi. Titik trianggulasi merupakan suatu titik hasil pemetaan terdahulu yang telah

diketahui tingginya di atas permukaan air laut :

1. Garis visir sejajar dengan garis arah nivo

2. Garis arah nivo tegak lurus poros vertical

3. Benang silang tegak lurus poros vertical

Ketiga syarat tersebut hendaklah dipenuhi pada alat penguntingan sebelum dilaksanakan

pengukuran dan jika syarat tersebut belum dipenuhi lakukan koreksi alat pengunting.

Pada dasarnya metode penguntingan ada dua yaitu :

1. Penguntingan tunggal adalah suatu pelaksanaan beda tinggi antar dua titik, dengan

pesawat diletakkan pada suatu tempat tidak dipindah dan pesawat terletak.

2. Penguntingan berikutan adalah penentuan beda tinggi antara dua tempat dengan

pemindahan lebih dari satu kali dan berurutan.

Karena penguntingan merupakan pekerjaan awal pada waktu survey, maka peralatan

yang digunakan tidak disarankan mempergunakan alat BTM atau Theodolit, sebab alat

pengunting mempunyai ketetlitian yang lebih tinggi dari alat tersebut dan untuk menghindari

kesalahan-kesalahan yang besar adanya pengaruh factor luar seperti (bulat bumi, pembelokan

sinar, undulisi, pemanasan tidak rata, penurunan pesawat, penurunan rambu), kesalahan alat

(garis visir tidak sejajar garis arah, pengaturan terang dan tajam, perbedaan titik 0, rambu tidak

vertical) dan kesalahan pengamatan.

Profil adalah penampang vertical melalui lapangan, tujuan pembuatan profil adalah untuk

mengetahui tingkat kenaikan dan penurunan suatu lapang secara lebih terperinci. Pembuatan

profil dilaksanakan untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan yang teliti, misalnya poembuatan

7

Page 8: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

jembatan, saluran air, perencanaan teras dan pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan

pekerjaan teknik sipil, pertanian, kehutanan dan sebagainya.

Pembuatan profil hendaknya dilakukan secara teliti terutama dalam penentuan titik kritis

lapang, karena kualitas profil yang didapatkan sangat ditentukan oleh penentuan titik kritis ini.

Alat yang digunakan disarankan mempergunakan alat pengunting, kecuali jika kondisi

medan yang tidakl memungkinkan dilaksanakan dengan alat pengunting maka dapat

dipergunakan alat BTM atau theodolit (alat dan bagian-bagiannya seperti pengunting).

B2. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Pesawat Pengunting

2. Statif

3. Tripot

4. Unting-unting

5. Meteran

6. Rambu

7. GPS

B3. PENYETELAN ALAT

1. Tentukan titik awal sebagai acuan, ukur ketinggian menggunakan GPS.

2. Pasang pesawat pada tripot, ikat dengan sekrup pengikat.

3. Atur letak pesawat agar benar-benar tepat pada pusat dengan unting-unting yang

diikatkan pada kawat pengikat pemusatan.

4. Arahkan teropong pada rambu yang akan di bidik, atur hingga rambu terlihat.

5. Setelah pesawat betul-betul center dengan titik yang ditentukan, keraskan sekrup.

6. Seimbangkan nivo kotak :

1. Arahkan teropong pada tegak lurus penyetel A – B

2. Arahakan gelembung udara sehingga pada posisi X1 dengan sekrup penyetel A dan B

bersama-sama dan berlawanan arah

3. Gerakkan gelembung udara sehingga pada pusat lingkaran dengan sekrup penyetel C.

4. Ulangi pekerjaan ini sampai nivo betul-betul seimbang.

5. Lakukan penyeimbangan nivo setiap kalli dilakukan pemindahan pesawat.

8

Page 9: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

7. Kemudian dengan pengatur okuler aturlah sehingga didapat gambar paling terang

8. Alat siap membidik.

B4. PELAKSANAAN PENGUNTINGAN DAN PEMBUATAN PROFIL

1. 1 orang sebagai pembidik

2. 2 orang sebagai pembawa rambu

3. 1 orang sebagai pencatat

Kerjakan penguntingan berikut dari titik A ke titik Z dengan penguntingan berikutan

tertutup. Maksud penguntingan berikutan tertutup adalah cara mencari selisih tinggi

antara 2 titik tempat dengan cara berikutan dan pembidikan dimulai dari titik awal

bergerak dan diakhiri pada titik awal. Seharusnya ketinggian pada titik awal dan titik

akhir harus sama, karena titik akhir pembidikan juga titik awal pembidikan. Jika terjadi

perbedaan hasil perhitungan harus dikoreksi.

B5. PERSAMAAN

D = (Ba – Bb) x 100

Tinggi Visir = Tinggi Alat + Tinggi Utama

Koreksi perhitungan :

IN

x X, 2N

x X, ………….. NN

x X

N = jumlah penembakan

X = besarnya nilai kesalahan

Batas Kesalahan yang diijinkan :

E = 10√L

E = kesalahan yang diperbolehkan dalam mm

L = jarak penguntingan dalam Km

B6. TUGAS

1. Hitung data

9

Page 10: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

2. Gambar profil melintang dan membujur dengan menggunakan :

1. Skala vertikal = 1 : 10

2. Skala Horizontal 1 : 100

10

Page 11: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Tabel Data Profil (B1)

Belakang DepanLetak titikdi Lapang

Sudut Horisontal& Vertikal (α)

TitikA, B, C

Tinggi Alat(meter)

Sudut Horisontal& Vertikal (α)

TitikA, B, C

Tinggi Alat(meter)

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

11

Page 12: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Tabel Perhitungan Profil (B2)

Titik Pembacaan rambu Jarak (D) Tinggi Garis Bidik T Tinggi H Keterangan

Belakang Muka Detail               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

               

12

Page 13: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

C. PENGGUNAAN GPS UNTUK PEMETAAN

C1. PENDAHULUAN

GPS merupakan singkatan dari Global Positioning System atau Sistem untuk posisi

global. GPS menentukan lokasi atau posisi koordinat akurat kita di muka bumi sesuai dengan

altitude, garis lingtang, garis bujur, dan ketinggian posisi kita dari permukaan laut. GPS

dilengkapi lebih dari 24 satelit milik pemerintah Amerika, yang berotasi mengitari bumi dua kali

sehari, pada ketinggian 72.000 mil. Satelit tersebut memancarkan transmisi gelombang radio

yang sangat lambat, sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui lokasi kita di permukaan

bumi dengan GPS.

Dalam praktikum ini mahasiswa ditugaskan untuk menentukan posisi koordinat dan

ketinggian (Waypoint) suatu area kemudian titik tersebut digabung (track) untuk mengetahui

jarak atau luas.

C2. PELAKSANAAN

1. Tentukan area yang akan di ketahui koordinat seta luasannya

2. Setting unit pada GPS menjadi Universal Total Mercartor (UTM)

3. Tentukan titik awal, kemudian simpan koordinat dan ketinggian titik menggunakan

Waypoint pada GPS.

4. Ulangi langkah no 3 pada setiap titik pembentuk polygon hingga titik akhir.

5. Tentukan jarak setiap titik menggunakan fiture Route, dan tentukan luas polygon

menggunakan fiture Track.

6. Transfer data pada GPS ke Personal Computer.

7. Hubungkan tiap titik menjadi polygon dan plotkan titik hasil pengamatan pada peta

administrasi.

C3. TUGAS

1. Menentukan posisi koordinat dan ketinggian pada titik suatu area.

2. Menentukan jarak dan luas polygon.

3. Menggambarkan atau memplotkan hasil titik pada GPS dengan peta.

Tabel Pengamatan

Titik X Y Z Jarak Keterangan

13

Page 14: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

D. PEMETAAN MENGGUNAKAN TOTAL STATION

D1. PENDAHULUAN

14

Page 15: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Total Station (TS) merupakan teknologi alat yang menggabungkan secara elektornik

antara teknologi theodolite dengan teknologi EDM (electronic distance measurement). EDM

merupakan alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang elektromagnetik sinar infra

merah sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor

berupa prisma sebagai target (alat pemantul sinar infra merah agar kembali ke EDM). Total

station adalah alat ukur sudat dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat. Total station juga

sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar, koordinat, dan beda

tinggi secara langsung tanpa perlu kalkulator lagi. 

Pengukuran, pemetaan, dan mengamati adalah fungsi utama survei tanah Texas. Alat

survei yang paling penting adalah total station. Nama berasal dari digabung dengan jarak meter

untuk mengukur jarak dan teodolit untuk mengukur sudut ke dalam satu perangkat.

Stasiun total didukung baik oleh tiang atau tripod. Ini mengirimkan seberkas cahaya

inframerah menuju prisma optik. Ini kemudian cermin cahaya kembali ke total station dan

mengambil pengukuran. Pengukuran ini dihitung dalam total station dengan waktu yang

dibutuhkan untuk cahaya untuk kembali. Semua data bahwa tindakan total station (sudut dan

jarak) didokumentasikan dalam sebuah kolektor data dan di-download ke komputer.

Contoh Aplikasi: a) dan Pengukuran Poligon; batasan, b) Pemasangan pipa Minyak, c)

Perencanaan jalan, d) volume timbunan dan Hitungan Galian, e) Pekerjaan Rekayasa Konstruksi,

f) Deformasi Bendungan, Irigasi dan lain-lain

D2. CARA KERJA

a. Penentuan Ketinggian

Remote Elevation Measurement (REM) digunakan untuk mengukur ketinggian suatu

objek tanpa harus meletakkan prisma di puncak objek tersebut.

Contoh : ketinggian menara, tinggi kabel tegangan tinggi, tinggi tiang listrik, dll.

15

Alat

Target K

VD

Tinggi prisma

Prisma

G

Page 16: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Ada dua cara untuk melakukan REM :

1. Dengan cara memasukkan tinggi prisma

a. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas)

b. Masuk ke program REM

c. Dirikan target prisma tepat di bawah menara, kemudian bidik prisma

d. Masukkan ketinggian prisma dari permukaan tanah

e. Lakukan pengukuran jarak

f. Kemudian bidik titik K (puncak menara), catat ketinggian menara yang tertera

pada alat

2. Tanpa memasukkan ketinggian prisma

a. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas)

b. Masuk ke program REM

c. Dirikan target prisma tepat di bawah menara

d. Bidik target prisma

e. Ukur jarak

f. Bidik target G pada permukaan tanah, simpan dan catat ketinggian

g. Bidik target K (tinggi puncak menara), dan catat data tinggi puncak menara

b. Penentuan jarak dan luas

Missing Line Measurement (MLM) digunakan untuk mengukur jarak datar, jarak miring

dan beda tinggi yang satu dengan target yang lain secara tidak langsung.

16

G

Page 17: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Periksa dan pastikan mode pengukuran sudut adalah HR.

Ada 2 (dua) mode pengukuran MLM, yaitu :

1. A-B, A-C, A-D, A-E dst (pengukuran baseline)

2. A-B, B-C, C-D, D-E dst (pengukuran interval)

Pengukuran baseline :

1. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas)

2. Masuk program MLM

3. Dirikan prisma dititik A dan bidik target A

4. Ukur jarak I – A, kemudian simpan

5. Dirikan prisma di titik B dan bidik target B

6. Ukur jarak I-B, kemudian simpan

7. Jarak datar (HD) A_B, beda tinggi (VD) A-B tampil dilayar

8. Tampilkan jarak miring (SD) A-B

9. Dirikan prisma di titik C dan bidik target C

10. Ukur I-C, simpan

11. Jarak datar (HD) A-C, beda tinggi (VD) A-C

12. Kemudian tampilkan jarak miring (SD) A-C

Tahapan perhitungan luas :

1. Datarkan dan hidupkan alat

2. Masuk ke program area

3. Dirikan prisma dititik pertama (A), kemudian bidik dan ukur titik pertama

4. Dirikan prisma dititik kedua (B), kemudian bidik dan ukur titik kedua (seterusnya

sampai semua titik terukur berurutan)

17

Page 18: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

5. Pada titik terakhir , besaran luas akan ditampilkan.

c. Penayangan Data

1. Install softwate Topcon

2. Download data dari TS ke computer

3. Buka dan tayangkan hasil data yang telah ditransfer

D3. TUGAS :

1. Pengukuran sudut dan koordinat

2. Pengukuran jarak

3. Perhitungan luas area

4. Pengukuran topografi

5. Penayangan hasil pengolahan data

E. PEMETAAN SITUASI DAN TOPOGRAFI MENGGUNAKAN THEODOLIT

E1. PENDAHULUAN

18

Page 19: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Peta situasi dan topografi bertujuan mendapatkan gambaran lahan dan tinggi tempat

lahan. Tinggi tempat lahan ditunjukkan adanya garis kontur yaitu garis khayal di lapang dimana

tempat tersebut mempunyai ketinggian tempat yang sama.

Peta situasi dan topografi banyak digunakan sebagai perencanaan bidang teknik sippil,

pertanian, kehutanan, pertahanan dan sebagainya. Dengan memperlajari dan menganalisa peta

kita dapat melakukan suatu perencanaan tanpa melihat langsung di lapang dan dapat bekerja di

laboratorium.

Peta situasi menurut kegunaanya ada bermacam – macam sesuai dengan kepentingan

pemakai, misalnya peta tataguna lahan, peta erosi dan sebagainya.

Alat yang dipergunakan pada pemetaan situasi dan topografi antara lain BTM atau

theodolit.

E2. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Pesawat Theodolit

2. Tripot

3. Rambu

4. Kompas

5. Meteran

E3. CARA PEMBACAAN

1. Buka cermin pesawat hingga sinar dapat langsung masuk

2. Lihat melalui teropong pembacaan akan tampak dua skala yang masing – masing

bertuliskan (V) pada bagian atas dan pada bagian bawah. Tanda (V) pada skala atas

adalah pembacaan sudut vertical.

3. Pembacaan horizontal :

1. Pada sudut bawah terlihat adanya tanda panah kekanan pada bagian bawah dan tanda

panah kekiri pada bgaian atas.

2. Jika ingin membaca sesuai dengan arah panah baca bagian bawah, dan jika ingin

sebaliknya baca bagian atas.

3. sudut dari 0 – 360 derajat, tiap derajat dibagai 60 menit, sedangkan dalam detik

diperkirakan.

19

Page 20: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

4. Pembacaan vertikal :

1. Baca sudut pada bagian atas, mulai dari 0-360 derajat, tiap-tiap derajat terbagi menjadi

60 skala kecil, tiap sudut besarnya 1 menit sedangkan untuk detik diperkirakan.

5. Buat polygon tertutup berulang, polygon tertutup dalam titik-titik utama sebagai dasar

pengambilan tiutik detail yang mana pelaksanaan pembidikkan dimulai dari titik awal dan

diakhiri pada titik awal. Maksud berulang adalah penembakan atau pembidikan titik

dilaksanakan dua kali dengan tujuan untuk memberikan koreksi jika terjadi kesalahan.

Selain metode berulang masih ada metode lain yaitu control titik, maksudnya pada

pembuatan polygon dibuat titik hanya satu titik pada pelekatan rambu tetapi dibuat 2 titik

atau tiga titik didekat titik utama.

6. Setalah pembuatan polygon selesai dihitung data dan dikoreksi data seperti pada

penguntingan, sedangkan nilai kesalahan yang dapat diijinkan seperti persamaan :

V = √((1.5 √(l/100)) + 0.031 √(LS) + 0.1 √(L/100) + 0.1 S √(2))

Dimana :

V = kesalahan yang diperkenankan (mm)

L = panjang polygon

S = skala

7. Bidik titik detail mempergunakan titik polygon, jika lokasi pemetaan tidak dapat dibuat

satu polygon buatlah sub polygon.

8. Setelah selesai penembakan detail dilanjutkan dengan pembuatan garis kontur. Metode

pembuatan garis kontur dikenal ada 3 yaitu metode kontrol tempat, metode grade dsan

metode interpolasi.

E4. TUGAS :

1. Hitung hasil observasi polygon dan koreksi

2. Gambarkan polygon

3. Hitung hasil observasi detail

4. Gambarkan detail

5. Hitung hasil observasi kontur

6. Gambarkan kontur

TABEL DATA PEMETAAN SITUASU DAN TOPOGRAFI (E1)

20

Page 21: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Belakang Depan

21

Page 22: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

Letak titikdi Lapang

Sudut Horisontal& Vertikal (α)

TitikA, B, C

Tinggi Alat(meter)

Sudut Horisontal& Vertikal (α)

TitikA, B, C

Tinggi Alat(meter)

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

v v

h h

TABEL PERHITUNGAN SUDUT HORISONTAL (E2)

Titik Di Lapang Depan – Belakang Sudut Horisontal Desimal

22

Page 23: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

TABEL PERHITUNGAN PEMETAAN SITUASI DAN TOPOGRAFI (E3)Titik

Meter

Desimal Desimal Meter Meter Desimal Meter Meter Meter Meter Meter

Jarak Obs

Sudut Vert (α) Cos2α Jarak

HorsRata2

Jrk.Hrs Tg α Tg α x Jrk.Hrs

Tinggi Alat

Tinggi Axial

(rambu)

Tinggi Vrt.tanah (naik-trn)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

23

Page 24: laboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.idlaboratoriumtekniksumberdayaalamdanlingkungan.staff.ub.ac.id/... · Web viewLaporan setiap praktikum harus sudah disetujui

24