Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA PENGGUNAAN K-POP SEBAGAI ALAT PROPAGANDA KOREA SELATAN TERHADAP KOREA UTARA
Oleh:
Tria Nuwidyanti [email protected] Tonny Dian Effendi, M.Si [email protected] Fitra Suhermanto, M.Hub.Int
ABSTRAKSkripsi ini membahas penggunaan K-Pop sebagai alat propaganda Korea Selatan
terhadap Korea Utara. Masalah yang dibahas dalam peneilitian ini adalah mengapa Korea Selatan menggunakan K-Pop sebagai alat propaganda terhadap Korea Utara. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penulis menggunakan teori propaganda yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, data diambil dari buku, jurnal, artikel, dan data-data yang berasal dari situs-situs resmi.
Sesuai dengan teori propaganda yang dikemukakan oleh Lasswell dalam bukunya yang berjudul Propaganda Technique In The World War, tujuan propaganda terbagi menjadi empat. Salah satunya adalah untuk melakukan demoralize pihak musuh. Pemerintah Korea Selatan menggunakan K-Pop untuk melakukan demoralize terhadap masyarakat Korea Utara. Tema yang digunakan dalam penggunaan K-Pop sebagai alat propaganda Korea Selatan terhadap Korea Utara adalah anti-patriotik, yaitu menurunkan semangat berperang yang dimiliki oleh masyarakat Korea Utara khusunya tentara yang berjaga di daerah perbatasan kedua negara. Pemerintah Korea Selatan mencoba membangkitkan kesadaran masyarakat Korea Utara mengenai kebebasan, perekenomian dan kehidupan yang lebih baik. Masyarakat Korea Utara diharapkan akan berfikir mengenai situasi yang damai tanpa perang dan konflik. Selain itu, pesan yang disampaikan melalui musik dapat lebih mudah mempengaruhi psikologis pendengarnya untuk menerima pesan yang ada dalam musik tersebut. Kata Kunci: Hubungan Korea Selatan-Korea Utara, K-Pop, Propaganda.
PENDAHULUANPada bulan Agustus tahun 2015, di daerah perbatasan antara Korea Selatan dan Korea
Utara terjadi ledakan ranjau yang melukai tentara Korea Selatan.1 Peristiwa tersebut membuat
situasi di antara kedua negara memanas. Pemerintah Korea Selatan menuding Korea Utara
adalah pihak yang bertanggungjawab atas kejadian itu. Oleh karena itu, pemerintah Korea
Selatan menuntut pihak Korea Utara agar meminta maaf.2 Namun, pemerintah Korea Utara
menolak untuk melakukan hal tersebut.3
Atas tindakan tersebut, pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk mengaktifkan
kembali pengeras suara di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara yang selama 11 tahun
terakhir dinonaktifkan.4 Pengeras suara tersebut menyiarkan propaganda terhadap Korea Utara
termasuk lagu-lagu K-Pop.5 Siaran tersebut merupakan pertama kalinya pemerintah Korea
Selatan menggunakan lagu-lagu K-Pop sebagai salah satu konten siaran propaganda terhadap
Korea Utara. Lagu-lagu populer K-Pop seperti Genie yang dinyanyikan oleh girlband Girls’
Generation, Bang Bang Bang yang dinyanyikan oleh Boyband Bigbang, dan lain-lain digunakan
oleh pemerintah Korea Selatan sebagai bagian siaran propanda Korea Selatan terhadap Korea
Utara.6
Hal tersebut membuat pemerintah Korea Utara memberikan reaksi keras terhadap
tindakan tersebut. Kim Jong Un memerintahkan militernya untuk bersiap menyerang pengeras
suara yang digunakan oleh Korea Selatan.7 Selain itu, Kim Yang-Gon yang merupakan
negosiator dari Korea Utara, mengirimkan surat yang ditujukan kepada gedung kepresidenan
Korea Selatan yang menyatakan bahwa siaran propaganda Korea Selatan serupa dengan
pernyataan perang.8 Oleh karena itu, Korea Utara memberikan ultimatum mengenai batas waktu
bagi Korea Selatan untuk menghentikan siaran propaganda tersebut.9
Untuk mengatasi konflik tersebut, kedua pihak pemerintah Korea Selatan dan Korea
Utara melakukan pertemuan untuk mencapai kesepakatan. Sehingga pada akhirnya pemerintah
Korea Selatan menghentikan siaran propagandanya. Keputusan untuk menghentikan siaran
tersebut dilakukan setelah pemerintah Korea Utara berjanji untuk menunjukkan penyesalan atas
tindakan provokasi yang dilakukannya, termasuk mengenai ledakan ranjau tersebut.10
Pada Januari 2016, pemerintah Korea Utara meng-klaim telah berhasil melakukan
percobaan bom hidrogen.11 Kegiatan tersebut dianggap sebagai bentuk provokasi oleh pemerintah
Korea Selatan. Sehingga atas provokasi tersebut membuat Korea Selatan memberikan respon
terhadap Korea Utara. Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk kembali mengaktifkan
pengeras suara tersebut.12 Berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumusal masalah dalam
penelitian ini adalah “Mengapa Pemerintah Korea Selatan menggunakan K-Pop sebagai alat
propaganda terhadap Korea Utara?”. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan
menganalisa alasan Korea Selatan menggunakan K-Pop sebagai alat propaganda terhadap Korea
Utara dengan menggunakan teori Propaganda yang kemukakan oleh Harold D. Lasswell.
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka teoritis: Teori Propaganda.
Propaganda sampai saat ini tidak memiliki arti tunggal. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) propaganda adalah penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar
atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang untuk menganut suatu aliran,
sikap, atau tindakan tertentu: biasanya dengan disertai janji yang muluk-muluk.13 Selain itu, para
ahli juga memiliki pendapat tersendiri mengenai apa yang dimaksud dengan propaganda.
Contohnya, propaganda menurut Lindley Fraser adalah kegiatan atau seni untuk mengajak orang
lain untuk berperilaku sesuai dengan kehendak propagandis14 dan tidak bertindak seperti yang
tidak diinginkan propagandis.15 Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh
Herbert Blumer. Blumer mengemukakan bahwa propaganda adalah suatu kampanye yang
dilakukan dengan sengaja untuk mempengaruhi atau membujuk agar orang lain dapat menerima
pandangan, sentimen, atau nilai.16
Penelitian ini menggunakan teori propaganda yang dikemukakan oleh Lasswell. Harold
D. Lasswell dalam bukunya yang berjudul Propaganda Technique in the World War
mendefinisikan propaganda sebagai kontrol opini dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
Simbol-simbol tersebut antara lain berupa cerita, rumor, laporan, gambar, atau jenis komunikasi
sosial lainnya.17
Lasswell juga menjelaskan bahwa terdapat tiga operasi utama dalam melawan musuh
dalam peperangan. Tiga operasi tersebut yaitu, tekanan militer (tindakan koersif dengan
menggunakan pasukan darat, laut, dan udara), tekanan ekonomi (interferensi dalam akses
terhadap sumber-sumber material, pasar, modal, dan tenaga kerja), dan propaganda (penggunaan
sugesti secara langsung). Selain itu, menurut Lasswell tujuan propaganda terbagi menjadi 4,
antara lain18 :
a. Untuk mengerahkan kebencian terhadap musuh.
Propagandis menggunakan propaganda untuk mengerahkan kebencian terhadap musuh
dengan menggambarkan negara musuh sebagai negara yang mengancam dan agresor.
b. Untuk menjaga hubungan baik dengan sekutu,
Propaganda dilakukan dengan tujuan utama pengerahan tenaga dalam penuntutan perang
terhadap musuh dan mendukung tujuan perang dari pihak sekutu.
c. Untuk menjaga hubungan baik, dan bila memungkinkan, memperoleh kerja sama dengan
pihak netral.
Propaganda digunakan untuk membuat pihak netral mengetahui kepentingannya atas
kekalahan musuh, selain itu mendorong mereka untuk melakukan kerjasama aktif dalam
kapasitasnya di luar tindakan militer. Jika semua itu gagal, dapat dilakukan untuk mendorong
rasa perdamaian dengan menggambarkan keburukan perang dan pihak musuh yang tidak ingin
melakukan perdamaian, serta dengan memperburuk masalah yang ada di antara dua atau lebih
pihak netral.
d. Serta demoralize pihak musuh.
Propaganda dapat digunakan untuk menyerang langsung moral pihak musush dengan
mencari cara untuk memecah atau mengalihkan kebencian pihak musuh terhadap pihak lainnya.19
Sedangkan menurut Lasswell, taktik propaganda yang baik meliputi kriteria sebagai
berikut 20 :
- Pesan yang disebarkan harus dapat membangkitkan rasa tertarik kelompok tertentu.
- Pesan yang dipilih harus dapat meniadakan ide-ide yang tidak sesuai yang tidak dapat
ditekan.
- Pesan yang digunakan tidak boleh bertentangan satu sama lain sampai tujuan propaganda
tercapai, terutama pesan yang saling bertentangan dalam konteks yang sama dan
ditujukan kepada kelompok yang sama harus dihindari.
Menurut Lasswell, setiap pesan yang terdapat dalam propaganda harus memiliki daya
tarik tertentu terhadap kelompok yang menjadi sasaran propaganda. Selain itu beberapa pesan
juga dibuat untuk menghilangkan ide-ide yang tidak sesuai dengan propaganda tersebut.
Menghilangkan ide-ide yang tidak sesuai dilakukan dengan mengalihkan perhatian target
propaganda dengan membuat ide-ide yang tidak sesuai dibuat tidak mencolok dibanding dengan
ide-ide lain yang sesuai dengan pesan propaganda. Lasswell juga menjelaskan bahwa pesan yang
digunakan sebaiknya tidak saling bertentangan dalam konteks yang sama dan ditujukan untuk
kelompok yang sama atau dua kelompok yang saling berhubungan dekat dengan satu sama lain.
Setelah menjabarkan kriteria dan tujuan propaganda, Lasswell menjelaskan bahwa
instrumen yang dapat digunakan untuk penyebaran propaganda dapat secara lisan, tertulis,
menggunakan gambar atau musik, dan juga dalam bentuk variasi lainnya yang dapat mendorong
target propaganda. Untuk menentukan metode yang paling tepat adalah propagandis harus
menempatkan diri sesuai dengan target propaganda yang dilakukan.21
Teori propaganda yang dikemukakan oleh Lasswell digunakan untuk menjelaskan alasan
Korea Selatan menggunakan K-Pop sebagai alat propaganda terhadap Korea Utara. Pemerintah
menggunakan K-Pop sebagai simbol kebebasan berekspresi yang dimiliki oleh masyarakat Korea
Selatan, dan hal itu digunakan untuk mempengaruhi masyarakat Korea Utara yang berada di
sekitar pebatasan Korea Selatan dan Korea Utara mengenai reunifikasi Semenanjung Korea.
Selain itu, K-Pop juga memiliki daya tarik bagi masyarakat Korea Utara meskipun
persebarannya dilarang di Korea Utara. K-Pop digunakan untuk menurunkan semangat
peperangan masyarakat Korea Utara dengan membangkitkan kesadaran masyarakat Korea Utara
mengenai kebebasan dan kehidupan yang lebih baik. Sehingga masyarakat Korea Utara
diharapkan berpikir mengenai situasi yang damai tanpa perang di antara kedua negara. Lagu-lagu
K-Pop yang dijadikan konten propaganda juga tidak bertentangan dengan konten siaran
propaganda Korea Selatan yang lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
No Judul dan Nama Peneliti Jenis Penelitian dan Alat Analisa
Hasil
1 Jurnal: Korean Wave as Tool for Korea’s New Cultural Diplomacy
Oleh: Gunjoo Jang dan Won K. Paik
Deskriptif
Konsep Globalisasi, complex
interdependence, dan Teori Soft diplomacy dan
diplomasi budaya.
- Korean Wave sebagai alat diplomasi budaya bagi Korea Selatan.
- Korean Wave memperbaiki citra dan memberikan image positif bagi Korea Selatan di negara-negara lain.
2 Skripsi: Budaya Populer Sebagai Alat Diplomasi Publik: Analisa Peran Korean Wave Dalam Diplomasi Publik Korea Periode 2005-2010
Oleh: Adina Dwirezanti
Deskriptif
Teori Diplomasi Publik, Diplomasi kebudayaan, dan
Konsep Pop-Culture.
- Pemerintah Korea Selatan menggunakan Korean Wave sebegai alat diplomasi diplomasi publik melalui KTO dan KOFICE.
- Korean Wave digunakan untuk menarik minat asing dan mendorong kemajuan Korea Selatan dengan mendorong kerja sama Korea Selatan dengan negara-negara lain.
3 Skripsi: Diplomasi Kebudayaan Republic of Korea melalui Film dan Drama: Pencapaian Kepentingan Citra dan Ekonomi Republic of Korea di Indonesia
Deskriptif
Konsep Diplomasi Kebudayaan dan
Kepentingan Nasional
- Korea Selatan menggunakan film dan drama sebagai alat diplomasi budaya di Indonesia.
- Diplomasi budaya dilakukan untuk meningkatkan citra Korea Selatan dan mencapai kepentingan ekonomi di Indonesia.
Oleh: Noor Rahmah Yulia
4 Skripsi: Pengaruh Soft Diplomacy dalam Membangun Citra Korea Selatan di Indonesia
Oleh: Ayu Riska Wahyudia
Deskrptif
Konsep Hubungan Bilateral, soft diplomacy.
- Soft Diplomacy dilakukan untuk membangun citra positif Korea Selatan di Indonesia
- Korean Wave digunakan untuk membangun citra bahwa Korea Selatan adalah negara yang bersahabat dan kooperatif.
- Citra positif Korea Selatan berguna untuk mempererat hubungan bilateral Indonesia dengan Korea Selatan.
5 Tesis: Battle for Music: Music and British Wartime Propaganda 1935-1945
Oleh: John Vincent Morris
Deskriptif
Analisis Konten dan Propaganda melalui
Musik
- Inggris menggunakan musik sebagai media propaganda pada masa PD II
- Propaganda tersebut untuk menyebarkan nilai-nilai dan sudut pandang Inggris
- Tujuan propaganda tersebut untuk meningkatkan kan semangat tentara di barisan terdepan Inggris
6 Skripsi: Teknik Propaganda dalam Lirik Lagu Band Punk Marjinal
Oleh: Diyah Musri Harsini
Deskriptif
Pendekatan Sosiologis dan
Konsep Propaganda
- Lirik lagu Band Punk Marjinal mengandung unsur propaganda yang disampaikan dengan teknik name calling atau umpatan.
- Propaganda tersebut untuk memotivasi munculnya kesadaran rasional dan kesadaran akan kepentingan atau melakukan penolakan terhadap pihak-pihak tertentu.
- Sasaran dari propaganda tersebut adalah protes kepada pihak-pihak seperti Polisi, penegak hukum, Amerika Serikat, dan lain-lain.
7 Jurnal: Song of Youth: North Korean Music from liberation to war
Oleh: Adam Cathcart
Deskriptif
Propaganda melalui Musik
- Kim Il-Sung menggunakan musik sebagai propaganda dengan tujuan memotivasi dan menyatukan militer serta masyarakat Korea Utara.
- Dalam bidang militer musik juga digunakan untuk membangun solidaritas di antara pasukan militer, selain itu Kim juga menggunakannya untuk
membangun semangat militer terutama dikalangan anak muda.
- Musik juga digunakan terhadap pelajar untuk meningkatkan semangat dan mendekatkan mereka dengan pemimpin.
8 Tesis: North Korea: The Role of Propaganda in The Sustainability of The Kim Regime
Oleh: Megan L. Gill
Deskriptif
Teori Propaganda
- Kim Il-Sung, Kim Jong-Il, maupun Kim Jong-Un melakukan propaganda agar dapat memperoleh dan mempertahankan kekuasaannya.
- Propaganda dilakukan dengan memanipulasi pemberitaan dan media, serta membatasi informasi yang berasal dari luar Korea Utara.
9 Jurnal: “We Are All Part of the Same Family”: China’s Ethnic Propaganda
Oleh: Anne-Marie Braddy
Deskriptif
Konsep Propaganda Etnis
- Pemerintah Komunis Tiongkok menggunakan propaganda melalui internet dan telepon genggam untuk meredam konflik etnis di Tiongkok.
- Sasaran propaganda terbagi menjadi dua, yaitu propaganda positif untuk meningkatkan citra Tiongkok dan propaganda negatif untuk mengisolasi pemimpin etnis atau gerakan-gerakan yang dapat mengganggu stabilitas politik Tiongkok.
10 E-Jurnal: ”Chinese Children Rise Up!”: Representations of Children in the Work of the Cartoon Propaganda Corps during the Second Sino-Japanese War
Oleh: Laura Pozzi
Deskriptif
Konsep Propaganda
- Tiongkok menggunakan kartun sebagai media propaganda untuk anak-anak.
- Propaganda melalui kartun digunakan untuk menyampaikan pesan bahwa anak-anak Tiongkok harus menjadi pahlawan untuk melindungi Tiongkok dari agresor.
11 Jurnal: “Potrayal of Muslim Characters in The in Indian Movies”
Oleh: Shahzad Ali, dkk
Deskriptif
Konsep Propaganda
- Film-film Bollywood melakukan propaganda untuk menggambarkan citra buruk mengenai Pakistan dan Umat Muslim.
- Karakter Muslim dalam film-film Bollywood digambarkan sebagai teroris, tokoh antagonis, dan serta tokoh dengan standar rendah
dibanding dengan umat hindu yang nasionalis.
- Penggambaran Muslim dalam film-film Bollywood merupakan refleksi prasangka masyarakat Muslim dan Pakistan di India.
METODE PENELITIAN
1. Level Analisa
Level analisa dalam tulisan ini adalah korelasionis karena unit eksplanasi dan unit
analisanya sama-sama berada pada level yang setara (level negara). Peneliti menetapkan
propaganda Korea Selatan terhadap Korea Utara sebagai unit eksplanasi (variabel independen)
dalam tulisan ini, sedangkan unit analisanya (variabel dependen) adalah hubungan Korea Selatan
dan Korea Utara.
2. Jenis Penelitian
Tulisan ini merupakan jenis penelitian eksplanatif karena bertujuan untuk menjelaskan
dan menganalisis peggunaan K-Pop sebagai alat propaganda Korea Selatan terhadap Korea Utara
dengan menggunakan teori Proapaganda.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk menyelesaikan tulisan ini, penulis
menggunakan teknik studi pustaka. Pengumpulan data yang berhubungan dengan topik bahasan
tulisan ini, penulis menggunakan berbagai sumber yaitu: buku, jurnal, artikel, dan data-data yang
berasal dari situs-situs resmi.
4. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan metode analisa penelitian kualitatif. Menurut Miles dan
Huberman, analisis kualitatif terdiri dari tiga alur, yang terdiri dari: (1) reduksi data yang
merupakan proses memilih, meringkas, dan menyederhanakan data-data yang diperlukan serta
mengabaikan data-data yang tidak diperlukan, (2) penyajian data, dimana penulis
menggabungkan informasi yang didapat berdasarkan data-data berupa teks naratif, grafik, dan
lain-lain yang kemudian dipahami serta dianalisa berdasarkan pemahaman terhadap data-data
tersebut agar memberi kemungkinan pengambilan kesimpulan, (3) menarik kesimpulan dan
verifikasi, pada tahap ini penulis mulai mencari arti dari data-data yang ada dan melakukan uji
kebenaran terhadap data-data tersebut.22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan K-Pop sebagai Alat Propaganda Korea Selatan Terhadap Korea Utara.
Pada Tanggal 10 Agustus 2015, setelah terjadinya ledakan ranjau yang mengakibatkan 2
tentara asal Korea Selatan terluka, pemerintah Korea Selatan mulai mengaktifkan kembali
pengeras suara di daerah perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara yang sudah 11 tahun
dinonaktifkan.23 Pada saat itu, K-Pop pertama kali digunakan sebagai salah satu konten siaran
propaganda Korea Selatan yang disiarkan melalui pengeras suara. Lagu-lagu populer K-Pop
seperti Genie yang dinyanyikan oleh girl group Girls’ Generation, Bang Bang Bang yang
dinyanyikan oleh boy group Bigbang, dan lain-lain digunakan oleh pemerintah Korea Selatan
sebagai bagian siaran propanda Korea Selatan terhadap Korea Utara.24
Gambar 3.1 Pengeras Suara yang digunakan untuk menyiarkan proganda Korea Selatan terhadap Korea Utara.25
Pada tahun 2010, setelah insiden tenggelamnya kapal Cheonan pemerintah Korea Selatan
kembali menggunakan lagu K-Pop yang disebarkan melalui siaran radio yang melintasi
perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Lagu yang digunakan dalam siaran radio tersebut
adalah lagu dari girlband 4minute yang berjudul “Hit Your Heart”. Lirik dari lagu ini “Baby, are
you kidding me? I do what I want and I do it my way” digunakan sebagai respon terhadap
insiden tersebut.26
Berdasarkan pernyataan kementerian pertahanan Korea Selatan, propaganda tersebut
digunakan untuk menyerukan keunggulan dari demokrasi, kehidupan masyarakat Korea Selatan
yang sejahtera, realita sesungguhnya mengenai Korea Utara, serta berita mengenai dunia
internasional. Oleh karena itu, lagu-lagu populer K-Pop digunakan agar masyarakat Korea Utara
dapat mengetahui budaya anak muda Korea Selatan.27
Hal tersebut membuat pemerintah Korea Utara memberikan reaksi keras terhadap
tindakan tersebut. Kim Jong-Un memerintahkan militernya untuk bersiap menyerang pengeras
suara yang digunakan oleh Korea Selatan.28 Selain itu, Kim Yang-gon yang merupakan
negosiator dari Korea Utara, mengirimkan surat yang ditujukan kepada gedung kepresidenan
Korea Selatan yang menyatakan bahwa siaran propaganda Korea Selatan serupa dengan
pernyataan perang.29 Sehingga Korea Utara memberikan ultimatum mengenai batas waktu bagi
Korea Selatan untuk menghentikan siaran propaganda tersebut.30
Di sisi lain, pemerintah Korea Selatan mendesak pemerintah Korea Utara untuk meminta
maaf atas insiden ledakan ranjau yang melukai 2 tentara Korea Selatan. Park Geun-hye, yang
merupakan presiden Korea Selatan pada masa itu memberikan pernyataan “We need a clear
apology and measures to prevent a recurrence of these provocation and tense situations.
Otherwise, this government will take appropriate steps and continue loudspeaker broadcasts”.31
Sedangkan pemerintah Korea Utara menolak tuduhan Korea Selatan mengenai ranjau tersebut.32
Pada akhirnya pemerintah Korea Selatan menghentikan siaran propagandanya setelah
melakukan pertemuan dengan pihak Korea Utara selama 3 hari. Kemudian kedua pihak
pemerintah tersebut mencapai kesepakatan Pada tanggal 25 Agustus tahun 2015. Keputusan
pemerintah Korea Selatan untuk menghentikan siaran propagandanya diambil setelah Pemerintah
Korea Utara berjanji untuk menunjukkan penyesalan atas tindakan provokasi yang dilakukannya,
termasuk mengenai ledakan ranjau tersebut. Meskipun Korea Utara hanya berjanji untuk
menunjukkan penyesalan terhadap insiden tersebut dan tidak bersedia untuk bertanggungjawab
atas dua tentara Korea Selatan yang terluka.33
Pada awal tahun 2016, Korea Utara kembali membuat adanya ketegangan di
Semenanjung Korea. Hal tersebut lantaran pemerintah Korea Utara melakukan percobaan bom
hidrogen.34 Oleh karena itu pemerintah Korea Selatan merespon tindakan tersebut dengan
kembali menggunakan pengeras suara miliknya untuk menyiarkan propaganda terhadap Korea
Utara.35 Selain lagu-lagu K-Pop, konten dari siaran propaganda yang dilakukan oleh Korea
Selatan antara lain: perkiraan cuaca, potongan berita internasional serta kritik terhadap
pemerintah Korea Utara.36
Siaran propaganda ini ditujukan kepada barisan depan tentara Korea Utara yang
merupakan anak-anak dari para elit di Korea Utara.37 Pengeras suara tersebut diletakkan pada 11
titik di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara, namun lokasi persis dari pengeras suara
tersebut sengaja disembunyikan oleh pemerintah Korea Selatan.38 Siaran propaganda melalui
pengeras suara tersebut beroperasi 2 sampai 3 kali dalam sehari dengan interval masing-masing
siaran 3 sampai 5 jam.39 Selain itu, sumber lain menyebutkan siaran tersebut beroperasi selama 2
sampai 6 jam dalam sehari, baik siang ataupun malam hari pada waktu yang tidak beraturan.40
Suara dari pengeras suara tersebut dapat didengar dalam jangkauan 10 km di siang hari, dan pada
malam hari suara tersebut dapat terdengar sejauh 24 km. Dalam jarak tersebut, tentara Korea
Utara dan masyarakat di sekitar perbatasan dapat dengan mudah mendengar siaran yang
dilakukan oleh Korea Selatan.41
Fakta menarik dari penggunaan K-Pop sebagai alat propaganda Korea Selatan terhadap
Korea Utara adalah bagaimana Korea Utara merespon metode tersebut. Dibandingkan dengan
penggunaan propaganda yang sebelumnya dilakukan oleh Korea Selatan, seperti penggunaan
selembaran dan siaran propaganda non K-Pop Korea Utara menunjukkan respon yang lebih
agresif. Respon yang lebih agresif mengindikasikan bahwa Korea Utara melihat K-Pop sebagai
ancaman bagi mereka. Pernyataan ini didukung oleh Young Joon Lim dan Jennifer L. Lemanski
dalam artikel mereka yang dipublikasikan dalam Journal of Creative Communication
menjelaskan bahwa tindakan Korea Selatan yang menggunakan K-Pop sebagai alat propaganda
terbukti efektif mempengaruhi Korea Utara agar meminta maaf atas insiden ledakan ranjau yang
melukai tentara Korea Selatan.42
Propaganda yang dilakukan oleh Korea Selatan termasuk Symbolic interaction
propaganda yaitu K-Pop digunakan sebagai simbol pesan propaganda yang ingin disampaikan
oleh pemerintah Korea Selatan kepada tentara dan masyarakat Korea Utara. Sedangkan menurut
sifatnya tergolong dalam white propaganda atau overt propaganda (propaganda terbuka) karena
propaganda tersebut tidak memuat kebohongan dan dilakukan secara terbuka. Selain itu, pesan
yang ada dalam propaganda tersebut disampaikan secara eksplisit serta sumbernya jelas, yaitu
pemerintah Korea Selatan. Kemudian, menurut jenis kegiatannya propaganda tersebut termasuk
dalam propaganda politik.
Apabila merujuk pada pemahaman Propaganda menurut Lasswell, terdapat empat tujuan
utama propaganda. Pertama, untuk memobilisasi kebencian terhadap pihak musuh. Untuk
mewujudkan tujuan ini, pihak yang melakukan propaganda akan menggmbarkan negara musuh
sebagai ancaman, penyerang, dan pembunuh. Kedua, untuk mempertahankan pertemanan dengan
sekutu. Tema propaganda utama untuk mencapai tujuan propaganda ini adalah usaha keras untuk
menuntut pihak lawan atas terjadinya perang dan mendukung sepenuhnya tujuan perang pihak
sekutu. Hal ini didukung dengan menunukkan rasa hormat dan menjunjung pihak sekutu dalam
semua tema propaganda domestik yang dilakukan. Ketiga, untuk mempertahankan pertemanan
dan bila memungkinkan juga untuk memperoleh kerjasama dengan pihak netral. Untuk mencapai
tujuan ini, pihak yang melakukan propaganda mengarahkan pihak netral untuk mengetahui
kepentingannya dalam mengalahkan pihak musuh. Hal ini dapat dilakukan dengan menarik pihak
netral untuk melakukan kerja sama dalam kapasitas non-militer. Apabila cara lain tidak berhasil
maka perkuat pasifisme43 dengan menggambarkan kengerian perang, keengganan pihak musuh
dalam melakukan perdamaian, serta membuat permasalahan antara dua pihak netral. Kemudian
yang keempat, demoralize enemy (untuk menyerang moral pihak musuh).44
Lasswell menyebut negara dengan moral yang tinggi ditandai dengan antusiasme,
determinasi, dan kepercayaan diri yang tinggi. Selain itu, ketiadaan kritik yang berkelanjutan
serta tidak adanya keluhan terhadap negara.45 Dalam bukunya, Lasswell menyatakan bahwa
propaganda dapat digunakan untuk menyerang langsung moral pihak musuh untuk
menghilangkan atau mengalihkan kebencian musuh terhadap pihak lawan.
Terdapat beberapa tema yang digunakan untuk merusak moral musuh. Tema yang dapat
digunakan antara lain: propaganda anti-patriotik yang dapat sukses ketika digunakan kepada
bangsa yang sedang memulihkan ideologinya setelah perang mulai mereda dalam beberapa
waktu. Contohnya Gazette des Ardennes yang diterbitkan oleh pemerintah Jerman pada masa
Perang Dunia I memuat beberapa hal mengenai tendensi patriotisme dapat membawa negara
terhadap pembantaian yang tidak diperlukan.46 Patriotisme yang mengajarkan kebencian
merupakan sesuatu yang immoral dan meracuni pemikiran manusia tidak lebih baik dari tindakan
kriminal.47 Oleh karena itu, semangat berperang harus dihindari.48
Selain itu, propaganda yang diarahkan kepada kepercayaan masyarakat terhadap
kejujuran pemerintah. Jika kecurigaan dapat ditimbulkan terhadap pemerintah, maka propaganda
tersebut dapat digunakan sebagai senjata terhadap disintegrasi bangsa tersebut. Kebencian
terhadap pemerintah dan kelas penguasa dapat memicu terjadinya revolusi. Ketika revolusi
terjadi maka kebencian terhadap pihak lawan akan hilang. Salah satu cara untuk mengalihkan
kebencian pihak musuh adalah dengan mengarahkan kebencian tersebut terhadap sekutunya.49
Berdasarkan tujuan propaganda yang telah dijelaskan oleh Lasswell, dalam tulisan ini
penulis hanya menggunakan poin keempat dalam penjelasan tersebut yaitu demoralize enemy
atau menyerang moral pihak musuh. Tujuan Korea Selatan menggunakan siaran propaganda
adalah untuk melakukan demoralize terhadap masyarat Korea Utara, terutama tentara Korea
Utara yang berjaga di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Park Geun-hye yang
merupakan presiden Korea Selatan pada masa itu menyatakan bahwa siaran propaganda
sebelumnya berhasil melakukan demoralize terhadap tentara Korea Utara “According to
defectors who served on the North’s front line, they first didn’t trust what loudspeakers
broadcasts said, but they come to believe it and then crossed the border, risking their lives”.50
Sedangkan duta besar Korea Selatan Ahn Ho-Young menyatakan “These broadcasts can
reach deep into North Korean territory, and North Korean authorities are very much concerned
about the ripple effect this broadcasting can have on the North Korean population – especially
the young soldiers along the DMZ”.51 Menurutnya penggunaan siaran propaganda yang
dilakukan oleh Korea Utara dapat mempengaruhi pemerintah Korea Utara yang khawatir
terhadap efek berkelanjutan dari siaran terebut terhadap masyarakat Korea Utara terutama tentara
yang berjaga di daerah perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Menurut pensiunan petugas
psychological warfare di militer Korea Selatan, tentara yang berjaga di perbatasan merupakan
tentara muda dan merupakan anak dari para elit di Korea Utara.52 Menurut Kim Heung-kwang
dari North Korean Intellectuals Solidarity (NKIS)53 perubahan di Korea Utara dapat terjadi
melalui kelas menengah dan kaum terpelajar di Korea Utara.54 Oleh karena itu, apabila
pemerintah Korea Selatan berhasil mempengaruhi tentara yang merupakan anak dari para elit di
Korea Utara maka diharapkan dapat membantu terjadinya perubahan dalam masyarakat Korea
Utara.
Tema yang digunakan oleh pemerintah Korea Selatan adalah anti-patriotik, yaitu
menurunkan semangat berperang masyarakat Korea Utara khususnya tentara yang berjaga di
perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Pemerintah Korea Selatan mencoba membangkitkan
kesadaran masyarakat Korea Utara mengenai harmoni seperti kebebasan dan kehidupan yang
lebih baik. Masyarakat Korea Utara diharapkan akan berfikir mengenai situasi yang damai tanpa
perang dan konflik. Propaganda merupakan proses untuk mempengaruhi psikologis target
propaganda mengenai pesan yang ingin disampaikan. Menurut Lasswell propaganda berfokus
pada pengaturan opini dan perilaku dengan memanipulasi langsung sugesti sosial (social
suggestion) daripada mengubah kondisi-kondisi lain. “Propaganda is concerned with the
management of opinions and attitudes by the direct manipulation of social suggestion rather
than by altering other conditions in the environment or in the organism”55
Seorang pejabat militer kelas menengah di Korea Selatan menyatakan “Soldiers tend not
to raise guns and open fire while listening music”.56 Serta menurut sebuah Kang Dong Whan
lagu-lagu asal Korea Selatan sangat populer di Korea Utara sehingga masyarakat Korea Utara
menggunakannya dalam acara perpisahan bagi mereka yang akan bergabung dengan tentara
Korea Utara.57 Hal-hal seperti bagaimana tentara cenderung tidak mengangkat senjata dan
melepas tembakan, serta K-Pop yang juga digemari oleh masyarakat Korea Utara menjadi alasan
mengapa pemerintah Korea Selatan memilih menggunakan K-Pop sebagai alat propagandanya
terhadap Korea Utara.
Selama ini lagu-lagu yang ada di Korea Utara merupakan propaganda yang dilakukan
oleh pemerintah Korea Utara. Lagu-lagu tersebut digunakan untuk menimbulkan patriotisme
masyarakat dan menyanjung pemimpin Korea Utara. Berikut merupakan salah satu contoh dari
lagu tersebut,“Onward Toward the Final Victory” yang merupakan lagu yang didedikasikan
khusus kepada Kim Jong Un. Lagu ini memiliki kesan militer yang kuat dan menekankan
determinasi Kim Jong Un dalam mengikuti rezim “songun” atau “military-first” milik ayahnya
Kim Jong Il. Lagu ini serupa dengan “No Motherland Without You” yang biasa diputar pada
masa pemerintahan Kim Jong Il. 58 Lagu “Onward Toward the Final Victory” dapat
diterjemahkan sebagai berikut:59
Tabel 3.1 Lirik lagu nasional Korea Utara “Onward Toward the Final Victory”
Song: Onward Toward the Final Victory (최후의 승리를 향하요 앞으로)Composer: Yoon Du Geun, Lyrics: Kim Moon Hyuk
한글
일심의 천만군민 정신력 폭발시켜조선은 강성국가 진군북 울려간다나가자 백두산대국아 당중앙 부름따라최후의 승리를 향하요 앞으로 앞으로
불패의 군력으로 백승을 떨쳐가며조선은 강성국가 총대로 떠받든다나가자 백두산대국아 선군의
Translation
By exploding the mental strength of the united heart of our million citizensJoseon resounds the marching drums of the powerful, prosperous nationLet’s go, Great Baekdu-mountain nation, by the calling of the political partyOnward, onward the final victory
As our undefeated army boasts winning a hundred battlesJoseon is bolstered as the gun barrel of the powerful, prosperous nation
기치높이최후의 승리를 향하요 앞으로 앞으로
새 세기산업혁명 봉화를 추켜들고조선은 강성국가 기상을 떨쳐간다나가자 백두산대국아 태양기 축복안고최후의 승리를 향하요 앞으로 앞으로
Let’s go, Great Baekdu-mountain nation, Songun’s height of ensignOnward, onward the final victory
By raising the beacon of the new industrial revolution of the new centuryJoseon is spreading the word of the rise of the powerful, prosperous nationLet’s go, Great Baekdu-mountain nation, embrace the sun energyOnward, onward the final victory
Dibanding dengan lagu-lagu yang diputar di Korea Utara, lagu-lagu K-Pop yang
digunakan dalam siaran propaganda lebih menggambarkan percintaan seepasang kekasih.
Berikut adalah lirik beberapa lagu yang digunakan dalam siaran propaganda tersebut beserta
terjemahannya dalam bahasa Inggris.
Tabel 3.2 Lirik lagu “Tell Me Your Wish”60
Song: Tell Me Your Wish (소원을 말해봐)
한글
소원을 말해봐니 마음속에 있는 작은 꿈을 말해봐니 머리에있는 이상형을 그려봐그리고 나를 봐난 너의 GENIE 야, 꿈이야, GENIE 야
드림카를 타고 달려봐넌 내옆자리에 앉아그저 내 이끌림 속에 모두 던져가슴벅차 터져버려도바람결에 날려버려도지금 이 순간 세상은 너의 것
Translation
Tell me your wishTell me that small dream you have within youDraw that Ideal person you have inside your headAnd then look at me, I’m your genie, your dream, your genie
Get in your dream car and speed offYou’re sitting next to meJust throw everything into my guidanceEven if your overwhelmed heart was about to explodeEven if it all flies away in the windRight now, this moment, the world is yours
그래요 난 널 사랑해언제나 믿어꿈도 열정도다 주고 싶어난 그대 소원을 이뤄주고 싶은 (싶은)행운의 여신소원을 말해봐 (I’m genie for you boy)소원을 말해봐 (I’m genie for your wish)소원을 말해봐 (I’m genie for your dream)소원을 말해봐 (I’m genie for your world)
소원을 말해봐지루한 날들이 넌 지겹지 않이?평범한 생활에 넌 묻혀버렸니?이제 그만 깨어나 넌 나의 Superstar, Shining Star, Superstar
심장소리 같은 떨림의 Harley 에 네 몸을 맡겨봐이제 이 세상은 오직 너의 무대환호소리 같은 파도가내 가슴엔 너의 체온이 나는 길영원한 Biggest Fan
Yes I love you, you can always believe in meDreams, passions, I want to give them all to youI’m a goddess of fortuneThat wants to make your wishes come trueTell me your wish(I’m genie for you boy)Tell me your wish(I’m genie for your wish)Tell me your wish(I’m genie for your dream)Tell it only to me(I’m genie for your world)
Tell me your wishAren’t you tired of the boring daysHave you become buried by your ordinary life?Now stop and wake up, you are my Superstar, shining star, superstar
Release your body into the HarleyThat’s like a trembling beating of your heartNow this world is simply your stageWaves that sound like cheersIn my heart, your body temperatureI’m your path, forever your biggest fan
Tabel 3.3 Lirik lagu “Let Us Love”61
Song: Let Us Love
한글 Translations
또내가뭘 (내가뭘)내가뭘 (내가뭘)내가뭘잘못했니툭하면 삐지고 (삐져서)지치고 (지치는)내 맘을 알아줘
(있잖아 Baby) 너 뿐인걸내가슴 뛰게하는 한사람(있잖아 Baby) 나도 오직 너뿐인걸
우리그냥 사랑해주세요둘이싸우지않게 해주세요때론 의삼하고 다투지만그래도 (그래도) 그래도 널 사랑해아직오린 나지만 (지만)나를 믿어줄래 언제까지나(너만 사랑해)사랑하게해주세요
영원토록 나약속할께짬깐이라도 연락이 안되면 답답해 답답해 답답해 답답해왜이래 (왜이래)친구들 만나로나가면불안해 불안해 불안해 불안해왜불안해
(있잖아 Baby) Don’t be afraid니가 씌운 콩깍지때문에(알잖아 Baby) 너밖에 모르는 걸 나나 너뿐이야
우린 항상 니가 더잘해 아니 니가 더잘해항상 이렇게 싸우고 늘화내며 말해다시 니가 나쁜짓또 내가 더 나쁜짓 따지지말고 제발 우리 Yeah~
Again, did I (did I)did I (did I)did I do something wrong?You get mad so easily (mad) andget tired (tired)Please know my heart
(Hey baby) I only have you-the only person who makes my heart beat(You know baby) I only have you alone
Please let us just love,please let us stop fightingSometimes we doubt and argueBut still (but still) but still I love youI’m still young (still young)But would you trust you, till always(I only love you)Please let us love,I will promise eternally
If I can’t get a hold of you for a secondI’m frustrated frustrated frustrated frustratedWhy? (why)If you go meet your friendsI’m nervous nervous nervous nervousWhy am I nervous?
(Hey baby) don’t be afraid-because I’ve fallen for you(You know baby) I only know you-I only have you
We always tell each other to behave betterAnd we always fight like thisWe get angryAnd tell each other that they did something wrongBut please help us not to fight yeah~
Lagu Tell Me Your Wish menggambarkan seorang gadis yang ingin menjadi genie yang
akan mewujudkan segala keinginan kekasihnya. Sedangkan lagu Let Us Love menggambarkan
sepasang kekasih yang selalu bertengkar satu sama lainnya. Oleh karena itu, salah satu pihak
ingin menghentikan pertengkaran tersebut dan hanya mencintai satu sama lain. Salah satu
defektor Korea Utara menyatakan “Listening to South Korean songs just make me feel good. I
hum a song without realizing it. Our songs all about political ideas, but South Chosun’s are
about freedom and love between men and women, and I like them very much”.62 Defektor lain
juga menyatakan hal serupa “… many North Korean songs are about the crazed deification of
the Kim family and the dictatorship. That’s why people are inclined to be attracted to South
Korean songs about love, romance relationship and basic human feelings.”63 Hal ini sesuai
dengan pernyataan Lasswell bahwa pesan propaganda yang disebarkan harus meiliki daya tarik
terhadap kelompok tertentu, karena K-Pop sendiri juga digemari oleh masyarakat Korea Utara.
Kemudian kepopuleran K-Pop di dunia internasional juga dapat menjadi salah satu alasan
pemerintah Korea Selatan memilih menggunakan K-Pop sebagai alat propagandanya. Tingkat
popularitas K-Pop yang sangat tinggi di kalangan generasi muda di seluruh dunia dan
keberhasilan pemerintah Korea Selatan menggunakan K-Pop sebagai alat diplomasi publiknya
merupakan bukti bagaimana K-Pop dapat dengan mudah disukai dan mempengaruhi masyarakat
internasional mengenai Korea Selatan. Hal yang sama juga dapat terjadi kepada target
propaganda Korea Selatan, yaitu tentara Korea Utara yang berjaga di perbatasan Korea Selatan
dan Korea Utara. Hal ini mengingat fenomena Korean Wave juga terjadi di Korea Utara.
Pemerintah Korea Selatan menggunakan lagu-lagu K-Pop yang populer dan mudah
didengar oleh tentara serta masyrakat Korea Utara yang berada di daerah perbatasan kedua
negara tersebut untuk mempengaruhi psikologis target propaganda mengenai pesan yang ingin
disampaikan. Menurut Hargreaves, musik terdiri dari suara dan pesan. Pesan yang dimasukkan
dalam musik memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapat perhatian seseorang saat
mereka mendengarkan dan merasakan irama serta menganalisa maksud dari lirik yang
digunakan. Selain itu, puncak kemampuan musik dalam mempengaruhi seseorang adalah ketika
pendengar dari musik tersebut tidak perlu secara sadar dan mengetahui musik tersebut untuk
memahami tujuan dari pesan yang ada dalam musik tersebut.64
Sehingga meskipun tentara dan masyarakat Korea Utara yang mendengar siaran yang
berasal dari pengeras suara Korea Selatan menolak untuk menerima pesan propaganda yang
disampaikan, seperti yang dikatakan oleh defektor sebelumnya bahwa orang yang mendengarkan
lagu-lagu K-Pop dapat menggumamkannya tanpa sadar. Sehingga apabila mereka mendengarkan
lagu-lagu K-Pop yang diputar melalui pengeras suara tersebut secara terus menerus mereka tetap
dapat menerima pesan yang ada dalam lagu tersebut tersebut tanpa sadar.
Menikmati kebudayaan asal Korea Selatan merupakan suatu tindakan kriminal bagi
masyarakat Korea Utara. Namun, sulit bagi pemerintah Korea Utara untuk menghentikan
penyelundupan dan persebaran konten budaya populer Korea Selatan di Korea Utara. Hal ini
terjadi karena adanya keterlibatan pejabat atau kader pemerintah dalam aktivitas penyelundupan
dan penyebaran budaya populer yang berasal dari Korea Selatan.
Meskipun pemerintah Korea Utara mencoba untuk mencegah masuknya budaya populer
dari Korea Selatan ke negaranya, namun menurut Thae Yong Ho pemerintah Korea Utara tidak
dapat menghentikan masuknya budaya populer dari Korea Selatan ke Korea Utara.65 Selain itu,
eksposur terhadap budaya populer asal Korea Selatan dapat mengancam rezim berkuasa di Korea
Utara. Peningkatan rasa ingin tahu masyarakat Korea Utara terhadap informasi dari luar dan
masuknya kapitalisme pasar bebas telah mengancam kontrol domestik pemerintah Korea Utara
selama beberapa tahun terakhir. Thae menyatakan bahwa “There are great and unexpected
changes taking place within North Korea. Contrary to the official and wish of the regime, the
free market are flourishing…the citizens do not care about state propaganda but increasingly
watch illegally imported South Korean movies and dramas”.66
Selain itu, penggunaan K-Pop sebagai alat propaganda Korea Selatan terhadap Korea
Utara dilakukan sebagai respon terhadap tindakan-tindakan provokasi yang dilakukan oleh Korea
Utara. Hal ini dilakukan mengingat kebijakan reunifikasi Korea Selatan yang memilih jalan
diplomasi dalam melakukan penyatuan dengan Korea Utara. Oleh karena itu, dibanding
menggunakan jalan militer untuk merespon tindakan provokatif Korea Utara, pemerintah Korea
Selatan lebih memilih menggunakan kembali cara tradisional yang pernah dilakukan
sebelumnya, yaitu dengan menggunakan propaganda.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada bulan Agustus 2015, pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk mengaktifkan
kembali siaran propaganda yang telah dinonaktifkan selama 11 tahun. Propaganda tersebut
ditargetkan kepada tentara yang berjaga serta masyarakat Korea Utara yang berada di daerah
perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Berdasarkan informasi, tentara yang berjaga di
perbatasan kedua negara merupakan anak dari para elit di Korea Utara. Sehingga apabila
pemerintah Korea Selatan dapat mempengaruhi anak para elit tersebut, diharapkan dapat
membawa perubahan dalam masyarakat Korea Utara. Pemerintah Korea Selatan menggunakan
K-Pop sebagai alat propaganda untuk mempengaruhi target propaganda tersebut.
Sesuai dengan teori propaganda yang dikemukakan oleh Lasswell dalam bukunya yang
berjudul Propaganda Technique In The World War, tujuan propaganda terbagi menjadi empat.
Salah satunya adalah untuk melakukan demoralize pihak musuh. Lagu-lagu K-Pop yang dipilih
Contohnya lagu Tell Me Your Wish dari Girls’ Generation yang menggambarkan seorang gadis
yang ingin menjadi genie yang akan mewujudkan segala keinginan kekasihnya, serta lagu Let Us
Love dari Apink yang menggambarkan sepasang kekasih yang ingin saling mencintai dan
menghentikan segala pertengkaran. Berdasarkan pernyataan defektor dari Korea Utara,
dibanding dengan lagu-lagu yang biasa didengar oleh masyarakat Korea Utara yang selalu
menyanjung pemimpin Korea Utara dan pesan politik, lagu-lagu K-Pop yang menggambarkan
hubungan percintaan sepasang kekasih merupakan sesuatu yang disukai oleh masyarakat Korea
Utara.
Pemerintah Korea Selatan menggunakan K-Pop untuk melakukan demoralize terhadap
masyarakat Korea Utara, terutama tentara yang berjaga di perbatasan Korea Selatan dan Korea
Utara. Tema yang digunakan dalam penggunaan K-Pop sebagai alat propaganda Korea Selatan
terhadap Korea Utara adalah anti-patriotik, yaitu menurunkan semangat berperang yang dimiliki
oleh masyarakat Korea Utara khusunya tentara yang berjaga di daerah perbatasan kedua negara.
Pemerintah Korea Selatan mencoba membangkitkan kesadaran masyarakat Korea Utara
mengenai kebebasan, perekenomian dan kehidupan yang lebih baik. Masyarakat Korea Utara
diharapkan akan berfikir mengenai situasi yang damai tanpa perang dan konflik. Propaganda
merupakan proses untuk mempengaruhi psikologis target propaganda mengenai pesan yang ingin
disampaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lasswell yaitu “Propaganda is concerned with
the management of opinions and attitudes by the direct manipulation of social suggestion rather
than by altering other conditions in the environment or in the organism”67
Selain itu, pesan yang disampaikan melalui musik dapat lebih mudah mempengaruhi
psikologis pendengarnya untuk menerima pesan yang ada dalam musik tersebut. Menurut salah
satu defektor, orang mendengarkan lagu-lagu K-Pop dapat menggumamkan lagu tersebut tanpa
sadar. Sehingga jika lagu-lagu K-Pop yang disiarkan melalui pengeras suara diputar secara terus
menerus target propaganda tetap tanpa sadar dapat menerima pesan yang ada dalam lagu-lagu K-
Pop tersebut.
2. Saran
Pembahasan mengenai budaya populer asal Korea Selatan merupakan pembahasan yang
menarik untuk dikaji, mengingat fenomena Korean Wave hingga saat ini terus meningkat. Selain
itu, pemerintah Korea Selatan juga secara aktif menggunakan budaya populer dari negaranya
dalam menjalin hubungan dengan negara-negara lain. Sehingga tidak jarang Korean Wave
dikaitkan dengan hubungan luar negeri Korea Selatan terhadap negara-negara lain, seperti
Jepang dan Tiongkok. Oleh karena itu, penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk mengkaji
resistensi budaya populer asal Korea Selatan di Jepang dan Tiongkok. Hal ini mengingat
fenomena Korean Wave bermula dari kedua negara tersebut.
Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat mengkaji pemboikotan budaya populer asal
Korea Selatan oleh pemerintah Tiongkok sebagai bentuk protes terhadap kebijakan THAAD
yang diambil Korea Selatan dan Amerika Serikat. Mengingat bahwa Tiongkok merupakan salah
satu partner dagang terbesar Korea Selatan, termasuk mengenai ekspor budaya populer asal
Korea Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
1 Associated Press, South Korea resumes anti-North Korea broadcasts after land mine explosions,
diakses dalam http://www.latimes.com/world/asia/la-fg-korea-land-mines-broadcast-20150810-
story.html (25/11/2016, 08:02 WIB)2 Reuters, South Korean president talks tough, demands apology from Pyongyang, diakses dalam
http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/northkorea/11819790/South-Korean-president-
talks-tough-demands-apology-from-Pyongyang.html (28/11/2016, 21:09 WIB)3 Ibid.4 Choe Sang-Hun, To Jar North, South Korea Used a Pop-Music Barrage, diakses dalam
http://www.nytimes.com/2015/08/31/world/asia/south-koreas-pop-music-barrage-rattles-
north.html?_r=0 (21/3/2016, 00:02 WIB)5 Ibid.6 Ibid.7 Choe Sang-hun, North and South Korea on Alert Over Loudspeakers Blaring Propaganda,
diakses dalam http://www.nytimes.com/2015/08/22/world/asia/north-korea-attack-on-south-
triggered-by-propaganda-loudspeakers.html (28/11/2016, 21:50 WIB)8 Ibid.9 South Korea on top alert as North Korea’s attack deadline looms, diakses dalam
http://www.straitstimes.com/asia/east-asia/south-korea-on-top-alert-as-north-koreas-attack-
deadline-looms (28/11/2016, 22:03 WIB)10 Anna Fifield, S. Korea agrees to end broadcasts as North express regret for provocations,
diakses dalam https://www.washingtonpost.com/world/asia_pacific/north-korea-hates-those-
loudspeakers-because-they-make-fun-of-kim/2015/08/24/439f6039-3f37-490b-9fa1-
e3b8022893e6_story.html (28/11/2016, 21:15 WIB)11 Despite H-Bomb Doubts,North Korea’s Nuclear Test Threatens Sanctions, diakses dalam
http://www.huffingtonpost.com/entry/north-korea-hydrogen-bomb-doubts-
sanctions_us_568ddb4fe4b0a2b6fb6ebd37?utm_hp_ref=world (18/05/2016, 01:20 WIB)12 South Korea resumes anti-North broadcast, diakses dalam
http://www.aljazeera.com/news/2016/01/south-korea-resumes-propaganda-broadcasts-north-
160108034959525.html (18/05/2016, 01:51 WIB)13 Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/propaganda (5/4/2016, 07:03 WIB).14 Propagandis merupakan individu atau kelompok yang melakukan kegiatan propaganda.15 Djoenaesih S. Sunarjo dan Sunarjo, 1982, Mengenal Propaganda, Yogyakarta: Liberty, hal. 27.16 Ibid.17 Harold D. Lasswell, 2013, Propaganda Technique in the World War, Mansfield Centre: Martino
Publishing, hal. 9.
18 Ibid, hal. 195 – 196.19 Ibid. hal. 161.20 Ibid, hal. 208 – 209.21 Ibid, hal. 209 – 210.22 Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, 1992, Qualitative Data Analysis (Terj), Tjetjep
Rohendi, Jakarta: UI-Press, hal. 20, dalam Ulber Silalahi, 2012, Metode Penelitian Sosial,
Bandung: Refika Aditama, hal. 339 – 341.23 Associated Press, Loc.Cit.24 Choe Sang-hun, Loc.Cit.25 The Inter-Korean Propaganda War, diakses dalam
https://foreignpolicyblogs.com/2016/02/04/the-inter-korean-propaganda-war/ 26 Justin Jimenez, South Korean Propaganda Blasts, diakses dalam
http://content.time.com/time/world/article/0,8599,1993376,00.html (29/11/2017, 14:41 WIB)27 Choe Sang-hun, Loc.Cit.28 Choe Sang-hun, North and South Korea on Alert Over Loudspeakers Blaring Propaganda,
diakses dalam https://www.nytimes.com/2015/08/22/world/asia/north-korea-attack-on-south-
triggered-by-propaganda-loudspeakers.html (28/11/2016, 21:50 WIB)29 Ibid.30 South Korea on top alert as North Korea’s attack deadline looms, diakses dalam
http://www.straitstimes.com/asia/east-asia/south-korea-on-top-alert-as-north-koreas-attack-
deadline-looms (28/11/2016, 22:03 WIB)31 Reuters, South Korean president talks tough, demands apology from Pyongyang, diakses dalam
http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/northkorea/11819790/South-Korean-president-
talks-tough-demands-apology-from-Pyongyang.html (28/11/2016, 21:09 WIB)32 Ibid.33 Anna Fifield, S. Korea agrees to end broadcasts as North express regret for provocations,
diakses dalam https://www.washingtonpost.com/world/asia_pacific/north-korea-hates-those-
loudspeakers-because-they-make-fun-of-kim/2015/08/24/439f6039-3f37-490b-9fa1-
e3b8022893e6_story.html (28/11/2016, 21:15 WIB)34 Despite H-Bomb Doubts,North Korea’s Nuclear Test Threatens Sanctions, diakses dalam
http://www.huffingtonpost.com/entry/north-korea-hydrogen-bomb-doubts-
sanctions_us_568ddb4fe4b0a2b6fb6ebd37?utm_hp_ref=world (18/05/2016, 01:20 WIB)35 Choe Sang-Hun, Loc. Cit.36 South Korea resumes anti-North broadcast, diakses dalam
http://www.aljazeera.com/news/2016/01/south-korea-resumes-propaganda-broadcasts-north-
160108034959525.html (18/05/2016, 01:51 WIB)37 Choe Sang-hun, Loc.Cit.38 Simeon Paterson, Korean Loudspeakers: What are the North and South shouting about?, diakses
dalam http://www.bbc.com/news/world-asia-35278451 (18/05/2016, 02:15 WIB)39 Alexandre Dor, North Korea’s Achilles Heel: Propaganda broadcasts, diakses dalam
https://thediplomat.com/2015/09/north-koreas-achilles-heel-propaganda-broadcasts/ (18/2/2018,
08:09 WIB)40 Ibid.41 Ibid.42 hal. 16843 Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pasisme berarti aliran yang menntang adanya
perang, diakses dalam https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pasifisme (7/3/2018, 07:59 WIB)44 Harold D. Lasswell, 2013, Propaganda Techinique in the World War, Mansfield Centre: Martino
Publishing, hal.195 – 196.45 Ibid. hal. 8.46 Louis Marchad, 1920, L’ offensive morale des Allemands en France pendant la guerre, Paris, hal.
85 dalam Harold D. Lasswel, hal. 16447 Ibid, hal. 1548 Ibid, hal. 27.49 Lasswell, Op.Cit., hal. 164.50 Brian Padden, Koreas Ramp Up Psychological Warfare After Nuclear Test, diakses dalam
https://www.voanews.com/a/koreas-ramp-up-psychological-warfare-after-nuclear-test/
3145316.html (30/04/2018, 02:06 WIB)51 John Rash, Culture has become a tool to challenge North Korea, diakses dalam
http://www.startribune.com/culture-has-become-a-tool-to-challenge-north-korea/369491442/
(24/04/2018, 20:08 WIB)52 Choe Sang-hun, Loc.Cit.53 NKIS dibentuk pada tahun 2008, terdiri memiliki ratusan anggota yang sebagian besar
merupakan orang terpelajar dari Korea Utara yang melarikan diri ke Korea Selatan. (Reporters
without borders for Press Freedom, hal.7)54 Gilles Lordet, North Korea Frontiers Of Censorship Investigation Report – Octobre 2011,
Reporter Without Borders, Oktober 2011, hal. 7.55 Page: 9.56 Park Boram, (Yonhap Feature) K-Pop brandished in psych battle with N.Korea, diakses dalam
http://english.yonhapnews.co.kr/national/2015/09/04/32/0301000000AEN20150904006400315F.ht
ml (1/1/2018, 16:04 WIB)57 Ibid.58 Shuan Sim, Kim Jongun’s Official New Theme Song, Translated, diakses dalam
https://www.theatlantic.com/international/archive/2012/07/kim-jong-uns-official-new-theme-song-
translated/259475/ (04/01/2018, 05:56 WIB)59 Ibid.60 https://colorcodedlyrics.com/2010/06/girls-generation-sonyeosidae-tell-me-your-wish-genie 61A Pink-Let Us Love, diakses dalam https://colorcodedlyrics.com/2012/04/a_pink_eipingkeu_-
_let_us_just_love_uli_geunyang_salanghage_haejuseyo_cc_lyrics 62Kang Dong Whan, The mighty power of pop culture, diakses dalam
http://english.dailynk.com/english/read.php?cataId=nk03600&num=8202 (28/12/2017, 20:46 WIB)63 Daniel Tudor, 2017, Ask A North Korean Defectors Talk About Their Lives Inside The World’s
Most Secretive Nation, Tuttle Publishing, hal. 69.64 Hargreaves D, 1986, The developmental psychology of music, London: Cambrige University
Press dalam Young Joon Lim dan Jennifer L. Lemanski, Psychological Words in Music and
Propagandistic Communication Two Koreas over the DMZ, Journal of Creative Communication,
Vol.12, No.3, hal. 162.65 Yoon Min-Sik, S.Korean culture seeping into N.Korea, diakses dalam
http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20161229000745 (19/12/2017, 17:14 WIB)66 Zachary Cohen, North Korea defector says information more dangerous than US threats, diakses
dalam http://edition.cnn.com/2017/11/02/politics/north-korean-defector-thae-kim-jong-un/
index.html (22/12/2017, 01:48 WIB)67 Page: 9.