Upload
hellositty
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kelompok 1:
Dhea Christine
Henna Listia Hidayat
Palupi Krakatao
Kelas: DIII-4B
Mata Kuliah: Kewirausahawan
“Etika Bisnis dan Perlindungan Hukum”
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan salah satu bagian dari prinsip etika yang diterapkan dalam dunia
bisnis. Etika bisnis mengandung pengertian bahwa etika bisnis merupakan sebuah rentang
aplikasi etika yang khusus mempelajari tindakan yang diambil oleh bisnis dan pelaku bisnis.
(Lozano, 1996).
Etika bisnis adalah aturan main prinsip dalam organisasi yang menjadi pedoman membuat
keputusan dan tingkah laku. Etika bisnis adalah etika pelaku bisnis (manajer, karyawan,
konsumen dan masyarakat). (David, 1998).
Menurut Bartens, etika bisnis adalah studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi
dan bisnis. Etika bisnis dapat dijalankan pada tiga taraf yaitu taraf makro, meso dan mikro.
Tiga taraf ini berkaitan dengan tiga kemungkinan yang berbeda untuk menjalankan kegiatan
ekonomi dan bisnis. Pada taraf makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari
sistem ekonomi keseluruhan. Pada taraf meso, etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis
di bidang organisasi. Pada taraf mikro, difokuskan pada individu dalam hubungan dengan
ekonomi atau bisnis.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat
tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita, yaitu:
1. Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Indikator Etika Bisnis
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk
menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam
kegiatan usahanya antara lain adalah:
1) Indikator Etika bisnis menurut ekonomi, adalah apabila perusahaan atau pebisnis telah
melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa
merugikan masyarakat lain.
2) Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan
indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya apabila masing-
masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
3) Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hukum seseorang atau suatu
perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila seseorang pelaku bisnis atau
suatu perusahaan telah mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya.
4) Indikator etika berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana dalam
pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.
5) Indikator etika berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun
kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai
budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasisuatu perusahaan, daerah dan suatu
bangsa.
6) Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila masing-masing
pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya
Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis yaitu:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis yang
pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya
secara baik dan etis. Karena lingkup bisnis yang pertama ini lebih sering ditujunjukkan
kepada para manajer dan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara mengenai bagaimana
perilaku bisnis yang baik dan etis itu.
2. Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia mengunggah, mendorong
dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh – bodohi, dirugikan dan
diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktrek bisnis pihak mana pun. Untuk
menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas
akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun
juga.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat makro, yang karena
itu barangkali lebih tepat disebut sebagai etika ekonomi.
Ketiga lingkup dan sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan yang lainnya dan
bersama – sama menentukan baik tidaknya, etis tidaknya praktek bisnis tersebut.
Prinsip Etika Bisnis
Prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip
etika pada umumnya.
1. Prinsip Otonom
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam
dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral
yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena
semuanya sudah dipikirkandan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini
salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan,diantaranya
adalah:
Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan
mereka.
Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan
yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka.
Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan,
demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga kelangsungannya dan
ditingkatkan terhadap produk dan jasa perusahaan.
Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,memasarkan dan
mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik. Karena kebebasan adalah
unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika,kebebasan adalah prasyarat utama
untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang
bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah tanggung
jawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan dan
tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan adanya
pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawab merupakan ciri khas dari makhluk
bermoral, dan tanggung jawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga
tentunya pada stakeholder.
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan
modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa
kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan
dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis
disini secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur
melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin
lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya
akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang
baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada
konsumen yang merasa tertipu, tentunya haltersebut akan rnenyebar yang menyebabkan
konsumen tersebut beralih ke produk lain.
Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu antara
pemberi kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur
jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan
berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai
keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat
dengan negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yang sama sesuai
dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan
legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua pelaku
ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan
mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku
bisnis.
Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang
satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan
warga negara, dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam bisnis keadilan ini
berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-
pihak yang terlibat.
Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang
merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini
berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama
lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan
suatu win-win situation.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga
nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut AdamSmith, prinsip
keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini
menjadi dasar dan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga
tidak akan terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya
keadilan komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah
mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan
merugikan orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pihak lain, dan
bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan
masuk akal.
Macam-macam Etika Bisnis
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
perilaku manusia, yaitu:
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan perilaku manusia dan apa yang dikerjar oleh manusia dalam hidup ini sebagai suatu
yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang perilaku/sikap yang akan diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Secara umum Etika dapat dibagi menjadi:
1. Etika Umum, berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi
manusia untuk bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-
teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
2. Etika Khusus, adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dibagi lagi menjadi tiga yaitu:
a) Etika Individual, lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
b) Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.
c) Etika Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan lingkungan
sekitarnya dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya
yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada lingkungan hidup secara
keseluruhan.
https://mardyantongara.wordpress.com/2013/04/16/perlindungan-konsumen/
academia.edu (aspek hukum dalam bisnis)