23
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SINTESIS METIL SALISILAT KELOMPOK 6 ANITA NUR RAMADHANI (H31108281) SARTIKA (H31108282) AGUSTIANI (H31108287) ANDI RAJENG FRADINA (H31108288) IMRAN (H31108289) ASISTEN : YAFETH TANDI BENDON

Kurkumin Lap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kurkumin

Citation preview

Page 1: Kurkumin Lap

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ORGANIK

SINTESIS METIL SALISILAT

KELOMPOK 6

ANITA NUR RAMADHANI (H31108281)SARTIKA (H31108282)

AGUSTIANI (H31108287)ANDI RAJENG FRADINA (H31108288)

IMRAN (H31108289)

ASISTEN : YAFETH TANDI BENDON

LABORATORIUM KIMIA ORGANIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2011

Page 2: Kurkumin Lap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kunyit merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan

masyarakat. Rimpang kunyit terutama digunakan untuk keperluan dapur (bumbu,

zat warna makanan), kosmetika maupun dalam pengobatan tradisional. Kunyit

yang mempunyai nama latin Curcuma longa L. merupakan tanaman yang mudah

diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Rimpang

kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga (Sumiati dan Adnyana, 2007).

Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu

minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan

sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning

yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%,

monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium,

besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin

merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoid dihitung sebagai

% kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen

kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia

maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin (Sumiati dan Adnyana,

2007, Bermawie, dkk., 2006).

Pemanfaatan kurkumin selain dalam bidang pangan (makanan) dan

pengobatan tradisional serta modern dalam bentuk isolat murni kurkumin. Dalam

bidang analisis, kurkumin dapat digunakan sebagai penunjuk pH sensor optik pH

Page 3: Kurkumin Lap

(Mohammad, 2007) dan pereaksi dalam analisis boron secara spektrofotometri

(SNI, 1991). Telah dikembangkan pula metode sintesis oleh Da’I, dkk. (2006),

yang mensistesis PGV-0 sebagai analog kurkumin untuk meningkatkan

efektifitasnya. Berdasarkan banyaknya manfaat senyawa kurkumin dalam kunyit

maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui proses isolasi kurkumin

dalam sampel kunyit.

1.2 Maksud Percobaan

Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

mempelajari cara mengisolasi, memurnikan, dan mengkarakterisasi kurkumin dan

kurkuminoid dalam sampel kunyit dengan metode sokhlet, kromatografi, dan

spektrofotometri UV-VIS dalam sampel kunyit.

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengisolasi dan memurnikan kurkumin dan kurkuminoid dengan metode

sokhlet dan kromatografi dalam sampel kunyit.

2. Mengkarakterisasi isolat kurkumin dan kurkuminoid dalam sampel kunyit

dengan metode KLT dan spektrofotometri.

1.4 Prinsip Percobaan

Sampel kunyit kering yang telah dihaluskan diekstraksi dengan pelarut

petroleum benzena dalam sokhlet untuk melepaskan senyawa nonpolar selain

kurkumin, kemudian dengan pelarut benzen. Hasil sokhlet dimurnikan dan

dikarakterisasi kurkumin dan kurkuminoidnya dengan metode kromatografi (KLT

dan Kolom tekan) dan spektrofotometri.

Page 4: Kurkumin Lap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan famili Zingiberacea dan berada

dalam kumpulan yang sama dengan halia dan lengkuas. Ia merupakan genus

curcuma yang mengandung ratusan spesies tumbuhan yang memiliki rizom dan

akar bawah tanah seperti batang (Mohammad, R. dkk., 2007). Kunyit berasal dari

India dan Indo-Malaysia dan kemudian tersebar ke daerah Asia Selatan, Cina

Selatan, Taiwan, Filipina dan Indonesia Keragaman genetik kunyit yang tinggi

kemungkinan ditemukan di India dan Indo - Malaya. Keragaman genetik plasma

nutfah merupakan bahan dasar pemuliaan untuk membuat varietas unggul

(Bermawie, dkk., 2006).

Gambar 2. Gambar kunyit Curcuma longa L (Anonim, tanpa tahun)

Kunyit Curcuma longa L memiliki klasifikasi (Anonim, 2008) :

Kingdom: Plantae

Division: Magnoliophyta

Class: Liliopsida

Order: Zingiberales

Family: Zingiberaceae

Subfamily: Zingiberoideae

Tribe: Zingibereae

Genus: Curcuma

Spesies: Curcuma longa L

Page 5: Kurkumin Lap

Kurkumin mempunyai aktivitas farmakologi yang luas seperti antiradang,

antikanker, antioksidan, penyembuhan luka dan antibakteri. Balai Penelitian

Tanaman Obat dan Aromatik memiliki koleksi plasma nutfah 70 nomor aksesi

yang merupakan hasil pengumpulan dari berbagai daerah. 20 aksesi telah

dievaluasi hasil dan mutunya, memiliki kadar kurkumin 6 -11 %, dari jumlah itu

terpilih 10 nomor harapan yang kemudian diuji multilokasi di beberapa daerah

pengambangan kunyit di Jawa Barat (Bermawie, dkk., 2006).

Gambar 2. Struktur Kurkumin dan Kurkuminoid Curcuma longa L (Anonim, 2006, dan Mohammad, R., 2007).

Kurkumin merupakan salah satu dari isolat tanaman

Curcuma sp. Pertama kali kurkumin ditemukan pada tahun 1815

oleh Vogel dan Pelletier. Kristalisasi kurkumin pertama kali

dilakukan oleh Daube (1870) dan elusidasi struktur kimia

dilakukan pada tahun 1910 oleh Lampe. Sintesis kurkumin

dilakukan pada tahun 1913 oleh Lampe dan Milobedzka.

Kurkumin (1,7-bis-(4’-hidroksi-3’-metoksifenil)hepta-1,6-diena-

Page 6: Kurkumin Lap

3,5-dion) memiliki berat molekul 368,126 dengan rumus molekul

C21H20O6 (Da’I, M., 2006).

Kurkumin bersifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol dan

asam asetat glasial. Kurkumin akan terdegradasi pada pH di atas 7.2 dan oleh

sinar ultra violet. Oleh sebab itu pada proses pengeringan menggunakan sinar

matahari dan ekstraksi hal tersebut perlu diperhatikan, agar efikasi kurkumin tetap

terjamin. Kurkumin termasuk zat yang tidak toksik, daya serap tubuh terhadap

kurkumin rendah sampai sedang. Penyerapan kurkumin dalam tubuh dapat

dibantu oleh piperin. Di dalam tubuh kurkumin diserap oleh darah, dengan cepat

dimetabolisasi di dalam liver dan dibuang melalui kotoran. Penggunaan jangka

pendek dan menengah cukup aman. Percobaan pada tikus, pemakaian dosis tinggi

secara terus menerus dalam jangka panjang sampai 24 bulan bisa menimbulkan

efek samping, adenoma, lymphoma (Da’i, M., dkk., 2006).

Kurkumin yang diekstrak dari jenis Curcuma yang berbeda memilki efek

terapeutik yang berbeda, antara lain karena efek terapeutik tiap kurkumin dan

perbandingan ketiga kurkumin tersebut dalam tiap jenis tanaman berbeda. Sebagai

contoh, daya hambat tumor yang diinduksi pada tikus menggunakan kurkumin I

mencapai 90 %, kurkumin II 80 % dan pada kurkumin III hanya 60 %.

Perbandingan antara kurkumin I, II dan III pada kunyit adalah

46,9%:23,0%:29,2%, sedangkan pada temulawak 62,4 %: 37,6 %: 0 %

(Natarajan, 1980 dalam Da’i., 2006).

Rustiawati, dkk. (1991) telah melakukan pemeriksaan fitokimia kurkumin,

demetoksi kurkumin dan bisdesmetoksi kurkumin oleh dalam ekstrak metanol

rimpang Curcuma longa L. berumur 4, 6, 8, dan 12 bulan. Tujuan analisis

Page 7: Kurkumin Lap

kualitatif adalah untuk melihat apakah ketiga komponen kurkuminoid yang

dikandungnya merupakan produk genuine atau artefak dengan cara menguji

kerberadaan kurkuminoid dalam ekstrak dengan menggunakan pemanasan dan

tanpa pemanasan. Kadar kurkumin, desmetoksi kurkumin dan bisdemetoksi

kurkumin dihitung relatif terhadap kurkumin. Pembanding kurkumin diperoleh

dengan cara mengisolasinya dari rimpang Curcuma longa L. yang berumur 4, 6, 8

dan 12 bulan (Rustiawati, dkk., 1991).

Isolasi kurkumin dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama

ekstraksi menggunakan metode refluks menggunakan pelarut eter minyak bumi

dan ampasnya diekstraksi dengan metanol dua jam. Kemudian ekstrak pekatnya

dikromatografi cair vakum yang dielusi dengan campuran n-heksan, etil asetat dan

metanol secara gradien elusi untuk memisahkan pengotor seperti resin dan

amilum. Fraksi yang hanya mengandung kurkuminoid dikromatografi kolom

untuk memisahkan kurkuminnya dengan absorben silika gel dan eluen kloroform-

asam asetat glasial (9:1). Kristal kurkumin yang diperoleh dimurnikan dan

diidentifikasi (Rustiawati, dkk., 1991).

Penetapan kadar kurkumin, desmetoksi kurkumin dan bisdesmetoksi

kurkumin dilakukan dengan metode spektrofotodensitometri. Sebelumnya dibuat

ekstrak sampel berumur 4, 6, 8 dan 12 bulan dengan cara perkolasi dalam pelarut

etanol setelah sebelumnya diekstraksi dengan eter minyak bumi. Pengukuran

kadar dengan cara menotolkan sampel pada pelat lapis tipis silica gel 60 F 254

Merck siap pakai yang telah dijenuhkan dengan pengembang kloroform-asam

asetat glasial (9:1). Pada pelat yang sama ditotolkan larutan pembanding. Hasil

Page 8: Kurkumin Lap

kromatogram yang diperoleh diukur dengan spektrofotodensitometer. Kadar zat

dihitung berdasarkan kurva regresi yang dihasilkan (Rustiawati, dkk., 1991).

Page 9: Kurkumin Lap

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain larutan

petroleum benzen, larutan benzen, akuades, silica gel 60 F 254, plat KLT Merck,

kertas saring, serbuk kunyit, detergen, etanol, n-heksan, dan tissue roll.

3.2 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, sokhlet,

labu alas bulat 250 mL, sokhlet 250 mL, statif, elektromantel, termometer,

aerator, selang, ember, pipa kapiler, kolom gravitasi, chamber, gelas kimia 80 mL,

gelas kimia 100 mL, corong kaca, cawan petri, pipet tetes 1,5 mL, botol vial, labu

semprot dan evaporator.

3.3 Prosedur Kerja

Kunyit kering yang halus dengan ukuran lolos ayakan 80 mesh ditimbang

25 gram secara analitik. Serbuk kunyit kemudian diekstraksi dalam soklet dengan

pelarut petroleum eter selama 3 jam. Residu yang diperoleh dikeringkan

kemudian diekstrak kembali dalam soklet dengan menggunakan pelarut benzena

selama 6 jam. Filtrat hasil soklet didiamkan selama satu malam kemudian di

saring diperoleh filtrat kemudian dievavorasi hingga volumenya 10 mL. Ekstrak

kunyit tersebut selanjutnya di elusi dalam kolom tekan dengan pengelusi silika gel

dalam kolom dalam pelarut benzena pada kecepatan alir eluen sekitar 3 mL/menit.

Eluat ditampung dalam botol vial tiap 10 mL. Masing-masing botol pial kemudian

Page 10: Kurkumin Lap

diuji KLTnya dan disatukan yang memiliki RF yang sama kemudian dipekatkan.

Eluat pekat kemudian didinginkan dalam lemari es akan mengkristal. Kristal

selanjutnya dicuci dengan benzena dingin lalu dikeringkan. Kristal kemudian

direkristalisasi dengan etanol. Kristal hasil rekristalisasi diuji titik leleh dan diukur

panjang gelombang maksimumnya dengan spektrofotometer UV-Vis.

Page 11: Kurkumin Lap

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Pada percobaan ini tidak berhasil diisolasi kurkumin dan kurkuminiod

dalam sampel kunyit.

4.2 Pembahasan

Kurkumin memiliki banyak manfaat disamping sebagai bahan rempah

makanan berupa kunyit, kandungan kurkumin dalam kunyit banyak

dikembangkan dan diisolasi untuk keperluan pengobatan dan terapi. Baik berupa

pengobatan tradisional menggunakan kunyit maupun dalam bentuk isolate murni

dalam pengobatan modern.

Pada percobaan dilakukan proses isolasi kurkumin dari kunyit (Curcuma

longa L). Berdasarkan literatur bahwa kunyit mengandung kurkumin sebesar 5 %

berupa zat warna kuning dari kunyit. Prosedur isolasi diawali dengan

menghaluskan sampel kunyit hingga ukuran lolos saringan 80 mesh. Ini

dimaksudkan untuk memperluas luas permukaan kunyit untuk diekstraksi

kandungan kurkuminnya dengan pelarut yang cocok yakni benzena dalam soklet

sehingga proses sokletasi efektif dalam mengekstrak kurkumin dalam kunyit.

Selanjutnya ditimbang dan disoklet dengan petroleum eter selama 3 jam sebagai

waktu efektif yang dimaksudkan untuk melarutkan senyawa-senyawa nonpolar

dalam kunyit selain kurkumin yang dapat berupa asam amino, lemak, dll sehingga

dapat dipisahkan karena kelarutan kurkumin dalam petroleum eter kurang larut.

Kemudian dilakukan penggantian pengekstrak dalam soklet yakni menggunakan

Page 12: Kurkumin Lap

pelarut benzena. Kurkumin larut baik dalam larutan benzena sehingga digunakan

benzena untuk mengekstrak kurkumin secara sokletasi. Proses ini dilakukan

sekitar 6 jam. Akhir soklet ditandai dengan hasil soklet yang telah mulai bening

(intensitas warna kuning kurang) yang berarti kurkumin dengan sifat warna

kuning telah habis terekstrak. Hasil soklet dalam pelarut benzena didiamkan

selama satu malam dimaksudkan untuk mempermudah pemisahan dan proses

penyaringan yang efektif sehingga diperoleh filtrate. Filtrate yang diperoleh

dilakukan evaporasi hingga 10 mL untuk mengurangi pelarut sehingga

konsentrasi kurkumin persatuan volume menjadi lebih tinggi. Hasil evaporasi

disebut sebagai ekstrak kurkumin.

Proses berikutnya yaitu melakukan elusi terhadap ekstrak kurkumin untuk

memisahkan komponen-komponen kurkumin. Kurkumin memiliki tiga derivate

yakni kurkumin, demetoksikurkumin, dan bis-demetoksi kurkumin. Pemisahan

komponen ini dilakukan dengan menggunakan metode fraksinasi kolom tekan.

Berupa kolom berisi selika gel. Dalam percobaan ini digunakan kolom gravitasi

oleh keterbatasan alat yang ada. Sedangkan pelarut/pengelusi yang digunakan

yakni benzena. Proses elusi dilakukan pada tekanan 20-30 cmHg dengan

kecepatan alir eluen sekitar 3 mL/menit. Hasilnya ditampung dalam botol pial

kemudian diuji KLT dan disatukan pial dengan Rf yang sama. Didinginkan,

disaring, diperoleh Kristal. Rekristalisasi dilakukan dengan etanol. Penentuan

derivate kurkumin ditentukan titik lelehnya, dan panjang gelombang maksimum

masing-masing pada spektrofotometer UV-VIS.

Pada percobaan ini tidak berhasil mengisolasi kurkumin dari rimpang

kunyit. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kesalahan pada saat maserasi

Page 13: Kurkumin Lap

dimana mungkin pemisahannya tidak sempurna. Selain itu, kesalahan yang lain

adalah karena ketidak sesuaian eluen yang digunakan pada saat kolom.

Page 14: Kurkumin Lap

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Percobaan ini tidak berhasil mengisolasi kurkumin dari kunyit (Curcuma

longa L).

5.2 Saran

Adapun saran yang perlu diperhatikan disini adalah praktikan berikutnya

yang melakukan isolasi kurkumin, memperhatikan metode baru yang lebih baik,

dapat diperoleh dari jurnal penelitian terbaru dapat diperoleh di internet. Selain itu

diperlukan persiapan dan perencanaan yang cukup khususnya kebutuhan alat,

bahan dan waktu.

Page 15: Kurkumin Lap

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, tanpa tahun, Tumeric Root and Curcumin Root, Phytochemistry, and Aplication, (Online) http://www.mdidea.com/products/new/new088.html, diakses tanggal 18 Mei 2011.

Anonim, 2008, Curcuma, (Online) http://en.wikipedia.org/wiki/Curcuma, diakses tanggal 18 Mei 2011.

Bermawie, N., Rahardjo, M., Wahyuni, D., dan Ma'mun, 2006, Status Teknologi Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Kunyit dan Temu Lawak sebagai Penghasil Kurkumin, Balai Penelitian Obatdan Aromatik, Bogor.

Da'i, M., Hanwar, D., dan Utama, W., 2006, Sintesis PGV-0 dengan Katalis Asam dan Pengembangan Analisis Kemurnian dengan HPLC, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 7, No. 1, 2006: 33 - 4, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadyah, Surakarta.

Mohammad, R., Ahmad, M., dan Daud J.M., 2007, Potensi Kurkumin sebagai Penunjuk pH Semulajadi untuk Pembangunan Sensor Optik pH, The Malaysian Journal of Analytical Sciences Vol 11 No 2 (2007): 351-360 351, Universiti Kebangsaan, Malaysia.

Rustiawati., Sirait, M., dan Moesdarsono, Pembandingan Kadar Kurkumin, Demetoksi Kurkumin dan Bisdesmetoksi kurkumin dalam Ekstrak Metanol Rimpang Curcuma longa L. pada Berbagai Usia, Departemen Farmasi ITB (Online) http://bahan-alam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=212, diakses tanggal 18 Mei 2011.

SNI, 06-2481, 1991, Metode Pengujian Boron dalam Air dengan Alat Spektrofotometer secara Kurkumin, SNI, Jakarta.

Sumiati, T. dan Adnyana I.K., 2006, Kunyit, Si Kuning yang Kaya Manfaat, (Online) http://www.halalguide.info/content/view/800/38/, diakses tanggal 18 Mei 2011.

Page 16: Kurkumin Lap

Makassar, 27 Mei 2011

Asisten

Praktikan

(Yafeth Tandi Bendon)

(Anita Nur Ramadhani) (Agustiani)(Sartika) (Andi Rajeng Fradina) (Imran)

LEMBAR PENGESAHAN

Page 17: Kurkumin Lap

Lampiran 1. Bagan Kerja Percobaan Isolasi Kurkumin dari Kunyit

Kunyit kering

- Dihaluskan kemudian, disaring hingga lolos ayakan 80 mesh

- Ditimbang 25 gram- Disokletasi dengan petroleum benzena 3 jam

ResiduFiltrat

- Dikeringkan- Disokletasi dengan 200 mL benzena selama

6 jam.- Didiamkan selama satu malam- disaring

Filtrat Residu

Dievaporasi hingga volume 10 mL

Ekstrak kunyit

Eluat

- Dimasukkan ke dalam kolom tekan(silika gel).

- Ditambahkan benzena- Diberikan tekanan hingga kecepatan alir

eluen 3 mL/menit.

- Ditampung dalam botol vial (10 mL)- Diuji dengan KLT- Disatukan yang RFnya sama- Dipekatkan lalu didinginkan dalam lemari es

Filtrat Residu

- Dicuci dengan benzena dingin- dikeringkan

Kristal

Direkristalisasi dengan etanol

Hasil

- Diuji panjang gelombang maksimum pada spektrofotometer UV-VIS

- Diuji titik leleh

Data