112
KURIKULUM & PEDOMAN Proyek ini turut didanai oleh Uni Eropa. Proyek ini dikelola oleh konsorsium: Konrad-Adenauer-Stiftung e.V., Thailand Environment Institute (TEI), Local Government Development Foundation Inc. (LOGODEF), United Cities and Local Governments for Asia and Pacific (UCLG-ASPAC), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Association of Cities of Vietnam (ACVN), dan National League of Communes/Sangkats of the Kingdom of Cambodia (NLC/S). www.delgosea.eu LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBANGUNAN – KEGIATAN BERSAMA ANTAR LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DI NEGARA-NEGARA MITRA Kurikulum dan Pedoman Pengajaran untuk Pertukaran Lintas Negara dan Replikasi Praktik-praktik Terbaik pada Pemerintahan Lokal di Asia Tenggara www.DELGOSEA.eu DELGOSEA

KURIKULUM PEDOMAN - delgosea.eu · dalam perencanaan lokal dan pengambilan ... internasional yang ditugaskan untuk mengembangkan seluruh rangkaian materi ... Topik Topik/Sub-Topik

  • Upload
    vuanh

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KURIKULUM & PEDOMAN

Proyek ini turutdidanai olehUni Eropa.

Proyek ini dikelola oleh konsorsium: Konrad-Adenauer-Stiftung e.V., Thailand Environment Institute (TEI), Local Government Development Foundation Inc. (LOGODEF), United Cities and Local Governments for Asia and Pacific (UCLG-ASPAC), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Association of Cities of Vietnam (ACVN), dan National League of Communes/Sangkats of the Kingdom of Cambodia (NLC/S). www.delgosea.eu

LEmbAGA SwAdAyA mASyArAKAT dAN PEmErINTAh dAErAh dALAm PEmbANGUNAN – KEGIATAN bErSAmA ANTAr LEmbAGA SwAdAyA mASyArAKAT dI NEGArA-NEGArA mITrA

Kurikulum danPedoman Pengajaranuntuk PertukaranLintas Negara danreplikasi Praktik-praktik Terbaik padaPemerintahan Lokaldi Asia Tenggara www.DELGOSEA.eu D

ELG

OSEA

The Partnership for democratic Local Governance in Southeast Asia (dELGOSEA)

was launched in march 2010 and is co-funded by the European Union and the

Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) of Germany through the German ministry of

development Cooperation.

dELGOSEA aims to create a network of cities and municipalities to implement

transnational local governance best practices replication across partner

countries: Cambodia, Indonesia, Philippines, Thailand and Vietnam. It supports

the role of Local Government Associations (LGAs) in providing and assisting

the transfer and sustainability of local governance best practices replication by

local governments. most importantly, through the exchange of best practices

in the region, dELGOSEA intends to contribute to the improvement of living

conditions of disadvantaged groups in Southeast Asia by helping increase their

participation in local planning and decision-making.

Kurikulum dan Pedoman Pengajaran untuk

Pertukaran Lintas Negara dan Replikasi

Praktik - praktik Terbaik pada Pemerintahan

Lokal di Asia Tenggara

www.DELGOSEA.eu

bAb I Kurikulum Pelatihan

bAb II Pedoman Pelatihan

bAb III metodologi Pelatihan

hak cipta 2011 oleh DELGOSEA Project

Semua hAK CIPTA dilindungiSelain kutipan singkat yang menjadi bagian dari publikasi ini, tidak boleh memproduksi ulang tanpa izin dari proyek dELGOSEA, yang diwakili oleh peserta proyek Konrad-Adenauer-Stiftung e.V.

Pandangan atau pernyataan yang diajukan dalam publikasi ini semata-mata berasal dari penulis dan tidak selalu mewakili orang-orang dalam Proyek dELGOSEA. Proyek tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan atau tindakan konsekuensial yang diambil sebagai hasil dari informasi yang diberikan oleh publikasi ini.

i

Daftar Isi

mengenai delgosea ......................................................................... 1

mengenai Publikasi .......................................................................... 2

daftar Penulis ................................................................................. 3

I. Kurikulum Pelatihan .............................................................. 5

II. Pedoman Pelatihan ................................................................ 21

II.A. Pedoman Pelatihan Untuk Partisipasi masyarakat .................. 24

II.b. Pedoman Pelatihan Untuk Tata Pemerintahan Institusional ...... 40

II.C. Pedoman Pelatihan Untuk Lingkungan Perkotaan .................. 56

II.d. Pedoman Pelatihan Untuk manajemen Fiskal ......................... 77

III. Metodologi Pelatihan ............................................................. 95

1

Mengenai DELGOSEA

Kerjasama untuk democratic Local Governance in Southeast Asia (dELGOSEA) diluncurkan pada bulan maret 2010 dan didanai oleh European Commissiondan Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) dari Jerman melalui Kementrian Kerjasama Pembangunan Jerman.

dELGOSEA bertujuan untuk menciptakan jaringan kota dan kotamadya untuk menerapkan replikasi praktik - praktik terbaik pemerintahan lokal antar negara yang bermitra yaitu Kamboja, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. dELGOSEA mendukung peran Asosiasi Pemerintahan daerah (Local Government Association/LGA) dalam menyediakan dan membantu transfer dan keberlanjutan replikasi praktik terbaik pemerintahan lokal oleh pemerintah daerah. yang paling penting adalah melalui kerja sama praktik terbaik di bidang ini, dELGOSEA berkontribusi dalam memperbaiki kondisi kehidupan kelompok yang kurang beruntung di Asia Tenggara dengan membantu meningkatkan partisipasi mereka dalam perencanaan lokal dan pengambilan keputusan.

Pada tahap pertama penerapan proyek, penelitian intensif telah dilakukan untuk menentukan praktik - praktik terbaik (best Practice/bP) pada pemerintahan lokal di lima negara yang berpartisipasi. Sebuah konsorsium internasional para ahli pemerintahan lokal dan perwakilan dari LGA telah meninjau dan memilih 16 dari 27 bP yang diajukan.

dalam memilih contoh-contoh praktik terbaik dari lima negara, proyek terkonsentrasi pada empat bidang tema berikut ini:

1. Partisipasi rakyat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan;

2. Tata pemerintahan institusional;

3. Layanan publik perkotaan ;

4. manajemen fiskal dan perencanaan investasi.

mulai bulan Januari 2011 sampai dengan Agustus 2012, dELGOSEA terus berkolaborasi dengan LGA dan pemerintahan daerah untuk mengaktifkan replikasi Praktik - praktik terbaik. Kota/kotamadya percontohan diundang untuk memodifikasi atau memperbaiki praktik - praktik terbaik yang asli dengan konteks daerah mereka. LGA di lima negara yang berpartisipasi telah berkonsultasi dan membimbing pemerintahan daerah percontohan yang telah dipilih dalam transfer dan penerapan replikasi bP.

2

Mengenai Publikasi ini

Kurikulum dan pedoman pengajaran merupakan hasil dari kelompok kerja internasional yang ditugaskan untuk mengembangkan seluruh rangkaian materi pelatihan, termasuk buku, untuk digunakan oleh fasilitator yang mendukung kota-kota percontohan yang telah dipilih selama proses replikasi. Kurikulum pelatihan, pedoman pengajaran, seperti juga buku telah digunakan untuk mengajar para ahli Asosiasi Pemerintahan daerah, LSm atau kota-kota percontohan mengenai cara terbaik memfasilitasi replikasi Praktik - praktik terbaik pada pemerintahan daerah di Asia Tenggara. Selama lokakarya pelatihan ekstensif yang dilakukan di Pattaya, Thailand pada tahun 2010, materi pelatihan telah diuji, ditinjau, dan diselesaikan.

Untuk menjelaskan istilah ‘fasilitator’: dalam terminologi proyek dELGOSEA fasilitator memiliki tiga fungsi yaitu:

bertindak sebagai pelatih untuk melatih para pejabat lokal dalam replikasi Praktik - praktik terbaik pada pemerintahan daerah; bertindak sebagai pelatih dan ahli tematik selama proses replikasi;bertindak sebagai ahli pemantauan.

Proyek memutuskan untuk menerbitkan materi dalam dua edisi terpisah yaitu – satu edisi menyajikan buku pelajaran sebagai alat utama untuk semua yang terlibat dalam pemerintahan lokal. hal ini telah dikembangkan secara khusus untuk fasilitator, para ahli dari luar dan pejabat daerah yang ingin belajar lebih banyak mengenai praktik - praktik terbaik dalam empat bidang tematik yaitu 1. Partisipasi rakyat, 2. Tata Pemerintahan Kelembagaan, 3. Layanan Publik Perkotaan, dan 4. manajemen Fiskal dan Perencanaan Investasi.

Edisi kedua, yaitu publikasi ini yang berisi kurikulum pelatihan dan pedoman pengajaran. Publikasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

bagian A adalah kurikulum pelatihan yang telah dirancang untuk periode tujuh hari;bagian b adalah pedoman pengajaran untuk empat bidang tematik;bagian C berisi informasi mengenai metodologi pelatihan.

Semua publikasi – kurikulum pelatihan/pedoman pengajaran, buku serta penjelasan terinci dari 16 Praktik - praktik terbaik yang telah dipilih – juga tersedia untuk diunduh pada situs dELGOSEA www.delgosea.eu. Cetakan tambahan dapat diperoleh di kantor Konrad-Adenauer-Stiftung di Filipina (http://www.kas.de/philippinen/).

3

Daftar Penulis

Publikasi ini dihasilkan dengan dukungan dari mitra proyek dan para ahli

eksternal. dELGOSEA mengucapkan terima kasih kepada:

Dr. Peter Köppinger, Perwakilan Konrad-Adenauer-Stiftung (KAS) untuk

Filipina dan direktur Proyek dELGOSEA

Susanne Stephan, manajer Proyek dELGOSEA

Dr. Paul Chamniern, direktur Institut Lingkungan Thailand (TEI) dan

Konsultan Ahli Utama dari dELGOSEA

Dr. Gaudiso Sosmena, Konsultan Ahli Utama dELGOSEA dan Ahli dalam

Pemerintahan daerah

Professor Edmund Tayao, direktur Local Government development

Foundation (LOGOdEF)

Min Muny, Ahli dELGOSEA bidang Kelembagaan Pemerintahan dan Kordinator

Nasional untuk Kamboja

Ma. Zenia M. Rodriguez, Ahli dELGOSEA bidang Lingkungan Perkotaan

Alfredo Sureta, Ahli dELGOSEA bidang Partisipasi rakyat

Dr. Gilbert Llanto, Ahli bidang manajemen Fiskal

Antonio Alvira, Ahli bidang manajemen Fiskal

Ruth Gruber, Ahli Internasional bidang metodologi Pelatihan, Fasilitas dan

Koordinasi Group

Eri Trinurini-Adhi, Ahli dELGOSEA bidang Pemantauan dan Pengembangan

Kurikulum

I. Kurikulum Pelatihan

6

I. KuRIKuLuM PELATIhAN

dAFTAr ISI

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses Pelatihan ... 8

Bagian B. Praktik - Praktik Terbaik dari Pemerintahan Daerah ..... 9

yang Demokratis

Sesi Pararel: Praktik-praktik terbaik dari Partisipasi rakyat ... 9

Sesi Pararel: Praktik-pratik terbaik Tata Pengelolaan ............ 11

Kelembagaan

Sesi Pararel: Praktik-praktik terbaik di Lingkungan Perkotaan 13

Sesi Pararel: Praktik-pratik terbaik manajemen Fiskal .......... 15

berbagi informasi dan pengalaman dari kelompok tematik .... 18

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi .................. 19

Praktik - praktik Terbaik

7

I. KuRIKuLuM PELATIhAN

1. Tujuan keseluruhan Pelatihan Fasilitator

Peserta mampu memfasilitasi dan mengawasi replikasi praktik - praktik terbaik di kota-kota percontohan dalam konteks pemerintahan daerah yang demokratis.

2. Tujuan Khusus Pelatihan

Peserta telah mencapai pemahaman yang lebih baik dalam konsep dasar pemerintahan daerah pada empat bidang tematik.Peserta telah memiliki pemahaman yang cukup dari setidaknya dua model praktik terbaik dan mampu menilai praktik terbaik lainnya. Peserta mampu menilai faktor – faktor terkait fasilitasi dan permasalahan praktik terbaik lainnya di kota asal dan kota percontohan. Peserta telah memperbaiki kemampuan fasilitasi mereka untuk membantu pemerintahan kota percontohan dalam pengembangan konsep transfer (termasuk, 1. Penyesuaian atau modifikasi bP dengan mempertimbangkan latar belakang politik, ekonomi, sosial dan budaya lokal dari kota-kota masing-masing; 2. Pengembangan strategi untuk proses pelaksanaan/replikasi)Peserta mampu menilai pemerintahan kota percontohan selama pelaksanaan replikasi praktik - praktik terbaik.Peserta memahami alat pemantauan dan mampu memantau kemajuan replikasi bP pada pemerintahan kota percontohan.

3. Penjelasan Kurikulum Pelatihan

Program pelatihan tujuh hari terdiri dari tiga bagian yaitu:

bagian A (topik 1 sampai 4) adalah sesi pleno dan pengantar tujuan pelatihan dan presentasi negara mengenai status pemerintahan daerah dari lima negara peserta serta peran dari berbagai aktor yang berbeda. bagian ini sama untuk keempat bidang tematik.

bagian b (topik 6 sampai 7) secara khusus didedikasikan untuk empat bidang tematik dan memberikan informasi terinci mengenai praktik - praktik terbaik, isinya, tantangan dalam pelaksanaan dan elemen-elemen inovatif. Juga berisi sesi untuk berbagi informasi dan pengalaman di antara empat kelompok.

bagian C (topik 8 sampai 9) berfokus pada pengembangan transfer konsep menerjemahkan konsep praktik - praktik terbaik yang telah dipilih ke dalam kondisi setempat. bagian ini juga berisi pelatihan mengenai cara pemantauan dan pelaporan selama proses replikasi.

8

4. Peserta Pelatihan: Perwakilan dari asosiasi pemerintahan daerah, pejabat pemerintah daerah, masyarakat sipil, dan akademisi

Topik Topik/Sub-Topik hasil yang Diharapkan Metode Alat

PelatihanWaktu

CatatanPelatih

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses Pelatihan

1 Pengenalan

Proses Pelatihan Setelah sesi ini peserta:

Saling mengenal satu dengan yang lain; memahami tujuan, pendekatan dan agenda pelatihan; memahami peran fasilitator;Setuju dengan aturan pelatihan secara keseluruhan.

Kelas umumPermainan membangun tim; Presentasi; diskusi kelompok mengenai peranfasilitator

Slides Flipchart Kartu

145’ hari ke-1

Kelas Umum/ Pleno

2 Pengenalan

Proses Pelatihan Setelah sesi ini peserta:

mampu mengidentifikasi harapan dan kepedulian mereka mengenai pelatihan;Telah mengorganisir pembentukan kelompok tematik mereka, termasuk persetujuan akan pengaturan pekerjaan (‘yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan’).

Kelas tematik diskusi mengenai fasilitasi presentasi kelompok

Slide Flipchart Kartu

60’ hari ke-1

Terdapat4 tematik ataukelas paralel

3 Pengenalan

rancangan Proyek dan bidang Tematiknya

Setelah sesi ini, peserta memahami tujuan proyek dan mampu memperlihatkan:

Perbedaan dan persamaan status pemerintahan daerah di lima negara proyek; kebutuhan untuk berbagi informasi dan untuk saling mempelajari antara satu dengan yang lain;ruang lingkup dan persiapan proyek;4 bidang tematik praktik - praktik terbaik;Praktik terbaik yang dipilih dan kota-kota percontohan.

Kelas umumPresentasi, Q&A

diskusi kelompok: berbagipengalaman

Slide Flipchart Kartu

90’ hari ke-2

4 Pemahaman dasarPemerintahan daerah yang demokratis (tata pemerintahan kelembagaan, partisipasi rakyat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan; profil negara).

Setelah sesi ini peserta memiliki pemahaman mengenai:

Prinsip-prinsip pemerintahan daerah yang baik;Kesimpulan singkat mengenai sejarah status desentralisasi saat ini di 5 negara proyek;definisi dan garis besar 4 bidang tematik untuk pemerintahan daerah yang baik.

Kelas umumdiskusi kelompok mengenai pemerintahan daerah yang baik dandesentralisasi di 5 negara Presentasi hasil kerja kelompok

Slide Flipchart Kartu

75’ hari ke-2

9

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik dari Pemerintahan Daerah yang Demokratis

Sesi Paralel: Praktik - praktik Terbaik dari Partisipasi Rakyat

5 Pengenalan terhadap bidang tematik

Setelah sesi ini peserta harus memahami hubungan yang dinamis antara demokrasi dan partisipasi rakyat;demokrasi dan partisipasi rakyat di Asia Tenggara;Pemberdayaan sebagai prinsip utama dari partisipasi rakyat.

Kelas Tematik

Presentasi Forum terbuka Tanya Jawab

Presentasi kerjakelompok mengenai partisipasi rakyat

Presentasi hasil kerja kelompok.

Slide, Flip Chart, Kartu

120’ hari ke-3

6

6.1

Praktik - praktik terbaik sebagai studi kasus:

Partisipasi rakyat dalam Partisipasi masyarakatuntuk Peningkatan wilayah Perumahan Kolektif Lama di Kota Vinh, Vietnam

Setelah sesi ini, peserta mampu: mengidentifikasi peran para pejabat daerah dalam menerapkan Praktik - praktik terbaik;mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh komunitas dalam menerapkan Praktik - praktik terbaik;mengidentifikasi konteks administratif dan legal dari Praktik - praktik terbaikmemahami peran dewan lokal dalam mendorong partisipasi masyarakat;memahami bagaimana masyarakat yang terkena dampak menjadi bagian dari penyusunan rencana pembangunan;memahami proses di bagian manakah CSO, dewan dan individu swasta berpartisipasi dalam Praktik - praktik terbaik;menganalisa proses dimana Praktik - praktik terbaik yang diterapkan dalam masyarakat;menilai kesuksesan Praktik - praktik terbaik dalam rangka meningkatkan partisipasi rakyat di tingkat pemerintahan daerah;mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep;menilai bagaimana mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam bP;menilai peran individu, CSO dan politik lokal dalam keberhasilan menjalankan bP;menilai faktor-faktor penghambat dan yang memfasilitasi bP.

Kelas tematik

metode kasus Simulasi Kerjakelompok

Slide, flip chart, kartu buku panduan

375' hari ke-3-4

10

6.2 People-Private-Public Partnership (PPPP) untuk meningkatkan Infrastruktur Lokal di Toul SangkeSangkat/komune di Cambodia

mengidentifikasi para pejabat kunci dalam Praktik - praktik terbaik; memahami kerangka hukum dan administratif dari Praktik - praktik terbaik;mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi oleh komunitas;menganalisa bagaimana masyarakat mampu berpartisipasi dalam mengembangkan solusi untuk permasalahan yang dihadapi;menganalisa bagaimana kepemimpinan lokal yang bermacam-macam berinteraksi dengan berbagai CSO dan individu swasta dalam menerapkan Praktik - praktik terbaik;menghargai bagaimana konsep akuntabilitas dan transparansi diterapkan dalam Praktik - praktik terbaik; menilai keberhasilan Praktik - praktik terbaik dalam rangka memperluas partisipasi masyarakat di tingkat pemerintahan lokal;mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep;mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsepmenilai bagaimana mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam Praktik - praktik terbaik;menilai peran individu, CSO dan politik lokal dalam keberhasilan menjalankan bP;menilai faktor yang menghambat dan yang memfasilitasi bP.

Kelas tematik

bukupegangan metode KasusSimulasi Kerjakelompok

Slide, flip chart, kartu buku pegangan

375’ hari ke-3-4

6.3 Partisipasi masyarakat dalamdesentralisasi dan Komunitas – Pembuatan Kebijakan Khonkaen, Thailand

mengidentifikasi pejabat kunci dalam Praktik - praktik terbaik;mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat;memahami kerangka hukum dan administratif dari Praktik - praktik terbaik; memahami bagaimana kepemimpinan politik lokal mampu berinteraksi dengan CSO dan individu swasta dalam menjalankan rencana pembangunan mereka;menghargai interaksi antara CSO, Akademi, individu swasta dan dewan lokal dalam menyusun dan mengevaluasi rencana pembangunan;menilai keberhasilan bP dalam rangka memperluas partisipasi masyarakat di tingkat pemerintahan lokal;

Kelas tematik

bukuPegangan metode KasusSimulasi

Kerjakelompok

Slide, flip chart, kartu buku Pegang an

375’ hari ke-4 -5

11

mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep;mampu memfasilitasi pemerintahan kota percontohan dalam mentransfer konsep;menilai bagaimana mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam Praktik - praktik terbaik;menilai peran individu, CSO dan politik lokal dalam keberhasilan menjalankan bP;menilai faktor yang menghambat dan yang memfasilitasi bP.

Sesi Paralel: Praktik - praktik Terbaik Tata Pengelolaan Kelembagaan

5 Pengenalan terhadap bidang tematik:

Pengenalan terhadap tema tata pengelolaan kelembagaan

Setelah sesi ini, peserta mampu memahami:

Struktur kelembagaan dan administrasi lokal di lima negara, yaitu Kamboja, Indonesia, Pilipina, Thailand dan Vietnam;memandu pos-pos/elemen-elemen dalam mencapai efektivitas kelembagaan untuk pemerintah lokal dan demokrasi;Pendekatan ke banyak pejabat;Transparansi dan akuntabilitas;

Sesi ParalelPleno

brainstorming diikuti oleh Presentasi Forum Terbuka/diskusi

Presentasi, Q&A

Konsolidasi Pekerjaanrekan dari hasilpekerjaanrekan

Slide buku Pegangan

Flipchart

Slide, buku pegangan

Kartu meta

Flipchart

120’ hari ke-3

6

6.1

Praktik - praktik terbaik (bP) sebagai studi kasus:

E-Government sebagai Terobosan untuk meningkatkan Kinerja dan LayananPemerintahan di yogyakarta,Indonesia

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang & peluang untuk mereplikasi bP; dan memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh.

Sesi Paralel

metode kasusmerupakan alatpembelajar an yang dibuat yang menghasil kan imbalan yang signifi kan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a)pemahaman yang lebih baik tentang permasalah an,(b) analisis yang jelas mengenai permasalah an,

Slide buku Pegang an praktik terbaik (kasus dan pertanya an yang membim bing)

360` hari ke-3

12

(c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mung kin diguna kan untuk menyelesaikan perma salahan dan (d)keputusan yang didu kung oleh fakta yang diketahui tentang permasalah an ini.

6.2 InovasiKelembagaanUmum Lang Son City, Vietnam

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang & peluang untuk mereplikasi bP; dan memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh.

Slide buku pegang an prak tik ter baik (kasus dan perta nyaan yang membim bing)

390` hari Ke- 3/hari ke-4

6.3 Pemerintahan melalui Kemitraan antara Kotamadya dan masyarakat di Kotamadya Prik, Thailand

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang & peluang untuk mereplikasi bP; dan memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh.

Slide buku pegangan praktik terbaik (kasus dan pertanya an yang membim bing)

180` hari ke-4

13

Sesi Paralel: Praktik - praktik Terbaik di Lingkungan Perkotaan

5 Pengenalan terhadap bidang tematik

Pengenalan terhadap bidang tematik: Lingkungan Perkotaan Inklusif dengan Fokus pada Lingkungan Perkotaan

Peserta harus memiliki pengetahuan kerja berikut ini setelah sesi:

Peran penting pemerintah daerah di lingkungan perkotaan;Politik, ekonomi dan dampak sosial dari lingkungan perkotaan;memahami tantangan dan peluang lingkungan perkotaan dalam kerangka desentralisasi; Pentingnya rencana komprehensif untuk pemerintahan daerah bagi faktor di lingkungan perkotaan dalam program dan kebijakannya;memasukkan lingkungan perkotaan dalam kebijakan lokal;manfaat bagi para pemangku kepentingan (penduduk setempat dan swasta) dalam penerapan kebijakan dan program.

Sesi ParalelPresentasi Pertanyaan dan Jawaban / diskusi

Kerjakelompok negara-negaradengansituasi khusus dalamlingkungan perkotaan

Presentasi hasil kerja kelompok

Slide bukuPegangan

125’ hari ke-3

6

6.1

Praktik - praktik terbaik (bP) sebagai studi kasus:

Konstruksi Lahan basah untuk Pengelolaan Air Limbah Perkotaan di Kota Udonthani, Thailand

Studi kasus ini memperlihatkan bahwa terdapat pilihan yang tersedia untuk pemerintahan daerah dan untuk pemerintah secara umum untuk memperbaiki dan/atau mempertahankan ekosistem; pemahaman terutama dari lingkungan dan semua inisiatif dari pemerintah.

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Sesi ini bertujuan untuk menanamkan hal-hal sebagai berikut:

Pentingnya lingkungan perkotaan untuk setiap dan seluruh inisiatif dari pemerintah daerah, seperti termasuk perhatian terhadap lingkungan dalam perencanaan perkotaan merupakan prasyarat untuk keberhasilan dalam menyediakan pelayanan publik perkotaan inklusif; Perlunya rencana yang komprehensif dimana kepedulian terhadap lingkungan perkotaan memainkan peranan yang signifikan;demonstrasi saling ketergantungan antara lingkungan perkotaan dengan tujuan yang dikembangkan serta pentingnya partisipasi inklusif dari para pemangku kepentingan.

Kelas tematik

bukupegangan metode kasusSimulasi Kerjakelompok

Slide Flipchart Kartu

210` hari ke-3

14

6.2 Kota rendah karbon, Kotamadya muangklang, Thailand

Kasus ini menunjukkan bagaimana pemerintah daerah dapat bekerja untuk lingkungan yang lebih baik dengan memastikan udara yang lebih bersih dan proses publik berkelanjutan serta program-program dengani cara mengatur proyek-proyek yang saling bergantung satu sama lain.

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Pada sesi ini, akan dibahas: Keandalan pendekatan terintegrasi dalam menyediakan layanan publik inklusif sambil berfokus pada lingkungan perkotaan;Pentingnya penghargaan tentang bagaimana sebuah inisiatif dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dan kekuatan dari inisiatif yang lainnya;Presentasi inisiatif yang saling ketergantungan dalam mencapai tujuan tertentu, seperti kota rendah karbon.

Kelas tematik

bukupegangan metode kasusSimulasi Kerjakelompok

Slide Flipchart Cards

210` hari Ke 3-4

6.3 dewan Koordinasi bencana Alam Kota Olongapo, Pilipina

Contoh praktik terbaik ini memperlihatkan betapa pentingnya kantor yang melayani sebagai focal point selama bencana alam dalam memberikan penekanan pada kesiapan semua instansi serta kontribusi penting dari konstituen untuk mencapai tujuannya.

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pembelajaran dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Sesi ini akan memberikan hal-hal sebagai berikut: (memberikan penekanan pada apa yang diharapkan setelah presentasi)

Keandalan pendekatan terintegrasi dalam menyediakan layanan publik inklusif sambil memfokuskan pada lingkungan perkotaan;Pentingnya penghargaan tentang bagaimana sebuah inisiatif dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dan kekuatan dari inisiatif yang lainnya;Presentasi inisiatif yang saling ketergantungan dalam mencapai tujuan tertentu, seperti respon bencana alam LGU.

Kelas tematik

bukupegangan metode kasusSimulasi Kerjakelompok

Slide Flipchart kartu

210` hari ke-4

15

6.4 Proyek marikina Eco Savers di Kota marikina, Pilipina

Studi kasus ini menunjukkan bahwa program dapat berdampak dalam membangun praktek tertentu sebagai bagian integral terhadap budaya masyarakat, mendidik kaum muda melalui praktek dan keuntungan yang nyata.

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Studi kasus ini bertujuan untuk melihat ke dalam hal-hal berikut:

Pengelolaan sampah yang signifikan dan peran penting semua para pemangku kepentingan dalam memberikan kontribusi bagi keberhasilan;Pentingnya pendidikan dalam melibatkan kaum muda tidak hanya dalam promosi kegiatan-kegiatan ramah lingkungan, namun juga dalam praktek yang sebenarnya;demonstrasi mengenai bagaimana setiap sektor dapat bekerja sama dalammencapai tujuan pengelolaan sampah.

bukupegangan metode kasusSimulasi Kerjakelompok

Slide Flipchart Kartu

210` hari ke-5

Sesi Paralel: Praktik - praktik Terbaik Manajemen Fiskal

5 memahami peran dasar pemerintah daerah dalam mengelola pembangungan ekonomi lokal di bawahpemerintahan desentralisasi.

Setelah sesi ini, peserta mampu memahami bagaimana pemerintah daerah memainkan peran yang signifikan dalam mengelola pembangunan ekonomi lokal, khususnya dalam hal-hal sebagai berikut:

meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mempromosikan inisitatif pembangunan ekonomi;Insentif ekonomi dan politik untuk inisiatif pembangunan ekonomi daerah;menciptakan inisiatif pembangunan daerag dalam rencana pembangunan regional/nasional secara keseluruhan;memanfaatkan para pemangku kepentingan daerah melalui pendekatan partisipatif;Kemitraan publik-swasta untuk pembangunan ekonomi lokal.

Kelas tematik Presentasi Terbuka

Forum/diskusi

Kerjakelompok tentang: Peluang dan batasan dari PPP

Slide Flipchart Kartu

90’ hari ke-3

16

6

6.1

Praktik - praktik terbaik sebagai studi kasus

Proyek Tubigon marineculture : mengelola Ekonomi Lokal dan Lingkungan (Studi Kasus Pilipina)

di akhir sesi pembelajaran peserta pelatihan/peserta diharapkan memiliki (a) pengetahuan dan kemampuan penting dalam mengidentifikasi pembelajaran dan peluang dan (b) meningkatkan kemampuan fasilitasi mereka.

Sesi pembelajaran ini berusaha untuk menanamkan hal-hal berikut:

Pentingnya pemahaman dan analisis permasalahan ekonomi daerah dan lingkungan;Perlunya harmonisasi beragam tujuan dan kepentingan dari berbagai kalanganpara pemangku kepentingan sebagai praktik kritis terhadap solusi untuk permasalahan atau perhatian;menunjukkan langkah – langkah yang diperlukan untuk membangun sebuah proyek praktis yang membuat penggunaan sumber daya lokal atau adat dan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga eksternal, yang dapat membantu para pemangku kepentingan di daerah memecahkan masalah;mengidentifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal;mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat modle bP yang akan diadaptasi;

meningkatkan kemampuan fasilitasi.

Kelas tematik Kerjakelompok Presentasi hasil Kerja Kelompok

metode kasusmerupakan alatpembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yangsignifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a)pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b)analisis yang jelas mengenai permasalahan,

Slide Flipchart Kartu Praktik - praktikterbaik versi lama

345’ hari ke-3 - 4

(c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yangmungkin digunakan untuk menyelesaikanpermasalah an dan (d)keputusan yangdidukung oleh fakta yangdiketahui tentang permasalah an ini.

17

6.2 relokasi dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Solo (Studi Kasus Indonesia)

Studi kasus ini memperlihatkan bagaimana pemerintah daerah dihadapkan dengan permasalahan pengelolaan peningkatan jumlah pedagang kaki lima sebagai konsekuensi dari krisis ekonomi, mampu memulihkan ketertiban dan mempromosikan ekonomi, budaya dan perubahan sosial dalam kota. Sesi pembelajaran ini berusaha menanamkan hal-hal berikut:

Pentingnya pemahaman yang hati-hati dan analisis ekonomi serta kebutuhan secara praktek dari para pedagang kaki lima yang merupakan praktik penting sebagai solusi terhadap permasalahan daerah;Pentingnya cetak biru yang direncanakan dengan baik dan rinci untuk mengatasi kekhawatiran multi-dimensi dari para pedagang kaki lima sebelum relokasi berhasil diterapkan;Sebuah demonstrasi bahwa pendekatan partisipasi berbasis budaya dapat menjadi mekanisme yang efektif untuk memobilisasi para pemangku kepentingan multi sektoral;mengidentifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat dari model bP di kota asal;mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat dari model bP yang akan diadopsi;meningkatkan kemampuan fasilitasi.

Kelas tematik Kerjakelompok Presentasi hasil Kerja Kelompok

metode kasusmerupakan alatpembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yangsignifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a)pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan,

Slide Flipchart Kartu Praktik - praktikTerbaikversi lama

385’ hari ke-4 – 5

(c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yangmungkin digunakan untuk menyelesaikanpermasalah an dan (d)keputusan yangdidukung oleh fakta yangdiketahui tentang permasalah an ini.

18

6.3 melestarikan Arsitektur Kota danmenghidupkan Kembali Tradisi sebagai daya Tarik wisata dan Penggerak Ekonomi (Studi Kasus Thailand)

Studi kasus memperlihatkan bagaimana pemerintah daerah mengubah pusat kota tuanya dengan peninggalan sejarah dan arsitektur yang kaya menjadi daya tarik wisata dan memacu kegiatan-kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Sesi pembelajaran ini berusaha menanamkan hal-hal berikut:

Pentingnya mengembangkan bagian dari sejarah kota dengan memfokuskan pada identitas kotanya dan membuat penduduk bangga dengan daerahnya sendiri, serta di waktu yang sama, menciptakan lahan ekonomi baru melalui pariwisata;Pemerintah, swasta, dan komunitas sipil, terutama pemilik yang sebenarnya dan penyewa yang hidup di kota tua dapat mengambil bagian dalam konservasi dan membantu investasi benar-benar mulai dari awal sampai membangun rumah tercinta mereka secara aktif;Pentingnya cetak biru yang direncanakan dengan baik dan rinci untuk menghidupkan kembali kota tua melalui konservasi dan mengembangkannya menjadi tujuan pariwisata;mengidentifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal;mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP yang akan diadopsi;meningkatkan kemampuan fasilitasi.

Kelas tematik KerjaKelompok Presentasi hasil kerja kelompok

metode kasus

Slide Flipchart Kartu Praktik - praktikTerbaikversi lama

370’ hari ke-5

7 berbagi informasi dan pengalaman dari kelompok tematik untuk seluruh kelompok

Peserta mampu memahami konsep dasar Praktik - praktik terbaik dari bidang tematik lainnya;Peserta memahami tantangan dan peluang bP di negara-negara asalnya;Peserta memahami faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat untuk mengadopsi Praktik - praktik terbaik;Peserta menerima umpan balik dan masukan dari peserta lainnya untuk menyiapkan konsep transfer yang lebih baik.

Kelas umumPasar Pleno untuk menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari

Slide Flipchart Kartu

390’ hari ke-6

Persiap an tempat penjual an dilaku kan di kelas tematik, satu hari sebelum nya (sete ngah hari)

19

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi Praktik - praktik Terbaik

8 Praktik - praktik untuk Pembangungan Konsep Transfer

Peserta memahami kebutuhan dan garis besar dari konsep transfer; Peserta memahami proses dan Praktik - praktik penting untuk memulai sebuah proses;Peserta mendefinisikan praktik selanjutnya setelah melatih peserta pelatihan.

Presentasi Kelas umum

Pinboard,Kartu, Penanda, in focus

120’ hari ke-7

9 Pemantauan dan Pelaporan selama Proses replikasi

Peserta memahami kebutuhan untuk pemantauan proyek;Peserta memahami prasyarat untuk memasang sistem pemantauan;Peserta dilatih untuk memberikan pelaporan selama misi pemantauan.

Tematik berbasis kelompok Negara berbasiskelompok, Kelompok kerja

Pinboard,Kartu, Penanda, in focus

180’ hari ke-7

II. Pedoman Pelatihan

22

II. PEDOMAN PELATIhAN

dAFTAr ISI

II.A. Pedoman Pelatihan untuk Partisipasi Masyarakat ............... 24

II.B. Pedoman Pelatihan untuk Tata Pemerintahan Institusional 40

II.C. Pedoman Pelatihan untuk Lingkungan Perkotaan ................ 56

II.D. Pedoman Pelatihan untuk Manajemen Fiskal ...................... 77

23

II. PEDOMAN PELATIhAN

Instruksi lebih lanjut mengenai kurikulum pelatihan dapat ditemukan dalam pedoman pelatihan. Proyek membuat pedoman yang berbeda-beda untuk masing-masing empat bagian tematik.

24

II.A. PEDOMAN PELATIhAN uNTuK PARTISIPASI

MASyARAKAT

dAFTAr ISI

Bagian A. Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan .............. 25 Proses Pelatihan Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas umum) ........... 25 Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas tematik) .......... 26 Topik 3: Pengenalan rancangan Proyek dan bidang ............ 27 Tematiknya Topic 4: Pemahaman dasar Tata Pemerintahan daerah yang 29 demokratis (bidang tematik: Kelembagaan Pemerintahan institusional, partisipasi rakyat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik dari Pemerintahan Daerah ..... 30 yang Demokratis Topik 5: Pengenalan pada partisipasi rakyat Institusional ..... 30 Topik 6: Praktik - praktik terbaik sebagai Studi kasus: ........ 31 Topik 6.1: Partisipasi rakyat dalam Partisipasi ....... 31 masyarakat untuk Perbaikan wilayah Perumahan Kolektif di Kota Vinh, Vietnam Topik 6.2: Kemitraan rakyat – Swasta – Publik/ ..... 33 People-Private-Public Partnership (PPPP) untuk memperbaiki Infrastruktur daerah di Toul Sangke Sangkat/komuni di Kamboja Topik 6.3: Partisipasi masyarakat dalam desentralisasi 34 dan Pembuatan Kebijakan yang terpuat di pimpin oleh rakyat dari Khonkaen, Thailand Topik 7: berbagi informasi dan pengalaman dari kelompok ... 36 tematik untuk semua kelompok

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi …......……… 38 Praktik - praktik Terbaik Topik 8: Praktik - praktik untuk Pengembangan ................. 38 Konsep Transfer Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan replikasi .................... 39 Praktik - praktik Terbaik

25

Bagian A. Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan Proses Pelatihan

Topik 1: Pengenalan terhadap Proses Pelatihan (Kelas umum)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta: Saling mengenal satu dengan yang lain; memahami tujuan pelatihan, pendekatan dan agenda;memahami peran fasilitator;Setuju dengan aturan pelatihan

metode pelatihan: Kelas umum, membangun tim, permainan, presentasi, Q & A

Time: 145 menit

working equipment: Slide, in focus, flip chart, penanda

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Sesi kelas umum

1.Fasilitator inti menyapa dan menyambut para peserta; mungkin diperlukan hiburan (ice breaking)

2.Fasilitator inti mengenalkan tim pelatih yang dikelompokkan per bidang tematik.

3.Fasilitator inti memfasilitasi peserta untuk saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lain.

Catatan: di meja pendaftaran, peserta diminta menuliskan nama panggilan dan negara asal mereka pada sebuah kartu dan menempelkannya di salah satu bagian dari tubuh mereka yang mudah dilihat oleh yang lainnya.

metode: peserta mencari pasangannya dan saling mengenalkan diri, menuliskan nama, negara, dan lembaganya pada sebuah kartu.

4.Fasilitator inti menerangkan tujuan pelatihan.

5.Fasilitator inti menerangkan agenda pelatihan dan pendekatan pelatihan.

6.Fasilitator inti menerangkan peran peserta setelah pelatihan.

7.Fasilitator inti menyapa dan menyambut para peserta; mungkin diperlukan hiburan (ice breaking)

8.Fasilitator inti mengenalkan tim pelatih yang dikelompokkan per bidang tematik.

(Catatan untuk pelatih) 10’

5’

40’

10’

15’

10’

10’

30’

26

1. Fasilitator inti memfasilitasi peserta untuk saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lain.

Catatan: di meja pendaftaran, peserta diminta menuliskan nama panggilan dan negara asal mereka pada sebuah kartu dan menempelkannya di salah satu bagian dari tubuh mereka yang mudah dilihat oleh yang lainnya.

metode: peserta mencari pasangannya dan saling mengenalkan diri, menuliskan nama, negara, dan lembaganya pada sebuah kartu.

2. Fasilitator inti menerangkan tujuan pelatihan.

3. Fasilitator inti menerangkan agenda pelatihan dan pendekatan pelatihan.

4. Fasilitator inti menerangkan peran peserta setelah pelatihan.

5. Fasilitator inti meminta peserta untuk mengeksplorasi apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang fasilitator inti dalam kelompok diskusi.

6. Kelompok pembicara mempresentasikan hasilnya dalam pleno.

7. Fasilitator inti meminta peserta mengenai aturan pelatihan dan setuju dengan: apa yang harus dan tidak boleh dilakukan selama pelatihan?

15’

10’

15’

10’

10’

30’

15’

Topik 2: Pengenalan ke dalam Proses Pelatihan (Kelas Tematik)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta mampu : mengidentifikasi harapan dan perhatian peserta terhadap pelatihan.membangun kelompok tematik dan dinamika kelompok.mengatur aturan kerja: yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama lokakarya.

metode pelatihan: Kelas tematik, kerja kelompok, presentasi, Q &A

waktu: 60 menit

Lingkungan kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

27

Kelas Tematik

Sesi ini akan dimulai setelah sesi pleno di hari pertama. Ini akan menjadi saat pertama kalinya bagi peserta untuk bertemu antara satu dengan yang lain dalam empat kelas tematik.

1.Fasilitator inti bersama-sama dengan peserta pelatihan meninjau informasi dan mempelajari isinya secara sekilas di hari pertama. menginformasikan kepada peserta bahwa tinjauan tersebut akan dilakukan setiap pagi oleh para peserta.

2.Fasilitator inti meminta harapan dan kekhawatiran peserta pelatihan terhadap pelatihan.

3.Fasilitator inti meminta peserta pelatihan untuk menyetujui aturan kerja.

(Catatan untuk pelatih)

30’

20’

10’

Topik 3: Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan Bidang Tematiknya

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta memahami tujuan proyek dan mampu menunjukkan:

Perbedaan dan persamaan dari status pemerintahan daerah di lima negara proyek; kebutuhan untuk berbagi indormasi dan untuk saling mempelajari antara satu dengan yang lain.ruang lingkup dan pengaturan proyek.4 bidang tematik dari Praktik - praktik terbaik. Praktik - praktik terbaik yang dipilih dan kota-kota percontohan.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya jawab, kerja kelompok

waktu: 90 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart, kartu

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

bagian ini akan dipresentasikan oleh narasumber dari manajemen proyek dELGOSEA.

1. menerangkan latar belakang proyek, mengapa inisiatif jenis ini bisa muncul.

2. dukungan informasi ini dengan perhatian dari Konrad-Adenauer-Stiftung dan Komunitas Eropa pada masalah ini

(Catatan untuk pelatih)

Presentasi 5’

5’

28

4. memberikan gambaran umum tentang status desentralisasi di 5 negara Asia Tenggara; membanding-kannya dengan negara-negara lain.

5.menyimpulkan informasi ini dengan menyajikan dELGOSEA:

Tujuan dan hasil serta kegiatan proyek;mengimplementasikan mitra;Para pemangku kepentingan utama;Negara-negara yang berpartisipasi dalam proyek ini;Tinjauan Praktik - praktik terbaik dan kota-kota percontohan.

6.menjelaskan harapan ToT dari perspektif proyek.

Setelah langkah 5, acara diserahkan kembali kepada fasilitator inti yang selanjutnya memandu peserta pelatihan untuk bekerja dalam kelompok diskusi.

Tugas-tugas kelompok kerja:

Untuk mengidentifikasi situasi saat ini dari pemerintahan daerah yang baik di lima negara-negara proyek (transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam proses pembangunan).

Prosedur kelompok diskusi (kerja kelompok menggunakan metode diskusi):

1.Kelompok kecil memilih fasilitator dan presenter. 2.bagi kelompok menjadi kelompok-kelompok kecil, 5-7

orang per kelompok, jika memungkinkan masing-masing kelompok terdiri dari peserta dari 5 negara yang berbeda.

3.Kelompok Kerja menulis informasi pada kartu meta;batasi diskusi mengenai klarifikasi dan tujuan definisi.

4.Presentasi hasil kerja kelompok. 5.Setelah presentasi kelompok kerja, fasilitator ini

menyimpulkan situasi umum dan perbedaan pemerintah daerah di 5 negara.

15’

15’

5’

Kelompok kerja 45’

29

Topik 4: Pemahaman Dasar Tata Pemerintah Daerah yang Demokratis Bidang Tematik: Kelembagaan pemerintahan Institusional, partisipasi masyarakat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta telah mendapatkan pengetahuan tentang:

Prinsip-prinsip tata pemerintahan daerah yangbaik;Kesimpulan singkat sejarah pada statusdesentralisasi saat ini di 5 negara proyek;definisi dan garis besar dari 4 bidang tematikuntuk tata pemerintahan daerah yang baik.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya Jawab

waktu: 75 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1.Presenter atau narasumber memberikan definisi mengenai pemerintahan daerah yang baik dan menyoroti pemahaman desentralisasi dalam konteks ini di lima negara.

2. Ilustrasikan pengalaman desentralisasi dari negara yang dibangun dan simpulkan pelajaran yang dapat dipelajari.

3.menjelaskan mengapa dELGOSEA memilih 4 bidang tema dan jelaskan setiap tema secara singkat.

4.Presentasikan struktur pemerintahan daerah dan status desentralisasi saat ini di 5 negara.

5.Kelompok diskusi:

Tugas-tugas kelompok diskusi: mengidentifikasi informasi dari 5 negara mengenai

Struktur pemerintahan daerah; Status desentralisasi saat ini.

6.Presentasikan hasil diskusi kelompok dalam sebuah pleno.

7.Fasilitator inti menyimpulkan hasilnya.

10’

10’

10’

10’

20’

10

5’

30

Bagian B. Praktik - praktik terbaik Tata Pemerintahan Daerah yang Demokratis

Topik 5: Pengenalan pada Partisipasi Masyarakat

hasil yang diharapkan:

Setelah sesi ini peserta harus paham mengenai hubungan dinamis demokrasi dan partisipasi masyarakat;demokrasi dan partisipasi masyarakat di Asia tenggara;pemberdayaan sebagai prinsip utama dalam partisipasi masyarakat.

metode pelatihan: Presentasi, diskusi, Tanya jawab.

Time: 120 minutes.

working equipment: Slides, flip chart.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- membangkitkan minat dari para peserta dengan menanyakan secara acak kepada peserta di setiap negara (5 peserta) untuk mengatakan sesuatu mengenai partisipasi rakyat seperti yang mereka alami sendiri. Kemudian fasilitator dapat meminta peserta lainnya untuk berkomentar.

Kedua- Pelatih menjelaskan poin-poin kunci berikut dalam memahami tema.

Pemberdayaan sebagai prinsip kunci dalam partisipasi rakyat, Transparansi dan akuntabilitas sebagai faktor penting dalam pemberdayaan demokrasi,bagaimana mengukur tingkat partisipasi rakyat dalam bP,Peran individu swasta, CSO dan politik lokal dalam keberhasilan menjalankan bP,Tantangan dalam menerapkan partisipasi rakyat.

Pelatih dapat membagi kelompok menjadi kelompok kerja yang berbeda. Setelah kelompok kerja berdiskusi akan terdapat sesi pleno untuk mempresentasikan penemuan dalam kelompok kerja. Untuk kelompok kerja ini akan merumuskan tiga pertanyaan bagi setiap kelompok.

Pertimbangan utama: Pelatih membolehkan pertanyaan-pertanyaan diajukan saat diskusi berlangsung atau hanya pada saat dia selesai menerangkan. harus ada manajemen waktu yang ketat meskipun pada saat yang sama memastikan keterlibatan peserta. yang paling penting adalah bahwa peserta mampu untuk tetap aktif.

30’

30’ Sebutkan program desentralisasi khusus dan reformasi pemerintah daerah di Kamboja, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

60’

Q&A

31

Topik 6: Praktik - praktik Terbaik sebagai Studi Kasus

Topik 6.1: Partisipasi Rakyat dalam Partisipasi Masyarakat untuk PerbaikanWilayah Perumahan Kolektif Lama di Kota Vinh, Vietnam

hasil yang diharapkan: di akhir sesi pelatihan, peserta harus mampu memahami Praktik - praktik terbaik, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang serta pada saat yang sama mampu memfasilitasi konsep transfer. Untuk melihat hasil rinci silakan lihat kurikulum.

metode Pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas tentang permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

waktu: 345 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart, kartu meta

Langkah – langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Presentasi Singkat

Pertama- Narasumber yang mengaitkan bP dengan konsep tema, menyatakan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- membahas Partisipasi rakyat secara rinci dalam Perbaikan wilayah Perumahan Kolektif di Kota Vinh, Vietnam, khususnya yang mencakup hal-hal berikut:

Penjelasan dan kesimpulan dari Praktik - praktik terbaikProyek sebagai sebuah model untuk menjamin pembangun an berkelanjutanProses dan cara yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam mempromosikan partisipasi rakyat,

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

25’

60’

60’

32

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup memahami bP, latihan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dilakukan berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda.

Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek bP?Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya?bagaimana proyek tersebut dilaksanakan?Apa hasil nyata dari proyek tersebut?Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi?Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek?Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda

Kelima- Pelatih menyimpulkan diskusi. dalam proses ini identifikasikan kelompok terbaik dan berikan insentif. Prosedur dan Pertimbangan utama: 1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30

menit.2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk

mengingat poin-poin utama bP. 3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan hasil

dari setiap kelompok.4. Fasilitator dapat mempertimbangkan untuk memberikan

sebuah insentif (hadiah kecil/token)

200’

30’

33

Topik 6.2: Kemitraan Rakyat – Swasta – Publik/People-Private-Public Partnership (PPPP) untuk Memperbaiki Infrastruktur Daerah di Toul Sangke Sangkat/kelompok di Kamboja

hasil yang diharapkan: di akhir sesi pembelajaran peserta pelatihan/peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam merumuskan proyek yang sama dan menggunakannya untuk mempromosikan pembangunan ekonomi lokal dan mempersiapkan lingkungan. hasil rinci dapat dilihat pada kurikulum.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas tentang permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

waktu: 375 menit.

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- Narasumber menghubungkan bP dengan konsep tema, menjelaskan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- membahas rincian dari People-Private-Public Partnership (PPPP) untuk memperbaiki Infrastruktur Lokal di Toul Sangke Sangkat/kelompokdi Kamboja, terutama meliputi hal-hal sebagai berikut:

Penjelasan dan kesimpulan dari praktik - praktik terbaikProyek sebagai sebuah model untuk menjamin pembangunan berkelanjutanProses dan cara yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui intervensi ini.

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup memahami bP, latihan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dilakukan berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda.

25’

60’

60’

200’

34

a. Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek bP?

b. Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya?c. bagaimana proyek tersebut dilaksanakan?d. Apa hasil nyata dari proyek tersebut?e. Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana

pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi?f. Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek?g. Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan

inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?

h. Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?

i. mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?

j. hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda.

Kelima- Pelatih membangun sebuah diskusi. dalam proses mengidentifikasi kelompok terbaik dan memberikan insentif. Prosedur dan Pertimbangan utama: 1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30

menit. 2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk

mengingat poin-poin utama bP. 3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan

hasil dari setiap kelompok. 4. Fasilitator dapat mempertimbangkan untuk memberikan

insentif (hadiah kecil/token)

30’

Topik 6.3: Partisipasi Masyarakat dalam Pembuatan Kebijakan yang Terpusat dan Dipimpin oleh Rakyat dari Khonkaen, Thailand

hasil yang diharapkan:

di akhir sesi pembelajaran peserta pelatihan/peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam merumuskan proyek yang sama dan menggunakannya untuk mempromosikan pembangunan ekonomi lokal dan mempersiapkan lingkungan. hasil rinci dapat dilihat pada kurikulum.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas tentang permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

35

waktu : 375 menit.

Perangkat kerja: Slides, flip chart, kartu meta.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- Narasumber yang mengaitkan bP dengan konsep tema, menyatakan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- mendiskusikan rincian dari Pembuatan Kebijakan Terpusat dan Dipimpin oleh Rakyat dari Khonkaen, Thailand, terutama meliputi hal-hal berikut:

Penjelasan dan kesimpulan dari Praktik - praktik terbaikProyek sebagai sebuah model untuk menjamin pembangunan berkelanjutan Proses dan cara yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui intervensi ini.

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup memahami bP, latihan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dilakukan berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda. a. Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek

bP? b. Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya? c. bagaimana proyek tersebut dilaksanakan? d. Apa hasil nyata dari proyek tersebut? e. Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana

pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi? f. Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek? g. Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan

inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?

h. Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?

i. mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?

j. hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda.

Kelima- Pelatih membangun sebuah diskusi. dalam proses mengidentifikasi kelompok terbaik dan memberikan insentif.

25’

60’

60’

200’

30’

36

Prosedur dan Pertimbangan utama: 1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30

menit. 2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk

mengingat poin-poin utama bP. 3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan

hasil dari setiap kelompok. Fasilitator dapat mempertimbangkan untuk memberikan sebuah insentif (hadiah kecil/token)

Topik 7: Berbagi informasi dan pengalaman dari kelompok tematik untuk semua kelompok

hasil yang diharapkan: Peserta mampu memahami konsep dasar dari Praktik - praktik terbaik dari bidang tematik lainnya;Peserta memahami tantangan dan peluang bP di nesara asalnya;Peserta memahami faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat untuk mengadopsi Praktik - praktik terbaik;Peserta menerima umpan balik dan masukan untuk persiapan konsep transfer yang lebih baik dari peserta lainnya.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 390`

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah - langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan

Peserta diminta untuk mengekspose Praktik - praktik terbaik yang telah mereka tekuni selama pelatihan. Paling tidak terdapat 2 atau 3 Praktik - praktik terbaik dari setiap tema. Terdapat dua praktik dalam topik ini: (1) persiapan visualisasi dan (2) mengekspose Praktik - praktik terbaik dalam pleno, (3) menyimpulkan hasilnya.

Persiapan visualisasi 1. Jelaskan tujuan berbagi informasi.

2. minta peserta untuk memilih 3 praktik terbaik yang akan terdapat di pasar. berikan beberapa petunjuk dalam metode presentasi (menggunakan kartu, slide, flipchart dan lain-lain).

3. bagi kelompok menjadi 3 kelompok kecil, dimana setiap kelompok kecil akan menyiapkan 1 visualisasi praktik terbaik.

(Catatan untuk pelatih)

Kelas tematik 120`

37

1. Setiap kelompok kecil menyiapkan visualisasi pada papan pin (60’).

2. Setiap kelompok kecil mempresentasikan bP dalam pleno untuk mendapatkan umpan balik dari yang lain.

3. Kelompok kecil mengembangkan rangkaian visualisasi sesuai dengan umpan balik yang diterima (apa yang tidak dapat dipahami? Apa yang hilang? Cara presentasi).

Elemen-elemen kunci dari setiap tematikVisualisasi bP:

Fakta-fakta yang relevan dari bP,Situasi sosial-ekonomi dan politik dalam bP kota asal,Permasalahan daerah yang harus ditangani oleh Praktik - praktik terbaik, Pendekatan proyek:

Para pemangku kepentingan dalam model bPTujuan proyek Elemen-elemen utama? Penerapan proyek hasil proyek?

Peluang dan tantangan Faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

4. Persiapan presentasi di tempat penjualan/pasar. memutuskan siapa yang akan mempresentasikan bP dalam kelompok kecil.

Mengekspos Praktik - praktik terbaik dalam pleno 1. Papan pin akan ditempatkan di sudut yang berbeda dalam

ruang pleno. 2. Presentasi berlangsung di dalam kelompok baru yang

mengunjungi. 3. dalam setiap kelompok yang mengunjungi terdapat

sedikitnya 1 atau 2 anggota kelompok lama. 4. Prosedur presentasi:

Setiap kelompok yang mengunjungi akan mengunjungi rangkaian kelompok lain sesuai dengen jadwaldalam setiap kelompok yang mengunjungi, anggota yang mempelajari rangkaian yang dikunjunginya menerangkan ke pengunjung lainKelompok yang mengunjungi membahas hasil dari kelompok yang dikunjunginyaUmpan balik divisualisasikan dalam kartuOrang yang telah mempresentasikan rangkaian akan mendapatkan dan menyimpan kartuSetelah itu kelompok mengunjungi tempat lain

Kelas Umum 180`

60`

30`

38

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi Praktik - praktik Terbaik

Topik 8: Praktik - praktik Pengembangan Konsep Transfer

hasil yang diharapkan: Peserta memahami kebutuhan dan garis besar dari konsep transfer dan pendekatannya; Peserta mengetahui praktik berikutnya, termasuk membangun kapasitas untuk pemangku kepentingan lokal.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 120 menit.

Peralatan kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1.definisi dari konsep transfer; ikhtisar Praktik - praktik/pendekatan untuk pengembangan konsep transfer; dari mulai persiapan sampai implementasi.

2.Peran fasilitator selama pengembangan konsep.

3.Pengembangan konsep transfer:

definisi tujuan, hasil, dan keluaran

Pengembangan rencana tindakan;

definisi indikator;

Penilaian resiko dan pengelolaan resiko

Ketahanan dan dampak

4.Pelatihan untuk para Pemangku kepentingan lokal

Analisis kebutuhan pelatihan;

Pengembangan kurikulum.

5.Pengungkapan pendapat mengenai praktik selanjutnya setelah ToT.

15`

10`

50`

30`

15`

39

Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan Replikasi Praktik - praktik Terbaik

hasil yang diharapkan: Peserta memahami kebutuhan pemantauan proyek;Peserta memahami prasyarat untuk menyiapkan sistem pemantauan;Peserta dilatih untuk melaporkan selama misi pemantauan.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara

waktu: 180 menit.

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Praktik - praktik untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1. definisi dari pemantauan proyek internal dan tujuannya.

2. Kondisi awal untuk keberhasilan pemantauan.

3. menerangkan skema pemantauan.

4. Pemantauan oleh fasilitator dan dalam kota percontohan.

5. Pelaporan dan pengenalan ke dalam template.

6. Kerja kelompok: satu fasilitator dan satu wakil dari kota percontohan mensimulasikan kunjungan pemantauan; ubah rekannya setelah 25 menit

7. diskusi/catatan akhir

10`

10`

15`

15`

20`

100`

10`

40

II.B. PEDOMAN PELATIhAN uNTuK TATA

PEMERINTAhAN INSTITuSIONAL

dAFTAr ISI

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses .................. 41

Pelatihan

• Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Umum) ......... 41

• Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Tematik) ....... 42

• Topik 3: Pengenalan Rancangan Proyek dan .................... 43

bidang Tematiknya

• Topik 4: Pemahaman dasar Pemerintahan Daerah ............. 44

yang demokratis (bidang tematik: Tata

Pemerintahan institusional, partisipasi rakyat,

manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik dari Pemerintahan Daerah ..... 45

yang Demokratis

• Topik 5: Pengenalan tematik Tata Pemerintahan Institusional 45

• Topik 6: Praktik - praktik terbaik sebagai Studi kasus ....... 47

• Topik 6.1 E-Government sebagai sebuah ......... 47

terobosan untuk meningkatkan

Kinerja dan Layanan Pemerintah

(yogyakarta, Indonesia)

• Topik 6.2 Inovasi Kelembagaan Publik di Kota 48

Lang Son, Vietnam

• Topik 6.3 Tata Pemerintahan melalui ............. 50

Kemitraan antara Kotamadya

dan masyarakat (Prik, Thailand)

• Topik 7: Berbagi informasi dan pengalaman dari .............. 51

kelompok tematik untuk semua kelompok

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi …......……… 54

Praktik - praktik Terbaik

• Topik 8: Praktik - praktik untuk Pengembangan ............... 54

Konsep Transfer

• Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan Replikasi ................ 55

Praktik - praktik Terbaik

41

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses Pelatihan

Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas umum)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta: Saling mengenal satu dengan yang lain; memahami tujuan pelatihan, pendekatan dan agenda; memahami peran fasilitator; Setuju dengan aturan pelatihan

metode pelatihan: Kelas umum, pengembangan tim, permainan, presentasi, Tanya Jawab

waktu: 145 menit

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Sesi Kelas Umum

1. Fasilitator utama memberikan salam dan ucapan selamat datang kepada peserta; mungkin diperlukan waktu untuk ‘ice breaking’.

2. Fasilitator utama mengenalkan tim pelatih yang dikelompokkan untuk setiap bidang tematik.

3. Fasilitator utama memfasilitasi peserta untuk saling mengenal antara satu dengan yang lain.

Catatan: di meja pendaftaran, peserta diminta untuk menulis nama panggilan dan negara asal mereka pada sebuah kartu dan disematkan di bagian tubuh mereka yang dapat dilihat dengan mudah oleh yang lain.

metode: peserta mencari pasangan dan saling mengenalkan diri, menuliskan nama, negara, dan institusi dalam sebuah kartu.

4. Fasilitator inti menerangkan tujuan pelatihan.

5. Fasilitator inti menerangkan agenda dan pendekatan pelatihan.

6. Fasilitator inti menerangkan peran peserta setelah pelatihan.

7.Fasilitator inti meminta peserta untuk mengeksplorasi apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan sebagai seorang fasilitator inti dalam kelompok pembicara.

(Catatan untuk pelatih)

10’

5’

40’

10’

15’

10’

10’

42

1.Kelompok pembicara mempresentasikan hasilnya dalam pleno.

2. Fasilitator inti menanyakan kepada peserta mengenai aturan pelatihan dan meminta menyetujuinya: apa yang harus dan tidak harus dilakukan selama pelatihan?

30’

15’

Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Tematik)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta mampu untuk : mengidentifikasi harapan dan kekhawatiran peserta pada pelatihan.membangun kelompok tematik dan kelompok dinamis.menyiapkan aturan kerja: yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama lokakarya.

metode pelatihan: Kelas tematik, kelompok kerja, presentasi, Tanya Jawab

waktu: 60 menit

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, marker

Praktik - praktik untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Kelas tematik

Sesi ini akan dimulai setelah sesi pleno di hari pertama. Ini akan menjadi saat pertama kalinya peserta saling bertemu dalam empat kelas tematik.

1. Fasilitator inti bersama-sama dengan peserta pelatihan mereview informasi dan wawasan pembelajaran dari hari pertama secara singkat. Informasikan kepada peserta bahwa review tersebut akan diadakan setiap pagi oleh peserta.

2. Fasilitator inti menanyakan harapan dan kepedulian peserta pelatihan mengenai pelatihan.

3. Fasilitator inti meminta peserta pelatihan untuk menyetujui aturan kerja.

(Catatan untuk pelatih)

30’

20’

10’

43

Topik 3: Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan Bidang Tematiknya

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta memahami tujuan proyek dan mampu memperlihatkan:

Perbedaan dan persamaan status pemerintahan daerah di lima negara proyek; kebutuhan untuk berbagi informasi dan untuk saling mempelajari antara satu dengan yang lain;ruang lingkup dan persiapan proyek;4 bidang tematik praktik - praktik terbaik;Praktik terbaik yang dipilih dan kota-kota percontohan.

metode Pelatihan: Presentasi, Tanya jawab, kelompok dengar

waktu: 90 menit

Perangkat kerja: Slides, flip chart, kartu

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

bagian ini akan dipresentasikan oleh narasumber dari manajemen proyek dELGOSEA.

1. Terangkan latar belakang proyek, mengapa inisiatif jenis ini bisa muncul.

2. dukungan informasi ini dengan perhatian dari Konrad-Adenauer-Stiftung dan Komunitas Eropa pada masalah ini.

3. memberikan gambaran umum tentang status desentralisasi di 5 negara Asia Tenggara; membandingkannya dengan negara-negara lain.

1. menyimpulkan informasi ini dengan menyajikan dELGOSEA:

Tujuan dan hasil serta kegiatan proyek;mengimplementasikan mitra;Para pemangku kepentingan utama;Negara-negara yang berpartisipasi dalam proyek ini;Tinjauan Praktik - praktik terbaik dan kota-kota percontohan.

2. Jelaskan harapan ToT dari perspektif proyek.

3.Setelah praktik 5, fasilitator inti mengambil dasar dari narasumber dan memandu peserta pelatihan untuk bekerja dalam kelompok diskusi.

(Catatan untuk pelatih)

Presentasi 5’

5’

15’

15’

5’

44

Tugas-tugas kelompok kerja:

Untuk mengidentifikasi situasi saat ini dari pemerintahan daerah yang baik di lima negara-negara proyek (transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam proses pembangunan).

Prosedur kelompok diskusi (kerja kelompok menggunakan metode diskusi):

1. Kelompok kecil memilih fasilitator dan presenter.2. bagi kelompok menjadi kelompok-kelompok kecil, 5-7

orang per kelompok, jika memungkinkan masing-masing kelompok terdiri dari peserta dari 5 negara yang berbeda.

3. Kerja kelompok menulis informasi pada kartu meta;batasi diskusi mengenai klarifikasi dan tujuan definisi.

4. Presentasi hasil kerja kelompok. 5. Setelah presentasi kelompok kerja, fasilitator ini

menyimpulkan situasi umum dan perbedaan pemerintah daerah di 5 negara.

working group 45’

Topik 4: Pemahaman Dasar Pemerintah Daerah yang Demokratis (Bidang Tematik: Tata pemerintahan institusional, partisipasi masyarakat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta telah mendapatkan pengetahuan tentang:

Prinsip-prinsip tata pemerintahan daerah yang baik;Kesimpulan singkat sejarah status desentralisasi saat ini di 5 negara proyek;definisi dan garis besar dari 4 bidang tematik untuk tata pemerintahan daerah yang baik.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya Jawab

waktu: 75 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

45

1. Presenter atau narasumber memberikan definisi mengenai pemerintahan daerah yang baik dan menyoroti pemahaman desentralisasi dalam konteks ini di lima negara.

2. Ilustrasikan pengalaman desentralisasi dari negara yang dibangun dan simpulkan pelajaran yang dapat dipelajari.

3. Terangkan mengapa dELGOSEA memilih 4 bidang tema dan jelaskan setiap tema secara singkat.

4. Presentasikan struktur pemerintahan daerah dan status desentralisasi saat ini di 5 negara.

5. Kelompok diskusi:

Tugas-tugas kelompok diskusi: mengidentifikasi informasi dari 5 negara mengenai

Struktur pemerintahan daerah; Status desentralisasi saat ini.

6. Presentasikan hasil diskusi kelompok dalam sebuah pleno.

7. Fasilitator inti menyimpulkan hasilnya.

10’

10’

10’

10’

20’

10

5’

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik Tata Pemerintahan Daerah yang Demokratis

Topik 5: Pengenalan Terhadap Tematik Tata Pemerintahan Institusional

hasil yang diharapkan:

Setelah sesi ini, peserta mampu memahami mengenai: Struktur kelembagaan dan administrasi daerah di limanegara, yaitu Kamboja, Indonesia, Philipina, Thailand, VietnamPedoman-pedoman/elemen-elemen dalam mencapai efektivitas kelembagaan bagi tata pemerintahan daerah dan demokrasiPendekatan berbagai pemangku kepentingan

metode pelatihan: Tukar pendapat, Presentasi, Tanya Jawab.

waktu: 120 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

46

Setengah hari dari 3 hari pertama dikhususkan untuk latihan campuran.

Pertama, pelatih atau narasumber merekap apa yang sudah dibahas dalam sesi umum dan tukar pendapat mengenai struktur kelembagaan dan administrasi daerah di lima negara. Tulislah semua poin utama yang dikumpulkan dari setiap negara dalam flipchart dan mewakili administrator pemerintahan daerah di 5 negara untuk menggambarkan apa yang telah dikatakan oleh peserta-peserta dari negara-negara yang bersangkutan.

Kedua, fasilitator/pelatih akan memperlihatkan slide mengenai:

Pedoman-pedoman/elemen-elemen dalam mencapai efektivitas kelembagaan bagi pemerintahan daerah dan demokrasiTransparansi dan akuntabilitas sebagai prinsip utama bagi pemerintahan kelembagaan, sistem keluhan, dan Konsep Ombudsman Sebutkan contoh-contoh khusus dari negara-negara berbeda dan tunjukkan manual Praktek Partisipasi Pemerintah daerah FCm dari Kotamadya-kotamadya di Kanada

Ketiga, peserta diminta berpasangan dan memperlihatkan minimal 8 hal yang merupakan elemen-elemen terpenting dalam mencapai efektivitas kelembagaan melalui arti demokrasi.

Para fasilitator mengkonsolidasikan elemen-elemen tersebut untuk digunakan di sesi berikutnya pada saat membahas studi kasus.

30’

60’

30’

47

Topik 6 Praktik - praktik Terbaik sebagai Studi Kasus

Topik 6.1 E-Government sebagai Terobosan untuk Meningkatkan Kinerja dan Layanan Pemerintah (yogyakarta, Indonesia)

hasil yang diharapkan:

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

memahami bP, mengidentifikasi pembelajaran dan peluang untuk mereplikasi bP; dan memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

Penjelasan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum memulai proyek (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana tantangan itu dilewati, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 360`

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Langkah 1 – Pelatih/narasumber menjelaskan keterkaitan antara konsep utama kerangka kerja konseptual dan bP.

Langkah 2 – Pelatih atau narasumber membuat presentasi singkat mengenai Proyek E-Government Project di Kota yogyakarta, Indonesia (slide dihasilkan dari buku teks sedangkan peserta diberikan teks lengkap bP) yang menitikberatkan pada hal-hal berikut:

30’

30’

48

1. Penjelasan dan kesimpulan Praktik - praktik terbaik,2. Proyek E-Government sebagai model untuk mencapai

efektivitas pemerintahan institusional,3. bagaimana inisiatif diimplementasikan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan?

Langkah 3 – Peserta membaca penjelasan bP.

Langkah 4 – Kelompok Kerja–tugasnya adalah: mengumpulkan/mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan dengan bP.menganalisa situasi kota asal dari bP:

Apa situasi sosial ekonomi dan politik di kota asal bP?Apa permasalahan lokal yang coba diatasi oleh Proyek E-Government?

menganalisa pendekatan proyek: Siapa para pemangku kepentingan dalam model bP Apa tujuan dari proyek? Apa elemen-elemen utamanya?bagaimana Proyek diimplementasikan?Apa hasil dari Proyek?

Identifikasi peluang dan tantangan.

Para fasilitator memfasilitasi sesi selama satu hari penuh dan memungkinkan peserta untuk memahami bP seperti metode pelatihan dan kemampuan fasilitasi.

60’

60’ 30’

30’ pleno

30’ 30’ pleno

30’ 30’ pleno

Topik 6.2 Inovasi Kelembagaan Publik di Kota Long Son, Vietnam

hasil yang diharapkan: di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang & peluang untuk mereplikasi bP; dan memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

49

minta setiap kelompok untuk menjelaskan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum proyek dimulai (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana melewati tantangan itu, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi haterdap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 390`

Perangkat kerja: bP, slide, flip chart, kartu meta.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Langkah 1 – Siapkan teks lengkap dari bP kota Lang Son untuk semua peserta.

Langkah 2 – Peserta memilih dua fasilitator di antara mereka.

Langah 3 – Peserta membaca penjelasan bP.

Langkah 4 – Kelompok kerja– Tugas-tugasnya adalah : mengumpulkan/mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan mengenai bP.menganalisa situasi di kota asal bP:

Apa situasi sosial ekonomi dan politik di kota asal bP? Apa permasalahan daerah yang coba diatasi oleh manajemen proyek pedagang kaki lima?

menganalisa pendekatan proyek: Siapa saja para pemangku kepentingan dalam model bP Apa tujuan proyek? Apa elemen-elemen utamanya?bagaimana proyek diimplementasikan?Apa hasil dari Proyek?

mengidentifikasi peluang dan tantangan:mengidentifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

Langkah 5 – Pelatih/narasumber mengobservasi dengan ketat fasilitasi dan peserta kelompok kerja dan menyimpulkan hasil lokakarya dan menilai kemampuan fasilitasi wakil/fasilitator kelompok.

5’

5’

60’

30’ 60’ 30’ pleno

60’ 30’ pleno

30’ 30’ pleno

50’

50

Topik 6.3 Pemerintahan melalui Kemitraan Antara Kotamadya dan Masyarakat (Prik, Thailand)

hasil yang diharapkan: di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk:

memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang untuk mereplikasi bP; dan memiliki kemampuan fasilitasi yang diperoleh.

metode pelatihan: menggunakan metode ‘fishbowl’ yaitu metode mendengarkan yang berguna untuk mendapatkan pandangan yang terinci dan informasi dari kelompok pelatihan yang terdiri dari banyak orang; dan konsolidasi respon.

waktu: 180`

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Langkah 1 – Peserta membaca versi lengkap dari bP.

Langkah 2 – Pendekatan fish bowl bentuk dua lingkaran – satu lingkaran berada di dalam.Pelatih menjadi bagian dari lingkaran dalam untuk memfasilitasi dan meminta peserta di lingkaran dalam satu per satu untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan:

Permasalahan yang dihadapi oleh kotamadya, dan isi dari bP,rancangan dan proses implementasi bP,Tahap-tahap utama,Pelopor inisiatif/bP,Para pemangku kepentingan yang bersangkutan,Pencapaian utama,Faktor-faktor keberhasilan dan ketahanan.

60’

120’

51

beberapa Pertanyaan Panduan meliputi:Apa permasalahan daerah yang ditunjukkan oleh Studi Kasus bP? Apa tujuan dari Proyek? Apa elemen-elemen utamanya? bagaimana proyek diimplementasikan?Apa hasil dari Proyek?bandingkan dan tentukan aspek-aspek utama dalam mempromosikan efektivitas pemerintahan institusional dari kasus sampai pada 12 pedoman yang dibahas.Apa tantangan dan/atau batasan dari Proyek yang dapat anda identifikasi? Jelaskan bagaimana mereka ditunjukkan dalam proyek. Apa pelajaran utama yang dapat anda gambarakan dari studi kasus ini yang akan berguna dalam proyek serupa di masa yang akan datang?Jelaskan Praktik - praktik yang harus diambil untuk mereplikasi proyek yang serupa dalam pemerintahan daerah anda. Untuk metode ‘fish bowl’ ini, peserta yang ada di lingkaran dalam akan diganti dengan peserta dari lingkaran luar jika peserta tersebut sudah tidak memiliki tanggapan lagi.

Topik 7: Berbagi informasi dan pengalaman kelompok tematik untuk semua kelompok.

hasil yang diharapkan:

Peserta mampu memahami konsep dasar dari Praktik - praktik terbaik dari bidang tematik lainnya;Peserta memahami tantangan dan peluang bP di nesara asalnya;Peserta memahami faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat untuk mengadopsi Praktik - praktik terbaik;Peserta menerima umpan balik dan masukan untuk persiapan konsep transfer yang lebih baik dari peserta lainnya.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu : 390`

Perangkat Kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

52

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Peserta diminta untuk mengekspos Praktik - praktik terbaik yang telah mereka tekuni selama pelatihan. Paling tidak akan terdapat 2 atau 3 Praktik - praktik terbaik dari setiap tema. Terdapat dua praktik dalam topik ini: (1) persiapan visualisasi dan (2) mengekspose Praktik - praktik terbaik dalam pleno, (3) menyimpulkan hasilnya.

Persiapan visualisasi

1. Jelaskan tujuan berbagi informasi.

2. minta peserta untuk memilih 3 praktik terbaik yang akan terdapat di pasar. berikan beberapa petunjuk dalam metode presentasi (menggunakan kartu, slide, flipchart dan lain-lain).

3. bagi kelompok menjadi 3 kelompok kecil, dimana setiap kelompok kecil akan menyiapkan 1 visualisasi praktik terbaik.

4. Setiap kelompok kecil menyiapkan visualisasi pada papan pin (60’).

5. Setiap kelompok kecil mempresentasikan bP dalam pleno untuk mendapatkan umpan balik dari yang lain.

6. Kelompok kecil mengembangkan rangkaian visualisasi sesuai dengan umpan balik yang diterima (apa yang tidak dapat dipahami? Apa yang hilang? Cara presentasi).

(Catatanuntuk pelatih)

Kelas tematik 120`

53

Elemen-elemen kunci dari setiap tematikVisualisasi bP:

Fakta-fakta yang relevan dari bP,Situasi sosial-ekonomi dan politik dalam bP kota asal,Permasalahan daerah yang harus ditangani oleh Praktik- praktik terbaik, Pendekatan proyek:

Para pemangku kepentingan dalam model bPTujuan proyek Elemen-elemen utama? Penerapan proyek hasil proyek?

Peluang dan tantangan Faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

1. Persiapan untuk presentasi di pasar. memutuskan siapa yang akan mempresentasikan bP dalam kelompok kecil.

Mengekspos Praktik - praktik terbaik dalam pleno

1.Papan pin akan ditempatkan di sudut yang berbeda dalam ruang pleno.

2.Presentasi akan berlangsung di dalam kelompok baru yang mengunjungi.

3.dalam setiap kelompok yang mengunjungi terdapat sedikitnya 1 atau 2 anggota setiap kelompok lama.

4.Prosedur presentasi:Setiap kelompok yang berkunjung akan mengunjungi rangkaian kelompok lain sesuai dengan jadwaldalam setiap kelompok yang berkunjung, anggota yang mempelajari rangkaian yang dikunjunginya menerangkan ke pengunjung lainnyaKelompok yang mengunjungi membahas hasil dari kelompok yang dikunjunginyaUmpan balik divisualisasikan dalam kartuOrang yang telah mempresentasikan rangkaian akan mendapatkan dan menyimpan kartuSetelah itu kelompok mengunjungi tempat lain

Kelas Umum 180`

60`

30`

54

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi Praktik - praktik Terbaik

Topik 8: Praktik - praktik untuk Pengembangan Konsep Transfer

hasil yang diharapkan: Peserta memahami kebutuhan dan garis besar dari konsep transfer dan pendekatannya; Peserta mengetahui praktik berikutnya, termasuk membangun kapasitas untuk pemangku kepentingan lokal.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 120 menit.

Peralatan kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1. definisi dari konsep transfer; ikhtisar Praktik - praktik/pendekatan untuk pengembangan konsep transfer; dari mulai persiapan sampai implementasi.

2. Peran fasilitator selama pengembangan konsep.

3. Pengembangan konsep transfer:

definisi tujuan, hasil, dan keluaran

Pengembangan rencana tindakan;

definisi indikator;

Penilaian resiko dan pengelolaan resiko

Ketahanan dan dampak

4. Pelatihan untuk para Pemangku kepentingan lokal

Analisis kebutuhan pelatihan;

Pengembangan kurikulum.

5. Pengungkapan pendapat mengenai praktik selanjutnya setelah ToT.

15`

10` 50`

30`

15`

55

Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan Replikasi Praktik - praktik Terbaik

hasil yang diharapkan: Peserta memahami kebutuhan pemantauan proyek;Peserta memahami prasyarat untuk menyiapkan sistem pemantauan;Peserta dilatih untuk melaporkan selama misi pemantauan .

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara

waktu: 180 menit.

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah - langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1.definisi pemantauan proyek internal dan tujuannya.

2.Kondisi awal untuk keberhasilan pemantauan.

3.menerangkan skema pemantauan.

4.Pemantauan oleh fasilitator dan dalam kota percontohan.

5.Pelaporan dan pengenalan ke dalam template.

6.Kerja kelompok: satu fasilitator dan satu wakil dari kota percontohan mensimulasikan kunjungan pemantauan; ubah rekannya setelah 25 menit

7.diskusi/catatan akhir

10`

10`

15`

15`

20`

100`

10`

56

II.C. PEDOMAN PELATIhAN uNTuK LINGKuNGAN

PERKOTAAN

dAFTAr ISI

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses .................. 57 Pelatihan • Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Umum) ......... 57 • Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Tematik) ....... 58 • Topik 3: Pengenalan Rancangan Proyek dan .................... 59 bidang Tematiknya • Topik 4: Pemahaman Dasar Mengenai Pemerintahan ........ 60 daerah yang demokratis (bidang tematik: Tata Pemerintahan institusional, partisipasi rakyat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan) Bagian B. Praktik - praktik Terbaik Tata Pemerintahan Daerah ... 61 yang Demokratis • Topik 5: Pengenalan terhadap bidang tematik: ................ 61 Lingkungan Perkotaan Inklusif dengan Fokus pada Lingkungan Perkotaan • Topik 6: Praktik - praktik Terbaik sebagai Studi Kasus ....... 63 • Topik 6.1 Konstruksi lahan basah untuk .......... 63 Pengelolaan Air Limbah Perkotaan di Kota Udonthani, Thailand • Topik 6.2 Kota Rendah Karbon, Kota ….....……… 66 muangklang, Thailand • Topik 6.3 Dewan Koordinasi Bencana Alam ..…… 68 Kota Olongapo, Filipina • Topik 6.4 Proyek Marikina Eco Savers di Kota … 70 marikina, Filipina • Topik 7: Berbagi informasi dan pengalaman .................... 72 kelompok tematik untuk semua kelompok

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi ….......……… 75 Praktik - praktik Terbaik • Topik 8: Praktik - praktik untuk Pengembangan .............. 75 Konsep Transfer • Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan Replikasi ................. 76 Praktik - praktik Terbaik

57

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses Pelatihan

Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas umum)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta: Saling mengenal satu dengan yang lain; memahami tujuan, pendekatan dan agenda pelatihan; memahami peran fasilitator;Setuju dengan aturan pelatihan secara keseluruhan.

metode pelatihan: Kelas umum, tim building, permainan, presentasi, Q& A

Time: 145 menit

working equipment: Slide, in focus, flip chart, penanda

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Sesi kelas umum

1. Fasilitator inti menyapa dan menyambut para peserta; mungkin diperlukan hiburan.

2. Fasilitator inti mengenalkan tim pelatih yangdikelompokkan per bidang tematik.

3. Fasilitator inti memfasilitasi peserta untuk saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lain.

Catatan: di meja pendaftaran, peserta diminta menuliskan nama panggilan mereka dan negara asal mereka pada sebuah kartu dan menempelkannya di salah satu bagian dari tubuh mereka yang mudah dilihat oleh yang lainnya.

metode: peserta mencari pasangannya dan saling mengenalkan diri, menuliskan nama, negara, dan lembaganya pada sebuah kartu.

1. Fasilitator inti menerangkan tujuan pelatihan.

2. Fasilitator inti menerangkan agenda pelatihan dan pendekatan pelatihan.

3. Fasilitator inti menerangkan peran peserta setelah pelatihan.

4. Fasilitator inti meminta peserta untuk mengeksplorasi apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang fasilitator inti dalam kelompok diskusi.

(Catatan untuk pelatih)

10’

5’

40’

10’

15’

10’

10’

30’

58

1. Kelompok pembicara mempresentasikan hasilnya dalam pleno.

2. Fasilitator inti meminta peserta mengenai aturan pelatihan dan setuju dengan: apa yang harus dan tidak boleh dilakukan selama pelatihan?

15’

Topik 2: Pengenalan terhadap Proses Pelatihan (Kelas Tematik)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta mampu : mengidentifikasi harapan dan perhatian peserta terhadap pelatihan.membangun kelompok tematik dan dinamika kelompok.mengatur aturan kerja: yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama lokakarya.

metode pelatihan: Kelas tematik, kerja kelompok, presentasi, Q &A

waktu: 60 menit

Lingkungan kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Kelas Tematik

Sesi ini akan dimulai setelah sesi pleno di hari pertama. Ini akan menjadi saat pertama kalinya bagi peserta untuk bertemu antara satu dengan yang lain dalam empat kelas tematik.

1. Fasilitator inti bersama-sama dengan peserta pelatihan meninjau informasi dan mempelajari isinya secara sekilas di hari pertama. menginformasikan kepada peserta bahwa tinjauan tersebut akan dilakukan setiap pagi oleh para peserta.

2. Fasilitator inti meminta harapan dan kepedulian peserta pelatihan terhadap pelatihan.

3. Fasilitator inti meminta peserta pelatihan untuk menyetujui aturan kerja.

(Catatan untuk Pelatih)

30’

20’

10’

59

Topik 3: Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan Bidang Tematiknya

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta memahami tujuan proyek dan mampu menunjukkan:

Perbedaan dan persamaan dari status pemerintahan daerah di lima negara proyek; kebutuhan untuk berbagi indormasi dan untuk saling mempelajari antara satu dengan yang lain.ruang lingkup dan pengaturan proyek.4 bidang tematik dari Praktik - praktik terbaik. Praktik - praktik terbaik yang dipilih dan kota-kota percontohan.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya jawab, kerja kelompok

waktu: 90 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart, kartu

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

bagian ini akan dipresentasikan oleh narasumber dari manajemen proyek dELGOSEA.

1. Terangkan latar belakang proyek, mengapa inisiatif jenis ini bisa muncul.

2. dukungan informasi ini dengan perhatian dari Konrad-Adenauer-Stiftung dan Komunitas Eropa pada masalah ini.

3. memberikan gambaran umum tentang status desentralisasi di 5 negara Asia Tenggara; membandingkannya dengan negara-negara lain.

4. menyimpulkan informasi ini dengan menyajikan dELGOSEA:

Tujuan dan hasil serta kegiatan proyek;mengimplementasikan mitra;Para pemangku kepentingan utama;Negara-negara yang berpartisipasi dalam proyek ini;Tinjauan Praktik - praktik terbaik dan kota-kota percontohan.

5. Jelaskan harapan ToT dari perspektif proyek.

Setelah praktik 5, fasilitator inti mengambil alih acara dari narasumber dan memandu peserta pelatihan untuk bekerja dalam kelompok diskusi.

(Catatan untuk pelatih)

Presentasi 5’

5’

15’

15’

5’

60

Tugas-tugas kelompok kerja:

Untuk mengidentifikasi situasi saat ini dari pemerintahan daerah yang baik di lima negara-negara proyek (transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam proses pembangunan).

Prosedur kelompok diskusi (kerja kelompok menggunakan metode diskusi):

1. Kelompok kecil memilih fasilitator dan presenter.

2. bagi kelompok menjadi kelompok-kelompok kecil, 5-7 orang per kelompok, jika memungkinkan masing-masing kelompok terdiri dari peserta dari 5 negara yang berbeda

3. Kerja kelompok menulis informasi pada kartu meta;batasi diskusi mengenai klarifikasi dan tujuan definisi.

4. Presentasi hasil kerja kelompok.

5. Setelah presentasi kelompok kerja, fasilitator ini menyimpulkan situasi umum dan perbedaan pemerintah daerah di 5 negara.

Kelompok kerja 45’

Topik 4: Pemahaman Dasar mengenai Tata Pemerintahan Daerah yang Demokratis (Bidang Tematik: Pemerintahan Institusional, partisipasi rakyat, manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta telah mendapatkan pengetahuan tentang:

Prinsip-prinsip pemerintahan daerah yang baik;Kesimpulan singkat sejarah pada status desentralisasi saat ini di 5 negara proyek;definisi dan garus besar dari 4 bidang tematik untuk pemerintahan daerah yang baik.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya Jawab

waktu: 75 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart

Langkah - langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

61

1.Presenter atau narasumber memberikan definisi mengenai tata pemerintahan daerah yang baik dan menyoroti pemahaman desentralisasi dalam konteks ini di lima negara.

2. Ilustrasikan pengalaman desentralisasi dari negara yang dibangun dan simpulkan pelajaran yang dapat dipelajari.

3.Terangkan mengapa dELGOSEA memilih 4 bidang tema dan jelaskan setiap tema secara singkat.

4.Presentasikan struktur pemerintahan daerah dan status desentralisasi saat ini di 5 negara.

5.Kelompok diskusi:

Tugas-tugas kelompok diskusi: mengidentifikasi informasi dari 5 negara mengenai

Struktur pemerintahan daerah; Status desentralisasi saat ini.

6.Presentasikan hasil diskusi kelompok dalam sebuah pleno.

7.Fasilitator inti menyimpulkan hasilnya.

10’

10’

10’

10’

20’

10

5’

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik Tata Pemerintahan Daerah yang Demokratis

Topik 5: Pengenalan terhadap Bidang Tematik: Lingkungan Perkotaan Inklusif dengan Fokus pada Lingkungan Perkotaan

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta harus memiliki pengetahuan sebagai berikut:

Peran penting pemerintah daerah di lingkungan perkotaan;Politik, ekonomi dan dampak sosial dari lingkungan perkotaan;memahami tantangan dan peluang lingkungan perkotaan dalam kerangka desentralisasi; Pentingnya perencanaan komprehensif untuk pemerintahan daerah bagi faktor di lingkungan perkotaan dalam program dan kebijakannya;memasukkan lingkungan perkotaan dalam kebijakan lokal;manfaat bagi para pemangku kepentingan (penduduk setempat dan swasta) dalam penerapan kebijakan dan program.

62

metode Pelatihan: Presentasi, Tanya Jawab.

waktu: 125`

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta.

Langkah - langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- munculkan minat dari para peserta dengan meminta peserta dari setiap negara (5 negara) secara acak untuk menyampaikan sesuatu di Lingkungan Perkotaan seperti yang mereka alami sendiri. Kemudian fasilitator meminta masing-masing peserta untuk berkomentar.

Kedua- Pelatih menjelaskan poin-poin utama dalam memahami tema.

Peran penting pemerintah daerah di Lingkungan Perkotaan:Inti dari desentralisasi adalah untuk meningkatkan pemerintahan khususnya melalui keterlibatan pemerintah lokal dalam merumuskan dan mengimplementasikan inisiatif-inisiatif dan kebijakan-kebijakan kunci.Pemerintah daerah sebagai hasilnya kini menyadari peran penting yang mereka mainkan dalam pemerintahan, khususnya dalam pembangunan berkelanjutan.

Politik, Ekonomi dan juga dampak sosial dari Lingkungan Perkotaan:

Lingkungan Perkotaan adalah patokan dari inisiatif apa saja yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pembangunan berkelanjutan memerlukan pertimbangan berbagai faktor yang saling bergantung yang berpengaruh pada layanan publik yang diberikan.

Pentingnya rencana komprehensif untuk pemerintah daerah dan untuk faktor di Lingkungan Perkotaan dalam program dan kebijakannya:

Pemerintah lokal harus memiliki rencana komprehensif yang rinci mengenai bagaimana hal ini dimaksudkan untuk mencapai titik tertentu.rencana harus cukup komprehensif untuk melihat bagaimana setiap poin berpengaruh terhadap poin yang lain, melihat ke dalam komponen-komponen yang berbeda dari lingkungan perkotaan.

Pentingnya insentif bagi para pemangku kepentingan dalam menerapkan kebijakan dan program-program:

Keterlibatan para pemangku kepentingan adalah integral terhadap keberhasilan inisiatif mempromosikan partisipasi dan kerjasama melalui kepemilikan dan keterlibatan.

30’

45’

menyebutkankasus-kasus tertentu di Kamboja,Thailand,Indonesia,Vietnam dan Philipina.

Pengalaman dari 5 negara SEA dimana desentralisasitelahberkontribusi terhadappeningkatan dalamalokasi sumber daya lokal, akuntabilitas,partisipasi padapemerintahan daerah, & memberikanlayanan yang lebih baik.

63

Ketiga- Forum Terbuka (Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta).

Keempat- Pelatih menyimpulkan diskusi yang mencatat poin-poin utama dan menyoroti konsep inti

Pertimbangan utama: Pelatih bisa memperbolehkan peserta mengajukan pertanyaan saat diskusi berjalan atau hanya pada saat ketika dia selesai menjelaskan. harus ada manajemen waktu yang ketat pada saat yang sama harus memastikan keterlibatan peserta. yang paling penting adalah bahwa peserta dapat tetap aktif.

40’

10’

Topik 6 Praktik - praktik Terbaik sebagai Studi Kasus

Topik 6.1: Konstruksi Lahan Basah untuk Pengolahan Air Limbah Perkotaan, Kota udonthani, Thailand

hasil yang diharapkan:

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Sesi ini bertujuan untuk menanamkan hal-hal sebagai berikut:

Pentingnya lingkungan perkotaan untuk setiap dan seluruh inisiatif dari pemerintah daerah, seperti termasuk perhatian terhadap lingkungan dalam perencanaan perkotaan merupakan prasyarat untuk keberhasilan dalam menyediakan pelayanan publik perkotaan inklusif; Perlunya rencana yang komprehensif dimana kepedulian terhadap lingkungan perkotaan memainkan peranan yang signifikan;demonstrasi saling ketergantungan antara lingkungan perkotaan dengan tujuan yang dikembangkan serta pentingnya partisipasi inklusif dari para pemangku kepentingan.

64

metode Pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

minta setiap kelompok untuk menjelaskan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum memulai proyek (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana tantangan itu dilewati, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 210 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- Narasumber yang mengaitkan bP dengan konsep tema, menyatakan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- rincian dari Konstruksi lahan basah untuk proyek Pengelolaan Air Limbah Perkotaan di Kota Udonthani, Thailand akan didiskusikan, terutama mencakup hal-hal berikut:

Penjelasan dan kesimpulan dari Praktik - praktik terbaikProyek sebagai sebuah model untuk menjamin pembangunan berkelanjutanProses dan cara yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui intervensi.

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup memahami bP, harus dilakukan latihan kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda.

15’

30’

60’

90’

65

Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek Konstruksi Lahan basah?Apa tujuan utama Proyek dan apa fitur utamanya?bagaimana proyek tersebut dilaksanakan?Apa hasil nyata dari proyek tersebut?Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi?Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek?Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda

Kelima- Pelatih menyimpulkan diskusi. dalam proses ini identifikasikan kelompok terbaik dan berikan insentif.

Prosedur dan Pertimbangan utama: 1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30

menit.2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk

mengingat poin-poin utama bP. 3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan

hasil dari setiap kelompok.4. Fasilitator dapat mempertimbangkan untuk memberikan

insentif (hadiah kecil/token)

15’

66

Topik 6.2 Kota Rendah Karbon, Kota Muangklang, Thailand

hasil yang diharapkan: di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Pada sesi ini, akan dibahas: Keandalan pendekatan terintegrasi dalam menyediakan layanan publik inklusif sambil memfokuskan pada lingkungan perkotaan;Pentingnya penghargaan tentang bagaimana sebuah inisiatif dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dan kekuatan dari inisiatif yang lainnya;Presentasi inisiatif yang saling ketergantungan dalam mencapai tujuan tertentu, seperti kota rendah karbon

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

minta setiap kelompok untuk menjelaskan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum memulai proyek (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana tantangan itu dilewati, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 210 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

67

Pertama- Narasumber yang mengaitkan bP dengan konsep tema, menyatakan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- rincian dari proyek Kota berkarbon rendah di Kotamadya muanklang akan didiskusikan, khususnya meliputi hal-hal berikut:

hal-hal penting dari praktik - praktik terbaik, fokus pada penyiapan dan relevansinya terhadap pemerintahan daerah,Praktik - praktik terbaik sebagai model bagi pemerintah daerah dalam pekerjaan untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan,Proses diikuti oleh pemerintah daerah dalam implementasi dan kebutuhan sumber daya.

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup memahami bP, latihan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dilakukan berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda

a. Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek Konstruksi Lahan basah?

b. Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya? c. bagaimana proyek tersebut dilaksanakan? d. Apa hasil nyata dari proyek tersebut? e. Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana

pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi? f. Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek? g. Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan

inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?

h. Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?

i. mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?

j. hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda.

15’

30’

60’

90’

68

Kelima- Pelatih menyimpulkan diskusi. dalam proses ini identifikasi kelompok terbaik dan berikan insentif.

Prosedur dan Pertimbangan Utama: 1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30

menit. 2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk

mengingat poin-poin utama bP. 3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan

hasil dari setiap kelompok. 4. Fasilitator bisa mempertimbangkan untuk memberikan

insentif (hadiah kecil/token)

15’

Topik 6.3 Dewan Koordinasi Bencana Alam, Kota Olongapo, Filipina

hasil yang diharapkan:

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pembelajaran dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Sesi ini akan memberikan hal-hal sebagai berikut: (memberikan penekanan pada apa yang diharapkan setelah presentasi)

Keandalan pendekatan terintegrasi dalam menyediakan layanan publik inklusif sambil memfokuskan pada lingkungan perkotaan;Pentingnya penghargaan tentang bagaimana sebuah inisiatif dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dan kekuatan dari inisiatif yang lainnya;Presentasi inisiatif yang saling ketergantungan dalam mencapai tujuan tertentu, seperti respon bencana alam LGU.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

69

minta setiap kelompok untuk menjelaskan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum memulai proyek (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana tantangan itu dilewati, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 210 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Pertama- Narasumber mengaitkan bP dengan konsep tema, menjelaskan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP

Kedua- mendiskusikan rincian Proyek dewan Koordinasi bencana Alam di Kota Olongapo, Philipina, khususnya mencakup hal-hal berikut:

Poin-poin kunci dan persyaratan Praktik - praktik terbaik,Praktik - praktik terbaik sebagai model bagi pemerintah lokal untuk digunakan dalam menurunkan resiko bencana alam,Persyaratan Sumber daya dan proses yang akan diikuti dalam implementasi.

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup memahami bP, harus dilakukan latihan kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda.

a. Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek dewan koordinasi bencana alam?

b. Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya?

15’

30’

60’

90’

70

a. bagaimana proyek tersebut dilaksanakan? b. Apa hasil nyata dari proyek tersebut? c. Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana

pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi? d. Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek? e. Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan

inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?

f. Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?

g. mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?

h. hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda.

Kelima- Pelatih menyimpulkan diskusi. dalam proses ini identifikasikan kelompok terbaik dan berikan insentif.

Prosedur dan Pertimbangan utama: 1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30

menit.2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk

mengingat poin-poin utama bP. 3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan

hasil dari setiap kelompok.4. Fasilitator bisa mempertimbangkan untuk memberikan

insentif (hadiah kecil/token).

15

Topik 6.4 Proyek Marikina Eco Savers, Kota Marikina, Filipina

hasil yang diharapkan:

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan/peserta diharapkan memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan kesempatan untuk mereplikasi bP, dan pada saat yang sama mempelajari keterampilan fasilitasi.

Studi kasus ini bertujuan untuk melihat ke dalam hal-hal berikut:

Pengelolaan sampah yang signifikan dan peran penting semua para pemangku kepentingan dalam memberikan kontribusi bagi keberhasilan;Pentingnya pendidikan dalam melibatkan kaum muda tidak hanya dalam promosi kegiatan-kegiatan ramah lingkungan, namun juga dalam praktek yang sebenarnya;

71

demonstrasi mengenai bagaimana setiap sektor dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan pengelolaan sampah.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

minta setiap kelompok untuk menjelaskan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum memulai proyek (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana tantangan itu dilewati, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 210 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta,

Langkah-langkah untuk mencapai apa yang diharapkan:

Pertama- Narasumber mengaitkan bP dengan konsep tema, menyatakan fakta-fakta kunci yang memungkinkan pemahaman praktis dan kemudahan dalam mengingat bP.

Kedua- mendiskusikan rincian dari Program Eco-savers, Kota marikina, Filipina, khususnya meliputi hal-hal berikut:

rasional dan syarat penting dari Praktik - praktik terbaik,Praktik - praktik Terbaik sebagai model bagi pemerintah daeah untuk pendampingan isu-isu penting seperti manajemen lingkungan dan yang melibatkan para pemangku kepentingan utama,Persyaratan sumber daya dan proses untuk mengikuti implementasinya.

Ketiga- Forum Terbuka. Pertanyaan dan Klarifikasi dari peserta akan dibahas. Setiap delegasi negara juga mungkin diminta untuk isu tertentu.

Keempat- Untuk memastikan bahwa peserta cukup memahami bP, harus dilakukan latihan kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci berikut ini. Pelatih dapat memilih latihan yang sesuai sehingga peserta akan terlibat lebih lebih jauh. Peserta dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok dari negara-negara yang berbeda.

15’

30’

60’

90’

72

a. Permasalahan khusus apa yang coba ditangani oleh proyek marikina Eco Savers?

b. Apa tujuan utama dari Proyek dan apa fitur utamanya? c. bagaimana proyek tersebut dilaksanakan? d. Apa hasil nyata dari proyek tersebut? e. Apa komponen inovatif dari proyek tersebut? bagaimana

pengaruhnya terhadap keberhasilan intervensi? f. Tantangan apa yang dihadapi dalam penerapan proyek? g. Tantangan apa yang harus diantisipasi dalam menerapkan

inisiatif yang serupa di pemerintah negara/daerah lain, seperti tempat anda?

h. Pelajaran apa yang dapat dipelajari dari inisiatif ini yang mungkin sesuai dengan pertimbangan di masa depan?

i. mengingat semua hal di atas, apa Praktik - praktik yang akan anda ambil untuk menerapkan proyek yang sama di negara atau pemerintahan daerah anda?

j. hitung dan jelaskan komponen-komponen dari proyek anda.

Kelima- Pelatih membangun sebuah diskusi. dalam proses mengidentifikasi kelompok terbaik dan memberikan insentif.

Prosedur dan Pertimbangan utama: 1. Narasumber/pelatih membuat presentasi singkat sekitar 30

menit.2. diadakan latihan kelompok yang dipilih oleh pelatih, untuk

mengingat poin-poin utama bP. 3. Presentasi hasil dimana pelatih menunjukkan perbedaan

hasil dari setiap kelompok.4. Fasilitator dapat mempertimbangkan untuk memberikan

insentif (hadiah kecil/token)

15’

Topik 7: Berbagi informasi dan pengalaman kelompok tematik untuk semua kelompok

hasil yang diharapkan:

Peserta mampu memahami konsep dasar dari Praktik - praktik terbaik dari bidang tematik lainnya;Peserta memahami tantangan dan peluang bP di nesara asalnya;Peserta memahami faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat untuk mengadopsi Praktik - praktik terbaik;Peserta menerima umpan balik dan masukan untuk persiapan konsep transfer yang lebih baik dari peserta lainnya.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 390`

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan :

73

Peserta diminta untuk mengekspose praktik - praktik terbaik yang telah mereka tekuni selama pelatihan. Paling tidak akan terdapat 2 atau 3 Praktik - praktik terbaik dari setiap tema. Terdapat dua praktik dalam topik ini: (1) persiapan visualisasi dan (2) mengekspose Praktik - praktik terbaik dalam pleno, (3) menyimpulkan hasilnya. Persiapan visualisasi

1. Jelaskan tujuan berbagi informasi.

2. minta peserta untuk memilih 3 praktik terbaik yang akan terdapat di pasar. berikan beberapa petunjuk dalam metodepresentasi (menggunakan kartu, slide, flipchart dan lain-lain).

3. bagi kelompok menjadi 3 kelompok kecil, dimana setiap kelompok kecil akan menyiapkan 1 visualisasi praktik terbaik.

4. Setiap kelompok kecil menyiapkan visualisasi pada papan pin (60’).

5. Setiap kelompok kecil mempresentasikan bP dalam pleno untuk mendapatkan umpan balik dari yang lain.

6. Kelompok kecil mengembangkan rangkaian visualisasi sesuai dengan umpan balik yang diterima (apa yang tidak dapat dipahami? Apa yang hilang? Cara presentasi).

Elemen-elemen kunci dari setiap tematikVisualisasi bP:

Fakta-fakta yang relevan dari bP,Situasi sosial-ekonomi dan politik dalam bP kota asal,Permasalahan daerah yang harus ditangani oleh Praktik - praktik terbaik, Pendekatan proyek:

Para pemangku kepentingan dalam model bPTujuan proyek Elemen-elemen utama? Penerapan proyek hasil proyek?

Peluang dan tantangan Faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

7. Persiapan untuk presentasi di pasar. memutuskan siapa yang akan mempresentasikan bP dalam kelompok kecil.

Mengekspos Praktik - praktik terbaik dalam pleno 1.papan pin akan ditempatkan di sudut yang berbeda dalam

ruang pleno.2.Presentasi akan berlangsung di dalam kelompok baru yang

mengunjungi.

(Catatan untuk Pelatih)

Kelas tematik 120`

Kelas umum 180`

74

1.dalam setiap kelompok yang mengunjungi terdapat sedikitnya 1 atau 2 anggota lama dari setiap kelompok.

2.Prosedur presentasi: Setiap kelompok yang berkunjung akan mengunjungi rangkaian kelompok lain sesuai dengen jadwaldalam setiap kelompok yang berkunjung, anggota yang mempelajari rangkaian yang dikunjunginya menerangkan ke pengunjung lainKelompok yang berkunjung membahas hasil dari kelompok yang dikunjunginyaUmpan balik divisualisasikan dalam kartuOrang yang telah mempresentasikan rangkaian akan mendapatkan dan menyimpan kartuSetelah itu kelompok mengunjungi tempat lain

Kesimpulan dari hasil

Jika setiap kelompok yang mengunjungi telah melihat setiap rangkatian, maka kelompok kerja yang lama akan bertemu kembali untuk mempelajari umpan balik dan kesimpuln mengenai faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat bP di kota asal

Terakhir, moderator inti menyimpulkan hasilnya

60`

30`

75

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi Praktik - praktik Terbaik

Topik 8: Praktik - praktik untuk Pengembangan Konsep Transfer

hasil yang diharapkan: Peserta memahami kebutuhan dan garis besar dari konsep transfer dan pendekatannya; Peserta mengetahui praktik berikutnya, termasuk membangun kapasitas untuk pemangku kepentingan lokal.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 120 menit.

Peralatan kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1. definisi dari konsep transfer; ikhtisar Praktik - praktik/pendekatan untuk pengembangan konsep transfer; dari mulai persiapan sampai implementasi.

2. Peran fasilitator selama pengembangan konsep.

3. Pengembangan konsep transfer:

definisi tujuan, hasil, dan keluaran

Pengembangan rencana tindakan;

definisi indikator;

Penilaian resiko dan pengelolaan resiko

Ketahanan dan dampak

4. Pelatihan untuk para Pemangku kepentingan lokal

Analisis kebutuhan pelatihan;

Pengembangan kurikulum.

5. mengungkapan pendapat mengenai praktik selanjutnya setelah ToT.

15`

10`

50`

30`

15`

76

Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan Replikasi Praktik - praktik Terbaik

hasil yang diharapkan: Peserta memahami kebutuhan pemantauan proyek;Peserta memahami prasyarat untuk menyiapkan sistem pemantauan;Peserta dilatih untuk melaporkan selama misi pemantauan .

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran Negara

waktu: 180 menit.

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1. definisi dari pemantauan proyek internal dan tujuannya.

2. Kondisi awal untuk keberhasilan pemantauan.

3. menerangkan skema pemantauan.

4. Pemantauan oleh fasilitator dan di dalam kota percontohan.

5. Pelaporan dan pengenalan template.

6. Kerja kelompok: satu fasilitator dan satu wakil dari kota percontohan mensimulasikan kunjungan pemantauan; mengganti rekan simulasi setelah 25 menit

7. diskusi/catatan akhir

10`

10`

15`

15`

20`

100`

10`

77

II.D. PEDOMAN PELATIhAN uNTuK MANAJEMEN

FISKAL

dAFTAr ISI

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses .................. 78 Pelatihan • Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Umum) ......... 78 • Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Tematik) ....... 79 • Topik 3: Pengenalan Rancangan Proyek dan .................... 80 bidang Tematiknya • Topik 4: Pemahaman dasar dari Pemerintahan ................ 81 daerah yang demokratis (bidang tematik: Pemerintahan institusional, partisipasi rakyat manajemen keuangan dan lingkungan perkotaan)

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik Tata Pemerintahan Daerah .... 83 yang Demokratis • Topik 5: Memahami peran dasar pemerintah daerah ......... 83 dalam mengelola pembangunan ekonomi daerah di bawah pemerintahan desentralisasi • Topik 6: Praktik - praktik Terbaik sebagai Studi Kasus ....... 85 • Topik 6.1 Proyek Tubigon Mariculture: ............. 85 mengelola Ekonomi Lokal dan Lingkungan (Studi Kasus Filipina) • Topik .6.2 Relokasi manusia dan Pemberdayaan .. 87 Pedagang Kaki Lima di Kota Solo (Studi Kasus Indonesia) • Topik 6.3 Melestarikan Arsitektur Kota Tua ....... 88 dan menghidupkan Kembali Tradisi sebagai Obyek wisata dan Penggerak Ekonomi (Studi Kasus Thailand) • Topik 7: Berbagi informasi dan pengalaman kelompok ....... 90 tematik untuk semua kelompok

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi …......……… 92 Praktik - praktik Terbaik • Topik 8: Praktik - praktik untuk Pengembangan ............... 92 Konsep Transfer • Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan Replikasi ................. 93 Praktik - praktik Terbaik

78

Bagian A. Pengenalan Rancangan Proyek dan Proses Pelatihan

Topik 1: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas umum)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta: Saling mengenal satu dengan yang lain; memahami tujuan pelatihan, pendekatan dan agenda;memahami peran fasilitator;setuju dengan aturan pelatihan

metode pelatihan: Kelas umum, membangun tim, permainan, presentasi, Q & A

waktu: 145 menit

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Sesi kelas umum

1. Fasilitator inti menyapa dan menyambut para peserta; mungkin diperlukan hiburan (ice breaking)

2. Fasilitator inti mengenalkan tim pelatih yang dikelompokkan per bidang tematik.

3. Fasilitator inti memfasilitasi peserta untuk saling memperkenalkan diri antara satu dengan yang lain.

Catatan: di meja pendaftaran, peserta diminta menuliskan nama panggilan mereka dan negara asal mereka pada sebuah kartu dan menempelkannya di salah satu bagian dari tubuh mereka yang mudah dilihat oleh yang lainnya.

metode: peserta mencari pasangannya dan saling mengenalkan diri, menuliskan nama, negara, dan lembaganya pada sebuah kartu.

1. Fasilitator inti menerangkan tujuan pelatihan.

2. Fasilitator inti menerangkan agenda pelatihan dan pendekatan pelatihan.

3. Fasilitator inti menerangkan peran peserta setelah pelatihan.

4. Fasilitator inti meminta peserta untuk mengeksplorasi apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang fasilitator inti dalam kelompok diskusi.

5. Kelompok pembicara mempresentasikan hasilnya dalam pleno.

(Catatan untuk para pelatih) 10’

5’

40’

10’

15’

10’

10’

30’

79

6. Fasilitator inti meminta peserta mengenai aturan pelatihan dan setuju dengan: apa yang harus dan tidak boleh dilakukan selama pelatihan?

15’

Topik 2: Pengenalan Proses Pelatihan (Kelas Tematik)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta mampu : mengidentifikasi harapan dan perhatian peserta terhadap pelatihan.membangun kelompok tematik dan dinamika kelompok.mengatur aturan kerja: yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama lokakarya.

metode pelatihan: Kelas tematik, kerja kelompok, presentasi, Q &A

waktu: 60 menit

Lingkungan kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Kelas Tematik

Sesi ini akan dimulai setelah sesi pleno di hari pertama. Ini akan menjadi saat pertama kalinya bagi peserta untuk bertemu antara satu dengan yang lain dalam empat kelas tematik.

1. Fasilitator inti bersama-sama dengan peserta pelatihan meninjau informasi dan mempelajari isinya secara sekilas di hari pertama. menginformasikan kepada peserta bahwa tinjauan tersebut akan dilakukan setiap pagi oleh para peserta.

2. Fasilitator inti menanyakan harapan dan kepedulian peserta pelatihan terhadap pelatihan.

3. Fasilitator inti meminta peserta pelatihan untuk menyetujui aturan kerja.

(Catatan untuk pelatih)

30’

20’

10’

80

Topik 3: Pengenalan terhadap Rancangan Proyek dan Bidang Tematiknya

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini, peserta memahami tujuan proyek dan mampu menunjukkan:

Perbedaan dan persamaan dari status pemerintahan daerah di lima negara proyek; kebutuhan untuk berbagi indormasi dan untuk saling mempelajari antara satu dengan yang lain.ruang lingkup dan pengaturan proyek.4 bidang tematik dari Praktik - praktik terbaik. Praktik - praktik terbaik yang dipilih dan kota-kota percontohan.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya jawab, kerja kelompok

waktu: 90 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart, kartu

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

bagian ini akan dipresentasikan oleh narasumber dari manajemen proyek dELGOSEA.

1. menerangkan latar belakang proyek, mengapa inisiatif seperti ini bisa muncul.

2. dukungan informasi ini dengan perhatian dari Konrad-Adenauer-Stiftung dan Komunitas Eropa pada masalah ini.

3. memberikan gambaran umum tentang status desentralisasi di 5 negara Asia Tenggara; membandingkannya dengan negara-negara lain.

4. menyimpulkan informasi ini dengan menyajikan proyek dELGOSEA:

Tujuan dan hasil serta kegiatan proyek;mitra pelaksana;Para pemangku kepentingan utama;Negara-negara yang berpartisipasi dalam proyek ini;Tinjauan Praktik - praktik terbaik dan kota-kota percontohan.

5. Jelaskan harapan ToT dari perspektif proyek.

Setelah praktik 5, fasilitator inti mengambil dasar dari narasumber dan memandu peserta pelatihan untuk bekerja dalam kelompok diskusi.

(Catatan untuk pelatih)

Presentasi 5’

5’

15’

15’

5’

Kelompok dsikusi 45’

81

Tugas-tugas kelompok kerja:

Untuk mengidentifikasi situasi saat ini dari pemerintahan daerah yang baik di lima negara-negara proyek (transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam proses pembangunan).

Prosedur kelompok diskusi (kerja kelompok menggunakan metode diskusi):

1.Kelompok kecil memilih fasilitator dan presenter.

2.bagi kelompok menjadi kelompok-kelompok kecil, 5-7 orang per kelompok, jika memungkinkan masing-masing kelompok terdiri dari peserta dari 5 negara yang berbeda.

3.Kerja kelompok menulis informasi pada kartu meta;batasi diskusi mengenai klarifikasi dan tujuan definisi.

4.Presentasi hasil kerja kelompok.

5.Setelah presentasi kelompok kerja, fasilitator ini menyimpulkan situasi umum dan perbedaan pemerintah daerah di 5 negara.

Topik 4: Pemahaman Dasar mengenai Tata Pemerintahan Daerah yang Demokratis (Bidang Tematik: Pemerintahan institusional, partisipasi rakyat, manajemen fiskal dan lingkungan perkotaan)

hasil yang diharapkan: Setelah sesi ini peserta telah mendapatkan pengetahuan tentang:

Prinsip-prinsip pemerintahan daerah yang baik;Kesimpulan singkat sejarah pada status desentralisasi saat ini di 5 negara proyek;definisi dan garus besar dari 4 bidang tematik untuk pemerintahan daerah yang baik.

metode pelatihan: Presentasi, Tanya Jawab

waktu: 75 menit

Peralatan kerja: Slide, flip chart

82

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Presenter atau narasumber memberikan definisi mengenai pemerintahan daerah yang baik dan menyoroti pemahaman desentralisasi dalam konteks ini di lima negara.

Ilustrasikan pengalaman desentralisasi dari negara yang dibangun dan simpulkan pelajaran yang dapat dipelajari.

Terangkan mengapa dELGOSEA memilih 4 bidang tema dan jelaskan setiap tema secara singkat.

Presentasikan struktur pemerintahan daerah dan status desentralisasi saat ini di 5 negara.

Kelompok diskusi:

Tugas-tugas kelompok diskusi:mengidentifikasi informasi dari 5 negara mengenai

Struktur pemerintahan daerah;Status desentralisasi saat ini.

1. Presentasikan hasil diskusi kelompok dalam sebuah pleno.

2. Fasilitator inti menyimpulkan hasilnya.

10’

10’

10’

10’

20’

10

5’

83

Bagian B. Praktik - praktik Terbaik Tata Pemerintahan Daerah yang Demokratis

Topik 5: Pemahaman mengenai peran dasar pemerintah dalam mengelola pembangunan ekonomi lokal di bawah pemerintahan desentralisasi

hasil yang diharapkan:

Setelah sesi ini, peserta mampu memahami bagaimana pemerintah dapat memaikan peranan penting dalam mengelola pembangunan ekonomi lokal, terutama dalam hal:

meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mempromosikan inisiatif pembangungan ekonomi;Insentif ekonomi dan politik untuk inisiatif pembangunan ekonomi daerah;menciptakan inisiatif pembangunan daerah dalam seluruh rencana pembangunan regional/nasional;memanfaatkan para pemangku kepentingan lokal melalui pendekatan partisipatif;Kemitraan antara publik dan swasta untuk pembangunan perekonomian daerah.

metode pelatihan: Presentasi, tanya jawab

waktu: 90 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Praktik 1 – Untuk menjalin hubungan dengan audiens, Anda dapat memulai sesi dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan ringan yang dapat dengan mudah dijawab oleh peserta. beberapa cara lain juga dapat dieksplorasi oleh fasilitator seperti:

rekap sesi berikutnya.

Praktik 2 - Fasilitator inti atau narasumber menjelaskan bahwa pemerintah daerah dapat memainkan peran penting dalam mengelola pembangunan ekonomi lokal, khususnya sebagai berikut:

meningkatnya peran pemerintah daerah dalam mempromosikan inisiatif pembangungan ekonomi:

desentralisasi telah ditempuh oleh sejumlah negara-negara berkembang untuk membawa akuntabilitas dan pemerintahan yang lebih baik, serta memberikan layanan publik yang baik di tingkat daerah. Pemerintah daerah kini semakin menyadari peran penting mereka dalam mengamankan kesejahteraan ekonomi konstituen mereka dan dalam menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan pengembangan lokal.

Tanya jawab 10’ pemanasan

30’ untuk presentasi

Sebutkankasus tertentu di Kamboja, Thailand,Indonesia,Vietnam dan Philipina

84

Insentif ekonomi dan politik untuk inisiatif pembangunan ekonomi daerah:

Inisiatif pembangunan lokal, yang merupakan suatu bentuk perusahaan ekonomi lokal, dapat menjadi kendaraan untuk mengkatalisasi pengembangan ekonomi lokal, yang dapat membantu memotivasi investasi sektor swasta di daerah yang diinginkan;hasil produksi, misalnya pekerjaan, insentif bagi investasi dan partisipasi swasta, dari inisiatif pembangunan lokal tersebut yang konsisten dengan harapan masyarakat dan aspirasi politik memberikan manfaat luar biasa untuk para pejabat daerah yang melaksanakan.

menciptakan inisiatif pembangunan daerah dalam seluruh rencana pembangunan regional/nasional:rencana pembangunan lokal harus berawal dari rencana daerah, yang pada gilirannya merupakan bagian dan paket dari rencana pembangunan nasional yang lebih besar. memanfaatkan para pemangku kepentingan lokal melalui pendekatan partisipatif:

Kepemilikan para peemangku kepentingan lokal dari sebuah inisiatif pembangunan daerah, yang dirumuskan melalui pendekatan partisipatif, akan membantu memastikan dukungan luas dan berkelanjutan.

Kemitraan antara publik dan swasta untuk pembangungan ekonomi daerah:

Kemitraan publik-swasta adalah mekanisme yang sangat layak untuk memobilisasi sumber daya lokal dan keahlian untuk inisiatif pembangunan lokal yang akan melayani kepentingan kedua belah pihak: (a) pelayanan kepada konstituen untuk pemerintah lokal dan (b) melakukan hal menguntungkan bagi mitra sektor swasta;Partisipasi sektor swasta, mungkin akan terbatas di daerah dengan laba yang tidak dapat direalisasikan.

berikan waktu yang cukup untuk pertanyaan dan jawaban. Langkah 3. Kelompok diskusi untuk peluang dan keterbatasan kemitraan public-swasta. membagi para pelatih ke dalam kelompok-kelompok kecil: Jelaskan tugas kelompok:

Pertanyaan-pertanyaanJenis layanan publik apa di negara anda yang dapat diterima dalam pegaturan manajemen publik-swasta? Apa peluang dan batasan pengaturan kemitraan publik-swasta? Penyajian hasil-hasil kelompok diskusi dalam sesi pleno.

Fasiilitator kunci menyimpulkan hasil workshop.

Pengalaman dari 5 negara Asia Tenggara bahwadesentralisasitelahmemberikankontribusi untukperbaikandalam alokasi sumber daya lokal, akuntabilitas,partisipasi dalampemerintahan lokal, & memberikanlayanan yang lebih baik

15’ diskusi kelompok menggunakan kartu atau flip chart 20’ 10’ 5’

85

Topik 6 Praktik - praktik Terbaik sebagai Studi Kasus

Topik 6.1 Proyek Tubigon Mariculture Project: Mengelola Ekonomi dan Lingkungan Daerah (Studi Kasus Filipina)

hasil yang diharapkan:

di akhir sesi pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan untuk memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang dipelajari dan peluang, dan pada saat yang sama mempelajari kemampuan fasilitasi.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

minta setiap kelompok untuk menjelaskan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum proyek dimulai (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana tantangan itu dilewati, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 345 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Praktik 1 – Pelatih/narasumber menjelaskan keterkaitan antara bP dengan konsep tema, menerangkan fakta utama yang memungkinkan timbulnya pengertian praktis dan ingatan akan bP.

Praktik 2 – Pelatih atau narasumber membuat presentasi singkat mengenai Proyek Tubigon mariculture di Filipina dengan menitikberatkan pada:

Penjelasan dan kesimpulan Praktik - praktik terbaik,Proyek marineculture sebagai model untuk mencapai efektivitas pemerintahan institusional,bagaimana inisiatif diimplementasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan?.

Praktik 3 – Peserta membaca penjelasan bP.

5’

30’

Versi lengkap bP akan diberikan kepada peserta

60’

86

Praktik 4 – Kelompok kerja– Tugas-tugasnya adalah: 1. mengumpulkan/mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan

dengan bP. 2. menganalisa situasi kota asal bP 3. Apa situasi sosial ekonomi dan politik di kota asal bP? 4. Apa permasalahan lokal yang coba diatasi oleh Proyek

mariculture? 5. menganalisa pendekatan proyek: 6. Siapa para pemangku kepentingan dalam model bP? 7. Apa tujuan dari proyek? Apa elemen-elemen utamanya? 8. bagaimana Proyek diimplementasikan? 9. Apa hasil dari Proyek? 10.Identifikasi peluang dan tantangan 11.Identifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi dan

menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

metode kerja kelompok: 1. bagi peserta menjadi beberapa kelompok kecil.2. Untuk setiap kelompok kecil, peserta akan memilih reporter

dan pembawa acara. Proses dalam diskusi kelompok kecil untuk setiap tugas di atas seperti berikut:

Tukar pendapat secara individu sekitar 5 menit. Setiap peserta menuliskan jawaban pada kartu meta dalam 5-7 kata bESArdiskusikan jawaban dari peserta pertama dan masuk dalam konsensus. Kemudian ke peserta kedua dan dapatkan konsensus, dan seterusnya.Semua pendapat dalam kartu meta yang disetujui peserta akan dituliskan pada papan tulis.

1. hasil diskusi kelompok kecil akan dipresentasikan dalam pleno untuk menerima umpan balik dan komentar.

2. Pelatih inti akan mengklarifikasikan hasilnya dan akan berusaha untuk membangun pemahaman yang sama di antara para peserta pelatihan.

3. Kelompok kecil kembali ke area lokakarya untuk menjawab 2 pertanyaan berikutnya.

4. Fasilitator ini akan manyakan kepada peserta untuk menjelaskan pandangan mereka dalam proses kerja kelompok.

190’

(mengingatkan bahwa ToT inidimaksudkan tidak hanya untukmemperkaya pengetahuan, tetapi juga untukmeningkatkanketerampilan fasilitasi peserta)

30’

30’

87

Topik 6.2 Relokasi dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Solo (Studi Kasus Indonesia)

hasil yang diharapkan:

di akhir sesi pembelajaran peserta pelatihan/peserta diharapkan untuk memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang telah dipelajari dan peluang, serta, pada saat bersamaan, mempelajari kemampuan fasilitasi.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang dibuat yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

minta setiap kelompok untuk menjelaskan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum memulai proyek (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana tantangan itu dilewati, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 375 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Praktik 1 – dari dua bP yang tersisa, peserta memilih bP yang ingin mereka bahas.

Praktik 2 – Peserta memilih dua fasilitator di antara mereka sendiri.

Praktik 3 – Peserta membaca penjelasan bP.

Praktik 4 – Kelompok kerja– Tugas-tugasnya adalah: 1. mengumpulkan/mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan

dengan bP. 2. menganalisa situasi kota asal dari bP:

Apa situasi sosial ekonomi dan politik di kota asal bP? Apa permasalahan lokal yang coba diatasi oleh bP yang

dipilih?3. menganalisa pendekatan proyek:

Siapa para pemangku kepentingan dalam model bPApa tujuan dari proyek? Apa elemen-elemen utamanya?

5 ’

5 ’

90’ Versi lengkap bP diberikan kepada semua peserta

210’

88

4. bagaimana Proyek diimplementasikan? 5. Apa hasil dari Proyek? 6. Identifikasi peluang dan tantangan 7. Identifikasi faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

metode kelompok kerja: 1. bagi peserta menjadi beberapa kelompok kecil. 2. Untuk setiap kelompok kecil, peserta akan memilih reporter

dan pembawa acara. Proses dalam diskusi kelompok kecil untuk setiap tugas di atas seperti berikut:

Tukar pendapat secara individu sekitar 5 menit. Setiap peserta menuliskan jawaban pada kartu meta dalam 5-7 kata bESArdiskusikan jawaban dari peserta pertama dan masuk dalam konsensus. Kemudian ke peserta kedua dan dapatkan konsensus, dan seterusnya.Semua pendapat dalam kartu meta yang disetujui peserta akan dituliskan pada papan tulis.

3. hasil diskusi kelompok kecil akan dipresentasikan dalam pleno untuk menerima umpan balik dan komentar. (30’)

4. Pelatih inti akan mengklarifikasikan hasilnya dan akan berusaha untuk membangun pemahaman yang sama di antara para peserta pelatihan.

5. Kelompok kecil kembali ke area lokakarya untuk menjawab 2 pertanyaan berikutnya.

Praktik 5 – Fasilitator inti/narasumber akan menyimpulkan hasil lokakarya dan menilai kemampuan fasilitasi.

30’

45’

Topik 6.3 Melestarikan Arsitektur Kota dan Menghidupkan Kembali Tradisi sebagai Daya Tarik Wisata dan Penggerak Ekonomi (Studi Kasus Thailand)

hasil yang diharapkan:

di akhir sesi pembelajaran peserta pelatihan/peserta diharapkan untuk memahami bP, mengidentifikasi pelajaran yang telah dipelajari dan peluang, serta, pada saat bersamaan, mempelajari kemampuan fasilitasi.

metode pelatihan: Metode kasus merupakan alat pembelajaran yang menghasilkan imbalan yang signifikan untuk peserta pelatihan atau peserta mengenai (a) pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan, (b) analisis yang jelas mengenai permasalahan, (c) penghargaan yang lebih baik dari alternatif atau pilihan yang mungkin digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan (d) keputusan yang didukung oleh fakta yang diketahui tentang permasalahan ini.

89

minta setiap kelompok untuk menjelaskan secara singkat mengenai studi kasus (a) bagaimana situasi sebelum memulai proyek (b) bagaimana proyek diimplementasikan, (c) apa tantangan yang dihadapi oleh proyek, (d) bagaimana tantangan itu dilewati, (e) apa hasil proyek yang dikirimkan, dan (f) faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan proyek.

waktu: 375 menit

Perangkat kerja: Slide, flip chart, kartu meta

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

Praktik 1 – Peserta akan dikelompokkan sesuai dengan jumlah bP yang tersisa.

Praktik 2 – Peserta dari setiap kelompok membaca versi lengkap dari bP yang ditetapkan.

Praktik 3 – Proses lokakarya 1. Peserta akan dibagi menjadi dua (2) kelompok. Tugas-

tugas kelompok kecil adalah:

a) mengumpulkan/mengidentifikasi fakta-fakta yang relevan dengan bP

b) menganalisa situasi kota asal dari bP: I. Apa situasi sosial ekonomi dan politik di kota asal

bP? c) menganalisa pendekatan proyek:

I. Siapa para pemangku kepentingan dalam model bP II. Apa tujuan dari proyek? Apa elemen-elemen

utamanya? d) bagaimana Proyek diimplementasikan? e) Apa hasil dari Proyek? f) Identifikasi peluang dan tantangan g) Identifikasi faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

1. Untuk setiap kelompok kecil, peserta akan memilih reporter dan pembawa acara. Proses dalam diskusi kelompok kecil untuk setiap tugas di atas seperti berikut:

Tukar pendapat secara individu sekitar 5 menit. Setiap peserta menuliskan jawaban pada kartu meta dalam 5-7 kata bESArdiskusikan jawaban dari peserta pertama dan masuk dalam konsensus. Kemudian ke peserta kedua dan dapatkan konsensus, dan seterusnya.Semua pendapat dalam kartu meta yang disetujui peserta akan dituliskan pada papan tulis.

Apapermasalah an lokal yang coba diatasi oleh Proyek bP yang dipilih?

10 ’

90’

210’

65’ untuk setiap kelompok bP

90

2. Pembawa acara dengan panduan dari Kepala Pelatih/wakil Pelatih akan menyimpulkan semua pendapat.

dalam pleno, setiap kelompok mempresentasikan jawaban terhadap pertanyaan/tugas.

Topik 7: Berbagi Informasi dan Pengalaman Kelompok Tematik untuk Semua Kelompok

hasil yang diharapkan:

Peserta mampu memahami konsep dasar dari Praktik - praktik terbaik dari bidang tematik lainnya;Peserta memahami tantangan dan peluang bP di nesara asalnya;Peserta memahami faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat untuk mengadopsi Praktik - praktik terbaik;Peserta menerima umpan balik dan masukan untuk persiapan konsep transfer yang lebih baik dari peserta lainnya.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 390`

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan

Peserta diminta untuk mengekspose Praktik - praktik terbaik yang telah mereka tekuni selama pelatihan. Paling tidak akan terdapat 2 atau 3 Praktik - praktik terbaik dari setiap tema. Terdapat dua praktik dalam topik ini: (1) persiapan visualisasi dan (2) mengekspose Praktik - praktik terbaik dalam pleno, (3) menyimpulkan hasilnya.

Persiapan visualisasi

1. Jelaskan tujuan berbagi informasi.

2. minta peserta untuk memilih 3 praktik terbaik yang akan terdapat di pasar. berikan beberapa petunjuk dalam metode presentasi (menggunakan kartu, slide, flipchart dan lain-lain).

3. bagi kelompok menjadi 3 kelompok kecil, dimana setiap kelompok kecil akan menyiapkan 1 visualisasi praktik terbaik.

4. Setiap kelompok kecil menyiapkan visualisasi pada papan pin (60’).

(Catatan untuk pelatih)

Kelas Tematik 120`

91

5. Setiap kelompok kecil mempresentasikan bP dalam pleno untuk mendapatkan umpan balik dari yang lain.

6. Kelompok kecil mengembangkan rangkaian visualisasi sesuai dengan umpan balik yang diterima (apa yang tidak dapat dipahami? Apa yang hilang? Cara presentasi).

Elemen-elemen kunci dari setiap tematikVisualisasi bP:

Fakta-fakta yang relevan dari bP,Situasi sosial-ekonomi dan politik dalam bP kota asal,Permasalahan daerah yang harus ditangani oleh Praktik - praktik terbaik, Pendekatan proyek:

Para pemangku kepentingan dalam model bPTujuan proyekElemen-elemen utama?Penerapan proyekhasil proyek?

Peluang dan tantanganFaktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat model bP di kota asal dan kota percontohan.

7. Persiapan untuk presentasi di pasar. memutuskan siapa yang akan mempresentasikan bP dalam kelompok kecil.

mengekspos Praktik - praktik terbaik dalam pleno 1.Papan pin akan ditempatkan di sudut yang berbeda dalam

ruang pleno. 2.Presentasi akan berlangsung di dalam kelompok baru yang

dikunjungi3.dalam setiap kelompok yang berkunjung terdapat sedikitnya

1 atau 2 anggota setiap kelompok lama 4.Prosedur presentasi:

Setiap kelompok yang berkunjung akan mengunjungi rangkaian kelompok lain sesuai dengen jadwaldalam setiap kelompok yang berkunjung, anggota yang mempelajari rangkaian yang dikunjunginya akan menerangkan ke pengunjung lainKelompok yang berkunjuni membahas hasil dari kelompok yang dikunjunginyaUmpan balik divisualisasikan dalam kartuOrang yang telah mempresentasikan rangkaian akan mendapatkan dan menyimpan kartuSetelah itu kelompok mengunjungi tempat lain

Kesimpulan dari hasil Jika setiap kelompok yang mengunjungi telah melihat setiap rangkatian, maka kelompok kerja yang lama akan bertemu kembali untuk mempelajari umpan balik dan kesimpulan mengenai faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghambat bP di kota asal

Terakhir, moderator inti menyimpulkan hasilnya

Kelas umum 180`

60`

30`

92

Bagian C. Konsep Transfer dan Manajemen Replikasi Praktik - praktik Terbaik

Topik 8: Praktik - praktik untuk Pemgembangan Konsep Transfer

hasil yang diharapkan: Peserta memahami kebutuhan dan garis besar konsep transfer dan pendekatannya; Peserta memahami langkah-langkah berikutnya, termasuk peningkatan kapasitas untuk stakeholder lokal.

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara.

waktu: 120 menit

Peralatan kerja: Slides, in focus, flip chart, marker

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1. definisi dari konsep transfer; ikhtisar Praktik - praktik/pendekatan untuk pengembangan konsep transfer; dari mulai persiapan sampai implementasi.

2. Peran fasilitator selama pengembangan konsep.

3. Pengembangan konsep transfer:

definisi tujuan, hasil, dan keluaran

Pengembangan rencana tindakan;

definisi indikator;

Penilaian resiko dan pengelolaan resiko

Ketahanan dan dampak

4. Pelatihan untuk para Pemangku kepentingan lokal

Analisis kebutuhan pelatihan;

Pengembangan kurikulum.

5. Pengungkapan pendapat mengenai praktik selanjutnya setelah ToT.

15`

10`

50`

30`

15`

93

Topik 9: Pemantauan dan Pelaporan Replikasi Praktik - praktik Terbaik

hasil yang diharapkan: Peserta memahami kebutuhan pemantauan proyek;Peserta memahami prasyarat untuk menyiapkan sistem pemantauan;Peserta dilatih untuk melaporkan selama misi pemantauan .

metode pelatihan: Kelas umum, pasar/pameran negara

waktu: 180 menit.

Perangkat kerja: Slide, in focus, flip chart, penanda.

Langkah-langkah untuk mencapai hasil yang diharapkan:

1. definisi dari pemantauan proyek internal dan tujuannya.

2. Kondisi awal untuk keberhasilan pemantauan.

3. menerangkan skema pemantauan.

4. Pemantauan oleh fasilitator dan dalam kota percontohan.

5. Pelaporan dan pengenalan ke dalam template.

6. Kerja kelompok: satu fasilitator dan satu wakil dari kota percontohan mensimulasikan kunjungan pemantauan; ubah rekannya setelah 25 menit

7. diskusi/catatan akhir

10`

10`

15`

15`

20`

100`

10`

III. METODOLOGI PELATIhAN

96

III. METODOLOGI PELATIhAN

dAFTAr ISI

A. Memulai Pelatihan/Pengenalan Peserta ................................ 97

B. Penambah Energi/Penyegaran setelah istirahat atau ........... 97

diskusi yang Menantang

C. Diskusi kelompok, Kesimpulan hasil ..................................... 98

97

I. METODOLOGI PELATIhAN

Selama pelatihan fasilitator telah digunakan berbagai metodologi pelatihan yang berbeda. dalam dokumen berikut akan dijelaskan secara singkat:

A. Memulai Pelatihan/Pengenalan Peserta

Juggling Ballgame Setiap orang berdiri berdekatan dalam sebuah lingkaran. (Jika kelompok sangat besar, mungkin perlu membagi kelompok menjadi dua lingkaran). Fasilitator memulai dengan melemparkan bola ke seseorang dalam lingkaran, mengatakan nama pada orang yang menerima lemparan bola. Sambil terus menangkap dan melemparkan bola ke peserta berikutnya, setiap orang harus ingat dari siapa dia menerima bola dan kepada siapa dia melemparkannya. Jika setiap orang sudah pernah menerima bola dan terbentuk sebuah pola, tambahkan satu atau dua bola, sehingga terdapa beberapa bola yang dilemparkan pada saat yang sama, sesuai dengan polanya.

Nama dan kata sifat Peserta memikirkan kata sifat untuk menerangkan bagaimana perasaan mereka dan siapa mereka. Kata sifat harus dimulai dengan huruf yang sama dengan namanya, sebagai contoh, “Saya Syaiful dan saya senang”. Atau, “Saya Pandi dan saya periang”. Sambil mengatakannya, mereka juga dapat memperagakan tindakan yang sesuai dengan kata sifat tersebut.

Ruang di sebelah kanan saya Peserta duduk dalam sebuah lingkaran. Fasilitator mengatur sebuah ruang di sebelah kanannya agar tetap kosong. dia kemudian meminta anggota kelompok untuk datang dan duduk di ruang kosong tersebu; sebagai contoh, “Saya mau Sothea datang ke sini dan duduk di sebelah kanan saya”. Sothea pun pindah dan kini ruang kosong ada di sebelah kanan peserta lain. Peserta yang duduk setelah ruang kosong memanggil nama seseorang yang berbeda untuk duduk di sebelah kanannya. Lanjutkan sampai seluruh anggota kelompok telah berpindah.

B. Penambah Energi/Penyegaran setelah Istirahat atau Diskusi yang Menantang

Siapa anda? mintalah seorang sukarelawan untuk meninggalkan ruangan. Sementara sukarelawan tersebut keluar, peserta yang lain yang masih tinggal di dalam ruangan memutuskan sebuah pekerjaan untuk sukarelawan tersebut, misalnya seorang sopir atau nelayan. Ketika sukarelawan tersebut kembali, peserta memperagakan aktivitas tersebut. relawan harus menebak pekerjaan yang telah dipilihkan untuknya dari aktivitas yang telah diperagakan tersebut.

Siapakah Pemimpinnya? Peserta duduk dalam sebuah lingkaran. Seorang relawan meninggalkan ruangan. Setelah dia pergi, sisa kelompok memilih 'pemimpin'. Pemimpin

98

harus melakukan serangkaian tindakan, seperti bertepuk tangan, mengetuk-ngetukkan kaki, dan lain-lain yang disalin oleh seluruh kelompok. relawan datang kembali ke dalam ruangan, berdiri di tengah dan mencoba untuk menebak siapa pemimpinnya. Kelompok ini melindungi pemimpin dengan tidak melihatnya. Pemimpin harus mengubah tindakan secara berkala, berusaha untuk tidak tertangkap. Ketika relawan dapat menunjuk siapa yang jadi pemimpin, relawan bergabung ke dalam lingkaran, dan orang yang menjadi pemimpin meninggalkan ruangan untuk membiarkan kelompok memilih pemimpin baru.

Menyanyi Bersama mintalah setiap orang untuk berdiri. Seorang peserta akan menjadi 'penyanyi depan' dan akan diminta naik ke panggung atau ke depan peserta. dia akan mulai menyanyikan sebuah lagu, meminta peserta lain untuk bergabung, menggunakan kasus terbaik beberapa kegiatan fisik (misalnya dalam pelatihan para peserta bernyanyi dan menari untuk "mari mendapatkan Fisik yang baik").

C. Diskusi Kelompok; Kesimpulan hasil

Kelompok kerja kecil bekerja dalam kelompok-kelompok kecil adalah penting, karena merupakan satu-satunya metode yang memungkinkan untuk membawa seluruh kelompok ke dalam permainan. dalam beberapa informasi berikut telah dirangkum hal-hal yang harus dipertimbangkan selama persiapan dan pelaksanaan kerja kelompok:

Fasilitator harus menjelaskan tugas yang sangat eksplisit;; Fasilitator bisa memberikan semua kelompok tugas yang sama, tetapi juga bisa meminta mereka untuk bekerja pada topik atau pertanyaan yang berbeda . Jika semua kelompok menunjukkan pertanyaan yang sama, maka hal ini dapat mengakibatkan terlalu banyak pengulangan, yang - tergantung pada jumlah kelompok - dapat menjadi sangat melelahkan; Setiap kelompok harus menerima tugas dalam bentuk tertulis sehingga mereka dapat membaca pertanyaan - flipchart adalah format terbaik; Sebuah kerangka waktu yang jelas yang disepakati. hal ini penting untuk mempertimbangkan bahwa kualitas hasil kelompok kerja kecil tergantung pada kontribusi individu dan pada dinamika kelompok. hal ini perlu, karena peserta bisa memiliki waktu yang cukup untuk merenungkan masalah-masalah individual, serta waktu untuk membahas isu-isu sebagai kelompok dan, pada akhirnya, waktu yang cukup untukmenyiapkan visualisasi dan presentasi hasil kerja kelompok mereka untuk pleno.

Kelompok-kelompok diberikan tugas memvisualisasikan temuan-temuan kelompok,sehingga pelatih harus menjelaskan secara singkat metode untuk merekam temuan mereka.

bahan: kertas flipchart, pena

99

Presentasi hasil Kelompok Kerja

1. Klasik: Seorang pembicara dari masing-masing kelompok menggunakan presentasi untuk menjelaskan pandangan kelompok;Setelah itu, anggota kelompok lain diminta untuk melengkapi presentasi;Akhirnya, semua peserta dapat mengekspresikan pendapat mereka tentang temuan kelompok.

Jika topik yang sama telah dibahas oleh semua kelompok, maka kelompok berikutnya harus fokus pada poin presentasi baru atau tambahan.

bahan: kertas flipchart, pena

2. Pasar: Kelompok-kelompok yang berbeda diminta untuk hadir dan memvisualisasikan temuan-temuan kelompok mereka di dinding, menggunakan grafik flip dan metacards; harus dicari seorang 'juru bicara', yang akan bertanggung jawab untuk menjelaskan hasil yang lain;Kini, semua peserta dapat berjalan-jalan berkeliling dan mengunjungi stand yang berbeda yang mereka mintai. mereka dapat mengajukan pertanyaan atau bahkan meminta presentasi singkat oleh juru bicara. Namun, mereka benar-benar bebas untuk memutuskan berapa lama mereka akan mengunjungi stand dan topik khusus tersebut.;Setelah pasar telah ditutup, pertanyaan yang belum terjawab akan dirangkum dandibahas dalam pleno.

bahan: Kertas flipchart, pena dalam warna berbeda, gunting, kartu, tali, klip

100

Pasar, Pelatihan Fasilitator, Thailand 2010

101

Kesimpulan dari hasil Kelompok Kerja

Wawancara Fasilitator memainkan peran seorang jurnalis, memilih peserta individu dan melakukan wawancara singkat dengan mereka. Pertanyaan wartawan menunjukkan topik yang dibahas dalam kelompok. Ini juga merupakan kesempatan untuk merangkum hasil diskusi

Fasilitasi Diskusi

1. ‘Fish Bowl’ (Diskusi dalam kelompok yang lebih besar) metode ini memungkinkan untuk membahas topik yang lebih intens, tanpa harus membagi ke dalam kelompok kecil dan tanpa mengeluarkan peserta dari diskusi. Prinsipnya adalah sederhana:

Lima kursi ditempatkan dalam sebuah lingkaran, empat kursi untuk peserta, satu kursiuntuk pelatih atau fasilitator; Fasilitator mengajak empat peserta untuk bergabung dengan lingkaran dalam;Semua peserta lainnya menempatkan dirinya dalam sebuah lingkaran luar di sekitar lingkaran dalam;Fasilitator atau pelatih memulai diskusi dengan merumuskan pertanyaan khusus untuk para peserta dalam lingkaran dalam;Sebuah dialog secara perlahan dikembangkan antara para peserta di lingkaran dalam;Jika peserta dari lingkaran dalam telah menyatakan pendapatnya dan tidak memiliki sesuatu hal lagi untuk ditambahkan, maka ia dapat meninggalkan lingkaran dalam dan kembali bergabung dengan peserta lainnya di lingkaran luar;begitu tempat di lingkaran dalam telah kosong, peserta lain harus mengambil tempat tersebut dan berpartisipasi dalam diskusi;Proses ini kemudian berulang dengan sendirinya.

Komentar: Siapkan pertanyaan yang baik dan terfokus untuk diskusi. Pada awalnyabeberapa peserta mungkin enggan untuk bergabung dengan lingkaran dalam. Tetapi pengalaman menunjukkan bahwa ini hanya kasus di awal.

2. Ruang Terbuka ruang Terbuka didasarkan pada fakta bahwa diskusi selama rehat untuk minum kopi sering lebih hidup dan intensif daripada pada saat program resmi. berdasarkan pengamatan ini,Amerika harrison Owen menciptakan metode baru pada tahun 1985. Idenya adalah bahwa tidak harus fasilitator saja, yang dapat memutuskan topik yang sedang dibahas oleh kelompok. Sebaliknya, peserta harus dimasukkan ke dalam posisi untuk datang dengan saran-saran mereka sendiri. mereka juga harus memutuskan kelompok mana yang mereka sukai untuk bergabung. metode ini sangat baik untuk kelompok besar, tetapi juga dapat digunakan untuk pelatihan dan lokakarya dengan kelompok-kelompok kecil peserta berikut ini adalah ringkasan dari beberapa aturan dasarnya:

102

Setiap orang dapat menyarankan topik dan melobi untuk topik tersebut;Semua saran yang dikumpulkan dan ditulis pada flipchart;Setelah semua saran telah dikumpulkan, setiap peserta memutuskan di kelompok mana ia ingin bergabung. Kadang-kadang terdapat situasi dimana tidak ada orang yang tertarik dengan suatu topik tertentu;Penting: Tidak ada voting dari anggota kelompok. Peserta cukup pergi ke satu kelompok yang diusulkan dan bergabung dalam diskusi;Peserta juga dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain.

Para peserta yang telah membuat saran dan menciptakan kelompok kemudian harus meringkas diskusi dan mempresentasikannya dalam sidang pleno berikutnya

3. Kafe Dunia Percakapan Kafe dunia adalah cara intensional untuk menciptakan jaringan percakapan seputar pertanyaan-pertanyaan yang penting. Percakapan Kafe adalah proses imajinatif untuk memimpin sebuah dialog kolaboratif, berbagi pengetahuan dan menciptakan kemungkinan untuk tindakan dalam kelompok dari semua ukuran.

Metodologi Kafe Dunia:ruangan diatur seperti kafe, dengan meja untuk empat orang, ditutupi dengan kertas (taplak meja), bunga, beberapa pena berwarna dan, jika mungkin, lilin, musik yang tenang dan minuman. Empat orang bergabung di meja dan melakukan percakapan yang berlangsung antara 20 dan 30 menit. Percakapan harus berkonsentrasi pada satu atau dua pertanyaan. Pertanyaan yang sama yang sedang dibahas di semua meja.

Setelah jangka waktu yang diberikan para peserta pindah ke meja baru, kecuali pemilik meja yang tetap berada di meja tersebut. Pemilik meja menyambut pendatang baru dan berbagi esensi dari percakapan terdahulu. Para pendatang baru dapat berkomentar dan mengungkapkan pikiran mereka sebelum diskusi dilakukan, dan semakin memperdalamnya dalam diskusi.

Pada akhir putaran kedua, peserta kembali ke meja asli mereka - atau pindah ke meja lain untuk satu atau lebih putaran tambahan - tergantung pada rancangan Kafe. Pada putaran berikutnya mereka dapat mengeksplorasi pertanyaan baru atau lebih memperdalam salah satu.Setelah tiga atau lebih putaran, seluruh kelompok berkumpul untuk berbagi dan mengeksplorasi tema yang muncul, wawasan, dan pelajaran, yang ditangkap pada flipchart atau cara lain untuk membuat kecerdasan kolektif seluruh kelompok terlihat pada semua orang sehingga mereka dapat merefleksikan apa yang muncul di dalam ruangan. Pada titik ini Kafe mungkin akan berakhir atau mungkin mulai putaran selanjutnya dari hasil eksplorasi percakapan dan penyelidikan

dalam Kafe dunia, perumusan pertanyaan yang kuat adalah seni fundamental dan keterampilan.Pertanyaan seperti "Apa yang penting untuk Anda dalam situasi ini, dan mengapa Anda peduli?" dan "Apa yang kita tidak lihat (atau bicarakan) yang vital untuk kemajuan kita?" dapat membuka kemungkinan dan energi baru.

103

Tujuh prinsip-prinsip rancangan Kafe Dunia adalah: mengatur konteks Ciptakan ruang yang ramah Eksplorasi pertanyaan yang penting mendorong kontribusi semua orang Penyerbukan silang dan menghubungkan beragam perspektif dengarkan bersama-sama untuk pola, wawasan, dan pertanyaan yang lebih dalamPanen dan berbagi penemuan secara kolektif

Catatan: Siapkan satu atau dua pertanyaan yang relevan dan siapkan lingkungan yang menyenangkan. bahan yang dibutuhkan kertas dan pulpen.

umpan Balik

umpan balik harian dari peserta membantu untuk memahami peserta secara individu dan dinamika kelompok secara keseluruhan. Umpan balik juga membantu untuk melangsungkan kembali pelatihan dalam rangka untuk lebih memenuhi kebutuhan peserta. Terdapat metode evaluasi yang berbeda yang dapat Anda gunakan, berikut adalah beberapa contoh:

Komite umpan Balik: Setiap pagi, sekelompok peserta 2-3 orang menyajikan sebuah laporan secara visual dari hari sebelumnya. Laporan ini mencerminkan isi pelatihan dan suasana hati para peserta. Laporan tersebut harus mencakup kritik konstruktif dan rekomendasi untuk perubahan. di akhir laporan, kelompok mungkin memfasilitasi permainan atau memberikan lelucon untuk 'menambah energi' kelompok sebelum sesi kerja pertama dimulai. Suatu kelompok baru dari 2 sampai 3 peserta dipilih pada akhir setiap hari.

Komentar Anonim: Sebuah papan pin atau kertas flipchart pada posisi berdiri disediakan di mana para peserta diminta untuk menuliskan komentar yang ingin mereka sampaikan - baik secara umum atau anonim.

Barometer Suasana hati:

Pada akhir setiap hari, peserta diminta untuk menggambarkan suasana hati mereka. hal ini dapat dilakukan dengan meminta setiap peserta untuk menuliskan sebuah titik di bawah grafik atau kata di papan pin atau kertas flipchart yang paling tepat menggambarkan suasana hatinya. Kombinasi instrumen evaluasi yang berbeda seperti:

104

Sebuah kuesioner akan diselesaikan secara anonim;Sebuah grafik yang dituliskan bagi peserta untuk menunjukkan pendapat mereka tentang berbagai isu, misalnya: isi pelatihan, metodologi pelatihan, pelatih, makanan,tempat, dan lain-lain;distribusi metacards sehingga peserta dapat menjawab pertanyaan seperti: Apa yang telah berguna? Apa yang belum atau kurang berguna?;diskusi Pleno untuk melengkapi berbagai satu metode yang tercantum di atas.

The project has five partner organizations, running the national offices in their

respective countries. dELGOSEA parters are:

▪ ACVN, Association of Cities of Vietnam, Vietnam

▪ LOGODEF, Local Government Development Foundation, Philippines

▪ NLC/S, National League of Communes/Sangkats of the Kingdom of Cambodia,

Cambodia

▪ TEI, Thailand Environment Institute, Thailand

▪ UCLG ASPAC, United Cities and Local Governments – Asia Pacific, Indonesia

Proyek ini turutdidanai olehUni Eropa.

Proyek ini dikelola oleh konsorsium: Konrad-Adenauer-Stiftung e.V., Thailand Environment Institute (TEI), Local Government Development Foundation Inc. (LOGODEF), United Cities and Local Governments for Asia and Pacific (UCLG-ASPAC), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Association of Cities of Vietnam (ACVN), dan National League of Communes/Sangkats of the Kingdom of Cambodia (NLC/S). www.delgosea.eu

Program ini dilaksanakan oleh Konrad-Adenauer-Stiftung e.V..Pendapat-pendapat yang disampaikan dalam publikasi ini tidak mencerminkanpendapat Komisi Eropa

www.dELGOSEA.eu