26
KURIKULUM PAI PADA TATARAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN MANUSIA YANG BERIMAN DANB BERTAKWA A. Pengertian Kurikulum Kurikulum telah dikenal dalam dunia pendidikan, sebagai suatu istilah yang tidak asing lagi, secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finis. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum bisa diungkapkan dengan manhaj yang berati jalan yang terang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan, sedangkan arti “manhaj” / kurikulum dalam pendidikan Islam sebagai yang terdapat dalam kamus al-Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Prof. Dr. Nasution MA, dalam karyanya; Kurikulum dan Pengajaran (1999:5). Ia menjelaskan lebih jauh 1

Kurikulum Pai Pada Tataran Sistem Pendidikan Nasional Untuk Mewujudkan Manusia Yang Beriman Danb Bertakwa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bgfh

Citation preview

KURIKULUM PAI PADA TATARAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN MANUSIA YANG BERIMAN DANB BERTAKWA

A. Pengertian KurikulumKurikulum telah dikenal dalam dunia pendidikan, sebagai suatu istilah yang tidak asing lagi, secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finis.Dalam bahasa Arab, kata kurikulum bisa diungkapkan dengan manhaj yang berati jalan yang terang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan, sedangkan arti manhaj / kurikulum dalam pendidikan Islam sebagai yang terdapat dalam kamus al-Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.Prof. Dr. Nasution MA, dalam karyanya; Kurikulum dan Pengajaran (1999:5). Ia menjelaskan lebih jauh mengenai kurikulum. Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Lazimnya dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah. Jadi, selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. Yang terkhir ini sering disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra-kurikuler (co-curriculum atau extra-curriculum). Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa latin, curriculum yang berarti bahan pengajaran. Adajuga yang mengatakan bahwa kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Dalam Bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia dalam berbagai bidang kehidupan. . kurikulum selanjtnya menjadi suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah Sehubungandenganbanyaknyadefinisitentangkurikulum,dalamimplementasikurikulumkiranyaperlumelihatdefinisikurikulumyangtercantumdalamUndang-undangNo.20tahun2003tentangSistemPendidikanNasionalpasal1ayat(19)yangberbununyi:kurikulumadalahseperangkatrencanadanpengaturanmengenaitujuan,isidanbahanpelajaransertacarayangdigunakansebagaipedomanpenyelenggaraankegiatanpembelajaranuntukmencapaitujuanpendidikantertentu.Lebihlanjutpadapasal36ayat(3)disebutkanbahwakurikulumdisusunsesuaidenganjenjangdanjenispendidikandalamkerangkaNegaraKesatuanRepublikIndonesiadenganmemperhatikan:1. Peningkatanimandantakwa;2. Peningkatanakhlakmulia;3. Peningkatanpotensi,kecerdasan,danminatpesertadidik;4. Keragamanpotensidaerahdanlingkungan;5. Tuntutanpembangunandaerahdannasional;6. Tuntutanduniakerja;7. Perkembanganilmupengetahuan,teknologi,danseni;8. Agama;9. Dinamikaperkembanganglobal;dan10. .persatuannasionaldannilai-nilaikebangsaanPasalinijelasmenunjukkanberbagaiaspekpengembangankepribadianpesertadidikyangmenyeluruhdanpengembanganpembangunanmasyarakatdanbangsa,ilmu,kehidupanagama,ekonomi,budaya,seni,teknologidantantangankehidupanglobal.Artinya,kurikulumharuslahmemperhatikanpermasalahaninidenganseriusdanmenjawabpermasalahaninidenganmenyesuaikandiripadakualitasmanusiayangdiharapkandihasilkanpadasetiapjenjangpendidikan.

1. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)2. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)3. Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan meanifestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6)4. Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7)5. Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 1991:7)6. Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang 7. disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow)8. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial,kurikulum pendidikanfisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6)9. Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi (Abert I. Oliver dalam Oliva, 1991:7).10. Kurikulum mengandung konten (suject matter), pernyataan tujuan (terminal objective), urutan konten, pre-asesmen dari entri skil yang dipersyaratkan pada siswa ketika mulai belajar konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7).11. Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil)Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu:Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doingDari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.Eve Krakow (2005) mengemukakan bahwa pengajaran berbasis kompetensi adalah keseluruhan tentang pembelajaran aktif (active learning) dimana guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada hanya mempelajari isi (learn how to learn rather than just cover content).Lebih jauh Christine Gilbert sebagai chief inspector Ofsted pada dokumen visi 2020 dari Ofsted menyebutkan bahwa:Learning how to learn half a dozen times, as it describes the imperatives for developing the 21st-century curriculum. In the last decade, it seems that we have established the notion that an appreciation of the how students learn is at least as important as what they learn. The National Strategies at primary and secondary level are promoting learning competencies and the mantra for Every Child Matters includes enjoyment and engagement with learning as a key outcomePendapat di atas menekankan bahwa pengembangan kurikulum di abad ke-21 lebih ditekankan pada bagaimana mengembangkan suatu konsep learning how to learning.Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab tantangan yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu (Suyanto, 2005)Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.

B. Asas KurikulumDalam hal ini penulis akan memberikan beberapa contoh mengenai prinsip dan ciri kurikulum pendidikan Islam dikemukakan seperti berikut.1. Kurikulum harus sejalan dengan idelitas Islam, yaitu kurikulum yang mengandung materi ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi sebagai alat untuk mecapai tujuan kehidupan yang Islami.2. Kurikulum yang Islami harus diproses/diaktualisasikan dengan metode yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam.3. Antara kurikulum, motode, dan tujuan pendidikan Islam harus saling berkaitan (releven) dengan produk/hasil yang diinginkan4. Cakupan dan kandungannya harus luas dan menyeluruh, sehingga mencerminkan semangat, pemikiran, dan ajaran Islam yang mendalam serta memperhatikan pengembangan dan bimbingan segala aspek pribadi siswa, intelektual, psikologi, sosial dan spiritual.5. Selalu disesuaikan dengan bakat dan minat peserta didik.Bila dikaji secara cermat dan mendalam, prinsip dasar kurikulum pendidikan Islam di atas sudah ideal, baik dilihat dari perancangan sebuah kurikulum maupun kemungkinan pencapaian hasil pendidikan Islam apabila racangan kurikulum dimaksud dapat diaplikasikan dengan konsisten dan efektif.Pendidikan Islam sebagai bagian dari pendidikan secara umum sejak masa lalu telah mengembangkan, merumuskan, dan mempedomani kurikulum dalam peyelenggaraan pendidikan Islam, walaupun susunan dan orientasinya juga mengalami perubahan dan perkembangan sesuai tututan perkembangan dunia pendidikan.Dengan penjelasan yang kami utaraka dimuka, maka bias ditarik sebuah kesimpulan, sejumlah dasar umum bagi krikulum pendidikan islam yaitu:1. Agama Mengenai dasar yang pertama ini, maka segala sistem yang ada dalam kehidupan masyarakat termasuk sistem pendidikan harus meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada agama Islam atau syariat Islam dan sesuatu yang terkandung didalamnya. Sedangkan segala sember dari semuanya adalah Kitab Allah dan Sunnah Nabi SAW. Setelah kedua sumber ini maka barulah muncul beberapa sumber yang lainnya yang berlandasan pada keduanya, baik itu menguraikan apa yang terkandung didalamnya atau memperluas hokum-hukum furu dari dasar-dasar dan hukum-hukum umum yang terkandung pada keduanya.Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan-tujuan ini, maka kurikulum dalam pendidikan islam itu harus menyeluruh kandungan-kandungannya, melebihi ilmu-ilmu agama dan alat-akatnya. Dari uraian tersebut kurikulum pandidikan islam harus mengandung segala ilmu yang bermanfaat dalam agama dan dunia. Islam tidak menghalangi seseorang untuk mempelajari ilmu manapun yang itu berguna, selama kajian itu diterapkan dalam dalam akidah dan akhlak.2. Falsafah Suatu sistem yang mempunyai watak yang berdiri sendiri dan cirri-ciri yang khas yang memperoleh wujudnya dari wahyu Tuhan, bimbingan Nabi yang utama, dan peninggalan pemikiran Islam yang benar disepanjang zaman dan waktu.3. Psikologis Disamping dua dasar kurikulum pendidikan islam itu, adala lagi dasar ketiga yang sangat berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kematangan bakat-bakat, intelek tual, emosi, kebutuhan-kebutuhan, keinginan dan minat, kecakapan yang bermacam-macam, dan pemikiran merekan yaitu dasar psikologis. Semua itu tidak diabaikan oleh kurikulum pendidikan Islam dan metode-metode pengajaran. Bukan hanya itu, para pendidik selalu mengajak dan menghargai hal itu dalam menentukan kurikulum pendidikan Islam yang sesuai dengan peserta didik.Sedangkan dalam kurikulum pedidikan Islam sendiri, juga mengajak dan menggalakkan dalam membantu perkembangan peserta didik yang sesuai dengan kematangan dan bakatnya masing-masing Dalam pemikirn Islam tidak melarang mendalami dan mengkaji psikologi ini pada peserta didik dinegeri Islam mapun, selagi sesui dengan pertimbangan-pertimbangan dan tujuan-tujuan kurikulum, kandungannya, serta susunan dan pelaksanaannya.4. Sosial Social juga menjadi dasar utama dalam kurikulum pendidikan Islam yang mengandung cirri-ciri masyarakat Islam dalam pendidikan dan dan kebudayaannya yang bersifat umu atau khusus. Dari penjelasan tersebutu diatas maka jelaslah bahawa kurikulum pendidikan islam itu diterapkan dalam kerangka masyarakat yang memiliki identitas khas dan kepribadian budayanya. Oleh karena itu kurikulum pendidikan Islam berkewajiban untuk menguatkan hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaannya dalam menentukan tujuan-tujuannya, penyusunan kurikulumnya, dan metode-metode pengajarannya. Sedangkan tugas dari kurikulum pendidikan Islam yang berkaitan dengan social, yaitu turut serta dalam proses pemasyarakatan bagi peserta didik, penyesuaian mereka dengan masyarakat Islam dimana mereka hidup, memperoleh kebiasaan dan sikap yang baik pada masyarakatnya, serta cara berfikir dan tingkah laku yang diinginkan, cara bergaul yang sehat, sikap kerjasama dan menghargai tanggungjawab.Inilah yang menjadi dasar utama kurikulum pendidikan islam. Dari penjelasan tersebut maka jelaslah bahwa kurikulum pendidikan islam telah mempertimbangan dalam segala aspek baik itu dalam tujuan-tujuan dan metode-metodenya.

C. Pengembangan kurikulum pendidikan islamSetelah kita mengetahui berbagai ciri-ciri kurikulum pendidikan islam, untuk melengkapinya maka perlu kita tau prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pendidikan islam dan dasar-dasar serta sumber yang menjadi tumpuan kurikulum pendidikan islam.Prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar dari kurikulum pendidikan islam adalah sebagaimana berikut :a. Prtautan sempurna dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya. Oleh karena itu setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk filsafat, tujuan-tujuan, kandungan-kandunga, metode pengajaran, dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam lembaga pendidikan islam harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam, harus pula harus terisi dengan jiwa agama islam. Dan prinsip-prinsip ini harus dijaga dan dipelihara bukan hanya tehadap ilmu-ilmu syariat dan pengajian islam saja, tetapi pada segala yang terkandung dalam kurikulum termasuk ilmu akal, dan segala macam kegiatan dan pengalaman, sebab semuanya harus berjalan selaras dengan agama dan akhlak yang mulia.b. menyeluruh pada tujuan-tujuan kurikulum yang meliputi segala aspek pribadi peserta didik. Oleh karena itu apabila segala tujuan harus meliputi segala aspek kepribadian peserta didik, maka segala kandungannya harus meliputi segala yang berguna untuk membina pribadi peserta didik.c. Keseimbangan relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau kurikulum memberi perhatian besar kepada perkembangan spiritual dan ilmu-ilmu syariat , maka aspek spiritual itu tidak boleh melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan.d. Kurikulum berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Tidak hanya itu, kurikulum pendidikan islam juga berkaitan dengan alam sekitar, fisik dan social dimana peserta didik itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran, pengalaman, danjuga sikapnya.e. Pemeliharan perbedaan individu diantara para peserta didik dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan, dan segala masalahnya. Disamping itu juga menjaga kelainan kelamin diantara alam sekitar danmasyarakat. Karena semua ini dapat membuahkan kesesuaian kurikulum dengan segala yang dibutuhkan oleh peserta didik dan masyarakat, dan juga menambah segala fungsi dan gunanya.f. Menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat. Islam yang menjadi sumber falsafah, prinsip-prinsip, dasar-dasar kurikulum. Oleh karena itu yang berperan penuh dalam pengambangan dan merubah kurikulum pendidikan islam ini adalah semua umat islam apabila dipandang adanya maslahat bagi masyarakat kalau perubahan ini dilaksanakan.Berkaiatan dengan berbagai mata pelajaran dengan pengalaman-pengalaman dan aktifitas-aktifitas yang terkndung dalam kurikulum. Kurikulum pendiikan islam sangat tidak setuju pada kurikulum yang tidak tersusun mata pelajaran, dan pengalamannya

D.Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum KTSP Kurikulum mangandung tiga komponen, yaitu tujuan, isi, dan organisasi/strategi 1. Tujuan KurikulumKurikulum merupakan suautu program untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Oleh karena itu, dalam kurikulum suatu sekolah telah terkandung tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui sekolah yang bersangkutan. Ada jenis tujuan yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah.a. Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhanTujuan ini biasanya digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilann dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki murid-siswa setelah mereka menyelesaikan seluruh program pendidikan dari sekolah tersebut.b. Tujuan yang ingin dicapapi dalam setiap bidang studiTujuan ini biasanya digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilann dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki murid-siswa setelah mempelajari suatu bidang studi pada suatu sekolah tertentu.2. Isi KurikulumIsi program kurikulum dari suatu sekolah dapat dibedakan atas dua hal, yaitu:a. Jenis-jenis bidang studi yang diajarkan : Jenis-jenis tersebut dapat digolongkan ke dalam isi kurikulum dan ditetapkan atas dasar tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah yang bersangkutan, yaitu tujuan institusionalb. Isi program setiap bidang studi : Bahan pengajaran dari setiap bidang studi termasuk ke dalam pengertian isi kurikulum, yang biasanya diuraikan dalam bentuk pokok bahasan (topik) yang dilengkapi dengan sup pokok bahasan Bahan pengajaran ini ditetapkan atas dasar tujuan-tujuan kulikuler dan tujuan instruksionalc. Organisasi/Strategi : Struktur (susunan) program suatu kurikulum mengenal apa yang disebut Stuktur horizontal dan struktur vertikal. Struktur horizontal suatu kurikulum berkenaan dengan apakah kurikulum itu diorganisasikan dalam bentuk :i. Mata-mata pelajaran secara terpisah (separate subject); atauii. Kelompok-kelompok suatu pelajaran yang disebut dengan bidang study (broadfields); atauiii. Kesatuan program tanpa mengenal mata pelajaran maupun bidang study (integrated program). Selanjutnya, dalam struktur horizontal ini tercakup pula jenis-jenis program, yang dikembangkan dalam kurikulum tersebut. Sedangkan struktur vertikal suatu kuirikulum berkeanaan apakah kurikulum tersebut dilaksanakan melalui :i. Sistem kelas, di mana kenaikan kelas diadakan di setiap tahun secara serempak; atauii. Sistem tanpa kelas, di mana perpindahan dari suatu tingkat program ke tingkat program yang berikutnya dapat dilakukan pada setiap waktu tanpa menunggu teman-teman yang lain; atauiii. Kombinasi antara sistem kelas dan tanpa kelas Selanjutnya, dalam struktur program ini tercakup pula sistem unit waktu yang digunakan, misalnya apakah sistem semester ataukah catur wulan. Akhirnya, struktur program ini menyangkut pula masalah penjadwalan dan pembagian waktu untuk masing-masing bidang study atau isi kurikulum pada setiap tingkat atau kelas. Strategi pelaksanaan suatu kurikulum tergambar dari cara yng ditempuh dalam melaksanakan pemgajaran, cara di dalam mengadakan penilaian, cara di dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan dan cara di dalam mengatur kegiatan sekolah secara keseluruan. Cara dalam melasksanakan pengajaran mencakup cara yang berlaku secara umum maupun cara yang berlaku dalam menyajikan setiap bidang study, termasuk metoda mangajar dan alat pelajaran yang digunakan.

E. Aspek-aspek Kurikulum Pendidikan Islam1. Tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh kurikulum itu2. Pengetahuan, ilmu-ilmu, data, aktivitas-aktivitas, dan pengalaman yangmenjadi sumber terbentuknya kurikulum.3. Metode dan cara mengajar dan bimbingan yang diikuti oleh pesrta didik untuk mendorong mereka kearah yang dikehendaki oleh tujuan yang dirancang.4. Metode dan cara penelitian yang digunakan dalam mengukur hasil proses pendidikan yang dirancang dalam kurikulum.

F. Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam Bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan islam pada masa sekarang ini nampaknya semakin luas. Hal tersebut karena dipicu oleh kemajuan beberapa ilmu pengetahuan dan kebudayaan , disamping itu juga karena bertambahnyha beban yang harus ditanggung oleh pihak sekolah.Oleh kerena tuntutan perkembangan yang sedemikian rupa, maka para perancang kurikulum pendidikan Islam memperluas cakupan yang dikandung oleh kurikulum tersebut, antara lain yang berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proses belajar mengajar.Berdasarkan penjelasan diatas maka kurikulum pendidikan Isalam mempnyai tujuan untuk mencapai perkembangan yang menyeluruh dan perpadu dengan kepribadian para peserta didik. Disamping itu kurikulum pendidikan Islam juga mempunyai tujuan untuk memberi sumbangan dalam perkembangan masyarakat Islam, memperkuat keprinbadian islam yang berdiri sendiri.

Kesimpulan

Dari beberapa pengertian di atas, maka secara umum yang namakan dengan kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan ha-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum sendiri terbagi atas tiga komponen yaitu :1. Tujuan Kurikulum yang mencakup tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan serta tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi2. Isi Kurikulum yang mencakup jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program setiap bidang studi3. Organisasi/Strategi yang mencakup Struktur (susunan) program suatu kurikulum mengenal apa yang disebut Stuktur horizontal dan struktur vertikalDalam pembuatan kurikulum ada bebrapa prinsip yang harus dipertimbangkan yaitu: Prinsip fleksibilitas Program, prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip efisien dan efektivitas, prinsip kontinuitas, prinsip relevansi dan prinsip kesinambungan

KURIKULUM PAI PADA TATARAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNTUK MEWUJUDKAN MANUSIA YANG BERIMAN DANB BERTAKWA

Di Susun Oleh :MarzukiNur Wahyudi

DosenDrs. H. Ahmad Jazuli, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU 2015

DAFTAR PUSTAKA

Daradrat, Zakiah, Dr, et. al., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2004, cet. ke-5Jalaluddin, Prof, Dr, H dan Idi, Abdullah, Drs, M.Ed., Filsafat Pendidikan, Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, Jakarta, Gaya Media Pratama Jakarta, 2002, cet. ke-2Nasution, S, Prof, Dr, Ma., Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta, PT Bumi Aksara, 1999, cet. ke-3SyarI, Ahmad, H, M.Pd., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Pustaka Firdaus, 2005, cet. ke-1Dedi Supriyanto. 2012. Model Pengembangan Kurikulum. (online)(http://kebaikanuntuksemua.blogspot.com/2012/04/model-pengembangan-kurikulum.html,)

Arifin. 2012. Model-model Pengembangan Kurikulum. (online)(http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/02/model-model-pengembangan-kurikulum.html,)

15