Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    1/19

    KH Ahmad Azhar Basyir

    Perteguh Gerakan PembaruanMuhammadiyah

    Menjelang Muktamar Muhammadiyah tahun1990 dan beberapa waktu setelah itu,diselenggarakan banyak seminar untukmengevaluasi perjalanan Muhammadiyahsebagai organisasi pembaru. Sejumlahcendekiawan muda, termasuk dari kalanganMuhammadiyah sendiri, melontarkan kritikterhadap organisasi keagamaan ini.

    Banyak wacana yang muncul saat itu;Muhammadiyah sudah berhenti menjadiorganisasi pembaru; pengamalan agama dikalangan Muhammadiyah sudah kering, danbahwa kalangan Muhammadiyahmengabaikan dzikir dan tak punya dimensitasawuf serta masih banyak lagi.

    Terhadap kritik-kritik tersebut, tampillah KHAhmad Azhar Basyir di garis depanmemberikan penjelasan. Ulama yang kalaitu menjabat sebagai Ketua UmumMuhammadiyah itu menegaskan, padadasarnya Muhammadiyah tetap menjadiorganisasi pembaru, organisasi tajdid(reformasi) dalam Islam di Indonesia.

    Dia berpendapat, tajdid setidaknya memilikitiga dimensi. Pertama, dimensi akidah.Dalam hal ini, semua persoalan harusdikembalikan kepada ajaran Alquran danhadis. Akidah sifatnya absolut, tetapi dalamperkembangan sejarah ia mengalamiperkembangan yang tak jarangmenimbulkan perbedaan pendapat.Akibatnya ada pikiran yang terlalu jauh,sebagaimana juga ada golongan yang'memudahkan pengertian.' Oleh karenanyadiperlukan tajdid di bidang akidah.

    Kedua, dimensi ibadah mahdah atau ibadahmurni. Di sini, perbedaan pendapat punharus dikembalikan pada Alquran dan hadis,karena dalam bidang ini juga terjadiperkembangan sebagaimana terjadi padabidang akidah. Ketiga, dimensi muamalat.Terkait hal ini diperlukan pengembanganpemikiran sesuai dengan perkembanganmasyarakat, sebab di dalam Alquran danhadis persoalan muamalat berupa kaidah-kaidah umum. Tajdid dalam hal inimempunyai makna dinamis.

    Berkenaan dengan dimensi tasawuf dalamMuhammadiyah, Azhar Basyir menyatakanbahwa Muhammadiyah juga menganut

    tasawuf, seperti yang ditulis Buya Hamkadalam buku Tasauf Modern. Menurutnya,orang dapat saja melakukan kegiatan yangberorientasi dunia tanpa meninggalkandzikir. Demikianlah ketegasan tokoh inidalam menetapkan garis kebijakanMuhammadiyah. KH Ahmad Azhar memangkemudian dikenal sebagai ulama yangbanyak menguasai ilmu agama, low profile,serta ibarat sumur yang tidak pernah habisditimba.

    KH Ahmad Azhar dilahirkan di Yogyakartatanggal 21 Nopember 1928. Dia dibesarkandi lingkungan masyarakat yang kuatberpegang pada nilai agama yakni diKauman. Ayahnya bernama HM Basyir danibunya Siti Djilalah. Pendidikan formalnyadimulai pada Sekolah RendahMuhammadiyah di Suronatan, Yogyakarta.Setelah tamat pendidikan tingkat dasartahun 1940, diapun nyantri di MadrasahSalafiyah, Ponpes Salafiyah Tremas,Pacitan, Jawa Timur.

    Setahun kemudian dia pindah ke Madrasahal-Fallah di Kauman hingga tahun 1944 kalamenyelesaikan pendidikan tingkatmenengah pertamanya. Pendidikan lanjutankemudian ditempuhnya di MadrasahMubalighin III (Tabligh School)Muhammadiyah Yogyakarta dan rampungselama dua tahun.

    Pada zaman revolusi, Azhar Basyirbergabung dengan kesatuan TNI HizbullahBatalion 36 di Yogyakarta. Seusaikemerdekaan, dia pun kembali ke bangkusekolah dan masuk ke Madrasah MenengahTinggi Yogyakarta tahun 1949. Tamat tahun1952, lantas meneruskan ke PerguruanTinggi Agama Islam Negeri Yogyakarta.

    Beberapa saat kemudian dia mendapatbeasiswa untuk belajar di UniversitasBaghdad, Irak. Fakultas Adab JurusanSastra adalah bidang yang diambil. Dari sinidia melanjutkan studi ke Fakultas Dar al'Ulum Universitas Kairo serta belajarislamicstudies sampai meraih gelar master berkattesis Nizam al-Miras fi Indunisia, Bain al-'Urfwa asy-Syari'ah al-Islamiyah (SistemWarisan di Indonesia, antara Hukum Adatdan Hukum Islam).

    Tak hanya di bidang keilmuan, di lapanganorganisasi pun Ahmad Azhar aktif terlibat.Sejak duduk di sekolah menengah, dia telahbergiat di Majelis Tabligh Muhammadiyah.Karir berorganisasinya ini dimulai sebagai

    1

  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    2/19

    juru tulis yang tugasnya mengetik danmengantar surat.

    Lama kelamaan, karena kegigihan danditunjang kemampuan ilmu agamanya,Ahmad Azhar dipercaya menjadi ketua

    muda Pemuda Muhammadiyah ketikalembaga ini baru didirikan tahun 1954.Jabatan ini dikukuhkan pada MuktamarPemuda Muhammadiyah di Palembangtahun 1956. Namun tak lama jabatantersebut mesti diserahterimakan kepadaPimpinan Pusat Muhammadiyah berhubungdia harus kuliah di Baghdad dan Kairo.

    Kembali ke Tanah Air, dia diangkat sebagaidosen di Universitas Gadjah Mada (UGM).Sembari mengajar, Ahmad Azhar aktifkembali di organisasi Muhammadiyah yang

    kali ini sudah di tingkat pimpinan pusat. Dialantas berkecimpung di lembaga MajelisTarjih Muhammadiyah (bidang penetapanhukum agama) dengan menjadi pimpinandari tahun 1985-1990.

    Tahun 1990 pula, pada MuktamarMuhammadiyah di Semarang, ulama inidiberi amanah untuk memimpinMuhammadiyah. Pada saat yang sama, diaduduk pada beberapa organisasi, antara lainsebagai salah seorang ketua Majelis UlamaIndonesia (MUI) Pusat masa bakti 1990-

    1995, anggota Dewan Pengawas SyariahBank Muamalat Indonesia, serta anggotaMPR-RI periode 1993-1998. Sementara ditingkat internasional ia menjadi anggotatetap Akademi Fikih Islam, OrganisasiKonferensi Islam (OKI).

    Pada usia 65 tahun, tokoh kharismatik inimulai memasuki masa pensiun dari kegiatanmengajar di Fakultas Filsafat UGM. Tetapi,dia tetap bertekad mengabdikan ilmunyadengan mengajar di Fakultas Hukum UGM,IAIN Sunan Kalijaga, dan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta.

    Di waktu senggangnya, Ahmad Azhar punyakegiatan lain yakni menulis buku. Beberapakaryanya antara lain Hukum PerkawinanIslam, Garis Besar Ekonomi Islam, Hukum

    Adat di Indonesia, Prospek Hukum Islam diIndonesia, dan masih banyak lagi. Disamping itu ada pula buku yang membahaspersoalan akhlak dan bidang lainnya.

    Saat memasuki musim haji tahun 1994,pemerintah menunjuknya selaku wakil

    amirulhaj Indonesia. Setelah dari TanahSuci, dia kembali bekerja keras. Tak lama,

    tepatnya pada awal Juni 1994, ulama inimasuk rumah sakit karena komplikasipenyakit gula, radang usus dan jantung.Kondisinya kian memburuk. Dan padatanggal 28 Juni 1994, KH Ahmad AzharBasyir meninggal dunia.

    Sumber :

    http://www.republika.co.id/suplemen/

    Ahmad Rasyid Sutan Mansur

    MengembangkanMuhammadiyah di Sumbar

    Muhammadiyah selama ini dikenal punyabasis yang kuat di Propinsi Sumatera Barat.Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari

    kiprah salah seorang tokohnya yangbernama Ahmad Rasyid Sutan Mansur, atauyang lebih kondang dengan nama AR SutanMansur.

    Tokoh ini lahir di Maninjau, Sumatera Barat,15 Desember 1895. Di tempat kelahirannyaitu pula, Sutan Mansur pertama kalimemperoleh pendidikan agama meski masihsecara tradisional di dalam lingkungankeluarganya yang memang amat religius.

    Selain mendapatkan gemblengan agama,

    dia juga mendapatkan pendidikan formal.Adapun pendidikan formal didapat sejaktahun 1902 saat menimba ilmu di TweedeClass School (sekolah kelas dua), juga diManinjau, hingga tahun 1909.

    Kemudian atas rekomendasi dari controlleurManinjau, Sutan Mansur melanjutkanpendidikan ke Kweekschool (sekolah guru)di kota Bukitinggi. Akan tetapi karena sejakawal Sutan Mansur sudah berkeinginanbersekolah di Mesir, maka dia memutuskanuntuk belajar ilmu agama terlebih dahulu

    kepada H Abdul Karim Amrullah, ayahandaBuya Hamka.

    Pada saat perkumpulan Sumatera Thawalibdibentuk pada Februari 1918 di PadangPanjang, oleh beberapa sejawat, SutanMansur sudah dipandang mampu berperansebagai guru. Oleh karenanya, SumateraThawalib langsung mengutusnya menjadiguru di Kuala Simpang, Aceh, selama duatahun.

    Pindak ke Pulau JawaTahun 1920, dia pindah ke Pekalongan

    2

    http://www.republika.co.id/suplemen/http://www.republika.co.id/suplemen/
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    3/19

    ketika cita-citanya untuk menempuhpendidikan di Mesir tidak tercapai. Namunkekecewaannya tidak berlangsung lama,sebab pada tahun 1922 Sutan Mansurbertemu dengan KH Ahmad Dahlan, pendiriMuhammadiyah. Tokoh kharismatik inidatang ke Pekalongan guna mengadakantabligh Muhammadiyah.

    Peristiwa tersebut ternyata mengubahperjalanan hidupnya kemudian. Dia begituterkesan dengan kefasihan KH AhmadDahlan dalam menjelaskan berbagaipersoalan agama. Kepribadiannya yanglembut, bersahaja, serta rendah hatisemakin menumbuhkan simpati dari banyakorang, termasuk dirinya.

    Dari ulama itulah, Sutan Mansur banyak

    menimba pengetahuan mengenaiMuhammadiyah. Maka pada tahun yangsama, dia masuk menjadi anggotaorganisasi kemasyarakatan ini dan sekaligusberkenalan dengan sejumlah tokohMuhammadiyah semisal KH AR Fakhruddindan KH Mas Mansur. Dan kembali SutanMansur makin mengenal Islam tidak hanyadari aspek hukumnya, melainkan juga aspeksosial kemasyarakatan, dan ekonomi daridua tokoh tadi.

    Tahun 1923 dia menjadi guru serta mubaligh

    Muhammadiyah. Muridnya terdiri daripelbagai kalangan, antara lain bangsawanJawa (R Ranuwihardjo, R Tjitrosoewarno,dan R Oesman Poedjooetomo), keturunanArab, serta orang Minang perantauan yangmenetap di Pekalongan dan sekitarnya. Duatahun kemudian dia kembali ke daerahkelahirannya sebagai mubalighMuhammadiyah untuk wilayah Sumatera.

    Mengembangkan MuhammadiyahSejatinya, sebelum Sutan Mansur, pikiran-pikiran dari Muhammadiyah sudah lebih duludisebarluaskan oleh H Abdul KarimAmrullah, bahkan beberapa cabangMuhammadiyah sudah berdiri di Maninjaudan Padang Panjang. Dengan kata lain, HAbdul Karim Amrullah telah membuka jalanbagi Sutan Mansur untuk lebihmengembangkan Muhammadiyah diSumatera Barat. Dan penyebaran gerakanini justru semakin pesat setelah diamendapat dukungan dari tokoh-tokohmasyarakat setempat dan sejumlah alimulama 'kaum muda'.

    Di samping itu, selaku mubaligh tingkatpusat Muhammadiyah (1926-1929) dia

    ditugaskan mengadakan tabligh keliling keMedan, Aceh, Kalimantan (Banjarmasin,Amuntai dan Kuala Kapuas), Mentawai sertabeberapa bagian Sumatera Tengah danSumatera Selatan. Aktivitasnya juga melatihpemuda-pemudi dalam lembaga KulliyatulMuballigin yang didirikannya untuk menjadikader Muhammadiyah.

    Adapun metode yang digunakan untuklatihan itu adalah mujadalah (kelompokdiskusi). Murid-muridnya antara lain DuskiSamad (adik kandungnya sendiri), AbdulMalik Ahmad (penulis tafsir Alquran), ZeinJambek, Marzuki Yatim (mantan Ketua KNISumatera Barat), Hamka, Fatimah Latif,Khadijah Idrus, Fatimah Jalil, dan Jawanis.

    Pada tahun 1930 diselenggarakan Kongres

    ke-19 Muhammadiyah di Minangkabau.Salah satu keputusannya adalah perlunyajabatan konsul Muhammadiyah di setiapkaresidenan. Maka berdasarkan KonferensiDaerah di Payakumbuh tahun 1931,dipilihlah Sutan Mansur sebagai konsulMuhammadiyah untuk wilayah SumateraBarat hingga 1944. Kemudian atas usulkonsul Aceh, konsul-konsul seluruhSumatera setuju untuk mengangkat SutanMansur selaku imam MuhammadiyahSumatera.

    Ketika berlangsung KongresMuhammadiyah ke-32 di Purwokerto tahun1953, dia terpilih sebagai Ketua PusatPimpinan (PP) Muhammadiyah. Tiga tahunberikutnya yakni pada Kongres ke-33 diPalembang, dia terpilih kembali sebagaiketua PP Muhammadiyah. Lantas padakongres ke-35 tahun 1962 di Yogyakarta,Sutan Mansur diangkat sebagai PenasehatPP Muhammadiyah sampai 1980.

    Tercatat selama masa kepemimpinannyadua periode (1953-1959) dia berhasilmerumuskan khittah (garis perjuangan)Muhammadiyah. Antara lain mencakupusaha-usaha menanamkan danmempertebal jiwa tauhid, menyempurnakanibadah dengan khusyuk dan tawadlu,mempertinggi akhlak, memperluas ilmupengetahuan, menggerakkan organisasidengan penuh tanggung jawab, memberikancontoh dan suri tauladan kepada umat,konsolidasi administrasi, mempertinggikualitas sumber daya manusia, sertamembentuk kader handal.

    Selain aktif di organisasi, dia pun dikenalsebagai penulis yang produktif. Buku-

    3

  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    4/19

    bukunya antara lain Pokok-pokokPergerakan Muhammadiyah, Penerangan

    Azas Muhammadiyah, Hidup di TengahKawan dan Lawan, Tauhid, Ruh Islam, danRuh Jihad. Buku-buku tersebut sampai saatini masih menjadi pegangan bagi anggotaMuhammadiyah.

    Dalam bidang fikih, Sutan Mansur dikenalsangat toleran. Dia misalnya tidak terlalumempermasalahkan perbedaan pendapatdalam masalah furu'iyyah (hukum agamayang tidak pokok). Hasil Putusan TarjihMuhammadiyah dipandangnya hanyasebagai sikap organisasi Muhammadiyahterhadap suatu masalah agama, itu punsepanjang belum ditemukan pendapat yanglebih kuat. Karenanya HPT menurut diatidak mengikat anggota Muhammadiyah.

    Sumbangsihnya dalam mengembangkanMuhammadiyah di Sumatera Baratmenjadikanya mendapat julukan 'BintangBarat Muhammadiyah', setelah KH MasMansyur dipandang sebagai 'Bintang TimurMuhammadiyah'. Dia pun dipandang selakutokoh utama Muhammadiyah dari generasipertama, setelah KH Ahmad Dahlan, KH ARFakhruddin, KH Ibrahim, KH Abdul Mu'thi,KH Mukhtar Bukhari, serta KH MasMansyur.

    Sumber :http://www.republika.co.id/suplemen/cet

    ak_detail.asp?mid=5&id=195877&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185

    Jumat, 17 Juni 2005

    H Muhammad Sudjak

    Perumus Gerakan SosialMuhammadiyah

    Berdirinya organisasi sosial keagamaan

    Muhammadiyah tidak terlepas darisumbangsih empat kuartet bersaudara.Mereka amat dihormati oleh wargaMuhammadiyah, dari sejak dulu hingga kini.Empat bersaudara tersebut antara lain HMuhammad Sudjak, KH Fakhruddin, KiBagus Hadikusuma, dan KH Zaini.

    Mereka merupakan generasi pertamagerakan Muhammadiyah yang langsung dibawah bimbingan KH Ahmad Dahlan, BapakMuhammadiyah. Dan dari empat orangbersaudara itu, yang paling tua adalah H

    Muh Sudjak. Seperti dikutip dari situs resmi

    organisasi Muhammadiyah, H MuhammadSudjak terlahir di Kampung Kauman,Yogyakarta pada tahun 1885/1303 H. Diaberasal dari keluarga abdi dalem santrikeraton Yogyakarta. Ayahnya adalah H.Hasyim yang menjabat sebagai seorangabdi dalem keraton Yogyakarta pada masapemerintahan Sri Sultan HamengkubuwonoVII.

    Sudjak semasa masih kecil dipanggildengan nama Daniel. Nama tersebutdiberikan karena dia lahir bertepatan dengantahun Dal. Tapi, setelah menginjak usiadewasa, khususnya setelah naik hajinamanya diganti menjadi MuhammadSudjak. Nama Sudjak berarti berani naikhaji. Sudjak lebih banyak mendapatpendidikan keagamaan dari orang tuanya,baik di lingkungan keluarga maupun diMasjid Agung Keraton Yogyakarta. Latarbelakang pendidikannya secara formalkurang dapat ditelusuri. Sementara itu,menurut beberapa informasi yang ada,Sudjak dikenal sebagai seorang yangotodidak.

    Dia juga sempat belajar di pondokpesantren. Hanya saja, di pondok pesantrenmana tidak ada yang mengetahui. Adakemungkinan dia belajar di pondokpesantren Wonokromo seperti adiknya, KHFakhruddin. Saat memasuki usia remaja, diKauman terjadi usaha pembaharuan bidangpendidikan yang dipelopori oleh KH AhmadDahlan. Sebagai remaja yang yang besar dilingkungan Kauman, Sudjak masuk didalamnya. Dia menjadi salah seorangpendukung, murid, sekaligus santri KHAhmad Dahlan.

    Pada waktu bersamaan, Sudjak jugadimagangkan di lingkungan KeratonYogyakarta untuk menjadi abdi dalem. Akantetapi hal itu tidak berlangsung lama karenadia merasa kurang cocok untuk menjadi

    seorang abdi dalem. Keluar dari magang dilingkungan keraton, Sudjak mulaimencurahkan perhatian di Muhammadiyahyang baru berdiri. Saat Muhammadiyahberdiri tahun 1912, Sudjak adalah salahseorang anggota angkatan mudanya. Diaadalah murid serta kader langsung KHAhmad Dahlan bersama-sama dengan adikdan teman-temannya, seperti H Fakhruddin,Ki Bagus Hadikusumo, H Zaini, H Mokhtar,HA Badawi, RH Hadjid, dan lain-lain.

    Meski demikian, dia belum duduk di dewan

    kepengurusan. Hal itu dikarenakan usianya

    4

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=195877&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=195877&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=195877&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=195877&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=195877&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=195877&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    5/19

    masih relatif muda. Sudjak mulai terlibatdalam kepengurusan Muhammadiyah sejakmemasuki dekade 1920-an, tepatnya padatahun 1921. Pada saat itu Hoofdbestuur(HB) dalam kepengurusannya. Salahsatunya adalah Bagian PenolongKesengsaraan Umum (PKU) yang bertugasmeringankan beban penderitaan umatmelalui aksi-aksi sosialnya.

    Dari sekian banyak kader muda KH. AhmadDahlan yang mempunyai pola pikir danperjuangan pragmatis dan bergerak dibidang sosial adalah Sudjak. Sikap sepertiitu merupakan hasil pendidikan yangdiberikan KH Ahmad Dahlan di mana diasenantiasa menekankan pentingnya aksi(praktek amaliah) dari pada hanya sekedarberetorika. Dan Sudjak dipandang sebagaitokoh yang pantas memimpin Bagian PKUMuhammadiyah.

    Sebagai pemimpin Bagian PKUMuhammadiyah, Sudjak yakin lembagatersebut akan mampu membuktikan bahwabangsa Indonesia, khususnyaMuhammadiyah dapat mendirikan rumahsakit, rumah miskin, rumah anak yatim dansebagai aksi sosialnya. Rencananya untukmendirikan beberapa amal sosial itukemudian dipresentasikan saat dilantikmenjadi ketua Bagian PKU Muhammadiyah.Rencana Sudjak terdengar sangatberlebihan untuk ukuran saat itu sehingga didepan khalayak dia malah ditertawakan.Meski demikian dia tetap yakin akantekadnya.

    Dia berpegang pada realitas bahwa telahbanyak orang non-Muslim (KolonialBelanda) yang dapat mendirikan rumahsakit, rumah miskin dan rumah yatim hanyakarena dorongan rasa kemanusiaan tanpadidasari rasa tanggungjawab kepada AllahSWT. Jika umat non-Muslim saja mampumelakukan aksi-aksi sosial, mengapa umat

    Islam yang mempunyai landasan agamaseperti yang tertera dalam QS Al Maun,tidak dapat melakukannya.

    Lebih jauh dia berprinsip bahwa jika Allahtelah menetapkan ketentuannya di dalamAlquran, pasti ketentuan itu dapat dilakukanumat-Nya, karena mustahil Allah membuatketentuan yang tidak dapat dilakukan kaum-Nya. Pada perkembangannya kemudian,ternyata apa yang digagas Sudjak menjadikenyataan. Perlahan tapi pastiMuhammadiyah mampu mendirikan rumah

    sakit di Yogyakarta serta mendirikan rumah

    miskin dan panti anak yatim di mana-manasebagai amal usaha-amal usaha andalan dibidang sosial.

    Itulah sumbangan terbesar yang diberikanSudjak dalam merintis dan mengembangkan

    gerakan Muhammadiyah, khususnya dibagian PKU. Sudjak pun dipandang sebagaiinspirator dan perintis utama aksi sosialdalam gerakan Muhammadiyah setelah KHAhmad Dahlan sendiri. Di lingkunganMuhammadiyah, meski belum pernahmenjabat sebagai ketua Muhammadiyahdan jabatan tertingginya hanya sampai pada

    jabatan wakil ketua, tapi nama Sudjak cukuppopuler. Hal ini karena dia dipandangsebagai salah seorang murid dan kaderlangsung dari KH. Ahmad Dahlan.

    Bahkan pada sekitar tahun 1937 ketikaterjadi gejolak di kalangan mudaMuhammadiyah yang menghendaki adanyaregenerasi dia adalah salah satu di antaratrio angkatan tua bersama-sama dengan M.Mukhtar dan H. Hisyam yang sangatpopuler. Dalam kongres Muhammadiyahyang ke-26 di Yogyakarta pada tahun 1937,Sudjak tetap diberi kepercayaan untukmemimpin Bagian (Majlis )PKU yangmemang bidangnya. Setelah itu, Sudjaktidak lagi duduk di dalam kepengurusanbesar Muhammadiyah secara fungsional.Namun, hingga masa akhir hayatnya padatahun 1962, dia dipercaya menjadi anggotapenasehat PP Muhammadiyah.

    Kiprah Sudjak tak hanya di lingkupMuhammadiyah saja, tercatat dia juga aktifdalam memperjuangkan perbaikan kualitasperjalanan haji bagi jamaah asal Indonesia.Pada periode pasca kemerdekaan bersamateman-temannya yang punya komitmenpada persoalan jamaah haji, dia membentuksatu wadah yang kemudian dinamakanPersatuan Djamaah Haji Indonesia (PDHI).Meski dalam perjuangannya dia sampai

    diperkarakan di pengadilan, tapi langkahnyatidak pernah surut. Sampai hari-harimenjelang wafatnya pun dia masih terusaktif di urusan perjalanan Haji. Berkat jasa-

    jasanya itulah sehingga Sudjak dikenalsebagai tokoh pelopor perbaikan perjalananhaji Indonesia.

    H Sudjak meninggal dunai pada tanggal 5Agustus 1962 setelah sekitar setengah abadikut membesarkan Muhammadiyah. Dikalangan para tokoh Muhammadiyah, diadikenal sebagai salah seorang yang banyak

    mewarisi sikap gurunya, KH. Ahmad Dahlan,

    5

  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    6/19

    dalam rangka mengembangkan organisasi.Jika KH Ahmad Dahlan adalah peletak dasarberbagai aktivitas amal usaha sosialMuhammadiyah, maka H.Sudjak adalahperumus dan sekaligus penafsirnya dalamrealitas gerakan. Itulah sumbangan besar H.Sudjak dalam mengembangkan gerakanMuhammadiyah, khususnya di bidang amalusaha sosial.

    Sumber :

    http://www.republika.co.id/suplemen/cet

    ak_detail.asp?mid=5&id=201953&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185

    Selasa, 08 Juli 2008 15:41:00

    NU-Muhammadiyah Jatim Serukan JihadMelawan HIV/AIDS

    Surabaya-RoL-- Pimpinan Wilayah NU(PWNU) Jatim bersama Pimpinan WilayahMuhammadiyah (PWM) Jatim dan MajelisUlama Indonesia (MUI) Jatim secarabersama-sama menyerukan jihad melawanepidemi HIV/AIDS di masyarakat.

    Ketua PWM Jatim, Prof Dr Syafiq Mughnibersama pengurus PWNU Jatim, KHSonhaji mengemukakan hal itu disela-selaWorkshop Pendekatan Islam DalamMenanggulangi HIV/AIDS yangdiselenggarakan Health Policy Initiative dan

    USAID di Surabaya, Selasa.

    Syafiq mengatakan jihad melawan HIV/AIDSdilakukan dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang dimiliki Muhammadiyah, NUdan MUI, termasuk menggunakan masjiddan lembaga-lembaga dakwah yang ada diketiga ormas Islam tersebut.

    "USAID memiliki dukungan dana, sementarakami memiliki SDM dan jaringan organisasi.Potensi ini disinergikan sehingga terjadikerja sama strategis untuk kemaslahatanmasyarakat," kata Guru Besar IAIN SunanAmpel tersebut.

    Syafiq mengatakan dalam workshop dirinyabersama KH Sonhaji diminta menjadidiminta jadi panitia dengan harapan agarworkshop bisa melibatkan tokoh-tokohMuhammadiyah, NU dan MUI se-JawaTimur.

    "Keterlibatan ormas Islam dalampenanggulangan HIV/AIDS merupakantantangan dakwah bagi ulama dan mubalighuntuk masuk kepada mereka yang tidak

    religius untuk mencegah epidemi HIV/AIDS,

    jadi mengajak mereka agar kembali jadireligius, agar selamat dunia dan akhirat,"katanya.

    Acara workshop diawali dengan presentasiHIV/AIDS dari berbagai dimensinyakemudian diakhiri dengan diskusi tentangapa yang harus dilakukan oleh para tokoh-tokoh agama Islam dan lembaga-lembagaIslam untuk menangggulangi HIV/AIDS.

    Peserta workshop dibagi empat kelompokdaerah yang masing-masing punyakarakteristik penyebab HIV/AIDS sehinggamasing-masing kelompok bisa berdiskusiuntuk mencegah laju perkembanganHIV/AIDS.

    Panitia juga menghadirkan penderitaHIV/AIDS untuk memberikan testimoni

    kepada peserta, sementara salah seorangpembicara yang menjadi narasumber adalahKepala Dinas Kesehatan Kota Surabayayang juga Ketua PW Aisyiyah Jatim, dr EstiMartiana Rahmy.

    "Kami mengharapkan, setelah pesertapulang bisa melakukan gerakan kerja samadengan Pemda, Komisi PenanggulanganAIDS (KPA) dan dengan lembaganyasendiri," katanya

    Sumber :

    http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=340564&kat_id=23

    Jumat, 10 Juni 2005

    Muhammadiyah dan DakwahGlobal

    KH Dr Tarmizi TaherKetua Dewan Direktur Center for ModerateMuslim (CMM)

    Tinggal dua minggu lagi muktamarMuhammadiyah ke-45 akan digelar diUniversitas Muhammadiyah Malang.Sebagian besar muktamirin adalah dai-daiMuhammadiyah di samping pengurus pusat,wilayah, daerah, dan cabang seluruhIndonesia. Muktamar ini memiliki nilaibudaya yang strategis, mengingatpertemuan para pengurus dan kaderMuhammadiyah ini tidak hanya dimaknaisebagai proses pergantian pengurusMuhammadiyah, melainkan sebagai ajangpersilangan budaya dan informasi.Masukan-masukan brilian dari para

    aktifisnya mendapatkan media yang tepat,

    6

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=201953&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=201953&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=201953&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=340564&kat_id=23http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=340564&kat_id=23http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=201953&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=201953&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=201953&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=340564&kat_id=23http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=340564&kat_id=23
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    7/19

    hal mana perbedaan dan benturan gagasanakan sangat bermanfaat bagi pematangankepribadian Muhammadiyah. Khittah (1912)Muhammadiyah tercermin sebagaimanaditegaskan oleh KH Ahmad Dahlan padasaat kelahiran Muhammadiyah, yaitudakwah Islamiyah.

    Beberapa waktu lalu saya bertemu dengancucu KH Ahmad Dahlan di Thailand.Belakangan saya tahu bahwa keluargamereka telah tersebar bukan hanya diThailand, melainkan juga di Singapura danAmerika. Keluarga pendiri Muhammdiyah inimemang sudah mengglobal, tentunya kitatidak perlu menyangsikan jika pengikutMuhammadiyah pun sudah mengglobalpula. Hal ini menunjukkan bahwaMuhammadiyah memiliki pengaruh yangluas dalam dinamika nasional daninternasional.

    Dari sekian organisasi sosialkemasyarakatan yang ada, daya survivalMuhammadiyah cukup mengagumkan.Sungguhpun Muhammadiyah lahir dalammasa penjajahan Barat (Belanda) diNusantara, ternyata Muhammadiyah tetapmampu bertahan, bahkan menjadi salahsatu motor penggerak untuk melawanpenjajah.

    Tantangan terhadap Muhammadiyah kinitentu berbeda dengan tantangan di masa'kecilnya'. Penjajahan telah selesai, namunsaat ini Muhammadiyah dihadapkan padasituasi yang tidak kalah krusialnya, yaituglobalisasi. Mampukah Muhammadiyahdalam proses globalisasi ini mendorongumat Islam untuk tampil sebagai pihak yangmewarnai dan mengarahkan jalannyaproses tersebut?

    Jawaban atas pertanyaan tersebut tentusaja tidak sederhana sebagaimana tidaksederhananya proses globalisasi itu sendiri.Namun satu hal yang jelas adalahMuhammadiyah tidak boleh berpangkutangan melihat umat Islam menjadi korbandari arus globalisasi dan tenggelamdidasarnya hanya lantaran tidak pahambagaimana berenang di atasnya.

    Globalisasi sebagai suatu proses padaakhirnya akan membawa seluruh pendudukplanet bumi menjadi suatu world societydanglobal society. Hal ini harus dipandang dandipahami sebagai proses wajar yang takterhindarkan yang diakibatkan oleh semakinmajunya peradaban manusia di bidang ilmu

    pengetahuan dan teknologi (Iptek),khususnya teknologi komunikasi daninformasi. Sebab bagaimanapun, globalsocietyyang oleh Miriam L Campanelladalam buku Transition to a Global Societydiartikan sebagai an idealistic cosmopolitanand universal society that includes all the

    people, living on earth, without regard tocultural and ethical beliefs lambat maupuncepat akhirnya akan menjadi kenyataan.

    Ini menampakkan wujudnya yang palingnyata. Peristiwa di pojok bumi manapundengan cepat dapat dikomunikasikan keseluruh dunia. Akibatnya manusia semakinmenyadari posisinya sebagai sesama wargasatu desa dunia atau a global village.Sebagaimana halnya warga desa yangsaling kenal mengenal satu sama lain sertaselalu saling bergotong royong dalammewujudkan keamanan dan kesejahteraanseluruh warga, demikian pula hendaknyasikap manusia sebagai sesama wargaplanet bumi.

    Menyadari bahwa kesatuan umat manusiaadalah konsekuensi dari kemajuanperadaban manusia, maka globalisasi justruharus dihadapi dengan kesiapan untukberlomba dalam mendakwahkan nilai-nilaiIslam kepada masyarakat dunia. Dengancara bersikap kreatif dengan menggali takkenal henti saripati dan hikmah ajaran Islamuntuk didakwahkan dan disumbangkansebagai rahmat bagi seluruh alam(rahmatan li al-alamin) .

    Tidak bisa dinafikan bahwa ada sisi lain dariglobalisasi yang berdampak tidakmenguntungkan bagi umat Islam. Sebabpihak yang diuntungkan adalah yang palingmenguasai teknologi dan bermodal besar.Dalam situasi inilah globalisasi munculdalam bentuk dominasi Barat terhadapnegara-negara Timur (Islam). Salah satufaktor yang menyebabkan muncul dan

    meluasnya radikalisme serta terorismeadalah dominasi tersebut. John L Espositomisalnya, melihat bahwa dominasi Baratterhadap negara-negara Islammenyebabkan umat Islam resisten terhadapperadaban Barat. Celakanya, resistensitersebut acapkali disertai dengangeneralisasi bahwa semua yang berasal dariBarat harus ditolak dan dimusuhi.

    Dengan demikian sedikit banyak globalisasimemiliki kontribusi dalam konflik Islam-Barat. Ini bukan berarti kita harus menolak

    globalisasi, sebab ada nilai-nilai dan produk

    7

  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    8/19

    globalisasi yang bermanfaat bagi kehidupanbersama. Globalisasi sebagai fenomenatercabutnya ruang dari waktu bukan hanyasebuah keniscayaan yang tidak bisaditampik, melainkan juga menguntungkanbagi interaksi peradaban seluruh umatmanusia. Kemunculannya seiring dengankemajuan peradaban manusia itu sendiri.Namun globalisasi sebagai sebuah ideologi,dimana liberalisme ekonomi yang menjadispiritnya, tentu harus diwaspadai.

    Yang patut diperhatikan, dunia tanpa batasmenuntut kemajuan Muhammadiyah dalammemperbaiki akhlak dan moral. Betapaberatnya tugas dakwah Nasional sebagaibagian umat Islam terbesar dunia-sekaligusdengan beban citra umat dan bangsaterkorup. Namun di tengah pesimisme ituMuhammadiyah harus mampu mendorongUmat Islam Indonesia agar dapat menjaditauladan bagi umat manusia dan jembatanBarat dengan Islam.

    Dalam konteks dakwah global,Muhammadiyah memiliki kemampuan untukmengarahkan warganya-yang sebagianbesar telah mengenyam sarjana S1, S2, danS3-untuk berpartisipasi mensosialisasikannilai-nilai Islam moderat dalam kancahpergaulan global. Sesungguhnya mereka(warga Muhammadiyah) telah siap menjadidai MML (Mandiri dan Multi-Lingual). Merekaberdakwah atas dasar panggilan nurani.

    Dengan demikian, kita bisa berharap bahwaumat Islam tidak gampang terseret dalammenghadapi arus globalisasi. Sebagaibagian terbesar dari bangsa Indonesia, umatIslam dengan kemampuannya menggali danmendayagunakan ajaran agamanya untukmenjawab tantangan globalisasi, justrudiharapkan untuk mampu memelopori danmembawa bangsa ini tampil di gelanggangpercaturan dan persaingan global tanpakehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang

    beriman dan bertakwa. Ini sekaligusmerupakan upaya konkrit untuk turutmengarahkan aliran arus globalisasi.

    Dengan teknologi komunikasi dan informasidunia memang terasa menjadi sempit dankecil. Tanpa keimanan kecanggihan produkIptek tersebut dapat membawa manusia kesikap sombong dan melupakan Tuhan.Namun dari sudut iman dunia yang terasakecil itu justru mengugah agar manusia lebihmerasa kecil dihadapan Tuhan Yang MahaPencipta. Tanpa pegangan iman pola

    kehidupan yang makin mengglobal ini akan

    mudah membawa orang-orang terombang-ambing, terlanda stress dan keterasingan(alienated). Tetapi dengan keimanan orangakan tangguh menghadapinya karenaproses tersebut dipahami sebagai bagiandari sunnatullah yang tak mungkin dihindari.

    Rubrik ini merupakan kerja sama antaraCenter for Moderate Muslim (CMM) denganHarian Umum Republika. Kritik dan sarandialamatkan ke e-mail cmm_jkt yahoo.com.

    Sumber :http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200954&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291

    Senin, 01 Juli 2002

    SMP Muhammadiyah I

    YogyakartaCiptakan Nuansa Islami dan KemampuanTeknologiMenguasai komputer, pintar berbahasaInggris, dan Arab bukan hanya milik siswaSMU ataupun mahasiswa saja. Siswa SLTPpun bisa dilatih menguasai tiga keahliantersebut.

    SMP I Muhammadiyah Yogyakarta yangberlokasi di Jalan Purwodiningratan Ng I/902B Yogyakarta mencoba mewujudkan pelajaryang mahir berbahasa Inggris, Arab, dan

    terampil menggunakan komputer. Caranyaadalah dengan melatih siswa setiap hari.

    Sebagai sekolah Islam, wajar jika siswadiwajibkan berbusana muslim. Pelajar putrimemakai baju panjang dan jilbab,sedangkan pelajar lelaki mengenakancelana panjang. Ini berbeda denganketentuan Depdiknas di mana anakperempuan mengenakan rok pendek birudan kemeja putih, sementara pelajar putramemakai celana pendek biru dan kemejaputih. Busana muslim menjadikan sekolahini memiliki nuansa Islam.

    Kelengkapan berbusana muslim itu hendakdisempurnakan dengan penguasaanteknologi dan keterampilan berbahasa.Adalah kepala sekolah Anis Santoso yangberusaha menciptakan nuansa Islamdengan basis ilmu pengetahuan di sekolahtersebut. Islam, sebagaimana disebutkandalam Alquran dan Hadist mewajibkanpemeluknya menguasai ilmu pengetahuandan teknologi. Anis mencoba menanamkanpemikiran ini kepada seluruh pelajar.

    Untuk memahami betul pesan tersebut,

    8

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200954&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200954&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200954&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200954&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200954&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200954&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    9/19

    siswa diharuskan mengikuti pelajaranAlquran tiap hari. Mereka bukan cumaberlatih membaca dan menulis tapi jugamemahami kandungan maknanya denganbimbingan staf pengajar.

    Untuk menambah frekuensi pengajaranAlquran, kepala sekolah membuat kebijakanpendukung. Bentuknya, pengajian kelilingantarsiswa serta antarkaryawan dan guru.''Langkah itu selain meningkatkansilaturahmi juga mempererat persaudaraandan kebersamaan antarsiswa, karyawan,serta guru. Rasa kebersamaan itumembangkitkan gairah belajar siswa,'' paparAnis Santoso kepada Republika dikantornya awal pekan lalu. Mereka jadiakrab satu sama lain.

    Pengajian tersebut diselenggarakan di dua

    tempat, yakni di rumah siswa, karyawan,dan guru secara bergilir dan juga di sekolah.Tiap satu bulan sekali ada pengajian umumdi sekolah.

    Untuk mempercepat kemampuan berbahasaInggris dan Arab, mantan aktivis IkatanMahasiswa Muhammadiyah (IMM) tersebutmembuat langkah baru di lingkungansekolahnya. Dia membuat papan penunjukruangan dengan memakai tiga bahasa,Indonesia, Inggris dan Arab. Anis percayalangkah yang ditempuhnya bersama guru-

    guru SMP I Muhammadiyah tersebutmampu mewujudkan misi sekolah untukmenciptakan suasana Islami, unggul dalamprestasi dan berwawasan ilmu pengetahuanalam dan teknologi.

    Aktivitas sehari-hari juga mendukungpembentukan karakter Muslim yang baik.Setiap pagi hari kepala sekolah dan gurubimbingan pengajar (BP) akan berdiri dipintu gerbang sekolah dan melaksanakanTiga S (senyum, sapa, dan salam) kepadapada siswa yang masuk.

    Setelah itu, pada jam pelajaran pertamasemua guru diwajibkan memimpin siswatadarus Alquran selama sepuluh menit.Siang hari, ada shalat Dzuhur berjamaah,serta shalat Jumat di masjid sekolah.

    Untuk penguasaaan teknologi, sekolah yangdidirikan 1 Juni 1967 dengan nama MULOMuhammadiyah itu melengkapi diri denganberbagai laboratorium. Salah satunyaadalah laboratorium komputer dan IPAelektronik. Keberadaan laboratorium ituditunjang pengajar yang kompeten dibidangnya.

    Saat ini, siswa yang berjumlah 615menempati bangunan dengan 15 ruangkelas dengan bimbingan 38 pengajar.Pengajaran di sekolah ini juga didukung 16karyawan.

    ''Alhamdulillah, kami akan mendapatbantuan dana dari Depdiknas. Besarnyasekitar Rp 90 juta. Uang tersebut akan kamipergunakan untuk membangun danmelengkapi labolatorium komputer,elektronik, dan bahasa. Dengan fasilitasyang baik, lulusan sekolah ini benar-benarmampu menguasai ilmu pengetahuan danteknologi serta ketrampilan berbahasa selainmodal iman dan taqwa yang kami pupuksejak awal,'' tambah Anis yang beristrikanperempuan aktivis Aisyiah. Yulianingsih.

    Sumber :http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=81155&kat_id=105&kat

    _id1=151&kat_id2=191

    Jumat, 15 Juli 2005

    Ki Bagus Hadikusumo

    Turut Menyusun MukadimahUUD 1945

    Ki Bagus Hadikusumo dilahirkan di kampungKauman Yogyakarta dengan nama RHidayat pada 11 Rabi'ul Akhir 1038 Hijriyah.Ia putra ketiga dari lima bersaudara RadenKaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalemputihan (pejabat) agama Islam di KratonYogyakarta. Seperti umumnya keluargasantri, Ki Bagus mulai memperolehpendidikan agama dari orang tuanya danbeberapa kiai di Kauman.

    Setelah tamat dari 'Sekolah ongko loro' (tigatahun tingkat sekolah dasar), Ki Bagusbelajar di pondok pesantren tradisionalWonokromo Yogyakarta. Di Pesantren ini iamulai banyak mengkaji kitab-kitab fikih dan

    tasawuf. Dalam usia 20 tahun Ki Bagusmenikah dengan Siti Fatmah (putri RadenKaji Suhud) dan memperoleh enam anak.Salah seorang di antaranya ialah DjarnawiHadikusumo, tokoh Muhammadiyah danpernah menjadi orang nomor satu diParmusi. Setelah Fatmah meninggal, iamenikah lagi dengan seorang wanitapengusaha dari Yogyakarta bernamaMursilah. Ia dikaruniai anak tiga orang anak.Ki Bagus kemudian menikah lagi dengan SitiFatimah (juga seorang pengusaha) setelahistri keduanya meninggal. Dari istrinya yang

    ketiga ini ia memperoleh lima anak.

    9

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=81155&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=191http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=81155&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=191http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=81155&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=191http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=81155&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=191http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=81155&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=191http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=81155&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=191
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    10/19

    Sekolahnya tidak lebih dari sekolah rakyat(sekarang SD) ditambah mengaji dan besardi pesantren. Tetapi berkat kerajinan danketekunan mempelajari kitab-kitab terkenalakhirnya ia menjadi orang alim, mubaligh,dan pemimpin umat. Ia merupakanpemimpin Muhammadiyah yang besarandilnya dalam penyusunan mukadimahUUD 1945, karena ia termasuk dalamanggota Panitia Persiapan KemerdekanIndonesia (PPKI). Ki Bagus Hadikusumosangat besar peranannya dalam perumusanmukadimah UUD 1945 dengan memberikanlandasan ketuhanan, kemanusiaan,keberadaban, dan keadilan. Pokok-pokokpikirannya dengan memberikan landasan-landasan itu dalam mukadimah itu disetujuioleh semua anggota PPKI.

    Secara formal, disamping kegiatan tabligh,Ki Bagus pernah menjadi ketua MajelisTabligh (1922), ketua Majelis Tarjih, anggotaKomisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah(1926), dan ketua PP Muhammadiyah(1942-1953). Pokok-pokok pikiran AhmadDahlan berhasil ia rumuskan sedemikianrupa sehingga dapat menjiwai danmengarahkan gerak langkah sertaperjuangan Muhammadiyah. Bahkan,pokok-pokok pikiran itu menjadi MukadimahAnggaran Dasar Muhammadiyah.Mukadimah yang merupakan dasar ideologiMuhammadiyah ini menginspirasi sejumlah

    tokoh Muhammadiyah lainnya. HAMKA,misalnya, mendapatkan inspirasi darimuqaddimah tersebut untuk merumuskandua landasan idiil Muhammadiyah, yaituMatan Kepribadian Muhammadiyah danMatan Keyakinan dan Cita-cita HidupMuhammadiyah.

    Ki Bagus juga sangat produktif untukmenuliskan buah pikirannya. Buku karyanyaantara lain Islam Sebagai Dasar Negara dan

    Achlaq Pemimpin. Karya-karyanya yang lainyaitu Risalah Katresnan Djati(1935),

    Poestaka Hadi(1936), Poestaka Islam(1940), Poestaka Ichsan (1941), danPoestaka Iman (1954). Dari buku-bukukaryanya tersebut tercermin komitmennyaterhadap etika dan bahkan juga syariatIslam. Dari komitmen tersebut, Ki Bagusadalah termasuk seorang tokoh yangmemiliki kecenderungan kuat untukmenginstutisionalisasikan Islam.

    Bagi Ki Bagus, pelembagaan Islam menjadisangat penting untuk alasan-alasan ideologi,politis, dan juga intelektual. Ini nampak

    dalam upayanya memperkokoh eksistensi

    hukum Islam di Indonesia ketika ia danbeberapa ulama lainnya terlibat dalamsebuah kepanitiaan yang bertugasmemperbaiki peradilan agama. Hasil pentingsidang-sidang komisi ini ialah kesepakatanuntuk memberlakukan hukum Islam. Akantetapi Ki Bagus dikecewakan oleh sikappolitik pemerintah kolonial yang didukungoleh para ahli hukum adat yangmembatalkan seluruh keputusan pentingtentang diberlakukannya hukum Islam untukkemudian diganti dengan hukum adatmelalui penetapan ordonansi 1931.Kekecewaannya ia ungkap kembali saatmenyampaikan pidato di depan sidangBPUKPKI.

    Munculnya Ki Bagus Hadikusumo sebagaiKetua Pengurus Besar Muhammadiyahadalah pada saat terjadi pergolakan politikinternasional, yaitu pecahnya Perang DuniaII. Kendatipun Ki Bagus Hadikusumamenyatakan ketidaksediaannya sebagaiWakil Ketua Pengurus BesarMuhammadiyah ketika diminta oleh MasMansur pada kongres ke-26 tahun 1937 diYogyakarta, ia tetap tidak bisa mengelakmemenuhi panggilan tugas untuk menjadiKetua Pengurus Besar Muhammadiyahketika Mas Mansur dipaksa menjadi anggotapengurus Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)di Jakarta pada tahun 1942.

    Apalagi dalam situasi di bawah penjajahanJepang, Muhammadyah memerlukan tokohkuat dan patriotik. Ki Bagus Hadikusumoberani menentang perintah pimpinan tentaraDai Nippon yang terkenal ganas dan kejamuntuk memerintahkan ummat Islam danwarga Muhammadiyah melakukan upacarakebaktian tiap pagi sebagai penghormatankepada Dewa Matahari. Ia menjadi KetuaPengurus Besar Muhammadiyah selama 11tahun (1942-1953) dan wafat pada usia 64tahun. Pemerintah Republik Indonesiamenetapkannya sebagai Pahlawan Perintis

    Kemerdekaan Nasional Indonesia. nmuhammadiyah.or.id

    Sumber :http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=205645&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185

    Selasa, 26 Juni 2007 12:11:00

    PMB Muhammadiyah Perlu CiptakanTokoh Politik Masa Depan'

    Laporan:

    10

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=205645&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=205645&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=205645&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=205645&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=205645&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=205645&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    11/19

    PEKANBARU -- Muhammadiyah dinilaiharus mengambil peran lebih aktif dalampolitik. Organisasi Islam itu diminta lebihbanyak melepaskan kegiatan politik padaorganisasi yang bernaung di bawahnya.Muhammadiyah perlu berubah agar mampumenciptakan kekuatan baru di bidang politik.

    Ketua Umum Partai Matahari Bangsa(PMB), Imam Addaruqutni, mengatakanperan yang lebih besar dalam politik harusdiambil dari sekarang. ''Tanpa itu semuanyaakan lewat,'' ujarnya, Senin (25/6), di sela-sela deklarasi dan pelantikan pimpinanwilayah PMB Provinsi Riau di Pekanbaru,Riau.

    Maksud Imam adalah bila organisasi dibawah Muhammadiyah tidak terjun dari saat

    ini juga maka pada pemilu 2014Muhammadiyah tidak akan punya gigi.Mantan Ketua Umum PemudaMuhammadiyah itu memberi contohNahdlatul Ummat (NU) yang saat inimemiliki banyak kader di partai politik.''Kader tersebut diperkirakan memilikikekuatan untuk bersaing dalam pemilu2014.

    Mereka diantaranya adalah AnasUrbaningrum (Ketua DPP Partai Demokrat),Suryadharma Ali (Ketua Umum DPP PPP),

    dan Muhaimin Iskandar (Ketua Umum DPPPKB). Apa yang dilakukan PMB merupakanupaya untuk meningkatkan partisipasi politikMuhmammadiyah,'' kata Imam.Menyinggung mengenai soal PMB, Imam,menyatakan partai ini telah mempunyaikepengurusan di 10 provinsi. Namunsusunan pengurus partai ini telah mencapai24 provinsi. 80 persen pengurusnya adalahkader muda Muhammadiyah.

    Sedangkan, Sekjen DPP PMB, AhmadRofiq, menjelaskan partai dengan logowarna merah tersebut berasaskan Islam.''Islam yang pro terhadap kemajuan. DanPMB diharapkan sanggup menjadi sayappolitik dari dakwah persyarikatan yangdidirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun1912 itu.'' Rofiq mengatakan PMBmenyadari sepenuhnya bahwa perjuanganpolitik sangat penting, sepenting bentukdakwah lainnya dalam Islam. ''Melalui partaipolitik sebuah rekayasa politik dapatdilakukan. Tujuannya jelas untuk mencapaiIslam yang sesungguhnya yangberkemajuan, penuh keadilan, dankesejahteraan,'' katanya.

    Seperti diketahui PMB dideklarasikan pada11 Desember 2006. Tujuannya sebagaiupaya menampung aspirasi wargaMuhammadiyah yang saat ini semakin tidakdidengar oleh partai-partai politik. Menurutpara deklaratornya, meski mempunyai basismassa yang signifikan, tapi suara wargaMuhammadiyah malah terkesan dititipkan`,akibatnya aspirasi mereka tidak didengar.''Kelahiran PMB juga merupakan jawabanatas berbagai keputusan permusyawaratandi tingkat internal keluarga besarMuhammadiyah,'' kata Imam. ind/ant

    Sumber :

    http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=297989&kat_id=43

    Senin, 09 Juni 2008

    Mu'allimin Diminta Fokus padaPengkaderan Muhammadiyah

    JAKARTA -- Ketua Umum PPMuhammadiyah, Din Syamsuddin, memintaagar lembaga pendidikan MadrasahMu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta tetapmenfokuskan diri sebagai ajangpengkaderan. Untuk itu, ke depannyasekolah yang didirikan pada 1927 itu harus

    terus meningkatkan mutu pengajarannya.

    ''Kami ingin Mu'allimin menjadi sekolahbertaraf internasional. Selain menguasaiilmu agama dan pengetahuan umum, parasiswanya harus menguasai bahasa asing.Mutu harus terus ditingkatkan agar nantitetap mampu memunculkan kadermumpuni,'' kata Din Syamsuddin, dalamacara peresmian renovasi GedungMadrasah Mu'allimin di Yogyakarta, Sabtu(7/6).

    Menurut Din, peran Mu'allimin sangat sentraldalam perjalanan dakwah Muhammadiyah.''Melalui sekolah ini, kami harapkan agarkepeloporan Muhammadiyah sebagai agenpencerahan umat Islam terus dilanjutkan.Kita tanamkan kepada anak muda bangsadengan karakter gerakan umat yang beradadi tengah. Tidak terjebak tarikan ke kiri atauke kanan,'' tegas Din. Madrasah Mu'allimindibangun pada tahun 1927. Namun, gedungyang berada di Jl S Parman Yogyakarta itubaru digunakan pada tahun 1929.

    11

    http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=297989&kat_id=43http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=297989&kat_id=43http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=297989&kat_id=43http://www.republika.co.id/Online_detail.asp?id=297989&kat_id=43
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    12/19

    Di gedung inilah pendiri Muhammadiyah, KHAhmad Dahlan, mengawali kiprahnya dalampendidikan dengan menjadi salah satugurunya. Sebagai lembaga pendidikankiprah alumni Mu'allimin telah teruji, salahsatu tokoh penting yang berasal darimadrasah itu adalah Prof DR Syafii Ma'arif.Renovasi gedung itu sebenarnya sudahdilakukan beberapa kali. Pada tahun 1948,gedung ini pernah dibumihanguskan olehtentara kolonial ketika Belanda menyerbuYogyakarta. Hal ini karena gedungMu'allimin saat itu dipakai sebagai GedungDepartemen Keuangan RI. Setelah hancur,gedung itu dibangun kembali pada tahun1950-an.

    Ketua Pantia Pembangunan GedungMu'allimin, Dasron Hamid, mengatakanrenovasi kali ini dilakukan sebagai akibatrusaknya gedung akibat gempa yangmelanda Yogyakarta pada 27 Mei 2006.''Jadi, renovasi ini adalah pembangunangedung yang ketiga. Sedangkan, dana yangdigunakan semuanya berasal darisumbangan para donatur dalam negeri.Jumlah dananya mencapai Rp 6,52 miliar.''

    Sementara itu, tokoh alumni MadrasahMu'allimin, Syafii Maarif, mengatakandukungan dana dari para donatur untukmembangun kembali sekolah tersebutmemang luar biasa. Bahkan, diperkirakanhingga babak paripurna, danapembangunan gedung akan mencapai lebihdari Rp 7 miliar. ''Semua sumber danaberasal dari domestik. Bahkan, yang banyakdari para dermawan yang tak mau disebutnamanya atau 'hamba Allah','' kata Syafii.

    Sedangkan, Tokoh PDIP, Taufiq Kiemas,yang turut hadir dalam acara itu berharapMadrasah Mu'allimin tetap mampumenghadirkan kader penerus bangsa yangterbaik. ''Kami ingin alumni sekolah inimenjadi kader bangsa yang mumpuni.

    Apalagi, sekolah ini sudah berkiprah sangatlama dan telah pula membuktikan mutunya,''tegas Taufiq Kiemas. uba

    Sumber :

    http://www.republika.co.id/koran_detail.

    asp?id=336945&kat_id=61

    Jumat, 03 Juni 2005

    Memetik Nilai-nilai Pluralismedari KH Ahmad Dahlan

    Dr Tarmizi Taher

    Ketua Dewan Direktur Center for ModerateMuslim (CMM)

    Kerukunan umat beragama bukan wacanabaru bagi bangsa Indonesia. Konflik dankecurigaan antar umat beragama di awaltahun 70-an memang memiliki daya dorongyang cukup signifikan untuk mengusung danmembumikan kerukunan beragama. Betapatidak, agama yang sejatinya dipraktekkanuntuk kemaslahatan manusia, bisa menjadipemicu peperangan antar sesama. Makamengulang-ngulang wacana kerukunanadalah setara dengan keinginan untukmemaksimalkan kenyamanan dankesejahteraan hidup manusia.

    Muhammadiyah sebagai salah satukekuatan sosial-politik bangsa Indonesia,tidak bisa diabaikan perannya dalam upayamembangun kerukunan beragama. Visitoleran dan pluralis ini tidak didapat dalamwaktu sekejap. Perjalanan panjangMuhammadiyah sejak tahun 1912 menjadi"ruang pergumulan" yang cukup berartidalam mendewasakan Muhammadiyah.Bidang pendidikan yang menjadi perhatianutama Muhammadiyah menjadi instrumenyang tepat dalam melakukan transformasisosial. Dalam kaitannya dengan hal iniMuhammadiyah "berhutang pada pemikiranKH Ahmad Dahlan, tokoh pendiri sekaliguspeletak dasar gagasan-gagasan pluralismedan kerukunan beragama.

    Kerukunan beragama tidak diartikanmerukunkan ajaran agama, karena masingagama memang memiliki klaim-klaimkebenaran yang berada pada wilayahsensitif. Dan hal itu wajar, karena pemelukagama memerlukan keyakinan tersebut.Maka kerukunan antar umat beragamaharus diartikan kerukunan antar pemeluk

    agama, yang rukun bukan agamanya, tetapiumatnya, yang sama-sama satu bangsa.

    Menurut tesis Dr Alfian dalamMuhammadiyah: the Political Behaviour ofMuslim Modernist Organization Under DutchColonialism (1989) ada tiga fungsiMuhammadiyah: pertama, sebagai gerakanreformasi agama. Kedua, sebagai agentransformasi sosial. Dan ketiga, sebagaikekuatan politik. Gerakan reformasi agamamuhammadiyah sangat dipengaruhi olehpan Islamisme Timur Tengah.

    12

    http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=336945&kat_id=61http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=336945&kat_id=61http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=336945&kat_id=61http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=336945&kat_id=61
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    13/19

    KH A Dahlan "membaca" situasi umat IslamIndonesia yang tidak jauh berbeda dengandi Timur Tengah pada umumnya. Penjajahanbangsa Eropa terhadap umat Islam menjadititik keprihatinan KH A Dahlan. Menurutnya,keberagamaan yang dipenuhi mitologi telahmelemahkan aqidah dan semangat juangumat Islam. Karena itu reformasi agamaadalah kunci utama menuju transformasisosial dan memperjuangkan kemerdekaan.

    Menariknya, sunguhpun titik berangkatkeprihatinannya adalah penjajahan bangsabarat atas umat Islam, namun KH A Dahlantidak menutup diri untuk mengadopsi sistempendidikan Barat. Ini menunjukkan bahwabeliau memiliki sikap arif dan jernih dalammelihat dan memilah persoalan. Barat harusdimusuhi sebagai penjajah, namun harusdikawani sebagai peradaban.

    Agama Kristen yang dibawa para misionarisBarat harus dimusuhi sejauh ketika agamatersebut dipakai sebagai kedokimperialisme. Namun sebagai sebuahagama, KH A Dahlan sangat menghormatipara pemeluk agama Kristen. Hal iniditunjukkan dengan pergaulannya yangamat luas, tidak sebatas sesama umatIslam. Sejarah mencatat bahwa beliausangat akrab dengan para pastur danpendeta. Pergaulannya melintasi keimanandan agama. Beliau menjadikankemerdekaan dan kebebasan sebagaicommon platform (kalimatun sawa) dalamperjuangan.

    Dari situlah, sungguhpun Muhammadiyahbukan organisasi politik, namun ia memilikiperan dan pengaruh politik yang amatdisegani oleh pemerintah Belanda. Sejakawal sudah terlihat bahwa Muhammadiyahmemiliki potensi menjadi kekuatan yangmembahayakan negara-negara imperialis.Situasi sosial-politik yang penuh denganpenindasan dan ketidak-adilan itu, ditambah

    dengan adanya problem internal umat Islamdan bangsa Indonesia secara umum berupakebodohan dan konservatisme dalamberagama, menjadi altar yang melandasikiprah KH Ahmad Dahlan.

    Namun, sungguhpun kondisi politik bangsayang menjadi keprihatinannya, KH AhmadDahlan menggunakan pendekatan kulturaldalam mengartikulasikannya. Inimenandakan bahwa beliau tidak berorientasikekuasaan, melainkan kemanusiaan danperadaban. Dari KH Ahmad Dahlan kita juga

    dapat menarik pelajaran bahwa bahwa

    peran tokoh agama sangat signifikan dalammengarahkan keberagamaan umat.

    Tokoh agama dituntut untuk memerankanfungsi agama sebagai kemaslahatanmanusia. Sejatinya mereka

    mengembangkan interpretasi (tafsir) yangmemiliki semangat perdamaian dankerukunan antarumat beragama.Pengembangan interpretasi semacam ini,diyakini mampu mencerahkankeberagamaan umat. Sehingga ajaranketuhanan menjadi fungsional, bahkanmampu menciptakan kedamaian, keadilan,toleransi, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnyadalam kehidupan bemasyarakat danberbangsa.

    Dalam konteks penciptaan kerukunan

    antarumat beragama dalam bingkaipluralisme harus ada penafsiran ulangterhadap ayat-ayat yang secara tekstualmelegitimasi permusuhan. Misalnya QS At-Taubah (9):29 menyebut: "Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah".Ayat tersebut jika dipahami secara teksualberdampak buruk terhadap masa depankerukunan antarumat beragama.

    Sebenarnya makna ayat ini tidak berlakuuniversal, melainkan terikat dengan ruangdan waktu. Kondisi masayarakat Arab

    dimana ayat itu diturunkan, berada dalamsuasana yang terpolarisasi dalam (1) kutubkaum beriman, yakni orang-orang yangsecara teologis beragama Islam dan secaraideologis anti perbudakan serta antimonopoli kekayaan. (2) kutub kaum tidakberiman yang secara teologis tidakberagama Islam dan secara ideologis properbudakan dan monopoli kekayaan.

    Kondisi saat itu tidak memungkinkan terciptakerukunan, sebab garis perjuangan masing-masing berbeda, bahkan saling berhadapan.Dengan kata lain, ayat ini turun dalamkondisi peperangan. Maka dalam kontekskekinian dan kedisinian, dimana kaumberiman dan kaum tidak beriman (non-Muslim) tidak berada dalam posisi yangsaling berhadapan, ayat itu harusdisandingkan dan didialogkan dengan ayat-ayat lain yang menganjurkan toleransi,kasih-sayang dan tolong-menolong antarsesama.

    Dalam sejarah peradaban manusia agamatelah menjadi komoditi konflik. Di satu sisiagama mengajarkan umat manusia untuksaling mengasihi satu sama lain. Agama

    13

  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    14/19

    telah banyak berjasa menjadikan manusiamengerti arti dan tujuan hidupnya. Namun disisi lain, agama juga digunakan sebagai alatuntuk membasmi komunitas manusia lain,dengan mengatasnamakan iman. Nilai-nilaisuci agama menjadi kabur seiring dengantumpah ruahnya perilaku destruktif manusiayang menggunakannya sebagai sumberlegitimasi.

    Kerukunan antar umat beragama kiranyaakan menjadi agenda nasional yang takkunjung usai. Ini bisa dipahami karena masadepan bangsa kita sedikit banyakbergantung pada sejauhmana keharmonisanhubungan antar umat beragama ini.Kegagalan dalam merealisasikan agenda iniakan mengantarkan bangsa pada traumaterpecah belahnya kita sebagai bangsa.Maka sangat wajar jika tuntutan kepadapara tokoh agama semakin besar dalammensosialisasikan kerukunan umatberagama. Maka seyogyanya dakwahagama (Islam dan non-Islam) dilakukandengan menghilangkan nuansa kebencian.Ayat-ayat Tuhan dan risalah kenabian harusdidakwahkan sesuai dengan fungsinya,yakni untuk menasihati dan meluruskanyang kurang dan tidak lurus, bukan untukmemaki yang salah atau melegitiamsikebencian terhadap umat agama lain.

    Dakwah juga harus disampaikan dengantutur kata yang santun, tidak menyinggungperasaan atau menyindir keyakinan umatlain, Apalagi mencaci-makinya. Kekasaranucapan dalam aktifitas dakwah bukan sajaakan merusak keharmonisan hubunganantarumat beragama, tetapi juga tidakdiperkenankan dalam Islam. Firman Allahdalam Alquran surat Ali Imran ayat 159:"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhatikasar, tentulah mereka akan lari darilingkungan kamu. Karena itu maafkanlahmereka, dan mohonkanlah ampun bagimereka dan bermusyawarahlah dengan

    mereka dalam segala urusan".

    Tokoh agama diharapkan mampumengembangkan dakwah yang simpatik,tidak boleh dengan jalan menjelek-jelekkanagama atau bahkan dengan menghinaTuhan yang menjadi keyakinan umat agamalain. Dengan cara seperti inilah para tokohagama dapat memainkan perannya secaramaksimal dalam mereduksi konflik danmengembangkan keberagamaan yangsaling menghargai. Kerukunan beragamamemang bukan sesuatu yang mudah untuk

    diwujudkan. Di Barat sendiri, yang saat ini

    sering mempromosikan kerukunan, ternyatadi masa lalu (periode pertengahan sampaidengan munculnya Renaisance), merekaadalah masyarakat yang gemar bertengkar(Bernard Lewis, 1999).

    Bahkan pemerintah pada masa itu bersikapmonolitik, menolak perbedaan pendapat danmemusuhi agama lain. Ini menandakanbahwa Barat membutuhkan prosespergumulan yang tarik menarik selamaratusan tahun untuk menjadi bangsa yangrukun dan menghargai perbedaan. BangsaIndonesiapun harus senantiasa belajarmengembangkan perbedaan menjadisesuatu yang positif dan konstruktif.Kerukunan umat beragama tidak bisaditampik lagi, kita membutuhkan kerukunanberagama kini dan esok.

    Sumber :

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200049&kat_i

    d=105&kat_id1=147&kat_id2=291

    Jumat, 05 September 2003

    Berdayakan Rakyat KecilPKPU dan Muhammadiyah PeduliKekeringanMusibah demi musibah menimpa bangsaIndonesia. Setelah tahun lalu diguyur banjirbesar, kini Indonesia dilanda kekeringan

    panjang. Ratusan ribu hektar lahanpertanian puso dan kering tanpa bisaditanami. Miliaran kerugian dialami kaumpetani. Dampaknya, terjadi krisis air bersihdi banyak daerah.

    Menangkap keprihatinan inilah, PosKeadilan Peduli Ummat (PKPU) cabangYogyakarta meluncurkan program "PeduliKekeringan 2003". Aksi sosial itu terlaksanaatas kerja sama dengan LAZIS Perkasa,DSUQ, dan Kalbe Farma, dalam bentukpenyaluran air bersih di dua kabupaten,

    Gunung Kidul, Yogyakarta danPracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.

    Menurut staf humas PKPU, Yahya, program"Peduli Kekeringan 2003" telah dilakukansejak Juli lalu dan masih berlangsunghingga bulan ini. "Ini sebagai bentukkepedulian kami atas musibah yangmenimpa Indonesia. Kekeringanberkepanjangan amat berdampak padarakyat kecil, dan karena itu harus dibantu,"ujarnya.

    Yahya menjelaskan, program "PeduliKekeringan" bukan hal baru. Tahun lalu,

    14

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200049&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200049&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200049&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200049&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200049&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=200049&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    15/19

    katanya, PKPU juga telah meluncurkan aksisosial sejenis di beberapa daerahkekeringan. Untuk tahun ini, telah disalurkanair bersih sumbangan para Donatur PKPUsebanyak 12 tangki yang dikirim ke DusunDuwet, Dusun Winangun dan DesaPurwodadi, Kecamatan Tepus, GunungKidul. Sementara jumlah penduduk yangmendiami 3 desa tersebut berjumlah 245KK.

    Aksi serupa juga dilaksanakan pada 8/8 lalu.Atas kerja sama PKPU dengan LembagaAmil Zakat, Infaq dan Shadaqah Perkasa PTSari Husada Yogyakarta menyerahkanbantuan sosial air bersih. Kali ini ada 6dusun yang mendapatkan bantuan airbersih. Di antaranya, Dusun Duwer, DusunPringsanggar, Dusun Cepogo, DusunNgandung, Dusun Ngande-ande, serta Desa

    Purwodadi.

    Yahya menguraikan, selain air bersih, PKPUbersama LAZIS Perkasa juga menyerahkansebanyak 14 tangki air bersih, 600 bungkusmie instan, 60 kg minyak goreng, 60 kg gulapasir, 60 bungkus bubuk dan 60 bungkuskue wafer. Secara keseluruhan ada 751 KKyang menerima bantuan tersebut.

    Kemudian pada Rabu (20/8), PKPU bekerjasama dengan Dompet Sosial Ummul Qurro(DSUQ) dan PT Kalbe Farma kembali

    mendistribusikan bantuan air bersih keDusun Karanggede, Dusun Dempol, DusunBendo, Desa Jerukwudel, Kecamatan GiriSubo, Gunung Kidul. Kali ini bantuan yangdiberikan berupa 20 tangki air bersih dan206 kaleng kornet yang dibagikan kepada206 KK.

    Mengantisipasi terus berlanjutnya musimkemarau kali ini, pihak PKPU menyerukankepada seluruh dermawan menyisihkansedikit rezeki yang dimilikinya untukmenyambung rasa kepedulian dengan

    berbagi rasa kepada mereka yangmembutuhkan di tengah krisis yang takkunjung usai. "Pintu kami terbuka lebar bagisemua pihak untuk ikut berpartisipasimenyalurkan sebagian rezekinya buatmereka yang tertimpa musibah kekeringanini," tambah Yahya.

    Sementara itu, ormas Muhammadiyahpunya cara sendiri dalam memberdayakanrakyat kecil. Pekan lalu, MuhammadiyahCabang Plered Purwakarta danMuhammadiyah Cabang Rawamangun,Jakarta, menyerahkan bantuan peminjamanmodal tanpa bunga kepada pedagang kakilima dan pedagang kecil lainnya.

    "Mudah-mudahan dengan bantuan uang Rp500 ribu bisa untuk tambahan modal usaha"ujar Ibu Siti Warsiyem, yang tiap pagiberjualan nasi uduk di lingkungan TK'Aisyiyah Rawamangun. Demikian jugadengan ibu Martinah, penjual mie rebus,yang telah ditekuninya selama 22 tahun. "Yabisa untuk nambah modal mas" ujarnyadengan penuh bangga.

    Menurut ketua BM PCM Plered, AnshorSPd.I, awalnya masyarakat ada yang takutmengajukan bantuan karena dikira disuruhmasuk Muhammadiyah. SebabMuhammadiyah masih dianggap sebagaiagama baru, katanya. Anggapan demikiantak ditampik Azhar SH, ketua PDMPurwakarta. "Muhammadiyah di Purwakartamemang masih tergolong baru, jadi wajarbila masih terasa asing," ujarnya.

    Seperti tak mau tertinggal, Lazismuh PPMuhammadiyah juga menyerahkan bantuanserupa kepada Syamsudin (50). Ia mewakili30 orang peserta program PengembanganEkonomi Dhuafa (PED). Kekhawatiran tidakakan mendapatkan dana bergulir dari BaitulMaal PCM Plered, pupus sudah. "Mudah-mudahan usaha saya lebih maju," komentarsingkat Syamsuddin usai menerimabantuan. Siapa lagi membantupengembangan ekonomi dhuafa? n her

    Lembaga Keuangan Syariah KelolaWakaf Tunai, Mengapa Tidak!

    Kecenderungan masyarakat menunaikanwakaf secara tunai patut disyukuri. Itumenunjukkan mereka tak lagi memandangwakaf hanya sebatas barang tak bergerakseperti tanah dan bangunan.

    Meski begitu, pelaksanaan wakaf bentukbaru ini harus tertib. Maksudnya, dana

    wakaf tunai ini harus dikelola dengan baik,aman, dan akhirnya benar-benar terasakanmanfaatnya secara optimal.

    Menurut Didin Hafidhuddin, Ketua DewanSyariah Dompet Dhuafa (DD) Republika,untuk mewujudkan hal seperti di atasmestinya ada kerja sama dengan lembagakeuangan. Misalnya bank-bank syariahyang kini telah banyak bertebaran.

    Individu atau kelompok masyarakat dapatmenyerahkan dana wakafnya ke sebuahlembaga keuangan syariah dengan maksuddana tersebut diserahkan ke daerah

    15

  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    16/19

    tertentu. Maka dana dari masyarakat akanaman tersimpan di dalam bank.

    Demikian pula, jika penerima wakaf belummenggunakan seluruh dana yang telahmenjadi haknya, dapat tetap menyimpannyadi bank tersebut. ''Tentu keamanan jugatetap terjamin. Masyarakat pun tak akanmerasa was-was,'' kata Didin kepadaRepublika di Jakarta, Rabu (3/9).

    Alternatif lain, bisa saja kelompokmasyarakat menyerahkan wakaf tunai kebank. Dan nazir (pengelola wakaf) sepertiDD atau PKPU yang nantinya berhubungandengan bank tersebut.

    Dengan pola demikian, tambah Didin, makaakan terjadi sinergi antara bank, wakif(pewakaf), maupun nazir yang saling

    menguntungkan. ''Saya yakin baik lembagakeuangan syariah maupun nazir akan siapmelakukannya. Apalagi kerja sama tersebutakan memberikan kenyamanan bagimasyarakat dalam membelanjakan hartanyauntuk kepentingan saudaranya yang papa,''tandasnya.

    Bisa jadi lembaga keuangan akanmenawarkan produk baru untuk memenuhihasrat masyarakat berwakaf secara tunai,apapun bentuknya. Apakah berupa sertifikatwakaf tunai seperti yang dilaksanakan di

    Bangladesh melalui Social Investment BankLimited (SIBL) atau bentuk lainnya.

    Didin menyatakan bahwa sertifikat wakaftunai yang diperkenalkan melalui SIBL olehProf Dr MA Mannan, terbukti telahmemberikan manfaat yang besar bagimasyarakat di sana. Pada akhirnya menjadibentuk tabungan sosial untuk kepentingansosial pula.

    Alternatif lain, nazirlah yang memberikantawaran produk kepada masyarakat. Sebut

    saja, DD Republika yang mungkin bisamenawarkan wakaf tunai dalam paket Rp 1-5 juta untuk memasok dana bagi layanankesehatan cuma-cuma.

    Selain itu, sekolah gratis misalnya,memungkinkan pula menjadi paket yangdananya dapat digali dari masyarakatmelalui wakaf tunai. Apalagi jika melihatbiaya sekolah yang akhir-akhir ini semakintinggi. Tentu akan menjadi alternatif bagimereka yang tak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolahgratis tersebut.

    Didin berharap fleksibelitas wakaf tunai ini --

    berlipat. Pahala yang Allah berikan jugaakan terus mengalir yang tiada henti,''tambah Didin.

    Karena itu, ia yakin RUU Wakaf yangtengah digulirkan akan memberikan iklimkondusif bagi pelaksanaan wakaf nantinya.Dengan demikian masyarakat akanterlindungi secara hukum. Mereka pun akanlebih yakin akan keamanan dana wakafyang terkumpul. Pada akhirnyakesejahteraan umat kian meningkat.

    Sumber :

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=138689&kat_i

    d=105&kat_id1=147&kat_id2=300

    Jumat, 15 April 2005

    Nyai Ahmad DahlanMelawan Arus, BerdayakanPerempuan

    Nyai Ahmad Dahlan adalah puteri Kyai HajiMuhammad Fadli, Penghulu KeratonNyayogyokarto Hadiningrat (namaYogyakarta waktu itu). Nama kecilnyaadalah Siti Walidah. Ia dilahirkan pada tahun1872 di Kampung Kauman, Yogyakarta.

    Sebagai anak seorang ulama yang disegani

    oleh masyarakat, lebih-lebih menjabatPenghulu Kraton Dalem NgayogyakartaHadiningrat, ia menjadi puteri 'pingitan'.Pergaulannya sangat terbatas dan ia tidakbelajar di sekolah formal. Mengaji Alqurandan ilmu agama dipandang cukup padamasa itu.

    Hampir tiap hari, sebagaimana umumnyapenduduk Kampung Kauman, Siti Walidahbelajar Alquran dan kitab-kitab agamaberbahasa Arab Jawa (pegon). Ia adalahsosok yang sangat giat menuntut ilmu,terutama ilmu-ilmu keislaman.

    Dahaga ilmu agama seolah terpuaskansetelah ia menikah dengan KH AhmadDahlan, sepupunya. Ia mengikuti segala halyang diajarkan oleh suaminya. Bahkan, iakemudian mengikuti jejak KH A Dahlanmenggerakkan Muhammadiyah, yangmenambah ilmu, pengalaman, dan amalbaktinya.

    Meskipun Nyai Dahlan hanya memperolehpendidikan dari lingkungan keluarga, namun

    ia mempunyai pandangan yang luas. Hal itudiperoleh karena pergaulannya dengan para

    16

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=138689&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=300http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=138689&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=300http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=138689&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=300http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=138689&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=300http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=138689&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=300http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=138689&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=300
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    17/19

    tokoh, baik tokoh-tokoh Muhammadiyahmaupun tokoh pemimpin bangsa lainnya,yang kebanyakan adalah temanseperjuangan suaminya. Mereka antara lainadalah Jenderal Sudirman, Bung Tomo,Bung Karno, Kyai Haji Mas Mansyur, danlainnya. Dia tidak merasa rendah diriterhadap mereka, bahkan pada berbagaikesempatan, ia selalu menyampaikannasihat-nasihat yang sangat bernilai.

    Keterlibatannya dengan Muhammadiyahdimulai saat ia turut merintis kelompokpengajian wanita Sopo Tresno, yang artinya'siapa cinta' tahun 1914. Kelompok ini belummerupakan organisasi tetapi hanya suatugerakan kelompok pengajian saja, karenabelum mempunyai anggaran dasar danperaturan lain.

    Kegiatan Sopo Tresno berupa pengkajianagama yang disampaikan secara bergantianoleh Kyai Dahlan dan Nyai Dahlan. Dalampengajian itu, diterangkan ayat-ayat Alqurandan hadis yang mengupas tentang hak dankewajiban perempuan. Dengan kegiatanseperti diatas diharapkan akan timbul suatukesadaran bagi kaum wanita tentangkewajibannya sebagai manusia, isteri,hamba Allah, serta sebagai warga negara.

    Dalam suatu pertemuan di rumah Nyai A

    Dahlan, yang dihadiri oleh Kyai Muhtar, KyaiAhmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusuma, KHFakhruddin, dan pengurus Muhammadiyahlainnya, timbul pemikiran untuk mengubahSopo Tresno menjadi sebuah organisasiwanita Islam yang mapan.

    Semula "Fatimah" diusulkan sebagai namaorganisasi itu, tetapi tidak disepakati seluruhtokoh yang hadir. Kemudian oleh almarhumHaji Fakhrudin dicetuskan nama "Aisyiyah".Semua sepakat.

    Maka pada tanggal 22 April 1917 organisasiitu diresmikan. Upacara peresmianbertepatan waktunya dengan peringatan IsraMiraj Nabi Muhammad SAW yang diadakanoleh Muhammadiyah untuk pertama kalinyasecara meriah dan besar. Siti Bariyah tampilsebagai ketuanya. Dan pada tahun 1922,Aisyiyah resmi menjadi bagian dariMuhammadiyah.

    Penuh tantanganTak gampang membesarkan organisasiwanita pada zaman itu. Nyai Dahlan dan

    pengurus Aisyiyah berjuang membuangkepercayaan kolot yang menyebut sepak

    terjangnya sebagai 'melanggar kesusilaanwanita'. Di sisi lain, ia menanamkan ide barubahwa wanita bisa berdaya dan sepadanperannya dengan laki-laki.

    Nyai Dahlan memilih 'mengajari' masyarakat

    dengan karya nyata. Ia membuka asramadan sekolah-sekolah puteri danmengadakan kursus-kursus pelajaran Islamdan pemberantasan buta huruf bagi kaumperempuan. Selain itu, ia juga mendirikanrumah-rumah miskin dan anak yatimperempuan serta menerbitkan majalah bagikaum wanita.

    Ia bersama-sama dengan pengurusAisyiyah, sering mengadakan perjalanan keluar daerah sampai ke pelosok desa untukmenyebarluaskan ide-idenya. Ia pun kerap

    mendatangi cabang-cabang Aisyiyah sepertiBoyolali, Purwokerto, Pasuruan, Malang,Kepanjen, Ponorogo, Madiun, dansebagainya. Karenanya, meski tidak dudukdalam pengurus Aisyiyah, organisasi itumenganggap Nyai A Dahlan adalah IbuAisiyah dan juga Ibu Muhammadiyah.

    Tahun 1926 saat Konggres Muhammadiyahke-15 di Surabaya, Nyai Dahlan membuatcatatan sejarah. Dialah wanita pertama yangtampil memimpin kongres itu. Saat itu,dalam sidang 'Aisyiyah yang dipandunya,

    duduk puluhan pria di samping mimbar.Mereka adalah wakil pemerintah, perwakilanorganisasi yang belum mempunyai bagiankewanitaan, dan wartawan. Seluruhpembicara dalam sidang itu adalah kaumperempuan, hal yang tidak 'lumrah' padamasa itu.

    Koran Pewarta Surabaya dan Sin Tit Pomenulis besar-besar di halaman depanmengenai tampilnya wanita memimpinkongres anak organisasi Muhammadiyahtersebut. Media menuliskan, Munculnya

    para istri turut serta dan memimpin Bagian'Aisyiyah, perkumpulan yang mulai tampakdan merata di seluruh Indonesia, bukanhanya di Jawa saja.

    Nyai Ahmad Dahlan berpulang keRahmatullah, pada tanggal 31 Mei 1946.Tidak hanya kaum Muhammadiyyah danAisyiyah saja yang berkabung, tapi hampirseluruh kaum Muslimin di Indonesia. Diadimakamkan di pemakaman di belakangMasjid Besar Kauman Jogyakarta. MenteriSekretaris Negara, Mr AG Pringgodigdo,mewakili pemerintah memberikanpenghormatan terakhir.

    17

  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    18/19

    Atas jasa-jasanya, pada Hari Pahlawan 10Nopember 1971 di Istana Presiden NegaraJakarta, presiden menyerahkan secararesmi SK pengukuhannya sebagaiPahlawan Nasional. Penghargaan ituditerima salah seorang cucunya, Ny MWardan, isteri KHM Wardan, salah seorangketua PP Muhammadiyah pada waktu itu.

    Sumber :

    http://www.republika.co.id/suplemen/cet

    ak_detail.asp?mid=5&id=194441&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185

    Senin, 19 Mei 2008

    Muhammadiyah TolakKekerasan Agama

    SEMARANG -- Ketua Umum PimpinanPusat Muhammadiyah Din Syamsuddinmenyatakan, sejak tahun 1953Muhammadiyah sudah menegaskan bahwaorang atau kelompok yang mengakui adanabi setelah Muhammad SAW adalah kafir.Din menegaskan hal itu ketikamenyampaikan sikap Muhammadiyahterhadap Ahmadiyah, yang mengakui MirzaGhulam Ahmad sebagai nabi atau rasul.

    Menurut Guru Besar IAIN Syarif

    Hidayatullah Ciputat Jakarta itu, sikap inisampai kini masih dipegangMuhammadiyah. Pengakuan ada nabi ataurasul setelah Nabi Muhammad, katanya, diluar akidah Islamiyah.

    Meskipun demikian, menghadapi masalahAhmadiyah ini Muhammadiyah secara tegasmenolak segala tindakan kekerasan yangmengatasnamakan agama.''Muhammadiyah sebagai organisasi dakwahmengajak masyarakat ke jalan yang benardengan pendekatan dakwah pula,'' katanya

    di depan belasan ribu kader dan simpatisanMuhammadiyah se-Jawa Tengah, di MasjidAgung Jawa Tengah (MAJT) Semarang,Ahad (18/5).

    Din mengingatkan, menjadi kewajiban wargaMuhammadiyah ikut membina danmelakukan dakwah untuk mengajak merekake jalan yang benar. ''Kita bersamaorganisasi yang lain tidak ikut-ikutanmendesak agar organisasi (Ahmadiyah,red.) dibubarkan. Soal eksistensi organisasi,itu urusan pemerintah,'' katanya.

    Kepada kader dan simpatisanMuhammadiyah yang memadati MAJT, Dinmengingatkan, warga Muhammadiyahmemiliki lima etos, kepribadian, dan jiwayang senantiasa melekat. Kelima etos ituadalah keimanan yang melandasi dalamsegala tindakan, bukan hanya berdasarkanpikiran. Kepribadian inilah yang akanmenuntun setiap tindakan pada dua etosberikutnya, yakni kebaikan dan keikhlasan.

    Etos keempat yaitu kemajuan, yang selamaini telah dibuktikan dengan adanya ribuanamal usaha di berbagai pelosok Tanah Air.''Muhammadiyah mengusung Islam yangberkemajuan, gerakan untuk memajukanmasyarakat,'' katanya.

    Etos kelima yakni kekeluargaan, yang

    menjadikan setiap warga organisasi yangdidirikan Ahmad Dahlan di Yogyakarta satuabad lalu itu mampu menjaga kebersamaan,meskipun mereka berasal dari latarbelakang yang sangat beragam. Hadirdalam tablig akbar itu antara lain GubernurJateng Ali Mufiz dan Wali Kota SemarangSukawi Sutarip.

    Sementara, Sekretaris Pimpinan WilayahMuhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir,mengatakan, pengajian yang dihadiri DinSyamsuddin ini adalah pengajian ranting

    Muhammadiyah se-Jawa Tengah. Inidimaksudkan untuk mengetahui kekuatan riildan membangun basis di tingkat bawahdalam rangka menyongsong satu abadMuhammadiyah. ''Selama ini, yang kuatmasih di tingkat atas, sedangkan yang dibawah masih lemah,'' katanya.

    Menurutnya, akan muncul sejumlahimplikasi kuat dari pertemuan DinSyamsuddin dengan warga Muhammadiyahse-Jawa Tengah, di antaranya pada sektorekonomi. ''Dalam kaitannya dengankebangkitan nasional, kita menganjurkanagar peserta pengajian menggunakanpakaian batik sebagai simbol kita cintaproduk Indonesia,'' katanya.

    Sumber :http://www.republika.co.id/suplemen/cet

    ak_detail.asp?mid=7&id=334420&kat_i

    d=6.

    18

    http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=194441&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=194441&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=194441&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=334420&kat_id=6http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=334420&kat_id=6http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=334420&kat_id=6http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=194441&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=194441&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=194441&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=334420&kat_id=6http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=334420&kat_id=6http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=334420&kat_id=6
  • 8/14/2019 Kumpulan Berita Tentang Muhammdiyah

    19/19