31
Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 Oleh: Dyan Angesti, S.Kom., MM

Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

Kumpulan ABSTRAK

Angkatan Ke – 5

Oleh:

Dyan Angesti, S.Kom., MM

Page 2: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

PERBEDAAN ISIAN DATA TINDAKAN MEDIK PASIEN UMUM PADA

LEMBAR REKAM MEDIK DENGAN FORM TINDAKAN MEDIK APLIKASI DI

RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Stephania Herlina GN

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya adalah salah satu

rumah sakit yang telah menerapkan sistem teknologi informasi. RSUD

Dr. Soetomo Surabaya dituntut untuk semakin meningkatkan profesionalisme kerja

petugas, sarana pendukung yang memadai dan mudah diakses sehingga mutu pelayanan

kesehatan dapat terus ditingkatkan, termasuk profesianalisme kerja petugas rekam medik

terutama dalam melakukan entry data tindakan medik. Karena entry data tindakan medik

pasien dapat mempengaruhi pendapatan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan perbedaan isian data tindakan medik pada lembar RM7 dengan form

tindakan medik pasien aplikasi instalasi teknologi informasi (ITI) di Instalasi Rawat Inap

Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif komparatif.

Obyek penelitian difokuskan pada isian data tindakan medik pada berkas rekam medik

dan isian data tindakan medik pada form tindakan medik aplikasi.

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat

19 % perbedaan data tindakan medik pasien pada lembar rekam medik dengan form

tindakan medik aplikasi. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya prosedur tetap

yang menjadi acuan bagi petugas rekam medik dalam melakukan entry data tindakan

medik pasien dan masih terdapat data tindakan medik yang belum terdaftar dalam form

tindakan medik aplikasi.

Kata kunci : Perbedaan, tindakan medik, lembar RM7.

Page 3: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PUSKESMAS DENGAN METODE PIECES

DI PUSKESMAS GEDONGAN MOJOKERTO

Amalinda Padmasari

ABSTRAK

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sejak awal tahun 2010

Puskesmas Gedongan Mojokerto telah memanfaatkan teknologi komputer dengan

jaringan online dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

Dengan SIMPUS ini, diharapkan kegiatan pencatatan, pengolahan data, dan pelaporan

menjadi lebih cepat, mudah dan efisien sehingga terjadi peningkatan-peningkatan yang

menurut Jogiyanto (1999) berhubungan dengan PIECES (Performance, Information,

Economic, Control/Security, Efficiency, Service). Dalam penelitian ini, yang dibahas

hanya aspek Efficiency waktu saja.

Sampel dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari observasi kecepatan

input data pasien oleh 2 orang petugas di Loket pendaftaran, 2 petugas di Poli

Umum/Lansia baik secara manual (rekam medis dan buku register) maupun dengan

SIMPUS komputerisasi sebanyak 10 kali per hari selama 3 hari berturut-turut sehingga

mendapat sampel sebanyak 60 untuk tiap variabel yakni kecepatan entri data secara

manual dan komputerisasi.

Hasil penelitian di loket pendaftaran dan di BP Umum menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara rata-rata waktu pelaksanaan input data pasien dengan

menggunakan komputer dengan rata-rata waktu pelaksanaan input data pasien dengan

cara manual dimana kecepatan input dengan menggunakan komputer lebih cepat

dibanding dengan kecepatan input dengan cara manual.

Kata Kunci : sistem informasi manajemen puskesmas, metode PIECES

Page 4: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

EVALUASI PEMBERIAN KODE TINDAKAN MEDIK ATAU PROSEDUR

MENURUT ICD – 9 – CM DI INSTALANSI RAWAT JALAN

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Anggara Intar Nugraha

ABSTRAK

Tindakan Medik atau prosedur merupakan salah satu inti dari berbagai jenis

tindakan di sarana pelayanan kesehatan, termasuk di Rumah Sakit Daerah Dr. Soetomo

Surabaya. Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh

petugas rekam medis bagian koding. Dari data kesesuaian pengkodean yang dikumpulkan

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo ternyata masih sering ditemui pemberian

kode tindakan medik yang dilakukan oleh petugas rekam medis tidak sesuai dengan ICD

– 9 – CM bahkan antara tindakan medik yang ditulis oleh dokter dan kode yang diberikan

tidak sesuai, terlebih lagi masih sering ditemui adanya tindakan medik yang tidak dikode.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesesuaian pengkodean tindakan medik

menurut ICD – 9 – CM di Instalansi Rawat Jalan Dr. Soetomo.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif melalui

pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 143 berkas rekam medis

yang dikirim dari poli ke Sub Bidang Rekam Medis Rawat Jalan pada bulan Juni 2010.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa evaluasi pengkodean dengan

ICD – 9 – CM di Instalansi Rawat Jalan dengan jumlah sampel sebanyak 143 diperoleh

persentase kode diagnosa yang tidak sesuai dengan ICD – 9 – CM sebesar 4,1% karena

kesalahan penulisan kode yang tidak sesuai dengan ICD – 9 – CM.

Kata Kunci : Berkas Rekam Medik, Pengkodean, International Clasification of

Diseases 9th Clinical Modification

Page 5: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

EVALUASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PADA TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN INAP

DI RUMAH SAKIT MUJI RAHAYU

SURABAYA

Ayu Retno Ning Tyas

ABSTRAK

Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks padat

pakar dan padat modal. Pelayanan pasien yang berlangsung pada TPP belum memiliki

sebuah SOP yang masih mempunyai prosedur, sehingga pelayanan yang diberikan belum

terstruktur dengan baik. Untuk mendukung keberhasilan Rumah Sakit Muji Rahayu perlu

dikelola melalui pencapaian manajemen secara optimal salah satu upaya adalah adanya

bagan alur dan SOP dalam pelayanan pendaftaran rekam medis.

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi SOP pada tempat

pendaftaran pasien rawat jalan dan inap di Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya. Manfaat

yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai masukan dalam upaya peningkatan

pelayanan rekam medis pada tempat pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muji Rahayu

Surabaya.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode pengembangan dalam

kaitan tentang pembuatan SOP pada TPP, subyek penelitian adalah prosedur pendaftaran

pasien baru dan lama rawat jalan, serta pendaftaran rawat inap. Teknik analisa data

menggunakan kualitatif karena dalam penelitian ini menggunakaan proses berfikir

induktif berdasarkan kuesioner yang telah diberikan kepada petugas TPP dan rekam

medis.

Hasil dari kuesioner pelaksanaan prosedur rawat jalan dan inap, standar prosedur,

pentingnya SOP, manfaat SOP, dan alur pendaftaran rawat jalan dan inap untuk itu perlu

pembuatan bagan alur pasien rawat jalan dan inap serta SOP pada TPP.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa sesuai dengan alur dan prosedur pasien lama

dan baru dapat dibuatkan bagan alur serta SOP pasien baru, lama rawat jalan dan inap.

Kata kunci : Alur Pendaftaran, SOP pendaftaran, Tempat Pendaftaran Pasien.

Page 6: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

ANALISIS PENERAPAN SISTEM KOMPUTERISASI

PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT AL-IRSYAD

SURABAYA

Cahya Dwi Intarianta

ABSTRAK

Rumah sakit sebagai salah satu tempat pelayanan dapat memberikan pelayanan

yang bermutu berdasarkan standar yang telah di tetapkan oleh Depkes. Dan diharapkan

pelayanan sebuah rumah sakit meningkat dan mempunyai potensi tinggi terutama di

bidang rekam medis khususnya dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Rekam

medis sebagai sumber informasi dalam pengolahannya harus tepat dan cepat. Untuk itu

digunakan alat yang dapat mempercepat jalannya pengolahan data rekam medis.

Penggunaan sistem komputerisasi sangat mendukung dalam menunjang kelancaran

memberikan pelayanan kepada pasien.

Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan dari sistem komputerisasi yang digunakan pada Instalasi Rawat Jalan di

Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu tinjauan yang dimulai dari bulan Mei

sampai dengan Juni 2010, pada Tempat Pendaftaran Pasien Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Al-Irsyad Surabaya. Subyek penelitian ini adalah petugas rekam medis, sistem

komputerisasi yang digunakan pada instalasi rawat jalan, lima unit perangkat sistem

komputer pada tempat penerimaan pasien rawat jalan. Data dikumpulkan dengan teknik

observasi yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian, dari sinilah kemudian data

diolah, dianalisa dan disajikan dalam bentuk tekstular.

Hasil dari penelitian menunjukkan data rekam medis pasien rawat jalan pada TPP,

penyimpanan data dan pelaporan telah dilaksanakan secara komputerisasi. Pada TPP data

yang diinputkan pada sistem komputerisasi masih terbatas pada data identitas pasien saja.

Jumlah petugas yang menginputkan dua orang, dan rata–rata waktu yang dibutuhkan

untuk menginputkan data pasien baru per berkas yaitu 98 detik dengan modus 78 detik,

untuk pasien lama 8, 91 detik dan modus 9 detik. Aplikasi yang digunakan untuk proses

data adalah Borland Delphi 3.0 serta didukung dengan My SQL Server sebagai database.

Jenis komputer yang digunakan yaitu Personal Computer (PC). Perangkat output yang

digunakan berupa, monitor display dan printer.

Dapat disimpulkan bahwa sistem komputerisasi pada TPP IRJ unit Rumah Sakit

Al-Irsyad Surabaya dapat dikatakan baik, hal ini ditinjau dari proses suatu sistem itu

berjalan, mulai dari pendaftaran, pembuatan laporan hingga proses pembayaran yang

semuanya terhubung dalam satu jaringan (LAN).

Kata kunci: Sistem Komputerisasi, Instalasi Rawat Jalan

Page 7: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS EKSTRA PARU TAHUN

2009 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

SOETOMO SURABAYA

Desita Binti Halimah

ABSTRAK

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil penelitian lapangan tentang “Karakteristik

Penderita Tuberkulosis Ekstra Paru di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2009”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita TB ekstra paru

di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo Surabaya berdasarkan umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, domisili, lokasi TB, dan ada tidaknya TB paru tahun 2009.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai kajian dalam memberikan gambaran suatu

keadaan atau karakteristik penderita TB ekstra paru.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subyek

penelitian ini adalah berkas rekam medis penderita TB ekstra paru berdasarkan dari Kartu

Indeks Penyakit tahun 2009. Teknik analisis deskriptif dengan menggunakan distribusi

frekuensi pasien berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

Hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi

menunjukkan bahwa karakteristik yang dominan terkena TB ekstra paru berdasarkan

Kartu Indeks Penyakit tahun 2009 yaitu kategori umur 25-44 tahun, kategori jenis

kelamin yaitu laki-laki, kategori pendidikan yaitu SMA, kategori pekerjaan yaitu tidak

bekerja, kategori domisili yaitu di luar Surabaya, kategori lokasi TB yaitu Tuberkulosis

of bones and joints (A18.0), kategori ada tidaknya TB paru yaitu Tidak ada TB paru pada

penderita ekstra paru.

Kata Kunci : Karakteristik, TB ekstra paru.

Page 8: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

GAMBARAN KARAKTERISTIK

BALITA PENDERITA DIARE TAHUN 2005-2009

DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DR. H. MOH. ANWAR SUMENEP

Devy Meryl Aprelianti

ABSTRAK

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi

karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer

atau cair. Sampai saat ini penyakit diare merupakan salah satu penyebab tingginya

angka kesakitan anak di negara berkembang. Kejadian diare terjadi 2 sampai 8 kali

kejadian setiap tahun pada anak balita. Kebanyakan kejadian diare muncul pada dua

tahun pertama umur anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan mengidentifikasi

karakteristik balita penderita diare berdasarkan (umur, jenis kelamin, berat badan,

status gizi, pemberian ASI penuh, pemberian susu tambahan, pendidikan ibu, dan

pekerjaan ibu) di IRNA RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep tahun 2005-2009.

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini yaitu sebagai masukan dan

pertimbangan bagi perumusan kebijakan program kesehatan di IRNA RSUD dr. H.

Moh Anwar Sumenep.

Penelitian ini menggunakan penelitian observasional bersifat deskriptif yang

dilakukan pada bulan Mei – Juni 2010 dan dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap anak

di RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep. Populasi dan sampel pada penelitian ini

adalah berkas rekam medis balita penderita diare tahun 2005-2009, obyek penelitian

difokuskan pada gambaran karakteristik balita sebagai variabel penelitian.

Dari hasil penelitian ditemukan balita penderita diare paling banyak pada

umur 1thn s/d < 2thn (60%), laki-laki (61,4%), berat badan 8kg (20,7%), status gizi

baik (51,03%), pemberian ASI tidak penuh (57,59%), tidak adanya susu tambahan

(56,9%), pendidikan ibu SMP (27,9%), dan pekerjaan ibu IRT (61,72%).

Kepada pihak rumah sakit disarankan untuk dapat meningkatkan kualitas

pelayanan serta melengkapi data-data pada berkas rekam medis dalam rangka

melaksanakan kebijakan program kesehatan.

Kata Kunci : diare, balita, gambaran karakteristik

Page 9: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

EVALUASI KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN BERKAS REKAM

MEDIS RAWAT INAP KE SEKSI REKAM MEDIS YANG BERPENGARUH

TERHADAP PELAPORAN DI RSUD Dr.SOETOMO SURABAYA

Dewi Indra Riswanti

NIM : 200711012

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya selalu ingin memberikan

yang terbaik dalam hal pelayanan salah satunya adalah memiliki rekaman data yang

lazim disebut rekam medis. Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses

pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien selama

pasien tersebut dirawat.

Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis dapat mengakibatkan

pembuatan pelaporan jadi terganggu. Manfaat dari penelitian ini merupakan masukan

dalam menghasilkan proses pengumpulan data sistem pelaporan rumah sakit.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan ketepatan waktu

pengembalian berkas rekam medis pasien keluar rumah sakit berdasarkan prosedur tetap

di RSUD Dr.Soetomo Surabaya.

Berdasarkan metodenya penelitian ini menggunakan study prospektif. Obyek

penelitian study prospektif difokuskan pada ketepatan waktu pengembalian berkas rekam

medis yang berpengaruh terhadap pelaporan di RSUD Dr.Soetomo Surabaya.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu pengembalian

berkas rekam medis di rawat inap memiliki persentase (30.92% %) sesuai dengan protap

yaitu 2X24 jam tidak tepat waktu (69.08%) keterlambatan pengembalian sangat

bervariasi yaitu : 3- 5 hari: 13.91%, 6-10 hari: 25.78%, 11- 15 hari: 19.07%, 16-20 hari:

10.31%, dan hal ini dapat mengakibatkan pengolahan data untuk pelaporan menjadi

terhambat. Ketidak tepatan waktu pengembalian berkas rekam medis adalah dokter

sebagai tenaga medis, penanggung jawab utama dalam mengisi berkas rekam medis

belum melengkapinya. Tenaga perawat belum menyelesaikan lembar asuhan

keperawatan, adanya kasus- kasus tertentu yang membutuhkan berkas rekam medis,

adanya pasien yang masuk rawat inap lagi. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan

dalam pembuatan laporan morbiditas pasien di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Kata kunci : Ketepatan waktu pengembalian, berkas rekam medis, pelaporan.

Page 10: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA UNIT REKAM MEDIS BERDASARKAN

BEBAN KERJA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PUSDIK GASUM

PORONG

Edi Mulyono

ABSTRAK

Dalam mewujudkan kualitas pelayanan rumah sakit yang lebih baik, keberadaan

tenaga kerja sangat penting karena sukses rumah sakit ditentukan kompetensi, jumlah,

sikap dan perilaku tenaga yang bekerja. Kebutuhan tenaga perlu diperhatikan sebagai

upaya peningkatan kualitas rumah sakit termasuk kebutuhan tentang tenaga rekam medis.

Untuk itu diperlukan analisis kebutuhan tenaga yang sesuai dengan jenis kegiatan tenaga

rekam medis agar beban kerja tidak berlebihan yang mempengaruhi kinerja dalam

memberikan pelayanan. Namun pada kenyataan di lapangan beban kerja tidak sesuai

dengan jenis kegiatan. Dari pengamatan selama penelitian di Rumah Sakit

Bhayangkara Pusdik Gasum Porong diketahui bahwa bahwa beban kerja belum ideal

dengan jenis kegiatan sehingga banyak pekerjaan yang tidak bisa terselesaikan dalam

satu hari kerja dan mengakibatkan menumpuknya pekerjaan.Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis dan mengetahui kebutuhan tenaga pada Unit Rekam Medis

berdasarkan beban kerja serta mendeskripsikan beban kerja tersebut di Rumah Sakit

Bhayangkara Pusdik Gasum Porong. Manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan bagi

institusi rumah sakit tentang kebutuhan tenaga rekam medis dalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Gasum Porong.

Penelitian ini dirancang menggunakan metode deskriptif. Sasaran penelitian ini

adalah tenaga rekam medis yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Gasum

Porong di Unit Rekam Medis periode bulan Mei s/d Juni 2010. Variabel penelitian ini

adalah jumlah kebutuhan tenaga unit rekam medis dan beban kerja tenaga rekam medis.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa : kebutuhan tenaga rekam medis untuk input

data membutuhkan 1 orang, filling 1 orang, searching 1 orang, dan pelaporan 1 orang.

Kata Kunci : kebutuhan jumlah tenaga, beban kerja, Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik

Gasum Porong.

Page 11: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

KETERSEDIAAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN LAMA DALAM

MENDUKUNG PROSES PELAYANAN KESEHATAN

DI SILOAM HOSPITALS SURABAYA

Eko Lesmono Krisyanto

ABSTRAK

Untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan suatu rumah sakit, perlu mengetahui

bagaimana penyelenggaraan pelayanan pertama kali yang diterima oleh pasien.

Pelayanan tersebut diberikan oleh petugas penerimaan pasien. Seperti halnya di Siloam

Hospitals Surabaya kecepatan dalam mencari serta mengirim berkas rekam medis ketika

dibutuhkan dalam mendukung proses pelayanan bermanfaat untuk peningkatan kualitas

pelayanan rumah sakit itu sendiri.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana ketersediaan berkas

rekam medis pasien lama dalam mendukung proses pelayanan kesehatan di Siloam

Hospitals Surabaya serta untuk menngidentifikasi faktor–faktor penyebab tidak

ditemukamnya berkas rekam medis dan menentukan faktor terbesar yang mengakibatkan

berkas rekam medis tidak ditemukan dalam rak penyimpanan berkas yang sesuai dengan

letaknya ketika dibutuhkan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif, yang dilaksanakan di Unit Rekam

Medis Siloam Hospitals Surabaya. Dengan sampel penelitian ini adalah berkas rekam

medis pasien lama yang berkunjung kembali. Instrument penelitiannya menggunakan

wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa check list dan kuesioner.

Hasil dari penelitian ini diperoleh data dari perhitungan check list terdapat 31%

berkas yang tidak ditemukan dalam rak penyimpanan berkas yang sesuai dengan

letaknya, tidak ditemukannya BRM karena faktor manusia sebesar 36% dan faktor

metode sebesar 74%. Berdasar konsep awal penelitian yang menggunakan metode tulang

ikan, maka faktor manusia bukan merupakan penyebab paling dominan yang

mengakibatkan berkas tidak ditemukan dalam rak penyimpanan, faktor paling dominan

adalah faktor metode.

Kata Kunci : Ketersediaan berkas rekam medis, kualitas pelayanan rumah sakit

Page 12: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

EVALUASI PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN

BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP EFISIENSI

RUANG GERAK PETUGAS REKAM MEDIS

DI RUMAH SAKIT AL-IRSYAD SURABAYA

Endah Aprilia Suryanto

ABSTRAK

Perancangan tempat penyimpanan merupakan keserasian yang terjadi antara

manusia dengan sistem kerja, sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan baik dan

efisien. Perancangan tempat kerja haruslah disesuaikan dengan peranan dan fungsi pokok

dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, fasilitas/peralatan dan

lingkungan fisik kerja. Peranan manusia dalam hal ini didasarkan pada kemampuan dan

keterbatasannya terutama yang berkaitan dengan pengaturan tata letak fasilitas kerja dan

luas ruang gerak diperlukan dalam suatu kegiatan di tempat penyimpanan berkas rekam

medis (BRM).

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tempat penyimpanan berkas rekam

medis terhadap efisiensi ruang gerak dalam meningkatkan kinerja petugas rekam medis

di Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya. Adapun manfaat dari penelitian ini bagi rumah sakit

ialah sebagai bahan masukan untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi kinerja

petugas rekam medis dan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam

meningkatkan pelayanan rekam medis mengenai perancangan tempat penyimpanan

berkas rekam medis yang sesuai ketentuan ergonomi. Penelitian ini dirancang

menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini diutamakan pada perancangan tempat

penyimpanan berkas rekam medis secara ergonomi dan data antropometri petugas rekam

medis (daerah jangkauan kerja) yang merupakan variabel penelitian.

Dari hasil penelitian di unit rekam medis Al-Irsyad Surabaya, dengan

melakukan wawancara kepada 12 petugas rekam medis. 42% petugas menyatakan

kesulitan saat mengambil berkas rekam medis karena terbatasnya daerah jangkauan kerja,

67% petugas tidak merasa nyaman dan efisien bekerja di tempat penyimpananberka

srekam medis, 75% petugas mengalami kesulitan saat mengembalikan berkas rekam

medis karena terbatasnya daerah jangkauan kerja, 83% petugas menyatakan ruang gerak

atau jarak antar rak penyimpanan tidak sesuai dengan ketentuan ergonomi. Sedangkan

hasil pengisian lembar kuesioner dari 12 petugas rekam medis, pendapat petugas yang

paling tinggi prosentasenya yaitu 92% petugas menyatakan tidak efisien jarak ruang

gerak antar rak penyimpanan yang diletakkan saling berhadapan seluas 60 cm dan 83%

petugas menyatakan tidak efisien luas ruangan yang digunakan. Sebaiknya untuk

membuat atau merancang tempat penyimpanan berkas rekam medis secara ergonomi

yang sesuai dengan antropometri (dimensi tubuh) petugas rekam medis diketahui 2334

mm yang digunakan untuk tiap petugas rekam medis. Sebaiknya space ruang gerak

(jarak antar rak) pada tempat penyimpanan berkas rekam medis di IRJ dan IRNA ukuran

yang sesuai dengan antropometri petugas rekam medis dan secara ergonomi ialah 920,5

mm.

Kata Kunci : Perancangan tempat penyimpanan BRM, efisiensi ruang gerak petugas RM

iii

Page 13: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

RANCANG BANGUN APLIKASI TRACER ELEKTRONIK

DI RUMAH SAKIT AL-IRSYAD SURABAYA

Femi Widiya Kusmayani

ABSTRAK

Tracer merupakan suatu berkas pengganti yang digunakan untuk menggantikan

posisi berkas rekam medik pasien yang saat itu sedang keluar dari tempat penyimpana,

baik untuk keperluan pengobatan maupun peminjaman oleh pihak-pihak tertentu. Dalam

tracer itu sendiri terdapat tempat untuk mencatat tempat dimana berkas rekam medik

tersebut dipinjam.

Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk merancang dan membangun

aplikasi tracer elektronik di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya.

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan, dengan subyek penelitian

adalah petugas rekam medis, serta buku peminjaman berkas rekam medis pada Instalasi

Rawat Jalan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan

dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini berupa Program Aplikasi Tracer Elektronik dengan

menggunakan Visual Basic 6.0 serta SQL Server 2000 sebagai database. Program

Aplikasi Tracer ini terdiri dari 3 form input data, 1 form pilihan serta 1 form laporan.

Aplikasi ini dapat digunakan di Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya tepatnya di Instalasi

Rawat Jalan.

Kata kunci: Aplikasi Tracer Elektronik

Page 14: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

PENGUMPULAN DATA SOSIAL

DENGAN PENDEKATAN TEKNOLOGI INFORMASI

MELALUI PENERAPAN APLIKASI PENERIMAAN PASIEN

Di Klinik Bersalin Ny. Hj. Sri Harti Suroso Surabaya

Firsti Dena Susanti

Abstrak

Pengolahan data pasien baik sosial maupun medik di Klinik Bersalin Ny.Hj.Sri

Harti Suroso masih dilakukan secara manual. Data sosial dimasukkan di bagian

penerimaan, sedangkan data medik dimasukkan di bagian pelayanan. Banyaknya pasien

yang datang dengan pelayanan yang secara manual dapat mengakibatkan pelayanan yang

diberikan dan informasi yang dihasilkan kurang optimal. Maka untuk mendapatkan hasil

yang baik diperlukan sistem yang terintergrasi. Mulai dari penerimaan pasien hingga

bagian pembayaran. Dengan adanya aplikasi yang terintergrasi, diharapkan dapat

mempermudah dan mempercepat fungsi pelayanan klinik khususnya di bagian

penerimaan pasien dan dapat menyediakan data sosial pasien yang optimal dan berguna

untuk pelayanan yang lain.

Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan data sosial pasien dengan pendekatan

teknologi informasi melalui rancang bangun aplikasi penerimaan pasien dengan

menggunakan visual basic 6.0 dan Structure Query Language (SQL) 2000 di Klinik

Bersalin Ny. Hj. Sri Harti Suroso, yang diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada

pasien dan data yang diperlukan menjadi optimal. Manfaat dari penelitian ini adalah

memberi masukan untuk bahan pertimbangan dalam acuan penerapan teknologi

informasi dan sistem informasi guna tercapainya manajemen informasi kesehatan yang

lebih baik serta memudahkan petugas penerimaan dalam melayani pasien yang

berkunjung di Klinik bersalin Ny.Hj.Sri Harti Suroso. Dengan menggunakan teknologi

informasi komputer sebagai media pengolahan data. Khususnya untuk menyediakan data

pasien.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian pengembangan,

subyek penelitian adalah buku kunjungan pasien, buku register KB, buku register kohort

bayi, buku kesehatan ibu dan anak.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan aplikasi ini,

data yang didapat dan diperlukan dapat menghasilkan informasi yang berguna.

Mempermudah serta mempercepat pelayanan yang ada di Klinik Bersalin Ny.Hj.Sri Harti

Suroso.

Kata Kunci : Aplikasi penerimaan pasien, pelayanan cepat, informasi sosial

Page 15: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG KOMPETENSI

REKAM MEDIS BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI

KESEHATAN No: 377/Menkes/SK/III/2007

(Di Rumah Sakit Onkologi Surabaya)

Gilang Sanjaya

ABSTRAK

Kompetensi petugas rekam medis dapat dilihat dari cara kerja petugas, motivasi,

keterampilan dan kemampuan dalam melaksankan tugas-tugas yang diberikan baik yang

sudah diberikan oleh atasan ataupun yang sudah menjadi kewajiban sebagai petugas

rekam medis.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan petugas rekam medis

tentang kompetensi rekam medis khususnya kompetensi 3 yaitu manejemen rekam medis

dan informasi kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri kesehatan No:

377/Menkes/SK/III/2007 di Rumah Sakit Onkologi Surabaya. Manfaat yang dapat

diambil dari dilaksanakannya penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah

wawasan dan pengetahuan lebih luas tentang kompetensi perekam medis yang sesuai

Surat Keputusan Menteri kesehatan No: 377/Menkes/SK/III/2007.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek

penelitian dari penelitian ini adalah petugas rekam medis di rumah sakit Onkologi

Surabaya pada bulan juli 2010.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang dimiliki

petugas rekam medis di rumah sakit Onkologi Surabaya sudah sesuai Surat Keputusan

Menteri kesehatan No: 377/Menkes/SK/III/2007, berdasarkan hasil penelitian tentang

pengetahuan perekam medis khususnya kompetensi perekam medis ketiga yaitu

manejemen rekam medis dan informasi kesehatan dari 5 responden diperoleh kriteria

terbanyak adalah baik, dan berdasarkan dari hasil kuesioner yang terdapat pada 11 sub

kompetensi ke-3 tentang manejemen rekam medis dan informasi kesehatan menyatakan bahwa

pengetahuan petugas rekam medis di Rumah Sakit Onkologi Surabaya sudah baik. Saran

yang diberikan adalah diadakan pelatihan melalui pendidikan formal, maupun pelatihan-

pelatihan tentang kompetensi perekam medis.

Kata Kunci : pengetahuan, kompetensi, SK Menkes No: 377/Menkes/SK/III/2007

Page 16: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

ANALISA FAKTOR-FAKTOR KETIDAKTEPATAN PENDISTRIBISUSIAN

BERKAS REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ADI

HUSADA KAPASARI SURABAYA

Murdiono Iwan Seputro

ABSTRAK

Pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan adalah bagian dari

penyelenggaraan rekam medis yang merupakan suatu kegiatan pengiriman berkas rekam

medis ke semua poliklinik di instalasi rawat jalan dalam upaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kepada pasien. Namun pada kenyataan di lapangan, sering terjadi

ketidaktepatan dalam pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan ke poliklinik.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor ketidaktepatan

pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan di Rumag sakit Adi Husada Kapasari

Surabaya. Manfaat yang bisa di ambil dari penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi

untuk peningkatan pelayanan rekam medis tentang pendistribusian berkas rekam medis

ke poliklinik di rawat jalan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian

pengamatan (observasi). Obyek penelitian di fokuskan pada analisa faktor-faktor

ketidaktepatan pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan di Rumag sakit Adi

Husada Kapasari Surabaya.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketidaktepatan dalam

pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan selama bulan maret s/d bulan mei 2010

sebanyak 407 berkas dengan persentase (23%) dari total ketepatan sebanyak 18038

berkas dan total pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan sebanyak 18445 berkas

yang disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu Berkas rekam medis rawat jalan tidak ada di

rak penyimpanan (berkas rekam medis hilang), tidak adanya tracer (petunjuk pada berkas

rekam medis) dan Sering terjadi miss communication (salah komunikasi/informasi) antara

petugas TPPRJ dengan petugas rekam medis dalam pendistribusian berkas rekam medis.

Kata kunci : Ketidaktepatan pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan.

Page 17: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

KETERSEDIAAN DATA PELAYANAN MEDIS

MELALUI APLIKASI PELAYANAN MEDIS PASIEN

(Studi Kasus Di Klinik Bersalin Ny. Hj. Sri Harti Suroso Surabaya)

Hendra Triwahono

ABSTRAK

Pendayagunaan TI secara menyeluruh pada instansi pelayanan kesehatan akan

semakin memudahkan pelayanan. Akan tetapi pada kenyataannya, instansi pelayanan

kesehatan masih belum sepenuhnya mendayagunakan TI. Pada sebagian besar instansi

pelayanan kesehatan, komputerisasi baru menyentuh transaksi keuangan dan administrasi

tagihan. Sementara itu, proses lainnya seperti: dokumentasi data pasien, dokumentasi

rekam medis, tindakan dokter, dan hasil pemeriksaan belum tersentuh TI.

Penyelenggaraan rekam medis di Klinik Bersalin Ny. Hj. Sri Harti Suroso masih

dilakukan secara manual mulai pengisian data pasien, diagnosa penyakit, tindakan yang

dilakukan, sampai proses pembuatan pelaporan dan penyimpanan berkas. Untuk

mengatasi hal tersebut diadakan penelitian dengan tujuan untuk menyediakan data

pelayanan medis melalui aplikasi pelayanan medis pasien.

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian

pengembangan sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara

dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini adalah flowchart aplikasi pelayanan medis, aplikasi

pelayanan medis, menyediakan data pelayanan medis di Klinik Bersalin Ny. Hj. Sri Harti

Suroso serta pembuatan buku manual untuk panduan menjalankan aplikasi pelayanan

medis di Klinik Bersalin Ny. Hj. Sri Harti Suroso. Di dalam aplikasi pelayanan medis

terdapat beberapa perubahan dalam pelaksanaan sistem rekam medis di klinik bersalin.

Penggunaan kode diagnosa untuk mempermudah pengelolaan diagnosa tindakan, selain

itu juga terdapat keterangan petugas yang melaksanakan pelayanan medis. Keberhasilan

dalam pelaksanaan sistem dengan aplikasi klinik bersalin ini tidak lepas dari komitmen

pihak manajemen klinik bersalin.

Kata kunci : Aplikasi pelayanan medis, data medis, pelayanan

Page 18: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PETUGAS TERHADAP

KEPUASAN KERJA PETUGAS REKAM MEDIS

DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA

Hosea Italia Kartika

ABSTRAK

Motivasi Kerja adalah sesuatu yang mendorong individu untuk

melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan atau misi yang diinginkan atau dengan kata

lain pendorong semangat kerja. Sedangkan kepuasan kerja adalah cerminan perasaan

seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dengan

kepuasan kerja petugas rekam medis serta hubungan diantara keduanya di Rumah Sakit

Onkologi Surabaya. Variabel bebas (x) adalah motivasi kerja berdasarkan kebutuhan

untuk mencapai sukses, kebutuhan dalam menjalin hubungan yang akrab dengan orang

lain, dan kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi orang lain. Variabel terikat (y)

adalah kepuasan kerja berdasarkan kerja secara mental menantang, ganjaran yang pantas,

kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung dan kesesuaian pribadi

dengan pekerjaan. Subyek penelitian adalah seluruh petugas rekam medis.

Penelitian ini menggunakan suatu metode analisa deskriptif korelasional

Spearman’s dengan maksud untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan

kepuasan kerja petugas rekam medis. Didapatkan hasil yang signifikan antara motivasi

kerja dengan kepuasan kerja dengan koefisien korelasi 0.564 dan keeratan hubungan

tersebut dinyatakan sedang.

Kata Kunci : Motivasi, Kepuasan, Rekam Medis

Page 19: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

PEMBUATAN LAPORAN INDEKS PENYAKIT

DENGAN PENDEKATAN TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI

PENERAPAN APLIKASI PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH

SAKIT AL-IRSYAD SURABAYA

Laelatul Ma’rufah

ABSTRAK

Teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat seiring perkembangan ilmu

pengetahuan, serta tingkat kebutuhan manusia akan sesuatu yang lebih mudah. Teknologi

juga semakin banyak berkembang serta dimanfaatkan pada berbagai bidang termasuk

bidang kesehatan, yang dapat kita lihat pada berbagai pelayanan di rumah sakit, termasuk

pelayanan rekam medis. Rekam medis merupakan sumber data yang dapat menghasilkan

informasi, jika telah melalui tahap pengolahan. Salah satu bentuk pengolahan data rekam

medis adalah dengan membuat daftar indeks penyakit, yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pencarian berkas rekam medis dengan diagnosa tertentu. Pada Rumah Sakit

Al-Irsyad Surabaya, kegiatan indeksing penyakit belum dilaksanakan karena kurangnya

pemahaman petugas tentang manfaat dari sebuah daftar indeks penyakit. Sebagai

akibatnya, untuk pencarian berkas rekam medis tertentu, dilaksanakan secara manual

dengan mencari satu per satu. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membuat

indeks penyakit melalui sebuah aplikasi dengan menggunakan visual basic 6.0 pada

Rumah sakit Al-Irsyad Surabaya.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, dengan subyek isi dari berkas

rekam medis. Variabel penelitian terdiri dari data rekam medis dan aplikasi indeks

penyakit, yang keduanya merupakan variabel bebas, serta laporan indeks penyakit yang

menjadi variabel terikat.

Hasil dari penelitian ini adalah media baru berupa aplikasi indeks penyait yang

dapat digunakan di Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya. Oleh karena itu penulis

menyarankan agar aplikasi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal serta dilakukan

sosialisasi, pelatihan serta evaluasi pada petugas yang menggunakan aplikasi ini.

Kata kunci: Indeks penyakit, aplikasi

Page 20: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

WAKTU PENGIRIMAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT JALAN

BERDASARKAN SASARAN MUTU REKAM MEDIS

DI SILOAM HOSPITALS SURABAYA

Lia Dwi Rahmawati

ABSTRAK

Dalam meningkatkan mutu pelayanan rekam medis Siloam Hospitals Surabaya

mempunyai sasaran mutu rekam medis. Salah satu sasaran mutu rekam medis adalah

waktu pengiriman berkas rekam medis ke rawat jalan maksimal atau ≤ 6 menit dengan

target 60%. Di dalam pengiriman berkas rekam medis berdasarkan sasaran mutu rekam

medis terdapat rincian kegiatan mulai dari permintaan sampai dengan pengiriman berkas

rekam medis ke rawat jalan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan waktu pengiriman berkas rekam

medis pasien lama rawat berdasarkan sasaran mutu rekam medis. Manfaat penelitian ini

adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan rekam medis mengenai pengiriman berkas

rekam medis.

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian metode deskriptif yang

menggambarkan waktu pengiriman berkas rekam medis pasien lama rawat jalan.

Berdasarkan jumlah populasi pengiriman berkas rekam medis yang keluar sesuai

permintaan pasien lama rawat jalan mulai tanggal 18 Mei- 17 Juni 2010 dengan

perhitungan jumlah sampel didapatkan 374 pengiriman berkas rekam medis pasien lama

rawat jalan.

Hasil dari penelitian ini adalah persentase waktu pengiriman berkas rekam medis

yang tidak sesuai sasaran mutu rekam medis (> 6 menit) sebesar 57% lebih tinggi

dibandingkan yang sesuai sasaran mutu rekam medis (≤ 6 menit) sebesar 43% dari target

60% sehingga yang belum memenuhi target 60% sebesar 17%. Berdasarkan waktu

pengiriman berkas rekam medis yang sesuai sasaran mutu rekam medis (≤ 6 menit)

didapatkan waktu proses batas maksimal penulisan ID pasien pada tracer adalah 46 detik,

pengambilan berkas rekam medis adalah 1 menit 9 detik, pengisian lembar pengiriman

kemudian entry pada sistem komputer adalah 1 menit 10 detik, dan pengiriman berkas

rekam medis ke rawat jalan adalah 2 menit 55 detik.

Kata kunci : Pengiriman Berkas Rekam Medis, Sasaran Mutu Rekam Medis

Page 21: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

MORTALITAS PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BERDASARKAN

KODE KLASIFIKASI PENYAKIT ICD-10 DI RAWAT INAP PARU

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA TAHUN 2009

Manro Ompusunggu

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menjadi masalah kesehatan

Indonesia, bahkan menjadi penyebab kematian utama dari golongan penyakit infeksi.

Data Departemen Kesehatan pada tahun 2001 di Indonesia terdapat 50.443 penderita

tuberkulosis paru BTA (+) yang diobati ( 23% dari perkiraan penderita tuberkulosis BTA

(+). Tiga perempat dari kasus berusia 15-49 tahun dan baru 20% yang tercakup dalam

program pemberantasan tuberkulosis yang dilaksanakan pemerintah (Buku Ajar Ilmu

Penyakit Paru, 2004). Berdasarkan data yang didapatkan dari rawat inap paru RSUD Dr.

Soetomo, jumlah penderita tuberkulosis paru pada tahun 2009 sebanyak 208 penderita.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif, pada

mortalitas penderita tuberkulosis paru (A16.2) pada umur 15-49 tahun menggunakan

persentase mortalitas penderita tuberkulosis paru berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan

dan domisili.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 208 penderita

tuberkulosis paru di rawat inap paru RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2009 terdapat

15 mortalitas penderita pada umur 15-49 tahun, dengan rincian: jumlah mortalitas

penderita tuberkulosis paru pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 penderita atau

sebesar 73%, pada pekerja swasta sebanyak 8 penderita atau sebesar 53% dan domisili

Surabaya sebanyak 9 penderita atau sebesar 67%.

Kata Kunci : Mortalitas, Penderita Tuberkulosis Paru(A16.2), Umur 15-49 tahun

Page 22: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

ANALISA FAKTOR-FAKTOR KETIDAKTEPATAN PENDISTRIBISUSIAN

BERKAS REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ADI

HUSADA KAPASARI SURABAYA

Murdiono Iwan Seputro

ABSTRAK

Pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan adalah bagian dari

penyelenggaraan rekam medis yang merupakan suatu kegiatan pengiriman berkas rekam

medis ke semua poliklinik di instalasi rawat jalan dalam upaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kepada pasien. Namun pada kenyataan di lapangan, sering terjadi

ketidaktepatan dalam pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan ke poliklinik.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor ketidaktepatan

pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan di Rumah sakit Adi Husada Kapasari

Surabaya. Manfaat yang bisa di ambil dari penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi

untuk peningkatan pelayanan rekam medis tentang pendistribusian berkas rekam medis

ke poliklinik di rawat jalan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian

pengamatan (observasi). Obyek penelitian di fokuskan pada analisa faktor-faktor

ketidaktepatan pendistribusian berkas rekam medis rawat jalan di Rumah sakit Adi

Husada Kapasari Surabaya.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa total keseluruhan berkas rekam medis

yang di distribusikan ke poliklinik sebanyak 18445 berkas. Berkas rekam medis yang

mengalami ketidaktepatan selama bulan Maret s/d bulan Mei sebanyak 407 berkas (23%)

dari total ketepatan sebanyak 18038 berkas (77%) maka kinerja Rumah Sakit Adi Husada

Kapasari Surabaya belum maksimal karena masih di bawah standar yang di buat

DEPKES RI, 2005 yaitu 90% yang disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu berkas rekam

medis rawat jalan tidak ada di rak penyimpanan (berkas rekam medis hilang), Tidak

adanya petunjuk/tracer pada berkas rekam medis rawat jalan yang dipinjam dan Sering

terjadi miss communication (salah komunikasi/informasi/persepsi) antara petugas TPPRJ

dengan petugas rekam medis.

Kata kunci : Distribusi berkas rekam medis , faktor Ketidaktepatan

Page 23: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

EVALUASI PERMINTAAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT

JALAN BERDASARKAN FREKUENSI KUNJUNGAN PASIEN

LAMA DI SILOAM HOSPITALS SURABAYA

Ndari Setiyani

200711031

ABSTRAK

Siloam Hospitals Surabaya adalah salah satu rumah sakit swasta yang telah

menerapkan pencapaian sasaran mutu pelayanan rekam medis untuk dapat meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Hal ini terlihat dengan adanya pengiriman untuk

permintaan berkas rekam medis pasien lama ke unit rawat jalan dalam waktu maksimal 6

menit. Dengan sistem penyimpanan berkas rekam medis secara terpusat (sentralisasi) dan

petugas tidak hanya melayani permintaan unit rawat jalan saja, melainkan permintaan

untuk unit lain seperti rawat inap, fisioterapi, bahkan unit rawat darurat. Sehingga dapat

membuat kinerja petugas kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

permintaan berkas rekam medis rawat jalan berdasarkan frekuensi kunjungan pasien

lama. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan

untuk meningkatkan pelayanan petugas rekam medis baik dari sumber daya manusia

maupun sarana dan prasarananya, terutama dalam hal pendistribusian berkas rekam

medis.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif evaluatif yang dikhususkan

untuk mendeskripsikan permintaan berkas rekam medis rawat jalan berdasarkan

frekuensi kunjungan pasien lama di Siloam Hospitals Surabaya. Data yang diperoleh

selanjutnya akan dianalisis secara kuantitatif.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah permintaan berkas rekam

medis pasien lama rawat jalan pada shift pagi adalah pada hari Senin sebesar 121 berkas

(21%). Permintaan berkas rekam medis 1 jam paling tinggi terdapat pada hari Sabtu

sebesar 5,0%. Rata-rata waktu permintaan berkas rekam medis tinggi shift pagi adalah

pada jam ke -3 (pukul 09.01 – 10.01) dan jam ke -5 yang berkisar antara pukul 11.01 –

12.01. Sedangkan jumlah permintaan berkas rekam medis pasien lama rawat jalan pada

shift sore adalah pada hari Senin sebesar 108 berkas (23%). Permintaan berkas rekam

medis 1 jam paling tinggi terdapat pada hari Senin dan Kamis sebesar 6,6%. Rata-rata

waktu permintaan berkas rekam medis tinggi shift sore adalah pada jam ke -5, yang

berkisar antara pukul 18.01 – 19.01.

Kata Kunci : Permintaan berkas rekam medis rawat jalan, frekuensi kunjungan pasien

lama, Siloam Hospitals Surabaya.

Page 24: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

EVALUASI PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI

KESEHATAN PASIEN BERDASARKAN

PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008

(Di Rumah Sakit Onkologi Surabaya)

Niki Natalia Dewi

ABSTRAK

Telah diketahui secara umum, berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan

kesehatan, namun isi yang terdapat didalamnya adalah milik pasien. Ringkasan

informasi rekam medis dapat diberikan, dicatat ataupun dicopy oleh pasien atau orang

lain yang diberi kuasa, dan juga atas persetujuan tertulis pasien, serta keluarga pasien

yang berhak atas informasi kesehatan pasien tersebut. Dari data yang diperoleh di Rumah

Sakit Onkologi Surabaya masih ditemukannya formulir klaim asuransi kesehatan yang

tidak disertai surat kuasa dan tanda tangan dalam pengajuan klaim kesehatan oleh pasien.

Hal inilah yang memacu peneliti untuk mengevaluasi pelepasan informasi kesehatan

terkait pengajuan formulir klaim kesehatan pasien.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pelaksanaan

pelepasan informasi kesehatan pasien berdasarkan PerMenkes 269/MenKes/Per/III/2008

dan Standar Operasional Prosedur. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan mutu pelayanan informasi kesehatan dan dapat digunakan untuk evaluasi

dalam pelaksanaan pelepasan informasi kesehatan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya.

Penelitian ini dirancang menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Obyek

penelitian difokuskan pada pelaksanaan pelepasan informasi kesehatan oleh petugas yang

merupakan variabel bebas penelitian ini, sedangkan PerMenkes

269/MenKes/Per/III/2008 sebagai variabel terikat.

Hasil penelitian yang didapat dari data selama periode bulan Mei 2010 terdapat

pelaksanaan pengajuan formulir klaim asuransi sebanyak 41 formulir klaim di Rumah

sakit Onkologi Surabaya. Sebanyak 35 pengajuan formulir klaim asuransi kesehatan

(85%) sesuai (disetai Surat kuasa dan tanda tangan) dan 6 pengajuan klaim asuransi

kesehatan (15%) tidak sesuai (tidak ada surat kuasa dan tanda tangan). Maka peneliti

memberi implikasi dan saran untuk petugas, agar membuat pemberitahuan atau informasi

kepada pasien dan melakukan verifikasi secara intensif (melakukan pengoreksian secara

ketat) agar data yang akan diproses sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Kata Kunci : PerMenKes 269/MenKes/III/2008, Informasi Kesehatan, Asuransi

Page 25: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

INTENSITAS KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN PADA UNIT REKAM

MEDIS DIRUMAH SAKIT BHAYANGKARA PUSDIK GASUM

PORONG SIDOARJO

Pujianto

ABSTRAK

Penelitian ini untuk mengetahui intensitas kebisingan dan pencahayaan di tiap-tiap

unit rekam medik. Dengan jenis kerja yang membutuhkan ketelitian maka sangat

membutuhkan situasi yang nyaman. Pencahayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan

situasi yang tenang dalam bekerja tidak terganggu dan produktivitas terjaga bahkan

meningkat. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini memotivasi peningkatan kerja

di Rumah Sakit dan mengevaluasi program kesehatan dan keselamatan kerja yang

menitikberatkan pada kebisingan dan pencahayaan yang sudah diterapkan di Rumah

Sakit.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Subyek penelitian pada kondisi lingkungan dan petugas rekam medik. Pengumpulan data

melalui lembar observasi dengan menggunakan alat Luksmeter untuk pencahayaan dan

sound level meter untuk kebisingan.

Hasil yang diperoleh setelah dianalisis secara normatif (dibandingkan dengan

peraturan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996) yaitu

intensitas kebisingan melebihi batas baku yaitu 55 db, dan intensitas pencahayaan kurang

dari nilai ambang batas pencahayaan yaitu 300 luks. Untuk kebisingan, di Unit

Penerimaan berkisar 81-83db,Unit penyimpanan 1 berkisar 73-82db, Unit Penyimpanan 2

berkisar 80-81db dan Unit pengolahan data berkisar 81-83db. Sedangkan untuk

pencahayaan, di setiap unit rekam medik masih berada di bawah ambang batas dengan

waktu pengambilan data pukul 14.25 hingga 18.51 WIB.

Hasil dari pengukuran ini dapat disimpulkan bahwa intensitas kebisingan yang

terjadi pada unit rekam medik melebihi Baku tingkat kebisingan yang berdasarkan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, sedangkan

pencahayaannya kurang dari nilai standart minimum dari peraturan Menteri Perburuhan

no. 7 Tahun 1964. Oleh karena itu disarankan agar diberi pengendalian terhadap sumber

bising yaitu dengan pengendalian teknik pada saluran transisi dan pengendalian admin

pada petugas. Sedangkan untuk pencahayaan dikendalikan dengan ditingkatkan

penerangan, sesuai dengan jenis pekerjaan, luas ruangan dan fungsi ruangan.

Kata kunci : Intensitas kebisingan dan pencahayaan, pengendalian resiko, Peningkatan

Produktivitas.

Page 26: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

PEMBUATAN LAPORAN MELALUI SOFTWARE APLIKASI

REGISTRASI PASIEN RAWAT JALAN

BERBASIS MICROSOFT ACCESS 2003

(Puskesmas Peneleh Surabaya)

Raden Vivin Wijayanti

ABSTRAK

Aplikasi registrasi pasien rawat jalan merupakan sebuah aplikasi penyelenggaraan

rekam medis secara komputerisasi di Puskesmas Peneleh yang dibuat dengan

menggunakan Microsoft Access 2003. Penelitian ini bertujuan mampu membuat

pelaporan melalui aplikasi registrasi pasien rawat jalan. Manfaat yang dapat diperoleh

untuk pembanding dalam penerapan teknologi informasi dan mempermudah pemberian

pelayanan kepada pasien di Puskesmas Peneleh Surabaya. Penelitian ini menggunakan

metode pengembangan dengan subjek penelitian buku register pasien . Dalam penelitian

ini teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Sedangkan alur

sistem menggunakan alur manual pelayanan pasien. Hasil dari penelitian ini adalah

aplikasi register pasien rawat jalan dimana aplikasi tersebut mampu menghasilkan

laporan kunjungan pasien, laporan rekapan kunjungan pasien dan laporan grafik

kunjungan pasien sehingga dapat diterapkan di Puskesmas Peneleh.

Kata kunci : Aplikasi Registrasi Pasien Rawat Jalan

Page 27: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

EVALUASI PEMBERIAN KODE PENYAKIT BERDASARKAN KEPMENKES

RI NOMOR 50 TAHUN 1998 DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA

Redy Herdian

ABSTRAK

Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam rekam medis harus diberi

kode ICD-10 yang akurat. Tenaga medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas

keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis.

Keakuratan pemberian kode ICD-10 oleh petugas rekam medis sebagai proses kendali

mutu pelayanan yang ada di rumah sakit akan turut berpengaruh terhadap mutu pelayanan

yang ada di rumah sakit.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ketepatan pemberian kode penyakit

berdasarkan ICD-10 pada lembar kontrol/RM4 berkas rekam medis pasien baru di

Rumah Sakit Onkologi Surabaya. Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakannya

penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang

pemberian kode penyakit berdasarkan ICD-10 dan untuk tambahan ilmu tentang ICD-10.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif melalui

pendekatan cross sectional. Subjek penelitian dari penelitian ini adalah seluruh lembar

kontrol/RM4 berkas rekam medis pasien baru pada bulan Maret 2010 yang telah diberi

kode ICD-10 yang berjumlah 340 berkas rekam medis.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 340 berkas rekam medis

pasien baru yang dijadikan subjek penelitian diperoleh persentase pemberian kode ICD-

10 yang tepat sebesar 80% dan persentase pemberian kode ICD-10 yang kurang tepat

sebesar 9% sedangkan persentase untuk kategori tidak lengkap sebesar 11%. Dari

pemberian kode ICD-10 yang kurang tepat ternyata tingkat kesalahan terbanyak

ditemukan pada penyakit Fibro Cystic Disease. Implikasi dari hasil penelitian ini apabila

tidak segera dilakukan perbaikan dan langkah-langkah konkrit dalam proses pemberian

kode penyakit berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Onkologi Surabaya dapat

mengakibatkan kualitas pelayanan rekam medis menjadi kurang maksimal. Saran yang

diberikan adalah diadakan pelatihan penggunaan ICD-10 untuk lebih meningkatkan

kualitas pengkodean petugas rekam medis.

Kata Kunci : lembar kontrol/RM4, ICD-10

Page 28: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

RANCANGAN DESAIN BERKAS REKAM MEDIS

INSTALASI RAWAT JALAN

DI RUMAH SAKIT MUJI RAHAYU SURABAYA

Reysti Else Uli Siregar

ABSTRAK

Dalam Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis,

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan

catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Desain Formulir rekam medis yang masih

sederhana akan berpengaruh pada pemenuhan data untuk pelaporan, yang dapat

mengakibatkan penyusunan laporan yang kurang lengkap. Penelitian ini diutamakan

untuk mendesain ulang map dan lembar berkas rekam medis pasien rawat jalan yang

sesuai dengan keadaan Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan dalam pembuatan laporan pengambilan

keputusan rumah sakit dan memberikan masukan mengenai rancangan map dan lembar

berkas rekam medis. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian

deskriptif. Instrument yang digunakan adalah kuesioner untuk petugas rekam medis,

dokter, dan petugas tempat penerimaan pasien.

Hasil penelitian yang didapatkan adalah desain yang dirancang sudah sesuai dalam

Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008. Desain yang dibuat terdapat kolom jenis

pasien, kolom nomor rekam medis, tahun kunjungan, label RAHASIA, nama poli, kolom

tanggal, kolom anamnese, pemeriksaan, diagnosa, kode ICD 10, terapi, kolom tanda

tangan dan nama terang dokter.

Dari 15 kuesioner yang disebarkan ke petugas Rumah Sakit, 14 responden yang

setuju diadakannya desain ulang dan 1 responden yang tidak setuju diadakannya desain

ulang. Kendala dalam penelitian ini adalah minimnya pengetahuan petugas tempat

penerimaan pasien tentang rekam medis.

Kata Kunci : Rancangan Desain, Map dan Lembar Berkas Rekam Medis, Rawat Jalan

Page 29: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS DI PRAKTIK PRIBADI

dr. BRAMANTONO, SpPD SURABAYA

Syaiful Huda

ABSTRAK

Hippocrates (460-377 SM) dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.

Hippocrates selalu menekankan pentingnya observasi dan pencatatan yang baik dan

objektif mengenai kesehatan pasien. Tindakannya tersebut yang kemudian dikenal

sebagai rekam medis. Saat ini, rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas,

tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai

suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien

mendapat pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang

meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat

penyimpanan. Dalam penanganan berkas rekam medis di tempat praktik pribadi Dr.

Bramantono, SpPD masih terdapat kendala.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas rekam medis di tempat

praktik pribadi Dr. Bramantono, SpPD dengan menggunakan teknologi komputer.

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah peningkatan sistem informasi rekam

medis di praktik pribadi Dr. Bramantono, SpPD dengan melakukan maintenance pada

rekam medis dengan bantuan komputer.

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode pengembangan.

Menggunakan Visual Basic 6.0 sebagi user interface, SQL Server 2000 sebagai basis

datanya dan Crystal Report 8.5 sebagai laporan.

Hasil penelitian ini dengan dibangunnya suatu program aplikasi sistem

informasi rekam medis yang diberi nama HPCTZ versi 1.1. dengan menggunakan

HPCTZ versi 1.1 diharapkan mampu mengatasi kendala yang ada dan membuat sistem

informasi rekam medis menjadi lebih baik.

Kata Kunci : Sistem, Informasi, Rekam medis

Page 30: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU KAMBUH TAHUN

2005 – 2009 DI INSTALASI RAWAT JALAN

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Tifani Azizah

ABSTRAK

Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis menular yang

menyerang paru, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi

masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Walaupun tergolong sebagai

penyakit mematikan, bukan berarti penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Tuberkulosis

paru bisa disembuhkan secara tuntas dengan cara pengobatan rutin dan teratur serta

mengkonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Namun bila telah

sembuh dari penyakit ini, tidak ada kekebalan seumur hidup. Jadi, bila telah sembuh dari

penyakit ini tidak menutup kemungkinan untuk terjangkit kembali (kambuh).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita tuberkulosis

paru kambuh tahun 2005 – 2009 di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Sutomo Surabaya.

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah memberikan masukan tentang

karakteristik penderita tuberkulosis paru kambuh tahun 2005 – 2009 bagi RSUD Dr.

Sutomo Surabaya.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Subyek penelitian yang

digunakan adalah data sekunder penderita tuberkulosis paru kambuh tahun 2005 – 2009

yang dirawat di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Sutomo Surabaya dengan variabel yang

diteliti adalah usia, jenis kelamin, domisili, pekerjaan, pendidikan, dan waktu kambuh

penderita

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada data penderita tuberkulosis paru

kambuh tahun 2005 – 2009 yang dirawat di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Sutomo

Surabaya, penderita tuberkulosis paru kambuh paling banyak dialami oleh kelompok usia

25 – 44 tahun yaitu 57 penderita (54,3%). Penderita tuberkulosis paru kambuh terbanyak

berdasarkan jenis kelamin adalah laki – laki yaitu 57 penderita (54,3%). Berdasarkan

domisili, penderita tuberkulosis paru kambuh mayoritas berdomisili di Surabaya yaitu 92

penderita (87,6%). Pekerjaan penderita tuberkulosis paru kambuh terbanyak adalah

swasta yaitu 36 penderita (34,3%). Mayoritas pendidikan penderita tuberkulosis paru

kambuh adalah SMA atau sederajat yaitu 44 penderita (41,9%) dan waktu kambuh yang

dialami oleh penderita paling banyak terjadi pada waktu <12 bulan yaitu 22 penderita

(20,9%) sejak dinyatakan sembuh atau menjalani pengobatan lengkap. Pengisian data -

data dari rumah sakit diupayakan harus lengkap, karena hal ini berpengaruh ketika

dilakukan analisis.

Kata Kunci : karakteristik, penderita tuberkulosis paru kambuh

Page 31: Kumpulan ABSTRAK Angkatan Ke 5 filetindakan di sarana pelayanan kesehatan, ... Di Instalansi Rawat Jalan pemberian kode tindakan medik dilakukan oleh petugas rekam medis bagian koding

RANCANG BANGUN SOFTWARE APLIKASI KAMUS ICD 10

(Di Rumah Sakit Umum Daerah. dr. H. Moh. ANWAR SUMENEP)

Yuliana Chadijah

ABSTRAK

Setiap sarana pelayanan kesehatan wajib membuat rekam medis dan mengelola

rekam medis. Salah satu proses pengolahan rekam medis adalah koding (Coding) yaitu

pemberian kode diagnosa berdasarkan ICD 10 denagn tujuan untuk mempermudah

pengelompokan penyakit. Kode yang diberikan harus sesuai dengan diagnosa yang telah

ditulis oleh dokter pada rekam medis pasien. Untuk menentukan kode ini petugas dapat

mencarinya pada buku ICD 10, buku ini berisi diagnosa berbahasa medis atau ICD 10,

lengkap dengan kode diagnosa tersebut. Namun pada kenyataannya ada diagnosa yang

tidak menggunakan bahasa medis atau ICD 10 melainkan menggunakan bahasa

Indonesia, hal ini akan mempersulit kerja petugas coding. Dari penelitian yang telah

dilakukan di RSUD. dr. H. Moh. Anwar Sumenep ditemukan beberapa diagnosa yang

menggunakan bahasa Indonesia. Penelitian bertujuan untuk membuat sebuah software

aplikasi kamus ICD 10 yang dirancang khusus untuk pencarian kode diagnosa berbahasa

Indonesia di RSUD. dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian pengembangan yaitu dengan

melakukan pengembangan media ICD 10 yang berupa catatan manual menjadi media

baru berupa software aplikasi berbasis visual basic 6.0. Penelitian ini menghasilkan

software aplikasi yang dirancang secara sederhana agar mudah dalam penggunaannya

dan dapat membantu petugas coding dalam pencarian, penambahan, perubahan data, serta

me-monitoring database.

Kata Kunci: Coding, ICD10, diagnosa