52
i KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SAMBENG BOYOLALI Skripsi Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa oleh Dheby Megayani 2401412039 JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

  • Upload
    lykien

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

i

KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SAMBENG BOYOLALI

Skripsi Disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

oleh

Dheby Megayani

2401412039

JURUSAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

ii

Page 3: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

iii

Page 4: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Setiap kesulitan akan selalu menjadi beban, jika hanya dipikirkan.

( Dheby Megayani )

PERSEMBAHAN:

Kupersembahkan untuk:

- Bapak dan Ibu saya yang selalu

memberikan motivasi serta doa.

- Teman- teman seperjuangan angkatan

2012 Seni Rupa

- Almamaterku tercinta.

Page 5: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

v

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kulit Jagung sebagai Media Berkarya Siswa Kelas IV SD Negeri 1

Sambeng Boyolali.”

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak hambatan

dan kesulitan yang ditemui penulis namun, berkat bantuan dan bimbingan Dr. Sri

Iswidayati, M.Hum., Dosen Pembimbing 1 dan Drs. PC.S Ismiyanto, M.Pd.,

Dosen Pembimbing 2 yang dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk dan

arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta tak lupa penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah menyediakan sarana dan prasarana perkuliahan.

2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang

telah memberi kemudahan izin penelitian.

3. Dr. Syakir Muharrar, M.Sn, Ketua Jurusan dan Mujiyono, S.Pd., M.Sn. ,

Sekretaris Jurusan yang telah memberi membantu kelancaran administrasi.

4. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Endang Siswati, S.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri 1 Sambeng Boyolali

yang telah memberi izin kepada penulis.

Page 6: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

vi

Page 7: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

vii

ABSTRAK

Megayani, Dheby. 2017. “Kulit Jagung sebagai Media Berkarya Kriya Siswa

Kelas IV SD Negeri 1 Sambeng Boyolali”. Skripsi, Jurusan Seni

Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing: Dr. Sri Iswidiyati, M.Hum., Drs. PC. S. Ismiyanto,

M.Pd.

Kata kunci: Kulit Jagung, Media, Seni Kriya

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui dan mendeskripsikan

proses berkarya kriya dengan media kulit jagung dalam pembelajaran seni rupa

pada siswa kelas IV SD N 1 Sambeng Boyolali?. (2) mengetahui dan

mendeskripsikan hasil berkarya kriya dengan media kulit jagung dalam

pembelajaran seni rupa pada siswa kelas IV SD N 1 Sambeng Boyolali?.

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan pengamatan terkendali.

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Teknik analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif yaitu melalui reduksi

data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1)

Proses berkarya kriya dengan media kulit jagung dalam pembelajaran seni rupa

pada siswa kelas IV SD N 1 Sambeng Boyolali dilakukan dengan pengamatan

terkendali 1 dan pengamatan terkendali 2, melalui tahap perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan rekomendasi. Metode yang digunakan adalah ceramah,

demonstrasi, dan penugasan. (2) Hasil berkarya kriya dengan media kulit jagung

dalam pembelajaran seni rupa pada siswa kelas IV SD N 1 Sambeng Boyolali

pada pengamatan terkendali 1 memiliki rata-rata skor 18,8 dengan kategori baik

dan menunjukkan peningkatan pada pengamatan terkendali 2 yang mencapai nilai

19,75 dengan kategori baik. Saran yang dapat diberikan peneliti kepada guru

hendaknya memanfaatkan media alternatif yang ada di lingkungan sekitar siswa

seperti kulit jagung. Selain itu, kulit jagung tidak hanya dapat dimanfaatkan

sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan

untuk membuat karya yang lain, dan berkenaan dengan hal tersebut penulis

merekomendasikan buku bahan ajar praktik berkarya kriya dengan media kulit

jagung yang dapat digunakan untuk pembelajaran selanjutnya.

Page 8: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

PERNYATAAN ............................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PRAKATA ....................................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah ................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

1.5 Sistematika Penelitian .................................................................... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 6

2.2 Konsep Pembelajaran ..................................................................... 8

2.2.1 Pengertian Pembelajaran ...................................................... 8

2.2.2 Komponen Pembelajaran ..................................................... 9

2.2.2.1 Tujuan Pembelajaran ............................................... 9

2.2.2.2 Materi Pembelajaran ................................................ 10

2.2.2.3 Metode Pembelaran ................................................. 10

2.2.2.4 Strategi Pembelajaran .............................................. 11

2.2.2.5 Sumber Belajar ........................................................ 12

2.2.2.6 Media pembelajaran ................................................. 13

2.2.2.7 Evaluasi Pembelajaran ............................................. 13

2.3 Konsep Pembelajaran Seni Rupa ................................................... 14

Page 9: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

ix

2.4 Media Berkarya .............................................................................. 15

2.5 Seni Kriya ....................................................................................... 17

2.6 Kulit Jagung sebagai Media Berkarya ........................................... 20

2.7 Unsur Rupa dan Prinsip Desain ..................................................... 21

2.5.1 Unsur-unsur Rupa ................................................................ 21

2.5.2 Prinsip-prinsip Desain .......................................................... 24

2.6 Hasil Karya Kriya sebagai Wujud Kreativitas ............................... 27

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 32

3.2 Lokasi Penelitian dan Sasaran Penelitian ....................................... 33

3.3 Prosedur Penelitian ......................................................................... 33

3.3.1 Survei Pendahuluan .............................................................. 34

3.3.2 Pengamatan Terkendali 1 ..................................................... 34

3.3.2.1 Perencanaan ............................................................. 34

3.3.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 34

3.3.2.3 Evaluasi dan Rekomendasi ...................................... 35

3.3.3 Pengamatan Terkendali 2 ..................................................... 35

3.3.3.1 Perencanaan ............................................................. 36

3.3.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 36

3.3.3.3 Evaluasi dan Rekomendasi ...................................... 36

3.4 Instrumen Penelitian ....................................................................... 36

3.5 Teknik Analisis Data ...................................................................... 37

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 39

4.1.1 Sejarah singkat SD Negeri 1 Sambeng Boyolali .................. 39

4.1.2 Letak Geografis SD Negeri 1 Sambeng Boyolali ............... 39

4.1.3 Letak Lokasi SD Negeri 1 Sambeng Boyolali ..................... 41

4.1.4 Visi dan Misi SD Negeri 1 Sambeng Boyolali .................... 42

4.1.5 Keadan Lingkungan Sekolah ............................................... 42

4.1.6 Fasilitas Penunjang Pembelajaran ........................................ 43

4.1.6.1 Prasarana SD Negeri 1 Sambeng Boyolali .............. 43

4.1.6.2 Sarana SD Negeri 1 Sambeng Boyolali ................... 43

4.1.7 Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ............................ 47

4.1.8 Keadaan Siswa SD Negeri 1 Sambeng Boyolali .................. 49

4.1.9 Keadaan Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sambeng Boyolali .. 49

4.1.10 Interaksi Sosial Warga Sekolah.......................................... 49

4.1.10.1 Interaksi Antara Kepala Sekolah dengan Guru ..... 50

4.1.10.2 Interaksi Antara Guru dengan Guru ...................... 50

4 1.10.3 Interaksi Antara Guru dengan Siswa ..................... 51

4.1.10.4 Interaksi Antara Siswa dengan Siswa .................... 51

4.2 Pembelajaran Kriya di Kelas IV SD Negeri 1 Sambeng

Boyolali: Pengamatan Sebelum Perlakuan .................................... 51

Page 10: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

x

4.3 Proses Berkarya Kriya dengan Media Kulit jagung

dalam Pembelajaran Seni Rupa pada Siswa Kelas IV

SD Negeri 1 Sambeng Boyolali .................................................... 54

4.3.1 Pengamatan Terkendali 1 .................................................... 54

4.3.1.1 Perencanaan Pembelajaran dalam Pengamatan

Terkendali 1 ............................................................. 56

4.3.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pengamatan

Tekendali 1 ............................................................... 56

4.2.1.3 Evaluasi dan Rekomendasi dalam Pengamatan

Terkendali 1 ............................................................. 63

4.3.2 Pengamatan Terkendali 2 .................................................... 70

4.3.2.1 Perencanaan Pembelajaran dalam Pengamatan

Terkendali 2 ............................................................. 70

4.3.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pengamatan

Terkendali 2 ............................................................. 72

4.3.2.3 Evaluasi dan Rekomendasi dalam Pengamatan

Terkendali 2 ............................................................. 76

4.4 Hasil Berkarya Kriya dengan media Kulit Jagung

dalam Pembelajaran Seni Rupa pada Siswa Kelas IV

SD N 1 Sambeng Boyolali ............................................................ 82

4.4.1 Analisis Hasil Karya Siswa dalam Pengamatan

Terkendali 1 ......................................................................... 111

4.4.2 Analisis Hasil Karya Siswa dalam Pengamatan

Terkendali 2 ......................................................................... 122

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ........................................................................................ 134

5.2 Saran ............................................................................................... 136

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 137

LAMPIRAN ..................................................................................................... 140

Page 11: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Penelitian Terdahulu ...................................................... 6

Tabel 2. Prasarana SD Negeri 1 Sambeng Boyolali Tahun

Pelajaran 2016/2017 ................................................................... 43

Tabel 3. Keadaan Guru dan Staf ............................................................... 48

Tabel 4. Data Jumlah Siswa SD Negeri 1 Sambeng Boyolali .................. 49

Tabel 5. Hasil berekspresi dalam berkarya kriya bunga dari

kulit jagung berdasarkan evaluasi guru seni budaya dan

keterampilan ................................................................................ 64

Tabel 6. Hasil berekspresi dalam berkarya kriya bunga dari

kulit jagung berdasarkan evaluasi peneliti .................................. 66

Tabel 7. Hasil berekspresi dalam berkarya kriya bunga dari

kulit jagung berdasarkan evaluasi guru seni budaya dan

keterampilan dan peneliti ............................................................ 67

Tabel 8. Hasil berekspresi dalam berkarya kriya boneka dari

kulit jagung berdasarkan evaluasi guru seni budaya dan

keterampilan ................................................................................ 77

Tabel 9. Hasil berekspresi dalam berkarya kriya boneka dari

kulit jagung berdasarkan evaluasi peneliti .................................. 79

Tabel 10. Hasil berekspresi dalam berkarya kriya boneka dari

kulit jagung berdasarkan evaluasi guru seni budaya dan

keterampilan dan peneliti ............................................................ 80

Tabel 11. Aspek penilaian karya ................................................................. 83

Tabel 12. Rubrik Penilaian Karya ............................................................... 83

Tabel 13. Rentang Skor ............................................................................... 86

Tabel 14. Penilaian Karya Kriya Bunga dan Boneka ................................. 87

Page 12: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. SD Negeri Sambeng 1 tampak depan ....................................... 39

Gambar 2. Peta Kabupaten Boyolali .......................................................... 40

Gambar 3. Peta Kecamatan Juwangi .......................................................... 41

Gambar 4. Denah SD Negeri 1 Sambeng ................................................... 42

Gambar 5. Ruang Guru .............................................................................. 44

Gambar 6. Kursi tamu di dalam ruang guru ............................................... 45

Gambar 7. Suasana di dalam kelas ............................................................. 46

Gambar 8. Tampak depan gedung perpustakaan ....................................... 47

Gambar 9. Lapangan SD Negeri 1 Sambeng Boyolali ............................... 47

Gambar 10. Kamar mandi SD Negeri 1 Sambeng Boyolali......................... 47

Gambar 11. Kegiatan peneliti membuka Pembelajaran ............................... 57

Gambar 12. Kegiatan apersepsi .................................................................... 58

Gambar 13. Peneliti melakukan kegiatan demonstrasi ................................ 59

Gambar 14. Peneliti berdemonstrasi membuat kriya bunga......................... 60

Gambar 15. Kegiatan siswa ketika berkarya kriya bunga ............................ 59

Gambar 16. Peneliti mulai berkeliling kelas ................................................ 61

Gambar 17. Kegiatan Refleksi ..................................................................... 62

Gambar 18. Peneliti menampilkan contoh karya berupa kriya boneka ........ 73

Gambar 19. Peneliti berdemonstrasi langkah-langkah membuat

kriya boneka ............................................................................. 74

Gambar 20. Peneliti membantu siswa yang mengalami kesulitan ............... 74

Gambar 21. Siswa melakukan proses berkarya kriya boneka ...................... 75

Gambar 22. Hasil karya siswa kategori sangat baik ..................................... 111

Gambar 23. Hasil karya siswa kategori sangat baik ..................................... 113

Gambar 24. Hasil karya siswa kategori sangat baik ..................................... 114

Gambar 25. Hasil karya siswa kategori baik ................................................ 116

Page 13: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

xiii

Gambar 26. Hasil karya siswa kategori baik ................................................ 117

Gambar 27. Hasil karya siswa kategori baik ................................................ 119

Gambar 28. Hasil karya siswa kategori cukup ............................................ 120

Gambar 29. Hasil karya siswa kategori sangat baik ..................................... 122

Gambar 30. Hasil karya siswa kategori sangat baik ..................................... 124

Gambar 31. Hasil karya siswa kategori sangat baik ..................................... 126

Gambar 32. Hasil karya siswa kategori baik ................................................ 128

Gambar 33. Hasil karya siswa kategori baik ................................................ 130

Gambar 34. Hasil karya siswa kategori baik ................................................ 132

Page 14: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Rancangan Penelitian ............................................................... 33

Bagan 2. Bagan Analisis Data ................................................................. 38

Page 15: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................ 140

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ................................ 141

Lampiran 3. Instrumen Penelitian ................................................................. 142

Lampiran 4. Perangkat Pembelajaran ........................................................... 149

Lampiran 5. Buku Bahan Ajar Praktik “Berkreasi Kriya dengan Kulit Jagung” ............................................................................ 156

Lampiran 6. Biodata Peneliti ........................................................................ 172

Page 16: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata

pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam

mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas

secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran

Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni

yang berbasis budaya.

Karya seni rupa dapat dibuat dari berbagai bahan, alat, dan teknik

tertentu. Menurut Rondhi (2002: 25) bahan adalah material yang diolah atau

diubah menjadi barang yang dapat berupa karya seni dan barang lainnya.

Bahan itu sendiri merupakan material yang berasal dari alam, misalnya batu,

kayu, pasir, zat warna dari tanah atau dari tumbuh-tumbuhan.

Sebagai daerah agraris, di Desa Sambeng Kecamatan Juwangi

Kabupaten Boyolali setiap pasca panen banyak ditemui tumpukan kulit

jagung. Kulit jagung sering dianggap tidak menguntungkan. Para petani

hanya memanfatakan kulit jagung sebagai pakan ternak dan untuk

pembungkus rokok. Kulit jagung yang dianggap tidak menguntungkan

sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai karya kriya. Kriya yang berbasis

lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, secara tidak

langsung menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.

Page 17: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

2

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan khususnya seni rupa bukan

sekedar menggambar tetapi mencakup keterampilan dan nilai dalam

menghasilkan karya seni rupa berupa lukisan, patung, ukiran, cetak mencetak,

kerajinan dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan awal di SD Negeri 1

Sambeng Boyolali, pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khususnya

pada pembelajaran berkarya kriya pada umumnya hanya membuat kotak

pensil dari kardus, kemoceng dari ravia dan membuat sapu lidi, hal tersebut

dikarenakan guru yang mengajar bearasal dari mata pelajaran penjasorkes,

selain itu letak sekolah yang jauh dari pusat kota berpengaruh terhadap kurang

tersedianya alat dan bahan untuk berkarya kriya. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian pembelajaran dengan alternatif media

kulit jagung sebagai sampah dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi

karya kriya.

Penelitian ini dirancang berkolaborasi dengan guru seni budaya dan

keterampilan SD Negeri 1 Sambeng, dengan alasan bahwa guru mempunyai

peranan penting dalam mengelola kelas serta mengetahui keadaan dan kondisi

siswa sehingga diharapkan dapat membantu kelancaran dalam dalam kegiatan

penelitian. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berkeinginan untuk

melaksanakan penelitian tentang “Kulit Jagung sebagai Media Berkarya

Kriya Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sambeng Boyolali.”

1.2 Rumusan Masalah

Page 18: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

3

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana proses berkarya kriya dengan media kulit jagung dalam

pembelajaran seni rupa pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sambeng

Boyolali?

1.2.2 Bagaimana hasil berkarya kriya dengan media kulit jagung dalam

pembelajaran seni rupa pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sambeng

Boyolali?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui dan mendeskripsikan proses berkarya kriya dengan

media kulit jagung dalam pembelajaran seni rupa pada siswa Kelas IV

SD Negeri 1 Sambeng Boyolali.

1.3.2 Mengetahui dan mendeskripsikan hasil berkarya kriya dengan media

kulit jagung dalam pembelajaran seni rupa pada siswa Kelas IV SD

Negeri 1 Sambeng Boyolali.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara

praktis maupun teoritis. Secara praktis , peneliti ini memiliki manfaat sebagai

berikut:

1.4.1 Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

alternatif pemilihan media media berkarya kriya.

1.4.2 Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat memberi gambaran tentang

pentingnya mengembangkan media berkarya kriya.

Page 19: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

4

1.4.3 Bagi siswa, penelitian ini tidak hanya sebagai pembelajaran yang

menyenangkan tetapi juga menambah pengalaman baru bagi siswa

dalam berkarya kriya dari kulit jagung.

Secara teoritis, penelitian ini juga memberikan sebuah alternatif

media dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khususnya dalam

berkarya kriya dengan memanfaakan kulit jagung. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi tentang pemilihan

media berkarya dan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta tolak ukur

kajian lebih lanjut.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini dilakukan dan disusun secara sistematis, Sistematika

penulisan skripsi tediri dari lima bab, yaitu :

1.5.1 Bab 1 Pendahuluan

Bab pertama merupakan pendahuluan mencakupi uraian semua hal

yang berhubungan dengan penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

1.5.2 Bab 2 Landasan Teori

Bab kedua adalah landasan teori yang berisi landasan teoritis tentang

variabel yang ada pada penelitian ini. Landasan teori ini diperoleh dari

sumber pustaka beberapa buku dan literature.

1.5.3 Bab 3 Metode Penelitian

Page 20: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

5

Bab ketiga adalah metode penelitian yang berisi tentang pendekatan

penelitian, lokasi dan sasaran penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data penelitian.

1.5.4 Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab empat berisi hasil penelitian dan pembahasan yang berupa

uraian hasil-hasil penelitian serta pembahasannya.

1.5.5 Bab 5 Penutup

Pada bagian terakhir penelitian ini yakni bab lima adalah penutup

yang berisi simpulan penelitian dan saran ( rekomendasi ).

Page 21: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

6

BAB 2

LANDASAN TEORITIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan media berkarya dari limbah organik dan kerajinan dari

kulit jagung yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

Tabel 1. Matrik Penelitian terdahulu

No

Nama/Tahun/Judul Penelitian

Masalah yang dikaji

Hasil yang dikaji

Relevansi Penelitian

(1)

(2) (3) (4) (5)

1. Tarigan, Nelson.

2009. Pemanfaatan

Kulit Jagung dalam

Pembuatan Barang

Kerajinan untuk

Menigkatkan

Ekonomi Rumah

Tangga. JURNAL

Pengabdian Kepada

Masyarakat Vol.15

No. 57. Universitas

Negeri Medan.

Penanggulangan

kulit jagung

sebagai limbah

yang

dimanfaatkan

sebagai barang-

barang

kerajinan.

Pengolahan

kulit jagung

menjadi

barang –

barang

kerajinan.

Limbah kulit

jagung yang

dimanfaatkan

barang- barang

kerajinan.

2. Nugraha, Rika. 2013.

Pengolahan Limbah

Kulit Jagung untuk

Kebutuhan Tekstil

Interior Apartemen

Taman Rasuna

Jakarta. Program Studi

Kriya Tekstil dan

Mode STIS Telkom.

Mengolah

bentuk organik

limbah kulit

jagung untuk

produk desain.

Proses kulit

jagung diolah

melalui

pragelatinisasi

dengan

pemasakan dan

visualisasi

rancangan

tekstil interior.

Proses kulit

jagung diolah

melalui

pragelatinisasi

dengan

pemasakan.

Page 22: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

7

(1) (2) (3) (4) (5) 3. Istiqomah, Nurul.

2015. Pemanfaatan

Jerami dalam

Berkarya Boneka

sebagai Media

Ekspresi Kreatif

bagi siswa kelas VI

di SD N 2 Kamolan

Blora. Universiras

Negeri Semarang.

Pemanfaatan

jerami untuk

membuat

boneka di SD N

2 Kamalon

Blora,

kreativitas siswa

di SD N 2

Komalan Blora

dalam

membentuk

boneka dengan

menggunakan

media jerami,

cara

menanggulangi

kendala –

kendala yang

dihadapi siswa

SD N 2

Komalan Blora

dalam proses

pembuatan kriya

jerami.

Jerami dapat

dimanfaatkan

untuk

membuat

boneka,

bentuk

kreativitas

boneka

jerami yang

telah dibuat

oleh siswa,

adanya

kendala

dalam proses

jerami.

Pemanfaatan

limbah organik

untuk membuat

boneka.

Posisi penelitian di antara penelitian yang diacu adalah dari segi media

yang digunakan, penelitian pertama menggunakan media berkarya kulit jagung,

penelitian kedua menggunakan kulit jagung dan ketiga menggunakan jerami,

sementara pada penelitian ini menggunakan media berkarya kulit jagung. Untuk

hasil berkarya pada penelitian pertama berupa bunga dan bingkai foto, pada

penelitian kedua berupa produk interior dan pada penelitian ketiga berupa boneka

jerami, sementara pada penelitian ini karya yang dihasilkan bunga dan boneka.

Page 23: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

8

2.2 Konsep Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Pembelajaran

Dimyati dan Mujiono (dalam Sobandi 2008: 152) mengungkapkan bahwa

pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar. Selanjutnya, Surya (dalam Sobandi 2008: 153)

menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh

individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Menurut Daryanto (2012:19) pembelajaran (Instruction) merupakan

akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning).

Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada

penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai

suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen komponen

siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan

prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan.

Menurut Ismiyanto (2009:1) pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai

usaha guru membentuk perilaku (murid) yang diharapkan dengan cara

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terjadinya interaksi antara

lingkungan dan murid (behavioristik).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru secara sistematis yang

Page 24: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

9

memungkinkan terciptanya pendidikan dan untuk membantu siswa agar dapat

belajar dengan baik. Dengan kata lain pembelajaran merupakan adanya proses

interaksi guru dengan siswa yang dilakukan secara terprogram, serta guru dapat

menerapkan strategi-strategi dengan tujuan yang diharapkan yaitu adanya

perubahan tingkah laku.

2.2.2 Komponen Pembelajaran

2.2.2.1 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menurut Sugandi (2006: 22) adalah suatu tuntutan

agar subjek belajar setelah mengikuti proses pembelajaran menguasai sejumlah

pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai isi proses pembelajaran tersebut.

Tujuan pembelajaran merupakan suatu acuan yang akan dicapai pada suatu

pembelajaran dan dalam kegiatan belajar perlu mendapat perhatian seksama

terutama dari guru sebagai penentu, akan dibawa ke mana arah kegiatan belajar

yang dilakukan. Selain sebagai sasaran akhir, tujuan pembelajaran juga akan

berfungsi sebagai pedoman atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Secara hirarkis, tujuan pembelajaran bersifat kontinyu mencakupi

tujuan yang ideal sampai kepada tujuan yang bersifat operasional (Sobandi,

2008: 156). Tujuan pendidikan yang dimaksud mencakupi tujuan pendidikan

nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional. Dengan

demikian, merumuskan tujuan pembelajaran merupakan suatu usaha atau target

yang harus dimaknai oleh seorang guru sebagai kegiatan menerjemahkan tujuan-

tujuan pendidikan yang memayungi di atasnya.

Page 25: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

10

2.2.2.2 Materi Pembelajaran

Soehardjo (2011:75) mendefinisikan materi pembelajaran adalah

lingkungan belajar yang berpotensi untuk diinteraksi oleh si belajar guna

mendapatkan hasilnya berupa kompetensi. Dengan penjelasan, kompetensi

perubahan perilaku atau perbuatan yang terjadi setelah berlangsungnya proses

berinteraksi dengan bahan pelajaran.

Menurut Ismiyanto (2009:32) sesuatu yang harus diolah oleh guru yang

selanjutnya agar dipahami murid, dalam rangka tujuan pembelajaran atau

kompetensi yang diharapkan . Sependapat dengan hal itu, Ibrahim dan Syaodih

(2003: 100-101) mengemukakan bahwa materi pembelajaran merupakan suatu

yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, dalam

rangka pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan

kata lain, materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang

penting artinya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Materi

pembelajaran terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan

sebagainya yang terkandung dalam mata pelajaran

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa materi

pembelajaran adalah sesuatu yang berisi fakta dan konsep yang dibuat dan

disajikan oleh guru untuk murid. Tujuan bahan ajar tersebut yaitu agar

kompetensi yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.

2.2.2.3 Metode Pembelajaran

Menurut Utomo (2010:64), metode pembelajaran merupakan cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

Page 26: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

11

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan

kata lain, keberadaan metode pembelajaran sangatlah penting dalam proses

kegiatan belajar mengajar. Sobandi (2008:157) mengemukakan metode

pembelajaran merupakan kegiatan menata dan mengelola pelaksanaan

pengajaran yang efektif yang melibatkan segala bentuk interaksi antara siswa,

guru, dan sumber belajar.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengelola kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajran yang efektif.

2.2.2.4 Strategi Pembelajaran

Strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, peserta

didik yang merupakan perwujudan kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai

tujuan yang telah ditetapkan (Djamarah dan Zain, 2006:5). Selanjutnya

Soehardjo (2011:8) mendefinisikan strategi pembelajaran adalah pola umum

perbuatan guru siswa dalam proses pembelajaran yang dibangun atas dasar

pemikiran cerdas untuk mengoptimalisasi pengejaran hasil belajar. Optimalisasi

hasil belajar ini penting untuk diyakini oleh pembuat strategi, yang akan

diwujudkan ke dalam perancangan pembelajaran, kemudian ditindak lanjuti ke

dalam pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran merupakan suatu pola umum kegiatan guru dan siswa yang

terwujud dalam kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang ditetapkan.

Page 27: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

12

2.2.2.5 Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala hal yang dapat membantu siswa

memperoleh informasi dari apa yang dipelajari, oleh karena itu sumber belajar

dapat berupa orang, seperti guru atau nara sumber. Sumber belajar dapat berupa

benda antara lain buku, gambar, film, benda asli atau tiruan. sumber belajar

dapat juga berupa lingkungan, misalnya taman, galeri atau museum. Sumber

belajar adalah sesuatu yang mengandung materi instruksional dilingkungan

siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2009:5).

Sumber belajar dapat digunakan untuk membantu mengembangkan

bahan ajar bagi murid sebagaai media belajar dan pengayaan belajar. Kini,

sumber belajar bukan hanya berupa buku, tetapi dapat pula berupa manusia,

lingkungan alam sekitar, benda, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya (Ismiyanto,

2009:36).

Selajutnya Suwarna (2005: 115) mengemukakan bahwa sumber

pembelajaran adalah segala informasi yang disampaikan oleh guru, buku, serta

lingkungan sekitar yang dapat dijadikan tempat untuk mempengaruhi belajar

siswa. Pemanfaatan sumber-sumber pebelajaran tergantung pada kreativitas guru,

waktu, biaya, serta kebijakan lainnya.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar

segala sesuatu yang manusia, benda ataupun lingkungan sekitar yang dapat

memudahkan siswa untuk memperoleh informasi.

Page 28: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

13

2.2.2.6 Media Pembelajaran

Menurut Iswidayati (2011:1) media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi, dan segala sesuatu yang

dapat dimanfaatkan untuk memperjelas materi atau mencapai tujuan

pembelajaran.

Ismiyanto (2009:36) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (isi)

pembelajaran; merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan berbagai kemapuan

murid, sehingga dapat lebih mengoptimalkan proses belajar mengajar. Menurut

Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2009:3) media pembelajaran adalah manusia,

materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,

buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan

informasi dari guru kepada siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

2.2.2.7 Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah penilaian / penaksiran terhadap

pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan dalam hukum. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan

data pembuktian yang akan mengukur sampai dimana tingkat kemampuan dan

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran Harjanto (2008:277).

Page 29: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

14

Pengertian evaluasi belajar menurut Hamalik (2007:159) adalah

keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,

penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil

belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Hasil belajar menunjuk pada

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dari

derajat perubahan tingkah laku siswa.

Sementara itu, Soehardjo (2011:310-313) mengatakan bahwa sebagai

komponen sistem pembelajaran, tindakan evaluasi difungsikan sebagai cara untuk

mengetahui hasil belajar yang telah ditetapkan dalam perancangan pembelajaran.

Untuk melaksanakan tindakan evaluasi dapat digunakan berbagai macam alat,

yang dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu alat penilaian yang subyektif,

obyektif dan berupa perbuatan.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa evalusi

pembelajaran adalah kegiatan penilaian / pengukuran untuk mengetahui sampai

dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran.

2.3 Konsep Pembelajaran Seni Rupa

Menurut Ismiyanto (2010:3) terdapat pandangan dalam pendidikan seni

yaitu, pendekatan dalam pendidikan seni yaitu “seni dalam pendidikan” (Art in

Education) dan “pendidikan melalui seni” (Education through Art). Pendekatan

“seni dalam pendidikan” merupakan upaya pendidik dan institusi pendidikan

dalam rangka mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis

Page 30: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

15

kesenian melalui sekolah, sedangkan pendekatan “pendidikan melalui seni“ yaitu

pendidikan yang menggunakan seni sebagai media atau alat untuk mencapai

tujuan pendidikan yang dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada proses

belajar atau dengan kata lain sebagai media pengembangan kepribadian.

Sobandi (2008:46-47) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan

melalui seni memberi arahan bahwa pendidikan seni bukan sebagai tujuan seperti

pendekatan sebelumnya. Pendidikan seni merupakan alat untuk mencapai tujuan

pendidikan. Sebagai akibatnya, pelaksanaan pendidikan seni harus menekankan

pada segi proses tidak pada produk. Hal ini untuk menegaskan dan menolak

kekeliruan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran pada saat

ini berorientasi produk, mengabaikan proses. Sependapat dengan hal itu

diungkapkan oleh Sunarto (2014:29) bahwa pelaksanaan pendekatan pendidikan

melalui seni lebih menekankan pada segi proses daripada hasil. Oleh karena itu,

pendekatan pendidikan melalui seni dalam implementasi pembelajarannya

menekankan pada kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi, proses penemuan,

merangsang keingintahuan dan sekaligus juga menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan bagi anak didik.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni

merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga pelaksanaan

pendidikan seni harus menekankan pada segi proses tidak pada produk saja.

2.4 Media Berkarya Seni Rupa

Media berasal dari kata medium yang artinya tengah. Medium dalam

konteks ilmu bahan berarti bahan pengikat, yaitu bahan yang berfungsi untuk

Page 31: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

16

mengikat bahan lain agar menjadi satu (Rondhi 2002: 22). Menurut Haryanto

(2007: 2) secara umum media terbagi menjadi media desain, yaitu pengetahuan

tentang bahan, alat, dan proses dalam desain dan produk desain; media

komunikasi yaitu mengenai bahan, alat, dan proses dalam komunikasi dan jenis

produknya; dan media seni rupa yaitu tentang pengetahuan bahan, alat, dan proses

atau teknik dalam seni rupa dan jenis produk seni rupa. Jadi, media dalam konteks

berkarya seni rupa mencakup pengertian bahan, alat, dan teknik tertentu.

Media yang digunakan untuk berkarya seni rupa bisa berupa media

konvensional dan media nonkonvensional. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008:752) konvensional berarti “berdasarkan konvensi (kesepakatan)

umum (seperti adat, kebiasaan kelaziman)”. Dalam pengertian ini, media berkarya

seni rupa adalah media yang pada umumnya atau secara lazim digunakan dalam

pembuatan karya seni rupa. Sedangkan media nonkonvensional merupakan media

yang tidak biasanya digunakan untuk membuat suatu karya seni. Bahan adalah

material yang diolah atau diubah sehingga menjadi barang yang kemudian disebut

karya seni (Rondhi 2002:25). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:50)

bahan adalah barang yang hendak dijadikan barang lain yang baru. Jadi bahan

dalam kaitannya dengan kegiatan berkarya seni adalah barang atau material yang

diolah sehingga menghasilkan suatu barang barang baru yaitu karya seni.

Berdasarkan dari beberapa pengertian media tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa media dalam berkarya seni rupa merupakan suatu bentuk

perantara yang terdiri dari berbagai bahan, alat, dan teknik yang digunakan untuk

menciptakan suatu karya seni rupa, dan digunakan untuk menyampaikan pesan,

Page 32: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

17

ekspresi, atau ungkapan gagasan yang ingin disampaikan kepada penikmat atau

apresiator melalui karya tersebut.

Bahan dan alat sebagai media dalam berkarya seni rupa memiliki berbagai

jenis, dan masing masing memiliki karakteristik tertentu. Setiap karakteristik

karya sesuai dengan jenis bahan dan alat yang digunakan. Menurut Rondhi (2002:

25) bahan adalah material yang diolah atau diubah menjadi barang yang dapat

berupa karya seni dan barang lainnya. Bahan itu sendiri merupakan material yang

berasal dari alam, misalnya batu, kayu, pasir, zat warna dari tanah atau dari

tumbuh-tumbuhan. Di samping itu, ada juga material hasil olahan manusia, misal

kertas, kain kanvas, pensil, cat air, berbagai jenis logam, fiberglass, semen dan

plastik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis

media berkarya seni rupa beraneka ragam jika dipilah berdasarkan bahan, alat, dan

teknik yang digunakan. Berbagai bahan dan alat yang digunakan bisa merupakan

bahan dan alat yang berasal dari alam atau bahan dan alat praktis yang sudah

tersedia di toko. Teknik yang digunakan pun bervariasi, dan hendaknya

disesuaikan dengan jenis bahan dan alat yang digunakan. Karakteristik tiap media

harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis karya yang akan dibuat. Bahan,

alat, dan teknik saling berkaitan dan saling mendukung untuk menghasilkan suatu

karya yang maksimal

2.5 Seni Kriya

Bastomi (2003: 76-77) menyatakan kriya seni adalah barang-barang yang

dibuat dengan tangan seniman tidak lagi dimanfaatkan oleh orang untuk

Page 33: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

18

memenuhi kebutuhan fisik akan tetapi karena nilai estetis maka barang-barang

seni kriya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan psikis. Bekas-bekas sentuhan

tangan kriyawan memancarkan kreativitas seni menjadikan orang puas dan pesona

menikmatinya. Selanjutnya menurut Bahrudin (2011 :3) kriya adalah kegiatan

seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk

mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda

yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.

Menurut Soedarso (dalam Kusmadi, 2010:66) Seni kriya adalah bagian

dari aktivitas manusia dalam kesenian umumnya, dengan menghasilkan benda-

benda pakai untuk memenuhi kebutuhan manusia akan peralatan hidupnya. Seni

kriya lebih berorientasi pada kegunaan dalam kehidupan manusia sehari-hari

dibarengi dengan teknik pembuatan yang tinggi. Selanjutnya Yusuf Effendi

(dalam Suyanto, 2004 :3) disebutkan bahwa Kriya sebagai produk yang dihasilkan

dalam suatu proses kegiatan, dengan atau tanpa bantuan mesin alat, bernilai

estetik, kegunaan dan dapat diproduksi dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan

manfaat ekonomi.

Suyanto (2004 : 24-25) mengungkapkan Seni kriya yang produk-

produknya lebih berorientasi pada pemenuhan akan kebutuhan hidup manusia,

pada umumnya dapat diidentifikasikan kedalam tiga fungsi, meliputi: (1) seni

kriya yang berorientasi pada fungsi praktis yaitu kegunaan langsung suatu produk

seni kriya untuk menunjang kehidupan manusia dalam menjalankan aktivitasnya

sehari-hari, (2) seni kriya yang berorientasi pada estetis adalah suatu nilai non

praktis yang muncul dari penampilan produk-produk seni kriya, (3) seni kriya

Page 34: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

19

yang berorientasi pada fungsi simbolis, muncul pada produk-produk seni kriya

yang dibuat untuk tujuan yang bersifat religius-magis.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seni kriya adalah

aktivitas seni manusia untuk mengolah bahan menjadi benda – benda untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Pada umumnya fungsi seni kriya ada tiga yaitu

seni kriya sebagai fungsi praktis, seni kriya sebagai fungsi estetis, dan seni kriya

sebagai fungsi simbolis.

Bastomi (2000 : 95-96) menyatakan bahwa dalam rangka memberikan

kemudahan untuk mengolah bahan diperlukan pengetahuan tentang jenis- jenis

bahan. Secara garis besar jenis bahan seni kriya dapat dibedakan menjadi empat

kelompok , yaitu :

1. Bahan dasar, disebut pula bahan mentah atau bahan alam ( natural ).

Disebut bahan mentah karena masih asli diperoleh dari alam, maksudnya

bahan belum dimasak atau diolah dengan bahan – bahan lain, misalnya

kayu , tanah liat, bambu dan lain sebagainya.

2. Bahan masak , yaitu bahan dasar yang telah berubah dari alamnya namun

nilai aslinya masih terasa atau masih terdapat pada bahan masak itu.

bahan masak antara lain logam. Sifat khusus atau nilai bijih perak masih

terdapat pada batangan perak yang siap di tempa atau dituang kembali.

3. Bahan limbah yaitu barang – barang bekas pakai yang masih dapat

digunakan menjadi bahan seni kriya. Penggunaan bahan limbah biasanya

digarap dengan teknik ansumble yaitu susunan yang didasarkan pada

Page 35: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

20

komposisi dan harmoni. Penggunaan bahan – bahan limbah ini dapat

membawa sifat hasil kriya yang tidak dimiliki oleh bahan- bahan lain.

4. Bahan sintetis yaitu bahan masak yang bersal dari beberapa macam bahan

alam yang diolah menjadi proses kimia. Oleh karena itu, bahan sintetis

disebut bahan kimiawi. Bahan kimiawi mempunyai sifat khusus yang telah

lepas dari sifat- sifat aaslinya, sebagai contoh adalah plastik. Plastik adalah

ramuan dari unsur- unsur esoprena dan styrene. Unsur – unsur itu diproses

melalui persenyawaan organik baik dengan system rantai terbuka maupun

sistem siklis dengsn adanya ikatan rangkap. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa bahan seni kriya dapat diciptakan dari bahan

dasar, bahan masak, bahan limbah dan bahan sintesis.

2.6 Kulit Jagung sebagai Bahan Berkarya Kriya

Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis

rerumputan atau graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat

kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan

tertentu (Subekti:2007). Tumbuhan jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga,

tongkol dan biji. Bagian tongkol jagung terdapat lembaran-lembaran modifikasi

daun yang membungkus, disebut kulit jagung (sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelobot). Menurut Sulistyowati (2004:2) Kulit buah

jagung berlapis – lapis menyelimuti tongkolnya. Setiap lapisan memiliki

ketebalan dan kelenturan yang berbeda dengan kegunaan yang berbeda pula.

Kulit jagung biasanya tidak dimanfaatkan dan hanya dianggap sebagai

sampah. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber

Page 36: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

21

hasil aktivitas maupun alam yang belum memiliki ekonomis (Rudi 2008: 6).

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) sampah adalah barang

atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Secara sederhana, jenis

sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah

organik dan non organik. Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang

berasal yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur.

Sementara sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat terurai

(undegradable), seperti karet, plastik, kaleng dan logam (Damanhuri 2010:8).

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kulit jagung merupakan

lembaran yang menyelimuti tongkol jagung, yang termasuk dalam jenis sampah

organik. Berkaitan pada penelitian ini kulit jagung akan dimanfaatkan sebagai

media berkarya kriya.

2.7 Unsur Rupa dan Prinsip Desain

2.7.1 Unsur-unsur Rupa

Karya seni rupa terdiri atas unsur-unsur rupa yang tersusun menjadi suatu

kesatuan yang utuh. Hasil karya seni rupa dapat berupa dua dimensi dan tiga

dimensi. Pemilihan unsur-unsur rupa dalam mencipta bentuk harus dipadukan dan

disusun sedemikian rupa agar memperoleh bentuk yang menarik. Untuk

memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai unsur-unsur rupa tersebut, akan

dijelaskan sebagai berikut.

1. Garis

Menurut Sunaryo (2002:7) garis berarti tanda atau markah yang

memanjang yang membekas pada suatu permukaan dan mempunyai arah. Apabila

Page 37: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

22

ditinjau dari segi jenisnya terdapat garis lurus, garis lengkung dan garis tekuk, dan

ditinjau dari segi arah terdapat garis tegak, garis datar dan garis serong. Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa garis merupakan tanda yang

ditorehkan oleh titik yang bergerak memanjang.

2. Raut atau bangun

Menurut Sunaryo (2002:9) raut atau bangun merupakan pengenalan bentuk

yang utama. Sebuah bentuk dapat dikenali dari rautnya, apakah sebagai suatu

bangun yang pipih datar, yang menggumpal padat atau berongga bervolume,

lonjong, bulat, persegi, dan sebagainya. Raut dapat ditampilkan dengan kontur.

Raut juga dapat terbentuk oleh sapuan-sapuan bidang warna. Berdasarkan segi

perwujudannya, raut dibedakan menjadi raut geometris, raut organis, raut bersudut

banyak, dan raut tidak beraturan. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa raut merupakan perwujudan yang tercipta dari unsur garis yang melingkup

dengan keluasan tertentu sehingga terwujudlah suatu bidang maupun yang

bervolume.

3. Warna

Sunaryo (2002:12) menyatakan bahwa warna merupakan kualitas rupa

yang dapat membedakan kedua objek atau bentuk yang identik seperti raut,

ukuran, dan nilai gelap terangnya. Unsur rupa warna dibagi menjadi warna primer

yakni warna yang bebas dari unsur-unsur warna lain, warna sekunder yakni hasil

pencampuran dari warna primer atau disebut warna kedua, dan warna tersier yakni

warna ketiga sebagai hasil pencampuran yang mengandung ketiga warna pokok.

Menurut jenis warnanya, diperoleh warna panas/hangat yaitu warna-warna dalam

Page 38: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

23

lingkaran warna yang ada pada belahan nada warna kuning, jingga, merah,

sedangkan warna dingin/sejuk yaitu warna-warna yang ada pada belahan nada

warna biru, hijau dan ungu. Bedasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan

warna merupakan unsur yang membedakan bentuk objek satu dengan yang

lainnya sehingga terlihat jelas dengan gelap terang yang dihasilkan oleh warna itu

sendiri dan menambah nilai estetik dalam suatu karya. Unsur rupa warna dibagi ke

dalam warna primer, warna sekunder, dan warna tersier.

4. Gelap terang atau nada

Menurut Sunaryo (2002:19) gelap terang juga disebut nada dan ada pula

yang menyebut unsur rupa cahaya. Cahaya menghasilkan bayangan dengan

keanekaragaman kepekatannya, serta menerpa pada bagian benda-benda sehingga

tampak terang. Ungkapan gelap terang sebagai hubungan pencahayaan dan

bayangan yang memiliki gradasi, mulai dari yang paling putih untuk menyatakan

sangat terang, sampai dengan yang paling hitam untuk menyatakan sangat gelap.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan gelap terang merupakan

unsur yang memberikan kesan pencahayaan pada suatu objek gambar sehingga

terlihat lebih realis. Semua bentuk dapat terlihat karena adanya cahaya yang

menerpanya.

5. Tekstur atau barik

Menurut Sunaryo (2002:17) tekstur atau barik adalah sifat permukaan

benda, bisa halus, kasap, polos, licin, mengkilap, keras, lunak, dan sebagainya.

Tekstur dibedakan menjadi dua yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur

nyata merupakan tekstur yang menunjukkan kesamaan antara kesan yang

Page 39: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

24

diperoleh dari penglihatan dan rabaan, sedangkan tekstur semu yaitu tekstur yang

menunjukkan kesan yang berbeda dari hasil penglihatan dengan hasil rabaan.

Tekstur merupakan sifat atau kualitas permukaan pada suatu material, sehingga

tekstur dapat dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.

6. Ruang

Sunaryo (2002:21) mengemukakan bahwa ruang merupakan daerah yang

mengelilingi sosok bentuknya. Ruang tersebut dapat tidak terbatas, dapat kosong,

dapat pula terisi sebagian atau bahkan terisi penuh. Ruang dalam desain dwimatra

umumnya dibatasi oleh garis bingkai yang membentuk bidang. Setiap diisikan

unsur rupa, misalnya raut, maka bentuk dan ukuran ruang berubah. Raut menjadi

sosoknya, sedangkan ruang menjadi latarnya. Pada unsur ruang, dikenal istilah

ruang negatif dan ruang positif. Ruang yang terisi disebut sebagai ruang negatif,

sedangkan ruang yang kosong disebut ruang positif. Dari pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa ruang merupakan bidang-bidang yang melingkup dan

membentuk suatu rongga.

2.7.2 Prinsip-prinsip Desain

Prinsip-prinsip desain sebagai pedoman mengatur atau menyusun unsur-

unsur rupa dan mengorganisasikannya dalam menciptakan suatu bentuk karya.

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip desain.

1. Keseimbangan

Aprilia (2012:26) bahwa keseimbangan merupakan penyusunan unsur-

unsur rupa yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dalam hal ini bersifat visual,

bukan faktual, sehingga dalam penyusunan unsur-unsurnya memiliki kesan

Page 40: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

25

tentang bobot visual tersebut. Keseimbangan memiliki tiga bentuk yaitu

keseimbangan simetri/setangkup, keseimbangan asimetri/tidak setangkup,

keseimbangan memancar. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

keseimbangan merupakan pengaturan bobot visual. Pengaturan bobot visual

ditentukan oleh letak, ukuran, pewarnaan, bentuk dalam suatu komposisi

2. Irama

Menurut Aprilia (2012:27) irama merupakan perulangan unsur-unsur yang

dilakukan secara teratur atau secara terus menerus. Perulangan yang teratur dapat

diciptakan dengan irama repetitif yakni pengaturan unsur dalam irama yang sama

atau berulang secara tetap, alternatif yakni irama yang bergantian atau bersilih,

progresif yakni pengaturan unsur-unsur yang menunjukkan perulangan pada suatu

perubahan serta perkembangan, dan flowing yakni irama yang tercipta karena

unsur yang ditata secara bergelombang. Penciptaan irama repetitif, alternatif,

progresif dan flowing dapat melalui garis, bentuk/ raut, serta ukuran. Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Irama sebagai prinsip desain

merupakan pengaturan unsur-unsur secara berulang dan berkelanjutan. Irama

dapat diperoleh dengan beberapa cara yakni repetitif, alternatif, progresif, dan

flowing.

3. Dominasi

Menurut Aprilia (2012:28) dominasi yaitu pengaturan unsur-unsur yang

saling berkaitan oleh unsur atau bagian yang lebih dapat menguasai unsur-unsur di

sekitarnya dan merupakan bagian pokok atau utama sebagai pusat perhatian. Cara-

cara untuk memperoleh dominasi adalah dengan melalui: perbedaan,

Page 41: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

26

pengecualian, pengelompokan, dan pengaturan arah. Perbedaan yaitu suatu unsur

di antara unsur-unsur dapat menciptakan dominasi. Pengecualian yaitu suatu cara

membuat unsur utama menampakkan kelainan atau penyimpangan.

Pengelompokan yaitu pengaturan unsur-usur yang berkelompok diantara unsur-

unsur yang menyebar, atau sebaliknya. Pengaturan arah yaitu pengarahan

pengaturan unsur-unsur pada suatu arah tertentu.

4. Kesebandingan

Menurut Aprilia (2012:31) kesebandingan yaitu penyusunan unsur-unsur

rupa agar tiap bagian memiliki keseimbangan ruang dan ukuran. Memiliki

hubungan antar bagian atau bagian dengan keseluruhan untuk mendapatkan

keserasian antar bagian tersebut. Dapat dikatakan bahwa dalam penyusunan unsur

dengan keluasan bidang gambar, harus sebanding. Dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa kesebandingan merupakan hubungan antar bagian atau antara

bagian terhadap keseluruhan.

5. Keserasian

Menurut Aprilia (2012:26) keserasian merupakan prinsip yang penting

dalam penyusunan unsur untuk membuat suatu karya seni rupa. Suatu karya akan

terlihat baik apabila penempatan, ukuran, dan aspek lain dari susunan unsur

tersebut serasi. Prinsip keserasian memiliki dua jenis pengertian yaitu keserasian

fungsi dan keserasian bentuk. Keserasian fungsi menunjuk pada kesesuaian objek-

objek yang berbeda tetapi memiliki hubungan atau ada keterkaitan fungsi.

Keserasian bentuk merupakan kesesuaian unsur-unsur atau memadukan unsur-

unsur yang serupa untuk memperoleh keserasian bentuk. Dari pendapat tersebut

Page 42: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

27

dapat disimpulkan bahwa keserasian merupakan prinsip yang mempertimbangkan

penyusunan antar bagian dalam suatu keseluruhan, serta terdapat keterpaduan

yang tidak saling bertentangan.

6. Kesatuan

Menurut Aprilia (2012:26) yang berpendapat bahwa kesatuan merupakan

prinsip desain yang menentukan terhadap prinsip-prinsip lain dan mempunyai

keeratan dengan paduan susunan prinsip-prinsip yang lain. Dalam karya seni rupa

kesatuan tercipta karena terdapat hubungan antar bagian dan prinsip-prinsip yang

menunjukkan pengertian secara keseluruhan. Artinya kesatuan dipahami sebagai

hubungan antar unsur dan prinsip-prinsipnya saling mengisi, memiliki keterkaitan,

dan harmoni antar unsur atau elemen. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

Kesatuan merupakan prinsip desain yang berperan paling menentukan, sebagai

prinsip induk. Tanpa adanya kesatuan dalam suatu tatanan dapat mengurangi

keindahan suatu tatanan bentuk atau desain yang bernilai.

2.8 Hasil Karya Kriya sebagai Wujud Kreativitas

Menurut Soehardjo (2011:314), hasil dari pembelajaran seni disebut proses

kerja dan hasil kerja, proses kerja sangat menentukan hasil akhir berkesenian.

Penggunaan istilah hasil akhir berkesenian dalam pembelajaran seni untuk

menunjukan karya seni merupakan hasil dari suatu proses yang berlangsung

melalui tahapan demi tahapan melalui penilaian produk.

Menurut Syafii (2010: 32) penilain produk adalah penilaian terhadap

proses pembuatan dan kualitas suatu produk yang meliputi penilaian kemampuan

peserta didik membuat produk teknologi dan seni yang mencakupi tiga tahapan

Page 43: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

28

penilaian, yakni (1) tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik

dalam merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan dan

mendesain produk, (2) tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian

kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunnakan bahan, alat, dan

teknik, dan (3) tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk

yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditentukan. Sependapat dengan

hal tersebut Arifin (2011:191) menerangkan bahwa penilaian produk adalah

penilaian terhadap penguasaan keterampilan peserta didik dalam membuat suatu

produk dan penilaian kualitas kerja tertentu yang meliputi tahapan-tahapan ,yaitu

(1) tahap persiapan, (2) tahap produksi dan (3) tahap penilaian (apparsial).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian produk

adalah penilaian terhadap proses kemapuan siswa dalam membuat suatu produk,

yang meliputi (1) tahap persiapan, (2) tahap pembuatan produk dan (3) tahap

penilaian.

Pembelajaran berkarya kriya dengan media kulit jagung, pada tahap

perencanaan meliputi kesiapan media dan pengembangan gagasan. Menurut

Susanto (2003), medium berarti media, perantara atau penengah, biasa dipakai

untuk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (termasuk alat dan

teknik) dalam karya seni. Kesiapan media yang dimaksud dalam pembelajaran

berkarya kriya adalah kesiapan siswa dalam mempersiapkan bahan dan alat yang

digunakan dalam berkarya kriya, sedangkan penciptaan gagasan sangat berkaitan

erat dengan kreativitas. Kemampuan kreatif menuntun seseorang untuk berpikir

kreatif dalam menemukan sesuatu yang baru berupa ide atau gagasan. Roger

Page 44: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

29

(dalam Munandar 2009:18) menyatakan bahwa sumber dari kreativitas adalah

kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk

berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan

mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Menurut Semiawan (dalam Bastomi, 2012:19) kreativitas adalah

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru (produk) atau membuat

kombinasi baru berdasarkan fakta, data, informasi atau unsur-unsur yang ada.

Ciptaan ini sebenarnya tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin

gabungan antara yang telah ada sebelumnya dengan unsur-unsur baru, mungkin

juga menggabungkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya, namun

menghasilkan sesuatu yang baru.

Munandar (dalam Juliantine, 2009:3) menjelaskan bahwa: “Tes untuk

mengukur kreativitas meliputi aptitude traits atau ciri kognitif dari kreativitas dan

non aptitude traits atau ciri afektif dari kreativitas.” Pengembangan kreativitas

dapat terukur melalui ciri aptitude dan ciri non aptitudenya. Ciri-ciri aptitude dari

kreativitas (berpikir kreatif) meliputi: (1) keterampilan berpikir lancar

(kelancaran), (2) keterampilan berpikir luwes (fleksibel), (3) keterampilan berpikir

orisinal (orisinalitas), (4) keterampilan memperinci (elaborasi), (5) keterampilan

menilai (evaluasi). Sedangkan ciri-ciri non aptitude yaitu: (1) rasa ingin tahu, (2)

bersifat imajinatif, (3) merasa tertantang oleh kemajemukan, (4) sifat berani

mengambil risiko, (5) sifat menghargai.

Page 45: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

30

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas

merupakan potensi yang secara potensial dapat dimiliki oleh setiap orang dalam

menuangkan ide atau gagasan suatu bentuk karya yang belum pernah ada.

Terkait dengan kreativitas dalam berkarya kriya, dilakukan dengan analisis

analisis sesuai dengan pendapat Ocvirk (dalam Rohidi, 2011) memberikan

gambaran tentang karya seni visual dan menunjukkan tiga komponen dasar dari

sebuah karya seni untuk dianalisis yaitu subjek, nas, dan bentuk. Subjek yaitu

sebagai benda atau gagasan. Nas (content) pesan-pesan yang bersifat emosional

dan intelektual yaitu pernyataan ekspresi atau gejolak yang terbaca. Bentuk (form)

yaitu penggunaan unsur-unsur garis, teksture, warna, raut (shape) dan hubungan

dengan prinsip keselarasan dan keragaman.

Pengusaan teknik merupakan tahap dalam proses berkarya yang sangat

penting, dan berbanding lurus dengan hasilnya. Jika penguasaan tekniknya baik

maka hasil karya juga akan baik, begitu pula sebaliknya. Teknik (technique)

adalah cara seniman dalam memanipulasi bahan dengan alat tertentu (Rondhi

2002:26). Setiap orang memiliki teknik berbeda-beda dalam berkarya seni.

Seorang seniman biasanya menggunakan teknik berkarya seni rupa yang baik agar

dapat menghasilkan karya yang berkualitas. Teknik yang baik ialah cara berkarya

yang sesuai dengan sifat bahan dan peralatan yang digunakan. Indikator yang

digunakan pada pembelajaran berkarya kriya dengan media kulit jagung dalam

aspek penilaian penguasaan teknik dapat dilihat dari teknik pemotongan dan

penempelan, sehingga karya yang dihasilkan akan terlihat lebih menarik.

Page 46: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

31

Berdasarkan penjelasan di atas, penilaian pada hasil karya siswa dapat

dilakukan dengan beberapa indikator meliputi: kesiapan media yaitu kesiapan

siswa dalam mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan dalam berkarya

kriya, subjek/gagasan yang berkaitan dengan kreativitas, penguasaan teknik dapat

dilihat dari teknik pemotongan dan penempelan, nas/ekspresi pesan-pesan yang

bersifat emosional dan intelektual yaitu pernyataan ekspresi atau gejolak yang

terbaca, dan bentuk yaitu penggunaan unsur-unsur garis, teksture, warna, raut

(shape) dan hubungan dengan prinsip keselarasan dan keragaman.

Page 47: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

134

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dalam

pembelajaran berkarya kriya dengan media kulit jagung pada siswa Kelas IV SD

Negeri 1 Sambeng Boyolali, memperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Pertama, pembelajaran berkarya kriya dengan media kulit jagung pada

siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sambeng Boyolali dilaksanakan melalui pengamatan

terkendali 1 dan pengamatan terkendali 2. Setiap pengamatan terkendali dilakukan

dengan 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan rekomendasi.

Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi, dan

penugasan. Pada pengamatan terkendali 1 secara umum siswa cukup antusias

dalam mengikuti pembelajaran berkarya kriya, namun masih ada kekurangan di

antaranya, karya yang dihasilkan siswa masih kurang variatif, siswa terlihat

bingung dalam memadukan warna ketika berkarya, dan ada beberapa siswa yang

melakukan kegiatan berkarya dengan berdiri yang mengganggu kenyamanan

siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terkendali 1 maka perlu dilakukan tindakan

lanjutan dengan melaksanakan pengamatan terkendali 2 yang dirumuskan atas

dasar evaluasi dan rekomendasi pengamatan terkendali 1 yaitu pemberian jenis

berkarya yang baru yaitu boneka agar karya yang dihasilkan lebih variatif,

memberikan penjelasan kepada siswa untuk bebas memilih dan memadukan

warna yang digunakan dalam berkarya sesuai dengan ide masing-masing siswa,

dan melakukan kegiatan di ruang perpustakaan agar siswa lebih leluasa dalam

Page 48: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

135

135

melakukan kegiatan berkarya. Pada pengamatan terkendali dengan adanya jenis

karya kriya yang baru siswa lebih antusias dalam melaksanakan kegiatan

berkarya. Siswa berani mengkombinasikan warna untuk berkarya kriya boneka

dan hasil karyanya lebih varatif. Berdasarkan hasil evaluasi pengamatan

terkendali 2, peneliti bersama guru menyimpulkan untuk menghentikan penelitian

karena kegiatan praktik siswa berkarya kriya dengan kulit jagung sudah sesuai

yang diharapkan peneliti dan guru.

Kedua, hasil berkarya kriya dengan media kulit jagung pada siswa Kelas

IV SD Negeri 1 Sambeng Boyolali bedasarkan hasil evaluasi peneliti dan guru,

pada pengamatan terkendali 1 dari 24 siswa terdapat tiga siswa atau 12,5%

memperoleh skor dalam kategori sangat baik dengan rentang skor 21 - 25, 20

siswa atau 83,3% memperoleh skor dalam kategori baik dengan rentang skor 16 -

20, seorang siswa atau 4,2% memperoleh skor dalam kategori cukup dengan

rentang nilai 11 - 15, dan tidak terdapat siswa yang memperoleh skor dalam

kategori kurang dengan rentang skor 6 – 10. Hasil evaluasi pembelajaran pada

Kelas IV dalam berkarya seni kriya dari kulit jagung mencapai total skor 453

dengan nilai rata-rata 18,8 dalam kategori baik. Pada pengamatan terkendali 2

dari 24 siswa terdapat lima siswa atau 20,8% memperoleh skor dalam kategori

sangat baik dengan rentang skor 21 - 25, 19 siswa atau 71,2% memperoleh nilai

dalam kategori baik dengan rentang skor 16 - 20, tidak terdapat siswa memperoleh

skor dalam kategori cukup dengan rentang nilai 11 - 15, dan tidak terdapat siswa

atau yang memperoleh skor dalam kategori kurang dengan rentang skor 6 - 10.

Page 49: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

136

136

Hasil evaluasi pembelajaran pada Kelas IV dalam berkarya seni kriya dari kulit

jagung mencapai total nilai 474 dengan nilai rata-rata 19,75 .

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan peneliti sebagai berikut. (1) Guru hendaknya memanfaatkan media

alternatif yang ada di lingkungan sekitar siswa seperti kulit jagung, (2) Kulit

jagung tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai media berkarya kriya bunga dan

boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat karya yang lain, dan (3)

Berkenaan dengan hal tersebut penulis merekomendasikan buku bahan ajar

praktik berkarya kriya dengan media kulit jagung yang dapat digunakan untuk

pembelajaran selanjutnya (terlampir).

Page 50: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

137

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia. 2012. Nirmana Dwimatra. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Posdakarya.

Arsyad, Azhar.2009. Media Pembelajaran. Jakarta :PT Gravindo Persada.

Bahrudin, Ahmad. 2014. Kriya Seni, Kelahiran dan Eksistensinya. Jurnal ISI Padang Panjang. Tersedia di http://journal.isi-padangpanjang.ac.id.

Bastomi, Suwaji. 2003. Kritik Seni. Bahan Ajar. Semarang : Jurusan Seni Rupa,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

. 2012. Estetika Kriya Kontemporer dan Kritiknya. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Damanhuri, Enri dan Tri Padmi.2010.Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah TL-3104. Program Studi Teknik Lingkungan. ITB.

www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp.../09/diktatsampah-2010-bag-1-3.pd,diunduh

pada tanggal 10 Oktober 2016.

Daryanto dan Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Gava Media.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Depdiknas.

Djaramah dan Zain. 2006. Strategi Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryanto. 2007. “ Media, Seni Rupa, Desain, Craft”. Handout Mata Kuliah Media Seni Rupa. Jurusan Seni Rupa. UNNES.

Ibrahim dan Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ismiyanto. 2009. Pengembangan Model dan Simulasi Pembelajaran Seni Rupa.

UNNES Press.

Page 51: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

138

. 2010. Strategi Pembelajaran Seni Rupa. Semarang: UNNES Press.

Istiqomah, Nurul. 2015. Pemanfaatan Jerami dalam Berkarya Boneka sebagai

Media Ekspresi Kreatif bagi siswa kelas VI di SD N 2 Kamolan Blora.

Skripsi. Universiras Negeri Semarang.

Iswidayati. 2011. Pengembangan Pembelajaran Media Pendidikan Seni Rupa.

UNNES Press.

Juliantine. 2009. “Pengembangan Kreativitas Siswa melalui Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani”. Jurnal Kependidikan. Volume 1, No. 7 Juli 2009.

Koetjaraningrat.1985. Metode – metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Gramedia

Munandar, Utami 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nugraha, Rika. 2013. Pengolahan Limbah Kulit Jagung untuk Kebutuhan Tekstil Interior Apartemen Taman Rasuna Jakarta. Program Studi Kriya Tekstil

dan Mode STIS Telkom.

http://118.98.73.121/index.php/retgre/article/view/163. Diunduh pada

tanggal 10 Oktober 2016.

Rohidi. T. R 2011. Metodelogi Penelitian Seni. Semarang: Penerbit Cipta Prima

Nusantara.

Rondhi, Moh dan Anton Sumartono. 2002. Paparan Perkuliahan mahasiswa: Tinjauan Seni Rupa I. Semarang : UNNES Press.

Sobandi, B. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Bandung;

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Soehardjo. 2011. Pendidikan Seni. Malang : Bayu Media Publishing.

Sugandi, Achmad, dkk. 2007. Teori Pembelajaran Semarang. UPT MKK

UNNES.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sulistyowati, Retno dan Koesmaningsih.2004. 20 Kreasi dengan Kulit Jagung.

Jakarta: Puspa Swara.

Page 52: KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA BERKARYA KRIYA SISWA …lib.unnes.ac.id/30544/1/2401412039.pdf · sebagai media berkarya kriya bunga dan boneka saja, tetapi dapat digunakan untuk membuat

139

Sunarto, Hasan. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Seni Rupa (Penelitian

Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX G SMP 1 Kudus)”. Jurnal Seni Imajinasi. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Volume

8 No.1 Januari 2014.

Sunaryo. 2002. Nirmana 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta:

Kanisius.

Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suyanto. 2004. Seni Kriya: Teknik dan Kreasi. Jurnal Seni, 1(2):23-24. Tersedia

di jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/ornamen/article/download/198/181

Syafii. 2010.Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa.Semarang: UNNES Press.

Tarigan, Nelson. 2009. Pemanfaatan Kulit Jagung dalam Pembuatan Barang

Kerajinan untuk Menigkatkan Ekonomi Rumah Tangga. JURNAL Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.15 No. 57. Universitas Negeri Medan.

Tersedia di http://digilib.unimed.ac.id/ diunduh pada tanggal 10 Agustus

2016.

Subekti.2007.Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Maros: Balai

Pustaka Tanaman Serelia. https://balitsereal.litbang.pertanian.go.id, diunduh

pada tanggal 13 Oktober 2016.

Utomo, Kamsidjo Budi. 2010. Pembelajaran Ekspresi Seni Rupa. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelobot, diakses pada tanggal 13 Oktober 2016.