75
Corporate Corporate Brochures Brochures Pengantar Diskusi Kuliah 2 Produksi Media Humas Program S1 Ekstensi Bidang Studi Humas Departemen Ilmu Komunikasi FISIP-UI Fasilitator Drs. Teguh Poeradisastra, MM

Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Corporate Brochures Corporate Brochures

Pengantar Diskusi Kuliah 2Produksi Media Humas

Program S1 Ekstensi Bidang Studi HumasDepartemen Ilmu Komunikasi FISIP-UI

FasilitatorDrs. Teguh Poeradisastra, MM

Page 2: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Brosur (1)Brosur (1)• Brochure. Larger, more impressive booklets, such as anniversary

books or histories. Generally they are distinguish from books and catalogs by their binding, which usually is saddle wire stitching.

Philip Lesly (ed.), Lesly’s Handbooks of Public Relations and Communications. 4th ed. Tokyo: Toppan Company Limited, 1992, p:

505• A brochure … is a pamphlet or booklet that describes a firm, a

facility or a service. It may used to explain all or a segment of the firm’s services, or how the firm functions in particular industry, or addresses a specific problem.”

www.marcusletter.com/brochure.htm

• Organizations use brochure to covey messages and information to a well-defined targeted audience. The most commonly recognized of all public communication product, these staples of marketing and public relations takes the form of printed leaflet or pamphlet, booklet, or even a web-posted brochure.

• Barbara Diggs-Brown and Jodi L.G. Glou, The PR Style Guide. Formats for Public Relations Practice. California: Wadsworth-Thomson, 2004, 21

Page 3: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Brosur (2)Brosur (2)•Brochure are a portable synopsis of all a company or

organization has to offer. On a little as one folded page, a brochure reveals what a consumer might want to know about a business’ services, personnel, credibility, and personality. They are also opportunities for promotion and creative expression, since no particular format or design style defines “brochure”.

Clare Warmke, Colosal Design. Ohio:HOW Design Books, 2003, p. 165

•Brochure is used in its narrow sense, it signifies a printed piece of six or more pages, published only once and distributed to a special publics for a single purpose.

Doug Newsom and Jim Hayes, Public Relations Writing: Form & Style. California: Wadsworth Thomson, 2005, p. 535.

Page 4: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Booklet, dllBooklet, dll• Booklet. A printed piece of six or more pages, with a

paper cover and prepared as a bound unit, usually by stapling.

Lesly, Ibid., p: 838

• A booklet is basically a piece of at least eight pages, stiched on the spine. It often a small enough to fit into a pocket or small purse.

Doug Newsom and Jim Hayes, Public Relations Writing: Form & Style. California: Wadsworth Thomson, 2005, p. 353.

• Fliers and circulars are usually single-sheet pieces printed on one side that may be mailed, often in bulk, or distributed directly, like those you may find stuck on your car’s windshield in a parking lot.

Ibid.

• A leaflet is a similar but it is usually folded, although not stapled or trimmed. A pamphlet is also folded and usually has more pages. A track is a pamphlet or booklet whose content promotes a political or religious point of view.

Ibid.

Page 5: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Brosur: Definisi KerjaBrosur: Definisi Kerja•Berbagai literatur cenderung merumuskan brosur dari

sudut bentuknya. Dalam kuliah ini, yang dimaksudkan dengan brosur adalah publikasi resmi perusahaan berbentuk cetakan, yang berisi informasi mengenai suatu produk, layanan, atau program, yang ditujukan kepada pasar sasaran (target market) atau khalayak sasaran (target audience) tertentu, dibagikan secara cuma-cuma, dengan tujuan untuk memperkenalkan secara lebih terperinci mengenai produk, layanan, atau program tersebut untuk membantu upaya pemasaran atau marketing public relations.

•Belakangan, seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, brosur juga disajikan dalam bentuk digital yang bisa di-download oleh siapa saja yang memerlukannya.

Page 6: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Ciri-ciri BrosurCiri-ciri Brosur•Meski begitu banyak batasan mengenai brosur yang

berbeda-beda, namun secara umum mempunyai kesamaan dalam hal:

•Pernyataan pesannya selalu tunggal.•Dibuat dengan tujuan untuk menginformasikan,

mengedukasi, dan membujuk atau mempengaruhi khalayak untuk membeli atau mengadopsi pesan yang disampaikan.

•Diterbitkan hanya sekali, tapi bisa dicetak ulang berkali-kali baik dengan diperbarui atau tidak.

•Brosur harus bisa menarik dan merebut perhatian publiknya.

•Memiliki sistem distribusi sendiri yang bukan merupakan bagian dari media lainnya.

•Copy-nya harus jelas dan desainnya harus menarik.Doug Newsom and Jim Hayes, Public Relations Writing: Form & Style. California:

Wadsworth Thomson, 2005, p. 353-354.

Page 7: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Brosur dan MPR (1)Brosur dan MPR (1)• Brosur pada awalnya lebih banyak digunakan untuk

kegiatan periklanan dan pemasaran, untuk menawarkan/menjelaskan secara terperinci mengenai keunggulan produk atau layanan yang ditawarkan.

• Brosur produk biasanya berisi data-data teknis produk dan berbagai fitur yang ditawarkan, sekilas cara mengoperasikannya dan sistem pebayarannya. Sementara brosur layanan mengangkat jenis-jenis layanan yang ada, keunggulannya dan keramah-tamahan layanan, dan harganya. Sedangkan brosur tempat (misal hotel, resor, apartemen) biasanya menekankan lokasi, kenyamanan, fasilitas, harga dan sistem pembayaran.

• Belakangan, kalangan PR pun banyak menggunakan brosur untuk memberikan informasi yang dapat meningkatkan citra perusahaan. Misalnya mengenai kegiatan/program Corporate Social Responsibility (CSR), seperti Community Development (CD), Cause Related Marketing (CRM), Bea Siswa, Magang (Apprentice), dsb.

Page 8: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Brosur dan MPR (2)Brosur dan MPR (2)• “In many professional fields, descriptive brochures about the

firm and its services are considered essentials, and client and prospective clients expect such brochures to be available. Many professional firms make the mistake of publishing brochures that talk about what interest them rather than what interest their clients and prospective clients. Another mistake is publishing a brochure that looks and sounds like the brochures of other company in the field. Too many brochures are long-winded, written in professional jargon, poorly design, and bland. Such brochures are usually end up in the wastebasket, unread.

• It is good to prepare a brochure about a firm for the non-reader. The recipient is likely to look at the pictures, skim the headlines, read the short blocks of copy, and perhaps the photo captions. It’s vital to stress the physical appearance of the brochure and the first impression it makes. Often the biggest value of a brochure is that establishes the style or personality of the firm– high prestige, down-to-earth, highly technical, expensive, or whatever. Therefore, the design should reflect the true personality of the organization. (Lesly, Op. Cit., p. 690)

Page 9: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Tujuan BrosurTujuan Brosur•Brosur ditujukan untuk memberitahukan,

mengedukasi, atau mempengaruhi pembacanya tentang pesan yang disampaikannya. Hal ini dilakukan dengan menarik perhatian pembacanya melalui rancangan sampulnya yang mencolok (eye catching), serta isinya yang bersih, ringkas, serta naskah yang tersusun baik untuk menyampaikan pesan tertentu.(Barbara Diggs-Brown dan Jodi L.G. Glou, The PR Style Guide: Format for

Public Relations Practice. Belmont, California: Thomson Wadsworth, 2004, h. 22)

Page 10: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Merancang Brosur (1)Merancang Brosur (1)Sebelum membuat brosur, lebih dulu kita harus

mengetahui:•Why: Mengapa kita perlu membuat brosur? Untuk

memperkenalkan produk baru (produk knowledge/market education); untuk mempengaruhi orang agar membeli suatu produk atau mendukung suatu kegiatan; untuk meningkatkan citra perusahaan; atau apa?

•Who: Siapa khalayak yang kita tuju? Bagaimana pendidikan mereka? Di mana mereka tinggal? Apa saja kebiasaan mereka?

•What: Apa pesan yang akan disampaikan? Ingat, orang enggan membaca brosur yang panjang-panjang. Mereka hanya akan melihat gambarnya secara sekilas, membaca judul-judul pokoknya, membaca keterangan foto/ilustrasi (caption).

Page 11: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Merancang Brosur (2)Merancang Brosur (2)•When & Where: pada acara apa dan di mana brosur ini

akan disebarkan. Perhatikan ukuran yang digunakan agar khalayak tak kerepotan membawanya – atau brosur Anda akan langsung masuk tempat sampah! Bila dipandang perlu, buatlah brosur dengan ukuran yang berbeda untuk kesempatan yang berbeda pula. Misalnya ukuran antara brosur yang disebarkan di pameran (banyak kompetitor yang juga membagikan brosur!) berbeda dengan yang disebarkan melalui show room.

•How: gunakan bahasa yang ringkas dan tak terlalu berbunga-bunga. Gunakan kalimat-kalimat pendek yang kreatif dan inovatif, bukan kata-kata klise yang usang, atau kata-kata yang bombastis dan terlalu muluk. Jika mungkin, gunakan hasil penelitian untuk mendukung klaim atau pernyataan yang disampaikan. Testimoni juga sangat meningkatkan kredibilitas brosur.

Page 12: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Langkah Pembuatan Langkah Pembuatan BrosurBrosur

1. Tentukan tujuan pembuatan brosur dengan jelas.2. Tentukan khalayak brosur dengan tegas3. Mengembangkan konsep susunan brosur.4. Menuliskan isi brosur.5. Merancang penyajian informasi, termasuk bentuk

(format), jenis huruf yang digunakan, visualisasi, jenis dan ukuran kertas, warna, dll.

6. Memproduksi brosur, termasuk menentukan metode reproduksinya.

7. Menyebarkan brosur.Doug Newsom and Jim Hayes, Public Relations Writing: Form & Style.

California: Wadsworth Thomson, 2005, p. 354.

Page 13: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Bentuk BrosurBentuk Brosur• Leaflet : brosur berbentuk lembaran-lembaran tak dijilid

dan tak disatukan satu dengan lainnya. Biasanya panjangnya 2-4 halaman dengan ukuran bervariasi (A5-A4)

• Flyer: brosur berbentuk lembaran tak dijilid untuk mempromosikan suatu produk atau layanan baru, atau acara/kegiatan yang akan diselenggarakan. Flyer umumnya disebarkan melalui Direct Mail atau dibagikan kepada pengunjung tempat-tempat umum.

• Booklet: brosur berbentuk buku tipis yang berisi informasi yang relatif lengkap mengenai suatu produk, layanan atau kegiatan lengkap dengan latar belakangnya. Booklet berukuran kecil (A5 atau pocket book size) dan dijilid.

• Folder: brosur sepanjang 4-16 halaman yang dicetak dikertas yang lebih tebal dan hanya dilipat.

Page 14: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Keunggulan BrosurKeunggulan Brosur•Brosur disampaikan/dikirimkan langsung kepada orang

atau khalayak sasaran yang dituju, sehingga khalayak sasaran tak perlu upaya khusus untuk mendapatkan brosur tersebut.

•Brosur merupakan media cetak, sehingga dapat dibaca berulang kali, tidak memerlukan alat bantu, setiap saat, di segala tempat, tanpa perubahan makna.

•Brosur dapat disimpan untuk dibaca kembali pada saat diperlukan.

•Brosur dapat dicetak full color, ditunjang oleh foto-foto dan ilustrasi yang menarik guna memperkuat isi pesan.

Page 15: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Kelemahan BrosurKelemahan Brosur•Jumlah perusahaan yang mengirimkan/ menyebarkan brosur begitu banyak sehingga brosur sering dipandang sebagai junk mail, sehingga orang malas membacanya.

•Orang seringkali enggan membaca brosur secara serius sehingga pesan yang disampaikan harus dibatasi.

•Brosur yang dikirimkan sebagai direct mail kepada potential customer/audience yang dituju kerap tidak sampai kepada yang bersangkutan karena diseleksi dan ditapis sekretaris.

Page 16: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Struktur Brosur: AIDA (1)Struktur Brosur: AIDA (1)• Tujuan akhir orang menyebarkan brosur adalah menggerakkan (to

actuate) khalayak untuk membeli (produk atau jasa), atau mendukung – bahkan aktif terlibat – dalam program, kegiatan, atau aksi kita.

• Namun sebelum seseorang memutuskan untuk membeli atau berpartisipasi, yang pertama ia harus sadar (aware) akan adanya produk, jasa, atau program yang ditawarkan, serta tahu benar apa manfaat produk , jasa atau program tadi bagi dirinya pribadi atau bagi orang lain yang ia pedulikan, keunggulannya dibandingkan dengan produk/jasa/program lain sejenis.

• Setelah sadar dan mengenal dengan baik, barulah timbul keinginan untuk mengenal lebih lanjut (interest). Ia mulai menyukai (liking) dan mencari informasi lebih banyak (preference), bisa melalui riset, atau bertanya kepada pihak ketiga yang dianggap lebih mengetahui Agar bisa membanding=bandingkan dan meyakinkan dirinya (conviction) sebelum mengambil keputusan.

• Baru setelah benar-benar yakin khalayak akan memiliki hasrat yang kuat (desire) untuk bertindak. Selanjutnya ia mencoba (trial) untuk membeli produk atau berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Baru setelah ia merasa cocok dan puas dengan produk, jasa atau kegiatan tersebut ia mengadopsinya (adoption) dan menjadi pelanggan setia (loyalty).

Page 17: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Struktur Brosur: AIDA (2)Struktur Brosur: AIDA (2)• Agar lebih mudah merasuk ke benak dan hati khalayak, dalam

menulis brosur pun sebaiknya kita mengikuti struktur AIDA di atas.

• Attention: tarik perhatian dan minat khalayak Anda dengan kalimat pembuka atau head line Anda.

• Interest: bangkitkan ketertarikan khayalak dengan menyatakan masalah (problem) yang berkaitan dengan kepentingan atau kepeduliannya.

• Desire: agar hasratnya bangkit, tawarkanlah sebuah solusi yang diyakini bisa mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

• Action: Setelah khalayak benar-benar berhasrat, berikan pukulan terakhir yang membuat ia langsung memutuskan membeli. Misalnya dengan menyatakan persediaan terbatas, siapa cepat dia dapat, atau beri harga khusus yang hanya berlaku dalam periode singkat. Untuk program gerakan anti narkoba, bisa saja gong itu berbunyi. “Jangan tunggu lebih banyak lagi korban berjatuhan. Mari bergerak serentak memberantas narkoba. Sekarang juga.”

Page 18: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Formula AristotelesFormula Aristoteles•Struktur AIDA sebenarnya bisa dirujuk hingga ratusan

tahun yang silam kepada formula filsuf besar Aristoteles. Pemikir dan orator agung ini menawarkan rumusan untuk mempersuasi khalayak:

1.Exordium: Buatlah pernyataan yang mengejutkan atau sampaikan sebuah cerita (ilustrasi) untuk menarik perhatian khalayak

2.Narratio: Sodorkan masalah yang dihadapi khalayak3.Conformatio: tawarkan solusi untuk mengatasi

masalah tersebut.4.Peroratio: tegaskan keuntungan tindakan atau

solusi yang diberikan.

Page 19: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Response Hierarchy ModelsResponse Hierarchy ModelsJalan Panjang Menuju Jalan Panjang Menuju BehaviourBehaviour

•Behavior

•Attitude

•Intention

•Exposure•Reception•Cognitive Response

Communication Model3

•Loyalty

•Liking•Preferenc

e

•Awareness

•Knowledge

DAGMAR5

•Purchase

•Liking•Preference•Conviction

•Awareness

•Knowledge

Hierarchy of Effect Model2

•Trial

•Adoption

•ActionBehavior Stage

•Interest

•Evaluation

•Interest

•DesireAffective

Stage

•Awareness•Attention

Cognitive Stage

Innovation-Adoption Model4

“AIDA”Model1

Psychological Stages

MODELS

Sumber: (1) E.K. Strong, The Psychology of Selling (New York: McGraw-Hill, 1925), p. 9; (2) Robert J. Lavidge and Gary A. Steiner, “A Model for Predictive Measurement of Advertising Effectiveness” dalam Journal of Marketing, Oktober1961, p. 61; (3) gabungan berbagai sumber; (4) Everett M. Rogers, Diffusion of Innovations (New York: Free Press, 3rd. Ed., 1983), pp. 79-86; (5) Russell H. Cooley, Defining Advertising Goals for Measured Advertising Results (New York: Association of National Advertisers), 1961.

Page 20: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Communications ApproachCommunications ApproachPsychological

Stages

To Actuate (menggerakkan)

To Persuade (memberi

penjelasan, membujuk,

mempengaruhi)

To Inform (memberitahu, mengabarkan)

Task

•One on one•Gathering•Community

•Features•Korporatori

al•Site Visit•Face to face

•News•Newsletters•Brochures•Booklets,

etc

Tools

ActionBehavior Stage

Interest

DesireAffective Stage

AttentionCognitive Stage

Steps

Page 21: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Dari Neraka Menuju SurgaDari Neraka Menuju Surga• Ada dua faktor yang merupakan penggerak utama (cause)

seseorang bertindak.• Pertama adalah rasa sakit, masalah, kondisi yang tak

mengenakan – katakanlah: ‘neraka’. Orang akan berbuat apa saja untuk menghilangkan rasa sakit dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

• Kedua adalah kesenangan, kebahagiaan, rasa cinta – sebut saja: surga. Orang akan terbuat apa saja untuk mencapai ‘surga’.

• Kedua penyebab ini bisa menjadi iming-iming untuk mendorong orang segera bertindak.

• ‘Neraka’ jauh lebih efektif dalam menggerakkan orang. Orang akan segera bertindak tanpa banyak pertimbangan jika berada dalam situasi ‘neraka’.

• ‘Surga’ memang menarik, namun jika seseorang berada di tempat yang tak terlalu menyiksa, ia juga tak merasa perlu bergegas ke ‘surga’.

• Yang paling efektif adalah: ketika seseorang berada di ‘neraka’, tunjukkan ia jalan menuju ‘surga’. Pasti ia akan berlari secepatnya.

Page 22: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Pembabakan: PanelPembabakan: Panel• Bentuk dan ukuran brosur begitu beragam. Namun

yang paling populer adalah format folded dari kertas A4 yang dilipat tiga menjadi 6 panel. Format ini paling handy, efisien, dan efektif untuk menyampaikan pesan tunggal dan pendek.

Page 23: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Panel 1Panel 1• Panel 1merupakan cover folded brochure, yang

berperan memikat perhatian pembaca. Meski informasi di panel ini paling sedikit, tapi Panel I inilah yang merupakan kunci penentu apakah sebuah brosur akan dibaca orang atau masuk tong sampah.

• Sebagai pemikat, desain panel 1 harus mencolok sehingga mampu menyedot perhatian pembaca, baik dengan gambar atau susunan huruf.

• Copy yang disajikan juga harus menarik dan langsung menohok atau menarik perhatian khalayak.

• Halaman ini menyajikan identitas organisasi, tema/topik/ pesan utama yang diangkat, slogan/tagline.

• Jangan menjejali halaman ini dengan terlalu banyak pesan yang malah bisa membuat pembaca bosan atau takut.

Page 24: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Panel 2Panel 2• Tugas panel kedua adalah membangun ketertarikan

khalayak dengan memberikan informasi latar belakang dan memancing dengan sejumput informasi untuk membangun rasa penasaran. Untuk itu kita bisa membuat cross headline yang membentang dari Panel 2 ke Panel 3, bahkan – jika perlu – hingga ke Panel 4.

• Kita juga bisa menggunakan tipe huruf bold untuk menarik mata dan perhatian pembaca.

• Meski menggunakan cross headline yang membentang hingga ke Panel 3 atau 4, isi Panel 2 biasa tak terlalu panjang sehingga menyita Panel 3 atau 4.

Page 25: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Panel 3 & 4Panel 3 & 4• Panel 3 dan 4 merupakan inti penawaran atau pesan

yang disampaikan kepada khalayak. Kedua panel ini berperan memberikan solusi atas masalah yang disodorkan pada Panel 2 dan memperkuat umpan yang diberikan di Panel 1 dan 2.

• Panel 3 dan 4 ini bisa dibuat seolah menjadi halaman yang terpisah atau digabung menjadi halaman yang lebih besar. Jadi informasinya bisa dipecah berdasarkan panel atau digabung menjadi satu saja.

• Produk dan fitur produk, jasa dan rincian jasa, atau program dan detil program yang ditawarkan dimuat di kedua panel ini. Begitu pula gambar, grafik, bagan yang diperlukan untuk memperjelas pesan ditampilkan pada kedua panel ini.

Page 26: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Panel 5Panel 5• Panel 5 merupakan ‘wild card’. Ia bisa digunakan

untuk sebagai pemancing (teaser) untuk menyampaikan rincian-rincian lainnya.

• Panel ini juga bisa digunakan untuk menyampaikan formulir isian kiriman balik (response card), misalnya untuk aplikasi keanggotaan atau keikutsertaan, kupon, atau peta lokasi, hasil survei, testimoni alumni/pelanggan/peserta, dan sebagainya.

Page 27: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Panel 6Panel 6• Panel 6 bisa digunakan sebagai ‘amplop’ untuk

kiriman balik. Panel yang terletak di tengah ini juga bisa dimanfaatkan untuk memberikan informasi tambahan, visual pendukung, alamat organisasi.

• Jika memang semua informasi yang perlu disampaikan telah tuntas, halaman ini juga bisa dibiarkan kosong saja agar tak hanya mengacaukan perhatian khalayak pada informasi yang tak perlu.

Page 28: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Menulis Brosur: RingkasMenulis Brosur: Ringkas•Brosur bukanlah novel atau komik yang menarik.

Jarang sekali ada orang yang sungguh-sungguh berniat membaca brosur. Malah tak sedikit yang langsung membuangnya ketika menerimanya – apalagi mereka yang sibuk dan tak punya waktu.

•Gunakanlah kata-kata pendek dan mudah dipahami. Karena orang cenderung hanya melihatnya sekilas, maka pesan pembaca harus sudah bisa menangkap isi pesan cukup dalam sekelebat baca saja.

•Gunakan kalimat yang langsung ditujukan kepada potential customer/khalayak Anda, dengan menekankan kepentingannya. Misalnya: “Kami membantu Anda menikmati hidup yang lebih nyaman.”

•Pilihlah pernyataan atau pertanyaan yang provokatif dan mampu menyentuh perasaan, kebutuhan, keinginan dan gengsi pembaca.

Page 29: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Menulis Brosur: 4PMenulis Brosur: 4P• Mengacu kepada konsep dari ‘neraka’ menuju ‘surga’, maka cara

yang efektif dalam mempengaruhi khlayak bertindak bisa kita rumuskan menjadi 4P

• Problem: tulislah headline yang menarik perhatian khalayak dengan mengangkat masalah yang mereka hadapi. Misal: Jangan biarkan kemesraan hubungan Anda terganggu bau mulut. Atau: Tak cukup tinggi untuk berdiri di samping si dia?

• Promise: beri solusi untuk mengatasi masalah yang disebut pada headline. Misalnya: Kini tersedia ramuan alami yang membuat Anda percaya diri berbicara berdekatan. Bahkan begitu dekat.

• Proof: berikan bukti, jaminan, atau argumen mengapa solusi Anda efektif. Misalnya: Ekstrak buah naga terbuki ampuh menghilangkan ‘bau naga’. Kandungan enzim yang pada buah ini mampu membunuh bakteri penyebab bau mulut.

• Price: Sebutkan imbalan yang Anda harapkan sebagai pengganti ‘surga’ tadi. Misal: Hanya dengan Rp 5.000, Anda bisa kembali sumringah. Atau: Jika tak dimulai dari sekarang, bangsa ini akan kapiran.

Page 30: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

BREAK

Page 31: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Hypnotic WritingHypnotic Writing• Ketika membaca buku atau artikel, tak jarang Anda seolah-olah

lupa segalanya dan larut ke dalam isi buku atau artikel itu. Ini berarti buku atau artikel itu telah “menghipnotis” kita.

• John Vitale dalam Hypnotic Writing, How to Seduce and Persuade Customers with Only Your Words (New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2007), mengajarkan cara menulis yang menghasilkan efek memukau semacam itu.

• Hipnotis yang dimaksud dalam Hypnotic Writing ini adalah segala sesuatu yang berhasil memancang atau menarik perhatian kita. 

• Sebuah film, buku, artikel, iklan, atau advertorial yang baik juga mampu bersifat seperti menghipnotis, yakni memikat perhatian pembaca dari awal sampai akhir tulisan. 

• Di sini kita tidak bicara tentang hipnotis yang memanipulasi pikiran, atau membuat orang tertidur dan kehilangan kesadaran, melainkan justru menghibur khalayak. Hipnotis ini tidak bersifat memaksa orang untuk melakukan hal-hal tertentu

Page 32: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Agatha Christie & Harry Agatha Christie & Harry PotterPotter

• Ketika membaca cerita detektif karya Agatha Christie, petualangan Harry Potter, aksi panggung Björk atau Britney Spears kita seolah terhipnotis. Tetapi tak semua orang akan membeli buku atau CD-nya.

• Hypnotic writing adalah sebuah alat yang berguna dalam memasarkan produk atau jasa tertentu. Namun, ia tidak mengontrol orang dan tidak memberi kekuasaan kepada siapapun untuk menyuruh khalayak melakukan hal-hal yang mustahil.

• Dalam memasarkan produk, jasa, gagasan, atau program, hypnotic writing memberi kita keunggulan dibandingkan kompetitor. Tetapi, jika produk, jasa, gagasan, atau program yang ditawarkan berkualitas buruk, hypnotic writing tak akan ada gunanya.

Page 33: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

DefinisiDefinisi• Hypnotic Writing adalah penggunaan kata-kata yang

secara sengaja ditujukan untuk mengarahkan orang ke suatu keadaan mental yang terfokus, di mana mereka terdorong atau terbujuk untuk membeli produk atau jasa yang Anda tawarkan.

• Hypnotic writing adalah sejenis “hipnotis dalam keadaan terbangun.” Tujuannya bukan menghilangkan kesadaran pembaca, melainkan memokuskan perhatiannya kepada tulisan yang kita buat.

• Jadi pada esensinya, hypnotic writing bukanlah tentang manipulasi, tetapi tentang komunikasi. Yakni, bagaimana Anda dapat berkomunikasi secara lebih baik dengan para pelanggan, sehingga Anda dapat lebih baik pula dalam membujuk mereka untuk membeli produk dan jasa Anda.

Page 34: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Strategy Hypnotic WritingStrategy Hypnotic WritingLima langkah ke arah Hypnotic Writing:1.Niat: Arahkan pikiran Anda.2.Riset: Isi pikiran Anda.3.Kreasi: Curahkan pikiran Anda.4.Tulis ulang: Pertajam pikiran Anda.5.Menguji (testing): Latih pikiran Anda. 

Page 35: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Step 1: NiatStep 1: NiatNiat: Arahkan pikiran Anda.• Niat berarti menetapkan tujuan atsau hasil

yang diharapkan dari tulisan tersebut. Buatlah serinci mungkin. Anda bukan sekadar ingin membuat tulisan buat iklan. Semua orang bisa membikin tulisan iklan. Tetapi Anda menginginkan tulisan iklan, yang berhasil menarik pembeli, sehingga terjual barang atau jasa sampai jumlah tertentu.

Page 36: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Step 2: RisetStep 2: RisetRiset: Isi pikiran Anda.• Riset berarti sebelum menulis, Anda harus mempelajari

dan memahami betul barang/jasa yang akan Anda tulis. Anda tentu tak mungkin menulis iklan tentang mobil Toyota Avanza, sebelum Anda mengetahui spesifikasi Avanza tersebut, kelebihannya dibandingkan mobil merek lain sejenis, hal-hal baru yang tak terdapat di mobil merek lain, dan sebagainya. Anda perlu melihat mobil itu, merasakan bagaimana rasa ketika mengendarainya.

• Tokoh periklanan ternama, David Ogilvy, pernah membuat satu kalimat iklan yang sangat legendaris, setelah membaca manual mobil yang akan ia buat naskah iklannya. Yaitu: “At 60 miles an hour the loudest noise in this new Rolls-Royce comes from electrick clock.” Dahsyat, bukan?

Page 37: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Step 3: KreasiStep 3: KreasiKreasi: Curahkan pikiran Anda.• Kreasi berarti produksi atau menghasilkan suatu produk

(tulisan). John Vitale selalu menulis sebuah naskah secara cepat. Tetapi ingat, naskah itu baru draft pertama, bukan hasil final. Setelah menulis draft pertama itu, baru ia membaca ulang dan berusaha menyempurnakannya.

• Ide dasarnya adalah Anda harus menjalankan dua fungsi, yakni sebagai penulis dan sebagai editor (penyunting). Kedua fungsi itu sama-sama diperlukan, tetapi Anda tak bisa menjalankan dua fungsi itu pada saat bersamaan. Jadi, Anda harus memisahkannya. Pertama, Anda berfungsi sebagai penulis dan mencipta tulisan. Sesudah itu, barulah Anda berfungsi sebagai editor yang mengoreksi dan merevisi tulisan itu.

 

Page 38: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Step 4: Tulis UlangStep 4: Tulis UlangTulis ulang: Pertajam pikiran Anda.• Tulisan (draft) pertama adalah ibarat intan yang

belum diasah. Jika dipaksakan untuk dijual, harganya masih murah. Untuk membuatnya menjadi bernilai tinggi, Anda harus mengasahnya, merevisinya, menyempurnakannya.

• Penulis yang sehebat apapun tidak pernah menulis dengan sekali jadi. Sebuah tulisan bisa mengalami proses revisi atau perubahan di sana-sini, sampai akhirnya mencapai bentuk akhir yang betul-betul final. Jadi, sebenarnya tidak ada great writers. Yang ada adalah great rewriters. Cara terbaik adalah tulislah sampai betul-betul selesai. Kemudian, Anda baca dari awal dan revisi di sana-sini. 

Page 39: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Resep Stephen KingResep Stephen King• Lebih bagus lagi, jika Anda bisa menggunakan resep

penulis cerita horror Stephen King. Mintalah 10 orang lain (bukan anggota keluarga Anda) untuk membaca tulisan Anda dan memberi komentar. Lalu, Anda membuat sejumlah perbaikan setelah mendengar masukan mayoritas.

• Kalau 8 dari 10 orang yang dimintai komentar mengatakan, tulisan Anda sulit dimengerti, tampaknya tulisan Anda memang perlu diperbaiki. Tetapi jika cuma satu orang yang punya komentar berbeda, tak usah risau. Anda tentu tidak bisa memuaskan semua orang.

Page 40: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Step 5: MengujiStep 5: MengujiMenguji (testing): Latih pikiran Anda.• Menguji berarti mengakui bahwa Anda belum cukup

cerdas untuk mengetahui semua keinginan orang lain. Anda tak bisa menebak-nebak. Jadi, buatlah tulisan terbaik, kemudian revisi, perbaiki dan sempurnakan. Lalu, serahkan pada pasar. Lihatlah, apakah tulisan iklan Anda berhasil menarik orang untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

• Berkat adanya Internet, kita bisa menguji suatu tulisan dengan lebih mudah. Kirimkan e-mail ke sejumlah orang, buatlah situs web sendiri, atau pasang iklan di Google. Dari reaksi yang muncul, Anda bisa menguji tulisan Anda.

 

Page 41: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah TipSejumlah TipSelain lima langkah dalam strategi itu, ada sejumlah tip

bagi mereka yang mau mempraktikkan hypnotic writing:

Tip I:• Untuk memperoleh efek “hipnotis,” sebuah tulisan

perlu memasukkan aspek:• punya makna, dapat dimengerti, dan emosional. Contoh 1:• Sebuah iklan di majalah berbahasa Italia menawarkan

alat masak untuk membuat pizza. Namun, karena Anda sama sekali tidak paham bahasa Italia, maka sebagus apapun narasi iklan itu dibuat, tidak akan ada pengaruhnya bagi Anda.

Page 42: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah Tip (2)Sejumlah Tip (2)• Contoh 2:• Artikel di sebuah majalah psikologi, yang ditulis

dengan gaya bahasa yang “datar,” berbunyi kira-kira begini: “Emosi itu sangat penting untuk disalurkan. Jika kita menahan emosi, hal itu bisa berdampak buruk bagi kita.” Meskipun kalimat ini mudah dipahami, pilihan kata yang digunakan kurang menyentuh emosi pembaca.

• Bandingkan dengan narasi seperti di bawah ini, yang dengan sengaja mencoba menyentil sisi emosional pembaca: “Meredam emosi itu seperti membuat bom. Jika Anda mengubur emosi, itu seperti menekan bom yang siap meledak.”

• Terasa betul bedanya, bukan?

Page 43: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah tip (3) Sejumlah tip (3) Tip II:• Hypnotic writing harus berfokus pada ego dan

kepentingan si pembaca, bukan pada ego dan kepentingan si penulis sendiri. Kecuali kalau Anda cuma mau menulis buku harian untuk dibaca sendiri.

Contoh :• Seorang pengusaha, katakanlah bernama Benny,

mengirim surat atau tawaran kerjasama bisnis kepada Anda. Isinya menyebutkan, ia sedang mengalami kesulitan keuangan. Ia sangat membutuhkan terwujudnya kerjasama bisnis itu, untuk memperbaiki kondisi keuangannya. Tapi dalam surat itu, Benny sama sekali tidak menyebut-nyebut prospek keuntungan bisnis yang akan Anda peroleh.

Page 44: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah Tip (4)Sejumlah Tip (4)

• Lantas apa reaksi Anda? Tentu saja tawaran Benny itu menjadi sangat tidak menarik. Si penulis surat itu terlalu asyik dan terfokus pada ego dan kepentingannya sendiri, dan melupakan kepentingan orang yang dikirimi surat, yaitu Anda.

• “Ya, saya paham bahwa saudara Benny memang sedang susah. Tetapi saya juga punya masalah saya sendiri. Jadi, silahkan cari saja orang lain yang mau diajak bekerjasama bisnis dengan saudara Benny.” Begitulah kira-kira reaksi Anda.

Page 45: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah Tip (5)Sejumlah Tip (5)Tip III:• Jangan terobsesi dengan kesempurnaan. Banyak kasus

di mana seorang penulis baru menulis satu paragraf. Kemudian, ia langsung menilai isi paragraf itu tidak menarik. Paragraf itu dihapus, dan kemudian ia mulai menulis lagi dari awal. Dan, setiap ia merasa tulisan yang baru separuh atau sepersepuluh jadi itu tidak bagus, langsung saja tulisan itu ia buang ke keranjang sampah!

 • Dengan cara demikian, tulisannya tentu saja tak

pernah selesai tuntas. Maka, tulislah sampai tuntas, dan baru kemudian Anda merevisi, memperbaiki, dan menyempurnakan.

Page 46: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah Tip (6)Sejumlah Tip (6)

Tip IV:• Berilah suatu pilihan pada pembaca, tetapi pilihan itu

harus bersifat win-win bagi Anda dan pembaca. Pilihan untuk membeli atau tidak membeli, bukanlah pilihan yang baik (kalau pembaca tidak membeli, berarti kerja Anda sia-sia).

• Berilah pilihan seperti: “Apakah Anda ingin membeli televisi Samsung ini sekarang atau nanti?” (Apakah pembaca membeli sekarang atau nanti, dia tetap membeli produk Anda). Pilihan ini berimplikasi bahwa si pembaca memang menginginkan produk tersebut, terlepas apakah dia akan membeli sekarang atau nanti.

Page 47: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah Tip (7)Sejumlah Tip (7)Tip V:• Ketika menulis naskah iklan, mungkin Anda perlu mengubah

persepsi pembaca agar mereka terbujuk membeli produk atau jasa yang Anda tawarkan.

• Anda bisa mengubah persepsi pembaca tanpa perlu berbohong. Hal ini tergantung pada bagaimana cara Anda menggambarkan produk yang mau ditawarkan.

Ada beberapa cara:• Pertama, buat perbandingan. Teknik ini disebut kontras

(contrast). Misalnya, jika produk yang Anda tawarkan itu cukup mahal, buatlah agar harga itu seolah-olah kecil dengan membandingkan pada sesuatu yang lebih mahal.

• Penjual properti kadang-kadang mengeksploitasi efek kontras ini, dengan menunjukkan daftar harga sejumlah properti lain yang harganya berlebihan (overpriced), sebelum akhirnya menunjukkan harga properti yang betul-betul mau ditawarkan.

Page 48: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah Tip (8)Sejumlah Tip (8)• Kedua, dengan mengasosiasikan produk itu dengan

sesuatu yang bernilai tinggi. Biarkan pembaca membayangkan dirinya dengan produk tersebut.

• Kalau Anda menyatakan, Ariel Peterpan memiliki sedan Toyota Yaris berwarna merah, kenyataannya memang demikian. Anda tidak berbohong atau mengecoh pembaca. Tetapi, pembaca akan membayangkan, kalau mereka mengendarai Toyota Yaris berarti mereka sama seperti Ariel Peterpan, seorang artis kelas atas, atau minimal selera mereka sama dengan selera Ariel Peterpan.

Page 49: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Sejumlah Tip (9)Sejumlah Tip (9)

• Tulislah asosiasi yang positif, bukan yang negatif. Bayangkan kalau Anda mengatakan bahwa warna Toyota Yaris itu mirip warna pispot! Pispot berasosiasi dengan sesuatu yang jorok, kotor, dan memualkan.

• Tak akan ada pembaca yang berpikir untuk membeli mobil yang warnanya seperti pispot!

Page 50: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Hypnotic HeadlineHypnotic Headline•Ada begitu banyak headline atau lead yang bisa menarik perhatian khalayak. Joe Vitale, dalam bukunya Hypnotic Writing: How to Seduce and Persuade Customer with Only Your Words (New Jersey: John Wiley & Son, Inc., 2007), menggunakan istilah hypnotic headline.

Page 51: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Lead Kata SeruLead Kata Seru• Gunakan kata provokatif yang mampu menyedot perhatian

khalayak. Gunakan kata seru sebagai pembuka brosur Anda.

• Misal:Akhirnya!Baru!Memperkenalkan!Jakarta Gempar!Harga Heboh!Fantastik!Luar Biasa!Wow!Aha!

• Perhatikan, selain bersifat menyeru, lead pembuka di atas umumnya juga menawarkan suatu berita baru. Baru adalah sesuatu yang hypnotic dan membetot perhatian khalayak.

Page 52: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Nilai BeritaNilai Berita• Buat headline yang mengandung nilai berita• Misal:

Terobosan Terbaru di Dunia DigitalPenemuan Baru di Dunia KesehatanTujuh Rahasia yang Hilang Kini DitemukanCara Baru Mengatasi Kerontokan RambutPertama di Indonesia

Page 53: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Menyapa KhalayakMenyapa Khalayak• Mulai lead Anda dengan memokuskan, menyapa dan

menegaskan khalayak Anda, menciptakan kesan eksklusif.

• Misalnya: Untuk mereka yang berjiwa muda. Khusus untuk para ibu muda. Para wanita, bersatulah! Fashionista Jakarta! Hanya untuk Eksekutif muda Para pemasar trengginas!

Page 54: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Menjanjikan BenefitMenjanjikan Benefit• Buatlah headline yang menjanjikan benefit atau

solusi yang dibutuhkan khalayak.• Misalnya:• Beli Satu Gratis Satu• Menghilangkan Sakit dalam Sekejap• Cara Cepat Menjadi Kaya

Page 55: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Tawaran GratisTawaran Gratis• Segala sesuatu yang gratis selalu menarik perhatian.

Namun selaraskan tawaran cuma-cuma Anda dengan khalayak yang Anda tuju agar mereka benar-benar terpikat.

• Tawaran gratis ini juga harus benar-benar gratis – tanpa syarat apa pun agar tidak dianggap penipuan.

• Benda yang ditawarkan secara gratis ini biasanya merupakan pelengkap dari produk utama yang dijual. Keuntungan diperoleh dari penjualan produk lain tadi.

• Contoh:Gratis: Buku Kiat Sukses Bertani Tanaman Hias untuk para penggemar tanaman hias atau calon wirausaha tanaman hias. Yang dijual adalah benih tanaman hias, pupuk, dll

• Gratis: Buku Kiat Tepat Memilih Gadget pendapatan dari iklan produk gadget. Seperti free magazine.

Page 56: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

TestimonialTestimonial• Testimoni atau kesaksian dari orang yang terpercaya

bisa sangat meyakinkan khalayak. • Contoh: “Berkat perawatan di Impression, berat saya turun 8

kilo dalam sebulan.” (Sita RSD). “Setelah mengikuti bimbingan belajar di

Apayanamanya, semua soal ujian masuk perguruan tinggi bisa saya selesaikan dengan mudah. Saya diterima 5 PT terkemuka dan saya memilih FISIP-UI.” (Pijar Sepijarpijarnya – Mahasiswa Teladan UI)

“Dulu saya pecandu narkoba tingkat kronis. Setelah bergabung dengan Klub Bersama saya bisa lepas dari jerat narkoba dan kembali berprestasi.” (Benny Pattinasarany, mantan pecandu narkoba, kini atlet Capoera)

Page 57: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

KiatKiat• Khalayak menyukai sesuatu yang praktis, lebih-lebih jika

bisa dilakukannya sendiri. Headline yang menawarkan kiat praktis yang menguntungkan dirinya akan selalu menarik perhatian.

• Contoh: Kiat Menata Rumah Mungil Kiat Praktis Merawat Mobil Kiat Menghemat Bahan Bakar Cara Cepat Menjadi Kaya Bagaimana Saya Merawat Kecantikan Menambahkan kata kiat mampu memperkuat isi pesan

dan menarik perhatian khalayak.• Bandingkan: Memilih Sekolah untuk Anak Anda Kiat Memilih Sekolah untuk Anak Anda

Mana yang lebih menarik perhatian?

Page 58: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Ini, Kami, dan MengapaIni, Kami, dan Mengapa• Dengan menggunakan kata Ini, Kami dan Mengapa

pada headline, kita bisa membetot perhatian pembaca dan membuatnya membaca deretan pesan berikutnya.

• Jika Luna Maya mengatakan “Kulit saya mulus” mungkin orang tak terlalu peduli. Semua sudah tahu kulit Luna Maya memang mulus. Atau salah-salah ia malah dituduh sedang menyombongkan diri. Tapi ketika Luna Maya mengatakan “Mengapa Kulit Saya Mulus”, lelaki maupun perempuan ingin tahu. Bahkan yang penuh jerawat pun memperhatikan sambil berharap bisa semulus Luna Maya.

• Contoh: Mobil Ini Begitu Tangguh Mengapa Anak Tak Mau Makan Kami Memberi yang Terbaik Mengapa Layanan Kami Begitu Memuaskan

Page 59: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Saya & -kuSaya & -ku• Headline menggunakan bentuk orang pertama (saya

atau –ku) biasa digunakan untuk memancing keingintahuan pembaca. Lebih efektif lagi jika ‘saya’ atau ‘-ku’ adalah orang terkenal atau berpengaruh.

• Contoh: Cara Saya Menggandakan Uang Akhirnya Kutemukan Apa yang Kucari Toko Busana Pilihan Saya Mengapa Saya Tetap Langsing

• HL ‘saya’ atau ‘-ku’ tak selamanya efektif karena mengirim pesan menjual, sehingga kerap membuat khalayak langsung defensif.

Page 60: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

KUISKUIS• Orang menyukai kuis (quiz). Mengajukan kuis atau

pertanyaan ringkas sebagai headline bisa memikat perhatian khalayak. Pilihlah pertanyaan yang sesuai untuk produk atau solusi yang Anda tawarkan.

• Misalnya: Apakah Gadget Anda Benar-benar Mendukung

Kinerja? (menawarkan gadget) Seberapa Cerdaskah Anda? Jawablah Kuis Berikut! Apakah Anda Disukai Teman? (Seminar Pergaulan) Apakah Mobil Anda Selalu Siap Tempur? (penawaran

dari bengkel perawatan mobil)

Page 61: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Cantumkan Nama Cantumkan Nama LembagaLembaga

• Sama seperti penggunaan ‘saya’ dan ‘-ku’, mencantumkan nama lembaga juga bisa membuat orang membaca pesan Anda – dengan catatan: nama lembaga Anda memang memiliki reputasi cemerlang.

• Contoh: Cara Astra Melayani Anda Ikuti Cara UI Asuransi Prudential Menyelamatkan Keluarga Kami Kiat Menulis a la Arswendo dll

Page 62: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

DicariDicari• Kata ‘Dicari’ juga kerap membuat orang berhenti

sebentar dan membaca pesan Anda. Biasanya kata ini diikuti dengan kata-kata yang provokatif atau kontradiktif.

• Misalnya: Dicari: Orang yang Selalu Cemas Dicari: Orang yang Siap Menjadi Kaya Dicari: Investor yang Tak Ingin Rugi

Page 63: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Padukan Huruf Besar dan Padukan Huruf Besar dan KecilKecil

HEADLINE DENGAN HURUF BESAR SEMUA LEBIH SULIT DIBACA.

HEADLINE DENGAN HURUF BESAR SEMUA LEBIH SULIT DIBACA.

bandingkan

Perpaduan Huruf Besar dan Kecil Lebih Mudah Dibaca, Bukan?

Perpaduan Huruf Besar dan Kecil Lebih Mudah Dibaca, Bukan?

Page 64: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Mendesain BrosurMendesain Brosur• Meski isi pesan suatu brosur terkandung di dalam teks, namun

desain memainkan peranan yang sangat penting dan menentukan apakah suatu brosur dilihat dan dibaca orang atau langsung menghuni keranjang sampah.

• Bagian terpenting dari desain brosur adalah sampul depan dan sampul belakang. Apalagi orang biasanya lebih dulu melihat-lihat sampulnya sebelum memutuskan untuk membaca lebih lanjut atau tidak.

• Sampul depan harus dibuat sederhana namun memikat. Gunakan gambar atau ilustrasi yang atraktif dan perkuat dengan headline yang memancing rasa ingin tahu, sehingga orang akan mengambilnya, membukanya, dan membacanya. Headline harus ditulis dengan ukuran huruf yang cukup besar sehingga mencolok perhatian.

• Sampul depan juga harus memuat identitas perusahaan: nama perusahaan, logo, slogan/tagline.

• Sampul belakang harus bisa meyakinkan orang akan pokok pesan yang disampaikan. Sertakan juga nama dan alamat contact person yang mudah dihubungi setiap saat.

Page 65: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Menulis Brosur: RingkasMenulis Brosur: Ringkas• Brosur bukanlah novel atau komik yang menarik. Jarang sekali

ada orang yang sungguh-sungguh berniat membaca brosur. Malah tak sedikit yang langsung membuangnya ketika menerimanya – apalagi mereka yang sibuk dan tak punya waktu.

• Gunakanlah kata-kata pendek dan mudah dipahami. Karena orang cenderung hanya melihatnya sekilas, maka pesan pembaca harus sudah bisa menangkap isi pesan cukup dalam sekelebat baca saja.

• Gunakan kalimat yang langsung ditujukan kepada potential customer/khalayak Anda, dengan menekankan kepentingannya. Misalnya: “Kami membantu Anda menikmati hidup yang lebih nyaman.”

• Pilihlah pernyataan atau pertanyaan yang provokatif dan mampu menyentuh perasaan, kebutuhan, keinginan dan gengsi pembaca.

Page 66: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Dari Neraka Menuju SurgaDari Neraka Menuju Surga• Ada dua faktor yang merupakan penggerak utama (cause)

seseorang bertindak.• Pertama adalah rasa sakit, masalah, kondisi yang tak

mengenakan – katakanlah: ‘neraka’. Orang akan berbuat apa saja untuk menghilangkan rasa sakit dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

• Kedua adalah kesenangan, kebahagiaan, rasa cinta – sebut saja: surga. Orang akan terbuat apa saja untuk mencapai ‘surga’.

• Kedua penyebab ini bisa menjadi iming-iming untuk mendorong orang segera bertindak.

• ‘Neraka’ jauh lebih efektif dalam menggerakkan orang. Orang akan segera bertindak tanpa banyak pertimbangan jika berada dalam situasi ‘neraka’.

• ‘Surga’ memang menarik, namun jika seseorang berada di tempat yang tak terlalu menyiksa, ia juga tak merasa perlu bergegas ke ‘surga’.

• Yang paling efektif adalah: ketika seseorang berada di ‘neraka’, tunjukkan ia jalan menuju ‘surga’. Pasti ia akan berlari secepatnya.

Page 67: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Menulis Brosur: 4PMenulis Brosur: 4P• Mengacu kepada konsep dari ‘neraka’ menuju ‘surga’, maka cara

yang efektif dalam mempengaruhi khlayak bertindak bisa kita rumuskan menjadi 4P

• Problem: tulislah headline yang menarik perhatian khalayak dengan mengangkat masalah yang mereka hadapi. Misal: Jangan biarkan kemesraan hubungan Anda terganggu bau mulut. Atau: Tak cukup tinggi untuk berdiri di samping si dia?

• Promise: beri solusi untuk mengatasi masalah yang disebut pada headline. Misalnya: Kini tersedia ramuan alami yang membuat Anda percaya diri berbicara berdekatan. Bahkan begitu dekat.

• Proof: berikan bukti, jaminan, atau argumen mengapa solusi Anda efektif. Misalnya: Ekstrak buah naga terbuki ampuh menghilangkan ‘bau naga’. Kandungan enzim yang pada buah ini mampu membunuh bakteri penyebab bau mulut.

• Price: Sebutkan imbalan yang Anda harapkan sebagai pengganti ‘surga’ tadi. Misal: Hanya dengan Rp 5.000, Anda bisa kembali sumringah. Atau: Jika tak dimulai dari sekarang, bangsa ini akan kapiran.

Page 68: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Mendesain BrosurMendesain Brosur• Meski isi pesan suatu brosur terkandung di dalam teks, namun

desain memainkan peranan yang sangat penting dan menentukan apakah suatu brosur dilihat dan dibaca orang atau langsung menghuni keranjang sampah.

• Bagian terpenting dari desain brosur adalah sampul depan dan sampul belakang. Apalagi orang biasanya lebih dulu melihat-lihat sampulnya sebelum memutuskan untuk membaca lebih lanjut atau tidak.

• Sampul depan harus dibuat sederhana namun memikat. Gunakan gambar atau ilustrasi yang atraktif dan perkuat dengan headline yang memancing rasa ingin tahu, sehingga orang akan mengambilnya, membukanya, dan membacanya. Headline harus ditulis dengan ukuran huruf yang cukup besar sehingga mencolok perhatian.

• Sampul depan juga harus memuat identitas perusahaan: nama perusahaan, logo, slogan/tagline.

• Sampul belakang harus bisa meyakinkan orang akan pokok pesan yang disampaikan. Sertakan juga nama dan alamat contact person yang mudah dihubungi setiap saat.

Page 69: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

Melipat BrosurMelipat Brosur

Page 70: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures
Page 71: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures
Page 72: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures
Page 73: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures
Page 74: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures
Page 75: Kuliah2_PMH_Corporate Brochures

KK• J