Upload
banditz-nero
View
2.725
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
S E M E S T E R I I
1
Senin, 28 Mei 2012FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU
PERKULIAHAN-6
DASAR-DASar manajemenPembuatan Keputusan
2
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat :
1. Proses pengambilan keputusan
2. Manajer sebagai pembuat keputusan
3. Langkah pengambilan keputusan
4. Kerangka kerja keputusan personal
5. Meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan
3
DESKRIPSI SINGKAT• Dalam perkuliahan ini, anda akan mempelajari tentang
proses pengambilan keputusan dan manajer sebagai pembuat keputusan.
• Bagian selanjutnya, akan membahas langkah-langkah pengambilan keputusan dan kerangka kerja keputusan personal.
• Bagian akhir perkuliahan akan membahas meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
4
BAHAN BACAANBuku Wajib :
1. Winardi, 1979, Asas-Asas Manajemen, Alumni, Bandung.
2. Hani Handoko, 2003, Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
Referensi Lain :
3. Louis A. Allen, 1963, Karya Manajemen, PT. Pembangunan, Jakarta.
4. Malayu SP. Hasibuan, 1996, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, Gunung Agung, Jakarta.
5. Richard L. Daft, 2007, Manajemen-Management, PT. Salemba Empat, Jakarta.
6. Stephen P Robbins dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, PT. Indeks, Jakarta.
5
PERTANYAAN KUNCI1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengambilan
keputusan menurut pendapat anda ?
2. Jelaskan perbedaan program yang terstruktur dan program tidak terstruktur ? Berikan contohnya
3. Kemukakan dan jelaskan paling sedikit 3 gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan ?
6
Proses pengambilan keputusanPentingnya Pengambilan Keputusan• Pengambilan keputusan sangat penting dalan manajemen dan
merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Keputusan-keputusan ini akan menimbulkan aktivitas-aktivitas, sehingga proses manajemen dapat terlaksana.
Menurut Para Ahli • GR. Terry, yaitu sebagai pemilihan alternatif kelakuan tertentu
dari dua atau alternatif yang ada.• Malayu Hasibuan, yaitu suatu proses penentuan keputusan
yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.
Pengambilan keputusan adalah proses bagaimana menetapkan suatu keputusan yang terbaik, logis, rasional dan ideal berdasarkan fakta, data dan informasi dari sejumlah alternatif untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan resiko terkecil, efektif dan efisien untuk dilaksanakan di masa depan.
7
Secara etimologis• Keputusan, yaitu pilihan di antara dua atau lebih alternatif.
Sedangkan pengambilan keputusan, yaitu proses identifikasi permasalahan dan peluang, kemudian menyelesaikannya.
Jenis Masalah dan Keputusan
1. Masalah yang terstruktur dan keputusan yang terprogram
a. Masalah yang terstruktur adalah masalah yang lugas, sudah dikenal dan mudah didefenisikan,
b. Keputusan yang terprogram adalah keputusan berulang yang dapat ditangani dengan pendekatan rutin. Ada 3 pendekatan dalam keputusan yang terprogram yakni ; prosedur, peraturan dan kebijakan.
• Prosedur, yaitu serangkaian langkah berurutan yang saling terkait yang dapat digunakan untuk menganggapi masalah yang terstruktur.
8
• Peraturan, yaitu pernyataan tersurat yang memberi tahu para manajer apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan.
• Kebijakan, yaitu pedoman yang menjadi parameter untuk pengambilan keputusan. Ada 3 perhatian dalam kebijakan; 1) memberi kepuasan kepada pelanggan, 2) melakukan promosi apabila mungkin dan 3) mampu bersaing
2. Masalah yang tak terstruktur dan keputusan yang tak terprogram
a. Masalah yang tak terstruktur adalah masalah baru atau tidak biasa dan untuk informasi yang ambigu dan tidak lengkap,
b. Keputusan yang terprogram adalah keputusan unik yang membutuhkan solusi yang dirancang secara khusus supaya sesuai dengan masalahnya (solusi yang dimodifikasi).
Gambar 6.1. Jenis Permasalahan, Jenis keputusan dan tingkatan dalam organisasi
9
Keputusan tidak terprogram
Keputusan terprogram
Tak terstruktur dengan baik Tinggi
Terstruktur dengan baik
Jenis Masalah
Rendah
Tingkatan Dalam Organisasi
10
Manajer sebagai pembuat keputusan
Ada 3 perspektif tentang bagaimana keputusan itu dibuat :1. Rasionalitas,
Pembuatan keputusan rasional, yaitu gambaran pilihan-pilihan yang konsisten dan nilainya yang paling maksimal di dalam batasan-batasan tertentu.
- Masalah jelas dan tidak bermakna ganda
- Sasaran tunggal yang didefenisikan secara baik harus dicapai
- Seluruh alternatif dan akibat diketahui
- Preferensi atau kelebih sukaan jenis
- Preferensi konstan dan stabil
- Tidak ada kendala waktu dan biaya
- Pilihan terakhir akan memaksimalkan hasil
Pengambilan Keputusan Yang Rasional
Gambar 6.2. Asumsi Rasionalitas
Menghasilkan
11
2. Rasionalitas Terbatas, Perilaku yang rasional berdasarkan proses pengambilan keputusan yang disederhanakan, yang dibatasi oleh kemampuan seseorang untuk memproses informasi. Pengembangan dari rasionalitas terbatas berupa peningkatan komitmen terhadap keputusan sebelumnya walaupun ada bukti bahwa keputusan itu mungkin keliru. Contoh : kenaikan BBM
3. IntuisiPengambilan keputusan berdasarkan intuisi proses pengambilan keputusan dilakukan dibawah sadar berdasarkan pengalaman dan pertimbangan yang sudah terkumpul.
Gambar 6.3. Intuisi
Manajer membuat keputusan berdasarkan pengalaman
Manajer membuat keputusan berdasarkan perasaan/emosi
Manajer membuat keputusan berdasarkan keahlian, pengetahuan dan pelatihan
Manajer membuat keputusan berdasarkan nilai etika/budaya
Manajer menggunakan data dari pikiran bawah sadar untuk membuat keputusan
Keputusan berdasarkan pengalaman
Keputusan berdasarkan perasaan
Keputusan berdasarkan kognitif
Keputusan berdasarkan nilai/etika
Keputusan berdasarkan bawah sadar
Intuisi
Tabel 6.1. Berbagai keputusan dalam fungsi manajemen
13
Merencanakan• Apa saja tujuan jangka panjang• Strategi mana yang paling baik• Apakah tujuan jangka pendek• Seberapa sulit sasaran
Memimpin• Bagaimana cara memotivasi
karyawan yang kurang percaya diri• Mana gaya kepemimpinan yang
efektif• Bagaimana perubahan akan
mempengaruhi produktivitas kerja• Kapan waktu yang tepat untuk
merangsang konflik
Mengorganisasi• Berapa banyak karyawan yang
memberi laporan• Seberapa besar sentralisasi ada
dalam organisasi• Bagaimana merancang jabatan• Kapan organisasi harus
mengimplementasikan struktur yang berbeda
Mengendalikan• Kegiatan-kegiatan mana yang harus
dikendalikan• Bagaimana mengendalikan kegiatan-
kegiatan tersebut• kapan distorsi kerja itu besar artinya• Jenis informasi manajemen mana
yang harus dimiliki organisasi.
14
Kondisi pengambilan keputusan
• Kepastian, yaitu situasi yang memungkinkan manajer mampu membuat keputusan yang tepat karena seluruh hasil keputusan sudah diketahui.
• Resiko, yaitu kondisi-kondisi yang membuat pengambilan keputusan mampu memperkirakan kemungkinan hasil-hasil tertentu dari keputusan itu.
• Ketidakpastian, yaitu situasi di mana pengambilan keputusan tidak memiliki probabilitas yang pasti atau masuk akal. apabila terjadi keterbatasan jumlah informasi pilihan alternatif dalam pengambilan keputusan ada faktor lain ; psikologis si pengambilan keputusan, memaksimalkan hasil maksimun yang mungkin (optimis), sebaliknya minimal
15
Bias dan kekeliruan pengambilan keputusan
Heuristik • Petunjuk praktis yang digunakan manajer untuk menyederhanakan
pembuatan keputusan.
Ada 12 kesalahan keputusan dan bias yang dibuat oleh manajer;1. Terlalu percaya diri, yaitu pembuat keputusan cenderung berpikir
bahwa mereka lebih tahu apa yang mereka lakukan atau menganut pandangan yang tidak realistis tentang diri sendiri dan kinerja mereka yang positif.
2. Kepuasan yang cepat, yaitu pembuat keputusan yang cenderung menginginkan hasil yang cepat dan menghindari biaya yang cepat.
3. Efek yang dalam, yaitu pembuat keputusan menetapkan informasi awal sebagai titik awal dan lalu ditetapkan. Ini membuktikan bahwa kegagalan manajer untuk menyesuaikan informasi yang berurutan.
4. Perspektif yang efektif, yaitu pembuat keputusan dengan selektif mengatur dan menafsirkan peristiwa berdasarkan persepsi mereka yang bias.
5. Konfirmasi, yaitu pembuat keputusan mencari informasi yang menegaskan kembali pilihan mereka dan memotong informasi yang berlawanan dengan penilaian di masa lalu.
16
6. Pembingkai, yaitu pembuat keputusan memilih aspek situasi tertentu dan menciptakan titik acuan yang keliru.
7. Ketersediaan, yaitu pembuat keputusan cenderung mengingat peristiwa yang sering terjadi dan nyata dalam ingatan mereka.
8. Perwakilan, yaitu pembuat keputusan menilai kemiripan peristiwa dengan yang pernah mereka alami sebelumnya.
9. Keacakan, yaitu pembuat keputusan berusaha menciptakan makan dari peristiwa acak.
10. Kesalahan biaya yang ditanamkan, yaitu pembuat keputusan lupa bahwa pilihannya sekarang tidak dapat memperbaiki yang lalu.
11. Mandiri, yaitu pembuat keputusan yang cepat menghargai kesuksesan mereka dan menyalahkan kekeliruan pada faktor lain.
12. Hikmah, yaitu pembuat keputusan secara keliru meyakini bahwa mereka dapat meramalkan dengan akurat hasil dari suatu peristiwa segera setelah hasil itu diketahui.
Efek yang dalam
Persepsi yang efektif
Mandiri
Kesalahan biaya yang ditanamkan
Pembuatan keputusan kesalahan dan bias
Terlalu percaya diri
Kepuasan segeraHikmah
Pengacakan Konfirmasi
Perwakilan Pembingkaian
Ketersediaan
Gambar 6.4. Kekeliruan dan bias atas pembuatan keputusan
18
Langkah-langkah pengambilan keputusan
Proses Pengambilan Keputusan• Rangkaian dari delapan langkah yang mencakup identifikasi
masalah, memilih alternatif dan mengevaluasi efektivitas keputusan. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengambilan keputusan :
1. Mengenali suatu masalahMasalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang dikehendaki.
2. Mengidentifikasi kriteria keputusankriteria mendefenisikan apa yang relevan dalam keputusan. Contoh : membeli PC dengan spesifikasi; harga, buatan dan model produk.
3. Mengalokasikan berat kriteria4. Menyusun alternatif5. Menganalisis alternatif6. Memilih alternatif7. Mengimplementasikan alternatif8. Mengevaluasi efektifitas keputusan
Identifikasi Masalah
Identifikasi Kriteria keputusan
Alokasi bobot pada kriteria
Penyusunan alternatif
Gambar 6.5. Proses Pengambilan Keputusan (Franchise)
Analisis alternatif
Pemilihan alternatif
Penerapan alternatif
Evaluasi efektifitas keputusan
Memutuskan franchise terbaik apa untuk dibeli
• Identifikasi kriteria• Kualifikasi keuangan• Sejarah waralaba• Biaya awal• Lokasi geografi yang terbuka• Dukungan pewaralaba
• Biaya awal…………………………………………………………10• Dukungan pewaralaba……………………………………….8• Kualifikasi keuangan…………………………………………..6• Lokasi geografis yang terbuka…………………………….3• Sejarah pewaralaba
• Tela-tela Distro• Majestik Ayam Penyet• Pulsa elektrik warnet• Depot aqua KFC
• Tela-tela Distro• Majestik Ayam Penyet• Pulsa elektrik Warnet • Depot aqua KFC
• Warnet
20
Kerangka kerja keputusan personal
Gaya keputusan• Perbedaan diantara sejumlah orang yang berkaitan dengan
bagaimana mereka memandang masalah dan mengambil keputusan.
Ada 4 (empat) gaya keputusan yaitu :• Gaya perintah, yaitu mengambil keputusan dengan cepat karena
tidak suka menghadapi banyak informasi dan mungkin mempertimbangkan hanya satu atau dua alternatif.
• Gaya analitis, yaitu suka mempertimbangkan solusi kompleks berdasarkan banyaknya data-data yang dapat dikumpulkan.
• Gaya konseptual, yaitu sering juga mempertimbangkan banyak informasi, tapi juga lebih berorientasi sosial daripada orang lain tentang masalah dan kemungkinan alternatif pemecahannya.
• Gaya tingkah laku, yaitu gaya berkomunikasi satu-satu dan memahami perasaan mereka tentang permasalahan dan dampak dari keputusan terhadap mereka.
Situasi- Terprogram/
tidak terprogram- klasik,
administratif dan politis- Langkah
keputusan
Gaya Keputusan Personal
- Perintah- Analitis
- Konseptual - Tingkah laku
Pilihan Keputusan- Solusi
terbaik untuk permasalahan
Gambar 6.6. Kerangka Kerja Keputusan Personal
22
Meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan
• Manajer membuat sejumlah keputusan sebagai individu, namun pengambilan keputusan sering menjadi bagian dari sebuah kelompok. Pengambilan keputusan yang efektif sering kali tergantung dari manajer melibatkan orang yang tepat dengan cara yang benar untuk membantu mereka memecahkan masalah.
Model Vroom• Sebuah model yang didesain untuk membantu manajer mengukur
jumlah partisipasi bawahannya dalam pengambilan keputusan. Model ini memiliki 3 komponen :
1. Gaya Partisipasi Kepemimpinan,Model ini menggunakan 5 tingkatan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan mulai dari ;a. Memutuskan, yaitu pemimpin mengambil keputusan sendiri.b. Berkonsultasi secara individual, yaitu mempresentasikan
permasalahan secara individu ke bawahan.c. Kelompok konsultasi, yaitu mempresentasikan permasalahan ke
bawahan secara kelompok, mengumpulkan ide dan saran secara kolektif serta mengambil keputusan.
23
d. Memfasilitasi, yaitu berbagi permasalahan dengan bawahan sebagai kelompok dan bertindak sebagai fasilitator untuk membantu kelompok mengambil keputusan.
e. Mendelegasikan, yaitu mendelegasikan permasalahan dan mengijinkan kelompok untuk membuat keputusan dalam mengambil keputusan dalam batasan yang telah ditentukan.
Gambar 5.2. Gaya Partisipasi Pemimpin
Daerah Pengaruh PemimpinDaerah Kebebasan Bagi Kelompok
Memutuskan Berkonsultasi secara individual
Kelompok konsultasi
Memfasilitasi Mendelegasi
24
2. Pertanyaan DiagnostikUntuk menganalisis tingkat partisipasi bawahan terhadap komitmen pada keputusan yang diambil dapat diukur dengan menjawab pertanyaan diagnostik berikut ini :a. Signifikansi keputusan ; pemimpin terlibat secara aktif b. Pentingnya komitmen ; pemimpin harus melibatkan bawahan di
proses keputusanc. Keahlian pimpinan ; jika pemimpin tidak memiliki informasi
yang banyak dapat melibatkan bawahan untuk memperolehnya.
d. Komitmen yang seragam ; jika bawahan ikut dalam pengambilan keputusan maka keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan akan berkurang
e. Kelompok pendukung untuk tujuan ; jika bawahan tidak setuju dalam penetapan tujuan organisasi, maka pimpinan tidak membiarkan kelompok mengambil keputusan sendiri.
f. Keahlian kelompok ; jika bawahan memiliki pengetahuan yang tinggi dalam permasalahan, maka tanggung jawab yang lebih besar untuk keputusan dapat didelegasikan kepada mereka.
g. Kompetensi kelompok ; saat bawahan memiliki keahlian dan keinginan yang tinggi untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, tanggung jawab lebih besar dalam pengambilan keputusan dapat didelegasikan kepada mereka.
25
3. Memilih Gaya KeputusanLihat matriks keputusan di tabel 6.2. membuat manajer dapat menggunakan gaya partisipasi dengan menjawab pertanyaan diagnostik secara berurutan.
T
T T
T R S R R
T
R T T S
T
R T T R
T
T
Signifikansi keputusan
Pentingnyakomitmen
Keahlianpimpinan
Komitmen yang seragam
Kelompokpendukung untuk tujuan
Keahlian kelompok
Kompetensikelompok
Memutuskan
Konsultasi (individual)
Konsultasi (kelompok)
Memfasilitasi
Mendelegasikan
Memutuskan
Konsultasi (kelompok)
Memutuskan
Memfasilitasi
26
L R S R R
T
R T R T
R R
R
Signifikansi keputusan
Pentingnyakomitmen
Keahlianpimpinan
Komitmen yang seragam
Kelompokpendukung untuk tujuan
Keahlian kelompok
Kompetensikelompok
Konsultasi (individual)
Memfasilitasi
Mendelegasikan
Memutuskan
Memutuskan
27
Decision making manajerial• Bagaimana cara pengambilan keputusan manajerial ? Para
manajer ingin membuat keputusan yang baik dengan memilih alternatif melaksanakannya, dan menentukan apakah perlu atau tidak menangani situasi yang menuntut keputusan pada awalnya. Proses pengambilan keputusan manajer mempengaruhi empat faktor yang mencakup ; pendekatan pengambilan keputusan, kondisi pengambilan keputusan, jenis masalah yang dihadapi dan gaya pengambilan keputusan.
Gambar 6.7 Pengambilan Keputusan Manajerial
28
Pendekatan Pengambilan Keputusan• Rasionalitas• Rasionalitas terbatas• Intuisi
Jenis Masalah dan Keputusan• Terstruktur – terprogram• Tak terstruktur – tak terprogram
Kondisi Pengambilan Keputusan• Ketidakpastian• Resiko• Ketidakpastian
Keputusan• Memilih alternatif terbaik
- maksimal - sekedar memenuhi syarat
• Melaksanakan• Mengevaluasi
Kesalahan dan biasPengambilan keputusan
Gaya Pengambilan Keputusan• Mengarahkan • Analitis• Konseptual• Perilaku
29
Terima kasih, Semoga Bermanfaat