4
10 I WARTA DRPM I VOL. 05 NO. 01 OKTOBER 12 P ada saat ini, pelaksanaan program pengabdian masyarakat Universitas Indonesia (UI) untuk tahun 2012 telah mulai dilaksanakan. Tahun 2012 adalah tahun keempat pelaksanaan hibah pengabdian masyarakat UI yang dimulai sejak tahun 2009. Tahun ini terdapat 55 tim dari dua belas fakultas, satu program pascasarjana dan dua pusat riset yang ada di UI yang menjalankan progam pengabdian masyarakat tersebut. Penerima Hibah Pengabdian Masyarakat terbanyak adalah Fakultas Teknik (18 proposal), selanjutnya adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat (8 proposal) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (7 proposal) [Gambar 1]. Ada satu fakultas yang tidak mengajukan proposal hibah pengabdian masyarakat, yaitu Fakultas Kedokteran Gigi. Penerima Hibah Pengabdian Masyarakat per Fakultas Tahun 2012 Gambar 1 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 FK 3 0 3 3 8 1 1 1 1 4 4 2 6 18 FKG FKM FIK FMIPA FT FASILKOM FH FE FIB FPSI FISIP PPS PUSAT RISET (CAS & CERIC) KESEHATAN SAINS & TEKNOLOGI SOSIAL-HUMANIORA Kualitas Proposal Program Pengmas 2012 di UI: Borderline or Superior? oleh Citra Wardhani dan Nur Sri Ubaya Asri

Kualitas Proposal Program Pengmas 2012 di UI Khusus...Reviewer diminta untuk menilai faktor-faktor dalam proposal itu berdasarkan empat kategori kualitas. Untuk faktor analisis situasi

Embed Size (px)

Citation preview

10 i Warta drpm i vol. 05 No. 01 oktober 12

Pada saat ini, pelaksanaan

program pengabdian masyarakat

Universitas Indonesia (UI)

untuk tahun 2012 telah mulai

dilaksanakan. Tahun 2012 adalah tahun

keempat pelaksanaan hibah pengabdian

masyarakat UI yang dimulai sejak tahun

2009. Tahun ini terdapat 55 tim dari dua

belas fakultas, satu program pascasarjana

dan dua pusat riset yang ada di UI

yang menjalankan progam pengabdian

masyarakat tersebut. Penerima Hibah

Pengabdian Masyarakat terbanyak adalah

Fakultas Teknik (18 proposal), selanjutnya

adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat (8

proposal) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (7 proposal) [Gambar 1]. Ada satu

fakultas yang tidak mengajukan proposal

hibah pengabdian masyarakat, yaitu Fakultas

Kedokteran Gigi. Penerima Hibah Pengabdian Masyarakat per Fakultas Tahun 2012

Gambar 1

20

18

16

14

12

10

8

6

4

2

0

FK

3

0

3 3

8

1 1 1 1

44

2

6

18

FKG

FKM FIK

FMIP

A FT

FASI

LKOM FH FE FI

B

FPSI

FISI

P

PPS

PUSA

T RI

SET

(CAS

& C

ERIC

)

KESEHATANSAINS &

TEKNOLOGI SOSIAL-HUMANIORA

Kualitas Proposal Program Pengmas 2012 di UI:Borderline or Superior?

oleh Citra Wardhani dan Nur Sri Ubaya Asri

vol. 05 No. 01 oktober 12 i Warta drpm i 11

Secara umum, kegiatan pengabdian

masyarakat dari hibah ini dilaksanakan

secara merata berdasarkan rumpun ilmunya

walaupun terlihat bahwa rumpun sains dan

teknologi melaksanakan porsi yang terbesar

(40%; Gambar 2) dibandingkan dengan

rumpun kesehatan (15 proposal; 25%) dan

soshum (18 proposal; 35%).

Program pengabdian masyarakat yang

pendanaannya dilaksanakan dalam bentuk

hibah ini dimulai di UI sejak tahun 2009,

dua tahun setelah keterlibatan UI dalam

program pengabdian masyarakat melalui

pendanaan Dikti sejak tahun 2007. Skema

Hibah Pengmas UI 2012 yang ditawarkan

terdiri atas 5 skema yang pada dasarnya

diklasifikasikan berdasar mitra kerjasama

program tersebut.

15 (25%)

22 (40%)

18 (35%) Kesehatan

Sains & Teknologi

Sosial-Humaniora

Gambar 2

Skema dalam Hibah Pengabdian Masyarakat UI 2012

Penerima Hibah Pengabdian Masyarakat per Rumpun Tahun 2012

Gambar 3

Boks 1. Penyebab utama gugurnya proposal pada seleksi administrasi adalah:

1. Kurangnya kehati-hatian dan ketelitian dalam proses upload melalui SIRIP2. Tidak ada lembar pengesahan, atau3. Pengumpulan lembar pengesahan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,

atau4. Tidak ada surat kesediaan dari mitra, atau5. Tidak memenuhi kelengkapan lainnya seperti:

a. Tidak mencantumkan CV pengabdi utama dan anggotab. Tidak mencantumkan surat kesediaan sebagai ketua dan anggotac. Tidak ada RAB

Skema-skema tersebut adalah IbM (IPTEKS

bagi Masyarakat), IbIKK (IPTEKS bagi Inovasi

dan Kreatifitas Kampus), IbK (IPTEKS bagi

Kewirausahaan), IbW (IPTEKS bagi Wilayah),

dan IbD Multidisiplin (IPTEKS bagi Daerah

Multidisiplin) (Gambar 3).

Untuk program tahun 2012, terdapat

122 proposal yang diajukan. Dari jumlah

ini, sebanyak 11 tim gugur pada seleksi

administrasi seperti alasan-alasan yang

disampaikan pada Boks 1.

Seratus sebelas proposal diteruskan untuk

direview oleh dua orang reviewer. Hasilnya,

sebanyak 88 proposal dapat diteruskan

untuk proses seleksi presentasi yang

menyisakan 55 proposal yang dapat didanai

oleh UI melalui DRPM.

Pelaksanaan seleksi program ini menyisakan

pertanyaan mengenai kualitas proposal

pengabdian masyarkat yang telah diseleksi.

Sebanyak 92 review atas proposal digunakan

untuk dianalisis. Tidak keseluruhan skema

dimasukkan karena perbedaan kriteria

penilaian sehingga hanya skema IbM yang

dianalisis. Sembilan belas review proposal

(19%) tidak dipergunakan. Kriteria penilaian

dokumen review proposal pengmas

didasarkan pada metode yang disajikan di

Box 2.

12 i Warta drpm i edisi khusus peNgmas mei 12

70

60

50

40

30

20

10

0

Gambar 4

Analisissituasi

Permasalahanmitra Solusi Target

6 6 6 3

22

64

52

34

44 45

kurangcukupbaik

3947

HASIL

Secara umum, kualitas proposal yang masuk

dalam kriteria baik masih sedikit untuk

semua faktor yang direview.

Kemampuan pengusul dalam melakukan

analisis situasi tersebar secara merata

dalam kategori cukup (47 proposal; 51,1%)

dan kurang (39 proposal; 42,4%). Kualitas

serupa dapat ditemukan dalam kemampuan

menyusun target program yang tersebar

secara merata dalam kategori cukup (45

proposal; 48,9%) dan kurang (44 proposal;

47,8%).

Kemampuan yang menonjol terlihat pada

penyajian permasalahan mitra dalam

kegiatan pengmas yang sebagian besar

dapat dikategorikan cukup (64 proposal;

69,6%) dan kurang dari seperempatnya yang

dikategorikan kurang (22 proposal; 23,9%).

Sayangnya, hal yang sama tidak dapat

ditemukan dalam menyajian solusi yang

Boks 2. Metode:

Proposal pengmas secara umum dinilai berdasarkan lima faktor utama, yaitu:1. Analisis situasi2. Permasalahan mitra3. Solusi yang ditawarkan 4. Target luaran5. Kelayakan program yang diusulkan

Reviewer diminta untuk menilai faktor-faktor dalam proposal itu berdasarkan empat kategori kualitas. Untuk faktor analisis situasi pada bagian gambaran situasi mitra saat ini, misalnya, reviewer akan menilai apakah pengusul telah menggambarkannya dengan sangat jelas (skor 7), jelas (5), tidak jelas (3) atau sangat tidak jelas (1). Demikian juga dengan faktor lainnya.

Dari formulir review yang diterima DRPM, ternyata ada cukup banyak nilai yang diberikan diluar nilai yang telah ditetapkan karena reviewer memandang kualitasnya diantar kelas yang ada. Oleh karena itu, untuk keperluan seleksi, nilai tersebut tetap dipakai, tetapi untuk melihat kualitas secara lebih makro, dibuat klasifikasi baru.

Nilai 1-4 dikategorikan dalam kelas ‘kurang’, nilai 5-6 masuk kategori ‘cukup’, dan nilai 7-8 masuk dalam kategori ‘baik’.

Skor Proposal Pengabdian Masyarakat pada Empat Faktor yang Dinilai

edisi khusus peNgmas mei 12 i Warta drpm i 13

masih dipandang kurang dapat menunjukkan

solusi yang tepat (52 proposal; 56,5%).

Secara umum, kekurangan terbesar terletak

pada perumusan solusi yang ditawarkan.

Dengan melihat dialog yang ada pada saat

presentasi proposal, maka kelemahan ini

dapat disebabkan oleh dua faktor utama,

yaitu:

Kurangnya kontak antara pengusul 1.

dengan masyarakat mitra serta

pelibatan kolega dari UI yang ahli

dibidang tersebut sehingga solusi yang

ditawarkan kurang tepat dan kurang

sesuai dengan masalah yang diangkat

Kurang tajamnya perumusan 2.

solusi yang dituliskan pengusul

dalam proposal sehingga solusi

yang sebetulnya baik menjadi tidak

tergambarkan dengan baik.

Kelemahan pertama dapat diatasi dengan

meningkatkan dialog antar disiplin ilmu,

sesuai dengan semangat pelaksanaan

kegiatan pengabdian masyarakat yang

multidisiplin; menyelesaikan masalah secara

bersama. Banyak tehnik penggalian masalah

dan solusinya bersama masyarakat yang

dikuasai oleh para ahli di bidang sosial yang

dapat dimanfaatkan oleh para ahli di bidang

lain, misalnya metode PRA (Participatory Rural

Appraisal) atau AI (Appreciative Inquiry).

Kelemahan kedua dapat diatasi salah

satunya dengan mengikuti atau mengadakan

workshop yang memiliki fokus untuk

meningkatkan kemampuan para pengabdi

dalam penyusunan proposal program

pengabdian masyarakat

Program pengabdian masyarakat yang

dilaksanakan oleh universitas atau institusi

idealnya memang seharusnya berbasis

keilmuan yang multidisiplin, problem-

based solution, dan memberi perhatian

pada keberlanjutan program melalui

pemberdayaan dan pelibatan masyarakat,

pembentukan kader serta penguatan modal

sosial di masyarakat. Kegiatan pengabdian

masyarakat adalah cerminan kepedulian kita

terhadap bangsa kita. Mari meningkatkan

kualitas, mari memberdayakan. n

_

Citra Wardhani, master di bidang psikologi sosial dan ilmu lingkungan, adalah Staf Ahli di DRPM UI.

Nur Sri Ubaya Asri adalah staf Subdit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat DRPM UI