14
KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU DAN KULIT SINGKONG DENGAN BAHAN PEREKAT PVAC DAN TEPUNG UMBI SINGKONG Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: ARDIYANA RAHMA PERTIWI A420150159 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH

AMPAS TEBU DAN KULIT SINGKONG DENGAN BAHAN

PEREKAT PVAC DAN TEPUNG UMBI SINGKONG

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ARDIYANA RAHMA PERTIWI

A420150159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU

DAN KULIT SINGKONG DENGAN BAHAN PEREKAT PVAC DAN

TEPUNG UMBI SINGKONG

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

ARDIYANA RAHMA PERTIWI

A420150159

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dra. Aminah Asngad, M.Si.

NIDN. 062809590

Page 3: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU

DAN KULIT SINGKONG DENGAN BAHAN PEREKAT PVAC DAN

TEPUNG UMBI SINGKONG

Oleh:

ARDIYANA RAHMA PERTIWI

A420150159

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 26 Juni 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Dra. Aminah Asngad, M.Si. ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dra. Titik Suryani, M.Sc. ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Efri Roziaty S.Si., M.Si. ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum)

NIDN 0028046501

Page 4: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 27 Mei 2019

Penulis,

Ardiyana Rahma Pertiwi

A420150159

Page 5: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

1

KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU

DAN KULIT SINGKONG DENGAN BAHAN PEREKAT PVAC DAN

TEPUNG UMBI SINGKONG

Abstrak

Ampas tebu dan kulit singkong merupakan limbah dari industri dan masyarakat

yang kurang dimanfaatkan.Ampas tebu dan kulit singkong mengandung selulosa

yang cukup tinggi. PVAc dan tepung umbi singkong merupakan dua jenis bahan

perekat yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kertas

seni dari kombinasi ampas tebu dan kulit singkong dengan bahan perekat PVAc

dan tepung umbi singkong melalui uji sensoris. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Adapun faktor 1:

Perbandingan bahan baku (kulit singkong:ampas tebu) (K) K1 (50:50), K2 (30:70),

K3 (40:60) dan faktor 2: bahan perekat (P), P1: PVAc 5%, P2: tepung umbi

singkong 5% dengan 3 kali ulangan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif. Hasil uji sensoris pada perlakuan K2P2 yang paling

baik diterima oleh masyarakat karena bertekstur cukup halus, kenampakan serat

cukup tampak, dan warnanya menarik. Terdapat perbedaan kualitas kertas seni

dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda dengan

bahan perekat PVAc dan tepung umbi singkong terhadap ketahanan tarik,

ketahanan sobek, dan uji sensoris.

Kata Kunci: kertas seni, ampas tebu, kulit singkong, PVAc, tapioka.

Abstract

Bagasse and cassava peel are waste from industry and communities that are

underutilized. Bagasse and cassava peel contain cellulose which is quite high.

PVAc and cassava powder are two different types of adhesives. The study aims to

determine the quality of art paper from a combination of bagasse and cassava peel

with PVAc and cassava powder through sensory testing.This study using the

Complete Randomized Design (RAL) with 2 factors. Factor 1: Comparison of raw

materials (cassava peel: bagasse) (K) K1 (50:50), K2 (30:70), K3 (40:60) and

factor 2: adhesive material (P), P1: PVAc 5%, P2: Cassava powder 5% with 3

replications. The technique collection of data in this study was qualitative

descriptive. The sensory test result at K2P2 that are best received by community

becauseof their fairly smooth texture, medium fiber apperance, and attractive

color. There are any differences of the art paper quality from the comparison of

bagasse and cassava peels with PVAc and cassava powder on it’s tensile strength,

tearing strength, and sensory testing.

Keywords: art paper, bagasse, cassava peel, PVAc, tapioca

1. PENDAHULUAN

Kertas merupakan salah satu sarana komunikasi secara nonverbal dalam berbagai

sektor kehidupan. Ada berbagai macam jenis kertas yaitu, kertas tulis, kertas tisu,

Page 6: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

2

kertas karton, dan kertas seni. Kertas seni memiliki ciri-ciri yang berbeda daripada

kertas yang lainnya. Kertas seni bertekstur kasar dan tidak merata serta memiliki

warna yang menarik. Tetapi pada dasarnya bahan baku kertas tersebut sama saja

yaitu kayu. Berdasarkan informasi dari Kementrian Negara Lingkungan,

kebutuhan kertas nasional sekitar 5,6 juta ton/ tahun. Semakin banyak kebutuhan

kertas maka semakin banyak pula kayu yang dibutuhkan sehingga meningkatkan

proses penebangan pohon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Negara

Indonesia merupakan negara tropis, yang memiliki berbagai macam tanaman.

Penelitian Rosmaniar (2017) menyatakan bahwa bahan baku pembuatan kertas

bukan hanya dari pohon saja. Namun ada beberapa bahan alternatif yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas antara lain limbah tebu,

sampah kertas, batang pisang, eceng gondok, kulit jagung, tongkol jagung, jerami,

tandan kosong kelapa sawit, kulit kacang, rumput gajah, serat aren, dan daun

kirinyuh. Bahan-bahan tersebut juga memiliki kandungan selulosa sehingga bisa

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Selain itu juga merupakan

limbah dan bagian tanaman yang tidak banyak dimanfaatkan. Maka dari itu

penggunaan ampas tebu dan kulit singkong menjadi pilihan sebagai alternatif

bahan baku pembuatan kertas.

Ampas tebu merupakan limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan

gula, jumlahnya sangat melimpah, dan kurang dimanfaatkan. Sedangkan kulit

singkong juga merupakan limbah masyarakat dan limbah industri yang jumlahnya

juga banyak dan tidak dimanfaatkan. Kedua bahan tersebut dapat dimanfaatkan

sebagai alternatif untuk mengganti penggunaan kayu sebagai bahan

bakupembuatan kertas. Ampas tebu memiliki kandungan sellulosa 35 %,

hemisellulosa 25 %, lignin 20 %, serta bahan lainnya 20 % (Hamdi, 2016).

Sedangkan kulit singkong memiliki kandungan selulosa yang lebih tinggi

yaitu sekitar 43,426 % (Artiyani, 2011). Selain itu pada kulit singkong juga

terdapat kandungan hemisellulosa 10,384 %, lignin 7,646 %, amilum 36,580 %,

serta bahan lain 1,764 %. Selulosa merupakan unsur pokok dalam pembuatan

kertas yang terdapat pada seluruh bagian tubuh tumbuhan yang membentuk

dinding sel. Selulosa bersifat kuat dan elastik, tidak dapat dirusak oleh air, alkohol

Page 7: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

3

serta alkali (Susila, 2012). Pada penelitian ini, kulit singkong akan dijadikan

campuran ampas tebu sebagai bahan alternatif dalam pembuatan kertas. Sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kadar selulosa dan meningkatkan keberhasilan

dalam pembuatan kertas tersebut.

Kandungan lignin harus dilarutkan dalam proses pembuatan kertasuntuk

mempercepat proses pemisahan serat. NaOH merupakan zat kimia yang bersifat

basa kuat dan membentuk alkalin kuat ketika dilarutkan dalam air sehingga dapat

dimanfaatkan untuk melarutkan lignin yang ada di ampas tebu dan kulit singkong.

Penelitian Ikhsan (2018) menyatakan bahwa semakin sedikit kadar NaOH yang

digunakan maka semakin kuat ketahanan tarik dan ketahanan sobek kertas. Kadar

NaOH 10% menghasilkan ketahanan tarik sebesar 0,3733 MPa dan ketahanan

sobek 0,5192 MPa. Selain NaOH, pelarut organik etanol juga dapat melilisikan

kandungan lignin. Menurut penelitian Kurnia (2009) menyatakan bahwa semakin

meningkatnya konsentrasi etanol yang digunakan pada larutan pemasak, maka

kandungan lignin yang hilang akan semakin banyak sedangkan selulosa tidak

akan terdegradasi sampai konsentrasi maksimal 40%.

Pembuatan kertas membutuhkan adanya penambahan perekat yang

berfungsi untuk mengikat serat. Sehingga meningkatkan ketahanan tarik dan

ketahanan sobek.Bahan perekat yang biasa digunakan adalah lem

PVAc.Homogenitas lem PVAc mempengaruhi ketahanan tarik dan ketahanan

sobek kertas.Menutut Widyawati (2016) semakin lama pulp tergiling dengan

perekat maka akan semakin homogen, sehingga ikatan antar serat semakin tinggi.

Konsentrasi lem PVAc yang paling efektif yaitu 5%, dengan hasil uji ketahanan

tarik 0,53 N/mm2 dan hasil uji ketahanan sobek 23,97 N. Penelitian Haryanto

(2017) menyatakan bahwa tepung tapioka dapat digunakan sebagai perekat.

Semakin banyak tepung tapioka dalam campuran pembuatan bioplastik, semakin

naik kuat tarik dari hidrogel yang terbentuk. Penggunaan tapioka dengan

konsentrasi 5% meningkatkan indeks tarik dan indeks sobek. Konsentrasi tersebut

merupakan kadar terbaik yang didapatkan (Syamsu, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah Bagaimana kualitas kertas seni dari kombinasi limbah ampas

Page 8: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

4

tebu dan kulit singkong dengan bahan perekat PVAc dan tepung umbi singkong?.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kertas seni dari

kombinasi limbah ampas tebu dan kulit singkong dengan bahan perekat PVAc dan

tepung umbi singkong.

2. METODE

Penelitian ini dilakukakan untuk pembuatan kertas dengan menggunakan 2 bahan

perekat yang berbeda melalui proses Kimia (Chemical Pulping), yaitu proses

Organosolv yang jenisnya Alcell. Pengujian sensoris dilakukan di Universitas

Muhammadiyan Surakarta. Uji sensoris ini meliputi warna, tekstur, kenampakan

serat, dan daya tarik dari masyarakat.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan

lingkungan yang dilakukan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2

faktorial. Kombinasi perlakuan masing-masing dengan 3 kali ulangan. Adapun

faktor 1 : Perbandingan bahan baku (kulit singkong : ampas tebu) (K), K1 (50:50),

K2 (30:70), K3 (40:60) dan faktor 2 : jenis bahan perekat (P), P1 : PVAc 5%, P2 :

Tepung umbi singkong 5%.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan pengujian sensoris

yang dilakukan terhadap 10 orang panelis dengan memberikan sampel dari

masing-masing perlakuan yang diujikan pada lembar angket yang telah

disediakan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

kualtitatif. Kemudian data hasil pengujian kualitas kertas yang meliputi tekstur,

kenampakan serat, warna, dan daya tarik (tingkat kesukaan) di rata-rata dan

disampaikan dalam bentuk uraian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tentang kualitas kertas dari kombinasi limbah ampas tebu dan

kulit singkong diperoleh dari pengujian sensoris dengan menggunakan 10 panelis

yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pengujian sensoris ini

sebagai hasil kualitatif spesimen kertas. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Page 9: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

5

Tabel 1. Data Hasil Uji Sensoris Kertas Limbah ampas tebu dan kulit singkong

Perlakuan

Uji Sensoris

Keterangan Tekstur

Kenampakan

serat Warna Kesukaan

K1P1 Kasar Cukup tampak Cukup

menarik

**

Cukup

suka

Konsentrasi Kulit Singkong

50% : Ampas tebu 50%

dengan penambahan PVAc

5%

K2P1 Cukup

halus

Cukup tampak Cukup

menarik

Cukup

suka

Konsentrasi Kulit Singkong

30% : Ampas tebu 70%

dengan penambahan PVAc

5%

K3P1 Cukup

halus

Tampak ** Menarik Cukup

suka

Konsentrasi Kulit Singkong

40% : Ampas tebu 60%

dengan penambahan PVAc

5%

K1P2 Kasar

**

Cukup tampak Cukup

menarik

Cukup

suka **

Konsentrasi Kulit Singkong

50% : Ampas tebu 50%

dengan penambahan Tepung

umbi singkong 5 %

K2P2 Cukup

halus *

Cukup

tampak*

Menarik

*

Suka * Konsentrasi Kulit Singkong

30% : Ampas tebu 70%

dengan penambahan Tepung

umbi singkong 5 %

K3P2 Cukup

halus

Cukup Cukup

menarik

Cukup

suka

Konsentrasi Kulit Singkong

40% : Ampas tebu 60%

dengan penambahan Tepung

umbi singkong 5%

Keterangan:

* : Nilai uji sensoris tertinggi

** : Nilai uji sensoris terendah

Pengujian sensoris yang dilakukan meliputi tekstur, kenampakan serat,

warna, dan daya tarik panelis terhadap specimen kertas tersebut. Untuk pengujian

sensoris dilakukan kepada 10 panelis yang dipilih secara acak dari mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mengisi angket yang telah disiapkan.

Adapun hasil uji sensoris adalah sebagai berikut:

Page 10: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

6

Grafik 1. Uji sensoris Kertas limbah ampas tebu dan kulit singkong

3.1 Tekstur

Dari Grafik diatas dapat dilihat hasil uji sensoris pada bagian tekstur,

menghasilkam tekstur kertas yang sebagian besar cukup halus kecuali pada kertas

dengan perbandingan bahan baku 50:50 baik dengan perekat PVAc maupun

tepung umbi singkong, yaitu bertekstur kasar. Hal ini disebabkan karena

konsentrasi kulit singkong yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan

yang lain. Serat-serat pada kulit singkong lebih panjang daripada ampas tebu,

sehingga tidak mudah dihancurkan dan menyebabkan tekstur kertas menjadi lebih

kasar. Sebaliknya pada perlakuan yang lain teksturnya cukup halus, karena

menggunakan konsentrasi ampas tebu yang lebih banyak. Hasil tertinggi pada

kertas dengan perbandingan bahan baku 30:70 dan perekat tepung umbi tapioka

dan dikategorikan pada kertas bertekstur cukup halus.

Pada proses pembuatan kertas secara manual yaitu menggunakan screen,

sehingga hasilnya kurang rata dan tidak seperti kertas dipasaran yang dibuat

dengan metode pengepresan. Selain itu waktu penggilingan juga mempengaruhi

tekstur kertas. Semakin lama waktu yang digunakan saat penggilingan

menyebabkan pulp lebih homogen sehingga tekstur yang nampak menjadi lebih

halus dibandingkan digiling dengan waktu yang sebentar. Hal ini sesuai dengan

Penelitian Sucipto (2009) yang menyatakan bahwa tekstur pada permukaan kertas

K1P1 K2P1 K3P1 K1P2 K2P2 K3P2

Tekstur 2,4 2,8 2,7 2,3 3,4 2,8

Kenampakan serat 2,5 2,6 2,2 2,6 3 2,8

Warna 3 3,4 3,5 3,2 3,6 3,1

Kesukaan 3,2 3,3 3,4 3,1 3,7 3,4

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Rat

a-ra

ta N

ilai

Page 11: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

7

dipengaruhi oleh teknik percetakan dan ukuran serat. Selain itu, penelitian Asngad

(2016) juga mengatakan bahwa waktu penggilingan pulp yang lebih lama juga

akan meningkatkan kualitas tekstur pada kertas, yaitu menjadi lebih halus.

3.2 Kenampakan Serat

Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar kertas memiliki kenampakan serat yang

cukup atau sedang, kecuali pada kertas dengan perbandingan bahan baku 40:60

dan bahan perekat PVAc yaitu tingkat kenampakan serat dikategorikan tampak

dan termasuk hasil terendah. Sedangkan hasil tertinggi pada kertas dengan

perbandingan bahan baku 30:70 dan bahan perekat tepung umbi singkong dan

dikategorikan cukup. Pada perlakuan menggunakan bahan baku ampas tebu yang

lebih tinggi. Diketahui bahwa ampas tebu memiliki serat yang lebih pendek dari

pada serat kulit singkong. Sehingga saat proses penggilingan ampas tebu lebih

cepat hancur, dan akan menghasilkan kertas lebih yang terlihat lebih halus.

Bahan kimia pemasak seperti NaOH dan etanol juga mempengaruhi hasil

kenampakan serat pada kertas. Bahan pemasak tersebut selain berfungsi

mendegradasi lignin, juga berfungsi dalam pemisahan dan pemutusan serat.

Apabila bahan pemasak yang digunakan terlalu banyak akan memutuskan serat-

serat pada bahan, sehingga seart semakin pendek dan menghasilkan kertas yang

halus (serat tidak tampak), tetapi kertas akan mudah rapuh. Sedangkan apabila

bahan pemasak yang digunakan sedikit maka kenampakan seratnya akan terlihat

sangat jelas dan bertekstur kasar. Penggunaan campuran NaOH dan etanol akan

meningkatkan kualitas kertas terutama menjadikan kertas semakin halus dan serat

tidak tampak. Namun penggunaan kedua bahan harus disesuakan, dalam hal

penelitian ini menggunakan NaOH 10% dan etanol 40%. Konsentrasi NaOH

dibatasi sampai 15%, karena jika terlalu banyak justru yang terdegradasi bukan

hanya lignin, tetapi selulosa juga ikut terdegradasi (Paskawati, 2010). Menurut

Kurnia (2009) keberadaam Natrium hidroksida meningkatkan kemampuan etanol

untuk mendelignifikasi pulp.

3.3 Warna

Berdasarkan grafik diatas, warna yang dihasilkan hampir sama yaitu coklat muda,

tetapi pada 2 spesimen kertas dengan perbandingan bahan baku 50:50 dengan

Page 12: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

8

perekat PVAc maupun tepung umbi singkong berwarna lebih pekat daripada yang

lain. Hal ini dipengaruhi dengan konsentrasi bahan baku, yaitu konsentrasi kulit

singkong yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Hasil

kertas pada perbandingan bahan baku 30:70 dengan perekat tepung umbi

singkong memiliki warna yang paling menarik dibandingkan dengan perlakuan

yang lainnya. Hal itu karena warnanya lebih terang yang artinya panelis lebih

suka warna kertas yang lebih cerah atau terang. Dari hasil diatas, berarti

konsentrasi kulit singkong akan mempengaruhi warna pada kertas. Semakin

banyak konsentrasi kulit singkong, semakin pekat warna yang dihasilkan.

Perubahan warna juga disebabkan oleh pengaruh waktu penjemuran yang

tidak merata. Penjemuran di pagi, siang, dan sore akan memiliki suhu pengeringan

yang berbeda-beda. Selain itu durasi yang terlalu lama juga dapat mempengaruhi

perubahan warna kertas. Jika terlalu lama waktu penjemuran, maka warna kertas

akan semakin gelap atau pekat. Hal ini didukung penelitian Pujiarti (2006) yang

menyatakan bahwa sinar matahari berpengaruh terhadap stabilitas warna.

3.4 Kesukaan (Daya tarik masyarakat)

Dari hasil uji sensoris, tingkat kesukaan atau daya tarik masayarakat dari masing-

masing panelis bervariasi. Kertas yang paling disukai yaitu pada perbandingan

bahan baku 30:70 dengan perekat tepung umbi tapioka yang dikatekorikan banyak

panelis yang suka. Sedangkan nilai terendah yaitu pada perlakuan perbandingan

bahan baku 50:50 dengan perekat tepung umbi tapioka yang dikategorikan cukup

suka atau sedikit yang menyukainya. Untuk perlakuan yang lainnya juga masuk

kategori cukup suka. Kertas dengan perbandingan bahan baku 30% kulit singkong

dan 70% ampas tebu dengan bahan perekat tepung umbi tapioka mendapat hasil

tertinggi pada semua kategori di uji sensoris, dengan hasil tekstur yang cukup

halus, kenampakan serat yang sedikit, warnanya yang menarik, dan banyak

panelis yang menyukainya. Hal ini dipengargaruhi oleh konsentrasi bahan baku,

proses pembuatan, dan waktu pengeringan.

Page 13: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

9

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan hasil kertas dari kombinasi bahan limbah ampas tebu dan kulit

singkong dengan perekat PVAc dan tepung umbi singkong pada uji sensoris.

Perlakuan dengan perbandingan bahan baku 30:70 dengan bahan perekat tepung

umbi tapioka yang paling banyak disukai oleh masyarakat karena bertekstur

cukup halus, kenampakan serat yang cukup atau sedang, dan warnanya yang

menarik atau lebih terang daripada yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Artiyani, Anis. (2011). Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong melalui Proses

Hidrolisis dan Fermentasi dengan Saccharomyes cereviase. Master Thesis

of Environmental Engineering, Institut Teknologi Sepuluh November

Surabaya.

Asngad, Aminah.,Siti N., Inna., & Siska, Suci. (2016). Pemanfaatan Kulit Kacang

dan Bulu Ayam Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Kertas Melalui

Chemical Pulping Dengan Menggunakan NaOH dan CaO. Bioeksperimen,

2(1), 25-34.

Hamdi. (2016). Energi Terbarukan Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Kencana,

323.

Haryanto., & Titani, Fena Retyo. (2017). Bioplastik dari Tepung Tapioka dan

Tepung Maizena. Jurnal Techno, 18(1), 1-6.

Ikhsan, Miftakhul. (2018). Pengembangan Material Kertas Menggunakan Serat

Sekam Padi dengan Variasi Konsentrasi NaOH 10%, 15%, dan 20%.

Publikasi Ilmiah.

Kurnia, D. Tri., Wulandari, Ariza., & Romy. (2009). Pengaruh Temperatur, Lama

Pemasakan, Dan Konsentrasi Etanol pada Pembuatan Pulp Berbahan Baku

Jerami Padi Dengan Larutan Pemasak NaOH-Etanol. Jurnal Teknik Kimia,

16(3), 11-20.

Paskawati, Yessica Arini., Susyana., Antaresti., & Retnoningtyas, Ery Susiany.

(2010). Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Bahan Baku Pembuatan

Kertas Komposit Alternatif. Jurnal Widya Teknik, 1(9), 12-21.

Rosmaniar, Lilis. (2017). “Analisis Bahan-Bahan Alternatif Pengolahan dalam

Pembuatan Kertas”. Jurnal Inkofar, 1(2), 62-67.

Sucipto., Wijana, Susinggih., & Wahyuningtyas, Erly. (2009). Optimasi

Penggunaan NaOH dan Tapioka pada Produksi Kertas Seni dari Pelepah

Pisang. Jurnal Teknologi Pertanian, 10(1), 46-53.

Page 14: KUALITAS KERTAS SENI DARI KOMBINASI LIMBAH AMPAS TEBU …eprints.ums.ac.id/74180/11/NASKAH PUBLIKASI revisi .pdf · dari perbandingan limbah ampas tebu dan kulit singkong yang berbeda

10

Susila, Adib., & Arianto, Yusuf C. K. (2012). Bisnis dan Seni Kertas Daur Ulang.

Jakarta: Madena Publishing, 22-23.

Syamsu, Khaswar., Roliadi, Han., Candra, Krishna Purnawan., & Arsyad, Akbar

Jamaluddin. (2014). Kajian Proses Produksi Pulp dan Kertas Ramah

Lingkungan dari Sabut Kelapa. Jurnal Teknologi Pertanian, 9(1), 16-25.

Widyawati, Anis. (2016). Kualitas Kertas Seni dengan Perlakuan Konsentrasi

NaOH dan Konsentrasi Len PVAc. Naskah Publikasi.