Upload
joni-rasmanto
View
530
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 1/22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagai mana dimaksud
dalam UUD 1945 melalui pembagunan nasional yang berkesinambungan.
(Depkes RI, 2005).
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli serta disusun
dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung
oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. (Depkes RI, 2005).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2008 tercatat
sebesar 228/100.000 ribu kelahiran hidup. Sedangkan target untuk kematian
bayi tahun 2009 sebesar 28/1000 kelahiran hidup dari sebelumnya tercatat
32/1000 kelahiran hidup pada tahun 2008 (kompas, 25 maret 2010).
Data IBI (Ikatan Bidan Indonesia) menyebutkan penyebab AKI
diantaranya adalah ³4 terlalu³ dan ³3 terlambat³. Empat terlalu antara lain
terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu tua (usia lebih dari 35 tahun),
terlalu sering (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun), atau terlalu banyak
(jumlah anak kurang dari 3 tahun lebih dari 2). Sedangkan 3 terlambat antara
lain terlambat mengenali tanda bahaya dalam memutuskan dirujuk ke fasilitas
kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat
1
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 2/22
2
mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Keterlambatan ini biasanya
tidak terdeteksi sejak awal karena asuhan antenatal yang tidak teratur,
sehingga menyebabkan kemungkinan melahirkan dengan selamat menjadi
lebih kecil (Depkes RI, 2004)
Pembangunan kesehatan menitik beratkan pada program-program
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu indicator penting
dalam kesehatan masyarakat. AKB telah menurun dari 46 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 1997 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
2005, dan diproyeksikan terus menurun menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2010. AKB ini sangat penting, karena tingginya AKB
menunjukkan rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, saat
persalinan, masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi. (Depkes RI, 2006).
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu adalah dengan pendekatan pelayanan ibu dan
anak di tingkat dasar dan rujukan yang pada dasarnya mengacu kepada
intervensi strategis ³empat pilar safe mother hood´ dimana pilar kedua
adalah asuhan antenatal yang bertujuan untuk memantau perkembangan
kehamilan dan mendeteksi kelainan atau komplikasi yang menyertai
kehamilan secara dini dan ditangani secara benar. Target yang diharapkan
dapat dicapai pada tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi
125/100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2004)
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal selama kehamilan. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15%
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 3/22
3
dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang
berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya.Oleh karena itu
setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal. Tujuan utama dari asuhan antenatal adalah untuk
mempersiapkan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat dengan cara
membangun hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi tanda bahaya
yang mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan
pendidikan kepada ibu (Pusdiknakes, 2002).
Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kehamilan
secara teratur, untuk menjamin mutu pelayanan antenatal perlu indikator
untuk menyatakan kunjungan ibu hamil tersebut dinyatakan memenuhi
standar yaitu dengan cakupan K4. Cakupan K4 merupakan kontak ibu hamil
dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih, sesuai jadwal yang
ditetapkan (Depkes RI, 2004)
Pada saat ibu memeriksakan kehamilan kunjungan pertama (K1) dan
kunjungan selanjutnya (K2, K3, dan K4) bidan tetap melakukan komunikasi
terhadap ibu serta masalah yang dihadapi selama masa kehamilan. Beberapa
hal dari hasil pemeriksaaan dan tuliskan di catat dikontong taksiran
persalinan (Taklin). Seperti: Identitas ibu, Hari Pertama Haid Trakir (HPHT),
Taksiran persalinan, riwayat ANC, Faktor resiko pada ibu dan rencana
penolong.
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 4/22
4
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangko dan Puskesmas Pematang Kandis dari 13 orang bidan
yang disurvey, 8 orang bidan yang menggunakan kantong Taksiran
Persalinan dan 5 orang bidan yang tidak menggunakan kantong Taksiran
Persalinan.
Menurut bidan setempat pada saat survey awal yang dilakukan
peneliti terhadap bidan yang tidak menggunakan kantong taksiran persalinan
(5 orang bidan), didapat bahwa kebanyakan bidan jarang menggunakan
kantong taksiran persalinan dikarenakan ibu hamil pada saat pemeriksaan
kehamilannya tidak secara berkala sehingga menyulitkan bidan dalam
memantau perkembangan kehamilan ibu tersebut dan bidan hanya mencatat
pada buku register atau kohor ibu di saat ibu melakukan kunjungan ulang.
Diharapkan bidan desa atau yang bertugas di ruang KIA dapat
melakukan tata tertib administrasi secara keseluruhan dimana bidan tersebut
di wajibkan untuk mengisi kantong taksiran persalinan setelah melakukan
pemeriksaan ANC. Tujuan dari pengisian kantong taksiran persalinan
tersebut untuk mengetahui status kehamilan ibu, mengetahui taksiran
persalinan, mengetahui penolong serta pendamping persalinan dan fasilitas
tempat persalinan (Depkes RI).
Salah satu peran bidan dalam masyarakat adalah meningkatkan
pengetahuan kesehatan masyarakat. Pengawasan antenatal merupakan cara
yang mudah untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil secara
normal dan dapat mendeteksi dini tanda bahaya kehamilan antara lain:
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 5/22
5
penglihatan kabur, nyeri kepala hebat dan menetap, oedem muka dan
ekstremitas, perdarahan pervaginam. Minimnya penyuluhan tentang tanda
bahaya kehamilan oleh tenaga kesehatan membuat banyak ibu hamil belum
mengerti tentang tanda bahaya kehamilan (Prawirohardjo, 2003)
Pengenalan tentang tanda bahaya kehamilan sedini mungkin akan
lebih baik untuk ibu hamil. Selain penyuluhan dari tenaga kesehatan,
kepatuhan seorang ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya sangat
diperlukan agar setiap keluhan dapat ditangani sedini mungkin sehingga
angka kematian ibu dapat ditekan menjadi seminimal mungkin. Efektifitas
pelayanan antenatal tidak hanya diukur berdasarkan dari keberhasilan
cakupan K4 saja tetapi perlu keteraturan dalam melakukan kunjungan, agar
informasi yang penting bagi ibu hamil dapat tersampaikan (Depkes, 2004)
Bertitik tolak dari permasalahan diatas maka peneliti bermaksud
melakukan penelitian tentang Gambaran pengetahuan dan sikap Bidan pada
Pemanfaatan Kantong Taksiran Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangko dan Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin Tahun 2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah masih ditemukannya bidan yang tidak
menggunakan kantong taksiran persalinan di wilyah kerja Puskesmas Bangko
dan Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin tahun 2011.
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 6/22
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diketahuinya Gambaran Pengetahuan dan Sikap Bidan pada Pemanfaatan
Kantong Taksiran Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko dan
Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin Tahun 2011
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya Gambaran Pengetahuan Bidan pada Pemanfaatan
Kantong Taksiran Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
dan Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin Tahun 2011.
b. Diketahuinya Gambaran sikap bidan pada pemanfaatan kantong
taksiran persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko dan
Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin Tahun 2011
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya bagi bidan tentang penggunaan kantong
taksiran persalinan.
2. Bagi Mahasiswa Akbid Merangin
Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan
sebagai perbandingan antara fakta yang di temukan di lapangan dengan
teori yang dipelajari.
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 7/22
7
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang berarti
sehingga dapat meningkatkan kualitas penelitian lebih lanjut.
4. Bagi Bidan
Sebagai bahan masukan bagi bidan bahwa pentingnya pengisian
kantong taksiran persalinan, agar bidan dapat mencegah terjadinya
komplikasi secara dini dan terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan
bayi.
E. Ruang Lingkup Peneliti
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Ruang lingkup tempat
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko dan
Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin Tahun 2011.
2. Ruang lingkup waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2011
3. Ruang lingkup objek atau sampel
Bidan yang bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko dan
Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin Tahun 2011
4. Ruang Lingkup Cara
Penelitian dengan cara menggunakan kuesioner dengan wawancara
5. Ruang Lingkup Tujuan
Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan
dan Sikap Bidan Pada Pemanfaatan Kantong Taksiran Persalinan Di
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 8/22
8
wilayah Kerja Puskesmas Bangko dan Puskesmas Pematang Kandis
Kabupaten Merangin tahun 2011.
6. Ruang Lingkup Alasan
Karena masih adanya bidan yang tidak melakukan metode kantong
taksiran persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko dan Puskesmas
Pematang Kandis Kabupaten Merangin tahun 2011.
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 9/22
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal care adalah kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang
berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga
kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan
ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat
dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2008).
Antenatal care merupakan salah satu asuhan yang diberikan untuk ibu
hamil sebelum melahirkan dengan cara memeriksakan kepada dokter, bidan,
atau puskesmas yang mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
hingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan menyusui, dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar ( Manuaba, 2001 ).
Peran bidan dalam masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan
kesehatan masyarakat. Salah satunya dalam meningkatkan pengetahuan ibu
hamil dalam memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil secara normal
dan dapat mendeteksi dini tanda bahaya kehamilan. Adapun metode yang
digunakan adalah menggunakan kantong taksiran persalinan.
Setiap ibu hamil mengalami risiko komplikasi yang dapat mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil perlu sedikitnya empat kali
9
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 10/22
10
kunjungan selama periode antenatal. Setiap kunjungan ibu akan mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan kehamilannya terutama tentang tanda
bahaya kehamilan tiap trimester yang dapat mengancam keselamatan baik ibu
maupun janinnya. Untuk itu pelaksanaan ANC perlu dilaksanakan oleh ibu
hamil kerena bertujuan untuk: (Mansjoer, 2005)
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
2.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu
dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mingkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kemban secara normal.
B. Kantong Taksiran Persalinan
Kantong taksiran persalinan merupakan suatu metoda atau cara untuk
mencatat perkembangan ibu dan kandungannya mulai dari pertama
pemeriksaan sampai pada saat ibu melahirkan (Depkes RI, 2009).
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 11/22
11
Pemanfaatan Kantong Taksiran Persalinan untuk dapat mengetahui
kapan perkiraan ibu untuk melahirkan dapat di lihat dari kantong taksiran
persalinan yang ada di tempat pelayanan terdekat. Keberadaan kantong
taksiran persalinan dapat mungurangi dan mencegah terjadinya komplikasi
yang terjadi pada ibu menjelang dan saat persalinan. Adapun manfaat dari
kantong taksiran persalinan adalah: (Depkes RI)
a. Mempercepat berfungsinya desa siaga
b.
Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar
c. Meningkatnya cakupan persalianan oleh tenaga kesehatan trampil
d. Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun
e. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
f. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi
g. Menurunya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi
Ada dua tujuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi, yaitu: Tujuan umum dan Tujuan khusus.
1. Tujuan umum yaitu meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih sehingga menurunkan unmet need KB pada ibu (Anonim, 2008), serta
meningkatkan pelayanan ibu hamil agar melahirkan dengan aman dan selamat
(Pambudi, 2008).
2. Tujuan khusus adalah dipahaminya setiap persalinan berisiko oleh suami,
keluarga, dan masyarakat luas, memfokuskan pola motivasi kepada keluarga
saat antenatal care oleh bidan, adanya rencana persalinan aman yang
disepakati antara ibu hamil, suami, keluarga dengan bidan (Anonim, 2008),
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 12/22
12
terdatanya sasaran dan terpasangnya stiker P4K, adanya kesiapan menghadapi
komplikasi (transportasi, calon donor darah, dan dana) yang disepakati ibu
hamil, suami, keluarga dengan bidan, adanya dukungan secara luas dari
tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, kader, dukun bayi,
memantau kemitraan antara bidan, dukun bayi, dan kader (Srikandi,2008).
C. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil tahu dan
ini terjadi setelah orang melakukan penelitian terhadap objek tertentu, dari
penelitian ternyata prilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan dapat
diketahui dengan wawancara.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakuakan dengan wawancara yang
menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau responden
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan dapat dikategorikan dalam tingkatan sebagai berikut:
a. Tahu (k now)
Tahu diartikan sebagai mengingatkan suatu materi yang sudah
dipelajari dengan kata lain tingkatan ini merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehen sion)
Memahami diartikan sebagai sebagi suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang suatu obyek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 13/22
13
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil(sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut.
e.
Sintesis ( sintesis)
Sintesis menunjukkan kepada kemampuan untuk meyusun
formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan
justifik asi atau penilaian terhadap suatu yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
Angka ± angka hasil pengukuran dan perhitungan dalam hal ini untuk
pengukuran pengetahuan, dapat diproses dengan cara presentase melalui
kalimat yang bersifat kualitatif, misalnya pengetahuan baik dengan
presentase sebesar 76-100% pengetahuan cukup dengan presentase 56-57 %
dan pengetahuan kurang dengan presentase dibawah atau kurang 56 %
(Nursalam 2003):142.
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 14/22
14
D. SIKAP
Sikap ( Attitude) adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manipulasi sikap itu tidak
langsung dilihat. tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan adanya konotasi kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu (Notoatmodjo, 2003:124).
Menurut WHO: sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang
terhadap suatu objek. Sikap dapat di peroleh dari pengalaman sendiri atau
orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau
menjauhi orang lain atau objek lain.sikap positif terhadap nilai-nilai
kesehatan tidak terlalu terwujud dalam suatu tindakan nyata.Hal ini di
sebabkan oleh beberapa alas an antara lain:
a. Sikap terwujud didalam suatu tindakan tergantung situasi pada saat itu.
b. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti suatu tindakan mengacu pada
pengalaman orang lain, dan banyak sedikit pengalaman seseorang
(Notoadmodjo, 2003:168).
New Comb salah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa
sikap ibu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu.Sikap belum merupakan predisiposisi
tindakan suatu prilaku (Notoatmodjo.2007:142-143).
1. Menerima (Receiving)
Diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan objek.
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 15/22
15
2. Merespon (Responding)
Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan merupakan indikasi dari sikap.
3. Menghargai (V alue )
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendisikusikan
dengan orang lain suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga.
4.
Bertanggung Jawab (Respon sible )
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih
dengan segala resiko adalah jawaban sikap yang paling tinggi.
Dalam Hidayat (2007:90) untuk mengukur sikap seseorang tentang
gejala atau masalah yang ada dimasyarakat atau yang dialaminya digunakan
Sekala Likert.
Beberapa bentuk jawaban dari pernyataan yang masuk dalam Skala
Likert adalah sebagai berikut:
Pernyataan positif
Sangat setuju (SS) diberi nilai : 4
Setuju (S) diberi nilai : 3
Tidak setuju (TS) diberi nilai : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai : 1
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) diberi nilai : 1
Setuju (S) diberi nilai : 2
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 16/22
16
Tidak Setuju (TS) diberi nilai : 3
Sangat Tidak Setuju (STS) : 4
Cara interprestasi untuk semua pernyataan sikap dapat berdasarkan
persentase sebagai berikut ini:
Angka 0-25% : Sangat tidak baik
Angka 26-50% : Tidak baik
Angka 51-75% : Baik
Angka 76-100% : Sangat baik (Hidayat, 2007)
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 17/22
17
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Konsep merupakan abstraksi yang terbetuk oleh generalisasi dari hal-
hal khusus. Oleh sebab itu konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui
konstruksi atau yang lebih dikenal dengan variabel.
Kerangka konsep penelitian dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
dilakukan (Notoatmodjo, 2005: 68-69).
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
misalnya : pengetahuan, sikap (Notoatmodjo, 2005: 70).
Adapun variable dependent dalam penelitian ini adalah pemanfaatan
kantong taksiran persalinan, sedangkan yang menjadi variabel independent
adalah pengetahuan bidan terhadap pemanfaatan kantong tafsiran persalinan
dan prilaku bidan terhadap pemanfaatan kantong taksiran persalinan.
Bagan 3.1Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independent Variabel Dependent
- Pengetahuan bidan
- Sikap bidan
Pemanfaatan Kantong
Taksiran Persalinan
17
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 18/22
18
B. Definisi Operasional
Definisi Operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran
atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang diteliti serta pengembangan
instrument (Notoatmodjo, 2005: 46).
1. Pengetahuan
Adalah pengetahuan bidan terhadap pemanfaatan kantong taksiran
persalinan.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur :
a. Pengetahuan baik jika jawaban benar dari skor total: 76 ± 100%
b. Pengetahuan cukup jika jawaban benar dari skor total:56 ± 75%
c. Pengetahuan cukup jika jawaban benar dari skor total: < 56%
(Nursalam, 2007: 124).
2. Sikap
Sikap adalah perilaku bidan terhadap pemanfaatan kantong taksiran
persalinan.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Skala Ukur : Likert
Hasil ukur : Pernyataan positif
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 19/22
19
Sangat Setuju (SS) diberi nilai-nilai : 4
Setuju (S) diberi nilai : 3
Tidak Setuju (TS) diberi nilai : 2
Sangat Tidak Setuju (STS)diberi nilai : 1
Pernyataan negative
Sangat Setuju (SS) diberi nilai : 1
Setuju (S) diberi nilai : 2
Tidak Setuju (TS) diberi nilai : 3
Sangat Tidak Setuju (STS) : 4
Cara interprestasi untuk semua pernyataan sikap dapat berdasarkan
persentase sebagai berikut ini:
Angka 0-25% : Sangat tidak baik
Angka 26-50% : Tidak baik
Angka 51-75% : Baik
Angka 76-100% : Sangat baik (Hidayat, 2007)
3. Pemanfaatan Kantong Taksiran Persalinan.
Adalah untuk mengetahui kapan taksiran ibu bersalin, meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil,
mengurangi terjadinya komplikasi, tertanganinya komplikasi secara dini dan
meningkatkan perencanaan persalinan.
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 20/22
20
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian desk ritif untuk mengetahui
Gambaran Pengetahuan, Sikap Bidan Terhadap Pemamfaatan Kantong
Taksiran Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko dan Puskesmas
Pematang Kandis Kabupaten Merangin Tahun 2011.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo, 2007),
adapun populasi dalam penelitian ini yaitu semua bidan desa dan yang
bertugas di ruang KIA yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bangko
dan Puskesmas Pematang Kandis yang berjumlah 35 orang bidan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005: 79).
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik sampling. Jadi
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa dan yang bekerja di
ruang KIA yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bangko dan
Puskesmas Pematang Kandis yang berjumlah 35 orang.
20
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 21/22
21
C. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang
diambil melalui wawancara langsung pada bidan dengan menggunakan
kuesioner.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko dan
Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin Tahun 2011.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian direncanakan akan dilakukan pada bulan Agustus 2011.
E. Teknik Pengolahan Data
1. Teknik pengolahan data
Pengolahan data awal dilakukan secara manual langkah-langkah
Pengolahan data adalah:
a. Pemeriksaan Data
Setelah kuisoner diisi dari wawancara dari responden, data
diperiksa kembali apakah semua item telah terjawab dengan
sempurna.
b. Tabulasi data diisi dengan baik kemudian data dimasukan dalam
table distribusi frekuensi.
c. E diting
5/7/2018 KTI PRIMA 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kti-prima-3 22/22
22
Dilakukan untuk memeriksa kembali semua kuesoner atau satu
persatu apakah kuesoner diisi sesuai petunjuk sebelumnya
d . C oding
Mengaplikasi semua jawaban±jawaban responden kedalam
kategori-kategori dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode
berbentuk angka pada masing-masing jawaban.
e. S coring
Pemberian nilai dari jawaban pengisian kuesioner dengan criteria
jawaban yang benar (1) dan jawaban salah diberi nilai (0)
2. Ditahap analisa ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik
Tertentu dengan tujuan untuk menyederhanakan data (Notoatmodjo,
2002).
F. Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan cara analisis univariat, desk riptif yaitu
memudahkan interprestasi data kedalam bentuk pengkajian baik dalam
tekstual maupun bentuk tabular menurut variabel yang diteliti.
Persentase dengan menggunakan rumus menurut Arikunto (2006):
P = x 100%
n
Keterangan:
P : Persentase
: Frekuensi
n : Jumlah soal/pertanyaan