KTI DIESNA

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) kesehatan memiliki peranan kunci dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa. Oleh karena itu, SDM kesehatan harus selalu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar upaya-upaya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bangsa lebih optimal. Selain kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan, ada satu kebutuhan penting yang juga harus dimiliki oleh SDM kesehatan yaitu kebutuhan akan kesehatan. Kebutuhan akan kesehatan merupakan hak yang fundamental bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kesehatan bagi masyarakat dapat dicapai melalui berbagai upaya dan pembangunan kesehatan. Upaya kesehatan yang semula berupa penyembuhan (kuratif) secara berangsur-angsur berkembang ke arah promotif dan preventif yang bersifat menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan dilakukan dengan peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam hidup sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Memasuki bulan Oktober 2010, Indonesia belum menunjukkan hasil yang memuaskan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program Indonesia Sehat 2010 belum menjadi pedoman yang mampu mendorong tercapainya kesejahteraan masyarakat tersebut. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah peran tenaga kesehatan. Dewasa ini sebagai seorang tenaga kesehatan hendaknya mampu berkontribusi secara optimal dalam masyarakat tanpa melupakan andil dari masyarakat. Peran aktif masyarakat dalam perilaku sehat dapat tercipta jika dari diri tenaga kesehatan tercermin perilaku sehat pula. Tenaga kesehatan yang baik dan profesional harus mampu meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri terlebih dahulu. Pola hidup dan perilaku sehat tenaga kesehatan harus dimulai sejak dini. Saat masih menjadi calon tenaga kesehatan hendaknya harus sudah mulai

1

menanamkan pola hidup dan perilaku sehat. Ilmu pengetahuan yang didapatkan selama proses pendidikan merupakan dasar, pedoman, sekaligus menjadi motivator bagi calon tenaga kesehatan untuk berpola hidup dan berperilaku sehat. Dengan menerapkan dan meningkatkan perilaku sehat dalam kehidupan seharihari berarti calon tenaga kesehatan turut serta berpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat pada akhirnya. Salah satu calon tenaga kesehatan adalah Fisioterapi. Fisioterapi sebagai salah satu profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Pasien/klien fisioterapi secara penuh mempercayakan problematik atau permasalahan gangguan gerak dan fungsi yang dialaminya untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi yang bermutu dan bertanggung jawab. Oleh karena itu selain pengetahuan dan keterampilan, status/tingkat kesehatan dan kebugaran yang tinggi harus dimiliki oleh seorang fisioterapis mengingat tingginya penggunaan fisik pada saat melakukan pekerjaan sesuai dengan kewenangan fisioterapis untuk meningkatkan kapasistas fisik dan kemampuan fungsional pasien / klien. Peningkatan status/tingkat kesehatan calon fisioterapis harus dilakukan oleh dirinya sendiri dan juga oleh instansi pendidikan termasuk Politeknik Kesehatan Surakarta. Dalam karya ilmiah ini akan dibahas cara meningkatkan kesehatan berbasis promotif dan preventif bagi calon tenaga kesehatan agar mampu berperan sebagai pendidik, penggerak, fasilitator, advokat, dan mediator dalam meningkatkan kesadaran serta perilaku kesehatan masyarakat sehingga tercapai derajat kesehatan yang tinggi. Rumusan Masalah1.

Apakah status/tingkat kesehatan dan perilaku kesehatan calon tenaga kesehatan Indonesia khususnya mahasiswa Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta sudah cukup tinggi?

2.

Bagaimanakah cara meningkatkan kesehatan calon tenaga kesehatan Indonesia khususnya mahasiswa Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta melalui upaya-upaya berbasis promotif dan preventif?

2

Tujuan Tujuan dari karya ilmiah ini adalah :1.

Mengetahui status/tingkat kesehatan dan perilaku kesehatan calon tenaga kesehatan Indonesia khususnya mahasiswa Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta.

2.

Mencari dan mengetahui upaya meningkatkan kesehatan calon tenaga kesehatan Indonesia khususnya mahasiswa Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta.

Manfaaat Karya ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kesehatan calon tenaga kesehatan Indonesia sehingga dapat mengoptimalkan peran serta tenaga kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kesehatan Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 1 ayat 1 : Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut World Health Organization (WHO), sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Pengertian Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. (Becker, 1979)

4

Pola Hidup Sehat Definisi Pola hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Komponen Pola Hidup Sehat Pola hidup sehat memiliki banyak komponen, tetapi secara umum meliputi beberapa faktor, antara lain : (http://wafiqhisyam.blogspot.com) 1. 2. 3. 4. Istirahat yang cukup dan teratur Mengonsumsi makanan yang sehat secara teratur dan seimbang Mempertahankan berat badan ideal Melakukan latihan fisik atau olah raga secara teratur, benar, terukur, dan berkesinambungan 5. 6. Berpandangan positif Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

Pengertian Upaya Kesehatan Berbasis Promotif dan Preventif Upaya kesehatan berbasis promotif dan preventif adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat melalui proses promosi, pemberdayaan, sosialisasi serta pencegahan penyakit. Tenaga Kesehatan Definisi

5

Tenaga kesehatan adalah seseorang yang bekerja di bidang kesehatan dan telah lulus dari pendidikan tinggi tertentu, baik yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan maupun institusi pendidikan kesehatan lain yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap profesinya. Macam-Macam Tenaga Kesehatan Di negara berkembang seperti Indonesia terdapat banyak tenaga ahli kesehatan yang mempunyai kompetensi sendiri dalam bidangnya. Tenaga kesehatan yang ada di Indonesia antara lain : a. Dokter : Seseorang yang telah menempuh pendidikan tinggi dan pelatihan khusus sehingga mempunyai gelar di bidang kedokteran dan dengan ilmu yang dimilikinya, dia berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. b. Perawat : Tenaga professional di bidang perawatan kesehatan yang bertindak di bidang perawatan dan bertanggung jawab untuk merawat, melindungi, dan memulihkan pasien penderita luka maupun penyakit akut, memelihara kesehatan orang yang sehat dan penanganan darurat yang mengancam nyawa dalam berbagai jenis perawatan kesehatan. c. Bidan : Seseorang yang telah menempuh pendidikan di sekolah khusus kebidanan yang bertugas mengawasi ibu hamil, mengawasi perkembangan janin dalam kandungan, menolong ibu saat melahirkan, memelihara kesejahterahan bayi, dan balita. d. Fisioterapis : Seseorang yang telah menempuh pendidikan tinggi fisioterapi yang mempunyai kewenangan untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi organ tubuh melalui penanganan secara manual, peralatan, pelatihan fungsi, dan komunikasi.

6

e.

Ortotik Prostetik : Seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi ortotik prostetik yang mempunyai keahliaan dalam bidang pemeriksaan, pengukuran, dan pembuatan alat penguat anggota tubuh yang cacat atau alat pengganti tubuh yang hilang.

f.

Okupasi Terapis : Seseorang yang telah menempuh pendidikan tinggi okupasi terapi yang bertanggung jawab untuk memulihkan fisik, mental dan sosial pasien.

g.

Terapis Wicara : Seseorang yang telah menempuh pendidikan tinggi terapi wicara yang bertugas memulihkan gangguan komunikasi terutama perkembangan mental dan bahasa.

h.

Apoteker

:

Tenaga

kesehatan

yang

memiliki

keahlian

dan

kewenangan dalam seluruh proses kefarmasian baik di apotek, RS, industri, pendidikan, dan bidang lain yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian.

7

BAB III PEMBAHASAN

Dewasa ini sebagai seorang tenaga kesehatan hendaknya mampu berkontribusi secara optimal dalam masyarakat tanpa melupakan andil dari masyarakat. Peran aktif masyarakat dalam perilaku sehat dapat tercipta jika dari diri tenaga kesehatan tercermin perilaku sehat pula. Tenaga kesehatan yang baik dan profesional harus mampu meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri terlebih dahulu. Dengan adanya tuntutan dan peluang sebagai pendidik, penggerak, fasilitator, advokat, dan mediator dalam meningkatkan kesadaran serta perilaku kesehatan masyarakat sehingga tercapai derajat kesehatan yang tinggi maka calon tenaga kesehatan Indonesia harus siap dan melakukan pembenahan diri dalam menciptakan serta meningkatkan pola hidup dan perilaku kesehatan. Sayangnya, apabila pemerintah maupun instansi pendidikan mau mengkaji lebih seksama akan diketahui bahwa terdapat kesenjangan antara keharusan dengan kenyataan. Calon tenaga kesehatan yang diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ternyata pola hidup dan perilaku kesehatannya masih rendah. Ilmu pengetahuan dan pengalaman selama menjalani praktek di rumah sakit maupun klinik ternyata belum dapat dijadikan sebagai dasar dan pedoman untuk meningkatkan kesehatan pada diri calon tenaga kesehatan. Sebagai contoh, berdasarkan kuesioner kepada 33 mahasiswa D3 Fisioterapi tingkat 2 Politeknik Kesehatan Surakarta diperoleh data berikut:

8

Diagram 1-tingkat kepayahan

Diagram 2-persentase merokok

Diagram 3-kerutinan OR Dari diagram 1 dapat diketahui tingkat kepayahan mahasiswa D3 FT tingkat 2 Poltekkes Surakarta. Yang dimaksud tingkat kepayahan disini adalah kondisi terengah-engah (napas tidak teratur), berdebar-debar (denyut nadi meningkat), dan wajah memerah setelah menaiki lantai 3 untuk menuju ruang perkuliahan. Pada orang yang terlatih (kondisi kebugaran dan kesehatan tinggi) yang bertambah saat melakukan kerja atau latihan adalah volume sekuncup, sedangkan pada orang tidak terlatih yang bertambah adalah heart rate atau denyut jantung. Namun sebagian besar mahasiswa mengalami penambahan heart rate atau denyut jantung sehingga terengah-engah, berdebar-debar, dan wajah memerah. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kebugaran dan kesehatan mahasiswa D3 FT tingkat 2 Poltekkes Surakarta masih rendah. Tingkat kesehatan yang rendah dipengaruhi terutama oleh pola hidup dan perilaku yang kurang sehat. Maraknya budaya merokok dikalangan mahasiswa (diagram 2), malasnya berolahraga (diagram 3), dan lebih dipilihnya makanan

9

instan dibandingkan dengan sayuran hijau (terutama bagi anak kost) merupakan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat harus dimulai dari pembenahan dan peningkatan derajat kesehatan calon tenaga kesehatan. Upaya-upaya berbasis promotif dan preventif untuk meningkatkan kesehatan calon tenaga kesehatan dapat berasal dari intern maupun ekstern. a. Intern Peningkatan kesehatan diri hanya dapat tercapai jika ada kesadaran dan upaya dari dalam diri calon tenaga kesehatan sendiri. Upaya-upaya peningkatan kesehatan yang bersifat intern antara lain: 1. Menghindari dan menghentikan kebiasaan merokok Indonesia menempati urutan ketiga negara dengan penduduk menderita TBC akibat kebiasaan buruk merokok. Perubahan struktur anatomi dan fungsi saluran pernapasan serta jaringan paru-paru merupakan dampak buruk merokok. Merokokpun merupakan dasar penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), emfisema, asma, bronchitis kronis bahkan kanker paru. Merokok tidak hanya memberikan dampak buruk bagi perokok aktif tapi juga perokok pasif. Perokok pasif mempunyai resiko 75% lebih banyak terkena penyakit dari kebiasaan merokok. Asap rokok yang dihirup mempunyai kadar tar dan nikotin tiga kali lebih banyak serta karbonmonoksida lima kali lebih banyak. Kesadaran yang tinggi dari dalam diri calon tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk menghindari dan menghentikan kebiasaan merokok. Ilmu pengetahuan yang diperoleh baik melalui proses formal maupun informal harus dijadikan dasar dalam menanamkan dan meningkatkan kesadaran diri para calon tenaga kesehatan. Selain itu, faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai pendorong dalam menghindari dan menghentikan kebiasaan merokok. Uang yang digunakan untuk membeli rokok dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain yang bermanfaat.

10

Dengan menghindari dan menghentikan kebiasaan merokok, calon tenaga kesehatan tidak hanya melakukan upaya promotif dan preventif bagi diri sendiri tapi juga bagi masyarakat.2.

Memperbanyak konsumsi air putih Mengonsumsi air putih paling sedikit 2 liter setiap hari sangat bermanfaat untuk kesehatan. Dehidrasi dan penyakit lain dapat dicegah dengan cukup mengonsumsi air putih. Air mempunyai banyak fungsi penting dalam tubuh seperti menjaga suhu normal tubuh, membantu proses pencernaan, bahan pelumas berbagai organ tubuh, dan transportasi bagi limbah atau racun tubuh maupun zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Jika tubuh kekurangan air maka menyebabkan konstipasi, infeksi saluran urine, batu ginjal, kelelahan, dan masalah seputar kulit, rambut, serta kuku. Konsumsi air putih bagi calon tenaga kesehatan dapat ditingkatkan dengan cara membiasakan diri untuk membawa air putih sendiri saat mengikuti kegiatan perkuliahan ataupun saat bermain. Untuk mencegah rasa mual saat terlalu banyak mengonsumsi air putih pada saat yang bersamaan, calon tenaga kesehatan hendaknya menempatkan botol-botol berisi air putih di tempat-tempat yang sering dikunjungi dalam rumah seperti misalnya di ruang televisi atau keluarga. Selama ini kurangnya konsumsi air putih bagi calon tenaga kesehatan antara lain disebabkan oleh rasa malas. Penempatan botol-botol berisi air putih ditempat-tempat yang mudah dijangkau akan mampu mengatasi rasa malas tersebut.

3.

Berolah raga teratur dan istirahat yang cukup Kurangnya olah raga pada calon tenaga kesehatan antara lain disebabkan karena aktivitas perkuliahan yang padat sehingga tidak ada waktu khusus untuk berolah raga. Padahal olah raga merupakan cara efektif dalam meningkatkan kesehatan. Olah raga yang dilakukan tidak perlu mahal dan memakan waktu lama. Bentuk kecil olah raga yang jarang disadari oleh para calon tenaga kesehatan adalah berjalan kaki. Para calon tenaga kesehatan yang jarak antara rumah ataupun kost tidak terlalu jauh dari instansi

11

pendidikan kesehatannya hendaknya membiasakan diri untuk berjalan kaki meskipun ada kendaraan bermotor. Jika jarak masih dirasa terlalu jauh dengan berjalan kaki maka dapat ditempuh dengan bersepeda. Disela-sela aktivitas perkuliahan dapat juga dilakukan futsal, basket, ataupun renang. Aktivitas perkuliahan yang dimulai dari pagi hingga sore hari membuat calon tenaga kesehatan tidak dapat beristirahat secara optimal di siang hari. Oleh karena itu pada malam hari calon tenaga kesehatan hendaknya memanfaatkan waktu seoptimal mungkin dengan beristirahat. Namun kenyataannya banyak calon tenaga kesehatan yang lebih memilih untuk keluar, menonton televisi, atau bermain playstasion daripada beristirahat sehingga pada keesokan harinya calon tenaga kesehatan kurang terlihat bugar bahkan cenderung terlihat mengantuk. 4. Makan-makanan bergizi Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi tubuh. Melalui makanan tubuh mendapatkan nutrisi-nutrisi penting. Namun, makanan juga dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh apabila makanan yang dikonsumsi tidak layak atau terlalu banyak makanan instan yang berbahan pengawet dan pewarna. Makanan tersebut mengandung zat karsinogenik yang dapat memicu kanker. Bagi calon tenaga kesehatan makanan bergizi sangat diperlukan. Hal ini berkaitan dengan padatnya aktivitas perkuliahan dan praktek-praktek di rumah sakit maupun klinik-klinik tempat bersarangnya penyakit. Makanan bergizi tidak harus mahal, yang penting memenuhi unsur nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan lebih diutamakan lagi mengonsumsi sayuran hijau. b. Ekstern Selain upaya intern dari diri calon tenaga kesehatan itu sendiri, upaya promotif dan preventif dapat lebih dioptimalkan dengan adanya upayaupaya ekstern. Upaya ekstern salah satunya dapat dilakukan oleh instansi pendidikan tempat calon tenaga kesehatan menuntut ilmu. Berikut contoh-contoh upaya ekstern yang dapat dilakukan untuk menunjang upaya-upaya intern:

12

1. Senam bersama Senam bersama paling tidak dapat dilakukan minimal setiap seminggu sekali, misalnya pada hari Jumat. Senam merupakan suatu bentuk olah raga aerobik yang menyenangkan dan tidak membosankan karena merupakan unsur gabungan antara gerak dan musik. Gerakan yang dilakukan dalam senam juga tidak harus terpatok dengan gerakan salah satu jenis senam. Instansi pendidikan dan para mahasiswa (calon tenaga kesehatan) dapat bekerja sama untuk menciptakan gerakan sendiri yang disesuaikan dengan mata perkuliahan yang diajarkan. Sebagai contoh, bagi calon fisioterapis dapat melakukan senam yang dimodifikasi dengan gerakan-gerakan pada terapi latihan sehingga senam dapat dijadikan sebagai suatu media belajar bahkan bukan merupakan hal yang mustahil apabila suatu saat tercipta senam khusus fisioterapis. Senam bersama tidak hanya meningkatkan kebugaran dan kesehatan calon tenaga kesehatan tapi juga meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan antar sesama calon tenaga kesehatan maupun dosen. 2. Pemeriksaan rutin gratis Keberadaan tenaga-tenaga pengajar yang berkompeten pada bidang kesehatan dapat dijadikan sebagai suatu solusi peningkatan kesehatan calon tenaga kesehatan. Pemeriksaan rutin gratis ini dilaksanakan oleh para tenaga pengajar yang berkompeten tersebut. Dengan pemeriksaan rutin, calon tenaga kesehatan dapat mengetahui dan mengontrol status kesehatannya. Calon tenaga kesehatan juga dapat berkonsultasi tentang masalah kesehatan yang dialami. Kegiatan pemeriksaan rutin gratis dapat dilakukan paling tidak setiap enam bulan sekali. 3. Mengaktifkan kegiatan olah raga Sebagian besar instansi pendidikan kesehatan memiliki fasilitas serta sarana dan prasarana olah raga yang cukup memadai. Namun sayangnya pemanfaatan masih belum optimal. Lebih diprioritaskannya tingkat pengetahuan atau intelektual menjadi salah satu penyebabnya. Untuk itulah perlu ada pengaktifan kegiatan-kegiatan olah raga sehingga suatu instansi

13

pendidikan kesehatan tidak hanya menghasilkan calon-calon tenaga kesehatan yang mempunyai pengetahuan dan intelektual tinggi tapi juga tingkat kebugaran dan kesehatan yang tinggi. Kegiatan olah raga akan lebih baik jika dimasukkan ke kurikulum atau ekstrakurikuler tetapi yang bersifat mengikat. Tetap ada sistem penilaian tetapi tidak menggunakan sistem formatif. Nilai bagus apabila tingkat kebugaran dan kesehatan tinggi. Hal ini dapat diketahui dengan pengetesan daya tahan kardiorespirasi, kelenturan , kelincahan, dan lain-lain. Upaya-upaya berbasis promotif dan preventif yang telah diuraikan di atas diharapkan dapat meningkatkan pola hidup dan perilaku kesehatan kepada calon tenaga kesehatan. Dengan adanya pola hidup, perilaku, dan tingkat kesehatan yang tinggi dalam diri calon tenaga kesehatan maka akan mampu menciptakan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

14

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan Dari penjelasan dalam karya ilmiah ini dapat disimpulkan:1. Status/tingkat kesehatan dan perilaku kesehatan calon tenaga kesehatan

Indonesia khususnya mahasiswa Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta secara umum masih rendah.2. Rendahnya tingkat kesehatan calon tenaga kesehatan Indonesia khususnya

mahasiswa Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta antara lain disebabkan karena kebiasaan merokok, kurangnya konsumsi air putih, dan kurangnya berolah raga. 3. Upaya-upaya peningkatan kesehatan berbasis promotif dan preventif bagi calon tenaga kesehatan Indonesia khususnya mahasiswa Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta dapat dilakukan secara intern dan ekstern.

15

4. Upaya-upaya intern antara lain dengan menghindari dan menghentikan

kebiasaan merokok, memperbanyak konsumsi air putih, berolah raga teratur, makan-makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. 5. Upaya-upaya ekstern antara lain dengan mengadakan senam bersama, pemeriksaan kesehatan rutin gratis, dan mengaktifkan kegiatan-kegiatan olahraga di lingkungan instansi pendidikan. Saran Peningkatan kesehatan calon tenaga kesehatan sangat diperlukan karena peran aktif masyarakat dalam perilaku sehat dapat tercipta jika dari diri tenaga kesehatan tercermin perilaku sehat pula. Tenaga kesehatan yang baik dan profesional harus mampu meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri terlebih dahulu. Oleh karena itu kesadaran dari dalam diri calon tenaga kesehatan dan juga peran dari instansi pendidikan harus lebih ditingkatkan sehingga dapat mengoptimalkan peran serta tenaga kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

16