3
KRITERIA KERUNTUHAN HOEK - BROWN Erik Eberhardt Geological Engineering, EOAS, University of British Columbia, Vancouver, Canada Alfi Rahman/ 1302663 Mekanika Batuan 2 Lembar Kriteria keruntuhan Hoek – Brown adalah hubungan empiris yang menggambarkan peningkatan kurva non linear kekuatan puncak batuan isotropik dengan peningkatan tekanan. Hoek – Brown mengikuti kurva non linear, berbentuk parabola yang membedakannya dengan kurva linear kriteri Mohr – Coulomb. Kriteria ini termasuk pengembangan prosedur lain untuk memberikan estimasi kekuatan massa batuan di laboratorium dan pengamatan di lapangan. Hoek – Brown mengasumsikannya sebagai tegangan utama menengah. Kriteria keruntuhan Hoek – Brown untuk batuan utuh dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : σ 1 : Tegangan utama major σ 3 : Tegangan utama minor m dan s : Konstanta material Hoek - Brown C 0 : Kuat tekan uniaksial Gambar disamping menunjukkan perbandingan antara kurva linear Mohr – Coulomb dengan kurva non-linear Hoek Brown yang diplot pada data uji data

Kriteria Keruntuhan Hoek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Resume

Citation preview

Page 1: Kriteria Keruntuhan Hoek

KRITERIA KERUNTUHAN HOEK - BROWNErik Eberhardt

Geological Engineering, EOAS, University of British Columbia,Vancouver, Canada

Alfi Rahman/ 1302663 Mekanika Batuan 2 Lembar

Kriteria keruntuhan Hoek – Brown adalah hubungan empiris yang menggambarkan

peningkatan kurva non linear kekuatan puncak batuan isotropik dengan peningkatan

tekanan. Hoek – Brown mengikuti kurva non linear, berbentuk parabola yang

membedakannya dengan kurva linear kriteri Mohr – Coulomb. Kriteria ini termasuk

pengembangan prosedur lain untuk memberikan estimasi kekuatan massa batuan di

laboratorium dan pengamatan di lapangan. Hoek – Brown mengasumsikannya sebagai

tegangan utama menengah.

Kriteria keruntuhan Hoek – Brown untuk batuan utuh dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Dimana :

σ 1 : Tegangan utama major

σ 3 : Tegangan utama minor

m dan s : Konstanta material Hoek - Brown

C0 : Kuat tekan uniaksial

Salah satu pembaruan dari bentuk umum kriteria Hoek adalah :

Dengan :

mb : konstanta material Hoek – Brown untuk batuan rusak

a : konstanta material Hoek – Brown

Gambar disamping

menunjukkan perbandingan

antara kurva linear Mohr –

Coulomb dengan kurva non-

linear Hoek Brown yang

diplot pada data uji data

triaksial untuk batuan utuh

Page 2: Kriteria Keruntuhan Hoek

Pada tahun 2002, Hoek, dkk memeriksa kembali memeriksa hubungan antara GSI,

mb, s dan a dan memperkenalkan faktor baru D untuk kerusakan ledakan didekat

permukaan. Hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Dari penjabaran diatas, mi adalah sebuah parameter kurva yang berasal dari hasil uji

triaksial untuk batuan utuh. Parameter mb merupakan turunan dari nilai mi yang

menyebabkan penurunan efek kekuatan dari kondisi massa batuan yang disebut dengan GSI

(Geological Strength Index).

Untuk pelatihan para insinyur, prosedur Hoek – Brown dan GSI memberikan

kemajuan untuk skala nilai uji di laboratorium untuk menentukan sifat massa batuan

isotropik.

Kelebihan dan kekurangan kriteria keruntuhan Hoek – Brown adalah :

a) Kurva non-linear digambarkan dalam bentuk (bidang meridian), yang sesuai dengan

data eksperimen selama proses penekanan.

b) Dikembangkan melalui evaluasi ekstensif. Data uji laboratorium mencakup

berbagai jenis batuan utuh.

c) Memberikan kemajuan yang nyata dalam memperkirakan sifat massa batuan.

d) Hampir 3 dekade berdasarkan pengalaman yang telah ada sebelumnya, digunakan

oleh banyak praktisi dalam berbagai proyek rekayasa batuan.

Salah satu kelemahan yang paling penting dalam kriteria Hoek – Brown adalah

independensi kriteria dari tegangan utama menengah, σ 2. Hoek dan Brown membenarkan

hal ini yang merujuk kepada penjabaran tiaksial dan uji kompresi oleh Brace (1964) yang

menunjukkan tidak ada pengaruh antara hasil σ 2 = σ 3 , σ 2=σ1. Brace menyimpulkan bahwa

σ 2 dapat diabaikan akibat pengaruh failure.